peran pemerintah dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba sejak usia dini

18
CASE REPORT PERAN ORANG TUA DALAM TAHAPAN PENDIDIKAN ANAK TERHADAP PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DISUSUN OLEH NIA ANESTYA 1102009203 BLOK ELEKTIF DRUG ABUSE KELOMPOK 1 TUTOR: dr. FATIMAH ELIANA, SpPD FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 12 November-30 November 2012

Upload: nia-anestya

Post on 30-Nov-2015

398 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

CASE REPORT

PERAN ORANG TUA DALAM TAHAPAN PENDIDIKAN ANAK TERHADAP

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

DISUSUN OLEH

NIA ANESTYA

1102009203

BLOK ELEKTIF

DRUG ABUSE KELOMPOK 1

TUTOR: dr. FATIMAH ELIANA, SpPD

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

12 November-30 November 2012

Page 2: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

PERAN ORANG TUA DALAM TAHAPAN PENDIDIKAN ANAK TERHADAP

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

ABSTRAK

Objective: Since pregnancy, the quality of human had been created. Every child has their own

deficiency and surplus. Because of it, the government should be give an education for every

parent to give the guidance for their children since they grown up. One of the age to illness about

drugs is adolescent. They don’t have any education about drugs since they were child in primary

school. So, in the process for finding their own self, so many adolescent finally want to try it

because they have a big sense of curiosity. In Indonesia on 2006, the number of adolescent who

used drugs is about 3,2 million.

Method : Observation at RSKO(Rumah Sakit Ketergantungan Obat), Cibubur.

Case Presentation : Mr. E, has already taken care of at RSKO, Jakarta since 5 months ago

because of dependence the drugs. For the first time, Mr. E used heroin since 17 years old. At the

beginning, he did not know all about narkoba because he did not have an education about the

drugs. Mr. E used drugs to solve his problem on his family.

Discussion : Adolescents who have a minimum education about drugs since they were a kid, will

have a big potential to use it because they don’t know about the bad effects of the drug. The role

of the family when they grown up will decrease because, the set of problems cannot solve the

problems well. A child who has a bad family environment, will choose the drug to solve his or

her problems, because it can make someone to feel more confident, happy, powerfull. So, it can

make someone to forget all of problems.

Conclusion : The Government should give an enough education to all of parents in our country

and all of people. Young age will influence the behavior of someone in the next period on their

live. When the Government give an education day by day, all of kids in our country will grow up

in the good situation and they have a good choice to say no to drugs. Adolescent who has an

unstable mood, easy to change their mind, too sad and overacting become as a risk factor from

the drugs. Depressed and other feeling disorder can make someone who used the drugs to do

suicide.

Keyword: usia dini, drug abuse, pemerintah, orang tua

Page 3: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

PENDAHULUAN

NAPZA(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang bila

masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,

sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi

kebiasaan, ketagihan(adiksi) serta ketergantungan(dependensi) terhadap NAPZA. Dewasa ini

istilah NAPZA sering di kaitkan kepada candu, morfin, heroin, kokain, ganja, serta beberapa

obat bius lainnya yang mengakibatkan kecanduan bagi manusia. Sedangkan beberapa

psikotropika juga dikaitkan dengan jenis shabu-shabu, ekstasi serta obat penenang lainnya.

Semakin merajalelanya narkoba tidak hanya secara langsung dapat merusak fisik dan mental

para penggunanya, akan tetapi dampaknya dapat mengancam perkembangan ekonomi dan

kemajuan sosial.1

Sampai saat ini kesungguhan dan partisipasi masyarakat dalam merespon ajakan

pemerintah terkait dengan dibelakukan UU RI NO.35 tahun 2009 tentang narkotika masih sangat

minim. Minimnya partisipasi masyarakat ini lebih disebabkan pemahaman tentang narkoba yang

masih kurang, terutama pemahaman terhadap upaya pencegahan dan dampak negatif yang dapat

ditimbulkan dari penggunaan narkoba.1

Kesulitan mengembangkan kepribadian akan menyebabkan anak rentan pada

penyalahgunaan narkoba. Ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba di Indonesia kian

meningkat dan mengarah pada generasi muda terdidik. Berdasarkan survey Badan Narkotika

Nasional dari tahun 2001 sampai tahun 2006 meningkat. Pelaku tindak pidana narkoba

dikalangan siswa SD sebanyak 246 kasus meningkat menjadi 3.247 kasus. Di tingkat SLTP dari

1.832 kasus meningkat menjadi 6.632 kasus. Di tingkat SMU dari 2.617 kasus menjadi 20.977

kasus. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa siswa merupakan target sasaran yang paling

mudah bagi peredaran dan penyalahgunaan narkoba.2

Tujuan utama pemerintah melakukan penyuluhan pencegahan bahaya narkoba sejak usia

dini adalah mengajarkan keterampilan, serta memberikan pengetahuan untuk membentuk

kepribadian yang dapat melindungi warga belajar dari keinginan, tekanan, pengaruh untuk

penyalahgunaan narkoba.2

PRESENTASI KASUS

Page 4: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

Tn. E yang lahir di Jakarta, 13 Februari 1981 dan sekarang berusia 31 tahun. Tn. E sudah

menikah mempunyai 1 orang istri dan 2 orang anak (1 laki-laki berusia 5 tahun yang bernama

Mahesa dan 1 perempuan berusia 5 bulan yang bernama Keyna). Tn. E bertempat tinggal di

daerah Depok. Sebelum rehabilitasi di RSKO, Tn. E sempat bekerja menjadi supervisor di

Indomobil Hayam Wuruk, dan juga menjalani usaha menjadi broker properti. Awal mula Tn. E

mengenal narkoba karena dikenali oleh temannya. Jadi pada awalnya ayahnya yang beragama

Kristen Katolik adalah seorang kontraktor yang sukses, sehingga banyak sekali orang yang

sering berdatangan kerumah. Sehingga terkadang Tn. E dan ibunya yang beragama Islam tidak

terlalu suka dengan keadaan itu, dan karena perbedaan seperti itu yang membuat keadaan

rumahnya tidak kondusif lagi karena ayah dan ibunya sering berantem. Semua itu berawal dari

anak teman ayahnya mengajaknya jalan ke diskotik. Itu terjadi di tahun 1996 saat usianya 15

tahun. Awalnya Tn. E hanya diberikan minuman bir merk Jack Deniels, setelah mulai mabok,

kemudian temannya itu menyuruhnya untuk memakai putau (ptw). Awalnya Tn. E tidak tahu

bahwa yang diberikan temannya adalah putau, karena pada tahun 1996 pemerintah belum gencar

bersosialisasi tentang apa itu narkoba dan bahayanya apa. Ketika Tn. E bertanya kepada

temannya tentang barang yang diberikan itu, temannya hanya menjawab kalau setelah memakai

ini semua akan merasa jadi lebih baik. Tn. E mulai aktif menjadi pemakai setelah 1 tahun

kemudian. Menurut Tn. E, saat dia mengkonsumsi putau ada perasaan seperti menjadi lebih

dekat dengan tuhan karena pada saat itu dia merasa melupakan semua masalahnya. Oleh karena

itu dia jadi sering memakai putau. Tn. E sudah pernah beberapa kali di rehabilitasi sebelum

akhirnya masuk ke RSKO. Sebelumnya dia pernah di rehabilitasi di Malaysia 1x, dan bisa kabur

pada saat akan dipindahkan ke tempat rehabilitasi di Jakarta. Lalu pernah di rehabilitasi juga di

BNN sebanyak 5x dan di Inabah selama 3 bulan. Menurut Tn. E, dia selalu ingin mengkonsumsi

lagi karena banyak sekali factor pencetusnya. Salah satu faktor pencetusnya adalah pada saat dia

di kamar mandi suka muncul rasa kangen untuk memakai putau lagi. Tn. E bercerita bahwa pada

saat dia sedang mengalami sakau, hidungnya sering sekali meler, suka merinding, dan terjadi

kontraksi otot. Tn. E juga menuturkan bahwa setelah mengkonsumsi narkoba dia menjadi lebih

pendiam dan menghindari pergaulan dengan orang sekitar.

