peran harun al-rasyid dalam perkembangan ilmu...

64
PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN PADA MASA DINASTI ABBASIYAH (786 809 M) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora ( S. Hum) Disusun Oleh : Lukman Hadi (1113022000006) JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019/1441

Upload: others

Post on 03-Jun-2020

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN

ILMU KEDOKTERAN PADA MASA DINASTI ABBASIYAH

(786 – 809 M)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Humaniora ( S. Hum)

Disusun Oleh :

Lukman Hadi (1113022000006)

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/1441

Page 2: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Page 3: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Page 4: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Page 5: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

i

ABSTRAK

Kebijakan Harun al-Rasyid dalam bidang ilmu kedokteran memiliki peran yang

sangat penting dalam kehidupan masyarakat Kota Baghdad pada saat itu. Ilmu

kedokteran yang awalnya hanya bisa dipelajari oleh kalangan bangsawan, berkat

jasa Harun al-Rasyid, akhirnya ilmu kedokteran bisa dipelajari oleh seluruh

lapisan masyarakat. Ilmu kedokteran kemudian semakin berkembang dan

melahirkan penemuan-penemuan baru dalam dunia kedokteran Islam. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran dan pengaruh kebijakan Harun

al-Rasyid dalam perkembangan ilmu kedokteran pada tahun 768 M – 809 M.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan teori pembangunan yang

dikemukakan oleh Ibnu Khaldun dan teori pembangunan yang dikonsepkan oleh

Suwarsono dan Alvin Y.So sebagai landasan teori. Sedangkan penulis

menggunakan metode penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian sejarah

pada umumnya yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Dalam

penelitian ini, penulis menemukan banyak kemajuan dalam bidang ilmu

kedokteran pada masa Harun al-Rasyid di antaranya adalah pembangunan

Bimaristan atau rumah sakit Islam pertama, Akademi Kesehatan atau Sekolah

Medis dan lahirnya para ahli kedokteran Islam. Kemajuan-kemajuan tersebut

berkaitan erat dengan peran dan kebijakan yang dilakukan oleh Harun al-Rasyid,

seperti memfasilitasi seluruh kegiatan belajar-mengajar, berdiplomasi dengan ahli

kedokteran Jundishapur dan melakukan gerakan penerjemahan secara besar-

besaran. Peran Harun al-Rasyid merupakan salah satu faktor utama

berkembangnya ilmu kedokteran Islam pada masa Dinasti Abbasiyah.

Kata kunci: Harun al-Rasyid, Bimaristan, Akademi Kesehatan, Jundishapur,

Kedokteran Islam, Kebijakan, Baghdad.

Page 6: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala

karena berkat, rahmat, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Peran Harun al-Rasyid dalam Perkembangan Ilmu Kedokteran pada

Masa Dinasti Abbasiyah (768 - 809 M)”. Shalawat beserta salam selalu tercurah

kepada baginda Nabi Muhammad Shallallah „Alayhi wa Sallam yang telah

mengantarkan manusia ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Di balik selesainya skripsi ini, terdapat perjuangan orang-orang yang

selalu mendukung penulis baik dari segi materiil maupun moril. Oleh karena itu,

penulis banyak mengucap terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang terkait dalam selesainya skripsi ini. Penulis mempersembahkan ucapan

terima kasih tersebut kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Mahidin (Alm) dan Ibu Masanih.

Terima kasih banyak untuk do‟a, nasihat, motivasi, dukungan serta

kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis. Semoga Allah SWT

selalu memberikan karunia-Nya. Amin.

2. Bapak Saiful Umam, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Awalia Rahma, M.A. selaku Ketua Jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam.

4. Ibu Hikmah Irfaniah, M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam.

5. Bapak Drs. H. M. Ma‟ruf Misbah, M.A., selaku dosen pembimbing

yang telah sepenuh hati membimbing penulis sehingga

terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih atas masukan, arahan dan

perhatiannya selama penulis menyusun skripsi ini.

6. Seluruh Dekanat dan Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah berbagi ilmu dan pengalaman kepada

Page 7: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

iii

penulis selama menjadi mahasiswa aktif di Fakultas Adab dan

Humaniora.

7. kakak-kakak penulis, Lili Amaliah, Muthmainnah S.Pd, dan Lela

Rosmala yang selalu mendo‟akan dan memberikan semangat kepada

penulis.

8. Sahabat-sahabat penulis yang selalu ada di saat suka maupun duka,

Azwar Paradis, Farhan Azizy, Abdul Hafizd Akbar, Fikri Amarullah,

Dhea Nadia Nurfitriani, Farha Muthia, dan Gita Harfiani.

9. Kawan-kawan seperjuangan penulis di Konsentrasi Timur Tengah dan

Asia Tenggara, Burhanudin Muhammad, Karlinda Rahma Syahida,

Yunita Sari, Izmi Syahidah, Elis Khairunnisa, Siti Durrotul Gholiyah,

Fahmi Tizani, Sania Qulkarni, Ilham Edlian, Syakhril Nur Arifin,

Atiqkulloh, Fikri Fauzan, dan Hendy Nurrahman. Terima kasih banyak

telah menghiasi kehidupan penulis semasa kuliah dan membantu

perjuangan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Angkatan

2013.

11. Teman-teman KKN 54 Ekadasa Arka, TIM 1 ENJ Maritim Bangka

Belitung Angkatan 2017 dan Persatuan Jurnalis Bulutangkis

Mahasiswa (PJBM) Angkatan 2015.

12. Terakhir kepada seluruh pihak baik individu maupun kelompok yang

tak bisa penulis sebutkan satu persatu, rasa hormat dan terima kasih

selalu tercurah kepada kalian yang telah memberikan semangat,

bantuan dan do‟a kepada penulis.

30 Juli 2019

Lukman Hadi

Page 8: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

iv

DAFTAR ISTILAH

ISTILAH PENGERTIAN

Fardhu

Kifayah

Status hukum dari sebuah aktivitas dalam Islam yang wajib

dilakukan, tetapi bila sudah dilakukan oleh Muslim yang lain

maka kewajiban ini gugur‟

Tabib

Orang yang pekerjaannya mengobati orang sakit secara

tradisional, seperti dokter dan dukun.

Dispepsia Peradangan selaput lendir lambung yang sudah terjadi selama

bertahun-tahun.

Bimaristan Tempat orang-orang sakit (dalam bahasa Persia).

Barmak Keluarga berbangsa Persia dari Khurasan. Mereka adalah

bangsawan pada masa Harun Ar-Rasyid.

Wazir Seorang penasihat atau menteri yang berkedudukan tinggi.

Bai‟at Istilah upacara pengangkatan seorang pemimpin baru.

Dirham Mata uang pada beberapa negara di Timur-Tengah

Bekam Metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis

yang mengandung racun.

Perkamen Alat tulis pengganti kertas yang terbuat dari kulit binatang.

Mawali Istilah Arab klasik untuk penyebutan Muslim non Arab yang

berasal dari Persia.

Transliterasi Alih aksara atau pengalihan suatu huruf ke jenis huruf

Page 9: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

v

lainnya.

Nestorian Keturunan sekte orang Kristen yang diberi nama Nestroius

yaitu seorang ahli teologi pada abad ke 5 masehi.

Modernisasi Proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih

maju atau meningkat di berbagai aspek kehidupan.

Disentri Infeksi pada usus yang menyebablan diare yang disertai darah

atau lendir.

Baitul hikmah Lembaga ilmu pengetahuan yang didirikan Harun Ar Rasyid

pada tahun 813 Masehi

Al-Saur Dokter pembimbing

Zoroaster Sebuah agama dan ajaran filosofi yang didasari oleh ajaran

Zarathustra yang dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster

Hebrew Bahasa Ibrani

Page 10: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Permasalahan Penelitian ............................................................ 7

C. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 7

D. Metodologi Penelitian ............................................................... 9

E. Landasan Teori ........................................................................ 10

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 12

BAB II RIWAYAT HIDUP HARUN AL-RASYID ....................................... 13

A. Latar Belakang Keluarga ......................................................... 13

B. Latar Belakang Pendidikan ..................................................... 14

C. Kepribadian dan Akhlak Harun Al-Rasyid ............................. 15

D. Pemerintahan Harun Al-Rasyid .............................................. 17

E. Wafatnya Harun Al-Rasyid ..................................................... 18

BAB III PERAN DAN PENGARUH KEBIJAKAN HARUN AL-RASYID

DALAM PERKEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN .................. 20

A. Kebijakan terhadap Ilmu Kedokteran ............................................. 20

1. Memberikan Beasiswa dan Fasilitas kepada para Siswa dan

Dokter. ..................................................................................... 20

2. Mempelopori Pembangunan Rumah Sakit Pertama di

Baghdad ................................................................................... 21

3. Memprioritaskan Ilmu Pengetahuan Terutama Ilmu

Kedokteran .............................................................................. 23

4. Hubungan Diplomatik dengan Jundishapur ............................ 25

B. Gerakan Penerjemahan ................................................................... 28

C. Kestabilan Ekonomi dan Politik ..................................................... 30

Page 11: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

vii

BAB IV KEMAJUAN ILMU KEDOKTERAN PADA MASA HARUN AL-

RASYID ................................................................................................ 34

A. Membangun Rumah Sakit (Bimaristan) ......................................... 34

B. Akademi Kesehatan ........................................................................ 36

C. Lahirnya Tokoh-Tokoh Ilmu Kedokteran ...................................... 38

1. Hunayn Ibn Ishaq .................................................................... 38

2. Al-Thabari ............................................................................... 39

3. Al-Razi .................................................................................... 41

4. Ali Ibnu Abbas ........................................................................ 41

5. Ibnu Sina .................................................................................. 43

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 45

A. Kesimpulan ..................................................................................... 45

B. Saran ............................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 47

LAMPIRAN .......................................................................................................... 50

Page 12: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu kedokteran adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tubuh

manusia dari segi sakit, sehat, dan hal-hal yang berkaitan dengan keduanya. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa ilmu kedokteran adalah ilmu yang

memelihara kesehatan orang yang sehat dan menghilangkan atau menolak

penyakit pada orang sakit. Ibnu Sina, dalam kitabnya Al Qanun fi al-Thibb (The

Canon of Medicine) menyatakan bahwa ilmu kedokteran adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari berbagai keadaan tubuh, baik dalam keadaan

sehat maupun tidak. 1

Sedangkan Imam al-Ghazali menyatakan bahwa ilmu kedokteran

merupakan bagian dari ilmu fisika atau ilmu alam,2 sehingga hukum untuk

mempelajarinya bagi seorang Muslim yaitu fardhu kifayah.3 Ilmu kedokteran

telah memegang peranan penting dalam kehidupan selama berabad-abad. Setiap

tempat memiliki tradisi dan penerapan ilmu kedokteran dengan cara yang

berbeda-beda dan berlangsung secara turun-temurun dari masa ke masa.4

Pada masa Yunani Kuno, ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang

sangat pesat. Ilmu kedokteran pada masa Yunani Kuno merupakan cikal bakal

utama perkembangan ilmu kedokteran di seluruh dunia yang berlangsung, selama

berabad-abad hingga saat ini. Peradaban Yunani Kuno memang terkenal dengan

para ilmuwan dan filosofnya seperti Aristoteles, Plato, Hippokrates, dan Galen.

Mereka menyumbangkan gagasan dan pemikiran yang kemudian dituangkan ke

dalam karya-karya ilmu pengetahuan yang tidak ternilai harganya. Karya-karya

1Saharawati Mahmouddin. Kedokteran Nabi, Al-Thibb Al-Nabawi (Medicine Of The

Prophet), (Jakarta, UIN Press, 2012), h.9. 2 Nama lengkapnya adalah Abu Hamid bin Muhammad al-Ghazali. Ia adalah seorang teolog

Islam, ahli hukum, ahli psikologi, filsafat, biologi dan kedokteran. Ia diahirkan di Tus, provinsi

Khurasan di daerah Persia pada tahun 1058 M. 3Fardhu Kifayah adalah status hukum dari sebuah aktivitas dalam dunia Islam yang wajib

dilakukan, tetapi bila sudah dilakukan oleh Muslim lain maka kewajiban ini gugur. 4Saharawati Mahmouddin, h.13.

Page 13: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

2

inilah yang pada abad-abad selanjutnya banyak diterjemahkan ke dalam berbagai

bahasa seperti Persia, Suryani, dan Arab.5

Di antara ilmuwan yang terkenal dalam bidang ilmu kedokteran Yunani

Kuno adalah Hippokrates dan Galen. Hippokrates dikenal sebagai bapak

kedokteran dunia. Ia adalah orang pertama yang memisahkan kedokteran dari

takhayul yang tertuang dalam buku Corpus Hippocraticum, yaitu buku yang

berisi tentang kumpulan filosofi-filosofinya tentang rasionalitas terhadap suatu

penyakit dan dari hal-hal berbau mistik. Hippokrates juga menghasilkan banyak

karya dalam bidang kedokteran di antaranya Aphorisms, Instruments of

Reduction, of The Epidemics, On Airs, Waters, And Places, dan lainnya.6

Sementara Galen terkenal dengan pemahamannya tentang empat humor (cairan)

tubuh yaitu darah, empedu kuning (yellow bile), empedu hitam (black bile) dan

mukus. Empat hal ini akan berputar sesuai dengan empat musim. Ia menyusun

teorinya sendiri dari prinsip tersebut dan banyak karyanya didasarkan pada

prinsip Hippokrates. Karya terbesarnya adalah buku yang berjudul On the

Usefulness of the Parts of the Human Body yang berisi tentang filsafat kesehatan

dan anatomi tubuh.7

Kedokteran Yunani Kuno memberikan pengaruh dan kontribusi yang

sangat besar dalam perkembangan ilmu kedokteran. Pada masa Dinasti

Sassaniyah melalui raja Shapur II ( 309- 379 M).8 Ilmu kedokteran mulai

dikembangkan di wilayah Persia. Raja Shapur II merupakan tokoh utama dalam

upaya pengembangan berbagai ilmu pengetahuan seperti filosofi, astronomi, dan

kedokteran. Dalam bidang ilmu kedokteran, raja Shapur II mendirikan sebuah

rumah sakit yang di dalamnya terdapat ruang untuk pendidikan ilmu kesehatan,

laboratorium penelitian, ruang operasi, dan sebuah perpustakaan besar yang

penuh dengan buku dan berbagai manuskrip yang berasal dari Yunani Kuno dan

5Wahyu Wibowo, Sejarah Ilmu Kedokteran (Jakarta: Faza Media, 2005), 6.

6Wahyu Wibowo, Sejarah Ilmu Kedokteran , h.6.

7Wahyu Wibowo, Sejarah Ilmu Kedokteran , h.7.

8Raja Shapur II adalah raja kesepuluh dari Dinasti Sassaniyah. Ia merupakan raja dengan

masa kekuasaan paling lama dalam sejarah Persia, yaitu selama 70 tahun.

