perancangan dan realisasi sistem kendali level air

Upload: raka-rinaldi

Post on 14-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan akhir praktikum Sistem Kendali Digital By Raka Rinaldi

TRANSCRIPT

  • PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

    KENDALI KONTINYU & DIGITAL PADA PLANT

    LEVEL AIR DENGAN METODE ZIEGLER-NICHOLS

    & COOHEN COON MENGGUNAKAN MATLAB DAN

    ARDUINO

    Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas mata

    kuliah Sistem Kendali Digital

    DIPLOMA III PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA

    Di Jurusan Teknik Elektro

    Oleh

    Raka Rinaldi

    131311057

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2015

  • i

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Tak ada yang mustahil di dunia ini, jika kita besunguh-sungguh

    Dengan niat yang tulus dan kuat, pekerjaan apapun akan menjadi lebih

    mudah

    Doa dan restu dari orang tua menjadi kendaraan yang paling cepat untuk

    mencapai tujuan

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillah.. Puji syukur kepada Tuhan YME atas segala rahmat dan

    hidayahnya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk ku

    dalam mengerjakan laporan akhir ini. ku persembahkan skripsi ini untuk:

    1. Kedua orangtua ku tercinta, Ayahanda Satris Wardi dan Ibunda Rini

    Rosilawati. Ini anakmu mencoba memberikan persembahan yang

    terbaik untuk kalian. Betapa diri ini ingin sekali melihat kalian

    bangga padaku. Betapa tak ternilai kasih sayang dan pengorbanan

    kalian padaku. Terimakasih atas dukungan moril dan materil

    untukku selama ini.

    2. Kakak ku tercinta Anita Esa Ranika. Ini adikmu mencoba untuk

    membalas kebaikanmu selama ini, dengan memberikan

    persembahan yang terbaik. Terimakasih atas dukungan dan doa

    untuk kesuksesan raka.

    3. Dosen wali kelas ku, pak feriyonika. Terimakasih untuk ilmu yang

    telah engkau ajarkan selama ini. Baik ilmu akademik maupun non

    akademik. Sehingga sekarang ini saya lebih mengerti pak tentang

    dan menggemari tentang sistem kendali, tadinya saya rasa sistem

    kendali adalah ilmu yang sulit untuk dipahami, namun setelah

  • ii

    diajarkan oleh bapak, semuanya menjadi lebih mudah. Terimakasih

    banyak pak.

    4. Sahabat dan teman teman yang saya banggakan terimakasih atas

    gangguannya selama ini yang selalu saja merepotkan dan

    mengganggu saya dalam mengerjakan laporan ini. Namun itu

    menjadi hiburan tersendiri bagi saya disela-sela pembuatan laporan

    ini. Thanks bro.

    5. Terimakasih untuk Fitri Adamatul Hikmah yang udah memberi

    semangat setiap hari untukku. Semoga persembahan ini

    membuatmu senang dan bangga karena bisa mengenalku.

  • iii

    ABSTRAKSI

    Peran sistem kendali pada suatu alat yang berjalan secara otomatis sangatlah

    besar yaitu hampir 80%. Karena seorang engineer yang mengoperasikan atau

    memantau pekerjaan alat tidak selalu bisa memantau kerja alat tersebut. Oleh

    karena itu sistem yang terkendali pada suatu alat harus memiliki error yang kecil

    untuk memperkecil kesalahan yang terjadi. Untuk membuat suatu sisem dengan

    error yang kecil diperlukan perhitungan yang tepat dan akurat, melalui beberapa

    metode agar sistem dapat terkendali. Misalnya metode Ziegler-Nichols dan Cohhen

    and Coon dapat digunakan untuk mendesain sistem kendali dengan menggunakan

    tiga parameter yaitu Propotional Intergal Devirative (PID). Ketika sudah

    mendapat ketiga parameter PID, suatu sistem dapat kita kendalikan Responnya

    (Process Value) sesuai dengan Set Point yang di terapkan. Misalnya jika ingin

    mengendalikan Level Air, yang dapat dikendalikan disini adalah berapa banyak air

    yang masuk dan berapa banyak air yang keluar agar level air sesuai dengan set

    point. Tidak hanya dapat digunakan pada Level Air sederhana, bisa juga diterapkan

    di industri, misalnya mengendalikan level minyak bumi pada tangki yang sangat

    besar besar atau yang lainnya.

    Kata Kunci : Error, Ziegler-Nichols, Cohen and Coon, Propotional, Intergrative,

    Devirative, Process Value, Set Point

  • iv

    ABSTRACTION

    The role of the control system on a device that runs automatically so great

    that almost 80%. Because an engineer who operate or monitor the work tools can

    not always monitor the work of the tool. Therefore the system is controlled on a

    device must have a small error to minimize the errors that occurred. To create a

    system with a small error required precise and accurate calculations, through

    several methods for the system can be controlled. For example Ziegler-Nichols

    method and Cohhen and Coon can be used to design the control system using three

    parameters: the proportional - Intergal - Devirative (PID). When it gets three PID

    parameters, a system we can control response (Process Value) in accordance with

    the Set Point is applied. For example if you want to control the water level, which

    can be controlled here is how much of the incoming water and how much water

    comes out so that the water level in accordance with the set point. Not only can be

    used on a simple water level, can also be applied in industry, for example,

    controlling the level of oil in a very large tank or other large.

    Keyword : Error, Ziegler-Nichols, Cohen and Coon, Propotional, Intergrative,

    Devirative, Process Value, Set Point

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

    berkat,rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan laporan akhir yang berjudul

    PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM KENDALI KONTINYU &

    DIGITAL PADA PLANT LEVEL AIR DENGAN METODE ZIEGLER-

    NICHOLS & COOHEN COON MENGGUNAKAN MATLAB DAN ARDUINO

    dapat diselesaikan dengan baik.

    Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

    mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

    pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut

    dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

    penghargaan kepada Bapak Feriyonika, S.T., MSc.Eng. selaku dosen wali kelas dan

    dosen mata kuliah Sistem Kendali Digital yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan

    ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi,

    arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun

    laporan akhir ini.

    Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

    terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran

    dan kritikyang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan akhir ini

  • vi

    DAFTAR ISI

    ABSTRAKSI ....................................................................................................... iii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

    DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN ....................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .......................... 2

    2.1. PID ..................................................................................................... 2

    2.1.1 Kontrol Propotional ............................................................ 2

    2.1.2 Kontrol Integrative ............................................................. 3

    2.1.3 Kontrol Derivative .............................................................. 4

    2.2. Sistem Kendali Open Loop ................................................................ 4

    2.3. Sistem Kendali Close Loop ................................................................ 5

    2.4. Manual Tunning PID.......................................................................... 5

    2.5. Plant Level Air ................................................................................... 6

    BAB III METODA DAN PROSES PENYELESAIAN ................................... 7

    3.1. Desain Kendali PID dengan Metoda Ziegler-Nichols Tipe 1 ........................ 7

    3.2. Desain Kendali PID dengan Metoda Ziegler-Nichols Tipe 2 ...................... 11

    3.3. Desain Kendali PID dengan Metoda Cohen and Coon ................................ 13

    3.4. Realisasi Desain PID dengan Script Matlab ................................................ 15

    3.5. Realisasi Desain PID dengan Arduino (Standalone Controller) .................. 19

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 23

    4.1 Desain Kendali PID dengan Metoda Ziegler-Nichols Tipe 1 ....................... 23

    4.2 Desain Kendali PID dengan Metoda Ziegler-Nichols Tipe 2 ....................... 24

    4.3 Desain Kendali PID dengan Metoda Cohen and Coon ................................. 25

    4.4 Realisasi Desain PID dengan Script Matlab ................................................. 26

    4.5 Realisasi Desain PID dengan Arduino (Standalone Controller) ................... 27

  • vii

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 29

    5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 29

    5.2 Saran .............................................................................................................. 30

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 31

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel II.1 Manual Tunning PID ............................................................................ 6

    Tabel III.1 Rumus Parameter PID ZN Tipe 1 ..................................................... 10

    Tabel III.2 Hasil Perhitungan PID ZN Tipe 1 (Waktu Matlab) .......................... 10

    Tabel III.3 Hasil Perhitungan PID ZN Tipe 1 (Waktu Sebenarnya) ................... 11

    Tabel III.4 Rumus Parameter PID ZN Tipe 1 ..................................................... 13

    Tabel III.5 Hasil Perhitungan PID ZN Tipe 1 (Waktu Sebenarnya) ................... 13

    Tabel III.6 Rumus Parameter PID ZN Tipe 1 ..................................................... 14

    Tabel III.7 Hasil Perhitungan PID CC (Waktu Matlab) ..................................... 15

    Tabel III.8 Hasil Perhitungan PID CC (Waktu Matlab) ..................................... 15

    Tabel III.9 Parameter PID ................................................................................... 18

    Tabel IV.1 Hasil Manual Tunning PID Script .................................................... 26

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar II.1 Blok Diagram PID Controller........................................................... 2

    Gambar II.2 Sistem Kendali Open Loop .............................................................. 4

    Gambar II.3 Sistem Kendali Close Loop .............................................................. 5

    Gambar II.4 Plant Level Air.................................................................................. 6

    Gambar III.1 Blok Diagram Kendali Level Air .................................................... 7

    Gambar III.2 Realisasi Blok Diagram Kendali Level Air..................................... 7

    Gambar III.3 Koneksi Arduino dengan Plant ....................................................... 8

    Gambar III.4 Koneksi Arduino dengan Plant 2 .................................................... 8

    Gambar III.5 Blok Simulink ZN Tipe 1 ................................................................ 9

    Gambar III.6 Sinyal Awal ZN Tipe 1 ................................................................. 10

    Gambar III.7 Blok Diagram Kendali Level Air 2 ............................................... 11

    Gambar III.8 Sinyal Awal ZN Tipe 2 ................................................................. 12

    Gambar III.9 Blok Simulink CC ......................................................................... 13

    Gambar III.10 Sinyal Awal CC ........................................................................... 14

    Gambar III.11 Blok Simulink Realisasi PID Script ............................................ 15

    Gambar III.12 Realisasi PID Script .................................................................... 16

    Gambar III.13 Flow Chart PID Script ................................................................. 16

    Gambar III.14 Script PID Matlab........................................................................ 18

    Gambar III.15 Koneksi Arduino dengan Matlab ................................................ 19

    Gambar III.16 Blok Diagram Kendali Level Air Standalone Control ................ 19

    Gambar III.17 Realisasi Standalone Control ..................................................... 20

    Gambar III.18 Script Arduino PID...................................................................... 22

    Gambar IV.1 Respon Kendali PID ZN Tipe 1 .................................................... 23

    Gambar IV.2 Respon Kendali PID ZN Tipe 1 Manual Tunning ........................ 24

    Gambar IV.3 Respon Kendali PID ZN Tipe 2 .................................................... 24

    Gambar IV.4 Respon Kendali PID CC ............................................................... 25

    Gambar IV.5 Respon Kendali PID CC Manual Tunning ................................... 25

    Gambar IV.6 Respon Kendali PID dengan Script .............................................. 26

  • x

    Gambar IV.7 Respon Kendali PID dengan Script Manual Tunning ................... 27

    Gambar IV.8 Serial Monitor SP dan PV ............................................................. 28

    Gambar IV.9 Tampilan SP dan PV pada LCD ................................................... 28

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Di masa yang modern seperti sekarang ini banyak sekali alat alat

    elektronik canggih yang sudah tercipta, mulai dari alat yang dijalankan secara

    manual samapai yang bisa dioperasikan secara otomatis. Bagaimanapun alatnya,

    untuk mengendalikannya pasti dibutuhkan manusia. Sistem yang digunakan untuk

    mengendalikan suatu alat pun harus canggih dengan error yang seminimimal

    mungkin. Peran seorang engineer sangatlah penting untuk men-desain suatu sistem

    kendali sesuai dengan keperluan.

    Sistem kendali banyak sekali dipakai dalam dunia industri. [1] Dunia

    industri terus berkembang dengan sistem-sistem yang baru dalam bidang

    manufaktur maupun energi, khususnya sistem kontrol (Dede dkk, 2009). Saat ini

    banyak sekali ditawarkan suatu metode kontrol yang efektif dan mudah untuk

    diimplementasikan, salah satunya kontrol dengan sistem PID (Proporsional

    Integral Derivative). Penelitian mengenai pengendalian temperature yang lebih

    komplek juga sangat banyak di temui di dunia penelitian maupun dunia akademis.

    Wijaya (2009) [2] meneliti tentang Pengendalian Suhu Dan Ketinggian Air Pada

    Boiler Menggunakan Kendali PID dengan Metode Root Locus.

    Pada laporan praktikum ini penulis akan menggunakan algoritma PID untuk

    mengendalikan modul plant Level Air. Metode yang dipakai untuk mendapatkan

    parameter PID adalah dengan menggunakan metode Ziegler Nichols tipe 1 (open

    loop) dan tipe 2 (closed loop). Setelah parameter-parameter PID (Kp, Ti, Td)

    didapat, selanjutnya nilai dari parameter tersebut di gunakan ke modul PID. Respon

    sistem akan di analisis dan akan diperbaiki dengan teknik manual tuning untuk

    memperhalus respon agar sistem lebih handal. Setelah mendapatkan parameter

    yang tepat, nanti dapat dilihat respon yang bagus, yaitu sama dengan set point.

    Mulai dari rise time, overshoot, steady state respon bisa di tunning manual sesuai

    keperluan.

  • 2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    2.1. PID

    PID (Propotional Integral Derivative) Controller merupakan

    kontroler untuk menetukan kepresisian suatu sistem instrumentasi dengan

    karakteristik adanya umpan balik/ feedback pada sistem tersebut. Komponen

    PID terdiri dari 3 jenis, yaitu Propotional, Integratif, dan Derivative.

    Ketiganya dapat dipakai bersamaan maupun sendiri-sendiri, tergantung dari

    respon yang kita inginkan terhadap suatu plant.

    Gambar II.1 Blok Diagram PID Controller

    Perhitungan PID sendiri memiliki rumus sebagai berikut :

    .........................................................(1)

    2.1.1 Kontrol Propotional

    Kontrol P jika G(s) = kp, dengan k adalah konstanta.

    Jika u = G(s) x e maka u = Kp x e dengan Kp adalah Konstanta

    Proporsional. Kp berlaku sebagai Gain (penguat) saja tanpa

    memberikan efek dinamik kepada kinerja kontroler. Penggunaan

    kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena sifat kontrol yang

  • 3

    tidak dinamik ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi

    dasar yang sederhana kontrol P ini cukup mampu untuk

    memperbaiki respon transien khususnya rise time dan settling time.

    Pengontrol proporsional memiliki keluaran yang

    sebanding/proporsional dengan besarnya sinyal kesalahan (selisih

    antara besaran yang diinginkan dengan harga aktualnya).

    2.1.2 Kontrol Integrative

    Pengontrol Integral berfungsi menghasilkan respon sistem

    yang memiliki kesalahan keadaan mantap nol (Error Steady State

    = 0 ). Jika sebuah pengontrol tidak memiliki unsur integrator,

    pengontrol proporsional tidak mampu menjamin keluaran sistem

    dengan kesalahan keadaan mantapnya nol. Jika G(s) adalah kontrol

    I maka u dapat dinyatakan sebagai u(t)=[integral e(t)dT] x Ki

    dengan Ki adalah konstanta Integral, dan dari persamaan di atas,

    G(s) dapat dinyatakan sebagai u=Kd x [delta e/delta t]. Jika e(T)

    mendekati konstan (bukan nol) maka u(t) akan menjadi sangat

    besar sehingga diharapkan dapat memperbaiki error.

    Jika e(T) mendekati nol maka efek kontrol I ini semakin

    kecil. Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan

    respon steady-state, namun pemilihan Ki yang tidak tepat dapat

    menyebabkan respon transien yang tinggi sehingga dapat

    menyebabkan ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki yang sangat

    tinggi justru dapat menyebabkan output berosilasi karena

    menambah orde system. Keluaran pengontrol ini merupakan hasil

    penjumlahan yang terus menerus dari perubahan masukannya. Jika

    sinyal kesalahan tidak mengalami perubahan, maka keluaran akan

    menjaga keadaan seperti sebelum terjadinya perubahan masukan.

    Sinyal keluaran pengontrol integral merupakan luas bidang yang

    dibentuk oleh kurva kesalahan / error.

  • 4

    2.1.3 Kontrol Derivative

    Keluaran pengontrol diferensial memiliki sifat seperti halnya

    suatu operasi derivatif. Perubahan yang mendadak pada masukan

    pengontrol akan mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan

    cepat. Ketika masukannya tidak mengalami perubahan, keluaran

    pengontrol juga tidak mengalami perubahan, sedangkan apabila

    sinyal masukan berubah mendadak dan menaik (berbentuk

    fungsi step), keluaran menghasilkan sinyal berbentuk impuls. Jika

    sinyal masukan berubah naik secara perlahan (fungsi ramp),

    keluarannya justru merupakan fungsi step yang besar

    magnitudenya sangat dipengaruhi oleh kecepatan naik dari

    fungsi ramp dan faktor konstanta Kd. Sinyal kontrol u yang

    dihasilkan oleh kontrol D dapat dinyatakan sebagai G(s) = s x Kd

    Dari persamaan di atas, nampak bahwa sifat dari kontrol D ini

    dalam konteks kecepatan atau rate dari error. Dengan sifat ini ia

    dapat digunakan untuk memperbaiki respon transien dengan

    memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol Derivative hanya

    berubah saat ada perubahan error sehingga saat error statis kontrol

    ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan kontroler

    Derivative tidak dapat dipakai sendiri.

    2.2. Sistem Kendali Open Loop

    Open loop control atau kontrol lup terbuka adalah suatu sistem yang

    keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Artinya,

    sistem kontrol terbuka keluarannya tidak dapat digunakan sebagai umpan

    balik dalam masukan.

    Gambar II.2 Sistem Kendali Open Loop

    Dalam suatu sistem kontrol terbuka, keluaran tidak dapat

    dibandingkan dengan masukan acuan. Jadi, untuk setiap masukan acuan

  • 5

    berhubungan dengan operasi tertentu, sebagai akibat ketetapan dari sistem

    tergantung kalibrasi. Dengan adanya gangguan, system control open loop

    tidak dapat melaksanakan tugas sesuai yang diharapkan. System control open

    loop dapat digunakan hanya jika hubungan antara masukan dan keluaran

    diketahui dan tidak terdapat gangguan internal maupun eksternal.

    2.3. Sistem Kendali Close Loop

    Sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol yang sinyal

    keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan, sistem

    kontrol lup tertutup juga merupakan sistem kontrol berumpan balik. Sinyal

    kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan

    sinyal umpan balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi

    sinyal keluaran atau turunannya, diumpankan ke kontroler untuk

    memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem mendekati harga

    yang diinginkan. Dengan kata lain, istilah lup tertutup berarti menggunakan

    aksi umpan balik untuk memperkecil kesalahan sistem.

    Gambar II.3 Sistem Kendali Close Loop

    Gambar II.3 menunjukkan hubungan masukan dan keluaran dari

    sistem kontrol lup tertutup. Jika dalam hal ini manusia bekerja sebagai

    operator, maka manusia ini akan menjaga sistem agar tetap pada keadaan

    yang diinginkan, ketika terjadi perubahan pada sistem maka manusia akan

    melakukan langkah langkah awal pengaturan sehingga sistem kembali

    bekerja pada keadaan yang diinginkan.

    2.4. Manual Tunning PID

    Teknik manual tunning sebenarnya adalah sebagai pelengkap dari

    metode metode yang dipakai untuk mendesain PID kontroler. Sebagai

  • 6

    optional, ketika mendapatkan repon yang kurang sesuai dengan keperluan.

    Dalam manual tunning, dapat mengacu pada tabel dibawah ini.

    Tabel II.1 Manual Tunning PID

    Dengan menggunakan tabel diatas, akan lebih mudah untuk

    melakukan manual tunning pada desain PID yang kurang sesuai, misalnya

    penyebab adanya atau besarnya overshoot adalah nilai Kp dan Ki yang besar

    sehingga kedua nilai tersebut harus diturunkan perlahan untuk memperkecil

    overshoot yang ada.

    2.5. Plant Level Air

    Tujuan dari mendesain PID adalah menerapkannya pada suatu plant,

    salah satu plant yang dapat dikendalikan misalnya adalah plant level air.

    Bagian bagian yang terdapat pada plant level air yaitu adalah pompa yang

    berfungsi untuk mengeluarkan air dan sensor yang berguna sebagai feedback

    ke PID kontrol agar plant dapat dikendalikan. Dan juga pada plant ini terdapat

    gangguan berupa keran tempat keluarnya air yang berfungsi untuk menguji

    kestabilan sistem yang telah diterapkan pada plant tersebut. Untuk lebih jelas,

    Gambar II.4 adalah salah satu plant level air yang dapat dikendalikan.

    Gambar II.4 Plant Level Air

    Parameter Rise Time Overshoot Setting Time S-S Error

    Kp Berkurang Bertambah Minor Change Berkurang

    Ki Berkurang Bertambah Bertambah Menghilangkan

    Kd Minor Change Berkurang Berkurang Minor Change

  • 7

    BAB III

    METODA DAN PROSES PENYELESAIAN

    3.1. Desain Kendali PID dengan Metoda Ziegler-Nichols Tipe 1

    Dalam mendesain kendali PID Level Air dengan menggunakan

    Arduino Matlab, hal pertama yang harus dilakukan adalah pastikan bahwa

    arduino sudah terbaca di Matlab. Dengan cara mengupload program adio

    pada Arduino, dan juga menjalankan script arduino.m dan install_arduino.m.

    Jika sudah maka Matlab akan dapat membaca Arduino. Lalu berikut ini

    adalah langkah-langkah dalam membuat kendali PID dengan metode Ziegler

    Nichols menggunakan Arduino Matlab :

    a.) Mengkoneksikan modul-modul kendali untuk keperluan kendali Level

    Air. Dengan Blok Diagram seperti gambar III.1

    Gambar III.1 Blok Diagram Kendali Level Air

    Realisasinya terdapat pada gambar III.2

    Gambar III.2 Realisasi Blok Diagram Kendali Level Air

    POWER

    SUPPLY

    SET

    POINT

    PID

    CONTROLLER

    PENGUAT

    DAYA

    PLANT LEVEL

    AIR

  • 8

    b.) Karena ingin membaca sinyal input dari set point dan sinyal output dari

    plant (Respon). Maka koneksikan output keluaran dari set point dan

    output keluaran dari plant ke analog input Arduino. Namun sebelumnya

    karena arduino hanya dapat membaca tegangan dengan batas maksimal

    5v, maka tegangan dari set point harus melewati rangkaian pembagi

    tegangan terlebih dahulu agar tegangannya menjadi setengahnya, setelah

    itu dapat di koneksikan ke analog input Arduino. Untuk tegangan dari

    plant yang nantinya akan dijadikan sebagai respon, bisa langsung di

    koneksikan ke analog input Arduino karena tegangan maksimal dari

    plant adalah 2v. Realisasinya sepeti gambar III.3.

    Gambar III.3 Koneksi Arduino dengan Plant

    c.) Menyalakan Power supply dan koneksikan Arduino ke Laptop dan

    membuka program Matlab.

    Gambar III.4 Koneksi Arduino dengan Plant 2

  • 9

    d.) Setelah semua rangkaian terkoneksikan, membuat Blok Simulink

    seperti gambar III.5.

    Gambar III.5 Blok Simulink ZN Tipe 1

    Jadi ada dua sinyal yang masuk yaitu sinyal dari set point dan sinyal dari

    respon, yang keduannya akan dilewakan frekuensi rendahnya. Setelah itu

    sinyal dikali 0.0048 agar sinyal terbaca dengan nilai maksimal 5v.

    Karena output dari plant yang dipakai adalah 0.2v/mbar maka kedua

    sinyal harus dikali dengan 1/0.2v. untuk sinyal dari setpoint karena

    sebelumnya masuk dahulu ke rangkaian pembagi setengah, maka harus

    dibalikan lagi ke sinyal semula dengan mengkalikan 2. Untuk step pada

    sinyal respon digunakan agar sinyal respon sama dengan setpoint saat

    awal untuk di desain menggukan metode Ziegler Nichols Tipe-1.

    e.) Selanjutnya adalah mendapatkan sinyal awal untuk di desain kendali

    PID-nya dengan menaikan set point dengan cepat, sehingga responnya

    pun akan naik. Seperti gambar III.6.

  • 10

    Gambar III.6 Sinyal Awal ZN Tipe 1

    Pada gambar 2.6 garis yang berwarna merah adalah sinyal dari set

    point, dan garis yang berwarna biru adalah sinyal dari respon. Setelah

    mendapatkan sinyal seperti gambar diatas, langsung dihitung nilai L dan

    T. Perhitungan KP, Ki Dan Kd dapat mengacu pada tabel berikut :

    Tabel III.1 Rumus Parameter PID ZN Tipe 1

    Perhitungan KP, Ki Dan Kd dengan menggunakan Excel dapat dilihat

    pada tabel dibawah ini.

    Tabel III.2 Hasil Perhitungan PID ZN Tipe 1 (Waktu Matlab)

    WAKTU MATLAB

    L T Kp Ti Td Ki Kd

    56,6 588,4 12,4749117 113,2 28,3 0,1102024 353,04

  • 11

    f.) Karena waktu pada matlab berbeda dengan waktu sebenarnya, maka

    harus di konversikan terlebih dahulu dengan membandingkan waktu

    matlab dengan waktu sebenarnya menggunakan stopwatch. Setelah

    dihitung nilai KP, Ki dan Kd dengan watu sebenarnya dapat dilihat pada

    tabel dibawah ini.

    Tabel III.3 Hasil Perhitungan PID ZN Tipe 1 (Waktu Sebenarnya)

    3.2. Desain Kendali PID dengan Metoda Ziegler-Nichols Tipe 2

    Dalam mendesain kendali menggunakan metode Ziegler Nichols Tipe

    2 untuk plant level air, setting awalnya sama saja dengan Ziegler Nichols Tipe

    1. Namun yang membedakan adalah langkah mendapatkan nilai Kp, Ki dan

    Kd nya. Yaitu mendapatkan sinyal awalanya. Agar lebih jelas berikut ini

    adalah langkahnya :

    a.) Setelah semua rangkaian terkoneksikan, membuat Blok Simulink

    seperti gambar III.7

    Gambar III.7 Blok Diagram Kendali Level Air 2

    REAL TIME

    L T Kp Ti Td Ki Kd

    6,07 63,54 12,5614498 12,14 3,035 1,0347158 38,124

  • 12

    Jadi ada dua sinyal yang masuk yaitu sinyal dari set point dan sinyal dari

    respon, yang keduannya akan dilewakan frekuensi rendahnya. Setelah itu

    sinyal dikali 0.0048 agar sinyal terbaca dengan nilai maksimal 5v. Lalu

    dikalikan lagi dengan 5 agar sama dengan sinyal aslinya.

    b.) Selanjutnya adalah mendapatkan sinyal awal untuk di desain kendali

    PID-nya dengan cara mematikan Ti dan Td. Lalu mencari sinyal respon

    sampai sinyal tersebut berosilasi stabil terus menerus, dengan cara

    mengubah-ubah nilai Kp. Setelah diubah-ubah, nilai Kp yang didapatkan

    adalah 340,22. Nilai tersebut didapatkan dengan membagi nilai keluaran

    dari PID dengan set point yang masuk. Berikut adalah gambar sinyal

    respon yang berosilasi terus menerus. Dan juga didapatkan nilai Pcr

    untuk paramater dalam mendapatkan nilai Ki dan Kd nanti.

    Gambar III.8 Sinyal Awal ZN Tipe 2

    Pada gambar III.8 garis yang dilingkari adalah sinyal respon saat

    berosilasi secara terus menerus. Nilai Pcr adalah pengurangan dari puncak

    ke puncak (1 perioda). Setelah nilai Kcr dan Pcr di dapat paramater Ki dan

    Kd dapat dicari dengan rumus berikut ini.

  • 13

    Tabel III.4 Rumus Parameter PID ZN Tipe 1

    c.) Setelah dilakukan perhitungan untuk mendapatkan parameter lain

    didapatkan hasil sebagai berikut pada tabel III.5

    Tabel III.5 Hasil Perhitungan PID ZN Tipe 1 (Waktu Sebenarnya)

    3.3. Desain Kendali PID dengan Metoda Cohen and Coon

    Dalam mendesain kendali menggunakan metode Cohen and Coon

    untuk plant level air, setting awalnya sama saja dengan Ziegler Nichols Tipe

    1 & 2. Namun yang membedakan adalah langkah mendapatkan nilai Kp, Ki

    dan Kd nya. Yaitu mendapatkan sinyal awalanya. Agar lebih jelas berikut ini

    adalah langkahnya :

    a.) Setelah semua rangkaian terkoneksikan, membuat Blok Simulink seperti

    gambar III.9

    Gambar III.9 Blok Simulink CC

    REAL TIME

    Kcr Pcr Kp Ti Td Ki Kd

    340,322 0,7544 204,1932 0,3772 0,0943 541,339343 19,25541876

  • 14

    Jadi ada dua sinyal yang masuk yaitu sinyal dari setpoint dan sinyal

    dari respon, yang keduannya akan dilewakan frekuensi rendahnya. Setelah

    itu sinyal dikali 0.0048 agar sinyal terbaca dengan nilai maksimal 5v. Lalu

    dikalikan lagi dengan 5 agar sama dengan sinyal aslinya.

    b.) Selanjutnya adalah mendapatkan sinyal awal untuk di desain kendali

    PID-nya dengan cara mematikan Ti , Td dan Kp diset 1x. Ubah setpoint

    2 kali. Agar sinyal respon naik 2 x, setelah sebelumnya mencapai steady

    state. Seperti gambar berikut.

    Gambar III.10 Sinyal Awal CC

    c.) Setelah mendapatkan sinyal awal dan juga nilai d, , dan gp, untuk

    mencari nilai Kp, Ti dan Td dapat menggunakan tabel berikut.

    Tabel III.6 Rumus Parameter PID ZN Tipe 1

  • 15

    Setelah dilakukan perhitungan untuk mendapatkan parameter lain didapatkan

    hasil sebagai berikut pada tabel III.7.

    Tabel III.7 Hasil Perhitungan PID CC (Waktu

    Matlab)

    Gp d Kc Ti Td Ki Kd

    0,693981 15 408 53,27198951 36,92559 5,51250685 1,442684974 293,6622

    Tabel III.8 Hasil Perhitungan PID CC

    (Waktu Matlab)

    Kp Ti Td

    4,36830314 3,027898134 0,452026

    3.4. Realisasi Desain PID dengan Script Matlab

    Dalam mendesain kendali PID pada matlab yang dilakukan adalah

    membuat script yang berisi perintah agar suatu sistem dapat dikendalikan.

    Setting hardware sama saja dengan sebelumnya, namun ada sedikit yang

    membedakan. Berikut adalah hal yang harus dilakukan :

    a.) Mengkoneksikan modul-modul kendali untuk keperluan kendali Level

    Air. Dengan Blok Diagram seperti gambar III.11

    Gambar III.11 Blok Simulink Realisasi PID Script

    Realisasinya terdapat pada gambar III.12

    POWER

    SUPPLY

    PID

    CONTROLLER

    PENGUAT

    DAYA

    PLANT LEVEL

    AIR

    ARDUINO

  • 16

    Gambar III.12 Realisasi PID Script

    b.) Modul set point tidak digunakan karena set point menggunakan

    potensiometer yang terhubung ke analog input arduino yang dapat

    diubah nilai tegangannya dari 0 5v.

    c.) Berikut adalah flow chart untuk membuat PID digital dengan script

    Matlab.

    Gambar III.13 Flow Chart PID Script

  • 17

    Programnya adalah sebagai berikut ini:

  • 18

    Gambar III.14 Script PID Matlab

    d.) Setelah itu memasukan nilai Kp, Ti dan Td yang telah didapatkan

    sebelumnya dengan menggunakan metode Ziegler Nichols Tipe 1

    kedalam inisialisasi program. Berikut adalah nilai Kp, Ti dan Td.

    Tabel III.9 Parameter PID

    Kp Ti Td

    12,5614498 12,14 0

    e.) Memastikan bahwa arduino telah terkoneksi dengan Matlab, dengan

    mejalankan instal_arduino.m dan arduino.m. dan membuat koneksi

    arduino seperti gambar berikut.

  • 19

    Gambar III.15 Koneksi Arduino dengan Matlab

    Analog 0 digunakan sebagai set point yang diatur menggunakan

    potensiometer, dan Analog 5 digunakan sebagai sinyal respon. Untuk

    kendali on off nya digunakan jumper dari pin 13 ke pin 10. Sebagai output

    PID digunakan pin 6 yang dimasukan kedalam PID analog untuk

    membesarkan gainnya menjadi 2 kai lipat, dengan cara mengatur Kp agar

    outputnya dikuatkat 2x dari inputnya. Karena output PID memiliki range 0-

    10v sedangkan arduino hanya 0-5v.

    f.) Menjalankan PID script yang telah dibuat, berikut adalah gambar dari

    setpoint dan respon saat script dijalankan.

    3.5. Realisasi Desain PID dengan Arduino (Standalone Controller)

    Dalam merealisasikan PID ke arduino pada plan Level Air, hal- hal yang

    harus dilakukan adalah sebagai berikut.

    a.) Mengkoneksikan modul-modul kendali untuk keperluan kendali Level

    Air. Dengan Blok Diagram seperti gambar berikut.

    Gambar III.16 Blok Diagram Kendali Level Air Standalone Control

  • 20

    Realisasinya terdapat pada gambar berikut.

    Gambar III.17 Realisasi Standalone Control

    b.) Modul set point tidak digunakan karena set point menggunakan

    potensiometer yang terhubung ke analog input arduino yang dapat

    diubah nilai tegangannya dari 0 5v. Lalu Modul PID analog tidak

    sepenuhnya digunakan, karena modul tersebut hanya digunakan

    parameter Kp nya saja. Karena keluaran dari Arduino terbatas yatu

    sampai 5V sedangkan tegangan yang masuk ke penguat daya harus

    memilik range 0 10V oleh karena itu harus dikalikan 2 dengan

    menggunakan gain yang ada di PID analog.

    c.) Lalu Pin-pin yang digunakan pada arduino adalah sebagai berikut.

    A0, digunakan sebagai Set point dengan cara mengkoneksikannya

    dengan Potensiometer.

    A5, digunakan sebagai Respon dari sensor plant.

    PIN 3, digunakan sebagai keluran yang digunakan untuk

    menjalankan plant.

    d.) Setelah semua terkoneksi, langkah selanjutnya adalah membuat

    program di Arduino IDE dengan script sebagai berikut.

  • 21

  • 22

    Gambar III.18 Script Arduino PID

    Parameter Kp, Ti dan Td didapatkan dari metode yang sebelumnya yang

    digunakan pada realisasi desain PID dengan script matlab pada tabel III.9.

    Setelah itu upload program tersebut pada Arduino. Dan menghidupkan

    Power supply.

  • 23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Desain Kendali PID dengan Metoda Ziegler-Nichols Tipe 1

    Setelah mendapatkan nilai Kp, Ti dan Td nilai tersebut diterapkan

    pada PID Controller. Dan ketika dijalankan kembali, sinyal respon akan

    menjadi seperti gambar IV.1

    Gambar IV.1 Respon Kendali PID ZN Tipe 1

    Sinyal respon akan terlihat sama saat steady state dengan sinyal dari

    setpoint, namun sinyal respon yang dilingkari merah terdapat frekuensi tinggi

    yang mengganggu ketelitian. Oleh karena itu Td pada PID harus di off kan

    agar frekuensi tinggi tersebut ditahan. Ketika Td di off kan sinyal respon lebih

    halus seperti pada lingkaran ungu pada gambar diatas.

    Sinyal respon diatas masih memiliki overshoot yang cukup besar oleh

    karena itu, dilakukan manual tunning agar overshoot mengecil. Dengan

    menaikan sedikit-sedikit Kp dan Ti. Sinyal yang telah dilakukan manual

    tunnig dapat dilihat pada gambar IV.2

  • 24

    Gambar IV.2 Respon Kendali PID ZN Tipe 1 Manual Tunning

    Gambar diatas adalah hasil manual tunning dengan menaikan Kp

    dan Ti. Terlihat overshoot menjadi mengecil sehingga terlihar sinyal respon

    sama dengan setpoint pada saat-saat tertentu. Namun saat set point diubah

    secara cepat dan lebih jauh, sinyal respon terlihat melewati sinyal set point.

    4.2 Desain Kendali PID dengan Metoda Ziegler-Nichols Tipe 2

    Setelah mendapatkan nilai Kp, Ti dan Td nilai tersebut diterapkan pada

    PID Controller. Dan ketika dijalankan kembali, sinyal respon akan menjadi

    seperti gambar IV.3

    Gambar IV.3 Respon Kendali PID ZN Tipe 2

  • 25

    Sinyal respon akan terlihat sama saat steady state dengan sinyal dari

    setpoint, namun agak sedikit berosilasi, hal tersebut karena plan yang

    dikendalikan adalah air.

    4.3 Desain Kendali PID dengan Metoda Cohen and Coon

    Setelah mendapatkan nilai Kp, Ti dan Td nilai tersebut diterapkan

    pada PID Controller. Dan ketika dijalankan kembali, sinyal respon akan

    menjadi seperti gambar IV.4

    Gambar IV.4 Respon Kendali PID CC

    Jika dilihat, sinyal respon memiliki overshoot yang cukup besar dan

    juga lamanya mencapai steady state. Setelah dilakukan manual tunning untuk

    memperkecil overshoot dilakukan dengan cara menaikan Kp dan Ti. Dengan

    nilai Kp yang baru yaitu 9 dan Ti 8,1. Respon baru seperti gambar berikut.

    Gambar IV.5 Respon Kendali PID CC Manual Tunning

  • 26

    Terlihat overshoot dan steady state mengecil dengan dilakukan

    manual tunning juga.

    4.4 Realisasi Desain PID dengan Script Matlab

    Menjalankan PID script yang telah dibuat, berikut adalah gambar dari

    setpoint dan respon saat script dijalankan.

    Gambar IV.6 Respon Kendali PID dengan Script

    Sinyal memiiki overshoot yang cukup besar, oleh karena itu dilakukan

    tunning manual kembali agar overshoot mengecil. Setelah dilakukan tunning

    manual, didapatkan hasil KP, Ti dan Td sebagai berikut.

    Tabel IV.1 Hasil Manual Tunning PID Script

    Kp Ti Td

    30 50 0

    Sinyal respon menjadi seperti berikut.

  • 27

    Gambar IV.7 Respon Kendali PID dengan Script Manual Tunning

    Dari hasil tunning ini, sinyal respon tidak memiliki overshoot

    melainkan langsung steady state, namun saat setpoint diturunkan cukup

    drastis, sinyal respon melewati setpoint. Saat diberi gangguan berupa katup

    yang ditutup beberapa saat, repon naik lalu turun kembali. Dan di beri

    gangguan berupa katup yang dibuka, respon akan trun dulu kebawah lalu naik

    kembali.

    4.5 Realisasi Desain PID dengan Arduino (Standalone Controller)

    Pada saat yang plan dijalankan, tekan CTRL + Shift + M untuk melihat

    secara serial yang terbaca pada arduino. Berikut adalah beberapa contoh

    serial monitor yang berhasil ditangkap.

  • 28

    Gambar IV.8 Serial Monitor SP dan PV

    Bagian yang diberi tanda merah memperlihatkan nilai saat Set point sama

    dengan sinyal Respon.

    Agar laptop tidak dilibatkan pada sistem ini, kita dapat menggunakan

    LCD sebagai monitor untuk melihat nilai set point dan respon. Dengan

    menambah intuksi untuk LCD pada program. Realisasinya seperti gambar

    IV.9

    Gambar IV.9 Tampilan SP dan PV pada LCD

  • 29

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

    a.) Untuk mendesain kendali PID dapat dilakukan dengan metode Ziegler

    Nichols Tipe-1. Untuk membaca sinyal dapat digunakan media Arduino

    agar sinyal dapat terbaca di Matlab. Setelah mendapatkan Kp, Ti dan Td

    sinyal respon memilik frekuensi tinggi, oleh sebab itu Td harus di off

    kan. Karena Td berperan sebagai High Pass Filter, saat Td di off kan

    sinyal respon menjadi halus. Untuk mengecilkan overshoot yang

    terdapat pada sinyal respon, Kp dan Td harus dinaikan. Rise time pada

    level air sudah cukup cepat, karena yag dikendalikan adalah air. Saat set

    point dinaikan drastis atau diturunkan drastis sinyal respon akan

    melebihi sinyal set point, hal tersebut dikarenakan motor pada pump

    yang kurang presisi.

    b.) Untuk mendesain kendali PID dapat dilakukan dengan metode Ziegler

    Nichols Tipe-2. Untuk membaca sinyal dapat digunakan media Arduino

    agar sinyal dapat terbaca di Matlab. Setelah mendapatkan Kp, Ti dan Td

    sinyal respon memiliki eror steady state yang secara terus menerus. Hal

    tersebut karena plan yang dikendalikan adalah air. Sifat air sendiri

    seperti ombak yang bergerak berubah-ubah, makanya sensor membaca

    naik turun. Jika dibandingkan dengan ziegler nichols tipe 1. Sinyal

    respon yang didapat masih bagus dengan menggunakan ziegler nichols

    tipe 1.

    c.) Untuk mencari nilai Kc, Ki, dan Kd pada suau sistem yang memiliki

    deadtime yang besar, dapat didesain menggunakan metode cohen and

    coon agar sistem tersebut memiliki deadtime yang kecil. Hal tersebut

    sangat cocok bagi Level Air karena respon yang didapatkan lama,

  • 30

    sehingga saat dicari ketiga parameter tersebut, sinyal respon terlihat

    halus.

    d.) Kendali PID dapat dilakukan dengan menggunakan program, kendali

    teresebut dinamakan PID Digital. Salah satunya ynag sedang dipelajari

    adalah dengan menggunakan script pada Matlab. Hanya dengan

    measukan nilai Kp, Ti dan Td, Program tersebut dapat mengendalikan

    suatu sistem. Tentunya dalam hal ini menggunakan suatu media yaitu

    Arduino salah satunya yang dapt digunakan.

    e.) Dalam menggunakan PID Arduino caranya sangatlah mudah. Hanya

    dengan memasukan parameter yang diperlukan, kita dapat

    mengendalikan suatu plant. Tidak hanya mengendalikan, kita juga dapat

    memantau aktivitas sistem dengan menggunakan serial monitor atau

    langsung menggunakan LCD. Sehingga sistem tidak perlu

    menggunakan Laptop lagi sebagai kendalinya. Dengan Arduino yang

    minimalis dan praktis, semuanya dapat dikendalikan dengan Arduino.

    5.2 Saran

    Dari semua percobaan yang telah dilakukan, dapat diterapkan tidak

    hanya dengan palnt level air. Dapat juga di plant apapun, bahkan sampai

    kendali tersebut dapat diterapkan pada plant-plant besar yang ada di dalam

    suatu industri. Adapun beberapa saran untuk membuat percobaan ini menjadi

    lebih sempurna lagi adalah sebagai berikut.

    a.) Untuk memasukan set point dapat digunakan keypad sebagai input

    nilainya

    b.) Menambahkan indikator buzzer atau LED saat respon nilainya

    mendekati nilai set point.

    c.) Sebagai media kontroler, dapat digunakan pengendali yang lebih

    kompleks seperti rapsberry, PIC, PLC yang sudah ada PID dan lain

    sebagainya.

  • 31

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Iskandar, Dede dkk. Kendali Level Air dengan Menggunakan Parameter PID

    Controller, Jurnal, Universitas Jendral Achmad Yani, 2009.

    [2] Kurniawan, Wijaya. Pengendalian Suhun dan Ketinggian Air Pada Boiler

    Menggunakan Kendali PID dengan Metode Root Locus, Jurnal, EECCIS

    Vol.III, 2009.

    [3] Pengertian Open Loop dan Close Loop,

    http://wisnukusbandono.blogspot.com/2013/03/pengertian-open-loop-dan-

    close-loop.html. Diakses 8 Juli 2015.

    [4] PID (Propotional Intergral Derivative) Control.

    https://putraekapermana.wordpress.com/2013/11/21/pid/. Diakses 8 Juli 2015.