peran kjks bmt tanjung sejahtera dalam...
TRANSCRIPT
PERAN KJKS BMT TANJUNG SEJAHTERA DALAM
PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MENENGAH
DI PASAR LONTAR JAKARTA UTARA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Nur Atiah Fatmawati
NIM :109053000014
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1434 H
i
ABSTRAK
Nur Atiah Fatmawati, 109053000014, 2009 SKRIPSI. Judul : “ Peran KJKS
BMT Tanjung Sejahtera dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah
di Pasar Lontar Jakarta Utara ”
Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA
Usaha Kecil Menengah masih memiliki berbagai kelemahan, bukan saja
terbatasnya akses terhadap Lembaga Keuangan (khusus Perbankan) tetapi juga
pengelolaan usaha yang masih tradisional, kualitas SDM yang belum memadai,
serta skala dan tekhnik produksi yang masih rendah. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan dan memberdayakan UKM diperlukan Lembaga Keuangan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pelaku ekonomi Rakyat itu sendiri.
Hal ini menarik bagi Penulis untuk dibahas karena memiliki Peran KJKS BMT TS
dalam Pemberdayaan UKM di Pasar Lontar Jakarta Utara yaitu dengan cara
Memberikan Pembiayaan, Pembinaan dan Pemasaran Produk.
Tujuan dari Penelitian ini adalah tentu saja untuk mengetahui Peran yang
dilakukan oleh KJKS BMT TS dalam Pemberdayaan UKM, untuk
mendeskripsikan aplikasi pembiayaan oleh KJKS BMT Tanjung Sejahtera
terhadap pemberdayaan Usaha Kecil Menengah, dan Faktor yang mendukung dan
Menghambat yang di hadapi oleh KJKS BMT Tanjung Sejahtera.
Penelitian ini menggunakan Metode pendekatan Kualitatif yaitu dengan
melakukan Penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang atau perilaku yang dapat diamati.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Peran KJKS BMT Tanjung Sejahtera
dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Pasar Lontar Jakarta Utara sudah
Berkembang karena melakukan hal dalam Pembiayaan, Pembinaan dan
Pemasaran Produk.
Dengan demikian, hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat berguna bagi
Masyarakat yang membutuhkan Pembiayaan, dan bagi KJKS BMT Tanjung
Sejahtera bisa mengembangkan produk-produk dan pembiayaan yang dimilikinya.
Jakarta, Mei 2013
Nur Atiah Fatmawati
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kenikmatan
dan keberkahan yang tidak pernah dapat terhitung. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kehariban Nabi Muhammad SAW.
Berkat rahmat Allah dan Kasih sayang Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peran KJKS BMT Tanjung Sejahtera dalam Pemberdayaan
Usaha Kecil Menengah di Pasar Lontar Jakarta Utara”.
Penulis menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang melekat pada
diri penulis, terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Namun, Alhamdulillah dari
keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.Hal ini tidak terwujud sendirinya melainkan karena dukungan dan bantuan
berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, MA Pudek II Drs. H. Mahmud
Jalal, MA Pudek III Drs. Study Rizal LK, MA.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan H. Mulkannasir, BA, S.Pd, MM selaku
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.
3. Dra. Hj. Jundah, MA selaku pembimbing, atas segala keikhlasannya di dalam
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing penulis,
hingga penulisan ini pun dapat diselesaikan.
4. Kedua orang tuaku Abih H. Abdul Halim dan Umi Hj. Ulyah yang dengan
sabar mendidik, dan memberikan dukungan secara moril serta materiil
dengan penuh ketulusan,
5. Seluruh Dosen UIN Syahid Jakarta khususnya Dosen Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu selama masa perkuliahan.
6. Segenap pengelola Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Perpustakaan Umum, atas fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk
mengadakan studi kepustakaan, dan tak lupa juga Perpustakaan Islamic
Center Jakarta, yang berada di Semper Jakarta Utara.
iii
7. Pengurus dan Seluruh Staff KJKS BMT Tanjung Sejahtera Pasar Lontar
Jakarta Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian. Terkhusus pada Ketua / Direktur Utama yaitu
Bapak Yunus Hanafi, S.Ag yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
keterangan dan informasi yang Penulis ajukan pertanyaan tentang peran
KJKS BMT TS tersebut dalam pemberdayaan UKM, dan juga Bendahara
sekaligus Manajer KJKS BMT TS Bapak M. Khoerudin, SE yang banyak
membantu memberikan data-data dan informasi yang penulis butuhkan.
8. Kakak-kakak tercinta Komariah, Silmi, Siti Duroh, Ruqoyah, Badi’ah,
Yazdad Hudan, Isyfa, Isyfi, dan Nurul Yaqin, Kakak ipar Dasuki dan
semuanya dan Keponakan tersayang Nadia, Ghina, Ririn, Fadhil, Raka,
Kayla, Rizki dan Agha dan Saudaraku Fathin keluarga besar KH. Asmat dan
H. Murtaqi yang selalu memberikan keceriaan jikalau penulis lagi bete,
memberikan motivasi dalam menyelesaikan penulisan ini.
9. Teman-teman sekelas, MD A 2009 yang ikut andil memberikan bantuan dan
dorongan terutama sahabatku Muti’ah, ida, Dawam, kamila, essa, tari, dhea,
tiara, iyos, jeni, devi, isty dan teman-teman putra di kelasku Budianto,
suwandi, dll yang tidak bisa disebutkan dan Teman Bimbingan bareng 1
Dosen yaitu Ibnu dan Maulana, yang selalu bareng jikalau bimbingan dan
membantu kritik dan saran di skripsi satu sama lain,
10. Teman Kosan Srikandi Atas Ka Rezty, Ka Luna, Ka Ratna, Masuko, Rofah,
Wulan dan Nurul yang selalu memberikan bantuan dukungan dan tumpangan
nginep sewaktu penulis tidak ngekos lagi.
11. UKM tercinta yang 3 tahun bersama ku KSR PMI unit UIN Jakarta, kakak-
kakak, adik-adik di Ksr yang tidak bisa disebutkan namanya, dan teman-
teman khusus untuk CJS 09 yaitu Fatma, Irwan, Badrul, Ka Ratna, Riny,
Kahfi, Nia, Agni, Sodik, udoh, ilal, dll kalian benar-benar luar biasa.
12. Rekan-rekan KKN Hijaz2012 KepadaZagar, Zae, Indra, Bahar, Ino, Abda,
Saw, Beta, Nia, Yayah, Widya, Fau, Ratu, Ummah dan kakak-kakak maupun
teman di UKM HIQMAjikalau bertemu selalu membicarakan dan
memberikan Semangat Skripsi Mantaaaap sekaliii....
iv
13. Pengurus Ponpes Al-Wathoniyah 43 yaitu KH. Mulki HD, KH. Hasbiallah
beserta keluarga, Ustad dan Ustadzah, Guru-guru, Kakak Kelas tercinta ku
Ryan Afryanto dan teman-teman yang selalu menanyakan skripsi ku yaitu
Syarifah, Zanah, Fikry, Zakir, Kokom,Isty, Hani, Suci, dan adik kelas Fathur,
Miftah, Lala, Riri, Wanti dan Evha Semangat buat Skripsi kalian nanti.
14. Tim Penguji Skripsi yang telah menguji yaitu Drs. H. Mahmud Jalal, MA dan
Drs. Sugiharto, MA. Yang memberikan saran-sarannya sehingga penulis
dapat lulus dengan hasil yang baik.
15. Untuk Teman-teman sidang Munaqoshah khususnya yang saling mendukung
antara satu sama lain yaitu Muthiah, Kamila, Iim, Noval dan Irwan.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dan kekhilafan dalam
menyusun skripsi ini. Oleh karena itu sangat diharapkan saran dan kritik demi
kemajuan bersama di masa depan. Besar harapan semoga skripsi ini dapat menjadi
motivasi dan inspirasi serta bermanfaat bagi penulis pribadi dan pembaca
sekalian.
Wassalamualaikum wr.wb
Jakarta, 30 Mei 2013
Nur Atiah Fatmawati
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
E. Metodologi Penelitian ........................................................... 6
1. Metode / pendekatan penelitian ………………………. 6
2. Subjek dan Objek penelitian ………………………….. 7
3. Jenis dan Sumber data ………………………………… 8
4. Teknik pengumpulan data ……………………………... 8
5. Teknik analisa data ……………………………………. 9
F. Tinjauan Pustaka ................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peran ...................................................................................... 13
1. Pengertian Peran.............................................................. 13
2. Tinjauan Sosiologi Tentang Peran ................................. 14
B. Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah …………………………. 16
C. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) .......................................... 16
1. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil .............................. 16
2. Ciri-ciri BMT .................................................................. 21
vi
3. Status dan Badan Hukum BMT ...................................... 23
4. Cara Kerja BMT .............................................................. 24
D. Pemberdayaan ....................................................................... 27
1. Pengertian Pemberdayaan ............................................... 27
2. Tujuan Pemberdayaan .................................................... 28
E. Usaha Kecil Menengah (UKM) ............................................ 29
1. Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) ..................... 29
2. Ciri-ciri, Kriteria, dan Contoh UKM .............................. 31
3. Keunggulan dan Kelemahan UKM ................................. 38
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN
SYARIAH BMT TANJUNG SEJAHTERA DI PASAR
LONTAR JAKARTA UTARA
A. Sejarah berdirinya KJKS BMT Tanjung Sejahtera .............. 43
B. Visi dan Misi KJKS BMT TS ............................................... 44
C. Maksud dan Tujuan KJKS BMT TS ..................................... 45
D. Sarana dan Prasarana KJKS BMT TS ................................... 45
E. Struktur Organisasi ................................................................. 45
F. Produk – produk .................................................................... 46
1. Simpanan........................................................................... 46
2. Mudharabah / Investasi berjangka (deposito) ................. 49
3. Pembiayaan ..................................................................... 49
G. Kegiatan dan program kerja KJKS BMT TS ........................ 53
H. Mitra Kerja ............................................................................. 54
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Peran KJKS BMT Tanjung Sejahtera dalam peningkatan
kualitas anggota di Pasar Lontar Jakarta Utara .................... 58
1. Analisa Pembiayaan ......................................................... 58
2. Analisa Pembinaan .......................................................... 62
3. Analisa Pemasaran Produk / Jasa .................................... 63
vii
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembiayaan terhadap
UKM .................................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 71
B. Saran-Saran ........................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 74
DOKUMENTASI
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang
berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998. 1 Pengertian
Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu
dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.2
UKM masih memiliki berbagai kelemahan, bukan saja terbatasnya akses
terhadap Lembaga Keuangan (Khusus Perbankan) tetapi juga pengelolaan usaha
yang masih tradisional, kualitas SDM yang belum memadai, serta skala dan
tekhnik produksi yang masih rendah. Oleh karena itu, untuk mengembangkan
dan memberdayakan UKM diperlukan lembaga keuangan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pelaku ekonomi rakyat itu sendiri. Pengembangan usaha
Mikro memiliki hubungan yang sangat erat dengan upaya pemberdayaan
Masyarakat kecil / miskin yang merupakan pelaku utama usaha tersebut. Secara
konseptual, Pemberdayaan tersebut adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
1 http://dprd.jatimprov.go.id/Upload/Filez/KEPRES_99_1998.pd
2 http://id.wikipedia.org/wiki/usaha_kecil_dan_menengah
2
martabat lapisan Masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
BMT (Baitul Maal wa Tamwil) secara harfiah / lughowi baitul maal
berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha. Baitul Maal wa
Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-
mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah
dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan
kegiatan ekonominya. Selain itu BMT juga bisa menerima titipan zakat, infak,
dan sedekah. Serta menyalurkannya sesuatu dengan peraturan dan amanatnya.3
BMT yang merupakan penggabungan dari baitul maal dan baitut tamwil
sebenarnya pada awal kemunculannya banyak diragukan orang. Keraguan ini
bisa dimaklumi bila kita memahami baitut tamwil sebagai lembaga keuangan
yang semata-mata berorientasi mencari keuntungan. Keraguan ini bertambah
kuat bila kita menafsirkan baitul maal yang hanya berfungsi menyantuni fakir
miskin dan yatim piatu. Tapi bila kita melihat hakikat baitut tamwil dan
kelompok sasarannya yakni pengusaha kecil dan kecil bawah, maka kita akan
menemukan keuntungan dan kelebihan penggabungan baitul maal dan baitut
tamwil.4
3 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet ke 1, (Jakarta; Kencana, 2009)
Hal 148 4 Chamsiah Djamal,ed., Pengalaman BMT Dalam Mengentaskan Kemiskinan Umat:
Paradigma Ekonomi Kerakyatan Sistim Syariah Perjalanan Dan Gerakan BMT Di Indonesia Baitul
Maal wat Tamwil (Jakarta:Pinbuk,2000), Hal . 280
3
Berdasarkan keterangan, Peran BMT dapat melakukan pemberdayaan
kepada UKM khususnya pedagang kecil atau Masyarakat menengah ke bawah,
yaitu dengan melakukan tiga kegiatan sebagai berikut:
1. Pembiayaan
Pedagang kecil ataupun Masyarakat menengah ke bawah dalam
memperoleh dana pembiayaan untuk memperluas usahanya ataupun
membangun usaha baru bagi masyarakat menengah ke bawah relatif sangat
sulit, maka BMT mampu menjangkaunya untuk memperoleh pembiayaan
yang diberikan oleh BMT tanpa menghilangkan unsur kehati-hatian dalam
penyaluran pembiayaannya. Jadi BMT dapat meminjamkan pembiayaan
kepada UKM / masyarakat yang ingin meminjam tanpa bunga yang besar.
2. Pembinaan
Pedagang Kecil dan Masyarakat menengah ke bawah dalam
melakukan usahanya agar mampu mempertanggung jawabkan
pembiayaannya, maka BMT sering kali memberikan pembinaan
kewirausahaan maupun pengelolaan keuangan. Bentuk pembinaan dapat
dilakukan dengan cara mengadakan seminar ataupun pelatihan. Hal ini
diharapkan mampu meningkatkan keterampilan yang dimiliki oleh penerima
pembiayaan.
3. Pemasaran Produk / Jasa
Untuk membantu kelancaran usaha dari penerima pembiayaan dan
menjawab kerisauan para anggota penerima pembiayaan, maka BMT dapat
melakukan bantuan kepada penerima pembiayaan usaha tersebut dengan
4
cara menghubungkan antara penjual dan pembeli bahan baku yang tergabung
dalam penerima pembiayaan. Bahkan BMT bekerja sama dengan lembaga
bisnis dalam lingkup usaha besar mampu melakukan pemasaran kepada
masyarakat luas terhadap hasil usaha penerima pembiayaan.5
Firman Allah SWT :
Artinya : .. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu
Sendiri yang merubah apa yang ada pada dirinya… ( Q. s Ar Ra’d ayat 11 )
BMT Tanjung Sejahtera adalah Lembaga keuangan Mikro syariah
yang berbadan hukum Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah, lembaga ini
didirikan pada Hari selasa, 24 Mei 2005 oleh ratusan pengusaha kecil dan
diikuti oleh ribuan anggota pedagang pasar dibawah pimpinan Yunus Hanafi
Sya’roni, S.Ag. yang pertama kalinya berdiri di pasar lontar Jalan Manggar
N0. 8 Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja Kotamadya Jakarta Utara.6
Berdasarkan pada pembahasan di atas, maka Penulis tertarik untuk
menjawab, meneliti, mengamati, mengkaji, dan menganalisa lebih jauh dan
mendalam pembahasan diatas dalam skripsi ini. Maka dari itu Penulis
tertarik meneliti judul Peran KJKS BMT Tanjung Sejahtera dalam
Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Pasar Lontar Jakarta Utara.
5 Soetrisno, Noer. “Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah Menuju Pemberdayaan
Ekonomi Rakyat”. http://www.smecda.com/deputi7/file_makalah/Baitullmal_Muhammadiyah.pdf 6 Data / Brosur dari KJKS BMT Tanjung Sejahtera
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka pembahasan ini dibatasi
pada Peran Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Tanjung Sejahtera dalam
Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Pasar Lontar Jakarta Utara.
Adapun perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Peran yang dilakukan oleh KJKS BMT Tanjung Sejahtera
dalam peningkatan kualitas anggota di Pasar Lontar Jakarta Utara?
2. Apa Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi oleh KJKS BMT
Tanjung Sejahtera untuk meningkatkan peran dalam pembiayaan terhadap
UKM di Pasar Lontar Jakarta Utara?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peran KJKS BMT Tanjung Sejahtera dalam Pemberdayaan
Usaha Kecil Menengah.
2. Untuk mendeskripsikan aplikasi pembiayaan oleh KJKS BMT Tanjung
Sejahtera terhadap pemberdayaan Usaha Kecil Menengah.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat KJKS BMT Tanjung
Sejahtera dalam meningkatkan peran dalam pembiayaan terhadap Usaha
Kecil Menengah.
