peran guru produktif dalam pemberdayaan unit produksi ...secure site...
TRANSCRIPT
LLAAMMPPIIRRAANN
Lampiran 1
Wawancara Guru Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Kendal
1. Bagaimana pemahaman menurut ibu guru tentang karakter wirausaha itu?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan Ibu guru dalam memberdayakan Unit
Produksi ?
3. Bagaimana penggunaan unit produksi dalam membentuk :
a. Sikap Kreatif?
b. Sikap Inovatif
c. Sikap Pantang menyerah
4. Bagaimana proses pembelajaran dari mulai awal pembelajaran hingga akhir
pembelajaran yang dilakukan didalam kelas maupun dalam Unit Produksi?
5. Bagiamana penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh ibu guru
saat pembelajaran dikelas maupun didalam unit produksi? Model
pembelajaran yang seperti apa?
6. Bagaimana Ibu guru melakukan evaluasi kepada siswa dalam pembelajaran
dikelas dan di Unit produksi? dan bagaimana sistem evaluasi yang
digunakan?
7. Bagaimana Ibu guru melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan
praktik tersebut? dan bagaimana siswa mengkaitkan secara langsung antara
materi yang diberikan di dalam kelas dengan praktik secara langsung?
8. Bagaimana upaya Ibu guru jika mendapati siswa malas dan tidak antusias
mengikuti pembelajaran dan pelaksanaan praktik?
9. Hambatan apa saja yang Ibu guru temui saat melakukan pemberdayaan unit
produksi juga dalam memberikan pembelajaran kepada siswa?
10. Bagaimana dengan kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan apakah
anda mengikuti seminar, workshop atau kegiatan lainnya sebagai bekal
untuk lebih kompeten dalam mengajar siswa?
11. Bagaimana jika pelaksanaan tersebut belum dapat tercapai Perbaikan apa
yang ingin anda lakukan diwaktu yang akan datang contohnya seperti model
pembelajaran, materi, fasilitas unit produksi atau pengelolaan kelas?
Lampiran 2
DATA COLLECTION
Wawancara Guru Produktif Kompetensi Keahlian Pemasaran SMK
Negeri 1 Kendal
Wawancara ke-1
Nama : Dra. Sri Wahyuni, M.Pd
Usia
: 52 Tahun
Alamat tempat tinggal : Pedodowetan Rt. 05 Rw. 01 Cepiring,
Kendal
Sekolah tempat mengajar
: SMK Negeri 1 Kendal
Kedudukan dlm unit
produksi
: Pengajar dan Ketua pengelola Unit
Produksi
Mata pelajaran yang diampu : Produktif Pemasaran
Waktu lama mengajar di
sekolah
: Mulai dari tahun 2003 (13 Tahun)
Pendidikan terakhir : S2 Manajemen Pendidikan
Waktu Wawancara : Senin 1 Februari 2016, Pukul 10:45
WIB
Tempat Wawancara : Ruang Guru Produktif SMK Negeri 1
Kendal
1. Bagaimana pemahaman menurut ibu guru tentang jiwa wirausaha itu?
Menurut saya jiwa wirausaha itu ya pribadi dari seseorang yang memiliki
sikap kreatif, inovatif, tanggung jawab, tidak mudah putus asa, disiplin
dalam berwirausaha. Khususnya jiwa dari siswa saya yang ingin saya
tanamkan agar mempunyai jiwa wirausaha. Selain bisa langsung kerja juga
Supaya siswa SMK yang saya didik juga bisa berwirausaha setelah lulus
sekolah. Jadi saya membuat anak didik saya untuk bisa berwirausaha juga
memiliki kepribadian yang antusias untuk berwirausaha.
2. Bagaimana upaya yang dilakukan Ibu guru dalam memberdayakan Unit
Produksi untuk membentuk siswa agar memiliki jiwa wirausaha? upaya
yang saya lakukan yaitu dengan cara membuat anak untuk bisa berwirausaha
melalui unit produksi karena didalam unit produksi siswa bisa secara
langsung praktek jualan mbak. Dengan berjualan otomatis siswa bisa
mengerti dan memahami seperti apa berwirausaha itu. Selain itu saya juga
menggunakan unit produksi sebagai praktik untuk dapat membentuk
kepribadian siswa agar bisa antusias dalam berwirausaha. Pemberdayaan
yang saya lakukan yaitu dengan saya melibatkan secara langsung dari mulai
sebelum pelaksanaan praktik dan sesudah praktik mbk, saya juga memantau
bagaimana siswa saat berjualan di unit produksinya. Disitu saya
mengarahkan bagaimana siswa harus menata produk, harus melayani
konsumen, harus melakukan transaksi penjualan secara langsung kepada
konsumen. Prosedur – prosedur yang ada dalam materi pembelajaran
misalnya menata produk yaitu produk harus ditata sesuai dengan jenisnya
misalnya makanan kecil ya ditata sama makanan kecil semua, kalau
gorengan jugan harus ditata sm makanan yang digoreng lainnya. Biar
tampilannya itu menarik mbk dan konsumen pun tertarik untuk ingin
membeli. Saya juga bikin peraturan juga mbk karna kadang anak kalau tidak
ada aturannya itu terkadang menyepelekan, sehingga saat membuat
peraturan juga jadwal piket yang setiap harinya dijaga oleh 6 orang anak
dari anak – anak kelas 10. Selanjutnya selain itu saya juga selalu
memberikan motivasi kepada anak – anak supaya tidak malu untuk
berjualan dan berlatih untuk berwirausaha mulai dari sekarang mbak.
3. Bagaimana penggunaan unit produksi dalam membentuk :
a. Sikap Kreatif? Saya melahit anak – anak untuk membawa makanan yang
dijual 1 orang yang piket tidak boleh sama dengan yang lain sehingga
produk yang dijual beraneka ragam jadi konsumennya tidak bosan dan dapat
memilih sesuai dengan keinginan mereka, saya juga membuatkan voucher
mbak dimana setiap anak yang pada hari ini piket dan jaga untuk berjualan
di unit produksi harus bisa menjual voucher tersebut kemudian dapat
ditukarkan pada jam istirahat.
b. Sikap Inovatif? Saya mengajarkan anak agar melakukan promosi intern
mbak, maksutnya promosi intern itu promosi yang dilakukan oleh anak yang
jaga piket unit produksi sasarannya pada anak jurusan pemasaran dari kelas
10, 11, 12 promosi bisa dilakukan melalui penawaran voucher yang sudah
saya sediakan. Jadi sebelum unit produksi dibuka mereka sudah punya
pegangan konsumen sendiri – sendiri. Hal itu juga meminimalisir kerugian
untuk barang yang tidak laku. Kalau sebelum unit produksi dibuka kok
sudah ada calon pembeli kan kemungkinan kecil produk yang dijual itu sisa
pastikan habis semua ya mbak. Hlah seperti itu saya memberikan pelajaran
kepada anak agar anak didik saya mempunyai inovasi – inovasi baru dalam
berwirausaha di Unit Produksinya mbak.
c. Sikap Pantang menyerah? Sikap pantang menyerah yang saya ajarkan itu
dalam mencari konsumen mbk. Saya tau mencari konsumen itu tidaklah
mudah, karena tidak mudah itulah saya melatih siswa untuk tidak pantang
menyerah. Memang saya mengharuskan mereka mau tidak mau untuk bisa
mendapatkan konsumen. Pada saat mereka menawarkan voucher tersebut
mereka diuji kesabarannya dimana ada yang menolak membeli dan ada juga
yang menerima untuk membeli jika mereka bisa menjual voucher tersebut
berarti mereka sudah bisa sedikit demi sedikit melatih diri mereka untuk
memiliki sikap pantang menyerah. Selain itu saya juga mengajarkan siswa
agar siswa selalu melayani konsumen dengan ramah tamah. Walaupun
terkadang ada konsumen yang cerewet atau yang lainnya mereka tetap harus
melayaninya karena dengan itu siswa juga dilatih secara langsung untuk
tidak mudah putus asa dalam menghadapi berbagai jenis konsumen. Jika
terkadang ada barang jualan yang sisa misalkan seperti minuman (teh) atau
makanan (gorengan) saya mengajarkan siswa untuk tidak mudah menyerah
jangan sampai gara – gara barang yang dijual itu sisa esok harinya mereka
tidak mau berjualan lagi jangan sampai hal itu terjadi. Jadi saya selalu
mengingatkan bahwasanya memang usaha itu tidak selamanya berjalan
lancar, tetapi seorang wirausaha harus bisa mensiasatinya untuk mengatasi
permasalahan yang ada pada usahanya.
4. Bagaimana proses pembelajaran dari mulai awal pembelajaran hingga akhir
pembelajaran yang dilakukan didalam kelas maupun dalam Unit Produksi?
Wah kalau persiapan sebelum pembelajaran dikelas banyak sekali yang saya
persiapkan mbk diantaranya saya terlebih dahulu saya membuat : 1. kalender
pendidikan, 2. silabus mata pelajaran, 3. analisa hasil belajar efektif, 4.
distribusi alokasi waktu, 5. hasil analisa ulangan harian, 6. Analiasis urutan
logis program mata pelajaran, 7. prota, 8. promes, 9. validitas soal ulangan,
10. penentuan kriteria ketuntasan minimal, 11. RPP nya juga harus ada
daftar hadir, pelaksanaan program pengayaan, pelaksanaan program
perbaikan (remidi), 12. evaluasi pembelajaran. Setelah persiapan tersebut
saya buat jadi saya sudah bisa mulai pembelajaran dikelas mbk. Jadi dalam
mengajar itu saya tidak Cuma bikin RPP saja tapi saya juga bikin persiapan
lainnya mbak supaya ada acuannya dalam memberikan materi pelajaran dan
sesuai dengan prosedur di Sekolah. Pembelajaran yang saya lakukan lebih
bertumpu pada keterlibatan siswa secara langsung mbak, jadi siswa aktif ya
gurunya juga aktif. Siswa juga boleh mencari sumber belajar lainnya tidak
hanya pada buku disekolah saja dan siswa juga harus meringkas materi
sebelum mulai pembelajaran. Terlebih dahulu saya menerangkan materi
pelajaran kemudian setelah itu saya memberikan kesempatan untuk bertanya
kepada siswa jika ada materi yang belum jelas. Sehingga terjadi proses tanya
jawab juga diskusi, dengan begitu siswa mudah mengerti apa yang saya
ajarkan. Dengan itu mereka lebih dapat mudah memahami dan mengerti
materi yang saya jelaskan. Beberapa kali pertemuan saya juga memberikan
tugas kepada siswa untuk melakukan presentasi kelompok di depan kelas.
