peran kh. ahmad dasuki adnan dalam pengembangan...

142
PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL- WASHILAH JAKARTA TAHUN 1988-2010 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh : Aulia Fauziah NIM : 11140220000070 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018

Upload: lamquynh

Post on 20-Aug-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM

PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-

WASHILAH JAKARTA TAHUN 1988-2010

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh :

Aulia Fauziah

NIM : 11140220000070

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN

PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H / 2018

Page 2: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil
Page 3: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil
Page 4: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil
Page 5: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

PEDOMAN TRANSLITERASI

a. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya

dalam aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

B be ب

T te ت

Ts te dan es ث

J je ج

h ha dengan garis di ح

bawah

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

s es dengan garis di bawah ص

Ḏ de dengan garis di ض

bawah

Ṯ te dengan garis di bawah ط

Ẕ zet dengan garis di ظ

bawah

koma terbalik di atas ‘ ع

hadap kanan

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

Page 6: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

N En ن

W We و

H Ha ھ

Apostrof ` ء

Y ye ي

b. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa

Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan

vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentual

alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

_َ__ a Fathah

¯ِ¯¯ i Kasra

_ُ__ u Ḏammah

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya

adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

ai a dan i ــَـ ي

au a dan u ــَـ و

Page 7: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

c. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang

dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf,

yaitu:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

â a dengan topi di ـَا

atas

î i dengan topi di ـِي

atas

û u dengan topi di ـٌو

atas

Page 8: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

ABSTRAK

Skripsi ini menjelaskan tentang Peran KH. Ahmad

Dasuki Adnan dalam Pengembangan Pondok Pesantren Al-

Washilah Jakarta tahun 1988-2010. Kiai Dasuki sebagai

pendiri telah berupaya mengembangkan Pondok Pesantren

dibidang pendidikan diantaranya, kurikulum hingga sarana

prasarana. Kiai Dasuki memadukan antara dua sistem

pendidikan yakni sistem Khalafi dan salafi. Lebih tepatnya

memiliki transformasi kearah modern karena memadukan

pelajaran umum yang dikembangkan menjadi sekolah umum

dalam lingkungan pondok pesantren.

Pondok Pesantren Al-Washilah terlihat mengalami

perkembangan maju, karena mengkombinasikan antara

kurikulum DIKNAS dan DEPAG serta mempertahankan

pengkajian terhadap kitab kuning. Selain itu Kiai Dasuki

berupaya untuk mencetuskan kader-kader muballigh muda

dan minat bakat santri yang dikembangkan melalui program-

program di pondok pesantren. Peran KH. Ahmad Dasuki

Adnan dalam pengembangan Pondok Pesantren Al-Washilah

menjadi inti pembahasan skripsi ini.

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan

menggunakan metode kualitatif. Data yang diperoleh melalui

penelusuran observasi lapangan dan menggunakan sumber

wawancara. Penelitian ini menggunakan teori perubahan

sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa di tahun

1988-2010 KH. Ahmad Dasuki Adnan memiliki pengaruh

besar terhadap kemajuan pondok pesantren Al-Washilah. Kiai

Dasuki juga peduli terhadap keadaan sosial masyarakat pada

saat itu, dalam kasus tindak asusila Kiai Dasuki membuat

program PREMAN (Pembinaan Pemuda Remaja dan

Beriman) yang bertujuan untuk rehabilitas spiritual agama

terhadap remaja yang teridentifikasi aksi kriminal dan

meningkatkan kualitas pendidikan remaja PREMAN dengan

bebas biaya.

Kata kunci : KH. Ahmad Dasuki Adnan, Pengembangan

Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta.

Page 9: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin atas segala nikmat iman,

Islam, kesempatan, kesabaran serta kekuatan yang telah

diberikan Allah Subhanahuwata’ala sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam untuk

tuntunan dan suri tauladan yang baik Rasulullah

Shalallahu’alaihiwasallam beserta keluarga dan sahabat beliau

yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang

sampai saat ini menerangi hingga manusia di setiap penjuru

dunia.

Skripsi ini berjudul “PERAN KH. AHMAD DASUKI

ADNAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK

PESANTREN AL-WASHILAH JAKARTA TAHUN 1988-

2010” merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Humaniora. Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas

dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-

tulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta.

2. Prof. Dr. Sukron Kamil M.Ag Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah

Jakarta, beserta para Wakil Dekan, I, II, III dan seluruh

jajaran Staf pengajar serta pegawai Fakultas Adab dan

Page 10: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

ii

Humaniora atas segala ilmu dan bantuan yang telah

diberikan kepada penulis.

3. Bapak H. Nurhasan, M.A. Selaku ketua Jurusan Sejarah

Peradaban Islam yang selalu mengingatkan dan bertekad

menjadikan mahasiswa yang berakademisi handal.

4. Ibu Sholikatus Sa’diyah, M.Pd Selaku Sekretaris Jurusan

Sejarah Peradaban Islam yang melayanin Mahasiswa

dengan penuh kesabaran.

5. Bapak Dr. H. Abdul Wahid Hasyim, M.Ag, Pembimbing

skripsi yang telah memberikan waktu dan ilmunya dengan

ikhlas dan penuh kesabaran sehingga dapat terselesaikan

skripsi ini.

6. Bapak Saiful Umam, Ph. D dan Bapak Drs. Azhar Saleh,

MA. Selaku penguji skripsi yang telah memberikan kritik

serta saran kepada penulis agar tulisan menjadi lebih baik.

7. Bapak Imam Subchi, MA selaku Penasehat Akdemik yang

memberi bimbingan kepada penulis hingga akhir

perkuliahan.

8. Bapak Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaiora jurusan

Sejarah Peradaban Islam yang sangat luar biasa

memotivasi dan membimbing penulis untuk mewujudkan

cita-cita penulis.

9. Ustazah Hj Siti Fuaedah Dasuki selaku Istri Alm. K.H

Ahmad Dasuki Adnan, kepada K.H Sanusi selaku

Penasehat Pondok Pesantren Al-Washilah, K.H Sahidi

Rahman selaku lurah pondok Pesantren Al-Washilah,

Page 11: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

iii

bapak Ust. Taufiq MA yang telah memberi izin kepada

penulis untuk melakukan observasi dan memberi

informasi di Pondok Pesantren Al-Washilah.

10. Bapak Syamsudin S.Pd, Bapak Kiming, ibu Nurhayati,

serta ketua RW 10 yang telah membantu memberikan

informasi terkait kepenulisan.

11. Kepada kepala Kementrian agama Jakarta Barat dan

Badan Pusat Statistik, Arsip Nasional Republik Indonesia

yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data-

data terkait sumber penulisan.

12. Kedua orang tua tersayang dan tercinta ayah dan ibu.

Ayah Tamuzi dan Ibu Hj. Atikah yang memberikan ke

ikhlasan mendidik, mengasuh, dan membimbing dengan

kasih sayang yang tulus dan memberikan fasilitas yang

sangat mencukupi. Sehinga penulis dapat

menyeselesaikan studi sampai keperguruan tinggi, serta

keluarga besar Bapak alm. Ma’ruf

13. Sahabat-sahabat ter- Receh julid tapi berharga sebut saja

mereka Yulianah Nurhayu, Hardiyanti, Putri Hasanah,

Toatun, Sri Hesti Damayanti, Indana Zulfah, Nida Auliah,

Siti Hajar, Sarah Fadhilah, Vida Melati. Terimakasih atas

tumpangannya squad Kos Latanza. dan Kepada sahabat-

sahabat SKI B 2014 yang telah membantu memotivasi,

Erik, Wanti, Dessy.

14. Sahabat-sahabat Al-Itqon, Mia, Nia, Neneng, Sovie,

Hafilda, Hamdiyah, dan khususnya Anyzah Oktaviani

Page 12: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

iv

yang siap membantu dan menemani mencari sumber

disaat penulis kesulitan. Serta tidak lupa kepada Slamet

Rifaldi yang telah siap memberi bantuan tenaga, motivasi,

kesabaran dan tiada lagi kata yang penulis ucapkan.

15. Sahabat-sahabat perjuanganku, Komunitas exellant bacth

6, dan teman-teman terinspirasiku KKN ADYATMA dan

Komunitas 15.

16. Serta seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Penulis hanya bisa

berdoa, Semoga Allah Membalas kebaikan-kebaikan

mereka dengan setimpal. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis memohon

maaf bila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Kritik

dan saran kami hargai demi penyempurnan penulisan serupa

dimasa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat bernilai positif bagi

semua pihak.

Penulis

Aulia Fauziah

NIM. 11140220000070

Page 13: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING

PEDOMAN TRANSLITERASI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................... v

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................ 5

C. Batasan Masalah ..................................................... 5

D. Rumusan Masalah .................................................. 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................... 6

F. Metode Penelitian ................................................... 7

G. Tinjauan Pustaka Terdahulu ................................. 13

H. Sistematika Penulisan ........................................... 14

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ................................................ 17

A. Landasan Teori ...................................................... 17

B. Kajian Pustaka ...................................................... 19

C. Kerangka Berfikir ................................................. 24

BAB III : PONDOK PESANTREN AL-WASHILAH ........ 27

A. Gambaran umum wilayah Pondok Pesantren

Al-Washilah tahun 1988 ....................................... 27

B. Latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Al-

Washilah .............................................................. 33

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Washilah ..... 35

D. Struktur Organisasi yayasan Pondok Pesantren

Al-Washilah .......................................................... 36

E. Tata tertib santri Pondok Pesantren Al-

Washilah ............................................................... 40

BAB IV : BIOGRAFI KH.AHMAD DASUKI ADNAN ....... 43

A. K.H Ahmad Dasuki Adnan dan keluarganya ...... 43

Page 14: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

vi

B. Pendidikan KH Ahmad Dasuki Adnan................ 45

C. Perjalanan aktifitas dakwahnya ........................... 49

D. Aktifitas Sosialnya............................................... 53

BAB V : PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN

DALAM PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN

AL-WASHILAH JAKARTA 1988-2010 ................................ 57

A. Perkembangan Pondok Pesantren Al-Washilah . 57

B. Bidang Pendidikan ............................................... 59

1. Pendidikan formal ......................................... 60

2. Pendidikan Nonformal ................................... 63

a. Pengajian Kitab Kuning .......................... 63

b. Pengembangan Bahasa Asing.................. 67

c. Kegiatan Ekstrakulikuler.......................... 68

C. Bidang Kurikulum ............................................... 73

D. Sumber Daya Manusia ........................................ 75

E. Sarana dan Prasarana ........................................... 78

BAB VI : PENUTUP ............................................................... 79

A. KESIMPULAN .................................................. 79

B. SARAN-SARAN ................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA ............................................. 83

LAMPIRANLAMPIRAN ....................................... 88

Page 15: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Peta Kembangan Jakarta 1988 ............................... 27

Tabel 3.2 jumlah penduduk Kelurahan Kembangan Utara

tahun 2010 ................................................................................. 29

Tabel 5.3: Data Statistik Guru di Pondok Pesantren ............... 76

Tabel 5.4: Data Statistik santri di Pondok Pesantren ................ 77

Page 16: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

viii

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Ucapan Ahlan wasahlan depan Ponpes ............... 88

Lampiran 2: Foto keluarga besar kiai ...................................... 88

Lampian 3 : Foto kiai bersama masyarakat ............................. 89

Lampiran 4: Foto bagian depan Ponpes Al-Washilah ............. 89

Lampiran 5: Foto Masjid Al-Washilah ..................................... 90

Lampiran 6: Lomba PMR Al-Washilah Jakarta ...................... 90

Lampiran 7: Foto Pengobatan gratis ........................................ 91

Lampiran 8: Aksi Komnas Dhuafah ........................................ 91

Lampiran 9: Fasilitas wartel, warnet di Ponpes ....................... 92

Lampiran 10 Foto Kopontren Ponpes Al-Washilah .................. 92

Lampiran 11: Foto para santri .................................................. 93

Lampiran 12: Foto Pak Kiming ................................................ 93

Lampiran 13: Foto Pak Syamsudin S.pd ................................... 94

Lampiran 14: Foto K.H Sahidi Rahman ................................... 94

Lampiran 15: Foto Ibu Hj. Fuaedah ......................................... 94

Lampiran 16: Surat Arsip Nasional Republik Indonesia ......... 95

Lampiran 17: Surat izin observasi dari Al-Washilah ............... 96

Lampiran 18: Surat Balasan observasi dari BPS ...................... 97

Lampiran 19: Bukti wawancara ................................................ 98

Lampiran 20 Surat Kabar Komnas Dhuafa .............................. 99

Page 17: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan

tradisional Islam dan sebagai tempat untuk mempelajari,

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama

dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai

pedoman perilaku sehari-hari.1 Pondok berasal dari kata

bahasa arab funduq yang diartikan sebagai hotel atau asrama

bagi para santri. Pesantren diawali dengan kata pe dan

diakhiri dengan an yang diartikan sebagai tempat tinggal para

santri.2

Pondok pesantren memiliki fungsi sebagai lembaga

pendidikan yang ikut bertanggung jawab terhadap proses

pencerdasan kehidupan bangsa secara integral. Secara khusus

pesantren memiliki fungsi untuk bertanggung jawab terhadap

kelangsungan tradisi keagamaan dalam kehidupan

masyarakat.3

1Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang

Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES, 1994), 18 2Pigeaud, Theodore G, 1968-1980, Literature of Java: Catalogue

Reaisone of Javanese manuscript. Vols 3: Martinus Nijhoff. 3Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS,

1994), 59

Page 18: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

2

Sejak awal abad ke 16, pesantren merupakan jenis

pusat Islam kedua setelah masjid. Keberadaan pondok

pesantren memiliki peranan yang sangat penting dalam proses

penyebaran agama Islam maupun dalam upaya meningkatkan

kualitas kehidupan keagamaan masyarakat.

Pertumbuhan suatu pesantren dapat di lihat tergantung

pribadi kiai, karena kiai mempunyai otoritas sepenuhnya di

dalam pesantren. Maju mundurnya pesantren dipengaruhi oleh

wibawa seorang kiai, maka sering terlihat jika kiai disuatu

pondok meninggal, pamor pondok pesantren akan merosot,

dan kiai yang menggantikannya tidak sepopuler kiai yang

telah meninggal.4

Sistem pendidikan pesantren umumnya terbagi

menjadi dua kategori yaitu pesantren salafi dan khalafi.

Pesantren salafi mengajarkan kitab-kitab klasik sebagai inti

dari pendidikan dan dengan menerapkan sistem pendidikan

madrasah. Sistem salafi seperti sorogan, weton/bandongan,

halaqah, dan hafalan, Sistem pendidikan ini umum dilakukan

pesantren-pesantren salafi di Indonesia. Martin menjelaskan

bahwa pesantren di Indonesia cenderung lebih dekat dengan

salah satu model sistem pendidikan di Al-Azhar dengan

sistem pendidikan riwaq yang didirikan pada akhir abad ke 18

M. Hal ini adalah salah satu bukti bahwa ulama-ulama di

4Saiful Akbar Lubis, Konseling Islami Kiayi dan Pesantren

(Yogyakarta: El Saq Press, 2007), 169.

Page 19: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

3

Indonesia memiliki hubungan keilmuan dengan ulama

Haramyn.5 Selanjutnya adalah kategori khalafi. Sistem ini

dapat dikatakan memiliki transformasi kearah modern karena

memadukan pelajaran umum yang dikembangkan menjadi

sekolah umum dalam lingkungan pondok pesantren.6

Pondok pesantren dengan kekhasannya memiliki daya

tarik tersendiri. Potensi pembelajaran keilmuan Islam di

pesantren dirasa sangat efektif. Karena pembelajaran Islam di

pesantren cenderung diamalkan secara langsung dalam

kehidupan sehari-hari dan mendapat pengawasan langsung

oleh kiai maupun para ustadz yang membantu.

Pondok pesantren yang menggunakan sistem

pembelajaran salafi pada saat ini, khususnya di Jakarta Barat

jarang memiliki murid yang lebih banyak dari pesantren

modern maupun pesantren semi tradisional. Gaya dan pola

pesantren salafi yang cenderung sederhana, kini mulai

ditinggalkan. Berkaitan dengan era modern, fasilitas pesantren

lengkap yang memiliki perkembangan IPTEK memadai lebih

banyak peminat, karena selain belajar ilmu agama secara

intensif, santri juga dapat mengembangkan diri. Supaya ketika

seorang santri sudah selesai masanya di pondok, mampu

5Martin Van Bruinessen, Kitab kuning: Pesantren dan Tarekat

(Bandung: Mizan, 1992), 35. 6Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang

Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES, 1994), 41-42.

Page 20: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

4

bersaing di dunia yang menuntut santri harus mengikuti arus

globalisasi modern.

Pondok pesantren Al-Washilah sebagai lembaga

pendidikan yang didirikan oleh K.H Ahmad Dasuki Adnan

mempunyai visi mencetak generasi muslim terampil, kreatif

dan dinamis baik itu secara ilmiyah amaliyah atau pun secara

amaliyah ilmiyah. Misinya selain mempertahankan pondok

pesantren salaf, Kiai Dasuki juga mengkombinasikan

kurikulum Departemen Agama (DEPAG) dan Departemen

Pendidikan Nasional (DIKNAS). Serta mempersiapkan kader-

kader muslim yang menguasai IPTEK, mampu berkreasi

secara inovatif aktif dan dinamis berlandasan iman dan taqwa.

Peran Kiai Dasuki dalam mengembangkan Pondok

Pesantren Al-Washilah mampu mempertahankan pesantren

dengan sistem salafi dan memadukan sentuhan modern ke

pondok pesantren. Pondok Pesantren Al-Washilah termasuk

dalam pesantren semi tradisional sejak tahun berdirinya 1988.

Kiai Dasuki memiliki peran dan pengaruh yang besar

terhadap perkembangan pondok pesantren sejak tahun 1988.

Sebelumnya berbentuk pendidikan informal kemudian

menjadi pondok pesantren dengan sistem khalafi. Keaktifan

Kiai Dasuki dalam mengelola pondok pesantren terhenti dan

digantikan oleh KH Sanusi7 sejak awal 2010. Kiai Dasuki

7 KH Ahmad Sanusi (merupakan anak ke dua Kiai Dasuki)

Page 21: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

5

mengalami sakit, hingga akhirnya pada Senin, 24 mei 2010

jam 10.00 WIB Kiai Dasuki mengembuskan nafas terakhir.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik

untuk mengkaji lebih dalam tentang Pondok Pesantren Al-

Washilah yang terletak di Kembangan Jakarta Barat dalam

sebuah karya ilmiah yang berjudul “Peran KH. Ahmad

Dasuki Adnan dalam Pengembangan Pondok Pesantren Al-

Washilah Jakarta Tahun 1988-2010”.

B. Identifikasi Masalah

Mengenai latar belakang masalah tersebut penulis

berhasil mengidentifikasi beberapa masalah di antaranya:

1. Biografi KH. Ahmad Dasuki Adnan.

2. Perkembangan Pondok Pesantren Al-Washilah

Jakarta.

3. Peran KH. Ahmad Dasuki Adnan dalam

Pengembangan Pondok Pesantren Al-Washilah

Jakarta.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah di fokuskan dengan mengangkat

satu tokoh pendiri Pondok Pesantren Al-Washilah yaitu KH.

Ahmad Dasuki Adnan dan berupaya menjelaskan bagaimana

Perannya dalam mengembangkan Pondok Pesantren Al-

Washilah di tahun 1988-2010.

Page 22: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka

permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana biografi KH. Ahmad Dasuki Adnan?

2. Bagaimana Perkembangan Pondok Pesantren Al-

Washilah?

3. Bagaimana Peran KH. Ahmad Dasuki Adnan dalam

pengembangan Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta

Barat?

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui hal berikut ini :

a. Untuk mengenal KH Ahmad Dasuki Adnan.

b. Untuk mengetahui Perkembangan Pondok Pesantren

Al-Washilah Jakarta Barat.

c. Untuk mengetahui Peran KH Ahmad Dasuki Adnan

dalam perkembangan Pondok Pesantren Al-Washilah

Jakarta Barat.

2. Manfaat Penelitian

Sebagai suatu kajian ilmiah, maka penelitian ini

memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Untuk Prodi Sejarah Peradaban Islam di Fakultas

Adab dan Humaniora, dan sebagai bahan

Page 23: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

7

pengetahuan untuk mahasiswa mengenai Pondok

Pesantren Al-Washilah Jakarta Barat.

b. Untuk lembaga Pendidikan daerah, sebagai sumber

informasi terkait dengan pondok pesantren Al-

Washilah di Jakarta Barat.

c. Untuk masyarakat daerah, sebagai sumber informasi

pondok pesantren di daerah Kampung Baru,

Kembangan Jakarta Barat.

d. Untuk diri sendiri dan bagi mahasiswa yang ingin

mengatahui pendidikan di pesantren.

F. Metode Penelitian

1. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 6 bulan

dimulai dari bulan juni sampai pada november. Sedangkan

tempat penelitian adalah Pondok Pesantren Al-Washilah

Jakarta Barat.

2. Penelitian Kualitatif

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskripsi.

Metode ini di gunakan penelitian sejarah untuk mencapai

hasil tulisan sejarah. Data kualitatif berbentuk analisa yang

dituangkan kedalam bentuk kalimat menjadi satu kesatuan.

Bentuk analisa historis yang di sampaikan oleh Dien

Madjid bahwa merupakan jenis penelitian sejarah yang

Page 24: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

8

memanfaatkan teori dan metodologi.8 Selanjutnya untuk

mencapai Historiografi terdapat langkah-langkah

penelitian. Menurut Louis gottschalk langkah-langkah

penelitian sejarah merupakan proses menguji dan

menganalisis kesaksian sejarah untuk menemukan data

autentik dan dapat dipercaya sehingga menjadi tulisan

sejarah yang sesuai dengan fakta.9

3. Sumber Data

Sumber data yang dikumpulkan penulis adalah peran

KH. Ahmad Dasuki Adnan dalam mengembangkan

Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta. Penelitian ini

mendeskripsikan mengenai keberadaan individu dan

kelembagaan dalam kondisi tertentu. Maka hasil dari

penelitian terfokus pada situasi yang menggambarkan

keberadan individu dan kelembagaan tersebut. Unsur yang

diteliti yakni pertama, pelaku dan kelembagaan yang

dimiliki, Kedua, tempat lokasi kejadian, dan ketiga aktifitas

yang dilakukan KH. Ahmad Dasuki Adnan dalam

mengembangkan Pondok Pesantren Al-Washilah.

Sumber Data dibagi menjadi dua, yakni sumber primer

dan sumber sekunder.

a. Sumber Primer

8M. Dien Madjid dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah sebuah

pengantar, (Jakarta: Kencana, 2014) 218. 9Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: UI press, 1986)

33.

Page 25: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

9

Sumber primer yang digunakan penulis terdapat dua

kategori, yakni pertama sumber wawancara dan

pengamatan langsung di lapangan. Sejarah Lisan

(wawancara) Di dalam buku Ilmu Sejarah: Sebuah

Pengantar oleh Dien Madjid dan Johan Wahyudi,

menjelaskan bahwa sejarah lisan bersifat melengkapi

data-data tertulis.10

Metode Sejarah lisan adalah salah

satu yang dijadikan sebagai sumber primer, karena

kemungkinan untuk di palsukan sedikit sekali. Sumber

lisan ini juga perlu pengawasan ketat dalam pemilihan

narasumber utama yang akan dijadikan sebagai sumber

sejarah lisan. Yang kedua sumber dokumentasi pribadi

KH. Ahmad Dasuki Adnan dan arsip-arsip pondok

Pesantren Al-Washilah dan berupa foto-foto. Penulis

juga melakukan pengamatan langsung melalui media

sosial seperti youtube, karena ada video K.H Ahmad

Dasuki Adnan berceramah ketika ia masih hidup, hal

tersebut berfungsi agar penulis dapat mengetahui

pemikiran dakwahnya melalui ceramah yang

disampaikannya.

b. Sumber Sekunder

Untuk dapat melengkapi data-data primer, penulis

membutuhkan data sekunder sebagai pendukung dari

studi yang diteliti. Sumber sekunder merupakan sumber

10

Dien Madjid, Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah ; Sebuah Pengantar

(Jakarta : Kencana, 2014) 122.

Page 26: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

10

dari saksi pandang kedua. Disini penulis mewawancarai

alumni-alumni pada periode kepemimpinan KH Ahmad

Dasuki Adnan.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi kepustakawan atau Library Research.

Penulis mengumpulkan buku-buku yang berkaitan

dengan penelitian dengan mengunjungi beberapa

perpustakaan seperti, Perpustakaan Nasional yang

berada di jalan Merdeka Selatan, kemudian

Perpustakaan Utama maupun Fakultas Adab dan

Humaniora di Universitas Islam Negeri Jakarta,

Perpustakaan yang ada di Badan Pusat Statistik,

Perpustakaan Kementrian Pendidikan dan Budaya,

selnjutnya Perpustakaan Universitas Indonesia Gedung

Crystal of knowledge yang berada di Pondok Cina,

depok.

b. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data dalam bentuk arsip Penulis

menggunakan Arsip pribadi Pondok Pesantren Al-

Washillah, data Arsip dari Badan Pusat Statistik Jakarta

Barat untuk mengetahui wilayah demografi Kelurahan

Kembangan Utara 2009-2010 dalam angka.

Page 27: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

11

c. Wawancara

wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu.11

Sedangkan menurut Arikunto wawancara

adalah dialog tertentu yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari narasumber.12

Penulis

mewawancari beberapa orang yang memiliki kredibilitas

sebagai sumber primer diantaranya mewawancari Hj.

Fuaedah Dasuki ia adalah istri dari K.H Ahmad Dasuki

Adnan, selanjutnya DR. K.H Sanusi Lc, ia adalah anak

K.H Ahmad Dasuki Adnan dan merupakan penerus

pimpinan sebagai penasihat Pondok Pesanten Al-

Washilah Jakarta sejak K.H Ahmad Dasuki Adnan

meninggal. Kemudian penulis mewawancarai K.H Sahidi

Rahman, MA sebagai lurah di Pondok Pesantren Al-

Washilah ia juga yang bertanggung jawab penuh atas

kegiatan-kegiatan santri Pondok Pesantren Al-Washilah.

Penulis juga mewawancarai Bapak Syamsudin yang

merupakan guru di Al-Washilah dan tokoh masyarakat

kampung baru. Penulis juga mewawancari Bapak Kiming

dan ibu Nurhayati sesepuh di Kampung baru, dan 3

alumni pondok pesantren Al-Washilah Jakarta.

11

Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya cet 6, 1997) 135. 12

Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2006) 236.

Page 28: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

12

5. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah rangkaian kegiatan pengolahan,

pengelompokan, sistematisasi penafsiran dan verifikasi

data.13

Pada tahap ini penulis menilai terlebih dahulu

sumber-sumber yang penulis dapat melalui kritik ekstren

dan intern. Sebagai peneliti sejarah ketika melakukan

tahapan verifikasi terhadap sumber yang di dapat adalah

berguna untuk mengetahui suatu keabsahan.14

terhadap

sumber-sumber yang sudah dikumpulkan. Hal ini di

karenakan untuk mengklafikasi keotentikan sumber-

sumber sejarah yang digunakan. Hasil di dapati menjadi

berupa fakta-fakta sebagai hasil sintesis melalui eksplanasi

historis.15

Dalam mengkritik data- data yang dijadikan

sumber referensi, penulis dapat membedakan sumber

primer dan sumber sekunder dari fakta-fakta yang sudah

terkumpul. Dalam kritik sumber internal kita mengetahui

bahwa sumber yang kita gunakan adalah sumber dari orang

pertama dan tidak mengalami perubahan-perubahan.

Sedangkan sumber external untuk mengetahui kredibilitas

sumber yang di gunakan. Setelah melakukan kritik sumber

selanjutnya menganalisis data atau interpretasi. Interpretasi

menurut Noto Susanto 1971 yaitu menetapkan makna dan

13

Margono, S. (Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:

Rineka Cipta, 2004) 167. 14

Kuntowijoyo, Pendekatan Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya, 1995) 77. 15

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi

Sejarah, (Jakarta: Gramedia, 1992) 34.

Page 29: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

13

saling berhubungan dari fakta yang diperoleh sejarah itu.16

Dalam artian lain Interpretasi adalah langkah untuk

menafsirkan sumber-sumber yang sudah kategorikan

sebagai sumber primer dan sumber sekunder.

G. Tinjauan Pustaka Terdahulu

Kajian Tokoh KH. Ahmad Dasuki Adnan secara

spesifik belum ada yang menuliskan, sejauh penelitian penulis

terhadap peran KH. Ahmad Dasuki Adnan terlihat sekali

sangat mempengaruhi perkembangan Islam ke arah lebih

maju di Kampung Baru kelurahan Kembangan Utara Jakarta

Barat. Berikut tulisan yang penulis temui mengenai Peran

KH. Ahmad Dasuki Adnan.

Pertama skripsi yang di tulis oleh Nenden Nelawati

dari KPI UIN Jakarta tahun 2016 dengan judul Implementasi

etika komunikasi dari kitab Al-akhlaq lil banat dalam

komunikasi antara santri dengan ustadzah di Pondok

Pesantren Al-Washilah Jakarta Barat. Kajian tersebut

mengambil objek kepada guru dan santri Al-Washilah.

Kekurangan dalam skripsi tersebut tidak banyak di ulas

tentang Peran KH. Ahmad Dasuki Adnan dalam

pengembangan pondok pesantren. Kedua artikel yang ditulis

oleh Abdul Rahman Wahid mengenai sedikit biografi KH.

Ahmad Dasuki Adnan dan beberapa lembaga-lembaga yang ia

16

Sulasman, Metode Penelitian Sejarah, (Bandung : CV Pustaka

Setia, 2014) 75.

Page 30: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

14

pimpin. Namun, artikel tersebut adalah tidak menggambarkan

secara kronologis bentuk ulasan, dan terdapat beberapa

sumber yang tidak jelas dalam penulisannya.

H. Sistematika Penulisan

Hasil dari penelitian ini penulis membagi pembahasan

dalam 6 Bab yang terdiri dari sub Bab pada masing-masing

dan keteraturan dalam penulisan skripsi, adapun Sistematika

penulisannya sebagai berikut :

BAB I: Berupa pendahuluan yang terdiri dari latar

belakang, pokok masalah rumusan masalah, lingkup

permasalahan, manfaat dan tujuan penelitian, metode

penelitian, tinjauan terdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II: Berupa Kajian Pustaka, yang berisi landasan

teori, kajian pustaka, kerangka berfikir.

BAB III: Membahas mengenai Pondok Pesantren Al-

Washilah Jakarta, meliputi sejarah Pondok Pesantren Al-

Washilah, berikut visi dan misi, struktur organisasi Sebagai

maksud mengetahui kondisi umum Pondok Pesantren Al-

Washilah Jakarta Barat.

BAB IV: Mengenai KH Ahmad Dasuki Adnan,

biografi KH. Ahmad Dasuki Adnan, perjalanan hidup KH.

Ahmad Dasuki Adnan, aktifitas dakwah KH. Ahmad Dasuki

Adnan, dan aktifitas sosial KH. Ahmad Dasuki Adnan.

Page 31: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

15

BAB V: Peran KH. Ahmad Dasuki Adnan dalam

pengembangan Pondok Pesantren Al-Washilah, di bidang

pendidikan, bidang kurikulum, serta bidang sarana dan

prasarana di Pondok Pesantren Al-Washilah.

BAB VI : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-

saran.

Page 32: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

16

Page 33: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Penulis menggunakan teori perubahan sosial.

Perubahan sosial dapat di lihat dengan meneliti suatu

masyarakat. Perubahan sosial adalah gejala sosial, karena

perubahan itu sendiri menggambarkan bahwa masyarakat

mengalami pertumbuhan atau perkembangan. Ketika

masyarakat mengalami perubahan sosial, proses tersebut

dapat mempertahankan eksistensi atau beradaptasi dengan

lingkungan, serta lebih efektif mencapai tujuan.1

Perubahan sosial di sini muncul pertanyaan bagaimana

pola perkembanganya dan perubahan tersebut membawa

masyarakat ke arah mana. Sartono Kartodirjo mengungkapkan

bahwa perkembangan diarahkan oleh kekuatan menuju suatu

tujuan. Konsep perubahan sosial dari Sartono memiliki

kolerasi dengan penelitian ini salah satunya yaitu dinamika

masyarakat menunjukan pergerakan dan tingkat

perkembangannya dari yang terdahulu dan ke yang kemudian,

lazimnya dari yang sederhana ke yang lebih maju kepada

perubahan yang lebih baik.2

1Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode

Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), 162. 2Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode

Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), 99

Page 34: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

18

Perubahan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah bahwa Peran Kiai Dasuki telah membawa perubahan

Pondok Pesantren Al-Washilah ke arah yang lebih maju. Kiai

Dasuki mempunyai prinsip agar santri mendapatkan

keseimbangan antara ilmu umum dan agama. Aktifitas Kiai

Dasuki dalam merealisasikan prinsipnya terlihat dalam

pengembangan di bidang pendidikan, kurikulum, serta

memperbaharui sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Al-

Washilah. Selain itu perubahan juga terjadi pada masyarakat

karena digerakan oleh suatu lembaga yakni Pondok Pesantren

Al-Washilah Jakarta. Pondok Pesantren Al-Washilah

memiliki kedudukan yang sangat penting dalam membawa

perubahan pendidikan di Kampung Baru kelurahan

Kembangan-Jakarta Barat. Maka dari itu, pesantren juga dapat

menetukan bagaimana mengukur perkembangan Islam disuatu

masyarakat.3 Sejak tahun 1988, Pesantren Al-Washilah dan

Masjid Al-Washilah menjadi lembaga pendidikan Islam

pertama di daerah tersebut. Kiai Dasuki dan lembaganya

memiliki pengaruh terhadap perubahan sosial masyarakat

dalam aspek sosial agama kearah lebih baik dan maju.

Terlihat memang sebelum Kiayi Dasuki datang, masyarakat

Kampung Baru memiliki perkembangan Islam yang cukup

lamban, terutama dalam bidang pendidikan.4 Pondok

3Manfred ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta:

Perhimpunan pengembangan pesanren dan masyarakat,1983) 19. 4Bpk. Kiming (93 thn), Sesepuh Kampung Baru Kembangan

Jakarta Barat, wawancara pribadi pada 11 september 2018.

Page 35: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

19

Pesantren Al-Washilah dalam perkembangannya, memiliki

hubungan dengan masyarakat, terlebih Kiai Dasuki di awal

kedatangannya aktif berceramah dan mengajar mengaji di

daerah tersebut.

B. Kajian Pustaka

1.Hakikat Kiai

a. Pengertian kiai

Kiai merupakan elemen paling central di suatu

pesantren. Menurut M. Amin Haedari dkk, Kiai mengacu

kepada pengertian gelar yang diberikan kepada para

pemimpin agama Islam atau pondok pesantren. Istilah

kiyai ini biasanya lazim digunakan di Jawa Tengah dan

Jawa Timur. Sementara di Jawa Barat digunakan istilah

“Ajengan”, di Aceh dengan Tengku, sedangkan di

Sumatera Utara dinamakan Buya. Gelar kiai juga

dianugrahkan sebagai bentuk penghormatan kepada

seorang ulama yang mumpuni dalam bidang ilmu-ilmu

keagamaan. Dengan kata lain, bahwa gelar kiai tetap

dipakai bagi seorang ulama yang mempunyai ikatan

primordial5 dengan kelompok Islam tradisional. Bahkan

dalam banyak hal, gelar kiai juga dipakai oleh para

muballigh. Kebanyakan masyarakat Islam tradisional di

Jawa, kiai di pesantren dianggap sebagai figur sentral

5Ikatan Pimodial adalah ikatan paling dasar antara ulama dan

masyarakat.

Page 36: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

20

yang mempunyai wewenang dan otoritas di lingkungan

pesantren.6

Menurut Dhofier asal-usul arti Kiai dalam Bahasa

Jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda:7

1) Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang

dianggap keramat, umpamanya, “Kyai Garuda

Kecana” dipakai untuk sebutan kereta emas yang ada

di Kraton Yogyakarta.

2) Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada

umumnya.

3) Kiai, juga sering disebut seorang alim (orang yang

dalam pengetahuan Islamnya).

b. Fungsi Peran Kiai

Dalam buku Hiroko Horikoshi yang berjudul “Kiai

dan Perubahan Sosial” yang ditulis pada tahun 1987,

mengatakan bahwa masjid dan madrasah merupakan

jantung kelembagaan masyarakat Islam. Menurutnya

tugas ulama pun mencakup kegiatan-kegiatan duniawi.8

Bukan hanya itu keluarga dari kiai pun memiliki peranan

untuk mendukung juga membantu kiai dalam

6HM. Amin Haedari, dkk, Masa Depan Pesantren ( Dalam

Tantangan Modernitas dan Tantangan Komplesitas global), (Jakarta :

IDR Pres, 2006) 30. 7Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren Tentang Pandangan

Hidup Kyai, (Jakarta : LP3ES, 1995), 93. 8Horikoshi, Hiroko, Kyai dan Perubahan Sosial, (Jakarta:

PerhimpunanPesantren dan Masyarakat, (P3M), 1987), 8.

Page 37: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

21

menciptakan perlindungan terhadap masyarakat dari

ancaman luar yang berusaha masuk, serta melakukan

pertahanan kebudayaan Islam yang homogeni bagi

masyarakat itu.

Selain itu, kiai juga mengadakan pengajian, karena

pengajian merupakan perkumpulan informal yang

bertujuan mengajarkan dasar-dasar agama pada

masyarakat umum. Sehingga pengajian sangat vital sekali

sebagai usaha Islamisasi terhadap massa. Sering kali isi

dari pengajian tersebut ketika kiai mengajar, menunjukan

dalil-dalil dari Al-Quran kemudian dihubungkan dengan

persoalan-persoalan duniawi yang kerap terjadi pada

kehidupan bermasyarakat. Maka dari itu fungsi kiai salah

satunya dapat dimintai jawaban atas perkara yang terjadi

dalam masyarakat.

c. Ciri-Ciri Kiai

Sayyid Abdulah bin Alawi Al-Haddad mengemukakan

kriteria kiai, diantaranya: Seseorang yang takut kepada

Allah, bersikap zuhud kepada dunia, (qona’ah)9 dengan

rezeki yang sedikit dan bersedekah, di dalam masyarakat

sering memberi nasehat ber amar ma’ruf nahi munkar

serta membimbing masyarakat ke arah kebaikan agar

mendapatkan hidayah dari Allah, mempunyai sikap

9Sifat qonaah adalah merasa cukup dan tidak berlebih-

lebihan.menerima apa adanya rezeki dari Allah.

Page 38: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

22

tawadhu dan tidak tamak, mempunyai sifat berlapang

dada dan berakhlak baik.10

2. Hakikat Pondok Pesantren

1. Pengertian Pesantren

Nurchalish Madjid menegaskan bahwa, pesantren

adalah artefak peradaban Indonesia yang dibangun

sebagai institusi pendidikan keagamaan bercorak

tradisional, unik dan indigenous.11

Karel Steenbrink dan

Clifford Geerts sepakat bahwa pesantren merupakan

lembaga pendidikan tradisional asli Indonesia. Namun,

penelusuran asal-usul pesantren dapat dikategorikan

dalam dua kelompok besar.12

Pertama, kelompok yang berpendapat bahwa

pesantren merupakan hasil kreasi sejarah anak bangsa

setelah mengalami persentuhan budaya dengan budaya

pra-Islam. Pesantren merupakan sistem pendidikan Hindu-

Budha. Pesantren disamakan dengan mandala atau

asrama pada lembaga pendidikan pra-Islam. Kedua,

kelompok yang berpendapat, pesantren diadopsi dari

lembaga pendidikan Islam Timur-Tengah. Bagi mereka

10

A. Musthofa Bisri, Percik-percik keteladanan Kyai Hamid

Ahmad Pasuran (Rembang: Lembaga Informasi dan Studi Islam, yayasan

Ma’had As-Salafiyah, 2003) xxvi. 11

Nurchalish Madjid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret

Perjalanan (Jakarta: Paramadina, 1997), 10 12

Hanun Asrahah, dkk, Pesantren di Jawa: Asal-usul,

Perkembangan, dan pelembagaan (2002, 1-7)

Page 39: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

23

yang berpendapat ini meragukan ungkapan bahwa

lembaga mandala atau asrama yang sudah ada pada

zaman Hindu-Budha merupakan tempat berlangsungnya

pembelajaran sama dengan pesantren. Hal ini juga

diungkapkan oleh Martin Van Bruinessen dalam bukunya

yang berjudul, Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat. Ia

membicarakan bahwa pesantren di Indonesia cenderung

lebih dekat dengan salah satu model sistem pendidikan di

Al-Azhar dengan sistem pendidikan riwaq13

yang

didirikan pada akhir abad ke 18 M. Kitab yang berasal

dari Azhar Kairo memang telah di pelajari sejak abad

pertengahan. Abad ke 19, di Al-Azhar memiliki sekitar 30

murid yang mana murid-murid tersebut tinggal di salah

satu riwaq yang diperuntukan bagi orang jawa

dimaksudkan bagi orang-orang Islam dari Nusantara.

Sejak abad ke 18 dan ke 19 menunjukan adanya hubungan

yang dekat dengan kurikulum pesantren di Indonesia abad

ke 19, karena kitab-kita yang dipelajari sama. Hal tersebut

menunjukan bahwa kemungkinan adanya pegaruh Al-

Azhar dengan pesantren. Perkembangan yang mencolok

dalam kurkulum abad ke 19 tampak muncul ushul fiqh

hadis dan berbagai tafsir yang dipelajari.14

13

Riwaq adalah sebutan semacam Asrama 14

Martin Van Bruinesses, Kitab Kuning (Pesantren dan Tarekat),

(Bandung : Mizan, 1999) 30-35.

Page 40: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

24

Zamakhsyari Dhofier juga berpendapat dalam

bukunya yang berjudul Tradisi Pesantren: Studi tentang

Pandangan Kiai, mengatakan bahwa Pesantren khususnya

di Jawa, merupakan kombinasi antara madrasah dan pusat

kegiatan tarekat, bukan antara Islam dan Hindu-Budha.15

b. Fungsi Pondok Pesantren

Pesantren pada umumnya sering disebut sebagai

pendidikan Islam tradisional. di mana seluruh santri

tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang

kiai. Pondok Pesantren memiliki fungsi bahwa dengan

sistem pondok, santri dapat konsentrasi belajar sepanjang

hari. Kehidupan dengan model pondok juga sangat

mendukung bagi pembentukan kepribadian santri yang

baik dalam tata cara bergaul dan bermasyarakat.16

C. Kerangka Berfikir

Pondok Pesantren Al-Washilah didirikan oleh KH.

Ahmad Dasuki Adnan sejak tahun 1988. Pesantren Al-

Washilah terus mengalami perubahan menyesuaikan

kebutuhan zaman. Maka dirasa perlu melakukan

pengembangan terhadap pendidikan Pesantren Al-Washilah,

pengembangan terhadap aspek kurikulum pengajaran dan

15

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang

Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES, 1994), 34. 16

Ahmad Sumpeno dkk, Pembelajaran Pesantren: Suatu kajian

yang komperatif, (Proyek Pelaporan Depag RI), 12

Page 41: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

25

pengembangan terhadap sarana pra-sarana di Pondok

Pesantren Al-Washilah.

Pada awal kedatangan Kiai Dasuki di Kampung Baru,

Kiai Dasuki Adnan mendapatkan respon yang terbilang

kurang baik di kalangan masyarakat, hal ini terlihat ketika

Kiai Dasuki mendirikan sebuah masjid dan pesantren bersama

masyarakat yang pro terhadap Kiai Dasuki Adnan.

Pengalamannya ketika membeli sebuah tanah sekitar pondok

pesantren harga yang ditawarkan cukup mahal. Namun, hal

itu tidak menjadikan Kiayi Dasuki pantang menyerah untuk

berdakwah.

Peran Kiai Dasuki dan lembaga pendidikan Pondok

Pesantren Al-Washilah telah berdampak kepada perubahan

kemajuan pendidikan agama Islam di Kampung Baru

Kembangan Jakarta. Di kawasan sekitar rumah kiai atau

sekitar pondok pesantren dijadikan oleh masyarakat sebagai

central pendidikan agama Islam.

Page 42: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

26

Perkembangan Pondok

Pesantren Al-Washilah

Masalah

Metodelogi

Bagaimana Peran KH Ahmad Dasuki

Adnan dalam pengembang Pondok

Pesantren Al-Washilah tahun 1988-2010

Temuan

Pendekatan

n

Teori

Sosial

Perubahan

Sosial

Adanya Pondok

Pesantren Al-Washilah

masyarakat Kampung

Baru Kembangan mampu

meningkatkan

pengetahuan agama Islam

terlebih Kiayi Dasuki

membuka pengajian

umum untuk masyarakat

Pengembangan

pesantren dilakukan

mengikuti kebutuhan

zaman, hal ini sesuai

dengan visi, misi

Pesantren Al-

Washilah

Berkembangnya sarana

dan pra-sarana Pesantren

Al-Washilah

Berkembangnya

kurikulum Pesantren

Al-Washilah

Berkembangnya sumber

daya guru

Page 43: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

27

BAB III

PONDOK PESANTREN AL-WASHILAH

Pada bab tiga ini, penulis akan menguraikan gambaran

umum wilayah Pondok Pesantren Al-Washilah serta

menjelaskan secara umum gambaran masyarakat dari segi

pendidikan, sosial dan agama sehingga menjadi sebab

kronologis berdirinya Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta

tahun 1988. Penulis juga menjelaskan bagaimana

perkembangan Pondok Pesantren Al-Washilah beserta visi

dan misinya.

A. Gambaran umum wilayah Pondok Pesantren Al-

Washilah tahun 1988

3.1: Peta Kembangan Jakarta 1988 ANRI

Page 44: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

28

1. Letak Geografis

Pondok Pesantren Al-Washilah teletak di Kampung

Baru no: 20 Rt.004 Rw. 010, Kelurahan Kembangan

Utara dan terletak di bagian Barat Provinsi DKI Jakarta

berkecamatan di Kembangan. Secara geografis

Kecamatan Kembangan tahun 1988 memiliki area seluas

792.760 dengan berkependudukan sebesar 11.824 jiwa

dan jumlah kepala keluarga sebesar 2.461 KK jumlah

kelurahan yang ada di Kecamatan Kembangan terbagi

menjadi 6 kelurahan diantaranya:1

a. Kelurahan Joglo

b. Kelurahan Srengseng

c. Kelurahan Meruya Selatan

d. Kelurahan Meruya Utara

e. Kelurahan Kembangan Selatan

f. Kelurahan Kembangan Utara

Letak Wilayah Kampung Baru berada di kelurahan

Kembangan Utara, berbatasan dengan Rawa Buaya dan

Kedaung Kali Angke, di sebelah utara berbatasan dengan

Kedoya Utara, di sebelah timur berbatasan dengan

Kembangan Selatan.2

1Peta Data Statistik Penduduk Kelurahan Kembangan tahun

1988, No. 46, Arsip Nasional Republik Indonesia. 2Peta Data Statistik Penduduk Kelurahan Kembangan tahun

1988, No. 46, Arsip Nasional Republik Indonesia.

Page 45: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

29

Kelurahan Jumlah Penduduk Hasil

Proyeksi (Jiwa) hingga pada

tahun 2010

Rasio Jenis

Kelamin

Hasil

Proyeksi

laki-

laki

perempuan Jumlah

99.86

Kembangan

Utara

150.295

150.507

300.802

Tabel : 3.2 jumlah penduduk Kelurahan Kembangan Utara

tahun 2010

Jumlah penduduk Kelurahan Kembangan Utara makin

bertambah seiring berjalannya waktu. Wilayah kampung

baru kelurahan kembangan-Jakarta Barat terdiri dari 9 RT

yakni RT.01 sampai RT.09. Pada setiap RT, terdapat 30

sampai 40 KK. Kampung Baru salah satu wilayah yang

cukup padat. Rata-rata pekerjaan warga RT Kampung

Baru adalah buruh, guru dan karyawan. Jumlah penduduk

asli dan pendatang sekitar perbandingan sama antara

50%.3

2. Bidang Agama

Berdasarkan dengan data BPS tahun 2009-2010,

agama penduduk Kecamatan Kembangan jika diurutkan

mulai dari yang terbesar sebagai berikut: Pemeluk Agama

Islam sebesar 21.302 Jiwa, Penduduk agama Kristen

3https:/jakbarkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/3 diakses

pada tanggal 1 september 2018.

Page 46: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

30

Protestan sebesar 5.184 jiwa, pemeluk Agama Katolik

sebesar 3.176 jiwa, pemeluk Agama Budha sebesar 4.292

jiwa dan jumlah terkecil adalah pemeluk Agama Hindu

sebesar 970 jiwa dan jumlah total sekitar 34.924. 4

Jumlah

masjid di Kembangan Utara sekitar 9 masjid dan 29

musholah dan jumlah masjid di Kampung Baru yang

berkelurahan di Kembangan Utara memang terbilang

sedikit sekali untuk cangkupan dalam 9 RT. Hingga saat

ini hanya ada dua masjid, Masjid Al-Washilah dan Masjid

Al-Hidayah.5

Kegiatan di masjid Al-Washilah dominan digunakan

untuk para santri mengkaji ilmu agama. Untuk masyarakat

sekitar keseharianya digunakan sebagai tempat sholat,

kegiatan pengajian bulanan dan mingguan secara rutin

diadakan oleh Pesantren dan terbuka untuk wali santri

serta masyarakat umum. Kembangan Utara yang sekarang

ini terlihat sebagai kampung yang religius. Adapun

kegiatan di Masjid Al-Hidayah digunakan untuk ibadah,

mengaji serta acara-acara besar Islam.6

Sejak Pondok Pesantren Al-Washilah berdiri syiar

Islam mulai bergerak maju, hal ini ditandai dengan

4Tim BPS Kota Administrasi Jakarta Barat, “Kecamatan

Kembangan Dalam Angka 2010” (Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2010) 15. 5Tim BPS Kota Administrasi Jakarta Barat, “Kecamatan

Kembangan Dalam Angka 2010” (Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2010) 27. 6 Syamsudin S.pd, Tokoh masyarakat Kampung Baru, pada

tanggal 11 september 2018.

Page 47: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

31

keaktifan para warga yang membuat perkumpulan majlis

ta’lim khusus bapak dan ibu yang dipelopori oleh Kiai

Dasuki. Kitab-kitab yang umum digunakan dalam

pengajian seperti kajian Fiqih menggunakan kitab

Safinatuunnajah7, Tauhid menggunakan kitab ‘Aqidatul

Awwam8 dan juga ceramah-ceramah agama. Tidak hanya

Kiai Dasuki yang terjun dalam masyarakat, anak-anak

beliau yakni KH. Sanusi Lc, KH. Sahidi Rahman MA dan

ustadz-ustadz di Al-Washilah lainnya juga sering mengisi

kajian-kajian ilmu agama di masyarakat Kampung Baru.

3. Bidang Sosial

Berdasarkan data RW.10 Kampung Baru yang

berkelurahan Kembangan Utara terdiri dari sembilan RT.

Wilayah Kampung baru sendiri merupakan wilayah yang

cukup padat. Etnis masyarakat Kampung Baru terdiri dari

berbagai etnis, diantaranya Betawi, Sunda dan Banten.9

Kultur keseharian di wilayah Kampung Baru Kembangan

Utara seperti pada umumnya kawasan Jakarta yang

didominasi oleh Betawi. Sejak Islam mulai berkembang

maju di tahun 1988, tradisi adat dan agama Islam

7Kitab Safinatunnajah adalah karangan Syaikh Al-Alim Al-

Fadhil Salim bin Sumair Al-Hadromi kitab ini Kitab yang membahas

masalah fikih (khususnya madzab syafi’i). 8‘kitab Aqidatul Awwam adalah karangan Syekh Ahmad bin

Muhammad bin Sayyid Ramadhan al-Marzuqi al-Hasani wal Husaini al-

Maliki, al-Mishriy al-Makki kitab ini berisi syair-syair (nadham) tentang

Tauhid. 9Tim BPS Kota Administrasi Jakarta Barat, “Kecamatan

Kembangan Dalam Angka 2010” (Jakarta: BPS Jakarta Barat, 2010), 35.

Page 48: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

32

masyarakat Kampung Baru, seperti kebanyakan orang

Betawi yang menjunjung tradisi dalam unsur agama Islam

dalam lingkup pernikahan, tradisi tahlilan. Dalam periode

ini ke-aktifan dan partisipasi masing-masing individu

warga Kampung Baru terlihat sangat antusias dalam

merayakan hari-hari besar Islam, seperti acara Muharom,

Idul Fitri, Idul Qurban dan Maulid Nabi Muhammad.

Acara-acara seperti tersebut sering dihadiri oleh

penceramah-penceramah dari luar daerah maupun kiai

yang berada di Al-Washilah.

Indikator bahwa Islam terlihat maju disuatu daerah

salah satunya terlihat kepada kondisi pendidikan Islam dan

keaktifan warga perihal keagamaan. Pembentukan

organisasi-organisasi yang berbasis agama Islam juga

menandai bagaimana kondisi masyarakat di Kampung

Baru. Wilayah Kampung Baru memiliki organisasi Karang

Taruna dan remaja masjid yang bergerak dalam bidang

dakwah, setiap RT mempunyai anggotanya masing-masing

dan semua berpusat di RW 10. Setiap mengadakan acara-

acara besar Islam, pemuda karang taruna di setiap RT

mempunyai peran aktif.10

Menurut data BPS Tahun 2009-2010 terdapat 22 unit

fasilitas kesehatan yang tersebar di wilayah tersebut.

Mengenai penyandang kesejahteraan sosial di Kampung

10

Ketua RW 10, wawancara pribadi, 28 juli 2018.

Page 49: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

33

Baru pada kurun waktu 2009, sekitar 9 anak jalanan, 10

BKPN dan 9 bekas Napi.11

B. Latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Al-

Washilah.

Agama Islam telah menjadi agama mayoritas warga

Kampung Baru Kelurahan Kembangan Utara yang beraqidah

Ahlusunnah Waljama’ah dengan mazhab Syafi’i. Di

Indonesia aqidah Ahlusunnah Waljamaah telah menjadi

mayoritas pemahaman yang di anut, karena di nilai cocok

dengan kultur Islam di Indonesia.12

Kondisi masyarakat Kampung Baru Kelurahan

Kembangan Utara pada kurun waktu 1970-1980-an memang

di kenal dengan masyarakat yang kurang berpatisipasi dalam

tradisi keagamaan Islam maupun pendidikan Islam. Jumlah

tempat ibadah seperti mushola hanya satu pada tahun 1980.13

Kegiatan yang ada di mushola tersebut pun hanya digunakan

masyarakat sebagai tempat ibadah, dan pengajian Al-Quran.

Sedangkan pusat keilmuan agama Islam pada masa itu berada

di daerah Basmol Jakarta yang letaknya tidak jauh dari

11

Tim BPS Kota Administrasi Jakarta Barat, “Kecamatan

Kembangan Dalam Angka 2010” (Jakarta: BPS Jakrta Barat, 2010) 39. 12

Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan perkembangan kota-

kota Muslim di Indonesia (Jakarta: Menara Kudus, 2000) 1. 13

Ibu Nurhayati (53 Tahun), Sebagai saksi Sejarah, wawancara

pribadi, 28 juli 2018.

Page 50: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

34

Kampung Baru Kembangan.14

Bahkan pada masa itu banyak

sekali yang masih mempercayai praktik kedukunan, dan

banyaknya jagoan-jagoan kampung seperti preman yang

berkuasa.15

Awal kedatangan Kiai Dasuki ke Jakarta memang

semata-mata untuk melakukan dakwah. Saat itu Kiai Dasuki

di undang oleh salah satu jama’ah kuliah subuh di Masjid At-

Taqwa Cirebon untuk mengisi pengajian di Jakarta. Kiai

Dasuki datang ke Jakarta dan memutuskan untuk bermukim di

Jakarta pada tahun1985 dan tinggal di Duri Kepa, kontrakan

tersebut diberi oleh H. Hamid salah satu tokoh masyarakat di

daerah tersebut. Selama tinggal di Duri Kepa Kiai Dasuki

aktif mengisi pengajian di masjid sekitar dan melakukan

program pesantren kilat. Tidak hanya itu, Kiai Dasuki juga

aktif berdakwah ke daerah sekitar Jakarta hingga wilayah

Kampung Baru Kembangan.

Dalam perjalanan dakwahnya Kiai Dasuki

mendapatkan rezeki dari Allah melalui salah satu jamaah

untuk membangun pesantren, hal yang mendasari Kiai Dasuki

untuk membangun pesantren karena melihat kondisi

pendidikan agama Islam sangat memperihatinkan di daerah

tersebut, maka ia memutuskan untuk membangun instansi

14

Bpk. Kiming (93 Tahun), Sesepuh Kampung Baru, wawancara

pribadi, 11 september 2018. 15

Bpk. Kiming (93 Tahun), Sesepuh Kampung Baru, wawancara

pribadi, 11 september 2018.

Page 51: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

35

pendidikan dan sebuah masjid pertama yang dibutuhkan pada

saat itu. Pada dasarnya seorang Kiai memegang peranan

dominan yang berfungsi efektif dalam mempersatukan serta

berperan untuk membentengi umat dari ancaman dan

mewujudkan cita-cita Islam dari kekuatan sekuler dari luar.16

Pada tahun 1988 diletakannya batu pertama

pembangunan Pondok Pesantren AL-Washilah Jakarta. Al-

Washilah itu sendiri memilik arti sebagai perantara yang

dapat menyampaikan (dekat) dengan Allah. Kiai Dasuki

mengungkapkan bahwa jalan berdakwah yang ia tempu atas

izin Allah Kiai Dasuki dapat membangun pesantren dan

masjid. Melalui solat istikharah Kiai Dasuki memilih

Kampung Baru.17

C. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Washilah

1. Visi Pondok Pesanten Al-Washilah adalah mencetak

generasi muslim siap pakai, Kreatif dan Dinamis,

Ilmiyah Amaliyah, Amaliyah Ilmiyah.

2. Misi Pondok Pesantren Al-Washilah diantaranya :

a. Mengkombinasikan Kurikulum Pondok Pesantren

dengan Kurikulum Pendidikan Nasional

16

Hiroko Horikoshi, Kyai dan Perubahan Sosial, (Jakarta:

Perhimpunan Pesantren dan Masyarakat, (P3M)), 1987). 17

Hj. Fuaedah, Istri Kiai Dasuki wawancara pribadi, Jakarta

Barat, 1 Desember 2018.

Page 52: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

36

b. Mempersiapkan Kader-kader muslim yang

menguasai IPTEK, mampu berkreasi secara

inovatif aktif dan dinamis berlandasan iman dan

taqwa.

c. Meningkatkan kemampuan professional dan

pengetahuan tenaga kependidikan sesuai dengan

kebutuhan dunia.

d. Menanamkan jiwa tauhid dan daya juang yang

tinggi dengan landasan Qur’an dan hadist.

D. Struktur Organisasi Yayasan Pondok Pesantren Al-

Washilah

PEMBINA

KH. Ahmad Dasuki Adnan

dan Hj. Siti Fuaedah

BENDAHARA

PENGASUH

Dr. KH. Ahmad Sanusi Lc

MA

Hj. Ati Rohayati, S.Pd.i

KOORDINATOR

SEKRETARIS

Abd. Wahib,

S.BA

KOOR. UMUM

H. Muhammad Sahidi Rahman, MA

Drs. H.M Taufiq,

– Ahmad Zein,

ST

KOOR. PEND KOOR. HUMAS

Abd. Wahab,

S.Ag

H. Moh. Hasyim Adnan

KETUA

KOOR. KESEHATAN

Lukmanul Hakim,

S.Sos. I

Page 53: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

37

Uraian kerja dari struktur organisasi Pondok Pesantren

Al-Washilah18

:

1. Pembina

a. Mencetuskan dasar-dasar pondasi berdirinya

pondok pesantren secara moril dan materil

b. Memberi arahan terhadap tujuan pondok pesantren

c. Mewujudkan dan mempertahankan visi dan misi

pondok pesantren

d. Memerintahkan terhadap pengasuh dalam

membina pondok pesantren

e. Mengupaya pengembangan pondok pesantren

dalam segala aspek

f. Mengontrol semua kegiatan di pondok pesantren

dari administasi, kurikulum pendidikan hingga tata

tertib di lingkungan pondok pesantren

2. Pengasuh

a. Membantu Pembina dalam mewujudkan dan

mempertahankan visi dan misi pondok pesantren

b. Memberi arahan tehadap rencana pendapatan dan

anggaran bersama bendahara dan sekretaris

c. Mengontrol santri dengan tata tertib yang berlaku

d. Mengatur kebijakan dan putusan yang berlaku bagi

penghuni pondok pesantren

e. Mengevaluasi terhadap kinerja para guru dan

asatidz

18

Blangko uraian kerja Pondok Pesantren Al-Washilah

Page 54: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

38

f. Merencanakan pembangunan sarana dan prasarana

pondok pesantren

g. Mengawasi secara maksimal berjalannya

kurikulum pedidikan umum dan agama

3. Ketua

a. Ikut dalam mewujudkan dan mempertahankan

visi dan misi pondok pesantren

b. Memimpin rapat-rapat di pondok pesantren

c. Membimbing secara maksimal kemampuan

santri dalam berbahasa arab dan pengkajian

kitab kuning

d. Mendukung perencanaan pembangunan sarana

dan prasarana pondok pesantren

4. Bendahara

a. Membantu mewujudkan dan mempertahankan

visi dan misi pondok pesantren

b. Mengatur anggaran belanja pondok pesantren

c. Tanggung jawab tugas diatasi atas perintah

ketua

d. Menyusun laporan

5. Sekretaris

a. Membantu mewujudkan dan mempertahankan

visi dan misi pondok pesantren

b. Mengerjakan tugas-tugas yang berkaitan

dengan skretariatan

Page 55: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

39

c. Menyusun dan mengelola akademik dan

pegawai

d. Membuat laporan hasil dari musyawarah

e. Mengiventaris kebijakan-kebijakan yang

dibuat sesuai kesepakatan

6. Koordinator umum

a. Membantu mewujudkan dan mempertahankan

visi dan misi pondok pesantren

b. Mengatur pelaksanaan kebijakan yang berlaku

c. Mengontrol setiap divisi bawahannya

d. Tugas yang akan di laksanakan didapati

langsung dari musyawarah Pembina dan

pengasuh serta ketua

e. Mengontrol setiap struktur organisasi sekolah

RA, MTS dan SMK

7. Koordinator Pendidikan

a. Membantu mewujudkan dan mempertahankan

visi dan misi pondok pesantren

b. Membantu membuat kurikulum pendidikan di

Pondok Pesantren Al-Washilah

c. Berhubungan langsung dengan Departemen

Pendidkan Nasional dan Departemen

pendidikan agama

8. Koordinator Humas

a. Membantu mewujudkan dan mempertahankan

visi dan misi pondok pesantren

Page 56: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

40

b. Membuat tata tertib pondok pesantren untuk

penghuni pondok pesantren

c. Mengontrol kegiatan santri di luar maupun

dalam pondok

d. Mengontrol keseharian santri dalam disiplin

solat, mengaji dan sekolah umum

e. Mengawasi santri yang melanggar peraturan

tata tertib pondok pesantren

9. Koordinator Kesehatan

a. Membantu mewujudkan dan mempertahankan

visi dan misi pondok pesantren

b. Mengontrol ruang UKS

c. Mengadakan penyuluhan kesehatan di pondok

pesantren

d. Mengawasi kebersihan pondok pesantren

E. Tata Tertib Santri Pondok Pesantren Al-washilah

Tata tertib santri dibuat agar santri dapat terkontrol

dengan baik. Berikut tata tertib santri Pondok Pesantren

Al-Washilah dan bagi yang melanggar akan mendapatkan

sangsi yang berlaku.

a. Dilarang melakukan sesuatu yang bertentangan

dengan syari’at Islam.

b. Dilarang pulang tanpa seizin pengurus pondok

pesantren.

Page 57: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

41

c. Dilarang keluar lingkungan pondok pesantren

tanpa seizin pengurus.

d. Dilarang berbelanja di luar pondok pesantren.

e. Dilarang membuat gaduh baik di dalam maupun di

luar lingkungan.

f. Dilarang membawa teman laki-laki masuk

kedalam komplek santri putri begitupun

sebaliknya

g. Dilarang menyimpan atau membaca yang kurang

bermanfaat seperti novel, komik, buku-buku

ponografi dan sebaliknya.

h. Dilarang mengenakan perhiasan yang mencolok.

i. Dilarang mengambil barang atau uang milik orang

lain.

j. Dilarang merokok di dalam maupun di luar

lingkungan pondok.

k. Dilarang membawa hp, laptop, mp3, radio, tape

recorder, senjata tajam, kamera dan barang

elektronik lainnya.

l. Dilarang meminum khomer, memakai atau

mengedarkan obat-obat terlarang.

m. Dilarang berbicara kotor.

n. Dilarang menonton bioskop, layar tancap, serta

pertunjukan lainnya.

o. Dilarang mengikuti kegiatan di luar pondok

pesantren tanpa seizing dari pengasuh.

Page 58: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

42

p. Dilarang mengadakan latihan olahraga di luar

waktu yang telah ditentukan.

q. Dilarang memasuki kamar lain/tidur dikamar lain

tanpa seizin dari pengurus.

r. Dilarang pindah kamar tanpa seizin pengurus.

s. Dilarang pulang ke rumah tanpa seizin pengurus.

t. Dilarang mengadakan atau mengkordinir suatu

kegiatan tanpa adanya izin dari

pimpinan/pengasuh.

u. Dilarang pacaran, mengangkat adik atau kakak

lawan jenis

Page 59: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

43

BAB IV

BIOGRAFI KH AHMAD DASUKI ADNAN

A. KH. Ahmad Dasuki Adnan dan keluarganya

Dalam Bab empat ini, penulis akan menarasikan lebih

intens tentang kehidupan Kiai Dasuki dan keluarga. Kiai

Dasuki memiliki nama asli Ahmad Dasuki Adnan, lahir di

Desa Tulang Kacang yang sekarang disebut (Arjasari)

Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu. Kiai Dasuki lahir

pada 8 Desember 1939. Ia merupakan anak bungsu dari enam

bersaudara dari pernikahan KH. Adnan bin Sanawi dengan

Hj. Mu’minah binti H. Soleh.1

Berdasarkan garis keturunan laki-laki, nama ayah

Kiai Dasuki bernama KH Adnan bin Sanawi yang berasal dari

Desa Panggang Cirebon. Menurut garis keturunan dari pihak

ibu, ibu Kiai Dasuki bernama Hj. Mu’minah berasal dari Desa

pinggir Sungai Cisanggarung Kecamatan Losari. Kabupaten

Brebes. KH. Adnan dan keluarga tinggal di Cirebon, namun

pada tahun 1930 KH. Adnan dan keluarga pindah ke

Indramayu karena wilayah saat itu memiliki potensi

menghasilkan banyak hasil pertanian karena dikenal dengan

daerah yang subur.2

1KH Sanusi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta,

wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 september 2018. 2Hj. Fuaedah,, Istri Kiai Dasuki, wawancara pribadi, Jakarta

Barat, 1 Desember 2018.

Page 60: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

44

Pada masa kecil Kiai Dasuki adalah seorang penjual

ubi merah keliling untuk membantu perekonomian keluarga

yang cukup memprihatinkan. Layaknya anak-anak yang lain,

Kiai Dasuki gemar bermain dan mengaji Al-Quran bersama

kawan-kawannya di surau Desa Arjasari. Sejak kecil Kiai

Dasuki sudah terlihat kecerdasanya mengolah kata untuk

disampaikan ketika berlatih berpidato atau ceramah Agama.

Latar belakang KH. Adnan dikenal religius dalam

mendidik anak-anaknya. Sejak kecil dan beranjak remaja Kiai

Dasuki sering mengaji kepada sang ayah. Selain mengajar

ilmu bacaan Al-Quran, KH. Adnan juga mengajarkan

mengkaji kitab kuning yang berlandaskan kepada paham

Ahlusunnah waljama’ah.

Beranjak remaja Kiai Dasuki sering berdakwah di

mushola-mushola kampung rumahnya. Ia juga sering menjadi

penceramah di acara-acara besar Islam seperti Isra Mi’raj,

Maulid Nabi Muhammad, 1 Muharrom dan acara-acara

hajatan lainnya.

KH. Adnan dikenal sebagai tokoh agama yang

memiliki sebuah madrasah. Pada tahun 1956 ketika Kiai

Dasuki beranjak dewasa, ia mulai mengajar madrasah diniyah

milik keluarganya. Seiring berjalannya waktu Kiai Dasuki

mengembangkan diri dengan merantau ke Cirebon. Hingga

Page 61: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

45

akhirnya melabuhkkan hatinya kepada seorang wanita yang

bernama Hj. Siti Fuedah. Kiai Dasuki pun memiliki 8 anak

yakni; Ahmad Zeni, ST, H. Moh Hasyim Adnan, ST. Dr. KH

Ahmad Sanusi, Lc. MA, Abdul Wahib, SS, Abdul Wahab, Hj.

Ati Rohayati, S. Pd. I, Ustadzah Siti Suaebah Aslamiyah, S.

Pd. I, dan Lukmanul hakim. S.Sos. KH. Dasuki sebagai

seorang ayah yang islami, tegas, baik bersantun dan patut

dijadikan role model untuk anak-anaknya.3

B. Pendidikan K.H Ahmad Dasuki Adnan

Kiai Dasuki kecil mengaji ilmu agama kepada

ayahnya yang bernama KH. Adnan bin Sanawi. Pengakajian

kitab-kitab kuning seperti kitab tauhid, nahwu, fiqih dan tafsir

Al-Quran yang berfaham Ahlusunnah Waljamaah. Dalam

bidang fiqih Kiai Dasuki mempelajari fiqih mazhab Syafi’i.

selain itu Kiai Dasuki juga mengkaji ilmu di surau-surau

madrasah yang juga mempelajari ilmu Al-Quran yang didasari

faham Ahlusunnah Waljamaah. Definisi faham Ahlusunnah

Waljama’ah di Indonesia lebih lengkap seperti4 :

1. Dalam bidang hukum Islam, menganut ajaran-ajaran salah

satu dari empat madzhab. Sebenarnya dalam qaidah

(rumusan dasar) hukum Islam. Para kiai selain taat kepada

teori hukum dalam ar-risalah juga memilih tuntunan

farwah dalam Al-Um (Hukum Positif) Imam Syafii.

3KH Sanusi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta,

wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 september 2018. 4Zamaksyari Dofier, Tradisi Pesantren Tentang Pandangan

Hidup Kyai, (Jakarta : LP3ES. 1995) 37.

Page 62: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

46

2. Dalam bidang tauhid, menganut ajaran-ajaran Imam Abu

Hassan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur al – Maturidi.

3. Dalam bidang tasawuf, menganut dasar-dasar ajaran Imam

Abu Qosim Al-Junaidi.

Selain mendalami ilmu agama, Kiai Dasuki juga

menjalani pendidikan formal. Bermulai di SDN Bongas, kec.

Kandang Haur kabupaten Indramayu, Jawa Barat, namun

karena kesulitan ekonomi pada bangku kelas tiga ia akhirnya

di pindahkan ke SDN Bongis 1. Sambil melaksanakan

kewajiban mencari ilmu Kiai Dasuki bekerja menjadi

pedagang ubi merah keliling dengan berjalan hampir 10

kilometer.

Usai menamatkan pendidikan dasar, tahun 1951 Kiai

Dasuki melanjutkan ke jenjang MTS di Pondok Pesantren

Babakan Ciwaringin Cirebon. Kiai Dasuki memperdalam

ilmu agama di Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon5 pada

5Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon berdiri pada tahun 1705

M. yang didirikan oleh Syeikh Hasanuddin bin Abdul Latif dari Kajen

kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Sepeninggal Syeikh Hasanuddin

bin Abdul Latif, Pesantren Babakan dipegang oleh menantunya yaitu KH.

Nawawi dan putera KH. Nawawi yaitu KH. Adzra’I. Kemudian secara

estafet dilanjutkan oleh para penerusnya yaitu KH. Syarqowi menantu KH.

Adzro’I mulai tahun 1225 H (1810 M). setelah itu dilanjutkan oleh KH.

Ismail putera dari KH. Adzro’I, lalu oleh KH. Muhammad Glembo bin

KH. Irsyad cucu KH. Adzro’i. pada tahun 1335 H (1916 M) Pondok

Pesantren Babakan Ciwaringin dipimpin oleh KH. Amin Sepuh bin KH.

Irsyad yang dibantu oleh saudara iparnya yaitu KH. Sanusi dimulai tahun

1341 (1922 M). lihat di Ahmad Ginajar Sya’ban di jurnal Alif.id.

Page 63: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

47

masa pimpinan KH Sanusi6. KH Sanusi adalah salah satu

murid dari KH Hasyim ‘Asy’ari. Pesantren tersebut

memperdalam kitab kuning sebagai kajian sehari-hari santri di

pesantren. Kitab kuning yang dipakai tentunya berfaham

Ahlusunnah Waljama’ah. Selama menjalani kehidupan di

pondok pesantren Kiai Dasuki aktif membantu mengelola

sawah milik gurunya yakni, KH Sanusi dan KH Hanan selaku

pimpinan pondok pesantren.7

Ketika menjadi santri di Pondok Pesantren Ciwaringin

Cirebon ia dikenal sebagai sosok santri yang disayangi oleh

KH Sanusi. sosoknya sebagai santri yang tulen dan cerdas

dalam membawakan ceramah-ceramah agama disertai dengan

6Lihat di jurnal Alif.id ( https://alif.id/read/ahmad-ginanjar/iki-

sejarah-ushul-fiqh-kitab-kritik-kaum-wahhabi-karya-kh-sanusi-babakan-

cirebon-1974-b209445p/) Ahmad Ginajar Sya’ban penulis dari Alif.id

mendapatkan satu eksemplar fotokopi kitab dari al-Fadhil Muhammad

Jauharuddin, yang terbilang sebagai cucu pengarang dan juga mahasiswa

pascasarjana UNUSIA Jakarta. K.H Sanusi menuliskan kitab yang

berjudul Iki Sejarah Ushul Fiqh yang ditulis dalam bahasa Jawa aksara

Arab (pegon) oleh KH. Muhammad Sanusi dari Pesantren Babakan,

Ciwaringin, Cirebon (KH. Sanusi Babakan) yang hidup di abad ke-20 M.

Kitab ini berisi tentang sejarah lahirnya ilmu ushul fikih serta signifikansi

ilmu tersebut guna memahami Alquran dan hadis serta merumuskan

hukum-hukum fikih yang dalil-dalilnya tidak ditemukan secara eksplisit di

dalam teks Alquran dan hadis.Tidak ada data kolofon yang

menginformasikan kapan karya ini diselesaikan. Namun bisa diperkirakan

jika kitab ini ditulis antara 1950-1980, ketika KH. Sanusi Babakan aktif

mengasuh pesantrennya. Tebal keseluruhannya sebanyak 31 halaman.

Kitab ini tampaknya tidak dicetak, namun disalin ulang dengan tulis

tangan dan khat (aksara) Arab jenis naskhi yang bagus, lalu diperbanyak

dengan cara difotokopi. 7 Alif, Sejarah Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon,

jurnal Alif.id ( https://alif.id/read/ahmad-ginanjar/iki-sejarah-ushul-fiqh-

kitab-kritik-kaum-wahhabi-karya-kh-sanusi-babakan-cirebon-1974-

b209445p/)

Page 64: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

48

kutipan-kutipan kitab kuning yang dipelajarinya. Sesekali

Kiai Dasuki ke Indramayu untuk berdagang dalam memenuhi

kebutuhannya selama sekolah dan mondok di Pesantren.

Tahun 1954 Kiai Dasuki melanjutkan pendidikannya

ke jenjang MA (Madrasah Aliyah) di Cirebon, setelah tiga

tahun di Cirebon Kiai Dasuki menamatkan pendidikan

Madrasah Aliyah melalui ujian persamaan di Bandung.

Setelah selesai menamatkan pendidikan Madrasah Aliyah

Kiai Dasuki mulai merintis sebagai mubaligh kampung

(pendakwah). 8

Dalam perjalanan pendidikan, Kiai Dasuki

meneruskan kuliah di IAIN Sunan Gunung Jati Bandung dan

lulus tahun 1974 dengan skripsi yang berjudul Thoriqoh (Sufi

dan Tasawuf). Pada masa kuliah pun Kiai Dasuki berguru

kepada KH Musyadad dengan mempelajari metode ceramah.

Jika diperhatikan isi dari ceramah Kiai Dasuki banyak

menyinggung realita sosial yang terjadi dan dengan

pendekatan budaya lokal masyarakat setempat. Hampir setiap

malam Kiai Dasuki mendapatkan undangan ceramah,

meskipun begitu, Kiai Dasuki tidak memasang tarif atau

meminta bayaran.9

8KH Sanusi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta,

wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 september 2018. 9Hj. Fuaedah, Istri Kiai Dasuki, wawancara pribadi, Jakarta

Barat, 1 Desember 2018.

Page 65: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

49

Selesai menamatkan kuliahnya, Kiai Dasuki bertugas

menjadi guru agama di tingkat Aliyah di kota Cirebon. Kiai

Dasuki berprinsip menjadikan dirinya sebagai tholabul ilmi, ia

terus mencari ilmu, hal tersebut terlihat ketika Kiai Dasuki

kembali mengaji kitab kuning dan beguru kepada KH.

Mashadi Karang Ampel Indramayu. Setelah dirasa telah

cukup mengkaji kitab kuning KH. Ahmad Dasuki Adnan pun

meneruskan kembali pendidikan formal S2 di STAI Al-

Aqidah Jakarta dan lulus pada tahun 2006.10

Kepindahanya di

Jakarta, Kiai Dasuki juga mengajar di MAN 1 Grogol Jakarta

Barat sebagai guru agama Islam.

C. Perjalanan Aktifitas Dakwahnya

Terlahir dengan latar belakang agama Islam yang

cukup kuat, di usia remaja Kiai Dasuki sudah berkecimpung

dalam dunia pendidikan. Ia mengajar di sebuah madrasah

milik keluarganya. Pada tahun 1977 Kiai Dasuki mulai aktif

berceramah dan menjadi da’i di Indramayu dan sekitarnya.

Bahkan jadwal ta’limnya mencangkup wilayah Cirebon,

Indramayu, Kuningan dan Majalengka, hampir setiap malam

pergi untuk mengisi ta’lim.11

Kiai Dasuki juga memfokuskan dakwahnya melalui

pengajaran kuliah subuh di masjid At-Taqwa Cirebon. Hingga

suatu ketika ada satu jamaah kuliah subuh dari Jakarta tertarik

10

KH Sanusi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta,

wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 september 2018. 11

Hj. Fuaedah, Istri Kiai Dasuki wawancara pribadi, Jakarta

Barat, 1 Desember 2018.

Page 66: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

50

dengan pembahasan Kiai Dasuki mengenai pengobatan Al-

Hikmah. Pengobatan Al-Hikmah adalah metode pengobatan

dengan tabarruk12

melalui bacaan Al-Quran atau doa-doa

mustajab. Jama’ah tersebut mengundang Kiai Dasuki untuk

mengahadiri kajian dakwah di salah satu masjid Jakarta.

Hingga Kiai Dasuki pun mengiyakan ajakan tersebut. Hal ini

adalah awal karir dakwah Kiai Dasuki di Jakarta.

Sesampainya di Jakarta pada tahun 1985 Kiai Dasuki

berdakwah di masjid Duri Kepa Jakarta Barat. Hingga pada

Kiai Dasuki dan keluarganya memutuskan untuk tinggal di

Jakarta. Kiai Dasuki diberikan tempat tinggal gratis oleh H.

Hamid tokoh masyarakat setempat pada masa itu.13

Kondisi masyarakat Duri Kepa pada saat itu masih

sepi penduduk karena dipenuhi lahan kosong dan banyaknya

pohon-pohon. Di Masjid Duri Kepa, Kiai Dasuki

mendapatkan amanat untuk menjadi pengurus masjid, selain

mengisi dengan kajian-kajian keislaman. Kiai Dasuki juga

mengadakan pesantren kilat di masjid tersebut pada bulan

Ramadhan. Pesantren kilat yang diadakan berisi pengajian-

pengajian kitab kuning dan ta’lim mengenai fastabiqul

khoirot.14

12

Tabarruk adalah mendekatkan diri dengan Allah. 13

Hj. Fuaedah, Istri Kiai Dasuki wawancara pribadi, Jakarta

Barat, 1 Desember 2018. 14

Fastabiqul khoirot memiliki arti berlomba-lomba dalam

kebaikan.

Page 67: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

51

Perjuangan dakwah Kiai Dasuki tidak hanya terbatas

sampai di situ. Kiai Dasuki berdakwah hingga masjid-masjid

sekitar di Jakarta. Sampai pada saatnya Kiai Dasuki

mendapatkan panggilan ceramah dalam acara tahlilan di

daerah Kampung Baru Kembangan Jakarta. Kondisi

masyarakat tersebut sangat memprihatinkan dalam aspek

agama.15

Kiai Dasuki terus berdakwah dan makin dikenal oleh

masyarakat Kampung Baru sehingga dakwahnya berlanjut

dengan membuat program pesantren kilat. Pesantren kilat

pada waktu itu diadakan di suatu bangunan milik warga,

bukan seperti pesantren-pesantren kilat pada umumnya,

pesantren kilat ini tidak mengadakan sistem asrama, namun

Kiai Dasuki menyediakan ta’lim, ceramah dan pengajian-

pengajian kitab kuning di pagi hari hingga menjelang buka

puasa. Pada waktu itu Kiai Dasuki mengajar kitab tauhid

dasar seperti Aqidatul Awam dan kitab fiqih dasar seperti

Safinatunnajah.

Dalam perjalanan dakwahnya Kiai Dasuki

mendapatkan hibah berupa cek uang sebesar 30 juta. Kiai

Dasuki pun sempat meminta saran kepada istrinya, untuk

mendirikan sebuah pesantren. Dua lokasi pendirian pesantren

telah dipilih Kiai Dasuki, semua atas petunjuk Allah. Setelah

melakukan perjalanan memilih dengan solat istikhoroh, Kiai

Dasuki memantapkan pilihannya untuk membangun

15

Dinamakan pengajian pasaran atau disebut dengan pengajian

keliling.

Page 68: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

52

Pesantren di Kampung Baru yang berkelurahan Kembangan

Jakarta Barat. Kondisi masyararakat pada waktu itu memang

belum ada satupun lembaga pendidikan.16

Pada tahun 1988 mulai peletakan batu pertama, semua

tidak terlepas dari peran partisipasi warga setempat.

Bersamaan dengan pendirian Pondok Pesantren Al-Washilah

Kiai Dasuki juga mempelopori pembangunan masjid pertama

di Kampung Baru yang masih dalam komplek pesantren.

Sumbangsi dari jama’ah dan warga pun bergotong royong

antusias.

Sebagai pendakwah tentulah Kiai Dasuki mempunyai

hambatan serta tantangan. hambatan terlihat ketika

pembangunan pesantren berlangsung, Kiai Dasuki ingin

membeli tanah untuk jalanan menuju Pondok Pesantren Al-

Washilah namun harga yang ditawarkan relatif mahal dari

harga normal oleh mereka yang kurang respect dengan Kiai

Dasuki, pada akhirnya Kiai Dasuki dan warga dapat membeli

tanah tersebut dengan harga yang mahal.17

Pada tahun 1988-2010 adalah tahun yang aktif bagi

Kiai Dasuki menjalankan dakwah. Setelah terbangunnya

Masjid dan Pondok Pesantren Al-Washilah, aktifitas instansi

pedidikan tersebut di tahun pertama pendirian,

16

Hj. Fuaedah, Istri Kiai Dasuki wawancara pribadi, Jakarta

Barat, 1 Desember 2018. 17

Hj. Fuaedah, Istri Kiai Dasuki wawancara pribadi, Jakarta

Barat, 1 Desember 2018

Page 69: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

53

menyelenggarakan pendidikan informal seperti pesantren

kilat, pembentukan Masjlis Ta’lim rutin untuk masyarakat

sekitar yang hingga kini masih berjalan. Selain itu, juga

membentuk grup qosidah di daerah tersebut.

D. Aktifitas Sosialnya

1. Program PREMAN (Pembinaan Pemuda Remaja dan

Beriman).

Setelah Pondok Pesantren Al- Washilah berdiri. Kiai

Dasuki peduli terhadap keadaan sosial masyarakat di

daerah Kampung Baru Kelurahan Kembangan Jakarta

barat. Hal ini terlihat pada tahun 1995 Kiai Dasuki

membuat program PREMAN (Pembinaan Pemuda

Remaja dan Beriman). Pembinaan tersebut dilakukan Kiai

Dasuki di Pondok Pesantren Al-Washilah dengan ikhlas

dan tidak memungut bayaran. Program ini diperuntukan

bagi remaja-remaja yang teridentifikasi sebagai anak

jalanan atau preman dan bagi anak-anak yang tidak

mampu.18

Dalam hal ini Kiai Dasuki menyadari

bahwasanya masa remaja adalah fase terpenting dalam

menentukan masa depan suatu bangsa. Masa remaja harus

diperbaiki bagi mereka-mereka yang tidak mampu untuk

mengenyam bangku sekolah. Pada Progam PREMAN ini

Kiai Dasuki fokus membina spiritual mereka, agar

menjadi santri yang berakhlak karimah (mempunyai sifat

18

KH Sanusi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta,

wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 september 2018.

Page 70: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

54

yang baik). Remaja-remaja diprogram PREMAN, dididik

layaknya santri dan mengikuti kegiatan santri sesuai tata

tertib yang berlaku. Selain bidang agama dengan

mempelajari bacaan Al-quran para remaja tersebut juga

mempelajari kitab-kitab kuning dan lebih memfokuskan

pelajaran kitab akhlak.19

2. Santunan dan Pengobatan gratis

Pondok Pesantren Al-Washilah secara rutin

mengadakan santunan dan pengobatan gratis di setiap

milad Pondok pesantren Al-Washilah Jakarta yang diikuti

oleh orang tua wali santri maupun warga sekitar ponpes di

Kembangan, Jakarta Barat.

3. K.H Ahmad Dasuki Adnan mencetuskan metode

GEMPAR

(Gerakan Metode Praktis baca Al-Quran) memiliki

tujuan agar memudahkan orang-orang yang tidak bisa

membaca Al-Quran dapat melafazhkan huruf hijaiyah

dengan fashih dan sesuai hukum tajwid, walaupun hukum

tajwid dipelajari setelah pengenalan pengucapan huruf

hijaiyah dalam bentuk kalimat-kalimat dalam Al-Quran.20

19

Hj. Fuaedah, Istri Kiai Dasuki wawancara pribadi, Jakarta

Barat, 1 Desember 2018. 20

KH Sanusi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta,

wawancara pribadi, Jakarta Barat, 1 september 2018

Page 71: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

55

4. Membentuk Komnas Dhuafa

K.H Ahmad Dasuki Adnan peduli terhadap kaum

dhuafa kemudian membentuk Komnas Dhuafa dengan di

selenggarakan beberapa program seperti: komite

perlindungan fakir miskin dan yatim piatu, pengobatan

gratis dan bakti sosial.21

21

Surat Kabar Suara Dhuafa edisi ke 4 pada 12 Desember 2004.

Page 72: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

56

Page 73: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

57

BAB V

PERAN KH AHMAD DASUKI ADNAN DALAM

PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-

WASHILAH 1988-2010

Dalam Bab lima ini akan dibahas peran Kiai Dasuki

dalam pengembangan Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta

melalui pengembangan intensif di bidang pendidikan,

kurikulum, dan bidang-bidang pengembangan kualitas

terhadap para santri dan guru.

A. Perkembangan Pondok Pesantren Al-Washilah

Perkembangan Pondok Pesantren Al-Washilah terjadi

karena beberapa faktor. Terdapat dua faktor internal dan

faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangannya :

1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor dari dalam yang

mempengaruhi perkembangan pesantren. Faktor ini dapat

dikatakan hal yang sangat inti mengenai kepemimpinan

pesantren.1 Dalam hal ini Kiai Dasuki tidak membentengi diri

dan pondok pesantren yang di bangunnya terhadap perubahan

sistem moderen, Kiai Dasuki terlihat dapat membaca situasi

zaman ini. Pondok Pesantren Al-Washilah telah banyak

mengalami perubahan ke arah lebih maju dalam sistem

1Mohammad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Rajawali

Perss, 2015) :17

Page 74: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

58

pendidikan dan teknologi informatika. Hingga saat ini Pondok

Pesantren Al-Washilah terus berkembang dengan tujuan agar

membuat para santri aktif dalam berkarya.

2. Faktor eksternal

Faktor dari luar juga sangat mempengaruhi

perkembangan suatu pesantren. Seperti bantuan pemerintah

yang diberikan kepada Pondok pesantren. Bantuan ditetapkan

sejak tahun 1978 oleh keputusan direktur jendral bimbingan

masyarakat Islam mengenai subsidi atau bantuan-bantuan

terhadap lembaga agama, dakwah, perguruan tinggi Islam dan

pondok pesantren di Indonesia.2 Kiai Dasuki dalam

menjalankan pesantren tidak menutup diri, hal inilah yang

membuat Pondok Pesantren Al-Washilah cepat mengalami

modernisasi dalam perkembangannya.

Sikap masyarakat terhadap pesantren atau institusi

modern lainnya juga mempengaruhi perkembangan Pondok

Pesantren Al-Washilah karena melibatkan masyarakat dan

sebagainya untuk melihat kemandirian pesantren. Seperti

yang dijelaskan sebelumnya, perlu ditelusuri melalui watak-

watak luhur pendiri dan pengurus pondok pesantren yang

berkembang dalam kehidupan pesantren. Sistem nilai yang

berkembang di dunia pesantren di lihat dari tiga watak dasar

2Kementrian Agama II 1976-2000, keputusan direktur jendral

bimbingan masyarakat Islam mengenai subsidi atau bantuan-bantuan

terhadap lembaga agama, dakwah, perguruan tinggi Islam dan pondok

pesantren, No. 46, Arsip Nasional Republik Indonesia

Page 75: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

59

(Indegenousitas) yaitu keikhlasan, zuhud, dan kecintaan

kepada ilmu sebagai bentuk ibadah. Ketiga watak tersebut

berangkat dari cara pandang pesantren terhadap kehidupan

secara menyeluruh sebagai ibadah, agar santri diperkenalkan

dimana peribadahan adalah kedudukan tertinggi. Hal ini

tampak dari jadwal dan disiplin ketat dalam menjalankan

ibadah seperti salat berjamaah dan ibadah-ibadah sunnah

lainnya di pesantren. Para santri dilatih untuk senanantiasa

tulus dan ikhlas dalam menjalankan semua aspek kehidupan.

Upaya kiai dari mulai merintis dan mendirikan hingga

berkembang pesatnya suatu pesantren tanpa mengharapkan

imbalan duniawi. Upaya tersebut akan menjadi teladan bagi

para santri untuk berkhidmat kepada kiai dengan tulus. Hal

tersebut juga menjadikan santri agar dapat membatasi diri dari

hal-hal di luar kepatuhan.3

B. Bidang Pendidikan

Pada dasarnya, pondok pesantren adalah lembaga

pendidikan Islam yang berupaya menanamkan nilai-nilai

Islam di dalam diri santri. Kiai Dasuki tidak membatasi

pondok pesantren untuk berkembang maju. Usahanya sebagai

pimpinan adalah mengkombinasikan pendidikan umum dan

pendidikan tradisional secara seimbang. seiring dengan

meningkatnya jumlah santri.

3H.M Amin dkk, Masa depan pesantren (dalam tantangan

modernitas dan tantangan komplesitas global), (IRD press : Jakarta, 2004)

188.

Page 76: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

60

Dalam menjawab tantangan perubahan dan berbagai

kebutuhan masyarakat, Kiai Dasuki terhadap pengembangan

Pondok Pesantren Al-Washilah telah melakukan beragam

inovasi pada sistem pendidikannya. Secara histroris Kiai

Dasuki berperan dalam melakukan pengembangan Pondok

Pesantren yang bertransformasi ke arah lebih maju, namun

tetap mempertahanan pengkajian kitab klasik dalam tradisi

keilmuan Pondok Pesantren Al-Washilah.

1. Pendidikan Formal

Pada saat awal berdiri Pondok Pesantren Al-Washilah

di tahun 1988 hanya bergerak pada bidang pendidikan

informal seperti majlis ta’lim, pesantren kilat, festival qosidah

dan kegiatan Islam lainnya. Namun di penghujung tahun 1989

Kiai Dasuki mulai membuat beberapa inovasi sistem

pendidikan. Selain mengadakan pendidikan agama, Kiai

Dasuki juga mengadakan pendidikan formal.

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang

sistematis, berstruktur, bertingkat dari jenjang yang lebih

rendah, hingga jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan formal

yang diselenggarakan Pondok Pesantren Al-Washilah

diantaranya Raudhatul Athfal Al-Wardah, Madrasah

Tsanawiyah Al-Washilah, SMK Al-Washilah jurusan

Administrasi perkantoran dan Mekanik Otomatif.

Page 77: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

61

Pendidikan formal juga merupakan solusi untuk

membentuk SDM yang berkualitas, karena dengan pendidikan

memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan

akademisi maupun keterampilan yang digunakan kepada

peserta didik dengan efektif sebagai bekal hidupnya. Di

samping itu Kiai Dasuki mempertahankan pengkajian

terhadap kitab-kitab kuning klasik. Terlihat hal ini intensif

dilakukannya kepada santri dalam kegiatan sehari-hari di

pondok pesantren.

Jadwal kegiatan harian santri Pondok Pesantren Al-

Washilah Jakarta.4

Waktu Kegiatan

04.00 – 04.00 Bangun pagi dan dilanjutkan

sholat malam

04.00 - 04.30 Sholat subuh dan mengaji

kitab kuning

05.00 – 05.30 Persiapan sekolah formal

05.30 – 06.30 Sarapan pagi

06.30 – 07.00 Mengaji Al-Quran dan

hafalan mufrodat bahasa arab

dan inggris

07.00 – 13.30 Sholat Dzuhur, kuliah tujuh

menit dan makan siang

4 Blangko kerja pondok pesantren Al-Washilah 2006-2010

Page 78: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

62

13.30 – 15.15 Madrasah diniyah (pengajian

kitab kuning)

15.15 – 15.45 Sholat ashar berjamaah

15.45 – 16.30 Membersihkan lingkungan

pondok

16.30 – 17.00 Makan sore

17.00 – 18.00 Pengajian kitab kuning

18.00 – 18.30 Sholat magrib berjamaah

18.30 – 19.30 Mengaji Al-Quran

19.30 – 20.00 Sholat isya berjamaah

20.00 – 21.00 Kegiatan takhossus, bahasa

dan pelatihan muballigh

21.00 – 22.00 Persiapan istirahat

22.00 – 03.30 Tidur malam

Sekolah formal di Pondok Pesantren Al-Washilah

memang sudah terdaftar sejak tahun 1989 akhir. Pada tahun

awal berdirinya Pondok Pesantren Al-Washilah menyediakan

pilihan kepada santri yang bersekolah formal untuk tinggal di

pondok pesantren atau pulang pergi hingga tahun 2006. Di

tahun 2006 akhir Kiai Dasuki mewajibkan untuk seluruh

santri wajib tinggal di Pondok Pesantren Al-Washilah. Kiai

Dasuki juga membuat program PREMAN (Pembinaan

Pemuda Remaja dan Beriman) yang mewajibkan untuk

tinggal di pondok pesantren bagi anak-anak yang

Page 79: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

63

mendapatkan rehabilitas karena teridentifikasi sebagai anak-

anak kurang mampu dan lain-lain masalahnya.

2. Pendidikan Nonformal

Pendidikan non formal tentu ada disetiap pondok

pesantren yang mencirikan pesantren tersebut sebagai ke

khasanya, dibidang bahasa maupun bidang nahwu shorof

(kajian kitab kuning). Pondok Pesantren Al-Washilah juga

menyediakan kegiatan ekstrakulikuler agar para santri dapan

mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan tersebut

a. Pengajian Kitab Kuning

Tradisi keilmuan klasik mempunyai pengaruh

terhadap pesantren-pesantren di Indonesia. Kitab-kitab yang

merupakan penopang utama tradisi keilmuan Islam ditulis

pada abad ke 10 sampai abad 15 M. Tradisi kitab kuning

bukan berasal dari Indonesia. Semua kitab klasik yang

dipelajari di Indonesia berbahasa arab dan sebagian besar

ditulis sebelum Islam tersebar di Indonesia. Kebanyakan kitab

arab klasik yang dipelajari di pesantren adalah kitab komentar

(syarh, Indonesia/Jawa: syarah) atau komentar atas komentar

(hasyiyah) atas teks yang lebih tua (matan). Format umum

kitab kuning yang dipelajari di pesantren yakni lebih kecil

dari kertas kuarto (26 cm) dan tidak dijilid. Lembaran-

lembaran (koras-koras) tak terjilid dibungkus kulit sampul,

Page 80: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

64

sehingga para santri dapat membawa halaman yang sedang

dipelajari.5

Kiai Dasuki adalah salah satu kiai di Jakarta yang

mempertahankan pengkajian terhadap kitab kuning sejak

tahun 1988. Berikut kitab-kitab yang dipelajari santri Pondok

Pesantren Al-Washilah yang berfaham Ahlusunnah

Waljama’ah :

a) Al-Qur’anul Karim

Santri-santri yang ada di Pondok Pesantren Al-

Washilah mempelajari bacaan ayat-ayat Al-Quran dengan

tajwid dan nada-nada bacaan Al-Qura’an seperti : Bayyati,

Shoba, Nahawand, Hijaz, Rost, Sika, Jiharka.

b) Tafsir Jalalain, kitab ini untuk mempelajari tafsir Al-

Qur’an.

c) Mukhtaral Al-Hadist, kitab ini untuk mempelajari

kumpulan hadist-hadist Nabi Muhammad.

d) Tanqihul Qaul, kitab ini mempelajari keutamaan

bersholawat kepada Nabi Muhammad.

e) Riyadus Sholihin, kitab ini memuat

kitab tarbiyah (pembinaan) yang baik yang

menyentuh aneka ragam aspek kehidupan individual

(pribadi) dan sosial kemasyarakatan yang mudah

dipahami oleh orang khusus dan awam.

5Martin Van Bruinesses, Kitab Kuning (Pesantren dan Tarekat),

(Bandung : Mizan, 1999), 142.

Page 81: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

65

f) Fathul Qorib, mempelajari tentang fiqih dan sunah

yang bermahdzab Syafi’i.

g) Al- Aqaid Ad-Duniyah, yang mempelajari tentang

tauhid untuk mengenal sifat-sifat Allah wajib dan

mushtahil.

h) Jawahirul Kalamiyah, yang merupakan kitab Tauhid.

i) Amsilatu At-Tashrifiyah, yang merupakan kitab Shorof

sebagai pedoman untuk mengetahui tata Bahasa Arab.

j) Mukhtashor Jiddan, yang merupakan kitab nahwu

sebagai pedoman untuk mengetahui tata Bahasa Arab.

k) Arba’in Nawawi, merupakan kitab yang memuat

empat puluh dua hadits pilihan yang disusun

oleh Imam Nawawi.

l) Kitab Tajwid, yang mempelajari mengenai hukum-

hukum tajwid dalam bacaan Al-Qur’an.

m) Hadi Silsalatul Haramayn.

n) Rawi Barzanji merupakan Syair-syair yang

melambangakan cinta kepada Rasulullah.

o) Nashoihul Ibaad.

p) Ta’limul Muta’alim yang merupkan kitab Akhlak

Adab murid kepad guru.

q) Akhlaqul Banin yang merupkan kitab Akhlak Adab

anak kepada orang tua, kepada sesama manusia dan

kepada guru.

r) Bulughul Maram disusun oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar

Al-Asqalani (773 H - 852 H). Kitab ini

Page 82: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

66

merupakan kitab hadis tematik yang memuat hadis-

hadis yang dijadikan sumber pengambilan hukum

fikih (istinbath) oleh para ahli fikih.

s) Durratun Naashihin, di dalam kitab ini banyak

dijelaskan tentang keutamaan-keutamaan bulan

Ramadhan.

t) Tafsir Yasin adalah kitab tafsir dari surah Yasin.

u) Fathu Mu’in adalah kitab fiqih yang membahas

mengenai permasalahan fiqhiyah, mulai dari bidang

ubudiyah, mu’amalah munakahah dan jinayah.

v) Durusul Fiqih merupakan kitab yang membahas fiqih

Ahlusunnah Waljama’ah.

w) Alfiyah Adalah Nazhom-nazhom6 dari kitab Ibn A’qil

dan merupakan kitab nahwu.

Untuk memperdalam pengkajian terhadap kitab-kitab

kuning, Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta mengadakan

pengajian Takhasus (pengajian unggulan) pada semester

ganjil selama 15 hari dengan materi 5 kitab kuning. Pengajian

ini diikuti Kurang lebih 300 santriwan / santriwati SMK

dengan harapan semoga santri terbudayakan membaca kitab

kuning. Pengajian takhasus diadakan setiap libur semester di

6Nadhom atau Nadzhom adalah bentuk Syair-syair berbahasa

arab yang pendek dan memilki makna.

Page 83: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

67

bulan Ramadhan. Selain itu juga diadakan pula kelompok-

kelompok pengkhatam Al-Qur’an.7

b. Pengembangan Bahasa Asing

Terdapat dua pengembangan bahasa yakni, Bahasa

Arab dan Bahasa Inggris. Usaha Kiai Dasuki untuk

meningkatkan kualitas santri adalah melakukan kerja sama

dengan guru-guru yang berkompeten di bidangnya seperti

mendatangkan langsung guru-guru bahasa dari Pare Jawa

Tengah. Penguasaan terhadap bahasa dinilai sangat penting

dan pengaruh terhadap skill untuk mewujudkan santri yang

berkualitas. Seperti uraian kegiatan harian santri,

pengembangan bahasa dimulai dengan penghafalan mufrodat

bahasa yang diwajibkan menyetor ke asatidz sekitar 10 vocab

dan 10 mufrodat setiap harinya dengan tujuan agar para santri

terbiasa berbahasa inggris dan arab dalam kegiatan sehari-hari

dan untuk memperkaya pengetahuan bahasa. Pondok

Pesantren Al-Washilah juga mengadakan program English

program two weeks Ponpes Al-Washilah Jakarta yang

bertujuan agar lebih efektif dan intensif dalam pengajaran

bahasa Inggris.8 Kegiatan pengembangan bahasa ditekankan

dalam hafalan mufrodat Bahasa inggris maupun Bahasa arab

7Ade Badar Taufiq, ST, Pengajian Takhasus Al-washilah

http://alwashilah-pesantren.blogspot.com/ Jakarta : 2008. Ade Badar

Taufiq merupakan kepala sekolah Madrasah Stanawiyah tahun 2008. 8KH Sahidi Rahman, Lurah Pondok Pesantren, wawancara

pribadi pada 9 oktober 2018.

Page 84: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

68

di jam sebelum berangkat ke sekolah formal (06.30)-(07.00)

dan malam setelah solat isya di jam (20.00-21.00). untuk

pengajaran structure atau tata bahasa dilakukan rutin di hari

sabtu. Hari wajib praktik full berbahasa arab dan inggris

dibagi setiap 3 hari bahasa arab dan 3 hari berbahasa inggris.

Bagi yang melanggar tentu ada sanksi yang akan didapat.

c. Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan Ekstrakulikuler berfungsi sebagai penyalur

dalam mengembangkan minat dan bakat santri. Agar memberi

kegiatan kepada santri terhadap hal-hal positif. kegiatan

ekstrakulikuler dilakukan diluar jam sekolah. Kegiatan ini

dikembangkan oleh Kiai Dasuki untuk membekali santri

kepada kemampuan selain bidang akademis. Kegiatan

ekstrakulikuler di Pondok Pesantren Al-Washilah

diantaranya9 :

a) PMR (Palang Merah Remaja)

PMR merupakan salah satu kegiatan estrakulikuler

yang banyak diminati oleh para santri Pondok Pesantren Al-

Washilah sejak tahun 2000-an. PMR merupakan wadah

pembinaan yang melaksanakan kegiatan kemanusiaan. Dalam

kegiatan ini para santri dilatih untuk memiliki jiwa sosial

yang tinggi dalam menolong sesama. Para santri yang

menjadi anggota juga diberikan pelatihan khusus dalam

9 Blangko kerja Pondok Pesantren Al-Washilah tahun 2006-2010

Page 85: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

69

menangani suatu kejadian yang berkaitan dengan aksi

keselamatan manusia. Dalam hal ini, para anggota PMR

dilatih untuk merasa bertanggung jawab memberikan

petolongan pertama bagi yang membutuhkan.

Pelatihan umum yang diperkenalkan yaitu; 1. Alat

perlindungan diri (Apd), 2. Mengenali Anatomi dan faal

dasar, 3. Penilaian terhadap korban, 4. Mengetahui cedera

korban. Santri Pondok Pesantren Al-Washilah juga aktif

dalam mengikuti kegiatan PMR diluar pondok pesantren,

seperti Latgab PMR DKI Jakarta, bakti sosial dan pengobatan

gratis yang rutin dilakukan jika acara-acara besar Pondok

Pesantren Al-Washilah.

b) PASKIBRA (Pasukan Pengebar Bendera)

Menyadari minat dan bakat santri berbeda, Pondok

Pesantren Al-Washilah membuka eskul PASKIBRA sebagai

wadah dari minat tersebut. Pasukan paskib ini melatih disiplin

dalam waktu, fokus baris berbaris serta kerja sama antar

anggota. Waktu latihan Paskibra ini diluar jam sekolah dan

madrasah diniah. Setiap hari mingggu para santri rutin

mempraktikan. Biasanya Paskibra ini bertugas langsung jika

upacara kemerdekaan atau lainnya. Banyak manfaat positif

yang dapat diambil dari kedisiplinan berkegiatan Paskibra

selain melatih kedisplinan adalah menguatkan fisik, memiliki

Page 86: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

70

rasa cinta tanah air, bersosialisasi, dan memupuk jiwa

kepemimpinan.

c) Taewkondo

Salah satu ekstrakulikuler yang diminati santri putra

dan putri adalah olahraga beladiri yang satu ini. Selain

melatih ketangkasan olahraga juga melatih kedisiplinan

individu. Taewkondo Al-Washilah juga sudah sering

mendapatkan kejuaraan diperlombaan yang diikuti.

d) Futsal

Olahraga ini memiliki anggota terbanyak rata-rata

diikuti oleh santri laki-laki, kegiatan ini berlangsung pada hari

minggu pagi.

e) Pelatihan Muballigh (Muhadhoroh)

Pelatihan muballigh atau yang disebut dengan

kegiatan muhadhoroh adalah kegiatan yang dilakukan Kiai

Dasuki untuk mencetuskan dai-dai muda. Para santri dilatih

keberaniannya dalam menyampaikan isi ceramah di depan

santri lainnya. Para santri akan mendapatkan gilirannya

masing-masing dan diberi waktu 1 minggu untuk menyiapkan

isi pidatonya. Pelatihan muhadhoroh dinilai sangat efektif

dalam melatih santri dalam keberanian dan percaya diri. Kiai

Dasuki bermaksud membekali para santri dalam bidang

dakwah billisan agar santri terbiasa.

Page 87: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

71

Kata dakwah berasal dari bahasa Arab, da’a-yad’u-

da’watan yang berarti menyeru, memanggil, dan mengajak.

Pengertian dakwah menurut Sayyid Qutb yaitu mengajak atau

menyeru orang lain masuk kedalam jalan Allah baik dalam

lisan maupun perbuatan sebagai ikhtiar mewujudkan ajaran

Islam menjadi di kehidupan pribadi.10

Dakwah menurut

Amrulah Ahmad yakni, “Dakwah Islam merupakan

aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan dalam

suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang

kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur utuk

mempengaruhi cara, berfikir, bersikap, dan bertindak manusia

pada dataran kenyataan indifidual dan sosio kultural dalam

mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi

kehidupan dengan menggunakan cara tersebut.” 11

Prinsip yang melatar belakangi Kiai Dasuki untuk

mencetuskan Da’i muda yakni perintah Allah pada Q.S 16:

125 yang memiliki arti “Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik an

bantalah mereka dengan cara yang baik. Sesunguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengtahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk. Melalui firman

tersebut Perintah Alah kepada umat Islam terlebih kepada

10

Sayyid Qutb, Terjemahan fi Dzilail Qur’an, (Beirut: Ihyatut

turotsi Al-Araby, 1976) jilid V.110. 11

Amrullah Achmad, Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial,

(Yogyakarta: PLP2M, 1985) 2.

Page 88: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

72

muballigh agar berdakwah yang di landasi dengan

kebijaksanaan dan tidak memaksa, penyampaianya dapat

dengan lisan atau melalui diskusi lainnya. Sehingga dapat

mencapai pesan dakwah kepada objek dakwah.12

f) Pelatihan penyiaran radio

Sejak tahun 2000 Pondok Pesantren Al-Washilah telah

membuat Radio Al-Washilah dengan Channel AM 16.02 Khz

dan dibimbing langsung oleh Abdul Wahib, SS. Radio Al-

Washilah memfokuskan kepada penyiaran Islam. Sebagai

wadah penyaluran minat dan bakat santri, radio ini berisikan

ceramah-ceramah agama serta alunan qosidah dan hadroh

yang terkadang di tayangkan langsung secara live di radio.

Wilayah cangkupan channel AM 16.02 Khz ini meliputi

wilayah Cengkareng- Duri Kosambi-dan Kembangan Jakarta

Barat.

g) Pelatihan Qosidah

Tahun 1988 merupakan tahun berdirinya Pondok

Pesantren Al-Washilah, pada saat pertama membuat kegiatan

salah satunya adalah membuat grup qosidah ibu-ibu untuk

12

Metode Dakwah Dalam Surah AN-Nahl (16) ayat 125. Lihat

channel youtube Haji Muhammad Sahidi Rahman video ceramah Kiai

Dasuki, Dipublikasikan tanggal 30 Mei 2016

Page 89: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

73

masyarakat di Kampung Baru Kembangan-Jakarta Barat dan

berlanjut rutin membuat festifal qosidah hingga saat ini.

h) Pelatihan Hadroh

Pelatihan Hadroh13

dilakukan diluar jam sekolah

formal maupun kegiatan wajib di pondok. Pelatihan bermain

alunan hadroh memicu kreatifitas santri. Kebanyakan yang

mengikuti grup hadroh adalah laki-laki. Hadroh juga

berfungsi sebagai pengiring pada saat maulid Nabi

Muhammad.

i) Pelatihan Interpreneur

Sarana di Pondok Pesantren Al-Washilah salah

satunya adalah membuat kopontren dan bermitra dengan

indomaret, bertujuan agar melatih para santri untuk

berwirausaha. Hal ini usaha Kiai Dasuki dalam

merealisasikan visi yang menjadi dasar adalah meningkatkan

kemampuan profesional dan pengetahuan tenaga

kependidikan sesuai dengan kebutuhan dunia.

C. Bidang Kurikulum

Pesantren adalah institusi pendidikan tradisional yang

pada dasarnya memiliki tiga jenis model kurikulum

diantaranya: tradisional (salafiah), modern (Khalafiah).

13

Hadroh adalah sebuah alat musik yang berasal dari Timur

Tengah.

Page 90: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

74

Pondok Pesanren Al-Washilah adalah salah satu pondok

pesantren dengan model semi tradisional. Kurikulum Pondok

pesantren Al-Washilah terbagi menjadi dua yakni kurikulum

pembelajaran Ma’hadiyah14

dan pembelajaran Madrasiyah15

atau bisa disebut dengan tradisional (salafiah) dan modern

(Khalafiah). Pada dasarnya pesantren merupakan pusat

spiritual dan intelektual masyarakat. Maka dari itu pesantren

juga dapat menetukan bagaimana mengukur perkembangan

Islam di suatu masyarakat.16

Kurikulum adalah seluruh usaha sekolah (lembaga

pendidikan) untuk mengetahui anak belajar, baik dalam

lingkungan kelas di halaman sekolah maupun diluar

sekolah.17

Pembaharuan dan modernisasi pendidikan Islam di

pesantren yang sudah terlihat sejak abad 20. Dalam konteks

pesantren tantangan pertama datang dari sistem pendidikan

Belanda. Bagi Sutan Takdir Alisjahbana, sistem pendidikan

pesantren harus ditinggalkan atau setidaknya, di

14

Kurikulum Ma’hadiyah adalah kurikulum yang dibuat pesantren

biasanya diadakan kegiatan-kegiatan mengkaji kitab kuning ataupun

kegiatan extrakulikuler lainya seperti pelatihan Muhadoroh yang bisa

disebut pelatihan dalam menjadi muballigh. 15

Kurikulum madrasiyah adalah kurikulum yang sesuai dengan

keputusan kepemerintahan, yang memakai Sistem sekolah formal. 16

Manfred ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta:

Perhimpunan pengembangan pesantren dan masyarakat, 1983) 19. 17

Mustajab, Masa Depan Pesantren, Telaah atas Model

Kepemimpinan dan Manajemen Pesantren Salafi, (LKiS : Yogyakarta,

2015), 158

Page 91: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

75

transformasikan sehingga mampu mengantarkan kaum

muslim ke gerbang rasionalitas dan kemajuan.18

Pendidikan formal yang ada di yayasan Pondok

Pesantren Al-Washilah di naungi oleh DIKNAS. Di mulai

dari RA Al-Wardah, MTS Al-Washilah dan SMK Al-

Washilah. Selain itu, Pondok Pesantren Al-Washilah

menggabungkan antara kurikulum DIKNAS dengan DEPAG.

Kurikulum DEPAG adalah menggabungkan pelajaran-

pelajaran umum dengan pelajaran agama Islam seperti Aqidah

Akhlak, Sejarah kebudayaan Islam, Fiqih dan Al-Quran

Hadist. Selain itu sekolah madrasah diniyah yang dinaungi

oleh kurikulum DEPAG.

D. Sumber Daya Manusia

a. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memiliki peranan

penting dalam dunia pendidikan. Kiai Dasuki berusaha untuk

menyediakan tenaga pengajar yang berkompeten dibidangnya.

Guru-guru di Al-Washilah tidak hanya mereka yang mengajar

di pendidikan formal, namun sebutan guru juga temasuk

kepada mereka yang menjadi para pengasuh pondok pesantren

dan tinggal bersama para santri di pondok pesantren.

18

Nurcholis Majid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret

Perjalanan, (Jakarta: Paradigma, 1997), Xiii.

Page 92: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

76

Ustadz atau pengasuh yang ada di Pondok Pesantren

Al-Washilah merupakan alumni yang mengabdi setelah lulus

dari pesantren tersebut. Kiai Dasuki juga memberikan

pengajaran terhadap ustadz maupun ustadzah yang mengabdi.

Pengajaran yang diberikan Kiai Dasuki adalah pengajaran

kitab kuning yang tingkatannya lebih tinggi. Selain itu ustadz

yang notabene sebagai pengabdi mempunyai tugas untuk

mengawasi aktifitas seahari-hari santri secara langsung.19

Jumlah Statistik Guru Pondok Pesantren Al-Washilah

Data statistik jumlah guru 5.3

19

Sahidi Rahman, MA, lurah Pondok Pesantren Al-Washilah

Jakarta, wawancara pribadi, pada 9 oktober 2018.

0

5

10

15

20

25

30

19

88

- 1

99

4

19

94

- 1

99

6

19

96

- 1

99

8

19

98

- 1

99

9

19

99

- 2

00

0

20

00

-2

00

1

20

01

- 2

00

2

20

02

- 2

00

3

20

03

- 2

00

4

20

04

-2

00

5

20

05

- 2

00

6

20

06

- 2

00

7

20

07

- 2

00

8

20

09

- 2

01

0

RA

MTS

SMK

Page 93: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

77

b. Santri

Santri adalah siswa atau murid yang belajar di

pesantren. Pondok Pesantren Al-Washilah mempunyai

kategori santri pertama santri mukim20

. Kedua santri kalong21

.

Namun hal itu berlangsung hingga pertengahan tahun 2000

an. Kebijakan Kiai Dasuki hingga kini mewajibkan santri

untuk bemukim di pesantren. jumlah statistik santri di Pondok

Pesantren Al-Washilah relative stabil naik dari tahun ketahun.

Berikut table Jumlah statistik santri Pondok Pesantren Al-

Washilah :

Data Statistik Santri 5.4

20

Santri mukim adalah biasanya berasal dari daerah yang jauh dan

mengharuskan mereka untuk tinggal di pondok. Lihat, Amin Haedari.

Dkk, Masa Depan Pesantren (Dalam tantangan modernitas dan

tantangan komplesitas global (Jakarta : IRD Press, 2006), 35. 21

Santri kalong adalah umumnya mereka yang tinggal di sekitaran

pondok pesantren. Lihat, Amin Haedari. Dkk, Masa Depan Pesantren

(Dalam tantangan modernitas dan tantangan komplesitas global (Jakarta :

IRD Press, 2006), 35.

020406080

100120140160

19

88

-19

94

19

94

-19

96

19

96

-19

98

19

98

-19

99

19

99

-20

00

20

00

-20

01

20

01

-20

02

20

02

-20

03

20

03

-20

04

20

04

-20

05

20

05

-20

06

20

06

-20

07

20

07

-20

08

20

08

-20

09

20

09

-20

10

RA

MTS

SMK

Page 94: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

78

E. Sarana dan prasarana

1. Uks

2. Lapangan

3. Masjid

4. Aula

5. Lab. Bahasa

6. Lab. Komputer

7. Perpustakaan

8. Radio AM 16.02 Khz

9. Café pondok pesantren

10. Wartel dan Warnet

11. Koperasi pondok

12. Asrama

13. Sekolah

14. Peralatan olahraga

Page 95: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

79

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

telah dipaparkan pada bab-bab di atas, dapat penulis

simpulkan bahwa KH Ahmad Dasuki Adnan mempunyai

peran besar dalam pengembangan Pondok Pesantren Al-

Washilah Tahun 1988-2010. Dengan bukti sebagai berikut :

1. Kiai Dasuki membangun Pondok Pesantren Al-

Washilah tahun 1988. Pondok Pesanren Al-Washilah

mengalami perkembangan yang baik, pada awal

pembangunanya hanya terdapat pendidikan nonformal

seperti majlis ta’lim, pesantren kilat dan pembentukan

grup qosidah, Kemudian pada tahun 1994 mengalami

kemajuan ke Jenjang pendidikan formal tingkat RA,

MTS, SMK jurusan Administrasi Perkantoran dan

Mekanik Otomotif.

2. Kiai Dasuki memiliki peran penting dalam

pengembangan Pondok Pesantren Al-Washilah, upaya

pengembangannya antara lain, dalam bidang

pendidikan, kurikulum dan SDM santri dan guru.

3. Untuk pengembangan minat dan bakat diadakan

program-program extrakulikuler dan yang diwajibkan

serta ditekankan adalah pelatihan muballigh

Page 96: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

80

(Muhadhoroh) untuk melahirkan dai-dai muda di

masyarakat.

4. Pada perkembangannya di tahun 2000 dibuat Radio

Al-Washilah AM 16.02 Khz

5. Untuk mengantisipasi zaman moderen Kiai Dasuki

membuat kegiatan pengembangan bahasa asing, agar

lebih efektif, maka diwajibkan para santri untuk

memakai bahasa inggris atau arab di hari-hari wajib

berbahasa asing.

6. Pondok Pesantren Al-Washilah mampu menjawab

masalah yang terjadi dan mampu memberi harapan

kepada anak-anak jalanan, anak-anak yang

teridentifikasi sebagai anak yang rentan dengan

tindakan kriminal. Kiai Dasuki dalam programnya

Pembinaan Pemuda dan Beriman (PREMAN), dan

program Pemberdayaan anak jalanan memberikan

fasilitas gratis untuk mengenyam pendidikan di

Pondok Pesantren Al-Washilah.

7. Sarana dan prasarana terlihat lebih berkembang oleh

Kiai Dasuki.

Page 97: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

81

B. Saran

Peran KH. Ahmad Dasuki Adnan dalam

mengembangkan Pondok Pesantren Al-Washilah Jakarta

tahun 1988-2010 penulis menyarankan:

1. Agar penerus yayasan Pondok Pesantren Al-Washilah

melanjutkan perjuangan Kiai Dasuki

2. Agar dapat membuka lebih banyak dan sering

terhadap kajian-kajian Islam di Pondok Pesantren

untuk masyarakat umum.

3. Hendaknya ada penelitian lebih lanjut tentang Pondok

Pesantren Al-Washilah Jakarta ditinjau dari berbagai

bidang yang lebih spesifik.

Page 98: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

82

Page 99: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

83

DAFTAR PUSTAKA

Koran dan Arsip

Departemen Agama II 1976-2000 N0. 58, Arsip Nasional

Republik Indonesia.

Peta BPS Kembangan 1980 No. 46, Arsip Nasional Republik

Indonesia.

Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri

dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, No, 3, Tahun 1975 Departemen Agama,

1990.

“Kerjasama Komnas Dhuafa dengan Polri” Surat Kabar

Suara Dhuafah vol V, 4 desember 2004.

Artikel/Jurnal

Ade Badar Taufiq, ST, Pengajian Takhasus http://alwashilah-

pesantren.blogspot.com/ Jakarta, 21 Desember 2008.

Di akses pada 28 Juli 2018.

Buku-buku

Achmad, Amrullah, Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial,

Yogyakarta: PLP2M, 1985.

Arikunto, Suharsimi Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Aziz, Moh. Ali, Dakwah pemberdayaan masyarakat

paradigma aksi metodelogi, Surabaya: Pustaka

Pesantren: 2005.

Arifin, Anwar, Dakwah Kontemporer, sebuah Studi

Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Page 100: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

84

Bisri, Musthofa, Percik-percik keteladanan Kyai Hamid

Ahmad Pasuran, Rembang: Lembaga Informasi dan

Studi Islam, yayasan Ma’had As-Salafiyah 2003.

Bruinesses, Martin, Van, Kitab Kuning (Pesantren dan

Tarekat), Bandung: Mizan, 1999.

Dofier, Zamaksyari, Tradisi Pesantren Tentang Pandangan

Hidup Kyai, Jakarta : LP3ES, 1995.

Fajar, Marheini, Ilmu komunikasi (Teori dan praktek), Jakarta

: Graha Ilmu, 2009.

Glasse, Cyril, Ensiklopedi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2000.

Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI press, 1986.

Haedari, HM. Amin, dkk, Masa Depan Pesantren (Dalam

Tantangan Modernitas dan Tantangan Komplesitas

global), Jakarta : IDR Pres, 2006.

Horikoshi, Hiroko, Kyai dan Perubahan Sosial, Jakarta:

Perhimpunan Pesantren dan Masyarakat, (P3M), 1987.

Kartodirdjo, Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial dalam

Metodelogi Sejarah Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 1992.

Kuntowijoyo, Pendekatan Ilmu Sejarah Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya, 1995.

Kartodirdjo, Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial dalam

Metodologi Sejarah, Jakarta : Gramedia 1992.

Lubis, Saiful, Akbar, Konseling Islami Kiayi dan Pesantren,

Yogyakarta: El Saq Press, 2007.

Page 101: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

85

Mohammad, Ayub, Manajemen Masjid :Petunjuk Praktis

Bagi Para Pengurus, Jakarta: Gema Insani Press,

1996.

Madjid, M. Dien, Wahyudi, Johan, Ilmu Sejarah sebuah

pengantar, Jakarta : Kencana, 2014.

Moleong, Lexy, J. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya cet 6, 1997.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:

Rineka Cipta, 2004.

Madjid, Nurcholis, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret

Perjalanan, Jakarta: Paradigma, 1997.

Mustari, Mohammad, Manajemen Pendidikan, Jakarta:

Rajawali Pers, 2015.

Priyadi, Sugeng, Sejarah Lokal Konsep, Metode, dan

tantanganya, Yogyakara: Ombak, 2015.

Qutb, Sayyid, Terjemahan fi Dzilail Qur’an jilid V, Beirut:

Ihyatut turotsi Al-Araby, 1976.

Sulasman, Metode Penelitian Sejarah, Bandung : CV Pustaka

Setia, 2014.

Tyonbee, Arnold, The Study of History, Vol I, London:

Oxford University Press, 1955.

Tim BPS Kota Administrasi Jakarta Barat, “Kecamatan

Kembangan Dalam Angka 2010” Jakarta: BPS Jakarta

Barat, 2010.

Tjandrasasmita, Uka, Pertumbuhan dan perkembangan kota-

kota Muslim di Indonesia, Jakarta: Menara Kudus,

2000.

Page 102: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

86

Ziemek, Manfred Pesantren dalam Perubahan Sosial,

Jakarta: Perhimpunan pengembangan pesantren dan

masyarakat, 1983.

Media Online

BPS Jakarta Barat, “Kecamatan Kembangan Dalam Angka

2003,

https:/jakbarkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id

/3 di akses pada tanggal 1 september 2018.

Organisasi Satkar Ulama bentukan Golkar,

https://ampi.partaigolkar.or.id/sejarah_organisasi

diakses pada 11 Oktober 2018

K.H Sanusi Di Pesantren Babakan Ciwaringin,

https://alif.id/read/ahmad-ginanjar/iki-sejarah-

ushufiqh-kitab-kritik-kaum-wahhabi-karya-kh-

sanusi-babakan-cirebon-1974-b209445p/) Di akses

pada 11 Oktober 2018

Jurnal online : https://regional.kompas.com › News › Regional

https://youtu.be/NO1OzugjcyQ Dokumentasi TVRI

dalam Channel Haji Muhammad Sahidi Rahman pada

12 November 2006. Di akses pada 11 Oktober 2018.

Wawancara

Wawancara dengan Dr. KH Ahmad Sanusi,Lc. MA, anak dari

K.H Ahmad Dasuki Adnan, pada 6 Oktober 2018.

Wawancara dengan Sahidi Rahman, M.A, selaku Lurah

Pondok Pesantren Al-Washilah, pada 9 Oktober 2018.

Wawancara dengan Syamsudin S.Pd Tokohmasyarakat di

Kampung Baru Kembangan utara, murid K.H Ahmad

Dasuki Adnan, pada 11 September 2018.

Page 103: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

87

Wawancara dengan Pak Kiming (93 th) sesepuh Kampung

Baru Kembangan, pada 11 september 2018

Wawancara dengan ibu Nurhayati saksi hidup KH Ahmad

Dasuki Adnan. pada 28 Juli 2018.

Wawancara dengan Ushwatun Hasanah (Alumni), murid K.H

Ahmad Dasuki Adnan. pada 13 Agustus 2018.

Wawancara dengan Slamet Rifaldi (Alumni), murid K.H

Ahmad Dasuki Adnan. pada 13 Agustus 2018.

Page 104: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

88

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Foto Ucapan Ahlan Wasahlan K.H Ahmad

Dasuki Adnan

Sumber : Arsip Pribadi

Lampiran 2 : Foto Keluarga Pendiri Pondok Pesanren Al-

Washilah

Sumber : Al-Washilah_pondok_Pesantren

Page 105: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

89

Lampiran 3: Foto K.H Ahmad Dasuki Adnan dengan kondisi

sudah mulai sakit bersama masyarakat

Sumber : Al-Washilah pondok Pesantren

Lampiran 4: Foto bagian depan Pondok Pesantren Al-

Washilah

Sumber : Arsip Pribadi

Page 106: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

90

Lampiran 5: Masjid Al-Washilah

Sumber: Arsip Pribadi

Lampiran 6: Lomba PMR Al-Washilah Jakarta

Sumber : Arsip Al-Washilah

Page 107: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

91

Lampiran 7 : Dalam rangka Ulang Tahun ke-28 Ponpes Al-

Washilah mengadakan baksos dan pengobatan gratis yang

diikuti oleh warga sekitar ponpes di Kembangan, Jakarta

Barat.

Sumber : Arya Manggala Metrotvnews.com, Jakarta 2016

Lampiran 8 : Aksi Komnas Dhuafah

Sumber : Al-Washilah_pondok_Pesantren

Page 108: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

92

Lampiran 9: wartel, warnet dan Pondok Pesantren Al-

Washilah

Sumber : Arsip Pribadi

Lampiran 10: Foto Kopontren yang bermitra dengan

Indomaret

Sumber: Arsip Pribadi

Page 109: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

93

Lampiran 11: Foto Santri sedang mengikuti belajar-mengajar

Bahasa Inggris di Aula Ponpes Al-Washilah.

Sumber : Arsip Pribadi

Lampiran 12: Pak Kiming (Sesepuh di Kampung Baru,

Kembangan)

Sumber: Arsip Pribadi

Page 110: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

94

Lampiran 13: Foto Penulis dengan Pak Syamsudin S.pd

(Tokoh Masyarakat di Kampung Baru, Kembangan). Sumber:

Arsip Pribadi

Lampiran 14: Foto Penulis dengan K.H Sahidi Rahman

(Lurah Ponpes Al-Washilah). Sumber : Arsip Pribadi.

Lampiran 15: Foto Penulis dengan ibu Hj. Fuaedah (istri KH

Ahmad Dasuki Adnan) Sumber : Arsip Pribadi.

Page 111: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

95

Lampiran 16

Page 112: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

96

Lampiran 17

Page 113: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

97

Lampiran 18

Page 114: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

98

Lampiran 19

Page 115: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

99

Lampiran 10 Surat Kabar Suara Dhuafa edisi ke 4 pada 12

Desember 2004.

Page 116: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

100

Page 117: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Narasumber : DR. KH Ahmad Sanusi,Lc. MA

Waktu : 6 Oktober 2018

Tempat : Pondok Pesantren Al-Washilah.

T : Bagaimana Latar Belakang keluarga dan pendidikan KH

Ahmad Dasuki Adnan

J : KH Ahmad Dasuki Adnan lahir di Desa Tulang Kacang

yang sekarang di sebut (Arjasari) Kecamatan Sukra,

Kabupaten Indramayu. KH Ahmad Dasuki Adnan lahir pada

tanggal 8 Desember 1939. Yang merupakan anak bungsu dari

enam bersaudara dari pernikahan K.H Adnan bin Sanawi

dengan Hj. Mu’minah binti H. Soleh. Kakek saya atau KH

Adnan dahulu asli Demak kemudian pindah ke Losari lalu ke

Cirebon kemudian pindah lagi ke Indramayu. pak Kiai Dasuki

kecil di Losari dahulu juga sudah menekuni pengajian bacaan

Al-Quran, pengajian kitab-kitab kuning yang berfaham

Ahlisunnah Waljama’ah seperti contoh Kitab Safinatunnajah,

Kitab Fathul Qorib. Menginjak masa-masa remaja pak Kiai

Dasuki Adnan tinggal di daerah Indramayu. Ketika masih

Kecil Karena memang latar belakang keluarga dari sang ayah

yang religi, pak Kiai Dasuki sudah belajar mengaji Al-Quran

dan saat remaja pak kiai juga mengkaji kitab kuning kepada

ayahnya yaitu KH Adnan. Kitab-kitab yang dipelajari pak

Page 118: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

Kiai Dasuki dahulu adalah kitab yang berfaham Ahlisunnah

Waljama’ah. Disamping itu pak Kiai Dasuki juga mengenyam

pendidikan formal di sekolah dasar di SDN Bongis 1. Sambil

melaksanakan kewajiban mencari ilmu pak Kiai Dasuki

bekerja menjadi pedagang ubi merah dengan berjalan hampir

10 kilometer. Nah, prinsip keluarga kami adalah ilmu akhirat

dan ilmu umum harus sama-sama wajib dipelajari, maka dari

itu pak Kiai Dasuki melanjutkan pendidikannya ke jenjang

MTS di Pondok Pesantren Cawaringan Cirebon pada masa

pemimpin pondok pesantren itu dipegang oleh KH Sanusi,

KH Sanusi ini merupakan murid dari KH Hasyim Asy’ari.

K.H Sanusi dan K.H Hanan selaku pimpinan Pondok

Pesantren. Ketika menjadi santri di Pondok Pesantren

Ciwaringin Cirebon beliau dikenal sebagai sosok santri yang

disayangi oleh K.H Sanusi. sosok beliau sebagai santri yang

tulen dan cerdas dalam membawakan ceramah-ceramah

agama disertai dengan kutipan-kutipan kitab kuning yang

dipelajarinya. Sesekali pak Kiai Dasuki ke Indramayu untuk

berdagang dalam memenuhi kebutuhannya selama sekolah

dan mondok di Pesantren. pak Kiai Dasuki juga melanjutkan

pendidikannya ke jenjang MA (Madrasah Aliyah), setelah

empat tahun di Cirebon pak Kiai Dasuki menamatkan

pendidikan Madrasah Aliyah melalui ujian persamaan di

Bandung. Setelah selesai menamatkan pendidikan Madrasah

Aliyah pak Kiai Dasuki mulai merintis sebagai mubaligh

kampung atau di sebut sebagai pendakwah. Dalam perjalanan

Page 119: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

pendidikanya pak Kiai Dasuki meneruskan kuliahnya di

Universitas Sunan Gunung Jati Cirebon dengan mendapatkan

gelar BA/D3 di tahun 1974. Selanjutnya pak Kiai Dasuki pun

kembali meneruskan kuliah di Universitas Sunan Gunung Jati

di Bandung dan mendapatkan gelar Drs. Sejak masa kuliah

Pak Kiai Dasuki berteman baik dengan pak Pof. Dr. Duhaya S

praja. Pada masa kuliah pun pak Kiai Dasuki berguru kepada

K.H Musyadad dengan mempelajari metode ceramah. Isi dari

ceramah pak Kiai Dasuki banyak menyinggung realita sosial

dengan pendekatan budaya lokal masyarakat setempat.

Setelah kuliah di Bandung Pak Kiai Dasuki juga berguru

kepada K.H Mashadi Karang Ampel Indramayu asli Cirebon

ahli hikmah dan K H Dasuki dari Indramayu ahli ceramah.

Pak Kiai Dasuki semasa hidupnya Hampir setiap malam pak

Kiai Dasuki mendapatkan panggilan ceramah. Meskipun

begitu, pak Kiai Dasuki tidak memasang tarif atau meminta

bayaran. Pernah suatu ketika berceramah di jombang pak Kiai

Dasuki tidak mau menerima uang transport sedikitpun dari

jama’ah. Selanjutnya pak Kiai Dasuki kemudian mengikuti

pengarungan Guru (PEGUNU Perguruan NU). Setelah lulus

pada tahun 1966, pak Kiai Dasuki di angkat menjadi pegawai

negeri sipil (PNS) dan bertugas menjadi guru agama di

tingkat SD di wilayah kota Cirebon. Sambil menjadi guru

agama pak Kiai Dasuki melanjutkan pendidikan ke tingkat

perguruan tinggi dengan melanjutkan kuliah di Fakultas

Page 120: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

Ushuludin IAIN Cirebon. pak Kiai Dasuki berprinsip

menjadikan dirinya sebagai tholabul ilmi dan orang yang haus

akan ilmu, beliau terus mencari ilmu, hal tersebut terlihat

bahwa pak Kiai Dasuki pun melanjutkan kuliah di IAIN

Sunan Gunung Jati Bandung. Setelah selesai dengan jenjang

S1, dengan skripsi yang berjudul Thoriqoh (Sufi dan

Tasawuf). pak Kiai Dasuki kembali mengaji kitab kuning di

Cirebon dan beguru kepada K.H Mashadi Karang Ampel

Indramayu. Setelah dirasa telah cukup mengkaji kitab kuning

pak Kiai Dasuki pun meneruskan kembali pendidikan formal

S2, hingga pada tahun 2006 K.H Ahmad Dasuki Adnan

berhasil mendapatkan gelar Magister of Art di Bidang Politik.

Di Jakarta K.H Ahmad Dasuki Adnan aktif sebagai Muballigh

di berbagai majelis ta'lim dan di Masjid-masjid.

T : Siapakah Guru-guru KH Dasuki Adnan yang berpengaruh

dalam hidupnya?

J : KH. Sanusi Babakan Cawaringin Cirebon, KH. Hanan,

KH. Musyadad, Mashadi Karang Ampel Indramayu asli

Cirebon ahli hikmah dan K H Dasuki dari Indramayu ahli

ceramah dan beberapa Kiai lainya di sekitar Cirebon dan

Indramayu.

T : Melihat KH Ahmad Dasuki Adnan yang sangat aktif

menjadi pendakwah di Cirebon dan sekitarnya, apa alasan

Page 121: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

utama yang melatar belakangi KH Ahmad Dasuki Adnan

merantau ke Jakarta?

J : Awalnya pak Kiai Dasuki sedang mengisi kuliah subuh di

Masjid At-Taqwa Cirebon, nah, salah satu jamaah pak kiai

tertarik dengan pembahasan pak kiai mengenai metode

pengobatan (Al-Hikmah) melalui ayat-ayat syifa dalam Al-

Quran. Salah satu muridnya yang mengundang kiai untuk isi

ceramah di Komda Jaya itu bernama bapak Jend. Tri Sutrisno

masa kepemerintahan Soeharto. Kemudian pak Kiai Dasuki

memutuskan untuk tinggal di Jakarta dengan memboyong

anak-anak dan istrinya.

T : Bagaimana Aktifitas dakwah KH Ahmad Dasuki Adnan di

Jakarta ?

J : Awalnya pak kiai diberikan tempat tinggal gratis oleh pak

Kiai Abdul Hamid di Kebon Jeruk, dan aktif mengisi

pengajian-pengajian di masjid dan musholah-musholah

sekitar.kemudian pindah lagi ke Duri Kepa juga tanpa harus

bayar sepeserpun yang di berikan oleh Ketua RW 03 yang

bernama H. Idi. Setelah itu pak Kiai Dasuki diberikan oleh

hamba Allah tanah waqaf di daerah Kampung Baru Kelurahan

Kembanga Utara. Sebelumya pak kiai sudah ada banyak ngisi

ceramah di daerah tersebut dan mengajar pengajian di daerah

tersebut. Sehingga Pak Kiai Dasuki berceramah di kawasan

Serang – Banten.

Page 122: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

T : Bagaimana usaha KH Ahmad Dasuki Adnan dalam

melakukan pngembangan Islam di Kampung Baru kelurahan

Kembangan Utara?

J : Usaha yang pak Kiai Dasuki lakukan pertamakali adalah

melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar dengan

mengisi ceramah-ceramah pengajian dan membuat program

pesantren kilat di daerah tersebut untuk masyarakat sekitar.

Selanjutnya Pak Kiai Dasuki Kemudian terbentuknya Masjid

dan Pondok Pesantren Al-Washilah dan membuat beberapa

program sebagai respon Kiai Dasuki terhadap keadaan sosial

di Kampung Baru. Programnya itu seperti Pesantren kilat

yang terbuka bagi masyarakat sekitar, kemudian Pesantren

Anak Jalanan yang bekerja sama dengan pemerintah pada

waktu itu.

T : Sebagai seorang pendatang, bagaimana pak Kiai Dasuki

menghadapi rintangan berdakwah terlebih pada tahun 1980-an

masyarakat di daerah Kampung Baru kental dengan

kepercayaan mistisnya dan praktik kedukunan masih ada dan

terkenal dengan daerah yang memiliki jagoan-jagoan

kampung?

J : yang pertama Kiai Dasuki lakukan adalah menjalin

komunikasi yang baik antara beliau dan masyarakat. Memang

pada waktu itu pak Kiai Dasuki sudah memasuki daerah

tersebut dengan berceramah di sekitarnya dan membuat

Page 123: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

program Pesantren Kilat. Jadi ada sebagian orang yang sudah

mengundang beliau untuk berceramah di acara-acara tahlilan,

nikahan dan lain-lain yang berkaitan dengan acara Islam.

Pertama kalinya di bangun sebuah pondok pesantren dan

masjid Al-Washilah pak Kiai selalu berpesann bahwa, masjid

ini dan pesantren ini adalah milik warga Kampung Baru dan

terus selalu di utarakan ketika mengisi ceramah-ceramah. Pak

Kiai Dasuki terus mengajak masyarakat Kampung Baru untuk

solat berjama’ah. Pak Kiai Dasuki itu menjalin komunikasi

sesepuh kampung sini, sampai-sampai rutin pak Kiai Dasuki

menjadikannya Imam solat di Masjid Al-Washilah. Selain itu

ceramah-ceramah pak Kiai Dasuki sudah banyak yang suka

karena metode ceramah yang dibawakan pak Kiai Dasuki

menarik, Hal tersebut menjadikan pak Kiai Dasuki dekat

dengan warga dan syiar Islam berkembang.

T : Apa yang melatar belakangi KH Ahmad Dasuki Adnan

untuk membangun Pesantren Al-Washilah?

J : Hal yang pertama kondisi masyarakat yang belum terlalu

mengenal Islam dan Pak Kiai Dasuki sangat peduli dengan

hal seperti itu, walaupun ada rintangan yang harus dihadapi.

Pertama kali sebelum mendirikan pondok pesantren pak Kiai

Dasuki dimulai dengan membentuk majlis ta’lim dan

bergerak di bidang pendidikan informal seperti kuliah

ramadhan, festifal qosidah serta kegiatan-kegiatan Islam

lainnya. Setelah itu berkembang dan mendirikan pendidikan

Page 124: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

formal pada tahun 1989 yakni TK, TPA, MTS, SLTP, SLTA,

SMK dan Perguruan Tinggi.

T : Apa saja karya tulis dan karir organisasi yang pernah KH

Ahmad Dasuki Adnan buat?

J: Buku Metode GEMPAR (Gerakan Metode Praktis Baca Al-

Quran) pada tahun 1992, dan pada tahun 1995 melakukan

Pembinaan Pemuda Remaja dan Beriaman (PREMAN).

Selanjutnya pernah menjadi Ketua Komisi Perdamaian Umat

Beragama pada tahun 2002, dan membentuk Komite Nasional

Perlindungan Fakir Miskin dan Yatim Piatu (KOMNAS

DU’AFAH) pada tahun 2002, selanjutnya mencetuskan Radio

Al-Washilah AM 16.02 Khz pada tahun 2000.

T: Bagaimana sosok KH Ahmad Dasuki Adnan di mata

keluarga?

J: Beliau adalah sosok kepala keluarga yang tegas dalam

mendidik anaknya. Beliau sangat kreatif dan peduli dengan

masalah-masalah sosial di masyarakat.

P: Apa kendala yang KH Dasuki Adnan hadapi dalam

berdakwah di kawasan Kampung Baru kembangan, Jakarta

Barat?

J: Tentu ada, dahulu pas pendirian pesantren mendapatkan

perlawanan dari masyarakat yang tidak religius, serta preman-

preman kampung pernah sampai menutup jalan.

Page 125: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

P: Apa Pesan yang sering di sampaikan KH. Dasuki Adnan

ketika masih hidup?

J: Pesantren ini tidak boleh di komersilkan dan Pesantren ini

sudah diwakafkan. Pak Kiai Dasuki memiliki jiwa sosial yang

sangat tinggi.

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Narasumber : Sahidi Rahman, M.A

Waktu : 9 Oktober 2018

Tempat : Kantor Kepala Diniyah Pondok Pesantren Al-

Washilah.

T : Bagaimana Sejarah Pondok Pesantren Al-Washilah?

J : Pondok Pesantren Al-Washilah didirikan pada tahun 1988

di atas tanah seluas 8.000 M yang beralamat di Jl.Kampung

Baru no. 20 Rt. 004/010 Kelurahan Kembangan Utara Jakarta

Barat. Pada tahun tersebut hanya bergerak pada bidang

informal saja seperti pengajian-pengajian, Kuliah Ramadhan

dan festifal qosidah. Karena mengantisipasi kemajuan zaman

penting dualitas keilmuan agama dan umum secara

berdampingan. Karena menyadari hal tersebut penting

memiliki legalitas ijazah. Maka dari itu didirikanlah

pendidikan sekolah-sekolah formal dan terdaftar pada Dinas

Sosial di tahun 1988. Jenjang pendidikan yang ada di

Page 126: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

Pesantren Al-Washilah yakni dari mulai pendidikan TK Al-

Quran kemudian TPA, MTS, SLTP, SLTA, SMK dan

perguruan tinggi.

T : Bagaimana Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Washilah?

J: Visi Pondok Pesanten Al-Washilah adalah mencetak

generasi muslim siap pakai, Kreatif dan Dinamis, Ilmiyah

Amaliyah, Amaliyah Ilmiyah. Misi Pondok Pesantren Al-

Washilah diantaranya :

1. Mengkombinasikan Kurikulum Pondok Pesantren

dengan Kurikulum Pendidikan Nasional

2. Mempersiapkan Kader-kader muslim yang menguasai

IPTEK, mampu berkreasi secara inovatif aktif dan

dinamis berlandasan iman dan taqwa.

3. Meningkatkan kemampuan professional dan

pengetahuan tenaga kependidikan sesuai dengan

kebutuhan dunia.

4. Menanamkan jiwa tauhid dan daya juang yang tinggi

dengan landasan Qur’an dan hadist.

T : Bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Al-

Washilah?

J : KH Ahmad Dasuki Adnan memberikan kontribusi

yang sangat berpengaruh dalam Perkembangan Pesantren

Al-Washilah. Beliau salah satu kiai yang aktif dalam

Page 127: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

kegiatan sosial. Maka dari itu banyak diantara

kegiatatannya yang melibatkan langsung dengan

masyarakat sekitar.

T: Bagaimana pemikiran KH Ahmad Dasuki Adnan

dalam berdakwah?

J: KH Ahmad Dasuki Adnan memegang prinsip dalam

berdakwah yakni, Ikhlas, tawakal dan tidak menerima

imbalan ketika dimintai untuk berceramah disuatu tempat.

Hal tersebut beliau lakukan sejak awal mulai berdakwah.

prinsip beliau selanjutnya adalah peduli terhadap masa

depan Islam, peduli dengan kondisi sosial yang terjadi

dalam masyarakat, hal tersebut maka KH Ahmad Dasuki

Adnan membuat program Pesantren yang menaungi anak

jalanan dan bekerjasama dengan pemerintah. Selanjutnya

beliau juga memegang prinsip pemersatu. Sadar karena

Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam agama, KH

Ahmad Dasuki Adnan mencoba merangkul umat

beragama lainnya untuk hidup bersama dengan toleransi

dan meminimalisir perpecahan umat. Di Pondok

Pesantren Alwashilah beliau juga sering menyampaikan

pentingnya menjaga keutuhan bangsa.

T : Media apa saja yang digunakan KH Ahmad Dasuki

Adnan dalam berdakwah?

J : selain berceramah secara langsung KH Ahmad Dasuki

Page 128: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

Adnan juga melakukan dakwah di media online di radio

milik Pondok Pesantren Al-Washilah da nada satu akun

youtube yang menampilkan ceramah-ceramah beliau.

T : kitab-kitab apa saja yang dipelajari para santri?

J : Al-Qur’anul Karim : Santri-santri yang ada di Pondok

Pesantren Al-Washilah Mempelajari bacaan ayat-ayat Al-

Quran dengan Tajwid dan nada-nada bacaan Al-Qura’an,

Tafsir Jalalain kitab ini untuk mempelajari tafsir Al-

Qur’an, Mukhtaral Al-Hadist kitab ini untuk mempelajari

kumpulan Hadist-hadist Nabi Muhammad, Tanqihul Qaul,

kitab ini mempelajari keutamaan bersholawat kepada Nabi

Muhammad, Riyadus Sholihin, Fathul Qorib, mempelajari

tentang fiqih dan sunah yang bermahdzab Syafi’I, Al-

Aqaid Ad-Duniyah, yang mempelajari tentang tauhid

untuk mengenal sifat-sifat Allah wajib dan mushtahil,

Jawahirul Kalamiyah, Amsilatu At-Tashrifiyah,

Mukhtashor Jiddan, Arba’in Nawawi, Kitab Tajwid, Hadi

Silsalatul Haramayn, Rawi Barzanji, Nashoihul Ibaad,

Ta’limul Muta’alim, Akhlaqul Banin, Buluhul Maram,

Durratun Naashihin, Tafsir Yasin, Fathu Mu’in, Irsadul

I’bad, Durusu Fiqih, Alfiyah Ibn Malik.

T : bagaimana sosok K.H Ahmad Dasuki Adnan dalam

pandangan bapak?

J : K.H Ahmad Dasuki Adnan adalah seorang yang

istiqomah dalam berdakwah. Tegas kepemimpinanya,

Page 129: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

banyak orang yang mnyukai ceramahnya, terlebih

memang perjuangannya dalam syiar Islam sangat sulit

ketika pertama kali datang ke daerah Kampung Baru.

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Narasumber : Syamsudin S.Pd.

Waktu : 11 September 2018

Tempat : Kediaman Syamsudin S.Pd. di Kampung Baru,

Kembangan.

P: Apakah Bapak mengenal K.H Ahmad Dasuki Adnan?

J: Ya, saya sangat mengenalnya. Beliau sosok yang luar biasa,

pendidikan KH Ahmad Dasuki Adnan sendiri lengkap yang,

formal dan informal beliau seimbangkan, seperti ilmu umum

dan ilmu agama. saya memang bukan asli Jakarta, bukan asli

Kampung baru kembangan, saya perantauan, saya dari Bima.

Ketika saya datang ke daerah ini dan tinggal di daerah

kampung Baru Jakarta, memang Al-washilah sudah di bangun

kurang lebih satu tahun sebelum kedatangan saya, kemudian

saya menjadi guru di Al-washilah pada tahun 1989, Saya ikut

serta di dalam pesantren, saya juga mendapat didikan dari

beliau K.H Ahmad Dasuki Adnan, semua guru mendapatkan

didikan untuk disiplin dan kita di ajari ngaji.

Page 130: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

P: Bagaimana sosok K.H Ahmad Dasuki Adnan dalam

pandangan bapak?

J: Beliau sosok yang luar biasa dan memiliki sosialisasi

bermasyarakat yang sangat bagus, terlebih beliau juga seorang

perantauan, pendekatan terhadap masyarakat yang di tekankan

kepada beliau adalah yang paling utama beliau lakukan,

memang dahulu daerah ini, daerah kampung baru ini Islamnya

sangat kurang dalam artian mereka Islam tapi masih sedikit

yang menunaikan ajaran Islam, perjudian juga banyak sekali

dahulu itu, kemudian kepercayaan kedukunan masih banyak

terjadi.

P: Apa respon masyarakat terhadap kedatangan K.H Ahmad

Dasuki Adnan ?

J:Awalnya memang respon masyarakat tidak begitu baik,

karena dulu daerah sini banyak jagoan-jagoan penguasa

daerah sini. Lambat laun K.H Ahmad Dasuki Adnan

istiqomah dalam berdakwah, suka ceramah di musholah di kp.

Baru karena memang dahulu belum ada masjid yang berdiri.

Lambatlaun K.H Ahmad Dasuki Adnan membuat sebuah

bangunan rumah menjadi pondok pesantren kilat pada bulan

Ramadhan, antusias masyarakat Kp. Baru mulai terlihat,

banyak yang anaknya di masukan ke pondok pesanren kilat.

Seiring berjalannya waktu K.H Ahmad Dasuki Adnan

membeli sebuah tanah dan dibangunnya sebuah pesantren dan

Page 131: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

dibarengi oleh pembangunan masjid pertama dan sampai sat

ini merupakan masjid satu-satunya di kp. Baru. Nah, ketika

pesantren dan masjid Al-Washilah terbangun beliau memang

istiqomah dalam berdakwah, mengajak masyararakat untuk

rajin solat, (dakwah billisan). Saya ingat betul dan tidak akan

lupa akan sosok beliau yang khas menyerukan di toa masjid “

ayo-ayo solat, ini pesantren bukan milik saya, ini pesantren

milik masyarakat kp. Baru, beliau itu selalu berbicara seperti

itu, dalam khutbah-khutbah jumat atau ketika sedang

berceramah di masyarakat kp. Baru. Pemikiran saya pada saat

itu memang beliau K.H Ahmad Dasuki Adnan ingin

masyarakat kp. Baru mempunyai rasa memiliki terhadap

pesantren dan masjid Al-Washilah.

P: Apakah K.H Ahmad Dasuki Adnan memiliki peranan

terhapad kemajuan Islam di kp. Baru?

J: Sangat berpengaruh, Syiar Islam cepat berkembang di

kp.baru memang di mulai ketika berdirinya pondok pesantren

AL-Washilah. Walaupu memang dahulu sedikit masyarakat

yang mengaji di wilayah pesantren Basmol. Nah, mulai

pesantren dan masjid berdiri Warga-warga mulai banyak yang

solat di masjid, partisipasi warga terhadap pengajian pun

mulai meningkat. Di pesantren beliau juga membuat saluran

Radio yang diniatkan beliau agar Syiar Islam meluas, hingga

saat ini Radio nya masih ada. K.H Ahmad Dasuki Adnan juga

memiliki peranan ketika sudah mulai menjalakan pondok

Page 132: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

pesantren Al-Washilah, beliau perhatian dengan generasi

muda yang ada di jalanan, di pinggir jalan, seperti anak Punk ,

pengamen, preman jalanan, beliau kumpulkan kemudian

dimasukan ke dalam pesantren dan di fasilitasi untuk

menuntut ilmu dan segala keperluan pesanten dengan biaya

gratis.

P ; Masjid pertama di Kampung baru kan di Al-washilah ini

dan pada saat ini menjadi masjid satu-satunya di kawasan

Kampung baru, apa saja kegiatan di dalam masjid?

J: Kegiatan yang mendominasi memang di peruntukan untuk

santri, namun juga di buka untuk umum, sperti solat, dan

kegiatan hari-hari besar Islam, yang mengandeng masyarakat

setempat. Ada juga pengajian bulanan untuk umum.

P: Biasanya pengajian seperti apa yang di lakukan K.H

Ahmad Dasuki Adnan dan adakah perkumpulan pengajian

dari bapak-bapak dan Ibu-ibu di daerah kampung baru

kembangan Jakarta barat?

J: Beliau banyak mengisi ceramah-ceramah di masyarakat,

kemudian juga isi pengajian kitab fiqih seperti kitab

Safinatunnajah.ada pekumpulan

P : Organisasi-organisasi Islam seperti apa yang ada di

kampung baru?

Page 133: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

J: Karang taruna Tingkat RT dan RW, yang menjalankan

acara-acara, sepeti perayaan Obor Muharrom, santunan anak

Yatim, dan acara-acara besar lainnya.

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Narasumber : Pak Kiming

Waktu : 11 september 2018

Tempat : Toko Taylor Kampung Baru Kembangan Jakarta

Barat.

P; Apakah Bapak mengenal K.H Ahmad Dasuki Adnan?

J; iya kenal

P: Bagaimana sosok K.H Ahmad Dasuki Adnan dalam

pandangan bapak?

J: Peduli, ramah sama masyarakat sini. Sering juga isi

pengajian dulu dan ceramahnya bagus, pengajian kitab

kuningya juga bagus,

P: Apa respon masyarakat terhadap kedatangan K.H Ahmad

Dasuki Adnan ?

J: respon masyarakat mendukung, dulu itu muridnya di

pesantrenn kilat dikit, tapi lama-lama jadi banyak yang ikut

dan ketika mulai untuk membuat pesantren pas peletakan batu

pertama, saya hadir, Tahunnya saya lupa.

Page 134: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

P: Apakah K.H Ahmad Dasuki Adnan memiliki peranan

terhapad kemajuan Islam di kp. Baru?

J: Ya pak kiai berperan dalam syiar Islam, buktinya

Alhamdulillah sekarang kemajuan Islam menjadi lebih baik di

daerah sini, di pesantren banyak yang ngaji orang dari mana-

mana ada, masyarakat sini juga banyak. Pengajian tersebut

diadakan sebulan sekali di Pesantren Al-Washilah.

P : Bagaimana kondisi Islam masyarakat Kampung Baru

sebelum K.H Ahmad Dasuki Adnan datang? Atau sebelum

berdirinya Pondok Pesantren Al-Washilah?

J ; sangat memperhatikan, orang-orang sini belum mengenal

banget Islam, dulu saya pun kalau mengaji waktu sebelum

adanya pesantren saya mengaji di Basmol, mengaji kitab-kita

fiqih gitu dan memang pendidikan Islam sendiri masih kurang

didaerah sini. Di kawasan Kampung Baru palin pojok itu

banyak banget orang-orang judi dan banyak orang-orang yang

percaya kedukunan. Banyak orang-orang non religius yang

berkuasa disini. Dulu sampai-sampai kalau ada orang baru di

kampung ini, bisa-bisa di hadang sama mereka-mereka itu,

gak seneng lah istiahnya sama orang baru. Nah dulu itu pas

pak kiai datang kemari, banyak isi ceramah di musholah

maupun di tempa-tempat acara hajatan atau lainnya, orang-

orang sini pada demen sama ceramahnya pak kiai karena seru

dan pendekatan sama masyarakat bagus, terlebih dulu pak kiai

Page 135: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

membuat program pesantren kilat dan diadakan festifal

qosidah dan juga sempat membuat program dimana anak-anak

yang kurang atau disebut preman di tamping gratis oleh pak

kiai., kawasan Kampung Baru mulai terbentuk image yang

baik di masyarakat luas.

P ; Masjid pertama di Kampung baru kan di Al-washilah ini

dan pada saat ini menjadi masjid satu-satunya di kawasan

Kampung baru, apa saja kegiatan di dalam masjid?

J: Ya betul, kegiatan di masjid tersebut tentunya yang paling

utama sebagai tempat Ibadah, dan di gunakan masyarakat dan

santri Pondok Pesantren Al-Washilah. Ada pengajian juga

untuk santri yang paling utama, kalau untuk masyarakat di

adakan 1 bulan sekali.

P: Biasanya pengajian seperti apa yang di lakukan K.H

Ahmad Dasuki Adnan dan adakah perkumpulan pengajian

dari bapak-bapak dan Ibu-ibu di daerah kampung baru

kembangan Jakarta barat?

J: Pengajian dengan ceramah, kadang kitab fiqih gitu.

Perkumpulan pengajian dari bapak-bapak dan ibu-ibu ada,

diadakan di rumah-rumah warga, jadi kadang ust-ust dari Al-

Washilah yang menggantikan untuk mengajar, kalau pak kiai

tidak mengajar.

Page 136: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

P : Organisasi-organisasi Islam seperti apa yang ada di

kampung baru?

J; karang taruna anak muda di setiap RT dan di gabung per

RW, banyak mereka mengadakan acara-acara besar Islam.

P: Apakah K.H Ahmad Dasuki Adnan memiliki peranan

terhapad kemajuan Islam di kp. Baru?

J: Tentu, Islam benar-benar ada kemajuan ya pas Pesantren

Al-Washilah ini dibangun kami. sebagai warga asli kampun

baru sangat bangga, mulai banyak perlahan-lahan orang yang

mau mengaji dan musholah mulai dipenuhi oleh warga kita,

apalagi amai juga karena program pesantren kilat yang

dibentuk beliau.

P: Biasanya pengajian seperti apa yang di lakukan K.H

Ahmad Dasuki Adnan dan adakah perkumpulan pengajian

dari bapak-bapak dan Ibu-ibu di daerah kampung baru

kembangan Jakarta barat?

J: waktu itu pengajian fiqih ya yang lebih sering diisi pak kiai,

dan juga melalui ceramah-ceramah agamannya. Kemudia

Pengajian berlanjut dan tetap diadakan di rumah warga sering

hampir setiap malam jumat untuk tahlilan dan membaca

rawian terkadang kitab dan juga ceramah agama.

Page 137: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Narasumber: Ibu Nurhayati

Waktu : 28 juli 2018

Tempat : Kediaman Ibu Nurhayati.

T: Apakah Ibu mengenal K.H Ahmad Dasuki Adnan?

J: Ya saya kenal sekali dengan beliau, dahulu beliaudekat

dengan bapak saya. Dan ketika beliau pindah ke daerah

Kampung Baru saat itu saya berumur 15 tahun dan sudah

menikah.

P: Bagaimana sosok K.H Ahmad Dasuki Adnan dalam

pandangan Ibu?

J: Beliau mempunyai kharisma dan tegas dalam bicara dan

melakukan tindakan, Saat petama kemari, KH Ahmad Dasuki

Adnan membuat program pesantren kilat, kemudian

membangun Pesantren Al-Washilah.

P : Bagaimana kondisi Islam masyarakat Kampung Baru

sebelum K.H Ahmad Dasuki Adnan datang? Atau sebelum

berdirinya Pondok Pesantren Al-Washilah?

J: Syiar Islam di kawasan Kampung Baru belum begitu

mendalam. Pengajian-pengajian yang di lakukan dahulu

hanya terdapat di rumah-rumah warga setempat. Dahulu

Page 138: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

daerah sini masih mempercayai Praktik kedukunan, dan

banyaknya jagoan-jagoan kampung seperti preman-preman.

P: Bentuk pengajian ketika K.H Ahmad Dasuki Adnan aktif

mengajar seperti apa?

J : Pak kiai Ceramah

P: Biasanya pengajian seperti apa yang di lakukan K.H

Ahmad Dasuki Adnan dan adakah perkumpulan pengajian

dari bapak-bapak dan Ibu-ibu di daerah kampung baru

kembangan Jakarta barat?

J: Wah sekarang sudah banyak sekali pengajian bapak-bapak

dan ibu-ibu sejak kedatangan beliau. Setiap RT pasti ada

sekiar 2 smpai 3 yang beranggota khusus bapak-bapak dan

khusus ibu-ibu dan pengajian tersebut rutin diakukan di

rumah-rumah warga setempat. Anak muda daerah sini juga

aktif. Nah sejak KH Ahmad Dasuki Adnan meninggal, yang

mengantikam beliau adalah murid-murid beliau dan anak-

anak beliau masih sangat aktif meneruskan dakwah beliau.

Page 139: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Nama : Ushwatun Hasanah (Alumni Al-Washilah 2010)

Waktu : 13 Agustus 2018.

Tempat : KFC Semanan

T : Sudah berapa tahun mondok?

J : 6 Tahun

T : Apa saja yang sudah didapat selama di pondok?

J: Banyak, terutama ilmu agama, terus pengembangan diri

dalam membentuk minat dan kegiatan estakulikuler yang

seru.

T : K.H Dasuki Adnan mengajar apa ?

J: Dahulu ketika saya MTS mengajar Kitab Kuning, nah,

setlah itu pak kiai sakit dan digantikan oleh K.H Sanusi anak

beliau.

T : Bagaimana pendapatmu mengenai sosok K.H Ahmad

Dasuki Adnan di dalam lingkungan pondok?

J: Sosok yang luar biasa untuk menjadi panutan para santri,

jadi kita dulu dibekali untuk menjadi dai. Beliau sangat

humble kalau sedang berceramah dan kebanyakan isi

ceramahnya menyinggung masalah sosial yang terjadi. Beliau

Page 140: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

cepat respon gitu, dalam bidang teknologi beliau open minded

banget.

T : Apakah kamu mengetahui program Anak Pesantren

Jalanan ?

J: Tahu, tapi pas saya mulai mondok program itu udah ga

berjalan lagi, semenjak pak kiai mulai sakit-sakitan. Dulu itu

ada jenjang sekolahan STM di Al-Washilah yang rata-rata

muridnya dari anak-anak jalanan itu, tapi pas angkatan saya

itu terakhir di tahun 2010 itu STM udah di bubarin, ga

diterusin lagi, sayang banget ya.

T : Apakah kamu mengetahui program Gerakan Metode

Praktis Baca Al-Quran?

J: Tahu, tapi kan makin lama diperbarui lagi, untuk konsep

Gerakan Metode Praktis Baca Al-Quran pas awal aku kurang

bisa bedain, intinya udah diperbarui lagi. Dulu itu pak kiai

ngajar bacaan Al-Quran pertama kali kita harus fasih

penyebutan huruf hijaiyah ya, dan bacanya itu kalau ada mad

Tobi’i di goyang kan 2 ketukan gitu, pokoknya waktu belajar

1 Surah aja, waktu itu surah Al-Fatihah lama banget bisa satu

bulanan lebih.

T : Apa yang dibekali Pondok Pesantren Al-Washilah kepada

alumni? Agama, umum toleransi beragama.

Page 141: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

J: Alhamdulillah selain ilmu agama yang dibekali cukup

banyak yah, intinya pondok pesantren menyiapkan generasi

yang siap mengahadapi ruang kerja juga.

Nama : Slamet Rifaldi (Alumni Al-Washilah 2010), 13

Agustus 2018

T : Sudah berapa tahun mondok?

J : 3 Tahun

T : Apa saja yang sudah didapat selama di pondok?

J : Ilmu agama Islam, Kitab kuning, bimbingan bahasa asing,

dan pelatihan menjadi muballigh.

T : K.H Dasuki Adnan mengajar apa ?

J : Angkatan saya jarang di ajari beliau karena beliau sudah

mulai sakit-sakitan. Saya sering dengar ceramahnya secara

langsung jika ada acara besar di pondok pesantren.

Ceramahnya bagus dan tidak membosankan, asyik dan tidak

kaku di depan audiens, saya belajar banyak dari pak kiai.

T : Bagaimana pendapatmu mengenai sosok K.H Ahmad

Dasuki Adnan di dalam lingkungan pondok?

J: Sosok yang Kharismatik, mempunya sifat terpuji dan

qonaah.

Page 142: PERAN KH. AHMAD DASUKI ADNAN DALAM PENGEMBANGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43159/1/Fulltext.pdf · sosial yang dikemukakan oleh Sartono Kartodirjo. Hasil

T : Apakah kamu mengetahui program Anak Pesantren

Jalanan ?

J : Tahu, baca di buku kenang-kenangan pondok

T : Apakah kamu mengetahui program Gerakan Metode

Praktis Baca Al-Quran?

J: Tahu, pak kiai yang mencetuskan, waktu saya belajar dulu,

lebih menekankan kefasihan lafazh quran dan pengenalan

huruf menyambung dan disambung. Dan hukum tajwid.

T : Apa yang dibekali Pondok Pesantren Al-Washilah kepada

alumni?

J: Ilmu Agama, umum, dan bersikap toleransi beragama.