6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan ini diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagi Penulis, diharapkan dapat menambah wawasan, informasi, pengalaman
dan pengetahuan yang sangat berharga bagi penulis, sehingga sedikit banyak
penulis ini sebagai aplikatif dari teori yang selama ini penulis terima dan
juga menambah wawasan penulis untuk berfikir secara kritis dan sistematis
dalam menghadapi masalah yang terjadi dalam dunia nyata.
2. Bagi Lembaga, penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak masukan
dan ide positif terhadap kemajuan KJKS BMT Tanjung Sejahtera Pasar
Lontar Jakarta Utara sendiri dan sebagai pertimbangan untuk lebih
meningkatkan kinerjanya khususnya dalam bidang penyaluran dana.
3. Bagi Akademisi, memberikan acuan referensi dan saran pemikiran bagi
kalangan akademisi untuk menunjang perkembangan penulisan selanjutnya.
4. Bagi Masyarakat, agar masyarakat luas mengetahui keberadaan BMT
disekitar rumahnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan yang lebih mendalam tentang Baitul Mal wa
Tamwil.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode / Pendekatan Penelitian
Dalam Penelitian ini Penulis menggunakan Metode Kualitatif dan
penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu untuk
menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada penelitian
7
dilakukan.7 Metode Penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk
menentukan atau memperoleh data yang diperlukan.8 Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan metode deskriptif dengan melakukan pendekatan
kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang
dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya
dikemukakan teori menurut Bogdan dan Taylor (1975 : 5) mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.9
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian pada Skripsi ini adalah KJKS BMT Tanjung Sejahtera
Pasar Lontar Jalan Manggar N0. 8 Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan
Koja, Kotamadya Jakarta Utara 14260, Telp (021) 70322720, fax (021)
43934482.
b. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Peran KJKS BMT TS dalam
pemberdayaan UKM di Pasar Lontar Jakarta Utara.
7 Consvelo G, Sevilla, dkk, Penerjemah, Alimudin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian,
(Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, 1953) h. 71 8 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung : Rosda Karya. 1996), Cet. Ke2,
h.6 9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif edisi Revisi (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2009), Cet. Ke 1, h. 4
8
3. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber dan
hasil dari penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini, penulis
secara langsung mengadakan wawancara dengan pihak KJKS BMT
Tanjung Sejahtera Pasar Lontar Jakarta Utara terkait dengan permasalahan
yang dibahas.
b. Data Sekunder yaitu data yang diterima melalui studi dokumentasi (library
research) yang ada hubungannya dengan materi skripsi ini. Dalam
penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan melakukan
kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk mendapatkan data dari
berbagai literatur.
4. Tekhnik Pengumpulan Data
a. Observasi (pengamatan) adalah kegiatan keseharian seseorang dengan
menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya.10
Penulis
melakukan pengamatan langsung ketempat penelitian yaitu KJKS BMT
Tanjung Sejahtera Pasar Lontar Jakarta Utara untuk mendapatkan data
yang relevan, mencari tahu kegiatan-kegiatan yang ada dilembaga tersebut
khususnya dalam Peran KJKS BMT Tanjung Sejahtera dalam
pemberdayaan UKM di Pasar Lontar Jakarta Utara.
b. Wawancara / interview adalah tekhnik pengumpulan data dengan cara
tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan
10
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-4, h.53.
9
pada tujuan penelitian. Sehingga dapat menghasilkan data yang
memuaskan.11
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan penelitian ini. Melalui tekhnik penulis berkomunikasi
langsung (wawancara) dengan pimpinan KJKS BMT Tanjung Sejahtera
Pasar Lontar Jakarta Utara12
c. Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-
dokumen.13
Penulis menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada
hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Sedangkan data-data
ini, penulis peroleh dari buku-buku, profil company, arsip-arsip yang
berkaitan dengan Peran KJKS BMT Tanjung Sejahtera dalam
pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Pasar Lontar Jakarta Utara.
5. Tekhnik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu upaya yang
dilakukan dengan cara analisis data dengan cara melakukan wawancara
dan studi dokumentasi.
11
Sutrisno Hadi, Researce, (Yonyakrya : Andi offset, 1997), Hal 193 12
Wawancara Langsung dengan Pimpinan KJKS BMT Tanjung Sejahtera Tanggal 14
Februari 2013 13
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-4, h.73.
10
F. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini, Penulis melihat berbagai skripsi yang
membahas tentang Metode Kualitatif. Penulis menemukan Judul Skripsi yang
menggunakan Metode yang sama, yaitu Peran BMT Masjid Al-Azhar Cabang
Kunciran Ciledug dalam Mengembangkan Produktivitas Usaha Kecil
Menengah. Penelitian Saudari “Ayu Wandira” (107053002500) Tahun 2011,
dalam skripsinya membahas tentang Tingkat keberhasilan BMT Masjid Al-
Azhar, Strategi BMT dalam mengembangkan UKM, Konsep dalam
mengembangkan UKM, dan Potensi BMT Masjid Al-Azhar dalam
mengembangkan UKM. Judul skripsi ini jarang sekali membahas tentang Peran
BMT sendiri melainkan kebanyakan membahas tentang perkembangan Usaha
Kecil Menengah saja.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis menyusun
Sistematika Penulisan kedalam Lima Bab. Dimana setiap bab terdiri dari Sub-sub
bab tersendiri. Agar pembaca dapat memahami uraian selanjutnya maka penulis
mensistematika pembahasan yang akan ditulis kedalam bab-bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah, Pembatasan dan Perumusan masalah, Tujuan
penelitian, Manfaat penelitian, Metodologi penelitian (Metode
pendekatan penelitian, Subjek dan objek penelitian, Jenis dan sumber
11
data, Tekhnik pengumpulan data, Tekhnik analisa data), Tinjauan
Pustaka dan Sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Peran (Pengertian Peran, Tinjauan sosiologi tentang Peran), Koperasi
Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS), Baitul Maal wa Tamwil (Pengertian
BMT, Ciri-ciri BMT, Status dan badan hukum BMT, Cara kerja
BMT), Pemberdayaan (Pengertian Pemberdayaan, Tujuan
Pemberdayaan), Usaha Kecil Menegah (Pengertian UKM, Ciri-ciri,
Kriteria, dan contoh UKM, Keunggulan dan Kelemahan UKM)
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT TANJUNG SEJAHTERA DI
PASAR LONTAR JAKARTA UTARA
Sejarah berdirinya KJKS BMT TS, Visi dan Misi KJKS BMT TS,
Maksud dan Tujuan KJKS BMT TS, Sarana dan Prasarana KJKS
BMT TS, Struktur Organisasi KJKS BMT TS, Produk-produk KJKS
BMT TS (Simpanan, Mudharabah / investasi berjangka (deposito), dan
pembiayaan), Kegiatan dan Program kerja KJKS BMT TS, Mitra
Kerja KJKS BMT TS.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN KJKS BMT TANJUNG
SEJAHTERA PASAR LONTAR JAKARTA UTARA
12
Peran KJKS BMT TS dalam Peningkatan Kualitas Anggota di Pasar
Lontar Jakarta Utara, ( analisa pembiayaan, analisa pembinaan, dan
analisa pemasaran produk / jasa). Faktor-faktor Pendukung dan
Penghambat Pembiayaan terhadap UKM
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan Saran.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peran
1. Pengertian Peran
Peran menurut bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, beberapa
tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di
masyarakat dan harus dilaksanakan. Dengan kata lain seseorang dapat
dikatakan memainkan perannya apabila memiliki status di masyarakat.1
Sedangkan dalam Kamus modern "peran" secara bahasa berarti :
sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang utama, peran,
memerankan, memainkan sesuatu, pemain sandiwara, peran lakon, bagian
utama.2
Secara terminologi, pendapat oleh para ahli tentang peran, di
antaranya ialah :
a. Menurut Alo Liliweri
Peran adalah sebuah harapan budaya terhadap suatu posisi atau
kedudukan.
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), hal 854. 2 Poerwadarminta, WJS. Kamus Modern, (Jakarta: Jembatan, 1976). Cet. Ke-2, h. 473.
14
b. Menurut Donna L. Wong
Peran adalah kreasi budaya, oleh karena itu budaya menentukan
pola perilaku seseorang dalam berbagai posisi sosial.
c. Menurut Biddle dan Thomas yang dikutip Sarlito
Peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-
perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.3
d. Menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soejono Soekanto
Peran adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan
individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peran meliputi
norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat.4
Jadi peran adalah seperangkat tindakan atau perbuatan, pekerjaan
berisi harapan-harapan yang dilakukan seseorang, lembaga yang
berkedudukan dimasyarakat dalam peristiwa atau kejadian yang sedang
terjadi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai norma-norma yang
berlaku.
2. Tinjauan Sosiologi Tentang Peran
Ditinjau dari segi sosiologi, tidak dapat dipungkiri bahwasanya
manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa melepaskan sikap
ketergantungan (depedent) pada makhluk lain atau manusia lainnya, maka
3 Sarlito Wirawan Santoso, Teori-teori Psykologi Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), Cet- 12. h. 216-217. 4 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1982), h. 238
15
pada posisi semacam inilah peran sangat menentukan kelompok sosial
masyarakat tersebut, dalam artian diharapkan masing-masing dari sosial
masyarakat yang berkaitan agar menjalankan perannya yaitu : menjalankan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat
lingkungannya ia tinggal.
Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan
hubungan antara peran-peran individu dalam masyarakat. Peran yang
melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social position)
merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi
masyarakat. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peran.5
Peran menurut David Berry terdapat dua macam harapan, yaitu:
a. Harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau
kewajiban-kewajiban dari pemegang peran.
b. Harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap
masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya
dalam menjalankan perannya atau kewajiban-kewajibannya.6
5 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
Cet. Ke-34 h. 243. 6 N. Gross, W.S. Mason, and A. W. Mc Eachern. Exploritations In Role Analiysis, dalam
David Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1995), Cet. Ke-3.
H. 101.
16
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu peran tidak
dapat berjalan tanpa adanya kedudukan. Dengan adanya kedudukan tersebut
maka peran dapat berjalan sesuai dengan tugas yang dimilikinya.
B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Koperasi Jasa Keuangan Syariah biasa disebut KJKS adalah koperasi yang
kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan
sesuai pola bagi hasil (syariah).
C. Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
1. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil
BMT merupakan kependekan dari Baitul Maal Wat Tamwil atau
dapat juga ditulis dengan baitul maal wa baitul tamwil. Secara harfiah /
loghowi baitul maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah
usaha. Baitul Maal dikembangkan berdasarkan sejarah perkembangannya,
yakni dari masa Nabi sampai abad pertengahan perkembangan Islam dimana
Baitul Maal berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana
17
sosial. Sedangkan Baitul Tamwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif
laba.7
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) pada dasarnya merupakan
pengembangan dari konsep ekonomi dalam Islam terutama dalam bidang
keuangan. Istilah BMT adalah penggabungan dari baitul mal dan baitut
tamwil. Baitul mal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola
dana yang bersifat nirlaba (sosial). Sumber dana diperoleh dari Zakat, Infak,
dan Sedekah atau sumber lain yang halal. Kemudian, dana tersebut
disalurkan kepada Mustahik yang berhak atau untuk kebaikan. Adapun
Baitut tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit motive.
Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan
penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi, yang
dijalankan berdasarkan prinsip syariat.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa BMT berarti
menggabungkan 2 kegiatan yang beda sifatnya yaitu laba dan nirlaba dalam
1 lembaga. Namun, secara operasional BMT tetap merupakan suatu entitas
yang terpisah. Dalam perkembangannya, selain bergerak dibidang keuangan,
BMT juga melakukan kegiatan di sektor riil. Sehingga ada 3 jenis aktivitas
yang dijalankan BMT yaitu Jasa Keuangan, Sosial ( Zakat Infak dan
Sedekah / ZIS), serta Sektor riil.
7 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta : UII Press,
2004), hal 126
18
a. Jasa Keuangan
Kegiatan jasa keuangan yang dikembangkan oleh BMT berupa
Penghimpunan Dana dan Menyalurkannya melalui kegiatan pembiayaan
dari dan untuk anggota atau non anggota. Penghimpunan Dana oleh
BMT diperoleh melalui simpanan, yaitu dana yang dipercayakan oleh
Nasabah kepada BMT untuk disalurkan ke sektor produktif dalam
bentuk pembiayaan. Simpanan ini berbentuk tabungan wadi’ah,
simpanan mudharabah jangka pendek dan jangka panjang. Penyaluran
dana BMT kepada Nasabah terdiri atas 2 jenis pertama pembiayaan
dengan sistem bagi hasil dan kedua jual beli dengan pembayaran
ditangguhkan (penjualan barang dari BMT kepada Nasabah).
b. Sosial (Zakat, Infak, dan Sedekah)
Kegiatan pada sektor ini adalah pengelolaan zakat, infak, dan
sedekah baik yang berasal dari Dompet Dhuafa maupun yang berhasil
dihimpun sendiri oleh BMT. Sektor ini merupakan salah satu kekuatan
BMT karena juga berperan dalam pembinaan agama bagi para nasabah
sektor jasa keuangan BMT. Dengan demikian pemberdayaan yang
dilakukan BMT tidak terbatas pada sisi ekonomi, tetapi juga dalam hal
agama.
c. Sektor Riil
Pada dasarnya, kegiatan sektor riil juga merupakan bentuk
penyaluran dana BMT, namun berbeda dengan kegiatan sektor jasa
keuangan yang penyalurannya berjangka waktu tertentu, penyaluran
19
dana pada sektor riil bersifat permanen disebut inve/ jangka panjang dan
terdapat unsur kepemilikan didalamnya. Penyaluran dana ini selanjutnya
disebut investasi. Investasi yang dilakukan BMT dapat dengan
mendirikan usaha baru atau dengan masuk ke usaha yang sudah ada
dengan cara membeli saham.8
Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan BMT
menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas Ibadah anggota,
sehingga mampu berperan sebagai wakil pengabdi Allah SWT,
memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan
perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran-
berkemajuan, serta makmur maju berkeadilan berlandaskan Syariah dan
Ridho Allah SWT, Misi BMT bukan semata-mata mencari keuntungan dan
penumpukan laba modal pada segolongan orang kaya saja, tetapi lebih
berorientasi pada pendistribusian laba yang merata dan adil. Sesuai dengan
prinsip-prinsip ekonomi Islam.
Tujuan didirikannya BMT ialah meningkatkan kualitas usaha
ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Anggota harus diberdayakan supaya dapat mandiri. Dengan
sendirinya, tidak dapat dibenarkan jika para anggota dan masyarakat menjadi
8 Hertanto Widodo, et All. Panduan Praktis Operasional Baitul Mal wat Tamwil (BMT)
(Bandung : Mizan, 1999) hal 81 - 84
20
sangat tergantung kepada BMT. Dengan menjadi anggota BMT masyarakat
dapat meningkatkan taraf hidup melalui peningkatan usahanya.
Sifat BMT ialah usaha bisnis, mandiri ditumbuhkembangkan secara
swadaya dan dikelola secara profesional. Aspek Baitul Maal, dikembangkan
untuk kesejahteraan anggota terutama dengan penggalangan dana ZISWA
(Zakat, infaq, sedekah, waqaf) seiring dengan penguatan kelembagaan
BMT.9
BMT berasaskan Pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip
Syari’ah Islam, keimanan, keterpaduan, kekeluargaan, kebersamaan,
kemandirian dan profesionalisme.
Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang syah
dan legal. Sebagai lembaga keuangan Syari’ah, BMT harus berpegang teguh
pada prinsip-prinsip Syari’ah. Keimanan menjadi landasan atas keyakinan
untuk mau tumbuh dan berkembang. Keterpaduan mengisyaratkan adanya
harapan untuk mencapai sukses di dunia dan akherat juga keterpaduan antara
sisi maal dan tamwil (sosial dan bisnis. Kekeluargaan dan kebersamaan
berarti upaya untuk mencapai kesuksesan tersebut diraih secara bersama.
Kemandirian berarti BMT tidak dapat hidup hanya dengan bergantung pada
uluran tangan pemerintah, tetapi harus berkembang dari meningkatkan
9 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta : UII Press,
2004), hal 127-128
21
partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah pola pengelolaannya harus
profesional.10
Maka BMT berfungsi untuk :
a. Meningkatkan kualitas sumber daya insani anggota menjadi lebih
profesional dan Islami.
b. Mengembangkan kesempatan kerja.
c. Memperkokoh usaha anggota.
d. Ikut menata dan memadukan proses pembangunan masyarakat lapisan
bawah.
2. Ciri-ciri BMT
BMT lahir dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Modal awal lebih kurang dari Rp. 5 juta – 10 juta.
b. Calon pengelola / manajer dipilih yang berakidah, komitmen tinggi
pengembangan ekonomi ummat, amanah, dan jujur. Jika mungkin
minimal lulusan D3, S1.
c. BMT tidak hanya memberikan pembiayaan semata, namun juga
memberikan pembinaan baik manajemen maupun rohani yang selalu
mengaitkan kegiatan simpan pinjam dengan muamalah syari’ah.
d. Memberikan pembiayaan kepada anggota relatif lebih kecil, tergantung
perkembangan besarnya modal.
e. Menerima titipan Zakat, Infak, dan Shadaqah dari Bazis.
