peran rth dalam meningkatkan kualitas lingkungan kota

12
MATA KULIAH EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN PERAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN KOTA Oleh : FITRAWAN UMAR NIM 12/336715/PMU/07350 PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012

Upload: fitrawan-umar

Post on 03-Jan-2016

151 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

RTH

TRANSCRIPT

Page 1: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

MATA KULIAH EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN KOTA

Oleh :

FITRAWAN UMAR

NIM 12/336715/PMU/07350

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2012

Page 2: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

2

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS LINGKUNGAN KOTA

Oleh: Fitrawan Umar

A. PENDAHULUAN

Kualitas lingkungan kota belakangan ini semakin mengalami penurunan.

Perkembangan kota yang semakin pesat serta urbanisasi yang tidak terkendali telah

menyebabkan penduduk kota mengalihkan fungsi lahan dari tutupan alami menjadi

tutupan buatan, seperti bangunan, aspal, dan material lainnya, sehingga berdampak pada

berkurangnya ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan (Nowak, 2006).

Beberapa krisis lingkungan perkotaan dapat disebutkan di antaranya ialah: pertama,

kota saat ini merupakan pusat pencemaran udara. Wilayah perkotaan memberi

sumbangsih yang sangat besar terhadap meningkatnya polusi udara, atau emisi gas

rumah kaca. Pengaruh terbesar yaitu aktivitas industri dan penggunaan energi untuk

transportasi. Aktivitas industri dan transportasi sama-sama menghasilkan limbah berupa

zat pencemar udara, seperti CO2,, SO2, dan semacamnya. Di sisi lain, ruang terbuka

hijau yang dapat menyerap zat pencemar udara justru semakin berkurang di perkotaan.

Hampir tidak ada kota di Indonesia yang memenuhi syarat UU No.26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang untuk mewujudkan 30% RTH dari total luas wilayah kota.

Kedua, meningkatnya suhu udara di perkotaan. Fenomena ini disebut dengan

Urban Heat Island (UHI), di mana suhu udara di wilayah kota lebih tinggi dari pada

suhu udara di pinggiran kota atau di desa (Tursilowati, 2002). Akibat dari fenomena ini,

masyarakat kota menjadi tidak nyaman, terjadi pemborosan energi, serta rentan terhadap

penyakit-penyakit baru. Penyebab terbesar dari menurunnya kualitas lingkungan ini

yaitu terjadinya perubahaan penggunaan lahan, dari pertanian ke non-pertanian, atau

dari area tutupan alami menjadi area tutupan buatan seperti bangunan, aspal, beton, dan

lain-lain.

Page 3: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

3

Gambar 1. Ilustrasi Pulau Panas Perkotaan (sumber: Tursilowati, 2002)

Ketiga, hilangnya keanekaragaman hayati di perkotaan. Di Amerika, pernah

terkenal apa yang disebut dengan The Silence of Spring atau musim semi yang sunyi. Di

mana masyarakat menyadari hilangnya suara-suara burung yang selalu berkicau setiap

musim semi di kota. Keadaan seperti itu terjadi di hampir seluruh kota, termasuk kota-

kota di Indonesia. Kota-kota sudah kehilangan keanekaragaman hayatinya. Burung-

burung dan spesies-spesies lain telah kehilangan habitatnya, seperti tanaman dan

pepohonan, akibat pembangunan kota yang tidak ekologis.

Keempat, kota rentan terhadap bencana banjir. Penataan ruang yang tidak sehat

mengakibatkan daerah resapan air di perkotaan tertutupi oleh bangunan, sehingga

limpasan air tertahan di permukaan dan menjadi penyebab banjir.

Mengingat krisis lingkungan kota tersebut di atas, maka diperlukan suatu upaya

untuk meningkatkan kualitas lingkungan kota, yang salah satunya ialah pemenuhan

ketersediaan ruang terbuka hijau. Hal ini sejalan dengan Pasal 29 ayat (2) UU No.26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa “proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah

kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota”.

Paper ini bertujuan untuk membahas mengenai peran ruang terbuka hijau dalam

meningkatkan kualitas lingkungan kota. Diharapkan paper ini bermanfaat sebagai bahan

masukan dalam pengambilan kebijakan terkait perencanaan tata ruang kota, serta

sebagai upaya penyadaran masyarakat dalam mempertahankan ruang terbuka hijau di

kawasan perkotaan.

Page 4: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

4

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau (RTH) adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces)

suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi guna

mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam

kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah

perkotaan (Tim Departemen ARL Faperta IPB, 2005). RTH menurut Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan

Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan ialah area memanjang/jalur dan/atau

mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,

baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Berdasarkan fisik, RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami dan non-alami. RTH

alami berupa habitat liar, kawasan lindung, dan taman-taman nasional. RTH non-alami

atau buatan seperti taman, lapangan olahraga, pemakaman, atau jalur-jalur hijau jalan.

Berdasarkan fungsi, RTH dapat dibedakan menjadi RTH fungsi ekologis, sosial budaya,

estetika, dan ekonomi (Permen PU No.05/PRT/M/2008).

Berdasarkan sifat dan karakteristik ekologisnya, RTH dibedakan menjadi RTH

kawasan (areal, non-linear), dan RTH jalur (koridor, linear). Berdasarkan penggunaan

lahan, RTH dibedakan menjadi RTH kawasan permukiman, RTH kawasan pertanian,

dan RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olahraga, dan

alamiah. Berdasarkan status kepemilikian, RTH dibedakan RTH publik dan RTH privat.

RTH publik yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau dimiliki

pemerintah, dan RTH privat yang berlokasi pada lahan-lahan milik privat (Tim

Departemen ARL Faperta IPB, 2005).

Tabel 1. Kepemilikan RTH

No Jenis RTH Publik RTH Privat

1.

RTH Pekarangan

a. Pekarangan rumah tinggal v

b. Halaman perkantoran,

pertokoan, dan tempat usaha

v

c. Taman atap bangunan v

Page 5: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

5

Lanjutan Tabel 1.

2.

RTH Taman dan Hutan Kota

a. Taman RT v v

b. Taman RW v v

c. Taman kelurahan v v

d. Taman kecamatan v v

e. Taman kota v

f. Hutan kota v

g. Sabuk hijau (green belt) v

3.

RTH Jalur Hijau Jalan

a. Pulau jalan dan median jalan v v

b. Jalur pejalan kaki v v

c. Ruang di bawah jalan layang v

4.

RTH Fungsi Tertentu

a. RTH sempadan rel kereta api v

b. Jalur hijau jaringang listrik

tegangan tinggi

v

c. RTH sempadan sungai v

d. RTH sempadan pantai v

e. RTH pengamanan sumber air

baku/mata air

v

f. Pemakaman v

Sumber: Permen PU No.05/PRT/M/2008

2. Fungsi Ekologis Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau memiliki pengaruh secara langsung dan tidak langsung

terhadap proses ekologi, kualitas lingkungan, dan kesehatan manusia di perkotaan

(Escobedo-Nowak 2009). Ruang terbuka hijau dapat berperan sebagai “bioteknologi”

alami untuk mengurangi permasalahan di bidang lingkungan dan kesehatan masyarakat

(Nowak 2006).

Peran ruang terbuka hijau dalam meningkatkan kualitas lingkungan dapat

diidentifikasi sebagai berikut: pertama, ruang terbuka hijau dapat meningkatkan kualitas

udara, yaitu dengan mereduksi zat-zat pencemar penyebab polusi udara yang dapat

Page 6: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

6

mengganggu kesehatan manusia, seperti Partikel (PM10), Ozon (O3), Nitrogen dioksida

(NO2), Sulfur dioksida (SO2), dan Karbon monoksida (CO).

Bagian wilayah kota yang 100% tertutupi oleh vegetasi, dalam jangka pendek

(satu jam), dapat mengurangi 14.9% SO2, 14.8% O3, 13.6% PM10, 8.3% NO2, dan

0.05% CO di udara (Nowak 2006). Vegetasi menyerap gas pencemar udara melalui

stomata daun dan melarutkan zat pencemar tersebut melalui permukaan daun yang

basah (Yang et al. 2005). Selain itu, ruang terbuka hijau juga dapat mereduksi radiasi

ultraviolet yang memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Kedua, ruang terbuka hijau dapat menurunkan suhu udara, sehingga dapat

menjadi solusi dalam upaya mitigasi efek Urban Heat Island (UHI) atau Pulau Panas

Perkotaan. Vegetasi ruang terbuka hijau dapat mempengaruhi keadaan iklim mikro di

suatu wilayah. Vegetasi memiliki daerah bayangan dan kemampuan menyerap panas

melalui proses evapotranspirasi. Oleh karena itu, ruang terbuka hijau dapat menghemat

penggunaan energi, yaitu mengurangi pemakaian Air Conditioner (AC) untuk

mendinginkan atau menghangatkan ruangan (McPherson et al. 1997).

Ketiga, ruang terbuka hijau dapat berperan penting dalam mitigasi dampak

perubahan iklim di perkotaan. Ruang terbuka hijau memiliki kemampuan mereduksi

karbon dioksida sebagai gas dominan yang menyebabkan efek rumah kaca. Selain itu,

penghematan pemakaian Air Conditioner (AC) berarti menghemat penggunaan bahan

bakar fosil dan mencegah laju penipisan lapisan ozon, yang merupakan penyebab

terjadinya perubahan iklim.

Setiap pohon rata-rata dapat menghemat penggunaan energi untuk penghangat

ruangan hingga 1,3% (2,1 GJ) atau setara dengan 10$, dan mengemat penggunaan

energi pendingin ruangan hingga 7% (0,48 GJ) atau setara dengan $15 (McPherson et

al. 1997).

Dari penelitian di kota-kota Amerika Serikat, diketahui bahwa ruang terbuka hijau

dapat menyerap karbon rata-rata sebesar 700 juta ton karbon per tahun dengan daya

serap per hektar mencapai 25,1 ton per tahun, dengan nilai ekonomi sebesar 14.3 trilyun

dollar per tahun. Daya serap karbon dari ruang terbuka hijau setara dengan emisi karbon

yang dihasilkan oleh aktivitas penduduk di Amerika Serikat selama 5,5 bulan (Nowak,

2006). Di Shenyang, China, ruang terbuka hijau dengan kepadatan vegetasi 569/ha

Page 7: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

7

dapat menyerap 337.000 ton karbon per tahun atau senilai 13,88 juta dollar (Liu-Li

2012).

Sekarang ini perubahan iklim sudah semakin mengancam keberlangsungan hidup

umat manusia di muka bumi. Rata-rata kenaikan suhu permukaan bumi mencapai 0.6 0C

sejak akhir tahun 1.800-an, dan diperkirakan akan mencapai 1.4-5.8 0C pada tahun 2100

(Nowak 2006; Liu dan Li 2012). Ruang terbuka hijau berperan untuk mewujudkan

komitmen bersama negara-negara di dunia, sebagaimana yang tertuang dalam Protokol

Kyoto yang menuntut adanya upaya untuk mengatasi ancaman perubahan iklim secara

global.

Keempat, ruang terbuka hijau berperan dalam menjaga kualitas ketersediaan air di

perkotaan. Ruang terbuka hijau dapat mengurangi limbah cair yang berpotensi merusak

kualitas air di sungai ataupun di danau. Limbah cair ini sangat berbahaya karena dapat

mengubah pola alami hidrologi, merusak habitat perairan, dan menaikkan konsentrasi

zat pencemar (Nowak 2006).

Ruang terbuka hijau berguna dalam konservasi air melalui proses intersepsi atau

tertahannya hujan di pepohonan, dan proses evapotranspirasi di sekitar aliran. Ruang

terbuka hijau juga secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas air dengan cara

menahan zat pencemar, mengurangi limpasan air yang berlebih, dan meningkatkan

infiltrasi atau peresapan air ke dalam tanah. Ruang terbuka hijau juga berguna untuk

meminimalisir terjadinya erosi, karena tumbuhan memiliki kemampuan untuk menahan

laju erosi tanah.

3. Fungsi Lain Ruang Terbuka Hijau

Selain fungsi ekologis, ruang terbuka hijau juga memiliki fungsi sosial, ekonomi,

dan arsitektural. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Fungsi Sosial, Ekonomi, dan Arsitektural RTH

No. Fungsi Manfaat

Langsung Tidak Langsung

1. Sosial

a. Menurunkan tingkat

stress masyarakat

a. Menurunkan konflik

sosial

b. Konservasi situ salami

sejarah

b. Meningkatkan keamanan

kota

c. Meningkatkan

produktivitas masyarakat

Page 8: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

8

Lanjutan Tabel 2.

2. Ekonomi

a. Meningkatkan

pendapatan masyarakat

a. Efek ganda peningkatan

jumlah wisatawan

b. Meningkatkan jumlah

wisatawan

3. Arsitektural

a. Meningkatkan kerapian

dan keteraturan kota

a. Menurunkan konflik

sosial

b. Meningkatkan

kenyamanan kota

b. Meningkatkan keamanan

kota

c. Meningkatkan keindahan

kota

c. Meningkatkan

produktivitas masyarakat Sumber: Tim Departemen ARL Faperta IPB, 2005

4. Upaya Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau

Ekosistem perkotaan adalah sistem yang sangat kompleks, meliputi iklim,

penggunaan lahan, biofisik, dan variabel sosial-ekonomi (Escobedo-Nowak 2009).

