peranan nadzir dalam pengelolaan dan...

110
PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN TANAH WAKAF PADA YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AT-TAQWA KELURAHAN PANUNGGANGAN KECAMATAN PINANG KOTA TANGERANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : Samsudin Nim : 207044100146 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A GA M A PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1432 H/ 2011 M

Upload: tranlien

Post on 26-May-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN

TANAH WAKAF PADA YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AT-TAQWA

KELURAHAN PANUNGGANGAN KECAMATAN PINANG

KOTA TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

Samsudin

Nim : 207044100146

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A GA M A

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1432 H/ 2011 M

Page 2: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 3: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 4: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

KATA PENGANTAR

بسم ا هللا الرمحن الرحيم

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya yang

teramat besar, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penelitian ini.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad

SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti sunahnya

sampai akhir zaman.

Rasa lelah, jenuh, stres yang dialami penulis selama ini saat ini telah sirna

seiring telah selesainya penyusunan skripsi ini. Kini yang dirasa hanyalah rasa

syukur dan bahagia yang tak terkira. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan, arahan bahkan

dorongan dari berbagai pihak yang selama ini banyak membantu. Untuk itu pada

kesempatan ini pula penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tiada hingga

kepada yang terhormat :

1. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, MA, SH, MM selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah.

2. DR. Yayan Sofyan, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik.

3. Kamarusdiana, S. Ag, MH selaku Dosen Pembimbing yang tiada bosan

memberikan koreksi dan bimbingan kepada penulis dalam mengerjakan dan

menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

4. Para Dosen yang telah mencurahkan lautan ilmu, kesabaran, panutan, dan

pengalaman kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

5. H. Arif Rahman, S.Ag selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa,

para pengurus, segenap dewan Guru dan para karyawan lainnya yang telah

menginspirasi penulis untuk menjadikan “para tokoh” dalam penulisan

skripsi ini.

6. Segenap Pimpinan, staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatulah.

7. Sahabat dan Teman-teman di Peradilan Agama angkatan 2005 yang telah

banyak mewarnai kehidupan penulis dengan berbagai kenangan suka dan

duka.

8. Pendamping hidup tercinta, Ain Sulastri, S.Si dan buah hati tersayang,

Ahmad Miftah Ridho dan Ahmad Fauzil Adil yang telah menjadi “sumber

energi” bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Wawat Indrayanti, Amri, Indah, Wida dan seluruh rekan sejawat pada

Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang yang tak bosan-bosan

senantiasa memberikan semangat dan dorongan moril bagi penulis.

Page 6: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Penulis menyadari bahwa skripsi yang telah tersusun ini masih jauh dari

sempurna. Inilah hasil maksimal yang dapat penulis persembahkan untuk diri

sendiri, keluarga dan almamater UIN Syarif Hidayatullah yang penulis cintai dan

banggakan.

Jakarta, Juni 2011M

Rajab 1432 H

Penulis

Page 7: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ..................................... 9

E. Review Studi Terdahulu .............................................................. 14

F. Sistematika Penulisan ................................................................. 15

BAB II KERANGKA TEORI TENTANG WAKAF

A. Pengertian dan Dasar Hukum Wakaf ........................................... 18

B. Rukun dan Syarat Wakaf ............................................................ 25

C. Macam-macam Wakaf ................................................................. 31

D. Sejarah Wakaf …………………………………………………... 33

E. Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Menurut Hukum Islam

Dan HukumPositif ..................................................................... 37

Page 8: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AT-

TAQWA

A. Sejarah Berdirinya Yayasan ........................................................ 47

B. Struktur Organisasi Yayasan ...................................................... 49

C. Visi dan Misi Yayasan ................................................................ 51

D. Ruang Lingkup dan Program Kerja Yayasan ............................... 52

BAB IV PERANAN NAZHIR DALAM PENGELOLAAN

DAN PENGEMBANGAN WAKAF YAYASAN

PENDIDIKAN ISLAM AT-TAQWA

A. Upaya Pengelolaan ……………………………………… ……… 61

B. Upaya Pengembangan …………………………………………… 65

C. Pemanfaatan Hasil Pengelolaan dan Pengembangan …………… 68

D. Faktor yang Menghambat dalam Pengelolaan dan Pengembangan..71

E. Analisis Penulis Tentang Pengelolaan dan Pengembangan

……... 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 81

B. Saran-saran ................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………..... 87

Page 9: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membicarakan persoalan Islam dan ekonomi, sebenarnya tidak hanya

membicarakan persoalan kemajuan atau kemunduran kehidupan yang dialami oleh

salah satu pihak (golongan agama) tertentu, melainkan turut membicarakan persoalan

kemanusiaan yang lebih luas. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki

penduduk muslim terbesar, juga memiliki sejarah yang begitu panjang yang

menentukan arah maju mundurnya kehidupan kebangsaan. Tercatat mulai jaman

penjajahan kolonial sampai saat ini, menunjukkan bahwa pilihan penjajahan –baik

secara militeristik maupun kolonialisasi pemikiran dan kebudayaan- berarah dan

berujung pada penggalian potensi ekonomi yang dimiliki negeri ini.

Saat ini, Indonesia merupakan bagian dari negara besar di dunia yang struktur

ekonominya sangat timpang (terjadi kesenjangan), karena basis ekonominya yang

strategis dimonopoli oleh segelintir orang (kalangan feodalis-tradisional dan

masyarakat modern kapitalis) yang menerapkan prinsip ekonomi ribawi. Sampai saat

ini, dua kelompok tersebut masih begitu mewarnai tumbuh berkembang dan lalu

lintas perekonomian Indonesia.1

1 Achmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, Sebuah Upaya

Progresif Untuk Kesejahteraan Umat (Jakarta, Mitra Abadi Press, 2005). h.6

Page 10: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Kemiskinan dan kesenjangan sosial di sebuah Negara yang kaya dengan

sumber daya alam dan mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia,

merupakan suatu keprihatinan. Jumlah penduduk miskin terus bertambah jumlahnya

sejak krisis ekonomi pada tahun 1997 hingga saat ini. Pengabaian atau ketidak

seriusan penanganan terhadap nasib dan masa depan puluhan juta kaum dhuafa yang

tersebar diseluruh tanah air merupakan sikap yang berlawanan dengan semangat dan

komitmen Islam terhadap persaudaraan dan keadilan sosial.

Jika kita cermati lebih jauh, ditemukan bukti-bukti empiris bahwa

pertambahan jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan bukanlah

karena persoalan kekayaan alam yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk (over

population), akan tetapi karena persoalan distribusi yang kurang baik serta rendahnya

rasa kesetiakawanan diantara sesama anggota masyarakat. Lingkaran kemiskinan

yang terbentuk dalam masyarakat kita lebih banyak kemiskinan struktural sehingga

upaya mengatasinya harus dilakukan melalui upaya yang bersifat prinsipil, sistematis

dan komprehensif, bukan hanya bersifat parsial dan sporadis.2

Islam sebagai salah satu agama yang ada di Indonesia dan merupakan agama

yang paling banyak peganutnya, sebenarnya mempunyai beberapa lembaga yang

diharapkan mampu membantu untuk mewujudkan kesejahteraan sosial, yaitu salah

satunya adalah institusi wakaf. Wakaf merupakan salah satu lembaga sosial Islam

yang erat kaitannya dengan sosial ekonomi masyarakat. Walaupun wakaf merupakan

lembaga Islam yang hukumnya sunnah, namun lembaga ini dapat berkembang

2 Ibid.,h.8

Page 11: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

dengan baik di beberapa Negara muslim, seperti Saudi Arabia, Mesir, Turki,

Yordania, Qatar dan lain-lain3. Hal tersebut karena lembaga ini memang sangat

dirasakan manfaatnya bagi kesejahteraan umat.

Di Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak

agama Islam masuk di Indonesia. Sebagai suatu lembaga Islam, wakaf telah menjadi

salah satu penunjang perkembangan masyarakat Islam. Jumlah tanah wakaf di

Indonesia sangat banyak. Menurut data yang ada di Departemen Agama Republik

Indonesia, sampai dengan tahun 2004 jumlah seluruh tanah wakaf di Indonesia

sebanyak 362.471 lokasi dengan luas 1.538.198.586 m4. Apabila jumlah tanah wakaf

tersebut dihubungkan dengan Negara yang saat ini sedang menghadapi berbagai

krisis, termasuk krisis ekonomi, sebenarnya wakaf merupakan salah satu lembaga

Islam yang sangat potensial untuk lebih dikembangkan guna membantu masyarakat

yang kurang mampu. Sayangnya, wakaf yang jumlahnya begitu banyak, pada

umumnya pemanfaatannya masih bersifat konsumtif dan belum dikelola secara

produktif. Dengan demikian lembaga wakaf di Indonesia belum terasa manfaatnya

bagi kesejahteraan sosial.

Pemanfaatan wakaf untuk kegiatan peribadatan memang sangat baik, namun

dampak secara ekonomisnya kurang atau bahkan tidak berpengaruh positif dalam

kehidupan ekonomi umat/masyarakat. Apabila peruntukan wakaf hanya terbatas pada

3Direktorat Bimas Islam dan penyelenggaraan Haji, Pedoman Pengelolaan dan

Pengembangan Tanah Wakaf, 2003, h. 15-18 4 Ibid., h.2

Page 12: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

hal-hal ibadah saja, tanpa diusahakan untuk dikembangkan menjadi wakaf yang

produktif atau berhasil guna secara ekonomi, maka kesejahteraan sosial ekonomi

umat/masyarakat yang diharapkan dari lembaga wakaf itu tidak akan dapat terealisir

secara optimal.

Wakaf merupakan lembaga Islam yang pada satu sisi berfungsi sebagai ibadah

kepada Allah dan disisi lain wakaf juga berfungsi sosial. Wakaf muncul dari suatu

pernyataan iman yang mantap dan solidaritas yang tinggi antara sesama manusia.

Oleh karenanya wakaf merupakan salah satu lembaga Islam yang dapat dipergunakan

seorang muslim untuk mewujudkan dan memelihara hubungan dengan Penciptanya,

dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarai kemudian hari bagi yang

mewakafkan, karena wakaf merupakan suatu bentuk amalan yang pahalanya terus

mengalir selama harta wakaf itu dimanfaatkan. Sedangkan dalam fungsi sosialnya

wakaf merupakan asset yang amat bernilai dalam pembangunan ummat.

Dalam pengelolaan harta wakaf, peranan Nazhir sangatlah esensial. Sebab

berfungsi atau tidaknya suatu perwakafan sangat tergantung kepada Nazhirnya,

karena Nazhir wakaf adalah pihak yang dipercayakan oleh wakif untuk menerima

harta benda wakaf dan juga untuk mengembangkan harta tersebut sesuai dengan

peruntukannya.5

Mengingat arti penting peranan Nazhir dalam pengelolaan wakaf tersebut,

maka para imam mazhab sepakat tentang pentingnya nazhir memenuhi syarat adil dan

5 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004

Tentang Wakaf, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaannnya, (Jakarta, 2009), hal. 3.

Page 13: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

mampu. Adil berarti mengerjakan yang diperintah dan menjauhi yang dilarang.

Sedangkan mampu berarti kekuatan dan kemampuan seseorang mentasharrufkan apa

yang dijaganya. Dalam hal kemampuan ini dituntut sifat Taklif, yakni dewasa dan

berakal. Jika nazhir tidak memenuhi syarat adil dan mampu, hakim boleh menahan

wakaf itu dari nazhir.6

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, pada pasal 9

disebutkan bahwa nazhir wakaf terbagi atas tiga bagian, yaitu nazhir perseorangan ,

nazhir organisasi dan nazhir badan hukum. Pada pasal selanjutnya disebutkan bahwa

untuk menjadi nazhir perseorangan dipersyaratkan :

a. warga Negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. dewasa;

d. amanah;

e. mampu secara jasmani dan rohani;

f. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.

Selanjutnya pada pasal 11 disebutkan tentang tugas atau kewajiban nazhir

adalah :

a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;

b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,

fungsi dan peruntukannya;

6 Direktorat Bimas Islam dan penyelenggaraan Haji, Kumpulan Hasil Seminar Perwakafan,

2004, h. 85

Page 14: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

c. mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;

d. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.7

Dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf, nazhir baik yang

berbentuk perseorangan, organisasi maupun badan hukum dapat melakukan dan

menerapkan prinsip manajemen kontemporer dalam menjunjung tinggi dan

memegang kaidah al-maslahah (kepentingan umum) sesuai ajaran Islam, sehingga

tanah wakaf dapat dikelola secara profesional. Dengan demikian nazhir tanah wakaf

sebagai manager perlu dilakukan usaha serius dan langkah terarah dalam mengambil

kebijaksanan berdasarkan program kerja yang telah digariskan, sehingga kesan dan

anggapan dalam masyarakat bahwa pengelolaan tanah wakaf sebagai kerja

sampingan dan asal-asalan dapat dihilangkan.8

Namun demikian, peranan penting dan esensial dari nazhir wakaf tersebut

tidaklah selamanya mulus dalam praktek. Karena pada kenyataannya masih banyak

tanah-tanah wakaf yang belum dikelola apalagi dikembangkan dengan baik sehingga

belum dapat memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat banyak. Hal ini bisa saja

dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari sumber daya atau kualitas para nazhir,

sosio kultural masyarakat, permodalan dan lain sebagainya.

7 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Undang-Undang Nomor 41 Tentang

Wakaf, h. 7-9. 8Direktorat Bimas Islam dan penyelenggaraan Haji, Kumpulan Hasil Seminar Perwakafan,

h. 105

Page 15: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Melihat realitas tersebut, kiranya menarik bagi penulis untuk meneliti lebih

lanjut bagaimana sebenarnya peranan nazhir wakaf sebagai pihak yang paling

menentukan dalam pengembangan wakaf dalam prakteknya. Untuk itulah kemudian

penulis ingin menuangkannya dalam sebuah penelitian mendalam dalam bentuk

skripsi dengan judul : “PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN

PENGEMBANGAN TANAH WAKAF PADA YAYASAN PENDIDIKAN

ISLAM AT-TAQWA KELURAHAN PANUNGGANGAN KECAMATAN

PINANG KOTA TANGERANG”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi bahasan masalah pada salah

satu unsur wakaf yaitu Nazhir, yang merupakan pihak yang menerima harta benda

wakaf dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya9,

dan tidak membahas mengenai unsur wakaf lainnya.

Sedangkan obyek penelitian juga dibatasi hanya pada lokasi tanah wakaf

Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa Kelurahan Panunggangan Kecamatan Pinang

Kota Tangerang. Hal ini karena lokasi wakaf tersebut cukup berkembang dengan

baik selama dalam pengelolaan nazhir. Dari segi pendidikan, saat ketika didirikan

hanya menyelenggarakan pendidikan non formal saja, yaitu sebuah majlis taklim, saat

ini telah menyelenggarakan berbagai pendidikan formal yaitu Taman Kanak-Kanak,

Madrasah Diniyah dan Madrasah Ibtidaiyah. Dari segi sosial kegamaan, yayasan

9 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Undang-Undang Nomor 41 Tentang

Wakaf, h.3

Page 16: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

tersebut telah berhasil mendirikan sebuah Kelompok Bimbinga Ibadah Haji. Bahkan

saat ini telah mendirikan pula sebuah biro perjalanan wisata sebagai salah satu upaya

dalam rangka produktifitas wakaf yang dikelola oleh nazhir atau pengurus yayasan.

berdasarkan beberapa indikator tersebut, maka penulis bermaksud mengetahui lebih

lanjut mengenai peranan nazhir wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa dalam

pengelolaan dan pengembangan wakaf tersebut.

Berkenaan dengan batasan diatas, maka penulis memberikan rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf menurut hukum

Islam dan hukum positif ?

2. Bagaimana peranan nazhir dalam hal pengelolaan dan pengembangan tanah

wakaf pada Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf ditinjau dari

hukum Islam dan hukum positif.

2. Untuk mengetahui upaya/kegiatan yang dilakukan nazhir wakaf Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa dalam pengelolaan dan pengembangan tanah

wakaf.

Page 17: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Sedangkan manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Secara teoritis, untuk dapat memberikan wawasan penulis agar lebih

memahami tentang tinjauan hukum Islam terhadap pengelolaan dan

pengembangan tanah wakaf.

2. Secara praktis, untuk dapat dijadikan bahan pelajaran, referensi atau paling

tidak tambahan informasi bagi mereka yang ingin mempelajari lebih dalam

lagi mengenai tinjauan hukum Islam terhadap pengelolaan dan pengembangan

tanah wakaf.

D. Metodologi Penelitian

Untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan pokok permasalahan

diperlukan suatu pedoman penelitian yang disebut metodologi penelitian, yaitu cara

melukiskan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai

suatu tujuan.10

Dengan metodologi penelitian sebagai cara yang dipakai untuk mencari,

merumuskan dan menganalisa sampai menyusun laporan guna mencapai suatu tujuan.

Untuk mencapai sasaran yang tepat dalam penelitian ini, penulis menggunakan

metode penelitian sebagai berikut :

10 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metode Penelitian, (Jakarta,Bumi Pustaka, 1997).h.23

Page 18: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yuridis sosiologis,

yaitu suatu pendekatan yang dimaksud untuk menjelaskan masalah yang diteliti

dengan hasil penelitian yang diperoleh dalam kaitannya dengan peraturan hukum

dan melihat kehidupan dan kenyataan yang berkembang dalam masyarakat atau

dalam kenyataan.11 Dalam penelitian ini adalah peranan nazhir dalam pengelolaan

dan pengembangan wakaf.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif atau disebut juga

metodologi kualitatif yang berarti prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.12 Atau dapat disebut juga sebagai penelitian yang dalam

pengumpulan data dan penafsirannya tidak menggunakan rumus-rumus statistik.13

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu

untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau

gejala lainnya.14 Metode deskriptif ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

yang baik, jelas dan dapat memberikan data seteliti mungkin tentang obyek yang

11 Hilman Hadikusumo, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum,

(Bandung, Mandar Maju, 1995, Cet. Pertama), h. 63 12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2004) h. 3 13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), (Jakarta ,PT Rineka

Cipta, 2006) Cet ke-XIII (Edisi Revisi VI),h. 12

14 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta, UI Press, 1998) h. 58

Page 19: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

diteliti. Dalam hal ini untuk mendeskripsikan peran nazhir dalam pengelolaan

dan pengembangan wakaf.

3. Sumber Data

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa data-data

penelitian, yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

a. Data Primer, yaitu berupa hasil wawancara dengan nazhir (pengurus

yayasan) dan pegawai yayasan, peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan wakaf.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diambil dari hasil studi pustaka yang

bertujuan untuk memperoleh landasan teori yang bersumber dari buku

literatur dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan perwakafan.

c. Data Tersier, yaitu berupa kamus, brosur dan data lainnya yang dapat

dijadikan sumber data pendukung.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan adalah pengumpulan data denga cara mencari,

menghimpun, mempelajari buku-buku atau sumber tertulis yang ada

kaitannya dengan permasalahan penelitian.

Page 20: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

b. Penelitian Lapangan

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke dalam

objek penelitian. Dalam pengumpulan data lapangan ini penulis

menggunakan cara :

1. Wawancara atau interview, yaitu suatu proses Tanya jawab lisan,

dimana dua orang atau lebih berhadapan secar fisik yang satu dapat

melihat yang lain, serta mendengarkan suaranya dengan telinga

sendiri. Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan pelaksanaannnya mengacu pada interview bebas/inguided

interview dan terpimpin/guided interview, pewawancara menanyakan

kepada informan dengan pertanyaan yang telah terstruktur kemudian

satu persatu diperdalam mengorek keterangan lebih lanjut. Keduanya

dipadukan penulis bahwa beliau sedang interview, hal ini sengaja

dilakukan untuk menciptakan suasana interview yang lebih santai

tetapi terarah.15

2. Observasi, yaitu meneliti sesuatu dengan menggunakan pengamatan

meliputi kegiatan penelitian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indera.

3. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data di lapangan yang

dilakukan dengan cara mencatat, merangkum data tertulis yang ada di

15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, h. 145-146

Page 21: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

lokasi penelitian. Dalam menggunakan teknik ini penulis

menggunakan benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen,

peraturan-peraturan dan sebagainya.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunaka model analisis isi, yang

dalam penerapannya harus didasarkan pada dua aspek penting, yaitu data

(dokumen, naskah dan literatur) adalah produk dari dialektika sejarah, dan

akibatnya, data tidak dapat dipisahkan dari konteks kesejarahan dimana dan kapan

data tersebut diproduksi.16

Dalam analisis data dilakukan proses pengumpulan data. Setelah terkumpul

kemudian data direduksi artinya diseleksi, disederhanakan, dipilah data untuk

kemudian diambil data yang relevan dengan penelitian. Selanjutnya diadakan

penyajian data secara sistematis yaitu rakitan organisasi informasi atau data

sehingga memungkinkan untuk ditarik kesimpulan berdasar kumpulan data

tersebut.

Adapun dalam teknis penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada “Buku

Pedoman Penulisan Skripsi – Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta” yang disusun tim penulis Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

16 Djawahir Hejazziey dkk, Buku Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum, 2007). H.29

Page 22: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

E. Review Studi Terdahulu

1. Efektivitas Pengelolaan dan Pemanfaatan Harta Wakaf (Studi Kasus di Pondok

Pesantren Al-Hamidiyah-Depok)” oleh Rinawati, Fakultas Syariah dan Hukum,

2005. Dalam skripsi ini membahas tentang bentuk pengelolaan harta wakaf di

Pondok Pesantren Al-Hamidiyah, sudah sesuaikah dengan yang dicita-citakan

wakif ketika mewakafkan harta wakafnya sebelum wafat, dan apakah manfaat

harta wakaf tersebut dapat dirasakan oleh pengurus, santri, maupun masyarakat

sekitar.

2. “Sistem Pengelolaan Tanah Wakaf di Wilayah KUA Jagakarsa Jakarta

Selatan”.Oleh Sri Utami Nengsih, Fakultas Syariah dan Hukum, 2005. Dalam

skripsi ini membahas permasalahan mengenai pengelolaan tanah wakaf,

prosedur/tata cara perwakafan, dan manfaat tanah wakaf bagi masyarakat

sekitar di Wilayah KUA Jagakarsa.

3. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan dan Pengawasan Tanah Wakaf

(Studi di KUA Karang Tengah – Ciledug)”. Oleh Imam Saputra, Fakultas

Syariah dan Hukum, 2009. Dalam skripsi ini membahas permasalahan

mengenai pengelolaan tanah wakaf, prosedur/tata cara perwakafan, pengawasan

oleh KUA Kecamatan, dan manfaat tanah wakaf bagi masyarakat sekitar di

Wilayah KUA Kecamatan Karang Tengah – Ciledug.

Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat

disimpukan bahwa permasalahan yang menjadi bahan penelitian adalah pada

Page 23: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

peruntukan harta benda wakaf, manfaat dari harta wakaf bagi masyarakat,

pengelolaan harta wakaf, prosedur/tata cara perwakafan, dan pengawasan oleh KUA

Kecamatan. Sementara hal yang membedakan penelitian yang penulis lakukan kali ini

adalah menekankan pada peranan nazhir, tidak hanya dalam hal pengelolaan harta

wakaf, namun juga bagaimana upaya pengembangan tanah wakaf yang dilakukan

menuju kearah produktifitas wakaf. Selain itu juga membahas bagaimana

pemanfaatan hasil dari pengelolaan dan pengembangan tersebut, dan juga hal-hal

yang menjadi kendala/permasalahan yang dihadapi nazhir dalam hal pengelolaan dan

pengembangan wakaf tersebut.

Jadi penelitian ini tidak lagi membahas peruntukan harta wakaf,

prosedur/tata cara perwakafan dan pengawasan yang dilakukan KUA

Kecamatan sebagaimana pada penelitian terdahulu diatas.

F. Sistematika Penulisan.

Agar penulisan karya ilmiah ini lebih fokus dan sistematis, maka penulis

mengklasifikasikannya dengan membagi kedalam beberapa bab pembahasan.

BAB I : Berisi pendahuluan yang memberikan gambaran umum menyeluruh

diawali dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

Page 24: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

BAB II : Gambaran umum tentang wakaf menurut hukum Islam dan hukum positif.

Dalam bab ini berisi : Pengertian wakaf dan dasar hukumnya, Rukun

wakaf dan Syarat-syaratnya, Macam-macam wakaf, Sejarah Wakaf,

pengelolaan dan pengembangan wakaf.

BAB III : Gambaran umum Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa Kelurahan

Panunggangan Kecamatan Pinang Kota Tangerang. Pada bab ini akan

dibahas tentang gambaran umum Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa

yang meliputi sejarah berdirinya Yayasan, struktur organisasi, Visi dan

Misi, ruang lingkup dan program kerja Yayasan wakaf At-Taqwa

Kelurahan Panunggangan Kecamatan Pinang Kota Tangerang.

BAB IV : Bab ini merupakan pokok bahasan yang menjelaskan dan menganalisa

data mengenai: upaya-upaya yang dilakukan nazhir wakaf Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa dalam hal pengelolaan dan pengembangan

tanah wakaf, upaya-upaya yang dilakukan nazhir wakaf Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa dalam pemanfaatan hasil pengelolaan dan

pengembangan tanah wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa, faktor-

faktor yang menghambat dalam hal pengelolaan dan pengembangan tanah

wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa serta analisis penulis tentang

peranan nazhir wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa dalam hal

pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf Yayasan Pendidikan Islam

At-Taqwa.

Page 25: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

BAB V : Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran serta

dilengkapi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang dianggap penting.

Page 26: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

BAB II

KERANGKA TEORI TENTANG WAKAF

A. Pengertian Wakaf dan Dasar Hukum Wakaf

1. Pengertian Wakaf

Kata “Wakaf” atau “Wacf” berasal dari bahasa Arab. Asal kata “Waqofa”

yang berarti “Menahan” atau “diam di tempat” atau “Tetap berdiri”. Kata “WAQOFA

– YAQIFU – WAQFAN “ ( وقفا -یقف –قف و ) sama artinya dengan “HABASA –

YAHBISU – HABSAN” ( حبسا –یحبس –حبس ) .17 Oleh karena itu, tempat parkir

disebut mauqif, karena disitulah berhentinya kendaraan, demikian juga padang

Arafah disebut juga Mauqif dimana para jamaah berdiam untuk wukuf .18

Sedang wakaf dan habas adalah kata benda dan jamaknya adalah awqaf,

ahbas dan mahbus. Dalam kamus Al-Wasith dinyatakan bahwa alhabsu artinya al-

man’u (mencegah atau melarang) dan al-imsak (menahan) seperti dalam kalimat

habsu as-syai’ (menahan sesuatu). Waqfuhu la yuba’ wala yurats (wakafnya tidak

dijual dan tidak diwariskan). Dalam wakaf rumah dinyatakan : Habasaha fi sabilillah

( mewakafkannya dijalan Allah SWT).

Kesimpulannya, baik al-habsu maupun al-waqf sama-sama mengandung

makna al-imsak (menahan), al-man’u (mencegah atau melarang) dan at-tamakkust

(diam). Disebut menahan karena wakaf ditahan dari kerusakan, penjualan dan semua

17 Suparman Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia (Jakarta, Darul Ulum Press, 1999) h. 23

18 Achmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, Sebuah Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat, ( Jakarta, Mitra Abadi Press, 2006), h. iii

Page 27: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan wakaf. Dikatakan menahan, juga karena

manfaat dan hasilnya ditahan dan dilarang bagi siapapun selain dari orang-orang yang

termasuk berhak atas wakaf tersebut .19 Demikian pula dalam kamus Arab-Melayu

disebutkan bahwa kata “al-habsu” yang berasal dari “habasa-yahbisu-habsan”

berkembang menjadi “habbasa”, yang berarti “menahan” dan “mencegah”.20

Pengertian wakaf menurut istilah antara lain dapat dikemukakan beberapa

pengertian sebagai berikut:21

حبس االصل وتسبیل الثمرة اي حبس المال وصرف منافعھا في سبیل اهللا: ع رشفالو

“Wakaf menurut Syara’: yaitu menahan dzat (asal) benda dan

mempergunakan hasilnya, yakni menahan benda dan mempergunakan

manfaatnya dijalan Allah (sabilillah).”

Menurut Ali bin Muhammad Al-Jurjani (1883 : 253) sebagai berikut :

ق بالمنفعة ع حبس العین على ملك الواقف والتصدوفي الشر

“Menurut istilah syara’, wakaf adalah menahan dzat suatu benda dalam pemilikan

si wakif dan memanfaatkan (mempergunakan) manfaatnya”. Menurut Imam Taqiyudin :

ھ مع یقاء عینھ ممنوع من التصرف فى عینھ تصرف منا فعھ حبس مال یمكن اإلنتفاع ب

ى اهللا تعالىال في البر تقربا

19 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (Jakarta, Khalifa,2007) h.44-45 20 Muhammad Fadhillah dan B. Th. Brondgeest, Kamus Arab-Melayu, jilid.I, (Weltevreden:

Balai Pustaka, 1925), h.116-117.

21 Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia,. h. 23-25

Page 28: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

“Menahan harta yang dapat diambil manfaatnya serta tetap zat harta

tersebut, dan tidak boleh mentasarrufkannya. Manfaat benda tersebut, harus

dipergunakan untuk kebaikan dalam rangka mendekatkan kepada Allah

SWT”

Batasan mengenai wakaf banyak sekali dijumpai dalam kitab-kitab fikih

klasik. Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah menyatakan : menurut istilah syara’ wakaf

berarti menahan harta dan memberikan manfaatnya dijalan Allah SWT .22

Muhammad Jawad Mughniyah dalam bukunya aql-Ahwalus-Syakhsiyah

menyebutkan bahwa wakaf ialah :

“Suatu bentuk pemberian yang menghendaki penahanan asal harta dan

mendermakan hasilnya pada jalan yang manfaat”.23

Menurut Abu Hanifah, wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut

hukum, tetap milik si wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk

kebajikan. Berdasarkan definisi itu maka pemilikan harta wakaf tidak lepas dari si

wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan boleh menjualnya atau

mewariskannya. Jadi yang timbul dari wakaf adalah “menyumbangkan manfaat” saja.

Menurut mazhab Maliki, bahwa wakaf itu tidak melepaskan harta yang

diwakafkan dari kepemilikan wakif. Pemilik harta menahan benda itu dari

penggunaan secara pemilikan, tetapi membolehkan pemanfaatan hasilnya untuk

tujuan kebaikan, yaitu pemberian manfaat benda secara wajar sedang benda itu tetap

22 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Bandung: Al-Ma’arif, 1987), Juz IV, h.148. 23 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Ciputat Press, 2005) h. 8-9

Page 29: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

menjadi milik si wakif. Perwakafan itu berlaku untuk suatu masa tertentu, dan

karenanya tidak boleh disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya).24

Menurut mazhab Syafii dan Hambal, wakaf adalah melepaskan harta yang

diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif

tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, teremasuk

mewariskannya. Wakif menyalurkan manfaat harta yang diwakafkannya kepada

mauquf alaih sebagai sedekah yang mengikat. Atau dengan kata lain, tidak

melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus sebagai milik Allah SWT,

dengan menyedekahkan manfatnya kepada suatu kebajikan.25

Sementara dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf dalam

pasal 1 dijelaskan bahwa pengertian wakaf adalah “perbuatan hukum wakif untuk

memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk

dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan

kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut

syari’ah.26

Dari paparan mengenai pengertian wakaf, secara menyeluruh dapat

disimpulkan mengenai ruang lingkup wakaf yaitu :

24 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam dan Penyelenggaraan Haji, Fiqih Wakaf, (Jakarta, Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005), h. 3

25 Ibid,. hal. 3 26 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimas Islam dan penyelenggaraan Haji,

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tentang Wakaf, (Jakarta, Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005) h. 3.

Page 30: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

a). Menahan harta untuk dikonsumsi atau dipergunakan secara pribadi;

b). Definisi wakaf ini mencakup harta, baik berupa benda bergerak, tidak

bergerak, maupun uang;

c). mengandung pengertian melestarikan harta dan menjaga keutuhannya,

sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan secara langsung atau

diambil manfaat hasilnya secara berulang-ulang;

d). berulang-ulangnya manfaat dan kelanjutannya baik yang berlangsung

lama, sebentar maupun selamanya;

e). menghasilkan manfaat langsung dari harta atau benda yang diwakafkan,

mencakup juga wakaf produktif yang memberi manfaat dari hasil

produksinya;

f). mencakup jalan kebaikan umum keagamaan, social dan sebagainya, juga

mencakup kebaikan khusus yang dimanfaatkan untuk kebaikan keluarga

wakif;

g). mencakup pengertian wakaf menurut fikih dan perundang-undangan,

bahwa wakaf tidak terjadi kecuali dengan keinginan wakif;

h). mencakup pentingnya penjagaan harta wakaf.27

2. Dasar Hukum Wakaf Menurut Syari’at Islam

Secara khusus tidak ditemukan nash al-Qur’an maupun hadits yang secara

tegas menyebutkan dasar hukum yang melegitimasi dianjurkannya wakaf. Tetapi

27 Mundzir Qohar, Manajemen Wakaf Produktif , (Jakarta.Khalifa, 2007). h. 53-55.

Page 31: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

secara umum banyak ditemukan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang menganjurkan

agar orang yang beriman mau menyisihkan sebagian dari kelebihan hartanya

digunakan untuk proyek produktif bagi masyarakat.28

Dasar disyariatkannya ibadah wakaf dapat kita lihat dari beberapa ayat Al-

Quran dan hadits Nabi SAW, antara lain :

.

) ٣:٩٢ /ال عمران(

Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna,

sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.

Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui.” (QS. Ali ‘Imran/3 : 92)

Selain itu firman Allah SWT mengenai wakaf dalam surat Al-Baqarah: 267,

. )٢٦٧: ٢/البقرة (

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa

yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu

memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya,

28 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Wakaf Tunai Dalam Perspektif Hukum Islam, ( Jakarta, Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005). H. 22.

Page 32: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan

memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha

Kaya Lagi Maha Terpuji”. (QS. Al-Baqarah/2: 267)

Adapun dalil-dalil hadits khusus tentang disyariatkannya wakaf, diantaranya

adalah hadist riwayat Imam Muslim dari Ibnu Umar r.a :

أصاب عمر بخیبر ارضا، فأ تى النبي صلى اللھ : عن ابن عمررضي اهللا عنھما قال

إن شئت : أصبت أرضالم أصب ماال قط أنفس منھ، فكیف تأمرني بھ؟ قال: علیھ وسلم فقال

فتصدق عمر أنھ الیبا ع أصلھا والیوھب والیورث فى الفقرآء . اصلھا و تصدقت بھاحبست

نھا ل موالقربى و الرقاب و في سبیل اهللا والضیف وابن السبیل، ال جناح على من ولیھا ان یأك

)٥/٧٤رواه مسلم . (ل فیھ بالمعروف أو یطعم صدیقا غیر متمو

Artinya : “Umar mempunyai tanah di Khaibar, kemudian ia datang kepada

Rasulullah SAW meminta untuk mengolahnya, sambil berkata:“Ya

Rasulullah, aku memiliki sebidang tanah di Khaibar. Tetapi aku

belum mengambil manfaatnya, bagaimana aku harus berbuat?.

Rasululluah bersabda : “Jika engkau menginginkannya tahanlah

tanah itu dan shadaqahkan hasilnya. Tanah tersebut tidak boleh

dijual atau diperjualbelikan, dihibahkan atau diwariskan. Maka ia

(Umar) menshadaqahkan kepada fakir miskin, karib kerabat,

budak belian, dan Ibnu Sabil. Tidak berdosa bagi orang yang

mengurus harta tersebut untuk menggunakan sekedar

keperluannya tanpa maksud memiliki harta itu.” (HR. Muslim:

5/74) 29

29 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Maktabah Daar Ihya al-Kutub) tt, Juz II, h. 14

Page 33: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

B. Rukun dan Syarat Wakaf

Kendati para Imam Mujtahid berbeda pendapat dalam memberikan

pandangan terhadap institusi wakaf, namun semuanya sependapat bahwa untuk

membentuk lembaga wakaf diperlukan rukun dan syarat-syarat, walaupun mereka

juga berselisih pendapat mengenai jumlah rukun dan syarat tersebut.

Menurut ulama mazhab Hanafi, rukun wakaf itu hanya satu, yakni akad yang

berupa ijab (pernyataan dari wakif). Sedangkan Qobul (pernyataan menerima wakaf)

tidak termasuk rukun, disebabkan akad tidak bersifat mengikat. Sedangkan menurut

jumhur ulama dari mazhab Syafi’i , Maliki dan Hambali bahwa rukun wakaf ada

empat : 1) wakif (yang mewakafkan), 2) mauquf ‘alaih (orang yang menerima

wakaf), 3). Mauquf ( benda yang diwakafkan) dan 4). Sighat 30

Dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dibahas pula

mengenai rukun dan syarat wakaf. Pada pasal 6 disebutkan bahwa wakaf

dilaksanakan dengan memenuhi unsur wakaf sebagai berikut: Wakif, Nazhir, Harta

Benda Wakaf, Ikrar Wakaf, Peruntukkan Harta Benda Wakaf, Jangka Waktu

Wakaf.31

Sedangkan pembahasan seputar syarat-syarat wakaf diatur pada bagian-bagian

berikutnya.

30 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, h. 16-17

31 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimas Islam dan penyelenggaraan Haji, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tentang Wakaf, ( Jakarta, Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005) h. 5-6.

Page 34: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

1. Wakif

Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya. (pasal 1

BAB I Ketentuan Umum). Wakif meliputi; Perseorangan, Organisasi, Badan

Hukum. (Pasal 7)

Wakif perseorangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf (a)

hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi persyaratan: Dewasa,

Berakal sehat, Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum, dan Pemilik sah

harta benda wakaf. (Pasal 8 ayat 1)

Wakif organisasi sebagaiman dimaksud dalam pasal 7 huruf (b) hanya

dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan organisasi untuk

mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar

organisasi yang bersangkutan. (pasal 8 ayat 2)32

2. Nazhir

Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif

untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. (pasal 1

BAB I Ketentuan Umum).

Nazhir mempunyai tugas yaitu: Melakukan pengadministrasian harta

benda wakaf, Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai

dengan tujuan fungsi dan peruntukannya, Mengawasi dan melindungi harta

benda wakaf, Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia

32 Ibid,. h. 6

Page 35: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

(pasal 11 Bagian Kelima tentang Nazhir, BAB II Dasar- dasar wakaf). Nazhir

meliputi: Perorangan, Organisasi, dan Badan Hukum (Pasal 9 ayat 5)

Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf (a) hanya

dapat menjadi nazhir apabila memenuhi persyaratan: Warga Negara

Indonesia, Beragama Islam, Dewasa, Amanah, Mampu secara jasmani dan

rohani, dan Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum. (pasal 10 ayat 1)33

Organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf (b) hanya dapat

menjadi nazhir apabila memenuhi persyaratan : Pengurus organisasi yang

bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1); dan Organisasi yang bergerak di bidang sosial,

pendidikan, kemasyarakatan dan atau keagamaan Islam. (pasal 10 ayat 2)

Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf (c) hanya

dapat menjadi nazhir apabila memenuhi persyaratan :

a) Pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi persyaratan

nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan

b) Badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan

perundang- undangan yang berlaku; dan

c) Badan hukum yang bersangkutan bergerak di bidang sosial,

pendidikan, kemasyarakatan, dan atau keagamaan Islam. (pasal 10

ayat 3).

33 Ibid,. h.8

Page 36: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

3. Harta Benda Wakaf

Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama

dan atau jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syari’ah

yang diwakafkan oleh wakif. (pasal 1 BAB I Ketentuan Umum)34

Harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan

dikuasai oleh wakif secara sah, (pasal 15 Bagian Keempat)

Harta benda wakaf terdiri dari : Benda tidak bergerak, Benda bergerak

(Pasal 16 ayat 1) . Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a meliputi :

a). Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan

yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;

b). Bangunan atau bagian bangunan yang terdiri di atas tanah sebagaimana

dimaksud pada huruf (a)

c). Tanaman dan benda satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang- undangan yang berlaku;

d). Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syari’ah dan

peraturan perundang- undangan yang berlaku. (pasal 16 ayat 2)

Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah

harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi: Uang,

Logam mulia, Surat berharga, Kendaraan, Hak atas kekayaan intelektual,

34 Ibid,. h. 4

Page 37: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Hak sewa, dan Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syari’ah dan

peraturan perundang- undangan yang berlaku. (pasal 16 ayat 3)35

4. Ikrar Wakaf

Ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara

lisan dan/ atau tulisan kepada nazhir untuk mewakafkan harta benda

miliknya. (pasal 1 BAB I Ketentuan Umum).

Ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nazhir dihadapan PPAIW

dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi. (pasal 17 ayat 1 Bagian

Ketujuh tentang Ikrar Wakaf).

Ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara

lisan dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.

(pasal 17 ayat 2).

Dalam hal wakif tidak dapat menyatakan ikrar wakaf secara lisan atau

tidak dapat hadir dalam pelaksanaan ikrar wakaf karena alasan yang

dibenarkan oleh hukum, wakif dapat menunjuk kuasanya dengan surat

kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi. (pasal 18)

Untuk dapat melaksanakan ikrar wakaf, wakif atau kuasanya

menyerahkan surat dan/ atau bukti kepemilikan atas harta benda wakaf

kepada PPAIW. (pasal 19)

Saksi dalam ikrar wakaf harus memenuhi persyaratan : (pasal 20)

Dewasa, Beragama Islam, Berakal sehat, Tidak terhalang melakukan

35 Ibid., h. 10

Page 38: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

perbuatan hukum. Ikrar wakaf dituangkan dalam akta ikrar wakaf. (pasal

21 ayat 1)36

Akta Ikrar wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling sedikit

memuat: (pasal 21 ayat 2) Nama dan Identitas wakif, Nama dan Identitas

nazhir, Data dan Keterangan harta benda wakaf, Peruntukan harta benda

wakaf, Jangka waktu wakaf.

5. Peruntukan Harta Benda Wakaf

Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf (sebagaimana yang

tercantum dalam pasal 4 dan 5, BAB II Dasar-dasar Wakaf Bagian Kedua

Tentang Tujuan dan Fungsi Wakaf), harta benda wakaf hanya dapat

diperuntukan bagi: sarana dan kegiatan ibadah, sarana dan kegiatan

pendidikan serta kesehatan, bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar,

yatim piatu, bea siswa, kemajuan dan peningkatan ekonomi umat, dan/atau

kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan

syariah dan peraturan perundang-undangan. (Pasal 22 Bagian Kedelapan

Peruntukan Harta Benda Wakaf)37

Penetapan peruntukan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud

dalam pasal 22 dilakukan oleh wakif pada pelaksanaan ikrar wakaf. (pasal

23 ayat 1)

36 Ibid. h.13 37 Ibid., h. 14

Page 39: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Dalam hal wakif tidak menetapkan peruntukan harta benda wakaf,

nazhir dapat menetapkan peruntukan harta benda yang dilakukan sesuai

dengan tujuan dan fungsi wakaf. (pasal 23 ayat 2)

6. Jangka Waktu Wakaf

Mengenai jangka waktu wakaf tidak ditemukan pembahasan yang

lebih mendetail baik dalam UU Wakaf No. 41 tahun 2004 atau dalam

Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2006 tentang pelaksanaan UU Wakaf.

C. Macam-macam Wakaf dan Fungsinya

Wakaf yang dikenal dalam syari’at Islam, dilihat dari penggunaan/yang

memanfaatkan harta benda wakaf terbagi dua :

1). Wakaf Ahli/Dzurry

Wakaf ahli yang terkadang juga disebut dengan wakaf ‘alal aulad yaitu

wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan dan jaminan sosial dalam

lingkungan keluarga/family, lingkungan kerabat sendiri.38 Atau wakaf yang

ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang atau lebih, keluarga si wakif atau

bukan.39 Atau dalam pengertian lain adalah wakaf yang diperuntukkan bagi

38 Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia h. 35.

39 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam dan Penyelenggaraan Haji, Fiqih Wakaf, ( Jakarta, Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005) h. 14.

Page 40: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

jaminan sosial dalam lingkungan keluarga sendiri dengan syarat dipakai semata-

mata untuk kebaikan dan berlaku selama-lamanya.40

Wakaf ahli adalah wakaf yang dikhususkan oleh yang berwakaf untuk

kerabatnya, seperti anak, cucu, saudara dan ibu bapaknya. Wakaf ini bertujuan

untuk membela nasib mereka. Dalam konsepsi Islam, seseorang yang hendak

mewakafkan sebagian hartanya sebaiknya lebih dahulu melihat kepada sanak

family, bila ada diantara mereka yang sedang membutuhkan pertolongannya.

Maka wakaf lebih afdhal (lebih baik) diberikan kepada mereka yang

membutuhkan. Demikian yang Rosul nasehatkan kepada Abu Thalhah dalam

hadits diatas.

Di beberapa Negara tertentu, seperti Mesir, Turki, Maroko dan ljazair

tanah wakaf untuk keluarga telah dihapuskan, karena pertimbangan berbagai

segi, tanah-tanah wakaf bentuk ini tidak produktif.41

Demikian pula dalam konteks hukum positif di Indonesia, wakaf ahli

inipun tidak diakomodir dalam berbagai aturan perundang-undangan tentang

wakaf, termasuk pula dalam Kompilasi Hukum Islam dan yang terakhir Undang-

undang Nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf. Rupanya para pakar hukum dan

pembuat undang-undang di Indonesiapun telah bersepakat untuk menghapuskan

40 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Indonesia, (Ciputat Press, 2005) h. 24.

41 Ibid. hal. 35

Page 41: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

wakaf ahli/dzurry di Indonesia, karena tidak ada satu pasalpun dalam Undang-

undang wakaf tersebut yang mengatur masalah wakaf ahli/dzurry ini.

b). Wakaf Khairi

Wakaf khairi artinya wakaf yang secara tegas diperuntukkan untuk

kepentingan agama (keagamaan) atau kemasyarakatan (kebajikan umum).

Seperti wakaf yang diserahkan untuk keperluan pembangunan masjid, sekolah,

jembatan, rumah sakit, panti asuhan anak yatim dan lain sebagainya.42

Jenis wakaf ini seperti yang diterangkan dalam hadits Nabi Muhammad

SAW yang menceritakan tentang wakaf sahabat Umar bin Khattab. Beliau

memberikan hasil kebunnya kepada fakir miskin, ibnu sabil, sabilillah, para tamu

dan hamba sahaya yang sedang berusaha menebus dirinya.

Wakaf ini ditujukan untuk umum, dengan tidak terbatas

penggunaannya, yang mencakup semua aspek untuk kepentingan dan

kesejahteraan umat manusia manusia pada umumnya. Kepentingan umum

tersebut bisa untuk jaminan sosial, pendidikan, kesehatan, pertahanan, keamanan

dan lain-lain.43

42 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

islam dan Penyelenggaraan Haji, Fiqih Wakaf, h. 16.

43 Ibid. h.19

Page 42: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

D. Sejarah Wakaf

1. Wakaf pada masa Rosulullah saw

Dalam sejarah Islam wakaf dikenal sejak masa Rosulullah saw. Karena

wakaf disyariatkan setelah Nabi saw hijrah ke Madinah, pada tahu kedua

hijriyah. Ada dua pendapat yang berkembang di kalangan fuqaha tentang siapa

yang pertama kali melaksanakan syariat wakaf. sebagian pendapat menyatakan

bahwa yang pertama kali melaksanakan wakaf adalah Rosulullah saw, yaitu

wakaf tanah milik Nabi untuk dibangun masjid. Rosulullah saw juga pada tahun

ketiga hijrah pernah mewakafkan tujuh kebon kurma di Madinah.44

Pendapat kedua menyatakan bahwa yang pertama kali melaksanakan

syariat wakafadalah sahabat Umar bin al Khathab,yaitu wakaf berupa sebidang

tanah di Khaibar, dimana Umar mensedekahkan hasil pengelolaan tanah tersebut

kepada fakir miskin dan orang lain yang membutuhkan. Selanjutnya syariat

wakaf dipraktekkan oleh Abu Thalhah yang mewakafkan kebun kesayangannya,

kemudian juga Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib yang mewakafkan tanahnya,

Muadz bin Jabal mewakafkan runahnya dan oleh sahabat-sahabat lainnya.45

2. Wakaf Pada Masa Dinasti Islam

Praktek wakaf menjadi lebih luas pada masa dinasti Umayah dan

Abbasiyah. Banyak orang berduyun-duyun untuk melaksanakan wakaf. dan

44 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Pedoman

Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf (Jakarta, 2003) h. 8-9

45 Ibid,. h. 10

Page 43: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

wakaf tidak hanya untuk orang-orang fakir miskin saja, tetapi juga dijadikan

modal untuk membangun lembaga pendidikan. Antusiasme masyarakat

tersebut telah menarik perhatian negara untuk mengatur pengelolaan wakaf.

Pembentukan lembaga pengelola wakaf pertama kali dilakukan oleh

hakim Mesir, Taubah bin Ghar al Hadhramiy pada masa khalifah Hisyam bin

Abd. Malik pada masa dinasti bani Umayah. Beliau mendirikan lembaga

wakaf di Basrah dibawah Departemen Kehakiman. Dengan demikian

pengelolaan wakaf menjadi lebih baik dan hasilnya disalurkan kepada yang

membutuhkan. Pada masa dinasti Abbasiyah terdapat lembaga wakaf yang

disebut dengan “Shadr al Wuquf” yang mengurus administrasi dan memilih

staf pengelola lembaga wakaf.46

Pada masa dinasti Ayyubiyah di Mesir perkembangan wakaf cukup

menggembirakan, dimana hamper semua tanah pertanian menjadi tanah

wakaf dan dikelola oleh negara lewat baitul mal. Ketika Shalahuddin al

Ayyubi memerintah di Mesir, ia banyak mewakafkan lahan milik Negara

untuk kegiatan pendidikan. Ia juga menetapkan kebijakan bahwa orang

Kristen yang datang dari Iskandaria untuk berdagang wajib membayar bea

cukai, dan hasil dikumpulkan kemudian diwakafkan kepada para fuqaha dan

para keturunannya. Saat itu wakaf telah dijadikan sarana bagi dinasti

46 Ibid,. h. 11

Page 44: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Ayyubiyah untuk kepentingan politiknya dan misi alirannya, yaitu mazhab

sunni dan mempertahankan kekuasannya.47

Pada masa dinasti Mamluk perkembangan wakaf sangat pesat dan

beraneka ragam, sehingga apapun yang dapat diambil manfaatnya dapat

diwakafkan. Tetapi yang paling banyak diwakafkan kala itu adalah tanah

pertanian dan bangunan, seperti gedung perkantoran, penginapan dan tempat

belajar. Pada masa ini terdapat wakaf hamba sahaya yang diwakafkan untuk

merawat lembaga-lembaga agama, seperti untuk memelihara masjid dan

madrasah. Pada masa ini pula mulai disahkannya undang-undang wakaf pada

masa raja Al Dzahir Biber Al Bandaqdari (1260-1277 M/658-676 H).48

Perkembangan lebih lanjut pada masa dinasti Turki Utsmani dimana

kekuasaannya saat itu telah mencapai sebagian besar wilayah Negara Arab.

Pada masa itu disahkan undang-undang yang mengatur tentang pencatatan

wakaf, sertifikasi wakaf, cara pengelolaan wakaf, serta upaya mencapai

tujuan wakaf. kemudian pada tahun 1287 Hijriyah dikeluarkan undang-

undang yang menjelaskan tentang kedudukan tanah-tanah kekuasaan Turki

Utsmani dan tanah-tanah produktif yang berstatus wakaf. Dari imlementasi

47 Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, h. 45 48 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Pedoman

Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf h. 13-14

Page 45: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

undang-undang tersebut di negara-negara Arab masih banyak tanah yang

berstatus wakaf dan dipraktekkan sampai sat ini.49

E. Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Menurut Hukum Islam dan Hukum

Positif

1. Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Menurut Hukum Islam

Salah satu aspek penting dalam hal pengelolaan harta benda wakaf

adalah mengenai pencatatan harta benda wakaf, sementara dalam fiqih Islam

tidak banyak dibicarakan mengenai prosedur dan tata cara perwakafan secara

rinci.50 Berbeda halnya denga hukum positif yang mengatur masalah

perwakafan dalam berbagai aturan perundang-undangan yang telah ada.

Dalam hukum Islam sendiri tidak ada ketentuan khusus yang

mengharuskan pendaftaran tanah wakaf, karena memang dalam Islam sendiri

praktek wakaf dianggap sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya. Para

ulama imam empat mazhabpun tidak mencantumkan keharusan

pengadministrasian dalam praktek wakaf. Namun seiring berjalannya waktu

sering kali terjadi perselisihan atau sengketa mengenai tanah wakaf. Maka

dalam hal ini selayaknya kita lihat firman Allah dalam surat Al-Baqoroh : 282

yang berbunyi :

49 Ibid,. h. 14 50 Adijani al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek (Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada) h.37

Page 46: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Artinya : “Hai orang- orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah

tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah

kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara

kamu menuliskannya dengan benar, dan janganlah penulis

enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,

maka hendaklan ia menulis, dan hendaklah orang yang

berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan

hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan jangan

mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang

berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah

(keadaannya) dan dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,

maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur, dan

persaksikanlah dengan dua orang saksi dari dua orang laki-

laki (diantara kamu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka

(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-

saksi yang kamu ridhoi, jika seorang lupa maka seorang akan

mengingatkannya ……” (QS. Al-Baqoroh : 282)

Page 47: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Ayat ini menegaskan keharusan mencatat kegiatan transaksi muamalah

seperti jual beli, sewa menyewa, hutang piutang dan sebagainya. Selanjutnya

Adijani al-Alabij menyatakan bahwa berwakaf adalah suatu kegiatan

penyerahan hak yang tak kalah pentingnya dengan kegiatan muamalah lainnya

seperti jual beli da sebagainya. Jika untuk untuk muamalah lainnya Allah

memerintahkan dicatat, maka analogi untuk wakafpun demikian, yakni

seyogyanya dicatat pula, karena jiwa yang terkandung dalam ayat tersebut

adalah agar dibelakang hari tidak terjadi sengketa/gugat menggugat diantara

pihak yang bersangkutan.51

Selain itu ada beberapa kaidah fiqih yang senada dengan pendapat

diatas, yaitu kaidah : (adh dharuuru yuzaalu), artinya : kemudharatan harus

dihilangkan. Dan kaidah (dar ul mafaasid wa jalbul mashaalih), artinya :

menolak kemudharatan dan menarik maslahah. Dimana dalam konteks ini

penyelewengan dan persengketaan akibat tidak ada pengadministrasian adalah

mudharat yang harus dihilangkan.

Melakukan pengembangan dan pembaruan hukum Islam yang

beranjak dari fiqih mazhab dengan mengutamakan prinsip maslahah mursalah

(kemaslahatan) dan siyasah syar’iyah (intervensi negara).52 Maka dengan

51 Al-Alabij, h.100

52 M. Atho Mudzar dan Khairudin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern

(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada), h. 208

Page 48: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

dasar kemaslahatan tersebut para ulama akhirnya banyak mengemukakan

berbagai pendapat dan ide dalam hal pengelolaan dan pengembangan wakaf.

Dr. Musthafa Asy-Syiba’i menjelaskan tentang penggunaan wakaf

khairi (wakaf untuk umum) yang pernah dan masih dilaksanakan di berbagai

negara Islam yaitu : masjid-masjid, sekolah-sekolah, perpustakaan umum,

rumah sakit, penginapan orang musafir, rumah-rumah miskin, air minum

untuk umum, persiapan senjata, kendaraan buat perang, persiapan

perlengkapan pejuang-pejuang, asrama-asrama buat mujahidin, perbaikan

jembatan/jalan umum, kolam-kolam di tengah padang, makam/kuburan,

perawatan yatim piatu, pemeliharaan anak-anak gelandangan, penyantunan

orang-orang lumpuh, penyantunan orang-orang buta, pemeliharaan orang tua,

penyantunan orang yang baru keluar dari penjara dan lain sebagainya.53

Suparman Usman menjelaskan langkah-langkah yang dapat

diupayakan para nazhir dalam pengembangan wakaf antara lain :

1. Memperbanyak dan menggalakkan wakaf produktif.54

Upaya ini bertujuan agar harta benda wakaf mampu menghasilkan dana

yang banyak bagi peningkatan kesejahteraan umat. Langkah ini bisa

ditempuh melalui kerjasama (kemitraan) denga pihak-pihak lain sepanjang

53 Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia,. h. 36-37

54 Suparman Usman, Pengamanan dan Pengembangan Wakaf Bagi Kesejahteraan Umat,

Makalah disampaikan Pada “Lokakarya Pengembangan Zakat dan Wakaf Produktif, Serang Banten, 23 Maret 2007.h. 6

Page 49: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

tidak bertentangan dengan syariat dan perundang-undangan. Contohnya

adalah mengoptimalkan potensi tanah wakaf yang letaknya strategis

dengan membangun pusat perkantoran atau pusat pertokoan yang dapat

menghasilkan uang sewa bangunan di atas tanah wakaf itu. Uang sewa

tersebut bisa dimanfaatkan bagi kesejahteraan umat.

2. Memperbanyak dan menggalakkan wakaf tunai.55

Di kalangan umat Islam, wakaf yang sangat popular adalah masih

terbatas pada persoalan tanah dan bangunan yang diperuntukkan untuk

tempat ibadah dan pendidikan, serta baru belakangan baru ada wakaf

yang berbentuk tunai, yaitu sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor

41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Sebagai sebuah upaya mensosialisasikan wakaf tunai untuk

kesejahteraan sosial, maka harus disosialisasikan secara intensif agar

wakaf tunai dapat diterima lebih cepat oleh masuarakat banyak dan segera

memberikan jawaban konkrit atas permasalahan ekonomi umat. Mengacu

pada keberhasilan negara-negara muslim lainnya, seperti Mesir, Maroko,

Kuwait, Turki, Qatar dan lainnya yang telah memberdayakan wakaf tunai

secara maksimal, saatnya kita melangkah menuju kearah tersebut.56

55 Ibid.,h. 7 56 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di

Indonesia, (Jakarta, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005), h. 15

Page 50: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

3. Mengoptimalkan potensi harta benda wakaf sesuai kondisi dan

fungsinya.57

Contoh dari model pengembangan ini adalah jika ada tanah yang kurang

strategis letaknya untuk dibangun perkantoran atau pertokoan, maka bisa

dipertimbangkan untuk ditanami tanaman tertentu yang laku di pasar atau

sangat baik prospeknya dalam dunia ekonomi, seperti ditanami pohon

jarak yang saat ini sedang digalakkan, atau tanaman tertentu yang secara

ekonomis menguntungkan, bekerjasama dengan pihak-pihak terkait.

Selanjutnya jika ditinjau dari pengembangan hasil harta wakaf, maka

dapat dilakukan dua pola pengembangan wakaf :

1. Pengembangan wakaf untuk kegiatan sosial.58

Contoh pengembangan ini adalah pengembangan pendidikan dan

sarana kesehatan. Survei menunjukkan bahwa bentuk pengembangan

wakaf yang pertama yaitu sarana pendidikan (65%) dan sarana kesehatan

(11%) lebih diprioritaskan oleh pengelola wakaf. Namun karena sarana

pendidikan dan kesehatan sering membutuhkan biaya yang besar diluar

kesanggupan lembaga wakaf, maka para pengeloala wakaf tersebut

biasanya membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) (59%) untuk

menunjang pembiayaannya. Dengan kata lain, pembentukan LAZ menjadi

57 Suparman Usman, Pengamanan dan Pengembangan Wakaf Bagi Kesejahteraan Umat,h. 7 58 Andi Agung Prihatna, dkk, Wakaf, Tuhan dan Agenda Kemanusiaan, Studi Tentang Wakaf

dalam Perspektif Keadilan Sosial di Indonesia, h. 143

Page 51: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

andalan utama para nazhir guna membiayai kebutuhan operasional dan

pelayanan wakaf. cara ini sering ditempuh oleh pengelola wakaf

mengingat pembiayaan operasional lembaga dan kegiatan pelayanannya

dapat dipenuhi dengan sumbangan dari masyarakat, baik berupa zakat,

sedekah dan infak.

2. Pengembangan yang bernilai ekonomi.59

Contoh pengembangan ini adalah pengembangan perdagangan,

industri, pembelian properti dan sebagainya. Pengembangan wakaf model

ini tampaknya belum memasyarakat dalam praktek perwakafan. Dengan

kata lain, pengembangan model ini terpaut jauh dibawah pengembangan

model pertama. Namun demikian beberapa sector pengembangan ekonomi

telah dilakukan para nazhir, diantaranya pada sector agrobisnis,

perdagangan, property, pertambangan dan perindustrian, namun masih

dalam jumlah terbatas.

Rendahnya pengembangan model ini mungkin disebabkan kehati-

hatian para nazhir dalam berinvestasi, takut merugi jika diinvestasikan

atau bahkan bias jadi karena ketidakmengertian para nazhir dalam hal

pengembangan ekonomis tersebut, karena lemahnya SDM mereka.60

Adanya dana yang berasal dari hibah masyarakat (zakat, infak dan

shadaqoh) dan kemudian di “injeksikan” kedalam tanah dan bangunan harta

59 Ibid.,h. 143 60 Ibid.h. 144

Page 52: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

wakaf untuk mengoptimalkan fungsinya merupakan suatu kegiatan yang

sudah lama berjalan. Tetapi apabila dana yang diinjeksikan itu berasal dari

suatu lembaga yang mengelola dana wakaf atau lembaga pembiayaan, maka

hal ini merupakan hal yang baru dan biasanya akan menyangkut berbagai

persyaratan formal.

Dalam catatan sejarah Islam, abad ke-8 dan ke-9 Hijriyah, selain

menjadi zaman kejayan Islam juga dipandang sebagai masa keemasan wakaf.

Pada masa itu wakaf meliputi berbagai benda yakni masjid, musholla,

sekolahan, tanah pertanian, rumah, toko, kebun, pabrik roti, bangunan kantor,

gedung pertemuan dan perniagaan, bazaar, pasar, tempat pemandian, tempat

pemangkas rambut, gudang beras, pabrik sabun, pabrik penetasan telur dan

lain-lain. Saat itu harta wakaf tidak hanya dimanfaatkan untuk menyediakan

layanan gratis seperti masjid yang digunakan sebagai tempat ibadah, sekolah

gratis bagi yang tidak mampu, namun juga sebagai penghasil dana seperti

pusat perbelanjaan yang menghasilkan uang sewa.61

2. Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Menurut Hukum Positif.

Dalam konteks hukum positif di Indonesia, dalam hal ini Undang-undang

Nomr 41 Tahun 2004 dalam bab II disebutkan, bahwa nazhir, sebagai pihak

61 Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji,

Direktorat Pengembanga Zakat dan Wakaf, Wakaf Tunai Dalam Perspektif Hukum Islam (Jakarta, 2005) h.62.

Page 53: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan

dikembangkan sesuai dengan peruntukannya, dalam asal 11 disebutkan

memiliki tugas :

a). melakukan pengadministrasian harta benda wakaf:

b). mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,

fungsi dan peruntukannya;

c). mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;

d). melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.62

Selanjutnya dalam pasal 22 disebutkan bahwa dalam rangka mencapai

tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf hanya dapat diperuntukkan bagi:

a). sarana dan kegiatan ibadah;

b). sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;

c). bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa;

d). kemajuan dan peningkatan ekonomi umat dan/atau

e). kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan

syariah dan peraturan perundang-undangan.

Dalam pasal 42 disebutkan bahwa nazhir wajib mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan

peruntukannya.

62 Departemen Agama RI, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,h. 14

Page 54: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Selanjutnya pada Pasal 43 dinyatakan:

(1). Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh nazhir

sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan

prinsip syariah.

(2). Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara produktif.

(3). Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang

dimaksud pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga

penjamin syariah.63

63 Ibid.,h. 22

Page 55: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AT-TAQWA

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa

Berdirinya Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa yang beralamat di kampung

warung Mangga Rt 03/02 Kelurahan Panunggangan Kecamatan Pinang Kota

Tangerang berawal dari tahun 1984. Berawal dari adanya perubahan tata ruang kota

selanjutnya terpaksa dilakukanlah relokasi bangunan yang berlokasi di RT 01/02

Kampung Warung Mangga Desa Panunggangan Kecamatan Cipondoh (sekarang

Kecamatan Pinang), termasuk didalamnya adalah bangunan masjid At-Taqwa,

Karena daerah tersebut akan dibangun jalan tol dan Fly Over/jembatan tol.

Selanjutnya lokasi masjid At-Taqwa dipindahkan ke lokasi yang sekarang

yaitu di RT 03/02 Kelurahan Panunggangan Kecamatan Cipondoh (sekarang

Kecamatan Pinang) dan menempati tanah seluas 750 m2 yang merupakan tanah

wakaf dari Bpk. H. Saarih bin Nasirin. Sejak itu mulai dibangunlah masjid At-Taqwa

dengan biaya pembangunannya dari swadaya masyarakat dan sebagian lagi dari biaya

hasil relokasi masjid tersebut.64

Sejak awal berdirinya telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka

memakmurkan masjid, dan beberapa kegiatan tersebut banyak dimotori oleh salah

seorang ulama setempat yang bernama KH. Irsyad bin H. Abbas, yang tak lain

64 Wawancara Pribadi dengan Arif Rahman, Ketua Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa.

Tangerang. 15 September 2010

Page 56: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

merupakan tokoh penting dalam proses berdiri dan berkembangnya Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa di kemudian hari.

Pada awalnya (tahun 1984) oleh KH. Irsyad dilaksanakan kegiatan pengajian

untuk anak-anak disekitar masjid yang dilaksanakan pada setiap ba’da maghrib,

dengan nama Majlis Ta’lim Miftahus Shudur. Yaitu berupa pengajian cara belajar

membaca al-Qur’an untuk anak-anak. Kegiatan tersebut awalnya diikuti oleh hanya

beberapa anak saja. Namun seiring berjalannya waktu kegiatan pengajian tersebut

kemudian diikuti oleh banyak anak-anak yang tidak hanya dari lokasi dekat masjid

saja, namun juga anak-anak dari lokasi yang cukup jauh dari masjid hingga berjumlah

lebih kurang 50 anak.65

Selanjutnya pada tahun 1990, dengan cikal bakal majlis ta’lim tersebut oleh

KH. Irsyad didirikanlah Madrasah Diniyah At-Taqwa, dengan didasari pemikiran

bahwa untuk anak-anak tidak hanya diperlukan ilmu pengetahuan tata baca al-Qur’an

saja, namun sangat diperlukan juga ilmu pengetahuan keagamaan yang lebih luas,

yaitu ilmu fikih, hadits, aqidah akhlaq dan lainnya. Dengan menggunakan serambi

masjid untuk kegiatan belajar madrasah diniyah tersebut, dibuatlah dua lokal kelas

untuk kegiatan belajar yang dilaksanakan pada tiap sore hari. Madrasah diniyah At-

Taqwa tersebut memiliki murid sejumlah 50 murid dengan beberapa orang guru.

Seiring berjalannya waktu, ada keinginan dari beberapa pengurus masjid At-

Taqwa (para nazhir wakaf tanah tersebut) terutama KH. Irsyad yang sejak awal telah

banyak berkecimpung dalam kegiatan takmir masjid sebagaimana telah disebutkan

65 Ibid, 15 September 2010

Page 57: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

diatas untuk lebih mengembangkan potensi yang ada, baik potensi sumber daya

manusia maupun permodalan/sumber dana. Karena melihat masih banyak ruang

kosong dari tanah wakaf masjid tersebut (sekitar 200 m2), dan juga melihat lokasi

tanah wakaf yang cukup strategis karena berada persis di pinggir jalan raya antara

Kota Tangerang dan daerah BSD Serpong, maka ada keinginan selanjutnya untuk

mendirikan sebuah lembaga pendidikan anak-anak, yaitu Taman Kanak-Kanak Islam

(TK Islam), Madrasah Ibtidaiyyah dan juga dimungkinkan untuk dibentuk Kelompok

Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

Namun demikian maksud dan tujuan besar para nazhir wakaf tersebut waktu

itu terganjal oleh salah satu persyaratan formal, yaitu adanya peraturan yang

mengharuskan sebuah lembaga pendidikan harus dilaksanakan di bawah naungan

sebuah yayasan. Dengan dasar itulah maka kemudian dibentuklah Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa pada tahun 1995, dengan dasar pendiriannya berupa

Akta Notaris Izzat Chanun Sukowijono, SH Nomor 20 tanggal 18 Nopember

1995.66

B. Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa

Berdasarkan akta notaris Sukri, SH, Nomor 04 tanggal 07 Desember 2006,67

struktur pengurus Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa saat ini adalah :

66 Akta Notaris Izzat Chanun Sukowijoyo, SH Nomor 20, Tentang Pendirian Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa. Tanggal 18 Nopember 1995. h.1 67 Akta Notaris Sukri, SH Nomor 04, Tanggal 12 September 2006.h.1

Page 58: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

1. Pembina : Hj. CICIH QURAISYIH

2. Pengurus :

Ketua : H. ARIF RAHMAN, S.Ag

Sekretaris : ENDANG RAHMAT

Bendahara : SOFWATUN NIDA

3. Pengawas : MA’RIFULLAH, SE

Tugas dan Wewenang Pembina :

1. Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar;

2. mengangkat dan memberhentikan anggota Pengurus dan anggota Pengawas;

3. menetapkan kebijakan umum yayasan;

4. mengesahkan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan;

5. mengesahkan laporan tahunan;

6. menunjuk likuidator dalam hal yayasan dibubarkan.

Tugas dan wewenang pengurus :

1. melaksanakan kebijakan umum yayasan;

2. menyusun dan melaksanakan program kerja dan rancangan anggaran tahunan

yayasan;

3. membuat laporan tahunan.

Page 59: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Tugas dan wewenang Pengawas :

1. Memasuki bangunan, halaman atau tempat lain yang dipergunakan yayasan;

2. memeriksa dokumen;

3. memeriksa pembukuan dan keuangan;

4. menerima laporan segala kegiatan pengurus;

5. memberi peringatan kepada pengurus.68

C. Visi dan Misi Yayasan

Visi Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa :

“Menjadikan yayasan sebagai bagian dari komponen masyarakat yang turut

serta dalam pembangunan nasional Indonesia dalam bidang pendidikan, sosial dan

keagamaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa

serta berahlak mulia dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap masyarakat

menuju keridhoan Allah SWT dunia dan akherat”

Misi Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa :

1. Meningkatkan kegiatan pengembangan Pendidikan Agama Islam dan kualitas

sumber daya manusia dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa.

2. Mengembangkan potensi siswa untuk menghafal, menghayati dan mengamalkan

Al-Qur’an agar menjadi pribadi yang berahlakul karimah;

68 Ibid.h.20

Page 60: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

3. Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka usaha pengembangan

pendidikan dan sosial keagamaan.

4. Menyelenggarakan bimbingan ibadah haji dan umroh yang baik, amanah dan

5. professional.

6. Memberdayakan sarana dalam menunjang pembangunan infrastruktur.

7. Meningkatkan interaksi dan kepekaan sosial dengan masyarakat yang lebih maju

dan yang berahlakul karimah.69

D. Ruang Lingkup dan Program Kerja Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa

Berdasarkan dasar pendiriannya yaitu akta notaris Izzat Chanun Sukowijono,

SH, Nomor 20, tanggal 18 Nopember 1995, bahwa ruang lingkup Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa adalah di bidang pendidikan, sosial, kemanusiaan dan

keagamaan.70

1. Bidang Pendidikan.

1.1. Madrasah Diniyah At-Taqwa

Madrasah Diniyah At-Taqwa didirikan pada tahun 1990 oleh KH

Irsyad dengan mengambil tempat di serambi masjid At-Taqwa. Tujuan

awal didirikannya Madrasah Diniyah ini adalah sebagai sarana pendidikan

keislaman tingkat dasar yang hanya mengajarkan baca tulis al-Qur’an saja,

69 Berdasarkan data Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah At-Taqwa

Pinang. h.2 70 Akta Notaris Izzat Chanun Sukowijoyo, SH Nomor 20, Tentang Pendirian Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa. Tanggal 18 Nopember 1995. h.3

Page 61: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

namun juga didalamnya terdapat kurikulum pendidikan keislaman yang

lebih luas.

Jadi madrasah diniyah At-Taqwa ini merupakan lembaga pendidikan

pelengkap dari lembaga pendidikan yang sudah ada yaitu majlis ta’lim

Miftahus Shudur yang dirasakan kurang karena hanya mengajarkan baca

tulis al-Qur’an. Dalam madrasah diniyah ini diajarkan pula berbagai

macam ilmu pengetahuan keislaman secara lebih luas diantaranya yaitu

ilmu fikih, ilmu hadits, akidah akhlaq, sejarah Islam dan lain sebagainya.

Pada awal didirikannya madrasah diniyah ini hanya memiliki dua

ruang kelas. Namun seiring berjalannya waktu sampai saat ini MD At-

Taqwa ini telah memiliki empat ruang kelas yang sekaligus juga sebagai

ruang kelas Madrasah Ibtidaiyyah, dengan jumlah murid sebanyak 40 siswa

yang merupakan warga baik yang berlokasi dekat maupun yang jauh dari

masjid. Sedangkan jumlah guru yang mengajar sejumlah 3 (tiga) orang

guru dan waktu pembelajarannya adalah sore hari.71

1.2. Taman Kanak-Kanak (TK) At-Taqwa

Taman Kanak-Kanak (TK) At-Taqwa didirikan pada tahun 1996, tidak

lama setelah terbitnya akta notaris pendirian Yayasan Pendidikan Islam

At-Taqwa. Taman Kanak-Kanak ini didirikan dengan dasar Surat

Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan

71 Wawancara Pribadi dengan Arif Rahman, Ketua Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa.

Tangerang. 15 September 2010

Page 62: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Kebudayaan Propinsi Jawa Barat Nomor : 1175/102.1/Kep./OT/96, tentang

Pemberian izin pendirian Taman Kanak-Kanak (TK) At-Taqwa di

Kelurahan Panunggangan Kecamatan Cipondoh Kodya Tangerang mulai

tahun pelajaran 1996/1997.72

Taman Kanak-kanak At-Taqwa ini didirikan dibelakang masjid At-

Taqwa, sedangkan maksud didirikannya TK ini adalah sebagai wadah

pendidikan dasar bagi anak-anak disekitar lokasi masjid terutama

pendidikan dasar keislaman. Karena dirasakan oleh para nazhir akan

pentingnya hadir sebuah lembaga pendidikan dasar Islam di daerah ini

sebagai modal untuk menanamkan nilai-nilai keislaman dan akhlakul

karimah bagi anak-anak yang berada di daerah sekitar lokasi wakaf yang

merupakan daerah perkotaan.

Saat ini TK At-Taqwa memiliki 4 (empat) lokal/ruang belajar dengan

jumlah siswa/i sebanyak 39 siswa dan jumlah pengajar sebanyak 5 (lima)

orang guru kelas dan 3 (tiga) orang guru ekstra kurikuler, yang terdiri dari

guru drumband, lukis dan menari.

Program kerja TK At-Taqwa adalah sebagai berikut :

Program kerja jangka pendek :

1. Melaksanakan penerimaan murid baru pada setiap tahun ajaran baru.

72 Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Propinsi Jawa Barat Nomor : 1175/102.1/Kep/OT/96 Tentang Izin Pendirian TK. At-Taqwa

Page 63: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

2. Mengirimkan pengurus yayasan, Kepala Sekolah dan Guru-guru untuk

mengikuti penataran yang diloaksanakan oleh Dinas Pendidikan.

3. Mengadakan dan menyempurnakan alat-alat peraga dan bermain serta

menyempurnakan tata ruang belajar yang sesuai dengan keadaan murid

serta ketentuan yang berlaku.

4. Meningkatkan usaha kesehatan anak dengan hubungan Puskesmas,

dokter serta psiolog.

5. Mengadakan perluasan kerjasama, baik dengan pemerintah maupun

swasta, demi terwujudnya sekolah yang ideal.

6. Melaksanakan studi banding pada sekolah-sekolah lain demi

meningkatkan kualitas sekolah.73

Program Jangka Panjang :

1. Menyempurnakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan, khususnya

penggantian/perbaikan alat-alat sekolah dan untuk keperluan guru.

2. Membangun/memperluas areal sekolah.

1.3. Madrasah Ibtidaiyyah (MI) At-Taqwa

MI At-Taqwa didirikan pada tanggal 14 Juli 1996. Lembaga

pendidikan inipun seperti halnya lembaga pendidikan lain yang ada di

Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa didirikan dengan pertimbangan

akan perlunya kehadiran lembaga pendidikan dasar yang bersifat islami

yang didalamnya tidak hanya berisikan kurikulum/ materi pelajaran

73 Berdasarkan data Proposal Pendirian TK At-Taqwa

Page 64: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

umum seperti bahasa Indonesia, matematika, PPKn, IPA dan lain

sebagainya, tetapi juga banyak dipelajari ilmu pengetahuan keislaman

secara luas, seperti ilmu fikih, bahasa Arab, al-Qur’an hadits, akidah

akhlaq dan sebagainya yang tidak terdapat pada sekolah-sekolah umum.

Program kerja MI At-Taqwa terbagi menjadi :

Program Kerja Jangka pendek :74

1. Kehadiran peserta didik, guru dan karyawanlebih dari 90 %.

2. Target pencapaian rata-rata nilai UASBN 4.0

3. 10 % lulusan dapat masuk di SMP/sederajat Negeri.

4. 50 % peserta didik mampu membaca Al-qur’an dengan baik dan

benar.

5. 25 % peserta didik dapat menguasai kosa kata bahasa inggris dan

bahasa arab.

Program Kerja Jangka Menengah :

1. Kehadiran peserta didik, guru dan karyawanlebih dari 95 %.

2. Target pencapaian rata-rata nilai UASBN 6.0

3. 20 % lulusan dapat masuk di SMP/sederajat Negeri.

4. 75 % peserta didik mampu membaca Al-qur’an dengan baik dan

benar.

74 Berdasarkan data Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah At-Taqwa

Pinang. h.3-4

Page 65: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

5. 50 % peserta didik dapat menguasai kosa kata bahasa inggris dan

bahasa arab.

Program Kerja Jangka Panjang :

1. Kehadiran peserta didik, guru dan karyawan lebih dari 97 %.

2. Target pencapaian rata-rata nilai UASBN 7.0

3. 25 % lulusan dapat masuk di SMP/sederajat Negeri.

4. 90 % peserta didik mampu membaca Al-qur’an dengan baik dan

benar.

5. 75 % peserta didik dapat menguasai kosa kata bahasa inggris dan

bahasa arab.

2 Bidang Sosial Keagamaan

2.1 Kegiatan Takmir Masjid

Memperhatikan amanat undang-undang tersebut, maka selain kegiatan

pelaksanan ibadah sholat,baik sholat lima waktu, sholat jum’at, shalat

taraweih maupun sholat ied, ada banyak kegiatan yang berkaitan dengan

takmir masjid merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat rutin, baik yang

bersifat harian, mingguan maupun bulanan, yaitu :

2.1.1. Pengajian tafsir Al-Qur’an untuk umum tiap hari ba’da subuh,

diasuh oleh Ust. Badruddin dan Ust.H. Ahmad Hasanudin.

2.1.2. Pengajian bapak-bapak membahas kitab Shoheh Bukhori setiap

malam Senin, diasuh oleh Ust. H. Ahmad Hasanudin.

Page 66: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

2.1.3. Pengajian bapak-bapak membahas kitab Fathul Qorib (Fiqh) setiap

malam Sabtu, diasuh oleh Ust. Badruddin.

2.1.4. Pengajian Ibu-ibu membahas Fiqh wanita setiap malam Jum’at dan

malam Sabtu, diasuh oleh Ustd. Hj.Cicih Quraisyih, bertempat di

majlis taklim Sirojul Banat (belakang masjid At-Taqwa)

2.1.5. Pengajian Ibu-ibu ceramah umum pada setiap hari Jum’at minggu

ke-4 tiap bulan diasuh oleh Ustd. Hj.Cicih Quraisyih, bertempat di

majlis taklim Sirojul Banat.

2.1.6. berbagai kegiatan peringatan hari besar Islam, baik peringatan

maulid nabi, isro mi’roj dan lain sebagainya.75

2.2 Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh

Kegiatan bimbingan haji dan umroh awalnya dimotori oleh pendiri

yayasan, yaitu KH. Irsyad . Mengingat beliau merupakan seorang tokoh

ulama terkemuka dilingkungan sekitar Kecamatan Cipondoh dan sekitarnya,

khususnya disekitar yayasan At-Taqwa dan memiliki banyak jama’ah yang

diantara mereka ketika hendak menunaikan ibadah haji banyak yang

membutuhkan bimbingan manasik haji dan bertanya atau bahkan meminta

langsung bimbingan manasik haji tersebut kepada beliau, maka pada

akhirnya KH. Irsyad memberanikan diri membuka sebuah Kelompok

Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) pada tahun 1998, dan

75 Wawancara Pribadi dengan Arif Rahman, Ketua Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa.

Tangerang. 15 September 2010

Page 67: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

selanjutnya mendirikan sekretariat/kantor KBIH di belakang masjid At-

Taqwa, diatas tanah pribadi KH Irsyad. Hal ini dikarenakan tanah wakaf

yayasan dirasakan tidak dimungkinkan lagi untuk dibangun bangunan baru.

Pendirian KBIH ini cukup wajar mengingat secara keilmuan beliau

cukup mumpuni di bidang bimbingan manasik haji karena memang beliau

pernah cukup lama menimba ilmu agama di pondok pesantren. Namun pada

tahun 2007 beliau meninggal dunia karena sakit stroke, dan setelah

meninggalnyapun kegiatan KBIH At-Taqwa ini tetap terus dilanjutkan oleh

pengurus yayasan yang lain.

Saat ini KBIH At-taqwa setiap tahunnya memberangkatkan sekitar 90

jama’ah haji dan sekitar 200 orang jama’ah umroh dengan lima kali

keberangkatan.76

3. Kegiatan produktif lainnya.

Salah satu permasalahan wakaf di Indonesia adalah pada umumnya

wakaf masih dikelola secara konsumtif,dan masih jarang yang dikelola secara

produktif, sehingga pemanfaatan hasil wakaf belum dapat meningkatkan

kesejahteraan umat. Agar wakaf dapat meningkatkan kesejahteraan umat, maka

diperlukan paradigma baru dalam hal pengelolaan wakaf.77

76 Ibid 77 Uswatun Hasanah, Strategi Pengelolaan Wakaf dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat,

dalam Departemen Agama RI. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Kumpulan Hasil Seminar Perwakafan (Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2004) h. 131

Page 68: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam undang-undang wakaf pada pasal

43 ayat 2 disebutkan bahwa pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf

dilakukan secara produktif.78

Dalam rangka pengembangan wakaf itulah, maka kemudian nazhir

wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa melihat suatu peluang

pengembangan kegiatan yayasan. Dalam hal ini peluang dalam bidang biro

perjalanan wisata yang banyak bermunculan, maka pengurus yayasan At-

Taqwapun berinisiatif untuk membuka sebuah usaha biro perjalanan wisata yang

sekaligus juga biro perjalanan haji dan umroh At-Taqwa.

Namun mengingat lokasi wakaf yayasan At-Taqwa yang tidak

memungkinkan untuk ditambah bangunan baru, maka akhirnya diputuskan

untuk menyewa sebuah tempat/ruko di daerah Bumi Serpong Damai, tepatnya

di daerah Gading Serpong, yaitu Ruko Kristal II No. 40. Daerah tersebu dipilih

mengingat wilayah tersebut merupakan kawasan bisnis yang berkembang pesat

yang cukup prospektif untuk membuka suatu usaha.79

78 Departemen Agama, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, Tentang Wakaf (Jakarta, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2009) h. 22

79 Wawancara Pribadi dengan Arif Rahman, Ketua Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa.

Tangerang. 15 September 2010

Page 69: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

BAB IV

PERANAN NAZHIR WAKAF DALAM PENGELOLAAN DAN

PENGEMBANGAN WAKAF YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AT-TAQWA

A. Upaya-Upaya yang Dilakukan dalam Pengelolaan dan Pengembangan

Wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa.

1. Upaya Pengelolaan

Dalam kamus bahasa Indonesia yang dimaksud pengelolaan ialah, (1)

proses, cara, perbuatan mengelola; (2) proses melakukan kegiatan tertentu dengan

menggerakkan tenaga orang lain; (3) proses yang membantu merumuskan

kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (4) proses yang memberikan pengawasan

pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian

tujuan80

Dalam konteks pengelolaan yang dilakukan oleh nazhir atau pengurus

Yayasan Pendidikan Islam At- Taqwa, berbagai upaya yang telah dilakukan

adalah :

1.1. Pengadministrasian Tanah Wakaf

Setelah mendata tanah-tanah wakaf secara nasional, maka hal yang

perlu dilakukan dalam rangka pengamanan tanah-tanah tersebut adalah

dengan segera memberikan sertifikat tanah wakaf yang ada di seluruh

pelosok tanah air. Secara teknis, pemberian sertifikat tanah wakaf memang

membutuhkan keteguhan para nazhir dan biaya yang tidak sedikit. Sehingga

80 www.KamusBahasaIndonesia.org

Page 70: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

diperlukan peran semua pihak yang berkepentingan, khususnya peran Badan

Pertanahan Nasional (BPN) dan pemerintah daerah agar memudahkan

pengurusannya.81

Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 11 Undang-undang Nomor 41

Tahun 2004 tentang Wakaf bahwa salah satu tugas nazhir wakaf adalah

melakukan pengadministrasian harta benda wakaf,82 maka pengurus

Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwapun berupaya melakukan hal yang

sama.

Upaya awal yang dilakukan adalah mengurus administrasi wakaf pada

Kantor Urusan Agama Kecamatan, yaitu untuk mengurus Akta Ikrar Wakaf,

Ikrar Wakaf dan Surat Pengesahan Nazhir wakaf. Setelah pengurusan Akta

Ikrar Wakaf tersebut selesai, selanjutnya demi kepastian hukum di masa

mendatang, maka oleh pengurus yayasan dirasa perlu untuk lebih

meningkatkan tidak hanya sampai pada Akta Ikrar Wakaf saja, namun perlu

untuk segera diurus untuk menjadi sertifikat wakaf. Maka selanjutnya

diuruslah sertifikat wakaf tanah wakaf yayasan tersebut pada Kantor

Pertanahan Kota Tangerang, sehingga akhirnya telah terbit sertifikat wakaf

tersebut.

81 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Pedoman

Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf (Jakarta, 2003) h.70-71 82 Departemen Agama, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, Tentang Wakaf . h. 9

Page 71: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

1.2. Merumuskan Visi dan Misi Yayasan serta Tugas Pokok dan Fungsi

(Tupoksi) para Pelaksana/Pegawai Yayasan83

Salah satu hal yang dilaksanakan para nazhir Yayasan Pendidikan

Islam At-Taqwa pada tahap awal pendiriannya adalah menyusun visi dan

misi yayasan. Hal ini dirasa amat penting mengingat sebuah visi merupakan

suatu tujuan, impian atau keinginan ideal yang hendak dicapai dari suatu

organisasi. Sedangkan misi adalah tahapan-tahapan yang disusun dan

dilaksanakan sebagai sebuah proses untuk mencapai visi atau impian

tersebut. Dan akhirnya para nazhirpun bersepakat untuk merumuskan dan

menetapkan visi dan misi Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa

sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. Termasuk hal

penting selanjutnya adalah menyusun Tupoksi para pelaksana/pegawai

yayasan, sebagai kerangka acuan (job description) bagi mereka dalam

bekerja.

1.3. Mengangkat Para Pelaksana Yayasan yang Berkompeten di bidangnya.

Para guru yang diangkat/ditugaskan mengajar pada lembaga-lembaga

pendidikan yang ada (Taman Kanak-Kanak, Madrasah Ibtidaiyah dan

Madrasah Diniyah) diupayakan direkrut mereka yang memiliki kompetensi

yang cukup untuk mengajar. Pada Taman Kanak-Kanak At-Taqwa saat ini

jumlah pengajarnya ada 5 (lima) orang guru. Dari lima orang guru tersebut,

83 Wawancara Pribadi dengan H. Arif Rahman, Ketua Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa,

Tangerang, 15 September 2010

Page 72: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

dua orang berpendidikan Sarjana Strata Satu (S1 Kependidikan), dua orang

berpendidikan Diploma Satu (DI) PGTK) dan satu orang berpendidikan

Madrasah Aliyah. Sedangkan pada Madrasah Ibtidaiyah At-Taqwa,dari

jumlah guru yang mengajar saat ini sejumlah 11 (sebelas) orang, 4 (empat)

orang guru berpendidikan Strata Satu (S1), 5 (lima) orang berpendidikan

Diploma Tiga (D III) dan sisanya (dua orang) berpendidikan Madrasah

Aliyah dan pondok pesantren.84

Dalam hal pengelolaan KBIH pun diupayakan demikian. Pada awal

didirikannya, KBIH At-Taqwa dipimpin dan dikelola langsung oleh KH.

Irsyad dalam hal bimbingan manasik. Beliau merupakan orang yang cukup

mumpuni dalam hal keilmuan manasik haji dan umroh. Begitu pula

sepeninggal beliau, kini KBIH At-Taqwa dipimpin langsung oleh ketua

Yayasan, yaitu H. Arif Rahman yang juga dapat dikatakan cukup mumpuni

dalam hal ilmu manasik haji dan umroh, karena beliau juga pernah

mengenyam pendidikan pesantren selama enam tahun.

1.4. Melakukan Pengawasan dan Evaluasi Kerja Para Pelaksana/Pegawai

Yayasan

Pengawasan yang dilakukan nazhir terhadap para pelaksana/pegawai

dilakukan secara terus menerus dan semaksimal mungkin. Hal yang dilihat

dalam hal ini adalah apakah para pelaksana yayasan tersebut telah bekerja

sesuai dengan tupoksi mereka atau tidak, termasuk kehadiran, kesungguhan

84 Berdasarkan Data Statistik Guru/Pengajar Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa

Page 73: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

bahkan kreatifitas mereka dalam bekerja merupakan indikator-indikator

pengawasan yang dilakukan. Dan hasil dari pengawasan tersebut dijadikan

bahan evalusi terhadap kinerja mereka secara keseluruhan.85

2. Upaya Pengembangan

Dalam hal pengembangan Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa, berbagai

upaya yang dilakukan para nazhir/pengurus yayasan adalah :

2.1. Pembangunan Sarana dan Prasarana yang Berkelanjutan

Pembangunan sarana terutama sarana pendidikan merupakan salah

satu indikator perkembangan Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa yang

diupayakan nazhir. Hal ini dikarenakan pada awal didirikannya, hanya

berdiri sebuah masjid saja, namun saat ini telah ada berbagai gedung sebagai

sarana pendidikan dan sosial keagamaan yang mendukung berjalannya

yayasan.

Adapun berbagai pembangunan secara fisik atau berupa sarana dan

prasarana yang telah direalisasikan yaitu :

• Pembangunan masjid Jami At-Taqwa

• Pembangunan gedung Madrasah (Diniyah dan/atau Ibtidaiyah)

• Pembangunan gedung Taman Kanak-Kanak

• Pembangunan gedung Sekretariat KBIH

85 Wawancara Pribadi dengan H. Arif Rahman, Ketua Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa,

Tangerang, 15 September 2010

Page 74: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

• Pembangunan gedung Majlis Taklim

Demikian pula dengan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka

operasional yayasan baik di bidang pendidikan, KBIH dan lainnya, dari

waktu ke waktu terus dipuayakan untuk dilengkapi.

2.2. Meningkatkan profesionalitas dan keahlian para pengurus dan pelaksana

yayasan.86

Usaha ini dilaksanakan dengan cara mengikutsertakan para pengurus

yayasan maupun para guru dalam kegiatan pelatihan-pelatihan yang

diadakan baik oleh Dinas Pendidikan, Kementerian Agama maupun pihak-

pihak lain yang berhubungan baik langsung ataupun tidak terhadap

peningkatan kualitas sumber daya manusia para pengurus maupun para guru

dan staf, yang pada akhirnya diharapkan akan dapat lebih meningkatkan

kualitas dan memajukan yayasan.

Berkaitan dengan hal ini, H.Arif Rahman selaku ketua yayasan

telah beberapa kali mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan

nazhir maupun pengelolaan wakaf, baik wakaf tanah maupun wakaf yang

bersifat produktif yang diadakan oleh Kantor Kementerian Agama.

Demikian pula para guru baik yang mengajar pada Taman Kanak-

Kanak maupun Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Diniyah seringkali

diikutsertakan dalam kegiatan peningkatan keahlian profesi (mata pelajaran)

86 ibid

Page 75: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

baik yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang maupun Kantor

Kementerian Agama.

2.3. Memperluas Usaha/Kegiatan Yayasan

Sebagai salah satu potensi yang mempunyai pranata keagamaan yang

bersifat ekonomis, wakaf seharusnya dikelola dan dikembangkan menjadi

suatu instrumen yang mampu memberikan jawaban riil di tengah

problematika kehidupan masyarakat. Namun dalam kenyataannya, wakaf

kurang dikenal dan kurang mendapat perhatian yang serius dari sebagian

besar kalangan, baik pemerintah, masyarakat, ulama dan lembaga-lembaga

non pemerintah (LSM).87

Hal itu pula yang mendasari pengurus Yayasan Pendidikan Islam At-

Taqwa untuk lebih mengembangkan dan memajukan wakaf yang

dikelolanya. Sebagai nazhir wakaf yang secara moril dan yuridis

bertanggung jawab dalam memajukan wakaf At-Taqwa, dengan melihat

potensi dan peluang yang ada maka diupayakan suatu kegiatan/usaha yang

dapat mengembangkan yayasan.

Adapun potensi/peluang yang ada adalah dimungkinkannya untuk

mendirikan sebuah Kelompok Bimbinga Ibadah Haji (KBIH) karena melihat

adanya adanya permintaan dari masyarakat yang cukup besar dalam hal

bimbingan manasik haji dan umroh. Maka pada tahun 1998 secara resmi

87 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Pedoman

Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf .h. 74-75.

Page 76: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

dibentuklan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) At-Taqwa dan telah

didaftarkan secara resmi di Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang.

Setiap tahunnya KBIH At-Taqwa memberangkatkan jama’ah haji sekitar 90

– 100 orang, dan 200 orang jama’ah umroh.88

Bahkan pada tahun 2010 pengurus yayasan juga telah

mengembangkan lagi usaha yayasan dengan membuka sebuah Biro/Agen

Perjalanan Wisata, dengan nama Biro Perjalanan Wisata At-Taqwa. Namun

biro perjalanan wisata ini tidak menempati lokasi tanah wakaf At-Taqwa,

mengingat dilokasi wakaf At-Taqwa tersebut sudah tidak memungkinkan

lagi untuk dibuka sebuah agen perjalanan wisata karena tidak ada lagi lahan

yang layak/mencukupi. Sehingga pengurus yayasan menyewa sebuah lokasi

yang cukup strategis di daerah Gading Serpong, yaitu Ruko Kristal II No. 40

untuk kantor biro perjalanan wisata At-Taqwa ini.89

B. Upaya-upaya yang Dilakukan Dalam Pemanfaatan Hasil Pengelolaan dan

Pengembangan Wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004

Tentang Wakaf pada Bab V pasal 42 disebutkan bahwa nazhir wajib mengelola

dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan

88 Berdasarkan Data Statistik KBIH At-Taqwa 89Wawancara Pribadi dengan H. Arif Rahman, Ketua Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa,

Tangerang, 15 September 2010

Page 77: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

peruntukannya. Dan pada pasal selanjutnya disebutkan bahwa dalam hal

pengelolaan dan pengembangan wakaf tersebut dilakukan secara produktif. Dari

upaya-upaya yang telah dilakukan nazhir/pengurus Yayasan Pendidikan Islam At-

Taqwa sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa upaya

pengelolaan dan pengembangan wakaf tersebut bersifat produktif. Nilai produktif

yang dimaksud adalah adanya hasil laba dari hasil pengelolaannya, baik lembaga

pendidikan (Taman Kanak-Kanak At-Taqwa), Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

At-Taqwa maupun biro perjalanan wisata At-Taqwa.

Dan dari hasil pengelolaan tersebut oleh para pengurus yayasan telah

dilakukan upaya-upaya pemanfaatan sebagai berikut :

1. Biaya operasional yayasan

Sebagai yayasan yang mengelola beberapa lembaga pendidikan formal

(Taman Kanak-Kanak, Madrasah Diniyah dan Madrasah Ibtidaiyah),

pendidikan non formal (majlis taklim), satu KBIH dan satu Biro Perjalanan

Wisata, Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa tentu memerlukan biaya

operasional yang tidak sedikit. Biaya tersebut dikeluarkan untuk membayar

honor/gaji para guru, para pegawai sekolah, membayar tagihan listrik, telepon

sampai membayar sewa gedung untuk biro perjalanan wisata.90

2. Sebagai modal untuk mengembangkan yayasan.

Sebagaimana diketahui bahwa cikal bakal berdirinya Yayasan Pendidikan

Islam At-Taqwa ini adalah sebuah masjid, yaitu masjid At-Taqwa. Dan

90 Ibid

Page 78: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

seiring berjalannya waktu pengurus yayasan mendirikan beberapa bangunan

fisik sebagai pengembangan/penambahan asset yayasan, yaitu majlis taklim,

gedung lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak, Gedung Madrasah

Ibtidaiyah dan Diniyah, dan Sekretariat KBIH.

Keseluruhan dana pembangunan fisik tersebut terbilang tidaklah sedikit. Dana

tersebut selain berasal dari bantuan swadaya masyarakat, pemerintah, donator,

juga termasuk dari kas yayasan. Sementara kas yayasan itu berasal dari hasil

pengelolaan yayasan (lembaga pendidikan dan KBIH) yang disimpan di

bendahara yayasan sebagai dana operasional yayasan dan untuk

pengembangan yayasan.

3. Subsidi pendidikan MI dan Madrasah Diniyah At-Taqwa (Pendidikan Gratis

bagi MI dan MD At-Taqwa)91

Pengurus Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa selaku nazhir wakaf

menyadari bahwa tujuan dari pengelolaan wakaf adalah demi kemaslahatan

umat, dan salah satunya adalah untuk pengembangan pendidikan. Mengingat

hal tersebut maka pengurus yayasan memutuskan untuk menggratiskan

seluruh biaya pendidikan pada Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Diniyah

At-Taqwa, yang notabene berada dibawah naungan yayasan At-Taqwa.

Bentuk subsidi/bantuan yang diberikan adalah untuk pembayaran honor

Kepala Madrasah, para guru dan staf tata usaha baik Madrasah Ibtidaiyah

maupun Diniyah. Selain itu juga berbagai kebutuhan penunjang baik buku-

91 Ibid

Page 79: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

buku pelajaran, LKS (Lembar Kerja Siswa) dan lainnya juga digratiskan.

Memang benar bahwa pada level pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dan

Diniyah pemerintah telah memberikan bantuan yang disebut dengan Bantuan

Operasional Sekolah (BOS). Namun demikian subsidi tersebut tidaklah

mencukupi seluruh biaya operasional sekolah dan pendidikan para siswa,

sehingga tambahan biaya yang cukup besarpun masih diperlukan.

Mengingat tujuan wakaf salah satunya adalah untuk membantu pendidikan

khususnya mereka yang kurang mampu, maka murid-murid yang bersekolah

di MI dan MD At-Taqwapun telah diseleksi dan diprioritaskan mereka yang

kurang mampu secara ekonomi. Hal ini dimaksudkan agar bentuk bantuan

yang disalurkan tersebut tepat sasaran.

C. Faktor yang Menghambat dalam Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf

Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa.

Selama mengelola dan mengembangkan Yayasan Pendidikan Islam At-

Taqwa sejak berdirinya tahun 1995, tentu pengurus yayasan selaku nazhir telah

mengalami kendala-kendala dalam pengelolaan dan pengembangannya,

diantaranya :

1. Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap pengembangan lembaga

wakaf.92

Kurangnya bantuan dari pemerintah cukup dirasakan oleh pengurus yayasan.

Diantaranya dalam pengurusan sertifikasi tanah wakaf yayasan At-Taqwa

92 Ibid

Page 80: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

seluruh biaya yang dikeluarkan ditanggung sepenuhnya oleh pihak yayasan.

Dan waktu yang diperlukan dalam proses sertifikasi tanah wakaf tersebut

dirasakan juga cukup lama yaitu lebih dari enam bulan, lebih lama dari

pengurusan sertifikat hak milik. Juga selama ini relatip sedikit bantuan yang

diberikan pemerintah kepada yayasan Pendidikan Islam At-taqwa. Begitu pula

pendidikan dan pelatihan dari pemerintah bagi nazhir wakaf masih dirasa

kurang oleh pengurus yayasan.

2. Kurangnya permodalan (biaya) dalam setiap kali melakukan pengembangan

yayasan terutama dalam setiap pembangunan fisik yang dilakukan,sehingga

seringkali dalam setiap pembangunan suatu gedung dilaksanakan dalam

jangka waktu yang cukup lama hingga sampai beberapa tahun.

3. Masih kurangnya kualitas sumber daya manusia pengelola wakaf At-Taqwa.

Dari sejumlah 25 orang guru yang mengajar di lembaga pendidikan dibawah

yayasan At-Taqwa (TK, MD dan MI) belum seluruhnya memiliki kualifikasi

pendidikan yang memadai. Masih ada diantara mereka yang hanya memiliki

ijazah Diploma, baik Diploma I maupun Diploma III, bahkan ada juga yang

hanya lulusan Madrasah Aliyah.93 Hal ini masih dirasakan menjadi salah satu

kendala dalam peningkatan kualitas pendidikan pada Yayasan Pendidikan

Islam At-Taqwa.

4. Sampai saat ini belum adanya lembaga Badan Wakaf Indonesia untuk tingkat

Propinsi Banten, apalagi untuk tingkat Kota Tangerang, dimana BWI

93 Berdasarkan Data Statistik Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa

Page 81: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

merupakan lembaga sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-undang

wakaf yang memiliki tugas melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam

mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf.

D. Analisis Penulis

1. Analisis Pengelolaan

Dalam rangka pengelolaan tanah wakaf Yayasan Pendidikan Islam

At-Taqwa, para nazhir/pengurus yayasan telah melakukan hal-hal sebagai

berikut :

a. Pengadministrasian tanah wakaf

b. Merumuskan visi dan misi yayasan, serta tugas pokok dan fungsi para

pelaksana/pegawai yayasan

c. Mengangkat pelaksana yayasan yang berkompeten di bidangnya

d. Melakukan Pengawasan dan Evaluasi Kerja Para Pelaksana/Pegawai

Yayasan

Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf merupakan tugas

dan kewajiban nazhir sebagai pihak yang secara yuridis diberikan kuasa

pengelolaannya oleh wakif. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam pasal 42

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 : “Nazhir wajib mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan

peruntukannya”.

Page 82: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Demikian pula dalam pasal 11 disebutkan bahwa nazhir sebagai

pengelola wakaf mempunyai tugas :

a. Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;

b. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,

fungsi dan peruntukannya;

c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;

d. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.

Bila dilihat dari tugas yang diamanatkan undang-undang sebagaimana

tersebut diatas, maka apa yang telah dilakukan para nazhir dalam rangka

pengelolaan tanah wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa nampaknya

telah sesuai dengan aturan. Point pertama yaitu pengadministrasian tanah

wakaf yayasan jelas selaras dengan aturan undang-undang. Upaya

pengadministrasian yang dimaksud adalah nazhir yayasan pada awalnya

mengurus Akta Ikrar Wakaf (AIW) tanah wakaf tersebut pada Kantor Urusan

Agama Kecamatan setempat, disamping juga mengurus berbagai administrasi

lain yang berkaitan, seperti Surat Pengesahan Nazhir, Ikrar Wakaf, Surat

Keterangan Kepala Desa setempat dan lain sebagainya.

Bahkan suatu upaya administratif yang cukup signifikan yang

dilakukan selanjutnya adalah upaya pensertifikatan tanah wakaf tersebut,

sehingga kekuatan hukum dari status tanah wakaf tersebut menjadi lebih kuat

dan tidak dapat diganggu gugat lagi oleh siapapun pada masa mendatang. Hal

Page 83: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

ini menurut hemat penulis merupakan hal yang sangat bagus dan positif,

mengingat masih banyaknya tanah-tanah wakaf yang belum berstatus

sertifikat wakaf, dan nazhir Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwapun telah

mengeluarkan dana yang tidak sedikit dan waktu yang relatif lama dalam

rangka pengurusan sertifikat tersebut.

Upaya selanjutnya yang dilakukan adalah merumuskan visi dan misi

yayasan serta tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) para pelaksana atau pegawai

yayasan. hal ini amat penting dilakukan mengingat visi dan misi merupakan

cita-cita, keinginan ideal dan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam

rangka mencapai cita-cita atau keinginan tersebut. Visi Yayasan Pendidikan

Islam At-Taqwa yang telah dirumuskan adalah :

“Menjadikan yayasan sebagai bagian dari komponen masyarakat yang turut

serta dalam pembangunan nasional Indonesia dalam bidang pendidikan, sosial

dan keagamaan, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membentuk manusia yang

beriman dan bertaqwa serta berahlak mulia dan mempunyai rasa tanggung

jawab terhadap masyarakat menuju keridhoan Allah SWT dunia dan akherat”

Dari visi tersebut jelas nampak keinginan ideal untuk menjadikan

yayasan sebagai bagian masyarakat dan bangsa Indonesia yang turut serta

mencerdaskan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal itu

senada dengan tujuan dan peruntukan wakaf sebagaimana yang disebutkan

Page 84: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

dalam pasal 22 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, yaitu diantaranya

untuk sarana dan kegiatan pendidikan, beasiswa, serta kemajuan dan

peningkatan ekonomi umat.

Mengangkat para pelaksana/pegawai yayasan yang berkompeten di

bidangnya merupakan hal cukup penting, mengingat ruang lingkup yayasan

yang cukup luas mencakup bidang pendidikan dan sosial keagamaan yang

tentunya keseluruhannya itu tidak dapat secara langsung ditangani oleh para

nazhir/pengurus. Dalam hal ini para nazhir bertindak sebagai manajer yang

memberikan tugas kepada para pegawai serta mengawasi kinerja mereka.

Dengan demikian pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja para pegawai

yayasan amat penting, mengingat keberhasilan para pegawai dalam mengelola

yayasan dapat juga berarti keberhasilan para nazhir, juga sebaliknya.

2. Analisis Pengembangan

Kata “pengembangan” berarti : proses, cara, perbuatan

mengembangkan, pembangunan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke

sasaran yang dikehendaki.94

Dalam konteks pengembangan tanah wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-

Taqwa beberapa hal yang telah diupayakan yaitu :

a. Pembangunan sarana dan prasarana yang berkelanjutan.

b. Meningkatkan profesionalitas dan keahlian pengurus dan

pelaksana/pegawai yayasan.

94 wwwKamusBahasaIndonesia.org

Page 85: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

c. Memperluas usaha/kegiatan yayasan.

Dari upaya pembangunan sarana dan prasarana yang telah dilakukan

oleh nazhir Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa jelas menggambarkan

perkembangan/kemajuan yayasan dari waktu ke waktu. Indikatornya adalah

bahwa saat ini telah berdiri berbagai bangunan baru yang mendukung

jalannya yayasan, baik untuk sarana pendidikan (gedung TK, MI/MD) dan

sosial keagamaan (majlis taklim, sekretariat KBIH).

Begitu pula sarana dan prasarana lain yang mendukung, berupa

berbagai peralatan dan perlengkapan. Di bidang pendidikan, saat ini telah

dilengkapi berbagai alat peraga, perlengkapan olahraga, kantin sekolah, sarana

bermain anak dan sebagainya. Bahkan saat ini telah ada laboratorium/ruang

komputer bagi Madrasah Ibtidaiyah.

Dalam rangka upaya pengembangan pula, pengurus telah berupaya

memperluas ruang lingkup/kegiatan yayasan, yang semula hanya pada bidang

pendidikan, namun juga selanjutnya pengurus mendirikan sebuah Kelompok

Bimbingan Ibadah Haji, bahkan saat ini telah pula membuka sebuah biro

perjalanan wisata. Hal ini nampak jelas bahwa pengurus/nazhir yayasan

berupaya agar wakaf yang dikelola dapat menjadi produktif. Hal ini sesuai

dengan amanat Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 pada pasal 43 ayat (2)

disebutkan bahwa pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf

dilakukan secara produktif.

Page 86: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

3. Analisis Pemanfaatan Hasil Pengelolaan dan Pengembangan

Dalam hal pemanfaatan hasil pengelolaan dan pengembangan wakaf dapat

dikategorikan menjadi dua bagian yaitu :

1. Pemanfaatan secara internal

Yang dimaksud dengan pemanfaatan internal adalah pemanfaatan yang

ditujukan kedalam yayasan itu sendiri dan hasilnya dirasakan dalam

internal yayasan. Yang termasuk pemanfaatan kategori internal adalah

pemanfaatan untuk biaya operasional yayasan dan pemanfaatan untuk

dijadikan sebagai modal pembangunan sarana dan prasarana dalam rangka

pengembangan yayasan.

2. Pemanfaatan secara eksternal

Yang dimaksud dengan pemanfaatan ini adalah manfaat yang dirasakan

oleh komponen masyarakat diluar yayasan. yang termasuk dalam kategori

ini adalah pemanfaatan untuk subsidi pendidikan/beasiswa untuk seluruh

siswa MI dan Madrasah Diniyah At-Taqwa, dimana mereka sama sekali

tidak dikenakan biaya selama mengikuti pendidikan pada MI dan MD at-

Taqwa tersebut. Selain itu juga manfaat lain yang dapat dirasakan

masyarakat sekitar adalah dengan tumbuh dan berkembangnya Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa dapat membuka lowongan pekerjaan untuk

masyarakat di lingkungan yayasan. Lowongan pekerjaan yang dimaksud

adalah untuk posisi guru, baik pada TK, MI maupun MD, staf tata usaha

Page 87: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

sekolah, staf KBIH bahkan nilai ekonomis lain yang masyarakat rasakan

adalah mereka dapat berjualan beraneka makanan dan minuman untuk

anak-anak di sekitar yayasan, bahkan dengan bekerja sama dengan

yasasan dapat membuka kantin sekolah yang berisi aneka makanan.

Apa yang telah dilakukan oleh nazhir/pengurus yayasan tersebut

merupakan implementasi konkrit dari amanat Undang-undang Nomor 41

Tentang Wakaf, dimana pada pasal 22 disebutkan :

Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta benda wakaf hanya

dapat diperuntukkan bagi :

a. Sarana dan kegiatan ibadah;

b. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;

c. Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa;

d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau

e. Kemajuan kesejahteraan umum lainya yang tidak bertentangan dengan

syariah dan peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya melihat adanya beberapa hambatan yang dihadapi oleh para

pengurus Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa selama dalam pengelolaan dan

pengembangan yayasan, hal itu rupanya tidak dijadikan alasan bagi pengurus

untuk mengendurkan semangat dalam mengembangkan yayasan, bahkan

sebaliknya berbagai hambatan tersebut dianggap sebagai tantangan bagi

mereka untuk lebih berinovasi dan berkreasi yang dapat memacu semangat

Page 88: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

mereka. Hal ini terbukti dengan eksistensi Yayasan Pendidikan Islam At-

Taqwa saat ini yang dapat dikatakan sebagai yayasan wakaf yang relatif besar

dan produktif.

Page 89: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf dalam hukum Islam tidak

dibicarakan secara spesifik dalam berbagai kitab fikih klasik. Dalam fiqih

wakaf dianggap sah apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya. Mengenai

pengadministrasian tanah wakafpun dasar hukum yang diambil adalah dari

analogi anjuran pencatatan transaksi muamalah sebagaimana yang termaktub

dalam surat al-Baqarah : 282. Selanjutnya berdasarkan maslahah al-

mursalah (kemaslahatan) para ulama dan cendekiawan muslim banyak

mengemukakan pendapat mengenai pengelolaan dan pengembangan tanah

wakaf, dimana banyak dari pendapat tersebut pada intinya menghendaki agar

wakaf dapat diupayakan kea rah produktif. Ini dimaksudkan agar wakaf

sebagai salah satu institusi filantrofi dalam Islam hasilnya dapat dirasakan

oleh masuarakat yang membutuhkan secara luas.

Dalam konteks hukum positif, pengelolaan dan pengembangan wakaf jelas

termaktub dalam beberapa pasal dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun

2004 Tentang Wakaf. Pasal 11 menyebutkan tentang tugas dan kewajiban

nazhir dalam hal mengelola dan mengembangkan wakaf. Pasal 22

menjelaskan secara luas akan peruntukan harta benda wakaf dan pada pasal

Page 90: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

43 dijelaskan pula mengenai upaya pengelolaan dan pengembangan wakaf

yang diarahkan menuju wakaf yang produktif.

2. Upaya yang telah dilakukan para nazhir dalam rangka pengelolaan Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa terdiri dari : (1) pengadministrasian tanah

wakaf, (2) merumuskan visi dan misi yayasan serta menyusun tugas pokok

dan fungsi (tupoksi) para pelaksana/pegawai yayasan, (3) mengangkat para

pelaksana/pegawai yang berkompeten di bidangnya, (4) melakukan

pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja para pelaksana. Sedangkan dalam

rangka pengembangan yayasan, upaya yang telah dilakukan adalah : (1)

pembangunan sarana dan prasarana yang berkelanjutan, (2) meningkatkan

profesionalitas dan keahlian para pengurus dan pelaksana, (3) memperluas

usaha/kegiatan yayasan. Namun demikian dalam prakteknya belumlah

mencapai sepenuhnya seperti apa yang terdapat dalam wacana hukum Islam

maupun hukum positif. Hal ini dikarenakan masih adanya hambatan-

hambatan atau permasalahan dalam aplikasinya di lapangan, baik hambatan

yang berasal dari masalah internal yayasan maupun eksternal.

Namun demikian peranan nazhir wakaf dalam hal ini para pengurus Yayasan

Pendidikan Islam At-Taqwa cukup besar dalam pengelolaan dan

pengembangan Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa. Hal ini terbukti dengan

telah menjadi besar dan berkembangnya yayasan tersebut dibanding ketika

Page 91: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

awal berdirinya, dimana dari hanya ada sebuah masjid ketika berdirinya,

sampai akhirnya memiliki berbagai asset dan kegiatan usaha lainnya.

Dalam hal pemanfaatan hasil pengelolaan dan pengembangan yayasan,

pengurus/nazhir menyalurkannya kepada 3 (tiga) sektor. Pertama untuk

menutupi biaya operasional yayasan, Kedua sebagai modal pengembangan

yayasan. Dan ketiga untuk tujuan sosial, yaitu pendidikan gratis (beasiswa)

bagi seluru siswa/i Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Diniyah Yayasan

pendidikan Islam At-Taqwa.

B. Saran

1. Kepada pengurus yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa agar terus berupaya

agar yayasan yang saat ini sudah berkembang besar saat ini dapat terus

berkembang dimasa mendatang. Memang diperlukan semangat, kerja cerdas

dan ikhlas, kreatifitas dan inovasi dalam upaya pengelolaan dan

pengembangan yayasan, terutama dalam masa globalisasi saat ini yang

sangat kompstitif dalam segala hal.

2. Kepada masyarakat terutama yang berada di lingkungan lembaga wakaf,

seperti wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa agar lebih memberikan

dukungan dan partisipasi aktif dalam pengembangan lembaga wakaf. Dengan

turut serta dalam kegiatan yang dikelola yayasan Pendidikan Islam At-

Taqwa, semisal turut menyekolahkan anak pada lembaga pendidikan yang

Page 92: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

dikelola yayasan, dan/atau turut memberikan donasi dalam pengembangan

yayasan, tentu sangat berarti dan bermanfaat.

3. Kepada pemerintah, baik pusat maupun daerah, agar lebih memperhatikan

dan memberikan bantuan lebih banyak kepada lembaga wakaf, semisal

wakaf Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa ini. Juga agar dipertimbangkan

untuk segera mendirikan Badan Wakaf Indonesia minimal pada tingkat

Propinsi Banten, agar pembinaan kepada para nazhir menjadi lebih terfokus

dan terarah. Hal lain yang dapat disampaikan kepada pemerintah adalah agar

lebih banyak upaya sosialisasi wakaf tunai kepada seluas-luasnya lapisan

masyarakat, agar wakaf tunai tidak hanya menjadi wacana ilmiah saja,

namun dapat terealisasi di masyarakat luas, yang pada akhirnya diharapkan

dapat menjadi salah satu modal besar dalam pengembangan wakaf produktif

di Indonesia.

Page 93: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di Indonesia, cet.III. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1990

Al-Alabij, Adijani. Perwakafan Tanah di Indonesia: Dalam Teori dan Praktek,

cet.IV. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002 Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan

Ketigabelas, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2006 Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Fiqh Wakaf, Departemen Agama, 2006

Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Pedoman Pembinan Nazhir, Departemen Agama RI, 2008

Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Proses Lahirnya Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Departemen Agama RI, 2005

Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Strategi Pengamanan Tanah Wakaf. Departemen Agama RI, 2004

Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia. Departemen Agama RI, 2005

Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Pedoman Pengelolaan dan Pengelolaan Wakaf. Departemen Agama RI, 2003

Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia. Departemen Agama RI, 2005

Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Profil Nazhir, Departemen Agama RI, 2008

Page 94: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Kumpulan Hasil Seminar Perwakafan, Departemen Agama RI, 2004

Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaannya, Departemen Agama RI, 2004

Djunaidi Achmad dan Al-Asyhar Thobieb, Menuju Era Wakaf Produktif, Sebuah

Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat. Cetakan Ketiga. Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006

Effendi Satria, Muhammad Zein. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer,

cet.II. Jakarta: Prenada Media, 2005 Halim Abdul, Hukum Perwakafan di Indonesia, Jakarta: Ciputat Press, 2005 Manan Abdul, Muhammad Fauzan. Pokok-pokok Hukum Perdata: Wewenang

Peradilan Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001 Prihatna Andy Agung, Bamualim Cahider S, Abubakar Irfan, Helmanita Karlina, Al-

Makassary Ridwan, Kamil Sukron, Najib Tuti A, Wakaf, Tuhan dan Agenda Kemanusiaan : Studi tentang Wakaf dalam Persfektif Keadilan Sosial di Indonesia, Jakarta, CSRS UIN Jakarta, 2006

Praja, Juhaya S. Perwakafan di Indonesia: Sejarah, Pemikiran, Hukum, dan

Perkembangannya. Bandung: Yayasan Piara, 1995 Qahaf, Mundzir. Manajemen Wakaf Produktif. Jakarta: Khalifa, 2004 Usman, Suparman. Hukum Perwakafan di Indonesia, cet.II. Jakarta: Radar Jaya

Offset, 1999 Usman Suparman. Pengamanan dan Pengembangan Wakaf Bagi Kesejahteraan

Umat, Makalah disampaikan pada acara “Penyuluhan Tenaga Teknis Bidang Perwakafan” diselenggarakan oleh Kanwil Deparemen Agama Banten, 14 November 2006.

Zuhdi, Masjfuk. Studi Islam jilid III: Muamalah, cet.II. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1993

Page 95: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

WAWANCARA DENGAN H. ARIF RAHMAN, S. Ag

(KETUA YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AT-TAQWA)

Tangerang, 15 September 2010

1. Pertanyaan : Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa ?

Jawaban : Berawal pada tahun 1984 dilakukan relokasi bangunan yang

berlokasi di RT 01/02 Kampung Warung Mangga Desa

Panunggangan Kecamatan Cipondoh (sekarang Kecamatan

Pinang), termasuk didalamnya adalah bangunan masjid At-

Taqwa, Karena daerah tersebut akan dibangun jalan tol dan Fly

Over/jembatan tol. Selanjutnya lokasi masjid At-Taqwa

dipindahkan ke lokasi yang sekarang yaitu di RT 03/02 dan

menempati tanah seluas 750 m2 yang merupakan tanah wakaf

dari Bpk. H. Saarih bin Nasirin. Pada awalnya (tahun 1984) oleh

KH. Irsyad dilaksanakan kegiatan pengajian untuk anak-anak

disekitar masjid yang dilaksanakan pada setiap ba’da maghrib,

dengan nama Majlis Ta’lim Miftahus Shudur. Selanjutnya pada

tahun 1990, dengan cikal bakal majlis ta’lim tersebut oleh KH.

Irsyad didirikanlah Madrasah Diniyah At-Taqwa, dengan

didasari pemikiran bahwa untuk anak-anak tidak hanya

diperlukan ilmu pengetahuan tata baca al-Qur’an saja, namun

sangat diperlukan juga ilmu pengetahuan keagamaan yang lebih

Page 96: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

luas, yaitu ilmu fikih, hadits, aqidah akhlaq dan lainnya. Karena

melihat masih banyak ruang kosong dari tanah wakaf masjid

tersebut (sekitar 200 m2), dan juga melihat lokasi tanah wakaf

yang cukup strategis, pada tahun 1996 didirikan sebuah lembaga

pendidikan anak-anak, yaitu Taman Kanak-Kanak At-Taqwa,

Madrasah Ibtidaiyyah. Dan pada tahun 1998 dibentuk pula

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Secara resmi YPI

At-Taqwa didirikan pada tahun 1995, dengan dasar pendiriannya

berupa Akta Notaris Izzat Chanun Sukowijono, SH.

2. Pertanyaan : Bagaimana perkembangan lembaga-lembaga pendidikan yang

ada pada YPI At-Taqwa sampai saat ini ?

Jawaban : Untuk Madrasah Diniyah, pada awal didirikannya hanya

memiliki dua ruang kelas, saat ini MD At-Taqwa ini telah

memiliki empat ruang kelas dengan jumlah murid sebanyak 40

siswa, dengan jumlah guru sejumlah 3 (tiga). Madrasah

Ibtidaiyah, saat didirikannya hanya memiliki tiga local, saat ini

telah ada enam ruang belajar, 1 ruang TU dan 1 ruang Guru.

Kalau TK At-Taqwa saat ini memiliki 4 (empat) lokal/ruang

belajar.

3. Pertanyaan : Bagaimana dengan kegiatan Takmir Masjid ?

Page 97: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Jawaban : Pengajian tafsir Al-Qur’an untuk umum tiap hari ba’da subuh,

diasuh oleh Ust. Badruddin dan Ust.H. Ahmad Hasanudin,

Pengajian bapak-bapak membahas kitab Shoheh Bukhori setiap

malam Senin, diasuh oleh Ust. H. Ahmad Hasanudin. Pengajian

bapak-bapak membahas kitab Fathul Qorib (Fiqh) setiap malam

Sabtu, diasuh oleh Ust. Badruddin. Pengajian Ibu-ibu

membahas Fiqh wanita setiap malam Jum’at dan malam Sabtu,

diasuh oleh Ustd. Hj.Cicih Quraisyih, bertempat di majlis taklim

Sirojul Banat (belakang masjid At-Taqwa).Pengajian Ibu-ibu

ceramah umum pada setiap hari Jum’at minggu ke-4 tiap bulan

diasuh oleh Ustd. Hj.Cicih Quraisyih, bertempat di majlis taklim

Sirojul Banat.

4. Pertanyaan : Bagaimana dengan perkembangan KBIH ?

Jawaban : KBIH At-Taqwa didirikan pada tahun 1998 dengan izin resmi

dari Departemen Agama Kota Tangerang. Pada awalnya hanya

memberangkatkan sekitar 20-30 jama’ah haji pertahun, namun

saat ini secara rutin memberangkatkan 90-100 jamaah haji dan

200 jama’ah umroh dengan 5 kali keberangkatan.

5. Pertanyaan : Apa saja upaya yang dilakukan pengurus Yayasan dalam rangka

pengelolaan dan pengembangan Yayasan ?

Page 98: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

Jawaban : Yang pertama adalah mengurus sertifikat yayasan menjadi

sertifikat wakaf. Dalam melakukan rekrutmen guru-guru

dilakukan seleksi yang cukup ketat oleh tim dari yayasan, begitu

pula untuk pegawai yang lain diupayakan agar sesuai dengan

background pendidikan mereka. Pembangunan berbagai sarana

dan prasarana terus menerus dilakukan oleh pengurus, dari

pembangunan majlis taklim, gedung untuk sekolah TK,

Madrasah Ibtidaiyah maupun Diniyah, termasuk juga berbagai

perlengkapan sekolah terus ditambah oleh yayasan untuk

mendukung kegiatan belajar.

6. Pertanyaan : Bagaimana dengan pengawasan terhadap kinerja guru dan

pegawai ?

Jawaban : Pengawasan dilakukan secara rutin dan terus menerus. Para

Kepala TK dan Madrasah langsung mengawasi kinerja para guru

dan pegawai di sekolahnya. Pengurus mengawasi kinerja para

Kepala Sekolah dari laporan bulanan yang diterima dan

pengawasan langsung.

7. Pertanyaan : Apakah YPI At-Taqwa memiliki visi dan misi ?

Jawaban : Ada, dan telah disusun sejak lama.

Page 99: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

8. Pertanyaan : Bagaimana dengan upaya pengembangan lainnya ?

Jawaban : Jama’ah KBIH saat ini sudah lumayan banyak setiap tahunnya.

Bahkan saat ini melihat maraknya bisnis biro perjalanan wisata,

maka pengurus yayasan telah membuka biro perjalanan wisata

At-Taqwa yang dibuka di daerah BSD, karena disini sudah tidak

memungkinkan lagi karena sudah terlalu sempit.

9. Pertanyaan : Bagaimana dengan pemanfaatan hasil dari pengelolaan dan

pengembangan yayasan ?

Jawaban : Pertama untuk biaya rutin/biaya operasional bulanan yang cukup

besar, pembangunan yayasan juga salah satu modalnya dari kas

yayasan.

10. Pertanyaan : Apa saja faktor yang menghambat pengurus dalam pengelolaan

dan pengembangan yayasan selama ini ?

Jawaban : Kendalanya terutama permodalan dalam setiap pembangunan

yang cukup besar, sehingga setiap pembangunan yang dilakukan

selalu bertahap sampai beberapa waktu. SDM kita juga belum

sepenuhnya memuaskan, karena masih ada beberapa guru yang

belum sarjana, bahkan hanya lulusan Madrasah Aliyah.

11. Pertanyaan : Bagaimana dengan bantuan masyarakat ?

Jawaban : Bantuan masyarakat dalam hal bantuan materi cukup besar,

terutama para jama’ah masjid dan pengajian-pengajian rutin

Page 100: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan

yang seringkali mengeluarkan infak dan amal jariah dalam setiap

pengajian. Bantuan tersebut cukup besar dalam setip

pembangunan yayasan.

12. Pertanyaan : Bagaiman dengan bantuan pemerintah ?

Jawaban : Bantuan pemerintah secara langsung untuk pembangunan belum

pernah kita terima, hanya beberapa pelatihan yang dilaksanakan

oleh Departemen Agama dan Dinas Pendidikan yang pernah

diikuti oleh pengurus yayasan dan para guru. Itupun masih dirasa

kurang.

13. Pertanyaan : Apakah YPI At-Taqwa mendapat dana BOS dari pemerintah ?

Jawaban : Iya, dana BOS diterima untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah dan

Diniyah. Akan tetapi bantuan tersebut tidaklah mencukupi untuk

operasional pendidikan dan sekolah mereka. Untuk itu masih

harus ditambah dari subsidi yang dikeluarkan yayasan setiap

bulan. Dan jumlahnya cukup besar.

Page 101: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 102: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 103: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 104: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 105: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 106: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 107: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 108: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 109: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan
Page 110: PERANAN NADZIR DALAM PENGELOLAAN DAN …repository.uinjkt.ac.id/.../123456789/3948/1/SAMSUDIN-FSH.pdf · peranan nadzir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf pada yayasan