perancangan lingkungan kerja dan alat bantu yang...
TRANSCRIPT
1
Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang Ergonomis untuk
Mengurangi Masalah Back Injury dan Tingkat Kecelakaan Kerja pada
Departemen Mesin Bubut
(Studi Kasus PT Atak Indometal Ngingas Waru-Sidoarjo)
Sritomo Wignjosoebroto, Arief Rahman, dan Dwi Pramono
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
email : [email protected]
ABSTRAK
PT. ATAK Otomotif Indometal (PT. ATAK OIM) merupakan salah satu industri manufaktur yang memproduksi
berbagai macam suku cadang spare part mobil beserta aksesorisnya. Perusahaan ini terletak di Ngingas, Waru – Sidoarjo
kurang memperhatikan ergonomi dan K3 dalam merancang departemennya. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas kerja
operator. Dalam penelitian ini akan lebih menitik beratkan pada cara pencegahan atau pengurangan resiko kecelakaan kerja
pada sistem kerja. Melihat kondisi kerja tersebut, maka dilakukan analisa ergonomi dan K3 serta dilakukan perancangan
ulang kondisi lingkungan kerja dan alat kerja mesin bubut. Analisa yang dilakukan memperhatikan berbagai faktor yaitu
anthropometri tubuh, biomekanika, physiological performance, subyektifitas operator terhadap keluhan sakit yang diderita
operator, dan juga memperhatikan pengaruh lingkungan seperti kebisingan dan pencahayaan pada departemen mesin bubut.
Dengan melakukan perancangan ulang alat kerja dan lingkungannya seperti pencahayaan dan kebisingan, maka dapat
dikatakan bahwa kondisi kerja setelah perbaikan sudah lebih baik daripada kondisi awal. Hal ini karena dalam perancangan
lingkungan yang ergonomis disesuaikan dengan standar-standar yang ada dan perancangan ulang alat kerja pada departemen
mesin bubut disesuaikan dengan anthropometri tubuh operator dengan rancangan kursi kerja yang menggunakan prinsip-
prinsip ergonomi. Sehingga energi yang dibutuhkan operator menjadi lebih sedikit dan mengurangi rasa sakit yang dikeluhkan
operator pada saat bekerja.
Kata kunci: Ergonomi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, anthropometri, biomekanika, physiological peerformance,
subyektivitas operator.
ABSTRACT
PT. ATAK Otomotif Indometal (PT. ATAK OIM) is the one of manufacture industries, which have so many kind
production such as automotive spare part and accessories. Company which is located in Ngingas, Waru – Sidoarjo. This
company less pay attention to the ergonomic and (OHS) in designing its department. This matter can influence the work
productivity operator. In this research will more focus in how to refused or reduced the accident risk in work system. See the
work condition, therefore analysis of ergonomic and (OHS) had been conducted and also a scheme to redesign the
department of lathe machine. Analysis conducted pay attention to various factor that is anthropometry body, biomechanical,
physiological performance, operator subjectivity use to analyze the pain suffered by operator, as well as paying attention to
environmental influence like noise and illumination at department from the lathe machine. Afterwards comparison between
the first condition and the result condition from redesign is being done. By doing a redesign the tools work and the
environment such as lighting and crowded, so that it is said that the work condition after repair have been better rather than
the first condition. In the environment ergonomic design which is adapted in the standard and redesign the tools work in the
lathe machine department which is adapted by anthropometry of operator body for chair work design which is use ergonomic
principles, so that the energy which is use by the operator will be reduced the operators painful in the time of working.
Keywords : Ergonomic, Occupational Health and Safety, biomechanical, physiological performance, operator
subjectivity.
2
1.1 Pendahuluan
Dalam melakukan proses produksinya, pada proses
produksi yang menggunakan mesin Bubut sering terjadi
kecelakaan kerja baik cedera ringan maupun berat dan
operator mesin bubut sering mengeluh lelah dan nyeri.
Hal ini akan menyebabkan kerugian pada perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah.
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
“Perancangan lingkungan kerja dan alat bantu pada
departemen mesin bubut yang ergonomis dan aman
untuk mengurangi masalah back injury dan tingkat
kecelakaan kerja.”
1.3 Tujuan Penelitian.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengukur tingkat keluhan ergonomis
2. Mengidentifikasi kemungkinan kecelakaan kerja
yang muncul pada mesin bubut
3. Merancang sistem kerja pada departemen mesin
bubut yang lebih aman
4. Merancang alat bantu untuk mengurangi keluhan
ergonomis pada departemen mesin bubut.
1.4 Manfaat Penelitian.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut ini:
1. Memberikan informasi bagi perusahaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja.
2. Dapat melakukan pencegahan dan pengurangan
resiko kecelakaan kerja.
3. Perbaikan kondisi lingkungan dan sarana kerja
sehingga mengurangi keluhan sakit dan kecelakaan
kerja.
1.5 Ruang Lingkup.
Ruang lingkup penelitian ini terbagi atas
batasan dan asumsi. Penentuan asumsi digunakan untuk
menyederhanakan dari kondisi nyata yang akan dijadikan
dasar dalam penelitian. Sedangkan batasan diberikan
untuk membatasi ruang lingkup penelitian. Batasan dan
asumsi adalah sebagai berikut :
1.5.1 Batasan.
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut ini:
1. Penelitian ini dibatasi pada proses produksi yang
menggunakan mesin Bubut
2. Untuk menentukan faktor yang berpengaruh
terhadap kecelakaan kerja, penelitian hanya
melibatkan faktor manusia, lingkungan, mesin dan
alat kerja.
1.5.2 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut ini:
1. Posisi kerja operator (khususnya operator mesin
bubut) dianggap sama pada saat melakukan
pengamatan
2. Selama penelitian, mesin yang digunakan dalam
kondisi baik
2. Ergonomi dan K3
Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi
tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya
yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen dan disain/perancangan.
Didalam Ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem
dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling
berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan
suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga
sebagai “Human Factors”. Penerapan ergonomi pada
umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain)
ataupun rancang ulang (re-desain).
Kelalaian dalam melakukan suatu pekerjaan
dapat mengakibatkan kecelakaan. Kelalaian tersebut
dapat disebabkan oleh kelelahan kerja yang dapat
menyebabkan kecelakaan atau sakit akibat kerja.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubung
dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja
disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan
oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan
(Suma’mur, 1981). Kecelakaan yang terjadi di luar tubuh
pekerja disebut kecelakaan eksternal, begitu pula
sebaliknya bila terjadi dalam tubuh pekerja disebut
kecelakaan internal.
3. Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang langkah-langkah
penelitian yang merupakan sistematika yang
menggambarkan rangkaian aktivitas yang dilakukan
selama proses penelitian. Pada bab ini akan membahas
rangkaian aktivitas yang dilakukan selama penelitian.
3
Identifikasi Masalah dan Tujuan
Penelitian
Identifikasi Metode Analisis
Survey LapanganStudi Pustaka
Penentuan Variabel Penelitian
1. Konsumsi Energi
2. Jumlah Kecelakaan Kerja
Pengumpulan Data Sekunder
- Data Antropometri
- Mesin Bubut
- Layout Pabrik
- Jumlah Kecelakaan Kerja
- Perhitungan Denyut Jantung
Tahap Identifikasi
Tahap Pengumpulan Data
Analisa Metode Kerja
Procedure Analysis :
- Initial Phase
- Task Being Reviewed
Analisa Lingkungan Kerja
Preliminary Hazard Analysis :
Penaggulangan Hazard
Analisa Alat Kerja
- Perhitungan Denyut Jantung
- Analisa Biomekanika
- Job Discomfort Survey
- Perhitungan Antropometri
Analisa dan Intepretasi Data
Kesimpulan dan Saran
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisa dan
Kesimpulan
Pengumpulan Data Primer
- Wawancara
- Check List
- Proses produksi
- Metode kerja
Perancangan Stasiun Kerja Yang
Diperbaharui
Gambar 3.1. Bagan Sistematika Penelitian
4. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada bab ini, akan diuraikan mengenai tahap
identifikasi dan pengumpulan data yang diperlukan untuk
melaksanakan proses penelitian selanjutnya, meliputi
profil perusahaan, struktur organisasi, dan pengolahan
data-data yang meliputi lingkungan tempat penelitian,
biomekanika, job discomfort survey, anthropometri, serta
keselamatan dan kesehatan kerja.
4.1 Metode Kerja Mesin Bubut
Berikut ini adalah metode kerja mesin bubut
yaitu sebagai berikut :
1. Material berupa besi as dimasukkan kedalam spindle
pada saat mesin dalam keadaan mati.
2. Untuk mengontrol jalannya mesin, digunakan dua
buah tuas pengontrol
4.2 Data Kondisi Lingkungan Kerja
Data ini diperlukan untuk mengetahui kondisi
dari lingkungan kerja pada area kerja mesin bubut.
