peran guru pendidikan agama islam dalam bersinergi...
TRANSCRIPT
i
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
BERSINERGI MELAKSANAKAN PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SURUH
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
RATNA SRI WARDANI
NIM 111 12 176
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Jika kamu bersungguh-sungguh, maka kesungguhan itu untuk
kebaikanmu sendiri”
لميه لـغىي عه العه ومه جاهد فاوما يجاهد لىفسه ان للاه
( ٩٢:٦)العىكبوت:
Artinya:
Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk
dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari seluruh alam (QS. Al-„Ankabut ; 29:6)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah Swt, saya persembahkan skripsi
ini kepada:
1. Kedua orangtua saya tercinta, Bapak M. Achmad Suja‟i dan Ibu Khayani yang
selalu memberikan semangat, motivasi, nasehat dan doa yang tiada henti untuk
saya serta harapan kepada saya agar menjadi orang yang sukses dan berguna
bagi agama, nusa serta bangsa.
2. Kakak dan adek saya tercinta, kakak Hendra Ramajaya, kakak Titin Ardiyanti
dan adek tercinta Farid Abdul Jalil yang selalu memberikan motivasi dan
semangat untuk saya agar segera menyelesaikan studi ini dan cepat mencapai
gelar sarjananya.
3. Dosen pembimbing skripsi saya, Bapak Drs. H. Wahyudhiana, M,M.Pd yang
selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama
proses skripsi ini berlangsung.
4. Keluarga besar SMA N 1 Suruh yang telah membantu dan mengizinkan saya
untuk melakukan penilitian di SMA n 1 Suruh.
5. Keluarga besar SD N Purworejo Kec. Suruh dan KKG PAI SD Kec. Suruh yang
telah memberikan dukungan, motivasi dan doanya sehingga proses penempuhan
sarjana ini bisa tercapai.
6. Sahabat-sahabatku terbaikku, Pratu Rusdy, Pratu Bayu Wisnu Murti, Pratu M.
Nur Ekhsan, Istianah Lis Hikmawati, Anggih Ratna Sari, Puji Rohmatin,
Pawitri, Rose Ariyanti dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
viii
Terimakasih untuk kalian semua yang sudah selalu memberikan dukungan,
semangat, motivasi dan doa kepada saya sehingga saya telah dapat
menyelesaikan studi dan menempuh sarjana ini.
ix
x
xi
ABSTRAK
Wardani, Ratna, Sri. 2017. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Bersinergi
Melaksanakan Program Bimbingan dan Konseling Di SMAN 1 Suruh Tahun
Ajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017.
Pembimbing: Drs. H Wahyudhiana, M.M.Pd.
Kata Kunci: Guru Pendidikan Agama Islam, Bersinergi, Melaksanakan Program
Bimbingan dan Konseling
Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya masalah-masalah yang
menyimpang yang dilakukan oleh siswa SMAN 1 Suruh mengenahi moral,
kepribadian, kedisiplinan dan akhlak sehingga guru pendidikan Agama Islam ikut
berperan aktif dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling. Adapun
rumusan masalahnya antara lain: 1) Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam
dalam ikut serta melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1
Suruh tahun ajaran 2016/2017? 2) Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam
dengan guru Bimbingan dan Konseling bersinergi dalam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh tahun ajaran 2016/2017?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang berlokasi di
SMAN 1 Suruh dengan subyek Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam dan
Guru Bimbingan dan Konseling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara serta dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data
menggunakan teknik tringulasi.
berdasarkan hasil penelitian, menyimpulkan bahwa 1) Guru pendidikan
agama Islam sangatlah berperan penting dalam membangun karakter siswa agar
menjadi anak yang berbudi pekerti luhur, berakhlakul karimah, dan menciptakan
manusia agar menjadi insan yang taat beragama serta menangani kasus-kasus yang
berhubungan dengan moral siswa, kedisiplinan dan akhlak siswa. 2) Guru
Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling dengan menggunakan cara antara lain: memasukkan guru Bimbingan dan
Konseling kedalam kegiatan-kegiatan keagamaan, mengadakan sholat jum‟at dan
dzuhur berjamaah dan diadakan program infak setiap hari jum‟at, diadakan eksul
ROHIS, dan memberikan motivasi-motivasi yang berbau religius saat pembelajaran
sedang berlangsung.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN BERLOGO ................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 7
E. Penegasan Istilah ............................................................................. 8
F. Telaah Pustaka ................................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 15
xiii
BAB II KAJIAN TEORI
A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ............................................. 17
1. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam ..................... 17
2. Peran-peran Guru Pendidikan Agama Islam ............................. 18
3. Syarat-syarat Untuk Menjadi Guru Pendidikan Agama Islam .. 24
B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling ..................................... 26
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ....................................... 26
2. Dasar, Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah ...................................................................................... 28
3. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ........................ 32
4. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah .... 33
BAB III METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 39
2. Kehadiran Peneliti .................................................................... 39
3. Lokasi Penelitian dan Subyek Penelitian ................................. 40
4. Sumber Data ............................................................................. 41
5. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 42
6. Data dan Analisis Data ............................................................. 45
7. Validitas Data ........................................................................... 47
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ................................................ 49
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Suruh ............................. 49
2. Visi dan Misi SMAN 1 Suruh .................................................. 50
xiv
3. Struktur Organisasi SMAN 1 Suruh ......................................... 52
4. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1
Suruh......................................................................................... 53
5. Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di Sekolah
(SMAN 1 Suruh) ...................................................................... 53
6. Keadaan Guru dan Karyawan SMAN 1 Suruh......................... 54
7. Keadaan Siswa SMAN 1 Suruh ............................................... 55
8. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 1 Suruh ....................... 56
B. Diskripsi Data .................................................................................. 65
1. Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah ............................... 65
2. Hasil Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam ....... 68
3. Hasil Wawancara Dengan Guru Bimbingan dan Konseling ..... 76
C. Analisis Data ................................................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 88
B. Saran ................................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah SMAN 1 Suruh .......................................... 50
Tabel 4.2 Data Jumlah Guru dan Pegawai Menurut Ijazah ............................. 54
Tabel 4.3 Data Siswa Menurut Jenis Kelamin ................................................. 55
Tabel 4.4 Data Sarana SMAN 1 Suruh ............................................................ 57
Tabel 4.5 Data Prasarana SMAN 1 Suruh ....................................................... 64
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMAN 1 Suruh............................................. 52
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1
Suruh ................................................................................................................ 53
Gambar 4.3 Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di SMAN 1
Suruh ................................................................................................................ 53
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Pengumpulan Data dan Transkrip Hasil Wawancara
Lampiran 2 : Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 4 : Surat-surat Ijin Penelitian
Lampiran 5 : Dokumentasi
Lampiran 6 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 8 : SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang sepanjang hayatnya berusaha untuk memperoleh
kehidupan yang layak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaanya.
Maka dari itu manusia pun berhak pula untuk dapat memperoleh
pendidikan yang setinggi – tingginya dalam usaha untuk mempersiapkan
dirinya mampu mencapai taraf dan kualitas hidup yang diharapkan
membawa kebahagiaan.
Dengan pendidikan, anak didik akan memperoleh berbagai
macam pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang sangat dibutuhkan
dalam hidup dan kehidupannya baik untuk saat ini, maupun masa
mendatang. Dengan berbagai macam kemampuan, keterampilan serta
keahlian yang diperoleh dalam pendidikan itu, anak didik akan memiliki
bekal untuk mampu memilih, menetapkan dan mempersiapkan diri untuk
memasuki dunia kerja yang sesuai dengan tuntutan hidup, cita – cita, dan
nilai – nilai hidup yang dianutnya sendiri setelah mereka menyelesaikan
studinya disekolah (Sukardi, 1987: 27).
Sekolah adalah suatu lembaga yang didirikan oleh pemerintah,
masyarakat, dan swasta untuk membangun sebuah pendidikan dan sebagai
sarana kegiatan belajar mengajar. Yang dilaksanakan oleh seorang
pendidik dan beberapa peserta didik untuk mencapai suatu tujuan, yaitu
anak yang berkarakter dan berbudi pekerti yang luhur. Dalam lembaga
2
sekolah terdapat beberapa komponen yang berperan dalam kegiatan
tersebut. Diantaranya adalah kepala sekolah, guru (pendidik), peserta
didik, materi bahan ajar, dan karyawan yang terlibat dalam sebuah
pendidikan tersebut.
Didalam sebuah lembaga sekolah seorang pendidik sangat
berperan penting dalam melaksanakan kewajibannya sebagai seorang
yang mendidik untuk membangun karakter anak dan menyampaikan
materi bahan ajar. Selain membangun karakter siswa dan menyampaikan
atau mengajarkan suatu materi yang sudah ditentukan itu pendidik juga
merupakan seorang motivator dan panutan bagi siswanya.
Pendidikan itu sangatlah penting sejak anak telah lahir didunia.
Menurut Sumadi dalam bukunya Psikologi Pendidikan, tidak dapat
diragukan lagi, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia,
telah ada dilakukan usaha-usaha pendidikan ; manusia telah berusaha
mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana.
Demikian pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha-usaha
dari orang-orang yang lebih mampu dalam hal-hal tertentu untuk
mempengaruhi orang-orang lain teman bergaul mereka, untuk
kepentingan kemajuan orang bersangkutan itu. Dari uraian ini jelas
kiranya, bahwa masalah pendidikan adalah masalahnya setiap orang dari
dahulu hingga sekarang, dan diwaktu-waktu yang akan datang. Keharusan
bagi setiap pendidik yang bertanggung jawab, bahwa dia dalam
3
melaksanakan tugasnya harus berbuat yang sesuai dalam cara yang sesuai
dengan “keadaan” si anak didik (Suryabrata, 2011: 1).
Setiap manusia berhak untuk mendapatkan suatu pendidikan yang
ideal. Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang memperhatikan
keseimbangan pertumbuhan intelektual dan moralitas yang akhirnya
menghasilkan orang-orang yang berpengetahuan dan tahu apa yang
sebaiknya dilakukan dengan pengetahuannya itu. Sampai saat ini dan
mungkin seterusnya tidak ada profesi yang sepenuhnya mampu
menggantikan peran guru sebagai penumbuh intelektual dan moralitas.
Idealnya, guru harus memiliki 4 kompetensi dasar, yaitu kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
pedagogik.
Pendidikan juga merupakan upaya untuk membentuk manusia
agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarkter dan berakhlakul
karimah.
Pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Daradjat adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup (Daradjat, 1992: 35).
Pendidikan Agama Islam juga merupakan usaha yang lebih
khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan peserta
4
didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam.
Secara substansial tujuan pendidikan agama islam adalah
mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh
kembanghkan manusia yang taqwa. Taqwa merupakan derajad yang
menunjukkan kualitas manusia bukan saja dihadapan sesama manusia,
tetapi juga di hadapan Allah (Putra dan Lisnawati, 2013: 1)
Dalam sebuah sekolah tidak semua kegiatan berjalan dengan
lancar dan mudah. Disetiap sekolah sudah pasti banyak berbagai masalah.
Baik mulai dari masalah kedisiplinan, pembelajaran sampai dengan pada
masalah kenakalan yang lainnya. Seperti halnya di SMAN 1 Suruh ini.
Banyak sekali siswa siswi yang masih melanggar aturan-aturan yang ada
dalam sekolah. Karena siswa disekolah dan madrasah sebagai manusia
(individu) dapat dipastikan memiliki masalah atau persoalan tapi
kompleksitas masalah yang dihadapi oleh individu yang satu dengan yang
lainnya tentulah berbeda-beda. Seperti yang dijelaskan dalam bukunya
Tohirin, 2009: 111 bahwa siswa di sekolah dan madrasah biasanya
mengalami masalah yang berkenaan dengan: pertama, perkembangan
individu. Kedua, perbedaan individu dalam hal: kecerdasan, kecakapan,
hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita,
kebutuhan, minat, pola-pola dan tempo perkembangan, ciri-ciri
jasmaniah, dan latar belakang lingkungan. Ketiga, kebutuhan individu
dalam hal: memperoleh kasih sayang, memperoleh harga diri,
5
memperoleh penghargaan yang sama, ingin dikenal, memperoleh prestasi
dan posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari kelompok,
rasa aman dan perlindungan diri, dan untuk memperoleh kemerdekaan
diri. Keempat, penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku. Kelima,
masalah belajar (Tohirin, 2009: 111).
Di SMAN 1 Suruh ini guru Pendidikan Agama Islam sangat
berperan penting dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling,
karena guru Pendidikan Agama Islam lebih dalam menanggapi dan
menangani siswanya yang bermasalah lebih tegas daripada guru BKnya
sendiri. Karena guru Pendidikan Agama Islam apabila dalam memberikan
hukuman anak didiknya yang bermasalah sealalu dikaitkan dengan hukum
dasar islam yang berpedoman dalam Al-Qur‟an sehingga siswa menjadi
jera dan enggan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, sedangkan
untuk guru BK hanya menggunakan hukum-hukum yang berlaku
disekolah saja, sehingga siswa hanya menganggap bahwa hukuman itu
merupakan hukuman yang wajar dan sudah biasa.
Maka dari itu dari masalah-masalah tersebut guru Pendidikan
Agama Islam selalu memiliki peran penting dalam melaksakan program
bimbingan dan konseling ini, terutama yang berkaitan dengan sikap,
perilaku dan kedisiplinan siswa. Apalagi disebuah sekolah yang
mempunyai jenjang yang lebih tinggi seperti SMA (sederajat) kenakalan
anak itu sesuai perkembangan emosi dan egoismenya masing-masing, dan
kenakalan pun sudah mulai tampak lebih nyata. Hal tersebut guru
6
pendidikan Agama Islam dan guru Bimbingan dan Konseling selalu
mengambil sikap dengan strategi-strategi masing-masing. Agar siswa
tersebut dapat berubah menjadi anak yang lebih baik lagi. Dari latar
belakang masalah dan paparan tersebut peneliti tertarik untuk mengangkat
sebuah judul skripsi sebagai berikut:”PERAN GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DALAM BERSINERGI MELAKSANAKAN
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMAN 1 SURUH
TAHUN AJARAN 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Latar belakang dalam penelitian ini antara lain dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut serta
melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1
Suruh tahun ajaran 2016/2017?
2. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1
Suruh tahun ajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut
serta melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri
1 Suruh tahun ajaran 2016/2017?
7
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan guru Pendidikan Agama
Islam dan guru Bimbingan dan Konseling dalam bersinergi
melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1
Suruh tahun ajaran 2016/2017?
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Memberikan kejelasan secara teoritis tentang peran guru
Pendidikan Agama Islam dalam perannya melaksanakan
program bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Suruh tahun
ajaran 2016/2017.
b. Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia
pendidikan untuk dijadikan sebagai rujukan dan disempurnakan
oleh peneliti berikutnya.
c. Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi
Fakultas Tarbiyah Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga.
2. Secara Praktis
a. Untuk menambah wawasan bagi peneliti mengenai kegiatan
guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut serta melaksanakan
Bimbingan dan Konseling pada peserta didik di SMA Negeri 1
Suruh tahun ajaran 2016/2017.
b. Untuk memberikan saran dan rekomendasi hasil penelitian bagi
guru Pendidikan Agama Islam di Suruh dengan ikut serta
8
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA
Negeri 1 Suruh tahun ajaran 2016/2017.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam
penulisan skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan beberapa istilah
pokok, yakni:
1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam
a. Peran
Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang
memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya suatu hal
atau peristiwa) (Poerwodarminto, 1993: 735). Jadi peran
merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan pada
seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan, baik
secara formal maupun informal.
b. Guru
Menurut UU. No. 14 th. 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru
dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarakan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
9
c. Pendidikan
Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi, berencana
dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang hayat untuk
membina anak didik menjadi manusia paripurna, dewasa, dan
berbudaya. Untuk mencapai pembinaan ini asa pendidikan harus
berorientasi pada pengembangan seluruh aspek potensi anak
didik, diantaranya aspek kognitif, afektif, dan berimplikasi pada
aspek psikimotorik (Susanto, 2013: 85).
d. Agama
Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada
Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum yang
sempurna untuk dipergunakan manusia dalam
menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur
hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, kepada
masyarakat serta alam sekitarnya (Ahmadi dan Salimi,1991: 4)
e. Agama Islam
Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad, untuk diteruskan kepada seluruh umat
manusia, yang mengandung ketentuan-ketentuan keimanan
(aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan mu‟amalah
(syari‟ah), yang menentuka proses berfikir, mearas dan berbuat
dan proses terbentuknya kata hati (Salimu dan Ahmadi,1991: 4)
10
f. Sinergi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan
atau operasi gabungan. Jadi bersinergi adalah suatu tindakan
gabungan yang terjadi ketika orang bekerja sama untuk
menciptakan suatu solusi yang baru secara bersamaan.
2. Program Bimbingan dan Konseling
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua
kata yaitu “Bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan
“Konseling” (diadopsi dari kata “counseling”). Dalam praktik,
bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang
tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral
(Tohirin, 2009: 15).
a. Bimbingan
Bimbingan merupakan suatu tuntutan atau pertolongan.
Bimbingan merupakan suatu tuntutan, ini mengandung suatu
pengertian bahwa didalam memberikan bantuan itu bila keadaan
adalah menjadi kewajiban bagi para pembimbing memberikan
bimbingan secara aktif kepada yang dibimbingnya (Walgito,
1995: 5).
b. Konseling
Konseling (counseling) merupakan bagian integral dari
bimbingan. Konseling juga merupakan salah satu teknik dalam
bimbingan. Ada yang menyatakan bahwa konseling merupakan
11
“jantungnya” bimbingan. Sebagian kegiatan inti atau jantungnya
bimbingan, praktik bimbingan bisa dianggap belum ada apabila
tidak dilakukan konseling (Tohirin, 2009: 21).
F. Telaah Pustaka
Dalam menyempurnakan skripsi ini peneliti mencoba menggali
informasi dari penelitian terdahulu yang relevan sebagai bahan
pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang di teliti baik
dari metode dan objek yang diteliti. Kajian peneliti yang relevan yang
digunakan peneliti yaitu:
1. “Peran Guru PAI Dalam Pelaksanaan Program Bimbingan Dan
Konseling Peserta Didik Mts Negeri Lasem 2005/2006” skripsi ini
ditulis oleh Nurul Asqiyah Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang 2006. Peran guru PAI dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di MTs Negeri Lasem adalah ikut membantu
melaksanakan tujuh bentuk layanan dalam BK dengan berperan
sebagai pendidik dan pengajar, pembimbing, penasehat, teladan,
memberikan motivasi dan koreksi dalam membantu menyelesaikan
permasalahan peserta didik di MTs Negeri Lasem 2005 / 2006. Juga
ikut serta dalam melaksanakan kegiatan pendukung untuk
mempermudah pelaksanaan bimbingan dan konseling peserta didik
di MTs Negeri Lasem. Tujuh bentuk layanan yaitu : layanan
orientasi, layanan Informasi, layanan penempatan dan penyaluran,
layanan pembelajaran, layanan konseling pribadi, layanan bimbingan
12
kelompok dan layanan konseling kelompok. Dari hasil penelitian
dalam pelaksanaan Bimbingnan Dan Konseling di MTs Negeri
Lasem ini sudah berjalan dengan baik. Dalam skripsi ini
menggunakan metode penelitian kualitatif, batas penelitiannya hanya
sebatas pada pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
2. “Peran Aktif Guru PAI Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa di
SMA 8 Semarang” penelitian ini ditulis oleh Arif Budi Mulyono
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2008. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa;
1) Kenakalan yang ada dalam lingkungan sekolah terjadi karena
berbagai faktor yang mendukung yang ada di dalam kehidupan
siswa seperti faktor pribadi, keluarga, komunitas masyarakat dan
lain sebagainya. Kenakalan yang terjadi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu:
a) Kenakalan berat. Contohnya adalah berkelahi
dilingkungan sekolah, mencuri, minum minuman keras
dan lain-lain.
b) Kenakalan ringan. Seperti membuat gaduh di kelas,
terlambat, tidak mengerjakan tugas dan lain sebaginya.
2) Guru PAI disamping mempunyai peran dalam pembelajaran PAI
di dalam kelas juga mempunyai peran aktif dalam menanggulagi
kenakalan siswa. Sebagai peran aktif guru PAI dalam
menanggulangi kenakalan siswa ada beberapa peran aktif
13
tersebut meliputi cara-cara penanggulangan kenakalan sebagi
berikut;
a) Memberikan pemahaman dan pengertian tentang
pendidikan agama.
b) Mengadakan kegiatan-kegiatan keberagamaan.
c) Bekerja sama dengan guru lain khususnya guru Bimbingan
Konseling, wali kelas dan guru mata pelajaran. Dengan
metode ini tidak hanya guru PAI yang berperan dalam
menaggulangi kenakalan siswa akan tetapi guru yang lain
juga mempunyai tugas dalam menanggulangi kenakalan
siswa.
d) Mengadakan bimbingan khusus pada siswa yang sering
melakukan kenakalan siswa pada jam pelajaran khusus
yaitu pada istirahat atau diluar jam pelajaran, dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman dan keyakinan bahwa guru
dalam memberikan pengarahan tidak hanya menggunkan
metode lisan saja akan tetapi metode praktik dan perhatian
menjadikan siswa akan memahami bagaimana seorang guru
menjadi peran dalam menanggulangi kenakalan.
e) Berupaya menjunjung nilai-nilai keislaman dalam
kehidupan sekolah yaitu mendukung adanya program ekstra
kurikuler Islami seperti baca tulis Al-Qur‟an, rebana,
pesantren kilat dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan
14
metode penelitian kualitatif, lokasi yang diambil adalah
SMA 8 Semarang.
3. “Peran Guru Bimbingan dan Konseling dan Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Upaya Internalisasi Nila-Nilai Akhlak Islami di SMAN
1 Geger” penelitian ini ditulis oleh Muhamad Ali Rahman Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2011 bahwa
banyaknya perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh para
pelajar, maka kepribadian mereka mejadi kacau dan tidak tersentuh
oleh nilai-nilai islami. Hal ini membuat guru pendidikan Agama
Islam sangatlah berperan aktif dalam melakukan suatu bimbingan.
Guru pendidikan Agama islam berperan sebagai pengajar,
pembimbing, penasehat serta suriatuladan bagi siswa
siswinya.Sedangkan guru bimbingan dan konseling berperan sebagai
pendidik pengajar, dan membantu siswa dalam memecahkan suatu
masalah dilingkungan sekolah dalam mencapai suatu peningkatan
proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini Ali rahman melakukan
penelitian dengan mengguakan metode penelitian kualitatif, dengan
mengambil latar SMA 1 Geger.
Dari ketiga penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa guru PAI
selain sebagai seorang pengajar juga sangat berperan aktif dalam
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam menanggulagi kenakalan
para peserta didiknya. Cara guru PAI dalam melaksanakan programnya
dengan cara pembinaan ibadah, dengan wujud pembekalan spiritual.
15
G. Sistematika Penulisan
Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini.
Skripsi ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan
bagian akhir. Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
table, daftar lampiran; adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai
dengan penutup; dan bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-
lampiran, riwayat hidup peneliti. Adapun sistematik bagian isi adalah
sebagai berikut:
BAB I :Berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Teori, Metode Penelitian
(Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi dan Waktu
Penelitian, Sumber Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, dan
Tahap-tahap Penelitian), dan Sitematika Penulisan.
BAB II :Berisi tentang kajian teori, merupakan bagian yang
menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang
berkaitan dengan peran guru Pendidikan Agama islam dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling yang ada di SMA N 1
Suruh tahun akademik 2016/2017.
BAB III : Berisi tentang metodologi penelitian, merupakan bagian
yang menjelaskan tentang langkah-langkah peneliti yang akan
melaksanakan penelitian dilapangan.
16
BAB IV : Merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil
penelitian yang berisi tentang paparan data dan temuan peneliti yang
dilakukan untuk menjawab masalah penelitian yang diintegrasikan ke
dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan menjelaskan
temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu.
BAB V : Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari
pembahasan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai
sumbangan pemikiran berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah
diperoleh dan daftar pustaka.
17
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam
Peran adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang
pimpinan yang terutama (dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa)
(Poerwodarminto, 1993: 735).
Peran merupakan suatu perilaku yang sangat diharapkan oleh banyak
orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki suatu
kedudukan tertentu.
Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya yang
merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung
jawab, dan kesetiaan. Guru merupakan profesi atau pekerjaan yang
memerlukan keahian khusus sebagai guru (Umiarso, 2010: 201).
Menurut UU. No. 14 th. 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen,
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarakan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa
dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
18
kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional (Muhaimin,2008: 76).
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa peran guru Pendidikan Agama Islam adalah seseorang yang menjadi
bagian dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya untuk
melakukan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui suatu kegiatan
yaitu membimbing, pengajaran, penasehat, dan suritauladan bagi peserta
didiknya yang sesuai dengan perintah Allah Swt.
Firman Allah Swt dalam QS. Ali „Imran (3:104)
Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali „Imran: 3:104)
2. Peran – peran Guru Pendidikan Agama Islam
Peran utama dari seorang guru Pendidikan Agama Islam disekolah
adalah mendidik. Mendidik itu dilakukan dalam bentuk mengajar, sebagian
dalam bentuk memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberikan
contoh, membiasakan dan lain-lain (Ahmad ,1992:78)
Dikutip dari bukunya Kompri yang berjudul Motivasi Pembelajaran
Perspektif Guru dan Siswa (2015: 45) bahwa “di sebuah sekolah guru
memiliki peranan yang sangat penting untuk mewujudkan sebuah tujuannya,
diantaranya peranan tersebut yaitu, guru sebagai pendidik, pengelola,
19
perencana pembelajaran, administrator, sumber pembelajaran, motivator,
fasilitator, pembimbing, infirmator, mediator, dan sebagai kolaborator.
a. Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan
dan pembinaan serta tugas-tugas yang berkaitan dengan
mendisipllinkan siswa. Agar siswa dapat disiplin terhadap peraturan-
peraturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
b. Guru sebagai pengelola atau Learning Manager.
Guru sebagai pengelola kelas yaitu guru harus dapat Menciptakan
kondisi belajar dikelas yang optimal.
c. Guru sebagai perencana pembelajaran.
Perencanaan mengajar merupakan suatu perencanaan pemikiran yang
dibuat oleh guru secara sistematis. Berupa prinsip-prinsip mengajar
yang akan diterapkan dalam pengajaran dikelas. Olehs sebab itu, guru
harus berfikir dalam perencanaan pengajaran secara saksama dalam
meningkatkan pembelajaran bagi siswanya dan memperbaiki kualitas
pengajarannya.
d. Guru sebagai administrator
Guru sebagai administrator yaitu seorang guru harus pela mengerti dan
melaksanakan urutan tata usaha terutama yang berhubungan dengan
administrasi pendidikan.
20
e. Guru sebagai sumber
Guru sebagai sumber belajar dan sumber keagamaan yakni dimana guru
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa, baik berupa
pengetahuan, keterangan maupun sikap.
f. Guru sebagai motivator
Guru sebagai motivator yakni memberikan dorongan dan semangat
agar siswa mau dan giat belajar.
g. Guru sebagai fasilitator
Guru sebagai fasilitator yakni menyediakan situasi dan kondisi yang
dibutuhkan individu yang belajar.
h. Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing, yakni memberikan bimbingan terhadap
siswa dalam interaksi belajar mengajar agar siswa tersebut mampu
belajar dengan lancar, dan berhasil secara efektif dan efisien.
i. Guru sebagai informator
Kinerja guru berkaitan dengan tugasnya yaitu membantu guru
pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan Bimbingan
dan Konseling kepada siswa pada umumnya. Guru sebagai informatory
yaitu memberikan informasi tentang layanan Bimbingan dan Konseling,
tujuan, fungsi dan manfaatnya bagi siswa.
j. Guru sebagai mediator
Guru sebagai mediator, yakni seorang guru diminta untuk melakukan
kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan
21
pengalihtanganan siswa yang memerlukan Bimbingan dan Konseling
kepada guru pembimbing atau konselor sekolah.
k. Guru sebagai kolabolator
Guru dapat berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah dalam
penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan
pembelajaran atau dalam pelaksanaan kegiatan pendukung seperti
konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan linnya yang relevan.
Untuk menjalankan perannya guru Pendidikan Agama Islam harus
memiliki sifat- sifat yang baik. Menurut Abdurrahman Al-Nahlawy yang
dikutip dari bukunya Muhaimin bahwa sifat-sifat guru muslim adalah
sebagai berikut:
a) Hendaknya tingkah laku dan pola piker guru bersifat Rabbani.
b) Ikhlas, yakni bermaksud mendapaltkan keridoan Allah, mencapai dan
menegakkan kebenaran.
c) Sabar dalam mengajarkan berbagai ilmu kepada peserta didik.
d) Jujur dalam apa yang diserukannya
e) Senantiasa membekali diri dengan ilmu dan bersedia mengkaji dan
mengembangkannya.
f) Mampu menggunakan berbagai metode mengajar secara bervariasi,
menguasainya dengan baik, mampu menentukan dan memilih metode
mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan situasi belajar
mengajar.
22
g) Mampu mengelola peserta didik, tegas dalam bertindak, dan
meletakkan segala masalah secara proporsional.
h) Mempelajari kehidupan psikis peserta didik selaras dengan masa
perkembangannya.
i) Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang
mempengarui jiwa, keyakinan dan pola pikir peserta didik, memahami
problem kehidupan modern dan bagaimana cara islam mengatasi dan
menghadapinya.
j) Bersikap adil diantara peserta didik (Muhaimin,2001:96)
Menurut Djumhur dan Moh. Surya yang dikutip Kompri (2015),
peranan guru PAI dalam program layanan Bimbingan dan Konseling yaitu
sebagai berikut:
1) Guru sebagai tokoh kunci bimbingan karena gurulah yang selalu berada
dalam hubungan yang erat dengan siswanya.
2) Guru harus dapat memahami siswa sebagai individu. Layanan
bimbingan ini tidak akan berhasil apabila guru tidak dapat mengenal
individu siswanya.
3) Guru melakukan perbaikan tingkah laku siswa dengan cara memahami
individu siswanya yang dilengkai dengan mengenal sebab-sebab
mengapa siswa bertingkah laku tertentu, hal itu dapat mempengaruhi
interpretasi dan alternatif perbaikan yang akan dilakukan oleh guru.
23
4) Guru melakukan pertemuan “dari hati ke hati” dengan siswa. Hal ini
dilakukan ketika sekolah sebelum dilakukan, waktu istirahat atau
setelah sekolah usai.
5) Guru mengadakan pertemuan dengan wali murid. Dengan tujuan agar
guru lebih dapat memahami diri siswa dan latar belakang keluarganya
sehingga ditemukan adanya saling pengertian dan kerja sama yang baik
antara kedua belah pihak, sehingga sangat membantu kelancaran
bimbingan (Kompri, 2015: 43)
Selain melaksanakan peranannya sebagai pendidik guru Pendidikan
Agama Islam juga harus bisa melaksankan tugasnya dengan sebaik
mungkin dan melaksanakan administrasi.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kompri (2015: 37) menyatakan bahwa
guru juga melaksakakan administrasi dengan mempersiapkan antara lain:
a. Membuat program pengajaran atau rencana kegiatan per semester dan
tahunan.
b. Membuat satuan pelajaran atau persiapan mengajar.
c. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
d. Melaksanakan kegiatan penilaian per semester dan tahunan.
e. Mengisi daftar nilai siswa.
f. Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar.
g. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
h. Melaksanakan kegiatan membimbing guru dalam kegiatan proses
belajar mengajar.
24
i. Membuat alat pelajaran atau alat peraga.
j. Menciptakan karya seni.
k. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
l. Melaksanakan kegiatan tertentu di sekolah.
m. Mengadakan pengembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.
n. Membuat lembar kerja siswa, dan membuat catatan tentang kemajuan
hasil belajar masing-masing siswa
o. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran, dan mengatur
kebersihan ruang kelas (Kompri, 2015: 37)
3. Syarat-syarat untuk menjadi guru Pendidikan Agama Islam.
Dikutip dari bukunya Zakiah Daradjat bahwa untuk menjadi seorang
guru yang dapat mempengaruhi anak didik kearah bagian dunia dan akhirat
harus memenuhi berbagai syarat – syarat tertentu. Syarat untuk menjadi
guru yaitu:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT,
Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam,tidak mungkin
mendidik anak agar bertakwa kepada Allah Swt, jika ia sendiri tidak
bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi muridnya.
b. Berilmu,
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemilikny telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan
25
tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan. Ijazah juga merupakan
syarat utama supaya diperbolehkan untuk mengajar.
Firman Allah Swt dalam QS. Al-Mujaadalah (58:11)
Artinya:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujaadalah :58:11)
c. Sehat jasmani,
Guru yang mengidap penyakit menular umpamanya sangat
membahayakan kesehatan anak-anak. Disamping itu guru yang
berpenyakit tidak akan bergairah dalam mengajar dan kerapkali
terpaksa absen dan tentunya hal itu akan merugikan anak-anak.
d. Berkelakuan baik (beraklaq yang baik),
Guru yang berakhlaq baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Guru yang mencintai jabatannya,
b) Guru harus bersikap adil terhadap semua peserta didiknya,
c) Guru harus berlaku sabar dan tenang,
26
d) Guru harus berwibawa,
e) Guru harus gembira,
f) Guru harus bersifat manusiawi
g) Bekerja sama dengan guru-guru lain, dan
h) Bekerja sama dengan masyarakat
e. Bertanggung jawab dan berjiwa nasional (Zakiah,1984: 44)
B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian bimbingan dan konseling
a. Bimbingan
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah “guidance” yang
berarti bantuan/tuntutan. Tetapi harus diingat bahwa tidak setiap
“bantuan” diartikan sebagai “guidance”. Bentuk bantuan dalam
bimbingan tersebut membutuhkan syarat tertent dan pelaksanaan teratur
dan sistematik (Siti,2012: 1).
Bimbingan merupkan suatu tuntutan atau pertolongan. Bimbingan
merupakan suatu tuntutan, ini mengandung suatu pengertian bahwa di
dalam memberikan bantuan itu bila keadaan menuntut adalah menjadi
kewajiban bagi para pembimbing memberikan bimbingan secara aktif
kepada yang dibimbingnya. Dalam memberikan bimbingan arah
diserahkan kepada yang dibimbing. Hanya dalam keadaan memaksa
seorang pembimbing dapat mengambil peran aktif (memberikan
arahan) didalam memberikan bimbingannya. Bimbingan ini dapat
diberikan kepada seorang individu atau sekumpulan individu, dan
27
bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja tanpa memandang umur.
Sehingga baik anak maupun dewasa dapat dijadikan sebagai objek
bimbingan (Bimo, 2007: 5).
Menurut Jones (1963) yang dikutip dari bukunya Prof. Dr. Bimo
Walgito yaitu:
“Guidance is the assistance given to individuals in making
intelligent choice and adjustments in their lives. The ability is not
innate it must be developed. The fundamental purpose of guidance
is to develop in each individual up to the limit of his capacity, the
ability to solve his own problems and to make his own
adjustments….”(Jones,1963,p.25)
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu dalam mengatasi suatu masalah atau
kesulitan didalam kehidupannya.
b. Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu
“Consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai
dengan kata “menerima” atau “memahami” (Awalya,2013: 4).
Pengertian dari konseling menurut Jones (1963) yang dikutip dari
bukunya Prof. Dr. Bimo Walgito yaitu:
“Counseling is talking over a problem with someone. Usually but
not always, one of the two has facts or experiences or abilities not
possessed to the same degree by the other. The process of
counseling involves a clearing up the problem by
discussion”(Jones, 1965,p.291)
28
Sedangkan konseling menurut Wernn yaitu:
“Counseling is personal and dynamic relationship between two
people who approach a mutually defined problem with mutual
consideration for each other to the and that the younger, or less
mature, or more troubled of the two is aided to a self determined
resolution of his problem” (Wrenn, 1951, p.60)
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
memecahkan suatu maslah kehidupannya dengan wawancara dan
dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk
mencapai kesejahteraan hidupnya (Bimo, 2007: 7).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa konseling adalah hubungan pribadi antara dua orang yaitu klien
dan konselor dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh
klien untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Berdasarkan dari pengertian bimbingan dan konseling diatas dapat
disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Dasar, fungsi, dan tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah
a. Dasar Bimbingan dan Konseling
Dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah tidak dapat terlepas dari
dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di sekolah pada
29
khususnya. Serta dasar pendidikan dari dasar negara dimana pendidikan
itu dapat dilaksanakan (Bimo,2007: 33)
Dasar Bimbingan dan Konseling dari Al-Qur‟an yaitu QS. An-Nahl
ayat 125, yang bunyinya:
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Ayat ini menjelaskan bahwa sebagai sesama senantiasa harus saling
memberi petunjuk, memberi teladan serta untuk berbuat baik dengan
cara memberikan bimbingan yang bijaksana.
b. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Fungsi yang utama dari bimbingan di sekolah adalah membantu
peserta didik dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang
berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau dengan
penempatan dan juga untuk menjadi perantara dari peserta didik
dengan hubungannya dengan para guru (Abu Ahmadi,2004: 118)
Adapun fungsi pokok dari Bimbingan dan Konseling itu sendiri,
yaitu:
30
a) Fungsi pemahaman
Fungsi ini membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap
dirinya (potensinya) dan lingkungannya sesuai dengan keperluan
siswa.
b) Fungsi pencegahan
Fungsi pencegahan merupakan usaha mencegah terhadap
timbulnya suatu masalah yang diderita klien. Dalam fungsi
pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para
siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat
berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi
data, dsb.
c) Fungsi pengentasan
Dalam fungsi ini, tugas konselor bukan untuk mengental dengan
menggunakan unsur-unsur fisik yang berada diluar diri klien, tapi
konselor mengentas dengan menggunakan kekuatan-kekuatan yang
berada dalam diri klien itu sendiri.
d) Fungsi pemeliharaan dan pengentasan
Fungsi pemeliharaan ini berarti memelihara segala sesuatu yang
baik yang ada pada diri individu, baik hal berupa pembawaan,
maupun dari hasil pengembangan yang telah dicapai selama ini.
31
e) Fungsi advokasi
Dalam fungsi ini yang menghasilkan terbantunya atau
terperolehnya pembelaan atas hak/kepentingan siswa yang kurang
mendapatkan perhatian
(http://metriyulita.blogspot.co.id/2015/11/ungsi-bimbingan-dan-
konseling.html?m-1 diunduh pada tanggal 1 April 2017 pukul.
19.00WIB)
Fungsi Bimbingan dan Konseling disekolah yaitu untuk membantu
masalah siswa untuk keluar dari masalahnya. Untuk mengentaskan
masalahnya dapat dilakukan berbagai macam cara yang bersifat:
1) Presenvatif yaitu memelihara dan membina suasana dan situasi
yang baik dan tetap diusahakan. Tetap terus baik untuk lancarnya
kegiatan belajar mengajar.
2) Preventif yaitu mencegah sebelum terjadi kesalahan kegiatan
bimbingan sebagai pencegah.
3) Kuratif atau Korektif yaitu mengusahakan penyembuhan
pembetulan dalam mengatasi masalah-masalah.
4) Rehabilitasi yaitu mengadakan tindak lanjut serta penempatan
sesudah diadakan treatment yang memadai (Partiwisastro,
1985:61).
c. Tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah
Secara garis besar tujuan Bimbingan dan Konseling disekolah dibagi
menjadi 2 macam, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus.
32
a) Tujuan Umum
Tujuan umum bimbingan dan konseling di sekolah adalah:
1) Membantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran
2) Membentuk anak memperoleh tingkat perkembangan yang
optimal sesuai dengan kemampuannya
3) Membantu orang tua untuk memperoleh pengertian yang
lebih, tentang kualitas perbedaan individu agar pada orang
tua dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling
(Eddy, 2003: 42)
b) Tujuan Khusus
Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling merupakan penjabaran
dari tujuan umum yang terkait secara langsung dengan
permasalahan yang dialami individu yang bersangkutan, sesuai
dengan kompleksitas permasalahannya. Jadi tujuan khusus
Bimbingan dan Konseling untuk individu yang satu dengan
yang lain tidak boleh disamakan (Awalya, 2013: 29)
3. Program Bimbingan dan Konseling di sekolah
Secara umum program Bimbingan dan Konseling merupakan suatu
rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam menyusun program Bimbingan dan Konseling di sekolah harus
melibatkan berbagai pihak yang terkait seperti kepala sekolah, para guru,
guru Bimbingan dan Konseling, tenaga adinistrasi, komite sekolah, tokoh
33
masyarakat, dan orang tua murid. Penyusunan program Bimbingn dan
Konseling harus merujuk kepada kebutuhan sekolah secara umum.
Dikutip dari bukunya Siti Asdiqoh (2012: 66) bahwa dalam menyusun
program Bimbingan dan Konsling, harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Bidang atau lingkup bimbingan yang diprioritaskan.
2) Strategi yang akan diterapkan.
3) Bidang layanan yang sesuai dengan keadaan siswa
4) Keseimbangan layanan kelompok dan layanan individual.
5) Pengaturan layanan informasi
6) Cara mengadakan evaluasi program.
7) Pelayanan rutin dan pelayanan individual.
8) Tingkatan-tingkatan kelas yang akan mendapat layanan tertentu.
9) Petunjuk-peunjuk yang diberikan oleh instansi yang berwenang.
Setelah rencana program disusun dengan memperhatikan hal-hal
tersebut kemudian dilakukan pembahasan dengan melibatkan berbagai
pihak yang terkait di sekolah.
4. Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Agar program Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik
dan sempurna, maka menyediakan berbagai macam layanan. Layanan pada
Bimbingan dan Konseling meliputi 9 layanan yaitu:
34
1) Layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang
ditujukan untuk semua siswa baru dan untuk pihak-pihak lain guna
memberikan pemahaman dan penyesuain diri terhadap lingkungan
sekolah yang bar dimasuki siswa.
2) Layanan informasi
Layanan informasi adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang
bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai engetahuan dan
pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,
merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar,
anggota keluarga dan masyarakat.
3) Layanan penempatan atau penyaluran
Layanan penempatan atau penyaluran adalah layanan Bimbingan dan
Konseling yang memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan
yang tepat yaitu berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar,
pilihan pekerjaan/karier, kegiatan ekstra kurikuler, program latihan dan
pendidikan yang lebih tinggi sesuai kondisi fisik dan psikisnya.
4) Layanan konseling perorangan
Layanan konseling perorangan adalah layanan Bimbingan dan
Konseling yang memiliki tujuan dan fungsi untuk memungkinkan siswa
mendapatkan layanan langsung, tatap muka dengan dan konselor
sekolah dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
35
5) Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok adalah layanan Bimbingan dan
Konseling memiliki tujuan dan fungsi untuk memungkinkan siswa
secara bersama-sama memperoleh bebagai bahan kehidupan sehari-hari
baik sebagai individu maupun pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat.
6) Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok adalah layanan Bimbingan dan Konseling
yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan
dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang
diselenggarakan dalam suasana kelompok .
7) Layanan konsultasi
Layanan konsultasi adalah bantuan dari konselor ke klien dimana
konselor sebagai konsultan dan klien sebagai konsulti, membahas
tentang masalah pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud adalah orang
yang merasa dipertanggungjawabkan konsulti, misalnya anak, murid,
atau orangtuanya.
8) Layanan mediasi
Mediasi berasal dari kata “media” yang artinya perantara atau
penghubung. Layaan mediasi adalah layanan yang dilaksanakan oleh
konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang mengalami keadaan
tidak harmonis (tidak cocok) (Awalya, 2013:71)
36
9) Layanan referral (rujukan)
Pada jenis layanan ini petugas Bimbingan dan Konseling
mengalihtangankan kasus kepada pihak atau lembaga lain yang dirasa
lebih tepat untuk menangani sebuah kasus, sehubungan dengan kasus
tersebut tidak bisa ditangani oleh konselor sekolah.
10) Layanan bimbingan belajar
Layanan ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan belajar agar
kegagalan-kegagalan tidak dialami oleh siswa. Pengalaman
menunjukkan bahwa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh
kebodohan atau rendahnya intelegensi.
Selain dengan layanan – layanan diatas program Bimbingan dan
Konseling dapat terlaksana dengan baik dan sempurna apabila dilaksanakan
sejumlah kegiatan – kegiatan yang mendukung lainnya. Kegiatan
pendukung Bimbingan dan Konseling tersebut terbagi menjadi 6 kegiatan
pokok, diantaranya:
1) Aplikasi instrumentasi
Tujuan dan fungsi aplikasi instrumentasi Bimbingan dan Konseling
bermaksud mengumpulkan data dan keterangan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok, keteranagan tentang lingkungan
yang termasuk didalamnya informasi pendidikan dan jabatan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai instrument baik tes
maupun non tes. Fungsi utama dari kegiatan yang menunjang aplikasi
instrumentasi ini ialah fungsi pemahaman.
37
2) Himpunan data
Tujuan dan fungsi himpunan data Bimbingan dan Konseling bermaksud
menghimpun seluruh data dan keterangan peserta yang relevan dengan
keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Fungsi
utama yang menunjang kegiatan ini adalah fungsi pemahaman.
3) Konferensi kasus
Konferensi kasus adalah suatu pertemuan secara spesifik membahas
tentang permsalahan yang menyangkut siswa tertentu dalam forum
diskusi yang dihadiri oleh pihak terkait seperti (konselor sekolah, wali
kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah,tan tenaga ahli lainnya) dan
diharap dapat memberikan data keterangan lebih lanjut serta
kemudahan-kemudahan bagi terentaskannya permasalahnya siswa.
Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh penyelenggara konferensi
kasus ialah fungsi pemahaman dan pengentasan.
4) Kunjungan rumah
Dalam kegiatan ini Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan;
Pertama, untuk memperoleh berbagai keterangan atau data yang
diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa.
Kedua, untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa.
5) Alih tangan
Tujuan dan fungsi alih tangan kasus diartikan bahwa wli kelas, guru
mata pelajaran, staf sekolah atau orangtua mengalih tangankan siswa
kepada konselor sekolah.
38
6) Tampilan kepustakaan
Tampilan kepustakaan berupa bantuan layanan untuk memperkaya dan
memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami klien.
Layanan ini memandirikan klien untuk mencari dan memanfaatkan
sendiri bahan-bahan yang ada di pustaka sesuai dengan kebutuhan
(Awalya, 2013: 88)
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Jenis metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong,
2011: 4).
Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran penyajian
laporan secara jelas. Peneliti dapat mengkaji permasalahan –
permasalahan yang akan diteliti secara langsung dan juga dapat
mengkaji melalui buku – buku yang berhubungan dengan masalah –
masalah tersebut.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini, peneliti akan
melaksanakan penelitian sendiri secara langsung dengan melakukan
pengamatan atau wawancara tak terstruktur, biasanya hanya
menggunakan buku catatan. Selain itu untuk mendapatkan informasi
yang valid, peneliti akan menggunakan media lain seperti alat rekam
atau kamera. Selain alat tersebut peneliti juga tetap memegang peran
utama sebagai alat penelitian.
40
3. Lokasi penelitian dan subyek penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan SMA Negeri 1 Suruh.
Dengan alasan logisnya adalah meskipun penelitian sudah pernah ada
sebelumnya dengan topik yang berbeda. Alasan lainnya adalah
ketertarikan peneliti terhadap peran guru Pendidikan Agama Islam yang
sangat aktif dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di
sekolah tersebut.
Dalam penelitian ini penulis mengangkat beberapa subyek untuk
mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan. Subyek – subyek
penelitian tersebut adalah kepala sekolah, dua guru Pendidikan Agama
islam dan dua guru Bimbingan dan Konseling.
1) Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah pemimpin yang memiliki jabatan
tertinggi dalam suatu lembaga sekolah. Maka dari itu untuk
mendapatkan suatu informasi untuk mendukung penelitian ini.
2) Guru Pendidikan Agama Islam
Guru Pendidikan Agama Islam merupakan tenaga
kependidikan yang berada di dalam sebuah sekolah, yang bertugas
untuk mentransfer sebuah ilmu yang ada kaitannya dengan agama.
Dalam penelitian ini guru Pendidikan Agama Islam merupakan
subyek yang paling utama agar peneliti dapat mendapatkan suatu
informasi bagaimana guru PAI dalam bersinergi melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling.
41
3) Guru Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling merupakan tenaga
kependidikan yang bertugas untuk membantu memecahkan suatu
masalah yang dihadapi oleh para siswa dan siswi yang bermasalah.
Dalam hal ini guru Bimbingan dan Konseling juga dilibatkan
sebagai subyek agar dapat memberikan informasi yang terkait
dengan program Bimbingan dan Konseling yang berada di sekolah
tersebut.
4. Sumber Data
Sumber data adalah situasi yang wajar atau “natural setting”.
Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar
sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Berdasarkan
pada penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data, yakni:
a. Sumber Data Primer
Sumber data utama adalah sumber informasi yang langsung
mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan
dan penyimpanan data (Ali, 1993: 42). Merupakan sumber pokok
yang memuat ide-ide awal tentang suatu bahan kajian. Sumber data
utama yang akan dihimpun adalahguru pendidikan agama islam
dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1
Suruh.
42
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data pendukung merupakan data-data yang
digunakan untuk memperkuat sumber data utama atau data yang
didapat dari sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya. Sumber
data pendukung disini adalah buku-buku yang terkait dengan peran
guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan proses
Bimbingan Konseling di sekolah.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpuan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Obsevasi
Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
tentang fenomena-fenomena yang diselidiki yang dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 1980:136). Dengan
menggunakan metode ini peneliti dapat melakukan pengamatan
secara langsung terhadap gejala – gejala subyek yang diteliti antara
lain kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan
program bimbingan dan konseling di lingkungan SMA N 1 Suruh.
Observasi ini digunakan sebagai langkah awal untuk menemukan
permasalahan yang ada hubungannya dengan peran guru
pendidikan agama islam dalam melaksanakan program bimbingan
dan konseling di SMA N 1 Suruh.
43
b. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara petugas dengan
responden (Supranto,2003: 85). Wawancara adalah salah satu alat
yang paling banyak untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif.
Wawancara memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang
beragam dari para responden dalam berbagai situasi dan konteks.
Meskipun demikian, wawancara perlu digunakan dengan berhati –
hati karena perlu ditringulasi dengan data lain (Sarosa, 2012: 45).
Menurut Moleong dalam bukunya wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data
langsung secara lebih mendalam dan akurat tentang permasalahan
yang diteliti. Dalam pelaksanaannya peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan kepada pihak yang mengetahui permasalahan seputar
proses pelaksanaan guru pendidikan agama islam dalam
melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah.
Permasalahan yang akan dicari dan diteliti dengan metode
wawancara antara lain:
1) Mengenahi peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut
serta melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di
SMA Negeri 1 Suruh, dan
44
2) Cara guru Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA
Negeri 1 Suruh tahun ajaran 2016/2017
Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara
tak terstruktur dan wawancara terstrutur. (Mulyana, 2010:180)
a) Wawancara tidak terstruktur, sering disebut wawancara
mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan
wawancara terbuka (openended interview), wawancara
etnografis.
Wawancara tak terstruktur itu bersifat luwes, susunan
pertanyaannya dan susunan kata-kata pertanyaannya dapat
dirubah sesuai dengan situasi dan kondisinya.
b) Wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku
(standartdized interview), yang susunan pertanyaannya sudah
ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan –
pilihan jawaban yang juga sudah disediakan.
Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara tidak
terstruktur. Karena wawancara tidak terstruktur ini bersifat
luwes yang sesuai dengan situai dan kondisi yang akan
diwawancarainya dan ini pewawancara juga sebagai
pengemudi jawaban responden.
45
c. Dokumentasi
Arikunto (2010:274) menyatakan bahwa metode
dokumentasi smerupakan salah satu cara untuk mencari data
tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya. Metode ini digunakan untuk mencari data yang berupa
dokumen yang berhubungan dengan peran guru pendidikan agama
islam dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling di
SMA N 1 Suruh tahun 2016. Antara lain tentang sejarah singkat
berdirinya SMA N 1 Suruh, letak geografis SMA N 1 Suruh, visi
misi, struktur organisasi kabintal, sarana dan prasarana, kondisi
keagamaan peserta didik, proses kegiatan bimbingan konseling
guru terhadap siswa yang bermasalah, dan daftar kegiatan
keagamaan siswa di SMA N 1 suruh.
6. Data dan Analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain, sehingga mudah difahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008:244).Penelitian ini
akan di analisis secara kualitatif untuk mengolah data dari lapangan:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting
dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai
46
bahan analisis (Wasito, 1993: 69). Peneliti melaksanakan proses
analisis data dengan menggunakan beberapa teknik seperti
wawancara (interview), penelitian, dan dokumentasi.
b. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, oleh karena itu
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas
dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006: 277-
278)
c. Penyajian Data
Penyajian data merupakan suatu kegiatan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena atau keadaan sesuai dengan
data yang ditemukan oleh peneliti.
d. Kesimpulan
Kesimpulan yaitu permasalahan peneliti yang menjadi pokok
pemikiran terhadap apa yang akan diteliti, sehingga peneliti
mendapatkan gambaran dari apa yang sudah menjadi tujuan
penelitian.
47
7. Validitas Data
Validitas data adalah suatu instrumen yang telah memiliki
ketepatan. Validitas data digunakan dalam teknik triangulasi.
Triangulasi adalah usaha mengecek kebenaran data atau
informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang
berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin perbedaan yang
terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data. Menurut Moleong
(2007:330), triangulasi adalah “teknik pemeriksaan data yang
bermanfaat”. Menurut Sugiono (2005:127), jenis-jenis triangulasi
antara lain:
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas dan
dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda.
c. Triangulasi Waktu
Waktu mempengaruhi kredibilitas suatu data. Dalam
pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan melalui wawancara, observasi, atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
48
Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi yaitu;
a) Triangulasi sumber yaitu data diperoleh dari informasi yaitu
peran guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan
program bimbingan dan konseling serta tempat.
b) Triangulasi waktu dalam penelitian ini berupa wawancara dan
observasi tentang peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling .
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Suruh
SMAN 1 suruh berdiri bermula dari kesadaran masyarakat, khususnya
masyarakat di desa Jatirejo. Masyarakat berfikir akan pentingnya sebuah
pendidikan, maka masyarakat sangat mendambakan adanya fasilitas
pendidikan di daerahnya. Karena pada saat itu belum ada lembaga
pendidikan setingkat SMA.
SMAN 1 Suruh ini menurut tanggal SK pendiriannya didirikan pada
16 Mei 1996. Tanah bangunan sekolah ini merupakan tanah bengkok
Desa Jatirejo. Atas kebijakan dari pemerintah kecamatan tanah ini di
sahkan untuk dibangun sebuah lembaga pendidikan maka status yang
awalnya dari tanah bengkok desa beralih status menjadi pemerintah
daerah. Dan untuk bangunan gedung merupakan dana dari pemerintah.
Selama proses pembangunan gedung berlangsung, sekolah ini sudah
memiliki banyak siswa, akan tetapi proses kegiatan belajar mengajarnya
masih bergabung dengan SMAN 1 Tengaran pada tahun 1996. Dan pada
saat itu pula kepala sekolahnya pun juga masih diampu juga dengan
kepala sekolah SMAN 1 Tengaran yaitu Drs. Murdiono selama tiga
tahun. Setelah itu SMAN 1 Suruh memiliki kepala sekolah divinitif yaitu
Drs. Sri Suyatno K, BA. Pada tahun 1997-2000 dengan jumlah kelas baru
50
enam kelas. Pada masa ini SMAN 1 Suruh sudah mulai berkembang dan
sudah mulai adanya penjurusan di kelas 2.
Pada tahun 2000-2002 kepala sekolah digantikan oleh Dra. Sri
Sunarni. Pada masa ini pula jumlah siswa pun semakin bertambah dan
ada penambahan ruang serta jurusannya hingga pada saat ini tahun ajaran
2016/2017 jumlah siswanya pun juga semakin bertambah dan
berkembang.
Dari uraian singkat tentang sejarah berdirinya SMAN 1 Suruh ini
tercatat 6 kali periode pergantian kepala sekolah. Berikut daftar peroide
pergantian kepala sekolah dari tahun berdirinya sekolah hingga sekarang:
Tabel 4.1
Daftar Kepala Sekolah SMAN 1 Suruh
Periode Tahun pelajaran Kepala sekolah
1
2
3
4
5
6
1997 – 2000
2000 – 2002
2002 – 2004
2004 – 2006
2006 – 2012
2012 -
Drs. Sri Suyatno K, BA.
Dra. Sri Sunarni
Dra. Upik Elok E.R.
Dra. Halimah Ilyas
Drs. Hendro Saptanto
Supriyanto, S.Pd
Sumber data : Dokumentasi SMA N 1 Suruh
2. Visi dan Misi SMAN 1 Suruh
a. Visi SMAN 1 Suruh
“Prestasi tinggi luhur budi pekerti”. Dari visi tersebut terdapat
beberapa indikator, diantaranya :
51
1. Perolehan nilai Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN) bagi
lulusan
2. Meningkatkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke perguruan
tinggi
3. Meraih prestasi di bidang akademis.
4. Meraih prestasi dibidang non akademis (Olahraga, Seni dan
Ketrampilan)
5. Organisasi kesiswaan berjalan aktif (OSIS, ROHIS, Pramuka dan
PMR)
6. Terbentuknya club olahraga dan group seni yang dapat berprestasi
(sepakbola, voley, catur, karate, paduan suara, band, tari dan senin
baca Al-Quran)
7. Terciptanya kedisiplinan bagi setiap warga sekolah
8. Terciptanya pribadi warga sekolah yang religius berakhlag mulia,
mempunyai kepekaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
b. Misi SMAN 1 Suruh
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan efektif sehingga
siswa berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki
2. Membantu siswa mengenali potensi dirinya untuk dapat
dikembangkan secara optimal
3. Menyelenggarakan program kegiatan ekstrakulikuler yang
terprogram dan terarah sehingga bakat dan minat siswa
tersalurkan yang akhirnya akan melahirkan prestasi
52
4. Menumbuhkembangkan semangat meraih prestasi di segala
bidang kepada seluruh warga sekolah
5. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya
bangsa sebagai sumber kearifan dalam berperilaku
6. Mengkatifkan organisasi kesiswaan sebagai pembinaan fisik dan
mental untuk membakali pribadinya mencapai kematangan dan
kedewasaan
7. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh
warga sekolah untuk bersama-sama memberikan layanan
pendidikan yang memenuhi standar.
3. Struktur Organisasi SMAN 1 Suruh
Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMAN 1 Suruh
Sumber data : Dokumentasi SMA N 1 Suruh
KEPALA SEKOLAH
SUPRIYANTO, S.Pd
NIP. 196810241994121001
KEPALA TU
ABRORI
NIP. 196103071985031008
WAKA KESISWAAN
SUSWANTO, S.Pd
NIP. 196707041996061001
WAKA KURIKULUM
Drs. CHANDRA S.
NIP. 196710311995121001
KOMITE
TRIYONO
UTOMO
53
4. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1 Suruh
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1 Suruh
Sumber data : Dokumentasi SMA N 1 Suruh
5. Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di Sekolah (SMAN 1
Suruh)
Gambar 4.3
Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMAN 1 Suruh
Sumber data : Dokumentasi SMA N 1 Suruh
KOORDINATOR BK
Dra. ISROHNING
NIP 196108241993032002
KEPALA SEKOLAH
SUPRIYANTO, S.Pd
NIP. 196810241994121001
GURU BK
Dra. CICIK DYAH WARDANI
NIP. 19692221993032004
KOMITE
KEPALA SEKOLAH
WAKIL
KEPALA SEKOLAH
TENAGA AHLI
INSTANSI LAIN
SISWA
GR. PEMBINA
GR. MAPEL
GR. PIKET
WALI
KELAS GURU
PEMBIMBING
54
6. Keadaan Guru dan Karyawan SMAN 1 Suruh
Keadaan guru disamping mempunyai tugas melaksanakan belajar
mengajar secara efektif, juga harus bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah. Kepala Sekolah ditambah jumlah guru yang ada di SMAN 1
Suruh ada 32 orang guru. Dari jumlah terebut, 15 perempuan, 17 laki-laki.
Sedangkan untuk karyawan dan karyawati SMAN 1 suruh ada 13 orang.
Dari jumlah tersebut, 9 laki-laki dan 4 perempuan. Lihat tabel berikut:
TABEL 4.2
Data Jumlah Guru dan Pegawai Menurut Ijazah
Tingkat Ijazah Guru
Tenaga
Administrasi
GT GTT PT PTT
Pasca Sarjana / S2 3 1 - -
Sarjana / S1 23 4 1 2
Sarjana Muda / D3 - 1 1 1
D1 / D2 - - - -
SLTA - - 4 3
SLTP - - - 1
SD - - - -
Jumlah 26 6 6 7
Sumber data : Dokumentasi SMA N 1 Suruh
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMAN 1
Suruh sesuai dengan data guru, status guru di sekolah tesebut dibagi
menjadi dua, yakni guru tetap (pegawai negeri sipil) dan guru tidak tetap
(honorer). Guru tetap / PNS berjumlah 26 orang dan pegawai administrasi
55
yang PNS berjumlah 6 orang, sedangkan guru tidak tetap berjumlah 6
orang dan pegawai administrasi tidak tetap berjumlah 7 orang. Untuk
memperlancar pelaksanaan administrasi sekolah, seorang Kepala Sekolah
juga dibantu oleh tenaga-tenaga administrasi, seperti tukang kebun atau
pesuruh dan satpam, sesuai data diatas tersebut.
7. Keadaan Siswa SMAN 1 Suruh
SMA N 1 Suruh merupakan satu – satunya SMA negeri yang ada di
kecamatan suruh. SMA N 1 Suruh juga banyak diminati oleh berbagai
kalangan masyarakat, karena sekolah ini merupakan sekolah yang
berprestasi dalam bidang olahraga dan bidang akademik lainnya. Berikut
data siswa menurut jenis kelamin selama 5 tahun terakhir.
TABEL 4.3
Data Siswa Menurut Jenis Kelamin
Kelas Jurusan Jml.
Rombel
Jumlah Siswa
L P JML
X Umum 6 64 91 157
XI IPA 2 7 37 44
IPS 3 37 51 88
XII IPA 2 17 38 55
IPS 3 38 30 68
JUMLAH 15 163 237 412
Sumber data : Dokumentasi SMA N 1 Suruh
56
8. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 1 Suruh
a. Tanah
Luas tanah : 10.000 m2
Status tanah : Hak pakai
Status kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK pendirian sekolah : 107/0/1997
Tanggal SK pendirian : 1996-05-16
Nama wajib pajak : SMU N 1 Suruh
Letak tanah : Kel. Jatirejo, Kec. Suruh, Kab.
Semarang Prov. JATENG.
b. Identitas sekolah
NPSN : 20320369
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 Suruh
Status : Negeri
PBM : Pagi
Alamat Sekolah
- Jln. Jatirejo, RT/RW 01/01
- Kode pos : 50776
- Kelurahan : Jatirejo
- Kecamatan : Suruh
- Kabupaten : Semarang
- Provinsi : Jawa Tengah
- Negara : Indonesia
57
- Web : http://sman1suruh.blogspot.com
- Email : [email protected]
- No. telepon : 0298317266
c. Bangunan
Tabel 4.4
Data sarana SMAN 1 Suruh
No Tempat Jenis Sarana Jml
Layak/
Tidak
layak
1. Kelas X
- Meja
- Kursi
- Papan tulis
- Simbol kenegaraan
- Jam dinding
- Tempat sampah
163
163
1
1
1
6
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
2. Kelas XI
- Meja
- Kursi
- Papan tulis
- Simbol kenegaraan
- Jam dinding
- Tempat sampah
137
137
1
1
1
5
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
3. Kelas XII
- Meja
- Kursi
- Papan tulis
- Simbol kenegaraan
- Jam dinding
- Tempat sampah
128
128
1
1
1
5
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
58
4. R. kelas baru
- Meja
- Kursi
- Papan tulis
21
21
1
Layak
Layak
Layak
5. Rumah
penjaga
- Tempat sampah
- Jam dinding
1
1
Tidak layak
Layak
6. UKS Putri
- Tempat tidur
- Almari
- Perlengkapan P3K
- Tandu
- Selimut
- Tensimeter
- Termometer
- Timbangan
- Pengukur tinggi
badan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Layak
Layak
Layak
Tidak layak
Layak
Tidak layak
Layak
Tidak layak
Layak
Layak
7. UKS putra
- Tempat tidur
- Selimut
- Almari
- Perlengkapan P3K
- Timbangan
1
1
1
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
8. R. kepala
skolah
- Almari
- Printer
- Papan panjang
- Jam dinding
- Kursi pimpinan
- Meja pimpinan
- Meja kursi tamu
- Simbol kenegaraan
- Brangkas
- Filling cabinet
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
59
- Bendera
- Kulkas
- Pesawat telepon
- Speaker
- Faxsimile/telepon
1
1
1
1
1
Layak
Tidak layak
Layak
Layak
Tidak layak
9.
Ruang
multimedia
/Audio visual
- Meja kerja /
sirkulasi
- Slide proyektor
- Amplifer
1
1
1
Layak
Layak
Layak
10. R. Lab.
Komputer
- Meja siswa
- Kursi siswa
- Meja guru
- Papan tulis
- Almari
- Komputer
- Printer
- Jam dinding
- Simbol kenegaraan
- Air Conditioner
(AC)
- LCD Proyektor
31
28
4
1
1
25
1
1
1
2
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
11. Ruang
perpustakaan
- Jam dinding
- Almari
- Simbol kenegaraan
- Tempat sampah
- Papan pajangan
- Printer TU
- Rak surat kabar
- Rak buku
- Rak majalah
1
3
1
1
2
1
6
1
25
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
60
- Meja baca
- Kursi baca
- Meja kerja /
sirkulasi
- Lemari katalog
- Dispenser
- Globe
- Kipas angin
- Komputer
- Peta
- Televisi
25
1
1
1
3
1
2
2
10
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
12. Koperasi
sekolah
- Almari
- Mesin foto copy
- Meja kerja / sirkulasi
- Jam dinding
- Kulkas (refrigator)
- Food display
1
2
1
1
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
13. R. guru - Meja guru
- Kursi guru
- Almari
- Papan panjang
- Komputer
- Printer
- Simbul kenegaraan
- Dispenser
- Televisi
- Jam diding
23
23
2
2
1
3
1
1
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
14. R. operator
data/ server
- Meja
- kursi
- Komputer
- Modem
- Printer
2
2
3
2
2
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
61
- Komputer server
- Speaker
- Hub/switch
- Power supply
stabilizer
- Kipas angin
1
1
1
3
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
15. Ruang TU - Meja
- Kursi
- Almari
- Komputer
- Printer
- Papan panjang
- Mesin ketik
- Almari simpan
administrasi
- Penanda waktu (bel
sekolah)
- Filling cabinet
- Meja kerja / sirkulasi
- Simbol kenegaraan
- Meja kursi tamu
6
6
6
2
2
2
1
1
1
1
3
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
16. Ruang OSIS - Papan tulis
- Komputer
- Meja
- Kursi
1
1
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
17. Gdg. sarpras - Almari
- Meja
- Jam dinding
2
10
1
Layak
Layak
Layak
18. Lab. biologi - Almari 2 Layak
19. Lab. Kimia - Meja
- Kursi
- Jam dinding
- Simbol kebangsaan
28
41
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
62
- Alat pelubang
- Alat pemadam
kebakaran
- Batang pengaduk
- Botol (bottle reagent
50 ml)
- Botol semprot
- Buret
- Cawan petri
(petridis)
- Corong
- Erlenmeyer
- Gelas elenmeyer
- Gelas kimia
- Gelas plastik
- Gelas ukur
- Gunting
- Kaki tiga
- Kawat ni choom
- Labu ukur
- Almari
- Almari asap
- Meja persegi
- Multi tester
- Penjepit tabung
reaksi
- Pipet tetes
- Timbangan
2
1
26
15
7
12
7
12
55
44
154
3
54
1
29
9
4
2
1
10
10
19
5
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
20. Gdg. kimia - Papan pengumuman 1 Layak
21. Lab fisika - Meja
- Kursi
- Almari
- Almari asap
11
41
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
63
22. Gdg. lab.
fisika
- Baju praktik 30 Layak
23. Lab. PAI - Meja
- Kursi
- Komputer pC
- Jam dinding
- Simbol kenegaraan
- Almari
4
4
1
1
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
24. Mushola - Almari
- Jam dinding
- Amplifer
- Perlengkapan ibadah
1
1
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
25. Ruang
Wakasek
- Meja
- Kursi
4
4
Layak
Layak
26. Ruang komite - Meja
- Kursi
1
1
Layak
Layak
27. Ruang BK - Almari loker
- Meja
- Kursi
- Dispenser
1
3
5
1
Layak
Layak
Layak
Layak
28. Gdg. alat
kebersihan
- Meja
- Mesin potong
1
2
Layak
Layak
29. Gdg. ATK - Mesin ganset
- Mesin potong
- Mesin jahit
- Pompa air
1
1
3
1
Layak
Tidak layak
Tidak layak
Tidak layak
30. Dapur sekolah - Tempat cuci tangan
- Rak peralatan
1
1
Layak
Layak
31. Kamar mandi/
WC
- Gayung
- Ember
- Tempat sampah
16
16
16
Layak
Layak
Layak
Sumber data : Dokumentasi SMA N 1 Suruh
64
Tabel 4.5
Data Prasarana SMAN 1 Suruh
No Jenis prasarana Jumlah Layak/Tidak layak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Dapur sekolah
Gudang alat kebersihan
Gudang Lab. Fisika
Gudang Lab. Kimia
Gudang Lab. Biologi
Gudang sarpras
Kamar mandi/WC
Koperasi
Ruang kepala sekolah
Ruang operator
Ruang waka sekolah
Ruang guru
Ruang komite
Ruang UKS
Ruang perpustakaan
Ruang tata usaha
Ruang audio visual
Ruang kelas X
Ruang kelas XI
Ruang kelas XII
Ruang Lab. PAI
Ruang Lab. Fisika
Ruang Lab. Kimia
Ruang Lab. Biologi
Ruang Lab. Kesenian
Ruang Lab. TIK
Ruang BK
1
1
1
1
1
1
15
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
6
5
5
1
1
1
1
1
1
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
65
28.
29.
30.
31.
32.
Ruang ATK
Mushola
Ruang OSIS
Rumah penjaga
Tempat parkir
1
1
1
1
2
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Sumber data : Dokumentasi SMA N 1 Suruh
B. DESKRIPSI DATA
Untuk menguraikan hasil pemahaman peran Guru Pendidikan Agama
Islam bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di
SMA Negeri 1 Suruh pada tahun ajaran 2016/2017, berikut peneliti akan
menyajikan hasil wawancara dengan narasumber yang sudah ditentukan. Dan
dari hasil wawancara tersebut peneliti menemukan beberapa hal yang terkait
dengan peran guru pendidikan agama islam bersinergi dalam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh pada tahun ajaran
2016/2017.
Adapun pertanyaan wawancara yang ditujukan kepada kepala
sekolah, dua guru Pendidikan Agama Islam dan dua guru Bimbingan dan
Konseling tentang peran guru pendidikan agama islam bersinergi dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh
pada tahun ajaran 2016/2017 adalah sebagai berikut:
1. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah (S)
Dari penjabaran di atas, dapat diketahui bahwa data wawancara
maupun studi dokumen saling berkaitan. Fokus dari penelitian ini yaitu
membahas tentang peran guru pendidikan agama islam bersinergi dalam
66
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1
Suruh pada tahun ajaran 2016/2017. Berikut merupakan hasil wawancara
dengan bapak (SP) sebagai kepala sekolah SMAN 1 Suruh:
a. Menurut bapak program Bimbingan dan Konseling itu apa?
Bapak (SP) sebagai kepala sekolah SMAN 1 Suruh berpendapat
bahwa:
“Bimbingan Konseling adalah sebuah program yang tak
terpisahkan dalam penyelenggaraan pendidikan di SMAN 1
Suruh. Bimbinga Konseling bertugas atau berfungsi memberikan
fasilitas kepada siswa terkait dengan perkembangan kepribadian
dan akademik selama para siswa belajar di sekolah
(wawancara,SP. 4/8/2017).”
b. Apa manfaat dan tujuan dengan diadakannya program Bimbingan
dan Konseling di sekolah?
“Untuk manfaat adanya BK disekolah yaitu untuk memberikan
fasilitas perkembangan siswa baik unsur kepribadian maupun
kademis, untuk memberikan bimbingan dan fasilitas terkait
dengan studi lanjut siswa jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
dan memberikan fasilitas kepada siswa terkait dengan pemilihan
karier saat sudah tidak lagi bersekolah atau bekerja. Dan untuk
tujuan diadakannya BK di SMAN 1 Suruh yaitu membantu
terlaksananya program pendidikan di sekolah, membantu siswa
dalam pembentukan pribadi sebagai seorang remaja, serta
membantu siswa dalam mnghadapi dan menyelesaikan masalay
yang terkait dengan kepribadian, keluarga, sosial dan akademis
(wawancara,SP. 4/8/2017).”
c. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam bersinergi
melaksanakan program, Bimbingan dan Konseling di SMA N 1
suruh ini pada tahun ajaran 2016/2017?
“Kalau menurut pengamatan saya peran guru PAI bersinergi
dalam program Bimbingan Konseling ini adalah membantu guru
BK dalam memberikan fasilitas yang terkait dengan masalah
67
pribadi siswa terutama terkait dengan pembentukan mental akhlaq
siswa (wawancara,SP. 4/8/2017).”
d. Masalah siswa yang seperti apa saja yang sering ditemui GPAI dan
guru BK di SMA N 1 Suruh?
“Masalah yang sering ditemui itu biasanya masalah
ketidakdisiplinan para siswa, ketidakrutinan siswa dalam
beribadah, dan perilaku perilaku yang menyimpang., seperti
halnya merokok, pacaran pencurian dll (wawancara,SP.
4/8/2017).”
e. Apa faktor pendukung sehingga guru Pendidikan Agama Islam ikut
serta melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1
Suruh ini?
“Yang menjadi faktor pendukung guru PAI ikut serta
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling de sekolah
adalah kedekatan bidang harapan guru PAI dan guru BK. Kedua
guru mapel tersebut memiliki kesamaan terkait sasaran akhir yaitu
perkembangan akhlaq dan kepribadan siswa (wawancara,SP.
4/8/2017).”
f. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam program Bimbingan
dan Konseling di SMA 1 Suruh ini?
“Yang menjadi faktor penghambat dalam program Bimbingan dan
Konseling di SMA 1 Suruh ini yaitu tentang keberagaman siswa
di sekolah yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang
sangat bervariasi, kemudian durasi temu tatap muka yang hanya
berdurasi 45 menit saja, fasilitas ruang yang kurang memadahi
dan pandangan bahwa Bimbingan dan Konseling hanya berfungsi
mengatasi siswa yang bermasalah saja (wawancara,SP.