Setelah dirasa materi cukup saya langsung menyuruh siswa untuk praktik
secara langsung di Unit Produksi. Selanjutnya saya juga melakukan
persiapan sebelum pelaksanaan praktik dari mulai menyiapkan jadwal jaga,
mempersiapkan alat – alat yang digunakan untuk praktik, mempersiapkan
siswa untuk bisa membuka toko untuk berjualan. Saat proses pembelajaran
di unit produksi saya mencoba mengkaitkan materi pembelajaran pada saat
pelaksaan praktik. Prosesnya yaitu saya memberikan contoh langsung
bagaimana menata produk, bagaimana melayani konsumen, dan bagaimana
menjalankan usaha retail. Misalnya jika ada seorang siswa yang ingin
membeli atau sebagai konsumen saya tidak segan untuk melayaninya dan
siswa memperhatikan secara langsung ketika saya sedang melayani. Setelah
saya rasa siswa cukup faham dan mengerti apa yang saya contohkan baru
saya bisa melepaskan siswa untuk praktik sendiri. Karena mayoritas siswa
SMK adalah anak perempuan jadi mereka cepat tanggap juga mbak dan
tidak malu untuk langsung berjualan di Unit Produksi.
5. Bagiamana penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh ibu guru
saat pembelajaran dikelas maupun didalam unit produksi?Model
pembelajaran yang seperti apa? Model pembelajaran yang saya gunakan itu
Model Scientific Learning mbak. Dengan model ini saya ingin siswa itu bisa
terlibat secara langsung mbak tidak hanya dalam pembelajaran saja tetapi
juga dalam praktik, yang saya ajarkan menggunakan teori juga praktik.
Sehingga pada saat mereka lulus dari SMK mereka mempunyai
keterampilan khususnya dalam berwirausaha mbak.
6. Bagaimana Ibu guru melakukan evaluasi kepada siswa dalam pembelajaran
dikelas dan di Unit Produksi? dan bagaimana sistem evaluasi yang
digunakan? Evaluasi dikelas selalu saya lakukan sesudah pembelajaran
berlangsung, saya menanyakan kepada siswa materi apa yang belum jelas
dan saya juga memberikan tugas dan ulangan harian sebagai evaluasi.
Dengan evaluasi setiap hari yang saya lakukan saya tahu sejauh mana materi
yang bisa diterima oleh siswa saya. Sehingga saya mengerti langkah apa
selanjutnya yang harus saya lakukan jika siswa saya ada yang belum
mengerti dengan apa yang saya sampaikan. Jika evaluasi dalam unit
produksi yang saya lakukan yaitu mulai dari pembukuan harian dan daftar
absensi jaga siswa mbak. Setiap hari saya melihat dan menilai pembukuan
keuangan yang ditulis oleh siswa yang berjaga piket di unit produksi. Saya
juga menghitung kembali uang hasil jualan yang mereka dapatkan setiap
harinya. Jika ada kekeliruan saya langsung memberi tahu dan mengingatkan
kepada siswa untuk membenahinya. Saya juga tidak lupa menilai pada
bagian absensi siswa. Pada buku absensi siswa dapat terlihat keaktifan
siswa, siapa saja yang malas dan siapa saja yang antusias dalam melakukan
prkatik jualan di unit produksi. Karena setiap datang jaga siswa jam
setangah 7 harus sudah datang dan saya sudah menunggu di dalam ruangan
saya. Jadi kelihatan kalau jam setengah 7 siswa belum melakukan persiapan
untuk berjualan berarti mereka datang terlambat. Itu evaluasi harian yang
saya lakukan mbak. Kalau evaluasi kelas tes tertulis di tengah semester dan
di akhir semester mbak. Di unit produksi nya saya hanya melakukan
evaluasi setiap harinya saya sudah bisa mengambil nilai dari situ.
7. Bagaimana Ibu guru melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan
praktik tersebut? dan bagaimana siswa mengkaitkan secara langsung antara
materi yang diberikan di dalam kelas dengan praktik secara langsung? Saya
selalu melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan praktik tersebut,
yang memegang sepenuhnya adalah siswa. Siswa terlibat secara langsung
seperti dari tanggungjawab produk, yang membawa produk yang ingin
dijual adalah siswa. Mereka memikirkan produk apa yang harus siap untuk
dijual. Kemudian yang melayani konsumen secara langsung juga
sepenuhnya dilakukan siswa. Selanjutnya dari segi konsumen juga siswa
yang mencari konsumen untuk mau membeli di Unit Produksi tersebut.
Semua kegiatan yang berkaitan dengan praktik tersebut sepenuhnya
dilakukan oleh siswa sehingga siswa diajakan untuk mandiri. Saya juga
mengkaitkan materinya di dalam pelaksanaan praktik unit produksi misalnya
dari materi menata produk didalam materi tersebut produk harus ditata
sesuai dengan jenisnya, misalnya produk food harus ditata bersampingan
dengan produk food laninnya. Sedangkan produk non food juga harus ditata
berdampingan dengan produk non food lainnya, supaya dalam penataannya
terlihat menarik juga tidak mudah tercampur antara food dan non food.
Penataan juga harus sesuai prosedurnya barang yang terlihat kecil ditata di
paling depan dan yang besar ditata di belakang. Itu yang sederhana dari
materi menata produk mbak. Jika materi lainnya juga seperti itu saya
mengajak siswa untuk mencermati terlebih dahulu prosedur – prosedur dari
materi tersebut sehingga siswa mudah dalam mempraktekkan sesuai dengan
materi yang telah saya sampaikan.
8. Bagaimana upaya Ibu guru jika mendapati siswa yang aktif dan siswa yang
malas dan tidak antusias mengikuti pembelajaran dan pelaksanaan praktik?
Siswa yang aktif dan antusias cenderung tidak malas terlihat jelas pada saat
praktik maupun pada saat pembelajaran. Siswa yang atif lebih cekatan dalam
melaksanakan tugasnya. Saya memberikan penilaian lebih pada siswa yang
aktif namun perlakuan tetap sama seperti siswa – siswa yang lain. Sementara
yang malas saya secara tegas langsung memberikan sanksi dan hukuman,
tapi bukan hukuman yang kejam melainkan saya memberikan hukuman
yang berkaitan dengan kemajuan unit produksinya juga mbak. Misalnya jika
didapati siswa ada yang sengaja tidak jaga padahal siswa memang ada
jadwal jaga pad hari itu hlah saya langsung memanggil siswa ke ruangan
saya untuk saya kasih pengertian bahwasanya memang penting praktik
tersebut untuk diikuti mengingat pentingnya jiwa wirausaha yang harus
dimilki oleh siswa SMK. Kemudian sanksinya saya memberikan tanggung
jawab kepada siswa yang malas untuk bisa mencari konsumen dan menjual
sebanyak 3 voucher. Mereka harus mencari konsumen sesuai dengan waktu
yang saya tentukan jadi sanksi tersebut adalah sanksi yang mendidik juga
untuk kebaikan dan kemajuan unit produksi kita.
9. Hambatan apa saja yang Ibu guru temui saat melakukan pemberdayaan unit
produksi juga dalam memberikan pembelajaran kepada siswa? Kendalanya
ya terkadang pada siswanya juga mbak kadang ada siswa yang antusias dan
ada juga siswa yang malas, pada siswa yang malas saya harus memberikan
bimbingan secara khusus agar mereka mau melaksanakan praktik tersebut.
Kalau dalam memberdayakan unit produksinya kendalanya pada
pelaksanaan jika pada saat siswa libur otomatis kita juga libur misalnya
sedang liburan semester, sedang UAS, atau sedang puasa. Pada waktu libur
tersebut otomatis praktik juga diliburkan. Sehingga pada saat ingin
membukanya lagi harus memulai dari awal lagi dari mulai yang jaga sampai
saya harus memberikan motivasi lagi, karena biasanya siswa kalau sudah
liburan apalagi libur panjang itu untuk memulai praktik jualan lagi itu agak
sedikit kurang motivasinya mbak dan saya harus tidak bosan – bosan
mengajak dan memberikan motivasi lagi kepada siswa saya untuk mau
bekerja dan melatih siswa untuk prihatin. Kendala selanjutnya yaitu pada
pendapatan mbak, target yang saya berikan itu minimal penghasilan setiap
hari itu sebanyak 30 ribu. Kadang pendapatan harian tidak sesuai dengan
target yang saya berikan. Jika terjadi seperti itu saya mulai mengoreksi
apakah memang ada ketidak jujuran kepada siswa atau memang konsumen
yang datang itu sedikit. Saya harus jeli dalam mencari akar permasalahan
tersebut. Selain itu juga hambatan dari persaingan antar penjual, saya harus
bisa memberikan arahan kepada siswa untuk bisa bersaing secara sehat.
Saya juga memberikan pengetahuan bahwasanya memang persaingan di luar
sana lebih kejam dalam menjalankan sebuah usaha, tapi menjadi wirausaha
yang pintar adalah lebih penting. Jika jiwa wirausaha benar – benar dimiliki
oleh seorang wirausaha mereka tidak akan bersaing secara tidak sehat.
10. Bagaimana dengan kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan apakah
anda mengikuti seminar, workshop atau kegiatan lainnya sebagai bekal
untuk lebih kompeten dalam mengajar siswa? Wah kalau workshop atau
seminar terkait kewirausahaan saya sering ikut dari mulai tingkat kabupaten
Kendal, sekarisidenan Semarang, dan tingkat Jawa tengah. Seminar tersebut
bisa menambah wawasan saya mbak jika memang saya ada kesempatan
untuk ikut saya pasti ikut seminar yang terkait denga kewirausahaan. Ilmu
yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar tersebut bisa saya ajarkan
kembali kepada siswa. Jadi menurut saya kegiatan tersebut bermanfaat
untuk saya pribadi juga siswa – siswa saya.
11. Bagaimana jika pelaksanaan tersebut belum dapat tercapai Perbaikan apa
yang ingin anda lakukan diwaktu yang akan datang contohnya seperti model
pembelajaran, materi, fasilitas unit produksi atau pengelolaan kelas?
Perbaikan Dikelas pada bagian nilai saya melakukan perbaikan KKM dan
pengayaan jika memang nilai siswa belum memenuhi syarat. Model
pembelajaran juga ingin saya berbaiki jika memang model yang saya pakai
tidak efektif untuk siswa tidak menutup kemungkinan saya memakai model
pembelajaran yang baru untuk tercapainya pembelajaran yang efektif.
Kedepannya saya ingin supaya Unit Produksi Cafe Q-taa tidak kalah dengan
kantin yang lain dari mulai konsumen dan juga fasilitas. Karena fasilitas
pada saat ini masih tradisional yaitu dengan menggunakan alat manual
kedepannya saya ingin menggunakan alat transaksi seperti POS di Unit
Produksinya mbak supaya memudahkan siswa juga lebih praktis. Perbaikan
untuk materi yaitu saya ingin menambah sumber belajar siswa dari mulai
buku panduan atau buku pendukung lainnya agar siswa mudah mendapatkan
informasi tidak hanya bertumpu pada satu sumber saja.
Wawancara ke-2
Nama : Layliana Imroni, SE
Usia
: 43 Tahun
Alamat tempat tinggal : GMP A-28 Langen harjo, Kendal
Sekolah tempat mengajar
: SMK Negeri 1 Kendal
Kedudukan dlm unit
produksi
: Pengajar
Mata pelajaran yang diampu : Produktif Pemasaran
Waktu lama mengajar di
sekolah
: Mulai dari tahun 2005 (11 Tahun)
Pendidikan terakhir : Sarjana Ekonomi
Waktu Wawancara : Senin 29 Februari, Pukul 11.30 WIB
Tempat Wawancara : Ruang Guru Produktif SMK Negeri
1 Kendal
1. Bagaimana pemahaman menurut ibu guru tentang karakter wirausaha itu?
Seorang wirausaha itu harus punya sikap yang ulet, disiplin, tanggung
jawab, kreatif, inovatif, sifat – sifat yang positif, tidak mudah menyerah,
pandai membaca peluang dan memanfaatkan peluang yang ada.
