peran kalsium pakan terhadap pertumbuhan yuwana lobster...

7
795 Peran kalsium pakan terhadap pertumbuhan yuwana ... (Rita Rostika) ABSTRAK Penelitian yang memiliki tujuan untuk mengetahui kadar kalsium yang tepat dalam formulasi pakan yang dapat memberikan pertambahan bobot badan tertinggi yuwana lobster air tawar red claw (Cherax quadricarinatus) ini dilakukan di Laboratorium Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadajaran, pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2007. Penelitian ini menggunakan yuwana lobster air tawar red claw dengan bobot rata-rata 0,42 g/ekor. Pemeliharaan yuwana dilakukan dalam akuarium, dengan jumlah 15 satuan percobaan. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah kadar kalsium yang berbeda dalam pakan, yakni 1,71%; 2,71%; 3,71%; 4,71%; dan 5,71%; sementara parameter yang diamati adalah pertambahan bobot badan (PBB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kadar kalsium dalam pakan pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan yuwana lobster air tawar red claw, hal ini menunjukkan bahwa rentang kadar kalsium sebesar 1,71%–5,71% dapat menyokong pertumbuhan yuwana lobster air tawar red claw. KATA KUNCI: kadar kalsium, yuwana, red claw PENDAHULUAN Spesies lobster air tawar yang telah dibudidayakan dan diteliti adalah red claw crayfish (Cherax quadricarinatus), yabby (Cherax destructor), marron (Cherax tenuimanus) (Austin, 1996), red swamp crawfish (Procambarus clarkii) (Malone et al., 1994; Del Rio et al., 1999), noble crayfish (Astacus astacus), turkish crayfish (Astacus leptodactylus), signal crayfish (Pacifastacus leniusculus) (Fotedar 1998) dan Austropotamobius pallipes (Greenaway, 1973). Dari berbagai spesies tersebut yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah lobster air tawar red claw (C. quadricarinatus) (Badan Riset Perikanan dan Kelautan, 2005), merupakan jenis lobster air tawar daerah tropis yang habitat asalnya berada di sungai daerah utara Australia (Mather et al., 1994). Lobster air tawar red claw mempunyai karakteristik biologis yang menguntungkan dalam kegiatan akuakulktur seperti mudah bereproduksi, toleransi yang baik terhadap kepadatan, laju pertumbuhan yang relatif cepat, bersifat omnivora, daya adaptasi tinggi, rendah biaya pakan, hasil daging tinggi, dan ketersediaan pasar domestik maupun luar negeri (Fotedar, 1998; Mather et al., 1994). Karena alasan tersebut lobster air tawar red claw banyak dipilih pembudidaya untuk memenuhi permintaan pasar. Dalam usaha untuk mengoptimalkan kegiatan budidaya perikanan, informasi mengenai kadar nutrisi dalam pakan yang tepat harus diketahui. Salah satu nutrisi yang harus tersedia dalam pakan adalah mineral, tetapi sumber kajian akan jumlah kadar mineral yang diperlukan dalam pakan sangat jarang, padahal produsen pakan selalu memasukan suplemen mineral dalam pakan buatannya (Sukadi, 1999). Walaupun sebagai mikronutrien mineral selalu ada dalam komponen pakan untuk pertumbuhan optimal ikan budidaya. Salah satu mineral terpenting dalam proses pertumbuhan ikan ( finfish) adalah kalsium (Ca). Kekurangan kalsium pada ikan dapat menyebabkan berkurangnya laju pertumbuhan (Tacon, 1986). Pada udang dan lobster air tawar sebagai hewan krustase kalsium mempunyai fungsi tambahan yang sangat berperan dalam pertumbuhan yaitu sebagai bahan utama dalam proses pengerasan PERAN KALSIUM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN YUWANA LOBSTER AIR TAWAR RED CLAW (Cherax quadricarinatus) Rita Rostika *) , Irsyaphiani Insan **) , dan Aji Subakti ***) *) Staf Program Studi Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor 45363 Telepon: (022) 7797763 **) Pusat Riset Perikanan Budidaya ***) Alumni Program Studi Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Upload: vunga

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

795 Peran kalsium pakan terhadap pertumbuhan yuwana ... (Rita Rostika)

ABSTRAK

Penelitian yang memiliki tujuan untuk mengetahui kadar kalsium yang tepat dalam formulasi pakan yangdapat memberikan pertambahan bobot badan tertinggi yuwana lobster air tawar red claw (Cheraxquadricarinatus) ini dilakukan di Laboratorium Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UniversitasPadjadajaran, pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2007. Penelitian ini menggunakan yuwana lobsterair tawar red claw dengan bobot rata-rata 0,42 g/ekor. Pemeliharaan yuwana dilakukan dalam akuarium,dengan jumlah 15 satuan percobaan. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkapdengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah kadar kalsium yang berbedadalam pakan, yakni 1,71%; 2,71%; 3,71%; 4,71%; dan 5,71%; sementara parameter yang diamati adalahpertambahan bobot badan (PBB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kadar kalsium dalampakan pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap laju pertumbuhan yuwana lobster air tawar red claw,hal ini menunjukkan bahwa rentang kadar kalsium sebesar 1,71%–5,71% dapat menyokong pertumbuhanyuwana lobster air tawar red claw.

KATA KUNCI: kadar kalsium, yuwana, red claw

PENDAHULUAN

Spesies lobster air tawar yang telah dibudidayakan dan diteliti adalah red claw crayfish (Cheraxquadricarinatus), yabby (Cherax destructor), marron (Cherax tenuimanus) (Austin, 1996), red swampcrawfish (Procambarus clarkii) (Malone et al., 1994; Del Rio et al., 1999), noble crayfish (Astacus astacus),turkish crayfish (Astacus leptodactylus), signal crayfish (Pacifastacus leniusculus) (Fotedar 1998) danAustropotamobius pallipes (Greenaway, 1973). Dari berbagai spesies tersebut yang paling banyakdibudidayakan di Indonesia adalah lobster air tawar red claw (C. quadricarinatus) (Badan Riset Perikanandan Kelautan, 2005), merupakan jenis lobster air tawar daerah tropis yang habitat asalnya berada disungai daerah utara Australia (Mather et al., 1994).

Lobster air tawar red claw mempunyai karakteristik biologis yang menguntungkan dalam kegiatanakuakulktur seperti mudah bereproduksi, toleransi yang baik terhadap kepadatan, laju pertumbuhanyang relatif cepat, bersifat omnivora, daya adaptasi tinggi, rendah biaya pakan, hasil daging tinggi,dan ketersediaan pasar domestik maupun luar negeri (Fotedar, 1998; Mather et al., 1994). Karenaalasan tersebut lobster air tawar red claw banyak dipilih pembudidaya untuk memenuhi permintaanpasar.

Dalam usaha untuk mengoptimalkan kegiatan budidaya perikanan, informasi mengenai kadarnutrisi dalam pakan yang tepat harus diketahui. Salah satu nutrisi yang harus tersedia dalam pakanadalah mineral, tetapi sumber kajian akan jumlah kadar mineral yang diperlukan dalam pakan sangatjarang, padahal produsen pakan selalu memasukan suplemen mineral dalam pakan buatannya (Sukadi,1999). Walaupun sebagai mikronutrien mineral selalu ada dalam komponen pakan untuk pertumbuhanoptimal ikan budidaya.

Salah satu mineral terpenting dalam proses pertumbuhan ikan (finfish) adalah kalsium (Ca).Kekurangan kalsium pada ikan dapat menyebabkan berkurangnya laju pertumbuhan (Tacon, 1986).Pada udang dan lobster air tawar sebagai hewan krustase kalsium mempunyai fungsi tambahanyang sangat berperan dalam pertumbuhan yaitu sebagai bahan utama dalam proses pengerasan

PERAN KALSIUM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN YUWANA LOBSTER AIR TAWARRED CLAW (Cherax quadricarinatus)

Rita Rostika*), Irsyaphiani Insan**), dan Aji Subakti***)

*) Staf Program Studi Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas PadjadjaranJl. Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor 45363

Telepon: (022) 7797763**) Pusat Riset Perikanan Budidaya

***) Alumni Program Studi Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 796

eksoskeleton setelah moulting. Moulting merupakan peristiwa kritis dan penting dalam hidup lobsterair tawar, proses moulting yang lancar diperlukan untuk pertumbuhan optimalnya (Fieber & Lutz,1982 dalam Sukadi, 1999).

Kalsium diserap melalui proses pencernaan dan serapan langsung melalui insang serta epider-mis. Kadar kalsium total yang diserap oleh hewan krustase harus sesuai dengan kebutuhanmetabolisme tubuh, pertumbuhan, dan proses moulting. Serapan kalsium yang berlebih mengakibatkanrendahnya tingkat asimilasi fosfor (P) oleh tubuh (Penaflorida, 1998). Kekurangan fosfor dapat berakibatterjadinya penguraian mineral pada tulang, berkurangnya laju pertumbuhan dan efisiensi pencernaanmakanan (Tacon, 1986). Fosfor memegang peranan penting sebagai pembentuk otot, penunjangpertumbuhan tulang dan metabolisme energi, karbohidrat, asam amino serta lemak (Wahju, 1998).

Tacon pada tahun 1986 menyebutkan kebutuhan kalsium pada yuwana udang maksimum 2,5%dan fosfor minimum 1,2%, sedangkan pada udang laut Penaeus japonicus, kebutuhan kadar kalsiumdalam pakan mencapai 1%-2% (Kanazawa et al., 1984 dalam Tacon, 1986), menurut Deshimaru & Yone(1978 dalam Sukadi, 1999) pada spesies udang yang sama diketahui kadar kalsium dalam pakansebesar 2% tidak meningkatkan laju pertumbuhan. Pada udang laut Penaeus vannamei agarpertumbuhan tidak terganggu kadar kalsium dalam pakan tidak dianjurkan melebihi 3% (Davis et al.,1993 dalam Penaflorida, 1998) sedangkan pada udang laut Penaeus monodon kadar kalsium dan fosfordalam pakan sebesar 1% mengakibatkan penurunan bobot badan (Bautista & Baticados, 1990 dalamPenaflorida, 1998). Pada udang laut Penaeus californiensis kadar kalsium sebesar 3% dalam pakanmengakibatkan penurunan laju pertumbuhan dan kadar kalsium sebesar 2,06%-2,42% pada pakanmengakibatkan laju pertumbuhan normal, semua pakan tersebut mengandung 1% fosfor (Huner &Colvin, 1977 dalam Sukadi, 1999). Selanjutnya disebutkan pemberian pakan dengan kadar kalsiumdan fosfor masing-masing sebesar 0,26%:1,18%; 2,12%:1,22%; dan 3,98%:2,14% pada post larva udanggalah (udang air tawar) menghasilkan laju pertumbuhan yang relatif sama (Sukadi, 1999).

Tujuan Penelitian untuk mengetahui kadar kalsium yang tepat dalam formulasi pakan yang dapatmemberikan PBB tertinggi lobster air tawar red claw (Cherax quadricarinatus).

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan pada bulan Januari2008 dan penelitian utama pada bulan Agustus 2008. Penelitian dilakukan di LaboratoriumPerikananan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan adalah, sebagai berikut:

Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan adalah yuwana lobster air tawar red claw (Gambar 1) dengan bobot rata-rata 0,42 g/ekor sebanyak 15 ekor pada penelitian pendahuluan dan 150 ekor pada penelitian utama.Disiapkan 100 ekor cadangan, untuk mengganti ikan uji mati. Ikan uji didapat dari koperasi petanilobster air tawar di Kotamadya Bandung, berasal satu induk dalam satu perkawinan.

Pakan Uji

Pakan uji yang digunakan merupakan pakan buatan berbentuk pelet. Pakan terbuat dari bahanbaku tepung darah, tepung ikan, bungkil kedelai, dan dedak jagung sebagai bahan utama, tepungtapioka, minyak ikan, dan top mix sebagai bahan aditif serta tepung tulang dan kalsium karbonatsebagai bahan sumber kalsium (Tabel 1).

Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan adalah, sebagai berikut: Akuarium sebanyak enam buah, rak akuariumtiga tingkat sebanyak dua buah, pompa air berdaya 15 W sebanyak dua unit, filter air sebanyak satu

797 Peran kalsium pakan terhadap pertumbuhan yuwana ... (Rita Rostika)

unit, rangkaian pipa sebanyak satu unit, botol plastik, aerator dengan daya 12 W, selang aerasi, batuaerasi sebanyak enam buah, timbangan digital merk Acis seri MA, termometer sebanyak tiga unit,Tester kit pH merk Sera, Tester kit DO merk Sera, Tester kit NH3 merk Sera, Tester kit dH merk Sera,saringan, plastik corong, oven, kompor gas.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium Rancangan Acak Lengkap (RAL)yang terdiri atas lima perlakuan pemberian pakan dengan formulasi berbeda, tiap perlakuan terdiriatas tiga ulangan. Perlakuan yaitu :a. Perlakuan A : Pemberian pakan buatan dengan kadar kalsium 1,71%b. Perlakuan B : Pemberian pakan buatan dengan kadar kalsium 2,71%c. Perlakuan C : Pemberian pakan buatan dengan kadar kalsium 3,71%d. Perlakuan D : Pemberian pakan buatan dengan kadar kalsium 4,71%e. Perlakuan E : Pemberian pakan buatan dengan kadar kalsium 5,71%

Pengaruh perlakuan yang diberikan dapat diketahui dengan menggunakan uji-F pada taraf 5%.Apabila terdapat perbedaan yang nyata, maka pengujian dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan(Heryanto, 1996).

Gambar 1. Yuwana lobster air tawar red claw (Cheraxquadricarinatus), (dokumentasi pribadi)

Tabel 1. Komposisi bahan penyusun pakan buatan

A B C D E

Bungkil kedelai 37,23 48,39 46,71 45,03 43,33Dedak jagung 33,12 26,61 25,68 24,76 23,83Tepung darah 14,88 8 7,72 7,44 7,17Tepung ikan 2,77 5 4,83 4,65 4,48Tepung tapioka 5 5 4,83 4,65 4,48Minyak ikan 5 5 4,83 4,65 4,48Top mix 2 2 1,93 1,86 1,79Tepung tulang - - 2,47 4,96 7,44CaCO3 - - 1 2 3

Total 100 100 100 100 100

BahanKomposisi pakan (%)

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 798

Prosedur Penelitian

Persiapan

1. Pembuatan pakan, melalui beberapa tahapan yaitu penyeragaman ukuran, penimbangan,pencampuran, penambahan air panas, pencetakan, dan pengeringan.

2. Persiapan pemeliharaan dilakukan melalui penyusunan instalasi wadah, aerasi, media.

Pelaksanaan

Pemeliharaan ikan uji dilakukan selama 42 hari, tiap periode pengamatan terdiri atas 7 hari.Yuwana lobster air tawar dipelihara dalam wadah individu (Verhoef & Austin, 1998). Ikan uji diberipakan dengan frekuensi dua kali sehari, pada pukul 10.00 WIB dan 22.00 WIB sampai penelitianberakhir, pemberian pakan sebanyak 10% dari bobot biomassa (Teguh, 2005). Dilakukan penggantianair sebanyak 5%, tiga hari sekali.

Pengamatan

Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Pertambahan bobot badan dihitung dengan menggunakan rumus Efendi (1987) sebagai berikut:

Keterangan:Wt= Rata-rata bobot yuwana lobster air tawar pada akhir penelitian (g)Wo= Rata-rata bobot yuwana lobster air tawar pada awal penelitian (g)

Kualitas Air

Pengamatan kualitas air berupa suhu, (keasaman) pH, oksigen terlarut (DO), amoniak (NH3), dankesadahan (dH). Pengukuran suhu air dilakukan setiap hari, sedangkan untuk pengukuran pH, DO,NH3, dan dH dilakukan setiap periode pengamatan.

HASIL DAN BAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kadar kalsium dalam pakan pada penelitian inidapat menyokong Pertambahan bobot badan (PBB) bagi yuwana lobster air tawar red claw. PBB rata-rata yuwana lobster air tawar red claw yang diberi pakan kadar kalsium berbeda disajikan pada Tabel2.

Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan dengan beragam kadar kalsium dalam pakan yaitusebesar 1,71% (perlakuan A); 2,71% (perlakuan B); 3,71% (perlakuan C); 4,71% (perlakuan D); dan5,71% (perlakuan E) menghasilkan PBB yang tidak berbeda nyata. Nilai tersebut menunjukkan bahwasemua perlakuan pada penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi PBB yuwanalobster air tawar red claw (Cherax quadricarinatus).

Wo- Wt PBB =

Tabel 2. Pertambahan bobot badan rata-rata yuwanalobster air tawar red claw selama penelitian

799 Peran kalsium pakan terhadap pertumbuhan yuwana ... (Rita Rostika)

Hasil penelitian berbeda dengan hasil penelitian Tacon (1986) yang menyatakan kebutuhan yuwanaudang akan kalsium mencapai maksimum 2,5%; Kanazawa et al. (1984) dalam Tacon (1986), yangmenyatakan kebutuhan kadar kalsium dalam pakan bagi udang laut Penaeus japonicus mencapai 1%-2%. Davis et al. (1993) dalam Penaflorida (1998) juga menyatakan pada udang laut Penaeus vannameikadar kalsium dalam pakan tidak dianjurkan melebihi 3% serta Huner & Colvin (1977) dalam Sukadi(1999) yang menyatakan pada udang laut Penaeus californiensis pemberian pakan berkadar kalsium3% mengakibatkan PBB.

Hasil penelitian tidak bertentangan dengan hasil penelitian Sukadi (1999) yang menyatakan postlarva udang galah (udang air tawar) yang diberi pakan dengan kadar kalsium sebesar 0,26%; 2,12%;dan 3,98% tidak mengakibatkan perbedaan PBB. Begitu juga dengan hasil penelitian Deshimaru &Yone (1978) dalam Sukadi (1999) yang menyatakan udang laut P. japonicus, yang diberi pakan dengankadar kalsium sebesar 2% tidak memberikan peningkatan laju pertumbuhan.

Walaupun terdapat kemiripan dan persamaan, namun terdapat perbedaan menonjol padakarakteristik biologis antara udang dan lobster air tawar. Udang memiliki lebih banyak stadiummetamorfosis, udang penaeid memiliki enam stadium yaitu nauplius, zoea, mysis, post larva, yuwana,dan dewasa (Lee & Wickins, 1992) sedangkan lobster air tawar hanya memiliki tiga stadium yaitularva, yuwana, dan dewasa (New South Wales DPI, 2006). Lobster air tawar tidak memilikimetamorfosis yang lengkap, morfologi yuwana sangat mirip dengan morfologi dewasa (Frye, 1992).Udang juga memiliki frekuensi moulting lebih tinggi, pada udang galah (Macrobrachium rosenbergii)frekuensi moulting stadium larva terjadi 5–10 hari sekali dan stadium dewasa 20–40 hari sekali(Murtidjo, 1992) sedangkan pada lobster air tawar, stadium larva terjadi beberapa hari sekali, sta-dium yuwana 7–14 hari sekali dan stadium dewasa 1–3 kali per tahun (New South Wales DPI, 2006).

Semua perbedaan karakteristik tersebut berhubungan dengan kebutuhan kadar kalsium dalampakan yang tepat untuk menyokong pertumbuhan. Semakin banyak jumlah stadium metamorfosispada organisme air berdampak pada lamanya fase awal hidup sebelum dewasa. Pertumbuhan padafase awal dari hidup organisme air berjalan dengan lambat (Effendie, 1997), hal tersebut pada akhirnyaberakibat pada kebutuhan nutrisi termasuk kalsium yang lebih rendah pada udang daripada lobsterair tawar.

Semakin jarang frekuensi moulting, berdampak pada semakin lama waktu intermolt yang tersedia.Ruppert & Barnes (1991) menyatakan pada lobster air tawar lebih dari 90% waktu intermolt dihabiskanuntuk akumulasi bahan makanan termasuk kalsium untuk persiapan proses moulting selanjutnya, inimenunjukkan bahwa lobster air tawar mempunyai lebih banyak peluang daripada udang untukmenyerap kalsium terutama dari pakan. Hal tersebut dapat menjelaskan perbedaan hasil penelitiandengan penelitian sebelumnya yang dilakukan pada udang. Hasil penelitian menunjukkan bahwakadar kalsium dalam pakan sebesar 1,71%; 2,71%; 3,71%; 4,71%; dan 5,71% dapat menyokongpertumbuhan lobster air tawar red claw.

Faktor lain yang dapat mengakibatkan tidak signifikannya laju pertumbuhan pada penelitian iniadalah kemampuan lobster air tawar untuk menyerap kalsium dari perairan melalui insang danepidermis (Penaflorida, 1998). Kondisi yang berperan adalah kesadahan air, nilai kesadahan ditentukanoleh kadar mineral yang terkandung dalam air. Kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) adalahpenentu utama dari nilai kesadahan air (Baensch & Riehl, 1989).

Hasil penelitian menunjukkan terdapat laju pertumbuhan positif pada setiap perlakuan selamapenelitian. Hal ini menunjukkan formulasi pakan dan kondisi lingkungan pada penelitian ini mampumenyokong pertumbuhan yuwana lobster air tawar red claw. Effendie (1997) menyatakan pertumbuhandidefinisikan sebagai penambahan ukuran, panjang, atau bobot ikan dalam kurun waktu tertentuyang dipengaruhi pakan tersedia, jumlah ikan yang mengkonsumsi pakan, suhu, umur, dan ukuranikan. PBB rata-rata individu yuwana lobster air tawar red claw meningkat seiring bertambahnyawaktu pemeliharaan (Gambar 2).

Gambar 2 menunjukkan bahwa semua perlakuan menghasilkan PBB rata-rata individu yuwanalobster air tawar red claw yang tidak jauh berbeda. Nilai tersebut berhubungan dengan nilai lajupertumbuhan yang tidak berbeda nyata pada semua perlakuan. Nilai bobot akhir rata-rata individu

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 800

yuwana lobster air tawar red claw pada perlakuan A (kadar kalsium pakan 1,71%) yaitu 2,03 g,perlakuan B (kadar kalsium pakan 2,71%) yaitu 2,30 g; perlakuan C (kadar kalsium pakan 3,71%) yaitu2,13 g; perlakuan D (kadar kalsium pakan 4,71%) yaitu 2,29 g; dan perlakuan E (kadar kalsium pakan5,71%) yaitu 2,12 g.

Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Effendie, 1997; Zonneveld et al.,1991), hasil tersebut menunjukkan pada penelitian ini, kedua faktor tersebut berada pada kondisiyang menyokong pertumbuhan. Respons penerimaan (acceptabilitas) lobster air tawar terhadap pakancukup memuaskan. Pakan yang diterima memungkinkan nutrisi yang terkandung dalam pakan diserapoptimal, dengan demikian pertumbuhan dapat terjadi sesuai dengan pendapat Lovell (1988) yaitupertumbuhan terjadi jika jumlah nutrisi pakan yang dicerna dan diserap oleh ikan lebih besar darijumlah yang diperlukan untuk pemeliharaan tubuh.

Kondisi lingkungan juga menyokong bagi pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukan bahwapenggunaan wadah individu pada penelitian ini mampu memberikan kondisi optimal untukpertumbuhan. Effendie (1997) menyatakan pertumbuhan dipengaruhi oleh pakan tersedia serta jumlahikan yang mengkonsumsi pakan. Dengan penggunaan wadah individu, tidak terjadi persaingan antarikan uji untuk mendapat makanan. Tiap porsi pakan yang diberikan, dapat dimakan sesuai takaranprosedur pelaksanaan penelitian. Yuwana lobster air tawar red claw dalam penelitian inimengkonsumsi pakan tanpa persaingan dan terpelihara tanpa kemungkinan kanibalisme.

Kualitas air juga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Kualitas air merupakan faktor eksternalyang dapat mempengaruhi pertumbuhan organisme air (Effendie, 1997; Zonneveld et al., 1991).Semua parameter air yang diamati termasuk kesadahan yang mendapat perhatian khusus,menunjukkan nilai yang layak untuk menyokong pertumbuhan yuwana lobster air tawar red claw(Tabel 3).

Gambar 2. Pertambahan bobot rata-rata individu yuwana lobsterair tawar red claw selama penelitian

0

0.5

1

1.5

2

2.5

1 2 3 4 5 6 7

Periode (minggu ke-)

Bobo

t ra

ta-r

ata

(g)

Pakan A Pakan BPakan C Pakan DPakan E

Tabel 3. Kisaran nilai kualitas air yang diamati

1 2 3 4 5 6

Suhu (°C) 25-26 24-25 24-27 25-27 24-26 25-26Keasaman (pH) 8 8 8 7,5 7,5 8Oksigen terlarut (mg/L) 4 4 4 4 4 4Amoniak (mg/L) 0,03 0,03 0,03 0,009 0,009 0,03 Kesadahan (°dH) 12 12 12 12 12 12

Parameter air

Periode (minggu ke-)

801 Peran kalsium pakan terhadap pertumbuhan yuwana ... (Rita Rostika)

Nilai suhu air selama penelitian berkisar antara 24°C-27°C, merupakan suhu optimal bagipertumbuhan lobster air tawar red claw (Wiyanto & Hartono, 2005; Verhoef et al., 1998 dalam Verhoef& Austin, 1998). Nilai pH selama penelitian berkisar antara 7,5-8 sesuai dengan pendapat Wiyanto &Hartono (2005) bagi kondisi optimal pemeliharaan lobster air tawar red claw. Nilai oksigen terlarut(DO) selama penelitian berada pada angka 4 mg/L, di atas batas minimum oksigen terlarut bagilobster air tawar red claw (Iskandar, 2006). Sedangkan nilai kadar amoniak selama penelitian berkisarantara 0,009-0,03 mg/L, di bawah batas maksimum kadar amoniak dalam air bagi lobster air tawarred claw (Iskandar, 2006).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar kalsium dalam pakan sebesar 1,71%sampai dengan 5,71% tidak memberikan perbedaan yang nyata bagi laju pertumbuhan yuwana lob-ster air tawar red claw (Cherax quadricarinatus).

DAFTAR ACUAN

Austin, C. M., Jones, P.L., Stagnitti, F., & Mitchell, B.D. 1996. Response of The Yabby, Cherax destructorClark, to natural and artificial diets: phenotypic variation in juvenile growth. Aquaculture, 149: 39-46.

Badan Riset Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2005. Pelepasan Varietas Ikan/Udang DiSukamandi. http://www.brkpd.dkp.go.id.htm. Diunduh pada tanggal 25 Desember 2006.

Del Rio, M.C., Soler, M., Carmona., Fernandez, J., & Jover, M. 1999. Effect of feeding cooked-extrudeddiets, containing different levels of protein, lipid and carbohydrate on growth of red swamp crawfish(Procambarus clarkii). Aquaculture, 178: 127-137.

Effendie, I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Utama. 163 hlm.Fotedar, R. 1998. Nutrition of marron (Cherax tenuimanus) (Smith) under different culture environment-a

comparative study. Tesis. Curtin University of Technology. Australia, 174 pp.Greenaway, P. 1973. Calcium Balance at The Postmoult Stage of The Freshwater Crayfish Austropotamobius

pallipes (Lereboullet). Departement of Zoology Newcastle University. Great Britain, p. 35-45.Mather, P.B., Capra. F.M., & Gu, H. 1994. The relative growth of chelipeds and abdomen and muscle

production in male and female red claw crayfish (Cherax quadricarinatus von Martens). Aquaculture,123: 249-257.

Penaflorida, V.D. 1998. Interaction Between Diatery Levels of Calcium and Phosphorus on Growth ofJuvenile Shrimp, (Penaeus Monodon). Aquaculture, 172: 281-289.

Sukadi, M.F. 1999. The Influence of Water Hardness and Dietary Calcium on Growth and Survival ofPostlarval Prawn, Macrobrachium rosenbergii. Jakarta, IFR Journal, V(1).

Tacon, A.G.J. 1986. The Nutritional of Feeding of Farmed Fish and Shrimp. FAO of The United Nation.Brazil, 117 pp.

Wahju, J. 1988. Ilmu Nutrisi Unggas. Fakultas Peternakan IPB. Gadjah Mada University Press.Zonnevel, N., Huisman, E.A., & Boon, J.H. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 336 hlm.