peran pers persyarikatan muhammadiyahdigilib.uin-suka.ac.id/11202/2/bab i, iv, daftar...
TRANSCRIPT
PERAN PERS PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAGI WARGA MUHAMMADIYAH
(Studi terhadap Surat Kabar “Suara Muhammadiyah” pada tahun 1915-1945)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
Ichsan Wibowo Saputro
NIM. 10410069
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ichsan Wibowo Saputro
NIM : 10410069
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli hasil karya
atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari hasil karya orang lain. Jika
ternyata dikemudian hari terbukti plagiasi maka kami bersedia untuk ditinjau
kembali hak kesarjanaannya.
Yogyakarta, 30 Desember 2014
Yang menyatakan,
Ichsan Wibowo Saputro
NIM : 10410069
iii
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-06-01/R0
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI
Hal : Skripsi Sdr. Ichsan Wibowo Saputro
Lamp : 3 Eksemplar
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
di Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi Saudara:
Nama : Ichsan Wibowo Saputro
NIM : 10410069
Judul Skripsi : Peran Pers Persyarikatan Muhammadiyah dalam
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam bagi Warga
Muhammadiyah (Studi terhadap Surat Kabar “Suara
Muhammadiyah” pada tahun 1915-1945)
sudah dapat diajukan kepada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Bidang Pendidikan Islam.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi Saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 6 Januari 2014
Pembimbing
Munawwar Khalil, M.Ag.
NIP. 19790606 200501 1 009
iv
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-BM-06-01/R0
PENGESAHAN SKRIPSI
Nomor : UIN.02/DT.1/TL.00/ /2013
Skripsi dengan judul : Peran Pers Persyarikatan Muhammadiyah
dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama
Islam bagi Warga Muhammadiyah (Studi
terhadap Surat Kabar “Suara
Muhammadiyah” pada tahun 1915-1945)
Yang dipersiapkan dan disusun
oleh :
Nama : Ichsan Wibowo Saputro
NIM : 10410069
Telah dimunaqasyahkan pada : 15 Januari 2014
Nilai munaqasyah :
dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga.
TIM MUNAQASYAH
Ketua Sidang
Munawwar Khalil, M.Ag.
NIP. 19790606 200501 1 009
Penguji I Penguji II
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
NIP. . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
NIP. . . . . . . . . . . . . . . . .
Yogyakarta, Oktober 2013
Dekan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga
Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si
NIP. 19590525 1985 03 1 005
v
MOTTO
dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran 104)1
1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang:Asy-Syifa, 1993. hlm. 93.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Almamater Tercinta Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
vii
ABSTRAK
ICHSAN WIBOWO SAPUTRO. Peran Pers PersyarikatanMuhammadiyah dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam bagi WargaMuhammadiyah (Studi terhadap Surat Kabar “Suara Muhammadiyah” padatahun 1915-1945). Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama IslamFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013. Latar belakangpenelitian ini adalah bahwa media massa ini berperan sebagai salah satu institusisosial memiliki peranan yang cukup signifikan dalam proses pembentukankarakter dan moralitas suatu bangsa. Peranan pentingnya yaitu sebagai fungsipengawasan (surveillance), fungsi korelasi (correlation), fungsi penyampaianwarisan sosial (transmission of the social heritage); termasuk di dalamnya adalahPAI, dan sebagai sarana hiburan. Bahkan pemerintah di Indonesia, telahmenegaskan fungsi pers dalam bentuk UU. No. 40 tahun 1999 pasal 3 ayat 1tentang Pers yang menyatakan bahwa fungsi pers salah satunya adalah sebagaifungsi pendidikan. Namun media massa saat ini masih banyak yang tidakmenjalankan fungsi pendidikan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian terhadapsurat kabar yang berhasil melaksanakan fungsi Pendidikan Agama Islam secarainformal yaitu Suara Muhammadiyah untuk kemudian diambil nilai-nilainya dandilakukan refleksi dan kontekstualisasi terhadap permasalahan yang terjadi saatini, sehingga nilai-nilai pendidikan tidak lepas dari surat kabar sebagai mediainteraksi di tengah masyarakat modern.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan kombinasilibrary research (riset kepustakaan) dan field research (riset lapangan).Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan sejarah (historis).Penelitian ini, secara eksklusif memfokuskan pada masa lalu, untukmerekonstruksi yang terjadi di masa lalu selengkap dan seakurat mungkin, danmenjelaskan bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Penelitian historismenggunakan fakta untuk mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu,yang dilakukan secara sistematis dan obyektif dalam mencari, mengevaluasi danmenafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.
Hasil penelitian meliputi materi yang dipublikasikan dalam surat kabarSuara Muhammadiyah diklasifikasikan dalam 4 hal yaitu materi aqidah, akhlak,ibadah, dan muamalah. Surat kabar Suara Muhammadiyah dalam melaksanakanPendidikan Agama Islam bagi Warga Muhammadiyah pada tahun 1915-1945telah menempati posisi sebagai “Salah Satu Unsur yang Penting” dalamPendidikan Agama Islam bagi masyarakat. Respon Warga Muhammadiyahterhadap pola Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan oleh surat kabar SuaraMuhammadiyah pada tahun 1915-1945 tercatat sangat beragam pada rentangtahun 1921-1925 dalam bentuk voorstel maupun tanya jawab. Jawaban ataspertanyaan maupun perbedaan pendapat di kalangan warga Muhammadiyah padatahun-tahun setelahnya biasanya dibukukan dalam bentuk kitab yang terlebihdahulu telah disidangkan oleh Majelis Tarjih.
Kata Kunci : Surat Kabar, Suara Muhammadiyah, Pendidikan Agama Islamsecara Informal
viii
KATA PENGANTAR
ا لمين ، و الصالة والسالم على اشر ف الا نبيا ء ب العر لله الحمد
والمر سلين ، وعلى اله وصحبه اجمعين، ا ما بعد
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terbilang sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
selalu terlimpahkan kepada bapak para revolusioner Nabi Muhammad SAW, yang
telah menuntun ummat manusia keluar dari zaman kegelapan menuju pembebasan
ummat manusia yang hakiki.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini membutuhkan dokumen-
dokumen yang bisa dibilang langka karena menggunakan rentang waktu sedari
1915 hingga tahun 1945. Langkanya dokumen asli berupa surat kabar Suara
Muhammadiyah berikut penjelasan mengenai hal ini merupakan petaka tapi juga
sekaligus menjadi rahmat. Banyak peneliti akhirnya dapat membuat asumsi dan
penafsiran dengan cara yang berbeda selama mereka mempunyai data dan
argumen. Kajian ini bermaksud mengumpulkan data dan memberikan interpretasi
terhadapnya sebagai bagian dari kajian tentang Muhammadiyah.
Pada saat yang bersamaan, penulis menyadari pula bahwa skripsi ini tidak
akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih sebagai wujud tulus dan hormat kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
ix
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Munawwar Khalil, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
senantiasa memberikan petunjuk dan ilmunya dalam membimbing
skripsi penulis.
4. H. Suwadi, M.Ag., M.Pd. selaku Dosen Penasehat Akademik yang
sedari awal telah memberikan arahan bagi penulis dalam menentukan
tema dan judul yang sesuai.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6. Direktur Utama Tabloid Suara Muhammadiyah beserta seluruh
jajarannya yang telah memberikan izin penelitian dan memberikan
petunjuk kepada penulis.
7. Segenap staf perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah
membantu dalam penyediaan buku-buku referensi yang penulis
butuhkan.
8. Bapak dan ibuku tercinta, terima kasih atas segala perhatian, do’a dan
motivasi yang senantiasa tercurah; kelak akan kuwujudkan mimpi itu
untuk kalian.
9. Adinda tercinta, Lulu A. dan Lu’lu’ N. yang meramaikan kehidupan
penulis dengan adanya mereka, serta memberikan motivasi untuk cepat-
cepat menyelesaikan skripsi ini.
10. Rekan-rekan PPL-KKN Integratif Kelompok 26 yang telah memberikan
masukan demi terciptanya karya tulis yang lebih baik.
11. Rekan-rekan kerja di Parttime 2012/2013 Perpustakaan UIN Sunan
Kalijaga yang telah membantu memberikan sumbangsih saran dalam
penyusunan skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman seperjuangan QUANTUM-D, yang selama ini
telah setia menemani dan memberikan bantuan baik materi, maupun
motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
x
Akhirnya penulis hanya bisa berdo’a semoga amal baik mereka tercatat
sebagai amal sholeh yang diridhoi Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca umumnya. Amin Yaa Robbal ‘alamin.
Yogyakarta, 30 Desember 2013
Yang menyatakan,
Ichsan Wibowo Saputro
NIM : 10410069
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................... xi
HALAMAN TRANSLITERASI ..................................................................... xiv
HALAMAN DAFTAR TABEL ...................................................................... xxi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xxii
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 11
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 12
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 13
E. Landasan Teori ........................................................................... 16
F. Metode Penelitian ....................................................................... 32
G. Sistematika Pembahasan ............................................................ 36
BAB II : GAMBARAN UMUM SURAT KABAR SUARA
MUHAMMADIYAH ....................................................................................... 39
A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Suara Muhammadiyah ....... 39
B. Visi dan Misi Suara Muhammadiyah ......................................... 44
C. Data Media Suara Muhammadiyah ............................................ 45
D. Komposisi Materi Isi Suara Muhammadiyah ............................ 46
E. Jadwal Terbit Suara Muhammadiyah ........................................ 47
xii
F. Struktur Organisasi Suara Muhammadiyah ............................... 47
G. Profil Pembaca Suara Muhammadiyah ...................................... 48
H. Jalur Distribusi dan Penyebaran Suara Muhammadiyah ........... 49
BAB III : ANALISIS TERHADAP SURAT KABAR SUARA
MUHAMMADIYAH TAHUN 1915-1945 ..................................................... 51
A. Materi dalam Surat Kabar Suara Muhammadiyah tahun 1915-
1945 ............................................................................................ 51
1. Materi Aqidah ..................................................................... 52
2. Materi Akhlak ...................................................................... 56
3. Materi Ibadah ...................................................................... 60
4. Materi Muamalah ................................................................ 66
B. Signifikansi Konsep Peran Surat Kabar Suara Muhammadiyah
tahun 1915-1945 dalam Pendidikan Agama Islam .................... 70
1. Suara Muhammadiyah dan Tanggungjawab Pendidikan
Agama Islam ....................................................................... 73
2. Suara Muhammadiyah dan Kontrol Sosial dalam
Masyarakat .......................................................................... 88
a. Muhammadiyah dan Budaya Jawa ............................... 90
b. Muhammadiyah dan Kaum Tradisional ....................... 96
c. Muhammadiyah dan Penetrasi Misi Kristen ............... 105
3. Suara Muhammadiyah dan Cerminan Cendekiawan
Muslim di Zaman Pergerakan ............................................. 112
a. Haji Fachrodin sebagai Hoofdredacteur dan Wartawan 114
b. Haji Fachrodin sebagai Aktivis Pergerakan ................. 127
C. Respon Masyarakat terhadap Pemberitaan Surat Kabar Suara
Muhammadiyah tahun 1915-1945 ............................................. 132
D. Kritik terhadap Pemberitaan Surat Kabar Suara
Muhammadiyah tahun 1915-1945 ............................................. 140
E. Rekonstruksi Sejarah Surat Kabar Suara Muhammadiyah ........ 143
xiii
BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 149
A. Kesimpulan ................................................................................ 149
B. Saran-saran ................................................................................ 151
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 153
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 161
CURRICULUM VITAE .................................................................................. 180
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalihan huruf dari abjad yang satu
ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf
Arab dengan huruf-huruf latin beserta perangkatnya. Menurut kamus besar
Indonesia, transliterasi atau alih huruf adalah penggantian huruf dari huruf abjad
yang satu ke abjad yang lain (terlepas dari lafal bunyi kata yang sebenarnya).
Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P & K RI No. 158/1987 dan No.
0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988 :
A. Konsonan Tunggal
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam pedoman ini sebagian dilambangkan dengan
huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dilambangkan
dengan huruf dan tanda sekaligus.
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
ا Alif - tidak dilambangkan
ب bā’ b -
ت tā’ t -
ث ṡā’ ṡ s dengan satu titik di atas
ج Jīm j -
ح ḥā’ ḥ h dengan satu titik di bawah
خ khā’ kh -
د Dāl d -
xv
ذ Żāl ż z dengan satu titik di atas
ر rā’ r -
ز Zāi z -
س Sīn s -
ش Syīn sy -
ص ṣād ṣ s dengan satu titik di bawah
ض ḍād ḍ d dengan satu titik di bawah
ط ṭā’ ṭ t dengan satu titik di bawah
ظ ẓā’ ẓ z dengan satu titik di bawah
ع ʿain ʿ koma terbalik
غ Gain g -
ف fā’ f -
ق Qāf q -
ك Kāf k -
ل Lām l -
م Mīm m -
ن Nūn n -
ه hā’ h -
و Wāwu w -
ء Hamzahtidak dilambangkan
atau ’
apostrof, tetapi lambang ini tidak
dipergunakan untuk hamzah di
awal kata
ي yā’ y -
xvi
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.
Contoh :
ربنا ditulis rabbanâ
قرب ditulis qarraba
الحد ditulis al-ḥaddu
C. Tā’ marbūṭah di akhir kata
Transliterasinya menggunakan :
1. Tā’ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun,
transliterasinya h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap
menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
Contoh :
طلحة ditulis ṭalhah
بةوالت ditulis al-taubah
اطمةف ditulis Fātimah
2. Pada kata yang terakhir dengan tā’ marbūṭah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah,
maka tā’ marbūṭah itu ditransliterasikan dengan h.
Contoh :
روضة االطفال ditulis rauḍah al-aṭfāl
3. Bila dihidupkan ditulis t.
Contoh :
روضة االطفال ditulis rauḍatul aṭfāl
xvii
Huruf ta’ marbutah di akhir kata dapat dialihaksarakan sebagai t atau
dialihbunyikan sebagai h (pada pembacaan waqaf/berhenti). Bahasa
Indonesia dapat menyerap salah satu atau kedua kata tersebut.
Transliterasi Transkripsi waqaf Kata serapan
Haqiqat Haqiqah Hakikat
Mu’amalat Mu’amalah Muamalat, Muamalah1
Mu’jizat Mu’jizah Mukjizat
Musyawarat Musyawarah Musyawarat, Musyawarah1
Ru’yat Ru’yah Rukyat,1 Rukyah
Shalat Shalah Salat
Surat Surah Surat,2 Surah1, 3
Syari’at Syari’ah Syariat,1 Syariah
D. Vokal Pendek
Harakat fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan ḍammah ditulis u.
Contoh:
كسر ditulis kasara
یضرب ditulis yaḍribu
جعل ditulis ja‘ala
سئل ditulis su’ila
E. Vokal Panjang
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan
huruf/transliterasinya berupa huruf dan tanda. Vocal panjang ditulis,
xviii
masing-masing dengan tanda hubung (-) diatasnya atau biasa ditulis
dengan tanda caron seperti (â, î, û).
Contoh:
قال ditulis qâla
قیل ditulis qîla
یقول ditulis yaqûlu
F. Vokal Rangkap
1. Fathah + yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai (أي).
Contoh: كیف ditulis kaifa
2. Fathah + wāwu mati ditulis au (او).
Contoh: ھول ditulis haula
G. Vokal-vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata
Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan
apostrop (’) apabila ia terletak di tengah atau akhir kata. Apabila terletak di
awal kata, transliterasinya seperti huruf alif, tidak dilambangkan.
Contoh:
تأخذون ditulis ta’khużûna
تؤمرن ditulis tu’maruna
شيء ditulis syai’un
أمرت ditulis umirtu
أكل ditulis akala
H. Kata Sandang Alif + Lam (ال)
Transliterasi kata sandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
xix
1. Kata sandang diikuti huruf syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang
langsung mengikuti kata sandang itu atau huruf lam diganti dengan
huruf yang mengikutinya.
Contoh :
الرحیم ditulis ar-Rahîmu
الـرجـال ditulis ar-rijâl.
الرجل ditulis ar-rajulu
لسیدا ditulis as-sayyidu
الشمس ditulis as-syamsu
2. Kata sandang diikuti huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah ditulisal-.
Contoh :
الملك ditulis al-Maliku
الـكافـرون ditulis al-kâfirûn.
القلم ditulis al-qalamu
I. Huruf Besar
Huruf besar yang disebut juga huruf kapital merupakan unsur kebahasaan
yang mempunyai permasalahan yang cukup rumit. Penggunaan huruf
kapital disesuaikan dengan EYD walaupun dalam sistem
tulisan Arab tidak dikenal. Kata yang didahului oleh kata sandang alif lam,
huruf yang ditulis kapital adalah huruf awal katanya bukan huruf awal kata
xx
sandangnya kecuali di awal kalimat, huruf awal kata sandangnya pun
ditulis kapital.
Contoh:
البخاري ditulis al-Bukhârî
الرسالة ditulis al-Risâlah
البیھقي ditulis al-Baihaqî
المغني ditulis al-Mugnî
J. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat
1. Ditulis kata perkata, atau
2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupunhuruf, ditulis terpisah,
hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazimnya
dirangkaikan dengan kata lain. Karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan,
maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan
kata lain yang mengikutinya.
Contoh :
من استطاع الیھ سبیل ditulis Manistaṭâ’a ilaihi sabîla
وان اهللا لھو خیر الرازقین ditulis Wa innallâha lahuwa khair al-
râziqîn atau
Huruf Arab dalam rangkaian mempunyai tiga macam bentuk menurut
letaknya masing-masing: di muka, di tengah dan di belakang, sedang huruf
yang terpisah (tak dirangkaikan) mempunyai bentuk sendiri, kecuali enam
huruf yaitu: ا –د -ذ -ر -ز - و
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel I : Ukuran Kertas Surat Kabar Suara Muhammadiyah .............. 46
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Pedoman Wawancara ............................................................ 161
Lampiran II : Halaman Muka Surat Kabar Suara Muhammadiyah ............ 163
Lampiran III : Halaman Muka Rubrik Isteri-Islam ...................................... 164
Lampiran IV : Artikel Pendidikan dalam Suara Muhammadiyah ................ 165
Lampiran V : Artikel tentang Muhammadiyah dan Budaya Jawa .............. 166
Lampiran VI : Artikel tentang Muhammadiyah dan Kaum Tradisional ...... 167
Lampiran VII : Artikel tentang Muhammadiyah dan Penetrasi Misi Kristen 168
Lampiran VIII : Artikel yang ditulis H. Fachrodin ......................................... 169
Lampiran IX : Contoh Respon Masyarakat Umum ...................................... 170
Lampiran X : Contoh Respon berbentuk Voorstel (Usulan) ....................... 171
Lampiran XI : Bukti Seminar Proposal ........................................................ 172
Lampiran XII : Kartu Bimbingan Skripsi ...................................................... 173
Lampiran XIII : Sertifikat PPL I ..................................................................... 174
Lampiran XIV : Sertifikat PPL-KKN Integratif .............................................. 175
Lampiran XV : Sertifikat ICT ........................................................................ 176
Lampiran XVI : Sertifikat TOEFL .................................................................. 177
Lampiran XVII : Sertifikat TOAFL .................................................................. 178
Lampiran XVIII : Fotokopi KTM ...................................................................... 179
Lampiran XIX : Fotokopi KRS Terakhir ......................................................... 180
Lampiran XX : Bagan Latar Belakang Masalah ............................................ 181
Lampiran XXI : Bagan Analisis I .................................................................... 182
xxiii
Lampiran XXII : Bagan Analisis II ................................................................... 183
Lampiran XXIII : Printout Presentasi ................................................................ 184
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Modernisasi dalam suatu lapisan masyarakat yang ditandai dengan
adanya pertumbuhan sektor industri dan perdagangan, pembangunan
infrastruktur kota (gedung-gedung perkantoran, toko-toko, telepon, dan surat
kabar), dan semakin heterogennya lapisan sosial suatu masyarakat telah
memunculkan kelompok masyarakat konsumen. Kelompok masyarakat ini,
memerlukan terpenuhinya berbagai kebutuhan yang salah satunya adalah
layanan informasi cepat. Hal inilah yang kemudian memberikan stimulasi akan
hadirnya media (dalam hal ini media cetak) sebagai wahana interaksi sosial dan
sosialisasi nilai-nilai dalam masyarakatnya.1
Media massa ini berperan sebagai salah satu institusi sosial memiliki
peranan yang cukup signifikan dalam proses pembentukan karakter dan
moralitas suatu bangsa, tidak terkecuali Indonesia. Media massa yang berada
pada lapisan masyarakat memiliki peranan penting yaitu sebagai fungsi
pengawasan (surveillance) untuk menjaga lingkungan yang mendukung, fungsi
korelasi (correlation) sebagai pengait berbagai komponen masyarakat agar
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, fungsi penyampaian
warisan sosial (transmission of the social heritage), dan sebagai sarana
1 Keebet Von Benda-Beckman, Goyahnya Tangga Menuju Mufakat, (Jakarta: Grasindo,2000), hlm. 285-294 yang dikutip oleh Hendra Naldi, Booming Surat Kabar Sumatra’s Westkust,(Yogyakarta: Ombak, 2008), hlm. 3.
2
hiburan.2Fungsi dan peran media massa tersebut di Indonesia ditentukan oleh
sistem pers dan kebijakan politik yang berlaku. Meskipun secara teoritis fungsi
med
ia massa sudah digariskan berdasarkan pemahaman tekstual terhadap
sistem free but responsible press, namun secara praktis fungsi dan peranannya
dijalankan berdasarkan konvensi sosio-politik pada waktu tertentu. Namun
demikian, ada kecenderungan sebagaimana yang berlaku di negara
berkembang yang lain, bahwa media massa diharapkan mampu berperan
sebagai rekan kerja pemerintah dalam sistem sosial politiknya, sehingga media
massa memiliki fungsi yang eksklusif.3
Pemerintah di Indonesia, telah menegaskan fungsi pers tersebut dalam
bentuk UU. No. 40 tahun 1999 pasal 3 ayat 1 tentang Pers yang menyatakan
bahwa fungsi pers salah satunya adalah sebagai fungsi pendidikan.4 Peraturan
berikut ini juga didukung dengan adanya Kebijakan Nasional Pembangunan
Karakter Bangsa tahun 2010-2015 yang tertuang dalam Rencana Aksi Nasional
(RAN). Peraturan ini menyatakan bahwa media massa, baik elektronik maupun
cetak memiliki fungsi edukatif juga berperan dalam melaksanakan pendidikan
karakter untuk membentuk kepribadian bangsa Indonesia.5
2 William L. Rivers, Mass Media and Modern Society 2nd Edition, dialihbahasakan olehHaris Munandar dan Dudy Priatna dalam Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 35.
3 Siti Sholihati, Wanita dan Media Massa, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 35.4 Tim Penyusun, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 tentang
Pers, hlm. 2, dalam www.komisiinformasi.go.id, diakses pada 16 Februari 2013 pukul. 13.32WIB.
5 Tim Penyusun, Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025, hlm. 6-7, dalam www.puskurbuk.net , diakses pada 07 Mei 2013 pukul. 16.00 WIB.
3
Pada kenyataannya, media massa yang berperan dalam melakukan
perubahan sosio-kultural yang terjadi dalam masyarakat saat ini adalah televisi.
Pada saat dilakukan studi tentang peran televisi dalam masyarakat, para
peneliti sampai pada sebuah konklusi yang sama mengenai dominannya peran
negatif televisi jika dibandingkan dengan peran positifnya. Kecenderungan ini
akhirnya menimbulkan sebuah gambaran bahwa :
1. Kajian tentang media televisi seolah-olah “jalan di tempat” dan tidak
berkembang.
2. Televisi lebih banyak memberikan dampak negatif bagi masyarakat jika
dibandingkan dampak positifnya.6
Citra negatif ini digambarkan oleh Sirikit Syah dalam bentuk tayangan
sinetron yang hanya “menjual mimpi”, tayangan kriminalitas yang lebih
menonjolkan unsur sadisme, kemasan musik hiburan yang kering kreatifitas
dan lebih banyak menjiplak model Barat, dan sebagainya.7 Jika dikorelasikan
dengan dimensi sejarah pada tahun 1915-1945, maka didapati bahwa surat
kabar merupakan sebuah media massa yang memiliki fungsi dan peran yang
sama dengan televisi pada saat ini.
Terdapat beberapa alasan mengapa media massa yang berbentuk surat
kabar ini menarik untuk diteliti, yaitu :8
1. Pers merupakan cerminan kebudayaan, sehingga dengan mempelajari
perkembangan pers, dapat diketahui dan dipahami keadaan masyarakat
6 Sirikit Syah, Media Massa di Bawah Kapitalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999),hlm. 127-129.
7 Ibid., hlm. 5.8 Hendra Naldi, Booming Surat ..., hlm. 4-9.
4
tempat pers tersebut beredar. Perkembangan sistem komunikasi dan bahasa
juga dapat diamati dari perkembangan pers ini, bahkan secara khusus John
Corner menjelaskan bahwasanya bahasa media mencerminkan sebuah
reproduksi ideologis dari organisasi tertentu.9
2. Pers merupakan cerminan intelektual, yang biasanya digunakan sebagai
ajang penaungan dan penyampaian ide-ide, gagasan-gagasan. Oleh karena
itu, melalui pers yang terbit dapat diketahui corak dan sifat pemikiran, dasar
yang melandasi, serta sasaran dan tujuan dari pemikiran. Secara khusus
Sartono Kartodirdjo memberikan pemaparan fungsi surat kabar dalam
organisasi pergerakan untuk menyosialisasikan pergerakannya kepada
rakyat karena surat kabar bersifat kontinyu dan intensif.10
3. Pers merupakan rekaman berbagai peristiwa peristiwa sezaman, sehingga
dengan mempelajari pers dapat diketahui gambaran nyata tentang peristiwa
tertentu, beserta latar belakang dan cara mengatasinya.
4. Pers merupakan alat pertukaran informasi, gagasan dan hiburan11, serta alat
pendidikan secara informal. Hal ini menjadi sebuah keniscayaan mengingat
surat kabar kala itu menjadi satu-satunya media penyalur informasi.
Salah satu organisasi sosial-kemasyarakatan yang juga menggunakan
surat kabar sebagai media dakwahnya adalah Muhammadiyah. Organisasi ini
didirikan oleh abdi dalem Kesultanan Yogyakarta yaitu Raden Ngabehi
9 John Corner, “Tekstualitas, Komunikasi, dan Kuasa Media”, dalam Howard Davis danPaul Walton (edt), Language, Image, and Media, diterjemahkan oleh Ikramullah Mahyuddin,Bahasa, Citra, dan Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm. 308.
10 Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru; dari Kolonialisme sampaiNasionalisme jilid 2, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 116.
11 William L. Rivers, Mass Media ..., hlm. 17.
5
Muhamad Darwisy (K.H. Ahmad Dahlan) di Kauman, Yogyakarta pada 8
Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 18 Nopember 1912. Muhammadiyah
pada awal berdirinya bertujuan untuk menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi
Muhammad SAW kepada penduduk bumiputra dalam residensi Yogyakarta12
dan memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya.13 Tujuan
tersebut kemudian dijabarkan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu :14
1. Mendirikan, memelihara, atau membantu sekolah-sekolah yang diberi
pengajaran hal permulaan agama Islam juga, lain dari pada ilmu-ilmu yang
biasa diajarkan di sekolah.
2. Mengadakan perkumpulan sekutu-sekutunya dan orang-orang yang suka
datang; di situlah dibicarakan perkara-perkara Agama Islam.
3. Mendirikan dan memeliharakan atau membantu tempat sembahyang
(rumah-rumah wakaf dan masjid), yang dipakai melakukan agama buat
orang banyak.
12 Menurut pemaparan Muarif, masih terjadi diskusi yang panjang dengan pemerintahHindia-Belanda sebelum ditetapkan bahwa wilayah gerak Muhammadiyah adalah ResidensiYogyakarta. Karena awalnya Statuen Muhammadiyah versi draf pertama pada artikel No. 2, 4, 7menerangkan bahwa wilayah gerak organisasi adalah Jawa dan Madura. Penjelasan lebih lanjutlihat Mu’arif, Benteng Muhammadiyah; Sepenggal Riwayat dan Pemikiran Haji Fachrodin (1890-1929), (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010), hlm. 54. Kemudian setelah dikeluarkan BesluitGoebernemen tertanggal 2 September 1921 No.36, wilayah gerak Muhammadiyah diperluas dari“residentie Djokjakarta” menjadi “Hindia-Belanda”, lihat Makloemat dari HoofdbestuurMoehammadijah Djokjakarta dalam Soewara Moehammadijah, No.11 tahun 1921, hlm. 16.
13 Musthafa Kamal Pasha, dkk., Muhammadijah sebagai Gerakan Islam, (Yogyakarta:Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 1971), hlm. 10. Lihat juga Statuen Muhammadiyah 1912 artikel2 yang dikutip Mu’arif, Benteng Muhammadiyah... hlm. 54-55.
14 Statuen Muhammadiyah 1912 artikel 4 yang dikutip Mu’arif, BentengMuhammadiyah... hlm. 55. Dengan bahasa yang sedikit berbeda lihat juga Anggaran DasarMuhammadiyah yang diambil dari buku Statuen dan Algemeen Huishoudelijk Reglement dari“Moehammadijah”, dikeloearkan oleh Pengoeroes Besar Moehammadijah bahagian TamanPoestaka di Djokjakarta, Tjetakan jang ke V. 1346 H/1927 M yang dikutip oleh G.F. Pijper,Beberapa Studi tentang Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950, (Jakarta: UI Press, 1985), hlm.108. Lihat juga Javasche Courant, No. 71, 4 September 1914 yang dikutip oleh Deliar Noer,Gerakan Moderen... hlm. 86.
6
4. Menerbitkan serta membantu terbitnya kitab-kitab, kitab sebaran, kitab
khutbah, surat kabar, semua yang muat perkara ilmu Agama Islam, ilmu
ketertiban cara Islam.
Selain dengan mendirikan sekolah sebagai sebuah lembaga formal
pendidikan dalam melaksanakan pengajaran Agama Islam, Muhammadiyah
juga menerbitkan berbagai brosur, buku-buku, dan surat kabar yang sebagai
sarana pendidikan dalam rangka menyebarkan ajaran Kanjeng Nabi
Muhammad SAW.
Majalah atau surat kabar yang pernah diterbitkan oleh Muhammadiyah
di Solo adalah majalah Adil (kemudian bergabung dengan harian Republika).15
Sedangkan majalah atau surat kabar Suara Muhammadiyah, Mutiara, Suara
Aisyiyah, Mitra, Pancaran, Berita Hisbul Wathon, Melati, Sinar, Suluh Remaja,
dan Surya semuanya diterbitkan di Yogyakarta.16 Pada saat yang sama
dilakukan berbagai penerbitan buletin khusus dalam rangka Hari Besar Islam,
penerbitan Almanak Muhammadiyah, Suara Resmi Muhammadiyah (Berita
Resmi Muhammadiyah), berikut berbagai buku tuntunan Islam dan buku
terjemahan al-Qur’an.
Dengan penerbitan berbagai media berikut tadi, Muhammadiyah
mencoba untuk mengakomodir pola pendidikan informal yang diartikan oleh
Philip H. Coombs sebagai sebuah pendidikan yang diperoleh dari pengalaman
15 Abdul Munir Mulkan, Kiai Ahmad Dahlan; Jejak Pembaruan Sosial danKemanusiaan, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010), hlm. 17.
16 Nasruddin Anshoriy, Matahari Pembaruan; Rekam Jejak K.H. Ahmad Dahlan,(Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher, 2010), hlm. 113.
7
hidup sehari-hari baik secara sadar atau tidak.17 Upaya penerbitan surat kabar
dan majalah merupakan suatu langkah yang lazim yang dilakukan oleh
berbagai pergerakan saat itu. Surat kabar diterbitkan paling tidak bertujuan
untuk menyebarkan ilmu-ilmu keislaman, pada kasus tertentu digunakan untuk
menyampaikan pandangan politik dari para pemimpin organisasi.18 Inisiatif
penerbitan surat kabar Muhammadiyah di Yogyakarta datang dari H.
Fachrodin, yang kemudian melahirkan Suara Muhammadiyah (SM).19
Pada arsip tertua SM Nomor 2, Tahun I, 1915 (1333 H) banyak
berisikan artikel mengenai pengajaran Agama Islam. Misalnya pada kolom
ketiga berisi artikel “Keterangan Agama Islam”, di dalamnya juga dibahas Bab
Najis, Keterangan Bab Bulan, Bab Khitan yang berkesesuaian dengan tujuan
dan anggaran dasar Muhammadiyah dalam menyebarkan ajaran Kanjeng Nabi
Muhammad SAW dalam bentuk surat kabar. Hal ini didukung dengan
keterangan pada SM No.1 tahun 1925 sebagai berikut :
Goena meloeaskan pengadjaran Agama Islam dan pengetahoeanoemoem serta keperloean-keperloean Moehammadijah denganTjabang-tjabangnya. Dan memoeat djoega rentjana-rentjana atauseroean jang memadjoekan kaoem Moeslimin, dan pertanjaan-pertanjaan dan djawabannja jang berhoeboengan dengan Agama
17 Pola pendidikan informal ini dapat dijalankan oleh berbagai saluran komunikasipengajaran dan pendidikan, baik yang secara spontan maupun teratur. Terutama dalam keluargadan lingkungan (milleu), televisi, koran (surat kabar), majalah dan lain-lain. Lihat Y.B.Mangunwijaya, Impian dari Yogyakarta, Kumpulan Esai Masalah Pendidikan, (Jakarta: Kompas,2003), hlm. 91.
18 Dalam pembahasan ini yang dimaksud adalah surat kabar “Bandera Islam” yangdigunakan oleh HOS Tjokroaminoto (dan para pemimpin Sarekat Islam lain) untuk menyampaikanpandangan politiknya dalam memimpin Sarekat Islam. Hal ini terlihat dalam Bandera Islam, 14Desember 1924.
19 Mu’arif, “Surat Kabar; Officieel Orgaan”, dalam Majalah Basis, No. 01-02, Tahun Ke-60, (Yogyakarta: Yayasan BP Basis, 2011), hlm. 39.
8
Islam. Diterbitkan tiap-tiap boelan Islam oleh MoehammadijahBahagian Taman Poestaka Hindia Timur.20
Pada tahun 1928, SM No.3 tahun 1928 tertulis motto surat kabar
sebagaimana yang dijelaskan oleh Mu’arif sebagai berikut “Madjallah oentoek
meloeaskan pengadjaran agama Islam serta keperloean Moehammadijah dan
pengetahoean oemoem.”21 Juga terdapat keterangan sebagai berikut
“Diterbitkan tiap-tiap boelan Islam dan disiarkan dengan pertjoema oleh
Moehamamdijah Bahagian Taman-Poestaka HINDIA-TIMUR”.22
Hal yang menarik dalam penerbitan SM adalah adanya rubrik Isteri-
Islam yang mulai tercatat sebagai rubrik untuk menyebarkan Agama Islam dan
diperuntukkan secara khusus kepada para Muslimah. Hal ini terlihat dalam SM
No.1 tahun 1925 yaitu sebagai berikut :
Halaman Soeara Moehammadijah jang dihoesoeskan bagi kaoemMoeslimat, goena membentangkan pengadjaran, pengetahoean,penchabaran, soeroean, dan peringatan jang berhoeboengan atauterhadap kepada kaoem isteri tentang igama Islam, serta keperloean-keperloean Moehammadijah oeroesan Aisjijah di Hindia Timur.23
Secara umum dapat dipahami bahwa media massa berupa surat kabar
merupakan primadona dalam menyampaikan gagasan dan ide dari organisasi
kala itu. Sehingga, menjadi suatu hal yang logis jika M. Gani menjelaskan
bahwa golongan pergerakan memberikan perhatian yang besar kepada media
massa. Bersamaan dengan besarnya perhatian mereka yang besar ini maka
tidak heran sehingga banyak bermunculan surat kabar pada masa itu. Dengan
20 Soeara Moehammadijah, No. 1 tahun 1925, dikutip dalam Mu’arif, Surat Kabar ...,hlm.40-41.
21 Soeara Moehammadijah, No. 3 tahun 1928, dikutip dalam Ibid., hlm. 41.22 Ibid., hlm. 41.23 Soeara Moehammadijah, No. 1 tahun 1925, hlm. 26.
9
menerbitkan surat kabar secara mandiri akan lebih leluasa, teratur dan terarah
saat menyampaikan aspirasi suatu organisasi.24 Dalam konteks
Muhammadiyah, penerbitan surat kabar Suara Muhammadiyah juga berfungsi
untuk menjangkau khalayak secara luas dan menyebarkan konsep tajdid yang
menjadi pokok pemikiran dari K.H. Ahmad Dahlan.
Abdul Munir Mulkan memaparkan bahwa K.H. Ahmad Dahlan
mengambil fungsi-fungsi pragmatis dari kaum Kristiani dalam mencapai
tujuan-tujuan sosialnya, hal ini tercermin dalam sikapnya yang menggunakan
tradisi bangsa modern yang Nasrani dengan mendirikan rumah sakit, panti
asuhan, kepanduan, sekolah modern25 dan lain-lain, tidak terkecuali dalam
dunia pers. Fungsi pragmatis inilah yang kemudian digunakan sebagai sebuah
cara untuk mempopulerkan ide dan pemikirannya yang terinspirasi dari
gerakan pemurnian Wahabi. Pada saat yang sama K.H. Ahmad Dahlan juga
menerima alasan rasional dari Abduh dan Rasyid Ridha, namun tetap njawani26
dalam usaha mempopulerkan ide dan pemikirannya dengan laku santun yang
diambil dari tradisi Sufi. Dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, Yahdan
Ibnu Human Saleh menyatakan bahwa K.H. Ahmad Dahlan mencoba untuk
menggagas budaya tandingan.27
24 M. Gani, Surat Kabar Indonesia pada Tiga Zaman, (Jakarta: Departemen Penerangan,1978), hlm. 39-40.
25 Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa, (Jakarta: Al-Wasat Publishing House,2013), hlm. 164.
26 Njawani (bahasa Jawa) : tingkah lakunya seperti orang Jawa. Tim Penyusun BalaiBahasa Yogyakarta, Kamus Basa Jawa (Bausastra Jawa), (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2006),hlm. 300.
27 Budaya Tandingan merupakan sebuah gerakan yang bermaksud menolak satu budayayang telah ada dengan cara membangun struktur budaya yang telah ada dengan cara membangunstruktur budaya serupa meskipun dengan penyesuasian-penyesuaian pada beberapa unsurnya.Frederik Mayer, A History of Educational Thought, (Ohio: Merrils Book, 1966), hlm. 7 dikutip
10
Hal lain yang menarik dalam Muhammadiyah adalah perubahan sikap
Muhammadiyah dari gerakan puritan yang menampilkan sikap inklusif dan
tidak bersikap konfrontatif terhadap budaya Jawa28 menjadi gerakan yang
memiliki kecenderungan anti Jawa, anti Sufi, dan anti budaya asing setelah
tahun 1930. Perubahan sikap ini sedikit banyak mempengaruhi terbitan-terbitan
Muhammadiyah, sehingga menurut Ahmad Najib Burhani perubahan pakem
gerakan inasari dimaknai sebagai sebuah ambiguitas29 sikap gerakan.
Pembahasan mengenai Suara Muhammadiyah ini menjadi penting
karena media ini dapat memainkan peranannya untuk meningkatkan
pengetahuan agama para pembacanya, serta menciptakan sebuah forum dalam
masyarakat Indonesia untuk mengartikulasikan gagasan tentang perubahan30
kala itu. Pemilihan tahun 1915-1945 didasarkan pada teori yang dikemukakan
oleh Takashi Shiraishi yang menyatakan bahwa pada tahun 1915-1926
merupakan sebuah orde yang memaparkan tentang massive-nya perjuangan
masyarakat Jawa. Oleh karenanya, Takashi Shiraishi menyebutnya sebagai
‘zaman bergerak’. Berdasarkan dengan teori ini, peneliti berasumsi bahwa
surat kabar Suara Muhammadiyah pada saat itu juga masuk ke dalam surat
kabar yang memiliki fungsional sebagai penyalur gagasan dan ide
pembaharuan Muhammadiyah.
oleh Yahdan Ibnu Human Saleh, Colonial Education Policy & Muhammadiyah’s Education(Analitical History Muhammadiyah in Yogyakarta 1912-1942), diakses di digilib.uin-suka.ac.idpada tanggal 17 Oktober 2013, pukul 14.00 WIB.
28 Abdul Mu’ti, Testimoni Tokoh dalam Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa ...,hlm. viii-ix.
29 Ibid., hlm. 155.30 Achmad Jainuri, The Formation of the Muhammadiyah’s Ideology, 1912-1942,
(Montreal: The Institue of Islamic Studies, McGill University, 1997), hlm. 181.
11
Kajian dalam karya tulis ini, tidak ingin hanya berhenti pada tataran
interpretasi terhadap data yang diperoleh. Namun karya tulis ini mencoba
untuk menghadirkan rekonstruksi sejarah dari perkembangan Suara
Muhammadiyah sebagai media yang memiliki peran penting dalam pendidikan
informal. Sehingga data sejarah masa lalu dipahami dengan menggunakan
kesadaran historis (historical consciousness)31 yang melahirkan sikap obyektif-
kritis dan menepis pola romantisme32 maupun antiquarianisme33 sejarah.
Bertolak dari semua keterangan yang telah dipaparkan di atas, maka
akan diangkat sebuah penelitian skripsi dengan judul Peran Pers
Persyarikatan Muhammadiyah dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama
Islam bagi Warga Muhammadiyah (Studi terhadap Surat Kabar “Suara
Muhammadiyah” pada tahun 1915-1945).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Materi apa sajakah yang dipublikasikan dalam surat kabar Suara
Muhammadiyah pada tahun 1915-1945?
31 Terma ini dimunculkan oleh Gadamer untuk memaknai sejarah. Richard E. Palmer,Hermeneutics Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer,(Evanston: Northwesttern University Press, 1969), hlm 162 yang dikutip oleh Muqowim,Genealogi Intelektual Saintis Muslim; Sebuah Kajian tentang Pola Pengembangan Sains dalamIslam pada Periode ‘Abbasiyyah, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012), hlm. 15.
32 Romantisme sejarah merupakan sikap yang cenderung mengagumi sejarah masa lalutanpa berusaha mengkritisi dan mengkontekstualisasinya sesuai dengan tantangan kekinian. Sikapini cenderung melihat yang ‘enak-enak atau indah’ saja dari masa lalu, ibarat orang yang selaluingin bernostalgia dengan masa lalunya. Hal ini cenderung menjadikan orang mengagumi masalalu tanpa kritik. Ibid., hlm. 359.
33 Antiquarianisme adalah sikap memperlakukan masa lalu hanya untuk masa lalu saja,tidak ada upaya mendialogkan data masa lalu itu dengan problem kekinian. Ibid., hlm. 359.
12
2. Bagaimana peran surat kabar Suara Muhammadiyah dalam melaksanakan
Pendidikan Agama Islam bagi Warga Muhammadiyah pada tahun 1915-
1945?
3. Bagaimana respon Warga Muhammadiyah terhadap pola Pendidikan
Agama Islam yang dilaksanakan oleh surat kabar Suara Muhammadiyah
pada tahun 1915-1945?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui materi apa sajakah yang dipublikasikan dalam surat
kabar Suara Muhammadiyah pada tahun 1915-1945.
2. Untuk mengetahui peran surat kabar Suara Muhammadiyah dalam
melaksanakan Pendidikan Agam Islam bagi Warga Muhammadiyah pada
tahun 1915-1945.
3. Untuk mengetahui respon Warga Muhammadiyah terhadap pola
Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan oleh surat kabar Suara
Muhammadiyah pada tahun 1915-1945.
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan dari segi teoritis adalah sebagai kontribusi pemikiran bagi
pengembangan keilmuwan dalam bidang Pendidikan Islam, khususnya
peran surat kabar dalam melaksanakan dan membentuk pemikiran publik.
2. Kegunaan praktis penelitian ini adalah untuk menumbuhkan pemahaman
peran surat kabar Suara Muhammadiyah dalam melaksanakan Pendidikan
13
Agama Islam, sekaligus dapat digunakan sebagai referensi untuk
penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
D. Tinjauan Pustaka
Kajian ataupun penelitian tentang Suara Muhammadiyah memang
sudah banyak dilakukan oleh para sarjana, termasuk yang berkaitan dengan
materi dakwah dalam Suara Muhammadiyah. Surat kabar Suara
Muhammadiyah yang saat ini berbentuk majalah yang terbit setiap 2 pekan
sekali, dahulu berbentuk surat kabar yang menjadi media resmi dari
Muhammadiyah untuk mensosialisasikan ide dan gagasan yang diemban oleh
Muhammadiyah. Dalam tulisan ini digunakan dokumen dan bukti sejarah
dalam mengkaji peran pendidikan yang dilakukan surat kabar Suara
Muhammadiyah. Hal ini disebabkan karena batasan waktu yang diteliti berada
pada kisaran tahun 1915-1945.
Penelitian mengenai Suara Muhammadiyah secara umum memang
sudah ada, keberadaan hasil penelitian tersebut diposisikan sebagai kajian
pustaka serta referensi untuk penelitian ini. Literatur-literatur yang mengkaji
atau meneliti tentang peran surat kabar dalam pembelajaran yang digunakan
sebagai sebuah media, tetap menjadi pertimbangan tersendiri dalam
mengeksplorasi peran surat kabar dalam melaksanakan pendidikan. Oleh
karena itu digunakan beberapa penelitian sebagai pembanding penelitian yang
dilakukan, di antaranya adalah :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Akhiriyati Sundari dalam
skripsinya yang berjudul “Materi Pendidikan Agama Islam dalam Media
14
Massa (Studi Kasus Kolom Hikmah Harian Umum Republika Edisi Maret
2004)”, 2005, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.34 Dalam
penelitian ini dibahas mengenai peran media massa dalam melaksanakan
pendidikan karena penulis menilai bahwasanya masyarakat butuh sebuah pola
pendidikan yang tidak hanya berupa pengetahuan yang terkonsep dalam
kurikulum dan terjenjang. Namun lebih luas lagi, seluas kenyataan hidup
masyarakat itu sendiri. Peran media sendiri dijelaskan untuk menjangkau
masyarakat yang luas tersebut sebagai sebuah pola pendidikan informal.
Prosentase materi yang terdapat dalam kolom Hikmah edisi Maret 2004 ini
adalah Aqidah 7,69%, Ibadah 19,23%, Muamalah 57,69%, dan Akhlak
15,38%.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yuyun Nailufar dalam
skripsinya yang berjudul “Studi Tentang Materi dan Metode Dakwah Majalah
Suara Muhammadiyah Yogyakarta (Analisis Isi Rubrik Hikmah Periode
2004)”, 2005, Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.35 Dalam
penelitian tersebut dibahas mengenai materi dan metode dakwah majalah Suara
Muhammadiyah, yang termasuk di dalamnya adalah dakwah yang didasarkan
pada ajaran Islam itu sendiri yang berpangkal dari Al-Qur’an dan Hadist.
Frekuensi materi dalam rubrik hikmah tersebut antara lain Aqidah 37,4%,
Ibadah 2,8%, Muamalah 19,6%, dan Akhlak 40,2%. Metode yang digunakan
dalam rubrik ini adalah hikmah dan mau’izah hasanah. Skripsi ini secara
34 Akhiriyati Sundari, “Materi Pendidikan Agama Islam dalam Media Massa (Studi KasusKolom Hikmah Harian Umum Republika Edisi Maret 2004)”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN Sunan Kalijaga, 2005.
35 Yuyun Nailufar, “Studi Tentang Materi dan Metode Dakwah Majalah SuaraMuhammadiyah,” Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2005.
15
umum membahas mengenai pernyataan yang disampaikan da’i melalui rubrik
hikmah tentang peri kehidupan yang berlandaskan dengan Islam.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh R.M. Joko Prawoto Mulyadi
dalam skripsinya yang berjudul “Nasionalisme Pers : Studi Kasus Peran
Medan Prijaji dalam Menumbuhkan Kesadaran Kebangsaan”, 2011, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.36 Dalam
penelitian tersebut penulis membahas mengenai peran pers dalam
melaksanakan pendidikan dan membentuk kesadaran awal mengenai perlunya
ide kebangsaan. Skripsi ini menekankan pada titik awal sebuah kebangkitan
bangsa yang dipelopori oleh pers yang melakukan pendidikan masal pada
masyarakat dan membakar kesadaran kebangsaan terutama bagi kaum
terpelajar.
Beberapa penelitian yang menjadi tinjauan pustaka tersebut digunakan
sebagai bahan pelengkap dalam penelitian yang dilakukan pada saat ini.
Perbedaan dari skripsi yang dibahas saat ini adalah bahwa surat kabar Suara
Muhammadiyah yang diteliti berada pada dimensi masa lalu yaitu tahun 1915-
1945. Skripsi ini tidak hanya membahas materi yang tercantum dalam surat
kabar Suara Muhammadiyah saja, namun juga membahas mengenai peran surat
kabar tersebut dalam Pendidikan Agama Islam dan respon balik dari warga
Muhammadiyah kala itu.
Dimensi masa lalu inilah yang menjadi perbedaan dengan penelitian-
penelitian skripsi pertama dan kedua. Sedangkan penelitian ketiga digunakan
36 R.M. Joko Prawoto Mulyadi, “Nasionalisme Pers: Studi Kasus Peran Medan Prijajidalam Menumbuhkan Kesadaran Kebangsaan,” Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UINSyarif Hidayatullah, 2011.
16
untuk bahan pustaka dan perbandingan peran pers yang diperankan oleh Medan
Prijaji (yang dibahas dalam skripsi tersebut), dengan Suara Muhammadiyah
(yang dibahas dalam penelitian skripsi ini). Kajian ini bermaksud
mengumpulkan data dan memberikan interpretasi terhadapnya, proses
selanjutnya adalah metode rekonstruksi sejarah sehingga mampu menangkap
hal-hal yang melatarbelakangi berkembangnya Suara Muhammadiyah sebagai
media massa pergerakan kala itu. Metode ini digunakan sebagai sebuah
tawaran untuk problematika media saat ini, dengan bahasa lain nilai dalam
sejarah Suara Muhammadiyah dapat terjaga dan termanifestasikan kembali
mengikuti perubahan zaman.
E. Landasan Teori
1. Paradigma untuk Menganalisis Suara Muhammadiyah
Paradigma merupakan sebuah sudut pandang dalam melihat suatu
hal. Paradigma ini diperlukan sebagai suatu alat untuk memandang suatu hal
secara komprehensif dan integral. Dalam konteks Suara Muhammadiyah,
skripsi berikut ini tidak menggunakan “paradigma lama (orientalis37)”38
yang digunakan para sarjana Belanda untuk mengkaji Islam. Namun
menggunakan “paradigma yang berpusat pada Islam” (Islam Centered).
Paradigma lama orientalis pada dasarnya menempatkan Islam
sebagai posisi inferior di Jawa dan hanya mempengaruhi aspek-aspek
37 Orientalisme berasal dari kata orient yang berarti timur dan isme yang berarti paham.Orientalisme adalah suatu pengertian yang lengkap di mana dikumpulkan pengetahuan yangberasal dari sumbernya yang asli yang berkenaan dengan bahasa, agama, kebudayaan, sejarah,ilmu bumi, ethnografi, kesusastraan dan kesenian yang berada di timur. Lihat : A. Muin Umar,Orientalisme dan Studi tentang Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 7-8.
38 Meminjam istilah yang dipaparkan oleh Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa..., hlm. 24.
17
superfisial dari masyarakat dan budaya Jawa.39 Definisi yang demikian
terbentuk setelah para sarjana Belanda memiliki paranoia terhadap Islam
sebagai ideologi politik. Akhirya terbentuk kecenderungan menempatkan
Islam ideologis sebagai musuh yang harus diberantas, dan menyisakan
Islam pada urusan keluarga40 dan ranah ibadah41 saja. Implikasi logis pada
penggunaan paradigma ini adalah bahwa Islam ditempatkan vis a vis dengan
Jawa (berikut seperangkat kebudayaannya).
Posisi Islam yang berbenturan dengan Jawa merupakan misi Belanda
agar dapat mengalahkan Islam dengan membaratkan kalangan priyayi
dengan budaya Belanda, sehingga tercipta jarak antara priyayi dengan
Islam. Hal ini cukup beralasan mengingat kesatuan antara ulama yang
priyayi atau priyayi yang ulama tidak dapat dipisahkan dalam konstruk
kerajaan di Jawa.
Konstruk demikian terbentuk sejak zaman walisongo yang
berkeinginan mendirikan pusat pemerintahan yang bercorak Islam dengan
dukungan penguasa pantai utara Jawa yang telah masuk Islam.42 Berdirinya
kerajaan Jawa yang bercorak Islam adalah manifestasi konkret dari peran
politik ulama dahulu. Kondisi ini terus berlanjut hingga pada masa
Pakubuwana II, pada masa inilah Islam menjadi bagian tak terpisahkan dari
39 Ibid., hlm. 34.40 Ibid., hlm. 26.41 Nengah Bawa Atmadja, Genealogi Keruntuhan Majapahit, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), hlm. 173.42 Mohammad Hisyam, Ulama dan Pergeseran Kekuasaan di Jawa, (Jakarta: LRKN-
LIPI, 1984), hlm. 3 yang dikutip oleh Ibnu Qoyim Isma'il, Kiai Penghulu Jawa; Peranannya diMasa Kolonial, (Jakarta: GIP, 1997), hlm. 33.
18
kejawaan, terutama lingkungan keraton.43 Bahkan ulama dan priyayi
memiliki hubungan yang berkelindan satu sama lain. Hal ini terlihat dari
wewenang ulama untuk mengesahkan dan memberi gelar Sultan pada raja-
raja Islam di Jawa, menentukan garis besar politik pemerintahan,
bertanggungjawab atas keamanan kaum muslimin dan kerajaan Islam, serta
berhak mencabut kedudukan sultan bila menyimpang dari kebijakan para
wali.44
Westernisasi akhirnya menjadi kebijakan alternatif pilihan untuk
menggiring priyayi yang telah kehilangan kedekatan kultural dan politik
dengan Islam sehingga menjauh dengan Islam. Situasi inilah yang telah
mempengaruhi priyayi yang tadinya menjadi bagian dari entitas santri untuk
keluar dari entitas tersebut.45 Paradigma lama orientalis ini didukung oleh
sarjana-sarjana Belanda seperti Poensen, Van Vollenhoven, dan Snouck
Hurgronje, serta Geertz dan Penders yang mewakili tipe sarjana model
lama. Nampaknya para sarjana dengan paradigma lama ini memiliki hasrat
untuk meminggirkan (baik mengurangi secara konseptual, tempat dan peran
agama dan budaya) Islam46, sehingga menciptakan istilah yang oleh
Woodward disebut sebagai paradigma orientalis anti-Islam.
Dalam konteks menganalisis surat kabar Suara Muhammadiyah,
paradigma yang menempatkan Islam vis a vis dengan Jawa akan
43 M.C. Ricklefs, Islam and The Reign of Pakubuwana II, 1726-49, hlm. 237-253 yangdikutip oleh Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa ..., hlm. 38.
44 Ibnu Qoyim Isma'il, Kiai Penghulu ..., hlm. 49-50.45 Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa ..., hlm. 28.46 Hal ini dipaparkan dengan jelas oleh Willim R. Roff, “Islam Obscured? Some
Reflection on Studies of Islam and Society in Southeast Asia” dalam Archipel, 20, No. 1 (1985),hlm. 7 yang dikutip oleh Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa ..., hlm. 34.
19
membentuk konstruk berpikir bahwa pemberitaan dalam Suara
Muhammadiyah digunakan untuk selalu berbenturan dengan budaya Jawa.
Hal ini tidak selamanya benar, karena pada dasarnya Muhammadiyah tidak
dapat melepaskan identitas dirinya sebagai sebuah organisasi keislaman
yang lahir di lingkungan Kauman yang berkaitan erat dengan Jawa.
Jika diasumsikan bahwa budaya Jawa merupakan percampuran dari
pra-Hindu, Hindu, Buddha, dan Islam; maka dengan berangkat dari asumsi
ini pemberitaan dalam Suara Muhammadiyah digunakan sebagai sebuah
upaya untuk menghilangkan tata cara peribadatan pra-Islam, dan bukan
terhadap Jawa sebagai sebuah entitas yang berdiri sendiri. Dalam kajian
Ahmad Najib Burhani ketika menulis tentang budaya permukaan (surface
culture) bahasa dan aksara Jawa, busana tradisional, Muhammadiyah tetap
memberikan apresiasi terhadap budaya Jawa.47
Paradigma yang digunakan dalam kajian ini adalah “paradigma
yang berpusat pada Islam” (Islam Centered).48 Paradigma semacam ini
dibela oleh peneliti semacam William R. Roff, Marshall G. S. Hodgson, dan
Mark R. Woodward dengan memberikan sebuah intrepretasi baru terhadap
posisi Islam dalam kajian Islam dan Jawa. Woodward bahkan menyatakan
bahwa Islam meresap begitu cepat dan mendalam ke dalam anyaman
47 Hal ini tercermin dalam sikap Muhammadiyah saat : (1) mengekspresikan sopan santunala Jawa, (2) menyukai bahasa Jawa dalam terbitan-terbitannya, (3) menggunakan gaya busanaJawa sebagai seragam resmi, (4) menggunakan nama-nama Jawa, serta (5) ikut serta dalamgerakan budaya Jawa. Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa ..., hlm. 157.
48 Ibid., hlm. 39.
20
budaya Jawa karena ia dianut oleh istana-istana kerajaan sebagai landasan
bagi negara teokratis.49
Woodward juga menjelaskan bahwa aksioma-aksioma budaya Jawa
tidak lagi dibentuk oleh Hindu/Budha atau ajaran-ajaran animisme. Sistem
kepercayaan yang dijunjung tinggi oleh orang Jawa adalah Islam.50 Mitsuo
Nakamura yang melakukan kajian terhadap Muhammadiyah di Kotagede
memberikan penegasan bahwa tidak ada yang aneh bila seorang Jawa
menjadi seorang Muslim taat. Pada saat yang sama Muhammadiyah boleh
jadi tampak anti-orang Jawa, tapi sebenarnya ia menjelmakan nilai-nilai
Jawa dalam banyak cara. Mungkin kita bisa katakan bahwa inilah contoh
sebuah agama universal seperti Islam, yang telah menjadi tradisi agama
yang hidup di lingkungan orang Jawa.51
Nakamura juga menjelaskan bahwa konsep sabar, ikhlas, slamet
yang diperkenalkan Geertz sebagai nilai utama dalam pandangan
masyarakat tradisional Jawa, sebenarnya bersumber dari ajaran Islam.