Page 14: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

3

telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti Persia dan Suryani.9

Muhammad Reza Ashfar dalam tulisannya yang berjudul Jundishapur, A Symbol

of Intercultural Understanding menjelaskan bahwa pembangunan sebuah rumah

sakit oleh raja Shapur II yang menjadikan rumah sakit tersebut bukan hanya

sebagai pusat medis melainkan juga pusat pendidikan medis.10

Sebenarnya menurut pengamatan penulis dari beberapa sumber yang

penulis baca, perkenalan Dinasti Sassaniyah terhadap ilmu kedokteran telah

dimulai lebih awal oleh pendahulunya yaitu raja Shapur I (241 – 272 M). Gail

Marlow Taylor dalam tulisannya yang berjudul The Physician of Jundishapur

menjelaskan bahwa perkenalan raja Shapur I terhadap ilmu kedokteran adalah

karena didasari oleh latar belakang sang isteri yang merupakan puteri dari

seorang dokter atau tabib di Romawi yang bernama Aurelian yang masih

mempunyai darah keturunan Hippokrates. Selain itu raja Shapur I juga seringkali

menggunakan jasa dokter dari wilayah Susa untuk mengobati beberapa penyakit

yang ia derita. Singkatnya ilmu kedokteran telah ada sejak masa raja Shapur I,11

namun kesadaran untuk mengembangkan ilmu kedokteran secara lebih luas baru

dimulai pada masa pemerintahan raja Shapur II.12

Kemajuan ilmu kedokteran di wilayah Dinasti Sassaniyah terus berlanjut

hingga ke masa raja Khusraw I Anusyirwan (531-579 M). Ia adalah pendiri

Akademi Kesehatan Jundishapur. Ia menjadikan wilayah Jundishapur sebagai

pusat medis sekaligus pusat pendidikan medis. Dijelaskan bahwa ia banyak

mendapatkan manuskrip yang berasal dari wilayah Yunani Kuno yang banyak

berisi tentang ilmu kedokteran. Manuskrip – manuskrip tersebut diterjemahkan

ke dalam bahasa Pahlavi atau bahasa Persia.13

9Bahasa Suryani merupakan kelanjutan dari Bahasa Aram Kuno. Kemudian dalam

perkembangannya oleh orang-orang Kristen di wilayah Suriah dinamakan Bahasa Suryani. (Clive

Holse, Dialect, Culture, and Society in Eastern Arabia: Glossary", 2001, h.205) 10

Muhammad Reza Ashfar, “Jundishapur, A Symbol of Intercultural Understanding”,

Jundishapur Journal of Microbiology, No 5, Vol 4, 2012, h.519-520. 11

Merupakan wilayah yang sekarang dikenal sebagai Negara Italia yang dahulu merupakan

pusat kerajaan Romawi. 12

Gail Marlow Taylor, The Physician of Jundishapur, E-Sasanika Graduate Paper,

University of California, 2010, h.5. 13

Daryaee, Touraj. Sassanian Persia : Bangkit dan Jatuhnya Kekaisaran, IB Tauris & Co,

2009, h.83.

Page 15: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

4

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran di

Dinasti Abbasiyah adalah keberadaan Akademi Kesehatan Jundishapur yang

terletak di wilayah Persia. Saat itu al-Mansur tengah menderita penyakit

Dispepsia.14

Kemudian ia meminta bantuan para dokter Jundishapur untuk

datang ke kota Baghdad untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut. Dipimpin

oleh Jirjis Ibnu Bakhtisyu, para dokter Jundishapur berhasil menyembuhkan

penyakit tersebut.15

Hal ini tentunya membuat keberadaan Akademi Kesehatan

Jundishapur menjadi semakin penting di mata penguasa16

Namun pada saat itu Jirjis Ibnu Baktishyu tidak menetap di Baghdad. Ia

memutuskan kembali ke kampung halamannya hingga akhir hayatnya. Cucunya

yaitu Jibril ibnu Bakhtisyu yang meneruskan kiprah sang kakek dalam bidang

ilmu kedokteran.17

Jibril bersama muridnya yaitu Yuhana ibnu Masawayh beserta

para keluarganya kemudian menerima undangan yang diberikan oleh Harun al-

Rasyid. Dalam undangan tersebut Harun meminta kepada Jibril dan keluarga

Masawayh untuk tinggal dan menetap di Baghdad. Permintaan tersebut kemudian

dipenuhi oleh Jibril dan keluarga Musawayh. Merekapun pada akhirnya menetap

di kota Baghdad.18

Sejak saat itu Harun bersama para dokter dari Akademi Kesehatan

Jundishapur mulai mengembangkan ilmu kedokteran. Pada masa Harun ilmu

kedokteran mengalami puncak kejayaan dan mencapai berbagai kemajuan.

Berbagai penemuan baru berhasil diciptakan. Rumah sakit yang pada masanya

terkenal dengan sebutan Bimaristan dibangun dengan arsitektur yang sangat

megah dengan banyak ruangan yang tersedia di dalamnya, bahkan luasnya

hampir menyamai istana raja. Di dalamnya juga terdapat Akademi Kesehatan

14

Yaitu penyakit peradangan selaput lendir lambung yang sudah terjadi selama bertahun-

tahun. 15

Jirjis Ibnu Bakhtisyu (w. 771) adalah seorang dokter sekaligus direktur utama di Akademi

Kesehatan Jundishapur. Ia adalah seorang penganut Kristen Nestorian. (Gail Marlow Taylor, The

Physician of Jundishapur, E-Sasanika Graduate Paper, University of California, 2010, h.9.) 16

Farrokh, Kaveh, Bayangan di Gurun, Osprey Publishing, 2007, h. 241.

17

Jibril adalah anak dari Bakhtisyu II, dan cucu dari Jirjis Ibnu Bakhtisyu, sedangkan kakek

buyutnya bernama Bakhtisyu. (Lutz Richter-Bernburg, Boḵtīšūʿ, Enyclopaedia Iranica. Volume

IV, h.3,1990). 18

Husain, F, Nagamia, “Islamic Medicine History and Current Practice” Journal of

International Society for The History of Islamic Medicine, Vol 1, No 3 (2003), h.22.

Page 16: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

5

atau sekolah medis Islam pertama yang berhasil dibangun oleh Harun.19

Kemajuan lain ialah dengan munculnya para ilmuwan dalam bidang kedokteran

yang berhasil menyumbangkan karyanya seperti penemuan obat-obatan, teknik

pengobatan baru, pengetahuan tentang penyakit, dan lain-lain.

Meskipun faktanya rumah sakit Islam pertama dibangun oleh al-Walid bin

Malik namun Harun al-Rasyid bisa dikatakan sebagai pelopor pembangunan

rumah sakit atau Bimaristan dengan konsep pusat medis sekaligus pusat

pendidikan medis di dalamnya yang menjadi satu kesatuan,20

seperti apa yang

dahulu dilakukan oleh raja Shapur II dan Khusraw I Anusyirwan. Perbedaannya

adalah bahwa Harun membangun Bimaristan dengan konsep dwi fungsi yaitu

pusat medis sekaligus pusat pendidikan medis yang bernuansa islami dan sesuai

dengan ajaran agama Islam.21

Kemajuan-kemajuan dalam ilmu kedokteran pada masa Harun bukanlah

tanpa alasan. Ada banyak faktor melalui peran dan kebijakan yang dilakukan

oleh Harun dalam mengembangkan ilmu kedokteran. Harun adalah orang yang

sangat mencintai ilmu pengetahuan. Sejak kecil ia sudah menerima berbagai

pendidikan di ruang lingkup istana oleh para gurunya yang sebagian besar

berasal dari keluarga Barmak,22

baik itu pendidikan agama, politik, maupun

kemiliteran.23

Ia terkenal sebagai pribadi yang baik, cerdas, sholeh, dan

berwawasan luas. Tidak heran ketika ia menjabat sebagai penguasa, dia

menjadikan pendidikan dan pengkajian ilmu pengetahuan sebagai hal yang

sangat penting dan menjadi tujuan nasional.24

19

Yusuf as-Shidiq, Tata Letak Rumah Sakit, ( Republika Khazanah : Senin, 22 November,

2010), h.20. 20

Al-walid bin Malik lahir pada tahun 668 Masehi dan wafat pada februari tahun 717

masehi. Dia adalah penguasa dinasti Umayyah yang memerintah dari tahun 705-715 masehi. 21

Al-Aoufi, Hiam; Al-Zyoud, Nawaf; Shahminan, Norbayah (2012). "Islam and the cultural

conceptualisation of disability". International Journal of Adolescence and Youth. 17 (4): 205–219. 22

Keluarga Barmak adalah keluarga bangsawan terpandang yang berasal dari Balkh, Persia.

Mereka ikut berjuang dalam gerakan Abbasiyah dan ikut berperan besar dalam proses berdirinya

Dinasti Abbasiyah. Keluarga Barmak hidup dalam lima masa awal pemerintahan Dinasti

Abbasiyah yaitu mulai dari masa Abu Abbas as-Shaffah (749-754 M) hingga masa Harun al-

Rasyid (786-809 M). 23

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta, PustakaAl-Husna, 1993), h.107 24

Benson Bobrick, Kemajuan Harun Al-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia Pada

Masa Keemasan Islam, (Jakarta, Pusataka Alfhabet, 2013), h.124

Page 17: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

6

Harun juga sangat berperan dalam gerakan penerjemahan. Berbagai

manuskrip yang berasal dari wilayah Yunani Kuno, Syria, dan Persia berhasil

diterjemahkan. Pada masanya banyak dibangun perpustakaan yang di dalamnya

banyak sekali buku dan terjemahan – terjemahan.25

Selain itu masa Harun

terkenal sebagai masa kejayaan dan juga kemakmuran. Imam as-Suyuti pernah

mengatakan “Sesungguhnya pada masa pemerintahan Harun al-Rasyid semua

penuh dengan kebaikan, seakan-akan dalam keindahannya ia serupa dengan

taman-taman dan pesta-pesta”. Masyarakat hidup dengan makmur pada

masanya. Berbagai kebutuhan tercukupi dengan baik. Baghdad juga terkenal

dengan kota seribu satu malamnya yang penuh dengan kegemerlapan.26

Kekayaan dan keamanan serta kestabilan politik pada masa Harun

membuatnya fokus untuk mengembangkan ilmu kedokteran semakin kuat.

Karena dengan sumber dana yang melimpah, proses pembangunan seperti

pembangunan rumah sakit, akademi kesehatan, apotik, maupun dalam proses

penerjemahan yang melibatkan banyak ilmuwan menjadi mudah untuk

dilakukan. Selain itu pada masa Harun, oposisi yang menentang

pemerintahannya hanya sedikit bahkan hanya satu atau dua kelompok saja yang

dengan mudah ia atasi. Kondisi Negara dan pemerintahan menjadi aman, stabil,

dan terkendali.27

Dari paparan di atas, penulis berusaha menjelaskan bahwa Harun al-Rasyid

memiliki peran yang sangat besar dalam ilmu kedokteran. Bahkan bisa dikatakan

bahwa Harun sebagai tokoh utama dalam perkembangan ilmu kedokteran pada

masa Dinasti Abbasiyah. Maka dari itu penulis tertarik untuk menulis peran

Harun dalam perkembangan ilmu kedokteran dengan judul Peran Harun Al-

Rasyid dalam Perkembangan Ilmu Kedokteran pada Masa Dinasti

Abbasiyah (786 – 809 M).

25

Philip K. Hitty, History of The Arabs, (Trj), R Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet

Riyadi dari judul Asli History of The Arabs : From The Earlies Times To The Present, (Jakarta, PT

Serambi Ilmu Semesta, 2010), cet 1, h.388. 26

Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam sejak Masa Nabi Adam hingga Abad XX, (Jakarta,

Akbar Media, 2010), h.227. 27

Benson Bobrick, Kemajuan Harun Al-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia Pada Masa

Keemasan Islam, h. 104-105.

Page 18: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

7

B. Permasalahan Penelitian

Dengan melihat latar belakang masalah yang telah penulis paparkan,

penulis telah merumuskan beberapa masalah yang akan dianalisis dan dijelaskan

dalam skripsi ini. Masalah-masalah yang telah dirumuskan adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana sosok Harun al-Rasyid?

2. Bagaimana peran Harun al-Rasyid dalam perkembangan ilmu

kedokteran pada masanya?

3. Apa saja kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran pada masa Harun al-

Rasyid?

C. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa literatur yang membahas tentang sosok Harun al-Rasyid

ataupun perkembangan ilmu kedokteran pada masanya. Literatur tersebut tersaji

baik dalam bentuk buku ataupun artikel di dalam jurnal dari hasil penelitian.

Berikut penulis akan membahas beberapa literatur untuk ditinjau dalam bagian

ini.

1. Husain F. Nagamia, “Islamic Medicine History and Current Practice”

Journal of International Society for The History of Islamic Medicine, Vol 1,

No 3 (2003), h.19-30.

Di dalam jurnal ini, Husain menjelaskan tentang Kedokteran Islam yang

berlangsung antara tahun 661-861 M dan sebagian besar kedokteran Islam pada

saat itu menggunakan manuskrip-manuskrip yang berasal dari Yunani Kuno

sebagai sumber utama. Manuskrip tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam

bahasa Persia, Suryani, dan juga bahasa Arab. Ia juga memaparkan bahwa

sebelum Islam menguasai wilayah Persia, ilmu kedokteran sudah lebih dahulu

hadir di wilayah tersebut tepatnya pada masa raja Shapur 1 yang kemudian

berlanjut ke masa raja Shapur II dan kaisar Khusraw I Anusyirwan yang

menerima para tahanan kekaisaran Romawi yang melarikan diri ke wilayahnya,

ia kemudian memerintahkan mereka untuk menerjemahkan berbagai karya

Yunani Kuno ke dalam bahasa Pahlavi atau Persia. Husain juga menjelaskan

Page 19: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

8

bahwa pada masa Harun al-Rasyid telah berhasil dibangun rumah sakit sekaligus

sekolah medis berbasis Islam pertama di dunia yang telah memiliki sistem

administrasi yang sangat maju di bawah pimpinan para dokter dari Akademi

Kesehatan Jundishapur.

2. Ibrahim B. Syed, “Islamic Medicine : 1000 Years Ahead of its Time”,

Journal of International Society for The History of Islamic Medicine, Vol 1,

No 2 (2002), h.1-9.

Di dalam jurnal ini, Ibrahim menjelaskan tentang pendidikan kedokteran

yang awalnya hanya berpusat di kota Jundishapur, namun atas jasa al-Mansur

dan Harun al-Rasyid ilmu kedokteran akhirnya sampai ke kota Baghdad dan

menyebar ke wilayah-wilayah di sekitarnya. Ia menjelaskan tentang sistem

administrasi sekolah medis pada saat itu yang sudah sangat serius dan sistematis.

Proses pengajaran dilakukan di berbagai tempat seperti masjid, perpustakaan, dan

rumah sakit yang dipimpin langsung oleh dokter pembimbing. Para dokter pada

masa itu juga telah diwajibkan untuk mengikuti ujian lisensi resmi sebagai

pencegahan terhadap malpraktik dalam pengobatan pasien. Ia menambahkan

bahwa rumah sakit atau Bimaristan telah dibangun dengan sangat megah pada

masa itu. Rumah sakit diperuntukkan kepada seluruh masyarakat tanpa

membedakan status sosial, agama, warna kulit, dan juga jenis kelamin. Kemajuan

ilmu kedokteran Islam pada akhirya melahirkan para ilmuwan yang menguasai

banyak bidang seperti bakteriologi, anestesi, operasi, obat-obatan, penyakit mata,

dan ahli kejiwaan.

3. Philip. K. Hitty, History of The Arab, Plagrave Macmillan, England, 2002.

Dalam buku History of The Arabs yang ditulis oleh Philip K. Hitti dijelaskan

bahwa Harun al-Rasyid ( 785-809 M ) hidup mewah seperti yang digambarkan

dalam cerita seribu satu malam. Kekayaan yang banyak digunakan Harun al-

Rasyid juga untuk keperluan sosial di antaranya dengan mendirikan rumah sakit,

pendidikan dokter dan akademi kesehatan. Ia juga kemudian menjadikan

pengkajian ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran sebagai tujuan utama

Page 20: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

9

Negara. Hal ini kemudian menunjukkan bahwa pada masa Harun, pendidikan

kesehatan atau kedokteran memiliki peran yang sangat penting. Harun al-Rasyid

sangat mencintai ilmu pengetahuan. Bahkan kekayaan yang ia miliki sebagian

didedikasikan untuk membangun lembaga-lembaga yang mendukung

perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang ilmu kedokteran. Buku

ini juga membahas tentang kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Harun

dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran dan

bidang-bidang yang lain seperti ekonomi, politik, arsitektur dan juga seni.

