peran pemerintah dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba sejak usia dini
TRANSCRIPT
CASE REPORT
PERAN ORANG TUA DALAM TAHAPAN PENDIDIKAN ANAK TERHADAP
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DISUSUN OLEH
NIA ANESTYA
1102009203
BLOK ELEKTIF
DRUG ABUSE KELOMPOK 1
TUTOR: dr. FATIMAH ELIANA, SpPD
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
12 November-30 November 2012
PERAN ORANG TUA DALAM TAHAPAN PENDIDIKAN ANAK TERHADAP
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
ABSTRAK
Objective: Since pregnancy, the quality of human had been created. Every child has their own
deficiency and surplus. Because of it, the government should be give an education for every
parent to give the guidance for their children since they grown up. One of the age to illness about
drugs is adolescent. They don’t have any education about drugs since they were child in primary
school. So, in the process for finding their own self, so many adolescent finally want to try it
because they have a big sense of curiosity. In Indonesia on 2006, the number of adolescent who
used drugs is about 3,2 million.
Method : Observation at RSKO(Rumah Sakit Ketergantungan Obat), Cibubur.
Case Presentation : Mr. E, has already taken care of at RSKO, Jakarta since 5 months ago
because of dependence the drugs. For the first time, Mr. E used heroin since 17 years old. At the
beginning, he did not know all about narkoba because he did not have an education about the
drugs. Mr. E used drugs to solve his problem on his family.
Discussion : Adolescents who have a minimum education about drugs since they were a kid, will
have a big potential to use it because they don’t know about the bad effects of the drug. The role
of the family when they grown up will decrease because, the set of problems cannot solve the
problems well. A child who has a bad family environment, will choose the drug to solve his or
her problems, because it can make someone to feel more confident, happy, powerfull. So, it can
make someone to forget all of problems.
Conclusion : The Government should give an enough education to all of parents in our country
and all of people. Young age will influence the behavior of someone in the next period on their
live. When the Government give an education day by day, all of kids in our country will grow up
in the good situation and they have a good choice to say no to drugs. Adolescent who has an
unstable mood, easy to change their mind, too sad and overacting become as a risk factor from
the drugs. Depressed and other feeling disorder can make someone who used the drugs to do
suicide.
Keyword: usia dini, drug abuse, pemerintah, orang tua
PENDAHULUAN
NAPZA(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang bila
masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi
kebiasaan, ketagihan(adiksi) serta ketergantungan(dependensi) terhadap NAPZA. Dewasa ini
istilah NAPZA sering di kaitkan kepada candu, morfin, heroin, kokain, ganja, serta beberapa
obat bius lainnya yang mengakibatkan kecanduan bagi manusia. Sedangkan beberapa
psikotropika juga dikaitkan dengan jenis shabu-shabu, ekstasi serta obat penenang lainnya.
Semakin merajalelanya narkoba tidak hanya secara langsung dapat merusak fisik dan mental
para penggunanya, akan tetapi dampaknya dapat mengancam perkembangan ekonomi dan
kemajuan sosial.1
Sampai saat ini kesungguhan dan partisipasi masyarakat dalam merespon ajakan
pemerintah terkait dengan dibelakukan UU RI NO.35 tahun 2009 tentang narkotika masih sangat
minim. Minimnya partisipasi masyarakat ini lebih disebabkan pemahaman tentang narkoba yang
masih kurang, terutama pemahaman terhadap upaya pencegahan dan dampak negatif yang dapat
ditimbulkan dari penggunaan narkoba.1
Kesulitan mengembangkan kepribadian akan menyebabkan anak rentan pada
penyalahgunaan narkoba. Ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba di Indonesia kian
meningkat dan mengarah pada generasi muda terdidik. Berdasarkan survey Badan Narkotika
Nasional dari tahun 2001 sampai tahun 2006 meningkat. Pelaku tindak pidana narkoba
dikalangan siswa SD sebanyak 246 kasus meningkat menjadi 3.247 kasus. Di tingkat SLTP dari
1.832 kasus meningkat menjadi 6.632 kasus. Di tingkat SMU dari 2.617 kasus menjadi 20.977
kasus. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa siswa merupakan target sasaran yang paling
mudah bagi peredaran dan penyalahgunaan narkoba.2
Tujuan utama pemerintah melakukan penyuluhan pencegahan bahaya narkoba sejak usia
dini adalah mengajarkan keterampilan, serta memberikan pengetahuan untuk membentuk
kepribadian yang dapat melindungi warga belajar dari keinginan, tekanan, pengaruh untuk
penyalahgunaan narkoba.2
PRESENTASI KASUS
Tn. E yang lahir di Jakarta, 13 Februari 1981 dan sekarang berusia 31 tahun. Tn. E sudah
menikah mempunyai 1 orang istri dan 2 orang anak (1 laki-laki berusia 5 tahun yang bernama
Mahesa dan 1 perempuan berusia 5 bulan yang bernama Keyna). Tn. E bertempat tinggal di
daerah Depok. Sebelum rehabilitasi di RSKO, Tn. E sempat bekerja menjadi supervisor di
Indomobil Hayam Wuruk, dan juga menjalani usaha menjadi broker properti. Awal mula Tn. E
mengenal narkoba karena dikenali oleh temannya. Jadi pada awalnya ayahnya yang beragama
Kristen Katolik adalah seorang kontraktor yang sukses, sehingga banyak sekali orang yang
sering berdatangan kerumah. Sehingga terkadang Tn. E dan ibunya yang beragama Islam tidak
terlalu suka dengan keadaan itu, dan karena perbedaan seperti itu yang membuat keadaan
rumahnya tidak kondusif lagi karena ayah dan ibunya sering berantem. Semua itu berawal dari
anak teman ayahnya mengajaknya jalan ke diskotik. Itu terjadi di tahun 1996 saat usianya 15
tahun. Awalnya Tn. E hanya diberikan minuman bir merk Jack Deniels, setelah mulai mabok,
kemudian temannya itu menyuruhnya untuk memakai putau (ptw). Awalnya Tn. E tidak tahu
bahwa yang diberikan temannya adalah putau, karena pada tahun 1996 pemerintah belum gencar
bersosialisasi tentang apa itu narkoba dan bahayanya apa. Ketika Tn. E bertanya kepada
temannya tentang barang yang diberikan itu, temannya hanya menjawab kalau setelah memakai
ini semua akan merasa jadi lebih baik. Tn. E mulai aktif menjadi pemakai setelah 1 tahun
kemudian. Menurut Tn. E, saat dia mengkonsumsi putau ada perasaan seperti menjadi lebih
dekat dengan tuhan karena pada saat itu dia merasa melupakan semua masalahnya. Oleh karena
itu dia jadi sering memakai putau. Tn. E sudah pernah beberapa kali di rehabilitasi sebelum
akhirnya masuk ke RSKO. Sebelumnya dia pernah di rehabilitasi di Malaysia 1x, dan bisa kabur
pada saat akan dipindahkan ke tempat rehabilitasi di Jakarta. Lalu pernah di rehabilitasi juga di
BNN sebanyak 5x dan di Inabah selama 3 bulan. Menurut Tn. E, dia selalu ingin mengkonsumsi
lagi karena banyak sekali factor pencetusnya. Salah satu faktor pencetusnya adalah pada saat dia
di kamar mandi suka muncul rasa kangen untuk memakai putau lagi. Tn. E bercerita bahwa pada
saat dia sedang mengalami sakau, hidungnya sering sekali meler, suka merinding, dan terjadi
kontraksi otot. Tn. E juga menuturkan bahwa setelah mengkonsumsi narkoba dia menjadi lebih
pendiam dan menghindari pergaulan dengan orang sekitar.
DISKUSI
Situasi narkoba di tanah air semakin memprihatinkan membuat pemerintah berusaha keras
mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba tahun 2015 dengan berbagai langkah dan tindak
pencegahan dengan program P4GN(Pedoman Pencegahan Pemberantasan dn Peredaran Gelap
Narkoba). BNN mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dengan tugas seperti komunikasi,
informasi dan edukasi, pengendalian dan pengawasan, penegakan hukum, treatment dan
rehabilitasi untuk membantu mewujudkan masyarakat Indonesia yang bebas dari
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba tahun 2015. Untuk mencapai program tersebut,
BNN telah menerapkan beberapa kebijakan dan strategi pemberantasan narkoba sebagai berikut:
A. KEBIJAKAN
Aspeknya meliputi
1. Peningkatan sumber daya manusia: Dengan melakukan pelatihan dan pendidikan bagi
personil BNN, aparat pemerintah dan masyarakat.
2. Pencegahan: Melibatkan berbagai pihak yang terkait, dari pemerintah hingga,
masyarakat.
3. Sosialisasi: Upaya menghilangkan pandangan bahwa penyalahgunaan narkoba bukan
aib keluarga, tetapi musibah yang harus ditangani bersama.
4. Peran serta masyarakat: Mendorong kepedulian, kesadaran, keaktifan masyarakat
terutama di sekolah.
5. Penegakan hukum: Perlu mengusulkan kepada pemerintah dan DPR agar dalam
undang-undang ditetapkan sanksi hukuman minimum bagi para pelaku khususnya
pengedar dan produsen di samping sanksi maksimum.
6. Pelayanan terapi dan rehabilitasi: Berpedoman kepada standar rehabilitasi yang
berlaku.
B. STRATEGI BNN
1. Strategi bidang pencegahan: Media massa baik elektronik maupun cetak, termasuk
kemajuan teknologi internet dan alat komunikasi dalam memberikan informasi yang
seluas-luasnya.
2. Strategi pre-emptif: Pencegahan yang bersifat menghilangkan atau mengurangi
timbulnya kesempatan untuk melakukan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba dengan usaha menciptakan kesadarn, kepedulian, kewaspadaan: daya tangkal
masyarakat.
3. Strategi usaha promotif: Dilaksanakan dengan pembinaan dan pengembangan pola
hidup sehat, beriman, kegiatan positif.
4. Strategi untuk golongan yang beresiko tinggi: Disiapkan khusus untuk remaja yang
beresiko tinggi, yaitu yang mempunyai banyak maslah, tidak bisa hanya ditangani
dengan edukasi preventif karena tidak bisa menyentuh permaslahan yang mereka
alami.2
TABEL JUMLAH TERSANGKA BERDASARKAN USIA
No TAHUN USIA JML
<16 16-19 20-24 25-29 >29
1 2003 87 500 2457 2417 4256 9717
2 2004 71 763 2879 2888 4722 11323
3 2005 127 1668 5503 6442 9040 22780
4 2006 175 2447 8383 8105 12525 31635
5 2007 110 2617 8275 9278 15889 36169
6 2008 133 2001 6441 10126 25993 44694
JUMLAH 703 9996 33938 39256 72425 156318
% 0,5 6,4 21,7 25,1 46,3 100
Sumber: Direktorat IV/TP Naroba KT Bareskrim Polri, Maret 2009
Tahapan Pendidikan Anak
Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dimulai sejak dini dan usia dini. Ketika
pembentukan janin dimulai, maka berlangsung proses keluarbiasaan setiap anak, yaitu:
1. Setiap anak adalah unik, jadi jangan pernah membandingkan satu anak dengan anak
lainnya.
2. Setiap anak adalah juara. Sikap seperti ini akan mendukung konsep diri yang positif dari
anak-anak dan mampu membuat mereka mengalahkan godaan dari dunia luar, termasuk
godaan dari narkoba.
3. Kualitas anak dimulai sejak awal kehidupan. Inilah saatnya ayah dan ibu mampu menjaga
sikap dan perkataan selama bayi dalam kandungan.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan pendidikan sesuai usia anak:
1. Bayi umur 0-1,5 tahun
Rasa aman dikembangkan waktu anak masih bayi, sejak lahir hingga umur 1,5 tahun.
Sering-seringlah berbicara kepadanya setiap hari pada setiap kesempatan.
2. Anak umur 1,5 tahun- 3 tahun
Anak jangan dipaksa tunduk pada kehendak orang tua.
3. Anak umur 3-6 tahun
Perkembangan insiatif mulai terbentuk sehingga dapat menyadari bahwa ia juga memiliki
kemauan dan merasa mampu menentukan pilihannya sendiri. Ia mencoba sampai dimana
kemampuannya, meniru orang lain.
Mengisi waktu dengan anak, tidak menakut-nakuti anak, beri kesempatan menyalurkan
insiatifnya, beri kesempatan bersosialisasi, jelaskan bahwa anak hanya boleh
memasukkan benda yang baik dan berguna bagi tubuhnya, ajarkan cara mengatasi
frustasi dan menyelesaikan maslah sederhana.
4. Anak umur 6-9 tahun(pre remaja)
Berilah kesempatan anak untuk melakukan tugasnya sesuai kemampuannya, jelaskan
pentingnya peraturan, jelaskan pentingnya kesehatan, bahas tentang pengaruh iklan yang
terkesan menyuruh seseorang untuk membelinya.
5. Anak umur 10-12 tahun
Anak pada usia ini sering mempelajari segala sesuatu tentang fakta dan cara kerja.
Berikan informasi baru kepadanya yang memadai tentang cara mengenal berbagaijenis
narkoba, akibat jangka pendek dan jangka panjang pemakaian narkoba, konsekuensi
pemakaian narkoba.
6. Remaja umur 13-15 tahun
Orang tua harus menjadi pemimpin yang baik dalam memberikan contoh sikap dan
perilakunya. Berkenalan dengan teman-teman anak dan orangtuanya, amati kepergian
anak, ajarkan kepada anak mengenai teman sejati yang tidak akan mendorongnya
melakukan hal-hal yang salah dan berbahaya.
7. Remaja umur 16-18 tahun
Jelaskan tentang pengaruh narkoba jangka panjang yang akan menyebabkan penurunan
prestasi, gagal melanjutkan sekolah lebih tinggi. Drong anak agar mengikuti program
pencegahan di sekolah atau lingkungan. Makin sibuk anak dalam kegiatan positif,
semakin sedikit kemungkinan terlibat.
Pendidikan keluarga yang tepat akan memungkinkan anak berkembang menjadi dewasa dan
memiliki kejiwaan yang stabil, tidak terlibat dalam hal-hal yang melanggar hokum atau norma
yang berlaku, produktif dan konstruktif. Anak jugan akan mampu bekerjasama secara kreatif
ketika ia masuk ditengah masyarakat, ia bertanggung jawab besar terhadap segala yang
dikerjakannya.
Pada umumnya anak dan remaja menerima informasi tentang narkoba dari luar rumah. Ada
beberapa kunci untuk mengajarkan anak tentang masalah narkoba.
Pertama, jangan memberikan ceramah, sebab hal itu menyebabkan anak semakin menjauh.
Kedua, berikan pengajaran dengan cara menonton televisi bersama, radio atau jalan bersama
karena pada saat-saat itu anak menerima pengajaran dengan baik.
Ketiga, gunakan gambar dari buku untuk menjelaskan berbagai jenis narkoba.
Keempat, menjelaskan bahwa jika memakai narkoba untuk menyelesaikan permasalahan, itu
hanya bersifat sementara.2
Parenting Skill
Menjadi orang tua adalah sebuah profesi yang tidak ada sekolahnya dan merupakan
pekerjaan berat untuk mempersiapkan anak untuk kelak bermasyarakat dan membesarkannya
untuk menjadi individu yang bertanggung jawab.3
Menurut ahli ilmu konseling keluarga dari Johnson Institut Minneapolis, Amerika
Serikat, David J.Wilmes(1995), orang tua perlu sensitif dalam mengambil peran yang tepat
dalam kehidupan anak dan harus sepakat dalam mendidik. Hindari “mixed messages” sehingga
anak bingung siapa yang harus dituruti. Ada beberapa tahapan parenting pada setiap tingkat
kebutuhan anak.
Level 1: From control to freedom
Dari memegang kendali jadi memegang kebebasan.
Level II: From freedom to responsibility
Dari pemegang kebebasan kemudian menekankan tanggung jawab.
Parenting skills yang bertujuan meningkatkan kekebalan anak-anak terhadap narkoba
membuktikan bahwa apabila orangtua diberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang
bagaimana mengasuh anak yang baik, mereka dapat menjadi mitra masyarakat yang aktif dalam
pencegahan narkoba.3,4,5
Usia dini dihubungkan dengan pemakaian narkoba
Remaja yang sejak kecil tidak mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang narkoba
dan peran orang tua yang kurang membantu, kemungkinan besar akan meyalahgunakan
penggunaan narkoba. Remaja adalah proses pencarian jati diri yang akan menentukan
peranannya di masyarakat. Remaja sering dihadapkan pada situasi di masyarakat dan keadaan
sekitarnya yang mudah menimbulkan stress. Biasanya karena kurangnya pengetahuan dari orang
tua maka ia tidak terbiasa untuk menyelesaikan masalah dengan baik dan cenderung memilih
jalan yang lebih cepat. Masa pubertas dipicu oleh maturasi hipothalamus-hipofisis-adrenal-gonad
yang menyebabkan sekresi hormon steroid, sehingga pada masa ini terjadi pertumbuhan
karakteristik seks primer dan sekunder.2
Alasan melakukan perilaku yang mengundang risiko adalah bermacam-macam,
contohnya karena rasa takut tidak dianggap, dinamika kelompok, tekanan teman sebaya, dan
menegaskan identitas maskulin. Saat masa remaja akhir, perilaku yang mengundang risiko ini
menghilang secara perlahan dan aktivitas pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
terjadi.2
Pandangan Islam Terhadap NAPZA di usia dini
Pandangan terhadap NAPZA
1. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang terhormat, layak, dan mampu
mengemban amanah setelah terlebih dahulu melalui seleksi di antara makhluk Tuhan
lainnya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al Ahzab ayat 72 :“Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat kepada langit dan bumi serta gunung-gunung,
maka semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
amat zalim dan bodoh.”