Sembari merujuk The Shorter Encyclopedia of Islam, Nakamura
menunjukkan istilah-istilah yang menjadi kunci tata nilai dalam masyarakat
Jawa sebenarnya berasal dari bahas Arab dan bersumber pada ajaran Islam.
49 M.R. Woodward, Islam in Java : Normative Piety and Mysticism in the Sultanate ofYogyakarta, (Arizona: The University of Arizona Press, 1989), hlm. 2-3 yang dikutip oleh AhmadNajib Burhani, Muhammadiyah Jawa ..., hlm. 41.
50 Ibid., hlm. 42.51 Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over The Banyan Tree, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1993), hlm 182-183.
21
Pemakaian istilah-istilah tersebut dalam bahasa Jawa kontemporer sangat
serasi dengan pengertian relijiusnya yang asli.52
Berdasarkan dengan pendapat para ahli tersebut, digunakan
paradigma yang berpusat pada Islam dengan menempatkan Islam sebagai
bagian integral dalam budaya Jawa (Islam diadaptasi oleh Jawa). Implikasi
dari hal ini adalah bahwa Islam ditempatkan vis a vis dengan Kristen yang
menjadi bagian signifikan dari budaya Eropa. Bahkan secara khusus,
Ahmad Najib Burhani memberikan penjelasan bahwa pendirian
Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari peran Sultan. Hal ini merupakan
proyek rahasia Sultan untuk menahan merangseknya misi Kristen dan
budaya Barat ke Kesultanan Yogyakarta.53
Dengan demikian, upaya menganalisis Suara Muhammadiyah
menggunakan paradigma Islam Centered diharapkan dapat mendudukkan
surat kabar ini sesuai dengan tujuan awal dibentuknya dan meminimalisir
subjektivitas dalam kajian sejarah sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan.
Pembahasan dengan menggunakan teori berikut ini akan digunakan pada
Bab III dalam subbab Suara Muhammadiyah sebagai kontrol sosial dalam
masyarakat. Paradigma ini akan dibahas dengan mengkorelasikan hubungan
Muhammadiyah dengan budaya jawa, Muhammadiyah dan kaum
tradisional, dan Muhammadiyah dengan penetrasi misi kristen.
52 Bambang Pranowo, Memahami Islam Jawa, (Jakarta: Pustaka Alvabet dan LaKIP,2011), hlm. 10.
53 Ahmad Najib Burhani menjelaskan bahwa hal ini terlihat dari dukungan material(berupa uang dan tanah) yang diberikan Sultan kepada sekolah-sekolah Muhammadiyah.Wawancara pribadi Ahmad Najib Burhani dengan Gusti Joyokusumo (seorang pangeranYogyakarta) di Jakarta pada 30 Januari 2003. Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa ...,hlm. 70.
22
2. Tinjauan tentang Teori Peran
Peran mempunyai arti bagian dari aktivitas yang dimainkan oleh
seseorang54 dapat juga diartikan sebagai seperangkat tingkat yang
diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.55
Sedangkan Gross, Masson, dan Mc. Eachen mendefinisikan peran sebagai
seperangkat harapan-harapan yang dikarenakan kepada individu yang
menempati kedudukan soaial tertentu.56
Secara khusus Soerjono Soekanto mengartikan peran sebagai aspek
dinamis dari kedudukan (status), keduanya tidak dapat dipisahkan sehingga
tidak ada peran tanpa kedudukan dan tidak ada kedudukan tanpa peran.57
Oleh karena itu, kedudukan yang dimaksud dalam hal ini adalah berkaitan
dengan partisipasi dalam hubungannya dengan seseorang/suatu komponen
masyarakat. Terdapat beberapa hal yang menjelaskan mengenai konsep
partisipasi dalam teori peran tersebut, yaitu :58
54 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), hlm.440.
55 Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar BahasaIndonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 667.
56 N. Gross, W.S. Mason, and A.W. McEachern, Explorations in Role Analysis, (NewYork: Wiley, 1958), bab.4 yang dikutip oleh David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi,disunting oleh Paulus Wirutomo, (Jakarta: Rajawali, 2003), hlm. 105-106.
57 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajagrafindo, 2000), hlm.268.
58 Zainudin Seno Aji, “Peran Radio Pemerintah Daerah dalam Program Siaran AgamaIslam sebagai Media Dakwah di Kabupaten Klaten tahun 2007-2008,” Skripsi, Fakultas Dakwah;UIN Sunan Kalijaga, 2008, hlm. 9-10.
23
a. Ikut Serta
Pengertian peran yang berarti ikut serta ini adalah pengertian
peran yang paling minimal. Secara etimologis ikut berarti turut59, yang
dimaksud dalam konteks ini adalah bahwa surat kabar Suara
Muhammadiyah (yang merupakan Officieel Orgaan dari
Muhammadiyah) hanya bertindak paling minimal dalam konsep peran,
karena hanya ikut meramaikan dalam menyebarluaskan ajaran Agama
Islam yang bisa saja telah disebarluaskan pula oleh surat kabar yang
lain yang merupakan corong suatu organisasi/pergerakan kala itu.
b. Salah Satu Unsur yang Penting
Pengertian peran yang berikut ini lebih mendalam dari pada
hanya sekedar ikut serta. Unsur penting memiliki arti bagian yang
sangat berharga, berguna, sangat perlu.60 Dalam konteks pers yang
dimaksud, Suara Muhammadiyah menempati posisi yang sangat perlu,
berguna, berharga demi tersebarluaskannya ajaran Agama Islam di
tengah masyarakat secara umum.
c. Sangat Menentukan
Dalam pengertian ini, konsep peran yang dimaksud adalah
bahwa Suara Muhammadiyah memberikan batasan yang jelas mengenai
tersebarnya ajaran Agama Islam di tengah masyarakat. Batasan yang
dimaksud ini amat berpengaruh dalam masyarakat (sangat
59 Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: WidyaKarya, 2005), hlm. 176.
60 Ibid., hlm. 370.
24
mempengaruhi). Posisi ini adalah posisi paling tinggi/utama dalam
konsep peran.
Kajian dalam skripsi ini juga akan membahas pada posisi di
mana surat kabar Suara Muhammadiyah ini menempatkan posisinya
dalam melaksanakan pembinaan mengenai ajaran Agama Islam
terhadap masyarakat. Pada saat yang sama kajian ini juga akan
menempatkan posisi Suara Muhammadiyah dengan menggunakan teori
peran organisasi yang dipopulerkan oleh Biddle61 dengan memfokuskan
pada peran yang dihubungkan dengan kedudukan sosial pada sistem
sosial yang hirarkis yang berorientasi pada tugas.
Senada dengan Biddle, Abdul Munir Mulkan menyampaikan
bahwa sistem organisasi dalam Muhammadiyah terinspirasi dari
bangsa-bangsa modern yang Nasrani.62 Pembahasan tentang Suara
Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari organisasi induknya yaitu
Muhammadiyah, karena pada dasarnya surat kabar Suara
Muhammadiyah merupakan organ resmi63 dalam Muhammadiyah.
Sehingga kemodernan organisasi Muhammadiyah yang terinspirasi dari
organisasi Nasrani modern yang dibawa oleh bangsa-bangsa lain telah
memberikan efek modernisasi pula pada Suara Muhammadiyah sebagai
organisasi pers-nya.
61 Bruce J. Biddle, “Role Theory” dalam Edgar F. Borgota (edt.), Encyclopedia ofSociology Volume 3, (New York: Macmillan Publishing Company, 1992), hlm. 1683.
62 Abdul Munir Mulkan, Epilog; Tolerensi dan Sikap Terbuka : Kekuatan UtamaMuhammadiyah dalam Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa ..., hlm. 164.
63 Upaya memproklamirkan Suara Muhammadiyah menjadi organ resmi tercantum dalamcover depan Suara Muhammadiyah no. 1-2 tahun 1929 (Officieel orgaan dari perserikatanMoehammadijah Hindia Timoer). Lihat : Mu’arif, Surat Kabar ..., hlm. 41.
25
3. Tinjauan tentang Media Massa (Surat Kabar) dan Peranannya dalam
Pendidikan
Media oleh Arief S. Sadiman diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
(anak didik) sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.64 Para ahli
komunikasi telah memiliki sebuah kesepakatan mengenai konsep dan
pembatasan dalam penggunaan istilah “media massa”, yaitu alat komunikasi
modern yang digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan informasi
kepada masyarakat luas secara umum.65 Berdasarkan pada definisi yang
telah disepakati oleh para ahli tersebut, yang dapat digolongkan sebagai
media massa adalah :
a. Koran, majalah, tabloid sebagai bentuk media cetak.
b. Radio sebagai bentuk media elektronik auditif.
c. Televisi sebagai bentuk media elektronik visual-auditif.66
Berbagai bentuk media massa inilah yang membentuk pemikiran
publik pada tiap zamannya. Pada masa terbentuknya berbagai negara-bangsa
(nation state), media cetak (surat kabar) memiliki peran yang sangat penting
sehingga negara-bangsa modern bisa hadir di tengah masyarakat. Pendapat
ini lahir dari peristiwa berabad-abad mengenai peran media cetak yang
menjadi satu-satunya alat pertukaran dan penyebaran informasi, gagasan,
64 Arif S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, danPemanfaatannya, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), hlm. 7.
65 Siti Sholihati, Wanita dan Media ..., hlm. 31.66 Ibid., hlm. 32.
26
dan hiburan. Hal ini menjadi sebuah keniscayaan mengingat surat kabar kala
itu menjadi satu-satunya media penyalur informasi sekalipun dengan
berbagai keterbatasan akibat sarana yang masih terbatas dan tingginya
tingkat buta huruf masyarakat.67
Dalam konteks organisasi pergerakan, secara khusus Sartono
Kartodirdjo menjelaskan bahwa antara organisasi pergerakan dan surat
kabar diibaratkan sebagai kembar siam. Keduanya hidup berdampingan
secara simbiotik, ada saling ketergantungan secara organik, yang satu sukar
mempertahankan eksistensinya tanpa yang lain. Surat kabar merupakan cara
efektif bagi organisasi pergerakan untuk menyosialisasikan pergerakannya
kepada rakyat karena surat kabar bersifat kontinyu dan intensif.68
Konteks pembahasan khusus ini ditujukan secara spesifik oleh
Sartono Kartodirdjo hanya pada organisasi pergerakan nasional, karena
organisasi ini lebih memberikan penekanan kegiatannya pada kegiatan
politik. Pada saat yang sama terdapat hal yang menarik untuk dicermati dari
pernyataan John Corner mengenai media bahwasanya bahasa media
mencerminkan sebuah reproduksi ideologis dari organisasi tertentu69, pada
pembahasan mengenai surat kabar Suara Muhammadiyah, tentu hal ini
berhubungan dengan ide yang dibawa dibawa sejak awal yaitu Tajdid
dengan menentang segala praktek Takhayul, Bid’ah, dan Khurafat.
67 William L. Rivers, Mass Media ..., hlm. 17.68 Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia ..., hlm. 116.69 John Corner, “Tekstualitas, Komunikasi, dan Kuasa Media”, dalam Howard Davis dan
Paul Walton (edt), Language, Image, and Media, diterjemahkan oleh Ikramullah Mahyuddin,Bahasa, Citra, dan Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hlm. 308.
27
Media massa (surat kabar) ini menjadi penting adanya bagi
masyarakat, sebagai sebuah hak untuk mendapatkan akses informasi seluas-
luasnya. Hak inilah yang oleh media massa dimainkan sebagai fungsi
pendidikan. Frederik Mayer secara khusus memaparkan bahwa pendidikan
menekankan maknanya sebagai proses menuju upaya pencerahan umat
manusia guna menumbuhkan kekuatan intelektual, kesiapan emosi dan
kesadaran etis.70 Hal inilah yang seharusnya menjadi tujuan media dalam
menyebarluaskan berita.
Pendidikan yang lahir dari peranan media dalam konteks ini adalah
the process of social learning, sehingga tidak berkonotasi pada
pembelajaran secara formal yang berlaku pada berbagai pendidikan formal
seperti sekolah dan perguruan tinggi.71 Oleh karena keluasan inilah, maka
pendidikan kemudian juga memiliki proses yang beragam tergantung situasi
dan kondisi. Hal ini karena pendidikan ditinjau dari prosesnya merupakan
kegiatan komunikasi/penyampaian pesan dari komunikator (pendidik)
melalui saluran/media tertentu yang dapat berupa koran, majalah, televisi,
internet, dan radio ke komunikan (peserta didik).72 Bahkan secara khusus
media massa memang dapat dimanfaatkan untuk sarana pendidikan.73
70 Yahdan Ibnu Human Saleh, Colonial Education ..., diakses di digilib.uin-suka.ac.idpada tanggal 17 Oktober 2013, pukul 14.00 WIB.
71 Siti Sholihati, Wanita dan Media ..., hlm. 37.72 Arif S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan ... hlm. 11-12.73 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Praktis Menulis Berita, (Jakarta: Mini Jaya
Abadi, 1996), hlm. 11.
28
4. Tinjauan terhadap Pendidikan Agama Islam dan Materinya
Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani paedagogi
yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.74 Istilah ini padanan kata
dalam bahasa Inggrisnya adalah education yang berarti pengembangan dan
bimbingan. Sedang dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan tarbiyah yang
berarti pendidikan.75
Sedangkan Agama Islam dalam pandangan Nurcholis Madjid
dimaknai sebagai berikut yaitu keseluruhan tingkah laku manusia yang
terpuji dalam hidupnya yang tingkah laku itu membentuk keutuhan manusia
berbudi luhur (berakhlak karimah), atas dasar percaya atau iman kepada
Allah dan tanggungjawab pribadi di kemudian hari.76
Pendidikan Agama Islam dengan demikian mempunyai pengertian
sebagai pendidikan yang dilaksanakan berdasar ajaran Islam atau segala
usaha bimbingan secara sengaja terhadap anak didik dari orang dewasa agar
mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama
Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran
Agama Islam itu sebagai pandangan hidupnya demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.77 Pada titik inilah
kemudian terdapat perbedaan antara Pendidikan Agama Islam dan subyek
pelajaran lain. Hal ini disebabkan karena Pendidikan Agama Islam tidak
74 Paedagogi berasal dari kata pais yang artinya anak dan again yang artinyamembimbing. Anak di sini dimaksudkan sebagai sebuah generasi. Lihat : Abu Ahmad dan NurUhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hlm. 69.
75 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), hlm. 1.76 Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius; Membumikan Nilai-nilai Islam dalam
Kehidupan Masyarakat, (Jakarta: Paramadina, 2000), hlm. 91.77 Zakiyah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 86.
29
hanya sekedar mengajarkan agama, namun juga menanamkan komitmen
terhadap agama yang dipelajari oleh peserta didik.78 Dengan demikian,
Islam sebagai Agama akhirnya menempatkan posisinya pada sebuah tatanan
nilai mulia yang menjiwai apapun yang terdapat di dunia ini.79 Sehingga
membentuk sebuah korelasi logis bagi para pemeluk agama Islam untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul dengan
distandarkan pada Islam itu sendiri.
Ada banyak definisi lain yang dikemukakan oleh para tokoh tentang
Pendidikan Agama Islam. Definisi ini, meskipun memiliki perbedaan dalam
beberapa sisi, namun memiliki penekanan yang sama. yakni bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dari manusia dewasa dalam
mewujudkan atau menuangkan gagasan-gagasan (ide), pengetahuan,
seperangkat nilai-nilai serta perilaku-perilaku yang merupakan cerminan
Agama Islam kepada anak didik (dalam arti luas); melalui metode dan
media tertentu agar terjadi tujuan yang dicita-citakan yakni manusia yang
berkepribadian luhur sesuai Islam.
Pendidikan Agama Islam dilakukan melalui serangkaian proses
termasuk aneka dimensinya, yang dalam perkembangannya dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan tentang ajaran Agama Islam
sebagai stimulus terhadap perkembangannya. Pengetahuan tentang ajaran
Agama Islam inilah yang menjadi sumber materi pendidikan agama Islam.
78 Chabib Thoha, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2004), hlm. 2.
79 Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (ParadigmaBaru), (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hlm. 9.
30
Secara garis besar, materi Pendidikan Agama Islam terbagi dalam aqidah,
ibadah, muamalah dan akhlak.80
Sumber materi Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai
berikut ini :
a. Aqidah merupakan materi utama dan pertama dalam hidup manusia,
yang tidak hanya cukup percaya kepada Tuhan, melainkan harus
meningkat menjadi sikap mempercayai kepada adanya Tuhan dan
menaruh kepercayaan kepada-Nya.81
b. Sedangkan akhlak secara sekilas diartikan suatu sikap yang mendorong
ke arah melakukan perbuatan yang tidak memerlukan pertimbangan
pikiran terlebih dahulu.82
c. Ibadah diartikan sebagai bakti manusia kepada Allah SWT karena
didorong dan dibangkitkan oleh aqidah Tauhid.83
d. Muamalah secara sekilas diartikan sebagai hubungan dalam
perikehidupan sosial, yang lebih banyak jika dibandingkan kegiatan
ritual.84
5. Warga Muhammadiyah
Warga dapat diartikan sebagai anggota keluarga, perkumpulan,85
anggota perserikatan dan sebagainya. 86 Istilah warga Muhammadiyah,
80 Abdul Majida dan Dian Andayani, PAI berbasis Kompetensi, Konsep, danImplementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 77.
81 Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius ... hlm. 98.82 Tadjab, dkk., Dimensi-dimensi Studi Islam, (Surabaya: Karya Abditama, 1994), hlm.
243.83 Chabib Thoha, dkk., Metodologi Pengajaran ..., hlm. 170.84 Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1995), hlm. 27.85 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 1008.
31
secara implisit tidak terdapat dalam Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah
dan juga tidak dijelaskan secara terperinci secara definitif dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART) Muhammadiyah. Redaksional “warga
Muhammadiyah” memang terdapat dalam pasal 20 ART Muhammadiyah
dalam pembahasan organisasi ortonom (ortom). Ortom tersebut terdiri dari
ortom umum yang didalamnya terdapat anggota yang bukan anggota
Muhammadiyah dan ortom khusus yang semua anggotanya merupakan
anggota Muhammadiyah. Pembentukan ortom inilah yang bertujuan untuk
membina warga Muhammadiyah.
Berdasarkan pada hal inilah dapat dimaknai bahwa yang dimaksud
sebagai warga Muhammadiyah adalah anggota perkumpulan
Muhammadiyah baik yang terdiri dari anggota Muhammadiyah, simpatisan
Muhammadiyah maupun masyarakat secara umum yang setuju dengan
konsep yang ditawarkan oleh Muhammadiyah.
Skripsi ini membahas mengenai peran pers Muhammadiyah yang
diinterpretasikan dengan surat kabar Suara Muhammadiyah pada tahun
1915-1945 dan respon warga Muhammadiyah dalam surat kabar tersebut
baik berupa pertanyaan, tanggapan, sanggahan, maupun kiriman konsep
pemikiran dan berbagai artikel yang dimuat dalam surat kabar
Muhammadiyah.
Respon inilah yang kemudian dijadikan salah satu indikator dalam
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada warga Muhammadiyah.
86 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1976), hlm. 1148.
32
Semakin banyaknya respon dari warga Muhammadiyah yang masuk dan
memberikan sumbangan berupa konsep pemikiran, artikel dan berita bagi
Suara Muhammadiyah, menunjukkan perhatian masyarakat semakin tinggi
terhadap pemberitaan Suara Muhammadiyah.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah,
data, tujuan, dan kegunaan.87 Hampir senada, Sutrisno Hadi menjelaskan
bahwa metode penelitian ialah cara-cara berfikir atau berbuat yang
direncanakan dengan sungguh-sungguh untuk menjalankan suatu penelitian.88
Pada metode-metode penelitian umumnya memuat jenis penelitian,
pendekatan, metode pengumpulan data, analisis data serta subyek penelitian
yang akan dipaparkan.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan
kombinasi library research (riset kepustakaan) yaitu penelitian yang
dilakukan dengan membaca dan menelaah obyek utamanya, yaitu buku-
buku kepustakaan89 dan field research (riset lapangan). Sekalipun demikian,
penulis lebih menekankan pada riset kepustakaan. Penggunaan informasi
87 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2007), hlm. 2.
88 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit FakultasPsikologi UGM, 1993), hlm. 124.
89 Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Karunia KalamSemesta, 2003), hlm. 7-8.
33
yang dihasilkan dari wawancara pelaku sejarah maupun informan digunakan
sebagai langkah konfirmasi dan pendukung informasi yang kurang dalam
riset kepustakaan.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan sejarah (historis). Penelitian berikut ini, secara eksklusif
memfokuskan pada masa lalu. Penelitian ini mencoba untuk merekonstruksi
yang terjadi di masa lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan menjelaskan
bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Penelitian historis menggunakan fakta
untuk mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan
secara sistematis dan obyektif dalam mencari, mengevaluasi dan
menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.90
Penggunaan sejarah sebagai sebuah rekonstruksi dilakukan untuk
membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi saat ini. Peristiwa di
masa lalu tersebut, diharapkan dapat digunakan untuk menjawab tantangan
pola pendidikan informal pada masa kini.
3. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dapat berupa orang ataupun benda
yang berkaitan dengan hal tersebut. Pada penelitian ini sumber data
penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder.
a. Data primer ialah data-data yang secara langsung memberikan informasi
tentang surat kabar Suara Muhammadiyah dan respon dari warga
90 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan; Teori dan Aplikasi,(Jakarta: Bumi Akasara, 2006), hlm. 15.
34
Muhammadiyah. Data tersebut berupa surat kabar Suara Muhammadiyah
pada rentang waktu 1915-1945. Hal ini juga didapatkan dari keterangan
sumber/pelaku sejarah dan redaksi pada majalah Suara Muhammadiyah
saat ini maupun masa lalu yang turut mengembangkan dan berkecimpung
dalam Suara Muhammadiyah.
b. Data sekunder ialah data-data yang tidak membahas secara langsung
tentang Suara Muhammadiyah dan respon warga Muhammadiyah. Benda
yang dimaksud dapat berupa buku, majalah, artikel, buletin, koran, karya
tulis mahasiswa (skripsi), dll. Sumber-sumber ini diperlukan dengan
maksud untuk mendukung ataupun untuk memperjelas pada data-data
primer.
4. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data diperoleh dari lapangan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data antara lain :
a. Dokumentasi
Kegiatan mengumpulkan dan mempelajari data-data yang
meliputi dokumen atau arsip-arsip yang dianggap berhubungan dengan
penelitian. Dalam hal ini yang digunakan sebagai data primer adalah
surat kabar Suara Muhammadiyah yang dapat ditemukan di Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia antara tahun 1915-1945 yang berupa data-
data dalam bentuk mikrofilm. Sedangkan data sekunder yang digunakan
adalah data-data yang tidak secara langsung membahas surat kabar Suara
35
Muhammadiyah antara tahun 1915-1945. Hal ini mempunyai maksud
untuk mendukung ataupun untuk memperjelas data-data primer.
b. Interview (wawancara)
Wawancara dilakukan dengan melakukan interaksi melalui tanya
jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.
Sumber-sumber yang dimaksud adalah keterangan dari pelaku sejarah
dan pengamat sejarah mengenai dinamika surat kabar Suara
Muhammadiyah, yang datanya diperoleh dari wawancara atau video
rekaman wawancara. Responden yang dimaksud dalam wawancara
berikut ini adalah Musthofa W. Hasyim dan Mu’arif sebagai redaktur
pelaksana pada majalah Suara Muhammadiyah pada saat ini. Penggunaan
metode wawancara ini adalah sebagai sarana untuk mencocokkan (cross
check) data yang didapat di lapangan (dalam surat kabar Suara
Muhammadiyah tahun 1915-1945) dengan pengalaman yang diperoleh
para redaktur yang mengerti tentang sejarah berjalannya surat kabar
Suara Muhammadiyah.
5. Metode Analisis Data
Analisis data adalah sebuah cara atau proses untuk mencari,
mendapatkan sekaligus menyusun data secara sistematis. Penyusunan ini
bisa dengan mengorganisasikan data dan menjabarkannya ke dalam
kategori-kategori, dan memilih mana yang penting atau yang sesuai dengan
judul atau tema penelitian. Selanjutnya adalah membuat kesimpulan agar
mudah dipahami oleh pembaca atau yang mempelajarinya. Data-data
36
tersebut dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil
mengumpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab
persoalan yang diajukan dalam penelitian.91
Dalam penelitian ini, peneliti akan menjabarkan analisis data dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mereduksi data, yaitu mengumpulkan, merangkum dan memilih data
yang relevan.
b. Menganalisa/menelaah data, yaitu data yang telah berhasil dirangkum,
selanjutnya dianalisa dan diolah dengan menggunakan data-data
pendukung (sekunder) yang ada.
c. Memverifikasi, yaitu melakukan interprestasi data atau perlengkapan
data dengan mencari sumber-sumber data baru yang dibutuhkan untuk
menarik kesimpulan.
d. Menarik kesimpulan, yaitu sebagai hasil dari metode-metode yang telah
dipaparkan di atas.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam mempelajari serta memahami skripsi ini,
maka dalam karya tulis ini akan dijelaskan mengenai sistematika pembahasan
yang terdiri dari empat bab. Secara lebih detail, sistematika pembahasan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
91 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm.17.
37
Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan
teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab dua berisi sejarah terbentuknya surat kabar Suara Muhammadiyah,
yang meliputi susunan redaktur yang saat itu menggerakkan surat kabar
tersebut. Pembahasan dalam bab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
secara utuh mengenai surat kabar Suara Muhammadiyah sedari awal dilahirkan.
Selain itu, bab ini memberikan gambaran mengenai kronik Muhammadiyah
secara umum, karena pada dasarnya pemikiran yang tertulis dalam surat kabar
Suara Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari Muhammadiyah itu sendiri.
Bab tiga berisi tentang pokok permasalahan yaitu mengenai peran pers
persyarikatan Muhammadiyah dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
bagi warga Muhammadiyah antara tahun 1915-1945. Dalam bab ini terdapat
enam poin pembahasan, yang pertama tentang komposisi materi Pendidikan
Agama Islam dalam surat kabar Suara Muhammadiyah, yang kedua membahas
mengenai signifikansi konsep peran yang dilakukan oleh surat kabar Suara
Muhammadiyah dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam bagi Warga
Muhammadiyah, yang ketiga membahas tentang respon warga Muhammadiyah
terhadap pola Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan oleh surat kabar
Suara Muhammadiyah pada tahun 1915-1945, keempat membahas tentang
kritik terhadap pemberitaan surat kabar Suara Muhammadiyah pada tahun
1915-1945, dan yang kelima berisikan tentang rekonstruksi sejarah surat kabar
Suara Muhammadiyah.
38
Bab empat adalah penutup, berisi tentang penjelasan tentang
kesimpulan dari hasil penelitian, dan saran-saran yang berhubungan dengan
pembahasan skripsi.
149
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap surat kabar Suara
Muhammadiyah pada tahun 1915-1945 didapatkan kesimpulan sebagai berikut
yaitu :
1. Materi yang dipublikasikan dalam surat kabar Suara Muhammadiyah
diklasifikasikan dalam 4 hal yaitu materi aqidah, akhlak, ibadah, dan
muamalah. Upaya menganalisis surat kabar ini dilakukan dengan cara
membagi tahun 1915-1945 ke dalam 2 fase yaitu fase kreatif-inklusif dan
fase ideologis. Komposisi materi dari kedua fase tersebut adalah sebagai
berikut : aqidah sebesar 38,88%, akhlak sebesar 22,22%, ibadah sebesar
22,22%, dan muamalah sebesar 16,67% pada fase kreatif-inklusif.
Komposisi demikian terbentuk karena peran Muhammadiyah pada masa
awal dipergunakan untuk memperkuat pemahaman warga masyarakat secara
umum dan warga Muhammadiyah secara khusus dalam bidang aqidah
sebagai pondasi keislaman. Pada saat yang sama diberitakan tentang akhlak
dan ibadah baru kemudian selanjutnya adalah porsi dalam pembahasan
muamalah. Sedangkan pada fase ideologis, peneliti susah untuk
memberikan presentasi khusus dikarenakan terlalu banyak informasi yang
sifatnya pemberitaan, undangan, usulan dan hasil kongres yang dilakukan
oleh Muhammadiyah, sehingga artikel yang memiliki nilai pendidikan
150
maupun informasi yang memiliki konsep pendidikan pun berkurang pada
fase ini.
2. Peran surat kabar Suara Muhammadiyah dalam melaksanakan Pendidikan
Agama Islam bagi Warga Muhammadiyah pada tahun 1915-1945 dapat
dianalisis berdasarkan 3 aspek utama yaitu Suara Muhammadiyah dan
tanggungjawab Pendidikan Agama Islam, Suara Muhammadiyah dan
kontrol sosial dalam masyarakat dan Suara Muhammadiyah sebagai
cerminan cendekiawan Muslim di zaman pergerakan. Hal ini dikarenakan
pada dasarnya pengkajian terhadap surat kabar merupakan pengkajian
terhadap ketiga aspek yang diteliti tersebut. Dalam konteks teori peran, surat
kabar Suara Muhammadiyah telah menempati posisi sebagai “Salah Satu
Unsur yang Penting” dalam Pendidikan Agama Islam bagi warga
Muhammadiyah secara khusus dan warga masyarakat secara umum. Hal ini
dikarenakan Suara Muhammadiyah merupakan media yang sangat perlu dan
berguna demi tersebarluasnya ajaran Agama Islam. Beberapa kekurangan
surat kabar Suara Muhammadiyah sehingga tidak sampai pada predikat
sebagai “Sangat Menentukan” dalam teori peran dikarenakan pemberitaan
surat kabar Suara Muhammadiyah yang berfungsi sebagai media
komunikasi internal anggota, simpatisan, maupun warga Muhammadiyah
sehingga belum terlalu mempengaruhi masyarakat secara umum maupun
menerapkan fungsi pengawasan pada pemerintah Hindia-Belanda sebagai
bentuk fungsi utama surat kabar.
151
3. Respon Warga Muhammadiyah terhadap pola Pendidikan Agama Islam
yang dilaksanakan oleh surat kabar Suara Muhammadiyah pada tahun 1915-
1945 tercatat sangat besar pada rentang tahun 1921-1925. Hal ini
dikarenakan pola persebaran surat kabar Suara Muhammadiyah yang belum
terlalu luas sehingga dapat menjawab berbagai pertanyaan sebagai bentuk
respon warga masyarakat terhadap pemberitaan di Suara Muhammadiyah.
Sedangkan pada tahun setelahnya, surat kabar Suara Muhammadiyah
banyak menampilkan saran-saran dari cabang, ranting, dan satuan terkecil
Muhammadiyah yang merupakan bagian dari warga Muhammadiyah.
Pertanyaan-pertanyaan yang tadinya dimuat dalam surat kabar Suara
Muhammadiyah pada tahun-tahun setelahnya dapat dialamatkan pada
Majelis Tarjih. Oleh karena itu, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
maupun perbedaan pendapat di kalangan warga Muhammadiyah biasanya
dibukukan dalam bentuk kitab-kitab yang terlebih dahulu telah disidangkan
oleh Majelis Tarjih.
B. Saran-saran
1. Penelitian selanjutnya mengenai surat kabar Suara Muhammadiyah
hendaknya dapat menjangkau seluruh sumber utama yang diteliti, sehingga
hasil penelitian dapat menampilkan data secara komprehensif.
2. Penelitian selanjutnya mengenai surat kabar Suara Muhammadiyah
hendaknya juga dapat memperoleh kitab-kitab yang telah diterbitkan oleh
Majelis Tarjih sebagai upaya untuk mengkorelasikan surat kabar yang
diteliti dengan hasil sidang yang dibukukan.
152
3. Penelitian selanjutnya mengenai surat kabar Suara Muhammadiyah
hendaknya dapat mengkorelasikan berita yang didapatkan dari surat kabar
sejaman pada saat surat kabar Suara Muhamamdiyah terbit. Upaya ini
dilakukan untuk dapat menggambarkan secara utuh kondisi sosial
masyarakat kala itu dilihat dari berbagai sudut pandang/kacamata surat
kabar sejaman, sehingga data dapat dipaparkan secara lebih baik. Terlebih
lagi jika dapat mendapatkan pemaparan fakta sejarah dari para pelaku
sejarah.
153
DAFTAR PUSTAKA
Buku
A.R., Syukriyanto, dan Abdul Munir Mulkan (edt.)., Pergumulan Pemikirandalam Muhammadiyah, Yogyakarta: Sipress, 1990.
Abdurahman, Dudung, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: KaruniaKalam Semesta, 2003.
Ahmad, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Rineka Cipta,1991.
Al-Baghdadi, Abdurrahman, Sistem Pendidikan di Masa Khilafah Islam, Bangil:Al-Izzah, 1996.
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Kathoda, 1993.
Anonim, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: PustakaPelajar, 2009.
Anshoriy, Nasruddin, Matahari Pembaruan; Rekam Jejak K.H. Ahmad Dahlan,Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher, 2010.
Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Suatu Tinjauan Teoritis dan PraktisBerdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Ar-Rais, Muhammad Dhia’uddin, Islam dan Khilafah di Zaman Modern, Jakarta:Lentera Basritama, 2002.
Asrahah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu,1999.
Atmadja, Nengah Bawa, Genealogi Keruntuhan Majapahit, Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi menuju MileniumBaru, Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu, 1999.
Barus, Sedia Willing, Jurnalistik Petunjuk Praktis Menulis Berita, Jakarta: MiniJaya Abadi, 1996.
Berry, David, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, disunting oleh: PaulusWirutomo, Jakarta: Rajawali, 2003.
154
Biyanto, Pluralisme Keagamaan dalam Perdebatan; Pandangan Kaum MudaMuhammadiyah, Malang: UMM Press, 2009.
Borgota, Edgar F., (edt.), Encyclopedia of Sociology Volume 3, New York:Macmillan Publishing Company, 1992.
Burhani, Ahmad Najib, Muhammadiyah Jawa, Jakarta: Al-Wasat PublishingHouse, 2013.
Daradjat, Zakiyah, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Darban, Ahmad Adaby, Sejarah Kauman, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,2011.
Davis, Howard dan Paul Walton (edt.), Bahasa, Citra, dan Media, diterjemahkanoleh: Ikramullah Mahyuddin, Yogyakarta: Jalasutra, 2010.
Fathoni, Muhammad Kholid, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional(Paradigma Baru), Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan AgamaIslam, 2005.
Gani, M., Surat Kabar Indonesia pada Tiga Zaman, Jakarta: DepartemenPenerangan, 1978.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, Yogyakarta: Yayasan Penerbit FakultasPsikologi UGM, 1993.
HAMKA, Islam : Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial, Jakarta: PustakaPanjimas, 1984.
Hefner, Robert W., Sukidi Mulyadi, dan Abdul Munir Mulkan, Api PembaharuanKiai Ahamd Dahlan, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008.
Isma'il, Ibnu Qoyim, Kiai Penghulu Jawa; Peranannya di Masa Kolonial, Jakarta:GIP, 1997.
Jainuri, Achmad, The Formation of the Muhammadiyah’s Ideology, 1912-1942.Montreal: The Institue of Islamic Studies, McGill University, 1997.
Kartodirdjo, Sartono, Pengantar Sejarah Indonesia Baru; dari Kolonialismesampai Nasionalisme Jilid 2, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Kasman, Hadits dalam Pandangan Muhammadiyah, Yogyakarta: Mitra Pustaka,2012.
155
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: PenerbitDjambatan, 1980.
______________, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: LP3ES, 1989.
Madjid, Nurcholis, Masyarakat Religius; Membumikan Nilai-nilai Islam dalamKehidupan Masyarakat, Jakarta: Paramadina, 2000.
Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: RemajaRosdakarya, 2004.
Majida, Abdul dan Dian Andayani, PAI berbasis Kompetensi, Konsep, danImplementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Mangunwijaya, Y.B., Impian dari Yogyakarta, Kumpulan Esai MasalahPendidikan, Jakarta: Kompas, 2003.
Masroer dan Muhammad Qowim (edt.), Sumbangan UIN Sunan Kalijaga untukPengembangan Ilmu Pengetahuan sebagai Solusi atas Krisis Bangsa.Yogyakarta: Bagian Kemahasiswaan UIN Sunan Kalijaga, 2012.
Mu’arif, Benteng Muhammadiyah; Sepenggal Riwayat dan Pemikiran HajiFachrodin (1890-1929), Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010.
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Pelajar,2004.
Mulkan, Abdul Munir, Islam Kultural Kiai Dahlan, Jakarta: Grafindo KhasanahIlmu, 2012.
__________________, Kiai Ahmad Dahlan; Jejak Pembaruan Sosial danKemanusiaan, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010.
Muqowim, Genealogi Intelektual Saintis Muslim; Sebuah Kajian tentang PolaPengembangan Sains dalam Islam pada Periode ‘Abbasiyyah, Jakarta:Kementerian Agama RI, 2012.
Nakamura, Mitsuo, The Crescent Arises over The Banyan Tree, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 1993.
Naldi, Hendra, Booming Surat Kabar Sumatra’s Westkust, Yogyakarta: Ombak,2008.
Nata, Abuddin, Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2000.
156
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam; Menelusuri Jejak Sejarah PendidikanEra Rasulullah sampai Indonesia, Jakarta: Kencana, 2007.
Noer, Deliar, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: PTPustaka LP3ES Indonesia, 1994.
Pasha, Musthafa Kamal, dkk., Muhammadijah sebagai Gerakan Islam,Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 1971.
Pijper, G.F., Beberapa Studi tentang Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950,Jakarta: UI Press, 1985.
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1976.
Pranowo, Bambang, Memahami Islam Jawa, Jakarta: Pustaka Alvabet dan LaKIP,2011.
Rahman, Taufik, Tanah Air Bahasa; Seratus Jejak Pers Indonesia, Jakarta:I:boekoe, 2007.
Rahmat, Jalaluddin, Islam Alternatif, Bandung: Mizan, 1995.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994.
Ricklefs, M.C., Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: UGM Press, 1998.
Rivers, William L., Media Massa dan Masyarakat Modern, dialihbahasakan olehHaris Munandar dan Dudy Priatna, Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup, 2008.
Rohman, Arif, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Yogyakarta:LaksBang Mediatama, 2009.
Sadiman, Arif S., dkk., Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan, danPemanfaatannya, Jakarta: CV. Rajawali, 1990.
Sasjardi, Kiai Haji Fakhruddin, Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan-Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional ProyekInventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1992.
Sholihati, Siti, Wanita dan Media Massa, Yogyakarta: Teras, 2007.
Soekanto, Soerjono, Kamus Sosiologi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
________________, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajagrafindo, 2000.
157
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta, 2007.
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang:Widya Karya, 2005.
Suratno, Pardi, dkk., Kamus Praktis Jawa Indonesia, Yogyakarta: IQ Wacana,2004.
Suryanegara, Ahmad Mansur, API Sejarah, Bandung: Salamadani PustakaSemesta, 2009.
Syah, Sirikit, Media Massa di Bawah Kapitalisme, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999.
Syuja, Islam Berkemajuan; Kisah Perjuangan K.H. Ahmad Dahlan danMuhammadiyah masa Awal, Banten: Al Wasath, 2009.
Tadjab, dkk., Dimensi-dimensi Studi Islam, Surabaya: Karya Abditama, 1994.
Thoha, Chabib dkk., Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: PustakaPelajar, 2004.
Tim Penyusun Balai Bahasa Yogyakarta, Kamus Basa Jawa (Bausastra Jawa),Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2006.
Tim Penyusun dan Penerbitan Profil Muhammadiyah 2010, Profil 1 AbadMuhammadiyah, Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2010.
Tim Penyusun dari Serikat Pekerja Surat Kabar (SPS), Garis BesarPerkembangan Pers Indonesia, Djakarta: Pertjetakan Negara, 1971.
Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998.
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikandan Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Tim Redaksi LP3ES, Politik Editorial Media Indonesia, Analisis Tajuk Rencana1998-2001, Jakarta: LP3ES, 2003.
Triharyanto, Basilius, Pers Perlawanan; Politik Wacana Antikolonialisme PertjaSelatan, Yogyakarta: LKiS, 2009.
Umar, A. Muin, Orientalisme dan Studi tentang Islam, Jakarta: Bulan Bintang,1978.
158
Walton, Paul, (edt.), Bahasa, Citra, dan Media, diterjemahkan oleh IkramullahMahyuddin, Yogyakarta: Jalasutra, 2010.
Wiryosukarto, Amir Hamzah, (penyunting), Kyai Haji Mas Mansur; KumpulanKarangan Tersebar, Singosari: Persatuan, 1992.
Yusanto, Muhammad Ismail, Menggagas Pendidkan Islami, Bogor: Al AzharPress, 2002.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan; Teori dan Aplikasi,Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Skripsi
Aji, Zainudin Seno. Peran Radio Pemerintah Daerah dalam Program SiaranAgama Islam sebagai Media Dakwah di Kabupaten Klaten tahun 2007-2008. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 2008.
Mulyadi, R.M. Joko Prawoto. Nasionalisme Pers: Studi Kasus Peran MedanPrijaji dalam Menumbuhkan Kesadaran Kebangsaan. Jakarta: UINSyarif Hidayatullah. 2011.
Nailufar, Yuyun. Studi Tentang Materi dan Metode Dakwah Majalah SuaraMuhammadiyah.Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 2005.
Sundari, Akhiriyati. Materi Pendidikan Agama Islam dalam Media Massa (StudiKasus Kolom Hikmah Harian Umum Republika Edisi Maret 2004).Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 2005.
Majalah, Jurnal dan Internet
Anonim, “Kontrol Sosial; Sebuah Pengantar Sosiologi” dalamhttp://web.unair.ac.id diakses pada 11 Desember 2013, pukul 14.30 WIB.
Anonim, “Sam Kauw Gwat Po”, dalam http://www.aa.tufs.ac.jp diakses pada 29Desember 2013 pukul 22.00 WIB.
Anonim. “Sejarah Majelis Tarjih” dalam http://tarjihmuhammadiyah.wikia.comdiakses pada 11 Desember 2013, pukul 13.35 WIB.
Bahtiar, Asep Purnama, “Merawat Objektivikasi Ideologi”, Majalah Basis No. 1-2, Tahun Ke-60. Yogyakarta: Yayasan BP Basis. 2011.
Brosur tentang “Data Media dan Tarif Iklan pada Suara Muhammadiyah” dikutiptanggal 15 Juni 2013.
159
Bruinessen, Martin van. “Muslims of The Dutch East Indies and The CaliphateQuestion”, Jurnal Studia Islamika Vol.2 No.3. Jakarta: 1995.
Burhani, Ahmad Najib. “Buret: Studi tentang Agama dan Pandangan Hidup diTulungagung Jawa Timur” dalam http://www.academia.edu diakses pada21 Agustus 2013, pukul 16.00 WIB.
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir, “Pengertian Ibadah dalam Islam” dalamhttp://salafiunsri.blogspot.com diakses pada 31 Desember 2013, pukul21.30 WIB.
Mu’arif, “Surat Kabar; Officieel Orgaan”, Majalah Basis, No. 1-2, Tahun Ke-60,Yogyakarta: Yayasan BP Basis, 2011.
Mu’arif, “Tujuh Tokoh Pendiri Muhammadiyah”, Majalah Basis No. 1-2, TahunKe-60, Yogyakarta: Yayasan BP Basis, 2011.
