peran guru pendidikan agama islam dalam penanaman

83
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN KEBIASAAN BERIBADAH SISWA KELAS IV DI SD INPRES PAKKINGKINGAN KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh MARDIKAWATI 105191101616 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H / 2020 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

i

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

KEBIASAAN BERIBADAH SISWA KELAS IV DI SD INPRES

PAKKINGKINGAN KECAMATAN BAJENG

KABUPATEN GOWA

PROPOSAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

MARDIKAWATI

105191101616

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H / 2020 M

Page 2: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

ii

Page 3: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

iii

Page 4: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

iv

Page 5: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mardikawati

NIM : 105191101616

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Agama Islam

Kelas : A

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi

Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran

Makassar, 12 Muharram 1442 H

31 Agustus 2020 M

Yang Membuat Pernyataan

Mardikawati

NIM:105191101616

Page 6: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

vii

vii

ABSTRAK

Mardikawati. Nim 105191101616. 2016 Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa Kelas IV Di SD Inpres

Pakkingkinga Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. (Di bimbing oleh Amirah

Mawardi dan Mahlani Sabae).

Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui: 1) Peran Guru PAI

dalam penanaman kebiasaan beribadah siswa kelas IV di SD Inpres

Pakkingkingan, 2) Penanaman kebiasaan beribadah siswa kelas IV di SD Inpres

Pakkingkingan, 3) faktor pendukung dan penghambat Guru PAI dalam

penanaman kebiasaan beribadah siswa kelas IV di SD Inpres Pakkingkingan.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Sumber data

dalam penelitian adalah guru dan siswa instrumen penelitian yang digunakan yaitu

pedoman observasi, pedoman wawancara, dokumentasi. Tekhnik analisis data

yang digunakan yaitu tekhnik reduksi data, penyajian data, verifikasi data.

Hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut: 1) Peran Guru

Pendidikan Agama Islam dalam penanaman kebiasaan beribadah siswa yakni

memberikan teladan atau contoh, memberikan nasehat, membiasakan beribadah

shalat duhur secara berjamaah, menegakkan kedisiplinan, dan memberikan

motivasi terhadap siswa. Kemudian menanamkan ibadah shalat lima waktu

kepada siswa. 2) penanaman kebiasaan beribadah siswa seperti: shalat duhur

secara berjamaah, shalat jum’at, shalat dhuha, membaca Al-qur’an, kultum,

menghafal surat-surat pendek, membaca doa, dan membiasakan hidup bersih pada

saat melaksanakan shalat. 3) Faktor Pendukung dalam penanaman kebiasaan

beribadah siswa yaitu: sarana dan prasarana, pemberian motivasi, adanya

kerjasama yang baik antara kepala sekolah dan Guru Pendidikan Agama Islam,

dalam hal ini kepala sekolah memberikan keleluasaan pada kami (Guru PAI)

untuk menjalankan kebiasaan beribadah shalat yang baik di sekolah. Sedangkan

faktor penghambat yaitu: faktor lingkungan, kurangnya kerja sama antara orang

tua dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam penanaman kebiasaan beribadah

siswa, dan media massa dalam hal ini sangat mempengaruhi berhasil atau

tidaknya proses penanaman kebiasaan beribadah siswa.

Kata Kunci: Guru Pendidikan Agama Islam, Penanaman Kebiasaan

Beribadah

Page 7: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

viii

KATA PENGANTAR

حين ي ٱلسه حو ٱلسه بسن ٱلله

Alhamdulillah, itulah kata yang sepantasnya penulis ucapkan sebagai

ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt atas inayah, taufik dan hidayahnya

sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Banyak kendala dan hambatan yang

dilalui oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, akan tetapi dengan segala usaha

yang penulis lakukan sehingga semuanya itu dapat teratasi shalawat dan salam tak

lupa penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi pembawa

risalah, petunjuk dan menjadi suri tauladan di permukaan bumi ini.

Keberadaan skripsi ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang

telah membantu peneliti. Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima

kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat:

1. Kedua orangtua Bapak Abd. Rahim dan Ibu Maemuna, serta saudara-

saudaraku tercinta, yang dengan kelembutan dan kesabaran hati telah

memberikan perhatian, kasih sayang dan motivasi baik spiritual maupun

material yang senangtiasa mengiringi langkahku.

2. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Ambo Asse,

M,Ag. dan para wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

ix

3. Dekan fakultas Agama Islam Drs.Mawardi Pewangi M.Pd.I beserta seluruh

wakil Dekan.

4. Dr.Amirah Mawardi,S.Ag., M.Si selaku ketua prodi Pendidikan Agama

Islam di fakultas Agama Islam universitas muhammadiyah makassar

5. Dr.Amirah Mawardi,S.Ag., M.Si dan Mahlani Sabae, S.Thi., M.A. yang

telah membimbing penulis dengan mencurahkan segala waktu dan

fikirannya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Para Dosen serta Pegawai dalam lingkup Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bantuan,

bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan

7. Ibu Syamsiar, S. Pd selaku kepala sekolah SD Inpes Pakkingkingan, yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

8. Bapak/Ibu guru SD Inpres Pakkingkingan

9. Peserta didik SD Inpres Pakkingkingan

10. Teman-teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Dan masih banyak lagi yang tidak disebut satu persatu, akhirnya kepada

Allah peneliti serahkan segalanya, semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi para pembaca,terutama bagi diri pribadi penulis, Amin.

Makassar, 14 Dzulqaidah 1441 H

04 Agustus 2020 M

Mardikawati

105191101616

Page 9: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................................... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH .................................................................... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN TEORITAS ............................................................................. 9

A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ..................................................... 9

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ................................................. 9

2. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ....................................... 11

3. Tujuan pendidikan Agama Islam ...................................................... 14

4. Sumber-Sumber Pendidikan Agama Islam ....................................... 14

Page 10: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

xi

B. Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa ............................................... 15

1. Pengertian Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa ........................ 15

2. Mendidik Anak Agar Mau Berbakti Kepada Orang tua

Melalui Ajaran Agama ...................................................................... 16

3. Macam-Macam Ibadah ..................................................................... 23

4. Shalat sebagai salah satu bentuk ibadah ........................................... 23

5. Faktor pendukung Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa ............ 25

6. Faktor penghambat Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa .......... 27

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 30

B. Lokasi dan Objek Penelitian .................................................................. 30

C. Fokus Penelitian dan Deksripsi Penelitian ............................................ 30

D. Sumber Data .......................................................................................... 32

E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 32

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 33

G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 36

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...................................................... 36

B. Pembahasan ........................................................................................... 41

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penanaman

Kebiasaan Beribadah Siswa Kelas IV Di SD Inpres

Pakkingkingan Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ........................... 41

2. Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa Kelas IV Di SD Inpres

Pakkingkingan Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ........................... 45

Page 11: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

xii

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Guru PAI dalam

Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa Kelas IV Di SD Inpres

Pakkingkingan Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ........................... 48

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 55

A. Kesimpulan ............................................................................................ 55

B. Saran ................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Sarana Dan Prasarana.................................................... ................... 38

Tabel 2 Data Guru............................................................................. .................... 39

Tabel 3 Data Siswa............................................................................. ................... 40

Page 13: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara eksistesi

setiap bangsa di dunia sepanjang zaman. Pendidikan sangat menentukan bagi

terciptanya peradaban masyarakat yang lebih baik. Untuk itulah perwujudan

masyarakat yang berkualitas tersebut mejadi tanggug jawab pendidikan, terutama

dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan

menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan berdaya

saing dengan bangsa-bangsa didunia.

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menurut Bab 1 pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

katerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Pengertian pendidikan di atas menunjukkan bahwa tugas seorang pendidik

adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki

anak didik, serta ikut berperan serta di dalam meningkatkan Keimanan dan

kataqwaan serta membentuk kepribadian baik secara lahir maupun batin.

1Hasbullah, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012)

h. 304

Page 14: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

2

Hal lain dikemukakan oleh fungsi dan tujuan pendidikan nasional Bab 1

dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mendidik

watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mecerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang

Maha Esa, berakhlah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Pengertian pendidikan dan fungsi serta tujuan pendidikan di atas, maka

akan tampak jelas target dari pendidikan itu sendiri yaitu diharapkan akan

terwujudnya manusia-manusia indonesia yang mempunyai potensi dan

kepribadian seutuhnya, yang mampu bertanggung jawab untuk dirinya maupun

orang-orang yang berada disekitarnya. Tujuan utama pendidikan ialah

mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara simultan dan

seimbang, sehingga terjadi suatu hubungan baik antara masing-masing kecakapan

yang menjadi tujuan dari pendidikan tersebut. Dunia pendidikan kita telah

memberikan porsi yang sangat besar untuk pengetahuan, namun di sisi lain

mengesampingkan pengembangan sikap atau nilai dan perilaku dalam

pembelajarannya.3

Salah satu perintah yang ada dalam Agama Islam yaitu ibadah. Ibadah

merupakan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah

SWT, yang terdiri dari rukun Islam dan ibadah lainnya.4

Ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan salah satu fitrah

manusia.5 Salah satu ciri fitrah ini adalah manusia menerima Allah sebagai Tuhan.

2 Ibid., h. 307

1997) h. 7 4 Abu ahmadi dan Noor Salim, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008), h. 239

Page 15: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

3

Dengan kata lain manusia mempunyai kecenderungan beragama, sebab Agama itu

melekat dalam fitrahnya, sehingga pengakuan terhadap Allah sebagai Tuhan

sudah tertanam kuat dalam jiwa manusia semenjak azali. Dengan demikian anak

yang baru lahir sudah memiliki potensi untuk menjadi manusia yang percaya

terhadap keberadaan Allah. Akan tetapi potensi dasar ini perlu dikembangkan agar

manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjalankan ajaran

Agamanya dengan baik dan benar.

Ibadah mengandung nilai-nilai yang agung, membawa efek baik kepada

setiap orang lain. Ia merupakan manifestasi rohaniyyah, pengagungan terhadap zat

yang maha kuasa, ibadah juga merupakan realisasi pernyataan terimakasih hamba

kepada tuhannya, yang telah menganugrahkan hidup dan kehidupan serta berbagai

nikmat dan rahmat yang ada didalamnya, maka manusia yang melakukan ibadah

akan menjadi manusia yang mempunyai “shibgah” (ciri-ciri karakteristik

muslim).

Manusia yang telah menyatakan dirinya sebagai muslim dituntut untuk

senantiasa melaksanakan ibadah sebagai pertanda keikhlasan mengabdi diri

kepada Allah SWT. Tanpa adanya ketaatan beribadah, berarti pengakuannya

sebagai seorang muslim diragukan dan dipertanyakan. Jika ada kesengajaan

memahami antara pengakuan dan amal ibadah, berarti ia belum memahami

sepenuhnya konsepsi syariat tentang kewajiban pengabdian kepada Allah SWT.6

Melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh akan membawa manfaat

bagi pelaku ibadah tersebut. Ibadah yang didasarkan kepada kecintaan dan

5 Yunasril Ali, Buku Induk Rahasia Dan Makna Ibadah, (Jakarta: Zaman, 2011), h. 20

6 Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-Beluk Ibadah dalam Islam,

(Jakarta: PRENADA MEDIA, 2003), h. 141

Page 16: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

4

keikhlasan kepada Allah SWT, akan membawa dampak positif bagi kehidupan.

Hal ini karena pembawaan manusia yang bersifat dualistis yaitu terdiri dari unsur

jasmani dan rohani. Dengan beribadah, kedua unsur tersebut akan seimbang.7

Dalam Islam ibadah sangatlah penting bagi kehidupan karena dapat

mendidik jiwa seorang muslim menjadi seseorang yang ikhlas dan taat, melalui

kegiatan yang ditujukan semata-mata hanya karena Allah. Ibadah yang dilakukan

secara terus-menerus akan melahirkan seseorang yang memiliki sikap disiplin.

