peran kelompok peternak dalam pengembangan …

65
PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI (Studi Kasus Pada Kelompok Ternak Sikatutui di Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar SULFIANA.M 105960202715 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN

USAHA TERNAK SAPI (Studi Kasus Pada Kelompok Ternak

Sikatutui di Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar

SULFIANA.M

105960202715

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN USAHA

TERNAK SAPI (Studi Kasus Pada Kelompok Ternak Sikatutui di Desa

Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

SULFIANA.M

105960202715

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strara Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …
Page 4: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …
Page 5: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Peran

Kelompok Peternak Dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi ( Studi Kasus

Pada Kelompok Ternak Sikatutui Desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar) ’’ adalah benar merupakan hasil

karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, Januari 2020

Sulfiana M

105960202715

Page 6: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

ABSTRAK

SULFIANA.M.(105960202715). Peran Kelompok Peternak Dalam

Pengembangan Usaha Ternak Sapi ( Studi Kasus Pada Kelompok Ternak

Sikatutui di Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar. Dibimbing oleh NURDIN dan FIRMANSYAH.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Kelompok Peternak

Dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi. Penelitian ini dilakukan pada Agustus

sampai September 2019 di di Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar.

Populasi dalam Penelitian ini adalah para kelompok ternak sapi Sikatutui,

di Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar,

Untuk Informan sebanyak 8 peternak sapi Sikatutui. Penelitian mengunakan

metode Sensus yakni sebanyak 8 peternak, Analisis data yang digunakan adalah

Analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian Peran Kelompok Peternak Dalam Pengembangan Usaha

Ternak Sapi di Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar dapat di simpulkan bahwa masih ada Kendala yang dihadapi kelompok

ternak Sapi Sikatutui seperti masih kurangnya fasilitas dan prasarana kelompok

ternak Sikatutui, sedangkan Peran Kelompok Ternak Sikatutui dinilai sangat

membantu dalam upaya pengembangan usaha di Desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Kata Kunci : Peran Kelompok Peternak Dalam Usaha Ternak Sapi.

Page 7: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Salawat dan salam tak

lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW berserta para keluarga, sahabat dan

para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Peran Kelompok Peternak Dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi ( Studi

Kasus Pada Kelompok Ternak Sikatutui Desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

bantuan dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr.Ir.Nurdin.,M.M selaku pembimbing I dan Bapak Firmansyah.,

S.P., M. Si. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat

diselesaikan.

2. Bapak Amruddin, S.PT,. M.Pd., M.Si selaku peguji I dan ibu St. Khadijah

Yahya Hiola, S.TP,. M.Si juga selaku peguji II yang telah meluangkan

waktu mengikuti seminar-seminar penulis, serta terima kasih atas kritikan

dan sarannya.

Page 8: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

3. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Mappainga dan

Ibunda St Syamsiah yang tiada henti-hentinya memberi support, doa yang

terus dicurahkan untuk saya selama menimpah ilmu, bekerja keras dalam

membiayai kuliahku dan semua dukungan sertai semangat dalam

menjalani masa-masa kuliah.

6. Saudara-saudariku Agribisnis 015, terkhusus Masriana, Saraswati, Santri,

Yayudi, Sriwulandari dan semua teman-teman yang tidak bisa saya sebut

namanya satu persatu yang bersama-sama dengan penulis dari awal hingga

akhir masa perkuliahan, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian

semua takkan mungkin penulis sampai disini.

7. Kepada seseorang yang selalu mendukung dan menyemangati dalam

penyusun skripsi.

8. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

9. Kepada pihak pemerintahan, yang telah memberikan akses

kepemerintahan dalam mengambil data-data analisis.

10. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi, yang

penulis tidak dapat sebutkan satu-satu.

Page 9: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga

berkah Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, Januari 2020

Sulfiana M

105960202715

Page 10: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ........................................................ iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6

1.3 Tujuan dan Kegunaan penelitian.................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8

2.1 Pengertian Peran .......................................................................... 8

2.2 Pengertian Kelompok Peternak .................................................... 8

2.3 Peran Kelompok Peternak ............................................................ 11

2.4 Kendala Yang di Hadapi Kelompok Peternak ............................. 12

2.5 Usaha Ternak Sapi ....................................................................... 12

Page 11: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

2.6 Pemasaran ................................................................................... 20

2.6 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 21

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 23

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 23

3.2 Teknik Penentuan Informan ....................................................... 23

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 24

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 25

3.6 Definisi Operasional .................................................................... 26

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 27

4.1 Kondisi Geografis ........................................................................ 27

4.2 Kondisi Demografis ..................................................................... 27

4.2.1 Jumlah Penduduk .............................................................. 27

4.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ....................... 28

4.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ................... 39

4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ........... 30

4.2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan ...................... 31

4.3 Kondisi Lokasi Penelitian ............................................................ 31

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 33

5.1 Hasil ............................................................................................. 33

5.1.1 Identitas Peternak Resposden .............................................. 33

5.1.2 Umur Peternak .................................................................. 33

5.1.3 Tingkat Pendidikan .......................................................... 34

Page 12: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga .......................................... 35

5.1.5 Pengalaman Beternak ....................................................... 36

5.1.6 Kepemilikan Ternak ......................................................... 37

5.2 Peran Kelembagaan ............................................................................. 38

5.3 Pembahasan ........................................................................................ 39

5.3.1 Kepemilikan Ternak Dalam kelompok ........................................... 39

5.3.2 Kendala yang di Hadapi Dalam Kelompok Ternak Sapi Sikatuti....

5.3.3 Peran Kelompok Ternak sapi sikatutui…........................................ . 46

VI. KESIMPULAN ................................................................................... 48

6.1 Kesimpulan .................................................................................. 48

6.2 Saran ............................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Jumlah Penduduk Setiap Kelurahan di Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar ...................................................................... 29

2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Balangtanaya

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar ...................... 30

3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Balangtanaya

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar ....................... 30

4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian di Desa

Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar 32

5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten

Takalar ................................................................................................. 33

6. Identitas Peternak Responden Tingkat Umur di Desa Balangtanaya,

Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar ..................... 35

7. Identitas Peternak Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Balangtanaya,

Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar ..................... 36

8. Jumlah Tanggungan Keluarga peternak sapi Sikatutui di Desa

Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten

Takalar ................................................................................................. 37

9. Identitas Peternak Menurut Pengalaman Beternak di Desa

Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten

Takalar ................................................................................................ 38

10. Jumlah Kepemilikan Ternak Kelompok peternak sapi Sikatutui ...... 38

11. Daftar Prean Kelembagaan yang ada di di Desa Balangtanaya,

Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar ................... 40

Page 14: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir penelitian .................................................................. 23

2. Peta Lokasi Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Provinsi Sulawesi Selatan ................................................................. 54

3. Tinjauan lokasi di Desa Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng

Utara, KabupatenTakalar .................................................................... 59

4. Proses wawancara dengan informan Peternak Sapi di Desa

Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten

Takalar ............................................................................................... 59

5. Kandang ternak Sapi di Desa Balangtanaya, Kecamatan

Polongbangkeng Utara, KabupatenTakalar ....................................... 60

6. Staf desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Provinsi

Sulawesi Selatan ............................................................................... 60

Page 15: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Kusioner Penelitian ........................................................................... 52

2. Identitas Responden Peternak Sapi kelompok ternak sapi

Sikatutui ............................................................................................. 58

3. Dokumentasi lokasi bersama kelompok ternak sapi Sikatutui........... 56

Page 16: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan urgensi pentingnya sumber daya peternak yang berkualitas

sangat dirasakan sekali. Saat ini berbagai kebutuhan terhadap protein asal hasil

ternak sebagian besar masih tergantung pada impor. Padahal dilihat dari potensi

wilayah dan tingkat kebutuhan konsumsi terhadap protein hewani yang terus

meningkat, mengharuskan untuk memiliki kemandirian. Kemandirian pangan ini

amat dipentingkan untuk terwujudnya kualitas sumber daya manusia Indonesia

yang unggul. Di sisi lain tingkat konsumsi per kapita per tahun tingkat Indonesia

untuk berbagai produk pangan, masih sangat rendah. Tingkat konsumsi rakyat

Indonesia untuk daging misalnya baru mencapai 7,1 kilogram pertahun. Jauh lebih

rendah dibandingkan dengan tingkat konsumsi daging rakyat Malaysia dan

Filipina, yaitu masing-masing 46,87 kilogram per tahun dan 24,96 kilogram per

tahun. Tingkat konsumsi protein hewani per kapita per tahun rakyat Indonesia

perlu ditingkatkan, karena sangat menentukan kualitas pertumbuhan fisik dan

kecerdasan bangsa (Siswono, 2006).

Kondisi peternakanpun saat ini sebagian besar masih merupakan

peternakan rakyat. Ada beberapa ciri yang menonjol dari peternakan rakyat ini,

yaitu antara lain: tingkat skala kepemilikan ternaknya yang relatif kecil atau

sedikit, penggunaan input teknologi dan inovasi yang relatif terbatas, dan

mengandalkan kebutuhan pakan, khususnya untuk ternak ruminasia pada

penyediaan hijauan yang sifatnya hanya cukup untuk sehari. Salah satu strategi

yang dapat didayagunakan di dalam meningkatkan kualitas peternak sehingga

memiliki keberdayaan adalah peningkatan peran kelompok peternak. Sampai saat

ini kelompok peternak masih digunakan sebagai pendekatan utama dalam

kegiatan penyuluhan (Deptan, 2000).

Pendekatan kelompok dipandang lebih efisien dan dapat menjadi media

untuk terjadinya proses belajar dan berinteraksi dari para peternak, sehingga

diharapkan terjadi perubahan perilaku peternak ke arah yang lebih baik atau

berkualitas (Margono, 2001). Dengan demikian kelompok ternak memiliki

kedudukan strategis di dalam mewujudkan peternak yang berkualitas. Peternak

yang berkualitas antara lain dicirikan oleh adanya kemandirian dan ketangguhan

dalam berusaha ternak, sehingga memiliki keberdayaan. Keberdayaan peternak ini

dipersonifikasikan sebagai pelaku usaha tani ternak yang berkualitas. Ternak sapi

Page 17: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

mempunyai peran yang cukup penting bagi peternak sebagai penghasil pupuk

kandang, tenaga pengolah lahan, pemanfaatan limbah perternakan dan sebagai

sumber pendapatan. Sapi potong mempunyai fungsi sosial yang penting di

masyarakat sehingga merupakan komoditas yang sangat penting untuk

dikembangkan (Rary AR, 2017).

Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan

konsumsi daging indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Peluang usaha

berternak sapi potong sangat menjanjikan karena dengan melihat peningkatannya

permintaan bahan makanan yang berasal dari hewan sebagai sumber protein

hewani khususnya daging. Ternak sapi biasanya menghasilkan berbagai macam

kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil

ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kompos, biogas, kulit, tulang dan lain

sebagainnya (Sofyan Amir, 2017).

Untuk membuat proyeksi permintaan daging sapi nasional berdasarkan

kategori penduduk golongan menengah, menengah atas, dan atas. Maka diambil

kelompok penduduk dengan pengeluaran per kapita Rp.750.000,- s.d. lebih dari

Rp.1.500.000. Dengan tingkat pertumbuhan konsumsi daging sapi rata-rata 7%

dan tingkat pertumbuhan penduduk 1,23% (Sri Rahayu dkk, 2019).

Secara keseluruhan maka total permintaan daging sapi rumah tangga

Indonesia mencapai angka + 679.888 ton. Meskipun demikian perlu diperhatikan

bahwa konsumsi daging sapi tersebut bisa jadi adalah daging sapi dalam bentuk

daging segar, maupun produk olahan daging yang dikonsumsi melalui sentra

produksi seperti HoReKa, serta Industri RT dan Industri Besar. Demikian juga

berdasarkan asal produk lokal maupun impornya, karena jika di kategorikan

berdasarkan kategori potongan daging yang dikonsumsi maka proporsi konsumsi

berdasarkan urutan terbesar sampai terkecil adalah; Daging sapi olahan

(kornet/sosis/bakso/lainnya) sebesar 31,49%; potongan primer (26,30%); jeroan

(14%); potongan sekunder (11,18%); daging variasi (9,53%); dan kulit (7,5%)

(Sri Rahayu dkk, 2019).

Program Swasembada daging sapi tahun 2014 (PSDS-2014) merupakan

salah satu program prioritas pemerintah dalam lima tahun kedepan untuk

mewujudkan ketahanan pangan atas ternak berbasis sumberdaya lokal. Pencapaian

Swasembada daging sapi merupakan tantangan. Pada tahun 2009 impor daging

mencapai 70 ribu ton dan sapi bakalan setara dengan 250,8 ribu ton daging

(Direktur Jenderal Peternakan dan kesehatan, 2010).

Pengembangan ternak sapi tentunya tidak terlepas dari

peranan kelompok tani ternak dalam mengupayakan ternaknya agar mendapat

Page 18: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

nilai tambah serta efisien dalam pengelolaannya. Upaya yang perlu dikembangkan

dalam membina dan memantapkan kelompok peternak adalah kelembagaan

kelompok peternak. Untuk itu diperlukan pendekatan yang efektif agar peternak

dapat memanfaatkan program pembangunan yang ada serta berkelanjutan melalui

penumbuhan rasa memiliki, partipisipasi dan pengembangan kreatifitas, disertai

dukungan masyarakat lainnya sehingga dapat berkembang dan dikembangkan

oleh masyarakat tani disekitarnya. Upaya ini diarahkan untuk terbentuknya

kelompok-kelompok peternak, kerjasama antar kelompok sehingga terbentuk

kelompok yang produktif yang terintegrasi dalam satu koperasi dibidang

peternakan (Dirjen Bina Produksi Peternakan, 2002).

Kelembagaan merupakan suatu aturan didalam kelompok masyarakat yang

mengatur anggotanya untuk dapat saling bekerja sama dalam pencapaian tujuan.

menyatakan bahwa kelembagaan adalah aturan-aturan (constraints) yang

diciptakan oleh manusia untuk mengatur dan membentuk interaksi politik, sosial

dan ekonomi. Aturan-aturan tersebut terdiri dari aturan-aturan formal (misalnya:

peraturan-peraturan, undang-undang, konstitusi) dan aturan-aturan informal

(misalnya: norma sosial, konvensi, adat istiadat, sistem nilai) serta proses

penegakan aturan tersebut (enforcement). Aturan-aturan tersebut diciptakan

manusia untuk membuat tatanan (order) yang baik dan mengurangi ketidakpastian

(uncertainty) di dalam proses pertukaran (Rary AR, 2017)

Suatu kelembagaan kelompok peternak dapat terlaksana secara baik, jika

semua aspek kelembagaan (resources/sumber daya alam, sumber daya manusia

dan finansial (R), organisasi (O) dan norma (N)) terlaksana secara baik guna

pencapaian tujuan bersama dalam kelompok (Rary AR, 2017).

Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi sapi potong

terbesar ketiga di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan populasi

4.125.333 ekor (Mirnatul Q dkk, 2017).

Di Kabupaten Takalar khusunya di Kecamatan Polongbangkeng Utara,

merupakan salah satu sentra pengembangan sapi potong di Provinsi Sulawesi

Selatan. Jarak dari ibu kota Provinsi atau Kota Makassar diperkirakan menempuh

perjalanan kurang lebih 2 jam atau sekitar 50 km. Wilayah Polongbangkeng Utara

merupakan wilayah perbukitan dan gunung-gunung yang relatif rendah serta

terdapat banyak ternak sapi potong dan merupakan pusat pengembangan sapi IB

(inseminasi buatan) oleh Dinas Peternakan Kabupaten Takalar.

Peternak sapi didesa Balangtanaya membentuk kelompok yang diberi

nama kelompok ternak Sikatutui. Kelompok ini melakukan berbagai kegiatan

untuk mengembangkan usaha ternak sapi anggotanya, akan tetapi sejauh mana

Page 19: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

peran kelompok tersebut dalam mengembangkan ternak sapi belum maksimal

untuk itu peneliti ingin meneliti menyangkut peran kelompok ternak tersebut

dalam mengembangkan ternak anggotanya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Apakah kendala yang dihadapi Kelompok Ternak Sikatutui dalam

mengembangkan usaha ternak sapi di Desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar ?

2. Bagaimana peran Kelompok Ternak Sikatutui dalam mengembangkan usaha

ternak sapi di desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kendala yang di hadapi kelompok Ternak Sikatutui dalam

mengembangkan usaha ternak sapi di Desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

2. Mengetahui peran Kelompok Ternak Sikatutui dalam mengembangkan usaha

ternak sapi di Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 20: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

1. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi

mahasiswa, khususnya yang berkaitan dengan peran kelompok peternak dan

pengembangan usaha ternak sapi.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 21: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Peran

Peran kelompok peternak sangat strategis dalam pengembangan usaha

peternakan sapi. Sapi merupakan komoditas sub sektor peternakan yang sangat

potensial. Hal ini dapat dilihat dari tingginya permintaan produk peternakan yang

semakin naik seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya

pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi

pangan yang bergizi (Ekowati, 2012).

Menurut (Soekanto, 2009) peran adalah proses dinamis kedudukan

(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan

kedudukannya, berarti dia menjalankan suatu peran. Manusia sebagai makhluk

sosial pun dalam menjalani proses kehidupan tidak bisa lepas dari keberadaan

orang-orang di sekitarnya, sehingga sejak awal manusia sudah hidup dalam suatu

kelompok kecil yaitu keluarga yang menjadi tempat seseorang belajar mengenal

norma-norma kehidupan, belajar berinterkasi dengan orang lain serta belajar

memahami peranannya dalam hidup bermasyarakat.

2.2 Pengertian Kelompok Peternak

Menurut (Rary Ar, 2017) menyatakan bahwa kelompok adalah kumpulan

individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan

mempunyai norma yang sama. Dan ia menambahkan bahwa kelompok pada

dasarnya adalah gabungan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mecapai

tujuan bersama, dimana interaksi yang terjadi bersifat relatif tetap dan mempunyai

struktur tertentu.

Ada beberapa hal yang harus menjadi ciri kelompok yaitu setiap anggota

kelompok harus sadar sebagai bagian dari kelompok ada hubungan timbal balik

antara sesama anggota dan terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh para

anggota sehingga hubungan diantara mereka semakin kuat. Menurut (Rary AR,

2017) menambahkan bahwa yang menjadi ciri-ciri suatu kelompok adalah adanya

interaksi antar anggota yang berlangsung secara anggota secara kontinu untuk

waktu yang relatif lama, setiap anggota menyadari bahwa ia merupakan bagian

dari kelompok, dan sebaliknya kelompok pun mengakuinya sebagai anggota,

adanya kesepakatan bersama antar anggota mengenai norma-norma yang berlaku,

Page 22: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

serta nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan dicapai,

adanya struktur dalam kelompok, dalam arti para anggota mengetahui adanya

hubungan-hubungan antar peranan, norma tugas, hak dan kewajiban yang

semuanya tumbuh didalam kelompok tersebut.

Kelompok peternak merupakan perkumpulan yang dibuat oleh para

peternak disuatu daerah dengan tujuan mensejahterakan anggota kelompoknya

maupun masyarakat sekitar. Kelompok ternak merupakan organisasi yang

keberadaannya diakui pemerintah melalui dinas peternakan. Kelompok ternak

memiliki anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) sebagai dasar

menjalankan organisasinya (Rary AR, 2017). Peternak merupakan sumber daya

manusia yang memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu

kegiatan usaha ternak. Hal ini karena peternak merupakan pekerja dan manajer

dalam usaha ternaknya itu sendiri (Rary AR, 2017).

Menurut (AR, 2017) bahwa terdapat beberapa keuntungan peternak

tergabung didalam kelompok ternak yaitu:

1. Peternak lebih mudah mendapatkan modal dengan bunga rendah bahkan

modal hibah. Pasalnya, modal usaha peternakan maupun pemberdayaan

masyarakat di bidang peternakan dari pemerintah biasanya disalurkan melalui

kelompok ternak.

2. Mempermudah kemitraan dengan Bank, baik perorangan maupun kelompok.

Kelompok ternak dapat mengarahkan tata cara peminjaman modal yang baik

kepada peternak sehingga peternak dapat memperoleh kredit modal dari bank.

3. Meningkatkan kemampuan teknis beternak dengan lebih cepat dan terarah,

karena peternak memperoleh pembinaan atau pelatihan dari peternak lain atau

dari dinas peternakan yang memiliki sentra peternakan tertentu di daerahnya.

Suksesnya suatu kelompok peternakan tentu tidak datang begitu saja, ada

hal-hal yang harus dimiliki kelompok ternak agar program-program yang

dijalankan berjalan lancar dan diakui sebagai kelompok ternak yang berhasil.

Berikut penjabarannya (Rary AR, 2017):

Page 23: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

1. Memiliki pemimpin atau ketua kelompok yang jujur serta bertanggung jawab

terhadap kesejahteraan anggota. Ketua kelompok yang tidak mementingkan

diri sendiri atau memerkaya diri sendiri, demi kemajuan kelompok dan

anggota. Pasalnya, setiap kegiatan atau penyaluran dana biasanya diwakili

penerimaannya oleh ketua kelompok sehingga bisa terjadi penyelewengan

dana apabila ketua kelompok peternakan bukan seorang yang jujur dan adil.

2. Memiliki hubungan yang baik dengan instansi terkait, sehingga segala inforasi

terkait teknis beternak maupun kondisi pasar mudah diakses dengan cepat.

Untuk mencapai hal ini pengurus kelompok diharapkan proaktif.

3. Anggota kelompok mendukung dan mengakui adanya kelompok dengan

sepenuh hati sehingga mau bersama-sama membesarkan kelompok. Selain itu,

harus kompak terutama dalam penyelesaian masalah yang muncul dalam

peternakan.

2.3 Peran Kelompok Peternak

Berikut adalah beberapa peran kelompok peternak menurut (Mauludin,

2012) :

1. Peran sebagai kelas belajar, yaitu tingkat peran yang dilakukan oleh kelompok

dalam memfasilitasi anggotanya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

keterampilannya. Indikatornya terdiri :

a. Pertemuan berkala dan berkelanjutan,

b. Pengembangan kader kepemimpinan,

c. Fasilitasi komunikasi dengan sumber informasi dan teknologi,

d. Penyelenggaaan pelatihan.

Page 24: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

2. Peran sebagai unit produksi, yaitu tingkat peran yang dilakukan oleh kelompok

dalam mendorong tercapainya skala usaha yang efisien. Indikatornya terdiri:

a. Fasilitasi kelompok dalam merencanakan pola usaha,

b. Fasilitasi dalam penyusunan rencana penyediaan input produksi, dan

c. Fasilitasi dalam penerapan teknologi dan aspek zooteknik

3. Peran sebagai unit usaha, yaitu tingkat peran yang dilakukan kelompok dalam

mencari dan memanfaatkan peluang untuk berhasilnya usaha

ternak anggota. Indikatonya:

a. Fasilitasi penyediaan input produksi,

b. Fasilitasi permodalan, dan

c. Fasilitasi pemasaran.

4. Peran sebagai wahana kerjasama, yaitu tingkat peran yang dilakukan kelompok

dalam mendorong kerjasama antar anggota dan di luar.

2.4 Kendala yang di Hadapi Kelompok Peternak

Menurut (M Wahyu N, 2017) belum optimalnya peran kelompok peternak

dapat disebabkan oleh kendala-kendala sebagai berikut :

a. Perhatian pemerintah pada kelompok ternak sapi masih kurang

b. Kurangnya fasilitas seperti ketersediaan dokter hewan untuk menangani hewan

yang sakit.

c. Kualitas SDM dalam bidang kelompok ternak sapi masih rendah.

d. Kurangnya upaya pemberdayaan masyarakat khususnya untuk kelompok

ternak sapi.

Page 25: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

2.5 Usaha Ternak Sapi

Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga

kerja, dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging

didunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili

Bovidae, seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika

(Syncherus) dan Anoa (Rary AR, 2017).

Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging di Indonesia.

Namun, produksi daging sapi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan

karena populasi dan tingkat produktivitas ternak rendah (Suryana, 2009).

Rendahnya populasi sapi potong antara lain disebabkan sebagian besar ternak

dipelihara oleh peternak berskala kecil dengan lahan dan modal terbatas (Suryana,

2009).

Sumber daya peternakan, khususnya sapi potong merupakan salah satu

sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable) dan berpotensi untuk

dikembangkan guna meningkatkan dinamika ekonomi. Menurut (Rary AR, 2017)

bahwa ada beberapa pertimbangan perlunya mengembangkan usaha ternak sapi

potong, yaitu:

1. Budidaya sapi potong relatif tidak bergantung pada ketersediaan lahan dan

tenaga kerja yang berkualitas tinggi.

2. Memiliki kelenturan bisnis dan teknologi yang luas dan luwes.

3. Produk sapi potong memiliki nilai elastisitas terhadap perubahan pendapatan

yang tinggi.

4. Dapat membuka lapangan pekerjaan.

Sapi potong adalah sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena

karakteristik yang dimilikinya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas

daging yang cukup baik. Sapi-sapi inilah yang dijadikan sapi bakalan dipelihara

secara intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh pertumbuhan berat

badan yang ideal untuk dipotong, pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah

awal yang sangat menentukan keberhasilan usaha. Salah satu tolak ukur

penampilan produksi sapi potong adalah pertumbuhan berat badan harian (Sofyan

Amir, 2017).

Page 26: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Menurut (Ayu Mahdalia, 2012) Pemeliharaan sapi secara ekstensif

biasanya terdapat di daerah-daerah yang mempunyai padang rumput luas seperti

di Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Aceh. Sepanjang hari sapi digembalakan

di padang penggembalaan, sedangkan pada malam hari sapi hanya dikumpulkan

di tempat-tempat tertentu yang diberi pagar, disebut kandang terbuka. Pada

pemeliharaan secara ekstensif, kandang hanya digunakan untuk berlindung pada

saat-saat tertentu saja (berfungsi secara parsial), yaitu pada malam hari dan saat-

saat istirahat. Bahkan pada sistem pemeliharaan ini, kadang-kadang kandang tidak

ada sehingga ternak hanya dapat berlindung di bawah pohon yang ada di padang

penggembalaan tersebut.

Usaha ternak merupakan suatu proses mengkombinasikan faktor-faktor

produksi berupa lahan, ternak, tenaga kerja dan juga modal untuk menghasilkan

produk peternakan. Keberhasilan usaha ternak sapi potong bergantung pada tiga

unsur yaitu bibit, pakan, dan manajemen atau pengelolaan. Manajemen mencakup

pengelolaan perkawinan, pemberian pakan, perkandangan, dan kesehatan ternak.

Selain itu pengelolaan maupun manajemen dalam usaha ternak tidak terlepas dari

karakteristik sosial ekonomi peternak sehingga nantinya akan mempengaruhi hasil

yang akan diperoleh oleh peternak. Sistem usaha ternak sapi potong adalah suatu

sistem usaha yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan

terhadap usaha pemeliharaan sapi potong. Peternak memilih mengusahakan ternak

sapi dengan beberapa tujuan. Bagi peternak, ternak sapi potong berfungsi sebagai

sumber pendapatan, protein hewani, dan tenaga kerja serta penghasil pupuk.

Fungsi lain adalah sebagai penghasil bibit dan bersifat tabungan. Usaha ternak

sapi potong merupakan usaha yang saat ini banyak dipilih oleh rakyat untuk

dibudidayakan. Kemudahan dalam melakukan budidaya serta kemampuan ternak

untuk mengkonsumsi limbah pertanian menjadi pilihan utama. Sebagian besar

skala kepemilikan sapi potong di tingkat rakyat masih kecil yaitu antara 5 sampai

10 ekor. Hal ini dikarenakan usaha ternak yang dijalankan oleh rakyat umumnya

hanya dijadikan sampingan yang sewaktu-waktu dapat digunakan jika peternak

memerlukan uang dalam jumlah tertentu (Y.B Sugeng 1992).

Pada usaha peternakan rakyat biasanya peternak berfungsi sebagai

pembuat keputusan yang berusaha mengambil keputusan yang efektif dan efisien

dalam menjalankan dan mengelola usaha ternaknya. Karakteristik sosial ekonomi

peternak (Jumlah ternak, umur, tingkat pendidikan, lamanya beternak, jumlah

tanggungan keluarga, jumlah tenaga kerja, luas kandang, jumlah investasi, total

penerimaan produksi dan total biaya produksi) dapat mempengaruhi peternak

dalam mengambil keputusan yang dapat memberikan keuntungan bagi usaha

ternaknya. Sehingga dari karakteristik sosial ekonomi tersebut nantinya akan

Page 27: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

mempengaruhi pendapatan yang diperoleh per peternak sehingga perlu

diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak sapi potong.

Faktor- faktor dari karakteristik sosial ekonomi peternak seperti jumlah

ternak, umur, tingkat pendidikan, lamanya beternak, jumlah tanggungan keluarga,

dan jumlah tenaga kerja memiliki peran yang sangat penting di dalam usaha

ternak sapi potong. Karakteristik peternak tersebut nantinya akan membentuk

suatu pola pikir peternak dalam menangani proses budidaya ternak sapi potong,

sehingga dari karakteristik peternak dapat mencerminkan hasil yang akan

diperoleh peternak nantinya. Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging

dalam negeri. Sapi lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap

lingkungan tinggi, mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah, dan

mempunyai daya reproduksi yang baik. Potensi dan kelebihan sapi lokal bisa

dimanfaatkan secara optimal apabila manajemen pemeliharaan dan perawatan

dilakukan dengan baik, (Anggraini, 2003) menyatakan usaha peternakan dapat

diklasifikasikan menjadi empat kelompok berdasarkan skala usaha dan tingkat

pendapatan peternak, yaitu:

1) Peternakan sebagai usaha sambilan, yaitu petani mengusahakan komoditas

pertanian terutama tanaman pangan, sedangkan ternak hanya digunakan

sebagai usaha sambilan dengan skala usaha rakyat untuk mencukupi

kebutuhan keluarga dengan tingkat pandapatan dari ternak kurang dari 30%,

2) Peternakan sebagai cabang usaha, peternak mengusahakan pertanian

campuran dengan ternak dan tingkat pendapatan dari peternakan sebesar 30

- 70%,

3) Peternakan sebagai usaha pokok, peternak mengusahakan ternak sebagai

usaha pokok dengan tingkat pendapatan mencapai 70 -100%, Peternakan

sebagai skala industri dengan tingkat pendapatan dari usaha peternakan

mencapai 100%. Struktur industri peternakan di Indonesia sebagian besar

tetap bertahan pada skala usaha rakyat. Ciri-ciri usaha rakyat yaitu tingkat

pendidikan peternak rendah, pendapatan rendah, penerapan manajemen dan

Page 28: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

teknologi konvensional, lokasi ternak menyebar, ukuran usaha relatif sangat

kecil, dan pengadaan input utama bergantung pada musim, ketersediaan

tenaga kerja keluarga, penguasaan lahan terbatas, produksi butiran terbatas

dan sebagian besar bergantung pada impor (Yusdja 2005).

Mersyah (2005) mengemukakan, ada dua faktor yang menyebabkan

lambannya perkembangan sapi potong di Indonesia. Pertama, sentra utama

produksi sapi potong di Pulau Jawa yang menyumbang 45% terhadap produksi

daging sapi nasional. Produksi tersebut sulit dicapai karena dipengaruhi oleh

beberapa hal, yaitu ternak dipelihara menyebar menurut rumah tangga peternakan

(RTP) di pedesaan, ternak diberi pakan hijauan pekarangan dan limbah pertanian,

teknologi budidaya rendah, tujuan pemeliharaan ternak sebagai sumber tenaga

kerja, perbibitan (reproduksi) dan penggemukan (Roessali et al. 2005), dan

budidaya sapi potong dengan tujuan untuk menghasilkan daging dan berorientasi

pasar masih rendah. Faktor kedua terletak pada sentra produksi sapi di kawasan

timur Indonesia. Produksi sapi pada kawasan ini sebanyak 16% dari populasi

nasional, serta memiliki padang penggembalaan yang luas. Kendala produksi

kawasan timur Indonesia adalah tingkat mortalitas tinggi, pada musim kemarau

panjang sapi menjadi kurus, dan angka kelahiran rendah. Kendala lainnya adalah

berkurangnya areal penggembalaan, kualitas sumber daya rendah, akses ke

lembaga permodalan sulit, dan penggunaan teknologi rendah.

Faktor lain yang menjadi permasalahan adalah sistem pemeliharaan ternak

di Indonesia. Sebagian besar ternak sapi dipelihara secara tradisional dalam usaha

rakyat. Ada tiga sistem pemeliharaan yang umum digunakan oleh peternak rakyat,

yaitu

1. Sistem ekstensif yaitu sistem pengembalaan atau grazing (NTT, NTB,

Bali, Kalsel, sebagian Sumatera, dan sebagian Kalimantan), pemeliharaan

dengan sistem ini hanya untuk status sosial peternak dan tabungan,

2. Sistem intensif yaitu sapi tidak digembalakan dengan sistem cut and carry

(Jatim dan Jateng, sebagian Sulawesi), pengembangan peternakan dengan

sistem ini sangat bergantung pada ketersediaan tenaga kerja keluarga yang

bertugas mencari pakan hijauan. Pengembangan ternak dengan

menyediakan pakan hijauan akan mengurangi tenaga kerja keluarga dan

Page 29: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

skala usaha bisa meningkat. Tujuan produksi sistem ini adalah tenaga

kerja tanpa memperdulikan pasar dan produksi,

3. Sistem kombinasi, ternak digembalakan pada lahan yang terbatas dan

kekurangan pakan hijauan dalam kandang. Sistem pemeliharaan

kombinasi bertujuan untuk menghasilkan daging, susu, dan sapi bakalan.

Pada pemeliharaan intensif, sapi dikandangkan terus-menerus atau

dikandangkan pada malam hari dan digembalakan pada siang hari. Sistem

pemeliharaan secara intensif banyak dilakukan oleh petani di Jawa,

Madura, dan Bali.

Sistem pemeliharaan ekstensif banyak dilakukan oleh peternak di Nusa

Tenggara Timur, Kalimantan, dan Sulawesi. Ternak pada sistem ini umumnya

dipelihara di padang pengembalaan dengan pola pengembalaan pertanian menetap

atau di pelihara di hutan (Sugeng 2006).

Kebijakan pengembangan ternak sapi harus melihat ketiga aspek tersebut

karena terdapat perbedaan masalah yang dihadapi sehingga penanganannya akan

berbeda, terutama dalam memanfaatkan sumberdaya lahan dan pakan. Selain itu

sistem pemasaran yang ada tidak memberikan intensif yang layak kepada

peternak. Para peternak tidak mempunyai daya tawar sehingga peran pedagang

menjadi dominan dalam menentukan harga. Pada sisi lain perdagangan ternak

hidup antar pulau dan wilayah menimbulkan biaya angkutan dan resiko ekonomi

yang besar, sementara perdagangan karkas belum layak dilakukan karena

infrastruktur yang tersedia belum memadai. Usaha peternakan tradisional

memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Sebagian besar usaha masih berskala kecil sebagai usaha keluarga,

2) Tingkat keterampilan peternak rendah dan modal usaha yang kecil,

3) Belum memanfaatkan bibit unggul dan jumlah ternak produktif yang sedikit,

4) Penggunaan ransum tidak efisien dan belum disediakan secara khusus,

5) kurang memperhatikan pencegahan penyakit, dan

6) usaha belum bersifat komersil.

Page 30: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Usaha ternak sapi potong sangat menguntungkan untuk dijalankan, selain

penghasil daging dapat juga berfungsi sebagai tenaga kerja yang digunakan untuk

membajak sawah. Disamping itu ternak sapi menghasilkan pupuk kandang yang

merupakan hasil sampingan bagi peternak dari usaha pemeliharaan sapi (Abidin

2002).

2.6 Pemasaran

Pemasaran menurut (Kotler, 2000) adalah proses sosial dan manajerial

dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka

dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu

sama lain.

Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan

usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan

dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Handoko, 2004).

Dalam manajeman penjualanya menyebutkan, pemasaran adalah sistem

keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukaan untuk merencanakan, menetukan

harga, mempromosikan dan medistribusikan barang atau jasa, ide kepada pasar

agar dapat mencapai pasar sasaran (Bau, 2000).

Defenisi lain mengungkapkan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan

manajerial yang mencakup individu dan kelompok guna mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran berusaha

menghasilkan laba dari jasa yang diciptakan sesuai kebutuhan dengan tujuan

perusahaan (Philip, 2004).

Menurut wawan (2006), strategi pemasaran merupakan pengorganisasian

segala sumber daya yang dimiliki guna memasarkan suatu produk. Selanjutnya di

sebutkan suatu strategi pemasaran yang dilakukan harus memperhatikan bauran

pemasaran, daur hidup produk dan mempertahankan atau memperpanjang tahap

kematangan pasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah:

1. Faktor makro adalah perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.

2. Faktor mikro adalah dermografi/ ekonomi, politik/ hukum, teknologi/ fisik dan

sosial/ budaya.

Page 31: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

3. Strategi pemasaran dari sudut pandang penjual adalah tempat yang strategis

(place), produk yang bermutu (product), harga yang komperatif (price) dan

promosi yang gencar (promotion).

Sedangkan dari sudut pandang pelanggan adalah kebutuhan dan keinginan

pelanggan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to the customer),

kenyaman (statisfaction) dan komunikasi (communication). Tujuan akhir dan

konsep, strategi pemasaran adalah kepuasaan pelanggan sepenuhnya bukan berarti

memberikan kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka tetapi apa yang

sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan atau

secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan (Ilmanoz, 2008).

2.7 Kerangka Pemikiran

Kelompok peternak merupakan wadah dimana peternak dapat terorganisir

secara baik khususnya dalam mengembangkan ternaknya, terdapat beberapa peran

kelompok peternak antara lain yaitu : sebagai kelas belajar, sebagai unit produksi.,

sebagai unit usaha, dan sebagai wahana kerja sama.

Selain peran dari kelompok peternak yang telah dijelaskan diatas, maka

terdapat beberapa kendala yang dihadapi kelompok peternak antara lain :

Perhatian pemerintah pada kelompok ternak sapi masih kurang, Kurangnya

fasilitas seperti ketersediaan dokter hewan untuk menangani hewan yang sakit,

Kualitas SDM dalam bidang kelompok ternak sapi masih rendah, dan Kurangnya

upaya pemberdayaan masyarakat khususnya untuk kelompok ternak sapi

Dikabupaten Takalar khususnya di Desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbengkeng Utara merupakan salah satu daerah yang rata-rata penduduknya

berprofesi sebagai peternak sapi, dengan demikian maka peran kelompok peternak

di daerah ini sangat di butuhkan karena pada dasarnya kelompok peternak lah

yang akan menjadi objek dalam perkembangan peternakan sapi di daerah ini.

Untuk lebih jelasnya berikut adalah kerangka pikir penelitian yang akan di

laksanakan di Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbengkeng Utara Kabupaten

Takalar.

Page 32: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Peran Kelompok Ternak Sikatutui Dalam

Pengembangan Usaha Ternak Sapi di Desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Kelompok Peternak

Peran

Kelompok Peternak

Kendala-Kendala

Kelompok Peternak

PETERNAK

SAPI

Usaha Ternak Sapi

Berkembang

Page 33: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan di Desa Balangtanaya, Kecamatan

Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Penelitian ini berlangsung selama 2

(dua) bulan dimulai dari bulan Agustus 2019 sampai September 2019 .

3.2 Teknik Penentuan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja

(Purposive sampling). Populasi yang ada di kelompok ternak Sikatutui di Desa

Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar.Bahwa

penentuan informan mengunakan metode sensus yaitu sebanyak 8 peternak sapi.

3.3 Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari kelompok

ternak sebagai informan dengan menggunakan alat bantu kuesioner.

Data tersebut berupa identitas informan, nama kelompok ternak.

2. Data Sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari biro statistik, majalah,

jurnal, keterangan-keterangan atau publikasi lainya. Jadi data

sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya, artinya

melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri.

b. Sumber Data

Sumber data yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa di

dapatkan. Dalam penelitian ini sumber data yang dikumpulkan yaitu hasil

Page 34: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

wawancara langsung terhadap informan dengan menggunakan metode

pengambilan sampel secara purposive sampling dengan kriteria peternak

yang menjadi anggota kelompok dan non anggota kelompok. Banyaknya

sampel dalam survei yang digunakan adalah 8 peternak anggota

kelompok. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik peternak dan

penggunaan sarana produksi usaha peternakan, serta persepsi anggota

terhadap kinerja kelompok.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Ilham, 2015). Pengumpulan data

dilakukan dengan dua metode yaitu :

a. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan langsung oleh koresponden terhadap responden, untuk

memperoleh jawaban yang terkait tentang penelitian yang dilakukan.

b. Dokumentasi merupakan suatu kumpulan data dengan mempelajari atau

meneliti dokumen-dokumen atau sumber-sumber tertulis serta arsip-arsip

lainnya yang sesuai dengan penelitian.

c. Kuesioner merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya akan dianalisis

dengan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah metode

yang bermaksud membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau

kejadian-kejadian (Suryabrata, 1994). Dengan metode ini peneliti akan

mendeskripsikan peran kelompok ternak Sikatutui di Desa Balangkanaya

Kecamatan Polongbangken Utara Kabupaten Takalar.

Dalam penelitian kualitatif ini, informan ditentukan sendiri oleh peneliti

secara purposive atau secara sengaja, yakni menentukan informan-informan yang

Page 35: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

dapat memberikan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian kemudian

data tersebut dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triagulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

pada generalisasi. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah,

atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut sebagai metode

naturalistik. Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak

dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek,

setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah

(Sugiyono, 2010).

3.6 Definisi Operasional

1. Peternak sapi adalah orang yang memelihara sapi dan tergabung dalam

kelompok peternak Sikatutui di Desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

2. Peran kelompok peternak adalah suatu peran kelompok dalam

mengembangkan usaha ternak sapi anggotanya di Desa Balangtanaya

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

3. Kelompok sikatutui adalah salah satu kelompok di Desa Balangtanaya

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar yang semua anggotanya

beternak sapi.

4. Kendala peran kelompok yaitu semua kendala ataupun hambatan yang

dihadapi kelompok ternak sikatutui dalam pengembangan usaha ternak sapi di

Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Page 36: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

terdiri dari 5 dusun yaitu dusun Je’ne dinging, Maccini Baji, Balangtanaya,

Balangngasana dan Panaikang lompo. Letak geografis (sebelah Utara, Selatan,

Barat, dan Timur), yaitu sebelah utara berbatasan dengan desa Massamaturu dan

desa Pa’rapunganta, sebelah selatan berbatasan dengan desa Moncongkomba,

sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Panrangnuangku, dan sebelah timur

berbatasan dengan desa Massamaturu dan desa Timbuseng. Luas desa

Balangtanaya adalah 7,34 km2. Jarak dari ibu kota Kabupaten Takalar yaitu 14

km.

4.2 Kondisi Demografis

4.2.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Balangtanaya secara keseluruhan yaitu 2.180

orang. Jumlah penduduk dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Page 37: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Tabel 1. Jumlah penduduk setiap kelurahan di Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar

No Nama Penduduk Persentase %

1 Maccini Baji 449 20,60

2 Balangtanaya 413 18,95

3 Je’ne Dinging 574 26,34

4 Balangngasana 407 18,66

5 Panaikang Lompo 337 15,45

Jumlah 2.180 100

Sumber : Data primer setelah diolah,2018.

Tabel 1 menunjukan bahwa jumlah penduduk di Desa Balangtanaya

Sebanyak 2.180 orang. Jumlah penduduk tertinggi adalah Dusun Je’ne Dinging

sebanyak 574 orang atau 26,34%, sedangkan jumlah penduduk terendah adalah

Dusun Panaikang Lompo sebanyak 337 orang atau 15,45%.

4.2.2 Jumlah Penduduk Menurnut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Balangtanaya

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Balangtanaya

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, 2018

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase %

1 Laki-laki 1047 48,02

2 Perempuan 1133 51,97

Jumlah 2.180 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2018

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa

Balangtanaya adalah perempuan sebanyak 1133 atau 51,97%. Perempuan lebih

mendominasi dibandingkan dengan laki-laki sebanyak 1047 atau 48,02%

.

Page 38: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

4.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Berdasarkan data yang diperoleh jumlah penduduk yang ada di Desa

Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar yang

memiliki kelompok umur 0-75 tahun sebanyak 2.180 jiwa. Dapat di ketahui dari

penjelasan tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Balangtanaya

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, 2018.

NO Kelompok Umur

(Tahun) Jumlah ( Orang) Persentase (%)

1. 0-6 135 6,20

2. 7-12 140 6,44

3. 13-16 161 7,40

4. 17-21 149 6,85

5. 22-27 154 7,06

6. 28-33 181 8,32

7. 34-38 175 8,02

8. 39-44 150 6,80

9. 45-50 190 8,73

10. 51-56 177 8,12

11. 57-62 201 9,23

12. 63-68 126 5,78

13. 69-74 140 6,42

14. >75 101 4,63

Jumlah 2.180 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat umur seseorang dapat menentukan

dan berpengaruh terhadap kedewasaan pada cara berfikir yang lebih matang,

dalam artian bahwa akan sangat berpengaruh tingkat kecermatan dan kehati-hatian

dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, umur juga sangat berpengaruh

terhadap kemampuan bekerja dan mengelola usahanya secara baik. Pada tabel 4

menunjukkan bahwa jumlah kelompok umur yang tertinggi pada umur 57-62

Page 39: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

tahun sebanyak 201 orang atau 9,23%. Sedangkan kelompok umur terendah

berada pada umur >75 sebanyak 101 orang atau 4,63%.

4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mayoritas mata pencaharian penduduk di Desa Balangtanaya adalah

Petani. Ha ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak dahulu bahwa

masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan

masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak punya pilihan selain

menjadi petani, keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian di Desa Balangtanaya

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, 2018.

NO Mata Pencaharan Jumlah ( Orang) Persentase %

1. Petani 1.002 62,83

2. Pengusaha 410 25,70

3. Peternak 103 6,46

4. PNS 80 5,01

Jumlah 1.595 100,00

Sumber : Data primer setelah diolah, 2018.

Tabel 4 menunjukkan bahwa keadaan mata pencaharian di Desa

Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar, penduduk

yang paling banyak yaitu pada jenis pekerjaan adalah sebagai petani sebanyak

1.002 orang. Sedangkan yang paling sedikit yaitu PNS sebanyak 80 orang.

4.2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan yang menandai akan berdampak pada peningkatan

kinerja dan kemampuan, dengan pendidikan akan menambah pengetahuan,

mengembangkan sikap dan menumbuhkan kepentingan peternak terutama dalam

menghadapi perubahan, serta akan mempengaruhi pola fikir dalam pengambilan

keputusan untuk meningkatkan kesehjateraan mereka. Untuk Mengetahui tingkat

pendidikan di Desa Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten

Takalr dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Page 40: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Tabel 5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar

2018.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 TK 100 4,81

2 SD 140 6,74

3 SMP 224 10,75

4 SMA 1.536 73,85

5 Sarjanah 80 3,85

Jumlah 2.080 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2018.

Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah

Sarjana sebanyak 80 orang atau 3,85%. Sedangkan tingkat pendidikan paling

banyak adalah SMA sebanyak 1.536 atau 73,85%.

4.3 Kondisi Lokasi Penelitian

Kondisi lokasi penelitian kelompok ternak Sikatutui ini sangat strategis

dan masih bisa dijangkau, dengan akses jalan yang sudah diaspal, dan juga sudah

terdapat kandang sapi yang layak pakai. Di sekitar lokasi penelitian ini juga

terdapat pemandangan yang indah yaitu panorama sawah yang hijau dan

pepohonan yang rindang di setiap rumah di desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar sehingga potensi hijauan di desa

tersebut cukup besar, karena lahan yang tersedia sebagian besar digunakan untuk

lahan pertanian, perkebunan dan hutan, sehingga potensi ketersediaan hijauan

menjadi cukup besar.

Page 41: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Identitas Peternak Resposden

Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 8 orang yang

berhubungan dengan proses ternak sapi yang diberi nama kelompok Ternak

Sikatutui, dimana dalam menentukan informan dilakukan secara sengaja

(purposive sampling) yaitu memilih secara sengaja anggota kelompok ternak yang

berkaitan dengan pemberdayaan peternak sapi. Identitas informan yang dipilih

didasarkan beberapa identifikasi seperti : Nama, alamat, tingkat pendidikan, usia,

pekerjaan, serta jumlah tanggungan para peternak yang ada di Kelurahan

Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar khususnya

kelompok ternak Sikatutui. Karakteristik responden mencakup umur, tingkat

pendidikan, pengalaman beternak, dan kepemilikan ternak. Secara lengkap

karakteristik responden antara lain sebagai berikut:

5.1.2 Umur Peternak

Umur merupakan salah satu indikator yang menunjukkan kemampuan

fisik seseorang. Orang yang memiliki umur yang lebih tua fisiknya lebih lemah

dibandingkan dengan orang yang berumur lebih muda. Sehingga umur peternak

dapat berpengaruh pada produktivitas kerja mereka dalam usaha ternak sapi.

Selain itu, umur juga erat kaitannya dengan pola fikir peternak dalam menentukan

sistem manajemen yang akan diterapkan dalam kelompok ternak tersebut. Untuk

mengetahui keadaan umur responden peternak sapi Sikatutui di Desa

Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar dapat dilihat

pada tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Identitas Peternak Responden Tingkat Umur di Desa Balangtanaya,

Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, 2018.

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase ( % )

1 43-47 2 25

2 48-55 5 62,5

3 56≥ 1 12,5

Jumlah 8 100

Page 42: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Sumber : Data primer setelah diolah, 2018.

Tabel 6 Menunjukan bahwa jumlah tingkat umur responden ternak sapi

Sikatutui terbesar berada pada umur 48-55 berjumlah sebanyak 5 orang dengan

persentase (62,5%). Sedangkan tingkat umur terenda yaitu pada umur 56> dengan

berjumlah sebanyak 2 orang dengan sebesar (12,5%).

5.1.3 Tingkat Pendidikan

Dalam usaha peternakan, faktor pendidikan diharapkan dapat membantu

masyarakat dalam upaya peningkatan produksi dan produktifitas ternak yang

dipelihara. Tingkat pendidikan yang menandai akan berdampak pada peningkatan

kinerja dan kemampuan manajemen suatu kelompok peternak sapi. Untuk

Mengetahui tingkat pendidikan responden ternak Sikatutui di Desa Balangtanaya,

Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar dapat dilihat pada Tabel 7

berikut ini:

Tabel 7. Identitas Peternak Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Balangtanaya,

Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar 2018.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SMP 4 50

2 SMA 4 50

Jumlah 8 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2018.

Tabel 7 menunjukkan bahwa dalam kelompok Ternak Sikatutui,

berdasarkan tingkat pendidikan peternak yaitu SMP sebanyak 4 orang atau 50%,

dan tingkat pendidikan peternak yaitu SMP sebanyak 4 orang atau 50%, dan

tingkat pendidikan responden yang SMA sebanyak 4 orang atau 50%

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang

hidup bersama dalam satu rumah. Anggota keluarga yang di miliki oleh peternak

sapi Sikatutui di Desa Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara,

Kabupaten Takalar ini dapat berdampak positif, karena dengan adanya anggota

keluarga dapat membantu dalam melakukan ternak sapi. Adapun jumlah

Page 43: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

tanggungan keluarga peternak sapi Sikatutui di Desa Balangtanaya, Kecamatan

Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar dapat di lihat pada Tabel berikut:

Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga peternak sapi Sikatutui di Desa

Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar

No Jumlah Tanggungan

Keluarga (Orang) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 1-2 4 50

2 3-4 4 50

Jumlah 8 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2018.

Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa perernak sapi Sikatutui yang

memiliki tanggungan keluarga 1-2 sebanyak 4 orang dengan peresentase (50%),

dan peternak yang memiliki jumlah tanggungan keluarga 3-4 sebanyak 4 orang

dengan persentase (50%).

5.1.5 Pengalaman Beternak

Pengalaman berusaha ternak dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah

dijalani, dirasakan, ditanggung oleh prtani dalam menjalankan kegiatan usahatani

dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan usahataninya,

yaitu memperoleh pendapatan untuk kebutuhan hidup. Pengalaman berusaha

dapat menunjukkan keberhasilan seseorang dalam mengolah usahataninya. Sebab

dapat menjadi pedoman pada masa-masa yang akan datang. Mereka yang masih

berusia muda relatif belum berpengalaman, sehingga untuk mengimbangi

kekurangannya dia perlu dinamis, sebaliknya mereka yang sudah berusia tua

banyak berpengalaman dalam berusaha sehingga sangat berhati-hati dalam

bertindak. Untuk mengetahui rata-rata pengamalan para peternak Sikatutui di

Desa Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar dapat

dilihat pada tabel 9:

Tabel 9. Identitas Peternak Menurut Pengalaman Beternak di Desa Balangtanaya,

Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, 2018.

No Pengalaman Beternak Jumlah (orang) Persentase (%)

1 5-8 4 50

2 9-12 3 37,5

3 13-15 1 12,5

Jumlah 8 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2018.

Page 44: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Tabel 9 menunjukan bahwa pengalaman responden terbanyak berdasarkan

lamanya beternak adalah 5-8 tahun sebanyak 4 orang atau )50%) dan terendah

13-15 tahun sebanyak 1 orang atau (12,5%). Pengalaman petani dalam beternak

sangat erat hubungannya dengan keinginan peningkatan keterampilan peternak

dalam kegiatan usaha ternak sapi.

5.1.6 Kepemilikan Ternak Informan

Berdasarkan hasil wawancara pada informan peternak sapi dalam

kelompok ternak sapi Sikatutui di Desa Balangtanaya, Kecamatan

Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Jumlah Kepemilikan Ternak

Kelompok peternak sapi Sikatutui dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10. Jumlah Kepemilikan Ternak Kelompok peternak sapi Sikatutui

No Nama Informan Jumlah

Ternak Persentase

1 Saparuddin Dg Bani 5 12,50

2 T. Dg Nassa 7 17,50

3 Saparuddin Dg Maro 4 10.00

4 Muh. Arif Dg Mangka 5 12,50

5 Lassa Dg Lalla 4 10,00

6 Muhammad Dg Sarro 6 15,00

7 Suriati Dg Kamma 4 10,00

8 Hamirullah Saputra 5 12,50

Jumlah 40 100.00

Tabel 10. Menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan ternak sapi pada

kelompok ternak sapi sikakatui dengan jumlah keseluruhan sebanyak 40 ekor

sapi, sedangkan berdasarkan jumlah terbanyak kepemilikan ternak yaitu 7 ekor

sapi dengan besar persentase 17.50% pada informan nomor 2. Sedangkan jumlah

kepemilikan ternak yang paling terendah sebanyak yaitu 4 ekor sapi dengan rata-

rata persentase sebesar 10.00% pada informan 3,5 dan 7 di kelompok peternak

Page 45: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

sapi Sikatutui di Desa Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara,

Kabupaten Takalar.

5.2 Peran Kelembagaan

Berdasarkan hasil wawancara beberapa informan peternak sapi Sikatutui,

dapat dilihat pada tabel peran kelembagaan sebagai berikut :

Tabel 11. Daftar Perean Kelembagaan yang ada di Desa Balangtanaya,

Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar

No Nama Informan

Ternak Sapi Peran Kelembagaan

1 Saparuddin Dg Bani

Merancang dan membuat pola pengembangan

usaha ternak sapi Sikatutui

2 T. Dg Nassa Melakukan pemeliharaan bibit bermutu yang di

yakini dapat mengembangkan usaha kelompok

ternak sapi Sikatutui

3 Saparuddin Dg Maro Melakukan perbaikan mutu pakan serta mengatur

system pemasaran ternak sapi dalam pengembangan

usaha ternak sapi kelompok Sikatutui

4 Muh. Arif Dg Mangka Merancang dan membuat pola pengembangan

usaha ternak sapi Sikatutui, serta menyusun rencana

kerja tiap kelompok ternak sapi Sikatutui

5 Lassa Dg Lalla Melakukan pemilihan bibit bermutu yang diyakini

dapat mengembangkan usaha ternak sapi kelompok

Sikatutui

6 Mahmud Dg Sarro

Melakukan pemilihan bibit bermutu \yang diyakini

dapat mengembangkan usaha ternak sapi kelompok

Sikatutui

7 Suriati Dg Kamma Melakukan perbaikan mutu pakan serta mengatur

system pemasaran ternak sapi dalam pengembangan

usaha ternak sapi kelompok Sikatutui

8 Hamirullah Saputra

Lebih fokus dalam peningkatan kualitas kesehatan

ternak dan menjaga keamanan kelompok ternak

sapi Sikatutui

Tabel 11. menjukan bahwa peran kelembagan sangat mempengaruhi tingat

pengatahuan para masyarakat khususnya peternak sapi Sikatutui dalam melakukan

ternak sapi secara baik dan benar, selain itu membantu meningkatkan

perekonomian khususnya pendapatan peternak sapi Sikatutui yan berada di Desa

Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar itu sendiri.

Page 46: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

5.3 Pembahasan

5.3.1 Peran Kelompok Ternak Sapi Sikatutui

Berdasarkan hasil wawancara beberapa informan peternak sapi Sikatutui

di Desa Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar itu

sendiri, peran kelompok ternak sapi Sikatutui terhadap pengembangan usaha

ternak sapi adalah sebagai berikut :

1. Peran sebagai kelompok, yaitu tingkat peran yang dilakukan oleh kelompok

dalam memfasilitasi anggotanya untuk meningkatkan pengetahuan, Peran

kelompok memiliki hubungan yang positif atau searah dengan keberdayaan

peternak sapi potong. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat berkembangnya

potensi peternak, baik dalam perannya sebagai manajer dan sebagai pemelihara

ternak tidak dapat dilepaskan dari berperannya kelompok sebagai kelas belajar,

unit produksi, unit usaha dan wadah kerjasama anggota. Untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan dari peternak adapun kegiatan-kegiatan

yang dilakukan sebagai berikut:

a. Pertemuan berkala dan berkelanjutan

kelompok ternak sapi Sikatutui memiliki kegiatan rutin setiap satu

bulan sekali, tepatnya setiap tanggal 30. Pertemuan merupakan kegiatan

berkelanjutan yang diadakan setiap bulan. Pihak-pihak yang turut hadir

dalam pertemuan rutin setiap bulan tersebut meliputi ketua kelompok tani,

pengurus dan anggota.

Biasanya pada saat pertemuan rutin semua anggota. Agenda rutin

pertemuan ini semua anggota terkadang juga tidak semua hadir dalam

pertemuan, dalam pertemua dengan pembahasan seputar kelompok ternak

sapi Sikatutui misalnya masalah simpan pinjam, diskusi mengenai

pengembangan kelompok, diskusi mengenai usaha kelompok dan

Pertemuan ini sangat bermanfaat karena dari pertemuan yang dilakukan

sekali dalam sebulan anggota kelompok ternak sapi Sikatutui dapat

mempererat hubungan silaturahmi antar sesama anggota. Hal ini dapat

berjalan secara berkelanjutan, karena selama satu sampai tiga tahun terakhir

Page 47: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

kelompok telah biasa melakukan pertemuan rutinan. Dengan pertemuan

rutin tersebut memungkinkan para peternak anggota kelompok saling

bertukar pikiran dan informasi, yang difasilitasi pula oleh kehadiran

penyuluh atau inseminator.

b. Fasilitasi komunikasi dengan sumber informasi

Suatu Kelompok atau arganisasi yang dibutukan adalah sebuah

komunikasih yang cukup bagus, hal ini yang di kembangkan dalam

kelompok ternak sapi sikatutui dalam menjalankan peran sebagai kelompok

terhadap setiap anggotanya.Selain itu Kelompok ternak sikatutui selelu

memberikan informasi-informasi terbaru terhadap anggotanya. Selain itu

kelompok ternak sapi sikatutui.

c. Penyelenggaaan pelatihan.

Dalam setiap kelompok ternak sapi sikatutui Selalu Memberikan

pelatihan-pelatihan pengembangan kemampuan berternak dengan baik dan

benar. Seperti cara pembuatan pakan ternak yang benar dan baik dan

terkadang memanggil dinas terkait membantu para anggota dalam

melakukan peternakan.

2. Peran sebagai unit produksi, yaitu tingkat peran yang dilakukan oleh kelompok

dalam mendorong tercapainya skala usaha yang efisien yakni berikut:

Peran kelompok sebagai unit produksi menggambarkan fungsi

kelompok di dalam mendorong pencapaian skala ekonomi yang efisien dalam

memproduksi hasil usaha dari anggota. Hal yang mendukung berjalannya

kelompok sebagai unit produksi adalah: (1) kelompok telah dapat memfasilitasi

di dalam perencanaan pola usaha, dan (2) kelompok telah dapat memfasilitasi

dalam penyusunan rencana penyediaan faktor-faktor produksi.

Kelompok peternak telah pula membantu para anggotanya di dalam

perencanaan penyediaan fakto-faktor produksi seperti pengaturan penyediaan

hijauan, membantu di dalam penyediaan sapi bakalan, dan kebutuhan pakan

konsentrat. Saat ini, kelompok peternak telah memiliki kebun rumput sendiri

sesuai dengan wilayah desanya masing masing. Kelompok peternak melalui

seksi sarana produksi, biasanya pula terlibat di dalam menginventarisir jumlah

kebutuhan pakan konsentrat, yang sekaligus melakukan pemesanannya. Aspek

lainnya yang berhubungan dengan peran kelompok sebagai unit produksi

adalah fasilitasi kelompok dalam aspek zooteknik.

Walaupun peran kelompok dalam hal ini belum optimal, namun

kelompok peternak umurnya telah cukup memfasilitasi peternak yang menjadi

anggotanya untuk dapat melaksanakan pemeliharaan sapi potong dengan baik.

Page 48: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Dari lima kelompok yang ada, empat kelompok keadaan kandangnya sudah

berupa koloni. Sapi-sapi anggota disatukan di dalam suatu kawasan kandang.

Dengan cara demikian diharapkan para peternak akan saling melihat atau

memperhatikan sapi yang baik pemeliharaannya, sehingga akan mendorong

keberhasilan peternak dalam berusaha sapi potongnya

a. Fasilitasi kelompok dalam merencanakan pola usaha

Perencanaan pola usaha sesuai dengan tujuan kelompok untuk

menambah pendapatan kelompok atau anggota itu sendiri. Oleh karenanya,

pola usaha yang dikembangkan adalah usaha jual beli sapi. Hal ini cukup

beralasan, karena dukungan pemerintah setempat atau di wilayah tersebut

cukup memadai. Di samping ketersediaan hijauan di wilayah tersebut cukup

melimpah.

b. Fasilitasi dalam penyusunan rencana penyediaan input produksi

Dalam sebuah kelompok ternak itu harus mempunyai rencana dalam

penyediaan input produksi, dikerenakan agar kelompo ternak tersebut tidak

memikirkan input produksinya lagi. Jadi kelompok ternak sapi Sikatutui telah

merencanakan penyediaan input produksi dengan cukup baik, namun belum

sempurna sesuai yang diharapkan, tetapi kelompok ternak sapi Sikatutui

selalu berusaha memperbaiki kekurangan ada dalam kelompok ternak sapi

Sikatutui itu sendiri.

3. Peran terhadap unit usaha, yaitu tingkat peran yang dilakukan kelompok dalam

mencari dan memanfaatkan peluang untuk berhasilnya usaha ternak anggota.

yakni dengan sebagai berikut:

a. Fasilitasi permodalan

Setiap kelompok ternak terkadang mempunyai kendalah seperti di

permodalan, namun setiap kelompok ternak sapi Sikatutui memiliki

permodalan sendiri yang di kelola oleh kelompok ternak sapi Sikatutui itu

sendiri jadi apa bila ada anggota kelompok ternak sapi Sikatutui yang

mempunyai masalah terhadap modal untuk melakukan ternak maka dapat di

modali oleh kelompoknya khususnya kelompok ternak sapi Sikatutui.

b. Fasilitasi pemasaran

Peran sebuah kelompok yaitu menyediakan sarana pemasaran terhadap

setiap anggota kelompoknya. kelompok ternak sapi Sikatutui telah memiliki

Page 49: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

sarana pemasaran, jadi masalah pemasaran hasil ternak setiap anggota tidak

menjadi kendala dalam untuk memasarkan hasil ternaknya. Ada pun tempat

pemasaran kadang keluar daerah atau di diwilayah sekitar tempat peternakan

sendiri.

4. Peran sebagai wahana kerjasama, yaitu tingkat peran yang dilakukan

kelompok dalam mendorong kerjasama antar anggota dan di luar kelompok

yakni sebagai berikut:

a. Kerjasama pengelolaan kelompok

Kerjasama dengan kelompok ternak lain cukup baik dikerenakan

hubungan antar anggota kelompok ternak itu sangat baik jadi masalah

pengelolaan kerjasama dengan kelompok lain sangatlah baik khususnya

kelompok ternak sapi Sikatuti.

b. Kerjasama permodalan

Kerjasama di dalam pengelolaan cukup berjalan, walaupun peran

ketua kelompok masih dominan. Kerjasama permodalan yang berkembang

antara lain kegiatan penyisihan hasil penjualan sapi. Dari sebesar harga setiap

sapi yang terjual, setelah dikurangi biaya pokok, maka sebesar 70% persen

diberikan kepada peternak. Sisanya sebesar 30% persen dikembalikan ke

kelompok dengan alokasi proporsi dananya masing-masing 20 persen untuk

sarana pengembangan di kelompok, 5 persen biaya operasional, dan 5 persen

untuk kas kelompok. c. Kerjasama dengan pihak luar.

Peran kelompok sebagai wahana kerjasama yaitu kelompok dapat

berfungsi sebagai wahana kerjasama diantara sesama anggota, kerjasama

dengan kelompok dan atau pihak lain sehingga produktivitas kelompok dan

masing-masing anggota meningkat. Ada tiga aspek di dalam melihat peran

ini, yaitu kerjasama dengan pihak luar. Kerjasama yang muncul lebih

banyak, karena pengaruh faktor luar, yaitu akibat adanya program

pembangunan dari pemerintah. Kerjasama yang inisatifnya langsung dari

kelompok belum berkembang. Hanya satu kelompok, yang sudah pernah

melaksanakan kerjasama dengan pihak non pemerintah, yaitu di dalam

kegiatan pemasaran hasil, dan kegiatan penggemukkan sapi. Kegiatan

inisekarang sudah tidak berlangsung lagi, karena usaha ternak diarahkan

sebagai usaha pembibitan.

Page 50: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

5.3.2 Kendala yang di Hadapi Dalam Kelompok Ternak Sapi Sikatutui

Berdasarkan hasil wawancara kepada informan kelompok peternak sapi

Sikatuti, memiliki beberapa kendala yang di hadapi para anggota kelompok ternak

sapi Sikatutui di Desa Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng Utara,

Kabupaten Takalar, adalah sebagai berikut:

1. Musim kemarau

Pada saat musim kemarau para peternak sapi sikatutui sangat

kewalahan karena pada saat musim kemarau pakan hijau bagi ternak menjadi

langka sehingga para peternak keluar dari daerahnya menuju daerah yang

masih tersedia pakan ternak hijau seperti disekitar daerah kecamatan galesong

dan sekitarnya. Selain itu kendala yang dihadapi pada saat musim kemarau

sumur dan sungai kering sehingga kebutuhan air terbatas dan para peternak

kawalahan mencari air untuk ternak mereka.

2. Kesehatan ternak

Kesehatan ternak adalah salah satu hal yang sangat penting dalam

peternakan. kendala kesehatan yang di hadapi para anggota kelompok

peternak sapi sikatutui yaitu: cacingan yang menyebabkan hewan ternak

nafsu makannya menurun, perut buncit, lemah, pucat pada selaput lendir mata

dan mencret.

3. Kandang

Kandang adalah salah satu tempat hewan ternak di simpan dan dipelihara,

selain itu kandang juga sebagai tempat berkembangbiaknya hewan ternak.

Dari hasil penelitian kandang peternak sapi sikatutui masih banyak belum

layak dipakai karena tempatnya yang terbuka dan hanya memakai alat dan

bahan seadanya sehingga ternak sapi di Desa Balangtanaya mudah terserang

penyakit dan keamanan hewan ternak terancam oleh pencuri.

Berdasarkan hasil wawancara beberapa informan dapat disimpulkan

bahwa setiap anggota kelompok ternak sikatutui masih banyak menemui

berbagai kendala-kendala yang dihadapi terutama pada seksi bagian

kesehatan hewan, pakan hujau, sumber air, masalah kandang dalam hal ini

perlunya perhatian pemerintah untuk memfasilitasi kelompok ternak Sikatutui

tentang mengadakan kunjungan berkala para penyuluh untuk meninjau

langsung kondisi kesehatan ternak sapi Sikatutui dan kendala-kendala yang

dihadapi para peternak.

Page 51: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

5.3.3 Peran Kelompok Ternak Sapi Sikatuti

Peran kelompok peternak dalam aspek teknologi produksi, kelompok

peternak Sikatutui mampu menerapkan catur usaha dengan pemilihan bibit

bermutu, perbaikan mutu pakan dan teknik pemeliharaan serta peningkatan

kualitas kesehatan ternak. Dalam aspek sosial-ekonomi kelompok peternak

berperan untuk memperkuat kelembagaan dan jaringan pemasaran. Kelompok

ternak Sikatutui ini juga merencenakan usaha untuk mengembangkan usaha

ternak sapi, salah satunya dengan cara melakukan penerapan teknologi.

Peran kelompok ternak Sikatutui terhadap unit produksi yaitu memperoleh

modal mempunyai kepentingan yang sangat tinggi namun kenyataan kinerja

sangat rendah. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak

sapi. Usaha ternak sapi tidak hanya terkait dengan kepemilikan di tingkat

kelompok, melainkan memerlukan keterlibatan peran dari semua pihak yang

terkait, mulai dari pelaku usaha (mitra usaha, koperasi/lokal champion, kelompok

peternak), pemerintah daerah selaku pengambil kebijakan, termasuk peran

perbankan dalam penyediaan pembiayaan. Pengalaman membuktikan, bahwa

membangun kemitraan usaha kecil dengan mitra usaha (menengah/besar)

bukanlah hal yang mudah dilakukan dan memerlukan upaya terus-menerus agar

dapat berkembang sesuai harapan..

Sedangkan peran kelompok ternak dalam bentuk kerjasama terhadap usaha

pengembangan ternak sapi adalah beberapa orang dijadikan kelompok menjadi

Kelompok ternak sapi Sikatutui yang dibentuk secara diskusi dan berdasarkan

keahlian yang dimiliki masing-masing. Dibentuknya kelompok ternak Sikatutui

ini sebagai wadah kerjasama untuk meningkatkan mutu kualitas pengembangan

usaha ternak sapi di Kabupaten Takalar, khususnya di Desa Balangtanaya

Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.

Page 52: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam peneitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kendala yang dihadapi kelompok ternak Sapi Sikatutui yang paling

mendominan yaitu masih kurangnya fasilitas dan prasarana kelompok ternak

Sikatutui, sehingga pengembangan usaha ternak sapi Sikatutui di Desa

Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar ini masih

jauh dibawah rata-rata. Untuk itu perlu adanya tambahan berbagai peralatan

dan kebutuhan lainnya.

2. Peran Kelompok Ternak Sikatutui dinilai sangat membantu dalam upaya

pengembangan usaha di Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar.

6.2 Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Peternak sebaiknya harus mengetahui tentang penyakit yang menyerang hewan

ternak sehingga manpu mengantisipasi penyakit-penyakit tersebut.

2. Peternak harus memperhatikan keadaan kandang agar kesehatan dan tingkat

keamanan hewan ternak lebih baik dan dapat menghasilkan hewan ternak yang

berkualitas.

.

Page 53: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2015. Metode Penelitian Manjemen. Bayumedia Publshing Malang.

Anggraini, W. 2003. Analisis Usaha Peternakan Sapi Potong Rakyat Berdasarkan

Biaya Produksi dan Tingkat Pendapatan Peternakan Munurut Skala

Usaha (Kasus di Kecamatan Were Kabupaten Bima Nusa Tenggara

Barat). Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Arikunto. 2000. Prosedur penelitan suatu pendekatan praktek edisi V. Jakarta.

Rineka cipta.

Ayu Mahdalia. 2012. Kontribusi Curahan Waktu Kerja Perempuan Terhadap

Total Curahan Waktu Kerja Pada Usaha Peternakan Sapi Potong Di

Perdesaan. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin.

Makassar.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

Darmono, 1993. Tata Laksana Usaha Sapi Kreman. Penerbit Kanisisus,

Yogyakarta..

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2010.

Ekowati T. 2012. Analisis Usaha Ternak Sapi Potong dan Optimalisasi Usaha

Peternakan Berbasi Sistem Agribisnis di Jawa Tengah. [Disertasi]

Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta.

Ilham. 2015. Analisis Kelayakan Usaha Bibit Durian Otong. Skripsi. Fakultas

Pertanian, Universitas Islam Makassar.

M Wahyu N. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kelompok Ternak Sapi.

Pendidikan Luar Sekolah. Yogyakarta.

Mauludin dkk. 2012. Peran Kelompok Dalam Mengembangkan Keberdayaan

Peternak Sapi Potong. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.

Bandung

Mersyah, R. 2005. Desain Sistem Budidaya Sapi Potong Berkelanjutan Untuk

Mendukung Pelaksanaan Otonoomi Daerah di Kabupaten Bengkulu

Selatan. Disetasi, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Page 54: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Mirnatul. Q dkk. 2017. Tingkat Pendapatan Peternak Sapi Potong Pada Skala

Usaha Yang Berbeda. Departemen Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas

Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Mubyarto. 1991. Pengantar Eonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.

Muhlis A. 2007. Peran Kelompok Peternak dan Prospek Usaha Penggemukan

Sapi Potong. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Magelang, Jawa Tengah.

Parakassi, A., 1998. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Ul- Press,

Jakarta.

Priwirokusum, Y . B., 1991. Ilmu Usahatani. BPFE, Yogyakarta.

Putri Resicha. 2016. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok

Ternak. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Padang.

Rary AR, 2017. Kelembagaan Pada Kelompok Peternak Sapi Potong. Skripsi.

Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin. Makassar.

Roesalli, W ., B.T. Eddy, A Murthado. 2005. Upaya Pengembangan Usaha Sapi

Potong Melalui Intinitas Agribisnis “corporate farm- ing” di Kabupaten.

Sofyan Amir. 2017. Potensi Pengembangan usaha ternak Sapi Potong. Skripsi.

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin.

Makassar.

Sri Rahayu dkk. 2019. Studi Identifikasi Ketahanan Pangan dan Preferensi

Konsumen Terhadap Konsumsi Bahan Pangan Pokok Daging.

Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta.

Sugeng, Y.B. 1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sugeng. Y.B. 2000. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sugeng. Y.B. 2006. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Beroritasi Agribisnis

Dengan Pola Kemitraan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Kalimatan Selatan.

Tri Wulandari. 2019. Peran Kelompok Ternak Dalam Meningkatkan Pendapatan

Petani Kakao Di Kabupaten Lampung Timur Menurut Perspektif

Ekonomi Islam. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas

Islam Negeri Raden Intan. Lampung.

Page 55: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 56: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Lampiran 1. Kuisener Penelitian Peran Kelompok Peternak Dalam Pengembangan

Ternak Sapi (Studi Kasus Pada Kelompok Ternak Sikatutui Di Desa

Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : L / P

3. Umur :

4. Alamat Rumah :

5. Status : Menikah / Belum Menikah

6. Pendidikan Terakhir :

7. Pekerjaan Lain :

8. Jumlah Tanggungan :

9. Lama Berusaha Tani Ternak :

10. Lama berternak :

1. Peran Kelompok Tani

a. Apakah ada pertemuan berkali dalam berkelanjutan

bera kali ?

b. Adakah pelatihan kepemimpinan

Bagaimn bentuk pelatihannya ?

c. Apakah ada di fasilitasi oleh kelompok dalam melakukan kombinasi ?

d. Apakah kelompok sebagai penyelenggara pelatihan ?

2. Peran Kelompok Ternak Sebagai Unit Produksi

a. Apakah kelompok merencanakan dalam melakukan usaha, bagaimana

bentuknya ?

Page 57: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

b. Apaka kelompok menyelengarakan output produksi bagaiman caranya ?

c. Apakah kelompok memfasilitasi penerapan teknologi ?

3. Peran Kelompok Terhadap Unit Produksi :

a. Apakah kelompok memfasilitasi input produksi bagaimna caranya ?

b. Apakah kelompok memfasilitasi permodalan bagaimna caranya ?

c. Apakah kelompok memfasilitasi pemesaran produksi bagaiman caranya ?

4. Peran Kelompok Dalam Kerja Sama :

a. Apakah kelompok dijadikan sebagai wadah kerja sama bagaimn

membentuknya ?

b. Apakah kelompok sebagai penyediaan konflik anggota ?

5. Apaka Usaha Bapak Berkembang

a. Bagaiman perkembangnya ?

Page 58: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Lampiran 2. Lokasi penelitian Peternak Sapi di Desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Page 59: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Lampiran 3. Identitas Informan Peternak Sapi di Desa Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng

Utara Kabupaten Takalar

No Nama Responden

Jumlah

Ternak

(Ekor)

Umur Tingkat

Pendidikan

Tangangungan

Keluarga

(Jiwa)

Lama

Berusahatani

(Tahun)

1 Saparuddin Dg Bani 5 55 SMP 2 5

2 T. Dg Nassa 7 45 SMP 4 8

3 Saparuddin Dg Maro 4 50 SMP 1 7

4 Muh. Arif Dg Mangka 5 45 SMA 4 10

5 Lassa Dg Lalla 4 45 SMA 3 5

6 Mahmud Dg Sarro 6 44 SMA 2 15

7 Suriati Dg Kamma 4 43 SMP 3 9

8 Hamirullah Saputra 5 44 SMA 2 10

Jumlah 40 371

21 69

Rata-rata 5 46

3 9

Page 60: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …
Page 61: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …
Page 62: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …
Page 63: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian di Desa Balangtanaya Kecamatan

Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar

Gambar 1. Tinjauan lokasi

Gambar2. Proses wawancara dengan informan Peternak Sapi

Page 64: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

Gambar 3. Kandang ternak Sapi

Gambar 4. Staf desa balangtanaya

Page 65: PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM PENGEMBANGAN …

RIWAYAT HIDUP

SULFIANA. M Lahir di Takalar Kecamatan Pattallassang

Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Pada Tanggal 11

September 1997. Anak tiga bersaudara, dari pasangan abdul

Rahman. M dan Nurwahida. M.

Penulis mulai memasuki pendidikan SD Inpres Pari’risi pada

tahun 2003 dan tamat 2009. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Takalar dan tamat

tahun 2012, kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjutan atas pada

tahun 2012 di SMA Negeri 2 Takalar dan tamat tahun 2015. Diterima di jurusan

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar Program

Strata Satu (S1) pada tahun 2015.

Penulis juga pernah melakukan kegiatan Magang di PTPN Pabrik Gula

Takalar Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar pada tahun 2018

selama 40 hari dan Penulis juga pernah Mengikuti kegiatan KKP (Kuliah Kerja

Profesi) di Desa Tellumpanua, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru selama

kurang lebih 2 bulan.

Tugas terakhir dalam pendidikan perguruan tinggi diselesaikan dengan

menulis skripsi yang berjudul “Peran Kelompok Peternak Dalam Pengembangan

Usaha Ternak Sapi (Studi Kasus Pada Kelompok Ternak Sikatutui di Desa

Balangtanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar)”