perancangan brand season clothing - unipa sby · 2019. 4. 15. · seminar nasional seni dan desain:...

6
Seminar Nasional Seni dan Desain: Positioning Seni dan Desain Indonesia dengan Visi Global (Konsep, Strategi dan Implementasi)” – FBS Unesa, 12 November 2016 Tantra Sakre, S.Sn., M.Pd (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) 1 Perancangan Brand Season Clothing Sebuah Usaha untuk Memudakan Budaya, Membudayakan Pemuda Tantra Sakre, S.Sn., M.Pd Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya [email protected] Abstrak ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan ASEAN Economic Community atau yang biasa disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN memberikan sebuah peluang dan harapan yang besar untuk memajukan perekonomian, perdagangan dan perindustrian negara-negara dalam kawasan Asia tenggara. Namun perlu digaris bawahi, bahwa ada tantangan yang besar pula menyertainya. Apabila hal ini tidak diperhatikan dengan baik, maka tidak mungkin Indonesia hanya bisa menjadi negara konsumen produk-produk buatan negara tetangga, bahkan dalam kemajuan yang lebih buruk, kita bisa jadi tidak menjadi tuan rumah di negara sendiri. Hal ini menjadi sangat masuk akal karena banyaknya tenaga asing yang lebih murah dan kompeten yang mencari pekerjaan di Indonesia. Negara Indonesia kaya akan budaya tradisionalnya. Hal ini bisa menjadi modal yang sangat bagus dalam menghadapi tantangan MEA ke depan. Kebudayaan-kebudayaan ini apabila dikemas secara apik dan mengena dengan perkembangan zaman dapat menjadi sebuah nilai jual yang tidak tergoyahkan. Brand Season Clothing sendiri didirikan dengan cita-cita agar kebudayaan Indonesia ini bisa diterima dan dicerna oleh anak-anak muda Indonesia. Pendekatan yang digunakan pun, tidak melulu harus mentah-mentah diambil dari kebudayaan lokal Indonesia, namun diolah dan didesain dengan sentuhan anak muda yang lebih segar. Sedangkan untuk produk keluaran awalnya, yang dihasilkan adalah kaos, mengingat produk ini yang paling banyak dan lekat dengan kehidupan anak muda. Hasilnya adalah sebuah brand clothing lokal yang bervisi misi mengembangkan kearifan lokal dengan sentuhan desain yang “kekinian”. Dipilih slogan atau tagline Memudakan Budaya, Membudayakan Pemuda untuk mewakili visi misi Season Clothing. Kata kunci: Clothing budaya, Budaya Indonesia, Memudakan Budaya, Membudayakan Pemuda 1. Pendahuluan Kekayaan budaya Indonesia yang sangat banyak bisa menjadi sebuah modal yang sangat kuat untuk menghadapi era persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun persaingan yang sangat ketat dari negara-negara tetangga masih merupakan tantangan dan pekerjaan rumah untuk pemerintah Indonesia. Industri kreatif mempunyai prospek yang cerah untuk menjadi primadona kekuatan ekonomi suatu negara. Hal ini dikarenakan Sumber Daya Alam yang saat ini menjadi tumpuan kekuatan ekonomi Indonesia (batu bara, minyak bumi, dan gas alam) adalah jenis-jenis sumber daya alam yang tidak terbarukan dan dengan berjalannya waktu dapat habis dan tidak dapat terbarukan. Hal ini berbeda dengan kekuatan industri kreatif, lihat saja negara Korea Selatan yang dengan cerdasnya menjual kebudayaan negaranya dan mampu menopang perkonomian negaranya, atau negara Inggris, yang terkenal sebagai Ibukota Industri Kreatif Dunia dengan pendapatan negaranya 25% diperoleh dari sektor Industri Kreatif. Season Clothing adalah sebuah brand clothing lokal yang mempunyai visi dan untuk mengenalkan budaya-budaya lokal Indonesia ini dengan kemasan yang lebih segar dan menarik. Serta mengajak pemuda-pemuda Indonesia untuk lebih mengenal dan mencintai kebudayaan Indonesia. Slogan yang Season ambil adalah Membudayakan Pemuda, Memudakan Budaya.