2. Bagaimana upaya yang dilakukan Ibu guru dalam memberdayakan Unit
Produksi ? Karena saya disini sebagai pengajar bukan sebagai pengurus
langsung di Unit Produksi jadi yang saya pegang pada siswa nya mbak.
Saya terlebih dahulu menjelaskan mengenai apa si Unit Produksi Cafe Q-
taa itu. Saya melatih siswa untuk mau berwirausaha dari mulai sekarang
waktu SMK tidak ada salahnya menitih karir dimulai saat masih dalam
bangku sekolah dan memanfaatkan peluang dalam setiap usaha. Kemudian
saya memberi pemahaman terlebih dahulu bahwasanya memang Unit
Produksi itu diperuntukkan untuk siswa, yang menjalankan siswa, dan
yang memperoleh keuntungan juga untuk siswanya sendiri. Saya juga
memberi motivasi kepada siswa untuk terus melaksanakan tanggung
jawabnya di Unit Produksi. Saya juga memberi bimbingan kepada siswa
untuk membuat proposal usaha sebagai upaya pengembangan Unit
Produksi. Proposal dibuat sesuai dengan kelompok kerja 1 kelompok
membuat 1 proposal usaha. Pembekalan materi pelajaran lebih saya tekan
kan ketika saat sebelum pelaksanaan praktik.
3. Bagaimana penggunaan unit produksi dalam membentuk :
a. Sikap Kreatif? Dapat dibentuk dari Pembuatan proposal dari sini siswa
dapat terlatih untuk kreatif karena dalam membuat proposal itu
membutuhkan kreativitas dari siswa itu sendiri. Selanjutnya juga bisa
saya bentuk dari produk unggulan yang dijual oleh siswa, mereka harus
punya produk yang diunggulkan dan harus bisa berjalan terus menerus
untuk mewujudkannya.
b. Sikap Inovatif? Bisa juga melalui penciptaan produk baru yang belum
ada, selalu memanfaatkan peluang dari produk – produk baru sehingga
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seminimal mungkin.
Juga memanfaatkan ide – ide pemasaran yang bersifat baru.
c. Sikap Pantang menyerah? Dapat dibentuk pada saat dagangan yang
dijual oleh siswa itu masih banyak sehingga mengharuskan siswa untuk
keliling menawarkan sisa jajanan tersebut. Dari situ dapat terlihat
karakter dari setiap masing – masing siswa. Jika mengalami kerugian
siswa juga harus mencari apanya yang salah dan siswa harus
menemukan permasalahan kerugia tersebut apakah dari pembukuannya
yang salah atau memang pada saat itu konsumennya sedikit sehingga
mengalami kerugian.
4. Bagaimana proses pembelajaran dari mulai awal pembelajaran hingga
akhir pembelajaran yang dilakukan didalam kelas maupun dalam Unit
Produksi? Persiapan di kelas pada saat pembelajaran biasanya saya
Membekali siswa terlebih dahulu dengan materi dan mendukung program
jurusan yang sudah direncanakan. Saya juga membekali pada kemampuan
seperti apa yang harus dimiliki dari siswa. Sebelum pembelajaran saya
juga mempersiapkan materi pembelajaran yang sebelumnya saya sudah
buat RPP terlebih dahulu jauh – jauh hari bahkan sebelum siswa mulai
masuk pada awal semester. Jika di Unit Produksi memang tidak ada
persiapan dengan membuat RPP hanya disesuaikan dengan materi sendiri
jika di Unit Produksi lebih pada Bisnis Plan yaitu langsung terjun untuk
kerja. Selain itu persiapan di UP juga bisa dilakukan dengan pengisian
buku administrasi.
5. Bagiamana penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh ibu guru
saat pembelajaran dikelas maupun didalam unit produksi? Model
pembelajaran yang seperti apa? Penerapan model pembelajarannya biasanya
saya sesuaikan dengan materi yang ada dan juga siswanya. Dikelas biasanya
saya menggunakan pembelajaran yang bersifat Learning by Doing,bisa juga
dengan kolabirasi kelompok. Kalau model pembelajaran di UP yaitu
berbasis project bisa juga melalui proposal tadi yang dibuat oleh siswa
perkelompok. Jika misalkan materinya berkaitan dengan masalah saya bisa
juga menggunakan model Problem Learning. Tetapi saya terlebih dahulu
mempertimbangkan dari siswa dan materinya apakah sesuai atau tidak.
6. Bagaimana Ibu guru melakukan evaluasi kepada siswa dalam pembelajaran
dikelas dan di Unit produksi? dan bagaimana sistem evaluasi yang
digunakan? Evaluasi dikelas mengssenai pembelajaran saya lakukan setiap
hari. Pertanyaan saya berikan kepada siswa untuk bisa mengetahui sejauh
mana siswa memahami materi yang saya ajarkan. Jika di Unit Produksi saya
tidak melakukan evaluasi disana hanya saja setiap hari saya menanyakan
mengenai perkembangan Unit Produksi dan mengenai penjualan produknya
apakah mendapatkan laba atau tidak.
7. Bagaimana Ibu guru melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan
praktik tersebut? dan bagaimana siswa mengkaitkan secara langsung antara
materi yang diberikan di dalam kelas dengan praktik secara langsung? Siswa
terlibat dalam Unit Produksi secara langsung itu dapat dilihat dari jadwal
jaga dan siswa juga sebagai pelaksana praktik tersebut. Penjualnya ya
dilakukan oleh siswa, persiapan juga oleh siswa sampai hingga akhir praktik
juga siswa yang melaksanakan. Saya mengkaitkan secara langsung dari
materi ke pada praktik secara langsung dengan cara saya memberikan
contoh nyata. Jika hanya menggunakan teori saja siswa akan sulit untuk
memahami dan mencerna. Misalkan saja saya mengajar materi produktif
pemasaran online saya bisa melibatkan produk yang diambil dari Unit
Produksi untuk dipasarkan. Mengajarkan prosedur yang lebih rinci di dalam
praktik dipegang secara langsung oleh ketua UP.
8. Bagaimana upaya Ibu guru jika mendapati siswa malas dan tidak antusias
mengikuti pembelajaran dan pelaksanaan praktik? Alasan siswa itu
bermacam – macam ada yang beralasan sayang jika meninggalkan pelajaran.
Ada juga karena mereka takut untuk meminta ijin kepada guru yang
bersangkutan dalam pelajaran sehingga mereka enggan untuk meninggalkan
pelajaran. Saya selalu mengingatkan secara langsung dan bertemu satu
persatu siswa yang malas tersebut kemudian saya memberikan himbauan
kepada siswa bahwa memang tanggung jawab di Unit Produksi tersebut
memang harus selalu dikerjakan dengan baik. Supaya dapat berjalan setiap
harinya.
9. Hambatan apa saja yang Ibu guru temui saat melakukan pemberdayaan unit
produksi juga dalam memberikan pembelajaran kepada siswa? Lokasi yang
berdekatan dengan kantin yang sudah professional mengakibatkan
persaingan antara satu dengan kantin yang lain. Pengurusan ijin jaga kepada
guru – guru umum yang terkadang belum memberikan ijin untuk
meninggalkan jam pelajarannya. Anak – anak juga belum sepenuhnya
timbul kesadaran untuk berwirausaha. Di Unit Produksinya masih ada
fasilitas yang kurang memadai misal saja penerangan yang masih kurang
terang. Sumber air juga terkadang terhambat karena digunakan secara
bersamaan.
10. Bagaimana dengan kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan apakah
anda mengikuti seminar, workshop atau kegiatan lainnya sebagai bekal
untuk lebih kompeten dalam mengajar siswa? Sering saya mengikuti
seminar atau workshop yang dikirim langsung dari sekolahan atau terkadang
mengikuti dengan biaya sendiri. Seminar dan workshop dari tingkat
Nasional yang saya pakai dengan biaya sendiri. Seminar di tingkat provinsi
yang saya ikuti karena dikirim dari sekolahan.
11. Bagaimana jika pelaksanaan tersebut belum dapat tercapai Perbaikan apa
yang ingin anda lakukan diwaktu yang akan datang contohnya seperti model
pembelajaran, materi, fasilitas unit produksi atau pengelolaan kelas?
Meningkatkan kekuatan dari penggerak Unit Produksinya dan memperbaiki
strateginya dalam berjualan. Jika memang dibutuhkan saya bisa megganti
model pembelajaran yang lebih efektif untuk siswa. Di Unit Produksi sendiri
kedepannya ruangannya bisa diperluas dan dikelola secara lebih modern
fasilitasnya juga lebih modern. Perbaikan pada siswanya juga dilakukan ,
juga dalam pengurusan ijin jaga.
Wawancara ke-3
Nama : Sri Ani Murdaningsih, S.Pd
Usia
: 42 Tahun
Alamat tempat tinggal : Carangsari, Rt.4/Rw.3 Kendal
Sekolah tempat mengajar
: SMK Negeri 1 Kendal
Kedudukan dlm unit
produksi
: Pengajar
Mata pelajaran yang diampu : Produktif Pemasaran
Waktu lama mengajar di
sekolah
: Mulai dari tahun 2005 (11 Tahun)
Pendidikan terakhir : Sarjana Pendidikan
Waktu Wawancara : Senin 29 Februari, Pukul 12.05 WIB
Tempat Wawancara : Ruang Guru Produktif SMK Negeri
1 Kendal
1. Bagaimana pemahaman menurut ibu guru tentang karakter wirausaha itu?
Sikap seorang wirausaha yang kreatif, inovatif, harus selalu berusaha, tidak
mudah putus asa , disiplin, tanggung jawab.
2. Bagaimana upaya yang dilakukan Ibu guru dalam memberdayakan Unit
Produksi? Saya sebagai pengajar materi produktif dan tidak terjun secara
langsung ke Unit Produksinya. Saya melatih untuk berjualan melalui materi di
dalam kelas. Saya melatih siswa untuk berwirausaha karena wirausaha itu
karir yang sangat menjanjikan. Saya juga memberikan semangat kepada
siswa agar siswa juga bersemangat dalam melaksanakan tugasnya.
Membekali siswa dengan materi dan membekali mengenai cara
membangun sebuah usaha khususnya di Unit Produksi. Motivasi juga saya
berikan kepada siswa dan pengarahan supaya siswa mau terjun secara
langsung. Karena saya disini sebagai pengajar jadi yang saya pegang
adalah siswanya.
3. Bagaimana penggunaan unit produksi dalam membentuk :
a. Sikap Kreatif? Dapat dibentuk melalui Pengelolaan produk yang dijual
harus beraneka ragam. Dari sini siswa akan memikirkan solusinya
supaya konsumen tidak jenuh , sehingga dapat membentuk siswa untuk
kreatif.
b. Sikap Inovatif? Memanfaatkan peluang dan kesempatan bisnis.Jika ada
peluang baru siswa harus memanfaatkannya dengan baik. Dalam
memanfaatkan peluang – peluang yang baru disinilah siswa dapat
membentuk sikap inovatif.
c. Sikap Pantang menyerah ? Misalkan dalam unit produksi mengalami
kerugian saya mengjarkan siswa untuk tidak langsung bergegas gulung
tikar. Tetapi saya lebih mengajarkan untuk mencari solusi dari
permasalahan tersebut. Penyelesaian dalam setiap masalah yang ada
bisa membentuk sikap pantang menyerah.
4. Bagaimana proses pembelajaran dari mulai awal pembelajaran hingga
akhir pembelajaran yang dilakukan didalam kelas maupun dalam Unit
Produksi? Persiapan yang saya lakukan di kelas sebelum mengajar saya
terlebih dahulu membuat RPP sebagai pegangan saya dalam mengajar.
Kemudian penguasaan materinya saya persiapkan sebelum mengajar.
Mempersiapkan siswa saya melakukan dengan penugasan sebelum
memulai pembelajaran. Penugasan berupa siswa mempersiapan materi
sendiri. Jika di Unit Produksi sendiri siswa dan produknya harus
dipersiapkan sebelum pelaksanaan praktiknya.
5. Bagiamana penerapan model pembelajaran yang digunakan oleh ibu guru
saat pembelajaran dikelas maupun didalam unit produksi?Model
pembelajaran yang seperti apa? Di dalam kelas saya menggunakan model
pembelajaran Scientific Learning. Saya juga melatih untuk bisa berdiskusi
dengan kelompok agar tercipta saling aktif tanya jawab kelompok satu
dengan yang lain. Jika di Unit Produksi meggunakan model kerja secara
langsung.
6. Bagaimana Ibu guru melakukan evaluasi kepada siswa dalam pembelajaran
dikelas dan di Unit produksi? dan bagaimana sistem evaluasi yang
digunakan? Dikelas saya melakukan evaluasi setiap hari supaya saya tau
perkembangan materi siswa sampai sejauh mana mereka memahami apa
yang saya ajarkan. Jika di unit produksi saya melakukan evaluasi melalui
daftar kehadiran.
7. Bagaimana Ibu guru melibatkan siswa secara langsung dalam pelaksanaan
praktik tersebut? dan bagaimana siswa mengkaitkan secara langsung antara
materi yang diberikan di dalam kelas dengan praktik secara langsung?
Keterlibatan siswa secara langsung dilihat dari jadwal jaga setiap harinya.
Saya mengkaitkan teori dan materi dengan kejadian langsung. Misalnya
saja materi konfirmasi mereka dapat menerapkan di Unit Produksi dalam
mengkonfirmasi kepada pelanggan. Jika Unit Produksi misal tutup karena
hari libur siswa dapat memberikan konfirmasi kepada pelanggannya
supaya pelanggan tidak kecewa. Saya tidak memiliki kewenangan untuk
melatih siswa memahami prosedur praktik yang lebih rinci karena saya
hanya pengajar pelajaran produktif.
8. Bagaimana upaya Ibu guru jika mendapati siswa malas dan tidak antusias
mengikuti pembelajaran dan pelaksanaan praktik? Saya memanggil siswa
dan memberikan pengertian, pendekatan kepada siswa untuk bersungguh –
sungguh dalam melakukan tugasnya. Karena memang tugas dalam Unit
Produksi ini untuk kepentingan siswa sendiri.
9. Hambatan apa saja yang Ibu guru temui saat melakukan pemberdayaan
unit produksi juga dalam memberikan pembelajaran kepada siswa?
Hambatan yang dihadapi kebanyakan dari pesaing karena posisi
berdekatan dengan kantin yang lain yang sudah lebih dahulu berjualan.
Pesaing yang banyak bisamenimbulkan berkurangnya konsumen yang
datang untuk membeli di Unit Produksi sehingga dapat menimbulkan
produk yang dijual terkadang sisa.
10. Bagaimana dengan kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan apakah
anda mengikuti seminar, workshop atau kegiatan lainnya sebagai bekal
untuk lebih kompeten dalam mengajar siswa? Pernah saya mengikuti
workshop dan seminar tingkat kabupaten dan provinsi.
11. Bagaimana jika pelaksanaan tersebut belum dapat tercapai Perbaikan apa
yang ingin anda lakukan diwaktu yang akan datang contohnya seperti
model pembelajaran, materi, fasilitas unit produksi atau pengelolaan kelas?
Saya ingin setiap anak jurusan pemasaran semua kelas ikut berkecimpung
dan tidak mengandalkan satu sama lain. Mereka selalu bekerja sama unuk
kemajuan Unit Produksi. Model pembelajaran yang saya gunakan bisa saja
saya ganti jika memungkinkan untuk diganti. Fasilitas di Unit Produksi
saya ingin melakukan perbaikan dari tempat yang kurang luas menjadi
yang lebih luas. Penerangan dan alat yang masih kurang bisa diperbaiki
lagi.
Lampiran 3
DATA REDUCTION
HASIL WAWANCARA SUB TEMA
PEMBERDAYAAN UNIT PRODUKSI
1.a. Mengajar mata pelajaran produktif pemasaran selama 13
tahun dari mulai tahun 2003 sampai sekarang di SMK
Negeri 1 Kendal dan menjabat sebagai ketua
Kompetensi dan Ketua Unit Produksi. (Sri wahyuni)
GURU MEMILIKI
JABATAN DALAM
UNIT PRODUKSI
b. Jiwa wirausaha itu pribadi dari seseorang yang memiliki
sikap kreatif, inovatif, tanggung jawab, tidak mudah
putus asa, disiplin dalam berwirausaha. Khususnya jiwa
dari siswa saya yang ingin saya tanamkan agar
mempunyai jiwa wirausaha. Selain bisa langsung kerja
juga Supaya siswa SMK yang saya didik juga bisa
berwirausaha setelah lulus sekolah. (Sri wahyuni)
GURU MEMILIKI
PEMAHAMAN
MENGENAI JIWA
WIRAUSAHA
(c). Membuat anak didik saya untuk bisa berwirausaha juga
memiliki kepribadian yang antusias untuk berwirausaha.
(Sri wahyuni)
GURU MEMILIKI
KEMAUAN
MELATIH SISWA
BERWIRAUSAHA
d. Membuat anak untuk bisa berwirausaha melalui unit
produksi karena didalam unit produksi siswa bisa secara
langsung praktik jualan. Dengan berjualan otomatis
siswa bisa mengerti dan memahami seperti apa
berwirausaha itu. (Sri wahyuni)
Selain itu saya juga menggunakan unit produksi sebagai
praktik untuk dapat membentuk kepribadian siswa agar
bisa antusias dalam berwirausaha. (Sri wahyuni)
GURU SECARA
LANGSUNG
MELATIH SISWA
BERJUALAN DI
UNIT PRODUKSI
e. Pemberdayaan yang saya lakukan yaitu dengan saya
melibatkan secara langsung dari mulai sebelum
pelaksanaan praktik dan sesudah praktik mbak, saya
juga memantau bagaimana siswa saat berjualan di unit
produksinya. (Sri wahyuni)
Mengarahkan bagaimana siswa harus menata produk,
harus melayani konsumen, harus melakukan transaksi
penjualan secara langsung kepada konsumen. Prosedur
– prosedur yang ada dalam materi pembelajaran
misalnya menata produk yaitu produk harus ditata
sesuai dengan jenisnya misalnya makanan kecil ya
ditata sama makanan kecil semua, kalau gorengan jugan
harus ditata sm makanan yang digoreng lainnya. Biar
tampilannya itu menarik mbk dan konsumen pun
tertarik untuk ingin membeli. (Sri wahyuni)
Bikin peraturan karena kadang anak kalau tidak ada
aturannya itu terkadang menyepelekan, sehingga saat
membuat peraturan juga jadwal piket yang setiap
GURU MEMILIKI
PERAN SEBAGAI
PEMBERDAYA
UNIT PRODUKSI
harinya dijaga oleh 6 orang anak dari anak – anak kelas
X. (Sri wahyuni)
Selanjutnya selain itu saya juga selalu memberikan
motivasi kepada anak – anak supaya tidak malu untuk
berjualan dan berlatih untuk berwirausaha mulai dari
sekarang. (Sri wahyuni)
2.a. Mengajar mata pelajaran produktif pemasaran selama 11
tahun dari mulai tahun 2005 sampai sekarang di SMK
Negeri 1 Kendal. (Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
JABATAN
SEBAGAI
PENGAJAR
b. Seorang wirausaha itu harus punya sikap yang ulet,
disiplin, tanggung jawab, kreatif, inovatif, sifat – sifat
yang positif, tidak mudah menyerah, pandai membaca
peluang dan memanfaatkan peluang yang ada. (Layliana
Imroni)
GURU MEMILIKI
PEMAHAMAN
MENGENAI JIWA
WIRAUSAHA
(c) Saya melatih siswa untuk mau berwirausaha dari mulai
sekarang waktu SMK tidak ada salahnya menitih karir
dimulai saat masih dalam bangku sekolah dan
memanfaatkan peluang dalam setiap usaha. (Layliana
Imroni)
GURU MEMILIKI
KEMAUAN
MELATIH SISWA
BERWIRAUSAHA
d. Tidak melatih siswa secara langsung di Unit Produksi.
Saya lebih menekankan pada persiapan siswa dikelas
dan pada pendalaman materi yang saya ajarkan.
(Layliana Imroni)
GURU TIDAK
MELATIH
SECARA
LANGSUNG DI
UNIT PRODUKSI
e. Saya menjelaskan mengenai apa si Unit Produksi Cafe
Q-taa itu, memberi pemahaman terlebih dahulu
bahwasanya memang Unit Produksi itu diperuntukkan
untuk siswa, yang menjalankan siswa, dan yang
memperoleh keuntungan juga untuk siswanya sendiri.
Saya juga memberi motivasi kepada siswa untuk terus
melaksanakan tanggung jawabnya di Unit Produksi.
Saya juga memberi bimbingan kepada siswa untuk
membuat proposal usaha sebagai upaya pengembangan
Unit Produksi. Proposal dibuat sesuai dengan kelompok
kerja 1 kelompok membuat 1 proposal usaha.
Pembekalan materi pelajaran lebih saya tekan kan
ketika saat sebelum pelaksanaan praktik. (Layliana
Imroni)
GURU MEMILIKI
PERAN SEBAGAI
PENGAJAR
PRODUKTIF
PEMASARAN DAN
PENDUKUNG
PELAKSANAAN
PRAKTIK DI UNIT
PRODUKSI
3.a. Mengajar mata pelajaran produktif pemasaran selama 11
tahun dari mulai tahun 2005 sampai sekarang di SMK
Negeri 1 Kendal. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
JABATAN
SEBAGAI
PENGAJAR b. Sikap seorang wirausaha yang kreatif, inovatif, harus selalu
berusaha, tidak mudah putus asa , disiplin, tanggung
jawab.(Sri Ani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
PEMAHAMAN
MENGENAI JIWA
WIRAUSAHA
(c) Saya melatih siswa untuk berwirausaha karena
wirausaha itu karir yang sangat menjanjikan. (Sri Ani
Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
KEMAUAN
MELATIH SISWA
BERWIRAUSAHA
d. Saya sebagai pengajar materi produktif dan tidak terjun
secara langsung ke Unit Produksinya. Saya melatih untuk
berjualan melalui materi di dalam kelas. (Sri Ani
Murdaningsih)
GURU TIDAK
SECARA
LANGSUNG
MELATIH SISWA
BERJUALAN DI
UNIT PRODUKSI
e. Saya memberikan semangat kepada siswa agar siswa
juga bersemangat dalam melaksanakan tugasnya.
Membekali siswa dengan materi dan membekali
mengenai cara membangun sebuah usaha khususnya di
Unit Produksi. Motivasi juga saya berikan kepada siswa
dan pengarahan supaya siswa mau terjun secara
langsung. Karena saya disini sebagai pengajar jadi yang
saya pegang adalah siswanya. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
PERAN SEBAGAI
PENGAJAR
PRODUKTIF
PEMASARAN DAN
PENDUKUNG
PELAKSANAAN
PRAKTIK DI UNIT
PRODUKSI
JIWA WIRAUSAHA
1.a. Saya melatih anak – anak untuk membawa makanan
yang dijual 1 orang yang piket tidak boleh sama dengan
yang lain sehingga produk yang dijual beraneka ragam
jadi konsumennya tidak bosan dan dapat memilih sesuai
dengan keinginan mereka. (Sri wahyuni)
Saya juga membuatkan voucher mbak dimana setiap
anak yang pada hari ini piket dan jaga untuk berjualan
di unit produksi harus bisa menjual voucher tersebut
kemudian dapat ditukarkan pada jam istirahat. (Sri
wahyuni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MEMBENTUK
SIKAP KREATIF
b. Saya mengajarkan anak agar melakukan promosi intern
mbak, maksutnya promosi intern itu promosi yang
dilakukan oleh anak yang jaga piket unit produksi
sasarannya pada anak jurusan pemasaran dari kelas 10,
11, 12 promosi bisa dilakukan melalui penawaran
voucher yang sudah saya sediakan. (Sri wahyuni)
Jadi sebelum unit produksi dibuka mereka sudah punya
pegangan konsumen sendiri – sendiri. Hal itu juga
meminimalisir kerugian untuk barang yang tidak laku.
Kalau sebelum unit produksi dibuka kok sudah ada
calon pembeli kan kemungkinan kecil produk yang
dijual itu sisa pastikan habis semua. Hlah seperti itu
saya memberikan pelajaran kepada anak agar anak didik
saya mempunyai inovasi – inovasi baru dalam
berwirausaha di Unit Produksinya. (Sri wahyuni)
GURU MEMILIKI
PERAN
MEMBENTUK
SIKAP INOVATIF
(c) Sikap pantang menyerah yang saya ajarkan itu dalam
mencari konsumen. Saya tau mencari konsumen itu
tidaklah mudah, karena tidak mudah itulah saya melatih
siswa untuk tidak pantang menyerah. (Sri wahyuni)
Memang saya mengharuskan mereka mau tidak mau
untuk bisa mendapatkan konsumen. Pada saat mereka
menawarkan voucher tersebut mereka diuji
kesabarannya dimana ada yang menolak membeli dan
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MEMBENTUK
SIKAP PANTANG
MENYERAH
ada juga yang menerima untuk membeli jika mereka
bisa menjual voucher tersebut berarti mereka sudah bisa
sedikit demi sedikit melatih diri mereka untuk memiliki
sikap pantang menyerah. (Sri wahyuni)
Mengajarkan siswa agar siswa selalu melayani
konsumen dengan ramah tamah. Walaupun terkadang
ada konsumen yang cerewet atau yang lainnya mereka
tetap harus melayaninya karena dengan itu siswa juga
dilatih secara langsung untuk tidak mudah putus asa
dalam menghadapi berbagai jenis konsumen. (Sri
wahyuni)
Jika terkadang ada barang jualan yang sisa misalkan
seperti minuman (teh) atau makanan (gorengan) saya
mengajarkan siswa untuk tidak mudah menyerah jangan
sampai gara – gara barang yang dijual itu sisa esok
harinya mereka tidak mau berjualan lagi jangan sampai
hal itu terjadi. Jadi saya selalu mengingatkan
bahwasanya memang usaha itu tidak selamanya berjalan
lancar, tetapi seorang wirausaha harus bisa
mensiasatinya untuk mengatasi permasalahan yang ada
pada usahanya. (Sri wahyuni)
2.a. Dapat dibentuk dari Pembuatan proposal dari sini siswa
dapat terlatih untuk kreatif karena dalam membuat
proposal itu membutuhkan kreativitas dari siswa itu
sendiri. Selanjutnya juga bisa saya bentuk dari produk
unggulan yang dijual oleh siswa, mereka harus punya
produk yang diunggulkan dan harus bisa berjalan terus
menerus untuk mewujudkannya. (Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MEMBENTUK
SIKAP KREATIF
b. Bisa juga melalui penciptaan produk baru yang belum
ada, selalu memanfaatkan peluang dari produk –
produk baru sehingga menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan seminimal mungkin. Juga
memanfaatkan ide – ide pemasaran yang bersifat baru.
(Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
PERAN
MEMBENTUK
SIKAP INOVATIF
(c) Dapat dibentuk pada saat dagangan yang dijual oleh
siswa itu masih banyak sehingga mengharuskan siswa
untuk keliling menawarkan sisa jajanan tersebut. Dari
situ dapat terlihat karakter dari setiap masing – masing
siswa. Jika mengalami kerugian siswa juga harus
mencari apanya yang salah dan siswa harus menemukan
permasalahan kerugia tersebut apakah dari
pembukuannya yang salah atau memang pada saat itu
konsumennya sedikit sehingga mengalami kerugian.
(Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MEMBENTUK
SIKAP PANTANG
MENYERAH
3.a. Dapat dibentuk melalui Pengelolaan produk yang dijual
harus beraneka ragam. Dari sini siswa akan memikirkan
solusinya supaya konsumen tidak jenuh , sehingga
dapat membentuk siswa untuk kreatif. (Sri Ani
Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MEMBENTUK
SIKAP KREATIF
b. Memanfaatkan peluang dan kesempatan bisnis.Jika ada GURU MEMILIKI
peluang baru siswa harus memanfaatkannya dengan
baik. Dalam memanfaatkan peluang – peluang yang
baru disinilah siswa dapat membentuk sikap inovatif.
(Sri Ani Murdaningsih)
PERAN
MEMBENTUK
SIKAP INOVATIF
(c) Misalkan dalam unit produksi mengalami kerugian saya
mengjarkan siswa untuk tidak langsung bergegas gulung
tikar. Tetapi saya lebih mengajarkan untuk mencari
solusi dari permasalahan tersebut. Penyelesaian dalam
setiap masalah yang ada bisa membentuk sikap pantang
menyerah. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MEMBENTUK
SIKAP PANTANG
MENYERAH
BELAJAR MENGAJAR
1.a Persiapan sebelum pembelajaran dikelas banyak sekali
yang saya persiapkan diantaranya saya terlebih dahulu
saya membuat : 1. kalender pendidikan, 2. silabus mata
pelajaran, 3. analisa hasil belajar efektif, 4. distribusi
alokasi waktu, 5. hasil analisa ulangan harian, 6.
Analiasis urutan logis program mata pelajaran, 7. prota,
8. promes, 9. validitas soal ulangan, 10. penentuan
kriteria ketuntasan minimal, 11. RPP nya juga harus ada
daftar hadir, pelaksanaan program pengayaan,
pelaksanaan program perbaikan (remidi), 12. evaluasi
pembelajaran. Setelah persiapan tersebut saya buat jadi
saya sudah bisa mulai pembelajaran dikelas. (Sri
wahyuni)
Dalam mengajar itu saya tidak Cuma bikin RPP saja tapi
saya juga bikin persiapan lainnya mbak supaya ada
acuannya dalam memberikan materi pelajaran dan sesuai
dengan prosedur di Sekolah. (Sri wahyuni)
Pembelajaran yang saya lakukan lebih bertumpu pada
keterlibatan siswa secara langsung mbak, jadi siswa aktif
ya gurunya juga aktif. (Sri wahyuni)
Siswa juga boleh mencari sumber belajar lainnya tidak
hanya pada buku disekolah saja dan siswa juga harus
meringkas materi sebelum mulai pembelajaran. (Sri
wahyuni)
Terlebih dahulu saya menerangkan materi pelajaran
kemudian setelah itu saya memberikan kesempatan untuk
bertanya kepada siswa jika ada materi yang belum jelas.
Sehingga terjadi proses tanya jawab juga diskusi, dengan
begitu siswa mudah mengerti apa yang saya ajarkan.
Dengan itu mereka lebih dapat mudah memahami dan
mengerti materi yang saya jelaskan. (Sri wahyuni)
Beberapa kali pertemuan saya juga memberikan tugas
kepada siswa untuk melakukan presentasi kelompok di
depan kelas. (Sri wahyuni)
Setelah dirasa materi cukup saya langsung menyuruh
siswa untuk praktik secara langsung di Unit Produksi.
(Sri wahyuni)
Selanjutnya saya juga melakukan persiapan sebelum
pelaksanaan praktik dari mulai menyiapkan jadwal jaga,
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
PROSES BELAJAR
MENGAJAR
DIKELAS DAN DI
UNIT PRODUKSI
mempersiapkan alat – alat yang digunakan untuk praktik,
mempersiapkan siswa untuk bisa membuka toko untuk
berjualan. (Sri wahyuni)
Saat proses pembelajaran di unit produksi saya mencoba
mengkaitkan materi pembelajaran pada saat pelaksaan
praktik. (Sri wahyuni)
Prosesnya yaitu saya memberikan contoh langsung
bagaimana menata produk, bagaimana melayani
konsumen, dan bagaimana menjalankan usaha retail.
Misalnya jika ada seorang siswa yang ingin membeli atau
sebagai konsumen saya tidak segan untuk melayaninya
dan siswa memperhatikan secara langsung ketika saya
sedang melayani. Setelah saya rasa siswa cukup faham
dan mengerti apa yang saya contohkan baru saya bisa
melepaskan siswa untuk praktik sendiri. Karena
mayoritas siswa SMK adalah anak perempuan jadi
mereka cepat tanggap juga mbak dan tidak malu untuk
langsung berjualan di Unit Produksi. (Sri wahyuni)
b. Model pembelajaran yang saya gunakan itu Model
Scientific Learning mbak. Dengan model ini saya ingin
siswa itu bisa terlibat secara langsung mbak tidak hanya
dalam pembelajaran saja tetapi juga dalam praktik, yang
saya ajarkan menggunakan teori juga praktik. Sehingga
pada saat mereka lulus dari SMK mereka mempunyai
keterampilan khususnya dalam berwirausaha mbak. (Sri
wahyuni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MENGGUNAKAN
MODEL
PEMBELAJARAN
DI KELAS DAN
UNIT PRODUKSI
c. Evaluasi dikelas selalu saya lakukan sesudah
pembelajaran berlangsung, saya menanyakan kepada
siswa materi apa yang belum jelas dan saya juga
memberikan tugas dan ulangan harian sebagai evaluasi.
(Sri wahyuni)
Dengan evaluasi setiap hari yang saya lakukan saya tahu
sejauh mana materi yang bisa diterima oleh siswa saya.
Sehingga saya mengerti langkah apa selanjutnya yang
harus saya lakukan jika siswa saya ada yang belum
mengerti dengan apa yang saya sampaikan. (Sri wahyuni)
Jika evaluasi dalam unit produksi yang saya lakukan
yaitu mulai dari pembukuan harian dan daftar absensi
jaga siswa mbak. Setiap hari saya melihat dan menilai
pembukuan keuangan yang ditulis oleh siswa yang
berjaga piket di unit produksi. Saya juga menghitung
kembali uang hasil jualan yang mereka dapatkan setiap
harinya. Jika ada kekeliruan saya langsung memberi tahu
dan mengingatkan kepada siswa untuk membenahinya.
(Sri wahyuni)
Saya juga tidak lupa menilai pada bagian absensi siswa.
Pada buku absensi siswa dapat terlihat keaktifan siswa,
siapa saja yang malas dan siapa saja yang antusias dalam
melakukan prkatik jualan di unit produksi. Karena setiap
datang jaga siswa jam setangah 7 harus sudah datang dan
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MELAKUKAN
EVALUASI
PEMBELAJARAN
DALAM KELAS
DAN UNIT
PRODUKSI
saya sudah menunggu di dalam ruangan saya. Jadi
kelihatan kalau jam setengah 7 siswa belum melakukan
persiapan untuk berjualan berarti mereka datang
terlambat. (Sri wahyuni)
Kalau evaluasi kelas tes tertulis di tengah semester dan di
akhir semester mbak. Di unit produksi nya saya hanya
melakukan evaluasi setiap harinya saya sudah bisa
mengambil nilai dari situ. (Sri wahyuni)
d. Saya selalu melibatkan siswa secara langsung dalam
pelaksanaan praktik tersebut, yang memegang
sepenuhnya adalah siswa. (Sri wahyuni)
Siswa terlibat secara langsung seperti dari tanggungjawab
produk, yang membawa produk yang ingin dijual adalah
siswa. Mereka memikirkan produk apa yang harus siap
untuk dijual. (Sri wahyuni)
Kemudian yang melayani konsumen secara langsung juga
sepenuhnya dilakukan siswa. (Sri wahyuni)
Selanjutnya dari segi konsumen juga siswa yang mencari
konsumen untuk mau membeli di Unit Produksi tersebut.
(Sri wahyuni)
Semua kegiatan yang berkaitan dengan praktik tersebut
sepenuhnya dilakukan oleh siswa sehingga siswa
diajakan untuk mandiri. (Sri wahyuni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MELIBATKAN
SISWA SECARA
LANGSUNG
DALAM UNIT
PRODUKSI
e. Saya juga mengkaitkan materinya di dalam pelaksanaan
praktik unit produksi misalnya dari materi menata produk
didalam materi tersebut produk harus ditata sesuai dengan
jenisnya, misalnya produk food harus ditata
bersampingan dengan produk food laninnya. Sedangkan
produk non food juga harus ditata berdampingan dengan
produk non food lainnya, supaya dalam penataannya
terlihat menarik juga tidak mudah tercampur antara food
dan non food. Penataan juga harus sesuai prosedurnya
barang yang terlihat kecil ditata di paling depan dan yang
besar ditata di belakang. Itu yang sederhana dari materi
menata produk mbak. (Sri wahyuni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MENGKAITKAN
MATERI DENGAN
PELAKSANAAN
PRAKTIK DI UNIT
PRODUKSI
f. Mengajak siswa untuk mencermati terlebih dahulu
prosedur – prosedur dari materi tersebut sehingga siswa
mudah dalam mempraktekkan sesuai dengan materi yang
telah saya sampaikan. (Sri wahyuni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MELATIH SISWA
UNTUK
MEMAHAMI
RPOSEDUR
PRAKTIK DI UNIT
PRODUKSI
g. Siswa yang aktif dan antusias cenderung tidak malas
terlihat jelas pada saat praktik maupun pada saat
pembelajaran. Siswa yang atif lebih cekatan dalam
melaksanakan tugasnya. Saya memberikan penilaian
lebih pada siswa yang aktif namun perlakuan tetap sama
seperti siswa – siswa yang lain. (Sri wahyuni)
Sementara yang malas saya secara tegas langsung
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MENUMBUHKAN
ANTUSIAS SISWA
DALAM
PELAKSANAAN
PRAKTIK DI UNIT
memberikan sanksi dan hukuman, tapi bukan hukuman
yang kejam melainkan saya memberikan hukuman yang
berkaitan dengan kemajuan unit produksinya juga mbak.
(Sri wahyuni)
Misalnya jika didapati siswa ada yang sengaja tidak jaga
padahal siswa memang ada jadwal jaga pad hari itu hlah
saya langsung memanggil siswa ke ruangan saya untuk
saya kasih pengertian bahwasanya memang penting
praktik tersebut untuk diikuti mengingat pentingnya jiwa
wirausaha yang harus dimilki oleh siswa SMK. (Sri
wahyuni)
Kemudian sanksinya saya memberikan tanggung jawab
kepada siswa yang malas untuk bisa mencari konsumen
dan menjual sebanyak 3 voucher. Mereka harus mencari
konsumen sesuai dengan waktu yang saya tentukan jadi
sanksi tersebut adalah sanksi yang mendidik juga untuk
kebaikan dan kemajuan unit produksi kita. (Sri wahyuni)
PRODUKSI
2.a Persiapan di kelas pada saat pembelajaran biasanya saya
Membekali siswa terlebih dahulu dengan materi dan
mendukung program jurusan yang sudah direncanakan.
Saya juga membekali pada kemampuan seperti apa yang
harus dimiliki dari siswa. Sebelum pembelajaran saya
juga mempersiapkan materi pembelajaran yang
sebelumnya saya sudah buat RPP terlebih dahulu jauh –
jauh hari bahkan sebelum siswa mulai masuk pada awal
semester. Jika di Unit Produksi memang tidak ada
persiapan dengan membuat RPP hanya disesuaikan
dengan materi sendiri jika di Unit Produksi lebih pada
Bisnis Plan yaitu langsung terjun untuk kerja. Selain itu
persiapan di UP juga bisa dilakukan dengan pengisian
buku administrasi. (Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
PROSES BELAJAR
MENGAJAR
DIKELAS
b. Penerapan model pembelajarannya biasanya saya
sesuaikan dengan materi yang ada dan juga siswanya.
Dikelas biasanya saya menggunakan pembelajaran yang
bersifat Learning by Doing,bisa juga dengan kolabirasi
kelompok. Kalau model pembelajaran di UP yaitu
berbasis project bisa juga melalui proposal tadi yang
dibuat oleh siswa perkelompok. Jika misalkan
materinya berkaitan dengan masalah saya bisa juga
menggunakan model Problem Learning. Tetapi saya
terlebih dahulu mempertimbangkan dari siswa dan
materinya apakah sesuai atau tidak. (Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MENGGUNAKAN
MODEL
PEMBELAJARAN DI
KELAS
(c). Evaluasi dikelas mengssenai pembelajaran saya lakukan
setiap hari. Pertanyaan saya berikan kepada siswa untuk
bisa mengetahui sejauh mana siswa memahami materi
yang saya ajarkan. Jika di Unit Produksi saya tidak
melakukan evaluasi disana hanya saja setiap hari saya
menanyakan mengenai perkembangan Unit Produksi
dan mengenai penjualan produknya apakah
mendapatkan laba atau tidak. (Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MELAKUKAN
EVALUASI
PEMBELAJARAN
DALAM KELAS
DAN UNIT
PRODUKSI
f. Siswa terlibat dalam Unit Produksi secara langsung itu
dapat dilihat dari jadwal jaga dan siswa juga sebagai
pelaksana praktik tersebut. Penjualnya ya dilakukan
oleh siswa, persiapan juga oleh siswa sampai hingga
akhir praktik juga siswa yang melaksanakan. (Layliana
Imroni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MELIBATKAN
SISWA SECARA
LANGSUNG DALAM
UNIT PRODUKSI
g. Saya mengkaitkan secara langsung dari materi ke pada
praktik secara langsung dengan cara saya memberikan
contoh nyata. Jika hanya menggunakan teori saja siswa
akan sulit untuk memahami dan mencerna. Misalkan
saja saya mengajar materi produktif pemasaran online
saya bisa melibatkan produk yang diambil dari Unit
Produksi untuk dipasarkan. (Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MENGKAITKAN
MATERI DENGAN
CONTOH
PRAKTIK DI UNIT
PRODUKSI
h. Mengajarkan prosedur yang lebih rinci di dalam praktik
dipegang secara langsung oleh ketua UP. (Layliana
Imroni)
GURU TIDAK
MEMILIKI PERAN
DALAM MELATIH
SISWA UNTUK
MEMAHAMI
RPOSEDUR
PRAKTIK
i. Saya selalu mengingatkan secara langsung dan bertemu satu
persatu siswa yang malas tersebut kemudian saya
memberikan himbauan kepada siswa bahwa memang
tanggung jawab di Unit Produksi tersebut memang harus
selalu dikerjakan dengan baik. Supaya dapat berjalan setiap
harinya. (Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MENUMBUHKAN
ANTUSIAS SISWA
DALAM
MENDUKUNG
PRAKTIK MELALUI
PEMBELAJARAN DI
KELAS
3.a Persiapan yang saya lakukan di kelas sebelum mengajar
saya terlebih dahulu membuat RPP sebagai pegangan
saya dalam mengajar. Kemudian penguasaan materinya
saya persiapkan sebelum mengajar. Mempersiapkan
siswa saya melakukan dengan penugasan sebelum
memulai pembelajaran. Penugasan berupa siswa
mempersiapan materi sendiri. Jika di Unit Produksi
sendiri siswa dan produknya harus dipersiapkan
sebelum pelaksanaan praktiknya. (Sri Ani
Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
PROSES BELAJAR
MENGAJAR
DIKELAS
b. Di dalam kelas saya menggunakan model pembelajaran
Scientific Learning. Saya juga melatih untuk bisa
berdiskusi dengan kelompok agar tercipta saling aktif
tanya jawab kelompok satu dengan yang lain. Jika di
Unit Produksi meggunakan model kerja secara
langsung. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MENGGUNAKAN
MODEL
PEMBELAJARAN
DI KELAS
(c). Dikelas saya melakukan evaluasi setiap hari supaya saya
tau perkembangan materi siswa sampai sejauh mana
mereka memahami apa yang saya ajarkan. Jika di unit
produksi saya melakukan evaluasi melalui daftar
kehadiran. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MELAKUKAN
EVALUASI
PEMBELAJARAN
DALAM KELAS
f. Keterlibatan siswa secara langsung dilihat dari jadwal GURU MEMILIKI
jaga setiap harinya. (Sri Ani Murdaningsih) PERAN DALAM
MELIBATKAN
SISWA SECARA
LANGSUNG DALAM
UNIT PRODUKSI
g. Saya mengkaitkan teori dan materi dengan kejadian
langsung. Misalnya saja materi konfirmasi mereka dapat
menerapkan di Unit Produksi dalam mengkonfirmasi
kepada pelanggan. Jika Unit Produksi misal tutup
karena hari libur siswa dapat memberikan konfirmasi
kepada pelanggannya supaya pelanggan tidak kecewa.
(Sri Ani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
PROSES BELAJAR
MENGAJAR
DIKELAS
h. Saya tidak memiliki kewenangan untuk melatih siswa
memahami prosedur praktik yang lebih rinci karena
saya hanya pengajar pelajaran produktif. (Sri Ani
Murdaningsih)
GURU TIDAK
MEMILIKI PERAN
DALAM MELATIH
SISWA UNTUK
MEMAHAMI
RPOSEDUR
PRAKTIK
i. Saya memanggil siswa dan memberikan pengertian,
pendekatan kepada siswa untuk bersungguh – sungguh
dalam melakukan tugasnya. Karena memang tugas
dalam Unit Produksi ini untuk kepentingan siswa
sendiri. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
PERAN DALAM
MENUMBUHKAN
ANTUSIAS SISWA
DALAM
MENDUKUNG
PRAKTIK MELALUI
PEMBELAJARAN DI
KELAS
HAMBATAN
1.a. Kendalanya ya terkadang pada siswanya juga mbak
kadang ada siswa yang antusias dan ada juga siswa yang
malas, pada siswa yang malas saya harus memberikan
bimbingan secara khusus agar mereka mau
melaksanakan praktik tersebut. (Sri wahyuni)
b. Kalau dalam memberdayakan unit produksinya
kendalanya pada pelaksanaan jika pada saat siswa libur
otomatis kita juga libur misalnya sedang liburan
semester, sedang UAS, atau sedang puasa. (Sri
wahyuni)
c. Pada waktu libur tersebut otomatis praktik juga
diliburkan. Sehingga pada saat ingin membukanya lagi
harus memulai dari awal lagi dari mulai yang jaga
sampai saya harus memberikan motivasi lagi, karena
biasanya siswa kalau sudah liburan apalagi libur
panjang itu untuk memulai praktik jualan lagi itu agak
sedikit kurang motivasinya mbak dan saya harus tidak
bosan – bosan mengajak dan memberikan motivasi lagi
kepada siswa saya untuk mau bekerja dan melatih siswa
untuk prihatin. (Sri wahyuni)
d. Kendala selanjutnya yaitu pada pendapatan mbak, target
yang saya berikan itu minimal penghasilan setiap hari
itu sebanyak 30 ribu. Kadang pendapatan harian tidak
GURU MEMILIKI
HAMBATAN
DALAM
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
DALAM UNIT
PRODUKSI
sesuai dengan target yang saya berikan. Jika terjadi
seperti itu saya mulai mengoreksi apakah memang ada
ketidak jujuran kepada siswa atau memang konsumen
yang datang itu sedikit. Saya harus jeli dalam mencari
akar permasalahan tersebut.
e. Selain itu juga hambatan dari persaingan antar penjual,
saya harus bisa memberikan arahan kepada siswa untuk
bisa bersaing secara sehat. Saya juga memberikan
pengetahuan bahwasanya memang persaingan di luar
sana lebih kejam dalam menjalankan sebuah usaha, tapi
menjadi wirausaha yang pintar adalah lebih penting.
Jika jiwa wirausaha benar – benar dimiliki oleh seorang
wirausaha mereka tidak akan bersaing secara tidak
sehat. (Sri wahyuni)
2. Lokasi yang berdekatan dengan kantin yang sudah
professional mengakibatkan persaingan antara satu
dengan kantin yang lain. Pengurusan ijin jaga kepada
guru – guru umum yang terkadang belum memberikan
ijin untuk meninggalkan jam pelajarannya. Anak – anak
juga belum sepenuhnya timbul kesadaran untuk
berwirausaha. Di Unit Produksinya masih ada fasilitas
yang kurang memadai misal saja penerangan yang
masih kurang terang. Sumber air juga terkadang
terhambat karena digunakan secara bersamaan.
(Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
HAMBATAN DALAM
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
DALAM UNIT
PRODUKSI
(3) Hambatan yang dihadapi kebanyakan dari pesaing
karena posisi berdekatan dengan kantin yang lain yang
sudah lebih dahulu berjualan. Pesaing yang banyak
bisamenimbulkan berkurangnya konsumen yang datang
untuk membeli di Unit Produksi sehingga dapat
menimbulkan produk yang dijual terkadang sisa. (Sri
Aani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
HAMBATAN DALAM
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
DALAM UNIT
PRODUKSI
PERBAIKAN
1.a Sering ikut workshop atau seminar terkait kewirausahaan
dari mulai tingkat kabupaten Kendal, sekarisidenan
Semarang, dan tingkat Jawa tengah. (Sri wahyuni)
Mengikuti seminar tersebut bisa menambah wawasan
saya jika memang saya ada kesempatan untuk ikut saya
pasti ikut seminar yang terkait denga kewirausahaan.
(Sri wahyuni)
Ilmu yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar
tersebut bisa saya ajarkan kembali kepada siswa. Jadi
menurut saya kegiatan tersebut bermanfaat untuk saya
pribadi juga siswa – siswa saya. (Sri wahyuni)
GURU MEMILIKI
KETERAMPILAN
LAIN SEBAGAI
PENUNJANG
b. Perbaikan Dikelas pada bagian nilai saya melakukan
perbaikan KKM dan pengayaan jika memang nilai
siswa belum memenuhi syarat. (Sri wahyuni)
Model pembelajaran juga ingin saya berbaiki jika
memang model yang saya pakai tidak efektif untuk
siswa tidak menutup kemungkinan saya memakai model
GURU MELAKUKAN
PERBAIKAN
KEDEPAN PADA
PEMBELAJARAN
DI KELAS
pembelajaran yang baru untuk tercapainya pembelajaran
yang efektif. (Sri wahyuni)
Perbaikan untuk materi yaitu saya ingin menambah
sumber belajar siswa dari mulai buku panduan atau
buku pendukung lainnya agar siswa mudah
mendapatkan informasi tidak hanya bertumpu pada satu
sumber saja. (Sri wahyuni) c. Kedepannya saya ingin supaya Unit Produksi Cafe Q-taa
tidak kalah dengan kantin yang lain dari mulai konsumen dan
juga fasilitas. Karena fasilitas pada saat ini masih tradisional
yaitu dengan menggunakan alat manual kedepannya saya
ingin menggunakan alat transaksi seperti POS di Unit
Produksinya mbak supaya memudahkan siswa juga lebih
praktis. (Sri wahyuni)
GURU MELAKUKAN
PERBAIKAN
KEDEPAN PADA
UNIT PRODUKSI
2.a. Sering saya mengikuti seminar atau workshop yang
dikirim langsung dari sekolahan atau terkadang
mengikuti dengan biaya sendiri. Seminar dan workshop
dari tingkat Nasional yang saya pakai dengan biaya
sendiri. Seminar di tingkat provinsi yang saya ikuti
karena dikirim dari sekolahan. (Layliana Imroni)
GURU MEMILIKI
KETERAMPILAN
LAIN SEBAGAI
PENUNJANG
b. Meningkatkan kekuatan dari penggerak Unit
Produksinya dan memperbaiki strateginya dalam
berjualan. Jika memang dibutuhkan saya bisa megganti
model pembelajaran yang lebih efektif untuk siswa.
(Layliana Imroni)
GURU MELAKUKAN
PERBAIKAN
KEDEPAN PADA
PEMBELAJARAN
DI KELAS (c) Di Unit Produksi sendiri kedepannya ruangannya bisa
diperluas dan dikelola secara lebih modern fasilitasnya juga
lebih modern. Perbaikan pada siswanya juga dilakukan , juga
dalam pengurusan ijin jaga. (Layliana Imroni)
GURU MELAKUKAN
PERBAIKAN
KEDEPAN PADA
UNIT PRODUKSI
3.a. Pernah saya mengikuti workshop dan seminar tingkat
kabupaten dan provinsi. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MEMILIKI
KETERAMPILAN
LAIN SEBAGAI
PENUNJANG
b. Saya ingin setiap anak jurusan pemasaran semua kelas ikut
berkecimpung dan tidak mengandalkan satu sama lain.
Mereka selalu bekerja sama unuk kemajuan Unit Produksi.
Model pembelajaran yang saya gunakan bisa saja saya ganti
jika memungkinkan untuk diganti. (Sri Ani Murdaningsih)
GURU MELAKUKAN
PERBAIKAN
KEDEPAN PADA
PEMBELAJARAN
DI KELAS
(c). Fasilitas di Unit Produksi saya ingin melakukan perbaikan
dari tempat yang kurang luas menjadi yang lebih luas.
Penerangan dan alat yang masih kurang bisa diperbaiki lagi.
(Sri Ani Murdaningsih)
GURU MELAKUKAN
PERBAIKAN
KEDEPAN PADA
UNIT PRODUKSI
PERAN GURU
PRODUKTIF
PEMBERDAYAAN
UNIT PRODUKSI
ADA
JABATAN
DAN PERAN
DI UNIT
PRODUKSI
PEMAHAMAN
PENGARAHAN
JIWA
WIRAUSAHA
PERSIAPAN DI
KELAS
PELAKSANAAN
DI UNIT
PRODUKSI
PELAKSANAAN
MELATIH
PEMBUAT
PERATURAN
MOTIVASI
PROSES
BELAJAR
MENGAJAR
MODEL
PEMBELAJARAN
KEDUDUKAN
PERAN GURU
PRODUKTIF
DALAM
PEMBERDAYAAN
UNIT PRODUKSI
UNTUK
MENINGKATKAN
JIWA WIRAUSAHA
DI PROGRAM
KEAHLIAN
PEMASARAN SMK
N 1 KENDAL
HAMBATAN
PERBAIKAN
KREATIF
INOVATIF
PANTANG
MENYERAH
PROSES
KEWAJIBAN
WEWENANG
EVALUASI
KETERLIBATAN
SISWA DAN
KETERKAITAN
MATERI PRAKTIK
MEMBERIKAN
PEMAHAMAN
KETERANGAN DATA DISPLAY
PEMBERDAYAAN UNIT PRODUKSI
JABATAN DAN PERAN GURU SEBAGAI PEMBERDAYA UNIT
PRODUKSI
Kewajiban :
1. Memberikan Pemahaman kepada siswa
2. Melatih
3. Pengarahan
4. Motivasi
Wewenang :
1. Pembuat peraturan dan kebijakan
Makna :
1. Guru yang memberdayakan Unit Produksi adalah seorang Guru
Produktif yang memiliki jabatan di Unit Produksi yaitu sebagai
pengajar dan sebagai ketua Unit Produksi.