4/8/2017).”
g. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Suruh
ini melaksanakan program Bimbingan dan Konseling?
“Guru PAI biasanya melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling dengan cara:
68
a) Memberikan pengarahan atau masukan atau pengantar
perlunya akhlak baik pada saat memulai pembelajaran
b) Diadakan program sholat dzuhur berjamaah dn sholat jum‟at
c) Diadakan program infak jum‟at, dan
d) Pendekatan informal kepada siswa diluar kelas
(wawancara,SP. 4/8/2017).”
h. Apakah dengan adanya peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 ini
dapat membuat perubahan siswa siswinya menjadi anak yang
berbudi luhur dan berakhlakul karimah?
“Ya diharapkan dengan ikut sertanya guru PAI dalam program
Bimbingan dan Konseling dapat menjadikan siswa lebih baik
akhlaq dan perangainya. Kalau perubahan yang mencolok atau
menonjol belum ada tetapi masalah kedisiplinan siswa mulai
tumbuh lebih baik, sopan santun siswa lebih terpelihara dan
penyimpangan perilaku dapat ditekan dan ditahan
(wawancara,SP. 4/8/2017).”
2. Hasil Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam
Dari hasil penelitian yang didapat penulis mengenahi peran guru
pendidikan agama islam bersinergi dalam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh pada tahun ajaran
2016/2017. Berikut merupakan hasil wawancara dengan narasumber
dalam penelitian:
a. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan program Bimbingan dan
Konseling itu.
Ibu (FS) selaku guru Pendidikan Agama Islam satu
mengemukakan bahwa:
“Program Bimbingan dan Konseling adalah salah satu badan
yang ada dalam lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan
bimbingan kepada peserta didik dalam rangka membentuk
69
karakter dan kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam
sebuah sekolah serta memberikan pelayanan konsultasi terhadap
peserta didik secara personal dan klasikal (wawancara,FS.
7/8/2017)”
Pendapat lain bapak (A) juga selaku guru Pendidikan Agama
Islam juga mengemukakan bahwa:
“Program Bimbingan dan Konseling merupakan program
pelayanan yang ada di sekolah yang disusun berdasarkan
kebutuhan peserta didik, dan kegiatan ini biasanya dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Dan biasanya program ini
melakukan pelayanan konsultasi peserta didik secara individu
maupun kelompok (wawancara,A. 7/8/2017)
b. Apa manfaat dan tujuan dilaksanakan program Bimbingan dan
Konseling di SMAN 1 Suruh ini.
Ibu (FS) berpendapat mengenahi manfaat dan tujuan dari
dilaksanakannya program Bimbingan dan Konseling bahwa:
“Manfaat dari program Bimbingan dan Konseling disekolah
adalah membimbing, mengarahkan, memotivasi, menyampaikan
informasi serta tindak lanjut terhadap program KBM. Sedangkan
tujuan dari dilaksanakannya program Bimbingan dan Konseling
yaitu mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif dan peserta
didik yang berkarakter dalam rangka menunjang proses
pendidikannya dan mempersiapkan peserta didik dalam
merencanakan tindak lanjutnya setelah lulus dari SMAN 1 Suruh
ini, begitu mbak (wawancara,FS. 7/8/2017)
Menurut pendapat dari bapak (A) mengenahi manfaat dan tujuan
dari program Bimbingan dan Konseling mengemukakan bahwa:
“Menurut saya dengan adanya dari program ini memiliki tujuan
dan manfaat yang baik untuk peserta didik. Tujuan dari program
ini yaitu untuk membantu anak agar dapat mengembangkan
potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang ada
dalam dirinya. Selain itu agar anak bisa lebih terbuka dalam
menceritakan masalahnya untuk mencari solusi agar masalah
yang dialaminya cepat selesai dengan baik dan sempurna.
Sedangkan dari program ini sangat memberi manfaat kepada
70
peserta didik yaitu peserta didik akan mendapatkan solusi dan
lebih bisa terbuka untuk menceritakan masalahnya dengan leluasa
(wawancara, A. 7/8/2017)”
c. Bagaimana peran guru pendidikan agama islam bersinergi dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1
Suruh pada tahun ajaran 2016/2017
Ibu (FS) memiliki pendapat mengenai peran guru PAI yang
bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
bahwa:
“Peran guru Pendidikan Agama Islam yang brsinergi dalam
program Bimbingn dan Konselig ini sangatlah cukup baik karena
guru PAI sering dibutuhkan ketika menangani kasus yang
menyangkut tentang masalh moral agama dan juga kegiatan –
kegiatan agama (ROHIS) dan pembelajaran PAI yang banyak
menyampaikan tentang akhlakul karimah. Hal itu cukup efektif
untuk mencegah pelanggaran siswa terhadap perilaku a-moral
(wawancara,FS. 7/8/2017)”
Adapun pendapat lain dari GPAI dua yaitu bapak (A) mengenahi
peran guru pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan program
ini, bahwa:
“Ya biasanya dengan mengadakan jam tambahan pendidikan
Agama Islam diluar jam pelajaran atau biasanya disebut dengan
kegiatan ekstrakurikuler. Dan di SMAN 1 Suruh ini diadakan
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yaitu ROHIS. Kegiatan ini
memiliki tujuan selain mendidik siswa untuk menjadi pribadi
yang religius juga dapat mencegah siswa untuk melaksanakan
pelanggaran – pelanggaran diluar norma agama (wawancara,A.
7/8/2017)”
d. Apa faktor pendukung guru Pendidikan Agama Islam ikut serta
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
71
Menurut ibu (FS) mengenahi faktor yang mendukung guru PAI
yang bersinergi melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
bahwa:
“Faktor yang mendukung guru PAI dalam bersinergi dengan guru
BK itu ya karena guru PAI dan guru BK itu memiliki tujuan yang
sama yaitu membimbing dan mengarahkan siswa agar dapat
belajar dengan baik, akhlaknya terbimbing dan masa depannya
terselamatkan, terarah dan jauh dari sebuah kegagalan
(wawancara,FS. 7/8/2017)”
Pendapat lain muncul dari bapak (A) mengenahi faktor
pendukung guru PAI yang bersinergi melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling, bahwa:
“Faktor yang mendukung program ini dari guru PAI yaitu karena
siswa siswi yang ada disekolah ini mayoritas beragama islam.
Dan selain dari itu guru PAI dan BK juga memiliki tujuan yang
sama yaitu mengarahkan siswa untuk menjadi orang yang labih
baik (wawancara,A. 7/8/2017)”
e. Apa kendala yang biasa dialami guru Pendidikan Agama Islam
program Bimbingan dan Konseling
Dari ibu (FS) berpendapat mengenahi kendala yang biasa dialami
guru Pendidikan Agama Islam program Bimbingan dan Konseling,
bahwa:
“Kendala GPAI dalam bersinergi dengan guru BK adalah jika
guru Bk tidak seagama maka nilai – nilai karakter yang
ditanamkan kepada siswa juga berbeda. Walaupun seagama pun
kalau pemahaman guru BK tidak sama dengan guru PAI, maka
bisa menimbulkan miss kmunikasi (wawancara,FS. 7/8/2017)”
Pendapat dari guru PAI dua bapak (A) mengenahi kendala yang
biasa dialami guru Pendidikan Agama Islam program Bimbingan dan
Konseling, bahwa:
72
“Kendala dari GPAI bersinergi dengan guru BK dalam
melaksakan program ini adalah karena kurang pengawasan yang
lebih dari orang tua (wawancara,A. 7/8/2017)”
f. Apa faktor penghambat dalam pelaksanaan program Bimbingan dan
Konseling di SMA Negeri 1 Suruh
Menurut GPAI satu, ibu (FS) tentang faktor penghambat dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1
Suruh, bahwa:
“faktor penghambat GPAI dalam melaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh diantaranya:
a) Tidak sinkornnya Guru Pendidikan agama Islam dengan guru
Bimbingan dan Konseling dalam pemahaman agama.
b) Tidak sinkronnya guru Pendidikan Agama Islam dan guru
Bimbingan dan Konseling dengan kebijakan sekolah yang kadang
– kadang sangat lunak (kurang tegas) kepada siswa
(wawancara,FS. 7/8/2017)
Menurut bapak (A) tentang faktor penghambat dalam pelaksanaan
program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh, bahwa:
“faktor penghambat dalam pelaksanaan program Bimbingan dan
Konseling di SMA Negeri 1 Suruh yaitu karena kurangnya atau
minimnya jam kosong yang ada disekolah dan karena padatnya
jam KBM yang sampai sore. Sehingga tidak bisa melaksanakan
kegiatan – kegiatan keagamaan yang lainnya (wawancara,A.
7/8/2017)
g. Masalah yang sering ditemui guru Pendidikan Agama Islam yang
bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
Ibu (FS) berpendapat tentang masalah yang sering ditemui guru
Pendidikan Agama Islam yang bersinergi dalam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling, bahwa:
“Masalah yang sering ditemui GPAI dan guru BK disini itu ya
seperti miras (minum – minuman keras), bolos sekolah,
73
pencurian, penipuan, pacaran, komunikasi anak dengan orang tua,
dan yang lebih parahnya lagi itu free sex (perzinaan) efek dari
pergaulan – pergaulan anak sekarang yang terlalu bebas
(wawancara,FS. 7/8/2017)”
Pendapat dari bapak (A) mengenahi guru Pendidikan Agama
Islam yang bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling, bahwa:
“Masalah yang sering kita temui adalah banyak siswa yang malu
untuk belajar membaca arab, jarang melaksanakan sholat wajib,
pacaran, mencuri, miras, dan pergaulan bebas yang
mengakibatkan anak sering berani coba – coba untuk melakukan
zina (wawancara,A. 7/8/2017)”
h. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling
Menurut pendapat ibu (FS) mengenahi cara guru Pendidikan
Agama Islam bersinergi melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling di SMAN 1 Suruh, bahwa:
“Cara guru PAI dalam bersinergi melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling adalah dengan cara memasukkan guru
BK dalam kegiatan – kegiatan keagamaan, dan memberikan
pendapat dalam penyusunan tata tertib sekolah dengan
memasukkan nilai – nilai islam dalam tata cara berpakaian,
kedisiplinan dan lain-lain (wawancara,FS. 7/8/2017)”
Bapak (A) berpendapat lain mengenahi cara guru Pendidikan
Agama Islam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling,
bahwa:
“Cara guru Pendidikan Agama Islam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling adalah dengan cara menyelipkan
motivasi – motivasi yang berbau religius disaat menyampaikan
pelajaran (wawancara,A. 7/8/2017)”
74
i. Metode apa yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
Menurut ibu (FS) mengenahi metode yang digunakan guru
Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan program Bimbingan
dan Konseling, bahwa:
“Metode yang digunakan guru PAI lebih sering kepada
pendekatan persuasif atau individual. Karena dengan pendekatan
ini kan dilakukan dengan cara membujuk dan tidak mengandung
unsur paksaan dan kekerasan jadi lebih enak untuk mengajak
siswa untuk merubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi
(wawancara,FS. 7/8/2017)”
Pendapat lain dari bapak (A) mengenahi metode yang digunakan
guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling, bahwa:
“Kalau saya lebih cenderung ke metode bimbingan individual.
Karena metode ini dapat melayani perbedaan – perbedaan
perorangan siswa, sehingga dapat mengembangkan potensi siswa
secara optimal (wawancara,A. 7/8/2017)”
j. Layanan yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam dalam
menangani peserta didik yang bemasalah
Menurut ibu (FS) tentang Layanan yang diberikan guru
Pendidikan Agama Islam dalam menangani peserta didik yang
bemasalah, bahwa:
“Guru PAI memberikan pelayanan terhadap siswa yang
bermasalah yaitu dengan layanan konsultasi, bimbingan dan
pengarahan. Dengan adanya layanan konsultasi siswa akan lebih
berani berbagi cerita tentang masalah yang dialaminya dan
memungkinkan siswa memperoleh wawasan yang lebih. Dengan
adanya bimbingan dan pengarahan siswa juga akan mudah dapat
bimbingan dari konselor dan siswa juga akan menjadi siswa yang
lebih terarah (wawancara, FS. 7/8/2017)”
75
Pendapat lain dari bapak (A) tentang Layanan yang diberikan
guru Pendidikan Agama Islam dalam menangani peserta didik yang
bemasalah, bahwa:
“Kalau saya ya palingan memberikan motivasi dorongan kepada
siswa dengan lebih menekankan siswa untuk belajar tentang ilmu
agama (wawancara,A. 7/8/2017)”
k. Apa ada cara khusus guru PAI dalam menangani peserta didik yang
mengalami masalah dan siswa yang kenakalannya sudah melampaui
batas
Menurut guru Pendidikan Agama Islam ibu (FS) mengenahi cara
dalam menangani peserta didik yang bermasalah yaitu:
“Ada caranya tersendiri. Cara menanganinya adalah akan
ditangani bersama – sama dengan guru PAI, guru BK, pihak
kesiswaan, wali kelas dan kepala sekolah menyatukan langkah
dan persepsi dengan berpedoman pada tata tertib untuk
menangani kasus – kasus yang luar biasa atau istimewa itu, dan
apabila kasus atau masalah yang dihadapi anak sudah tidak bisa
ditoleransi maka pihak sekolah terpaksa harus mengembalikan
kepada orang tuanya kembali. Akan tetapi apabila kasusnya yang
dialami siswa ringan itu tanpa guru PAI guru BK bisa
menanganinya atau menyelesaikannya sendiri. Namun apabila
untuk kasus yang besar, disitulah guru BK memerlukan guru PAI
untuk dimintai pertimbangan dalam menangani kasus atau
masalah tersebut (wawancara, FS. 7/8/2017)
Menurut guru Pendidikan Agama Islam ibu (FS) mengenahi cara
dalam menangani peserta didik yang bermasalah yaitu:
“Ada mbak. Karena biasanya kita bersama – sama dengan guru
BK, kesiswaan, wali kelas, dan kepala sekolah dalam menangani
anak yang kenakalannya melampaui batas. Tapi kalau untuk
masalah yang ringan itu biasanya hanya guru BK saja yang
menanganinya. Ya itu semua tergantung tingkat kenakalannya
juga. Dan tentunya cara untuk menanganinya iu sama dengan cara
memberikan solusi sesuai dengan permasalahanatau kasus yang
76
siswa alami dan memberikan motivasi dan dukungan untuk
mengentaskan dari masalah yang siswa alami (wawancara,A.
7/8/2017)
l. Apa ada perubahan dengan adanya peran guru PAI dalam pelaksanaan
program Bimbingan dan Konseling
Menurut guru PAI satu yaitu ibu (FS) tentang perubahan dengan
adanya peran guru PAI dalam pelaksanaan program Bimbingan dan
Konseling bahwa:
“Setelah adanya sinergi guru PAI dalam program Bimbingan dan
Konseling siswa sudah banyak berubah menjadi anak yang
berakhlakul karimah diantaranya adalah:
a) Kedisiplinan semakin meningkat.
b) Angka pelanggaran terhadap tata tertib sekolah sudah mulai
menurun.
c) Dan kasus seperti free sex, miras, pencurian, pacaran, dll dapat
diminimalisir (wawancara,FS. 7/8/2017)”
Berbeda dengan pendapat guru PAI dua yaitu bapak (A)
mengenahi perubahan adanya peran GPAI dalam pelaksanaan
program Bimbingan dan Konseling bahwa:
“Siswa sudah mulai berubah, meskipun perubahan itu hanya
sedikit dan belum menunjukkan perubahan yang sangat menonjol.
Dan perubahan itu seperti halnya masalah nilai kedisiplinan,
kesopanan yang sudah mulai meningkat, dan pelanggaran yang
menyimpang terhadap peraturan sekolah pun juga sudah mulai
menurun (wawancara,A.7/8/2017)”
3. Hasil wawancara terhadap guru Bimbingan dan Konseling
Dari hasil wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling, peneliti
peneliti dapat menemukan beberapa hal yang terkait dengan peran guru
pendidikan agama islam bersinergi dalam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh pada tahun ajaran
77
2016/2017 yang mana di SMAN 1 Suruh ini terdapat dua guru Bimbingan
dan Konseling. Berikut merupakan hasil wawancara dengan narasumber
dalam penelitian:
a. Menurut ibu program Bimbingan dan Konseling itu apa
Menurut ibu (CDW) selaku guru BK satu di SMAN 1 Suruh
berpendapat bahwa:
“Program Bimbigan dan Konseling merupakan serangkaian
kegiatan yang sistematis, yaitu yang terencana, terorganisasi dan
berkoordinasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan penilaian dan pelaporan dalam suatu periode waktu
tertentu untuk mencapai suatu tujuan pelayanan Bimbingan dan
Konseling (wawancara,CDW.7/8/2017)”
Muncul pendapat baru dari ibu (I) selaku guru Bimbingan dan
Konseling dua mengemukakan bahwa:
“Program Bimbingan dan Konseling adalah suatu program yang
terencana. Perencanaan kegiatan layanan BK ini mengacu pada
kebutuhan siswa pada program tahunan (Prota), program
semestean (Promes) dan program bulanan (wawancara,I.
7/8/2017)”
b. Apa manfaat dan tujuan diadakannya program Bimbingan dan
Konseling
Ibu (CDW) guru BK satu berpendapat mengenahi manfaat dan
tujuan dari dilaksanakannya program Bimbingan dan Konseling
bahwa:
“Dengan diadakannya progran Bimbingan di SMAN 1 Sururh ini
memiliki manfaat untuk memberikan pelayanan bimbingan yang
lebih teratur dan memadahi. Selain dari manfaat tersebut program
ini juga memiliki sebuah tujuan agar selururh kegiatan dapat
terencana dan terorganisasi sehingga dapat berjalan dengan
lancar, efisien dan efekstif kearah pencapaian suatu tujun tersebut
(wawancara,CDW. 7/8/2017)”
78
Ibu (I) selaku guru BK dua memiliki pendapat lain mengenahi
manfaat dan tujuan dari dilaksanakannya program Bimbingan dan
Konseling bahwa:
“Dengan diadakannya program BK di sekolah ini memiliki
banyak manfaat, diantaranya untuk melaksanakan program
tahunan, semesteran, bulanan dan harian sesuai apa yang telah
dibutuhkan oleh siswa. Kemudian tujuan dari diadakannya
program ini adalah untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang
terkait dengan pendidikan dalam empat bidang diantanya bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir (wawancara,I.
7/8/2017)”
c. Bagaimana peran guru pendidikan agama islam bersinergi dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1
Suruh pada tahun ajaran 2016/2017
Menurut ibu (CDW) mengenahi peran guru pendidikan agama
islam bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling di SMA Negeri 1 Suruh yaitu:
“Dapat membentuk siswa mencapai kematangan dalam beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui dunia
pergaulan dan pendidikan (wawancara,CDW. 7/8/2017)”
Menurut guru BK dua ibu (I) mengenahi peran guru Pendidikan
Agama Islam bersinergi dalam melaksanakan program BK
menyatakan bahwa:
“Ya untuk guru PAI dapat membentuk siswa mencapai
kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt
melalui dunia pergaulan dan pendidikan. Sedangkan guru BK
membentuk manusia dalam mencapai kematangan hubungan
dengan teman sebaya, memandirikan siswa dalam memecahkan
masalah baik pribadi, sosial dan karir (wawancara,I. 7/8/2017)”
79
d. Apa faktor pendukung guru Pendidikan Agama Islam ikut serta
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
Menurut ibu (CDW) mengenahi faktor pendukung guru PAI ikut
serta dalam melaksanakan progam BK adalah:
“Untuk bekerjasama dan bertanggung jawab dalam membentuk
manusia berakhlaq mulia dan berbudi pekerti luhur
(wawancara,CDW. 7/8/2017)”
Pendapat lain dari guru BK dua ibu (I) mengenahi pendukung
guru PAI ikut serta dalam melaksanakan program BK adalah:
“Sebagai guru PAI sudah jelas menjadi pendukung terlaksananya
progrm BK di sekolah mendapatkan pendukung semua personil
sekolah termasuk guru PAI dalam membentuk manusia yang
berakhlakul karimah dan berbudi pekertu luhur (wawancara,I.
7/8/2017)”
e. Apa kendala yang biasa dialami guru Pendidikan Agama Islam
program Bimbingan dan Konseling
Dari ibu (CDW) dan ibu (I) memiliki pendapat yang sama
mengenahi apa kendala yang biasa dialami guru Pendidikan Agama
Islam program Bimbingan dan Konseling, bahwa:
“Menurut kami tidak ada kendala apapun. Karena semua program
ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan program yang ada
di sekolah (wawancara,CDW dan I. 7/8/2017)”
f. Apa faktor penghambat dalam pelaksanaan program Bimbingan dan
Konseling di SMA Negeri 1 Suruh
Ibu (CDW) dan ibu (I) berpendapat sama mengenahi faktor
penghambat program Bimbingan dan Konseling bahwa:
“Biasanya yang menjadi faktor penghambat dari program ini itu
adalah karena belum terpenuhinya atau lama dalam menunggu
80
persetujuan dari BOS atau RKAS (wawancara,CDW dan I.
7/8/2017)”
g. Masalah yang sering ditemui guru Pendidikan Agama Islam yang
bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
Menurut ibu (CDW) dan ibu (I) sebagai guru BK di SMAN 1
Suruh memiliki pernyataan yang sama mengenahi masalah yang
sering ditemui ketika melaksanakan program ini adalah:
“Masalah yang sering kita temui diantanya masalah kurang sopan
terhadap guru, masalah salah paham, masalah pribadi dengan
keluarga (orang tua yang kurang perhatian) dan pergaulan bebas
(wawancara,CDW dan I. 7/8/2017)”
h. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling
Menurut ibu (CDW) dan ibu (I) sebagai guru BK di SMAN 1
Suruh memiliki pernyataan yang sama mengenahi cara guru PAI
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling yaitu:
“Kami (guru BK) selalu bekerjasama dengan guru PAI. Dan guru
PAI biasanya mengadakan kegiatan – kegiatan yang berbau
dengan agama misal dengan melaksanakan kegiatan ekskul
ROHIS, melakukan sholat dhuhur berjamaah, membaca asmaul
husna setiap pagi dll (wawancara,CDW dan I. 7/8/2017)”
i. Metode apa yang digunakan guru Bimbingan dan Konseling dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
Menurut ibu (CDW) dan ibu (I) sebagai guru BK di SMAN 1
Suruh memiliki pernyataan yang sama mengenahi metode yang
digunakan guru BK dalam melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling yaitu:
81
“Dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling ini
metode yang kami lakukan adalah metode observasi. Metode ini
misalkan dengan melakukan kunjungan kerumah. Kemudian
metode klasikal, kelompok dan konseling individu
(wawancara,CDW dan I. 7/8/2017)”
j. Layanan yang diberikan guru Bimbingan dan Konseling dalam
menangani peserta didik yang bemasalah
Menurut ibu (CDW) dan ibu (I) sebagai guru BK di SMAN 1
Suruh memiliki pernyataan yang sama mengenahi layanan yang
diberikan guru Bimbingan dan Konseling dalam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling yaitu:
“Kami selalu memberikan beberapa layanan kepada siswa yang
bermasalah diantaranya adalah layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penempatan, layanan pembelajaran, layanan
konseling perorangan, layanan konseling kelompok dan layanan
bimbingan kelompok. Dan dalam menangani siswa yang
bermasalah kita tidak boleh memberikan sanksi kepada siswa
yang berupa sanksi fisik maupun non fisik, karena apabila kita
melakukan sanksi – sanksi tersebut maka kita sudah melanggar
dari tugas dan tanggung jawab kami sebagai guru Bimbingan dan
Konseling (wawancara,CDW dan I. 7/8/2017)
k. Apa ada cara khusus guru Bimbingan dan Konseling dalam
menangani peserta didik yang mengalami masalah dan siswa yang
kenakalannya sudah melampaui batas
Menurut ibu (CDW) dan ibu (I) dalam hal ini memiliki pendapat
yang sama mengenahi cara menangani peserta didik yang
bermasalah bahwa:
“Dalam menangani masalah siswa yang sudah melampaui
batasannya tentu saja ada cara tersendiri. Karena dalam
menangani masalah yang seperti itu kita perlu musyawarah. Dan
dalam hal ini kami bekerjasama dengan guru PAI, kepala sekolah,
kesiswaan dan wali kelas (konverensi kasus). Dan untuk
82
menangani siswa yang kasusnya ringan itu ya hampir sama hanya
metode dan pendekatannya berbeda (wawancara, CDW dan I.
7/8/2017)”.
l. Apa ada perubahan dengan adanya peran guru PAI dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling
Menurut ibu (CDW) selaku guru Bimbingan dan Konseling
berpendapat bahwa:
“Ya ada perubahan menjadi siswa siswi yang berbudi luhur dan
berakhlakul karimah dan menjadi manusia yang lebih baik dari
sebelumnya, meskipun perubahannya belum begitu menonjol
sekali (wawancara,CDW. 7/8/2017)”
Menurut ibu (I) yang juga selaku guru Bimbingan dan Konseling
dua juga berpendapat yang sama bahwa:
“Ya tentunya ada perubahan terbentuknya akhlaq mulia dan bukti
pekerti yang luhur, dan menjadi anak yang baik pula
(wawancara,(I). 7/8/2017)
C. ANALISIS DATA
1. Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut serta melaksanakan
program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Suruh tahun
ajaran 2016/2017
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan di lapangan, peneliti
dapat menyimpulkan tentang peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
bersinergi melaksanakan program bimbingan dan konseling di SMA
Negeri 1 Suruh tahun ajaran 2016/2017
Peran utama dari seorang guru disekolah adalah mendidik. Mendidik
itu dilakukan dalam bentuk mengajar, sebagian dalam bentuk
83
memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberikan contoh,
membiasakan dan lain-lain (Ahmad ,1992:78)
Disebuah sekolah guru pendidikan agama islam memiliki peranan
yang sangat penting unuk mewujudkan sebuah tujuannya, diantaranya
peranan tersebut yaitu, guru sebagai pendidik, pengelola, perencana
pembelajaran, administrator, sumber pembelajaran, motivator, fasilitator,
pembimbing, infirmator, mediator, dan sebagai kolaborator.
a. Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidik merupakan pran-peran yang berkaitan
dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas
pengawasan dan pembinaan serta tugas-tugas yang berkaitan dengan
mendisipllinkan siswa. Agar siswa dapat disiplin terhadap peraturan-
peraturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
b. Guru sebagai pengelola atau Learning manager.
Guru sebagai pengelola kelas yaitu guru harus dapat Menciptakan
kondisi belajar dikelas yang optimal.
c. Guru sebagai perencana pembelajaran.
Perencanaan mengajar merupakan suatu perencanaan pemikiran
yang dibuat oleh guru secara sistematis. Berupa prinsip-prinsip
mengajar yang akan diterapkan dalam pengajaran dikelas. Olehs
sebab itu, guru harus berfikir dalam perencanaan pengajaran secara
saksama dalam meningkatkan pembelajaran bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas pengajarannya
84
d. Guru sebagai administrator
Guru sebagai administrator yaitu seorang guru harus pela
mengerti dan melaksanakan urutan tata usaha terutama yang
berhubungan dengan administrasi pendidikan (Kompri, 2015: 45)
e. Guru sebagai sumber
Guru sebagai sumber belajar dan sumber keagamaan yakni
dimana guru dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
siswa, baik berupa pengetahuan, keterangan maupun sikap.
f. Guru sebagai motivator
Guru sebagai motivator yakni memberikan dorongan dan
semangat agar siswa mau dan giat belajar.
g. Guru sebagai fasilitator
Guru sebagai fasilitator yakni menyediakan situasi dan kondisi
yang dibutuhkan individu yang belajar (Ramayulis, 1990:29) .
h. Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing, yakni memberikan bimbingan
terhadap siswa dalam interaksi belajar mengajar agar siswa tersebut
mampu belajar dengan lancar, dan berhasil secara efektif dan efisien.
i. Guru sebagai informator
Kinerja guru berkaitan dengan tugasnya yaitu membantu guru
pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan layanan
Bimbingan dan Konseling kepada siswa pada umumnya. Guru sebagai
85
informator yaitu memberikan informasi tentang layanan Bimbingan
dan Konseling, tujuan, fungsi dan manfaatnya bagi siswa.
j. Guru sebagai mediator
Guru sebagai mediator, yakni seorang guru diminta untuk
melakukan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan bimbingan
dan pengalihtanganan siswa yang memerlukan Bimbingan dan
Konseling kepada guru pembimbing ata konselor sekolah.
k. Guru sebagai kolabolator
Guru dapat berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah
dalam penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi,
layanan pembelajaran atau dalam pelaksanaan kegiatan pendukung
seperti konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan linnya yang
relevan.
dengan demikian peranan guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Bersinergi Melaksanakan Program Bimbingan dan Konseling di SMA
Negeri 1 Suruh telah memenuhi ruang lingkup peranannya sebagai guru
Pendidikan Agama Islam yang bersinergi dalam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling. Seperti hal nya yang telah dikemukakan oleh
SP, FS, AD, CDW dan IS bahwa guru PAI telah berkolaborasi dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling dengan baik dan
sangat membantu dalam memberikan fasilitas yang terkait dalam upaya
mengatasi kasus yang berkaitan dengan kepribadian siswa, mengentaskan
masalah yang di alami siswa dan membentuk siswa mencapai
86
kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt melalui
dunia pergaulan dan pendidikan.
2. Guru Pendidikan Agama Islam dengan guru Bimbingnan dan
Konseling bersinergi dalam melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling di SMA Negeri 1 Suruh
Menurut Djumhur dan Moh. Surya yang dikutip kompri (2015),
peranan guru PAI dalam program layanan Bimbingan dan Konseling
yaitu sebagai berikut:
6) Guru sebagai tokoh kunci bimbingan karena gurulah yang selalu
berada dalam hubungan yang erat dengan siswanya.
7) Guru harus dapat memahami siswa sebagai individu. Layanan
bimbingan ini tidak akan berhasil apabila guru tidak dapat
mengenal individu siswanya.
8) Guru melakukan perbaikan tingkah laku siswa dengan cara
memahami individu siswanya yang dilengkai dengan mengenal
sebab-sebab mengapa siswa bertingkah laku tertentu, hal itu dapat
mempengaruhi interpretasi dan alternatif perbaikan yang akan
dilakukan oleh guru.
9) Guru melakukan pertemuan “dari hati ke hati” dengan siswa. Hal
ini dilakukan ketika sekolah sebelum dilakukan, waktu istirahat
atau setelah sekolah usai.
10) Guru mengadakan pertemuan dengan wali murid. Dengan tujuan
agar guru lebih dapat memahami diri siswa dan latar belakang
87
keluarganya sehingga ditemukan adanya saling pengertian dan
kerja sama yang baik antara kedua belah pihak, sehingga sangat
membantu kelancaran bimbingan (Kompri, 2015: 43)
dengan demikian cara guru Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1
Suruh telah memenuhi ruang lingkup peranannya sebagai guru
Pendidikan Agama Islam yang bersinergi dalam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling. Seperti halnya yang telah dikemukakan oleh
SP, FS, AD, CDW dan IS bahwa guru PAI bersinergi dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1
Suruh dengan cara melaksanakan kegiatan – kegiatan keagamaan,
memberikan pengarahan dan motivasi- motivasi yang berbau dengan
keagamaan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru agama Islam dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling ini diantaranya adalah
seperti melakukan sholat dzuhur berjamaah, sholat jum‟at berjamaah,
mengadakan ekskul yaitu ROHIS, membaca asmaul husna setiap pagi
sebelum jam pelajaran dimulai, diadakan program infak setiap hari
jum‟at dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan keagamaan yang
dilakukan guru PAI agar presentase siswa dalam melakukan pelanggaran
yang menyimpang terhadap norma agama dan pelanggaran terhadap tata
tertib yang ada di sekolah dapat berkurang.
88
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis mendiskripsikan pembahasan secara menyeluruh
sebagaimana yang sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya mengenahi
“peran guru pendidikan agama Islam dalam bersinergi melaksanakan
program bimbingan dan konseling di SMAN 1 suruh tahun ajaran
2016/2017” maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran guru Pendidikan Agama Islam dalam ikut serta melaksanakan
program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Suruh tahun ajaran
2016/2017.
Guru pendidikan agama Islam sangatlah berperan penting dalam
membangun karakter siswa agar menjadi anak yang berbudi pekerti
luhur, berakhlakul karimah, dan menciptakan manusia agar menjadi
insan yang taat beragama serta dalam menangani kasus-kasus yang
berhubungan dengan moral siswa. Sehingga para siswa enggan
melakukan pelanggaran yang sudah tertera dalam tata tertib sekolah dan
siswa juga lebih berhati – hati agar tidak melanggar aturan yang ada
dalam agama.
89
2. Cara guru Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh tahun ajaran
2016/2017
Guru Pendidikan Agama Islam bersinergi dalam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan cara antara
lain:
a) Memasukkan guru Bimbingan dan Konseling kedalam kegiatan-
kegiatan keagamaan.
b) Memasukkan kedalam tata tertib tentang tata cara berpakaian.
c) Mengadakan sholat jum‟at dan dzuhur berjamaah dan diadakan
program infak setiap hari jum‟at.
d) Diadakan eksul ROHIS
e) Memberikan motivasi-motivasi yang berbau religius saat
pembelajaran sedang berlangsung
B. SARAN
Dari tulisan yang sudah peneliti uraikan diatas, penulis akan
memberikan saran – saran sebagai berikut:
1. Untuk sekolah diharapkan bisa meningkatkan kerjasamanya dalam
menjalankan program Bimbingan dan Konseling dalam rangka membantu
mengentaskan masalah kenakalan siswa baik masalah yang ringan
maupun masalah yang berat dan membangun karakter siswa yang dekat
dengan nilai – nilai agama.
90
2. Untuk tenaga pendidik lainnya diharapkan juga bisa ikut serta
meningkatkan program Bimbingan dan Konseling agar program ini
berjalan dengan lacar sesuai harapan.
3. Untuk peneliti lain diharapkan bisa mengkaji lebih mendalam tentang
masalah ini. Dimaksudkan agar lebih sempurna, sebagai sumbangan
akademik terhadap kemajuan dalam dunia pendidikan.
Demikianlah penelitian skripsi ini telah selesai dengan bantuan
berbagai pihak. Kekurangan dari penelitian ini, penulis mengharap kritik serta
saran yang membangun dari berbagai pihak sebagai bahan evaluasi untuk
penelitian selanjutnya. Sedikit harapan penulis dalam penelitian ini, semoga
penelitian ini dijadikan sebagai sumbangsih ilmu untuk memperkaya
khazanah keilmuanan bagi semua pihak terutama bagi proses Bimbingan dan
Konseling, dan semoga dapat memberikan manfaat kepada seluruh lapisan
masyarakat yang mendapatkan kesempatan untuk mengkaji.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu dan Noor Salimi. 1991. MKDU Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikilogi Belajar, Jakarta : Asdi
Mahasatya.
Asdiqoh, Siti. 2012. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah. Cet-1. Salatiga:
STAIN Salatiga Press
Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Cet ke-9. Jakarta: Bumi Aksara
Hadi, Aslam. 1980. Pengantar Filsafat Islam. Cet. Ke-1. Jakarta: Rajawali.
Hendrarno, Eddy. 2003. et. al, Bimbingan dan Konseling, Cet. III, Semarang :
Swadaya Manunggal
Hermawan Warsito.1993. Pengantar Metodologi Penelitian (Buku Panduan
Mahasiswa). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Cet ke-1. Bandung: PT. Rosda
Karya
Mulyana Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Nawawi Hadari. 1993. Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Usana Offset Printing
Surabaya
Partiwisastro. 1985. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah-Sekolah, Jakarta :
Erlangga
Poerwodarminto WJS. 1993. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Prayitno dan Erman Anti. 2008. Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling. Cet. Ke-2.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Putra Nusa dan Santi Lisnawati. 2012. Penelitian kualitatif Pendidikan Agama Islam.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Ramayulis. 1990. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Cet ke-1. Jakarta: Kalam
Mulia
Sarosa. 2012. Penelitian Kualitatif Dasar – Dasar. Jakarta: PT. Indeks
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suharsono, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa ketut. 1987. Bimbingan Karir disekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Supranto. J. 2003. Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Suryabrata Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Cet ke-1. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya Offset
92
Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis
integrasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Umiarso dan Imam Gozali. 2010. Managemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan. Cet ke-1. Yogyakarta: IRCiSoD
Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
2006. Jakarta: Sinar Grafika
Walgito Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Cet. Ke-3. Yogyakarta:
ANDI OFFSET
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
A. Kepada Kepala sekolah SMA N 1 Suruh Desa Jatirejo Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
1. Menurut bapak program Bimbingan dan Konseling itu apa?
2. Apa manfaat dan tujuan dengan diadakannya program Bimbingan dan
Konseling di sekolah?
3. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam bersinergi
melaksanakan program, Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 suruh
ini pada tahun ajaran 2016/2017?
4. Masalah siswa yang seperti apa saja yang sering ditemui GPAI dan
guru BK di SMA N 1 Suruh?
5. Apa faktor pendukung sehingga guru Pendidikan Agama Islam ikut
serta melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1
Suruh ini?
6. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam program Bimbingan dan
Konseling di SMA 1 Suruh ini?
7. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Suruh ini
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling?
8. Apakah dengan adanya peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 ini dapat
membuat perubahan siswa siswinya menjadi anak yang berbudi luhur
dan berakhlakul karimah?
B. Kepada Guru Penidikan Agama Islam (1) SMA N 1 Suruh Desa
Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2016/2017
1. Menurut ibu program Bimbingan dan Konseling itu apa?
2. Apa manfaat dan tujuan dengan diadakannya program Bimbingan dan
Konseling di sekolah?
3. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam bersinergi
melaksanakan program, Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 suruh
ini pada tahun ajaran 2016/2017?
4. Apa faktor pendukung sehingga guru Pendidikan Agama Islam ikut
serta melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1
Suruh ini?
5. Apakah ada kendala atau penghambat selama ibu dalam bersinergi
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Suruh
ini?
6. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di SMA 1 Suruh ini?
7. Masalah apa saja yang sering ditemui guru Pendidikan Agama Islam
yang bersinergi dalam melaksanakan Program Bimbingan dan
Konseling di SMAN 1 Suruh ini?
8. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Suruh ini
dalam bersinergi melaksanakan program Bimbingan dan Konseling?
9. Metode apa yang digunakan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
bersinergi melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA
N 1 Suruh ini?
10. Layanan apa saja yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam dalam
mnangani peserta didik yang bermasalah?
11. Apakah ada bimbingan atau penanganan khusus dari GPAI apabila
ada siswa siswi yang kenakalannya sudah melampaui batasannya
sebagai siswa? Dan bagaimana cara menanganinya?
12. Apakah dengan adanya peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 ini dapat
membuat banyak perubahan siswa siswinya menjadi anak yang
berbudi luhur dan berakhlakul karimah?
C. Kepada Guru Penidikan Agama Islam (2) SMA N 1 Suruh Desa
Jatirejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2016/2017
1. Menurut bapak program Bimbingan dan Konseling itu apa?
2. Apa manfaat dan tujuan dengan diadakannya program Bimbingan dan
Konseling di sekolah?
3. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam bersinergi
melaksanakan program, Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 suruh
ini pada tahun ajaran 2016/2017?
4. Apa faktor pendukung sehingga guru Pendidikan Agama Islam ikut
serta melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1
Suruh ini?
5. Apakah ada kendala atau penghambat selama ibu dalam bersinergi
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Suruh
ini?
6. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di SMA 1 Suruh ini?
7. Masalah apa saja yang sering ditemui guru Pendidikan Agama Islam
yang bersinergi dalam melaksanakan Program Bimbingan dan
Konseling di SMAN 1 Suruh ini?
8. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Suruh ini
dalam bersinergi melaksanakan program Bimbingan dan Konseling?
9. Metode apa yang digunakan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
bersinergi melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA
N 1 Suruh ini?
10. Layanan apa saja yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam dalam
mnangani peserta didik yang bermasalah?
11. Apakah ada bimbingan atau penanganan khusus dari GPAI apabila
ada siswa siswi yang kenakalannya sudah melampaui batasannya
sebagai siswa? Dan bagaimana cara menanganinya?
12. Apakah dengan adanya peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 ini dapat
membuat banyak perubahan siswa siswinya menjadi anak yang
berbudi luhur dan berakhlakul karimah?
D. Guru Bimbingan dan Konseling (1) SMA N 1 Suruh Desa Jatirejo
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
1. Menurut ibu program Bimbingan dan Konseling itu apa?
2. Apa manfaat dan tujuan dilaksanakannya program Bimbingan dan
Konseling di SMA N 1 Suruh ini?
3. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam bersinergi
melaksanakan program, Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 suruh
ini pada tahun ajaran 2016/2017?
4. Apa faktor pendukung sehingga guru Pendidikan Agama Islam ikut
serta melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1
Suruh ini?
5. Apakah ada kendala atau penghambat selama guru Pendidikan Agama
Islam dalam bersinergi melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling di SMA N 1 Suruh ini?
6. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di SMA 1 Suruh ini?
7. Masalah apa saja yang sering ditemui guru Pendidikan Agama Islam
yang bersinergi dalam melaksanakan Program Bimbingan dan
Konseling di SMAN 1 Suruh ini?
8. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Suruh ini
dalam bersinergi melaksanakan program Bimbingan dan Konseling?
9. Metode apa yang digunakan guru Bimbingan dan Konsling
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Suruh
ini?
10. Layanan apa saja yang dilakukan guru Bimbingan dan Konseling
dalam menangani siswa siswi yang bermasalah?
11. Apakah ada bimbingan atau penanganan khusus apabila ada siswa
siswi yang kenakalannya sudah melampaui batasannya sebagai siswa?
Dan bagaimana cara menanganinya?
12. Apakah dengan adanya peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 ini dapat
membuat banyak perubahan siswa siswinya menjadi anak yang
berbudi luhur dan berakhlakul karimah?
E. Guru Bimbingan dan Konseling (2) SMA N 1 Suruh Desa Jatirejo
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
1. Menurut ibu program Bimbingan dan Konseling itu apa?
2. Apa manfaat dan tujuan dilaksanakannya program Bimbingan dan
Konseling di SMA N 1 Suruh ini?
3. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam bersinergi
melaksanakan program, Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 suruh
ini pada tahun ajaran 2016/2017?
4. Apa faktor pendukung sehingga guru Pendidikan Agama Islam ikut
serta melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1
Suruh ini?
5. Apakah ada kendala atau penghambat selama guru Pendidikan Agama
Islam dalam bersinergi melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling di SMA N 1 Suruh ini?
6. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di SMA 1 Suruh ini?
7. Masalah apa saja yang sering ditemui guru Pendidikan Agama Islam
yang bersinergi dalam melaksanakan Program Bimbingan dan
Konseling di SMAN 1 Suruh ini?
8. Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Suruh ini
dalam bersinergi melaksanakan program Bimbingan dan Konseling?
9. Metode apa yang digunakan guru Bimbingan dan Konsling
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Suruh
ini?
10. Layanan apa saja yang dilakukan guru Bimbingan dan Konseling
dalam menangani siswa siswi yang bermasalah?
11. Apakah ada bimbingan atau penanganan khusus apabila ada siswa
siswi yang kenakalannya sudah melampaui batasannya sebagai siswa?
Dan bagaimana cara menanganinya?
12. Apakah dengan adanya peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 ini dapat
membuat banyak perubahan siswa siswinya menjadi anak yang
berbudi luhur dan berakhlakul karimah?
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Responden
Nama : Ibu FS
Status : Guru Pendidikan Agama Islam
Hari, Tanggal : Selasa, 8 Agustus 2017
Tempat Wawancara : Serambi Masjid SMA N 1 Suruh
2. Transkrip Wawancara
Peneliti : Menurut ibu apa yang dimaksud dengan program
Bimbingan dan Konseling itu?
Responden : “Program Bimbingan dan Konseling adalah salah satu
badan yang ada dalam lembaga pendidikan yang memberikan
pelayanan bimbingan kepada peserta didik dalam rangka
membentuk karakter dan kelancaran Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) dalam sebuah sekolah serta memberikan
pelayanan konsultasi terhadap peserta didik secara personal
dan klasikal.”
Peneliti : Apa manfaat dan tujuan dilaksanakan program Bimbingan
dan Konseling di SMAN 1 Suruh ini?
Responden : “Manfaat dari program Bimbingan dan Konseling disekolah
adalah membimbing, mengarahkan, memotivasi,
menyampaikan informasi serta tindak lanjut terhadap
program KBM. Sedangkan tujuan dari dilaksanakannya
program Bimbingan dan Konseling yaitu mewujudkan
lingkungan sekolah yang kondusif dan peserta didik yang
berkarakter dalam rangka menunjang proses pendidikannya
dan mempersiapkan peserta didik dalam merencanakan
tindak lanjutnya setelah lulus dari SMAN 1 Suruh ini, begitu
mbak
Peneliti : Bagaimana peran guru pendidikan agama islam bersinergi
dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di
SMA Negeri 1 Suruh pada tahun ajaran 2016/2017
Responden : “Peran guru Pendidikan Agama Islam yang brsinergi dalam
program Bimbingn dan Konselig ini sangatlah cukup baik
karena guru PAI sering dibutuhkan ketika menangani kasus
yang menyangkut tentang masalh moral agama dan juga
kegiatan – kegiatan agama (ROHIS) dan pembelajaran PAI
yang banyak menyampaikan tentang akhlakul karimah. Hal
itu cukup efektif untuk mencegah pelanggaran siswa terhadap
perilaku a-moral.”
Peneliti : Apa faktor pendukung guru Pendidikan Agama Islam ikut
serta melaksanakan program Bimbingan dan Konseling?
Responden : “Faktor yang mendukung guru PAI dalam bersinergi dengan
guru BK itu ya karena guru PAI dan guru BK itu memiliki
tujuan yang sama yaitu membimbing dan mengarahkan siswa
agar dapat belajar dengan baik, akhlaknya terbimbing dan
masa depannya terselamatkan, terarah dan jauh dari sebuah
kegagalan
Peneliti : Apa kendala yang biasa dialami guru Pendidikan Agama
Islam program Bimbingan dan Konseling?
Responden : “Kendala GPAI dalam bersinergi dengan guru BK adalah
jika guru Bk tidak seagama maka nilai – nilai karakter yang
ditanamkan kepada siswa juga berbeda. Walaupun seagama
pun kalau pemahaman guru BK tidak sama dengan guru PAI,
maka bisa menimbulkan miss kmunikasi.”
Peneliti : Apa faktor penghambat dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh
Responden : “faktor penghambat GPAI dalam melaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh
diantaranya:
a) Tidak sinkornnya Guru Pendidikan agama Islam
dengan guru Bimbingan dan Konseling dalam pemahaman
agama.
b) Tidak sinkronnya guru Pendidikan Agama Islam dan
guru Bimbingan dan Konseling dengan kebijakan sekolah
yang kadang – kadang sangat lunak (kurang tegas) kepada
siswa
Peneliti : Masalah apa saja yang sering ditemui guru Pendidikan
Agama Islam yang bersinergi dalam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Suruh ini?
Responden : “Masalah yang sering ditemui GPAI dan guru BK disini itu
ya seperti miras (minum – minuman keras), bolos sekolah,
pencurian, penipuan, pacaran, komunikasi anak dengan orang
tua, dan yang lebih parahnya lagi itu free sex (perzinaan) efek
dari pergaulan – pergaulan anak sekarang yang terlalu bebas
Peneliti : Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
Responden : “Cara guru PAI dalam bersinergi melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling adalah dengan cara memasukkan
guru BK dalam kegiatan – kegiatan keagamaan, dan
memberikan pendapat dalam penyusunan tata tertib sekolah
dengan memasukkan nilai – nilai islam dalam tata cara
berpakaian, kedisiplinan dan lain-lain
Peneliti : Metode apa yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam
dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling?
Responden : “Metode yang digunakan guru PAI lebih sering kepada
pendekatan persuasif atau individual. Karena dengan
pendekatan ini kan dilakukan dengan cara membujuk dan
tidak mengandung unsur paksaan dan kekerasan jadi lebih
enak untuk mengajak siswa untuk merubah dirinya menjadi
pribadi yang lebih baik lagi
Peneliti : Layanan apa saja yang diberikan guru Pendidikan Agama
Islam dalam menangani peserta didik yang bemasalah?
Responden : “Guru PAI memberikan pelayanan terhadap siswa yang
bermasalah yaitu dengan layanan konsultasi, bimbingan dan
pengarahan. Dengan adanya layanan konsultasi siswa akan
lebih berani berbagi cerita tentang masalah yang dialaminya
dan memungkinkan siswa memperoleh wawasan yang lebih.
Dengan adanya bimbingan dan pengarahan siswa juga akan
mudah dapat bimbingan dari konselor dan siswa juga akan
menjadi siswa yang lebih terarah
Peneliti : Apa ada cara khusus guru PAI dalam menangani peserta
didik yang mengalami masalah dan siswa yang kenakalannya
sudah melampaui batas?
Responden : “Ada caranya tersendiri. Cara menanganinya adalah akan
ditangani bersama – sama dengan guru PAI, guru BK, pihak
kesiswaan, wali kelas dan kepala sekolah menyatukan
langkah dan persepsi dengan berpedoman pada tata tertib
untuk menangani kasus – kasus yang luar biasa atau istimewa
itu, dan apabila kasus atau masalah yang dihadapi anak sudah
tidak bisa ditoleransi maka pihak sekolah terpaksa harus
mengembalikan kepada orang tuanya kembali. Akan tetapi
apabila kasusnya yang dialami siswa ringan itu tanpa guru
PAI guru BK bisa menanganinya atau menyelesaikannya
sendiri. Namun apabila untuk kasus yang besar, disitulah
guru BK memerlukan guru PAI untuk dimintai pertimbangan
dalam menangani kasus atau masalah tersebut
Peneliti : Apa ada perubahan dengan adanya peran guru PAI dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling?
Responden : “Setelah adanya sinergi guru PAI dalam program
Bimbingan dan Konseling siswa sudah banyak berubah
menjadi anak yang berakhlakul karimah diantaranya adalah:
d) Kedisiplinan semakin meningkat.
e) Angka pelanggaran terhadap tata tertib sekolah sudah
mulai menurun. Dan kasus seperti free sex, miras, pencurian,
pacaran, dll dapat diminimalisir
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Responden
Nama : Ibu CDW
Status : Guru Bimbingan dan Konseling
Hari, Tanggal : Selasa, 8 Agustus 2017
Tempat Wawancara : Ruang BK SMA N 1 Suruh
2. Transkrip Wawancara
Peneliti : Menurut ibu apa yang dimaksud dengan program
Bimbingan dan Konseling itu?
Responden : “Program Bimbigan dan Konseling merupakan serangkaian
kegiatan yang sistematis, yaitu yang terencana, terorganisasi
dan berkoordinasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan,
sampai dengan penilaian dan pelaporan dalam suatu periode
waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan pelayanan
Bimbingan dan Konseling.
Peneliti : Apa manfaat dan tujuan dilaksanakan program Bimbingan
dan Konseling di SMAN 1 Suruh ini?
Responden : “Dengan diadakannya progran Bimbingan di SMAN 1
Sururh ini memiliki manfaat untuk memberikan pelayanan
bimbingan yang lebih teratur dan memadahi. Selain dari
manfaat tersebut program ini juga memiliki sebuah tujuan
agar selururh kegiatan dapat terencana dan terorganisasi
sehingga dapat berjalan dengan lancar, efisien dan efekstif
kearah pencapaian suatu tujun tersebut Peneliti :
Bagaimana peran guru pendidikan agama islam bersinergi
dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di
SMA Negeri 1 Suruh pada tahun ajaran 2016/2017
Responden : “Dapat membentuk siswa mencapai kematangan dalam
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui
dunia pergaulan dan pendidikan
Peneliti : Apa faktor pendukung guru Pendidikan Agama Islam ikut
serta melaksanakan program Bimbingan dan Konseling?
Responden : “Untuk bekerjasama dan bertanggung jawab dalam
membentuk manusia berakhlaq mulia dan berbudi pekerti
luhur
Peneliti : Apa kendala yang biasa dialami guru Pendidikan Agama
Islam program Bimbingan dan Konseling?
Responden : “Menurut kami tidak ada kendala apapun. Karena semua
program ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
program yang ada di sekolah
Peneliti : Apa faktor penghambat dalam pelaksanaan program
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Suruh
Responden : “Biasanya yang menjadi faktor penghambat dari program
ini itu adalah karena belum terpenuhinya atau lama dalam
menunggu persetujuan dari BOS atau RKAS
Peneliti : Masalah apa saja yang sering ditemui guru Pendidikan
Agama Islam yang bersinergi dalam melaksanakan program
Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Suruh ini?
Responden : “Masalah yang sering kita temui diantanya masalah kurang
sopan terhadap guru, masalah salah paham, masalah pribadi
dengan keluarga (orang tua yang kurang perhatian) dan
pergaulan bebas
Peneliti : Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
Responden : “Kami (guru BK) selalu bekerjasama dengan guru PAI. Dan
guru PAI biasanya mengadakan kegiatan – kegiatan yang
berbau dengan agama misal dengan melaksanakan kegiatan
ekskul ROHIS, melakukan sholat dhuhur berjamaah,
membaca asmaul husna setiap pagi dll
Peneliti : Metode apa yang digunakan guru BK dalam melaksanakan
program Bimbingan dan Konseling?
Responden : “Dalam melaksanakan program Bimbingan dan Konseling
ini metode yang kami lakukan adalah metode observasi.
Metode ini misalkan dengan melakukan kunjungan kerumah.
Kemudian metode klasikal, kelompok dan konseling individu
Peneliti : Layanan apa saja yang diberikan guru BK dalam
menangani peserta didik yang bemasalah?
Responden : “Kami selalu memberikan beberapa layanan kepada siswa
yang bermasalah diantaranya adalah layanan orientasi,
layanan informasi, layanan penempatan, layanan
pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan
konseling kelompok dan layanan bimbingan kelompok. Dan
dalam menangani siswa yang bermasalah kita tidak boleh
memberikan sanksi kepada siswa yang berupa sanksi fisik
maupun non fisik, karena apabila kita melakukan sanksi –
sanksi tersebut maka kita sudah melanggar dari tugas dan
tanggung jawab kami sebagai guru Bimbingan dan Konseling
Peneliti : Apa ada cara khusus guru BK dalam menangani peserta
didik yang mengalami masalah dan siswa yang kenakalannya
sudah melampaui batas?
Responden : “Dalam menangani masalah siswa yang sudah melampaui
batasannya tentu saja ada cara tersendiri. Karena dalam
menangani masalah yang seperti itu kita perlu musyawarah.
Dan dalam hal ini kami bekerjasama dengan guru PAI,
kepala sekolah, kesiswaan dan wali kelas (konverensi kasus).
Dan untuk menangani siswa yang kasusnya ringan itu ya
hampir sama hanya metode dan pendekatannya berbeda
Peneliti : Apa ada perubahan dengan adanya peran guru PAI dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling?
Responden : “Ya ada perubahan menjadi siswa siswi yang berbudi luhur
dan berakhlakul karimah dan menjadi manusia yang lebih
baik dari sebelumnya, meskipun perubahannya belum begitu
menonjol sekali
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Responden
Nama : Bapak SP
Status : Kepala Sekolah
Hari, Tanggal : Selasa, 8 Agustus 2017
Tempat Wawancara : Ruang Kepala Sekolah SMA N 1 Suruh
2. Transkrip Wawancara
Peneliti : Menurut bapak program Bimbingan dan Konseling itu apa?
Responden : “Bimbingan Konseling adalah sebuah program yang tak
terpisahkan dalam penyelenggaraan pendidikan di SMAN 1
Suruh. Bimbinga Konseling bertugas atau berfungsi
memberikan fasilitas kepada siswa terkait dengan
perkembangan kepribadian dan akademik selama para siswa
belajar di sekolah.
Peneliti :Apa manfaat dan tujuan dengan diadakannya program
Bimbingan dan Konseling di sekolah?
Responden : “Untuk manfaat adanya BK disekolah yaitu untuk
memberikan fasilitas perkembangan siswa baik unsur
kepribadian maupun kademis, untuk memberikan bimbingan
dan fasilitas terkait dengan studi lanjut siswa jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan fasilitas
kepada siswa terkait dengan pemilihan karier saat sudah tidak
lagi bersekolah atau bekerja. Dan untuk tujuan diadakannya
BK di SMAN 1 Suruh yaitu membantu terlaksananya
program pendidikan di sekolah, membantu siswa dalam
pembentukan pribadi sebagai seorang remaja, serta
membantu siswa dalam mnghadapi dan menyelesaikan
masalah yang terkait dengan kepribadian, keluarga, sosial dan
akademis.”
Peneliti : Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
bersinergi melaksanakan program, Bimbingan dan Konseling
di SMA N 1 suruh ini pada tahun ajaran 2016/2017?
Responden : “Kalau menurut pengamatan saya peran guru PAI bersinergi
dalam program Bimbingan Konseling ini adalah membantu
guru BK dalam memberikan fasilitas yang terkait dengan
masalah pribadi siswa terutama terkait dengan pembentukan
mental akhlaq siswa.”
Peneliti :Masalah siswa yang seperti apa saja yang sering ditemui
GPAI dan guru BK di SMA N 1 Suruh?
Responden : “Masalah yang sering ditemui itu biasanya masalah
ketidakdisiplinan para siswa, ketidakrutinan siswa dalam
beribadah, dan perilaku perilaku yang menyimpang., seperti
halnya merokok, pacaran pencurian dll.”
Peneliti : Apa faktor pendukung sehingga guru Pendidikan Agama
Islam ikut serta melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling di SMA N 1 Suruh ini?
Responden : “Yang menjadi faktor pendukung guru PAI ikut serta
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling de sekolah
adalah kedekatan bidang harapan guru PAI dan guru BK.
Kedua guru mapel tersebut memiliki kesamaan terkait
sasaran akhir yaitu perkembangan akhlaq dan kepribadan
siswa.”
Peneliti : Apa yang menjadi faktor penghambat dalam program
Bimbingan dan Konseling di SMA 1 Suruh ini?
Responden : “Yang menjadi faktor penghambat dalam program
Bimbingan dan Konseling di SMA 1 Suruh ini yaitu tentang
keberagaman siswa di sekolah yang berasal dari latar
belakang sosial ekonomi yang sangat bervariasi, kemudian
durasi temu tatap muka yang hanya berdurasi 45 menit saja,
fasilitas ruang yang kurang memadahi dan pandangan bahwa
Bimbingan dan Konseling hanya berfungsi mengatasi siswa
yang bermasalah saja.”
Peneliti : Bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam di SMA N 1
Suruh ini melaksanakan program Bimbingan dan Konseling?
Responden : “Guru PAI biasanya melaksanakan program Bimbingan dan
Konseling dengan cara:
e) Memberikan pengarahan atau masukan atau pengantar
perlunya akhlak baik pada saat memulai pembelajaran
f) Diadakan program sholat dzuhur berjamaah dn sholat
jum‟at
g) Diadakan program infak jum‟at, dan
h) Pendekatan informal kepada siswa diluar kelas.”
Peneliti : Apakah dengan adanya peran guru Pendidikan Agama Islam
dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di
SMA N 1 ini dapat membuat perubahan siswa siswinya
menjadi anak yang berbudi luhur dan berakhlakul karimah?
Responden : “Ya diharapkan dengan ikut sertanya guru PAI dalam
program Bimbingan dan Konseling dapat menjadikan siswa
lebih baik akhlaq dan perangainya. Kalau perubahan yang
mencolok atau menonjol belum ada tetapi masalah
kedisiplinan siswa mulai tumbuh lebih baik, sopan santun
siswa lebih terpelihara dan penyimpangan perilaku dapat
ditekan dan ditahan.”
TRANSKRIP WAWANCARA
No Pedoman Pertanyaan
Responden
Kepala Sekolah Guru Pendidikan
Agama Islam
Guru Bimbingan dan
Konseling
1. Peran guru Pendidikan
Agama Islam dalam
ikut serta melaksana-
kan program bimbi-
ngan dan konseling.
Menurut bapak/ibu
apa yang dimaksud
dengan Bimbingan
dan Konseling?
“Bimbingan Konseling
adalah sebuah program
yang tak terpisahkan
dalam penyelenggaraan
pendidikan di SMAN 1
Suruh. Bimbingan dan
Konseling bertugas atau
berfungsi membe-rikan
fasilitas kepada siswa
terkait dengan perkem-
bangan kepribadian dan
akademik selama para
siswa belajar di sekolah.”
“Program Bimbingan
dan Konseling adalah
salah satu badan yang
ada dalam lembaga
pendidikan yang mem-
berikan pelayanan bim-
bingan kepada peserta
didik dalam rangka
membentuk karakter
dan kelancaran Kegia-
tan Belajar Mengajar
(KBM) dalam sebuah
sekolah serta memberi-
kan pelayanan konsul-
tasi terhadap peserta
“Program Bimbigan
dan Konseling meru-
pakan serangkaian ke-
giatan yang sistematis,
yaitu yang terencana,
terorganisasi dan ber-
koordinasi sejak dari
perencanaan, pelaksa-
naan, sampai dengan
penilaian dan pelapo-
ran dalam suatu
periode waktu tertentu
untuk mencapai suatu
tujuan pelayanan Bim-
bingan dan Konse-
didik secara personal
dan klasikal.”
ling.”
Apa manfaat dan
tujuan dilaksanakan
program Bimbingan
dan Konseling di
SMAN 1 Suruh ini?
Manfaat adanya BK
disekolah yaitu untuk
memberikan fasilitas
perkembangan siswa
baik unsur kepribadian
maupun kademis, untuk
memberikan bimbingan
dan fasilitas terkait
dengan studi lanjut siswa
jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, dan
memberikan fasilitas
kepada siswa terkait
dengan pemilihan karier
saat sudah tidak lagi
bersekolah atau bekerja.
Dan tujuan diadakannya
“Manfaat dari program
Bimbingan dan Konse-
ling disekolah adalah
membimbing, meng-
arahkan, memotivasi,
menyampaikan infor-
masi serta tindak lanjut
terhadap program
KBM. Sedangkan tu-
juan dari dilaksana-
kannya program Bimbi-
ngan dan Konseling
yaitu mewujudkan
lingkungan sekolah
yang kondusif dan
peserta didik yang
berkarakter dalam
Program Bimbingan di
SMAN 1 Suruh ini
memiliki manfaat un-
tuk memberikan pela-
yanan bimbingan yang
lebih teratur dan
memadahi. Selain dari
manfaat tersebut pro-
gram ini juga memiliki
sebuah tujuan agar
seluruh kegiatan dapat
terencana dan ter-
organisasi sehingga
dapat berjalan dengan
lancar, efisien dan
efekstif kearah pen-
capaian suatu tujun
BK di SMAN 1 Suruh
yaitu membantu terlak-
sananya program pen-
didikan di sekolah,
membantu siswa dalam
pembentukan pribadi
sebagai seorang remaja,
serta membantu siswa
dalam mnghadapi dan
menyelesaikan masalah
yang terkait dengan
kepribadian, keluarga,
sosial dan akademis.”
rangka menunjang
proses pendidikannya
dan mempersiapkan
peserta didik dalam
merencanakan tindak
lanjutnya setelah lulus
dari SMAN 1 Suruh
ini.”
tersebut.”
Bagaimana peran guru
pendidikan agama
islam bersinergi dalam
melaksanakan pro-
gram Bimbingan dan
Konseling di SMA
Guru PAI bersinergi
dalam program Bimbi-
ngan Konseling ini
berperan membantu guru
BK dalam memberikan
fasilitas yang terkait
“Peran guru Pendidikan
Agama Islam yang
brsinergi dalam pro-
gram Bimbingn dan
Konselig ini sangatlah
cukup baik karena guru
“Dapat membentuk
siswa mencapai kema-
tangan dalam beriman
dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
melalui dunia per-
Negeri 1 Suruh pada
tahun ajaran
2016/2017?
dengan masalah pribadi
siswa terutama terkait
dengan pembentukan
mental akhlaq siswa”
PAI sering dibutuhkan
ketika menangani kasus
yang menyangkut ten-
tang masalh moral
agama dan juga
kegiatan–kegiatan aga-
ma (ROHIS) dan
pembelajaran PAI yang
banyak menyampaikan
tentang akhlakul kari-
mah. Hal itu cukup
efektif untuk mencegah
pelanggaran siswa ter-
hadap perilaku a-
moral.”
gaulan dan pen-
didikan.”
Apa faktor pendukung
guru Pendidikan
Agama Islam ikut
serta melaksanakan
“Yang menjadi faktor
pendukung guru PAI ikut
serta melaksanakan pro-
gram Bimbingan dan
“Faktor yang mendu-
kung guru PAI dalam
bersinergi dengan guru
BK itu ya karena guru
“Untuk bekerjasama
dan bertanggung jawab
dalam membentuk
manusia berakhlaq
program Bimbingan
dan Konseling?
Konseling de sekolah
adalah kedekatan bidang
harapan guru PAI dan
guru BK. Kedua guru
mapel tersebut memiliki
kesamaan terkait sasaran
akhir yaitu perkem-
bangan akhlaq dan
kepribadan siswa.”
PAI dan guru BK itu
memiliki tujuan yang
sama yaitu mem-
bimbing dan meng-
arahkan siswa agar
dapat belajar dengan
baik, akhlaknya ter-
bimbing dan masa
depannya tersela-
matkan, terarah dan
jauh dari sebuah
kegagalan
mulia dan berbudi
pekerti luhur.”
Apa kendala yang
biasa dialami guru
Pendidikan Agama
Islam program
Bimbingan dan
Konseling?
Faktor penghambat
dalam program Bimbi-
ngan dan Konseling di
SMA 1 Suruh ini yaitu
tentang keberagaman
siswa di sekolah yang
berasal dari latar
“Kendala GPAI dalam
bersinergi dengan guru
BK adalah jika guru Bk
tidak seagama maka
nilai – nilai karakter
yang ditanamkan kepa-
da siswa juga berbeda.
“Menurut kami tidak
ada kendala apapun.
Karena semua program
ini dapat berjalan
dengan lancar sesuai
dengan program yang
ada di sekolah.
belakang sosial ekonomi
yang sangat bervariasi,
kemudian durasi temu
tatap muka yang hanya
berdurasi 45 menit saja,
fasilitas ruang yang
kurang memadahi dan
pandangan bahwa Bimbi-
ngan dan Konseling
hanya berfungsi meng-
atasi siswa yang
bermasalah saja.”
Walaupun seagama pun
kalau pemahaman guru
BK tidak sama dengan
guru PAI, maka bisa
menimbulkan miss
kmunikasi.”
Apa faktor peng-
hambat dalam pelak-
sanaan program Bim-
bingan dan Konseling
di SMA Negeri 1
Suruh
“Yang menjadi faktor
penghambat dalam
program Bimbingan dan
Konseling di SMA 1
Suruh ini yaitu tentang
keberagaman siswa di
sekolah yang berasal dari
“Faktor penghambat
GPAI dalam
melaksanaan program
Bimbingan dan
Konseling di SMA
Negeri 1 Suruh
diantaranya: a) Tidak
“Biasanya yang
menjadi faktor peng-
hambat dari program
ini itu adalah karena
belum terpenuhinya
atau lama dalam
menunggu perse-tujuan
latar belakang sosial
ekonomi yang sangat
bervariasi, kemudian
durasi temu tatap muka
yang hanya berdurasi 45
menit saja, fasilitas ruang
yang kurang memadahi
dan pandangan bahwa
Bimbingan dan
Konseling hanya
berfungsi mengatasi
siswa yang bermasalah
saja.”
sinkornnya Guru
Pendidikan agama
Islam dengan guru
Bimbingan dan
Konseling dalam
pemahaman agama. b)
Tidak sinkronnya guru
Pendidikan Agama
Islam dan guru
Bimbingan dan
Konseling dengan
kebijakan sekolah yang
kadang – kadang sangat
lunak (kurang tegas)
kepada siswa
dari BOS atau RKAS
2. Cara guru Pendidikan
Agama Islam
melaksanakan
program Bimbingan
Bagaimana cara guru
Pendidikan Agama
Islam melaksanakan
program Bimbingan
“Guru PAI biasanya
melaksanakan program
Bimbingan dan
Konseling dengan cara:
“Cara guru PAI dalam
bersinergi melaksa-
nakan program Bim-
bingan dan Konseling
guru PAI biasanya
mengadakan kegiatan –
kegiatan yang berbau
dengan agama misal
dan Konseling dan Konseling? a) Memberikan pengara-
han atau masukan atau
pengantar perlunya
akhlak baik pada saat
memulai pembelajaran.
b) Diadakan program
sholat dzuhur berjamaah
dn sholat jum‟at. c)
Diadakan program infak
jum‟at. d) Pendekatan
informal kepada siswa
diluar kelas.”
adalah dengan cara
memas-ukkan guru BK
dalam kegiatan –
kegiatan keagamaan,
dan memberikan pen-
dapat dalam penyusu-
nan tata tertib sekolah
dengan memasukkan
nilai – nilai islam dalam
tata cara berpakaian,
kedisiplinan dan lain-
lain”
dengan melaksanakan
kegiatan ekskul
ROHIS, melakukan
sholat dhuhur
berjamaah, membaca
asmaul husna setiap
pagi dll
Apa ada cara khusus
guru PAI dalam
menangani peserta
didik yang mengalami
masalah dan siswa
yang kenakalannya
sudah melampaui
“Caranya dengan
mengadakan kegiatan
keagamaan, mengajak
anak ke hal-hal yang
positif, memberi bimbi-
ngan yang berbau
religius.”
“Ada caranya tersen-
diri. Cara menanga-
ninya adalah akan
ditangani bersama –
sama dengan guru PAI,
guru BK, pihak
kesiswaan, wali kelas
“Dalam menangani
masalah siswa yang
sudah melampaui
batasannya tentu saja
ada cara tersendiri.
Karena dalam mena-
ngani masalah yang
batas? dan kepala sekolah
menyatukan langkah
dan persepsi dengan
berpedoman pada tata
tertib untuk menangani
kasus – kasus yang luar
biasa atau istimewa itu,
dan apabila kasus atau
masalah yang dihadapi
anak sudah tidak bisa
ditoleransi maka pihak
sekolah terpaksa harus
mengembalikan kepada
orang tuanya kembali.
Akan tetapi apabila
kasusnya yang dialami
siswa ringan itu tanpa
guru PAI guru BK bisa
menanganinya atau
seperti itu kita perlu
musyawarah. Dan
dalam hal ini kami
bekerjasama dengan
guru PAI, kepala
sekolah, kesiswaan dan
wali kelas (konverensi
kasus). Dan untuk
menangani siswa yang
kasusnya ringan itu ya
hampir sama hanya
metode dan pende-
katannya berbeda.”
menyelesaikannya
sendiri. Namun apabila
untuk kasus yang besar,
disitulah guru BK
memerlukan guru PAI
untuk dimintai
pertimbangan dalam
menangani kasus atau
masalah tersebut
Metode apa yang
digunakan guru Pendi-
dikan Agama Islam
dalam melaksanakan
program Bimbingan
dan Konseling?
“Dengan pendekatan
persuasif, metode obser-
vasi, metode klasikal dan
konseling individu.”
“Metode yang diguna-
kan guru PAI lebih
sering kepada pende-
katan persuasif atau
individual. Karena
dengan pendekatan ini
kan dilakukan dengan
cara membujuk dan
tidak mengandung
unsur paksaan dan
“Dalam melaksanakan
program Bimbingan
dan Konseling ini
metode yang kami
lakukan adalah metode
observasi. Metode ini
misalkan dengan
melakukan kunjungan
kerumah. Kemudian
metode klasikal,
kekerasan jadi lebih
enak untuk mengajak
siswa untuk merubah
dirinya menjadi pribadi
yang lebih baik lagi
kelompok dan
konseling individu.”
Layanan apa saja
yang diberikan guru
Pendidikan Agama
Islam dalam mena-
ngani peserta didik
yang bemasalah?
“Layanan yang di
berikan guru PAI dengan
layanan pengarahan,
konsultasi, pengarahan,
dan layanan
pembelajaran.”
“Guru PAI memberikan
pelayanan terhadap
siswa yang bermasalah
yaitu dengan layanan
konsultasi, bimbingan
dan pengarahan.
Dengan adanya layanan
konsultasi siswa akan
lebih berani berbagi
cerita tentang masalah
yang dialaminya dan
memungkinkan siswa
memperoleh wawasan
yang lebih. Dengan
“Layanan guru BK dan
PAI sedikit berbeda.
Kami selalu membe-
rikan beberapa layanan
kepada siswa yang
bermasalah dianta-
ranya adalah layanan
orientasi, layanan
informasi, layanan
penempatan, layanan
pembelajaran, layanan
konseling perorangan,
layanan konseling
kelompok dan layanan
adanya bimbingan dan
pengarahan siswa juga
akan mudah dapat
bimbingan dari
konselor dan siswa juga
akan menjadi siswa
yang lebih terarah
bimbingan kelompok.
Dan dalam menangani
siswa yang bermasalah
kita tidak boleh
memberikan sanksi
kepada siswa yang
berupa sanksi fisik
maupun non fisik,
karena apabila kita
melakukan sanksi –
sanksi tersebut maka
kita sudah melanggar
dari tugas dan
tanggung jawab kami
sebagai guru
Bimbingan dan
Konseling.”
Apa ada perubahan
dengan adanya peran
“Sangat ada perubahan
menjadi siswa siswi yang
“Setelah adanya sinergi
guru PAI dalam
“Setelah adanya
program ini siswa
guru PAI dalam
pelaksanaan program
Bimbingan dan
Konseling?
berbudi luhur dan
berakhlakul karimah dan
menjadi manusia yang
lebih baik dari
sebelumnya, meskipun
perubahannya belum
begitu menonjol sekali.”
program Bimbingan
dan Konseling siswa
sudah banyak berubah
menjadi anak yang
berakhlakul karimah
diantaranya adalah: a)
Kedisiplinan semakin
meningkat. b) Angka
pelanggaran terhadap
tata tertib sekolah sudah
mulai menurun. Dan
kasus seperti free sex,
miras, pencurian,
pacaran, dll dapat
diminimalisir.”
siswi menjadi siswa
yang berbudi luhur dan
berakhlakul karimah
dan menjadi manusia
yang lebih baik dari
sebelumnya, meskipun
perubahannya belum
begitu menonjol sekali
Lampiran 5
DOKUMENTASI GAMBAR
GAMBAR 1 Halaman Depan SMAN 1 Suruh
GAMBAR 2 Halaman Utama dan Lapangan Basket
GAMBAR 3 Masjid dan Ruang Perpustakaan Masjid Al Ihsan (SMAN 1
Suruh)
GAMBAR 4 Wawancara Dengan Narasumber (GPAI)
GAMBAR 5 Wawancara dengan Narasumber GBK dan Proses Kegiatan
Bimbingan dan Konseling Pada Siswa Yang Bermasalah
GAMBAR 6 Kantin dan Koperasi Sekolah (SMAN 1 Suruh)