Upload: others

Post on 15-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Seminar Nasional Seni dan Desain: “Positioning Seni dan Desain Indonesia dengan Visi Global (Konsep, Strategi dan Implementasi)” – FBS Unesa, 12 November 2016

    Tantra Sakre, S.Sn., M.Pd (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) 1

    Perancangan Brand Season Clothing Sebuah Usaha untuk

    Memudakan Budaya, Membudayakan Pemuda

    Tantra Sakre, S.Sn., M.Pd

    Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya [email protected]

    Abstrak ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan ASEAN Economic Community atau yang biasa disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN memberikan sebuah peluang dan harapan yang besar untuk memajukan perekonomian, perdagangan dan perindustrian negara-negara dalam kawasan Asia tenggara. Namun perlu digaris bawahi, bahwa ada tantangan yang besar pula menyertainya. Apabila hal ini tidak diperhatikan dengan baik, maka tidak mungkin Indonesia hanya bisa menjadi negara konsumen produk-produk buatan negara tetangga, bahkan dalam kemajuan yang lebih buruk, kita bisa jadi tidak menjadi tuan rumah di negara sendiri. Hal ini menjadi sangat masuk akal karena banyaknya tenaga asing yang lebih murah dan kompeten yang mencari pekerjaan di Indonesia. Negara Indonesia kaya akan budaya tradisionalnya. Hal ini bisa menjadi modal yang sangat bagus dalam menghadapi tantangan MEA ke depan. Kebudayaan-kebudayaan ini apabila dikemas secara apik dan mengena dengan perkembangan zaman dapat menjadi sebuah nilai jual yang tidak tergoyahkan. Brand Season Clothing sendiri didirikan dengan cita-cita agar kebudayaan Indonesia ini bisa diterima dan dicerna oleh anak-anak muda Indonesia. Pendekatan yang digunakan pun, tidak melulu harus mentah-mentah diambil dari kebudayaan lokal Indonesia, namun diolah dan didesain dengan sentuhan anak muda yang lebih segar. Sedangkan untuk produk keluaran awalnya, yang dihasilkan adalah kaos, mengingat produk ini yang paling banyak dan lekat dengan kehidupan anak muda. Hasilnya adalah sebuah brand clothing lokal yang bervisi misi mengembangkan kearifan lokal dengan sentuhan desain yang “kekinian”. Dipilih slogan atau tagline Memudakan Budaya, Membudayakan Pemuda untuk mewakili visi misi Season Clothing. Kata kunci: Clothing budaya, Budaya Indonesia, Memudakan Budaya, Membudayakan Pemuda

    1. Pendahuluan Kekayaan budaya Indonesia yang sangat banyak bisa menjadi sebuah modal yang sangat kuat untuk menghadapi era persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Namun persaingan yang sangat ketat dari negara-negara tetangga masih merupakan tantangan dan pekerjaan rumah untuk pemerintah Indonesia.

    Industri kreatif mempunyai prospek yang cerah untuk menjadi primadona kekuatan ekonomi suatu negara. Hal ini dikarenakan Sumber Daya Alam yang saat ini menjadi tumpuan kekuatan ekonomi Indonesia (batu bara, minyak bumi, dan gas alam) adalah jenis-jenis sumber daya alam yang tidak terbarukan dan dengan berjalannya waktu

    dapat habis dan tidak dapat terbarukan. Hal ini berbeda dengan kekuatan industri kreatif, lihat saja negara Korea Selatan yang dengan cerdasnya menjual kebudayaan negaranya dan mampu menopang perkonomian negaranya, atau negara Inggris, yang terkenal sebagai Ibukota Industri Kreatif Dunia dengan pendapatan negaranya 25% diperoleh dari sektor Industri Kreatif.

    Season Clothing adalah sebuah brand clothing lokal yang mempunyai visi dan untuk mengenalkan budaya-budaya lokal Indonesia ini dengan kemasan yang lebih segar dan menarik. Serta mengajak pemuda-pemuda Indonesia untuk lebih mengenal dan mencintai kebudayaan Indonesia. Slogan yang Season ambil adalah Membudayakan Pemuda, Memudakan Budaya.

  • Seminar Nasional Seni dan Desain: “Positioning Seni dan Desain Indonesia dengan Visi Global (Konsep, Strategi dan Implementasi)” – FBS Unesa, 12 November 2016

    Perancangan Brand Season Clothing : Sebuah Usaha untuk Memudakan Budaya, Membudayakan Pemuda

    2

    Dari segi bisnis, tidak dipungkiri bahwa persaingan dalam industri clothing di Indonesia sangat penuh dengan kompetitor dan persaingan yang ketat. Banyak brand-brand baru bermunculan dengan ide-ide yang beragam, bahkan yang serupa. Lihat saja merek Damn I Love Indonesia atau Alinskie Brother yang juga mengangkat budaya Indonesia dan kecintaan terhadap Indonesia sebagai tema merek mereka. Namun Brand Season tetap maju dengan semangat bahwa brand ini mempunyai visi yang mulia.