Guna menjalankan amanat luhur itulah manusia dibekali dengan kelengkapan yang kemudian
hari akan dimintai pertanggungjawabannya. Manusia dibekali naluri keagamaan yang tajam,
penciptaan yang sangat sempurna, kedudukan yang mulia, dan diberi kepercayaan penuh untuk
mengolah bumi serta isinya.
Pandangan terhadap usia dini
Menganjurkan kepada organisasi-organisasi keagamaan, organisasi pendidikan dan sosial
serta masyarakat pada umumnya terutama para orang tua untuk bersama-sama berusaha
menyatakan “perang melawan penyalahgunaan narkotika”. Karena generasi mudalah yang akan
menentukan nasib bangsa dan nasib diri sendiri di kemudian hari apakah menjadi lebih baik atau
tidak.
Dalil-dalil yang digunakan sebagai landasan dan dasar fatwa tersebut adalah ayat-ayat Al
Qur’an dan hadis nabi sbb:
1. QS Al Baqoroh ayat 195 : “Janganlah kamu jerumuskan dirimu kepada
kecelakaan/kebinasaan (sebagaimana akibat) tangan-tanganmu…”
2. QS An Nisa ayat 29 :“Dan janganlah kamu membunuh dirimu (dengan mencapai
sesuatu yang membahayakan). Sesungguhnya Allah Maha Kasih padamu”.
SIMPULAN
Pemerintah harus dapat memberikan pengetahuan yang cukup kepada orang tua dan
masyarakat sejak usia dini. Usia dini akan mempengaruhi perilaku seseorang di masa mendatang.
Apabila pemerintah memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba sejak usia dini secara
terus menerus, maka ketika mereka tumbuh menjadi remaja akan berpikir panjang untuk
memakainya. Pada remaja, suasana perasaan yang labil, mudah berubah, kadang sedih
berlebihan dan di saat lain gembira luar biasa menjadi faktor risiko penggunaan zat narkotika.
Terutama bagi penderita yang tidak mendapatkan pengetahuan sejak usia dini tentang bahaya
narkoba dan penderita tidak mendapatkan pengobatan profesional. Orang yang mengalami
ketergantungan berat dengan NAPZA mempunyai resiko tinggi untuk bunuh diri. Depresi dan
gangguan perasaan lain berkaitan dengan kejadian bunuh diri, penyalahgunaan obat dapat
memperburuk kondisi gangguan perasaan.
SARAN
1. Orang tua harus berperan aktif dalam memperhatikan tumbuh kembang anak-anaknya
agar mereka tidak mudah terjerumus kedalam penyalahgunaan narkoba.
2. Agama yang kuat harus ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya agar pada
saat mereka melakukan sesuatu mereka akan mengingat Allah.
3. Orang tua juga harus mengenalkan anak-anaknya tentang bahaya narkoba dan
memperlihatkan gambar tentang jenis narkoba sehingga anak dapat mengerti.
ACKNOWLEDGEMENT
Pertama-tama, saya ucapkan terima kasih kepada Allah SWT. Karena saya
diberikan kesempatan untuk membuat laporan kasus ini. Saya juga
menyampaikan terima kasih kepada RSKO Cibubur, Bro Seto selaku konselor RSKO
yang sudah menemani dan menjelaskan tentang RSKO kepada kami selama disana, Tn. E
yang sudah bersedia meluangkan waktu, dr. Hj. RW Susilowati selaku koordinator blok
elektif, dr.Fathimah Eliana, SpPD selaku tutor yang telah mengarahkan dan memberikan
bimbingan sehingga materi ini dapat selesai, Hanni Dayang Puspitasari yang sudah
bersedia mengantarkan kami ke RSKO. Serta teman-teman dari kelompok drug abuse 1
atas semua bantuan dan kerjasamanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. BNN.Pedoman Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja. Badan Narkotika Nasional,
Jakarta, 2003.
2. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Untuk Pelajar Dan Mahasiswa, Badan Narkotika Nasional, 2008.
3. Green, E. A., Bekman, N. M., Miller, E. A., Perrott, J. A., Brown, S. A., Aarons, G. A.,
Parental Awareness of Substance Use Among Youths in Public Service Sectors, 2011, 72,
44-52.
4. Tsang, S. K. M., Parent Engagement in Youth Drug Prevention in Chinese Families:
Advancement in Program Development and Evaluation, 2011, 11, 2299–2309.
5. Henderson, C. E., Rowe, C. L., Dakof, G. A., Hawes, S. W., Liddle, H.A., Parenting
Practices as Mediators of Treatment Effects in an Early Intervention Trial of
Multidimensional Family Therapy, 2009, 35, 4: 220–226.