Di dalam buku dan jurnal tersebut memang tidak dijelaskan secara jelas dan

terperinci mengenai ilmu kedokteran dan peran Harun. Sebagian besar sumber

memang terpisah-pisah, dan dari situ penulis berusaha mengumpulkan sumber

dari tiap buku, jurnal atau artikel dan sebagainya kemudian penulis mencoba

mengumpulkan sumber-sumber tersebut menjadi riwayat sejarah yang terstruktur.

D. Metodologi Penelitian

1. Heuristik

Heuristik adalah kegiatan untuk mencari data atau pengumpulan bahan-

bahan atau sumber sejarah. Hal ini merupakan sebuah tahap awal yang mana

harus dilakukan bagi seorang peneliti. Adapun dalam pengumpulan data-data dan

juga sebuah sumber, penulis menggunakan metode library research di mana

penulis mencari buku-buku yang berhubungan dengan judul di perpustakaan.

Selain itu juga penulis mencari dalam surat kabar, serta jurnal dan artikel.

Sumber-sumber tertulis tersebut dapat kita jumpai seperti di Perpustakaan Utama

UIN Syarif Hidayatullah serta Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.

2. Verifikasi

Setelah melakukan metode heuristik atau pengumpulan sumber-sumber maka

tahap selanjutnya yang penulis lakukan adalah verifikasi dengan melaksanakan

kritik sumber. Kritik sumber adalah sebuah usaha untuk mendapatkan sumber-

sumber yang relevan dengan cerita sejarah yang ingin disusun sesuai dengan

judul. Dalam hal ini harus diuji keabsahan dan keaslian yang dilakukan melalui

kritik

Page 21: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

10

3. Interpretasi

Pada tahap ini, penulis akan melihat dan menginterpretasikan setiap sumber

yang telah diverifikasi serta pesan yang ingin disampaikan literatur tersebut.

4. Penulisan Sejarah ( Historiografi )

Tahap yang terakhir dalam penelitian ini adalah penulisan sejarah. Pada

tahap ini, penulis akan menuangkan semua pemahaman, analisis, dan jawaban dari

penelitian ini ke dalam tulisan sejarah yang deskriptif analitis untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya.

E. Landasan Teori

Pada penelitian ini penulis menerapkan teori sebagai landasan dari

pembahasan Peran Harun Al-Rasyid Dalam Perkembangan Ilmu Kedokteran Pada

Masa Dinasti Abbasiyah (786 – 809 M). Penulis menggunakan teori

pembangunan Ibnu Khaldun. Menurut Ibnu Khaldun, pembangunan sebuah

wilayah atau negara dapat dibentuk dengan terbentuknya sebuah kekuasaan atau

pemerintahan, dan pemerintahan dapat terwujud jika salah satu golongan

masyarakat dalam wilayah tersebut dapat berkuasa dan menguasai golongan yang

lain. Kekuasaan yang dimaksud adalah kemampuan untuk menundukkan

golongan lainnya atau mampu menimbulkan kesadaran bersama (konsolidasi)

untuk membangun negara. Sedangkan yang dimaksud dengan masyarakat adalah

mereka yang menetap di suatu wilayah yang telah membentuk sebuah peradaban

dan bukan nomaden seperti di hutan dan padang pasir.28

Menurut penulis teori yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun sesuai dengan

skripsi penulis yang berjudul peran Harun al-Rasyid dalam perkembangan ilmu

kedokteran pada masa Dinasti Abbasiyah. Di mana Harun al-Rasyid adalah

seorang pemimpin atau penguasa dari sebuah kerajaan besar yaitu Dinasti

Abbasiyah yang memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, membentang dari

Baghdad di wilayah barat hingga Samarkand di timur Persia. Harun memiliki

menteri atau wazir, para penasihat, ilmuwan dan pengawal yang berasal dari

28

Ilham Kadir, Fikih Pembangunan Ibn Khladun, Jurnal Islamia Republika, November

2014, h.2.

Page 22: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

11

berbagai golongan, seperti keluarga Barmak, golongan mawali, dan para ulama

yang kemudian membentuk sebuah tatanan pemerintahan dan berkonsolidasi

untuk memajukan Dinasti Abbasiyah dalam berbagai bidang, seperti ekonomi,

arsitektur, seni, dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya ilmu

kedokteran.

Kaitannya dengan pembangunan dalam bidang ilmu kedokteran adalah

bahwa posisi Harun al-Rasyid yang merupakan seorang penguasa yang dapat

membuat kebijakan mutlak sehingga tidak ada yang dapat membantahnya. Ia

kemudian mengundang para dokter dari akademi kesehatan Jundishapur untuk

datang dan mengembangkan ilmu kedokteran di kota Baghdad. Harun kemudian

menjadikan ilmu kedokteran sebagai prioritas, ia memerintahkan seluruh lapisan

masyarakat untuk menerjemahkan berbagai manuskrip dari Yunani Kuno ke

dalam bahasa Arab secara besar-besaran, selain itu ia juga membangun

perpustakaan dan pusat pengkajian ilmu pengetahuan. Hal ini yang kemudian

membuat ilmu kedokteran menjadi semakin berkembang pesat pada masa itu.

Selain itu penulis juga menggunakan teori pembangunan yang dikemukakan

oleh Suwarsono dan Alvin Y.So dalam bukunya yang berjudul Perubahan Sosial

dan Pembangunan mengungkapkan bahwa konsep pembangunan didasari oleh

tiga faktor yaitu Modernisasi, Dependensi dan Sistem Ekonomi Dunia.29

Bentuk Modernisasi yang diungkapkan oleh Suwarsono dan Alvin tentunya

telah diaplikasikan oleh Harun, berupa pembangunan Industri, arsitektur serta

perdagangan yang sangat maju. Selain itu peradaban masyarakat pada masa Harun

juga sudah sangat maju dan modern. Dari sini penulis berpendapat bahwa

Modernisasi mempengaruhi pemikiran Harun yang merupakan seorang pemimpin

sekaligus pembuat kebijakan untuk membuat pembangunan di bidang yang lain

yaitu bidang ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran.

Faktor pembangunan yang kedua adalah dependensi. Menurut penulis,

dependensi dalam konteks ini adalah pertahanan yang dilakukan oleh Harun yaitu

dengan memajukan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran sebagai

29

Suwarsono dan Alvin YS. Perubahan Sosial dan Pembangunan, (Jakarta, Pustaka

LP3ES, 2006), h.42

Page 23: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

12

benteng pertahanan utama dalam pemerintahannya, karena pendidikan dan ilmu

pengetahuan memungkinkan setiap rakyatnya untuk bertindak dan berpikir lebih

maju dan dapat menciptakan penemuan-penemuan dalam bidang ilmu kedokteran

seperti teknik pengobatan, sarana rumah sakit, apotik, dan juga obat-obatan.

Faktor yang terakhir adalah ekonomi. Menurut penulis, ketersediaan dana

yang melimpah sangat memudahkan Harun untuk membuat kebijakan baru dalam

proses pembangunan dalam bidang ilmu kedokteran. Kekayaan yang melimpah

membuat Harun tidak sulit untuk membangun fasilitas kedokteran berupa rumah

sakit, akademi kesehatan dan juga perpustakaan. Tentunya pembangunan-

pembangunan yang dilakukan oleh Harun tersebut sangat berdampak pada

kemajuan ilmu kedokteran.

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas tiga bagian

yang tiap-tiap bagiannya saling berkaitan. Bagian-bagian tersebut berupa

pendahuluan, isi, dan penutup atau kesimpulan yang saling berkaitan antara satu

bab dengan bab lainnya. Di dalam tiap bab tersebut juga terdapat beberapa sub-

bab yang jumlahnya tidak mengikat meskipun tetap dalam koridor penguraian

hasil penelitian.

Pada bab I, tulisan ini memuat latar belakang masalah, permasalahan penelitian,

tinjauan pustaka, metode penelitian, landasan teori, serta sistematika penulisan.

Bab II berupa pembahasan mengenai biografi Harun al-Rasyid, mulai dari latar

belakang kehidupannya, pendidikannya, dan pemerintahan Harun al-Rasyid.

Bab III menjelaskan bagaimana peran dan kebijakan Harun al-Rasyid dalam

bidang ilmu pengetahuan, khususnya kedokteran.

Bab IV berupa pembahasan tentang kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Harun

al-Rasyid dalam ilmu kedokteran.

Bab V merupakan kesimpulan dari penjelasan dan analisis yang telah diuraikan

pada bab-bab sebelumnya.

Page 24: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

13

BAB II

RIWAYAT HIDUP HARUN AL-RASYID

A. Latar Belakang Keluarga

Harun al-Rasyid memiliki nama lengkap yaitu Abu Ja‟far Harun al-Rasyid.

Ia dilahirkan di kota Rayy pada tahun 766 Masehi atau tahun 145 Hijriah. Ia

adalah putra dari Abu Abdullah Muhammad Al-Mahdi yang merupakan penguasa

ketiga Dinasti Abbasiyah. Sedangkan ibunya bernama Khayzuran seorang hamba

sahaya berasal dari Yaman yang kemudian dimerdekakan oleh ayahnya yaitu al-

Mahdi.30

Harun juga memiliki seorang kakak yang bernama Musa al-Hadi yang

juga merupakan penguasa yang memimpin Dinasti Abbasiyah sepeninggal

ayahnya. Menurut Philiph K. Hitty dalam bukunya yang berjudul History of the

Arab, sebenarnya Harun memiliki saudara lain selain al-Hadi yaitu bernama

Ibrahim al-Mubarak. Hanya saja cerita dan sejarah hidupnya tidak banyak

diketahui dan tidak banyak yang menulis tentang sosok dari Ibrahim tersebut.31

Lain lagi dengan pendapat Benson Bobrick. Ia berpendapat bahwa Harun

memiliki tiga saudara yaitu al-Hadi dan satu lagi bernama Yachuta yaitu seorang

anak perempuan yang dilahirkan tahun 767 M atau satu tahun setelah kelahiran

Harun, Ia adalah putri kesayangan al-Mahdi, Yachuta memiliki istana kecil di

dalam komplek istana dan biasa melakukan perjalanan dengan kuda

kesayangannya bersama sang ayah. Hanya saja Yachuta meninggal di usia muda

yaitu pada usia enam belas tahun. Di hari kematiannya, al-Mahdi benar-benar

merasa sedih, bahkan hari kematian Yachuta dijadikan hari berkabung oleh al-

Mahdi. Satu lagi saudara Harun, menurut Benson Bobrick, ialah Ibrahim anak dari

seorang budak kulit hitam asal Afrika bernama Sakhlah, yang oleh al-Mahdi

diperolehnya dari perebutan wilayah dengan salah seorang raja di wilayah selatan

30

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta, PustakaAl-Husna, 1993),h.107

31

Philip K. Hitty, History of The Arabs, (Trj), R Cecep Lukman Yasin dan Dedi

Slamet Riyadi dari judul Asli History of The Arabs : From The Earlies Times to The Present,

(Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2010), cet 1, h.514-515.

Page 25: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

14

laut Kaspia.32

Ibrahim tumbuh dan besar sebagai seorang penyair dan penyanyi

terkenal dan menjadi kesayangan Harun.33

B. Latar Belakang Pendidikan

Harun al-Rasyid mendapatkan pendidikan yang baik di dalam ruang lingkup

istana. Pendidikan yang diajarkan kepadanya yaitu pendidikan agama dan juga

pendidikan dalam bidang pemerintahan. Gurunya bernama Yahya Bin Khalid al-

Barmaki. Ia adalah salah seorang dari keluarga Barmak yang berperan dalam

pemerintahan Dinasti Abbasiyah, Keluarga Barmak merupakan Bangsawan yang

berasal dari wilayah Balkh, Persia. Dari pendidikan tersebut Harun tumbuh dan

besar menjadi pribadi yang cerdas, baik, dan berkepribadian kuat.34

Harun juga pernah mendapatkan pendidikan ketentaraan. Hal itu dapat ia

peroleh karena kecerdasannya walaupun masih berusia sangat muda, sehingga

membuat sang ayah memberikannya pendidikan ketentaraan sebagai bekal bagi

Harun dalam memimpin Dinasti Abbasiyah kelak. Alhasil pada ekspedisi

penyerangan wilayah Bizantium hingga ke wilayah selat Bosporus yaitu pada

tahun 779-780 M dan 781-782 M, Harun dipercaya menjadi pemimpin pasukan

yang tentunya didampingi oleh para pejabat tinggi dan para veteran dari pasukan

Dinasti Abbasiyah.35

Harun adalah seorang cendekiawan dan memiliki wawasan yang sangat luas

terutama dalam segala hal yang berbau Arab, baik itu sejarah, bahasa,

kesusasteraan, dan lain-lain, sehingga banyak orang yang terkagum-kagum dan

menyebut pengetahuan Harun sama dengan pengetahuan para ulama.36

Abu

Syauqi Khalil menyebutkan bahwa guru-guru Harun al-Rasyid adalah:

32

Laut kaspia adalah danau terluas di dunia. Danau ini merupakan danau yang berciri-ciri

seperti laut: berair asin dan sangat luas, serta dikelilingi daratan berpasir seperti halnya pesisir

pantai. Karena itulah danau ini sering disebut laut. Danau ini terletak di antara Eropa dan Asia 33

Benson Bobrick, Kemajuan Harun Al-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia Pada

Masa Keemasan Islam, (Jakarta, Pusataka Alfhabet, 2013), h.31-32. 34

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, h.110. 35

Kasmiati, Harun ar-Rasyid, Jurnal Hunafa Vol 3 No 1 Maret 2006:91-100, h.93. 36

Syauqi Abu Khalil, Harun Al-Rasyid Raja Teragung di Dunia, (Jakarta, Pustaka Al-

Kautsar, 1997), h.57

Page 26: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

15

1. Mufadhal Adh Dhabbi, seorang sastrawan besar yang mengajarinya syair,

sastra, dan sejarah Arab.

2. Al-Kisa‟i mengajarinya Nahwu, Bahasa Arab, sejarah, dan Fiqih.

3. Al-Ashmui telah mengajarinya tentang banyak kisah. Ia adalah salah satu

sarjana kesukaannya dan kadang muncul di istana bersama Abu Ubaidah,

juga seorang sarjana yang serba bisa.

4. Imam Malik adalah gurunya dalam Fikih dan Hadits.37

C. Kepribadian dan Akhlak Harun Al-Rasyid

Sebagai seorang penguasa, Harun adalah sosok pemimpin yang memiliki

kepribadian yang sangat luar biasa. Dia adalah pemimpin yang sangat taat kepada

ajaran agama dan selalu menjauhkan diri dari segala apa yang dilarang. Harun

rutin setiap harinya melaksanakan ibadah, baik yang wajib maupun yang sunnah,

bahkan ia setiap harinya mengerjakan shalat sunnah sebanyak 100 rakaat. Ia juga

selalu menyempatkan diri untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, dan ia

tidak pernah meyentuh sekalipun berbagai minuman keras.38

Harun juga memiliki pribadi yang sangat dermawan. Ia diketahui sering

turun ke jalan-jalan di kota Baghdad untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia

berusaha untuk memperbaiki keadilan dan membantu rakyatnya yang tertindas

dan serba kekurangan. Hasratnya yang sangat besar untuk mensejahterakan

rakyatnya tertuang dalam setiap kebijakannya yang sangat peduli terhadap

rakyatnya, mulai dari pembangunan masjid, sekolah-sekolah, rumah sakit serta

sistem irigasi.39

Ia pernah meminta isterinya Zubaidah untuk memerintahkan

pembuatan sistem penggalian sumur sepanjang lintasan haji dari Irak sampai

Madinah, semata-mata agar rakyatnya yang sedang melaksanakan ibadah haji

menjadi nyaman dan tak takut kekurangan sumber air selama dalam perjalanan

menuju Baitullah.

Harun adalah pribadi yang tak akan menyia-nyiakan kebaikan orang lain. Ia

akan membalas setiap kebaikan yang dilakukan oleh orang lain kepadanya. Harun

37

Syauqi Abu Khalil, Harun Al-Rasyid Raja Teragung di Dunia, h.13. 38

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, h.108. 39

Ahmad Jamil, Seratus Muslim Terkemuka, (Jakarta, Pusataka Firdaus, 1996), h.307.

Page 27: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

16

bukanlah pemimpin rakus dan tamak terhadap jabatan. Ia lebih suka menunjuk

seorang wakil atas setiap tugas pemerintahan yang apabila ia lakukan seorang diri

maka ia tak akan sanggup dan ia mengetahui hasilnya pun tak akan bagus. Harun

merupakan pemimpin yang sangat memprioritaskan kesejahteraan rakyatnya,

sehingga ia seringkali menunjuk para wakilnya untuk membantu dalam

menstabilkan kesejahteraan negara.40

Harun juga memiliki hati yang sangat lembut terutama kepada para ulama.

Ia dengan senang hati merendahkan diri kepada para alim ulama sebagai bentuk

penghormatan walaupun ia adalah seorang penguasa, Ia akan selalu menghormati

dan berbicara dengan tutur kata yang lembut kepada para alim ulama. Meskipun

terkenal sangat menghormati para ulama, Harun juga pernah hampir

mengeksekusi mati seorang ulama besar yaitu Imam Syafi‟i. Peristiwa eksekusi

itu berasal dari berita bohong mengenai masuknya Imam Syafi‟i ke dalam

kelompok Syi‟ah atau para pengikut keturunan Ali bin Abi Thalib yang

merupakan salah satu kelompok pemberontak pada masa Harun dan berusaha

mengambil alih kekuasaan dari keturunan Abbasiyah. Namun Imam Syafi‟i pada

akhirnya berhasil lolos dari peristiwa eksekusi karena kecerdasannya dalam

memberikan argumen di depan Harun. Harun yang pada awalnya sangat marah

seketika berubah menjadi lembut karena jawaban Imam Syafi‟i yang membantah

bahwa ia termasuk dari golongan pendukung Syi‟ah. Pada akhirnya Harun

membebaskan Imam Syafi‟i dari eksekusi mati.41

Harun juga sangat mencintai seni puisi dan juga syair, bahkan ia adalah

seorang seniman ahli dalam membuat syair-syair dan sajak-sajak puisi yang

merupakan bentuk dari kelembutan hatinya yang kemudian ia ekspresikan ke

dalam bentuk puisi dan syair. Ia juga sering menangis tersedu-sedu ketika

membaca ataupun mendengar ayat-ayat suci al-Qur‟an. Ia akan merenungi segala

makna dari bacaan al-Qur‟an tersebut sebagai wujud rasa patuh ketakwaannya

kepada sang pencipta.42

40

Syauqi Abu Khalil, Harun Al-Rasyid Raja Teragung di Dunia, h.13.

41

Muhammad Shiddiq al-Minsyawi, 400 Kisah Hidup Imam Empat Madzhab, (Jakarta,

Pustaka Zam-zam, 2017), h.230-235. 42

Syauqi Abu Khalil, Harun Al-Rasyid Raja Teragung di Dunia, h.56.

Page 28: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

17

Ini menunjukkan bahwa Harun adalah manusia yang mencintai keindahan

dan kelembutan di balik wataknya yang sangat keras dan tegas Harun sering

diumpamakan sebagai angin ribut yang kencang dan kadang angin yang bertiup

sepoi-sepoi dan menyejukkan.43

D. Pemerintahan Harun Al-Rasyid

Pada saat pengangkatannya sebagai penguasa terdapat peristiwa yang terjadi

secara serentak. Pada saat itu Harun al-Rasyid tengah tidur ketika wazir Yahya bin

Khalid al-Barmaki datang ke tempatnya kemudian ia dibangunkan dengan sebutan

amirul mukminin.44

Yahya menceritakan meninggalnya al-Hadi yang

menyerahkan cincin kekuasaan dan memasangkannya di jari Harun. Selanjutnya

wazir Yahya bin Khlid al-Barmaki memberitahukan bahwa istri Harun telah

melahirkan putra yaitu al-Makmun.45

Sejarah mencatat bahwa malam itu al-Hadi

wafat, dan seorang penguasa dibai‟at dan seorang calon penguasa telah lahir dan

terjadi pada satu malam yang bersamaan. Akhirnya pada tanggal 14 September

786 Masehi, Harun memproklamasikan diri sebagai penguasa Dinasti

Abbasiyah.46

Pada masa pemerintahan Harun, Dinasti Abbasiyah mengalami puncak

kejayaan dan kesejahteraan yang belum pernah dicapai sebelumnya. Imam as-

Suyuti pernah mengatakan “Sesungguhnya pada masa pemerintahan Harun Al-

Rasyid semua penuh dengan kebaikan, seakan-akan dalam keindahannya ia

serupa dengan taman-taman dan pesta-pesta”.47

Harun juga berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yang membentang

dari wilayah Laut Tengah hingga sampai di wilayah India sebelah timur.48

Sudah

tidak heran jika pada masa tersebut Dinasti Abbasiyah berhasil memiliki wilayah

43

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, h.108. 44

Wazir adalah seorang penasihat atau menteri yang berkedudukan tinggi dalam sebuah

pemerintahan. Biasanya ditemukan dalam sistem monarki Islam yaitu Dinasti. 45

Yahya bin Khalid al-Barmaki wafat pada tahun 805 M. Ia adalah putera dari Khalid bin

Barmak yang merupakan keluarga bangsawan dan terpandang yang berasal dari wilayah Persia.

Pada masa Harun, Yahya menjadi guru, penasihat dan juga menteri yang sangat dipercaya oleh

Harun. 46

Kasmiati, Harun al-Rasyid, h.93.

47

Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Masa Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta,

Akbar Media, 2013), h.227 48

Dididn Saefuddin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta, UIN Pers, 2003), h.40

Page 29: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

18

kekuasaan yang luas karena mempunyai pasukan militer yang tangguh. Dinasti

Abbasiyah juga dipimpin oleh penguasa yang sangat tangguh. Ia memiliki

kemampuan yang sangat luar biasa dalam menyusun strategi perang dalam

menghadapi musuh, sehingga siapapun dibuat segan dan takut olehnya.

Ilmu pengetahuan juga benar-benar mengalami puncak kejayaan. Berbagai

bidang Ilmu pengetahuan berhasil dikembangkan mulai dari kimia, matematika,

arsitektur, navigasi, geografi, astronomi, dan kedokteran. Selain itu, berbagai

karya dari India, Persia, dan juga Yunani juga berhasil diterjemahkan.

Pada masa Harun seni dan budaya juga sampai pada puncak kejayaan. Hal

itu dapat terlihat dari banyaknya penyair yang menghasilkan karya yang sangat

luar biasa, baik itu berupa syair ataupun sajak-sajak puisi. Harun juga merupakan

salah seorang yang sangat ahli dalam hal pembuatan syair dan puisi. Selain itu,

seni musik juga tak bisa dilepaskan dari kejayaan masa Harun. Tak ada seni yang

paling dihargai selain musik.49

Kemajuan lain yang berhasil dicapai oleh Harun adalah pembangunan

berbagai sarana kesehatan, pendidikan, dan juga perdagangan. Ia melakukan hal-

hal tersebut agar rakyatnya selalu merasakan kesejahteraan di bawah

kekuasaanya.50

E. Wafatnya Harun Al-Rasyid

Pada pertengahan Februari tahun 809 M, Harun al-Rasyid bersama

pengawalnya Shobah at-Thobari berangkat dari Baghdad menuju Khurasan.

Padahal saat itu kondisi Harun benar-benar tidak dalam keadaan baik. Ketika

sampai di pinggiran kota Nahrawan, dua puluh lima mil dari ibu kota, Harun

memerintahkan pasukannya untuk menepi dan menyuruh beberapa pasukannya

untuk menjauh sementara. Shobah tetap berada di sisinya, kemudian Harun

membuka jubahnya dan menunjukan ikatan perban berbahan sutera yang

melingkari bagian dadanya. Ia menunjukan bekas luka yang sudah sangat parah

49Benson Bobrick, Kemajuan Harun Al-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia Pada Masa

Keemasan Islam, 124. 50

Benson Bobrick, Kemajuan Harun Al-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia Pada Masa

Keemasan Islam, h. 280-281.

Page 30: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

19

kepada Shobah, lantas ia bercerita bahwa Harun berusaha untuk menyembunyikan

segala penyakitnya kepada semua orang, namun semua orang sudah mengira jika

Harun memang tengah sakit.51

Sesampainya di dataran tinggi Hulwan, Harun berhenti di wilayah

Kermansyah dan berpidato panjang kepada pasukannya. Namun kondisi Harun

semakin buruk. Ia harus digotong oleh para pelayannya hingga di wilayah Tus.

Akhirnya pada tanggal 23 Maret tahun 809 Masehi, Harun al-Rasyid wafat.

Pemimpin besar yang menguasai wilayah yang luas dan memegang kekuasaan

Abbasiyah selama 23 tahun 6 bulan harus kembali menghadap ke pangkuan sang

Ilahi. Karena kebesaran dan keagungannya Amer Ali memberikan komentar,

“Nilailah dia seperti yang Anda sukai dalam kritik sejarah”.52

51

Harun menderita penyakit peradangan usus selama betahun-tahun, penyakit yang sama

yang diderita oleh sang kakek al-Mansur. (Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.455) 52

Kasmiati, Harun al-Rasyid, h.99.

Page 31: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

20

BAB III

PERAN DAN PENGARUH KEBIJAKAN HARUN AL-RASYID DALAM

PERKEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN

A. Kebijakan Terhadap Ilmu Kedokteran

Seperti yang sudah penulis jelaskan sebelumnya pada bab satu bahwa masa

pemerintahan Harun al-Rasyid merupakan puncak dari perkembangan ilmu

pengetahuan. Hal itu dapat dilihat dari semakin banyaknya ilmu pengetahuan yang

dikaji dan dikembangkan, terutama dalam bidang ilmu kedokteran, bahkan pada

masa Harun, ilmu kedokteran merupakan ilmu yang diprioritaskan, karena Harun

melihat betapa pentingnya ilmu kedokteran tersebut.53

Kemajuan peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu

kedokteran tersebut tidak luput dari peran Harun al-Rasyid itu sendiri. Harun

merupakan pemimpin yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, karena rasa cinta

itulah Harun mencurahkan segala usaha dan upayanya untuk mengembangkan

ilmu kedokteran. Peran penguasa merupakan poin yang sangat penting sebagai

pendukung atau penyokong utama. Biasanya dukungan tersebut dapat dilihat dari

berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Harun. Kebijakan-kebijakan tersebut akan

sangat berpengaruh bahkan bisa bersifat mutlak dan tidak bisa dibantah karena

memang berasal dari sang penguasa.

Dari situ penulis berpendapat bahwa peran Harun dalam perkembangan dan

kemajuan ilmu kedokteran sangatlah penting dan sangat erat kaitannya, karena

status Harun sebagai seorang penguasa yang memberikan wewenang dan sebagai

penentu kebijakan. Di antara kebijakan-kebijakan Harun dalam ilmu kedokteran

adalah sebagai berikut :

1. Memberikan Beasiswa dan Fasilitas kepada para Siswa dan Dokter.

Pada masa Harun, para siswa baik yang berada di tingkatan pemula ataupun

yang sudah berada di tingkat atas (mahasiswa) akan mendapatkan keistimewaan

berupa beasiswa. Masa Harun merupakan puncak kejayaan dan kegemilangan.

53

Benson Bobrick, Kemajuan Harun Al-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia Pada

Masa Keemasan Islam, (Jakarta, Pusataka Alfhabet, 2013), h.124

Page 32: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

21

Pribadi Harun sangat mencintai ilmu pengetahuan. Tak heran jika Harun akan

memberikan fasilitas, termasuk memberikan beasiswa, kepada para pelajar.

Pada masa Harun, kegiatan belajar mengajar difasilitasi oleh negara. Harun

juga memberikan keistimewaan kepada para siswanya yang unggul dalam

berbagai bidang, salah satunya adalah dalam hal menghapal al-Qur‟an.

Keistimewaan tersebut ialah berupa beasiswa khusus yang diberikan kepada para

siswa yang sudah bisa menghapal satu juz al-Qur‟an (untuk siswa pemula dan

sederajat). Selain itu bagi mereka akan diberikan jatah liburan sekolah khusus dan

diberi kehormatan mengikuti kegiatan parade dengan menyusuri jalan-jalan di

kota sambil menaiki unta.54

Selain itu Harun juga memberikan keistimewaan kepada para dokter dan

mahasiswa calon dokter yang sedang belajar ataupun melakukan penelitian.

Mereka akan diberikan kehormatan dengan berbagai fasilitas yang dapat

menunjang kehidupan mereka, seperti asrama atau tempat tingal, dana penelitian,

dan upah atau bayaran bagi mereka yang berhasil menyembuhkan atau membuat

terobosan baru dalam bidang ilmu kedokteran, seperti upah yang pernah diterima

oleh Jibril Ibn Bakhtisyu.55

Jibril menerima 100 ribu dirham dari Harun sebagai

bayaran atas jasa bekam yang diberikan kepada Harun selama dua kali dalam

setahun. Jibril juga menerima bayaran yang sama atas jasanya dalam menemukan

obat penghancur makanan di usus, dan bahkan Jibril dan keluarganya berhasil

mengumpulkan kekayaan hingga 88.800.000 dirham selama menjadi dokter

pribadi Harun.56

2. Mempelopori Pembangunan Rumah Sakit Pertama di Baghdad

Salah satu peran paling populer yang dilakukan oleh Harun al-Rasyid adalah

pembangunan rumah sakit pertama dalam dunia Islam yaitu pada awal abad ke-9

54

Philip K. Hitty, History of The Arabs, (Trj), R Cecep Lukman Yasin dan Dedi

Slamet Riyadi dari judul Asli History of The Arabs : From The Earlies Times to The Present,

(Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2010), cet 1, h.512-513 55

Jibril Ibnu Bakhtisyu adalah seorang dokter dari Akademi Kesehatan Jundishapur. Ia cucu

dari Jirjis Ibnu Bakthtisyu. Pada awalnya ia adalah dokter pribadi dari Ja‟far al-Barmaki yang

merupakan guru sekaligus penasihat dari Harun al-Rasyid, namun kemudian ia menjadi dokter

pribadi Harun setelah mendapat tawaran darinya. Ia wafat pada tahun 829 M. 56

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.455

Page 33: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

22

M. Rumah sakit pada masa Harun lebih dikenal dengan sebutan Bimaristan. Kata

Bimaristan berasal dari bahasa Persia yang terdiri dari dua penggalan kata yaitu

bimar yang berarti sakit dan stan yang bermakna tempat. Bisa disimpulkan bahwa

Bimaristan adalah tempat yang digunakan untuk merawat dan menyembuhkan

orang-orang yang sakit.57

Harun adalah orang yang paling berjasa dalam proses pembangunan rumah

sakit pertama pada masa Dinasti Abbasiyah yang berpusat di kota Baghdad.58

Ia

yang memerintahkan pembangunan rumah sakit tersebut dengan gaya yang mirip

dengan yang ada di Persia yang terkenal dengan Akademi Kedokteran

Jundishapur.59

Dengan dibantu oleh dokter pribadinya, Jibril ibn Baktishyu

muridnya, Yuhana ibn Musawayh. Harun berhasil membangun rumah sakit

dengan segala fasilitas yang terbilang lengkap pada masa itu. Di dalam rumah

sakit tersebut juga terdapat apotek pertama yang dibangun dalam sejarah dunia

Islam. Harun juga berhasil mendirikan sekolah atau akademi kesehatan pertama

dan menghasilkan karya berupa buku-buku daftar obat-obatan yang merupakan

salah satu indikator paling penting dalam kemajuan ilmu kedokteran pada masa

tersebut contoh bukunya di antaranya adalah Kitab al-Mushajjar al-Kabir yang

ditulis oleh Yuhanna Ibnu Masawayh, kitab tersebut adalah semacam ensiklopedia

yang berisi tentang berbagai penyakit dan cara pengobatannya yaitu dengan

menggunakan obat-obatan serta diet dari makanan-makanan tertentu. Selain itu

contoh buku lainnya adalah an-Nawadir al-Thibbiyya yang juga ditulis oleh

Yuhanna. Buku tersebut berisi tentang catatan medis serta teori tentang masalah

kedokteran. 60

Tentulah hal ini merupakan wujud dari rasa cinta Harun kepada rakyatnya.

Ia ingin agar rakyatnya selalu mendapatkan kesejahteraan berupa pelayanan

kesehatan yang memadai. Selain itu, kepribadian Harun yang sangat gemar dalam

menggali berbagai bidang ilmu pengetahuan, terutama ilmu kedokteran, dan juga

57

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h. 456 58

Lathiful Khuluk, Perkembangan Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah, Sejarah

Peradaban Islam : Dari Masa Klasik Hingga Masa Modern, (Yogyakarta, LESFI, 2009), h.97 59

Husain Heryanto, Menggali Nalar Saintifik Perdaban Islam,( Jakarta, Mizan, 2011),

h.330. 60

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.456.

Page 34: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

23

perannya sebagai penguasa yang dituntut agar selalu menghasilkan karya dan

penemuan-penemuan yang dapat memajukan Dinasti Abbasiyah, maka

dibangunlah rumah sakit atau Bimaristan dengan segala keunggulannya.61

3. Memprioritaskan Ilmu Pengetahuan terutama Ilmu Kedokteran

Seperti yang sudah penulis jelaskan sebelumnya, Harun al-Rasyid adalah

sosok pemimpin yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia adalah sosok

pemimpin yang sangat terpelajar, cekatan, pandai, dan memiliki wawasan yang

sangat luas. Sejak kecil ia telah menerima pendidikan di istana. Berbagai bidang

berhasil dikuasainya. Tidak heran jika kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan

terus terasah bahkan hingga ia menjabat sebagai penguasa.62

Pada masa Harun, pendidikan dan pengkajian ilmu pengetahuan dijadikan

sebagai tujuan nasional. Bahkan Harun pernah mengirimkan surat kepada para

gubernur yang mewakili daerah kekuasaannya untuk bersama-sama memajukan

pendidikan dan ilmu pengetahuan, serta memberikan bayaran dan upah kepada

para siswa yang berhasil meraih nilai yang tinggi dalam setiap ujian yang

dilaksanakan.63

Harun juga banyak berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

dengan memperbesar departemen studi ilmiah dan penerjemahan yang telah

diwariskan oleh al-Mansur. Harun, para menteri, dan anggota keluarga Barmak

sangat berbakat menjadikan Dinasti Abbasiyah khususnya wilayah Baghdad

menjadi daerah pusat ilmu pengetahuan.64

Harun sering menjadikan istananya sebagai tempat berkumpul para alim

ulama dan ilmuwan dari berbagai bidang, mulai dari ahli fiqih, tafsir, fisika,

kimia, matematika, kedokteran, dan masih banyak lagi. Ia tidak segan-segan untuk

memberikan penghormatan yang seluas-luasnya kepada para alim ulama dan

61

Lathiful Khuluk, Perkembangan Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah, Sejarah

Peradaban Islam : Dari Masa Klasik Hingga Masa Modern,h.117. 62

Syauqi Abu Khalil, Harun Al-Rasyid Raja Teragung di Dunia, (Jakarta, Pustaka Al-

Kautsar, 1997), h.57. 63

Benson Bobrick, Kemajuan Harun Al-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia Pada Masa

Keemasan Islam, h.124. 64

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta, PustakaAl-Husna, 1993), h.110.

Page 35: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

24

ilmuwan yang telah berjasa terutama bagi mereka yang telah berhasil menemukan

sebuah penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan yang digelutinya. Harun

akan dengan sangat ringan untuk memberikan bayaran atau upah yang sangat

besar.65

Seperti upah yang pernah diterima oleh Jibril Ibn Bakhtisyu.66

Jibril

menerima 100 ribu dirham dari Harun sebagai bayaran atas jasa bekam yang

diberikan kepada Harun selama dua kali dalam setahun. Jibril juga menerima

bayaran yang sama atas jasanya dalam menemukan obat penghancur makanan di

usus.67

Kecintaan seorang pemimpin terhadap ilmu pengetahuan tentunya

memberikan dampak yang sangat positif terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan itu sendiri, karena dari situlah pemimpin dapat memberikan

kebebasan bagi rakyatnya untuk mengkaji ilmu pengetahuan dan tanpa

membatasinya. Hal itulah yang dilakukan oleh Harun. Kecintaannya terhadap

ilmu pengetahuan membuka pikirannya tentang kebebasan dan hak setiap

rakyatnya untuk belajar dan menggali ilmu pengetahuan. Harun adalah sosok

pemimpin yang sangat taat terhadap agama. Ia selalu berusaha untuk menjauhkan

apa yang dilarang dan berusaha mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah

SWT.

Di bawah pemerintahan Harun, Baghdad juga terkenal dengan toko-toko

bukunya, yang berkembang pesat setelah produksi kertas diperkenalkan. Di

wilayah Samarkand pabrik kertas pertama didirikan, salah satu toko buku yang

terkenal bernama Hawwanit al-Warraqain al-Nadhim.68

Pada akhirnya kertas

menggantikan perkamen sebagai media yang biasa digunakan untuk menulis,69

Produksi bukupun meningkat sangat pesat. Hal ini membawa kesibukan baru

dalam perdagangan dan kerja administrasi. Pada tahun 794-795 M, Ja‟far al-

65

Syauqi Abu Khalil, Harun Al-Rasyid Raja Teragung di Dunia,, h.101. 66

Jibril Ibnu Bakhtisyu adalah seorang dokter dari Akademi Kesehatan Jundishapur. Ia cucu

dari Jirjis Ibnu Bakthtisyu. Pada awalnya ia adalah dokter pribadi dari Ja‟far al-Barmaki yang

merupakan guru sekaligus penasihat dari Harun al-Rasyid, namun kemudian ia menjadi dokter

pribadi Harun setelah mendapat tawaran darinya. Ia wafat pada tahun 829 M. 67

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.455 68

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.414. 69

Perkamen adalah alat tulis pengganti kertas yang dibuat dari kulit binatang seperti biri-

biri, kambing, atau keledai. (sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Page 36: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

25

Barmak mendirikan pabrik kertas pertama di Baghdad. Dari sinilah teknologi

pembuatan kertas mulai menyebar. Harun berusaha keras agar kertas digunakan

dalam catatan pemerintah, karena dengan alasan bahwa sesuatu yang tertulis di

kertas tidak dapat diubah atau dihapus dengan mudah. Kemudian sebuah jalan di

kawasan komersial kota disediakan untuk penjualan kertas dan buku70

Sejak saat itu berbagai karya berhasil diterbitkan ke dalam buku-buku yang

sudah berbahan dasar kertas. Buku-buku hasil karya para ilmuwan dari berbagai

bidang mulai dikumpulkan terutama hasil dari penerjemahan karya dari Yunani

dan Persia. Kemudian didirikan Baitul hikmah, yaitu pusat pengkajian ilmu

pengetahuan dan penerjemahan yang didirikan oleh Harun al-Rasyid.71

Dalam ilmu kedokteran, Harun terlihat sangat memprioritaskan bidang ilmu

tersebut. Ia menyadari bahwa ilmu kedokteran adalah ilmu yang sangat penting,

terutama untuk menjaga kesehatan seluruh rakyatnya. Hal itu dapat dilihat dari

diutamakannya penerjemahan berbagai karya Yunani yang berhubungan dengan

ilmu kedokteran, bahkan Harun mengirim utusan menuju wilayah Romawi hanya

untuk membeli manuskrip yang dikhususkan dalam bidang ilmu kedokteran,

meskipun setelah itu ilmu-ilmu dari bidang lain pun menjadi prioritas lain bagi

Harun. Manuskrip-manuskrip tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa

Suryani dan baru setelah itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.72

4. Hubungan diplomatik dengan Jundishapur

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran di

Dinasti Abbasiyah adalah keberadaan Akademi Kesehatan Jundishapur yang

terletak di wilayah Persia. Akademi Kesehatan Jundishapur dibangun pada masa

Kekaisaran Sassaniyah oleh raja Anusyirwan yaitu sekitar tahun 501 masehi. Raja

Anusyirwan memerintahkan kepada para pengungsi yang berasal dari wilayah

Yunani dan Syria yang melarikan diri dari kekuasaan Byzantium untuk

70

Benson Bobrick, Kemajuan Harun Al-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia Pada Masa

Keemasan Islam, h.120. 71

Saba Anjum, A Significant of Baitul Hikmah in Development of Scientific Work in Abbasid

Period, India, Aligard Muslim University (AMU), 2014, h.2. 72

Manfred Ullman, Islamic Medicine, Great Britain, Edinburgh University Press, 1978, h.7.

Page 37: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

26

menerjemahkan berbagai karya tulis dari Yunani dan Syria, terutama yang

berhubungan dengan ilmu kedokteran. Karya-karya tersebut diterjemahkan ke

dalam bahasa Pahlavi. Sejak saat itu kota Jundishapur menjadi pusat kesehatan

dan pusat pendidikan kesehatan yang sudah terbilang maju pada saat itu73

Seiring berjalannya waktu, Dinasti Abbasiyah berhasil menguasai wilayah

Persia termasuk di dalamnya ialah Jundishapur. Pada masa Harun, dokter dari

Akademi Kesehatan Jundhisapur yang terkenal adalah Jibril Ibn Bakhtisyu

bersama muridnya, Yuhana ibn Musawayh. Mereka kemudian menerima

undangan yang ditulis oleh Harun al-Rasyid.74

Dalam undangan tersebut Harun

meminta kepada Jibril dan keluarga Musawayh untuk tinggal dan menetap di

Baghdad. Permintaan tersebut kemudian dipenuhi oleh Jibril dan keluarga

Musawayh. Merekapun pada akhirnya menetap di kota Baghdad.75

Setelah itu

Harun menjadikan Jibril sebagai dokter pribadi kesayangannya. Harun akan

memberikan upah yang sangat luar biasa banyak kepada Jibril manakala Jibril

berhasil menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Pada saat Jibril memberikan

pengobatan bekam kepada Harun selama dua kali dalam setahun, Harun

memberikan upah sebesar 100 ribu dirham kepada Jibril.76

Sejak saat itu Harun bersama para dokter dari Akademi Kesehatan

Jundishapur mulai mengembangkan ilmu kedokteran di kota Baghdad. Gerakan

penerjemahan secara besar-besaran atas karya-karya dari Yunani ke dalam bahasa

Arab yang kemudian menjadi titik awal berkembangnya ilmu kedokteran di

Baghdad. Perkembangan tersebut semakin meluas hingga menjadikan Baghdad

sebagai pusat ilmu kedokteran Islam pada masa itu.77

Selain itu alasan mengapa ilmu kedokteran semakin berkembang di kota

Baghdad adalah bahwa Harun menempatkan para golongan mawali keturunan

73

Manfred Ullman, Islamic Medicine, h.17 74

Nama lengkapnya adalah Abu Zakariyya Yuhana Ibnu Musawayh. Ia adalah dokter dari

Akademi Kesehatan Jundishapur sekaligus murid dari Jibril Ibnu Bakhtisyu. Ia wafat pada tahun

857 Masehi. Semasa hidupnya ia banyak menerjemahkan berbagai karya kedokteran, terutama

yang berasal dari naskah Yunani Kuno. 75

Husain, F, Nagamia, “Islamic Medicine History and Current Practice” Journal of

International Society for The History of Islamic Medicine, Vol 1, No 3 (2003), h.22 76

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.455. 77

Anna Maria Negoita, The City of Mansur The Builder, Baghdad Between The Caliph‟s

Will Andshari‟a Norms, (University of Bucharest ,2011), h.117.

Page 38: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

27

Persia pada posisi penting dalam pemerintahan. Seperti para Gubernur, Menteri,

Panglima, Pengawal, dan lainnya. Alasan yang melatarbelakangi Harun adalah

bahwa orang-orang keturunan Persia adalah orang-orang yang terpelajar dan

berpendidikan. Bahkan Harun sendiri adalah murid dari salah seorang keluarga

Barmak yang bertempat tinggal di Persia yaitu Yahya bin Khalid.78

Selain itu para

dokter pribadi Harun yaitu Jibril Ibn Bakhtisyu dan Yuhana ibn Musawayh juga

merupakan orang Persia. Jadi, tidak heran jika Harun menempatkan orang-orang

keturunan Persia pada posisi-posisi penting semata-mata agar setiap jabatan yang

ada dalam pemerintahan dipegang oleh orang yang sesuai dan memang memiliki

keterampilan serta kecakapan dalam menjalankan amanah. Dari situlah ilmu

pengetahuan khususnya ilmu kedokteran semakin berkembang.

Dari kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh Harun al-Rasyid,

penulis menarik sebuah kesimpulan bahwa peran Harun sangatlah penting. Harun

bertindak sebagai penggerak melalui berbagai kebijakan yang ia buat khususnya

ilmu kedokteran. Kemudian Harun menggerakkan para alim ulama dan ilmuwan

(yang sebagian besar keturunan Persia) untuk bersama-sama melakukan gerakan

penerjemahan serta membuat penemuan dan terobosan baru yang sangat

berdampak pada kemajuan ilmu kedokteran. Selain itu poin penting dari seorang

Harun adalah bahwa ia memberikan kebebasan berpikir kepada para alim ulama,

ilmuwan, serta umat Islam dalam mengembangkan gagasan serta pemikirannya.

Hal ini sangatlah penting karena dari buah gagasan dan pemikiran tersebut

dihasilkan banyak kemajuan yang hasilnya dapat membantu menyelesaikan

berbagai problematika yang dialami terutama masalah kesehatan dan

penanggulangan penyakit. Tentulah kebijakan penguasa sangatlah penting dan

merupakan salah satu faktor utama berkembangnya ilmu kedokteran pada masa

itu.

78

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, h.109.

Page 39: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

28

A. Gerakan Penerjemahan

Salah satu peran penting yang dilakukan Harun Al-Rasyid dalam bidang

ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran, yaitu perannya dalam gerakan

penerjemahan. Sebenarnya gerakan penerjemahan telah dimulai sejak masa

Dinasti Umayyah. Seiring berjalannya waktu gerakan penerjemahan semakin

dilakukan secara besar-besaran hingga masa Dinasti Abbasiyah, lebih tepatnya

pada masa al-Mansur. Dia mempekerjakan orang-orang Persia yang baru masuk

Islam seperti Nawbaht, Ibrahim al-Fazari, dan Ali ibn Isa untuk menerjemahkan

karya- karya berbahasa Persia dalam bidang Astronomi (ilmu perbintangan) yang

sangat berguna bagi kafilah dagang, baik melalui darat maupun laut. Buku tentang

ketatanegaraan dan politik serta moral seperti Kalila Wa Dimna Dab Sindhind

dalam Bahasa Persia diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab.79

Selain itu,

manuskrip berbahasa Yunani seperti Logic karya Aristoteles, Almagest karya

Ptolemy, Arithmetic karya Nicomachus dari Gerasa,80

Geometri karya Euclid juga

diterjemahkan.81

Namun terjemahan-terjemahan tersebut tidak dilakukan dengan baik.

Akhirnya pada masa Harun terjemahan-terjemahan tersebut berhasil direvisi dan

diperbaiki, bahkan pada masa Harun gerakan penerjemahan semakin meluas dan

mencapai puncak kegemilangan.82

Pada masa Harun, berbagai karya tulisan dari Yunani diterjemahkan ke

dalam bahasa Arab, bahkan pada masa itu Harun mengirim pasukannya untuk

pergi ke wilayah kerajaan Romawi untuk membeli manuskrip.83

Namun pendapat

lain mengatakan bahwa karya-karya Yunani tersebut berhasil diperoleh oleh

79

Dimitri Gutas, Greek thought , Arabic culture : The Graeco – Arabic Translation

Movement in Baghdad and Early Abbasid Society ( 2nd-4th / 8th – 10th ), (London and Newyork,

Routledge,1998), h.30. 80

Gerasa adalah daerah yang terletak di bagian timur Yordan, di antara Laut Asin (Mati) dan

Laut Galilea. Kira-kira di titik tengah plato (dataran tinggi yang berbukit-bukit). 81

Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam Masa Klasik Hingga Masa Modern, Yogyakarta,

LESFI, 2002, h.104. 82

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.388. 83

Manfred Ulllman, Islamic Medicine, (Great Britain, Edinburgh University Press, 1978),

h.17

Page 40: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

29

Harun atas keberhasilannya dalam menaklukkan tanah Romawi, karya-karya

Yunani merupakan harta karun yang tidak ternilai harganya pada masa itu.84

Berbagai karya tulis Yunani tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Arab,

bahkan bukan hanya karya-karya berbahasa Yunani, tetapi juga berbahasa Persia,

Sansekerta dan juga Suryani. Namun orang-orang Arab pada masa itu tidak

memahami bahasa Yunani. Akhirnya Harun memerintahkan orang-orang Persia

dan juga orang-orang suku Harran untuk membantu penerjemahan tersebut.

Gerakan penerjemahan tersebut tidak langsung ditransliterasi ke dalam bahasa

Arab, melainkan ke dalam bahasa Suryani terlebih dahulu. Adalah Yuhanna atau

Yahya ibn Musawayh salah satu orang yang paling berjasa dalam gerakan

penerjemahan karya-karya tulisan Yunani tersebut. Musawayh adalah murid

dokter pribadi Harun, yaitu Jibril ibn Bakhtisyu. Yuhanna ibn Musawayh adalah

seorang penganut Kristen Nestorian yang berasal dari Persia. Ia diketahui berhasil

menerjemahkan berbagai manuskrip yang dibawa oleh Harun dari Ankara dan

Amorium. Sebagian besar manuskrip tersebut membahas tentang ilmu kedokteran

yang memang merupakan ilmu yang diprioritaskan oleh Harun.85

Selain Yuhanna ibn Musawayh, salah seorang yang berjasa dalam gerakan

penerjemahan adalah murid Yuhana yaitu Hunayn ibn Ishaq. Hunayn berasal dari

Hirah di wilayah Persia. Ia berhasil menerjemahkan karya-karya dari Galen, Plato,

Aristoteles, Hippocrates, dan juga Dioscorides. Namun di antara semua itu karya

utama Hunayn adalah terjemahannya yang membahas tentang tulisan Galen,

bahkan sebagian besar karyanya membahas tentang karya Galen yang di

dalamnya banyak terdapat ilmu-ilmu kedokteran dan juga filsafat, bahkan tujuh

buku Galen yang berisi tentang anatomi tubuh berhasil diterjemahkan oleh

Hunayn.86

Penjelasan mengenai gerakan penerjemahan yang dilakukan oleh Harun dan

juga para dokter pribadinya membuktikan bahwa gerakan penerjemahan sangatlah

penting dalam kemajuan ilmu kedokteran, karena penerjemahan berbagai karya

Yunani, Persia, Sansekerta, dan juga Suryani tersebut merupakan langkah awal

84

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.385. 85

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.386. 86

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.389-390.

Page 41: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

30

dari kemajuan ilmu kedokteran pada masa Harun. Dari terjemahan tersebut

berhasil ditemukan berbagai teknik pengobatan ataupun berbagai jenis penyakit

yang kemudian dikembangkan oleh para ilmuwan pada masa tersebut. Para

penerjemah kemudian mengkombinasikan hasil dari semua yang didapat dari

penerjemahan tersebut dengan nilai-nilai Islam, seperti karya dari Hunayn Ibn

Ishaq yang berjudul Al-Asyr Maqalat Fi al-Ayn atau sepuluh risalah tentang mata.

Karya tersebut merupakan buku teks tentang optalmologi yang paling awal

dimiliki oleh dunia Islam. 87

Terjemahan-terjemahan tersebut membawa dampak yang sangat besar

terhadap kemajuan ilmu pengetahuan terutama ilmu kedokteran. Dari terjemahan

tersebut kemudian berhasil didirikan perpustakaan, rumah sakit, apotik, akademi

kesehatan, toko buku, dan lain-lain.

B. Kestabilan Ekonomi dan Politik

Pada masa Harun, Dinasti Abbasiyah berada pada masa puncak kejayaan.

Kota Baghdad terus tumbuh dan berkembang menjadi pusat perdagangan besar

yang menghubungkan Asia dan Mediterania. Bahkan kejayaan tersebut

mengalahkan kebesaran Konstantinopel. Pemerintahan Harun berhasil

memanfaatkan sungai Tigris dan Eufrat untuk pertanian gandum, sistem kanal,

tanggul, serta cadangan air yang berhasil mengairi daerah-daerah di sekitarnya

dari kekeringan. Harun juga menjadikan Baghdad sebagai pusat industri besar

dalam pembuatan kapal, pabrik senjata dan juga tekstil. Selain itu pada masanya

juga komoditi sutra menjadi salah satu yang terbaik kualitasnya. Di tangannya,

Dinasti Abbasiyah khususnya Baghdad berada dalam masa kejayaan serta

kemakmuran.88

Kemakmuran tersebut dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, bahkan

oleh kalangan rakyat miskin sekalipun. Mereka dalam kesehariannya,

sebagaimana diceritakan oleh Benson Bobrick dalam tulisannya, biasa memakan

87

Ja‟far Khadem Yamani, Kedokteran Islam, Sejarah dan Perkembangannya, (Bandung,

DZIKRA, 2005), h.55 88

Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Masa Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta,

Akbar Media, 2010), h.227.

Page 42: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

31

makanan sehari-hari berupa daging domba panggang yang diiris tipis-tipis serta

dibumbui dan dicampur dengan beraneka macam kacang-kacangan. Kemudian

orang-orang kaya akan senantiasa berjalan keliling kota menggunakan pakaian

yang terbuat dari sutera dengan berbagai hiasan berupa berlian dan emas permata

sebagai aksesorisnya. Mereka senantiasa berpesta dan datang ke pertunjukan-

pertunjukan teater dan kabaret yang ada di setiap sudut kota Baghdad. Tak heran

jika masa kejayaan pada masa Harun dikenal dengan Kisah Seribu Satu Malam

yang melegenda.89

Kemakmuran tersebut bukan hanya dirasakan oleh orang-orang Arab atau

Islam saja, bahkan pada masa Harun, berbagai etnis dari berbagai kelompok

seperti Yunani, India, China, dan Armenia serta yang berasal dari berbagai agama

seperti Kristen, Yahudi, dan para penyembah berhala ikut merasakan kemakmuran

dan kejayaan pada masa Harun. Tidak ada perlakuan diskriminatif terhadap

kelompok minoritas, bahkan mereka senantiasa dirangkul dan dihormati meskipun

dalam berbagai perbedaan. Mereka diizinkan dalam beribadah dan juga

membangun tempat-tempat ibadah mereka seperti gereja-gereja dan kuil-kuil

penyembahan. Di antara mereka juga ditunjuk menjadi orang penting dalam

pemerintahan Harun seperti Jibril ibn Bakhtisyu, dan Yuhanna ibn Musawayh

yang merupakan penganut Kristen Nestorian.90

Selain Ekonomi, kestabilan politik juga menjadi salah satu keunggulan

dalam pemerintahan Harun. Ia adalah seorang cendekiawan yang sejak kecil telah

menerima berbagai ilmu pengetahuan, termasuk kemiliteran.91

Ia senantiasa

menyiapkan pasukan keamanan dan kemiliteran terbaik sebagai benteng

pertahanan terkuat. Hanya segelintir pasukan oposisi yang berusaha untuk

mengkudeta pemerintahan Harun seperti pemberontakan yang dipimpin oleh

Walid bin Tahrif pada tahun 794 M, kemudian oleh Musa al-Kazim tahun 799 M

dan oleh Yahya bin Abdullah bin Abi Taghlib tahun 792 M, namun peristiwa

89

Benson Bobrick, Kemajuan Harun Al-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia Pada Masa

Keemasan Islam, h.103. 90

Benson Bobrick, Kemajuan Harun Al-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia Pada Masa

Keemasan Islam, h. 104-105. 91

Kasmiati, Harun al-Rasyid, Jurnal Hunafa Vol 3 No 1, Maret 2006, h.93.

Page 43: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

32

pemberontakan tersebut tak sedikitpun membuat pertahanan dan kestabilan politik

pada masa Harun menjadi rusak dan hancur. Semua berhasil diselesaikan oleh

Harun dengan sangat baik. Pemerintahannya terus berjalan dengan lancar hingga

akhir hayatnya yang kemudian diwariskan kepada anaknya, al-Amin dan al-

Makmun.

Penulis berpendapat bahwa kemajuan ekonomi dan kestabilan politik yang

dilakukan oleh Harun merupakan salah satu faktor penting terciptanya kemajuan

dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran. Suwarsono dan

Alvin Y.So dalam bukunya yang berjudul Perubahan Sosial dan Pembangunan

mengungkapkan bahwa konsep pembangunan didasari oleh tiga faktor yaitu

modernisasi, dependensi dan sistem ekonomi dunia.92

Bentuk Modernisasi yang diungkapkan oleh Suwarsono dan Alvin tentunya

telah diaplikasikan oleh Harun, berupa pembangunan Industri, arsitektur serta

perdagangan yang sangat maju. Selain itu peradaban masyarakat pada masa Harun

juga sudah sangat maju dan modern. Dari sini penulis berpendapat bahwa

modernisasi mempengaruhi pemikiran Harun yang merupakan seorang pemimpin

sekaligus pembuat kebijakan untuk membuat pembangunan di bidang yang lain

yaitu bidang ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran.

Faktor pembangunan yang kedua adalah dependensi. Menurut penulis,

dependensi dalam konteks ini adalah pertahanan yang dilakukan oleh Harun yaitu

dengan memajukan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran sebagai

benteng pertahanan utama dalam pemerintahannya, karena pendidikan dan ilmu

pengetahuan memungkinkan setiap rakyatnya untuk bertindak dan berpikir lebih

maju dan dapat menciptakan penemuan-penemuan dalam bidang ilmu kedokteran

seperti teknik pengobatan, sarana rumah sakit, apotik, dan juga obat-obatan.

Faktor yang terakhir adalah Ekonomi. Menurut penulis, ketersediaan dana

yang melimpah sangat memudahkan Harun untuk membuat kebijakan baru dalam

proses pembangunan dalam bidang ilmu kedokteran. Kekayaan yang melimpah

membuat Harun tidak sulit untuk membangun fasilitas kedokteran berupa rumah

92

Suwarsono dan Alvin YS. Perubahan Sosial dan Pembangunan, (Jakarta, Pustaka

LP3ES, 2006), h.42

Page 44: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

33

sakit, akademi kesehatan dan juga perpustakaan. Tentunya pembangunan-

pembangunan yang dilakukan oleh Harun tersebut sangat berdampak pada

kemajuan ilmu kedokteran.

Page 45: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

34

BAB IV

KEMAJUAN ILMU KEDOKTERAN PADA MASA HARUN AL-RASYID

A. Membangun Rumah Sakit (Bimaristan)

Salah satu kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran pada masa Harun yang

paling fenomenal adalah berhasil dibangunnya rumah sakit Islam pertama yaitu

pada abad ke-8 Masehi. Dalam hal ini rumah sakit Islam (Bimaristan) memiliki

arti yaitu rumah sakit yang memiliki karakteristik bernuansa Islam, baik dari segi

pelayanan maupun cara pengobatannya, seperti pemisahan tempat pengobatan dan

perawatan antara pasien pria dan wanita yang bukan mahram. Teknik

pengobatannya juga tidak menggunakan bahan-bahan yang diharamkan oleh

agama Islam.93

Pelaksanaan sholat lima waktu merupakan hal yang sangat penting. Untuk

itu rumah sakit menyediakan masjid bagi para pasien atau sanak keluarga yang

sedang menjenguk untuk melaksanakan ibadah seperti sholat lima waktu. Tidak

heran jika rumah sakit Islam pada masa Harun memilki ruangan masjid yang

sangat besar dan mampu menampung banyak jamaah.94

Rumah sakit pada masa

Harun juga dikenal sebagai rumah sakit yang sangat terbuka bagi seluruh

rakyatnya, tidak pernah membedakan jenis warna kulit, perbedaan suku dan juga

agama. Seluruh rakyat mendapat hak kesehatan dan pengobatan yang sama.

Rumah sakit tersebut mengobati berbagai macam penyakit seperti demam,

luka infeksi, diare, penyakit mata, penyakit usus, dan berbagai penyakit lainnya.

Selain itu para dokter yang menangani pasien di rumah sakit tersebut ialah para

dokter yang sudah sangat kompeten. Para dokter mendapatkan lisensi atau ijazah

melalui berbagai macam tes atau ujian kelulusan. Hal itu dilakukan oleh Harun

semata-mata agar terhindar dari berbagai kasus malpraktek atau pengobatan yang

93

Roziah Sidik Mat Sidek, Transformation of Hospital In The Islamic Civilization From

Medical Treatmen Centre into a Teaching Hospital, (Malaysia, Midwell Journal, 2012), h.435. 94

Yusuf as-Shiddiq, Tata Letak Rumah Sakit, ( Republika Khazanah : Senin, 22

November, 2010), h.20.

Page 46: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

35

dilakukan oleh dokter yang kurang kompeten terhadap bidangnya yang tentunya

dapat membahayakan sang pasien.95

Dari segi bangunan, rumah sakit pada masa Harun merupakan bangunan

yang sangat megah, bahkan kemegahannya hampir menyamai istana. Rumah sakit

tersebut menyediakan pasokan air bersih yang melimpah yang tersambung

langsung dengan sungai Tigris yang merupakan sumber air utama pada masa itu.

Tiap bagian rumah sakit dilengkapi dengan pancuran air bersih untuk minum

maupun mandi, bahkan rumah sakit pada masa itu sangat memperhatikan unsur

kebersihan, sehingga tidak membiarkan kamar mandi dalam keadaan kotor.

Rumah sakit tersebut juga menyediakan berbagai fasilitas seperti fasilitas ruang

inap, ruang penyimpanan dan pelayanan obat-obatan, tempat pendidikan bagi

dokter dan tenaga medis, perpustakaan, dan tempat belajar serta mengkaji ilmu

pengetahuan.96

Rumah sakit juga membuat pemisahan dengan menyediakan tempat khusus

bagi para pasien yang menderita penyakit menular, pasien penderita penyakit mata

dan disentri, juga pasien penderita gangguan kejiwaan.97

Hal ini dilakukan sebagai

langkah awal pencegahan menularnya berbagai penyakit akibat kontak langsung

dengan para pasien penderita penyakit menular ataupun penyakit lainnya.

Tentunya hal ini membuat proses pengobatan menjadi lebih bersih dan

kesembuhan bisa lebih dipercepat.98

Ruangan lain yang tersedia di rumah sakit tersebut ialah ruangan khusus

untuk operasi, dapur, gudang, serta tempat istirahat bagi para pengunjung maupun

staff rumah sakit. Kemajuan dalam bidang pembangunan rumah sakit pada masa

Harun kemudian menjadi acuan utama bagi pembangunan rumah sakit di berbagai

wilayah pada masa-masa setelahnya.99

95

Philip K. Hitty, History of The Arabs, (Trj), R Cecep Lukman Yasin dan Dedi

Slamet Riyadi dari judul Asli History of The Arabs : From The Earlies Times To The

Present, (Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2010), cet 1, h.513. 96

Ibrahim. B. Syed, “Islamic Medicine : 1000 years ahead of its time”, Journal of

International Society for The History of Islamic Medicine, Vol 1, No 2 (2002), h.2. 97

Disentri adalah suatu peradangan usus yang menyebabkan diare disertai darah atau lendir. 98

Yusuf as-Shiddiq, Tata Letak Rumah Sakit, h.20. 99

Yusuf as-Shiddiq, Tata Letak Rumah Sakit, h.20.