Lebih dari itu, ibadah dalam pandangan islam merupakan refleksi bentuk syukur

pada Allah SWT atas segala nikmat yang timbul dari dalam lubuk hati yang

dalam. Pada gilirannya, ibadah tidak lagi dipandang semata-mata sebagai

kewajiban yang memberatkan, melainkan suatu kebutuhan yang sangat

diinginkan8

Jika suatu ibadah dilakukan dengan dasar dan cara yang benar, maka

ibadah tersebut akan menjauhkan pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar,

sebaliknya jika kita mendapati seseorang yang melaksanakan ibadah, akan tetapi

ia masih berbuat yang keji dan mungkar, bisa dikatakan ibadah yang selama ini ia

lakukan kemungkinan belum benar.

Allah SWT menciptakan manusia beserta segala kebutuhan hidupnya di

dunia tentu bukan tanpa tujuan, bahkan hal tersebut sudah diberitakan kepada

manusia pada saat ia masih berada dalam kandungan. Allah berfirman dalam

surah Al-Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:

7 Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2008), H. 32 8 Budiman Mustofa dan Nur Silaturrohmah, Buku Pintar Ibadah Muslimah, (Surakarta:

Ziyad Visi Media, 2011), H, 44

Page 17: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

5

س إله لي عبدوى ٱل ل قت ٱلجيه و ا خ ه و

Terjemahnya:

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku.9

Ayat tersebut menjadi landasan kuat atas kejelasan tujuan diciptakannya

manusia di hamparan bumi ini, yang mana tiada lain kecuali untuk beribadah

kepada Allah SWT. Ibadah itulah yang kemudian menjadi bukti pengejewantahan

atas ketaqwaan dan keimanan yang dimilikinya.

Tertanamnya iman pada diri seseorang tercermin pada kesediannya untuk

menjalankan ibadah. Ketika seseorang rajin beribadah berarti kesadaran beragama

telah tertanam pada dirinya. Sebaliknya apabila seseorang enggan beribadah maka

asumsinya ia belum memiliki iman yang kuat, karena yang disebut iman adalah

mengucapkan dengan lisan atas apa yang diyakini, lalu membenarkannya dalam

hati, dan mengamalkan dengan anggota badan. Untuk itu benar jika dikatakan

bahwa aktifitas peribadahan merupakan cerminan atas adanya kesdaran beragama

atau keimanan pada diri seseorang. Yang dimana keimanan itu akan timbul

menyertai penghayatan ketuhanan, sedangkan peribadahan adalah suatu sikap dan

tingkah laku keagamaan yang merupakan efek dari adanya penghayatan

ketuhanan dan keimanan.

Masa anak-anak adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, rasa dalam

peralihan atau diatas jembatan goyang yang menghubungkan masa kanak-kanak

yang penuh dengan ketergantungan dengan masa dewasa yang matang dan

9 Departemen Agama RI Al-Qur’an dan tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi 2010), jilid IX,

H. 485

Page 18: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

6

berdiri sendiri.10

Kondisi anak-anak seperti itu ternyata membias kepada

perseolan rohani yang mengalami perkembangan pesat, tetapi disamping itu juga

mengalami perkembangan dan kegoncangan.11

Menurut Zakiyah Darajat bahwa:

“kepercayaan anak-anak kepada Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan

tetapi kadang menjadi ragu dan berkurang, yang terlihat pada cara

ibadahnya yang kadang rajin dan malas.

Banyaknya para pelajar saat ini yang tergelimang oleh arus media dan

teknologi sehingga membuat mereka enggan atau lalai menjalankan shalat. Hal ini

juga kemungkinan disebabkan oleh kesadaran anak yang masih kurang, sekaligus

kontrol dan pengawasan dari orang tua dan guru di sekolah. Oleh karena itu

pentingnya orang tua dan guru menjadi patner bagi pengawasan dan kontrol

sekaligus memberikan penanaman ibadah bagi para pelajar.

Dalam kenyataanya, ternyata pelaksanaan program penanaman ibadah di

sekolah tidak terlaksana dengan baik, lantaran perilaku siswa yang tidak

mendukung. Sebagai contoh dalam pelaksanaan jamaah sholat dhuha, ketika

jadwal waktu sholat dhuha tiba banyak siswa tidak datang melaksanakan shalat

dhuha di mesjid untuk mengambil air wudhu dan menunaikan sholat, sebagian

besar dari mereka justru mengerjakan aktivitas lain yang mungkin kurang ada

manfaatnya, misalnya berlarian, pergi kekantin, atau membuat gaduh. Tentu

dalam situasi tersebut para guru terdesak untuk bekerja lebih ekstra dalam

mengarahkan dan menggerakkan siswa pada setiap menjalankan jamaah sholat

dhuha.

10

Zakiah Daradjat, Ilmu jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), h. 85. 11

Nur Uhbiyati, long life education: pendidikan anak sejak dalam kandungan sampai

lansia, (Semarang: walisongo press, 2009) cet. 1, h. 98

Page 19: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

7

Hal inilah yang menarik peneliti untuk menulis dan menelaah lebih lanjut

tentang hal-hal yang terkait dengan Pendidikan Agama Islam khususnya terhadap

Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penanaman Kebiasaan Beribadah

Siswa Kelas IV Di SD Inpres Pakkingkingan Kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Peran guru PAI dalam penanaman kebiasaan beribadah siswa kelas

IV di SD Inpres Pakkingkingan?

2. Bagaimana Penanaman kebiasaan beribadah siswa kelas IV di SD Inpres

Pakkingkingan?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam penanaman kebiasaan

beribadah siswa kelas IV di SD Inpres Pakkingkingan?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian diantaranya:

1. Untuk mengetahui Peran Guru PAI Dalam penanaman kebiasaan beribadah

siswa kelas IV di SD Inpres Pakkingkingan

2. Untuk mengetahui Penanaman kebiasaan beribadah siswa kelas IV di SD

Inpres Pakkingkingan

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam

penanaman kebiasaan beribadah siswa kelas IV di SD Inpres Pakkingkingan

Page 20: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

8

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penelitian adalah:

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi

ilmu pendidikan terutama mengenai peran guru PAI dalam penanaman

kebiasaan beribadah siswa kelas IV di SD Inpres pakkingkingan.

2. Praktis

a. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam

menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah apabila nanti

berkecimpung dalam dunia pendidikan sesungguhnya.

b. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan tentang peran guru PAI dalam

penanaman kebiasaan beribadah

c. Bagi lembaga, dapat dijadikan rujukan dan pertimbangan dalam

pelaksanaan pembelajaran agama islam terlebih dalam penanaman

pelaksanaan kebiasaan beribadah siswa

d. Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru

dalam penanaman ibadah pada siswa.

Page 21: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Pada dasarnya peran guru pendidikan Agama Islam dan guru umum itu

sama, yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan ilmu pengetahuan yang ia

miliki kepada anak didiknya, agar mereka lebih banyak memahami dan

mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. Tugas dan peran guru tidaklah

terbatas didalam masyarakat dimana sang guru berada, sebab seorang guru pada

hakikatnya merupakan pribadi dan komponen strategis yang memiliki peran yang

sangat penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa, sehingga ia

harus bisa bersinergi dengan siapapun selama bertujuan memberikan kebaikan

dan kemanfaatan kepada orang lain12

. Diantara peran guru adalah sebagai berikut:

a) Guru sebagai pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi

para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki

standar kualitas yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

b) Guru sebagai Orang tua kedua

Guru adalah orang tua kedua setelah orang tua kandung kita. Oleh karena

itu guru harus memperhatikan kesehatan, keselamatan, intelektualitas,

emosionalitas dan spiritualitas peserta didik.

12

Asef Umar fahruddin, menjadi guru favorit, (Jogjakarta: DIVA Press, 2009), cet. 1, h. 75

Page 22: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

10

c) Guru sebagai motivator

Motivasi juga merupakan hal yang prinsipil. Tanpa adanya motivasi dalam

diri siswa, semua kegiatan di sekolah berkenaan dengan siswa akan kurang

terlaksana dengan baik. Maka dari itu agar siswa tergugah semangatnya,

hendaknya guru bisa memberikan motivasi.

d) Guru sebagai teladan

Guru adalah sosok panutan bagi siswa, sehingga apabila guru hendak

menumbuhkan kesadaran beragama atau pengalaman siswa terhadap ajaran agama

maka guru hendaknya memberikan contoh atau tauladan dengan pengalaman

ajaran-ajaran agama atau peribadahan.

e) Guru sebagai inovator

Guru sebagai bagian dari komponen pendidikan dituntut untuk

menjembatani kesenjagan ini. Guru harus bertindak sebagai pembaharu yang

dapat memperkecil perbedaan antara pelaksanaan pendidikan dan kemajuan

masyarakat. Untuk itu guru harus selalu belajar dan meningkatkan pengetahuan

serta keterampilannya agar dapat menciptakan hal-hal baru guna peningkatan

mutu pendidikan sehingga sejalan dengan perkembangan masyarakat13

.

f) Guru sebagai pengemong/pembimbing

Seorang pendidik berperan sebagai pembimbing dan predikat ini sangat

berkaitan erat dengan praktek keseharian. Untuk dapat menjadi seorang

pembimbing seorang pendidik harus mampu memperlakukan para siswa dengan

menghormati dan menyayangi (mencintai).

13

Asef Umar fahruddin, menjadi guru favorit, (Jogjakarta: DIVA Press, 2009), cet. 1, h.

73-78

Page 23: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

11

g) Guru sebagai penasehat (Mentor)

Dengan adanya hubungan batin atau emosional antara siswa dengan

gurunya, maka guru mempunyai peran sebagai penasehat (Mentor). Pada dasarnya

guru tidak hanya menyampaikan materi dikelas, kemudian terserah siswa apakah

paham terhadap apa yang diberikan atau tidak. Lebih dari itu guru harus sanggup

menjadi penasehat pribadi bagi siswa-siswa, erat sekali kaitannya dengan guru

sebagai pembimbing, guru harus sanggup memberikan nasehat ketika siswa

membutuhkan14

.

h) Peran guru sebagai pengajar

Tugas utama seorang guru adalah mengajar, memberikan berbagai materi

yang belum dipahami siswa, dan sebagainya. Kegiatan belajar siswa akan berjalan

baik, apabila faktor motivasi, kematangan, hubungan siswa dengan guru,

kemampuan verbal, rasa aman, dan keterampilan guru berkomunikasi berjalan

dengan baik15

.

2. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Guru Pendidikan Agama Islam adalah orang dewasa yang bertanggung

jawab memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani

dan ruhaniyah agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya

sebagai khalifa dibumi, sebagai makhluk sosial, dan sebagai individu yang

sanggup berdiri sendiri.16

14

Moh. User Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), H.

15 15

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung, Remaja Rosdakarya: 2006), H, 36 16

Moh. Haitami Salim & Samsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2012), h. 137

Page 24: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

12

Meurut E Mulyasa dan AgusNuryatno menyatakan bahwa:

Guru merupakan pendidik profesional diidealkan maupun menjadi agen

pembelajaran yang edukatif, yaitu dapat menjadi fasilitator, motivator,

pemacu, perekayasa, dan inspirator pembelajaran.17

Sedangkan menurut

M. AgusNuryatno, guru merupakan tenaga pendidik profesioal yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pebimbingan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat18

Hal lain dikemukakan oleh UU RI tentang guru dan dosen :

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, mebimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan megevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menegah19

.