Kajian tentang ruang terbuka hijau di masa datang dan perannya dalam meningkatkan

kualitas lingkungan harus mempertimbangkan aspek ekologi dan keanekaragaman

sosial-ekonomi di dalam ekosistem perkotaan.

Analisis dengan menggunakan pendekatan pemodelan wilayah dengan skala yang

luas seringkali tidak berhasil dalam memahami fungsi ekosistem dan hubungannya

dengan aktivitas masyarakat dan struktur ruang terbuka hijau. Analisis dengan skala

berbeda seharusnya digunakan untuk mengembangkan dan menghitung kebutuhan

vegetasi di lahan kritis, mempertahankan ruang terbuka hijau dari ancaman urbanisasi,

dan meningkatkan tutupan vegetasi di taman kota atau semacamnya (Escobedo-Nowak

2009).

Pemilihan jenis vegetasi untuk ruang terbuka hijau juga perlu dipertimbangkan

Pemilihan jenis vegetasi dapat berupa pemilihan tipe tumbuhan (pohon yang selalu

berdaun hijau atau yang sering berganti daun), dimensi (ukuran), kecepatan

pertumbuhan, dan karakteristik daun (bersisik, permukaan kasar, atau permukaan

lembut).

Selain memperhatikan kemampuan tumbuhan dalam mereduksi polusi udara atau

manfaat lainnya, pemilihan jenis vegetasi juga harus memperhatikan keberlanjutan

mereka untuk bertahan hidup di lingkungan perkotaan.

Page 9: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

9

Berikut ini adalah faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis

tumbuhan agar dapat bertahan hidup di lingkungan perkotaan (Yang et al. 2005): (1)

resistensi tumbuhan terhadap penyakit dan serangga akibat penggunaan pestisida yang

berlebih di wilayah yang kepadatan penduduknya tinggi; (2) kemampuan tumbuhan

untuk beradaptasi dengan tanah perkotaan yang khas, seperti kepadatan bangunan yang

tinggi, rendahnya aerasi dan infiltrasi, rendahnya persediaan nutrisi, dan lain-lain; (3)

kemampuan tumbuhan untuk beradaptasi dengan iklim lokal perkotaan; (4) kemampuan

tumbuhan untuk beradaptasi dengan kekeringan, mengingat ketidakseimbangan

ketersediaan dan pemakaian air di perkotaan; dan (5) kemampuan tumbuhan untuk

hidup dalam jangka waktu yang lama (batas usia tumbuhan).

Manajemen ruang terbuka hijau juga perlu memperhatikan tujuan spesifik

keberadaan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau direncanakan sesuai dengan

tujuannya masing-masing, seperti untuk tujuan estetika, daerah penyangga,

perlindungan keanekaragaman hayati, atau wilayah konservasi air dan energi

(McPherson et al. 1997).

Setiap tujuan spesifik ruang terbuka hijau membutuhkan manajemen yang

berbeda. Contohnya antara ruang terbuka hijau yang bertujuan untuk estetika dengan

ruang terbuka hijau yang bertujuan untuk konservasi air, mulai dari pemilihan vegetasi,

pemilihan lokasi, sampai upaya pemeliharaan di antara keduanya terdapat perbedaan.

Dengan memahami tujuan spesifik keberadaan ruang terbuka hijau, kita dapat

mengoptimalkan fungsi ruang terbuka hijau dan mempertahankan keberadaannya

(McPherson et al. 1997).

Upaya mempertahankan ruang terbuka hijau seharusnya juga diintegrasikan

dengan program-program pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan

kota, seperti rencana peningkatan kualitas udara, kualitas air, dan termasuk program

pengurangan emisi gas rumah kaca sebagai upaya mitigasi ancaman perubahan iklim

(Nowak 2006).

Pemerintah juga dapat melibatkan organisasi non-profit yang dibuat oleh

masyarakat atau perusahaan untuk mendukung dan meningkatkan keberadaan ruang

terbuka hijau. Pemerintah perlu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

pentingnya ruang terbuka hijau dalam meningkatkan kualitas lingkungan kota dan

kesehatan masyarakat.

Page 10: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

10

Berikut ini adalah beberapa action plan yang dapat dilaksanakan untuk

mempertahankan hutan kota (Tim Departemen ARL Faperta IPB, 2005):

No. Isu Action Plan

1. Suboptimalisasi RTH a. Penyusunan kebutuhan luas

minimum/ideal RTH sesuai tipologi kota

b. Penyusunan indikator dan tolak ukur

keberhasilan RTH suatu kota

c. Rekomendasi penggunaan jenis-jenis

tanaman dan vegetasi endemik serta

jenis-jenis unggulan daerah untuk penciri

wilayah dan untuk meningkatkan

keanekaragaman hayati secara nasional

2. Lemahnya kelembagaan

pengelola RTH

a. Revisi dan penyusunan payung hukum

dan perundangan (UU, PP, dll)

b. Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH,

UDGL, dll

c. Penyusunan Pedoman Umum:

Pembangunan RTH, Pengelolaan RTH

d. Penyusunan mekanisme insentif dan

disintensif

e. Pemberdayaan dan peningkatan peran

serta masyarakat

3. Lemahnya peran stake holders a. Pencanangan Gerakan Bangun, Pelihara,

dan Kelola RTH (contoh Gerakan Sejuta

Pohon, Hijau royo-royo, Satu pohon satu

jiwa, Rumah dan Pohonku, Sekolah

Hijau, Koridor Hijau dan Sehat, dll)

b. Penyuluhan dan pendidikan melalui

berbagai media

c. Penegasan model kerjasama antar stake

holders

d. Perlombaan antar kota, antar wilayah,

antar subwilayah, untuk meningkatkan

apresiasi, partisipasi, dan responsibility

terhadap ketersediaan tanaman dan

terhadap kualitas lingkungan kota yang

sehat dan indah

4. Keterbatasan lahan perkotaan

untuk peruntukan RTH

a. Peningkatan fungsi lahan terbuka kota

menjadi RTH

b. Peningkatan luas RTH privat

c. Pilot project RTH fungsional untuk

lahan-lahan sempit, lahan-lahan marjinal,

dan lahan-lahan yang diabaikan

Sumber: Tim Departemen ARL Faperta IPB, 2005

Page 11: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

11

C. PENUTUP

Ruang terbuka hijau merupakan bagian dari wilayah kota yang ditumbuhi

vegetasi. RTH secara memiliki manfaat secara alami untuk meningkatkan kualitas

lingkungan, seperti mereduksi polusi udara, menurunkan suhu udara sebagai antisipasi

Pulau Panas Perkotaan, menyerap karbon yang menyebabkan terjadinya perubahan

iklim, meningkatkan kualitas air perkotaan, menahan laju erosi, meningkatkan estetika

lingkungan, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Upaya mempertahankan ruang terbuka hijau dapat meliputi manajemen pemilihan

vegetasi yang memperhatikan fungsi dan keberlanjutannya untuk bertahan hidup di

lingkungan perkotaan, serta mengintegrasikan kebijakan manajemen ruang terbuka

hijau dalam program-program pemerintah untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Escobedo, F., and D.J. Nowak. 2009. Spatial heterogeneity and air pollution removal by

an urban forest. Landscape and Urban Planning 90: 102-110.

Liu, C., and X. Li. 2012. Carbon storage and sequestration by urban forests in

Shenyang, China. Urban Forestry and Urban Greening 11: 121-128.

McPherson, E.G., D. Nowak, G. Heisler, S. Grimmond, C. Souch, R. Grant, and R.

Rowntree. 1997. Quantifying urban forest structure, function, and value: the

Chicago Urban Forest Climate Project. Urban Ecosystem I: 49-61.

Nowak, D.J. 2006. Institutionalizing urban forestry as a “biotechnology” to improve

environmental quality. Urban Forestry and Urban Greening 5: 93-100.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan

dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

Tursilowati, L. 2002. Urban Heat Island dan Kontribusinya pada Perubahan Iklim dan

Hubungannya dengan Perubahan Lahan. Prosiding Seminar Nasional

Pemanasan Global dan Perubahan Global.

Tim Departemen ARL Faperta IPB. 2005. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah

Perkotaan. Makalah Lokakarya Pengembangan Sistem RTH di Perkotaan.

Page 12: Peran RTH Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Kota

Tugas Makalah Mata Kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan

12

Yang, J., J. McBride, J. Zhou, and Z. Sun. 2005. The urban forest in Beijing and its role

in air pollution reduction. Urban Forestry and Urban Greening 3: 65-78.

Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang