peran gereja dalam upaya mendukung kebijakan...

45
291 Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013 Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN NASIONAL BAGI INDONESIA YANG BERSIH DARI KORUPSI (oleh: Gbl. Maxie M. Rumagit, M.Th.) I. PENDAHULUAN Kejahatan luar biasa (extraordinary crime) adalah sebuah penamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya pengkualifikasian tersebut, tentu saja erat pertaliannya dengan dampak buruk yang telah ditimbulkan akibat korupsi. Kerugian keuangan Negara, yang berakibat terhambatnya kinerja pemerintahan dan pembangunan Nasional, terabaikannya hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat adalah semua yang ditimbulkan terutama oleh tindak kejahatan korupsi. Seorang ekonom ternama di negeri ini, Sumitro Djojohadikusumo pernah membuat pernyataan mengejutkan bagi

Upload: phammien

Post on 05-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

291

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

PERAN GEREJA DALAM UPAYA

MENDUKUNG KEBIJAKAN NASIONAL

BAGI INDONESIA

YANG BERSIH DARI KORUPSI

(oleh: Gbl. Maxie M. Rumagit, M.Th.)

I. PENDAHULUAN

Kejahatan luar biasa (extraordinary crime) adalah sebuah

penamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini.

Upaya pengkualifikasian tersebut, tentu saja erat pertaliannya dengan

dampak buruk yang telah ditimbulkan akibat korupsi. Kerugian

keuangan Negara, yang berakibat terhambatnya kinerja pemerintahan

dan pembangunan Nasional, terabaikannya hak-hak sosial dan ekonomi

masyarakat adalah semua yang ditimbulkan terutama oleh tindak

kejahatan korupsi.

Seorang ekonom ternama di negeri ini, Sumitro

Djojohadikusumo pernah membuat pernyataan mengejutkan bagi

Page 2: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

292

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

banyak kalangan di masa pemerintahan Orde Baru, bahwa kerugian

ekonomi dan keuangan Negara diperkirakan mencapai 30% dari

seluruh Anggaran Belanja Negara (Jalan Tikus Menuju Kekuasaan,

Joko Santoso HP, Jakarta: Gramedia, 2006, hal. 71). Memang bukan

rahasia lagi, praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di negeri

ini telah tumbuh demikian suburnya, sehingga segala upaya pencurian

dan penggelapan kekayaan dan keuangan Negara telah menjebol sistim

penegakan hukum. Sebab dalam kejahatan korupsi ini, sesungguhnya

telah berpadu dalam sinergitas jahat ketiga elemen utama kekuasaan

pemerintahan, yaitu: legislatif, yudikatif dan eksekutif.

Perpaduan ini menjadi semakin sempurna dalam

persekongkolan dengan para pemilik modal, yang tak jarang terkait

dalam hubungan kekerabatan di antara mereka. Sebagai akibatnya,

korupsi telah menjadi sebuah “kerajaan” kejahatan. Dalam arti ini,

bahaya korupsi tidak hanya menunjuk pada kerugian keuangan

Negara serta dampak kerusakan yang mengikutinya, tetapi juga

bahaya perlawanan yang dilancarkan para koruptor layaknya sebuah

kerajaan, karena merasa terusik/terancam oleh berbagai upaya

pemberantasan korupsi. Opini-opini yang mewacanakan pembubaran

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah salah satu bukti nyata

tentang seriusnya perlawanan yang dilakukan oleh kerajaan korupsi

ini.

Meskipun demikian, yang cukup dibanggakan dan patut

disyukuri, adalah masih adanya orang per orang dari ketiga elemen

kekuasaan tersebut yang tidak ikut “bermain” dalam tindak kejahatan

Page 3: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

293

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

korupsi atas nama kejujuran dan nilai-nilai terpuji yang tertancap kuat

dalam diri mereka. Para pemilik modal, juga tidak semuanya terlibat

dalam persekongkolan dengan kekuasaan yang korup. Mereka hidup

dari keringatnya sendiri, betapapun penghasilan dan hasil usahanya

tampak tidak sebanding dengan mereka yang masuk dalam pusaran

KKN itu. Tak jarang, orang-orang seperti ini justru menjadi tumbal

demi kelangsungan kerajaan korupsi para koruptor. Tetapi mereka

telah turut menjadi inspirasi bagi banyak pribadi dan berbagai

kalangan masyarakat dan bersama-sama menyatu dalam impian akan

adanya keadilan dan penegakan hukum yang berkeadilan di negeri ini.

Impian semacam inilah yang kemudian mengkristal, menjadi sebuah

gerakan reformasi yang telah diprakarsai oleh mahasiswa (kalangan

Kampus) menuntut pemberantasan KKN. Gerakan inilah yang

berhasil menumbangkan kekuasaan Orde Baru di tahun 1998, yang

kemudian telah melahirkan era baru, yaitu era reformasi.

Sayangnya, reformasi yang tadinya diharapkan akan membawa

perubahan dan membawa bangsa ini lebih baik, nyatanya tidak

mampu berbuat banyak. Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY)

sendiri dalam pengantarnya pada dokumen Strategi Nasional tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, menegaskan bahwa

pemberantasan korupsi di negeri ini belum maksimal, terutama

disebabkan oleh pelaksanaannya yang masih bersifat sektoral, juga

kurangnya sinergi legislatif, yudikatif dan eksekutif, di pusat maupun

daerah (Sumber:

http://acch.kpk.go.id/documents/10157/34337/Dok+Stranas+PPK+20

Page 4: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

294

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

12-2025.pdf). Pernyataan tersebut patut dimaknai sebagai petunjuk

perihal dahsyatnya arus kejahatan korupsi di negeri ini, sehingga

kekuasaan pemerintahan sekarang ini pun masih terseret dalam

derasnya arus itu, terbukti dengan banyaknya oknum-oknum pada

pusaran kekuasaan yang telah divonis bersalah dalam berbagai kasus

korupsi. Celakanya, dalam kasus-kasus tersebut, uang hasil korupsi

tidak semata-mata untuk kepentingan pribadi si koruptor, tetapi juga

untuk kepentingan partai politik atau pun faksi-faksi tertentu dalam

partai politik.

Meskipun demikian, terlepas dari berbagai kritik masyarakat

terhadap kinerja dan prestasi pemerintahan dalam hampir semua

aspek, patut juga diberi apresiasi, bahwa melalui pemerintahan di era

reformasi ini, telah terbit sejumlah produk hukum yang mendasari

keberlanjutan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, sebagai

kebijakan Nasional. Beberapa produk hukum tersebut antara lain:

1. UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi (KPK), sekaligus melahirkan lembaga hukum

yang independen dan super body tersebut.

2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004

tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

3. Konvensi PBB tentang Anti Korupsi (United Nation Against

Corruption) Tahun 2003, telah dirativikasi melalui Undang-

Undang 7/2006.

4. Inpres 9/2011, tentang Rencana Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2011.

Page 5: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

295

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

5. Inpres 17/2011, tentang Rencana Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2012.

Dengan terbitnya produk-produk hukum tersebut, setidaknya

pemerintahan di era reformasi ini telah memperlihatkan adanya itikad

baiknya, meskipun masih pada batas penyediaan landasan hukum.

Dalam kesadaran akan eksistensi gereja sebagai salah satu

elemen penting bangsa ini, maka gereja, bersama-sama dengan semua

elemen bangsa lainnya dan sesuai dengan panggilan Allah dan fungsi

pengutusannya di dunia ini wajib memberi perhatian khusus pada

upaya-upaya pemberantasan korupsi, dengan melakukan tindakan

nyata yang bersifat “luar biasa”. Tindakan tersebut haruslah berpadu

dalam arus gerakan dan kebijakan nasional pemberantasan korupsi

bagi Indonesia yang bersih dari korupsi, demi terwujudnya keadilan

sosial bagi seluruh rakyatnya.

II. TINJAUAN TENTANG PENGERTIAN, DAMPAK DAN

MODUS KORUPSI

A. Pengertian Korupsi

Meskipun korupsi diyakini oleh masyarakat luas sebagai

tindak kejahatan, para koruptor di negeri ini hampir-hampir tak ada

bedanya dengan para selebriti. Kemasan liputan media yang juga

secara terang benderang memamerkan kemewahan dan kekayaan para

Page 6: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

296

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

koruptor, berikut semangat “juang” para penasihat hukum dengan

pernyataan-pernyataan cenderung kontroversial, ditambah lagi dengan

putusan-putusan pengadilan yang dipandang tergolong ringan, diam-

diam telah menimbulkan fantasi yang liar di tengah masyarakat.

Dikhawatirkan kejahatan korupsi, diam-diam mulai berubah menjadi

“kenyamanan korupsi”. Rasa malu yang secara normal mengikuti

suatu perbuatan jahat manusia, ketika itu terkuak dan terpublikasi,

telah dianggap biasa-biasa saja lantaran semakin lazimnya

dipercakapkan, terlebih karena faktor kenyamanan tadi. Bisa jadi ini

sebuah makna baru, yaitu suatu fenomena pembalikan makna.

Manusia tidak peduli lagi soal nilai-nilai moral, asal saja (dan itu yang

utama) kenyamanannya terpenuhi. Lihatlah, “orang-orang” dalam

percakapan sehari-hari, lalu berujar dengan nada gurau: “lebih baik

korupsi, dapat uang banyak, hukumannya ringan, dari pada susah-

susah bekerja dengan penghasilan minim. Toh setelah keluar dari

penjara, uang hasil korupsi masih banyak tersisa”. Kalimat ngawur

semacam ini, biasanya akan dijumpai dalam hampir setiap

pembicaraan tentang korupsi, mulai dari percakapan di warung kopi,

sampai pada forum diskusi-diskusi dan seminar-seminar tingkat

nasional di negeri ini.

Lalu, apakah ini memang sebatas gurauan? Kalau ya,

mengapa kalimat tersebut selalu muncul? Kalau tidak, kita harus

dapat melihatnya sebagai sebuah fenomena yang serius tentang cara

pandang. Tepatnya adalah pergeseran nilai yang mempengaruhi cara

pandang. Karakter terpuji adalah nilai-nilai primer. Rupanya

Page 7: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

297

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

masyarakat mulai bergeser dari nilai-nilai primer kepada nilai-nilai

sekunder. Harga diri tidak lagi terletak pada kemualiaan karakter,

tetapi pada pesona make up kemewahan yang memberi kenyamaan.

Bukan dari dalam, tapi dari luar. Substasi telah bertukar menjadi

kulit/pembungkus dan sebaliknya. Akibatnya, korupsi bukan lagi

dipandang sebagai kejahatan, tetapi mata pencarian.

Celaka! Padahal, istilah korupsi yang berasal dari kata

“Corruptio/Corruptus” (Latin), berarti kerusakan atau kebobrokan.

Dalam bahasa Yunani corruption menunjuk kepada perbuatan yang

tidak baik, buruk, curang, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian,

melanggar norma-norma. Dalam Oxford Dictionaries (British &

World English) dikatakan “corruption” is dishonest or fraudulent

conduct by those in power, typically involving bribery (=perilaku

tidak jujur atau penipuan oleh mereka yang berkuasa, biasanya

melibatkan suap). Bahkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,

korupsi adalah perbuatan curang dan tidak bermoral. Sedangkan

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi adalah penyelewengan

atau penggelapan uang negara atau perusahaan dan sebagainya untuk

kepentingan pribadi maupun orang lain.

Secara yuridis, konstitusi kita pun telah sangat spesifik

memberi pengertian tentang korupsi, khususnya apabila kita mengacu

pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, yang kemudian diubah

menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Melalui produk

hukum tersebut ditegaskan, bahwa “korupsi merupakan tindakan

melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri/orang lain

Page 8: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

298

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

(perseorangan atau sebuah korporasi), yang secara langusng maupun

tidak langsung merugikan keuangan atau prekonomian negara, yang

dari segi materil perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang

bertentangan dengan nilai-nilai keadilan masyarakat”.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam buku:

Mengenali dan Memberantas Korupsi, memberikan kiat yang

bertujuan mempermudah dalam memahami tindak kejahatan korupsi,

melalui pengertian tentang kata pencurian dan penggelapan.

Pencurian, berdasarkan pemahaman pasal 362 KUHP, merupakan

suatu perbuatan melawan hukum mengambil sebagian atau seluruh

milik orang lain dengan tujuan untuk memiliki atau menguasainya.

Barang/hak yang berhasil dimiliki bisa diartikan sebagai keuntungan

bagi pelaku. Sementara penggelapan, berdasarkan pemahaman pasal

372 KUHP, merupakan pencurian barang/hak yang dipercayakan atau

berada dalam kekuasaan pelaku.

Merujuk pada pengertian tersebut diatas, dipastikan bahwa

tidak mungkin ada sistim nilai manapun yang dalam masyarakat yang

tidak berdiri sebagai oposan terhadap tindak kejahatan ini. Korupsi

adalah kejahatan yang sangat serius, sehingga sangatlah tepat apabila

korupsi telah dikualifikasikan sebagai kejahatan luar biasa dan

karenanya penanganannya pun harus secara luar biasa. Kecuali itu,

dengan melihat pada semua predikat buruk yang melekat pada

korupsi, bukankah sepatutnya para pelaku diliputi dengan rasa malu

akibat perbuatannya itu? Atau, setidaknya menjadi suatu pelajaran

penting agar orang-orang lain tidak ikut-ikutan melakukan korupsi.

Page 9: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

299

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Nyatanya tidak demikian, selain rasa malu itu hampir tidak

diindahkan lagi, kuantitas kasus-kasus korupsi bukannya semakin

berkurang, tetapi justru semakin besar dan makin merajalela di negeri

ini.

Lantas bagamana gereja menjelaskan pengertian korupsi itu?

Jika istika korupsi dipahami sebagai kerusakan, maka dalam konsepsi

Kristen tentang manusia, pada dasarnya manusia itu sudah rusak oleh

dosa. Agustinus mengatakan non pose non pecare (tidak mungkin

tidak berdosa), yaitu kondisi manusia setelah kejatuhannya. Jadi

melakukan korupsi adalah salah satu wujud hakekat keberdosaannya

(Robert P. Borong, Etika Politik Kristen: Unit Informasi dan Publikasi

& Pusat Studi Etika, STT Jakarta), hal. 106.) Namun sebagaimana

terhadap segala jenis kejahatan lainnya, korupsi dapat tidak dilakukan

dengan kehendak yang kuat yang didasarkan pada anugerah

penebusan yang telah dikerjakan oleh Kristus.

Hukum kedelapan dari sepuluh hukum Allah mengatakan:

“Jangan mencuri” (Kel. 20:15). Bahkan hukum yang kesepuluh

mengatakan: Jangan mengingini . . . apapun yang dipunyai

sesamamu“ (Kel. 20:17). Mencuri merupakan perbuatan mengambil

milik orang lain, uang atau barang, secara rahasia ataupun secara

terang-terangan (perampokan dan atau dengan kekerasan). Sedangkan

mengingini kepunyaan orang lain (juga dapat dipahami sebagai sifat

serakah yang memunculkan niat jahat), menjadi faktor pendorong

dilakukannya tindakan mencuri itu. Korupsi secara langsung

melanggar kedua hukum ini. Sementara istilah korupsi yang dipakai

Page 10: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

300

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

sebagai penamaan terhadap perbuatan mencuri, berikut seberapa

buruk dampak yang akan ditimbulkan, terkait erat dengan kedudukan

atau wewenang si pelaku. Semakin tinggi jabatan dan wewenang

seseorang, semakin besar pula peluangnya untuk melakukan

perbuatan korupsi.

Karena itulah, sangatlah beralasan ketika Musa dalam hal

menentukan para pemimpin bangsa Israel, dari pemimpin seribu

sampai pada pemimpin sepuluh, mengharuskan agar seorang yang

dipilihnya, kecuali cakap dan takut akan Allah, haruslah juga seorang

yang dapat dipercaya dan benci kepada pengejaran suap (Kel. 18:21).