Dengan demikian dapat diartikan guru adalah seseorang profesional

dibidang pendidikan yang mengabdikan dirinya untuk mentransfer ilmu kepada

peserta didik, sehingga membuat peserta didik menjadi seseorang yang dapat

menjalankan kodratnya sebagai kholifa dibumi.

Guru merupakan pribadi yang menentukan maju atau tidaknya sebuah

bangsa dan peradaban manusia. Di tangannya, seorang anak yang awalnya tidak

tahu apa-apa menjadi pribadi yang jenius. Melalui sepuhannyalah lahir generasi-

generasi unggul. Dia turun untuk memberantas kebodohan umat manusia,

sekaligus menghunjamkan kearifan sehingga manusia bisa paham tentang makna

kedirian dan makna kehidupan.20

Dan pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik dalam menyakini, memahami, menghayati Agama Islam melalui

17

Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Kritis, (Yogyakarta: Resist Book, 2011), h. 84. 18

Agus Nuryatno, Mazhab pendidikan Kritis, (Yoyakarta: Resist Book, 2011), h. 83. 19

UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 1 20

Asef Umar fahruddin, Menjadi Guru favorit, (Jogjakarta: DIVA Press, 2009), cet. 1, h.

8

Page 25: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

13

kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntunan

untuk menghormati agama islam dalam hubungan kerukunan antara umat

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional21

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Pengertian Guru Pendidikan

Agama Islam adalah orang yang memberikan materi pengetahuan Agama

Islam dan memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, dan juga

mendidik murid-muridnya agar mereka kelak menjadi manusia yang takwa

kepada Allah SWT. Disamping itu Guru Pendidikan Agama Islam juga berfungsi

sebagai pebimbing agar para murid mulai dari sekarang dapat bertindak dengan

prinsip-prinsip islam dan dapat mempraktikkan syariat Islam.

Sebagai Guru Pendidikan Agama Islam haruslah taat kepada tuhan,

menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala laranganya. Bagaimana ia

akan mengajarkan dan mendidik anak untuk berbakti kepada tuhan kalau ia

sendriri tidak mengamalkanya. Jadi sebagai Guru Pendidikan Agama Islam

haruslah berpegang teguh kepada agamanya, memberikan teladan yang baik dan

menjauhi yang buruk.

Dengan demikian seorang Guru Pendidikan Agama Islam merupakan figur

seorang pemimpin yang mana setiap perbuatannya akan menjadi panutan bagi

anak didik, maka disamping sebagai profesi seorang Guru Pendidikan Agama

Islam hendaklah menjaga kewibawaan agar jangan sampai seorang Guru

21

Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Teras,

2009), h.. 263

Page 26: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

14

Pendidikan Agama Islam melakukan hal-hal yang bisa menyebabkan hilangnya

kepercayaan yang telah diberikan masyarakat.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Kalau dilihat kembali pengertian Guru Pendidikan Agama Islam, maka

terdapat sesuatu yang diharapkan dapat terwujud ketika seseorang telah

mengalami sebuah proses pendidikan Islam. Tujuan pendidikan merupakan suatu

kondisi yang menjadi target penyampaian pengetahuan. Tujuan merupakan acuan

dan panduan untuk seluruh sistem pendidikan.

Menurut Muhaimin, bahwa:

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bagian dari pendidikan

Islam. Jadi adapun tujuan pendidikan Agama Islam adalah selaras dengan

tujuan pendidikan Islam yaitu agar siswa memahami, menghayati,

menyakini dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak

mulia22

. Sedangkan menurut Abdul Majid dan Dian Andayani tujuan

Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang

Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang

dalam hal keimanan, ketakwaanya, berbangsa dan bernegara, serta untuk

dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi23

.

4. Sumber-sumber Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai sumber utama dan pertama dalam Islam, kitab suci al-

qur’an ini diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat jibril

untuk dijadikan pedoman bagi manusia. Juga menceritakan peristiwa yang benar-

22

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT

Rosadakarya, 2005), h. 6-7 23

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompotensi,

(Bandung: PT Rosadakarya, 2004), h. 135

Page 27: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

15

benar terjadi pada manusia terdahulu dan merupakan sejarah yang dapat

dibuktikan kebenarannya.24

b. Sunnah (hadis) merupakan jalan atau acuan yang pernah dicontohkan Nabi

Muhammad dalam perjalanan kehidupannya melaksanakan dakwah Islam.

c. Ijtihad, sebagai sumber pendidikan Agama Islam pada dasarnya

merupakan proses penggalian dan menetapkan hukum syariat yang dilakukan oleh

para mujtahid dengan salah satunya menggunakan pendekatan nalar. Hal ini

dilakukan untuk memberi jawaban atas berbagai persoalan umat yang ketentuan

hukumnya tidak terdapat dalam al-qur’an dan al-hadis.

Pendidikan Agama Islam bersumber utama yaitu al-qur’an dan al-hadis

yang menjadi rujukan dan pedoman manusia dalam menjalani kehidupan di dunia.

Sedangkan ijtihad merupakan pendapat para mujtahid yang tidak lepas dari

rujukan yang bersumber dari al-qur’a dan al-hadis.

B. Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa

1. Pengertian penanaman kebiasaan beribadah siswa

Penanaman kebiasaan beribadah siswa harus dimulai di rumah dan

menjadi tanggung jawab pada siswa sejak pada usia dini dan membiasakannya

melaksanakan kewajiban setelah dewasa kelak.

Dalam kaitan ini Zakiah Daradjat mengakatakan bahwa:

“orang tua hendaknya dapat menjadi contoh yang baik dalam aspek

kehidupan bagi anak”. Ajaran agama akan lebih muda ditanamkan pada

diri siswa apabila orang tuanya selalu hidup dalam suasana kekeluargaan

dan berdimensi agama”.25

24

Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 41 25

Zakiah Dradjat, pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet. 1, h. 89

Page 28: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

16

Anak mendapat pendidikan sejak ia berupa janin, setelah itu ia lahir dan

mendapatkan pendidikan lebih lanjut yang berpengaruh pada kepribadiannya.

Pendidikan Agama Islam yang berhasil insya Allah akan menghasilkan anak-

anak yang berbakti kepada orang tuanya dan selalu menanamkan ibadah shalat

dalam dirinya.26

Arahan Nabi SAW untuk mendidik anak sejak usia dini yaitu menyuruh

anak melaksanakan ibadah shalat pada saat usia 7 tahun dan pada saat usia 10

tahun mulai berkelakuan hukuman, yakni memukul yang tanpa mencederai dan

hukuman ruangan yakni tidak membolehkannya tidur berdua antara anak laki-laki

dan perempuan pada tempat tidur yang sama.

2. Mendidik anak agar mau berbakti kepada orang tua melalui ajaran agama

dapat diajarkan melalui cara-cara sebagai berikut:

a. Memperkenalkan agama kepada anak

1) Memperkenalkan Tuhan yang maha esa (Allah) melalui ciptaanya,

seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, langit dan bumi

2) Harus selalu bersyukur dengan yang dimiliki seperti memiliki

anggota tubuh yang lengkap

3) Memperkenalkan sifat-sifat Tuhan, misalnya maha pengasih,

penyayang, pemurah, dan lain- lain

b. Memperkenalkan dan menanamkan ibadah kepada anak

1) Melakukan pembinaan dan pembiasaan shalat

2) Melakukan pembinaan dan pembiasaan puasa

26

Muhammad Arifuddin, Mendidik Anak Agar Tidak Durhaka, (Sidoarjo, Buana Pustaka,

2009), cet. 1, h. 88.

Page 29: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

17

3) Mengajarkan anak berzakat dan infaq

4) Mengajak ibadah haji dan umrah

5) Membiasakan membaca Al-Qur’an

6) Mengajak anak untuk gemar bersedekah

7) Sosial

8) Mengajak berdo’a bersama-sama

c. Mengajak anak ketempat ibadah

1) Mengajak anak shalat ke mesjid agar terbiasa

2) Mengajak anak tadarus di mesjid saat bulan puasa

3) Mengajak anak menghadiri maulid Nabi Muhammad SAW27

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anak adalah amanah

dari Allah dan kita diperintahkan agar bisa menunaikan amanah dengan sebaik-

baiknya yang dimana penanaman nilai-nilai agama diterapkan dalam kehidupan

anak-anak dengan mengajak atau mengajarkan sesuatu yang berhubungan dengan

ibadah sehingga dasar-dasar keimanan, akhlak, kepribadiannya serta

ketaqwaannya kepada Allah SWT tertanam dalam diri anak tersebut.

Pengertian kebiasaan adalah dapat diartikan sebagai sebuah cara yang

dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berpikir, bersikap dan bertindak

sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Kebiasaan dinilai efektif jika penerapannya

dilakukan terhadap peserta didik yang berusia kecil. Karena memiliki “rekaman”

27

Said Agil Husin Al-Munawwar, aktualisasi Nilai- Nilai Qur’an Dalam Sistem

pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputan Press, 2009), cet. 1, h. 25

Page 30: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

18

ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka

mudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari28

.

Kebiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan, dan pengalaman

khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa

memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan postif

dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). Selain itu,

arti tepat dan positif di atas ialah selaras dengan norma dan tata nilai moral yang

berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional dan kultural29

.

Hakikat kebiasaan sebenarnya berintikan pengalaman. Kebiasaan adalah

sesuatu yang diamalkan. Oleh karena itu, uraian tentang kebiasaan selalu menjadi

satu rangkaian tentang perlunya melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan

disetiap harinya. Inti dari kebiasaan adalah pengulangan dalam pembinaan sikap,

kebiasaan merupakan penanaman kecakapan-kecakapan berbuat dan

mengucapkan sesuatu, agar cara-cara yang tepat dapat disukai oleh anak.

Kebiasaan pada hakikatnya mempunyai implikasi yang lebih mendalam dari pada

penanaman cara-cara berbuat atau mengucapkan.30

Kebiasaan pada pendidikan anak sangatlah penting, khususnya dalam

pembentukan pribadi dan akhlak. Kebiasaan agama akan memasukkan unsur-

unsur politik pada pertumbuhan anak. Semakin banyak pengalaman agama yang

28

Ibid., h. 110 29

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 123 30

Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia

Dini: Konsep dan Aplikasinya Dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2013), h. 173-174

Page 31: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

19

didapat anak melalui kebiasaan, maka semakin mudahlah ia memahami ajaran

agama.31

Jika kebiasaan sudah ditanamkan, maka anak tidak akan merasa berat lagi

untuk beribadah, bahkan ibadah akan menjadi bingkai amal atau sumber

kenikmatan dalam hidupnya karena bisa berkomunikasi langsung dengan Allah

dan sesama manusia. Agar anak dapat melaksanakan shalat secara benar dan rutin

mereka perlu dibiasakan shalat sejak masih kecil, dari waktu- kewaktu.32

Guru sebagai pendidik dan orang tua di sekolah sangat memiliki peran

penting. Karena dalam pelaksanaan penanaman kebiasaan ini pastilah

memerlukan dukungan dari siswa. Apabila siswa tidak memiliki minat dan

motivasi dalam mengikuti pelaksanaan penanaman kebiasaan. Motivasi

sangatlah dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan ini agar jiwa keagamaan dan

kesadaran peserta didik dapat muncul. Sehingga mereka menjadi generasi muda

umat muslim yang selalu menjaga ibadah.

Anak dalam melakukan proses belajar tidak terlepas dari kebiasaan diri

yang muncul karena adanya faktor dari luar, bila lingkungan tempat tinggal

mendukung dengan segala kebaikan maka sudah barang tentu anak akan tumbuh

dan berkembang secara positif. Tetapi sebaliknya bila lingkungan di dominasi

oleh hal-hal yang kurang baik maka anak akan tumbuh dan berkembang dalam

lingkungan perilaku negatif yang pasti mempengaruhi diri anak sehingga anak

cenderung melakukan perbuatan negatif. Oleh karena itu lembaga pendidikan dan

31

Zakiah Darajad, Ilmu Jiwa agama, (Jakarta: Bulan Bintang,1993), h. 64 32

Muchtar dan Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),

h. 18

Page 32: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

20

keluarga harus menciptakan lingkungan yang dapat mendukung proses

pembelajaran tersebut.