Page 47: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

36

B. Akademi Kesehatan

Salah satu penemuan besar yang dilakukan Harun dalam sejarah kedokteran

Islam ialah membangun Akademi Kesehatan Islam pertama.100

Akademi

kesehatan atau sekolah medis merupakan proses transmisi keilmuan dari sistem

medis Yunani kuno,Aleksandria dan Persia, ke dalam sistem medis Islam,

sehingga kehadiran akademi kesehatan yang didirikan oleh Harun yang

berasaskan ajaran agama Islam seolah menjadi penyempurna dari berbagai metode

ilmu kedokteran dari masa-masa terdahulu, sekaligus merupakan cikal bakal atau

pelopor dari sekolah-sekolah kedokteran yang dibangun pada masa setelahnya.101

Akademi tersebut juga terbilang maju pada saat itu karena telah memiliki

fasilitas yang cukup lengkap seperti ketersediaan bangunan yang megah, tenaga

pengajar atau dokter yang sudah sangat kompeten dan berpengalaman, bahkan

setidaknya ada sekitar 800 dokter yang ada di kota Baghdad pada masa itu. Selain

itu ketersediaan sumber buku-buku dan juga perpustakaan yang memadai

membuat perkembangan ilmu kedokteran semakin maju.102

Hal ini diungkapkan

oleh Badri Yatim, bahwa pada masa Harun, kesejahteraan sosial, kesehatan,

pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada

zaman keemasannya. Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan yang sangat tinggi

yang telah diraih Islam dalam segala aspek lini kehidupan, termasuk di dalamnya

adalah kemajuan dalam institusi kesehatan.103

Pada awalnya ilmu kedokteran belum dipelajari oleh masyarakat secara luas,

hanya orang-orang tertentu seperti dari keluarga Jibril Ibn Bakhtisyu dan Yuhana

Ibn Musawayh, namun seiring berjalannya waktu keberadaan ilmu kedokteran

semakin populer dan memiliki peran yang sangat penting dalam Islam karena

pada saat itu para ahli kedokteran (tabib) masih sangat sedikit jumlahnya

dibandingkan dengan ahli fiqih dan ahli bahasa, peran dari Harun yang

100

Husain, F, Nagamia, “Islamic Medicine History and Current Practice” Journal of

International Society for The History of Islamic Medicine, Vol 1, No 3 (2003), h.19. 101

Bashar Saad and Omar Said Greco – Arab and Islam Herbal Medicine, traditional

System, ethnic, safety, efficacy, and regulator issu, (Singapura, WILEY , A john Wiley & sons,

inc,, 2011), h.17. 102

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.456. 103

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, Rajawali Press,

2011), h.53.

Page 48: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

37

memberikan kebebasan kepada rakyatnya untuk mengkaji dan menuntut ilmu

secara luas juga menjadi faktor penting, sehingga kemudian banyak orang yang

tertarik untuk mempelajari ilmu kedokteran.104

Dalam proses kegiatan belajar-mengajar ilmu kedokteran pada masa Harun

mengalami beberapa tahap terutama dalam hal tempat, dimulai dari Masjid yang

merupakan pusat kegiatan umat Islam sejak beradab-abad yang lalu kemudian

Baitul Hikmah atau Perpustakaan (House of Science) hinggga sekolah kedokteran

praktis (rumah sakit/bimaristan). Tempat-tempat tersebut merupakan sebuah

proses perubahan dari satu masa ke masa yang lain yang dilatarbelakangi oleh

budaya dan ilmu pengetahuan. Ilmu kedokteran diajarkan di rumah sakit.105

Dalam proses belajar-mengajar para siswa atau calon dokter akan dipimpin

langsung oleh al-saur atau seorang dokter. Dokter tersebut akan memeriksa pasien

di bangsal di mana pasien dirawat.106

Kemudian para siswa berdiri di sekeliling

bangsal dan memperhatikan bagaimana dokter melakukan tugas penyembuhannya

terhadap pasien tersebut. Setelah itu dokter kemudian menjelaskan semuanya

kepada para siswa.107

Hal ini seperti apa yang dilakukan oleh Hunayn Ibn Ishaq yang

mempraktikkan pengobatan mata dalam teknik pengajarannya kepada para siswa,

dimana penyakit mata merupakan penyakit yang sangat sering muncul di wilayah

Baghdad dan sekitarnya karena cuaca panas dan pengaruh gurun. Selain itu proses

pembelajaran juga bisa menjadikan hewan sebagai obyek penelitian. Seperti apa

yang dilakukan oleh Jibril Ibn Bakhtisyu yang melakukan penelitian ilmu

pembedahan dengan menggunakan monyet sebagai obyeknya karena pada masa

itu Harun melarang penggunaan tubuh manusia sebagai obyek penelitian.108

104

M. Akram Dajani, Medical Education in Islam Civilization, artikel JIMA, Vol 21,

(Jordan : 1989), h.171. 105

M. Akram Dajani, Medical Education in Islam Civilization, h.172. 106

Bangsal adalah sebuah ruangan Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti tempat

perangkapan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu. 107

Ibrahim. B. Syed, “Islamic Medicine : 1000 years ahead of its time”, Journal Of

International Society for The History of Islamic Medicine, Vol 1, No 2 (2002), h.3.

108Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.455.

Page 49: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

38

Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa masa Harun merupakan titik awal

berkembangnya pembangunan akademi kesehatan atau sekolah medis. Masa

Harun merupakan masa awal di mana ilmu kedokteran dilakukan secara serius dan

sistematis, mulai dari ketertarikan Harun terhadap ilmu kedokteran kemudian ia

mengumpulkan berbagai manuskrip dari Yunani kuno karya Hipokrates dan Galen

yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, hingga sampai tahap di

mana ia membangun berbagai fasilitas seperti rumah sakit Islam, akademi

kesehatan, perpustakaan, dan apotik. Hal ini tentu merupakan penemuan yang

sangat besar dalam sejarah perkembangan ilmu kedokteran Islam. Tak heran jika

ilmu kedokteran mengalami kejayaan pada masa Harun.

C. Lahirnya Tokoh-Tokoh Ilmu Kedokteran

1. Hunayn Ibn Ishaq

Nama lengkapnya adalah Abu Zaid Hunayn bin Ishaq al-'Ibadi dan dikenal

dalam bahasa Latin sebagai Johannitius (809-873 M), seorang sarjana, dokter, dan

ilmuwan. Ia juga dikenal karena karyanya dalam menerjemahkan manuskrip-

manuskrip medis Yunani kuno seperti karangan Hipokrates dan Galen yang wafat

tahun 201 Masehi ke dalam bahasa Arab dan Suryani.109

Hunayn merupakan murid dari Yuhanna Ibn Musawayh Diceritakan oleh al-

Qafthi dalam bukunya „Ikhbarul Ulama Bi Akhbaril Hukama‟ bahwa Hunayn

merupakan murid yang sangat sering mengajukan pertanyaan kepada gurunya

yaitu Yuhanna, bahkan pertanyaan-pertanyaan tersebut terus dilontarkan secara

terus-menerus dan membuat sang guru menjadi kesal, akhirnya sang guru

kemudian mengusir Hunayn dari kelasnya dan membuat ia sedih dan menangis.110

Selain itu kekesalan Yuhanna kepada Hunanyn juga disebabkan oleh

perspektif para dokter Jundishapur yang hanya menginginkan para keluarga dan

keturunannya yang mempelajari dan mengkaji ilmu kedokteran dan bukan dari

golongan atau kelompok lain. Pendapat tersebut diperkuat oleh Ibnu Abu

Ushaiba‟ah dalam bukunya „Uyunul Anba‟ Fi Tabaqatil Atibba‟ dengan

109Nourouzzaman Shiddieqy, Jeram-Jeram Peradaban Muslim, (Yogyakarta: Pusat Pelajar,

1998), h. 34. 110

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.388.

Page 50: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

39

mengatakan: “Hunayn berasal dari kota yang penduduknya dikenal sebagai

pedagang mata uang yaitu kota Herat.111

Sedang para dokter Jundishapur sangat

benci jika anak-anak para pedagang itu memasuki profesi mereka”.112

Pada akhirnya peristiwa tersebut membuat Hunayn bertekad untuk menjadi

dokter yang cakap dalam berbagai bahasa terutama bahasa Yunani. Ia kemudian

pergi meninggalkan kota Baghdad dan berkelana ke beberapa wilayah di Asia

kecil dan wilayah Alexandria untuk mempelajari bahasa Yunani, Suryani dan

Persia. Hunayn kemudian kembali ke Baghdad dan menerjemahkan berbagai

manuskrip Yunani kuno ke dalam bahasa Arab untuk Jibril Ibn Bakhtisyu yaitu

dokter pribadi Harun al-Rasyid dan hal tersebut membuat Jibril terkagum-

kagum.113

Keberhasilan Hunayn menjadi penerjemah kemudian sampai di telinga sang

guru, Yuhanna Ibn Musawayh. Sang guru kemudian membaca berbagai karya

terjemahan Hunanyn dan terkejut dengan ketelitian tutur kata, kejelasan arti dan

keindahan susunan kata. Sang guru pun sadar hal yang dilakukan kepada Hunanyn

selama ini adalah sebuah hal yang memalukan, Yuhanna pun kemudian

memberikan buku hasil karyanya yang berjudul “An Nadir At Tayyibah” sebagai

bentuk penghormatan.114

Sejak saat itu Hunanyn menjadi seorang ahli kedokteran

dan penerjemah berbagai manuskrip berbahasa Yunani kuno, Suryani, Sansekerta

dan Persia. Berbagai karya berhasil diterjemahkannya dan salah satunya yang

paling terkenal adalah “ al-Asyr Maqalat fi al-„Ayn” yaitu buku yang menjelaskan

tentang sepuluh risalah tentang teknik pengobatan mata.115

2. Al-Thabari

Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Tabari atau

yang lebih dikenal dengan nama Al-Thabari, seorang hakim, ulama Muslim,

111

Ibnu Abi Usaibiah adalah seorang ahli kedoktoran Muslim Arab dan ahli bibliografi serta

merupakan seorang ahli sejarah kedoktoran pertama yang menulis sejarah kedokteran Arab yang

lahir pada tahun 590 H. 112

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.389. 113

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.454. 114

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.455. 115

Philip K. Hitty, History of The Arabs, h.455.

Page 51: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

40

dokter dan Psikolog legendaris Muslim dari abad ke-9 M. Selain dikenal sebagai

seorang psikolog, al-Tabari juga menguasai ilmu lain yakni fisika dan kedokteran.

Al-Thabari lahir pada tahun 838 M berasal dari keturunan Persia. Nama al-

Thabari adalah kenangan bahwa dia berasal dari Tabaristan.116

Ia lahir dari keluarga ilmuwan. Ayahnya, Sahl Ibnu Bishr adalah ahli

pengobatan, astrolog, dan ahli matematika yang terkenal. Dia tergolong keluarga

bangsawan dan orang-orang di sekitar memanggilnya Raban yang artinya

pemimpin kami.Sang ayah adalah guru pertama bagi al-Tabari. Dari ayahnya, ia

mempelajari ilmu pengobatan dan kaligrafi. Sebagai seorang pemuda yang cerdas,

al-Thabari juga sangat mahir berbahasa Suryani dan Yunani. Nama besarnya

dicatat dan diabadikan dalam karya muridnya Muhammad Ibnu Zakariya al-Razi

alias Rhazes, fisikawan agung.117

Al-Thabari lalu mengabdi di istana Dinasti Abbasiyah hingga

kepemimpinan al-Mutawakkil (847-861). Diperkirakan saat itulah, dia

memutuskan hijrah ke dunia Islam pada saat Al-Mu'tasim (833-842) menjadi

penguasa Dinasti Abbasiyah.

Dunia psikologi Islam mengenal al-Thabari sebagai pencetus terapi penyakit

jiwa. Selain dikenal sebagai seorang psikolog, ia juga menguasai ilmu lain yakni,

fisika dan kedokteran. Namanya tetap dikenang berkat karya-karya tulisnya yang

sangat berpengaruh. Lewat kitab Firdaus al-Hikmah yang ditulisnya pada abad

ke-9 M. Dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang

mengalami gangguan jiwa. Al-Thabari menekankan kuatnya hubungan antara

psikologi dengan kedokteran. Ia berpendapat bahwa pasien gangguan jiwa

membutuhkan konseling dan psikoterapi.118

Kitab "Firdaus al-Hikmah" atau (Paradise of Wisdom) merupakan adikarya

sang psikolog. Ia menghasilkan karya pertamanya dalam bidang pengobatan. Dia

116

Tabaristan adalah wilayah kuno bersejarah yang kini berada dalam wilayah Iran. Thabaristan

berada di selatan pantai Laut Kaspia kira-kira di lokasi lereng utara dan selatan pegunungan Alborz dan di

sebelah utara kota Ray yang merupakan kota besar pada masa lalu. 117

Philip K. Hitty, History of The Arabs,h.457. 118

Ashraf Kurdi, Sami khouri, Khaled A. Kurdi, The Arab Contrinution to Neurology (500-

1516 AD), Jordan, Neurosciences 2003 : Vol 8, Suplement 1, h.9.

Page 52: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

41

merupakan orang pertama yang mengusung ilmu kesehatan anak-anak dan bidang

pertumbuhan anak.119

3. Al-Razi

Nama lain al-Razi adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria Ibn Yahya al-

Razi. Dalam wacana keilmuan Barat dikenal dengan sebutan Rhazes. Ia dilahirkan

di Rayy, sebuah kota tua yang di masa lalu bernama Rhogee, dekat Teheran,

Republik Islam Iran pada tanggal 1 Sya'ban 251 H/ 865 M. 120

Ia dikenal sebagai dokter Muslim terbesar sepanjang sejarah dan yang paling

produktif dalam menghasilkan berbagai karyanya. Dalam usahanya mencari

tempat yang baik untuk dibangun sebuah rumah sakit, ia mempunyai metode

dengan menggunakan sekerat daging yang ia gantung di tempat-tempat yang

berbeda dan nantinya akan dilihat tempat mana yang paling sedikit membuat

kadar daging tersebut menjadi busuk.121

Karyanya yang paling fenomenal adalah al-Hawi yaitu sebuah ensiklopedi

kedokteran yang paling terkenal. Buku tersebut merangkum berbagai pengetahuan

kedokteran dari Yunani, Persia, dan India yang telah dikuasai oleh bangsa Arab

pada saat itu. Buku tersebut juga merupakan buku paling orisinil tentang berbagai

pengetahuan tentang ilmu kedokteran yang ditulis oleh al-Razi. Buku tersebut

kemudian dicetak dan ditulis ulang secara berkali-kali serta dijadikan sumber ilmu

kedokteran utama bangsa Eropa. Tak heran jika al-Razi disebut sebagai salah

seorang ilmuwan yang paling berpengaruh dalam dunia kedokteran.122

4. Ali Ibnu Abbas

Ali bin Abbas al-Majusi. Dia lahir di Ahwaz, barat daya Persia dan

meninggal sekitar tahun 982 M -994 M. Ia dikenal sebagai Masoudi, atau dalam

bahasa latin sebagai Haly Abbas, hidup di masa Dinasti Abbasiyah yang awalnya

119

Ashraf Kurdi, Sami khouri, Khaled A. Kurdi, The Arab Contrinution to Neurology

(500-1516 AD), h.9. 120

http://mgmpkimia.wordpress.com/tokoh-kimia/al-razi-865-925. (diakses pada 20

November 2017), Lihat pula di http://kolom-biografi.blogspot.com. 121

Edward G. Browne, Arabian Medicine, (Cambridge, 1921), h.44. 122

Phillip K. Hitty, History of The Arabs, h.458-459.

Page 53: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

42

menganut ajaran Zoroaster, sebagaimana terlihat dari namanya al-Majusi sebelum

akhirnya menjadi seorang Muslim.123

Dia lahir di Ahwaz, barat daya Persia dan belajar di bawah Syeikh Abu

Musa bin Sayyar Maher. Identitas para leluhurnya ialah penganut Zoroaster, tetapi

ia sendiri adalah seorang Muslim yang taat.

Selain tenar sebagai dokter profesional, Ali Abbas al-Majusi juga dikenal

sebagai penulis sejumlah buku medis. Ia pun disejajarkan dengan ilmuwan

Muslim lain, seperti Zakariya ar-Razi dan Ibnu Sina. Beberapa penemuan baru Ali

Abbas diabadikannya dalam wujud tulisan lepas dan buku karya ilmiah. Kerja

keras, kecerdasan, dan prestasi Ali Abbas akhirnya didengar oleh Amir Daulah

yang segera meminta Ali Abbas menulis sesuatu yang berguna bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.124

Sebagai jawaban, Ali Abbas pun membuat

sebuah karya penting di bidang kedokteran, yang kemudian dipersembahkannya

untuknya. 125

Karya tersebut berjudul Kamil al-Sina'a atau Kamil al-Maliki. Kitab ini ia

tulis untuk penguasa Buwaihi, al-Dawlah Fanna Khusraw, yang memerintah

antara 949 M -983 M. Karya Ali Ibnu Abbas ini, yang disebut juga Kamil al-

Shina‟ah al-Thibbiyyah, sebuah “kamus penting yang meliputi pengetahuan dan

praktik kedokteran”, lebih ringkas daripada al-Hawi (buku karya al-Razi), dan

dipelajari dengan lebih bersemangat hingga digantikan oleh karya yang muncul

berikutnya, yang ditulis oleh Ibnu Sina, yakni Al-Qanun. Jika al-Qanun dianggap

sebagai "Kitab Kedokteran" sekaligus karya terbaik Ibnu Sina karena berisi

pembahasan tentang seni bedah dan penyembuhan luka maka Kamil al-Sina'a

adalah sebuah buku legendaris karya Ali Abbas Majusi yang mengulas tentang

ilmu bedah hingga ke intinya.126

123

Zoroastrianisme atau Majusi adalah sebuah agama dan ajaran filosofi yang didasari oleh

ajaran Zarathustra yang dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster. Zoroastrianisme dahulu kala

adalah sebuah agama yang berasal dari daerah Persia Kuno atau kini dikenal dengan Iran. 124

Muhammad Thohir, Sejarah Islam dari Andalus Sampai Indus, (Jakarta, Pustaka Jaya,

1981), h.98. 125

Ashraf Kurdi, Sami khouri, Khaled A. Kurdi, The Arab Contrinution to Neurology , h.11 126

Ashraf Kurdi, Sami khouri, Khaled A. Kurdi, The Arab Contrinution to Neurology , h.11

Page 54: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

43

5. Ibnu Sina

Nama lengkapnya adalah Abu Ali Husain bin Abdullah bin Sina. Ia

dilahirkan pada tahun 980 M di Afshanah sebuah desa kecil di dekat

Bukhara,yang sekarang dikenal dengan wilayah Uzbekistan.

Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori

kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya

sendiri, menemukan metode - metode baru dari perawatan. Anak muda ini

memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun, bahkan di

usia 21 tahun, ia sudah mampu menulis karya-karyanya, yaitu seputar

sistematisasi pengetahuan terutama dalam bidang filsafat dan kedokteran.127

Di antara karya-karya Ibnu Sina yang paling terkenal adalah al-Qanun fi al-

Tibb (The Canon of Medicine). Selama kurun waktu abad ke-12 sampai abad ke-

14 M, buku ini dijadikan referensi utama bagi fakultas kedokteran di berbagai

perguruan tinggi Eropa, pada abad ke-17. Buku ini dianggap ensiklopedi ilmu

kedokteran. Versi edisi bahasa Arab terbit di Roma pada tahun 1593 M, dan

dalam bahasa Hebrew terbit di Naples pada tahun 1491. Sejak abad ke-15 M,

buku ini telah dicetak ulang sebanyak 15 kali, bahkan beberapa bagian buku

tersebut masih dicetak pada tahun 1930 di kota London, salah satunya

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Oskar Cameron Gruner.128

Buku al-Qanun ini merupakan karya ensiklopedi mencakup kombinasi

sistem medis Yunani dan Arab, dengan tambahan pengalaman personal Ibnu Sina.

Buku ini membahas tentang klasifikasi penyakit, penjelasan dan penyebab –

penyebabnya, dengan terapi (pengobatan), dan klasifikasi kedokteran secara

sederhana dan luas. Dengan higenitas, fungsi tubuh, dan berbagai topik

lainnya..129

127

Phillip K. Hitty, History of The Arabs, h. 459-460. 128

Al-Qanun fi Thibb terjemahannya dalam bahasa Inggris dapat dilihat dalam Oskar

Cameron Gruner, The Canon of Medicine of Avicenna, (New York: AMS Press, 1973), bag. I-IV,

h.25-135, 460-534. 129

AftabMacksood,“How Islam Influenced Science”,dalam

www.ais.org/bsb/Herald/Previous/95/ science.hlml diakses pada tanggal 11 Januari 2015. Dan

lihat Oscar Cameron Gruner, The Canon of Medicine of Avicenna, h. 174-183.

Page 55: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

44

Tak heran jika Ibnu Sina lebih dikenal sebagai Pangeran Para Dokter di

dunia Barat selama berabad-abad dan di dunia Timur hingga saat ini. Di Barat dia

dikenal dengan Avicenna.130

130

Heriyanto, Husain. Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam. (Jakarta: Mizan, 2011),

h.198.

Page 56: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Harun al-Rasyid adalah sosok pribadi yang cerdas dan berkepribadian

kuat. Sejak kecil ia telah menerima pendidikan yang baik dalam ruang lingkup

istana seperti pendidikan agama, pemerintahan, dan kemiliteran. Ia adalah

seorang cendikiawan yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, ia sangat mahir

dalam bidang sejarah, bahasa, dan kesusasteraan. Harun juga merupakan sosok

yang soleh dan taat terhadap ajaran agama, ia rutin melaksanakan ibadah, baik itu

wajib maupun sunnah, seperti melaksanakan ibadah haji, sholat sunnah 100 rakaat

perhari dan juga bersedekah. Dalam hal kepemimpinan, ia adalah sosok pemimpin

yang tegas dan juga berhati lembut, terutama kepada para ilmuwan dan alim

ulama, sehingga menjadikan ia sebagai pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya.

Peran Harun dalam ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran

sangatlah penting, karena kebijakan yang dikeluarkan oleh Harun bersifat mutlak

dan tidak bisa dibantah. Ia menjadikan ilmu pengetahuan sebagai tujuan nasional

dengan mengirim surat kepada para gubernur di seluruh wilayah Dinasti

Abbasiyah agar memberikan penghargaan dan upah kepada para siswa dan

mahasiswa yang berprestasi. Selain itu melalui gerakan penerjemahan berbagai

manuskrip berbahasa Yunani Kuno, Persia dan juga Suryani secara besar-besaran,

ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang sangat pesat. Selain itu hubungan

diplomatik antara Harun dengan para dokter dari Akademi Kesehatan Jundishapur

juga menjadi poin yang sangat penting dalam berkembangnya ilmu kedokteran di

wilayah Dinasti Abbasiyah. Ilmu kedokteran yang awalnya tidak begitu populer

dan hanya dipelajari oleh para bangsawan dan keturunan dokter Jundishapur pada

akhirnya bisa dipelajari oleh seluruh lapisan masyarakat.

Ilmu kedokteran pada masa Harun mengalami kemajuan yang sangat

pesat. Pembangunan Bimaristan dengan sistem dwifungsi yaitu sebagai rumah

sakit dan juga sebagai sekolah medis merupakan terobosan yang pertama dalam

sejarah kedokteran Islam. Rumah sakit tersebut juga dibangun dengan sangat

Page 57: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

46

megah dengan fasilitas yang sangat lengkap termasuk di dalamnya adalah apotik.

Dari kemajuan-kemajuan tersebut akhirnya melahirkan tokoh kedokteran Islam

yang sangat terkenal seperti at-Thabari, ar-Razi dan Ibnu Sina.

B. Saran

1. Bagi Dunia Pendidikan

Untuk meningkatkan pembelajaran dalam pendidikan, maka dunia pendidikan

harus semakin dikembangkan. Mempelajari sejarah pendidikan Islam dapat

menjadi sebuah pembelajaran bagi pendidikan untuk memperoleh semangat dalam

belajar,

2. Bagi Dunia Penelitian

Dalam proses penelitian kajian pustaka memerlukan bahan bacaan yang lebih

banyak. Bagi yang berminat untuk melakukan penelitian ini, perlu lebih awal

melakukan kegiatan membaca untuk mendukung pengetahuan dan mempermudah

penelitian. Banyak hal yang masih perlu dikaji, tidak hanya melalui lingkungan

sekitar tetapi juga dapat mengkaji tokoh dan karya-karya yang telah tersebar luas

di muka bumi.

Page 58: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

47

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qanun fi Thibb terjemahannya dalam bahasa Inggris dapat dilihat dalam Oskar

Cameron Gruner, The Canon of Medicine of Avicenna, (New York:

AMS Press, 1973).

Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam sejak masa Nabi Adam hingga abad XX,

Mizan, 2002.

2

Anjum, Saba. A Significant of Baitul Hikmah in Development of Scientific Work in

Abbasid Period, India, Aligard Muslim University (AMU), 2014.

As-shidiq, Yusuf. Tata Letak Rumah Sakit, ( Republika Khazanah : Senin, 22

November, 2010).

As-shidiq, Yusuf. Pengembangan Farmasi, ( Republika Khazanah : Jum‟at, 15

Oktober, 2010).

Kate, Kelly. The History of Medicine: Sejarah Kedokteran Dari Zaman Pra-

Sejarah Hingga Kini, Daru Wijayanti, Yogyakarta, PALMAL, 2010.

F .Nagamia, Husain. “Islamic Medicine History and Current Practice” Journal Of

International Society for The History of Islamic Medicine, Vol 1, No 3

(2003)

Isa, Ahmad. Tarikhu al-Bimaristan fi al-Islam, Mesir, Muassasatu Hindawi

Litta‟limi Wassaqofah, 2012.

Ulllman, Manfred. Islamic Medicine, Great Britain, Edinburgh University Press,

1978.

K. Hitty, Phillip. History Of The Arabs, (Trj), R Cecep Lukman Yasin dan Dedi

Slamet Riyadi dari judul Asli History Of The Arabs : From The

Earlies Times To The Present, (Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta,

2010).

B. Syed, Ibrahim. “Islamic Medicine : 1000 years ahead of its time”, Journal Of

International Society for The History of Islamic Medicine, Vol 1, No 2

(2002).

Bakri, Syamsul. Peta Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta, Fajar Media Press,

2010).

Syalabi, Ahmad. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta, PustakaAl-Husna,

1993.

Kasmiati, Harun Ar-rasyid, Jurnal Hunafa Vol 3 No 1 Maret 2006.

Jamil, Ahmad. Seratus Muslim Terkemuka, Jakarta, Pusataka Firdaus, 1996.

Ensiklopedi Islam, Jakarta, PT Ikhtiar Baru Van Houve, 1994

Page 59: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

48

Saefuddin, Didin. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, UIN Pers, 2003.

Mat Sidek, Roziah Sisik. Transformation of Hospital In The Islamic Civilization

From Medical Treatmen Centre into a Teaching Hospital, (Malaysia,

Midwell Journal, 2012).

As-shidiq, Yusuf. Tata Letak Rumah Sakit, ( Republika Khazanah : Senin, 22

November, 2010).

Khuluk, Lathiful. Perkembangan Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah,

Sejarah Peradaban Islam : Dari Masa Klasik Hingga Masa Modern,

(Yogyakarta, LESFI , 2009).

Saad , Bashar dan Said Omar. Greco – Arab and Islam Herbal Medicine,

traditional System, ethnic, safety, efficacy, and regulator issu,

(Singapura, WILEY , A john Wiley & sons, inc,, 2011).

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, Rajawali

Press, 2011).

Dajani. M. Akram. Medical Education in Islam Civilization, artikel JIMA, Vol

21, (Jordan : 1989).

Fayyadh, Sulaiman. IBNU NAFIS : Penemu Pembuluh Darah Kapiler,

(Yogyakarta, Pustaka Mantik, 1993).

Shiddieqy, Nourouzzaman. Jeram-Jeram Peradaban Muslim, (Yogyakarta: Pusat

Pelajar, 1998).

Kurdi, Ashraf., Sami, khouri, A. Kurdi, Khaled. The Arab Contrinution to

Neurology (500-1516 AD), Jordan, Neurosciences 2003 : Vol 8.

G. Browne, Edward. Arabian Medicine, (Cambridge, 1921)

Macksood, Aftab. “How Islam Influenced Science”, dalam

www.ais.org/bsb/Herald/Previous/95/ science.hlml diakses pada

tanggal 11 Januari 2015. Dan lihat Oscar Cameron Gruner, The Canon

of Medicine of Avicenna.

Heriyanto, Husain. Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam. (Jakarta: Mizan,

2011).

Negoita, Anna Maria. The City of Mansur The Builder, Baghdad Between The

Caliph‟s Will Andshari‟a Norms, University of Bucharest ,2011.

Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam Masa Klasik Hingga Masa Modern,

Yogyakarta, LESFI, 2002.

Page 60: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

49

Yamani, Ja‟far Khadem. Kedokteran Islam, Sejarah dan Perkembangannya,

Bandung, DZIKRA, 2005.

Suwarsono dan YS Alvin. Perubahan Sosial dan Pembangunan, (Jakarta,

Pustaka LP3ES, 2006).

Saharawati Mahmouddin. Kedokteran Nabi, Al-Thibb Al-Nabawi (Medicine Of

The Prophet), (Jakarta, UIN Press, 2012).

Wahyu wibowo, Sejarah Ilmu Kedokteran (Jakarta: Faza Media, 2005).

Muhammad Reza Ashfar, “Jundishapur, A Symbol of Intercultural

Understanding”, Jundishapur Journal of Microbiology, No 5, Vol 4,

2012.

Gail Marlow Taylor, The Physician of Jundishapur, E-Sasanika Graduate Paper,

University of California, 2010.

Page 61: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

50

LAMPIRAN

Lampiran 1.1- Ilustrasi gambar Harun al-Rasyid

Sumber : Pierre Beadry and Husein Askary, The Abbasid Chalipate of Haroun al-

Rasyid, h.3.

Page 62: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

51

Lampiran 1.2 – Ilustrasi yang menggambarkan ketika Harun al-Rasyid sedang

berpesta dengan orang kepercayaanya Ja‟far al-Barmak dan para pembantu

kerajaan.

Sumber : Gabriel Audisio, Harun al-Rasyid Caliph of Baghdad,( Roberth

McBride and Company, New York, 2010), h. 21.

Page 63: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

52

Lampiran 1.3 – Peta wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah yang menunjukan

jarak antara kota Baghdad dan Jundishapur yang sanngat dekat.

Sumber : Gail Marlow Taylor, The Physician of Jundishapur, E-Sasanika

Graduate Paper, University of California, 2010, h.9.

Page 64: PERAN HARUN AL-RASYID DALAM PERKEMBANGAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50498/1/SS1903… · JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM . FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

53

Lampiran 1.4 – Ilustrasi pengobatan yang dilakukan oleh tabib atau dokter yang

dikelilingi oleh para murid.

Sumber : https://library.unusa.ac.id/2015/02/26/pentingnya-menjaga-kesehatan-

menurut-islam/

( diakses pada 17 Juli 2019)