    Desain-desain yang dipilih untuk diaplikasikan dalam produknya diambil dari kearifan-kearifan lokal budaya Indonesia seperti corak batik, corak tato asli, bahasa daerah, dan lain-lain.

    2. Merancang Kerangka Brand Season Clothing 2.1 Penyusunan Tiga Lapisan Brand Dalam arsitektur brand sebuah perusahaan, terdapat tiga lapisan Brand yang menjadi acuan dasar pelaksanaan atau kerangka kerja brand tersebut. Yang pertama, lapisan paling luar adalah Brand Identity (berisikan logo, kemasan, bentuk produk, material promosi, dan segala sesuatu yang menampilkan identitas visual sebuah merek). Yang kedua, Brand Attitude (mencangkup segala kebiasaan dan kebiasaan sebuah brand, misal: tata cara menyapa konsumen, aturan membalas pertanyaan, penanganan komplain konsumen, dan lain-lain). Yang terakhir adalah Brand Essence (Lapisan ini menjadi inti semua lapisan di luarnya dalam melakukan kegiatan-kegiatannya, berisikan visi misi dan nilai yang dipegang teguh sebuah merek). Dalam aplikasinya, pemegang merek sering kali hanya menitik beratkan pada salah satu lapisan saja. Ada beberapa yang tidak mengindahkan atau menganggap enteng identitas visual sebuah merek dengan menggarap logo atau kemasan ala kadarnya. Tidak sedikit pula yang hanya bermodal logo dan barang dagangan tanpa memberi perhatian pada value atau visi misi usahanya, sehingga menjadi merek yang tanpa jiwa.

    Gambar 1. Lapisan Brand Architecture Sebuah Merek

    2.2 Merancang Brand Essence Season Clothing Season Clothing didirikan dengan pemikiran awal bahwa di tengah gempuran budaya-budaya asing yang masuk di Indonesia, perlu dilakukan sebuah usaha agar pemuda Indonesia tidak melupakan budaya asli dan kearifan lokal negaranya sendiri. Dari situ ditemukan dua variabel yang menjadi kata kunci Brand ini sendiri, yaitu: pemuda dan budaya (Indonesia tentunya). Mengambil kedua kata kunci itu, dipilihlah slogan atau tagline yang ke depannya menjadi Brand Essence dari Season Clothing itu sendiri: Membudayakan Pemuda, Memudakan Budaya. 2.3 Merancang Logo Season Clothing Logo adalah sebuah identitas visual yang harus mampu merepresentasikan visi misi, nilai, dan filosofi sebuah perusahaan. Secara puitis dapat dikatakan bahwa sebuah logo adalah sebuah doa yang tergambar. Logo Season Clothing sendiri terinspirasi dari pola ukiran Jawa yang banyak dijumpai pada perlatan rumah tangga seperti: lemari, kursi, dan ranjang.

    Gambar 2: Pola Ukiran Jawa Pola ukiran Jawa ini kemudian diolah sedemikian rupa, agar terlihat lebih sederhana, lebih mampu

  • Seminar Nasional Seni dan Desain: “Positioning Seni dan Desain Indonesia dengan Visi Global (Konsep, Strategi dan Implementasi)” – FBS Unesa, 12 November 2016

    Tantra Sakre, S.Sn., M.Pd (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) 3

    berbicara dengan bahasa anak muda, sesuai dengan target market Season Clothing. Ditambahkan logotype dengan pemilihan huruf yang mempunyait stroke tipis agar menampilkan citra yang fashionable.