Kebiasaan ibadah siswa merupakan perbuatan yang diulang-ulang terus-

menerus sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang, seperti kebiasaan berjalan,

berpakaian, berpidato, mengajar dan lain sebagainya. Siswa akan terbiasa

melaksanakan ibadah jika ada kebiasaan pada dirinya.

Dalam kebiasaan beribadah dapat dilakukan oleh orang tua apabila anak

berada di rumah, dan dapat dilakukan oleh guru atau pendidik serta siswa berada

di sekolah. Menurut Jamaludin dalam bukunya Psikologi anak dan Remaja

Muslim, menegaskan bahwa islam menekankan kepada kaum muslimin untuk

memerintahkan anak-anak mereka menjalankan ibadah ketika mereka berumur

tujuh tahun. Hal itu dimaksud agar mereka senang melakukannya dan sudah

terbiasa semenjak kecil33

.

Ibadah yang diterapkan sejak anak masih kecil akan melahirkan

pengalaman-pengalaman yang baik terhadap anak, hal itu berpengaruh positif,

sedangkan pengalaman yang buruk akan memberikan pengaruh negatif terhadap

perkembangan agama anak ketika berusia dewasa. Ibadah-ibadah yang akan bahas

dalam hal ini adalah ibadah sholat, wudhu, puasa, do’a, dan hafalan surat-surat

pendek34

.

33

Jamaluddin, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Pustaka Muslim, 2001), cet.

1, h. 128 34

M. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), h.

255

Page 33: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

21

a. Shalat

Shalat merupakan ibadah yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim.

Sebagai salah satu dari rukun islam, shalat menjadi dasar yang harus ditegakkan

sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan. Dalam pendidik wajib memerintahkan

atau pun mengajari anak shalat. Dalam surah Luqman ayat 17 disebutkan:

زم ٱلهىز لك هي ع اب ك إىه ذ ا أ ص ل ى ه ٱصبس ع س و ي ٱلوك ه ع ٱ عسوف و أهس بٱلو ة و ل ى ب يه أ قن ٱلصه ي

Terjemahnya :

”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.35

Shalat mempunyai kedudukan yang istimewa dalam agama islam,

keistimewaan itu antara lain:

1). Shalat diperintahkan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW

2). Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang meninggalkannya maka ia

menghancurkan agama.

3). Berbeda dengan ibadah lainnya, shalat dikerjakan lima waktu dalam sehari36

Praktek kebiasaan shalat dibagi menjadi 2 macam, yaitu praktek kebiasaan

shalat fardhu lima waktu dilaksanakan pada shalat duhur dan praktek shalat dhuha

dimulai pas munculnya matahari dan sebelum tiba shalat duhur.

b. Wudhu

Sebelum menjalankan shalat wajib maupun shalat sunnah maka

diwajibkan bagi setiap muslim untuk mengambil air wudhu terlebih dahulu yang

35

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 605 36

Ibid,, h. 255

Page 34: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

22

berfungsi untuk menghilangkan kotoran yang dapat menghalangi sahnya

shalat.37

c. Do’a

Do’a sebaiknya diajarkan pada peserta didik sejak usia dini, hal ini sangat

perlu dilakukan agar anak dapat mengawali aktivitasmya dengan awalan yang

baik. Dalam surah Al-Ghafir ayat 60:

اخسيي هن د ه ي دخلىى ج تي س ي عب اد بكن ٱدعىي أ ست جب ل كن إىه ٱلهريي ي ست كبسوى ع ق ال ز و

Terjemahnya:

Dan Tuhanmu berkata: “Berdoalah kepadaku, niscaya akan aku

perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau

menyembahku akan masuk ke nerakan jahanam dalam keadaan hina dina". 38

d. Menghafal surat pendek

Kebiasaan menghapal surat-surat pendek bertujuan agar siswa selalu ingat

dengan surat-surat yang telah dipelajari dan dihafalkan tersebut. Kegiatan ini

dilakukan berulang-ulang sehingga anak didik hafal dengan bacaan surat

tersebut.39

e. Hikmah ibadah shalat

Shalat mengandung makna pembinaan pribadi, yaitu dapat menghindari

dari perbuatan dosa dan kemungkaran. Orang yang melakukan shalat hidupnya

akan terkontrol dengan baik, sebab setiap waktu shalat, ia menghadapkan dirinya

kehadapan Allah, meminta ampunan dan petunjuknya melalui bacaan shalat yang

diucapkannya, sehingga setelah usai shalat ia dapat kembali kedalam kegiatan

rutinnya dengan jiwa yang sudah bersih, semangat baru dan harapan yang segar.

37

M. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998),

h. 225 38

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 159 39

Ibid,...h. 225

Page 35: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

23

3. Macam-macam ibadah

a. Ibadah Madhah (ibadah Khusus)

Ibadah madhah atau ibadah yang ketentuannya pasti, yakni ibadah yang

ketentuan atau pelaksanaannya telah ditetapkan oleh nash dan merupakan sari

ibadah kepada Allah SWT seperti Shalat wajib, puasa, zakat, dan haji.

b. Ibadah Ghairu Madhah (ibadah ammah)

Ibadah Ghairu Madhah adalah ibadah yakni semua perbuatan yang

mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah

SWT seperti minum, makan, dan bekerja mencari nafkah. Hal ini berarti niat

merupakan kriteria sahnya ibadah ghairu madhah dengan kata lain, semua bentuk

amal kebaikan dapat dikatakan ibadah ammah bila dilandasi dengan niat semata-

mata karena Allah SWT.40

4. Shalat sebagai salah satu bentuk ibadah

a. Pengertian Shalat

Shalat adalah ibadah utama dalam Islam sekaligus bentuk aktual dari

penghambaan total yang pertama kali wajib hukumnya untuk dilaksanakan oleh

setiap muslim yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, baligh, dan sehat

secara jasmani dan rohani. Jika seorang manusia tidak menjalankan shalat dan

tidak menjadikan shalat sebagai jiwa dalam hidupnya, maka ia belum dapat

dikatakan menjalankan ibadah kepada Allah SWT, atau dapat dengan kata lain

manusia itu bukan seorang muslim.

40

Ahmad Thib Raya dan Siti Musda Mulia, Menyelami Seluk-Beluk Ibadah Dalam Islam,

(Jakarta: PRENADA MEDIA, 2003), h. 142

Page 36: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

24

b. Tata cara shalat

1. Wudhu

2. Niat

3. Berdiri sambil mengangkat tangan kemudian bertakbir

4. Membaca do’a iftitah

5. Membaca surah Al-fatihah

6. Ruku’

7. Sujud

8. Duduk diantara dua sujud

9. Tasyahud akhir

10. Salam41

c. Hukum meninggalkan shalat

Selain memerintahkan kita untuk selalu mendirikan shalat, Allah dan

rasulnya juga menegaskan hukuman bagi mereka yang meninggalkan shalat.

shalat merupakan amalan yang akan pertama kali dihisab oleh Allah dihari akhir

nanti. Siapa saja diantara seorang muslim meninggalkan shalat dengan sengaja

karena mengingkari wajibnya shalat hukumnya adalah kafir, murtad, dan keluar

dari islam berdasarkan al-qur’an dan as-sunnah serta kesepakatan para ulama,

karena berarti ia telah mendustakan Allah dan rasulnya.

d. Hukum orang yang meninggalkan shalat

1) Meninggalkan shalat karena mengingkari kewajiban

2) Meninggalkan shalat karena uzur

41

Abu Sayyit Alit Ibrahim, Buku Pintar Mendirikan Shalat Sesuai Tuntunan Rasulullah,

(Jakarta: Tangga Pustaka, 2019) , h.37-93

Page 37: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

25

3) Meninggalkan shalat karena malas42

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai ummat

muslim yang taat beragama hendaknya kita menjaga shalat-shalat dan tak lupa

tentunya menambahnya dengan shalat-shalat lain yang disunnahkan oleh nabi

muhammad SAW yang dimana seorang ummat muslim yang meninggalkan shalat

adalah suatu kezaliman yang sangat besar, sebuah perbuatan yang sangat fatal

bagi ummat muslim. Sebagaimana hukum orang yang meninggalkan shalat ialah

bahwa mereka telah dianggap kafir atau keluar dari Agama Islam.

Ibadah shalat adalah sebagai salah satu perintah dalam Agama Islam

dimana ibadah shalat ada peraturan- peraturan yang mengatur

hubungan Allah SWT dengan hambanya. Ibadah shalat juga dapat memberikan

manfaat bagi siapa saja yang melakukannya dengan sempurna, tidak ada nikmat

yang lebih besar selain merasakan diri dan hati dalam kekhusyu’an ketika

beribadah kepada Allah SWT.

5. Faktor pendukung penanaman kebiasaan beribadah siswa

a) Faktor lingkungan keluarga

Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak

dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh karena itu sebagai intervensi

terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut, kedua orang tua diberi beban

tanggung jawab.43

42

Asep Maulana dan Ust. Abdullah Jinaan, Panduan Lengkap Shalat Fardhu dan Shalat

Sunnah, (Jakarta: PT Grasindo 2017), h. 7-8 43

Jalaluddin, Said Usman, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan Perkembangan

Pemikirannya (Jakarta: raja Grafindo Persada, 1994), h. 219

Page 38: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

26

Ada semacam rangkaian ketentuan yang dianjurkan kepada orang tua,

yaitu mengazangkan telinga bayi yang baru lahir, mengakikah, memberi nama

yang baik, mengajarkan membaca Al-Qur’an, menanamkan kebiasaan ibadah

shalat serta bimbingan lainnya yang sejalan dengan perintah agama. Keluarga

dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi

perkembangan jiwa keagamaan.44

Dari penjelasan diatas, dapat menyimpulkan bahwa lingkungan keluarga

adalah merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh sekali dalam kebiasaan

beribadah siswa atau anak, dalam arti apabila lingkungan keluarga mendukung

pasti kebiasaan beribadah anak akan berhasil, yang mana hal tersebut merupakan

alat penunjang dalam penanaman kebiasaan ibadah siswa.

b) Faktor lingkungan sekolah

Sekolah sebagai institusi pendidikan formal ikut memberi pengaruh

dalam membantu perkembangan kepribadian anak. Yang dimana pengaruh itu

dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: kurikulum dan anak, hubungan guru

dan murid, dan hubungan antar anak.

Dilihat dari kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan,

tampaknya ketiga kelompok tersebut ikut berpengaruh. Sebab pada prinsipnya

perkembangan jiwa keagamaan tidak dapat dilepaskan dari kebiasaan dalam

membentuk kepribadian yang luhur.

Melalui kurikulum, yang berisi materi pengajaran, sikap dan keteladanan

guru sebagai pendidik serta pergaulan antar teman di sekolah dinilai berperan

44

Ibid., h. 221

Page 39: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

27

dalam menanamkan kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik merupakan bagian

dari pembentukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan jiwa

keagamaan seseorang.45

c) Lingkungan masyarakat (pergaulan)

Lingkungan masyarakat merupakan Lingkungan yang sebenarnya, dalam

membentuk kepribadian yang religius. Dilingkungan inilah seorang anak akan

melangsungkan kehidupan yang sesungguhnya, dengan berbagai macam karakter

manusia yang hidup ditengah-tengah siswa atau anak, pasti akan besar

pengaruhnya terhadap kepribadiannya.

Lingkungan masyarakat bukan merupakan lingkungan yang mengandung

unsur tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belakang,

tapi norma dan tata nilai yang ada terkadang lebih mengikat sifatnya. Bahkan

terkadang pengaruhnya lebih besar dan perkembangan jiwa keagamaan baik

dalam bentuk positif maupun negatif. Misalnya lingkungan masyarakat yang

memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi

perkembangan jiwa keagamaan anak, akan tetapi lingkungan masyarakat yang

tradisi keagamaannya kurang maka akan membawa pengaruh yang negatif

terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak.

6. Faktor penghambat penanaman kebiasaan beribadah siswa

a) Terbatasnya pengawasan pihak sekolah

Pihak sekolah khususnya guru tidak bisa selalu memantau atau

mengawasi pelaksanaan ibadah siswa diluar sekolah. Selain itu guru diluar tidak

45

Ibid.., h. 221

Page 40: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

28

mengetahui baik buruk lingkungan tempat tinggal siswa terutama sekali orang tua

atau keluarga yang sangat memegang peranan penting dalam menanamkan

kebiasaan beribadah siswa.

Lembaga sekolah mempunyai keterbatasan dalam melaksanakan

pengawasan bagi siswa, ini dikarenakan lembaga sekolah pada umumnya tidak

memberlakukan sistem full day. Ini semua bisa teratasi kalau semua komponen

dalam lingkungan pendidikan selalu bekerja sama untuk saling mengawasi.

Dengan demikian pastinya Guru Pendidikan Agama Islam tidak bisa maksimal

dalam mengawal siswa untuk melaksanakan kebiasaan beribadah siswa.

b) Kesadaran para siswa

Siswa kurang sadar akan pentingnya menanamkan kebiasaan diri untuk

beribadah yang dilakukan oleh sekolah, padahal kegiatan tersebut berkaitan sekali

dengan kebutuhan siswa untuk menentukan kepribadian yang bersifat relegius.

c) Kurangnya sarana dan prasarana

Guru menunjang strategi dalam menanamkan kebiasaan beribadah siswa

maka juga harus ada kegiatan-kegiatan yang bisa mendukungnya. Kegiatan-

kegiatan tersebut bisa berjalan lancar apabila sarana dan prasarananya dapat

terpenuhi, namun apabila sarana dan prasarananya kurang maka hal tersebut

menjadi kendala bagi pelaksanaan kegiatan.

d) Pengaruh media elektronik

Media elektronik diakui atau tidak merupakan sebuah penghambat dalam

terlaksananya kebiasaan beribadah siswa, karena dalam diri anak tidak terlepas

Page 41: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

29

dari kebutuhan terhadap media elektronik. Siswa tidak menutup kemungkinan

juga akan selalu merasa penasaran dalam menggunakan media elektronik tersebut.

Seperti tontonan televisi yang kurang mendidik merupakan pengaruh

yang tidak baik bagi anak-anak, karena secara tidak langsung memberikan rasa

suka, dan tertanam terhadap siswa tayangan tersebut sayang untuk ditinggalkan,

padahal biasanya anak tersebut sudah melaksanakan ibadah shalat sebelumnya.46

46

Op.cit., h. 221

Page 42: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

berusaha menangkap gejala secara holistik konsektual melalui pengumpulan data

dari subjek yang diteliti sebagai sumber langsung dengan instrumen kunci peneliti

sendiri, yaitu peneliti merupakan perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data,

analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil

penelitiannya.

Penelitian kualitatif yang ingin mengetahui tentang Peran Guru

Pendidikan Agama Islam dalam Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa

Kelas IV di SD Inpres Pakkingkingan Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa,

peneliti senantiasa mengamati, mencatat, berkonsultasi, dan melakukan dialog

untuk menemukan konsep tentang judul penelitian tersebut.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah di SD Inpres Pakkingkingan

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Yang menjadi objek penelitian ini adalah

peran guru Pendidikan Agama Islam.

C. Fokus penelitian dan Deksripsi penelitian

1. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian adalah:

1) Peran Guru Pendidikan Agama Islam

2) Penanaman kebiasaan beribadah siswa

Page 43: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

31

2. Deksripsi Fokus Penelitian

Untuk menghindari dari berbagai argumentasi dan penafsiran-penafsiran

yang berbeda-beda akan timbul setelah membaca tulisan ini serta untuk mencegah

kesimpangsiuran penjelasan dan pokok permasalahan yang terdapat didalam judul

adalah sebagai berikut:

a. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Pada dasarnya Peran Guru Pendidikan Agama Islam dan guru umum itu

sama, yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan ilmu pengetahuan yang ia

miliki kepada anak didiknya, agar mereka lebih banyak memahami dan

mengetahui ilmu pegetahuan yang lebih luas lagi. Tugas dan peran guru tidaklah

terbatas didalam masyarakat dimana sang guru berada, sebab seorang guru pada

hakikatnya merupakan pribadi dan komponen strategis memiliki peran yang

sangat penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa, sehingga ia

harus bisa besinergi dengan siapapun selama bertujuan memberikan kebaikan dan

kemanfaatan kepada orang lain.

b. Penanaman kebiasaan ibadah shalat

Kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang terus-menerus

sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang, seperti kebiasaan berjalan,

berpakaian, berpidato, mengajar dan lain sebagainya. Peserta didik akan terbiasa

melaksanakan ibadah jika ada pembiasaan pada dirinya.

Dalam pelaksanaan pembiasaan beribadah dapat dilakukan oleh orang

tua apabila anak berada di rumah, dan dapat dilakukan oleh guru atau pendidik

serta peserta didik berada di sekolah.

Page 44: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

32

D. Sumber Data

Suharsimi Arikunto mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan

sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data yaitu :

1. Data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian. Adapun sumber data yang menjadi sumber data primer dalam

penelitian adalah siswa kelas IV di SD Inpres Pakkingkingan Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa

2. Data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh tidak secara lanngsung dari

objek penelitian atau data diperoleh dari pihak ketiga.47

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sebagai alat bantu untuk mengumpulkan dan

memverifikasi data yang diperlukan, untuk menjawab rumusan masalah penelitian

diperoleh melalui instrumen. Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini berupa: pedoman wawancara (interview) adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data-data melalui proses tanya jawab berupa pertanyaan

dari pihak yang diwawancarai dan jawaban yang diberikan oleh yang

diwawancarai.

47

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitaf (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet.

14, h. 225

Page 45: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

33

F. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah bahan mentah yang dikumpulkan peneliti dari lapangan

penelitian. Data merupakan bahan spesifik dalam melakukan analisis penelitian

ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data:

1. Interview (Wawancara)

Penelitian ini, interview digunakan Untuk memperoleh data yang

diinginkan, peneliti menggunakan pedoman interview dengan informan sebagai

berikut: waka kurikulum, waka sarana prasarana, guru pembimbing Pendidikan

Agama Islam dan siswa di SD Inpres Pakkingkingan Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa.

2. Observasi

Hal ini peneliti mengobservasi yang dapat digunakan dalam penelitian

untuk mengamati peran guru pendidikan agama islam dalam penanaman

Kebiasaan Beribadah di SD Inpres Pakkingkingan Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil ujian responden, juga

data-data lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini pada hakekatnya berwujud penelitian deskriptif kualitatif.

Maka teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa

Page 46: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

34

deskriptif. Penerapan teknik analisa deskriptif dilakukan melalui 3 alur kegiatan,

yaitu:

1. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemusatan pada

penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di

lapangan. reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang memajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu untuk

menghasilkan data yang potensial untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian.

Reduksi data adalah suatu proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabdian, transformasi, data mentah atau data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, reduksi data berlangsung secara

terus-menerus selama pengumpulan data berlangsung.

2. Data Display ( Penyajian Data)

Penyajian data display yaitu mendeskripsikan sekumpulan informasi

tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentu teks naratif.

Penyajian juga berbentuk matrik, diagram tabel dan bagan. Semua dirancang guna

menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah

dipahami.

Sehubungan dengan data yang diperoleh terdiri dari kata-kata, kalimat-

kalimat, paragraph, maka penyajian data yang paling sering digunakan adalah

berbentuk uraian naratif yang panjang dan terpencar-pencar bagian demi bagian,

Page 47: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

35

tersusun kurang baik, maka dari itu informasi yang bersifat kompleks, disusun ke

dalam suatu kesatuan bentuk yang lebih sederhana dan selektif, sehingga mudah

dipahami.

3. Conclusion Drawing/ verification

Penarikan kesimpulan atau verification merupakan bagian akhir dari

analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yang

menemukan makna data yang telah disajikan. Cara yang digunakan bervariasi,

dapat menggunakan perbandingan kontras, menemukan pola dan tema,

pengelompokkan, dan menghubung-hubungkan satu sama lain. Makna yang

ditemukan peneliti harus diuji kebenarannya, kecocokan, dan kekokohannya.

Verifikasi merupakan rangkaian analisis data puncak. Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif membutuhkan verifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi dimaksudkan untuk mengahsilkan kesimpulan yang valid.

Page 48: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Identitas sekolah

Nama sekolah : SD Inpres Pakkingkingan

Nomor Statistik Sekolah : 1011190305045

NPSN : 40300974

Status Sekolah : Negeri

Alamat Sekolah : Tamacinna

Kode Pos : 92153

RT/RW : 003/001

Desa/Kelurahan : Maradekaya

Kecamatan : Bajeng

Kabupaten : Gowa

Provinsi : Sulawesi Selatan

Status Gedung : Pemda

NPWP : 004578043807000

Status Akreditasi : B

Luas Tanah : 1800 m2

2. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya siswa yang berprestasi, berakhlak mulia, dan berbudaya.

Page 49: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

37

b. Misi

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif

2) Menyiapkan generasi unggul dan berkarakter

3) Menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah

4) Mengembangkan dan membina kegiatan ekstrakurikuler

5) Melaksanakan kedisiplinan secara menyeluruh

6) Menyiapkan lulusan yang berprestasi, berakhlak mulia, dan bertaqwa

kepada tuhan yang maha esa

3. Tujuan Sekolah

“Sedikit bicara banyak berbuat”

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar mengajar,

disamping kemampuan siswa menerima pelajaran dan cara guru menyajikan

materi pelajaran yang disampaikan yang sesuai dengan keadaan dan situasi siswa,

akan tetapi sangat berpengaruh juga dengan fasilitas atau sarana dan prasarana

yang dapat menunjang keefektiifan belajar siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung di sekolah SD Inpres Pakkingkingan memiliki fasilitas yang dapat

dikategorikan memadai dan mendukung berlangsungnya proses pembelajaran

yang kondusif, fasilitas tersebut meliputi.48

48

Sumber Data: Kantor TU SD Inpres Pakkingkingan Kec. Bajeng Kab. Gowa

Page 50: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

38

Tabel 1. Sarana dan Prasarana SD Inpres Pakkingkingan

No Fasilitas Jumlah Ket.