DISKUSI

Page 5: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

Situasi narkoba di tanah air semakin memprihatinkan membuat pemerintah berusaha keras

mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba tahun 2015 dengan berbagai langkah dan tindak

pencegahan dengan program P4GN(Pedoman Pencegahan Pemberantasan dn Peredaran Gelap

Narkoba). BNN mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dengan tugas seperti komunikasi,

informasi dan edukasi, pengendalian dan pengawasan, penegakan hukum, treatment dan

rehabilitasi untuk membantu mewujudkan masyarakat Indonesia yang bebas dari

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba tahun 2015. Untuk mencapai program tersebut,

BNN telah menerapkan beberapa kebijakan dan strategi pemberantasan narkoba sebagai berikut:

A. KEBIJAKAN

Aspeknya meliputi

1. Peningkatan sumber daya manusia: Dengan melakukan pelatihan dan pendidikan bagi

personil BNN, aparat pemerintah dan masyarakat.

2. Pencegahan: Melibatkan berbagai pihak yang terkait, dari pemerintah hingga,

masyarakat.

3. Sosialisasi: Upaya menghilangkan pandangan bahwa penyalahgunaan narkoba bukan

aib keluarga, tetapi musibah yang harus ditangani bersama.

4. Peran serta masyarakat: Mendorong kepedulian, kesadaran, keaktifan masyarakat

terutama di sekolah.

5. Penegakan hukum: Perlu mengusulkan kepada pemerintah dan DPR agar dalam

undang-undang ditetapkan sanksi hukuman minimum bagi para pelaku khususnya

pengedar dan produsen di samping sanksi maksimum.

6. Pelayanan terapi dan rehabilitasi: Berpedoman kepada standar rehabilitasi yang

berlaku.

B. STRATEGI BNN

1. Strategi bidang pencegahan: Media massa baik elektronik maupun cetak, termasuk

kemajuan teknologi internet dan alat komunikasi dalam memberikan informasi yang

seluas-luasnya.

2. Strategi pre-emptif: Pencegahan yang bersifat menghilangkan atau mengurangi

timbulnya kesempatan untuk melakukan penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkoba dengan usaha menciptakan kesadarn, kepedulian, kewaspadaan: daya tangkal

masyarakat.

Page 6: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

3. Strategi usaha promotif: Dilaksanakan dengan pembinaan dan pengembangan pola

hidup sehat, beriman, kegiatan positif.

4. Strategi untuk golongan yang beresiko tinggi: Disiapkan khusus untuk remaja yang

beresiko tinggi, yaitu yang mempunyai banyak maslah, tidak bisa hanya ditangani

dengan edukasi preventif karena tidak bisa menyentuh permaslahan yang mereka

alami.2

TABEL JUMLAH TERSANGKA BERDASARKAN USIA

No TAHUN USIA JML

<16 16-19 20-24 25-29 >29

1 2003 87 500 2457 2417 4256 9717

2 2004 71 763 2879 2888 4722 11323

3 2005 127 1668 5503 6442 9040 22780

4 2006 175 2447 8383 8105 12525 31635

5 2007 110 2617 8275 9278 15889 36169

6 2008 133 2001 6441 10126 25993 44694

JUMLAH 703 9996 33938 39256 72425 156318

% 0,5 6,4 21,7 25,1 46,3 100

Sumber: Direktorat IV/TP Naroba KT Bareskrim Polri, Maret 2009

Page 7: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

Tahapan Pendidikan Anak

Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dimulai sejak dini dan usia dini. Ketika

pembentukan janin dimulai, maka berlangsung proses keluarbiasaan setiap anak, yaitu:

1. Setiap anak adalah unik, jadi jangan pernah membandingkan satu anak dengan anak

lainnya.

Page 8: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

2. Setiap anak adalah juara. Sikap seperti ini akan mendukung konsep diri yang positif dari

anak-anak dan mampu membuat mereka mengalahkan godaan dari dunia luar, termasuk

godaan dari narkoba.

3. Kualitas anak dimulai sejak awal kehidupan. Inilah saatnya ayah dan ibu mampu menjaga

sikap dan perkataan selama bayi dalam kandungan.

Berikut ini adalah tahapan-tahapan pendidikan sesuai usia anak:

1. Bayi umur 0-1,5 tahun

Rasa aman dikembangkan waktu anak masih bayi, sejak lahir hingga umur 1,5 tahun.

Sering-seringlah berbicara kepadanya setiap hari pada setiap kesempatan.

2. Anak umur 1,5 tahun- 3 tahun

Anak jangan dipaksa tunduk pada kehendak orang tua.

3. Anak umur 3-6 tahun

Perkembangan insiatif mulai terbentuk sehingga dapat menyadari bahwa ia juga memiliki

kemauan dan merasa mampu menentukan pilihannya sendiri. Ia mencoba sampai dimana

kemampuannya, meniru orang lain.

Mengisi waktu dengan anak, tidak menakut-nakuti anak, beri kesempatan menyalurkan

insiatifnya, beri kesempatan bersosialisasi, jelaskan bahwa anak hanya boleh

memasukkan benda yang baik dan berguna bagi tubuhnya, ajarkan cara mengatasi

frustasi dan menyelesaikan maslah sederhana.

4. Anak umur 6-9 tahun(pre remaja)

Berilah kesempatan anak untuk melakukan tugasnya sesuai kemampuannya, jelaskan

pentingnya peraturan, jelaskan pentingnya kesehatan, bahas tentang pengaruh iklan yang

terkesan menyuruh seseorang untuk membelinya.

5. Anak umur 10-12 tahun

Anak pada usia ini sering mempelajari segala sesuatu tentang fakta dan cara kerja.

Berikan informasi baru kepadanya yang memadai tentang cara mengenal berbagaijenis

narkoba, akibat jangka pendek dan jangka panjang pemakaian narkoba, konsekuensi

pemakaian narkoba.

6. Remaja umur 13-15 tahun

Orang tua harus menjadi pemimpin yang baik dalam memberikan contoh sikap dan

perilakunya. Berkenalan dengan teman-teman anak dan orangtuanya, amati kepergian

Page 9: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

anak, ajarkan kepada anak mengenai teman sejati yang tidak akan mendorongnya

melakukan hal-hal yang salah dan berbahaya.

7. Remaja umur 16-18 tahun

Jelaskan tentang pengaruh narkoba jangka panjang yang akan menyebabkan penurunan

prestasi, gagal melanjutkan sekolah lebih tinggi. Drong anak agar mengikuti program

pencegahan di sekolah atau lingkungan. Makin sibuk anak dalam kegiatan positif,

semakin sedikit kemungkinan terlibat.

Pendidikan keluarga yang tepat akan memungkinkan anak berkembang menjadi dewasa dan

memiliki kejiwaan yang stabil, tidak terlibat dalam hal-hal yang melanggar hokum atau norma

yang berlaku, produktif dan konstruktif. Anak jugan akan mampu bekerjasama secara kreatif

ketika ia masuk ditengah masyarakat, ia bertanggung jawab besar terhadap segala yang

dikerjakannya.

Pada umumnya anak dan remaja menerima informasi tentang narkoba dari luar rumah. Ada

beberapa kunci untuk mengajarkan anak tentang masalah narkoba.

Pertama, jangan memberikan ceramah, sebab hal itu menyebabkan anak semakin menjauh.

Kedua, berikan pengajaran dengan cara menonton televisi bersama, radio atau jalan bersama

karena pada saat-saat itu anak menerima pengajaran dengan baik.

Ketiga, gunakan gambar dari buku untuk menjelaskan berbagai jenis narkoba.

Keempat, menjelaskan bahwa jika memakai narkoba untuk menyelesaikan permasalahan, itu

hanya bersifat sementara.2

Parenting Skill

Menjadi orang tua adalah sebuah profesi yang tidak ada sekolahnya dan merupakan

pekerjaan berat untuk mempersiapkan anak untuk kelak bermasyarakat dan membesarkannya

untuk menjadi individu yang bertanggung jawab.3

Menurut ahli ilmu konseling keluarga dari Johnson Institut Minneapolis, Amerika

Serikat, David J.Wilmes(1995), orang tua perlu sensitif dalam mengambil peran yang tepat

dalam kehidupan anak dan harus sepakat dalam mendidik. Hindari “mixed messages” sehingga

anak bingung siapa yang harus dituruti. Ada beberapa tahapan parenting pada setiap tingkat

kebutuhan anak.

Level 1: From control to freedom

Dari memegang kendali jadi memegang kebebasan.

Page 10: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

Level II: From freedom to responsibility

Dari pemegang kebebasan kemudian menekankan tanggung jawab.

Parenting skills yang bertujuan meningkatkan kekebalan anak-anak terhadap narkoba

membuktikan bahwa apabila orangtua diberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang

bagaimana mengasuh anak yang baik, mereka dapat menjadi mitra masyarakat yang aktif dalam

pencegahan narkoba.3,4,5

Usia dini dihubungkan dengan pemakaian narkoba

Remaja yang sejak kecil tidak mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang narkoba

dan peran orang tua yang kurang membantu, kemungkinan besar akan meyalahgunakan

penggunaan narkoba. Remaja adalah proses pencarian jati diri yang akan menentukan

peranannya di masyarakat. Remaja sering dihadapkan pada situasi di masyarakat dan keadaan

sekitarnya yang mudah menimbulkan stress. Biasanya karena kurangnya pengetahuan dari orang

tua maka ia tidak terbiasa untuk menyelesaikan masalah dengan baik dan cenderung memilih

jalan yang lebih cepat. Masa pubertas dipicu oleh maturasi hipothalamus-hipofisis-adrenal-gonad

yang menyebabkan sekresi hormon steroid, sehingga pada masa ini terjadi pertumbuhan

karakteristik seks primer dan sekunder.2

Alasan melakukan perilaku yang mengundang risiko adalah bermacam-macam,

contohnya karena rasa takut tidak dianggap, dinamika kelompok, tekanan teman sebaya, dan

menegaskan identitas maskulin. Saat masa remaja akhir, perilaku yang mengundang risiko ini

menghilang secara perlahan dan aktivitas pengambilan keputusan yang bertanggung jawab

terjadi.2

Pandangan Islam Terhadap NAPZA di usia dini

Pandangan terhadap NAPZA

1. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang terhormat, layak, dan mampu

mengemban amanah setelah terlebih dahulu melalui seleksi di antara makhluk Tuhan

lainnya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al Ahzab ayat 72 :“Sesungguhnya

Kami telah mengemukakan amanat kepada langit dan bumi serta gunung-gunung,

maka semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir akan

mengkhianatinya, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu

amat zalim dan bodoh.”

Page 11: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

Guna menjalankan amanat luhur itulah manusia dibekali dengan kelengkapan yang kemudian

hari akan dimintai pertanggungjawabannya. Manusia dibekali naluri keagamaan yang tajam,

penciptaan yang sangat sempurna, kedudukan yang mulia, dan diberi kepercayaan penuh untuk

mengolah bumi serta isinya.

Pandangan terhadap usia dini

Menganjurkan kepada organisasi-organisasi keagamaan, organisasi pendidikan dan sosial

serta masyarakat pada umumnya terutama para orang tua untuk bersama-sama berusaha

menyatakan “perang melawan penyalahgunaan narkotika”. Karena generasi mudalah yang akan

menentukan nasib bangsa dan nasib diri sendiri di kemudian hari apakah menjadi lebih baik atau

tidak.

Dalil-dalil yang digunakan sebagai landasan dan dasar fatwa tersebut adalah ayat-ayat Al

Qur’an dan hadis nabi sbb:

1. QS Al Baqoroh ayat 195 : “Janganlah kamu jerumuskan dirimu kepada

kecelakaan/kebinasaan (sebagaimana akibat) tangan-tanganmu…”

2. QS An Nisa ayat 29 :“Dan janganlah kamu membunuh dirimu (dengan mencapai

sesuatu yang membahayakan). Sesungguhnya Allah Maha Kasih padamu”.

SIMPULAN

Pemerintah harus dapat memberikan pengetahuan yang cukup kepada orang tua dan

masyarakat sejak usia dini. Usia dini akan mempengaruhi perilaku seseorang di masa mendatang.

Apabila pemerintah memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba sejak usia dini secara

terus menerus, maka ketika mereka tumbuh menjadi remaja akan berpikir panjang untuk

memakainya. Pada remaja, suasana perasaan yang labil, mudah berubah, kadang sedih

berlebihan dan di saat lain gembira luar biasa menjadi faktor risiko penggunaan zat narkotika.

Terutama bagi penderita yang tidak mendapatkan pengetahuan sejak usia dini tentang bahaya

narkoba dan penderita tidak mendapatkan pengobatan profesional. Orang yang mengalami

ketergantungan  berat dengan NAPZA  mempunyai resiko  tinggi untuk bunuh diri. Depresi dan

gangguan perasaan lain  berkaitan dengan  kejadian bunuh diri, penyalahgunaan  obat dapat

memperburuk  kondisi  gangguan perasaan.

Page 12: Peran Pemerintah Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini

SARAN

1. Orang tua harus berperan aktif dalam memperhatikan tumbuh kembang anak-anaknya

agar mereka tidak mudah terjerumus kedalam penyalahgunaan narkoba.

2. Agama yang kuat harus ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya agar pada

saat mereka melakukan sesuatu mereka akan mengingat Allah.

3. Orang tua juga harus mengenalkan anak-anaknya tentang bahaya narkoba dan

memperlihatkan gambar tentang jenis narkoba sehingga anak dapat mengerti.

ACKNOWLEDGEMENT

Pertama-tama, saya ucapkan terima kasih kepada Allah SWT. Karena saya

diberikan kesempatan untuk membuat laporan kasus ini. Saya juga

menyampaikan terima kasih kepada RSKO Cibubur, Bro Seto selaku konselor RSKO

yang sudah menemani dan menjelaskan tentang RSKO kepada kami selama disana, Tn. E

yang sudah bersedia meluangkan waktu, dr. Hj. RW Susilowati selaku koordinator blok

elektif, dr.Fathimah Eliana, SpPD selaku tutor yang telah mengarahkan dan memberikan

bimbingan sehingga materi ini dapat selesai, Hanni Dayang Puspitasari yang sudah

bersedia mengantarkan kami ke RSKO. Serta teman-teman dari kelompok drug abuse 1

atas semua bantuan dan kerjasamanya.

DAFTAR PUSTAKA

1. BNN.Pedoman Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja. Badan Narkotika Nasional,

Jakarta, 2003.

2. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Untuk Pelajar Dan Mahasiswa, Badan Narkotika Nasional, 2008.

3. Green, E. A., Bekman, N. M., Miller, E. A., Perrott, J. A., Brown, S. A., Aarons, G. A.,

Parental Awareness of Substance Use Among Youths in Public Service Sectors, 2011, 72,

44-52.

4. Tsang, S. K. M., Parent Engagement in Youth Drug Prevention in Chinese Families:

Advancement in Program Development and Evaluation, 2011, 11, 2299–2309.

5. Henderson, C. E., Rowe, C. L., Dakof, G. A., Hawes, S. W., Liddle, H.A., Parenting

Practices as Mediators of Treatment Effects in an Early Intervention Trial of

Multidimensional Family Therapy, 2009, 35, 4: 220–226.