    Gambar 3: Logo Season Clothing dan Aplikasinya pada Kartu Nama

    2.4 Merancang Desain Baju Season Clothing Merancang desain baju yang sesuai dengan visi misi Season Clothing adalah sebuah pekerjaan yang gampang-gampang susah. Dalam perjalanannya, banyak sekali pertimbangan-pertimbangan dan masukan dari teman dan kolega dalam pendesainan materi desain kaos ini. Bagaimana caranya agar budaya yang diangkat tetap terlihat ciri khasnya, tidak luntur kesakralannya, namun tetap mampu berbicara dengan bahasa anak muda. Season Clothing selalu mengeluarkan beberapa desain sekaligus dalam satu serinya. Penulis mengambil contoh desain-desain baju pada seri pertama kaos keluaran Season. Pada seri pertamanya, Season Clothing mengeluarkan Java Series, yang berisikan 3 desain baju yang mengangkat corak batik Kawung dan Parang dari Jawa Tengah. Hal ini menjadi menarik karena pola kedua batik ini merupakan salah satu motif batik tertua

    di Indonesia, yang pada sejarahnya hanya boleh dikenakan oleh keluarga-keluarga kerajaan dan pada waktu upacara adat tertentu saja. Motif batik “kawung” diambil dari irisan buah aren atau kolang-kaling, yang mempunyai isi putih dengan kulit yang keras, dalam masyarakat Jawa kuno hal ini mengandung filosofi bahwa apabila kita berbuat kebaikan, orang lain tidak perlu tahu. Diharapkan pemakainya menjadi manusia yang ideal atau unggul serta menjadikan hidupnya menjadi bermakna. Motif batik “parang” adalah salah satu motif batik yang tertua di Jawa. Motif “parang” memiliki banyak jenis, antara lain: Parang Rusak, Parang Barong, Parang, Parang Klitik, dll. Menggambarkan pertalian kekeluargaan, kewibawaan, kekuatan, dan kesinambungan. Berikut ini adalah referensi corak batik kawung dan parang yang menjadi ide dasar dalam pendesainan Season Clothing seri pertama.

    Gambar 4. Corak Batik Kawung (kiri) dan Corak Batik Parang (kanan)

    Tantangan berikutnya adalah merancang desain yang tidak meninggalkan akar budaya Indonesia namun mampu berbicara dengan bahasa anak muda. Berikut ini adalah hasil rancangan desain kaos Season Clothing untuk Java Series dengan mengangkat tema corak batik kawung dan parang. Perkembangan trend baju saat ini lebih mengarah kepada desain-desain yang sederhana, dengan penggunaan warna yang berani. Desain baju Season Clothing mengambil stilasi atau penyederhanaan dari motif-motif batik kawung dan parang yang dibubuhi dengan penggunaan warna yang nge’pop dan anak muda. Pemilihan kaos-kaos yang berwarna netral seperti putih, hitam, abu-abu, dan biru dongker kembali menjadi trend. Tata letak pada kaosnya pun ditata sedemikian rupa agar tidak terlihat penuh, namun tetap menampilkan ciri khas kebudayaan yang diangkat.

  • Seminar Nasional Seni dan Desain: “Positioning Seni dan Desain Indonesia dengan Visi Global (Konsep, Strategi dan Implementasi)” – FBS Unesa, 12 November 2016

    Perancangan Brand Season Clothing : Sebuah Usaha untuk Memudakan Budaya, Membudayakan Pemuda

    4

    Gambar 5. Desain baju Java Series yang Terinspirasi Corak Batik Kawung

    Gambar 6. Desain baju Java Series yang Terinspirasi Corak Batik Parang

    2.5 Merancang Strategi Pemasaran Season Clothing Kehadiran internet dan media sosial mengubah peta pemasaran tradisional, yang

    dulunya hanya didominasi media-media lini atas. Media-media komunikasi tidak lagi melulu harus bermuara pada iklan majalah, televisi atau radio lagi. Saat ini, media-media yang terintegrasi dengan ponsel pintar dan sosial media menjadi primadona baru dalam menghubungkan produsen dan konsumen. Social media hadir sebagai penantang baru yang mampu mengguncang dominasi media-media periklanan lama yang selama ini merajai pilihan produsen untuk mengiklankan produk mereka. Dampak media sosial terhadap komunikasi merek merupakan faktor pengubah sama seperti faksimili, internet, dan email pada akhir abad ke-dua puluh (Blanchard: 159). Hal ini dimulai pada akhir abad ke-dua puluh di mana penggunaan ponsel cerdas mulai marak dan penulisan blog pribadi semakin meluas, berlanjut pada pengenalan Blackberry, peluncuran MySpace, Facebook, Twitter dan Foursquare. Sebagai brand baru yang belum mempunyai awareness di benak masyarakat, media sosial dipilih untuk menjalin relasi dan mengenalkan diri pada konsumen. Dipilih konten-konten yang ringan dan segar, sehingga konsumen tidak merasa bahwa dirinya secara tidak langsung sedang membaca sebuah iklan. Kembali pada brand essence Season Clothing, yang bervisikan Memudakan Budaya, Membudayakan Pemuda, konten-konten yang dipilih pun dikemas dalam bahasa yang tidak kaku, luwes, namun tetap informatif dalam mengangkat tema tadi.

  • Seminar Nasional Seni dan Desain: “Positioning Seni dan Desain Indonesia dengan Visi Global (Konsep, Strategi dan Implementasi)” – FBS Unesa, 12 November 2016

    Tantra Sakre, S.Sn., M.Pd (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) 5

    Gambar 7. Contoh Postingan-Postingan Season Clothing di Akun Instagram

    3. Kesimpulan Dalam awal perjalanannya, Season Clothing mendapat banyak sekali masukan, maupun peringatan dari beberagai sumber. Menarik sekali untuk diangkat bahwa sebagian orang menganggap karena brand ini mengangkat fashion sebagai kendaraan visinya, sudah sewajarnya bahwa fashion menjadi tumpuan konsentrasi pengembangan produknya. Beberapa orang memberi masukan dan saran untuk membuat model atau potongan baju yang lebih sexy atau minim, karena memang zaman sekarang, model-model seperti itu yang sedang menjadi trend di anak muda, misal model baju crop top atau model baju dengan kerah v-neck yang rendah, atau baju atasan terusan yang kebesaran namun dikenakan tanpa bawahan yang sexy.

    Apabila hanya mementingkan keuntungan semata, betapa menggiurkan dan masuk akal sekali usul dan masukan-masukan tersebut. Namun sekali lagi Season Clothing mempunyai visi bahwa mereka tidak hanya menjual baju, kain yang dipotong, dijahit lalu disablon, mereka menjual dan mengedukasi pemuda Indonesia untuk lebih mengenal dan mencintai kearifan lokalnya. Ironi sekali apabila batik-batik yang pada filosofinya mempunyai makna luhur sebagai perlambang seorang istri yang menunggu kepulangan suaminya dari perang (seperti Batik Tuntrum), kemudian diaplikasikan pada crop top yang banyak mempertontonkan tubuh pemakainya. Penulis menyadari benar bahwa perancangan Brand Season Clothing hanya sebuah usaha kecil dari orang-orang yang mencintai budaya Indonesia agar tidak luntur dan terlupakan. Tapi bagaimana pun juga, bolehlah kita memberikan tepuk tangan dan apresiasi, karena masih ada anak-anak muda yang berusaha untuk melestarikan kearifan dan warisan budaya nenek moyang mereka. Terima kasih. 4. Pustaka Belch, George E., and Michael A. Belch.

    Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc, 2004.

    Blanchard, Olivier. Social Media ROI Mengelola dan Mengukur Penggunaan Media Sosial pada Organisasi Anda. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2015.

    Ind, Nicholas, ed. Beyond Branding. London: Kogan Page, 2003.

    Kartajaya, Hermawan. Seri 9 Elemen Marketing on Brand. Jakarta: Mizan Pustaka. 2006

    ---. Seri 9 Elemen Marketing on Marketing Mix. Jakarta: Mizan Pustaka. 2006.

    ---. Seri 9 Elemen Marketing on Targeting. Jakarta: Mizan Pustaka. 2006.

    Kasali, Rhenald. Manajemen Periklanan. Jakarta: Grafitti. 1992

    ---. Change!. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005.

    Kertamukti, Rama. Strategi Kreatif dalam PeriklananKonsep pesan, Media, Branding, Anggaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2015.

    Morrisan. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenadamedia Group, 2010.

  • Seminar Nasional Seni dan Desain: “Positioning Seni dan Desain Indonesia dengan Visi Global (Konsep, Strategi dan Implementasi)” – FBS Unesa, 12 November 2016

    Perancangan Brand Season Clothing : Sebuah Usaha untuk Memudakan Budaya, Membudayakan Pemuda

    6

    Ries, Al and Jack Trout. Positioning: The Battle for Your Mind. Singapore: McGraw-Hill Book Co. 1986.

    Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004.

    Sulaksana, Uyung. Integrated Marketing Communications. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

    Toekio, Sugeng. Mengenal Ragam Hias Indonesia. Bandung: Penerbit Angkasa, 1987.