perancangan lingkungan kerja dan alat bantu yang...

11
1 Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang Ergonomis untuk Mengurangi Masalah Back Injury dan Tingkat Kecelakaan Kerja pada Departemen Mesin Bubut (Studi Kasus PT Atak Indometal Ngingas Waru-Sidoarjo) Sritomo Wignjosoebroto, Arief Rahman, dan Dwi Pramono Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 email : [email protected] ABSTRAK PT. ATAK Otomotif Indometal (PT. ATAK OIM) merupakan salah satu industri manufaktur yang memproduksi berbagai macam suku cadang spare part mobil beserta aksesorisnya. Perusahaan ini terletak di Ngingas, Waru Sidoarjo kurang memperhatikan ergonomi dan K3 dalam merancang departemennya. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas kerja operator. Dalam penelitian ini akan lebih menitik beratkan pada cara pencegahan atau pengurangan resiko kecelakaan kerja pada sistem kerja. Melihat kondisi kerja tersebut, maka dilakukan analisa ergonomi dan K3 serta dilakukan perancangan ulang kondisi lingkungan kerja dan alat kerja mesin bubut. Analisa yang dilakukan memperhatikan berbagai faktor yaitu anthropometri tubuh, biomekanika, physiological performance, subyektifitas operator terhadap keluhan sakit yang diderita operator, dan juga memperhatikan pengaruh lingkungan seperti kebisingan dan pencahayaan pada departemen mesin bubut. Dengan melakukan perancangan ulang alat kerja dan lingkungannya seperti pencahayaan dan kebisingan, maka dapat dikatakan bahwa kondisi kerja setelah perbaikan sudah lebih baik daripada kondisi awal. Hal ini karena dalam perancangan lingkungan yang ergonomis disesuaikan dengan standar-standar yang ada dan perancangan ulang alat kerja pada departemen mesin bubut disesuaikan dengan anthropometri tubuh operator dengan rancangan kursi kerja yang menggunakan prinsip- prinsip ergonomi. Sehingga energi yang dibutuhkan operator menjadi lebih sedikit dan mengurangi rasa sakit yang dikeluhkan operator pada saat bekerja. Kata kunci: Ergonomi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, anthropometri, biomekanika, physiological peerformance, subyektivitas operator. ABSTRACT PT. ATAK Otomotif Indometal (PT. ATAK OIM) is the one of manufacture industries, which have so many kind production such as automotive spare part and accessories. Company which is located in Ngingas, Waru Sidoarjo. This company less pay attention to the ergonomic and (OHS) in designing its department. This matter can influence the work productivity operator. In this research will more focus in how to refused or reduced the accident risk in work system. See the work condition, therefore analysis of ergonomic and (OHS) had been conducted and also a scheme to redesign the department of lathe machine. Analysis conducted pay attention to various factor that is anthropometry body, biomechanical, physiological performance, operator subjectivity use to analyze the pain suffered by operator, as well as paying attention to environmental influence like noise and illumination at department from the lathe machine. Afterwards comparison between the first condition and the result condition from redesign is being done. By doing a redesign the tools work and the environment such as lighting and crowded, so that it is said that the work condition after repair have been better rather than the first condition. In the environment ergonomic design which is adapted in the standard and redesign the tools work in the lathe machine department which is adapted by anthropometry of operator body for chair work design which is use ergonomic principles, so that the energy which is use by the operator will be reduced the operators painful in the time of working. Keywords : Ergonomic, Occupational Health and Safety, biomechanical, physiological performance, operator subjectivity.

Upload: lyminh

Post on 06-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

1

Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang Ergonomis untuk

Mengurangi Masalah Back Injury dan Tingkat Kecelakaan Kerja pada

Departemen Mesin Bubut

(Studi Kasus PT Atak Indometal Ngingas Waru-Sidoarjo)

Sritomo Wignjosoebroto, Arief Rahman, dan Dwi Pramono

Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

email : [email protected]

ABSTRAK

PT. ATAK Otomotif Indometal (PT. ATAK OIM) merupakan salah satu industri manufaktur yang memproduksi

berbagai macam suku cadang spare part mobil beserta aksesorisnya. Perusahaan ini terletak di Ngingas, Waru – Sidoarjo

kurang memperhatikan ergonomi dan K3 dalam merancang departemennya. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas kerja

operator. Dalam penelitian ini akan lebih menitik beratkan pada cara pencegahan atau pengurangan resiko kecelakaan kerja

pada sistem kerja. Melihat kondisi kerja tersebut, maka dilakukan analisa ergonomi dan K3 serta dilakukan perancangan

ulang kondisi lingkungan kerja dan alat kerja mesin bubut. Analisa yang dilakukan memperhatikan berbagai faktor yaitu

anthropometri tubuh, biomekanika, physiological performance, subyektifitas operator terhadap keluhan sakit yang diderita

operator, dan juga memperhatikan pengaruh lingkungan seperti kebisingan dan pencahayaan pada departemen mesin bubut.

Dengan melakukan perancangan ulang alat kerja dan lingkungannya seperti pencahayaan dan kebisingan, maka dapat

dikatakan bahwa kondisi kerja setelah perbaikan sudah lebih baik daripada kondisi awal. Hal ini karena dalam perancangan

lingkungan yang ergonomis disesuaikan dengan standar-standar yang ada dan perancangan ulang alat kerja pada departemen

mesin bubut disesuaikan dengan anthropometri tubuh operator dengan rancangan kursi kerja yang menggunakan prinsip-

prinsip ergonomi. Sehingga energi yang dibutuhkan operator menjadi lebih sedikit dan mengurangi rasa sakit yang dikeluhkan

operator pada saat bekerja.

Kata kunci: Ergonomi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, anthropometri, biomekanika, physiological peerformance,

subyektivitas operator.

ABSTRACT

PT. ATAK Otomotif Indometal (PT. ATAK OIM) is the one of manufacture industries, which have so many kind

production such as automotive spare part and accessories. Company which is located in Ngingas, Waru – Sidoarjo. This

company less pay attention to the ergonomic and (OHS) in designing its department. This matter can influence the work

productivity operator. In this research will more focus in how to refused or reduced the accident risk in work system. See the

work condition, therefore analysis of ergonomic and (OHS) had been conducted and also a scheme to redesign the

department of lathe machine. Analysis conducted pay attention to various factor that is anthropometry body, biomechanical,

physiological performance, operator subjectivity use to analyze the pain suffered by operator, as well as paying attention to

environmental influence like noise and illumination at department from the lathe machine. Afterwards comparison between

the first condition and the result condition from redesign is being done. By doing a redesign the tools work and the

environment such as lighting and crowded, so that it is said that the work condition after repair have been better rather than

the first condition. In the environment ergonomic design which is adapted in the standard and redesign the tools work in the

lathe machine department which is adapted by anthropometry of operator body for chair work design which is use ergonomic

principles, so that the energy which is use by the operator will be reduced the operators painful in the time of working.

Keywords : Ergonomic, Occupational Health and Safety, biomechanical, physiological performance, operator

subjectivity.

Page 2: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

2

1.1 Pendahuluan

Dalam melakukan proses produksinya, pada proses

produksi yang menggunakan mesin Bubut sering terjadi

kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan

operator mesin bubut sering mengeluh lelah dan nyeri.

Hal ini akan menyebabkan kerugian pada perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah.

Permasalahan yang ada dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut :

“Perancangan lingkungan kerja dan alat bantu pada

departemen mesin bubut yang ergonomis dan aman

untuk mengurangi masalah back injury dan tingkat

kecelakaan kerja.”

1.3 Tujuan Penelitian.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengukur tingkat keluhan ergonomis

2. Mengidentifikasi kemungkinan kecelakaan kerja

yang muncul pada mesin bubut

3. Merancang sistem kerja pada departemen mesin

bubut yang lebih aman

4. Merancang alat bantu untuk mengurangi keluhan

ergonomis pada departemen mesin bubut.

1.4 Manfaat Penelitian.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut ini:

1. Memberikan informasi bagi perusahaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja.

2. Dapat melakukan pencegahan dan pengurangan

resiko kecelakaan kerja.

3. Perbaikan kondisi lingkungan dan sarana kerja

sehingga mengurangi keluhan sakit dan kecelakaan

kerja.

1.5 Ruang Lingkup.

Ruang lingkup penelitian ini terbagi atas

batasan dan asumsi. Penentuan asumsi digunakan untuk

menyederhanakan dari kondisi nyata yang akan dijadikan

dasar dalam penelitian. Sedangkan batasan diberikan

untuk membatasi ruang lingkup penelitian. Batasan dan

asumsi adalah sebagai berikut :

1.5.1 Batasan.

Batasan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut ini:

1. Penelitian ini dibatasi pada proses produksi yang

menggunakan mesin Bubut

2. Untuk menentukan faktor yang berpengaruh

terhadap kecelakaan kerja, penelitian hanya

melibatkan faktor manusia, lingkungan, mesin dan

alat kerja.

1.5.2 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut ini:

1. Posisi kerja operator (khususnya operator mesin

bubut) dianggap sama pada saat melakukan

pengamatan

2. Selama penelitian, mesin yang digunakan dalam

kondisi baik

2. Ergonomi dan K3

Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi

tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya

yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,

engineering, manajemen dan disain/perancangan.

Didalam Ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem

dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling

berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan

suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga

sebagai “Human Factors”. Penerapan ergonomi pada

umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain)

ataupun rancang ulang (re-desain).

Kelalaian dalam melakukan suatu pekerjaan

dapat mengakibatkan kecelakaan. Kelalaian tersebut

dapat disebabkan oleh kelelahan kerja yang dapat

menyebabkan kecelakaan atau sakit akibat kerja.

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubung

dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja

disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan

oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan

(Suma’mur, 1981). Kecelakaan yang terjadi di luar tubuh

pekerja disebut kecelakaan eksternal, begitu pula

sebaliknya bila terjadi dalam tubuh pekerja disebut

kecelakaan internal.

3. Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang langkah-langkah

penelitian yang merupakan sistematika yang

menggambarkan rangkaian aktivitas yang dilakukan

selama proses penelitian. Pada bab ini akan membahas

rangkaian aktivitas yang dilakukan selama penelitian.

Page 3: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

3

Identifikasi Masalah dan Tujuan

Penelitian

Identifikasi Metode Analisis

Survey LapanganStudi Pustaka

Penentuan Variabel Penelitian

1. Konsumsi Energi

2. Jumlah Kecelakaan Kerja

Pengumpulan Data Sekunder

- Data Antropometri

- Mesin Bubut

- Layout Pabrik

- Jumlah Kecelakaan Kerja

- Perhitungan Denyut Jantung

Tahap Identifikasi

Tahap Pengumpulan Data

Analisa Metode Kerja

Procedure Analysis :

- Initial Phase

- Task Being Reviewed

Analisa Lingkungan Kerja

Preliminary Hazard Analysis :

Penaggulangan Hazard

Analisa Alat Kerja

- Perhitungan Denyut Jantung

- Analisa Biomekanika

- Job Discomfort Survey

- Perhitungan Antropometri

Analisa dan Intepretasi Data

Kesimpulan dan Saran

Tahap Pengolahan Data

Tahap Analisa dan

Kesimpulan

Pengumpulan Data Primer

- Wawancara

- Check List

- Proses produksi

- Metode kerja

Perancangan Stasiun Kerja Yang

Diperbaharui

Gambar 3.1. Bagan Sistematika Penelitian

4. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini, akan diuraikan mengenai tahap

identifikasi dan pengumpulan data yang diperlukan untuk

melaksanakan proses penelitian selanjutnya, meliputi

profil perusahaan, struktur organisasi, dan pengolahan

data-data yang meliputi lingkungan tempat penelitian,

biomekanika, job discomfort survey, anthropometri, serta

keselamatan dan kesehatan kerja.

4.1 Metode Kerja Mesin Bubut

Berikut ini adalah metode kerja mesin bubut

yaitu sebagai berikut :

1. Material berupa besi as dimasukkan kedalam spindle

pada saat mesin dalam keadaan mati.

2. Untuk mengontrol jalannya mesin, digunakan dua

buah tuas pengontrol

4.2 Data Kondisi Lingkungan Kerja

Data ini diperlukan untuk mengetahui kondisi

dari lingkungan kerja pada area kerja mesin bubut.

Adapun faktor yang mempengaruhi kondisi lingkungan

pada departemen mesin bubut dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Faktor Fisik

a) Temperatur

Untuk suhu pada area kerja mesin bubut cukup

tinggi, sehingga keadaan ruang pengap serta

udara terasa gerah, dan suhu akan tergantung

dengan kondisi cuaca terutama menjelang siang

hari suhu akan semakin meningkat.

b) Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada

ruangan ini cukup memadai dengan didukung

lampu neon di seluruh area kerja, akan tetapi

bila lampu ini dinyalakan seluruhnya, dapat

menyebabkan bertambahnya suhu ruangan

tersebut. Hal ini akan menganggu kerja operator

mesin bubut.

c) Kebisingan

Prinsip kerja mesin bubut adalah

membubut, dengan material yang berupa besi as

dan jumlah mesin yang banyak, maka proses

pembubutan akan menimbulkan suara yang

membisingkan.

d) Siklus Udara

Untuk siklus udara yang masuk diarea

kerja ini sudah cukup, hal ini karena adanya

ventilasi yang besar dan memanjang pada

dinding atas, tetapi aliran udara yang masuk

tidak berjalan dengan baik sehingga ruangan

masih terasa pengap.

80

79

81

77

78 7476

75

66

64

6573

72

Gambar 4.3 Layout kipas angin pada departemen mesin

bubut

2. Faktor tata cara kerja

a) Konstruksi mesin atau peralatan yang tidak

sesuai mekanisme tubuh

Untuk peralatan yang terdapat pada

departemen mesin bubut dapat dilihat bahwa

peralatan yang ada didesain seadanya. Hal ini

dapat dilihat dari ukuran kursi kerja yang tidak

ergonomis dan material yang diletakkan sulit

dijangkau oleh operator.

b) Sikap kerja yang menyebabkan kelainan fisik atau

keletihan. Dari hasil pengamatan saat bekerja

pada operator, dapat dilihat bahwa cara

pengambilan dan pengangkatan material tidak

benar, hal ini dapat menyebabkan cedera

punggung. Sedangkan untuk posisi duduk

dianggap tidak ergonomis karena operatordalam

posisi membungkuk, hal ini dapat menyebabkan

mudah lelah dan cedera pada bagian punggung.

3. Faktor Psikologis

a) Suasana kerja kurang aman

Suasana kerja cukup memadai, tetapi

pada bagian atap banyak sekali kabel-kabel

listrik yang tidak beraturan letaknya dan tidak

Page 4: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

4

dilindungi, plafon kayu banyak yang sudah

lapuk dan patah. Apabila suatu saat terdapat

kabel yang putus dan plafon yang jatuh ke

bawah, hal ini dapat membahayakan operator

mesin bubut.

b) Proses kerja yang berulang

Proses kerja yang berulang dapat

menyebabkan kebosanan dan kelelahan pada

bagian tubuh yang dikenai pekerjaan/beban.

4.3 Jenis dan Jumlah Kecelakaan Kerja

Tabel 4.2 Data Jenis dan Jumlah Kecelakaan Kerja Pada Mesin Bubut

No Kecelakaan

Kerja/Cedera Kerja

Lama

Penyembuhan

Kompensasi

yang

ditanggung

perusahaan

Jumlah

kecelakaan

kerja

Tahun 2002 (orang)

1 Tangan Luka Robek 10 Hari Rp. 230.000 1

2

Mata Kemasukan

Serpihan Logam 4 Hari Rp. 400.000 1

Tahun 2003

1 Tangan Luka Robek 7 Hari Rp. 150.000 1

2

Kulit Kepala Terkelupas

Karena Rambut

Tergulung Mesin

30 Hari Rp. 1.455.000

1

3

Mata Kemasukan

Serpihan Logam 60 Hari Rp. 2.850.000 1

Tahun 2004

1 Tangan Luka Robek 7 Hari Rp. 315.000 1

2 Tangan Luka Robek 7 Hari Rp. 268.000 1

4.4. Data Denyut Jantung dan Konsumsi Energi

Tabel 4.3 Data Denyut Jantung Operator

No Nama

Denyut

Jantung

(pulse/menit)

1 Ahmad 103

2 Solikin 97

3 Joko 101

4 Mahmud 95

5 Sumitro 97

6 Salim 101

7 Yadi 107

8 Wahyu 97

9 Suparman 106

10 Eko 98

Jumlah 1002

rata-rata 100.2

Dari hasil perhitungan interpolasi diatas

diketahui bahwa konsumsi oksigen sebesar 1,004 ltr.

Menurut ketetapan bahwa 1 liter oksigen dapat

menghasilkan energi sebesar 4,8 Kcal maka energi yang

dikeluarkan operator Mesin Bubut adalah 1,004 x 4,8 =

4,8192 Kcal/menit.

4.5 Data Perhitungan Biomekanika

Data yang digunakan untuk perhitungan

biomekanika ini adalah rata-rata berat badan dan rata-rata

tinggi badan operator. Data tersebut berasal dari 10

operator, yaitu rata-rata berat badan 10 operator mesin

bubut 54.9 kg dan rata-rata tinggi badan 165.7 cm.

Tabel 4.5 Perhitungan Panjang Segmen

Segmen

Tubuh % Panjang Segmen Panjang Segmen

Forearm 26.50% D1 43.91

Upper arm 17.40% D3 28.83

Trunk 28.80% D5 47.72

Thigh 24.30% D7 40.27

Shank 23.60% D9 39.11

Tabel 4.6 Perhitungan Berat Segmen

% Berat segmen Berat segmen dari berat

badan

2.30% Wab 1.26

2.80% Wbc 1.54

58.40% Wcd 32.06

10.00% Wde 5.49

4.30% Wef 2.36

Page 5: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

5

Tabel 4.7 Perhitungan Pusat Massa

% Pusat Massa Panjang Segmen

Pusat

Massa dari Pjg Segmen

41% D2 18.00 18.00

48% D4 13.84 13.84

46% D6 21.95 21.95

41% D8 = D7- Pusat Massa 16.51 23.75

44% D10 = D9 - Pusat Massa 17.21 21.90

4.6 Data Anthropometri

Tabel 4.10 Data Anthropometri Yang Diperlukan

Dimensi Tubuh PRIA

5% X 95% SD

D1 Tinggi bahu pada posisi

duduk 52.24 74.77 56.14 22.06

D2 Tinggi siku pada posisi

duduk 19.06 39.38 20.00 23.00

D3 Jarak dari lipat lutut ke

pantat 37.06 44.85 38.28 5.35

D4 Tinggi lutut 45.18 51.62 48.14 3.23

D5 Tinggi lipat lutut 42.00 44.31 42.00 1.70

D6 Lebar bahu 40.00 44.35 40.21 3.24

D7 Lebar panggul 31.20 34.59 31.36 2.52

D8 Jarak dari siku ke ujung jari 41.00 46.23 41.56 3.24

D9 Jarak bentang dari ujung kiri

ke ujung kanan 158.06 168.19 159.70 6.22

D10

Jarak genggaman tangan ke

punggung posisi tangan ke

depan 65.12 70.62 67.00 4.50

Keterangan :

5% : Pecentile 5%

X : Rata-rata panjang dimensi tubuh

95%: Percentile 95%

SD : Standar Deviasi

4.7 Data Ukuran Fasilitas Kerja (Alat Kerja)

Ukuran Meja dan alat kerja(mesin)

a. Tinggi Meja + Mesin : 114

cm

b. Lebar Meja+Mesin : 60 cm

c. Panjang Meja+Mesin : 220

cm

Ukuran kursi kerja

a. Tinggi kursi : 84 cm

b. Lebar Alas Duduk : 30 cm

c. Panjang Alas Duduk : 35 cm

4.8 Data Pencahayaan Dari hasil pengamatan langsung

menggunakan alat pengukur pencahayaan yaitu lux meter

maka akan diperoleh tingkat pencahayaan antara 54-115

luks, hal ini dikarenakan pencahayaan menyebar tidak

merata.

4.9 Data Kebisingan

Pengukuran tingkat kebisingan yaitu dengan

menggunakan alat berupa sound level meter. Dari

pengukuran dilapangan didapatkan tingkat kebisingan

pada stasiun kerja Mesin Bubut rata-rata adalah 112.18

dB.

4.10 Posisi Kerja Sebelum Perbaikan

Page 6: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

6

4.11 Posisi Kerja Redesain

4.12 Analisa Biomekanika

Link punggung (Trunk)

Pada link ketiga yaitu link punggung akan

dihitung besarnya gaya dan momen yang terjadi pada

pinggul yang dipengaruhi oleh analisa link lengan atas.

Fc

c

d

Fd

Wcd

D6 cos ө

D5 cos ө

ө

Gambar 4.16 Gambar Link Punggung

Keterangan Gambar :

c = joint bahu

b = joint pinggul

Wcd = berat link punggung (kg)

g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

Fc = gaya pada bahu (N)

Fcd = gaya pada pusat massa link punggung (N)

Fd = gaya pada pinggul (N)

Fx = gaya pada sumbu x (N)

Fy = gaya pada sumbu y (N)

ө = sudut antara link punggung dengan bidang

horizontal

D5 = panjang link punggung (m)

D6 = jarak antara siku dengan pusat massa link

punggung (m)

Mc = momen pada bahu (Nm)

Md = momen pada pinggul (Nm)

a. Gaya dan momen punggung (Sebelum perbaikan)

Fc

c

d

Fd

Wcd

D6 cos ө

D5 cos ө

ө

Gambar 4.17 Diagram Analisa Biomekanika pada Link

Punggung

(Sebelum Perbaikan).

Diketahui

Fc = 29,89 N x 2 = 59,78 N

Mc = 1,2792 x 2 = 2,5584 Nm

Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.6 diketahui panjang

segmen

D5 = 0,4772 m

D6 = 0,2195 m

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui berat segmen

Wcd = 32,06 kg

ө = 58° (cos ө = 0,529)

Fcd = Wcd.g = 32,06.9,8 = 314,18 N

Dengan Hukum Newton yang berlaku maka dapat

diketahui gaya dan momen sebagai berikut :

ΣFx = 0

Karena tidak ada gaya yang bekerja pada sumbu x,

maka Fx = 0

ΣFy = 0

-Fc - Fcd + Fd = 0

-59,78 – 314,18 + Fd = 0

Fd = 373,96 N

ΣM = 0

-Fc.D5 cos ө - Fcd.D6 cos ө + Mc + Md = 0

-(59,78.0,4772.0,529) -

(314,188.0,2195.0,529)+2,558+Md = 0

-15,09 - 36,48 + 2,558 + Md = 0

Md = 49,012 Nm (searah jarum jam)

b. Gaya dan momen punggung (setelah perbaikan)

Fc

c

d

Fd

Wcd

D6 cos ө

D5 cos ө

ө

Gambar 4.18 Diagram Analisa Biomekanika pada Link

Punggung

(Setelah Perbaikan).

Diketahui

Fc = 59,78 N

Mc = 0,942 Nm

Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.6 diketahui panjang

segmen

D5 = 0,4772 m

D6 = 0,2195 m

Berdasarkan table 4.5 diketahui berat segmen

Wcd = 32,06 kg

ө = 98° - 10° = 88° (cos ө = 0,034)

Fcd = Wcd.g = 32,06.9,8 = 373,96 N

Dengan Hukum Newton yang berlaku maka dapat

diketahui gaya dan momen sebagai berikut :

ΣFx = 0

Page 7: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

7

Karena tidak ada gaya yang bekerja pada sumbu x,

maka Fx = 0

ΣFy = 0

-Fc - Fcd + Fd = 0

-59,78 – 314,18 + Fd = 0

Fd = 373,96 N

ΣM = 0

-Fc.D5 cos ө - Fcd.D6 cos ө + Mc + Md = 0

-(59,78.0,4772.0,034) -

(314,188.0,2195.0,034)+0,942+Md = 0

-0,9695 - 2,339 + 0,942 + Md = 0

Md = 2,3665 Nm (searah jarum jam)

4.13 Perancangan Ulang Meja Kerja

Untuk tinggi, lebar dan panjang meja

tidak dapat berubah karena sudah permanen

dengan mesinnya.

4.14 Perhitungan Biaya

Perhitumgan ini dilakukan untuk

mengetahui kelayakan dari perancangan yang

dilakukan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

Total Biaya Keseluruhan yaitu

Rp.2.043.600,00.

4.15 Perancangan Ulang Kursi Kerja

121,8

7 cm

45 cm44,91 cm

46,5

cm

44,6 cm

10 cm

5. Analisa dan Interpretasi Data

Pada bab ini akan dilakukan analisis dan

interpretasi data terhadap hasil pengolahan data-data pada

kondisi sebelum dilakukan perbaikan, analisa

keselamatan dan kesehatan kerja alat kerja mesin bubut,

analisa biomekanika, perancangan ulang alat kerja mesin

bubut. Sehingga hasil pengolahan data tersebut dapat

mudah dipaham

5.1 Procedure Analysis

Tabel 5.1 Procedure Analysis Initial Phase

Task Danger Effect Cause Corrective

Or

Preventive

Pengoperasian

mesin bubut

Tangan

tergores

Kulit terluka Terkena potongan

besi

Menggunakan

sarung tangan

Rambut Kulit kepala

terluka

-Kurang berhati-

hati

Menggunakan

tanda

peringatan

pada mesin

tergulung

mesin

-Tidak

memperhatikan

pekerjaan

(bergurau )

Selalu

dilakukan

pengawasan

oleh mandor

Menggunakan

pelindung

kepala

Mata terkena

serpihan

logam

Mata Luka,

Buta

Serpihan logam

yang terlontar

keluar

Menggunakan

kacamata

pelindung

Page 8: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

8

Tabel 5.2 Procedure Analysis Task Being Reviewed

Prosedure

Step

Possible

Alternative

Potential

Hazard and

Effect

Probability Safe Guard

Of

Occurance

Mengambil

Bahan Produk

Jarak tempat

bahan terlalu

rendah

-Pinggang

capek Sering

Perancangan ulang

stasiun kerja

Memasukkan

batangan besi

Jarak mata

pahat dengan

tangan terlalu

dekat

-Tangan

terluka Jarang

Menggunakan sarung

tangan

Menarik tuas

pengendali

Tempat

duduk terlalu

tinggi

-Punggung

sakit Sering

Menggunakan kursi

yang ergonomis

-Cepat lelah

-Posisi kerja

tidak nyaman

5.2 Analisa Lingkungan Kerja Berdasarkan Faktor

Tabel 5.3 Procedure Analysis Kondisi Lingkungan Faktor Fisik

Kondisi

Lingkungan Penyebab Akibat

Probability of

Occurance Pencegahan

Temperatur

tinggi

Pencahayaan

Kebisingan

Siklus Udara

-Sirkulasi udara

yang kurang baik

-Pencahayaan

yang kurang

merata.

Mesin Bubut yang

bekerja

bersamaan.

Aliran udara yang

tidak berjalan

lancar

-Mudah lelah

-Pusing

-Sesak napas

-Menganggu

konsentrasi

pekerja

-kinerja menurun

-Hasil

pembubutan/prod

uk tidak presisi

-Mengganggu

konsentrasi

-Pusing

-Tuli sesaat

-Mudah

berkeringat

-Sesak napas

Sering

Sering

Sering

Sedang

Pemasangan kipas

angin yang cukup

di setiap

depertemen.

Penataan ulang

pencahayaan dan

penambahan

jumlah lampu

Menggunakan

penutup telinga.

Menggunakan

Cyclone sehingga

sirkulasi udara

berjalan lancar

Page 9: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

9

Tabel 5.4 Procedure Analysis Kondisi Lingkungan Faktor Tata Cara Kerja

Tabel 5.5 Procedure Analysis Kondisi Lingkungan Faktor Psikologis

5.3

Analisa Denyut Jantung

Jadi standar pengeluaran energi menurut

Lehman untuk operator mesin bubut adalah (0,3 + 0,9 +

2,5) = 3,7 kcal/menit.

Dari hasil pengolahan data pada Bab IV

diketahui bahwa rata-rata pengeluaran energi untuk

operator mesin bubut sebesar 4,8192 Kcal/menit, hal ini

dapat disimpulkan bahwa pengeluaran rata-rata operator

mesin bubut melebihi standar yang telah ditetapkan oleh

Lehman. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi alat kerja

yang tidak ergonomis, seperti posisi duduk yang

membungkuk yang menyebabkan beban pada punggung

menjadi lebih besar, tempat bahan baku yang jauh

sehingga dalam melakukan pengangkatan yang agak

condong kesamping, dengan posisi yang tidak ergonomis

dapat mempengaruhi denyut jantung operator dan

berpengaruh terhadap pengeluaran energi. Selain itu,

kondisi lingkungan kerja juga berpengaruh terhadap

denyut jantung operator, dengan kondisi lingkungan yang

panas, bising, dapat menyebabkan meningkatnya denyut

jantung operator.

5.4 Analisa Subyektivitas Operator

Untuk tingkat kenyamanan dalam bekerja

ternyata diketahui bahwa dari 10 orang terdapat 80%

yang tidak nyaman dalam bekerja yaitu sebanyak 8 orang.

Kondisi

Lingkungan Penyebab Akibat

Probability of

Occurance Pencegahan

Departemen

Kerja

Metode Kerja

-Kursi tidak

ergonomis.

-Letak bahan baku

yang sulit

dijangkau

-Tidak sistematis

dalam melakukan

pekerjaan.

-cedera

punggung

-cedera pinggang

-cedera bahu

-cedera leher

-Produktivitas

kerja menurun

-Banyak waktu

yang terbuang

Sering

Sering

Redesain alat kerja

-Mengadakan

pengawasan yang

berkala

-Melakukan

Training untuk

meningkatkan

keahlian operator

Kondisi

Lingkungan Penyebab Akibat

Probability of

Occurance Pencegahan

Proses kerja

yang berulang

Suasana kerja

-Proses kerja yang

monoton

-Lama waktu

kerja

-kabel listrik yang

tidak tertata rapi

-Peralatan yang

berserakan

-Timbul

kebosanan

-Produktivitas

kerja menurun

-konsentrasi

menurun

-Secara Teknik

berbahaya

-konsentrasi

menurun

-Waktu

terbuang

percuma

Sedang

Sedang

Melakukan rotasi

dalam melakukan

pekerjaannya

dengan

Departemen lain.

-melakukan

perbaikan plafon

stasiun kerja mesin

bubut

-dilakukan

pengawasan

terhadap kinerja

operator

Page 10: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

2

Dari Nordic Diagram Map diketahui bahwa

sakit yang paling banyak diderita oleh operator mesin

bubut adalah punggung dengan skala 2,30. Hal ini dapat

terjadi karena posisi pada saat melakukan pekerjaan tidak

ergonomis, atau disain yang dirancang tidak sesuai

dengan postur tubuh operator mesin bubut. Hasil dari

Nordic Diagram kusioner ini sesuai dengan yang keluhan

operator saat wawancara secara langsung.

5.5 Analisa Pencahayaan Pada Departemen

Mesin Bubut

Menurut standar OHSAS, penerangan yang

baik untuk pekerjaan menengah di dalam gedung yaitu

dengan kekuatan pencahayaan sebesar 200-500 luks.

Sedangkan penerangan sebelumnya yang berada di

departemen mesin bubut dengan menggunakan 3 buah

lampu neon 40 Watt sebesar 54-115 luks. Dengan

ditempatkannya lampu-lampu di titik-titik area seperti

pada gambar 5.1, maka tiap titik area yang diterangi

dengan lampu 40 watt sebanyak 8 buah lampu sudah

memenuhi standar penerangan yang dikeluarkan oleh

OHSAS sebesar 200-500 luks.

80

79

81

77

78 7476

75

66

64

6573

72

Gambar 5.1 Layout lampu pada departemen mesin bubut

5.6 Analisa Kebisingan Pada Departemen Mesin

Bubut

Setelah diukur dengan sound level meter,

diketahui bahwa tingkat kebisingan yang terjadi pada

departemen Mesin Bubut adalah 112.18 dB. Hal ini dapat

terjadi karena banyaknya mesin yang beroperasi secara

bersamaan dan ruangan yang tidak begitu luas

menyebabkan terjadinya pantulan suara.

Jenis pengendalian ini dapat dilakukan dengan

pemakaian alat pelindung telinga (tutup atau sumbat

telinga). Menurut Pulat (1992) pemakaian sumbat

telinga dapat mengurangi kebisingan sebesar ± 30 dB.

Sedangkan tutup telinga dapat mengurangi kebisingan

sedikit lebih besar yaitu antara 40-50 dB. Akan tetapi

dalam menggunakan penutup telinga diperlukan tingkat

kedisplinan pekerja dan alat ini mempunyai kelebihan yaitu

meningkatkan konsentrasi pekerja dan menurunkan denyut

jantung serta tekanan pada lingkungan sekitar, akan tetapi juga

mempunyai kekurangan yaitu mengurangi kenyamanan kerja,

dan mengganggu pembicaraan.

5.7 Perbandingan Gaya dan Momen

Dari perbandingan antara kondisi awal dan

sesudah redesign dapat disimpulkan bahwa desain

perbaikan lebih ergonomis, dari berkurangnya momen

dapat dilihat perubahan posisi kerja pada setiap link

tubuh, sehingga dapat mengurangi cedera pada pekerja,

terutama back injury.

Tabel 5.6 Perbandingan Gaya dan Momen

Bagian Tubuh

Sebelum

Perbaikan

Sesudah

Perbaikan

Lengan Bawah

( Forearm) Fb = 14,798 N Fb = 14,798 N

Mb = 3.213 Nm Mb = 3,165 Nm

Lengan Atas

(Upperarm) Fc = 29,89 N Fc = 29,89 N

Mc = 1,2792 Nm Mc = 0,471 Nm

Punggung (Trunk) Fd = 373,96 N Fd = 373,96 N

Md = 49,012 Nm Md = 2,3665 Nm

Paha (Thigh) Fe = 240,78 N Fe = 240,78 N

Me = -112,579 Nm Me = -28,256 Nm

Betis (Shank) Ff = 263,908 N Ff = 263,908 N

Mf = -210,249 Nm Mf = -184,99 Nm

6. Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan dapat ditarik kesimpulan atas analisa

terhadap hasil pengolahan data. Kesimpulan ini akan

menjawab tujuan dari penelitian. Selain itu juga berisi

tentang saran penelitian sehingga diharapkan dapat

dilanjutkan oleh peneliti yang akan datang dan dapat

memberikan manfaat lebih lanjut.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan analisa

dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Keselamatan dan kesehatan kerja pada departemen

mesin bubut di PT.ATAK OTOMOTIF

INDOMETAL masih belum baik. Hal ini dapat

disebutkan sebagai berikut:

Tidak digunakannya alat pelindung diri yang

memadai seperti ear plug dan ear muff,

sedangkan untuk mesin atau alat-alat yang

menghasilkan bising diberikan cairan pelumas.

Untuk pencahayaan yang tidak menyebar secara

merata karena tidak menggunakan rumah lampu

yang baik sehingga menyebabkan gangguan

penglihatan, kurangnya jumlah lampu neon

yang disediakan, kekuatan lampu tidak sesuai

dengan kebutuhan dan luas area bekerja, serta

tata letak/posisi kabel-kabel listrik yang tidak

beraturan dapat membahayakan keselamatan

pekerjanya.

2. Penerangan yang baik untuk departemen mesin

bubut adalah berkisar antara 200-500 Luks, menurut

SNI 03-6197-2000 Konservasi Energi Sistem

Pencahayaan Pada Bangunan Gedung, karena

pekerjan tersebut termasuk pekerjaan menengah

yang membutuhkan juga tingkat ketelitian.

3. Pengeluaran energi oleh operator mesin bubut untuk

kondisi awal yaitu 4,8192 Kcal/menit dan itu berarti

energi yang dikeluarkan oleh operator sudah

melebihi standar pengeluaran energi oleh Lehman.

4. Subyektivitas operator terhadap keluhan sakit,

terdapat banyak sekali sakit yang dirasakan pada

tubuh karena posisi kerja yang tidak ergonomis.

Salah satunya adalah pada punggung yang banyak

diderita oleh operator mesin bubut sekitar 80 % dari

jumlah operator yang ada.

Page 11: Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang …personal.its.ac.id/files/pub/2845-m_sritomo-ie-Jurnal TA Dwi... · kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan ... yang

3

5. Momen gaya yang terjadi pada tiap joint dan link

tubuh saat bekerja dengan posisi kerja hasil

redesain sudah lebih kecil daripada posisi

awal/sebelum perbaikan. Dengan posisi kerja awal

banyak mengakibatkan operator cepat lelah dan

munculnya keluhan-keluhan dari operator mesin

bubut.

6. Setelah melakukan perbaikan dari sisi alat kerja

maupun lingkungan dan fasilitasnya sesuai

wawancara dan kuisioner yang diberikan pada

operator mesin bubut maka dapat dilihat dari hasil

biomekanika terjadi pengurangan keluhan operator.

6.2. Saran

Hasil dari penelitian ini dan menarik

kesimpulan yang dapat digunakan sebagai inputan untuk

penelitian yang terkait dengan pengukuran kerja. Maka

terdapat beberapa saran untuk perbaikan penelitian

berikutnya sehingga akan memberikan manfaat dan saran-

saran tersebut adalah sebagai berikut ini:

1. Pada penelitian ini hanya menggunakan tabel

hubungan kebutuhan oksigen dengan denyut

jantung, setelah itu dengan interolasi akan diperoleh

pengeluaran energi. Maka sebaiknya untuk

pengukuran energi menggunakan peralatan khusus

sehingga akan diperoleh hasil yang lebih akurat.

2. Dalam melakukan perancangan lingkungan maupun

peralatan kerja, sebaiknya PT. Atak Otomotif

Indometal lebih memperhatikan keamanan,

keselamatan dan kenyamanan para pekerjanya.

7.Daftar Pustaka

Ahasan M.R. (2002). Occupational Health,Safety and

Ergonomic Issues in Small and Medium-Sized

Enterprises in a Developing Country. International

Journal of Occupational Safety and Ergonomics.

Ali Nurudin (2005) Analisa perencanaan produksi handle

bagasi dengan metode economic production quantity

(EPQ) multi item untuk meminimalkan biaya

produksi. (Studi Kasus PT Atak Otomotif Indometal

Sidoarjo). Tugas Akhir Teknik Industri ITS

Granjean, Etienne (1992). Fitting The Task to The

Man: an Ergonomic Approach. London: Taylor

and Francis.

Hammer, Willie (1980). Product Safety Management

and Engineering. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja, No.51:1999. Nilai

Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Jakarta.

Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.7:1964. Syarat

Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat

Kerja. Jakarta.

Pulat, B.M. (1992). Fundamentals of Industrial

Ergonomics. Hall International. Englewood Cliffs.

New Jersey. USA

Rendra Rizki Sesotyo Bramantyo (2004) Analisis

Karakteristik Potensi-Potensi Masalah Ergonomi-K3

pada Sistem Kerja Mesin Punch (Studi Kasus di PT.

Atak Indometal Ngingas Waru-Sidoarjo) Tugas

Akhir Teknik Industri ITS.

Sanders, M.S. &McCormick, E.J. (1987). Human Factors In

Engineering and Design, 6th

edt. USA: McGraw-Hill

Book Company.

Wignjosoebroto, Sritomo (1992). Teknik Tata Cara dan

Pengukuran Kerja. Jakarta : Penerbit Guna Widya.