2. Guru Produktif yang memiliki jabatan dan kedudukan memiliki
kewajiban dan wewenang untuk memberdayakan Unit Produksi
sebagai wadah dalam meningkatkan jiwa wirausaha siswa. Guru
yang memberdayakan Unit Produksi dan sebagai pengajar
mempunyai pemahaman mengenai jiwa wirausaha. Pemahaman
tersebut digunakan oleh guru untuk melatih dan mengarahkan siswa
dalam menjalankan sebuah usaha serta mengelola usaha sebagai
seorang wirausaha.
3. Guru pengajar lainnya yang tidak memiliki kedudukan di dalam
Unit Produksi memiliki tanggung jawab pada siswa didalam kelas
dalam memberikan pembelajaran. Pembelajaran terkait dengan
materi produktif pemasaran.
4. Pemahaman mengenai jiwa wirausaha digunakan oleh guru
produktif sebagai bekal untuk memberi motivasi dan semangat
kepada siswa dalam melaksanakan praktik di Unit Produksi dan
berperan langsung sebagai seorang wirausaha.
5. Wewenang seorang guru produktif yang memiliki jabatan sebagai
pemberdaya Unit Produksi membuat kebijakan dan peraturan
terkait dengan aturan – aturan di dalam Unit Produksi diantaranya
Jadwal jaga, peraturan jaga, pembukuan keuangan.
PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
PERSIAPAN DI KELAS
Persiapan guru sebelum mengajar
1. Kalender Pendidikan,
2. Silabus Mata Pelajaran,
3. Analisa hasil belajar efektif,
4. Distribusi alokasi waktu,
5. Hasil analisa ulangan harian
6. Analiasis urutan logis program mata pelajaran
7. Prota,
8. Promes,
9. Validitas soal ulangan,
10. Penentuan kriteria ketuntasan minimal,
11. RPP nya juga harus ada daftar hadir
12. Pelaksanaan program pengayaan, pelaksanaan program perbaikan
(remidi),
13. Evaluasi pembelajaran.
Persiapan siswa sebelum belajar
1. Mempersiapkan diri menerima pelajaran
2. Menyiapkan sumber belajar yang lain / berupa ringkasan
Model pembelajaran
1. Sicientific Learning
2. Learning by Doing
Keterlibatan siswa dalam belajar
1. Tanya jawab guru pada siswa
2. Diskusi antar kelompok
3. Presentasi di depan kelas
Makna :
1. Guru produktif melakukan Persiapan sebelum mengajar untuk
memudahkan pembelajaran, agar pembelajaran lebih terarah karena
mempunyai agenda setiap pertemuannya dan sesuai dengan prosedur
pembelajaran.
2. Persiapan sebelum pembelajaran dipersiapkan oleh guru produktif jauh
– jauh hari sebelum dimulainya semester awal dan untuk sampai
dengan akhir semester.
3. Guru produktif memberikan pengarahan kepada siswa untuk
melakukan persiapan sebelum dimulainya pembelajaran dan
menyiapkan sumber belajar lain. Jika tidak siswa boleh membuat
ringkasan terkait dengan materi yang akan diajarkan.
4. Guru Produktif sebagai ketua Unit Produksi menggunakan model
pembelajaran Sicientific Learning, model ini sangat bertumpu pada
siswa dan melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Guru
produktif lainnya menggunakan model pembelajaran Learning by
Doing.
5. Pembelajaran yang bertumpu pada siswa akan membentuk karakter
siswa untuk aktif tidak hanya dalam pembelajaran dikelas tetapi juga
dalam lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah.
6. Guru produktif melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran
yaitu dalam proses tanya jawab antara guru dengan siswa. Proses tanya
jawab akan menimbulkan rasa percaya diri dan keberanian untuk
mengungkapkan pendapat sesuai yang ada dalam pikiran siswa.
7. Diskusi kelompok juga diberikan oleh guru produktif untuk
mengetahui siswa dalam berkoordinasi dengan teman lainnya. Hal ini
juga sebagai pembelajaran untuk dapat digunakan oleh ketika siswa
ketika berada dalam lingkungan luar sekolah khusunya dalam dunia
usaha.
8. Presentasi ditugaskan untuk siswa oleh guru produktif ini benar – benar
dilakukan untuk melatih siswa agar dapat berkomunikasi di depan
orang banyak.
PROSES PRAKTIK DI UNIT RPODUKSI
Persiapan guru sebelum pelaksanaan praktik
1. Mempersiapkan alat – alat praktik
2. Mempersiapkan modal untuk berjualan
3. Mempersiapkan daftar kehadiran siswa
Persiapan siswa sebelum pelaksanaan praktik
1. Mempersiapkan barang – barang yang akan dijual
2. Mempersiapkan alat – alat
3. Mengisi daftar kehadiran
Keterlibatan siswa dalam pelaksanaan praktik
1. Tanggung Jawab Produk
2. Melayani konsumen
3. Tanggung jawab mencari konsumen
4. Tanggung jawab jadwal piket
Keterkaitan materi dalam pelaksanaan praktik
1. Menata produk
2. Pelayanan penjualan
3. Komunikasi bisnis
4. Membuka usaha retail
5. Perencanaan Pemasaran
6. Pemasaran Online
7. Simulasi digital
8. Pengantar Akuntansi
9. Konfirmasi
10. Penyerahan Produk
Makna :
1. Guru produktif yang menjabat sebagai ketua melakukan persiapan
sebelum pelaksanaan praktik kewirausahaan di Unit Produksi.
Mempersiapan alat – alat yang digunakan pada saat praktik
dilakukan untuk memudahkan siswa dalam praktik berjualan.
2. Guru produktif lainnya sebagai pengajar dikelas mempersiapkan
dalam membekali siswa dengan materi pembelajaran dan kesiapan
siswanya.
3. Guru produktif terlebih dahulu memberikan modal kepada siswa
untuk membeli barang dagangan. Modal yang diperoleh berasal
dari laba yang diperoleh setiap harinya.
4. Guru produktif mempersiapkan daftar kehadiran siswa dan siswa
memberikan tanda tangan pada setiap harinya. Guru produktif
mengetahui keaktifan siswa salah satunya dari daftar kehadiran
tersebut.
5. Siswa melakukan persiapkan berupa persiapan barang yang akan
dijual, alat – alat yang digunakan pada saat praktik dan mengisi
daftar kehadiran. Hal tersebut rutin dilakukan oleh siswa mengingat
daftar kehadiran tersebut dipegang oleh guru produktif.
6. Siswa terlibat dalam pelaksanaan praktik diantaranya berupa
tanggung jawab dari produk yang akan dijual, melayani konsumen,
mencari pembeli, dan tanggung jawab pada jadwal piket yang harus
dipenuhi.
7. Guru produktif mengkaitkan materi pembelajaran dikelas dengan
pelaksanaan praktik di Unit Produksi. Materi yang dikaitkan
diantaranya Menata Produk, Pelayanan Penjualan, Komunikasi
Bisnis, dan Membuka Usaha Retail, Perencanaan Pemasaran,
Pemasaran Online, Simulasi Digital, Pengantar Akuntansi,
Konfirmasi, Penyerahan Produk.
PELAKSANAAN PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA
PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA DALAM PEMBERDAYAAN
UNIT PRODUKSI
1. Meningkatkan sikap Kreatif
2. Meningkatkan sikap Inovatif
3. Meningkatkan sikap Pantang menyerah
Makna :
Jiwa wirausaha yang ingin ditingkatkan oleh Guru Produktif kepada siswa
melalui Unit Produksi diantaranya :
- Sikap Kreatif yang ditingkatkan oleh guru produktif kepada siswa
dalam memberdayakan unit produksi berupa perluasan pada produk
yang mereka jual. Selain itu guru juga membuatkan voucher kepada
siswa untuk mendapatkan konsumen terlebih dahulu sebelum
mereka melaksanakan praktik berjualan di Unit Produksi.
- Sikap kreatif yang ditingkatkan oleh guru produktif lainnya yaitu
dalam pembuatan proposal usaha yang diajarkan di dalam kelas.
- Sikap Inovatif yang dibentuk melalui pemberian tugas oleh guru
kepada siswa untuk melakukan promosi Intern untuk mendapatkan
konsumen sebelum toko dibuka. Promosi tersebut dilakukan
kepada siswa dan umpannya adalah siswa khusus jurusan
pemasaran. Guru produktif juga membentuk sikap inovatif siswa
dalam memanfaatkan peluang bisnis.
- Sikap Pantang Menyerah yang ditingkatkan yaitu pada proses
mendapatkan konsumen dan dalam membuat proposal usaha. Siswa
butuh kesabaran dan ketekunan dalam mencari konsumen dan
membuat proposal usaha. Mereka diajarkan untuk tidak pantang
menyerah.
HAMBATAN PELAKSANAAN PRAKTIK DI UNIT PRODUKSI
1. Siswa
2. Waktu Praktik
3. Pendapatan harian
4. Persaingan
Makna :
Hambatan yang dihadapi guru produktif dalam memberdayakan Unit
Produksi diantaranya :
- Siswa yang memiliki karakter yang berbeda – beda membuat guru
harus melakukan bimbingan dan pengarahan secara khusus pada
setiap karakter dan kepribadian yang dimiliki siswa. Ada siswa
yang serius dalam melakukan tugasnya dan ada juga siswa yang
tidak serius. Pada siswa yang kurang serius guru memberikan
perhatian dan bimbingan lebih tujuannya agar semua siswa bisa
sama – sama serius dan tidak malas lagi.
- Pembagian waktu jaga belum efektif mengingat harus mengurus
ijin untuk praktik terlebih dahulu kepada guru mata pelajaran yang
bersangkutan sebelum pelaksanaan praktik. Pada saat waktu libur
siswa libur dan pelaksanaan otomatis juga diliburkan.
- Pendapatan harian terkadang tidak sesuai dengan batas minimal
pendapatan harian yang ditetapkan.
- Persaingan terjadi karena posisi tempat praktik Unit Produksi
berdampingan dengan kantin sekolah. Persaingan berupa
persaingan mendapatkan konsumen dan jenis produk yang djual
tidak lebih dari itu.
PERBAIKAN
1. Pembelajaran di kelas
- Perbaikan KKM
- Model Pembelajaran
- Materi
2. Di Unit Produksi
- Fasilitas
3. Keterampilan penunjang Guru Produktif
- Keikutsertaan guru dalam seminar dan Workshop
Makna :
Perbaikan yang ingin dilakukan oleh guru produktif dalam melakukan
perbaikan dikelas maupun di Unit Produksi diantaranya :
- Perbaikan pembelajaran dikelas berupa perbaikan KKM, perbaikan
model pembelajaran, dan perbaikan materi. Guru ingin
menambahkan materi jika dirasa materi belum cukup.
- Fasilitas di Unit Produksi ingin diperbaiki seperti penggunaan
dalam alat transaksi seperti POS.
- Sebagai penunjang dalam melakukan pembelajaran kewirausahaan
kepada siswa guru mengikuti seminar juga workshop yang
berkaitan dengan kewirausahaan.