10
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta : UII Press,
2004), hal 128 - 130
22
f. BMT memiliki aturan yang sederhana, lentur dan efisien, efektif dan
mudah dipahami sehingga dapat melayani keperluan pengusaha kecil
secara berkelanjutan.
g. BMT merupakan sarana persaingan yang tangguh.
h. Menggabungkan sikap amanah dan saling mempercayai karena BMT
melaksanakan sistem bagi hasil.
i. Manajemennya profesional dan Islami :
1) Administrasi pembukuan dan prosedur pembiayaan.
2) Aktif, menjemput bola, kreatif dan inovatif, memecahkan masalah
secara bijak.
3) Berfikir, bersikap dan bertindak.
Dikemukakan oleh (Muhammad, 2004) ciri-ciri utama BMT ialah:
a. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan
ekonomi paling banyak untuk anggota dan Masyarakat.
b. Bukan lembaga sosial, tetapi bermanfaat untuk mengefektifkan
pengumpulan dana zakat, infak, dan sedekah bagi kesejahteraan orang
banyak.
c. Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat
disekitarnya.
d. Milik bersama masyarakat bawah bersama dengan orang kaya di sekitar
BMT, bukan milik perseorangan atau orang lain dari luar masyarakat.
e. BMT mengadakan pengajian rutin dan pembinaan secara berkala yang
waktu dan tempatnya ditentukan.
23
f. Manajemen BMT adalah profesional dan sesuai syari’ah.
g. Administrasi pembukuan dan prosedur ditata dengan sistem manajemen
keuangan yang rapih / komputeristik dan ilmiah.
h. Aktif menjemput bola. 11
3. Status dan Badan Hukum BMT
Sebelum menjalankan usahanya, Koperasi Swadaya Masyarakat
(KSM) mesti mendapatkan sertifikat operasi dari PINBUK (Pusat Inkubasi
Bisnis Usaha Kecil), sementara PINBUK ini sendiri mesti mendapat
pengakuan dari Bank Indonesia (BI) sebagai Lembaga Pengembangan
Swadaya Masyarakat (LPSM). Selain dengan badan hukum KSM, BMT juga
bisa didirikan dengan menggunakan badan hukum koperasi, baik koperasi
serba usaha di perkotaan, koperasi unit di pedesaan, maupun koperasi
pondok pesantren (kopontren) di lingkungan pesantren.
BMT dapat didirikan dalam berbagai bentuk Koperasi atau
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Diantaranya :
a. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
11
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta : UII Press,
2004), hal 132 - 134
24
b. Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau biasa disebut KJKS adalah
koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan,
investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).
c. Unit JasaKeuangan Syariah (UJKS) adalah koperasi yang bergerak
dibidang usaha pembiayaan, investasi dan simpanan dengan bagi hasil
(syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi bersangkutan
d. Koperasi Pondok Pesantren (KOPONTREN), BMT juga dapat menjadi
unit usaha di Kopontren dan juga dapat didirikan oleh Kopontren BMT.
Dalam hal ini panitia pendirian BMT dapat berkonsultasi dengan
Departemen Agama dan Departemen Koperasi kabupaten / Kota
setempat. 12
4. Cara Kerja BMT
Cara kerja BMT dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Pendamping atau beberapa pemrakarsa yang mengetahui mengenai
BMT (misalnya dengan membaca Pedoman Pendirian BMT ini),
menyampaikan dan menjelaskan ide atau gagasan itu kepada rekan-
rekannya, termasuk apa itu, visi, misi, tujuan dan usaha-usahanya yang
mulia itu. Sehingga jumlah pemrakarsa bisa bertambah, jadi 2, 5, 10 dan
seterusnya yang dalam waktu tertentu akan mencapai lebih dari 20
orang.
12
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah (Jakarta : 2005)
25
b. 20 orang atau lebih pemrakarsa itu kemudian bersepakat mendirikan
BMT di desa, kecamatan, pasar, masjid atau apapun lingkungan itu dan
bersepakat mengumpulkan modal awal pendirian BMT.
c. Modal awal tidak harus sama jumlahnya antar pemrakarsa, satu dengan
yang lain bisa berbeda besarnya, asal saja mencapai jumlah yang
memadai. (10 – 20 juta/20 - 30 juta).
d. Pemrakarsa membuat rapat untuk memilih pengurus BMT, misalnya
Ketua dan Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Jika diperlukan
dapat mengangkat Dewan syariah, tetapi ini biasanya diangkat setelah
BMT berjalan beberapa tahun. (Dewan Syariah Nasional bertugas) : -
Menumbuh-kembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan
perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya. -
Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan. - Mengeluarkan
fatwa atas produk dan jasa keuangan syariah. - Mengawasi penerapan
fatwa yang telah dikeluarkan.)
e. Pengurus BMT merapatkan dan merekrut Pengelola/ Manajemen BMT,
tiga orang, sebaiknya telah memiliki pendidikan S-1, penduduk
dilingkungan itu, bersifat Shiddiq [jujur], Amanah [terpercaya],
Fathonah [cerdas], dan Tabligh [mencerdaskan]. Calon pengelola dalam
waktu tertentu diberikan bacaan untuk benar-benar menguasai visi, misi,
tujuan dan usaha-usaha BMT, memiliki keinginan yang keras untuk
mengembangkan BMT, dengan sepenuh waktu, sepenuh hati, bersedia
26
siang dan malam hanya memikirkan ikhtiar-ikhtiar untuk
mengembangkan BMT sebagai ibadah pada Allah SWT.
f. Pengurus BMT menghubungi PINBUK atau ABSINDO (Asosiasi BMT
se Indonesia) setempat (Kabupaten / Kota / Propinsi) meminta agar
memberikan pelatihan pada calon Pengelola BMT tersebut (biasanya 2
minggu pelatihan dan magang).
g. Setelah dilatih, dengan berbekal modal awal Pengelola membuka kantor
dan menjalankan BMT, dengan giat menggalakkan simpanan
masyarakat dan memberikan pembiayaan (istilah Bank : kredit) pada
usaha mikro dan kecil di sekitarnya.
h. Pembiayaan pada usaha mikro dengan bagi hasil. Bagi hasil
disampaikan kepada BMT sesuai dengan akad. Dari bagi hasil ini,
pengelola membayar honor pada pengelola semampunya (secara
bertahap, membesar), sewa kantor, listrik, ATK dll.
i. Yang paling penting adalah bahwa dari bagi hasil ini, pengelola
membayar pula bagi hasil kepada penyimpan dana, diusahakan lebih
besar sedikit dari bunga uang kalau penyimpan menyimpannya di bank
konvensional. Dengan demikian akan terdapat dorongan material bagi
penyimpan untukmenyimpan dananya di BMT, selain mengharapkan
pahala dan ridha dari Allah SWT.
j. Dengan memberikan bagi hasil pada penabung dan penjelasan yang
tepat tentang visi, misi, tujuan dan usaha-usaha BMT, kekayaan BMT
akan semakin bertambah, diimbangi dengan pembiayaan pada usaha
27
mikro dan kecil semakin banyak dan lancar. BMT akan semakin maju
dan berkembang.
D. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan, merupakan terjemahan dari kata “empowerment”
berasal dari bahasa latin 'potere' yang artinya memampukan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemberdayaan berasal dari kata dasar
“daya” yang mengandung beberapa makna yaitu kemampuan melakukan
sesuatu atau kemampuan bertindak, kekuatan (tenaga yg menyebabkan
sesuatu bergerak), akal (ikhtiar; upaya).
Secara Istilah Umumnya pemberdayaan berbicara 2 hal pokok yaitu
memberi dan menerima kekuasaan / wewenang. Ada pihak yang
memberdayakan dan ada pihak yang diberdayakan. Pemberdayaan dapat
pula ditinjau sebagai proses maupun hasil ( Perkins, Zimmerman, 1995).
Ditinjau dari proses, pemberdayaan menunjukkan keterlibatan pihak yang
diberdayakan dalam setiap kegiatan, dalam pengambilan keputusan maupun
dalam kepemimpinan. Ditinjau dari hasil, pemberdayaan menghasilkan akal,
pikiran dan ikhtiar sehingga mampu mengambil keputusan oleh karena dorongan
yang kuat untuk bertindak. Pemberdayaan menunjukkan keterlibatan pihak yang
diberdayakan, terbangun pikiran, akal dan ikhtiar. Ada pengambilan keputusan
serta ada tindakan nyata oleh dan untuk diri orang yang diberdayakan.
28
Jadi kesimpulannya pemberdayaan merupakan upaya membangun
akal, pikiran dan ikhtiar dalam diri seseorang sehingga orang tersebut
mampu mengambil keputusan dan bertindak untuk dirinya sendiri.
Kemampuan yang terbangun ditandai akan kesadaran untuk suatu
perubahan, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup serta percaya
diri untuk bertindak.
2. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Sesuai dengan Visi Pemberdayaan
Masyarakat “Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Yang Berbasis Kepada
Pembangunan Manusia Seutuhnya Menuju Kesejahteraan Masyarakat”.
Maka tujuan pemberdayaan masyarakat adalah :
a. Terwujudnya peningkatkan kemampuan sumber daya manusia aparatur
pemerintahan Desa / Kelurahan dan Masyarakat melalui potensi dan
sarana yang ada.
b. Terwujudnya pengembangkan usaha ekonomi kerakyatan di sektor
informal dengan mendayagunakan potensi ekonomi desa, peningkatan
lembaga ekonomi dan stimulan dana pembangunan sebagai upaya
pengentasan kemiskinan.
c. Terwujudnya pengembangkan dan pemanfaatkan Teknologi Tepat Guna
secara optimal dan sumber daya desa melalui kerjasama antar lembaga.
d. Terwujudnya optimalisasi lembaga kemasyarakatan termasuk peran
perempuan dalam upaya peningkatkan partisipasi masyarakat.
29
E. Usaha Kecil Menengah
1. Pengertian Usaha Kecil Menengah
Banyak definisi UKM yang dipahami baik dari Lembaga lokal
maupun asing. Namun demikian, Perbankan Indonesia menggunakan
definisi UKM sesuai kesepakatan Menko Kesra dengan Bank Indonesia (BI).
Definisi Usaha Mikro secara tidak langsung sudah termasuk dalam
definisi Usaha Kecil berdasarkan UU No.9 tahun 1995, namun secara
spesifik didefinisikan sebagai berikut :
Usaha Mikro adalah Kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan
bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat,
dan belum berbadan Hukum. Hasil penjualan tahunan bisnis tersebut paling
banyak RP. 100.000.000,00 dan milik Warga Negara Indonesia. Kredit
Usaha Mikro adalah kredit yang diberikan kepada Nasabah Usaha Mikro,
baik langsung maupun tidak langsung yang dimiliki dan dijalankan oleh
Penduduk miskin dengan kriteria plafon kredit maksimal Rp. 50.000.000,00.
Usaha Kecil adalah Kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp. 1.000.000.000,00 dan milik Warga Negara Indonesia.Kredit
Usaha Kecil adalah kredit yang diberikan kepada Nasabah usaha kecil yang
memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan
30
tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 pertahun, dengan plafon kredit
maksimum sebesar Rp. 500.000.000,00.
Usaha Menengah adalah Kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki
kekayaan paling bersih lebih besar dari Rp. 200.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha dan milik Warga Negara Indonesia. Kredit Usaha Menengah
adalah kredit yang diberikan kepada Pengusaha diluar usaha mikro dan
usaha kecil atau kepada pengusaha yang akan ditetapkan kemudian, dengan
plafon diatas Rp. 500.000.000,00 sampai dengan Rp. 5.000.000.000,00.13
Keragaman Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)
a. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998
Usaha Kecil Menengah adalah Kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari
persaingan usaha yang tidak sehat.
b. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Usaha Kecil Menengah Berdasarkan kuantitas tenaga kerja.
Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja
5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha
yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.
13
M. Kwartono Adi, Analisis Usaha Kecil dan Menengah , ed. I (Yogyakarta : Andi Offset,
2007), hal 12– 15.
31
Jadi Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah
yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Dan usaha yang berdiri sendiri.
2. Ciri-ciri, kriteria dan contoh Usaha Kecil Menengah
Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia juga memberikan kontribusi
yang sangat signifikan terutama ketika krisis yang dialami pada perode 1998
sampai dengan 2000. Konsep UKM sangat berbeda dari suatu Negara
dengan Negara lain. UKM di Indonesia telah mendapat perhatian dan dibina
pemerintah dengan membuat portofolio Kementrian yaitu Menteri Koperasi
dan UKM. Kementerian tersebut mengelompokkan UKM menjadi 3
kelompok berdasarkan total aset, total penjualan tahunan, dan status usaha
dengan ciri dan kriteria sebagai berikut: 14
a. Usaha Mikro.
Ciri-ciri Usaha Mikro yaitu :
1) Jenis barang / komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti.
2) Tempat usahanya tidak menetap, sewaktu-waktu dapat pindah
tempat.
3) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.
14
M. Kwartono Adi, Analisis Usaha Kecil dan Menengah,ed. I (Yogyakarta : Andi Offset,
2007), hal 12
32
4) Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai.
5) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.
6) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari
mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank.
7) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas
lainnya.
Usaha mikro mempunyai kriteria / karakteristik positif dan unik
yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :
1) Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya
menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi
kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang.
2) Tidak sensitive terhadap suku bunga.
3) Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter.
4) Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima
bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
Contoh usaha mikro ialah :
1) Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan
dan pembudidaya.
2) Industri makanan dan minuman, industri meubel pengolahan kayu
dan rotan,industri pandai besi pembuat alat-alat.
3) Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.
4) Peternakan ayam, itik dan perikanan.
33
5) Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan
penjahit (konveksi).
b. Usaha Kecil
Ciri-ciri usaha kecil yaitu :
1) Jenis barang / komoditi yang di usahakan umumnya sudah tetap
tidak gampang berubah.
2) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak pindah-pindah.
3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau
masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai di pisahkan
dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha.
4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan lainnya termasuk
NPWP.
5) Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwira usaha.
6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal.
7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan
baik seperti business planning.
Kriteria Usaha Kecil berdasarkan surat edaran Bank Indonesia
kepada semua Bank Umum di Indonesia No. 3/9/BKr, tgl 17 Mei 2001,
yaitu :
1) Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 M.
34
3) Milik Warga Negara Indonesia.15
4) Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau terafiliasi, baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau
skala besar.
5) Berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan, badan usaha yang
tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum,
termasuk koperasi.16
Contoh usaha kecil ialah :
1) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga
kerja.
2) Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya.
3) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubel, kayu
dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan
industri kerajinan tangan.
4) Peternakan ayam, itik dan perikanan.
5) Koperasi berskala kecil.
c. Usaha Menengah,
Ciri-ciri usaha menengah yaitu :
15
M. Kwartono Adi, Analisis Usaha Kecil dan Menengah,ed. I (Yogyakarta : Andi Offset,
2007), hal 13 16
Adler Haymans Manurung, MODAL untuk BISNIS UKM, Ed 1 dan 2, (Jakarta : Kompas
Media Nusantara, 2008) hal 8-9
35
1) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang
lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian
tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran
dan bagian produksi.
2) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
3) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi
perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll.
4) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin
tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan
lingkungan dll.
5) Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.
6) Pada umumnya telah memiliki SDM yang terlatih dan terdidik.
Kriteria / Karakteristik Usaha Menengah menurut Instruksi
Presiden No. 10 Tahun 1999 sebagai berikut :
1) Usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih besar Rp. 200 Juta
sampai dengan paling banyak Rp. 10 Miliar, tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha.
2) Milik Warga Negara Indonesia.17
17
M. Kwartono Adi, Analisis Usaha Kecil dan Menengah,ed. I (Yogyakarta : Andi Offset,
2007), hal 13
36
3) Usaha yang berdiri sendiri, bukan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimilik, dikuasai atau terafiliasi, baik langsung
maupun tidak langsung, dengan usaha menengah atau skala besar.
4) Berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan, badan usaha yang
tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum
termasuk koperasi.18
Contoh usaha menengah ialah :
1) Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala
menengah.
2) Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor.
3) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan
jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi.
4) Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam.
5) Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer
buatan.19
Jenis-jenis UMKM di Indonesia, buku-buku yang mengulas jenis
usaha UMKM sudah banyak, tetapi secara garis besar dikelompokkan
dalam 4 kelompok yaitu :
1) Usaha Perdagangan
Keagenan : agen koran/majalah, sepatu, pakaian, dan lain-
lain. Pengecer : minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan, dan lain-
18
Adler Haymans Manurung, MODAL untuk BISNIS UKM, Ed 1 dan 2, (Jakarta : Kompas
Media Nusantara, 2008) hal 8-9 19 http://chichimoed.blogspot.com/2009/03/pengertian-dan-ciri-ciri dan contoh -ukm.html
37
lain. Ekspor / Impor : produk lokal dan internasional. Sektor
Informal : pengumpul barang bekas, pedagang kaki lima.
2) Usaha Pertanian
Meliputi perkebunan : pembibitan dan kebun buah-buahan,
sayur-sayuran, dan lain-lain. Peternakan : ternak ayam petelur, susu
sapi, dan Perikanan : darat / laut seperti tambak udang, kolam ikan,
dan lain-lain.
3) Usaha Industri
Industri Makanan / Minuman, Pertambangan, Pengrajin,
konveksi dan lain-lain.
4) Usaha Jasa
Jasa Konsultan, Perbengkelan, Restoran, Jasa Konstruksi,
Jasa Transportasi, Jasa Telekomunikasi, Jasa Pendidikan, dan lain-
lain.20
Kriteria Jenis Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha
Menengah
Usaha Besar
Jumlah Tenaga
Kerja -
5-19 orang 20-99 orang > 100 orang
20
M. Kwartono Adi, Analisis Usaha Kecil dan Menengah , ed. I (Yogyakarta : Andi Offset,
2007) hal 15
38
3. Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil Menengah
Menurut Muhammad Taufiq, UKM memiliki ciri-ciri skala usaha
kecil, padat karya, berbasis sumberdaya lokal dan sumberdaya alam, pelaku
banyak, dan menyebar, sehingga dari ciri-ciri tersebut dapat diuraikan
beberapa bagian yaitu :
a. Skala usaha kecil, Salah satu karakter penting dari UKM adalah skala
usahanya yang relatif kecil. Meskipun batas atas kategori usaha kecil
adalah dengan omset maksimal 1 miliar, namun dalam kenyataannya
sebagian besar usaha kecil justru memiliki omset dibawah 500 juta.
b. Padat karya, Produk usaha berskala kecil pada umumnya sangat padat
karya. Kegiatan produksi yang melibatkan banyak tenaga kerja sebagai
konsekuensi dari aktivitas yang menghasilkan produk yang berciri hand
made. Produk UKM yang bersandar pada keahlian dan keterampilan
tangan ini membawa konsekuensi pada kurangnya aspek presisi dan
kesulitan untuk distandarisasi. Disamping memiliki kelemahan, aktivitas
bisnis yang mengandalkan keterampilan individu tentu juga memiliki
keunikan, sehingga mendapat pasar yang tersendiri.
c. Berbasis sumberdaya lokal dan sumberdaya alam. Salah satu ciri dari
orientasi berusaha di kalangan UKM pada umumnya adalah lebih
kepada upaya melakukan aktivitas apa yang bisa dilakukan dengan
sumberdaya yang ada, ketimbang memproduksi sesuatu yang diminta
oleh pasar. Dengan kata lain aktivitas usaha UKM lebih kepada
production oriented, memproduksi sebaik mungkin apa yang bisa
39
dilakukan dengan bertumpu pada ketersediaan sumberdaya yang ada.
Karakter aktivitas bisnis UKM seperti ini menghasilkan produk-produk
unggulan yang komparatif pada masing-masing wilayah.
Kebersinambungan usaha yang berbasis sumberdaya alam tentu sangat
rentan, manakala UKM terlibat dalam aktivitas produksi yang
mengeksploitasi sumberdaya alam yang tidak terbaharui.
d. Pelaku banyak. Karena hampir tidak ada barrier to entry pada aktivitas
bisnis UKM, baik dari aspek teknologi, investasi, manajemen,
perlindungan hak intelektual, maka sangat mudah bagi masyarakat
untuk masuk ke dalam industri yang digeluti oleh UKM. Sebagai
konsekuensinya relatif sangat banyak pelaku bisnis UKM dalam sektor
dan kegiatan bisnis tertentu. Di satu sisi struktur usaha seperti ini sangat
baik untuk mendorong kompetisi, tetapi di lain pihak UKM sering
dihadapkan pada kondisi dimana banyak UKM sebagai produsen
menghadapi kekuatan monopsonis.
e. Menyebar. Aktivitas bisnis UKM dapat dijumpai hampir diseluruh
pelosok tanah air serta diberbagai sektor. Dengan demikian, bila UKM
dapat mengembangkan jaringan yang efektif, maka konsep global
production dapat dipenuhi, karena UKM mampu menghasilkan produk
di mana saja dan memasarkannya ke mana saja serta kapan saja. Dengan
kata lain produk UKM yang sejenis sangat mudah diperoleh masyarakat
dimana saja dan kapan saja.
40
Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) dibandingkan dengan usaha besar (Partomo dan Rachman, 2002)
yaitu:
a. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam
pengembangan produk.
b. Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil
c. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar
yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan berskala
besar yang pada umumnya birokratis
d. Terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.
Kelemahan yang dimiliki Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
(Tambunan, 2002) adalah sebagai berikut:
a. Kesulitan pemasaran. Hasil dari studi lintas Negara yang dilakukan oleh
James dan Akarasanee (1988) di sejumlah Negara ASEAN
menyimpulkan salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran
yang umum dihadapi oleh pengusaha UKM adalah tekanan-tekanan
persaingan, baik dipasar domestik dari produk-produk yang serupa
buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun dipasar ekspor.
b. Keterbatasan finansial. UKM di Indonesia menghadapi dua masalah
utama dalam aspek finansial antara lain: modal (baik modal awal
maupun modal kerja) dan finansial jangka panjang untuk investasi yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan output jangka panjang.
41
c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Keterbatasan sumber daya
manusia juga merupakan salah satu kendala serius bagi UKM di
Indonesia, terutama dalam aspek-aspek kewirausahaan, manajemen,
teknik produksi, pengembangan produk, control kualitas, akuntansi,
mesin-mesin, organisasi, pemprosesan data, teknik pemasaran, dan
penelitian pasar. Semua keahlian tersebut sangat diperlukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan
efisiensi dan produktifitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar
dan menembus pasar baru.
d. Masalah bahan baku. Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga
sering menjadi salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output atau
kelangsungan produksi bagi UKM di Indonesia. Terutama selama masa
krisis, banyak sentra-sentra Usaha Kecil dan Menengah seperti sepatu
dan produk-produk textile mengalami kesulitan mendapatkan bahan
baku atau input lain karena harganya dalam rupiah menjadi sangat
mahal akibat depresiasi nilai tukar terhadap dolar AS.
e. Keterbatasan teknologi. Berbeda dengan Negara-negara maju, UKM di
Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi tradisonal dalam
bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang sifatnya manual.
Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya jumlah
produksi dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya
kualitas produk yang dibuat serta kesanggupan bagi UKM di Indonesia
untuk dapat bersaing di pasar global.Keterbatasan teknologi disebabkan
42
oleh banyak faktor seperti keterbatasan modal investasi untuk membeli
mesin-mesin baru, keterbatasan informasi mengenai perkembangan
teknologi, dan keterbatasan sumber daya manusia yang dapat
mengoperasikan mesin-mesin baru.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN
SYARIAH BMT TANJUNG SEJAHTERA
DI PASAR LONTAR JAKARTA UTARA
A. Sejarah Berdirinya KJKS BMT Tanjung Sejahtera
Berawal diselenggarakannya pertemuan para pedagang di wilayah
Kecamatan Koja pada hari Selasa, tanggal 24 Mei 2005 bertempat di
musholla AL- AROFAH Jl. Manggar No. 09 Rt 03 / 011 pada pukul 09.00
s/d 12.00 Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja, dan pertemuan kedua di
rumah bapak ASMARUDIN pada pukul 13.00 s/d 15.30 Kelurahan Tugu
Selatan Jl. Bendungan Melayu No. 12. Kelurahan Tugu Selatan, Kec koja,
Jakarta Utara. Di bawah pimpinan Yunus Hanafi Sya’roni S.Ag.1
Dari pertemuan tersebut terjadilah kesepakatan untuk merubah nasib
secara bersama-sama dengan cara membuat kelompok-kelompok pengusaha
kecil dan dilakukan pendampingan oleh inisiatornya. Dari kesepakatan
tersebut terbentuklah 17 kelompok pengusaha kecil dan melakukan
pertemuan secara rutin terjadwal sepekan sekali dan tersusun kepengurusan
kecil terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara setiap kelompok dengan
beragam nama setiap kelompoknya.
1 Wawancara langsung dengan Pimpinan KJKS BMT TS Bapak Yunus Hanafi, S.Ag
tanggal 14 Februari 2013
44
Adapun aktifitas pertemuannya adalah :
1. Melakukan Zikir Qolbiah Ilahiyah untuk mengisi kebutuhan jiwa dengan
siraman rohani.
2. Bermusyawarah mencari terobosan bisnis untuk meningkatkan
kesejahteraan.
3. Mengumpulkan simpanan anggota untuk menambah kas dan modal
untuk pembiayaan bagi anggota yang kurang modal .
4. Membayar angsuran bagi yang sudah mendapatkan pembiayaan.
Puji syukur hanya milik Allah SWT, pada tanggal 6 dan 7 Desember
tahun 2005 kita bisa mengikuti program pelatihan aliansi mitra permodalan
BMT – BMM – BANK MUAMALAT dibawah pendampingan MIKROFIN
INDONESIA. Maka pada tanggal 1 Januari 2006 mulailah aktifitas kantor dan
pada tangal 20 Februari 2006 rapat anggota untuk kepengurusan dan legalitas
pendirian Koperasi Jasa Keuangan dengan nama Koperasi Jasa Keuangan
Syari’ah BMT TANJUNG SEJAHTERA dan dengan keluarnya Surat
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor : 511/BH/MENEG.1/VII/2006 disambut gembira oleh para
anggotanya sebagai titik awal untuk beraktifitas secara produktif yang legal.2
B. Visi dan Misi KJKS BMT Tanjung Sejahtera
Visinya adalah Mewujudkan lembaga keuangan mikro syari’ah yang
amanah, profesional, dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas Ibadah
anggotanya yang terbesar dan tersebar di wilayah Jakarta Utara.
2 Sumber data : Profil KJKS BMT Tanjung Sejahtera Komitmen Bersyariah Tahun 2013
45
Misinya adalah membangun dan mengembangkan tatanan
perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran –
berkemajuan, serta makmur – maju berkeadilan berlandaskan syari’ah dan
Ridho Allah SWT, dengan melakukan usaha-usaha sebagai berikut :
1. Memurnikan penerapan nilai Islam dalam dunia usaha.
2. Menjalankan usaha yang menguntungkan bagi semua pihak.
3. Meningkatkan profesionalisme kinerja pengelola.
4. Memberikan akses permodalan bagi masyarakat pengusaha kecil.
C. Maksud dan Tujuan KJKS BMT TS
Maksud dari KJKS BMT Tanjung Sejahtera ialah menggalang
kerjasama untuk membantu kepentingan ekonomi anggota pada khususnya
dan Masyarakat pada umumnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Tujuan KJKS BMT Tanjung Sejahtera yaitu :
1. Meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada
khususnya.
2. Membangun ekonomi umat Islam yang bersyari’ah pada umumnya untuk
meninggalkan system riba.3
D. Sarana dan Prasarana KJKS BMT Tanjung Sejahtera
Sarana dan prasarana yang dimiliki KJKS BMT TS itu sudah milik
sendiri, sistem sudah mengikuti perbankan. Mesin edisi, komputer, internet
sudah lengkap dan sudah menopang kerja KJKS BMT TS itu.
3 Sumber data : Dokumentasi KJKS BMT TS Komitmen Bersyariah tahun 2013
46
F. Produk-produk
1. Simpanan
Simpanan adalah dana yang di percayakan oleh anggota kepada
BMT dalam bentuk simpanan dan investasi berjangka. Keuntungan
bagi penyimpan ialah :
a. Aman dan terhindar dari riba dan haram.
b. Ikut membantu sesama (Ta’awun).
c. Mendapat imbalan bagi hasil yang halal.
Jenis Simpanan / Produk-produk Simpanan diantaranya :
a. Simpanan Wadi’ah
Simpanan ini merupakan titipan biasa yang mudah dan
sesuai syari’ah. Melakukan penyetoran dan penarikan dana
sewaktu-waktu dengan mudah. Diperuntukkan bagi individu
dengan persyaratan : Setoran awal minimal Rp. 125.000, mengisi
Formulir yang disediakan BMT dan foto copy identitas diri.
b. Simpanan Amanah
Simpanan dengan Akad Mudharabah Mutlaqah khusus bagi
Organisasi / Lembaga, Masjid, Sekolah, Toko, Majelis Taklim,
TK/TPA/TQA, Perusahaan. Persyaratan : mudah cukup dengan
mengisi Formulir yang disediakan oleh BMT, foto copy identitas
penanggung jawab dan surat keterangan dari lembaga / organisasi
serta simpanan awal minimal Rp. 25.000.
47
c. Simpanan Pendidikan
Simpanan pendidikan ini merupakan simpanan pelajar /
mahasiswa yang digunakan untuk pembiayaan pendidikan. Dapat
diambil untuk pembayaran pendidikan sesuai kesepakatan
bersama. Persyaratan : mengisi Formulir yang disediakan oleh
BMT, setoran awal minimal Rp. 5.000, dan foto copy identitas /
kartu pelajar. BMT menyediakan Rp. 5.000.000,- untuk setahun
bagi siswa yang berprestasi.
d. Simpanan Haji / Umroh
Simpanan haji/umroh merupakan simpanan untuk yang
berniat menunaikan ibadah haji/umroh. Simpanan ini akan
mewujudkan niat anda beribadah ke tanah suci secara lebih
terencana. Dengan bagi hasil yang adil, halal dan sesuai syari’at.
Persyaratan : mengisi Formulir yang disediakan oleh BMT,
setoran awal minimal Rp. 50.000, serta foto copy identitas diri.
BMT membantu mendaftarkan anda pada KBIH relasi untuk
bimbingan manasiknya.
e. Simpanan Fitri
Simpanan ini merupakan simpanan khusus untuk persiapan
kebutuhan keuangan yang meningkat ketika menghadapi hari raya
idul fitri. Dapat diambil 1 kali dalam setahun yaitu menjelang hari
raya idul fitri atau sebulan sebelum hari raya idul fitri.
Persyaratan: mengisi Formulir yang disediakan oleh BMT, setoran
48
awal minimal Rp. 25.000, serta foto copy identitas diri. BMT
menyediakan 100 tiket untuk rekreasi dan pulang mudik bagi
anggota terbaik.
f. Simpanan Qurban
Simpanan ini membantu anda merencanakan keuangan
untuk melaksanakan ibadah qurban yang setiap tahun menjadi
kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. BMT menyediakan
dana talangan pelunasan bagi dananya yang belum cukup sampai
hari H. BMT memberikan layanan antar jemput simpanan
kerumah anggota. Persyaratan : mengisi Formulir yang disediakan
oleh BMT, setoran awal minimal Rp. 25.000, serta foto copy
identitas diri.
g. Simpanan Walimah
Simpanan walimah ditujukan untuk membantu anda
mempersiapkan kebutuhan keuangan dalam menghadapi hari
pernikahan. Persyaratan dengan mudah mengisi formulir yang
disediakan oleh BMT, Setoran awal minimal Rp. 25.000. BMT
memback-up kebutuhan walimah dengan bayar selesai acara.4
Dari Simpanan diatas, semua Nasabah harus memiliki salah
satu simpanan ini untuk meminjam pembiayaan, maka dari itu Pihak
4 Sumber data: Dokumentasi Brosur kuning (Produk Simpanan) KJKS BMT TS
Komitmen Bersyariah Tahun 2013
49
KJKS BMT Tanjung Sejahtera akan membantu dalam Pemberdayaan
Usaha Kecil Menengah.
2. Mudharabah / Investasi Berjangka (Deposito)
Simpanan ini merupakan investasi anda baik secara individu
maupun lembaga / organisasi dengan sistem Mudharabah Mutlaqah.
Dana anda akan diinvestasikan pada usaha Mikro dan kecil yang sesuai
syariah dan tentu saja memiliki prospek usaha yang baik. Dengan
demikian selain menguntungkan, Investasi anda Insya Allah akan
bernilai ibadah karena berperan dalam memajukan usaha Umat
khususnya usaha Mikro dan kecil. Simpanan ini bisa ditarik
berdasarkan jangka waktu yang telah disepakati yaitu 1 bulan (80 :
20%), 3 bulan (70 : 30%), 6 bulan (60 : 40%), 12 bulan (50 : 50%).
Mendapat keuntungan (1) Investasi mudharabah memberikan bagi
hasil berdasarkan nisbah yang disepakati. (2) Bagi hasilnya dapat
diambil tiap bulan atau sekaligus pada saat jatuh tempo. (3) Dapat
dijadikan jaminan pembiayaan. Persyaratan : mengisi formulir
pembukaan rekening, foto copy kartu identitas, nilai investasi minimal
sebesar Rp. 1.000.000,-. 5
3. Pembiayaan
Pembelian adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi /
kerjasama permodalan antara BMT dengan anggotanya, yang
5 Sumber data: Dokumentasi Brosur kuning (Produk Simpanan) KJKS BMT TS
Komitmen Bersyariah Tahun 2013
50
mewajibkan penerima pembiayaan melunasi pokok pembiayaan dan
marjin / bagi hasil yang telah disepakati bersama. Usaha yang dibiayai
(1) Halal, sah, dan menguntungkan. (2) sudah berjalan minimal 1
tahun. (3) berada diwilayah BMT. (4) Usaha sektor rill.
Program Pembiayaan (1) Program Ta’aruf Rp. 100.00,- s/d Rp.
2.000.000. (2) program Lanjutan Rp. 10.000.000,- s/d Rp.
500.000.000,-. Syarat Pembiayaan diantaranya :
a. Anggota BMT Tanjung Sejahtera
b. Punya simpanan di BMT Tanjung Sejahtera
c. Foto Copy KTP Suami Istri
d. Foto Copy Kartu Keluarga
e. Foto Copy Surat Nikah
f. Foto Copy Jaminan
g. Data-data Pendukung.
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Tanjung Sejahtera
memberikan pembiayaan dengan menggunakan skema sebagai berikut:
a. Pembiayaan Mudharabah
Kerjasama usaha BMT sebagai pemilik modal kepada
anggotanya sebagai pengelola untuk melakukan usaha.
Keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan. Kerugian
ditanggung BMT sebagai pemilik modal sepanjang bukan
merupakan kelalaian pengelola / penerima pembiayaan.
51
b. Pembiayaan Musyarakah
Kerjasama permodalan usaha antara BMT dengan
anggotanya pengusaha mikro untuk menggabungkan modal dan
usaha bersama dalam kemitraan, keuntungan dan kerugian dari
usaha ini akan dibagi menurut proporsi penyertaan modal sesuai
dengan kesepakatan bersama.
c. Piutang Murabahah
Transaksi jual beli antara BMT dengan anggotanya untuk
pembelian suatu barang yang dibutuhkan anggota. BMT sebagai
penjual dan anggota sebagai pembeli. Kedua belah pihak
melakukan transaksi dan kesepakatan harga jual dari BMT kepada
anggota. BMT memberikan waktu pelunasan kepada anggotanya
dengan cara diangsur sesuai dengan kesepakatan. BMT akan
selalu siap melayani produk-produk yang dibutuhkan anggotanya.
d. Qardhul Hasan
Pinjaman dana sosial (non komersial) yang diberikan
kepada 8 Asnaf anggota yang berhak menerimanya. Peminjam
mengembalikan hanya pokok dana yang dipinjam tanpa imbalan
bagi hasil dalam waktu sesuai kesepakatan.
e. Piutang Salam
Jual beli barang dengan cara pemesanan antara BMT dan
anggota dengan pembayaran dimuka dan pengiriman barang oleh
52
BMT dilakukan dibelakang / kemudian dengan ketentuan bahwa
spesifikasi barang disepakati pada akad transaksi salam.
f. Piutang Ijarah
Sewa menyewa antara Mu’ajir (anggota penyewa)
dengan Musta’jir (BMT yang menyewakan atas Ma’jur (objek
sewa) untuk mendapatkan imbalan atas barang yang disewakan.
g. Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Perjanjian sewa beli suatu barang antara BMT dengan
anggotanya yang diakhiri dengan perpindahan hak milik barang
milik BMT (yang menyewakan) kepada anggota (penyewa).
Selama masa angsuran, maka status barang adalah milik BMT.
h. Piutang Istisna
Tagihan atas transaksi jual beli barang dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara anggota sebagai pemesan / pembeli
dan BMT sebagai penjual yang cara pembayarannya dapat
dilakukan dimuka (uang muka), diangsur, atau ditangguhkan
sampai jangka waktu tertentu.6
6 Sumber data : Dokumentasi Brosur Biru (Produk Simpanan) KJKS BMT Tanjung
Sejahtera Komitmen Bersyari’ah Tahun 2013
53
G. Kegiatan dan Program Kerja KJKS BMT TS
Kegiatan KJKS BMT TS ialah :
1. Jasa pemodalan Syari’ah
2. Penghimpunan dana anggota serta menyalurkan pada sektor
perdagangan yang sah, halal dan menguntungkan.
3. Penghimpunan ZISWAF (Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf)
KJKS BMT TS memiliki beberapa program kerja yaitu :
1. BMT (Baitul Mal wa Tamwi) atau simpan pinjam pola syariah.
2. Sektor jasa yang melayani berbagai jasa seperti :
a. Jasa transfer antar Bank
b. Jasa pembayaran rekening dan jasa pembayaran angsuran kredit
c. Isi ulang pulsa
d. Transaksi kartu kredit
e. Pembayaran tiket pesawat
3. Melayani Pembiayaan Seperti:
a. Sembako
b. Elektronik dan Furniture
c. Sepeda, Sepeda Motor, Sewa mobil
d. Kontrakan
e. Fhoto
f. Aqiqah
g. Asuransi dan Investasi
h. Modal Kerja
54
i. SIM – STNK
j. Sewa alat pesta
k. Bahan bangunan
4. Melayani Pembiayaan pola syariah untuk keperluan:
a. Pembiayaan modal kerja
b. Pembiayaan Investasi tanah, rumah, ruko, toko, kantor, dll
c. Pembelian kendaraan bermotor /mobil
d. Pembelian tanah dan bangunan. 7
H. Mitra Kerja
KJKS BMT TS menjalin kerjasama dengan beberapa mitra yang
mendukung dalam kemajuan dan perkembangannya antara lain :
1. Para Praktisi
a. Bank Muamalat Indonesia dan Bank Mandiri Syari’ah
b. Bank DKI Syari’ah dan Bank Mega Syari’ah
c. BPRS Wakalumi Ciputat
d. Microfine Indonesia
e. PT Pembangunan JAYA ANCOL
f. Televisi Pendidikan Indonesia (TPI)
g. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK)
h. Baitul Maal Muamalat (BMM)
7 Sumber data : Dokumentasi Brosur warna kuning, hijau, dan pink KJKS BMT
Tanjung Sejahtera Komitmen Bersyariah Tahun 2013
55
i. LAZNAS
j. Asosiasi BMT INDONESIA
2. Para Akademisi
a. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Universitas Negeri Jakarta
c. Universitas Islam Jakarta
d. YARSI
e. UNTAG
f. TRIANANDRA
g. TAZKIA
h. STIE INDONESIA
i. Universitas 45 Bekasi
j. SMK N 49 Jakarta
k. Dinas Pemda DKI
3. Kunjungan Study Banding ke KJKS BMT TS yaitu :
a. Islamic Development Bank (IDB)
b. Asia Development Bank (ADB)
c. Greement Bank (BANGLADESH)
d. Asosiasi Bank Malaysia
e. Bank Muamalat
f. QATAR Bank.8
8 Sumber data : Dokumentasi Power point KJKS BMT TS Komitmen Bersyariah
Tahun 2013
56
Bentuk Kerjasama antara KJKS BMT Tanjung Sejahtera dengan
Lembaga tersebut diantaranya diantaranya ialah :
1. Lembaga Keuangan Perbankan yaitu :
a. Dengan kerjasama eksekuti (Bank memberikan modal kerja
kepada BMT) untuk di kelola sendiri.
b. Channeling (BMT akan merekomendasikan kebutuhan modal
anggota BMT yang jumlahnya besar memenuhi syarat perbankan)
dan diluar kemampuan BMT.
2. Lembaga perusahaan yaitu :
BMT sebagai mitra kerjasama CSR (Channel Sosial
Responsibility) artinya BMT sebagai Mitra pelaksana dari Perusahaan
untuk pemberdayaan ekonomi warga disekitarnya, atau sesuai dengan
Masyarakat Pemerintah.
3. Lembaga Dunia Pendidikan yaitu TK , SD dan SMP yaitu :
a. Dalam bentuk penyimpanan dana sekolah / biaya sekolah
disimpan di KJKS BMT TS.
b. Dalam bentuk sponsor ship, ketika mereka punya acara /
membutuhkan pembiayaan keperluan sekolah, KJKS BMT TS
siap membantu, seperti membeli baju seragam sekolah, ATK baik
untuk sekolah atau untuk keperluan pengurus sekolah.
4. Lembaga SMK / SMA yaitu :
a. Menerima sebagai tempat Magang,
57
b. KJKS BMT TS Menjadi dewan penguji untuk Uji kompetisi
murid sekolah tersebut
c. Menerbitkan sertifikat magang, siap menerima lulusan ketika
mereka berminat / kriteria menjadi karyawan di KJKS BMT TS.
5. Lembaga D3 / S1 / S2 yaitu :
Membantu para Mahasiswa / i untuk magang di KJKS BMT TS
atau membantu melakukan observasi / penelitian.
6. Kunjungan study banding Lembaga tersebut untuk:
a. Asia Development Bank bersama Greement Bank ( Bangladesh,
yang datang Direkturnya Prof Latif bersama rekan-rekannya )
bersama Asosiasi Bank Malaysia dan Qatar Bank berdatangan
bareng untuk mewawancarai kelembagaan tersebut (KJKS BMT
TS), data-data atau kegiatan Lembaga, Mewawancarai aktivitas
(sistem dan posedurnya) dan survey ke anggota-anggota KJKS
BMT Tanjung Sejahtera.
b. Begitupula juga dengan Islamic Development Bank bersama Bank
Muamalat sama halnya diatas berkunjung ke KJKS BMT TS
untuk berbincang-bincang atau melihat keadaan KJKS BMT TS.9
9 Wawancara Langsung dengan Pimpinan KJKS BMT Tanjung Sejahtera Bapak
Yunus Hanafi, S.Ag tanggal 30 April 2013
58
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Peran KJKS BMT Tanjung Sejahtera dalam peningkatan kualitas
anggota di Pasar Lontar Jakarta Utara
Peran yang dilakukan oleh KJKS BMT Tanjung Sejahtera dalam
peningkatan kualitas anggota didalam pemberdayaan Usaha Kecil
Menengah yaitu melalui: 1
1. Analisa Pembiayaan
Pembiayaan adalah aktifitas menyalurkan dana yang terkumpul
kepada nasabah pengguna dana, memilih jenis usaha yang akan
dibiayai, dan menentukan nasabah mana yang akan dibiayai agar
diperoleh jenis usaha yang produktif/menguntungkan dan dikelola
oleh nasabah yang jujur dan bertanggung jawab.
Pedagang kecil ataupun Masyarakat menengah ke bawah dalam
memperoleh dana pembiayaan untuk memperluas usahanya ataupun
membangun usaha baru bagi masyarakat menengah ke bawah relatif
sangat sulit, maka BMT mampu menjangkaunya untuk memperoleh
pembiayaan yang diberikan oleh BMT tanpa menghilangkan unsur
kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaannya. Jadi BMT dapat
1 Wawancara pribadi dengan Pimpinan KJKS BMT Tanjung Sejahtera pada tanggal
14 Februari 2013.
59
meminjamkan pembiayaan kepada UKM / Masyarakat yang ingin
meminjam tanpa bunga yang besar.
Tujuan analisis pembiayaan adalah sebagai alat untuk
memberikan jawaban pengambilan keputusan tentang masalah-
masalah, seperti :
a. Kepada siapa dana dalam bentuk pembiayaan harus diberikan.
b. Untuk maksud usaha apa dana pembiayaan itu diberikan.
c. Apakah calon nasabah debitur yang akan menerima dana
pembiayaan kiranya akan mampu mengembalikan pokok
pembiayaan ditambah dengan bagi hasil/mark-up.
d. Berapa Jumlah uang yang layak diberikan.
e. Apakah dana pembiayaan yang akan diberikan tersebut cukup
aman atau beresiko kecil.
Sasaran dari analisis aspek ini adalah :
a. Apakah calon debitur mempunyai kecakapan (capacity) untuk
mengadakan perjanjian; nasabah BMT minimal memahami
tentang "akad pembiayaan" yang sedang dibuat.
b. Apakah status badan usaha yang digunakan untuk menampung
usahanya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (liar atau
bukan): nasabah BMT minimal melaksanakan ketentuan-
ketentuan atau peraturan dimana ia berusaha, misalnya
membayar iuran keamanan, retribusi sampah, dll.
60
Proses Pemberian Pembiayaan oleh BMT
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang calon
debitur untuk mendapatkan pembiayaan adalah sebagai berikut :
a. Mengikuti penyuluhan tentang produk dan sistem pembiayaan
yang dilakukan BMT. Hal ini penting dilakukan agar calon debitur
mengerti maksud dan tujuan BMT serta perbedaannya dengan
rentenir / sistem bunga.
Permohonan Pembiayaan
Penelitian Berkas
Investigasi
Informasi BMT
Analisis
Pembiayaan
Keputusan
Ditolak Disetujui
Penegasan Penegasan
Pengikatan
Jaminan
Asuransi Jaminan
(bila ada)
Asuransi
Pembiayaan
(bila ada)
Pencairan
Pengelolaan
Pengawasan
Sumber Data:File KJKS BMT Tanjung Sejahtera Komitmen Bersyari’ahTahun 2013.
61
b. Calon debitur mengisi formulir permohonan pembiayaan yang
sudah disediakan. Bagi debitur yang tidak bisa baca/tulis, maka
formulir diisi dibantu oleh petugas.
c. Calon debitur mengikuti wawancara (investigasi) yang dilakukan
oleh petugas bagian pembiayaan. Dengan wawancara ini akan
diuji kesesuaian apa yang ditulis dengan apa yang diucapkan.
d. Petugas pembiayaan melakukan verifikasi dan analisis
pembiayaan dan data-data yang didapat calon debitur.
e. Bila kesimpulannya, proyek usaha tersebut layak dan berprospek
maka diadakan peninjauan ke lapangan (tempat usaha calon
debitur).
f. Bila terbukti semuanya lancar, maka pembiayaan siap dicairkan.
Obyek usaha yang dapat dibantu harus memenuhi dua syarat
yaitu:
a. Layak Nilai, maksudnya kualitas akhlak calon debitur dapat
memberikan jaminan kepercayaan.
b. Layak Pembiayaan, maksudnya bantuan modal yang diberikan
BMT dinilai dapat meningkatkan omset usaha calon debitur
sekaligus menaikkan pendapatannya.
Terjaminnya pengembalian pembiayaan harus menjadi
perhatian penting petugas BMT karena dana di BMT merupakan dana
umat bukan dana miliknya sendiri, sebab tidak menutup kemungkinan
62
terjadinya pembiayaan yang tidak lancar pengembaliannya, Ketidak
lancaran ini biasanya disebabkan karena:
a. Lokasi usaha atau rumah peminjam jauh dari kantor BMT,
sehingga kontrol dan frekwensi penagihan kurang.
b. Karena keterbatasan tenaga, sementara lokasi yang harus didatangi
cukup banyak maka frekwensi kontrol agak lemah.
c. Ketua kelompok peminjam yang lemah dan kurang aktif.2
2. Analisa Pembinaan
Pedagang Kecil dan Masyarakat menengah ke bawah dalam
melakukan usahanya dan agar mampu mempertanggungjawabkan
pembiayaannya, maka BMT sering kali memberikan pembinaan
kewirausahaan maupun pengelolaan keuangan. Bentuk pembinaan
dapat dilakukan dengan cara mengadakan seminar ataupun pelatihan.
Hal ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan yang dimiliki
oleh penerima pembiayaan.
Analisis Aspek Teknis
a. Lokasi Usaha
Lokasi usaha yang dianggap ideal, jika memenuhi kriteria
berikut:
1) dekat dengan pasar
2) dekat dengan sumber bahan baku
2 Sumber data : File KJKS BMT TS Komitemen Bersyariah Tahun 2012 (analisa,
prosedur, dan proses pembiayaan di BMT)
63
3) dekat dengan tenaga kerja
4) dekat dengan suplier peralatan
5) dekat dengan sumber permodalan
6) transportasi mudah dan fasilitas penunjang yang memadai
b. Fasilitas Gedung Bangunan Tempat Usaha yang memadai adalah :
1) pendirian gedung tidak melanggar peraturan pemerintah
2) gedung dan bangunan dapat menampung kegiatan dan usaha
3) gedung dan bangunan memenuhi persyaratan teknis
c. Mesin-Mesin yang dipakai
Beberapa faktor yang harus dianalisis adalah :
1) Kapasitas mesin, apakah sudah sesuai dengan rencana
produksi
2) Apakah konfigurasi mesin telah lengkap.
3) Reputasi merk.
4) Kemudahan reparasi.
5) Fleksibilitas mesin dengan mesin lain.
3. Analisa Pemasaran Produk / Jasa
Untuk membantu kelancaran usaha dari penerima pembiayaan
dan menjawab kerisauan para anggota penerima pembiayaan, maka
BMT dapat melakukan bantuan kepada penerima pembiayaan usaha
tersebut dengan cara menghubungkan antara penjual dan pembeli
bahan baku yang tergabung dalam penerima pembiayaan. Dan bahkan
BMT bekerja sama dengan lembaga bisnis dalam lingkup usaha besar
64
mampu melakukan pemasaran kepada masyarakat luas terhadap hasil
usaha penerima pembiayaan.
Kemampuan untuk memproduksi suatu barang atau jasa tidak
akan ada artinya jika tidak ada kemampuan memasarkan, apalagi
dalam situasi perekonomian yang kompetitif, dimana customeroriented
lebih menonjol dibandingkan productionoriented.
Faktor-faktor yang dinilai dari Analisis aspek Pemasaran
adalah :
a. Siklus Hidup Produk (Produc Life Cycle)
Pada era teknologi yang begitu cepat berkembang suatu
produk atau jasa akan cepat ketinggalan zaman, baik karena
modalnya, teknologi maupun keadaan ekonomis lainnya. Dan
suatu ketika produk lama yang telah lewat masanya akan kembali
laku karena adanya sentuhan promosi dan konsep iklan lainnya.
Dalam menganalisis pembiayaan, maka yang harus diperhatikan
adalah :
1) Apakah produk tersebut masih dalam masa pengenal,
pertumbuhan, pematangan atau penuaan.
2) Apakah pembiayaan yang diajukan telah akan berakhir pada
masa produk tersebut paling lambat pada akhir masa ketiga
(pematangan).
65
Dalam BMT, analisis siklus hidup produk tidaklah begitu
rumit karena hanya membiayai usaha kecil, narnun tetap harus
diperhatikan untuk melatih analisis petugas pembiayaan.
b. Proses Produksi
1) Urutan proses produksi, apakah telah menunjukkan
tingkat efisiensi yang maksimal.
2) Adakah standar-standar pengukuran.
3) Desain dan perencanaan produk
c. Produk Subsitusi
Titik sentral analisis harus ditekankan pada asumsi yang
diajukan oleh pemohon pembiayaan terhadap jumlah penawaran
barang didalam memperhitungkan titik keseimbangan antara
penawaran dan permintaan barang tersebut. Seorang analis harus
mampu mengidentifikasikan sejauh mana produk yang diajukan
pembiayaannya dapat mengatasi produk pengganti.
d. Perusahaan Pesaing
Dalam menganalisis faktor pesaing ini, harus mampu
memprediksi market share dari produk/jasa yang akan dipasarkan
oleh calon debitur.
e. Tingkat Kemampuan Daya Beli Masyarakat
Walaupun suatu produk bersifat unik dan tidak ada barang
penggantinya, namun hal tersebut tidak menjamin produk tersebut
66
akan laku di pasaran. Sebab hal itu dipengaruhi pula oleh daya beli
masyarakat yang menjadi target pasarnya.
f. Program Promosi
Tujuan analisis ini adalah mengetahui sejauh mana rencana
calon debitur untuk mempromosikan barangnya. dan apakah
program tersebut cukup realistis untuk meningkatkan omset
penjualannya.
g. Daerah Pemasaran
Untuk menaksir kuantitas produk yang akan dijual,
dihubungkan dengan target market dalam suatu wilayah.
h. Faktor Musim
Analisis harus dapat mengungkapkan hubungan antara
produk dengan musim serta hubungannya dengan pola konsumsi
atas produk tersebut. Sehingga akan lebih tepat dalam
memprediksi volume penawaran.
i. Manajemen Pemasaran
Ini sangat penting dianalisis karena faktor ini merupakan
motor dari keseluruhan program penjualan. Yang harus
diperhatikan dalam analisis ini adalah organisasi, strategi sarana
pemasaran, jalur distribusi, anggaran biaya yang disediakan,
pengalaman para salesman dan tingkat harga.
Selain itu juga Menurut Pimpinan KJKS BMT TS Bapak Yunus
Hanafi bahwa Peran KJSK BMT TS yang ingin diambil ada 2 fungsi :
67
1. Rupiah
2. Rukhiah
Kita bahas terlebih dahulu yang pertama Rupiah. Rupiah urusannya
dengan keuangan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
melakukan usaha-usaha produktif baik di bidang perdagangan maupun di
bidang jasa.BMT sebagai penyedia dana, sedangkan Anggota sebagai
pelaksana / usaha dengan pola-pola kemitraan / pembiayaan Musyarakah,
Murabahah bahkan yang belum layak bisnis Qardhul Hasan.
Selanjutnya yang kedua Rukhiah. Rukhiah disini memberikan
pembinaan secara berkala baik dikalangan Pengawas, Pengurus, Pengelola,
dengan melakukan Zikir Qolbiah, Ilahiyah, dan Do’a bersama setiap pagi
secara rutin dan juga nasehat menasehati dalam kebenaran dan kebaikan di
Lingkungan kerjanya. Dan juga dilakukan secara berkala melalui forum-
forum konsultasi.3
B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pembiayaan terhadap
Usaha Kecil Menengah
Dalam perjalanan setiap suatu usaha pasti akan menemukan
beberapa faktor yang menjadi pendukung dan penghambat atas
aktivitasnya. Diantara faktor yang sangat mendukung Pembiayaan terhadap
UKM yaitu :
3 Wawancara Pribadi dengan Bapak Yunus Hanafi, S.Ag (Pengurus / Ketua KJKS
BMT TS) Tanggal 14 Februari 2013
Keduanya memiliki keseimbangan.
68
1. Mayoritas Anggota KJKS BMT TS beragama Islam. Sehingga mereka
sangat respon dan mendukung munculnya Lembaga Syari’ah.
2. Kemudian syarat-syarat prosedur yang sederhana, yang ditetapkan oleh
KJKS BMT Tanjung Sejahtera sehingga sesuai dengan kapasitas
Masyarakat yang tidak mau ribet dan bertele-tele dalam hal
prosedurnya.
3. KJKS BMT Tanjung Sejahtera berada ditengah-tengah para Pedagang
/ para pengusaha yang berjualan di Pasar Lontar Jakarta Utara,
sehingga memudahkan para pedagang untuk berdatangan ketempat
Kantor KJKS BMT Tanjung Sejahtera .
Dan yang menjadi Penghambat / kendala yang dihadapi oleh KJKS
BMT TS dalam Pembiayaan terhadap UKM ialah :
1. Kredit Macet
Kemacetan usaha merupakan hal yang lumrah dihadapi oleh
dunia usaha. Tidak terkecuali BMT yang bergerak dibidang Simpan
Pinjam pola Syari’ah. Namun KJKS BMT TS memiliki kiat tersendiri
untuk meminimalisir terjadinya kredit macet. Kiat / langkah-langkah
yang digunakan ialah :
a. Mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit
dengan melakukan penelitian / survey yang mendalam terhadap
kelayakan pribadi maupun usaha si calon Nasabah.
b. Pendekatan kekeluargaan dengan cara mengunjungi /
bersilaturahmi Nasabah yang bermasalah.
69
2. Sulit menemukan Nasabah yang bener-bener produktif.
3. Tidak dimiliknya jaminan yang vertable oleh para pengusaha kecil,
tidak punya usaha banyak, kemudian usahanya tergantung itu-itu saja,
masih ada keterkaitan dengan kondisi alam, misalnya para pedagang
yang berjualan es, karena kondisi alam, yang sepertinya tidak laku
dagangannya/ jualannya jadi hanya berpusat kepada usaha itu saja, dll.
Kriteria / sifat Pengusaha ialah : Hari ini jualan, hari ini dapat
penghasilan, hari ini bisa bayar angsuran dan hari ini bisa makan.4
Jadi intinya, Analisis Hasil Penelitian dari Penulis kepada KJKS
BMT TS berupa Usaha / Peran yang dilakukan KJKS BMT Tanjung
Sejahtera untuk peningkatan kualitas anggota didalam Pemberdayaan
UKM ialah :
1. Pembiayaan / permodalan, meminjamkan modal untuk pengusaha baru
yang ingin berusaha sesuai kehendak yang diinginkan oleh Pengusaha
baru tersebut.
2. Pembinaan, pengusaha baru di bina oleh KJKS BMT TS dan
dilanjutkan ke Pengusaha lama yang sudah ahli dalam usahanya, yang
akan membantu membina secara langsung pengusaha baru. Orang
yang tidak berdaya akan menjadi berdaya setelah dibina Oleh KJKS
BMT TS dan Pengusaha yang sudah berpengalaman.
4 Wawancara Pribadi dengan Ketua KJKS BMT TS (Bapak Yunus Hanafi, S.Ag)
tanggal 14 Februari 2013
70
3. Membantu memasarkan produk / jasanya. KJKS BMT TS akan
membantu memasarkan produk yang diinginkan nasabah, KJKS BMT
TS bekerjasama dengan lembaga bisnis dalam lingkup usaha besar
yang mampu melakukan pemasaran kepada Masyarakat luas.
Setelah Penulis Menganalisis Hasil Penelitian dan melihat lampiran
yang di berikan oleh KJKS BMT Tanjung Sejahtera seperti perkembangan
aset dan kasnya, perkembangan simpanan dan deposito, perkembangan
modal KJKS BMT TS, Pemberian pembiayaan dll ialah Bahwa KJKS
BMT TS sudah berkembang sangat baik, tiap tahun melonjak atau
berkembang pesat seperti saja kas / aset dari awal data yang diberikan akhir
tahun 2009 – 2012 itu perbandingannya sangat jauh dan akhir tahun 2012
lalu aset dari KJKS BMT TS sudah melebihi 2 Milyar. Banyak Pedagang
yang Meminjam di BMT tersebut dikarnakan pula BMT ini terletak di
Pasar Lontar Jakarta Utara, banyak Para pedagang yang mengetahui
keberadaan KJKS BMT Tanjung Sejahtera ini. Maka dari itu bisa
dikatakan bahwa KJKS BMT TS sudah berhasil menjadi BMT yang
terkenal di Jakarta Utara Hanya saja Tempat / kantor KJKS BMT TS
kurang luas, jadi susah para pedagang yang ingin masuk bersamaan.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan oleh Penulis “Peran
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal wa Tamwil Tanjung Sejahtera
dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Pasar Lontar Jakarta Utara”.
Maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Peran KJKS BMT Tanjung Sejahtera sebagai Koperasi Jasa Keuangan
Syari’ah (KJKS), yaitu Pembiayaan / peminjaman yang Bagi hasilnya tidak
besar ) terhadap para pedagang-pedagang kecil yang khususnya di Pasar
Lontar Jakarta Utara yang berdekatan dengan Kantor KJKS BMT TS.
Memberikan Pembinaan kepada Para pedagang kecil / masyarakat menengah
kebawah dalam melakukan usahanya agar mampu bertanggung jawab dalam
peminjamannya. Selanjutnya Memberikan Pemasaran produk / jasa untuk
membantu kelancaran usaha dari penerima pembiayaan, dengan cara
menghubungkan antara penjual dan pembeli bahan baku yang tergabung
dalam penerima pembiayaan, KJKS BMT TS bekerjasama dengan Lembaga
bisnis dalam lingkup usaha besar mampu melakukan pemasaran kepada
Masyarakat luas terhadap hasil usaha tersebut.
72
2. Faktor Pendukung Pembiayaan terhadap Usaha Kecil Menengah yaitu :
a. Mayoritas Anggota KJKS BMT Tanjung Sejahtera beragama Islam.
Sehingga mereka sangat respon dan mendukung munculnya untuk
Lembaga Syari’ah.
b. Kemudian syarat-syarat prosedur yang sederhana, yang ditetapkan oleh
BMT sehingga sesuai dengan kapasitas Masyarakat yang tidak mau ribet
dan bertele-tele dalam hal prosedurnya.
c. KJKS BMT Tanjung Sejahtera berada ditengah-tengah para pedagang
yang berjualan di Pasar Lontar Jakarta Utara.
Penghambat yang dihadapi oleh KJKS BMT TS dalam Pembiayaan terhadap
Usaha Kecil Menengah ialah :
a. Kredit Macet, Kemacetan usaha merupakan hal yang lumrah dihadapi
oleh dunia usaha. Tidak terkecuali BMT yang bergerak dibidang Simpan
Pinjam pola Syari’ah. Namun KJKS BMT TS memiliki kiat tersendiri
untuk meminimalisir terjadinya kredit macet.
b. Sulit menemukan Nasabah yang bener-bener produktif.
c. Tidak dimiliknya jaminan yang vertable oleh para pengusaha kecil, tidak
punya usaha banyak, kemudian usahanya tergantung itu-itu saja.
73
B. Saran
Adapun saran / hal-hal yang dapat Penulis sampaikan sebagai masukan
yang bersifat konstruktif untuk Lembaga KJKS BMT Tanjung Sejahtera adalah
sebagai berikut :
1. Kredit macet dapat menyebabkan liquiditas, keamanan dan penerimaan Bank
menjadi rendah dan bahkan dapat mendatangkan kerugian yang cukup besar,
oleh karena itu untuk meminimalisir kredit macet perlu diketat adanya
penilaian kredit (analisis pemberian pembiayaan). Debitor yang tidak cacat
hukum dan kegiatan usahanya baik akan mendapat prioritas utama. Kredit /
pembiayaan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Aman, harus benar-benar diyakini bahwa kredit tersebut dapat dilunasi
kembali.
b. Jelas penggunaan pembiayaan, pembiayaan diberikan untuk tujuan
usaha yang sejalan dengan kepentingan masyarakat dan tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
c. Menguntungkan, pembiayaan yang diberikan menguntungkan kedua
belah pihak (BMT dan Nasabah)
2. Perbanyak program yang menguntungkan para Nasabah dan penunjang
modal sehingga modal semakin besar.
3. Menambah Tempat /Kantor KJKS BMT TS, Karena tempat yang sekarang
ini terlalu sempit, jadi Nasabah tidak bisa berlama-lama diruangan tersebut,
dan menambah Karyawan lagi untuk dibagian Luar.
74
DAFTAR PUSTAKA
Adi, M. Kwartono, Analisis Usaha Kecil dan Menengah, ed. I (Yogyakarta : Andi
Offset, 2007)
Chamsiah Djamal, ed., Pengalaman BMT Dalam Mengentaskan Kemiskinan Umat:
Paradigma Ekonomi Kerakyatan Sistim Syariah Perjalanan Dan Gerakan
BMT Di Indonesia Baitul Maal wat Tamwil (Jakarta: Pinbuk, 2000),
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
Hadi, Sutrisno, Researce, (Yonyakrya : Andi offset, 1997)
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah (Jakarta :
2005)
Manurung, Adler Haymans, MODAL untuk BISNIS UKM, Ed 1 dan 2, (Jakarta :
Kompas Media Nusantara, 2008).
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2000), Cet. Ke 1,
N. Gross, W.S. Mason, and A. W. Mc Eachern. Exploritations In Role Analiysis,
dalam David Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada 1995), Cet. Ke-3.
Poerwadarminta, WJS. Kamus Modern, (Jakarta: Jembatan, 1976). Cet. Ke-2
Rahmat, Jalalludin, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis
Statistik. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 11
Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil, (Yogyakarta : UII Press,
2004)
Santoso, Sarlito Wirawan, Teori-teori Psykologi Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), Cet- 12.
Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Rosda Karya. 1996), Cet.
Ke 2,
Soekanto, Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1982)
75
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), Cet. Ke-34.
Soemitra, Andri , Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet ke 1, (Jakarta;
Kencana, 2009)
Soetrisno, Noer. “Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah Menuju
PemberdayaanEkonomiRakyat”.http://www.smecda.com/deputi7/file_makala
h/Baitullmal_Muhammadiyah.pdf
Sumber Arsip Dokumentasi KJKS BMT Tanjung Sejahtera dalam Pemberdayaan
Usaha Kecil Menengah di Pasar Lontar Jakarta Utara.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-4
Widodo, Hertanto, et All. Panduan Praktis Operasional Baitul Mal wat Tamwil
(BMT), (Bandung : Mizan, 1999)
HASIL WAWANCARA PERTAMA
DENGAN PENGURUS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
BMT TANJUNG SEJAHTERA PASAR LONTAR JAKARTA UTARA
Nama: Bapak Yunus Hanafi, S.Ag
Jabatan : Pengurus / Ketua KJKS BMT Tanjung Sejahtera
TanggalWawancara:Kamis, 14 Februari 2013
Jam : 09.00 – 11.00 WIB
Tempat:Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Tanjung Sejahtera
PasarLontarJalanManggar N0. 8 Kelurahan Tugu Utara,
Kecamatan Koja, Kotamadya Jakarta Utara 14260
1. Bagaimana Sejarah singkat didirikannya KJKS BMT Tanjung Sejahtera ini
yang berada di Pasar Lontar Jakarta Utara?
Jawab : BMT (Baitul Maal wa Tamwil) secara harfiah / lughowi Baitul Maal
berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha.
BMT Tanjung Sejahtera adalah Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah yang
berbadan hukum Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah, lembaga ini didirikan pada
hari selasa, 24 Mei 2005 oleh ratusan pengusaha kecil dan diikuti oleh ribuan
anggota para pedagang pasar di bawah pimpinan Bapak Yunus Hanafi, S.Ag.
2. Apa Tujuan didirikannya KJKS BMT Tanjung Sejahtera ini?
Jawab : Tujuan dari BMT Tanjung Sejahtera adalah Membangun ekonomi
Umat Islam yang bersyari’ah dan meninggalkan sistem riba.
3. Apa sajakah Kegiatan yang dilakukan oleh KJKS BMT Tanjung Sejahtera?
Jawab : Kegiatan yang dilakukan oleh KJKS BMT Tanjung Sejahtera sendiri
yaitu yang pertama Jasa permodalan syari’ah, yang kedua penghimpunan dana
anggota serta menyalurkan kepada sektor perdagangan yang sah, halal dan
menguntungkan dan ketiga Penghimpun ZISWAF (Zakat, Infaq, Shodaqoh dan
Waqaf).
4. Bagaimanakah Peran yang dilakukan oleh KJKS BMT TS dalam
meningkatkan kualitas anggota dipasar lontar Jakarta Utara ?
Jawab : Peran BMT TS yang ingin diambil ada 2 fungsi :
1) Rupiah
2) Rukhiah
Keduanya memiliki keseimbangan.
Kita bahas terlebih dahulu yang pertama Rupiah. Rupiah urusannya dengan
keuangan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melakukan
usaha-usaha produktif baik di bidang perdagangan maupun di bidang jasa.
BMT sebagai penyedia dana, sedangkan Anggota sebagai pelaksana / usaha
dengan pola-pola kemitraan / pembiayaan Musyarakah, Murabahah bahkan
yang belum layak bisnis Qardhul Hasan.
Selanjutnya yang kedua Rukhiah. Rukhiah disini memberikan pembinaan
secara berkala baik dikalangan Pengawas, Pengurus, Pengelola, dengan
melakukan Zikir Qolbiah, Ilahiyah, dan Do’a bersama setiap pagi secara rutin
dan juga nasehat menasehati dalam kebenaran dan kebaikan di Lingkungan
kerjanya. Dan juga dilakukan secara berkala melalui forum-forum konsultasi.
5. Apa faktor pendukung dan penghambat / kendala yang dihadapi oleh KJKS
BMT TS untuk meningkatkan peran dalam pembiayaan terhadap UKM Pasar
Lontar Jakarta Utara?
Jawab :Pendukung nya yaitu Mayoritas Anggota Muslim. Sehingga mereka
sangat respon dan mendukung munculnya untuk Lembaga Syari’ah. Kemudian
syarat-syarat prosedur yang sederhana, yang ditetapkan oleh BMT sehingga
sesuai dengan kapasitas Masyarakat yang tidak mau ribet dan bertele-tele
dalam hal prosedurnya. Selanjutnya yang Kami sangat senang ialah Karena
KJKS BMT Tanjung Sejahtera berada / muncul ditengah-tengah Mereka para
Pedagang / para pengusaha yang berjualan di Pasar Lontar Jakarta Utara.
Penghambat / kendala yang dihadapi oleh KJKS BMT TS ialah Kredit macet,
tidak dimiliknya jaminan yang vertable oleh para pengusaha kecil, tidak punya
usaha banyak, kemudian usahanya tergantung itu-itu saja, masih ada
keterkaitan dengan kondisi alam, misalnya para pedagang yang berjualan es,
karena kondisi alam, yang seperti nya tidak laku dagangannya / jualannya
hanya berpusat kepada usaha itu saja, dll.
Kriteria / sifat dari Pengusaha yaitu : “ Hari ini jualan, hari ini dapat penghasilan,
hari ini bisa bayar angsuran, hari ini bisa untuk makan.”
Pewawancara Yang diwawancarai
( Nur Atiah Fatmawati) (BapakYunus Hanafi,S. Ag)
HASIL WAWANCARA KEDUA
DENGAN PENGURUS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
BMT TANJUNG SEJAHTERA PASAR LONTAR JAKARTA UTARA
Nama : Bapak Yunus Hanafi, S.Ag
Jabatan : Pengurus / Ketua KJKS BMT Tanjung Sejahtera
TanggalWawancara :Selasa, 30 April 2013
Jam : 11.00 – 13.00 WIB
Tempat :Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Tanjung Sejahtera
PasarLontarJalanManggar N0. 8 Kelurahan Tugu Utara,
Kecamatan Koja, Kotamadya Jakarta Utara 14260
1. Berapa asset KJKS BMT TS PasarLontar Jakarta Utara saat ini?
Jawab : sudah 2 Miliar Rupiah (Rp. 2.000.000.000,00)
2. Berapa jumlah Pengurus, Karyawan didalam mupun diluar sekarang ini? Dan
latar belakang pendidikannya?
Jawab : semua karyawan ada 10. Pengurus ada 3 didalam (Ketua, Bendahara,
dan Sekretaris) karyawan yang didalam hanya Manajer, Customer Service, dan
teller dan selebihnya diluar, pendidikannya Pengurus S1 sedangkan karyawan
lain rata-rata SMK / SMA.
3. Apa harapan bapak sebagai pimpinan terhadap KJKS BMT TS?
Jawab : Harapannya berjalan sebagaimana tujuan yang tercantuPm di visi misi
dan tujuan, agar berjalan dengan baik
4. Strategi apa yang harus dilakukan oleh KJKS BMT TS dalam menarik minat
nasabah / Masyarakat untuk bergabung?
Jawab : strategi yang dilakukan melandaskan Shidiq ( dikelola dengan benar
tidak ada unsur tipu-tipu), Amanah ( alokasi masing-masing harus jelas),
Tabligh (informasi yang jelas, agar mereka nasabah ikut berpartipasi) dan
Fathanah (cerdas, para pengurus BMT harus cerdas menjelaskan tentang
progam-program yang dijalankan BMT tersebut agar nasabah bisa mengerti
secara jelas).
5. Apa keuntungan yang didapat oleh Nasbah dari KJKS BMT TS dibanding
dengan Bank Konvensional ?
Jawab : Bisa berbisnis secara syari’ah (konsep pola syari’ah), bisa konsultasi
bisnis / usaha yang diinginkan, mendapatkan jaringan usaha, akses modal
dibantu, prosedur persyaratannnya mudah.
Pewawancara Yang diwawancarai
(Nur Atiah Fatmawati) ( Bapak Yunus Hanafi, S.Ag)
HASIL WAWANCARA KEEMPAT
DENGAN NASABAH KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
BMT TANJUNG SEJAHTERA PASAR LONTAR JAKARTA UTARA
Nama : Bapak H. Aswan
Alamat Rumah : Jalan Manggar N0. 3A Kelurahan Tugu Utara,
Kecamatann Koja Kotamadya Jakarta Utara
14260
Tanggal Wawancara : Selasa, 30 April 2013
Jam : 13.00 – 13.30 WIB
Tempat : Toko H. Aswan, depan Kantor KJKS BMT TS
1. Apakah Bapak mengetahui KJKS BMT TS Pasar Lontar Jakarta Utara?
Jawab : Mengetahui, karena keberadaan KJKS BMT TS didepan toko bapak.
2. Darimana dan Sejak kapan Bapak Mengetahui keberadaan BMT ini?
Jawab : Awalnya bapak tahu BMT ini dari kawan, untuk meminjam
pembiayaan di BMT tersebut untuk memperlancar usaha bapak, sudah lama
mengetahui sejak tahun 2006an, Sejak bapak membuka usaha seperti ini.
3. Bagaimana tanggapan Bapak adanya KJKS BMT TS di pasar lontar?
Sudah lumayan, dan menurut bapak juga BMT ini sudah berkembang, banyak
para pedagang disini yang meminjam. Karna menurut bapak ada unsur
kebaikan, terus juga kan pemotongan tidak besar, tidak ada bunga seperti bank-
bank, ya walaupun hanya seperti koperasi yang anggotanya tidak memakai
ATM, tapi untungnya para anggota datang ke BMT dan itu terjangkau oleh
para pedagang disini, membantu perekonomian kita para pedagang,
4. Apa alasan Bapak menabung / meminjam peminjaman di KJKS BMT TS?
Jawab : Alasannya menabung karna deket dari toko bapak jadi tiap hari bapak
menabung / menyisihkan hasil usaha di BMT, karna juga kan tidak pakai
bunga yang besar, bapak mempunyai 2 tabungan, tabungan Hari Raya dan
Tabungan Anggota, yang bisa diambil kapan saja, tapi kalau yang hari raya
diambilnya pada saat menjelang hari raya itu sangat bagus Nasabah yang
tabungannya besar mendapat sembako / Tiket PP mudik, karna bapak tidak
pulang kampung dulu pernah mendapat sembako yaa lumayanlah udah 3 tahun
selalu dapat, dan alasan bapak meminjam karna pada saat itu diajak kawan
meminjam supaya usaha bapak tambah besar dan lancar maka dari itu minjam.
5. Berapa kali bapak sering meminjam di KJKS BMT TS dan berapa biaya yang
sering dipinjam?
Jawab : sekitar yaa udah 5 kali lah dan itu peminjamannya, awal
peminjamannya itu sekitar 4 juta setelah itu 2 juta atau 1 juta juga pernah.
6. Bagaimana tingkat pemahaman bapak setelah bergabung di KJKS BMT TS?
Jawab : tingkat pemahaman bapak ya jadi mengetahui kalau BMT tuh seperti
ini, kalau mau meminjam harus jadi anggota terlebih dahulu tapi mudah
persyaratnnya atau prosedurnya jadi para pedagang mudah untuk meminjam
peminjaman di KJSK BMT TS, tapi emang disurvey oleh pihak BMT tersebut.
7. Materi apa saja yang diberikan oleh KJKS BMT TS dalam kegiatan
pemberdayaan UKM?
Jawab : karna bapak sudah mempunyai usaha / toko sembako jadi bapak tidak
tahu, yang hanya bapak tahu dari pihak BMT hanya memberikan arahan untuk
pembayarannya di cicil berapa kali seperti itu saja.
8. Menurut Bapak, apakah KJKS BMT TS sudah berperan dalam kegiatan
pemberdayaan Usaha Kecil Menengah?
Jawab : kalau menurut bapak sudah, karna banyak para pedagang yang
meminjam di BMT tersebut usahanya tambah lancar, karna itu para pedagang
yang belum mempunyai usaha atau masih tangan kosong di bina terlebih
dahulu oleh pihak KJKS BMT TS ini.
Pewawancara Yang di wawancarai
Nur Atiah Fatmawati Bapak H. Aswan
3. Perkembangan Out Standing Pembiayaan BMT Tanjung Sejahtera
Tahun 2007 2008 2009 2010
Jumlah 727.827.817,00 968.393.510,00 2.048.198.900,00 4.969.382.512,52
4. Perkembangan Giro Pada Bank BMT Tanjung Sejahtera
Tahun 2007 2008 2009 2010
Jumlah 12.523.115,00 14.984.500,00 130.000.235,37 105.080.498,42
2007 2008 2009 2010
727.827.817,00 968.393.510,00
2.048.198.900,00
4.969.382.512,52
0
1E+09
2E+09
3E+09
4E+09
5E+09
6E+09
1 2 3 4
Ju
mla
h
Tahun
Perkembangan OS PYD
Series1
Series2
2007 2008 2009 2010 12.523.115,00 14.984.500,00
130.000.235,37
105.080.498,42
0
20000000
40000000
60000000
80000000
100000000
120000000
140000000
1 2 3 4
Ju
mla
h
Tahun
Perkembangan Giro pada Bank
Tahun
Jumlah
SEBARAN PEMBIAYAAN KJKS BMT TANJUNG SEJAHTERA
Rp % Orang Rp % Orang Rp % Orang
1 Perdagangan 1.400.391.865,00 0,68 280 4.042.328.990,37 0,813 603 4.527.859.271,36 0,884 603
2 Pertanian, Perkebunan 40.964.978,00 0,02 8 116.862.711,33 0,024 17 104.521.477,33 0,020 21
3 Perikanan 30.722.983,50 0,01 6 79.510.120,20 0,016 12 54.386.997,20 0,011 7
4 Jasa 320.481.989,00 0,16 30 349.817.281,13 0,070 30 226.404.936,13 0,044 30
5 Konstruksi 35.722.983,50 0,02 7 35.722.983,50 0,007 5 23.410.638,50 0,005 3
6 Konsumtif 65.735.328,50 0,03 13 65.735.328,50 0,013 10 53.394.094,50 0,010 17
7 Lain-lain 154.179.772,50 0,08 30 279.405.097,50 0,056 42 129.405.097,50 0,025 43
Jumlah(PYD) 2.048.199.900,00 1,00 374 4.969.382.512,53 1,00 719 5.119.382.512,52 1,00 724
Piutang per Des'10 Piutang per Jan'11No. Kategori
Piutang per Des'09
No Nama Alamat Usaha/Kegunaan
1 Onda H.Hutagalung Bumi Sani Permai Blok G 8 No.06 Rt.09/014 Setia Mekar Wiraswasta
2 Lily Kristin Meiyati Cibubur rt.008/012 Ciracas/ Gg. Telakan II rt.003/002 Irt
3 Tcipto Wijaya Cilincing Lama Rt 010/04 Cilincing Jakut Karyawan Swasta
4 Raswan Grogol Rt.004/008 Kel.Palmerah Jakarta Barat Wirausaha
5 Budi Suwito Jatikramat Blok/No.Kav.B-6 Jatikramat Jatiasih Bekasi Pengusaha
6 Ratmi jl Mengkudu Blok M Gg V Rt 05/07 Dagang
7 Muh. Khaerudin Jl. Balai Rakyat Rt.05/03 Tugu Selatan Koja JAKUT Karyawan
8 Titis Sumarni Jl. Balai Rakyat Timur No. 24 Rt 001/004 Koja-Jakut Wirausaha
9 Yohanah Jl. Balai Rakyat Timur No. 24 Rt 001/004 Koja-Jakut Warung Makan
10 Suyati Jl. Balai Rakyat VII No. 30 Rt 016/003 Swasta
11 Wawan Hermawan Jl. Baru No. 2 rt 02/1 Kali Baru-cilincing Karyawan
12 Khusniatun Jl. Baru No. 2 Rt o2/01 Cilincing Karyawan
13 Anggia saputra Jl. Bengawan Solo rt 020/01 No 42 sempr brat Jakut usaha vocher
14 Hilda Novianti Jl. Beting Indh I No.10 Rt 006/009 Koja Jakut Guru
15 Sri Handayani Jl. Cemara Blok E Gg 1 No. 26 Rt 03/015 Lagoa-koja Dagang
16 Saino Jl. Cemara Blok E Gg 1 No. 26 rt 03/15 Lagoa-koja Karyawan
17 Iip Latipah Jl. Cibanteng I No. 15 Rt 03/007 RBU-Koja Guru
18 Tri Widayati Jl. Cilincing Lama 1 rt.016/004 Cilincing - Cilincing Jak - Ut Karyawan Swasta
19 Dasmirah Jl. Cipuecang II No.43 Rt 006/013 koja Jakut Wira Usaha
20 Munsaripah Jl. Cipuecang III/27 Rt 007/013 koja Dagang