1 Ruang Kelas 6 Buah

2 Kantor 1 Buah

3 Ruang TU 1 Buah

4 Ruang guru 1 Buah

5 Perpustakaan 1 Buah

6 Tempat Ibadah/Musholla 1 Buah

7 Kantin 1 Buah

8 Toilet 2 Buah

9 Lapangan Sekolah 1 Buah

10 Rumah guru 1 Buah

11 Rumah penjaga sekolah 1 Buah

5. Keadaan Guru

Mengenai keberadaan guru di sekolah SD Inpres Pakkingkingan, peneliti

memberi gambaran sebagaimana tercamtum dalam tabel berikut ini:49

49

Sumber Data: Kantor TU SD Inpres Pakkingkingan Kec. Bajeng Kab. Gowa

Page 51: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

39

Tabel 2. Data Guru SD Inpres Pakkingkingan

No Nama Jabatan Status Guru

1 SYAMSIAR, S.Pd Kepala Sekolah PNS

2 HJ.ST. KAMARIAH, S.Pd Guru Wali Kelas II PNS

3 HJ.ST. JOHORAH, S.Pd Guru Wali Kelas 3 PNS

4 JUMA ALI, S.Pd Guru Wali Kelas VI PNS

5 NURBIA, S.Pd Guru Wali Kelas I PNS

6 RAHMI ISTIFAWATI RAJAB, S.Pd Operator HONOR

7 NURBAITI, S.Pd.,I Guru Agama HONOR

8 RAFIUDDIN, S.Pd Guru PJOK HONOR

9 SYAMSIAH, S.Pd Guru Wali Kelas V HONOR

10 ANDI RASNAWATI, S.Pd Guru Mulok HONOR

11 NININ ANGGRAENI, S.Pd Guru Seni budaya HONOR

12 NUR ANNISA, S.Pd Guru Wali Kelas IV HONOR

13 ANNISA AULIA, S.Pd Guru Bhs. Indonesia HONOR

14 M. KASIR BS HONOR

Page 52: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

40

6. Keadaan Siswa

Siswa bagian dari komponen yang tidak dapat dipisahkan dari sekolah

karena siswa merupakan objek pendidikan dan tujuan untuk diberi pengajaran.

Pendidik tidak mungkin terlaksana tanpa adanya siswa sebagai objek yang

menerima pendidikan.

Dengan demikian sehingga menjadi sarana pokok dalam proses belajar mengajar

adalah siswa sehingga tujuan dari pendidikan dan pengajaran adalah merubah pola

tingkah laku anak didik kearah kematangan kepribadiannya. Untuk mengetahui

keadaan siswa sekolah SD Inpres Pakkingkingan.50

Tabel 3. Data siswa SD Inpres pakkingkingan

NO KELAS

JUMLAH

TOTAL

L P

1 I 15 15 30

2 II 16 18 34

3 III 15 8 23

4 IV 18 19 37

5 V 8 14 22

6 VI 8 14 22

TOTAL JUMLAH 80 88 168

50

Sumber Data: Kantor TU SD Inpres Pakkingkingan Kec. Bajeng Kab. Gowa

Page 53: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

41

B. Pembahasan

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Penanaman Kebiasaan

Beribadah Siswa Kelas IV Di SD Inpres Pakkingkingan Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan siswa untuk

mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena

manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam perkembangannya

senantiasa membutuhkan orang lain sejak lahir bahkan pada saat meninggal.

Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam

perkembangannya, demikian halnya siswa ketika orang tua mendaftarkan

anaknya kesekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan guru, agar anaknya

dapat berkembang secara optimal

a. Memberikan contoh atau teladan yang baik

Guru tidak hanya berperan sebagai mengembangkan wawasan

pemahaman siswa tentang beribadah, menanamkan untuk beribadah, dan

menggerakkan siswa untuk beribadah secara berjamaah, tetapi juga memberikan

tauladan terhadap siswa dengan aktif juga melaksanakan kegiatan-kegiatan

keagamaan dalam hal beribadah seperti kultum, menghapal surat-surat pendek,

tadarus, serta melaksanakan shalat duhur secara berjamaah, shalat dhuha secara

berjamaah dengan siswa di lingkungan sekolah. Tentunya hal ini dilakukan tidak

hanya semata-mata memberikan contoh yang baik kepada siswa dengan

menanamkan kebiasaan beribadah yang baik, namun lebih dari itu yakni didorong

oleh pemahaman, penghayatan, dan pengalaman terhadap ajaran agama islam

untuk mencari ridho Allah SWT.

Page 54: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

42

b. Memberikan nasehat

Guru pendidikan Agama Islam selalu memberikan nasehat terhadap

siswa di sela-sela jam pelajaran berlangsung atau ketika setelah melaksanakan

beribadah shalat duhur secara berjamaah, pada saat itu Guru Pendidikan Agama

Islam memberikan kultum yang biasanya digunakan oleh Guru Pendidikan

Agama Islam untuk memberikan nasehat tentang apa saja, tentang pentingnya

beribadah yakni shalat 5 waktu dan ibadah lainnya apalagi dilaksanakan secara

berjamaah.

c. Membiasakan ibadah shalat duhur secara berjamaah

Guru Pendidikan Agama Islam selalu membiasakan siswanya untuk

menjalankan ibadah shalat duhur secara berjamaah, hal yang terpenting dari

semua itu adalah konsisten, Guru Pendidikan Agama Islam dalam membiasakan

beribadah terhadap siswa tidak akan berhasil jika apabila tidak ada konsisten dari

Guru Pendidikan Agama Islam itu sendiri sehingga tujuan membiasakan ini bisa

tercapai dan siswa bisa menjalankan beribadah yakni shalat duhur secara

berjamaah tanpa kucing-kucingan terlebih dahulu dengan para guru.

d. Menegakkan kedisiplinan

Guru Pendidikan Agama Islam dan guru-guru lain selalu menerapkan

kedisiplinan bagi semua siswa tanpa terkecuali, yaitu dengan cara setiap siswa

tidak mengikuti shalat duhur dan shalat dhuha secara berjamaah akan diberikan

hukuman terhadap siswa yaitu seperti teguran, membersihkan kelas, dan

menghafal surat-surat pendek atau menghafal bacaan shalat.

Page 55: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

43

e. Memberikan motivasi

Dengan adanya motivasi sangat dibutuhkan oleh siswa, dimana siswa

akan termotivasi jika Guru Pendidikan Agama Islam memperhatikan dan

memberikan contoh-contoh kepada siswa yang akan membangkitkan semangat

belajar, terutama dalam hal beribadah seperti menunjukkan video hafiz qur’an dan

serta murotal anak hafiz qur’an pada saat melaksanakan shalat sehingga siswa

akan termotivasi dan mengikuti atau meniru apa yang perlihatkan oleh gurunya

dalam hal beribadah siswa tersebut.

Uraian di atas dikuatkan dengan hasil wawancara ibu Nur Annisa, S.Pd.

selaku Guru Wali Kelas IV mengatakan bahwa:

“Setiap pertemuan dalam mata pelajaran PAI, Guru selalu mengajak

siswa membaca doa sebelum dan sesudah pembelajaran kemudian tepat

waktu dalam shalat serta Guru PAI senantiasa memberikan contoh yang

baik seperti mengarahkan siswa untuk bertadarus, bershalawat, dan

menghapal bacaan shalat serta senantiasa membiasakan shalat lima

waktu dan shalat sunnah.”51

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa harus

ditanamkan bagaimana melaksanakan ibadah shalat dengan tepat waktu seperti

shalat wajib dilakukan dengan tepat waktu (waktu yang ditentukan) dan sebelum

mata pelajaran pendidikan agama islam atau mata pelajaran umum dilaksanakan

harus membaca doa sesudah atau sebelum mata pelajaran tersebut dimulai.

Wawancara dengan ibu Nurbaiti, S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama

Islam mengatakan bahwa:

51

Nur Annisa, S.Pd.,Guru Wali Kelas Iv (Wawancara 29-06-2020)

Page 56: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

44

“Setiap hari Guru Pendidikan Agama Islam menerapkan ibadah rutinitas

sebelum masuk di kelas memberikan salam, berjabat tangan dengan

gurunya. Kemudian sampai didalam sebelum siswa belajar harus

membaca do’a, surat-surat pendek atau bershalawat setiap hari khusus

kelas IV. Dan setiap kelas Guru PAI mengevaluasi bacaan shalat serta

bacaan al-quran siswa tersebut.”52

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru terkhusus

peran Guru PAI dalam menanamkan kebiasaan beribadah siswa yaitu guru yang

aktif melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, sehingga siswa aktif dan

berpengalaman kemudian jadi kebiasaan dalam melaksanakan ibadah shalat,

seperti shalat jum’at, shalat dhuha, serta ibadah shalat sunnah lainnya.

Wawancara dengan saudara Muh Ghaizan selaku Siswa Kelas IV

mengatakan bahwa:

“Sebagaimana Guru Pendidikan Agama Islam sering mengajak semua

siswa ke mushollah untuk melaksanakan shalat duhur secara berjamaah

akan tetapi pada saat siswa diarahkan untuk ke musholla ada sebagian

siswa langsung ke kantin untuk makan atau belanja.”53

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa diajak

ke musholla untuk melaksanakan shalat secara berjamaah sehingga Guru PAI

dapat menanamkan kebiasaan beribadah terhadap siswanya dalam hal untuk

melaksanakan ibadah shalat secara berjamaah baik di sekolah maupun di rumah

agar siswa tidak lagi merasa bosan untuk diajak shalat karena Guru PAI berperan

aktif untuk mengarahkan siswa dalam melaksankan ibada shalat di musholla serta

dapat memberikan pengertian dan pemahaman tentang pentingnya ibadah shalat,

memberitahu siswa bahwa banyak sekali manfaat yang didapatkan dari ibadah

shalat apalagi dilakukan dengan berjamaah.

52

Nurbaiti, S.Pd. I., Guru Pendidikan Agama Islam (Wawancara 26-06-2020) 53

Muh Ghaizan, Siswa Kelas IV (Wawancara 28-06-2020)

Page 57: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

45

2. Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa Kelas IV Di SD Inpres

Pakkingkingan Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Penanaman kebiasaan beribadah siswa harus dimulai sejak pada usia

dini dan para siswa dibiasakan melaksanakan kewajiban ibadah shalat, sehingga

kebiasaan para siswa memiliki kepribadian yang baik. Adapun kebiasaan yang

dilakukan Guru Pendidikan Agama Islam terhadap siswa yaitu:

a. Kebiasaan beribadah shalat duhur secara berjamaah, Guru Pendidikan Islam

selalu membiasakan shalat duhur secara berjamaah hal ini dilakukan oleh siswa

sebagai bentuk kepatuhan seorang hamba kepada penciptanya dengan cara

shalat, yaitu ibadah yang tersusun dari perbuatan, perkataan, dimulai dengan

takbir, diakhiri dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.

b. Kebisaan shalat jum’at, guru pendidikan agama islam sebelum memulai

pembelajaran akan membiasakan segala aktivas beribadah shalat wajib yang

dilksanakan secara berjamaah, bagi lelaki muslim setiap hari jum’at

menggantikan shalat duhur.

c. Kebiasaan shalat dhuha, Guru Pendidikan Agama Islam dapat membiasakan

beribadah siswa dengan selalu melaksanakan ibadah shalat dhuha maupun

ibadah lainnya.

d. Membaca al-qur’an

Guru Pendidikan Agama Islam selalu menanamkan nilai-nilai ibadah yang

dimana setiap hari wajib bertadarus bagi setiap peserta didik.

Page 58: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

46

e. Kultum

Kultum biasanya dilakukan peserta didik pada setiap kali menyelesaikan

beribadah shalat, sehingga Guru Pendidikan Agama Islam dapat menanamkan

kebiasaan ibadah shalat peserta didik dengan nilai-nilai ibadah tersebut.

f. Menghafal surat-surat pendek, guru pendidikan agama islam sebelum

melakukan suatu aktivitas atau memulai pembelajaran setiap sisiwa diharuskan

menghafal surat-surat pendek minimal 1 surat

g. Membaca do’a, sebelum mata pelajaran dimulai setiap siswa dibiasakan

membaca doa terlebih dahulu sebelum memulai sesuatu pekerjaan atau dalam

proses belajar.

h. Guru Pendidikan Agama Islam membiasakan hidup bersih terhadap siswa

pada saat melaksanakan ibadah shalat.

Uraian di atas dikuatkan dengan wawancara ibu Nurbaiti, S.Pd.I selaku

Guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

“Sebagai Guru pendidikan Agama Islam melakukan banyak program

kegiatan dari pemerintah seperti jum’at ibadah, setiap hari jum’at mulai

dari jam 7 pagi sampai jam 8 sebelum masuk dikelas siswa melaksanakan

jum’at ibadah. Jum’at ibadah terdiri dari 2 bagian yaitu tadarus, dan

shalat dhuha secara berjamaah. Dalam kegiatan jum’at ibadah selalu

dilakukan dengan tadarus secara bergantian dengan dipilihnya salah satu

dari siswa tersebut dengan cara bergantian ada yang bertugas menjadi

MC, mengaji, menghapal surat-surat pendek, dan ceramah kemudian

dalam kegiatan tersebut dengan adannya shalat dhuha secara berjamaah

Guru PAI akan menunjuk salah satu dari siswa kelas IV jadi imam.”54

Hasil wawancara di atas menyimpulkan bahwa Guru Pendidikan Agama

Islam menanamkan kebiasaan terhadap siswa melalui beberapa kegiatan seperti

54

Nurbaiti, S.Pd. I., Guru Pendidikan Agama Islam (Wawancara 28-06-2020)

Page 59: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

47

jum’at ibadah, tadarus, shalat dhuha, menghapal surat-surat pendek, kemudian

ceramah atau kultum, dan lain-lain.

Wawancara dengan ibu Nur Annisa, S.Pd. selaku Guru Wali Kelas IV

mengatakan bahwa:

“Peserta didik harus dibiasakan hidup bersih, memberi salam ketika

bertemu ibu atau bapak guru dalam lingkungan sekolah dan

membiasakan membaca doa ketika memulai sesuatu pekerjaan atau

dalam proses belajar kemudian mengajak siswa untuk selalu berjamaah

di musholla”.55

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa setiap siswa

harus membiasakan dan diajarkan hidup bersih karena kebersihan itu sebagian

dari iman, kemudian Guru Pendidikan Agama Islam dapat menanamkan

kebiasaan beribadah shalat di musholla dan nilai-nilai ibadah lainnya terhadap

siswa akan terwujudnya kebiasaan yang akan berdampak positif terhadap

perilaku dan akhlak siswa itu sendiri.

Wawancara dengan saudari zalza fajriani marzuki selaku Siswa Kelas IV

mengatakan bahwa:

“Guru Pendidikan Agama Islam Selalu menanamkan dan mengajarkan

bagaimana cara beribadah yang baik dan benar sesuai dengan dalam al-

qur’an”56

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Guru Pendidikan Agama

Islam setiap hari mengajarkan dan menanamkan cara-cara beribadah dengan baik

dan benar sesuai dalam al-qur’an dan syariat islam, sehingga terwujud beberapa

model dalam penanaman kebiasaan ibadah siswa untuk mengajak dan

mengarahkan siswa untuk selalu rajin melaksanakan ibadah di musholla serta

55

Nur Annisa, S. Pd. Guru Wali Kelas IV (Wawancara 27-06-2020) 56

Zalza Fajriani Marzuki, Siswa Kelas IV (wawancara 26-06-2020)

Page 60: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

48

menanamkan nilai-nilai shalat berjamaah kepada siswa dengan cara pembiasaan

dan penanaman nilai-nilai disiplin.

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Penanaman Kebiasaan

Beribadah Di SD Inpres Pakkingkingan Kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa

a. Faktor pendukung

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Guru Pendidikan

Agama Islam ada beberapa faktor pendukung dalam penanaman kebiasaan

beribadah siswa ini berjalan dengan baik, adapun faktor tersebut sebagai berikut:

1) Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor pendukung dalam

penanaman kebiasaan beribadah siswa, Guru Pendidikan Agama Islam akan

mengalami kesulitan jika sarana dan prasarana yang di sekolah tidak

memadai.sehingga Peran Guru Pendidikan Agama Islam lebih mudah tercapai

dengan adanya sarana dan prasarana yang baik, seperti yang di sediakan oleh

sekolah berupa Al-quran, buku tajwid, juz amma, musholla, dan sarana dan

prasarana yang mendukung dalam penanaman kebiasaan beribadah siswa.

Uraian di atas dikuatkan oleh hasil wawancara ibu Nurbaiti, S.Pd., I.

Selaku Guru Pendidikan Agama Islam mengatakan Bahwa:

“Di sekolah sudah menyediakan fasilitas berupa Juz Amma, Tersedinya

alat peraga atau perangkat pembelajaran yang mendukung siswa senang

karena ditampilkannya gambar atau film yang memperlihatkan tentang

bagaimana beribadah dengan baik melalui LCD.”57

Pernyataan di atas dapat diperkuat oleh hasil wawancara dengan ibu

Syamsiar, S.Pd selaku kepala sekolah mengatakan bahwa:

57

Nurbaiti, S.Pd.I., Guru Pendidikan Agama Islam (wawancara 30-06-2020)

Page 61: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

49

“Beberapa fasilitas di sekolah sudah lengkap seperti al-qur’an, juz amma,

dan buku panduan tentang ibadah shalat sehingga siswa bisa membaca

dan mempelajari buku panduan shalat tersebut, Ketika kegiatan jum’at

ibadah Guru pendidikan Agama islam memberikan tugas pada siswa dari

masing-masing perwakilan dikelas tersebut, seperti ceramah dan lain-

lain. Sehingga itu juga jadi faktor pendukung dalam penanaman

kebiasaan beribadah siswa.”58

Berdasarkan Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sarana

dan prasana yang ada di SD Inpres Pakkingkingan sudah cukup baik, sarana dan

prasarana yang baik dan memadai diharapkan membantu Peran Guru Pendidikan

Agama Islam dalam penanaman kebiasaan beribadah siswa serta dengan adanya

buku panduan ilmu tajwid akan memudahkan siswa dalam melaksanakan ibadah

shalat.

2) Pemberian motivasi

Adapun Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam penanaman

kebiasaan beribadah siswa. Pemberian motivasi ini sangat bermanfaat bagi

siswa dalam membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa

untuk selalu memperbaiki kebiasaan-kebiasaan dalam melaksanakan ibadah

shalat siswa serta bacaan al-qur’an terhadap siswa agar tidak mengalami kesulitan

dalam menanamkan kebiasaan beribadah.

Dalam memberikan motivasi siswa, maka seorang guru khususnya

Guru PAI juga harus mampu memotivasi dirinya, menjadi teladan yang baik

karena segala perbuatannya selalu menjadi sorotan bagi siswanya. Seperti

kebiasaan guru dalam melaksanakan ibadah, membaca al-quran, tutur kata,

maupun dalam bertindak.

58

Syamsiar, S.Pd., Kepala Sekolah SD Inpres Pakkingkingan (wawancara 06-07-2020)

Page 62: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

50

3) Adanya kerja sama yang baik antara Guru PAI dan Kepala Sekolah

Peran yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam akan sia-sia

apabila tidak ada kerja sama yang baik dengan kepala sekolah dan guru-guru lain

dalam penanaman kebiasaan beribadah siswa di sekolah, dalam hal ini kepala

sekolah memberikan keleluasan kepada kami terkhusus Guru Pendidikan Agama

Islam dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kami sebagai pendidik. Yang

dimana guru-guru lain membantu Guru Pendidikan Agama Islam dalam

mengarahkan dan mengontrol siswa ketika waktu shalat tiba. Sehingga kebiasaan

ibadah siswa juga akan terkontrol dengan baik ketika guru-guru bergerak dalam

hal mengajak siswa untuk ke musholla dan melaksanakan ibadah shalat secara

berjamaah.

Uraian di atas dikuatkan oleh hasil wawancara dengan ibu Nur Annisa,

S.Pd., Selaku Wali Kelas IV mengatakan Bahwa:

“Dengan adanya kerja sama yang baik antara Guru Pendidikan Agama

Islam dan kepala sekolah serta guru-guru yang lain dalam mengarahkan

siswa dan mengontrol ibadah shalat siswa tersebut kemudian Guru

Pendidikan Agama Islam memberikan motivasi terhadap siswa dengan

adanya contoh yang dilihat atau yang menampilkan anak-anak yang hafiz

dalam vidio atau media pembelajaran, siswa yang fasih dalam membaca

al-qur’an, akan mendukung siswa yang lain dalam penanaman kebiasaan

beribadah.”59

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa siswa

akan termotivasi terhadap hal-hal yang membuatnya senang seperti dengan

menampilkan vidio atau murotal anak-anak hafiz qur’an, sehingga siswa akan

termotivasi dalam membaca al-qur’an kemudian Guru Pendidikan Agama Islam

59

Nur Annisa S.Pd., Guru Wali Kelas IV (wawancara 01-07-2020)

Page 63: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

51

juga bisa menanamkan kebiasaan beribadah siswa dengan adanya media audio

visual yang ditampilkan.

b. Faktor penghambat

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru pendidikan

agama islam ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam penanaman

kebiasaan beribadah siswa ini berjalan kurang baik, adapun faktor tersebut sebagai

berikut:

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang siswa,. siswa

yang berada pada lingkungan keluarga yang religius akan tumbuh dan

berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan yang religius. Begitu juga

sebaliknya siswa yang berada pada lingkungan yang kurang peka terhadap

kesadaran beragama, maka tumbuh kembang siswa tersebut sama dengan

lingkungan sekitarnya.

Uraian di atas diperkuat oleh hasil wawancara dengan ibu Nurbaiti,

S.Pd., I. Selaku Guru Pendidikan Agama Islam mengatakan Bahwa:

“Tidak mau disiplin dalam hal beribadah, Faktor keluarga, kurangnnya

perhatian dari orang tua untuk mengontrol kebiasaan beribadah siswa,

Faktor lingkungan, siswa kebanyakan bergaul dengan sebagian temannya

yang mengajak dalam hal-hal yang berdampak negatif atau tidak

bermanfaat”60

Berdasarkan Hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa Faktor

yang menghambat Guru PAI dalam penanaman kebiasaan beribadah siswa yaitu

60

Nurbaiti, S.Pd. I., Guru Pendidikan Agama Islam (wawancara 30-06-2020)

Page 64: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

52

dengan tidak kedisiplinan siswa dalam hal ibadah shalat serta kurangnya

pengontrolan orang tua terhadap kebiasaan ibadah shalat siswa di rumah.

2) Kurangnya kerjasama antara orang tua dan Guru Pendidikan Agama Islam

dalam penanaman kebiasaan beribadah siswa

Kerja sama orang tua dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam

penanaman kebiasaan beribadah siswa memang sangat penting, hal ini sebagai

bentuk kepedulian yang diberikan oleh orang tua dan guru agar siswa bisa

membiasakan beribadah seperti ibadah shalat secara berjamaah, tadarus, dan

menghapal surat-surat pendek baik di sekolah maupun di rumah, guru diharapkan

memiliki hubungan baik dengan orang tua siswa terkhususnya Guru Pendidikan

Agama Islam diharapkan agar komunikasi dengan orang tua siswa terjalin dengan

baik agar dapat mengontrol kebiasaan-kebiasaan siswanya terutama dalam

kebiasaan beribadah siswa tersebut.

Uraian di atas dikuatkan dengan hasil wawancara ibu Nur Annisa, S.Pd.,

Selaku Wali Kelas IV mengatakan Bahwa:

“Ada sebagian siswa belum fasih dalam membaca al-qur’an sehingga

menjadi penghambat dalam penanaman kebiasaan beribadah yang

dijalankan yakni shalat duhur berjamaah, kurangnya perhatian siswa

terhadap kebiasaan beribadah yang sering dilakukan oleh Guru PAI, serta

kurangnya kerja sama antara orang tua dan Guru PAI dalam hal

penanaman kebiasaan beribadah.”61

Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor

penghambat siswa dalam hal melaksanakan ibadah shalat yaitu kurangnya

pemahaman serta kedisiplinan siswa itu sendiri dalam materi atau pemahaman

yang diajarkan oleh Guru Pendidikan Agama Islam sehingga dalam memberikan

pemahaman, mengevaluasi, serta membimbing dan mengajarkan siswa dalam

61

Nur Annisa, S. Pd., Guru Wali Kelas IV (Wawancara 01-07-2020)

Page 65: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

53

membaca al-qur’an yang belum fasih, melatih siswa, dan mengenalkan huruf-

huruf hijaiyah dan menghafalkan surat-surat pendek atau bacaan shalat.

3) Media massa

Media massa sekarang ini begitu mengalami kemajuan yang begitu pesat

khususnya media elektronik seperti televisi, handphone, dan internet menjadi

salah satu faktor penghambat pada siswa dalam melaksanakan ibadah shalat

secara berjamaah, serta dalam memperlajari al-quran. Siswa lebih cenderung

sering memainkan handphone dibandingkan membaca al-quran, sehingga tak

jarang banyak siswa yang lalai dalam membaca al-quran maupun dalam hal

beribadah. Sehingga pengontrolan orang tua di rumah sangat dibutuhkan dalam

penanaman kebiasaan beribadah siswa karena sebagian orang tua sibuk dengan

urusannya masing-masing, seperti ketika dalam waktu sholat tiba tak jarang orang

tua akan mengajak dan mengarahkan anaknya untuk pergi ke musholla atau

masjid untuk melaksanakan ibadah shalat secara berjamaah sehingga kebiasaan

ibadah shalat siswa masih belum dilakukan baik dalam lingkungan sekolah.

Uraian di atas dapat diperkuat oleh hasil wawancara dengan ibu

Syamsiar, S.Pd selaku kepala sekolah mengatakan bahwa:

“Orang tua siswa tidak mengontrol sikap dan perilaku siswa pada saat di

rumah, siswa tersebut lebih banyak waktunya main game dari pada waktu

dalam melaksanakan ibadah shalatnya, Tempat ibadah di sekolah tidak

memungkingkan seluruh siswa untuk melakukan ibadah shalat duhur

secara berjamaah.62

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa faktor

penghambat perilaku siswa itu sendiri karena hal ini sangat mempengaruhi

berhasil atau tidaknya proses penanaman kebiasaan beribadah, serta kurangnnya

pengontrolan orang tua siswa di rumah terhadap kebiasaan beribadah siswa

62

Syamsiar, S.Pd., Kepala Sekolah SD Inpres Pakkingkingan (Wawancara 06-07-2020)

Page 66: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

54

sehingga di sekolah sebagian siswa banyak belum bisa melaksanakan ibadah

shalat dengan benar serta banyak yang belum fasih dalam membaca al-quran.

Page 67: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian di atas tentang Peran Guru Pendidikan Agama

Islam Dalam Penanaman Kebiasaan Beribadah Siswa Kelas IV Di SD Inpres

Pakkingkingan, maka penulis dapat simpulkan sebagai berikut:

1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam di SD Inpres Pakkingkingan yakni selalu

memberikan teladan yang baik, memberikan nasehat, motivasi, membiasakan

beribadah shalat siswa di sekolah, dan menegakkan kedisiplinan terhadap siswa

dalam kebiasaan beribadah shalat (shalat dhuha, shalat duhur dan shalat

jum’at) kemudian guru mengajari siswa kelas IV yang belum bisa

melaksanakan shalat dengan cara terus-menerus membiasakan shalat dan

mengontrol perkembangan beribadah shalat siswa di sekolah.

2. Penanaman kebiasaan beribadah siswa di SD Inpres Pakkingkingan yaitu

dengan cara siswa diberi arahan oleh guru untuk memperbaiki kebiasaan

beribadah shalat secara berjamaah, yakni, kebiasaan shalat duhur, kebiasaan

shalat dhuha, kebiasaan shalat jum’at, kebiasaan membaca Al-Qur’an,

kebiasaan kultum, kebiasaan menghafal surat-surat pendek, kebiasaan

membaca doa, dan kebiasaan hidup bersih pada saat melaksanakan shalat.

3. A. Faktor pendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam penanaman

kebiasaan ibadah siswa yaitu: adanya kerjasama yang baik antara kepala

sekolah dan Guru Pendidikan Agama Islam, dalam hal ini kepala sekolah

memberikan keleluasaan pada kami (Guru PAI) untuk menjalankan kebiasaan

Page 68: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

56

ibadah shalat yang baik sehingga dapat menjadi faktor pendukung bagi peserta

didik.

B. Faktor penghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam penanaman

kebiasaan beribadah siswa yaitu: lingkungan siswa itu sendiri karena hal ini

sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses penanaman kebiasaan

beribadah siswa dan kurangnnya pengontrolan orang tua siswa dengan Guru

Pendidikan Agama Islam terhadap kebiasaan ibadah shalat pada saat di

rumah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Peran Guru Dalam Penanaman

Kebiasaan Beribadah Siswa Kelas IV Di SD Inpres Pakkingkingan, maka

disampaikan saran sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah memberikan aturan dalam penanaman kebiasaan beribadah

shalat duhur secara berjamaah.

2. Untuk semua guru seharusnya ikut berperan aktif dalam mensukseskan

penanaman kebiasaan beribadah shalat, ini bukan semata-mata menjadi

tanggung jawab guru pendidikan agama islam.

3. Untuk siswa seharusnya taat dan patuh kepada guru sehingga dalam

penanaman kebiasaan beribadah shalat bisa berjalan tertib dan hikmat.

Page 69: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

58

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan terjemahnya

Ahmadi Abu dan Salim Noor, 2008 Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam,

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arifuddin Muhammad, 2009 Mendidik Anak Agar Tidak Durhaka, Sidoarjo,

Buana Pustaka,

Ali M. Daud, 1998 Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Ali Yunasril, 2011 Buku Induk Rahasia Dan Makna Ibadah, Jakarta: Zaman.

Daradjat Zakiah, 1993 Ilmu Jiwa agama, Jakarta: Bulan Bintang,

, 1997 pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,

, 2003 Ilmu jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang,

Fahruddin Umar Asef, 2009 menjadi guru favorit, Jogjakarta: DIVA Press,

Fadillah Muhammad dan Khorida Mualifatu Lilif, 2013 Pendidikan Karakter

Anak Usia Dini: Konsep dan Aplikasinya Dalam PAUD, Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media,

Hasbullah, 2012 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Rajawali

Pers,

Ibrahim Alit Sayyit Abu, 2019 Buku Pintar Mendirikan Shalat Sesuai Tuntunan

Rasulullah, Jakarta: Tangga Pustaka,

Jamaluddin, 2001 Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Jakarta: Pustaka Muslim

Mulyasa, 2006 Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, Bandung, Remaja Rosdakarya:

Majid Abdul dan Andayani Dian, 2004 Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompotensi, Bandung: PT Rosadakarya,

Munawwar Al- Husin Agil Said, 2009 aktualisasi Nilai- Nilai Qur’an Dalam

Sistem pendidikan Islam, Jakarta: Ciputan Press,

Maulana Asep dan Jinaan Ust. Abdullah, 2017 Panduan Lengkap Shalat Fardhu

dan Shalat Sunnah, Jakarta: PT Grasindo

Page 70: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

59

Mustofa Budiman dan Silaturrohmah Nur, 2011 Buku Pintar Ibadah Muslimah,

Surakarta: Ziyad Visi Media,

Muchtar dan Jauhari Heri, 2005 Fikih Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,

Muhaimin, 2005 Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

PT Rosadakarya,

Nuryatno Agus, 2011, Mazhab Pendidikan Kritis, Yogyakarta: Resist Book,

Raya Ahmad Thib dan Mulia Musda Siti, 2003 Menyelami Seluk-Beluk Ibadah

Dalam Islam, Jakarta: PRENADA MEDIA,

Shapiro E Lawrence 1997, Kiat-Kiat Mengerjakan Emosional Anak, Jakarta:

Gramedia,

Salim Moh.haitami & Kurniawan Samsul, 2012 Studi Ilmu Pendidikan Islam,

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

Sri Minarti, 2013 Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah,

Syah Muhibin, 2000 Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,

Sugiyono, 2011 Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitaf Bandung: Alfabeta,

Usman Moh.user, 2000 Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja

Rosdakarya,

Usman Said Jalaluddin, 1994 Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan

Perkembangan Pemikirannya Jakarta: raja Grafindo Persada

Uhbiyati Nur, 2009 long life education: pendidikan anak sejak dalam kandungan

sampai lansia, Semarang: walisongo press,

Z, Zurinal dan Aminuddin, 2008 Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta,

Page 71: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

60

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 72: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

61

INSTRUMEN PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA

Kepala Sekolah Dan Guru

1. Bagaimana model ibu dalam penanaman kebiasaan ber ibadah siswa?

2. Bagaimana peran ibu sebagai guru PAI dalam penanaman kebiasaan ber ibadah

siswa?

3. Faktor apa yang mendukung ibu dalam penanaman kebiasaan beribadah

siswa?

4. Faktor apa yang menghambat ibu dalam penanaman kebiasaan beribadah

siswa?

5. Bagaimana strategi ibu dalam penanaman kebiasaan beribadah siswa?

6. Kendala apa yang ibu alami dalam penanaman kebiasaan beribadah siswa?

Page 73: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

62

Untuk Siswa

1. Bagaimana menurut kalian apakah Guru PAI sudah menanamkan kebiasaan

dalam hal beribadah?

2. Apakah kebiasaan itu dilaksanakan setiap hari atau hanya hari tertentu saja?

3. model kebiasaan beribadah seperti apa yang kalian jalankan disekolah?

4. Adakah faktor pendukung dan penghambat selama melaksanakan beribadah

disekolah?

5. Bagaimana peran guru anda terhadap penanaman kebiasaan beribadah?

Page 74: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

63

Gambar 1: Pengantaran surat izin penelitian dan wawancara terhadap

kepala sekolah SD Inpres Pakkingkingan

Gambar 2: Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam di SD

Inpres Pakkingkingan

Page 75: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

64

Gambar 3: Wawancara Dengan Guru Wali Kelas IV SD Inpres

Pakkingkingan

Gambar 4: Wawancara dengan saudara Muh. Ghaizan salah satu siswa

kelas IV SD Inpres Pakkingkingan

Page 76: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

65

Gambar 5: Wawancara Dengan saudari zalza fajriani marzuki salah satu

siswa Kelas IV SD Inpres Pakkingkingan

Dokumentasi Kegiatan Kebiasaan Ibadah Shalat

Kegiatan kebiasaan ibadah Shalat Duhur Berjamaah

Page 77: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

66

Kegiatan Jum’at Ibadah

Kegiatan Praktek Ibadah Shalat Di Kelas

Page 78: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN

67

RIWAYAT HIDUP

Mardikawati. Dilahirkan di Limbung pada tanggal 08

Oktober 1997, penulis adalah anak ketiga dari 3 bersaudara

buah hati dari Bapak Abd. Rahim dan Ibu Maemuna, mulai

memasuki jenjang pendidikan formal di SD Inpres

Pakkingkingan, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 1 Bajeng, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1

Bajeng, penulis melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi di Universitas

Muhammadiyah Makassar dan mengambil Jurusan Pendidikan Agama Islam

fakultas Agama Islam pada tahun 2016.

Page 79: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN
Page 80: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN
Page 81: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN
Page 82: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN
Page 83: PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN