peranan kepribadian individu terhadap pengembangan organisasi
TRANSCRIPT
MEMAHAMI PERANAN KEPRIBADIAN INDIVIDU
(INDIVIDUAL PERSONALITY) TERHADAP PENGEMBANGAN
ORGANISASI (ORGANIZATION DEVELOPMENT)
Oleh :
Nama : Ulva Yulianti
NIM : 10101001015
Dosen : H. Rustam Aji.,SKp.,M.Kes.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah fiktif dinamika kelompok membahas
mengenai ”MEMAHAMI PERANAN KEPRIBADIAN INDIVIDU (INDIVIDUAL
PERSONALITY) TERHADAP PENGEMBANGAN ORGANISASI (ORGANIZATION
DEVELOPMENT)”. Karya Ilmiah fiktif ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Dinamika Kelompok Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya.
Dalam Penulisan karya ilmiah fiktif ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah fiktif ini.
Walaupun penulis menyadari bahwa didalamnya memilki kelebihan dan kekurangannya.
Namun, semoga ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang ingin menambah
wawasannya. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Indralaya, Desember 2012
Penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................................1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan .....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Memahami Pengaruh Kepribadian Terhadap Pergembangan Organisasi
1. Kepribadian
1.1. Pengertian Kepribadian .......................................................................................5
1.2. Teori Kepribadian.................................................................................................6
1.3. Tipe Kepribadian .................................................................................................8
1.4. Faktor-Faktor Penentu Kepribadian ...................................................................10
2. Organisasi
2.1. Pengertian Pengembangan Organisasi ...............................................................11
2.2. Tujuan Pengembangan Organisasi .....................................................................13
2.3. Agen Pengubah Dalam Pengembangan Organisasi ...........................................14
B. Fungsi Pengembangan Organisasi Bagi Kepribadian Individu ........................................15
C. Fungsi Kepribadian Individu Terhadap Pengembangan Organisasi ................................16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................................18
B. Saran ..................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan organisasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dinamika
kelompok. Dinamika kelompok terdapat dalam kajian perilaku organisasi karena berpengaruh
terhadap perubahan kondisi perilaku organisasi karena dinamika kelompok selalu berubah-
ubah. Pengembangan organisasi pada hakikatnya merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan
dan praktik keperilakuan yang berkaitan dengan kepribadian individu secara sistematis pada
berbagai tingkatan seperti kelompok, intergroup, dan organisasi secara total sebagai
perubahan untuk membantu organisasi-organisasi mencapai efektivitas yang lebih besar.
Beberapa organisasi telah tumbuh menjadi besar sehingga sulit untuk dikoordinasikan
diantara bagian-bagian organisasi. Pengembangan organisasi adalah program menyeluruh
yang memperbaiki interaksi antarbagian dari organisasi karena mereka saling mempengaruhi.
Pengembangan organisasi adalah proses yang kompleks dan bisa memakan waktu satu tahun
atau lebih untuk merancang dan mengimplementasikannya.
Pengembangan organisai juga mempunyai beberapa tujuan, yaitu :menciptakan
keharmonisan hubungan kerja antara pimpinan dengan staf anggota organisas,menciptakan
kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka, menciptakan
keterbukaan dalam berkomunikasi. Pengembangan organisasi dapat menjadi semangat kerja
para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan di Konsep 3T dalam Pengembangan
Organisasi. Organisasi adalah kumpulan jiwa yang berbeda rasa, cipta, dan karya yang tentu
akan menghasilkan berbagai macam pemikiran dan persepsi tentang memandang sebuah
permasalahan, yaitu: ta’rif (Saling mengenal Satu Sama Lain), tafahum (saling Memahami),
tafakul (saling Mengemban Beban).
Dalam pengembangan organisasi tidak hanya memerlukan waktu, biaya saja salah
satu faktor pengembangan organisasi yaitu kepribadian dari individu-individu yang ada
didalam organisasi. peran sumber daya manusia sangatlah dibutuhkan yaitu, kepribadian
individu yang memiliki potensi bagi organisasi serta dapat diandalkan. Sifat-sifat kepribadian
merupakan karakteristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku seorang individu.
Semakin konsisten dan sering munculnya karakteristik tersebut dalam berbagai situasi, maka
akan semakin mendiskripsikan karakteristik seorang individu.
3
Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun
dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala
rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. corak perilaku individu dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan akan berbeda-beda. Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau
sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian
itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya berfokus
pada cara-cara individu dan keterampilan individu dalam memanfaatkan waktunya setiap
hari. Kebiasaan dalam memanfaatkan waktu setiap hari tersebut merupakan hasil interaksi
antara genetik, kondisi otak, dan persyarafan.
Berangkat dari latar belakang diatas, maka penulis akan membahas lebih lanjut
mengenai peranan kepribadian individual terhadap pengembangan organisasi. Karena pada
dasarnya, kepribadian individu dapat membantu segala proses yang dilakukan sumber daya
manusia pada organisasi. Organisasi yang merupakan dinamika kelompok tentunya ketika
kepribadian individual didalam organisai merupakan kerpibadian yang diharapkan mampu
berkontribusi dengan baik didalam organisasi, maka diharapkan suatu organisasi mampu
mengalami pengembangan serta mampu mencapai tujuan organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan kepribadian individu dalam perkembangan organisasi?
2. Bagaimana teori, tipe, dan faktor-faktor penentu kepribadian?
3. Menjelaskan fungsi organisasi bagi perkembangan kepribadian.
4. Menjelaskan fungsi kepribadian terhadap perkembangan organisasi.
B. Tujuan
1. Mengetahui peranan kepribadian individu dalam pengembangan organisasi!
2. Agar mengetahui teori, tipe, dan faktor-faktor penentu kepribadian!
3. Agar lebih menguatkan pengetahuan akan fungsi organisasi bagi perkembangan
kepribadian!
4. Dapat mengetahui fungsi kepribadian terhadap perkembangan organisasi!
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memahami Pengaruh Kepribadian Terhadap Perkembangan Organisasi
1. Kepribadian
1.1. Pengertian Kepribadian
Dalam suatu penelitian kepustakaan yang tuntas Allport (1937), dalam
Supratiknya (1993) menemukan bahwa hampir 50 definisi berbeda yanbg digolongkannya ke
dalam sejumlah kategori. Disini hanya dibahas beberapa definisi kepribadian saja.
Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang
relatif stabil dan dapat diperkirakan yang merupakan bawaan atau herediter dari seorang
individu yang dipengaruhi banyak faktor. Kepribadian merupakan karakteristik dari reaksi
individu terhadap rangsangan sosial dan kualitas adaptasi dengan lingkungan sosial mereka
(Allport, 1924 dalam Nugraheni, Annisa., Utomo, Christiono). Kepribadian akan membentuk
kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan. Kepribadian
dapat diperkirakan ada pada diri seseorang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri
terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional
yang khas bagi individu itu. Kepribadian yaitu cara seseorang berespon
terhadap masalah, bersipat unik, dinamis, yang merupakan hasil interaksi
fisik/genetik, environment, emosional, cognition, serta menunjukan cara
individu dalam mengelola (management) waktunya. Kepribadian
menentukan tingkah laku seseorang.
Personality is : the complex of all the attributes-behavioral, temperamental,
emotional and mental--that characterize a unique individual; "their different reactions
reflected their very different personalities"; "it is his nature to help others tersedia dalam
(http://dict.die.net/personality/personality). Pengertian di atas merujuk pada ciri-ciri perilaku
yang kompleks terdiri dari temperamen (reaksi emosi yang cenderung menetap dalam
merespon situasi atau stimulus lingkungan secara spontan), emosi yang bersipat unik dari
individu. Reaksi yang berbeda dari masing-masing individu menunjukan perbedaan
kepribadian.
5
Manusia tidak bisa lepas dari organisasi, manusia merupakan komponen vital dalam
keberadaan dan dinamika sebuah organisasi. Memahami perilaku manusia membutuhkan
kerjasama berbagai disiplin keilmuan. Kepribadian adalah sesuatu yang memberi tata tertib
dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan oleh si
individu. Kepribadian merupakan istilah untuk menunjukkan hal-hal khusus tentang individu
dan yang membedakanya dari semua orang lain. Kepribadian merupakan bagian dari individu
yang paling mencerminkan atau mewakili si pribadi, bukan hanya dalam arti bahwa ia
membedakan individu tersebut dari orang-orang lain, tetapi yang lebih penting , bahwa itulah
ia yang sebenarnya. Kepribadian merupakan organisasi atau pola yang diberikan kepada
berbagai respon lepas individu, atau bahwa organisasi diakibatkan oleh kepribadian yang
merupakan kekuatan aktif dari individu. Kepribadian harus merupakan segugusan asumsi
tentang tingkah laku manusia beserta definisi-definisi empirisnya. Kepribadian harus
merupakan segugusan
Memahami perilaku individu akan membantu dalam memahami perilaku organisasi
karena pada dasarnya manusia itu homo homini socius. Jung memandang bahwa kepribadian
sebagai sistem energi yang setengah tertutup. Kepribadian mencapai keadaan stabil secara
sempurna, yang bisa terjadi kalau ia merupakan sistem yang sepenuhnya tertutup. Dalam
suatu organisasi, kepribadian dari tiap-tiap individu menjadi pengaruh yang kuat bagi
perkembangan organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada
diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap rangsangan,
sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi
individu itu.
1.2. Teori Kepribadian
Terdapat 3 pendekatan teoritis untuk memahami kepribadian adalah pendekatan sifat,
pendekatan psikodinamis, dan pendekatan humanis. Berikut penjelasan singkat mengenai
teori kepribadian pada individu :
1.Teori kepribadian sifat (trait).
Sama seperti anak kecil yang selalu mencari tanda untuk menggolongkan dunia,
orang dewasa, juga menandai dan menggolongkan manusia berdasarkan karakteristik, fisik
6
dan psikologisnya. Penggolongan membantu dalam mengatur keragam dan mengurangi
keragaman menjadi sedikit. Sifat (traits) adalah dugaan kecendurungan yang mengarahkan
perilaku dengan cara konsisten dan ciri karakteristik tertentu. Lebih jauh lagi, sifat
menghasilkan konsistensi pada perilaku, sebab sifat menghasilkan atribut dan cangkupannya
luas atau umum. Teori sifat telah mendapat kritik sebagai bukan teori yang nyata sebab tidak
menjelaskan terjadinya perilaku. Pendekatan sifat tidak berhasil dalammeramalkan perilaku
dalam meramalkan spektrum situasi, kaena fakta bahwa situasi (pekerja, aktivitas kerja)
sangat diabaikan dalam teori-teori sifat.
2.Teori kepribadian psikodinamis.
Pendekatan Freudian yang membicarakan id, superego, dan egopenekanan khusus
diletakkan pada determinan yang tidak disadari dari pelaku.Identitas diri adalah bagian yang
sederhana, bagian yang tidak disadari dari kepribadian, tempat penyimpanan dari pergerakan
dasar. Dijalankan secara tidak rasional dan tanpa mempertimbangkan apakah yang diinginkan
mungkin dapat diterima.Superego adalah tempat peniyimpanan nilai-nilai individu, termasuk
sikap moral yang dibentuk oleh masyarakat superego bertentangan dengan id (identitas diri)
karena id ingin melakukan apa yang dirasa baik, sementara super ego memaksa melakukan
apa yang benar.Ego bertindak sebagai penengah konflik. Mewakili gambaran seseorang
terhadap realitas fisik dan sosial, yang mengarah pada hal apa dan yang mana adalah mungkin
dalam dunia nyata. Sering ego harus kompromi, untuk mencoba dan memuaskan baik id dan
super ego. Hal ini melibatkan penggunaan mekanisme pertahanan diri yang menyelesaikan
konflik antara pernyataan psikologis dan kenyataan diluar.
3.Teori Kepribadian Humanistik
Pendekatan humanistik untuk memahami kepribadian menekankan pada
perkembangan individu dan aktualisasi diri dan pentingnya bagaimana seseorang
mempersepsi dunianya dan semua kekuatan yang mempengaruhi mereka. Pendekatan Carl
Rogers dalam memahami kepribadian adalah humanistik (berpusat kepada manusia).
Nasihatnya adalah dengarkan apa yang orang katakan tentang mereka dan memperhatikan
pendapat dan arti dari pengalaman orang-orang tersebut. Rogers percaya bahwa yang paling
dasar dari organisme manusia adalah untuk mengarah pada aktualisasi diri. Cita-cita yang
tetap untuk menjadi inheren seseorang.
7
Teori sifat memberikan sebuah dasar yang menjelaskan individu. Teori
psikodinamis menggabungkan karakteristik manusia dan menjelaskan perkembangan alamiah
dinamis. Teori humanis menekankan pada orang dan pentingnya aktualisasi diri pada
kepribadian. Setiap pendekatan berusaha untuk menerangkan sifat unik dari seorang individu
yang mempengaruhi pola perilaku.
1.3. Tipe Kepribadian
Pendapat Hippocrates disempurnakan oleh Galenus (129-200 SM) yang
mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 4 macam cairan tersebut dalam proporsi
tertentu. Apabila suatu cairan terdapat di dalam tubuh melebihi proporsi yang seharusnya
(dominan) maka akan menimbulkan adanya sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat
kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu cairan
tersebut yang oleh Galenus sehingga menggolongkan manusia menjadi empat tipe
berdasarkan temperamennya, yaitu Koleris, Melankolis, Phlegmatis, dan Sanguinis.
Menurut Galenus, seorang koleris mempunyai sifat khas yaitu hidup, besar semangat,
daya juang besar, hatinya mudah terbakar, dan optimis. Sedangkan seorang melankolis
mempunyai sifat mudah kecewa, daya juang kecil, muram dan pesimistis. Sifat khas
phlegmatis tidak suka terburu-buru (calm, tenang), tak mudah dipengaruhi dan setia. Seorang
sanguinis melankolis serta antara kepribadian koleris dan phlegmatis.
Selain itu, Florence littauer juga mengembangkan lagi tipe kepribadian yang telah
dijelaskan oleh Hipocrates dan Galenus. Dalam bukunya yang berjudul Personaliy Plus,
Littauer menjelaskan lebih rinci mengenai sifat masing-masing kepribadian. Seorang
sanguinis pada dasarnya mempunyai sifat ekstrovert, membicara dan optimis. Dari segi
emosi, ciri seorang sanguinis yaitu kepribadian yang menarik, suka bicara, menghidupkan
pesta, rasa humor yang hebat, ingatan kuat untuk warna, secara fisik memukau pendengar,
emosional dan demonstrative, antusias dan ekspresif, periang dan penuh semangat, penuh
rasa ingin tahu, baik dipanggung, lugu dan polos, hidup dimasa sekarang, mudah diubah,
berhati tulus, selalu kekanak-kanakan. Dari segi pekerjaan, sifat seorang sanguinis yaitu
sukarelawan untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, tampak hebat dipermukaan, kreatif dan
inovatif, punya energi dan antusiasme, mulai dengan cara cemerlang, mengilhami orang lain
8
untuk ikut dan mempesona orang lain untuk bekerja. Seorang sanguinis sebagai teman
mempunyai sifat mudah berteman, mencintai orang, suka dipuji, tampak menyenangkan,
disukai anak-anak, bukan pendendam, mencegah suasana membosankan, suka kegiatan
spontan. Kelemahan dari sanguinis yaitu terlalu banyak bicara, mementingkan diri sendiri,
orang yang suka pamer, terlalu bersuara, orang yang kurang disiplin, senang menceritakan
kejadian berulang kali, lemah dalam ingatan, tidak dewasa, tidak tetap pendirian.
Seorang phlegmatis pada dasarnya mempunyai sifat introvert, pengamat dan pesimis.
Dari segi emosi, ciri seorang phlegmatis yaitu kepribadian rendah hati, mudah bergaul dan
santai, diam, tenang, sabar, baik keseimbangannya, hidup konsisten, tenang tetapi cerdas,
simpatik dan baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan, serba guna.
Dari segi pekerjaan, sifat seorang phlegmatis yaitu cakap dan mantap, damai dan mudah
sepakat, punya kemampuan administrative, menjadi penengah masalah, menghindari
konflik, baik di bawah tekanan, menemukan cara yang mudah.
Dari segi pertemanan/ sosialisasi plegmatis mempunyai sifat mudah diajak bergaul,
menyenangkan, tidak suka meninggung, pendengar yang baik, punya banyak teman, punya
belas kasihan dan perhatian, tidak tergesa-gesa, bisa mengambil hal baik dari yang buruk,
tidak mudah marah. Kelemahan dari phlegmatis yaitu cenderung tidak bergairah dalam
hidup, sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih atau gelisah, orang yang merasa
sulit membuat keputusan, tidak mempunyai keinginan untuk mendengarkan atau tertarik
pada perkumpulan, tampak malas, lambat dalam bergerak, mundur dari situasi sulit.
Dalam bukunya, Florence Littauer juga mengatakan bahwa diantara 4 tipe
kepribadian diatas, manusia juga dapat mempunyai kemungkinan campuran diantara ke
empatnya. Tipe kepribadian campuran tersebut antara lain:
1. Campuran Alami yaitu antara kepribadian sanguinis dengan koleris serta campuran antara
kepribadian melankolis dan phlegmatic
2. Campuran pelengkap yaitu antara kepribadian koleris dan melankolis serta campuran
kepribadian sanguinis dan phlegmatic
3. Campuran yang berlawanan yaitu antara kepribadian sanguinis dan melankolis serta antara
kepribadian koleris dan phlegmatis
9
1.4. Faktor-Faktor Penentu Kepribadian
Berikut faktor-faktor sebagai penentu kepribadian dalam tiap individu:
1..Faktor Genetik
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu yang meliputi tinggi
fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi, dan
irama biologis yang dipengaruhi dari orang tua.
Tiga dasar peneitian yang berargumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting
dalam menentukan kepribadian seseorang
* Berfokus pada penyokong genetis daru perilaku dan tempramen anak-anak.
* Berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir.
*Berfokus pada konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai
situasi.
Para peneliti menemukan bahwa faktor genetika berperan sekitar 50 persen dalam
menentukan perbedaan kepribadian seseorang dengan kembarannya dan lebih 30 persen
dalam hal perbedaan lapangan pekerjaan dan hobi yang diminati.Faktor keturunan
membekali seseorang dengan sifat dan bawaannya.
2.Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat kita tumbuh dan dibesarkan yang meliputi
keluarga, teman-teman dan kelompok sosial. Faktor lingkungan mempunyai pengaruh
yang esar terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang, meskipun
pada umumnya konsisten dan stabil, dapat berubah bergantung pada situasi yang
dihadapinya. Dengan perkataan lain, tuntutan yang berbeda dari situasi yang berbeda
memunculkan aspek yang berbeda dari kepribadian seseorang. Oleh karena itu, jangan
melihat pola-pola kepribadian seseorang secara terpisah. Potensi penuh seseorang
ditentukan oleh seberapa baik seseorang tersebut dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
10
3. Faktor stimulasi gen dan cara berpikir
Berdasarkan penelitian akhir 2007, yang dilakukan oleh Kazuo Murakami, Ph.D dari
Jepang dalam bukunya The Divine message of the DNA. Menyimpulkan bahwa
kepribadian sepenuhnya dikendalikan oleh gen yang ada dalam sel tubuh manusia. Gen
tersebut ada yang bersipat Dorman (tidur) atau tidak aktip dan yang bersipat aktip. Bila
kita sering menyalakan gen yang tidur dengan cara positif thinking maka kepribadian dan
nasib kita akan lebih baik. Jadi genetik bukan sesuatu yang kaku, permanen dan tidak
dapat dirubah Setiap orang yang diciptakan Tuhan sudah dilengkapi dengan kepribadian.
Kepribadian itu sebetulnya adalah sumbangsih atau pemberian Tuhan ditambah dengan
pengaruh lingkungan yang kita terima atau kita alami pada masa pertumbuhan kita.
Sumber: http://www.okezone.com.
2. Organisasi
2.1. Pengertian Pengembangan Organisasi
Sebelum membahas pengertian pengambangan organisasi, ada baiknya
menguraikan beberapa pengertian organisasi terlebih dahulu,
Organisasi menurut Oliver Sheldon (1923), dalam Sutarto (1992) menjelaskan
bahwa organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau
kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk
melakukan tugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian
efisien, sistematis, positif, dan terkoordinasikan dari usaha yang tersedia.
Ada beberapa pengertian mengenai pengembangan organisasi, yaitu:
1.PO merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang
sistematis yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu organisasi.
2.PO merupakan suatu pendekatan situasional atau kontinjensi untuk meningkatkan
efektivitas organisasi.
3.PO lebih menekankan pada sistem sebagai sasaran perubahan
4.PO meliputi perubahan yang sengaja direncanakan
11
Menurut Warren G. Bennis dalam Sutarto (1992), “organization development is
a response to change, a complex educational strategy intendet to change the beliefs,
attitudes, values, and structure of organizations so that they can better adapt to new
technologies, markets, and challenges, dizzying rate of change it self”. Yang diartikan
bahwa pengembangan organisasi adalah suatu jawaban terhadap perubahan, suatu strategi
pendidikan yang kompleks yang diharapkan untuk merubah kepercayaan, sikap, nilai, dan
susunan organisasi, sehingga organisasi dapat lebih baik dalam menyesuaikan dengan
teknologi, pasar, dan tantangan yang baru serta perputaran yang cepat dari perubahan itu
sendiri.
Menurut Richard Beckhard dalam Sutarto (1992), “Organization development is
an effort planned, organization wide, managed from the top, to increase organizations
effectiveness and health through, planned interventions in the organization’s processes,
using behavioral, using behavioral-science knowledge.” Yang dapat diartikan bahwa
pengembangan organisasi adalah suatu usaha perencanaa, meliputi keseluruhan, dan diurus
dari atas untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui pendekatan
berencana dalam proses organisasi, dengan memakai pengetahuan ilmu perilaku.
Pengembangan organisasi mengukur prestasi suatu organisasi dari segi efisiensi,
efektivitas, dan kesehatan.
1.Efisien dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan keluaran, yang mengacu
pada konsep minimaks (masukan minimum dan keluaran maksimum).
2.Efektivitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya artinya
kesejahteraan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
3.Kesehatan organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para
individu dan organisasi yaitu hubungan yang dinamis dan adaptabilitas.
Proses pengembangan organisasi diterapkan dengan sasaran.Hubungan yang
lebih efektif antara departemen, divisi, dan kelompok-kelompok kerja dalam organisasi,
hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer dan karyawan pada semua jenjang
organisasi, terhapusnya hambatan-hambatan komunikasi antara pribadi dan kelompok,
serta berkembangnya iklim yang ditandai dengan saling percaya, dan keterbukaan yang
dapat memotivasi serta menantang anggota organisasi untuk lebih berprestasi.
12
2.2. Agen Pengubah Dalam Pengembangan Organisasi
Usaha perubahan suatu organisasi selalu ditandai oleh adanya orang-orang yang
mempelapori, menggerakkan dan menyebarluaskan proses perubahan tersebut. Mereka
adalah orang-orang yang disebut sebagai agen perubahan. Agen perubahan adalah orang yang
membantu terlaksananya perubahan atau suatu inovasi berencana. Inovasi sendiri adalah
pengenalan dan penerapan hal-hal, gagasan, ide-ide baru. Agen pengubah (change agents)
dapat berasal dari :
a. Agen Perubahan Eksternal : adalah individu dari luar organisasi yang diminta atau
ditugasi untuk memberikan usulan tentang perubahan.
b. Agen Perubahan Internal : adalah staf ahli dalam organisasi yang secara khusus dilatih
untuk melakukan pengembangan organisasi
c. Agen Perubahan eksternal-internal : adalah usaha memadukan orang-orang dari dalam
dan luar organisasi dengan mengambil menfaat atau kelebihan dan mengurangi
kelemahan dari agen perubahan internal dan eksternal.
Agen-agen Perubahan dapat berupa :
Manajer
Karyawan
Konsultan luar
Kualifikasi dasar agen Perubahan :
1. Kualifikasi Teknis : kompetensi teknis dalam tugas spesifik dari proyek perubahan
yang bersangkutan.
2. Kemampuan Administratif : yaitu persyaratan administratif yang paling dasar dan
elementer, yakni kemauan untuk mengalokasikan waktu secara detail untuk persoalan-
persoalan yang relatif sulit.
3. Hubungan antar pribadi.
Seorang agen perubahan harus memiliki kepribadian yang memiliki nilai-nilai dan sikap
mental yang dapat baik dan mmampu menanamkan karakteristik dalam dirinya agar dapat
menjadi panutan atau teladan bagi sekelompok orang yang menjadi target perubahannya.
Sehingga, pada akhirnya melalui kepribadian individu yang dapat diandalkan dapat menjadi
agent dalam pengembangan organisasi.
13
2.3. Teknik Perkembangan Organisasi
Dalam kegiatan pengembangan organisasi dikenal adanya beberapa macam teknik
atau pendekatan antara lain:
Menurut Kurt Welm, Teknik pengembangan organisasi yaitu:
1. Unfreezing : Keadaan dimana orang siap sedia untuk memperlajari & mengubah
perilaku anda.
2. Changing : Seseorang mulai melakukan percobaan dengan perilaku baru.
3. Refreshing : Setelah seseorang melakukan perilaku barunya, selama masa changing,
dimana hal itu telah menjadi bagian dari siri orang tersebut.
Ada juga dengan cara :
1. Perseorangan melalui latihan sensitifitas, dimana peserta diarahkan oleh
pemimpin yang terlatih untuk meningkatkan sensitifitas dan ketrampilan
penanganan hubungan-hubungan antar pribadi .
2. Untuk dua atau tiga orang dengan analisa transaksional yang memusatkan
perhatian pada gaya dan isi komunikasi antara orang-orang. Maksudnya untuk
mengurangi kebiasaan komunikasi yang destruktif dimana pengertian berita
sebenarnya atau lengkap dikaburkan.
3. Tim atau klompok,melalui konsultasi proses dalam memahami dinamika
hubungan-hubungan pekerjaan dalam berbagai situasi kelompok atau tim.
4. Hubungan antar kelompok,dengan menggunakan pertemuan konfrontasi,yang
membahas berbagai masalah,menganalisa sebab-sebab yang mendasarinya dan
merencanakan kegiatan-kegiatan perbaiakan.
5. Organisasi keseluruhan dengan melalui teknik survai umpan balik untuk
memperbaiki operasi-operasi organisasi keseluruhan.
14
B. Fungsi Pengembangan Organisasi Bagi Kepribadian Individu
Organisasi merupakan suatu proses yang dinamis sebagai pembentukkan berbagai
karakter-karakter pelaku organisasi. Organisasi ialah sistem terencana mengenai usaha
kerjasama dalam mana setiap peserta mempunyai peranan yang diakui untuk menjalankan
kewajiban-kewajiban dan tugas-tugas demi mencapai tujuan organisasi. Organisasi
dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas
dalam penyesuaian diri dengan atau terhadap lingkungannya. Terdapat 3 unsur dalam
pengembangan organisasi, yang secara tidak langsung berfungsi dalam pengembanagan
kepribadian tiap individu yang ada dalam organisasi.
Melalui organisasi tiap individu lebih diarahkan pada penyempurnaan kepribadiannya
yang akan menghasilkan suatu kinerjanya dalam organisasi.
Melaui pengembangan organisasi diharapkan pada individu anggota organisasi juga
menghasilkan perkembangan kualitas diri. Dalam arti mengembangkan pertumbuhan
jiwa para anggota organisasi dalam kelompoknya maupun dalam organisasi secara
keseluruhannya.
Dengan adanya pengembagan organisasi, maka akan meningkatkan kualitas diri
individu, meningkatkan produktivitas, efektivitas dari peranan individu sebagi agent
perubahan.
Pengembangan organisasi akan mempengaruhi juga terhadap perkembangan
kepribadian tiap individu organisasi. Pengembangan organisasi sedikit banyak akan
menjadi tantangan bagi individu kedepannya untuk memiliki kepribadian yang lebih baik,
misalkan dalam hal perubahan kebijaksanaan dalam organisasi, peningkatan kinerja,
peningkatan keefektifan pendelegasian wewenang, pengambilan keputusan yang tepat, dan
segala bentuk dari aktivitas organisasi yang dijalankan oleh individu yang ada di
organisasi akan menjadi perubahan yang lebih baik daripada sebelumnya.
15
C. Fungsi Kepribadian Terhadap Perkembangan Organisasi
Kepribadian merupakan suatu keseluruhan yang terorganisasi. Kepribadian terlihat
terorganisasi dalam pola-pola, yang hingga tingkat tertentu dapat diobservasi dan diukur.
Walaupun kepribadian memiliki landasan biologikal, pengembangan spesifiknya merupakan
sebuah produk dari lingkungan sosial dan kultural. Kepribadian mencakup ciri-ciri umum,
maupun ciri unik.Unsur pokok dalam organisasi adalah individu. Tanpa individu organisasi
tidak akan pernah ada. Tiap individu dalam organisasi mempunyai kebutuhan. Untuk
membuat individu mau bekerjasama, organisasi harus mempunyai imbalan yang menarik, dan
sebaliknya individu harus memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan organisasi.
Manusia selalu mempunyai aktivitas dan tingkahlaku yang merupakan hasil proses
psikologis, dengan kemampuan mnggunakan pilihan-pilihan dan bertanggungjawab terhadap
kehidupan sosialnya.
Seseorang yang memiliki kepribadian yang cakap, terampil, dan dapat diandalkan
diberbagai situasi akan menjadi potensi sumber daya manusia yang baik dalam hal
perkembangan organanisasi. Barnard menyebutkan terdapat tiga elemen peranan individu
dalam organisasi, yaitu (1) kemauan untuk bekerjasama. Tiap individu dalam organisasi
tersebut tidak mempunyai intensitas kemauan yang sama untuk bekerjasama, bahkan
kebanyakan dari individu tidak mempunyai kemauan untuk bekerjasama. Kemauan untuk
bekerjasama tergantung pada kepuasan yang diperoleh individu tersebut dalam hasil
kerjasama dalam bentuk imbalan yang diberikan organisasi; (2) tujuan yang ingin dicapai,
kemauan untuk 10 bekerjasama tidak dapat dikembangkan kalau tidak ada tujuan yang jelas
dengan sendirinya tujuan merupakan elemen penting dalam organisasi; (3) komunikasi, yaitu
sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam organisasi
Pengukuran kepribadian perlu dilakukan melalui wawancara, inventori kepribadian,
observasi Direct, Observasi direk juga disebut dengan observasi quasi experimental. Ada tiga
tipe metode dalam observasi direk, yaitu Time Sampling Method, Incident Sampling Method,
dan Metode Buku Harian Terkontrol. Pengukuran kepribadian individu perlu dilakukan
untuk mengetahui kecocokan individu dalam suatu organisasi agar menghasilkan output yang
baik dalam mengambangkan organisasi, karena pada dasarnya “…..kepribadian seorang
individu, merupakan suatu kelompok ciri-ciri yang relatif stabil, tendensi-tendensi, dan
tempramen-tempramen yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diwarisi, dan oleh
faktor-faktor sosial, kultural, dan lingkungan.
16
Kepribadian individu dinilai berdasarkan kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi
positif dari berbagai orang dalam berbagai keadaan. Kepribadian merupakan ranah kajian
psikologi; pemahaman tingkah laku-fikiran-perasaan-kegiatan manusia, memakai sistematika,
metode, dan rasio psikologi. Kepribadian mempelajari individu secara spesifik Siapa, apa yg
dimilikinya, dan apa yang dikerjakannya, bagian dari jiwa yang membangun keberadan
manusia menjadi satu kesatuan yang tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsinya, serta
pemahaman dipengaruhi oleh paradigma yang dipakai sebagai acuan
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya pengembangan organisasi merupakan usaha yang dilakukan secara
berencana, terus menerus meliputi organisasi secara keseluruhan untuk meningkatkan
evektifitas dan kesehatan organisasi dengan menerapkan azas-azas dan praktek yang dikenal
dalam kegiatan organisasi. Pengembangan organisasi dimaksudkan untuk mengubah seluruh
bagian organisasi dalam rangka memberikan respons yang lebih manusiawi, lebih efektif, dan
lebih baik untuk menjadi organisasi pembelajaran dan memperbaiki dirinya. Peran manusia
sebagai agent dalam pengembangan organsasi tidak terlapas tergantung dari kepribadian
individu. Kepribadian akan membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi
sikapnya terhadap kehidupan pengembangan organisasi. Peranan kepribadian individu
terhadap pengembangan organisasi sangat berkaitan terkait individu dalam hal ini sebagai
agent organisasi yang menjadi agent perubahan dan pengembangan dari organisasi. Seseorang
yang memiliki kepribadian yang cakap, terampil, dan dapat diandalkan diberbagai situasi
akan menjadi potensi sumber daya manusia yang baik dalam hal pengembangan organanisasi.
B. Saran
Dengan terselesainya makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan akan
pentingnya peranan kepribadian individu terhadap pengembangan suatu organisasi.
Kepribadian individu yang baik dan diharapkan oleh organisasi akan berdampak langsung
terhadap pengambangan organisasi, dikarenakan kepribadian individu yang baik dapat
meningkatkan kualitas kerja, produktivitas, kemampuan adaptasi, dan efektivitas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Darma, Agus. Organisasi (Edisi Kelima Jilid 1). PT.Erlangga; Jakarta.
Dhimas. 2008. Kepribadian (dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/03/03- kepribadian . pdf,
diakses 4 desember 2012).
Hakim, Arief Rahman. 2010. Skripsi: Pengaruh Kepribadian, Sikap, dan Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Kreatif Dalam Organisasi. Semarang; Fakultas Ekonomi
UNDIPSemaranng.(http://eprints.undip.ac.id/28073/1/Full_Text_Skripsi%28r
%29.pdf, diakses 03 Desember 2012).
Hasibuan, S.P.Malayu.1999. Organisasi dan Motivasi. Bumi Aksara;Jakarta.
Munir, Baderel.2001. Dinamika Kelompok. Universitas Sriwijaya; Indralaya.
Nugraheni, Annisa., Utomo,Christiono. Pengaruh Kepribadian terhadap Kinerja Tim dan
Kepuasan Kerja Individu. Program Magister Manajemen Proyek Konstruksi; Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-
17059-3109203007-Presentation-3109203007-presentationpdf.pdf , diakses 02
desember 2012).
Nurdin.TeoriOrganisasi.(http/file.upi.edu/Direktori/FIP/
JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/197907122005011-NURDIN/
HAND_OUT_TEORI_ORGANISASI.pdf, diakses 03 Desember 2012).
Perubahan dan Perkembangan Organisasi. Universitas Guna Darma.
(http;www.gunadarma.ac.id, diakses 03 Desember 2012).
Prajab.DinamikaKelompok.( http://pap.diklat.dephub.go.id/lampiran/materi_prajab/
PRAJAB3/dinamika_kelompok3.pdf , diakses 03 desember 2012).
Utomo, Christiono., Nugraheni, Annisa. Pengaruh Kepribadian Terhadap Kerja Tim dan
Kepuasan Kerja Individu.Institut Teknologi Sepuluh Nopember dikases,
Hernowo. 2004. Self Digesting. MLC; Bandung.
Http://dict.die.net/personality/personality
19
Http://www.okezone.com.
Santoso, Slamet. 1999. Dinamika Kelompok. Bumi aksara; jakarta
Sutarto. 1992. Dasar-dasar Organisasi. Gadjah Mada University; Yogjakarta
Supratiknya. 1993. Psikologi Kepribadian Teori-Teori Psikodinamik (Klinis).
Kanisius;Yogjakarta
20