21 Rosidah Jl. Deli Lorong 27 No. 17 Rt 008/03 Koja - Jakut Guru
22 Hermawan Jl. Gembira No.2 Rt 07/07 sungai bambu tj. Priok Karyawan Swasta
DAFTAR ANGGOTA / NASABAH AKTIF AKHIR DESEMBER 2012
Pasar Lontar Jl.Manggar No.08 Kelurahan Tugu Utara Kec.Koja Jakarta Utara 14260
KJKS BMT Tanjung Sejahtera
No Nama Alamat Usaha/Kegunaan
23 Sutini Jl. H No.18A rt.005/005 Rawa Badak Utara - Koja Wiraswasta
24 Zainal Abidin Spd.I Jl. H. Nawar No.19 rt.012/02 Tugu Selatan - Koja Karyawan Swasta
25 Achmad Saleh Jl. Kali Baru Barat VII.R5t.02/05 No.30 Jakut Karyawan Swasta
26 Safrizal Jl. Kamp walang rt 001/012 no 80 tgu-koja Penjahit
27 Dukran Bin Kasim Jl. Kelapa Muda V/H-I rt.008/007 Tugu Utara - Koja Wiraswasta
28 Fiqri Jamaludin Jl. Komp uka blok aj/II Rt. 005/008 tugu koja-Jakut Jual Vuocher
29 Rodiah Jl. Komp uka blok aj/II Rt. 005/008 tugu koja-Jakut Karyawan Swasta
30 Saiman Jl. Komplek Uka Blok AJ No. 13 rt 05/08 Tgu-Koja Karyawan
31Raudhatul Jannah
Jl. Kp. Mangga Gg. Ramadhan 3 No.28 rt.011/003 Tugu Selatan -
Koja Jak - Ut Karyawan Swasta
32 Muryati Jl. Kp. Turi Jaya Rt 07/06 No. 27 Swasta
33 Mulyawati Jl. Kuda Laut No.124 rt.003/007 Rawa Badak Slt - Koja Wiraswasta
34 Siti Fatimah Jl. Lagoa Terusan Gg I Blok II/2 RT.011/002 Jak-Ut Wiraswasta
35 Widahningsih Jl. Lagoa terusan gg IV B1 Rt 002/004 Lagoa-Koja Wiraswasta
36 Sumanjaya Jl. Lagoa Terusan Gg V CII Rt 008/003 Koja Jakut Karyawan Swasta
37 Nadiroh Jl. Lagoa Terusan No.6 Gg III C-1 / 6 Lagoa - Koja Jak-Ut Wiraswasta
38 H. Ridwan Jl. Lorong X Timur No 19 Rt 10/01 koja Jakut Wirausaha
39 Tuladi Jl. Maja Blok N/3B Rt 012/011 Lagoa-koja Dagang Bakso
40 Ratna Jl. Mangga rt.03/11 No.16 Tugu Utara - Koja Jak-Ut Wiraswasta
41 Tuntum Jl. Manggar Blok K Gg I/8 Rt 004/013 Koja Dagang nasi
42 Ganarcih Jl. Manggar Blok K No. 123 Rt 04/13 Lago-Koja Karyawan
43 Surati Jl. Manggar Blok. Y No.28 rt.004/008 Lagoa - Koja Wiraswasta
44 Kosasih Jl. Manggar I Rt 05/11 tugu Utara-koja Jakut Bengkel
45 Eti Jl. Manggar No.13 Rt003/011 Dagang
46 Santi Ernawati Girsang Jl. Manggar No.19 rt.003/011 Koja Jak - Ut Wiraswasta
47 Siti Rohanah Jl. Manggar Rt 003/011 Tgu - koja Karyawan
48 Irfan darus Jl. Manggar Rt 003/011 Tgu - koja Jakut Karyawan Swasta
No Nama Alamat Usaha/Kegunaan
49 Sunarmi Jl. Manggar X No. 29 Rt 014/06 Gg IV Koja - Jakut Warung Makan
50 Endang Purwaningsih Jl. Mantang Blok L Gg I/22 Rt 003/012 Lagoa-Kj Swasta
51 Endang Mulyati Jl. Mantang Blok L Gg I/22 Rt 003/012 Lagoa-Koja Wira Usaha
52 Suhardi jl. Mantang Blok M Gg V/13 Rt 04/07 Lagoa-Koja Dagang
53 Jupri Jl. Mantang Blok Y Gg.V/10 rt.011/008 Lagoa - Koja Karyawan Swasta
54 Mat Arif Jl. Mawar II No.19 rt.007/011 Tugu Utara - Koja Wiraswasta
55 Atjah Jl. Mawar II No.26 Rt 007/011 Tgu-Koja Dagang
56 Sukaenah Jl. Mawar II RT.006/011 Tugu Utara - Koja Jak-Ut Wiraswasta
57 Rihanah Jl. Mawar III No.10C rt.008/011 Tugu Utara - Koja Jak-Ut Wiraswasta
58 Arifin Jl. Mawar no.25 rt 008/011 Dagang
59 Roni Ichwani Jl. Melati Rt 002/008 mergahayu Bekasi Timur Bekasi Karyawan
60 Ade Ainusri Jl. Melati Tugu II No. 18 Rt 007003 Tugu Utara-Koja Wiraswasta
61 Aisyah Jl. Melati Tugu IV No. 2 Rt 009/003 TGU-Koja Swasta
62 Torisah Jl. Melur Tugu VI No.30 Rt 007/09 TGU-Koja Swasta
63 Anisah Putri Jl. Mengkudu Blok M Gg V Rt 05/07 Dagang
64 Ida Farida Jl. Mengkudu Blok M Gg V/31 Rt 05/07 Koja Jakut Irt & Wirausaha
65 Jumaliah Jl. Mengkudu Blok M no. 35 Gg V Rt 05/07 Swasta
66 Sri Paryanti Jl. Menteng Terusan Rt 016/007 Lagoa-Koja Wirausaha
67 Ruminah Jl. Mindi Blok O Gg. V/19 RT.006/006 Lagoa - Koja Irt
68 Fitri Rahmawati Jl. M'j' Blok O No.4 Rt 10/006
69 Maryan Jl. Mundu Blok L No. 15 Rt 007/012 Lagoa-Koja Swasta
70 Ade Sumirah Jl. Mundu Blok L No. 55 Rt 007/012 Lagoa-Koja Swasta
71 Daryunah Jl. Mundu Blok L No. 17 Rt 007012 Lagoa-koja Wiraswasta
72 Desi Astuti Jl. Mundu Blok L no. 8 Rt 07/012 Karyawan
73 Rayudi Jl. Mundu Blok L/17 Rt 007/012 Lagoa Koja Dagang
74 Sunitah Jl. Mundu Luar Blok K/67 rt.003/18 Lagoa - Koja Jak-Ut Wiraswasta
75 Tetty Abdriyanti Jl. Papanggo II-A No. 41-B Rt 03/03 Papanggo Swasta
No Nama Alamat Usaha/Kegunaan
76 Eko Santoso Jl. Pasar Family Blok B No. 11 Harapan Indah Karyawan
77 Gugun gunawan Jl. Pattimura rt.09/03 Rawa Badak Selatan - Koja Wiraswasta
78 Budi Hartono Jl. Perdamaian No.08 Rt.01/17 Tugu Utara Koja Karyawan Swasta
79 Baniyah Jl. Pinang III No. 60 Rt 008/005 Lagoa-Koja Swasta
80 Cahyani Jl. Plumpang B 7 Rt.009/005 Rawa Badak sel-Jakut Wirausaha
81 Siswoyo Jl. Rawa Badak Gg L/22 Rt 001/05 Koja Jakut Karyawan Swasta
82 Walidi Jl. Rawa Badak I Rt 014/007 Lagoa-Koja Dagang Ikan
83 Bahri Nuh Jl. Raya Tugu/12 Rt 007/013 Koja- Jakut Karyawan Swasta
84 Sri Rohayani Jl. Setia Mekar No.53 Kel.Mekar Jaya Tambun Selatan Swasta
85 Titin santriyah Jl. Sukapura jaya Rt 005/010 Cilincing Jakut Wira Usaha
86 Supriyati Jl. Sungai Brantas rt.07/01 No.262A Jak - Ut Wiraswasta
87 Esti Ari W Jl. Taman Cikunir Indah F 1/9 Rt 001/011 Karyawan Swasta
88 Kasriati Jl. Warakas 1 Rt 004/008 Tj Priok Jakut Wira Usaha
89 Budi Astuti Jl. Warakas I Gg 21 Rt 003/008 Karyawan
90 Dahriyah Jl.Arjuna 4 Blok e-9 No.04 BTP - Bekasi Dagang Kelontong
91 Muhammad Hasan Jl.Balai Rakyat Timur Rt.015/Rw.03 Tugu Selatan Koja Studio Foto
92 Syaifulloh Jl.Balai Rakyat Timur Rt.015/Rw.03 Tugu Selatan Koja Karyawan Swasta
93 Alimuddin Jl.Dewi Sartika No.13 Rt.007/Rw.008 Bekasi Timur Karyawan Swasta
94 Hayaroh Jl.Malaka I Rt 004/Rw 012 cilincing Dagang Kelontong
95 Wasinem Jl.Manggar x No.36 Rt.014/006 Tugu Utara-Koja JAKUT Dagang Ayam
96 Asinah Jl.Mawar 2/A rt.006/011 Tugu Utara - Koja Jak- Ut Wiraswasta
97 Hj.Siti Hadijah Jl.Mengkudu Blok M Gg V/20 L'go' -koj' Swasta
98 H.M.Nur Jl.Pabuaran I No.08 Rt.005/012 Klender Wiraswasta
99 Yayah Rogayah Jl.Pulau Maluku 10 No. 19 Kel.Jaya Tambun Wiraswasta
100 Ali Usman Kali Baru Barat II Rt 03/10 No 11 Counter Pulsa
101 Wahyudi Komp Uka A E/2 Rt 008/01 TGU-Koja Swasta
102 Supri tarigan Komplek Uka Blok C/11 Rt 01/08 Tgu Koja Jakut Karyawan Swasta
No Nama Alamat Usaha/Kegunaan
103 Sainem Kp Walang Rt..013/03 kel Raa Badak Selatan dagang
104 Rahmayati Kp. Bulu Rt.008/Rw.025- Tambun Bekasi Karyawan Swasta
105 Bambang Mulyono Kp. Bendungan Melayu Rt009/005 TGS-koja Karyawan
106 Nurhaeri Kp. Malaka Bulak Rt 020/05 Cilincing Jakut Tukang Daging
107 Nina Kp. Mangga Gg ramadhan II Rt 011/03 Tgs-Koja Dagang
108 Wahyudi Kp. Mangga Jl. H. Nawar No. 37 Tugu Selatan Koja Karyawan Swasta
109 Nurhayati Kp. Mangga Jl. H. Nawar No.19 Rt 012/002 Wiraswasta
110 Ridwanullah Kp. Mangga No.28 Tugu Selatan Koja Jakut Karyawan Swasta
111 Djumalaludin Kp. Mangga Rt 012/003 TGS-Koja Karyawan
112 Santi Lusia Kp. Mangga rt 012/02 Tugu selatan Dagang
113 Tasripin Kp. Mangga rt 012/02 Tugu selatan Dagang
114 Darmin Kp. Mangga rt.001/003 Tugu Selatan - Koja Jak-Ut Karyawan Swasta
115 Desirda Sutarto Kp. Mangga rt.003/002 Tugu Selatan - Koja Jak - Ut Guru
116 Angga Trismawan Kp. Mangga Rt.014/003 Tugu Selatan - Koja Jak - Ut Wiraswasta
117 Rusmin Riviyanto Kp. Mangga Rt.014/003 Tugu Selatan - Koja Jak - Ut Wiraswasta
118 Gita Deswara Kp. Mangga rt.05/02 Tugu Selatan -Koja Jak - Ut Karyawan Swasta
119 Suparno Kp. Rawa Kalong Rt 001/004 Tambun Utara Dagang
120 Pamuji Kp. Rawakalong Rt.001/Rw.004 Tambun Selatan Bekasi WiraUsaha
121 Asmunah Kp. Sukapura Jaya rt.005/010 Sukapura-Cilincing Irt
122 Hj. Titin Santriah Kp. Sukapura Jaya rt.005/010 Sukapura-Cilincing Wiraswasta
123 Andi bin Alim Kp.Cibenda , Sirna Jaya - Bekasi Wiraswasta
124 Achmad Rahmad Kp.Jati Rt.002/Rw.008 Jatimulya Dagang Bakso
125 Dewi Kuntari Kp.Pabuaran Rt.004/003 Kel.Cimuning Dagang Kelontonng
126 Idri Afrianti Mekarsari Tengah Rt 004/013 Tambun Selatan Swasta
127 Yustiningrum Melati Tugu 10/34 rt.010/003 Tugu Utara - Koja Jak-Ut Wiraswasta
128 Siti Rokaiyah Melati Tugu VI / 20 rt.010/009 Tugu Utara - Koja Wiraswasta
129 Gunawan Pasar Lontar Koja - Jakarta Utara Wiraswasta
No Nama Alamat Usaha/Kegunaan
130 Budi Istia Rini Lailossa Pondok Pekayon Indah CC-24 Rt.05/018 Pekayon Jaya Wiraswasta
131 Ardi Wasni Prum Karang Satria , Tambun Bekasi Blok EA-6/25A Bengkel
132 Sabar Juwito Puri Cendana Blok D-9 No.10 Rt.01/011 Karyawan Swasta
133 Rohman Rumah Susun Cilincing Pelindo Lt.II C No.19 rt.11/010 Buruh
134 Siti Rojanah Rusun Blok C Lt.II RT.011/010 Cilincing Wiraswasta
135 Imas Rahmawati sungai Brantas RT 006.01 No. 819 semper Barat Karyawan
136 Sheila Dera Avardani Taman Alamanda G-6 No.30 Tambun Selatan-Bekasi Karyawan Swasta
137 Sah Pavianto Taman Cikunir Indah Blok c-21 Rt.02/11 Jakamulya Wiraswasta
138 Lily Kristin Meiyati Cibubur rt.008/012 Ciracas/ Gg. Telakan II rt.003/002 Irt
139 Ratmi jl Mengkudu Blok M Gg V Rt 05/07 Dagang
140 Khusniatun Jl. Baru No. 2 Rt o2/01 Cilincing Karyawan
141 Sri Handayani Jl. Cemara Blok E Gg 1 No. 26 Rt 03/015 Lagoa-koja Dagang
142 Saino Jl. Cemara Blok E Gg 1 No. 26 rt 03/15 Lagoa-koja Karyawan
143 Munsaripah Jl. Cipuecang III/27 Rt 007/013 koja Dagang
144 Dukran Bin Kasim Jl. Kelapa Muda V/H-I rt.008/007 Tugu Utara - Koja Wiraswasta
145 Fiqri Jamaludin Jl. Komp uka blok aj/II Rt. 005/008 tugu koja-Jakut Jual Vuocher
146 Saiman Jl. Komplek Uka Blok AJ No. 13 rt 05/08 Tgu-Koja Karyawan
147Raudhatul Jannah
Jl. Kp. Mangga Gg. Ramadhan 3 No.28 rt.011/003 Tugu Selatan -
Koja Jak - Ut Karyawan Swasta
148 Muryati Jl. Kp. Turi Jaya Rt 07/06 No. 27 Swasta
149 Sumanjaya Jl. Lagoa Terusan Gg V CII Rt 008/003 Koja Jakut Karyawan Swasta
150 Tuladi Jl. Maja Blok N/3B Rt 012/011 Lagoa-koja Dagang Bakso
151 Ratna Jl. Mangga rt.03/11 No.16 Tugu Utara - Koja Jak-Ut Wiraswasta
152 Tuntum Jl. Manggar Blok K Gg I/8 Rt 004/013 Koja Dagang nasi
153 Ganarcih Jl. Manggar Blok K No. 123 Rt 04/13 Lago-Koja Karyawan
154 Eti Jl. Manggar No.13 Rt003/011 Dagang
155 Siti Rohanah Jl. Manggar Rt 003/011 Tgu - koja Karyawan
No Nama Alamat Usaha/Kegunaan
156 Endang Purwaningsih Jl. Mantang Blok L Gg I/22 Rt 003/012 Lagoa-Kj Swasta
157 Roni Ichwani Jl. Melati Rt 002/008 mergahayu Bekasi Timur Bekasi Karyawan
158 Jumaliah Jl. Mengkudu Blok M no. 35 Gg V Rt 05/07 Swasta
159 Fitri Rahmawati Jl. M'j' Blok O No.4 Rt 10/006
160 Rayudi Jl. Mundu Blok L/17 Rt 007/012 Lagoa Koja Dagang
161 Budi Hartono Jl. Perdamaian No.08 Rt.01/17 Tugu Utara Koja Karyawan Swasta
162 Siswoyo Jl. Rawa Badak Gg L/22 Rt 001/05 Koja Jakut Karyawan Swasta
163 Sri Rohayani Jl. Setia Mekar No.53 Kel.Mekar Jaya Tambun Selatan Swasta
164 Hj.Siti Hadijah Jl.Mengkudu Blok M Gg V/20 L'go' -koj' Swasta
165 Wahyudi Kp. Mangga Jl. H. Nawar No. 37 Tugu Selatan Koja Karyawan Swasta
166 Nurhayati Kp. Mangga Jl. H. Nawar No.19 Rt 012/002 Wiraswasta
167 Ridwanullah Kp. Mangga No.28 Tugu Selatan Koja Jakut Karyawan Swasta
168 Santi Lusia Kp. Mangga rt 012/02 Tugu selatan Dagang
169 Rusmin Riviyanto Kp. Mangga Rt.014/003 Tugu Selatan - Koja Jak - Ut Wiraswasta
170 Gita Deswara Kp. Mangga rt.05/02 Tugu Selatan -Koja Jak - Ut Karyawan Swasta
171 Suparno Kp. Rawa Kalong Rt 001/004 Tambun Utara Dagang
172 Hj. Titin Santriah Kp. Sukapura Jaya rt.005/010 Sukapura-Cilincing Wiraswasta
173 Idri Afrianti Mekarsari Tengah Rt 004/013 Tambun Selatan Swasta
174 Ardi Wasni Prum Karang Satria , Tambun Bekasi Blok EA-6/25A Bengkel
175 Imas Rahmawati sungai Brantas RT 006.01 No. 819 semper Barat Karyawan
YUNUS HANAFI , S.Ag M. KHAERUDIN, SE
Mengetahui
MANAGEMENT KJKS BMT TANJUNG SEJAHTERA
No Nama Alamat Usaha/Kegunaan
Ketua Pengurus Manager Operasional