Mu’arif. Penjelasan tentang Didikan dan Pengajaran Bagi Anak-anak di SoearaMoehammadijah No.9 tahun ke-3/1922. Tidak Diterbitkan.
Saleh, Yahdan Ibnu Human. “Colonial Education Policy & Muhammadiyah’sEducation (Analitical History Muhammadiyah in Yogyakarta 1912-1942)” dalam www.digilib.uin-suka.ac.id diakses pada 17 Oktober 2013,pukul 14.00 WIB.
Setyowati, Hajar Nur. “Aisyiyah : Dari Baby Show sampai Tabligh”, MajalahBasis No. 1-2, Tahun Ke-60, Yogyakarta: Yayasan BP Basis, 2011.
Stufflebeam, D.L., “The CIPP Model for Evaluation”, dalamhttp://www.wmich.edu/evalctr/cippmodel diakses pada 3 Desember 2013pukul 15.00 WIB.
Tim Penyusun. “Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025”dalam www.puskurbuk.net diakses pada 7 Mei 2013 pukul. 16.00 WIB.
Tim Penyusun. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999tentang Pers” dalam www.komisiinformasi.go.id, diakses pada 16Februari 2013 pukul. 13.32 WIB.
Surat Kabar
Bandera Islam, No.13 Desember 1924.Bandera Islam, No.14Desember 1924.Soeara Moehammadijah, No. 2 tahun 1915.Soeara Moehammadijah, No. 1 tahun 1921.Soeara Moehammadijah, No. 2 tahun 1921.
160
Soeara Moehammadijah, No. 3 tahun 1921.Soeara Moehammadijah, No. 4 tahun 1921.Soeara Moehammadijah, No. 5 tahun 1921.Soeara Moehammadijah, No. 11 tahun 1921.Soeara Moehammadijah, No. 9 tahun 1922.Soeara Moehammadijah, No. 12 tahun 1922.Soeara Moehammadijah, No. 2-3 tahun 1923.Soeara Moehammadijah, No. 9 tahun 1923.Soeara Moehammadijah, No. 12 tahun 1923.Soeara Moehammadijah, No. 1 tahun 1924.Soeara Moehammadijah, No. 5 tahun 1924.Soeara Moehammadijah, No. 10 tahun 1924.Soeara Moehammadijah, No. 12 tahun 1924.Soeara Moehammadijah, No. 1 tahun 1925.Soeara Moehammadijah, No. 6-7 tahun 1925.Soeara Moehammadijah, No. 1 tahun 1926.Soeara Moehammadijah, No. 22 tahun 1930.Soeara Moehammadijah, No. 24 tahun 1930.Soeara Moehammadijah, No. 1 tahun 1936.Soeara Moehammadijah, No. 2 tahun 1936.Soeara Moehammadijah, No. 3 tahun 1936.Soeara Moehammadijah, No. 6 tahun 1937.Soewara Moehammadijah, No. 11 tahun 1941.
Wawancara dan Microfilm
Wawancara dengan Mu’arif, Selasa 5 November 2013.Wawancara dengan Musthofa W. Hasyim, 12 Juni 2013.Microfilm yang didokumentasikan pada 25 September 1990 dengan judul Soeara
Moehammadijah, No Rol 893/PN milik Perpustakaan Nasional RepublikIndonesia.
161
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Pedoman Wawancara
1. Format awal Suara Muhammadiyah pada saat pertama kali terbit apakah
dalam bentuk surat kabar (dwi mingguan) atau majalah? Bagaimana
bentuk klasifikasinya?
2. Benarkah Suara Muhammadiyah merupakan majalah tertua di Indonesia?
Mengapa dikatakan tertua di Indonesia? Bagaimana argumentasi?
3. Penyebaran awal menggunakan bahasa Jawa dan Melayu, baru setelah
tersiar menggunakan Bahasa Indonesia, indikasi penyiaran yang mulai
meluas kira-kira apa saja?
4. Pernahkah dilakukan sebuah survei dalam menentukan luasan sebaran
Suara Muhammadiyah di antara rentang waktu 1915-1945? Bagaimana
modelnya?
5. Bagaimana dinamika perjalanan Suara Muhammadiyah pada tahun 1915-
1945? Adakah pertentangan dengan pemerintah pada saat itu?
6. Visi dan Misi Suara Muhammadiyah ditetapkan pada keputusan Raker
tanggal 26 Oktober 1996, lalu bagaimana Suara Muhammadiyah berjalan
sebelum tanggal tersebut? Bagaimana visi dan misi pada tahun-tahun
awal? Adakah perubahan visi misi tersebut tersimpan dalam dokumen
sejarah Suara Muhammadiyah?
7. Dalam Visi Suara Muhammadiyah, terdapat visi sebagai ideologi.
Bagaimana maksudnya? Bagaimana posisi tajdid dalam ideologi tersebut?
8. Dalam Misi Suara Muhammadiyah, terdapat misi konstitusi memiliki
komitmen pada nilai-nilai luhur bahasa dan berbagai perangkat peraturan
konstitusional, selama hal tersebut tidak bertentangan dengan ideologinya.
Bagaimana maksud hal ini? Pernahkan peraturan konstitusional
bertentangan dengan ideologi Muhammadiyah?
162
9. Dalam Misi Suara Muhammadiyah terdapat segi operasional yang
berpegang teguh pada nilai edukasi, dalam hal apa saja edukasi yang
dimaksud tersebut? Bagaimana Suara Muhammadiyah mempertahankan
nilai edukasi mengingat banyak media saat ini yang lebih mementingkan
profit dan tidak mendidik?
10. Pada tahun 1965 Suara Muhammadiyah memasuki fase baru dengan
dikeluarkannya SIT, sebenarnya apa itu SIT secara kepanjangan dan
mengapa perlu dikeluarkan SIT tersebut sehingga membawa Suara
Muhammadiyah ke fase yang baru?
11. Pada tahun 1986 berubah menjadi SIUPP? Apa yang dimaksud dengan
hal berikut ini?
12. Pada tahun 1988 Suara Muhammadiyah masuk dalam pers internasional,
adakah indikator sebagai pers internasional?
13. Adakah survei terbaru untuk profil pembaca Suara Muhammadiyah?
163
Lampiran II : Halaman Muka Surat Kabar Suara Muhammadiyah
Keterangan: Halaman Muka Surat Kabar Suara MuhammadiyahNo. 2-3 tahun 1923
164
Lampiran III : Halaman Muka Rubrik Isteri-Islam
Keterangan: Halaman Muka Rubrik Isteri-Islam dalamSurat Kabar Suara Muhammadiyah No. 6 tahun 1925
165
Lampiran IV : Artikel Pendidikan dalam Suara Muhammadiyah
Keterangan: Halaman Muka Artikel Pendidikan dalamSurat Kabar Suara Muhammadiyah No. 11 tahun 1941
166
Lampiran V : Artikel tentang Muhammadiyah dan Budaya Jawa
Keterangan: Halaman Muka Artikel tentang Hubungan Muhammadiyah danKebudayaan Jawa dalam Surat Kabar Suara Muhammadiyah No. 2-3 tahun 1923
167
Lampiran VI : Artikel tentang Muhammadiyah dan Kaum Tradisional
Keterangan: Halaman Muka Artikel tentang Hubungan Muhammadiyah danKaum Tradisional dalam Surat Kabar Suara Muhammadiyah No. 2-3 tahun 1923
168
Lampiran VII : Artikel tentang Muhammadiyah dan Penetrasi Misi Kristen
Keterangan: Halaman Muka Artikel tentang Muhammadiyah dan Penetrasi MisiKristen dalam Surat Kabar Suara Muhammadiyah No. 1 tahun 1924
169
Lampiran VIII : Artikel yang ditulis H. Fachrodin
Keterangan: Halaman Muka dari Artikel yang ditulis oleh H. Fachrodin dalamSurat Kabar Suara Muhammadiyah No. 9 tahun 1923
170
Lampiran IX : Contoh Respon Masyarakat Umum
Keterangan: Halaman Respon dari Masyarakat Umum yang berupa Tanya-Jawabdalam Surat Kabar Suara Muhammadiyah No. 1 tahun 1924
171
Lampiran X : Contoh Respon berbentuk Voorstel (Usulan)
Keterangan: Halaman Respon dari Cabang Muhammadiyah yang berupa Voorstel(Usulan) dalam Surat Kabar Suara Muhammadiyah No. 2 tahun 1936
187
CURRICULUM VITAE
Data Diri
Nama : Ichsan Wibowo Saputro
Tempat, Tanggal Lahir : Gunung Kidul, 4 Mei 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tukangan DN II/386 RT 21/RW 04 Kelurahan Tegal
Panggung, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta 55212
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Telepon : 085 7474 622 80
e-mail : [email protected]
Motto Hidup
Kehormatan manusia adalah pengetahuannya. Orang-orang bijak adalah suluk yang
menerangi jalan setapak kebenaran. Di dalam pengetahuan terletak kesempatan
manusia untuk keabadian. Sementara manusia bisa mati, kebijakan hidup abadi.
Latar Belakang Pendidikan
1995-2001 : Sekolah Dasar Negeri Lempuyangwangi I Yogyakarta.
2001-2004 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Yogyakarta.
2004-2008 : Bogor High School of Chemical Analyst.
2009-2010 : Universitas Sahid Jakarta, Teknologi Pangan (tidak selesai).
2010-2014 : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Jurusan Pendidikan Agama Islam.
188
Data Diri Orang Tua
Nama Ayah : Pribadi Prabowo
Nama Ibu : Rubiyatmi
Pekerjaan Orang Tua : Swasta
Alamat : Tukangan DN II/386 RT 21/RW 04 Kelurahan Tegal
Panggung, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta 55212
Pengalaman Organisasi
2001-2004 : Ketua DKM Al-Fath SMPN8 Yogyakarta, serta tergabung dalam panitia
inti dalam Panitia Hari Besar Islam (PHBI).
2003-2004 : Koordinator Seksi Pemuda DKM Miftahussalam Yogyakarta.
2004-2007 : Sekretaris Umum Pelajar Islam Analis Revolusioner (PILAR) Bogor.
2005-2007 : Koordinator Seksi Infokom DKM Al-Muhallilin Sekolah Menengah
Analis Kimia Bogor (SMAKBo).
2007-2008 : Ketua Umum Forum Komunikasi Pelajar Islam (FKPI) Bogor Raya.
2008-2010 : Pengurus Pusat Himpunan Alumni Remaja Islam Analis (HARIS).
2010-2013 : Komunitas Diskusi QuaNTUM-D UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pengalaman Kerja
1. Praktik Kerja Industri (Prakerin) di PT Bayer Indonesia Cimanggis Plant, divisi
Waste Water Treatment Plant (WWTP) tahun 2008.
2. PT Showa Indonesia Manufacturing (ASTRA Group), Fork Pipe Plating
Division sebagai Laboratory Analyst dari bulan Mei-Juli 2008.
3. PT Intertek Utama Services Mineral Division, sebagai Laboratory Technician
dari bulan Juli 2008-November 2009.
4. EduPower Organizer, sebagai Internal Staff November 2009-Januari 2010.
189
Pengalaman Mengajar
1. Pengajar di TPA Miftahussalam Tukangan Yogyakarta tahun 2010-2013.
Pengalaman Training
1. Peserta dalam acara Achievement Motivation Training (AMT) yang
diselenggarakan oleh Bogor High School of Chemical Analyst.
2. Peserta dalam acara Program Guru Tamu dengan materi Bioanalytical Validation
Methods yang diselenggarakan atas kerjasama Bogor High School of Chemical
Analyst dengan PT Equilab International.
3. Peserta dalam acara Program Guru Tamu dengan materi Tekhnik Melamar Kerja
dan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang diselenggarakan atas kerjasama
Bogor High School of Chemical Analyst dengan PT Indofarma (Persero) Tbk.
4. Peserta dalam acara Program Guru Tamu dengan materi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang diselenggarakan atas kerjasama Bogor High School of
Chemical Analyst dengan PT MERCK, Tbk.
Karya Tulis Ilmiah
1. Model Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran (Studi Rencana
Aksi Nasional {RAN} Pembangunan Karakter Bangsa di Jenjang Sekolah Dasar
Negeri se-Kota Yogyakarta Tahun 2011).
2. Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) sebagai Bahan Baku dan Sumber
Antioksidan dalam Pembuatan Black Waffle; penelitian disampaikan dalam
dalam Kompetisi Karya Tulis Ilmiah mahasiswa tingkat DIY tahun 2012.
3. Rekonstruksi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Berbasis Islam; Membangun
Keterpaduan antara Universitas, Pemerintah dan Industri; dibukukan dalam buku
kompilasi : Masroer dan M. Qowim (edt.), Sumbangan UIN Sunan Kalijaga
untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan sebagai Solusi atas Krisis Bangsa,
(Yogyakarta: Bagian Kemahasiswaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012).
190
4. Dinamika Pengembangan Pendidikan Entrepreneurship di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta; hasil penelitian dibukukan : Machali, Imam (edt.), Pendidikan
Entrepreneurship, (Yogyakarta: Tim DPP Bakat, Minat dan Keterampilan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunana Kalijaga bekerjasama dengan Aura
Pustaka, 2012).
5. Islam : Semangat Persatuan dan Perlawanan Terhadap Penetrasi Kolonial;
makalah dipresentasikan dalam Pekan Nasional Cinta Sejarah 2012-Kupang yang
diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat
Jenderal Kebudayaan; Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Republik Indonesia
tahun 2012.
6. Pemaknaan Simbol dalam Upacara Rasulan dan Relevansinya terhadap Konsep
Tauhid dalam Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di Dusun Grogol Bejiharjo,
Karangmojo, Gunungkidul); penelitian yang dilakukan untuk Lembaga
Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2013.
7. Interrelasi Islam-Jawa di Kesultanan Yogyakarta dan Perlawanan terhadap
Kolonialisme (Studi terhadap Lembaga Kapengulon di Kesultanan Yogyakarta
tahun 1882-1942).
Prestasi Ilmiah
1. Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa tingkat Universitas yang
diselenggarakan oleh Bidang Kemahasiswaan UIN Sunan Kalijaga tahun 2012.
2. Juara Harapan II Lomba Karya Tulis Sejarah pada Pekan Nasional Cinta Sejarah
2012-Kupang tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal Kebudayaan; Direktorat
Sejarah dan Nilai Budaya Republik Indonesia tahun 2012.
3. Pemenang Penyusunan Rencana Usaha bagi Wirausaha Pemula, yang
diselenggarakan oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia tahun 2013.
191
4. Juara I Kontes Guru Ideal tingkat Mahasiswa PTAI se-Indonesia, yang
diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEM-J) Tarbiyah
STAIN Purwokerto tahun 2013.