Adapun faktor yang mempengaruhi kondisi lingkungan
pada departemen mesin bubut dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Faktor Fisik
a) Temperatur
Untuk suhu pada area kerja mesin bubut cukup
tinggi, sehingga keadaan ruang pengap serta
udara terasa gerah, dan suhu akan tergantung
dengan kondisi cuaca terutama menjelang siang
hari suhu akan semakin meningkat.
b) Pencahayaan
Pencahayaan yang terdapat pada
ruangan ini cukup memadai dengan didukung
lampu neon di seluruh area kerja, akan tetapi
bila lampu ini dinyalakan seluruhnya, dapat
menyebabkan bertambahnya suhu ruangan
tersebut. Hal ini akan menganggu kerja operator
mesin bubut.
c) Kebisingan
Prinsip kerja mesin bubut adalah
membubut, dengan material yang berupa besi as
dan jumlah mesin yang banyak, maka proses
pembubutan akan menimbulkan suara yang
membisingkan.
d) Siklus Udara
Untuk siklus udara yang masuk diarea
kerja ini sudah cukup, hal ini karena adanya
ventilasi yang besar dan memanjang pada
dinding atas, tetapi aliran udara yang masuk
tidak berjalan dengan baik sehingga ruangan
masih terasa pengap.
80
79
81
77
78 7476
75
66
64
6573
72
Gambar 4.3 Layout kipas angin pada departemen mesin
bubut
2. Faktor tata cara kerja
a) Konstruksi mesin atau peralatan yang tidak
sesuai mekanisme tubuh
Untuk peralatan yang terdapat pada
departemen mesin bubut dapat dilihat bahwa
peralatan yang ada didesain seadanya. Hal ini
dapat dilihat dari ukuran kursi kerja yang tidak
ergonomis dan material yang diletakkan sulit
dijangkau oleh operator.
b) Sikap kerja yang menyebabkan kelainan fisik atau
keletihan. Dari hasil pengamatan saat bekerja
pada operator, dapat dilihat bahwa cara
pengambilan dan pengangkatan material tidak
benar, hal ini dapat menyebabkan cedera
punggung. Sedangkan untuk posisi duduk
dianggap tidak ergonomis karena operatordalam
posisi membungkuk, hal ini dapat menyebabkan
mudah lelah dan cedera pada bagian punggung.
3. Faktor Psikologis
a) Suasana kerja kurang aman
Suasana kerja cukup memadai, tetapi
pada bagian atap banyak sekali kabel-kabel
listrik yang tidak beraturan letaknya dan tidak
4
dilindungi, plafon kayu banyak yang sudah
lapuk dan patah. Apabila suatu saat terdapat
kabel yang putus dan plafon yang jatuh ke
bawah, hal ini dapat membahayakan operator
mesin bubut.
b) Proses kerja yang berulang
Proses kerja yang berulang dapat
menyebabkan kebosanan dan kelelahan pada
bagian tubuh yang dikenai pekerjaan/beban.
4.3 Jenis dan Jumlah Kecelakaan Kerja
Tabel 4.2 Data Jenis dan Jumlah Kecelakaan Kerja Pada Mesin Bubut
No Kecelakaan
Kerja/Cedera Kerja
Lama
Penyembuhan
Kompensasi
yang
ditanggung
perusahaan
Jumlah
kecelakaan
kerja
Tahun 2002 (orang)
1 Tangan Luka Robek 10 Hari Rp. 230.000 1
2
Mata Kemasukan
Serpihan Logam 4 Hari Rp. 400.000 1
Tahun 2003
1 Tangan Luka Robek 7 Hari Rp. 150.000 1
2
Kulit Kepala Terkelupas
Karena Rambut
Tergulung Mesin
30 Hari Rp. 1.455.000
1
3
Mata Kemasukan
Serpihan Logam 60 Hari Rp. 2.850.000 1
Tahun 2004
1 Tangan Luka Robek 7 Hari Rp. 315.000 1
2 Tangan Luka Robek 7 Hari Rp. 268.000 1
4.4. Data Denyut Jantung dan Konsumsi Energi
Tabel 4.3 Data Denyut Jantung Operator
No Nama
Denyut
Jantung
(pulse/menit)
1 Ahmad 103
2 Solikin 97
3 Joko 101
4 Mahmud 95
5 Sumitro 97
6 Salim 101
7 Yadi 107
8 Wahyu 97
9 Suparman 106
10 Eko 98
Jumlah 1002
rata-rata 100.2
Dari hasil perhitungan interpolasi diatas
diketahui bahwa konsumsi oksigen sebesar 1,004 ltr.
Menurut ketetapan bahwa 1 liter oksigen dapat
menghasilkan energi sebesar 4,8 Kcal maka energi yang
dikeluarkan operator Mesin Bubut adalah 1,004 x 4,8 =
4,8192 Kcal/menit.
4.5 Data Perhitungan Biomekanika
Data yang digunakan untuk perhitungan
biomekanika ini adalah rata-rata berat badan dan rata-rata
tinggi badan operator. Data tersebut berasal dari 10
operator, yaitu rata-rata berat badan 10 operator mesin
bubut 54.9 kg dan rata-rata tinggi badan 165.7 cm.
Tabel 4.5 Perhitungan Panjang Segmen
Segmen
Tubuh % Panjang Segmen Panjang Segmen
Forearm 26.50% D1 43.91
Upper arm 17.40% D3 28.83
Trunk 28.80% D5 47.72
Thigh 24.30% D7 40.27
Shank 23.60% D9 39.11
Tabel 4.6 Perhitungan Berat Segmen
% Berat segmen Berat segmen dari berat
badan
2.30% Wab 1.26
2.80% Wbc 1.54
58.40% Wcd 32.06
10.00% Wde 5.49
4.30% Wef 2.36
5
Tabel 4.7 Perhitungan Pusat Massa
% Pusat Massa Panjang Segmen
Pusat
Massa dari Pjg Segmen
41% D2 18.00 18.00
48% D4 13.84 13.84
46% D6 21.95 21.95
41% D8 = D7- Pusat Massa 16.51 23.75
44% D10 = D9 - Pusat Massa 17.21 21.90
4.6 Data Anthropometri
Tabel 4.10 Data Anthropometri Yang Diperlukan
Dimensi Tubuh PRIA
5% X 95% SD
D1 Tinggi bahu pada posisi
duduk 52.24 74.77 56.14 22.06
D2 Tinggi siku pada posisi
duduk 19.06 39.38 20.00 23.00
D3 Jarak dari lipat lutut ke
pantat 37.06 44.85 38.28 5.35
D4 Tinggi lutut 45.18 51.62 48.14 3.23
D5 Tinggi lipat lutut 42.00 44.31 42.00 1.70
D6 Lebar bahu 40.00 44.35 40.21 3.24
D7 Lebar panggul 31.20 34.59 31.36 2.52
D8 Jarak dari siku ke ujung jari 41.00 46.23 41.56 3.24
D9 Jarak bentang dari ujung kiri
ke ujung kanan 158.06 168.19 159.70 6.22
D10
Jarak genggaman tangan ke
punggung posisi tangan ke
depan 65.12 70.62 67.00 4.50
Keterangan :
5% : Pecentile 5%
X : Rata-rata panjang dimensi tubuh
95%: Percentile 95%
SD : Standar Deviasi
4.7 Data Ukuran Fasilitas Kerja (Alat Kerja)
Ukuran Meja dan alat kerja(mesin)
a. Tinggi Meja + Mesin : 114
cm
b. Lebar Meja+Mesin : 60 cm
c. Panjang Meja+Mesin : 220
cm
Ukuran kursi kerja
a. Tinggi kursi : 84 cm
b. Lebar Alas Duduk : 30 cm
c. Panjang Alas Duduk : 35 cm
4.8 Data Pencahayaan Dari hasil pengamatan langsung
menggunakan alat pengukur pencahayaan yaitu lux meter
maka akan diperoleh tingkat pencahayaan antara 54-115
luks, hal ini dikarenakan pencahayaan menyebar tidak
merata.
4.9 Data Kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan yaitu dengan
menggunakan alat berupa sound level meter. Dari
pengukuran dilapangan didapatkan tingkat kebisingan
pada stasiun kerja Mesin Bubut rata-rata adalah 112.18
dB.
4.10 Posisi Kerja Sebelum Perbaikan
6
4.11 Posisi Kerja Redesain
4.12 Analisa Biomekanika
Link punggung (Trunk)
Pada link ketiga yaitu link punggung akan
dihitung besarnya gaya dan momen yang terjadi pada
pinggul yang dipengaruhi oleh analisa link lengan atas.
Fc
c
d
Fd
Wcd
D6 cos ө
D5 cos ө
ө
Gambar 4.16 Gambar Link Punggung
Keterangan Gambar :
c = joint bahu
b = joint pinggul
Wcd = berat link punggung (kg)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
Fc = gaya pada bahu (N)
Fcd = gaya pada pusat massa link punggung (N)
Fd = gaya pada pinggul (N)
Fx = gaya pada sumbu x (N)
Fy = gaya pada sumbu y (N)
ө = sudut antara link punggung dengan bidang
horizontal
D5 = panjang link punggung (m)
D6 = jarak antara siku dengan pusat massa link
punggung (m)
Mc = momen pada bahu (Nm)
Md = momen pada pinggul (Nm)
a. Gaya dan momen punggung (Sebelum perbaikan)
Fc
c
d
Fd
Wcd
D6 cos ө
D5 cos ө
ө
Gambar 4.17 Diagram Analisa Biomekanika pada Link
Punggung
(Sebelum Perbaikan).
Diketahui
Fc = 29,89 N x 2 = 59,78 N
Mc = 1,2792 x 2 = 2,5584 Nm
Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.6 diketahui panjang
segmen
D5 = 0,4772 m
D6 = 0,2195 m
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui berat segmen
Wcd = 32,06 kg
ө = 58° (cos ө = 0,529)
Fcd = Wcd.g = 32,06.9,8 = 314,18 N
Dengan Hukum Newton yang berlaku maka dapat
diketahui gaya dan momen sebagai berikut :
ΣFx = 0
Karena tidak ada gaya yang bekerja pada sumbu x,
maka Fx = 0
ΣFy = 0
-Fc - Fcd + Fd = 0
-59,78 – 314,18 + Fd = 0
Fd = 373,96 N
ΣM = 0
-Fc.D5 cos ө - Fcd.D6 cos ө + Mc + Md = 0
-(59,78.0,4772.0,529) -
(314,188.0,2195.0,529)+2,558+Md = 0
-15,09 - 36,48 + 2,558 + Md = 0
Md = 49,012 Nm (searah jarum jam)
b. Gaya dan momen punggung (setelah perbaikan)
Fc
c
d
Fd
Wcd
D6 cos ө
D5 cos ө
ө
Gambar 4.18 Diagram Analisa Biomekanika pada Link
Punggung
(Setelah Perbaikan).
Diketahui
Fc = 59,78 N
Mc = 0,942 Nm
Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.6 diketahui panjang
segmen
D5 = 0,4772 m
D6 = 0,2195 m
Berdasarkan table 4.5 diketahui berat segmen
Wcd = 32,06 kg
ө = 98° - 10° = 88° (cos ө = 0,034)
Fcd = Wcd.g = 32,06.9,8 = 373,96 N
Dengan Hukum Newton yang berlaku maka dapat
diketahui gaya dan momen sebagai berikut :
ΣFx = 0
7
Karena tidak ada gaya yang bekerja pada sumbu x,
maka Fx = 0
ΣFy = 0
-Fc - Fcd + Fd = 0
-59,78 – 314,18 + Fd = 0
Fd = 373,96 N
ΣM = 0
-Fc.D5 cos ө - Fcd.D6 cos ө + Mc + Md = 0
-(59,78.0,4772.0,034) -
(314,188.0,2195.0,034)+0,942+Md = 0
-0,9695 - 2,339 + 0,942 + Md = 0
Md = 2,3665 Nm (searah jarum jam)
4.13 Perancangan Ulang Meja Kerja
Untuk tinggi, lebar dan panjang meja
tidak dapat berubah karena sudah permanen
dengan mesinnya.
4.14 Perhitungan Biaya
Perhitumgan ini dilakukan untuk
mengetahui kelayakan dari perancangan yang
dilakukan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Total Biaya Keseluruhan yaitu
Rp.2.043.600,00.
4.15 Perancangan Ulang Kursi Kerja
121,8
7 cm
45 cm44,91 cm
46,5
cm
44,6 cm
10 cm
5. Analisa dan Interpretasi Data
Pada bab ini akan dilakukan analisis dan
interpretasi data terhadap hasil pengolahan data-data pada
kondisi sebelum dilakukan perbaikan, analisa
keselamatan dan kesehatan kerja alat kerja mesin bubut,
analisa biomekanika, perancangan ulang alat kerja mesin
bubut. Sehingga hasil pengolahan data tersebut dapat
mudah dipaham
5.1 Procedure Analysis
Tabel 5.1 Procedure Analysis Initial Phase
Task Danger Effect Cause Corrective
Or
Preventive
Pengoperasian
mesin bubut
Tangan
tergores
Kulit terluka Terkena potongan
besi
Menggunakan
sarung tangan
Rambut Kulit kepala
terluka
-Kurang berhati-
hati
Menggunakan
tanda
peringatan
pada mesin
tergulung
mesin
-Tidak
memperhatikan
pekerjaan
(bergurau )
Selalu
dilakukan
pengawasan
oleh mandor
Menggunakan
pelindung
kepala
Mata terkena
serpihan
logam
Mata Luka,
Buta
Serpihan logam
yang terlontar
keluar
Menggunakan
kacamata
pelindung
8
Tabel 5.2 Procedure Analysis Task Being Reviewed
Prosedure
Step
Possible
Alternative
Potential
Hazard and
Effect
Probability Safe Guard
Of
Occurance
Mengambil
Bahan Produk
Jarak tempat
bahan terlalu
rendah
-Pinggang
capek Sering
Perancangan ulang
stasiun kerja
Memasukkan
batangan besi
Jarak mata
pahat dengan
tangan terlalu
dekat
-Tangan
terluka Jarang
Menggunakan sarung
tangan
Menarik tuas
pengendali
Tempat
duduk terlalu
tinggi
-Punggung
sakit Sering
Menggunakan kursi
yang ergonomis
-Cepat lelah
-Posisi kerja
tidak nyaman
5.2 Analisa Lingkungan Kerja Berdasarkan Faktor
Tabel 5.3 Procedure Analysis Kondisi Lingkungan Faktor Fisik
Kondisi
Lingkungan Penyebab Akibat
Probability of
Occurance Pencegahan
Temperatur
tinggi
Pencahayaan
Kebisingan
Siklus Udara
-Sirkulasi udara
yang kurang baik
-Pencahayaan
yang kurang
merata.
Mesin Bubut yang
bekerja
bersamaan.
Aliran udara yang
tidak berjalan
lancar
-Mudah lelah
-Pusing
-Sesak napas
-Menganggu
konsentrasi
pekerja
-kinerja menurun
-Hasil
pembubutan/prod
uk tidak presisi
-Mengganggu
konsentrasi
-Pusing
-Tuli sesaat
-Mudah
berkeringat
-Sesak napas
Sering
Sering
Sering
Sedang
Pemasangan kipas
angin yang cukup
di setiap
depertemen.
Penataan ulang
pencahayaan dan
penambahan
jumlah lampu
Menggunakan
penutup telinga.
Menggunakan
Cyclone sehingga
sirkulasi udara
berjalan lancar
9
Tabel 5.4 Procedure Analysis Kondisi Lingkungan Faktor Tata Cara Kerja
Tabel 5.5 Procedure Analysis Kondisi Lingkungan Faktor Psikologis
5.3
Analisa Denyut Jantung
Jadi standar pengeluaran energi menurut
Lehman untuk operator mesin bubut adalah (0,3 + 0,9 +
2,5) = 3,7 kcal/menit.
Dari hasil pengolahan data pada Bab IV
diketahui bahwa rata-rata pengeluaran energi untuk
operator mesin bubut sebesar 4,8192 Kcal/menit, hal ini
dapat disimpulkan bahwa pengeluaran rata-rata operator
mesin bubut melebihi standar yang telah ditetapkan oleh
Lehman. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi alat kerja
yang tidak ergonomis, seperti posisi duduk yang
membungkuk yang menyebabkan beban pada punggung
menjadi lebih besar, tempat bahan baku yang jauh
sehingga dalam melakukan pengangkatan yang agak
condong kesamping, dengan posisi yang tidak ergonomis
dapat mempengaruhi denyut jantung operator dan
berpengaruh terhadap pengeluaran energi. Selain itu,
kondisi lingkungan kerja juga berpengaruh terhadap
denyut jantung operator, dengan kondisi lingkungan yang
panas, bising, dapat menyebabkan meningkatnya denyut
jantung operator.
5.4 Analisa Subyektivitas Operator
Untuk tingkat kenyamanan dalam bekerja
ternyata diketahui bahwa dari 10 orang terdapat 80%
yang tidak nyaman dalam bekerja yaitu sebanyak 8 orang.
Kondisi
Lingkungan Penyebab Akibat
Probability of
Occurance Pencegahan
Departemen
Kerja
Metode Kerja
-Kursi tidak
ergonomis.
-Letak bahan baku
yang sulit
dijangkau
-Tidak sistematis
dalam melakukan
pekerjaan.
-cedera
punggung
-cedera pinggang
-cedera bahu
-cedera leher
-Produktivitas
kerja menurun
-Banyak waktu
yang terbuang
Sering
Sering
Redesain alat kerja
-Mengadakan
pengawasan yang
berkala
-Melakukan
Training untuk
meningkatkan
keahlian operator
Kondisi
Lingkungan Penyebab Akibat
Probability of
Occurance Pencegahan
Proses kerja
yang berulang
Suasana kerja
-Proses kerja yang
monoton
-Lama waktu
kerja
-kabel listrik yang
tidak tertata rapi
-Peralatan yang
berserakan
-Timbul
kebosanan
-Produktivitas
kerja menurun
-konsentrasi
menurun
-Secara Teknik
berbahaya
-konsentrasi
menurun
-Waktu
terbuang
percuma
Sedang
Sedang
Melakukan rotasi
dalam melakukan
pekerjaannya
dengan
Departemen lain.
-melakukan
perbaikan plafon
stasiun kerja mesin
bubut
-dilakukan
pengawasan
terhadap kinerja
operator
2
Dari Nordic Diagram Map diketahui bahwa
sakit yang paling banyak diderita oleh operator mesin
bubut adalah punggung dengan skala 2,30. Hal ini dapat
terjadi karena posisi pada saat melakukan pekerjaan tidak
ergonomis, atau disain yang dirancang tidak sesuai
dengan postur tubuh operator mesin bubut. Hasil dari
Nordic Diagram kusioner ini sesuai dengan yang keluhan
operator saat wawancara secara langsung.
5.5 Analisa Pencahayaan Pada Departemen
Mesin Bubut
Menurut standar OHSAS, penerangan yang
baik untuk pekerjaan menengah di dalam gedung yaitu
dengan kekuatan pencahayaan sebesar 200-500 luks.
Sedangkan penerangan sebelumnya yang berada di
departemen mesin bubut dengan menggunakan 3 buah
lampu neon 40 Watt sebesar 54-115 luks. Dengan
ditempatkannya lampu-lampu di titik-titik area seperti
pada gambar 5.1, maka tiap titik area yang diterangi
dengan lampu 40 watt sebanyak 8 buah lampu sudah
memenuhi standar penerangan yang dikeluarkan oleh
OHSAS sebesar 200-500 luks.
80
79
81
77
78 7476
75
66
64
6573
72
Gambar 5.1 Layout lampu pada departemen mesin bubut
5.6 Analisa Kebisingan Pada Departemen Mesin
Bubut
Setelah diukur dengan sound level meter,
diketahui bahwa tingkat kebisingan yang terjadi pada
departemen Mesin Bubut adalah 112.18 dB. Hal ini dapat
terjadi karena banyaknya mesin yang beroperasi secara
bersamaan dan ruangan yang tidak begitu luas
menyebabkan terjadinya pantulan suara.
Jenis pengendalian ini dapat dilakukan dengan
pemakaian alat pelindung telinga (tutup atau sumbat
telinga). Menurut Pulat (1992) pemakaian sumbat
telinga dapat mengurangi kebisingan sebesar ± 30 dB.
Sedangkan tutup telinga dapat mengurangi kebisingan
sedikit lebih besar yaitu antara 40-50 dB. Akan tetapi
dalam menggunakan penutup telinga diperlukan tingkat
kedisplinan pekerja dan alat ini mempunyai kelebihan yaitu
meningkatkan konsentrasi pekerja dan menurunkan denyut
jantung serta tekanan pada lingkungan sekitar, akan tetapi juga
mempunyai kekurangan yaitu mengurangi kenyamanan kerja,
dan mengganggu pembicaraan.
5.7 Perbandingan Gaya dan Momen
Dari perbandingan antara kondisi awal dan
sesudah redesign dapat disimpulkan bahwa desain
perbaikan lebih ergonomis, dari berkurangnya momen
dapat dilihat perubahan posisi kerja pada setiap link
tubuh, sehingga dapat mengurangi cedera pada pekerja,
terutama back injury.
Tabel 5.6 Perbandingan Gaya dan Momen
Bagian Tubuh
Sebelum
Perbaikan
Sesudah
Perbaikan
Lengan Bawah
( Forearm) Fb = 14,798 N Fb = 14,798 N
Mb = 3.213 Nm Mb = 3,165 Nm
Lengan Atas
(Upperarm) Fc = 29,89 N Fc = 29,89 N
Mc = 1,2792 Nm Mc = 0,471 Nm
Punggung (Trunk) Fd = 373,96 N Fd = 373,96 N
Md = 49,012 Nm Md = 2,3665 Nm
Paha (Thigh) Fe = 240,78 N Fe = 240,78 N
Me = -112,579 Nm Me = -28,256 Nm
Betis (Shank) Ff = 263,908 N Ff = 263,908 N
Mf = -210,249 Nm Mf = -184,99 Nm
6. Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini akan dapat ditarik kesimpulan atas analisa
terhadap hasil pengolahan data. Kesimpulan ini akan
menjawab tujuan dari penelitian. Selain itu juga berisi
tentang saran penelitian sehingga diharapkan dapat
dilanjutkan oleh peneliti yang akan datang dan dapat
memberikan manfaat lebih lanjut.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan analisa
dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja pada departemen
mesin bubut di PT.ATAK OTOMOTIF
INDOMETAL masih belum baik. Hal ini dapat
disebutkan sebagai berikut:
Tidak digunakannya alat pelindung diri yang
memadai seperti ear plug dan ear muff,
sedangkan untuk mesin atau alat-alat yang
menghasilkan bising diberikan cairan pelumas.
Untuk pencahayaan yang tidak menyebar secara
merata karena tidak menggunakan rumah lampu
yang baik sehingga menyebabkan gangguan
penglihatan, kurangnya jumlah lampu neon
yang disediakan, kekuatan lampu tidak sesuai
dengan kebutuhan dan luas area bekerja, serta
tata letak/posisi kabel-kabel listrik yang tidak
beraturan dapat membahayakan keselamatan
pekerjanya.
2. Penerangan yang baik untuk departemen mesin
bubut adalah berkisar antara 200-500 Luks, menurut
SNI 03-6197-2000 Konservasi Energi Sistem
Pencahayaan Pada Bangunan Gedung, karena
pekerjan tersebut termasuk pekerjaan menengah
yang membutuhkan juga tingkat ketelitian.
3. Pengeluaran energi oleh operator mesin bubut untuk
kondisi awal yaitu 4,8192 Kcal/menit dan itu berarti
energi yang dikeluarkan oleh operator sudah
melebihi standar pengeluaran energi oleh Lehman.
4. Subyektivitas operator terhadap keluhan sakit,
terdapat banyak sekali sakit yang dirasakan pada
tubuh karena posisi kerja yang tidak ergonomis.
Salah satunya adalah pada punggung yang banyak
diderita oleh operator mesin bubut sekitar 80 % dari
jumlah operator yang ada.
3
5. Momen gaya yang terjadi pada tiap joint dan link
tubuh saat bekerja dengan posisi kerja hasil
redesain sudah lebih kecil daripada posisi
awal/sebelum perbaikan. Dengan posisi kerja awal
banyak mengakibatkan operator cepat lelah dan
munculnya keluhan-keluhan dari operator mesin
bubut.
6. Setelah melakukan perbaikan dari sisi alat kerja
maupun lingkungan dan fasilitasnya sesuai
wawancara dan kuisioner yang diberikan pada
operator mesin bubut maka dapat dilihat dari hasil
biomekanika terjadi pengurangan keluhan operator.
6.2. Saran
Hasil dari penelitian ini dan menarik
kesimpulan yang dapat digunakan sebagai inputan untuk
penelitian yang terkait dengan pengukuran kerja. Maka
terdapat beberapa saran untuk perbaikan penelitian
berikutnya sehingga akan memberikan manfaat dan saran-
saran tersebut adalah sebagai berikut ini:
1. Pada penelitian ini hanya menggunakan tabel
hubungan kebutuhan oksigen dengan denyut
jantung, setelah itu dengan interolasi akan diperoleh
pengeluaran energi. Maka sebaiknya untuk
pengukuran energi menggunakan peralatan khusus
sehingga akan diperoleh hasil yang lebih akurat.
2. Dalam melakukan perancangan lingkungan maupun
peralatan kerja, sebaiknya PT. Atak Otomotif
Indometal lebih memperhatikan keamanan,
keselamatan dan kenyamanan para pekerjanya.
7.Daftar Pustaka
Ahasan M.R. (2002). Occupational Health,Safety and
Ergonomic Issues in Small and Medium-Sized
Enterprises in a Developing Country. International
Journal of Occupational Safety and Ergonomics.
Ali Nurudin (2005) Analisa perencanaan produksi handle
bagasi dengan metode economic production quantity
(EPQ) multi item untuk meminimalkan biaya
produksi. (Studi Kasus PT Atak Otomotif Indometal
Sidoarjo). Tugas Akhir Teknik Industri ITS
Granjean, Etienne (1992). Fitting The Task to The
Man: an Ergonomic Approach. London: Taylor
and Francis.
Hammer, Willie (1980). Product Safety Management
and Engineering. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja, No.51:1999. Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Jakarta.
Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.7:1964. Syarat
Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat
Kerja. Jakarta.
Pulat, B.M. (1992). Fundamentals of Industrial
Ergonomics. Hall International. Englewood Cliffs.
New Jersey. USA
Rendra Rizki Sesotyo Bramantyo (2004) Analisis
Karakteristik Potensi-Potensi Masalah Ergonomi-K3
pada Sistem Kerja Mesin Punch (Studi Kasus di PT.
Atak Indometal Ngingas Waru-Sidoarjo) Tugas
Akhir Teknik Industri ITS.
Sanders, M.S. &McCormick, E.J. (1987). Human Factors In
Engineering and Design, 6th
edt. USA: McGraw-Hill
Book Company.
Wignjosoebroto, Sritomo (1992). Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja. Jakarta : Penerbit Guna Widya.