Pemimpin haruslah orang yang bersih dari keserakahan akan uang.

Uang suap, apabila diterima oleh pemimpin berpotensi terjadinya

pembalikan hukum (Kel. 23:8; Ams 17:23). Fenomena pemimpin

yang suka akan uang suap ini telah terjadi berulang kali dalam sejarah

umat Allah, sehingga kebenaran dan keadilan telah diinjak-injak,

penderitaan rakyat menjadi realita sehari-hari (Yes. 1:23; 5:23).

Bahkan salah satu skandal terbesar yang pernah terjadi di dalam

gereja adalah ketika otoritas gereja memanipulasi umat dengan

menjual surat pengampunan dosa, yaitu gereja yang kala itu telah

“berselingkuh” dengan kekuasaan politik, menjadi korup dan

terdegradasi dari nilai-nilai standart moral pada umumnya. Bahkan

penetapan seseorang dalam jabatan kegerejaan yang tinggi dilakukan

dengan cara-cara yang bertentangan dengan norma-norma gereja

terkait dengan kualifikasi moral dan spiritual, sebab umumnya

didasarkan atas hubungan keluarga, status politik dan ekonomi.

Page 11: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

301

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Kondisi seperti inilah yang kemudian telah menjadi salah faktor

pendorong yang kuat lahirnya gerakan reformasi gereja abad 16 di

Eropa Barat, yang pada akhirnya melahirkan gereja Protestan (Alister

E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, Jakarta: BPK, 2006, hal.

3-5).

Dengan demikian, adalah tepat apabila dikatakan, bahwa

kejahatan korupsi lebih mudah dilakukan oleh oknum-oknum tertentu

yang memiliki kekuasaan (politik, ekonomi, bahkan keagamaan),

kemudian menggunakan jabatan dan wewenangnya secara tidak

pantas, sendiri atau bersekongkol melakukan pencurian dalam bentuk

dan modus yang beragam, untuk kepentingan memperkaya diri sendiri

dan atau pihak lain, sehingga menimbulkan kerugian bagi orang-orang

dan atau lembaga lain.

Tindak kejahatan Korupsi mencemari jiwa dan kepentingan

nasionalisme, sehingga mengancam integrasi bangsa, sebab

nasionalisme sejati dan spirit integrasi serta keutuhan dan

keharmonisan bangsa, lahir dari nilai-nilai budaya luhur bangsa

Indonesia yang anti keserakahan, ketamakan dan segala sifat tidak

terpuji. Korupsi menurut sifat azasinya akan memudarkan, bahkan

mengabsenkan setiap nilai-nilai budaya luhur tersebut. Lalu, apabila

secara teliti, kita (gereja) menelusuri dokumen pewahyuan Ilahi,

khususnya sistim nilai yang telah terbangun dalam koridor Etika

Kristen, maka tidak ada alasan bagi gereja untuk bungkam terhadap

kejahatan korupsi. Gereja harus secara aktif dan sungguh-sungguh

berupaya melawan korupsi. Jika tidak, jangan-jangan gereja sedang

Page 12: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

302

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

berada pada pusaran tindakan kejahatan itu, entah itu disadari atau

tidak disadari. Ingat, suara kenabian harus tajam, meskipun sejarah

telah mebuktikan adanya juga nabi-nabi yang bicaranya sebatas uang.

Inilah yang diupayakan dan menjadi tujuan tulisan ini.

B. Dampak Korupsi

Lihatlah, dampak buruk yang disebabkan oleh korupsi sistemik

terkait langsung dengan proses demokratisasi dan pembangunan yang

berkelanjutan, sebagaimana dikemukakan oleh masyarakat

transparansi Indonesia pada situsnya (http://www.transparansi.or.id):

1. Korupsi mendelegetimasi proses demokrasi dengan mengurangi

kepercayaan publik terhadap proses politik melalui politik uang.

2. Korupsi mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan

publik, membuat tiadanya akuntabilitas publik dan menafikan the

rule of law. Hukum dan birokrasi hanya melayani kepada

kekuasaan dan pemilik modal.

3. Korupsi meniadakan sistim promosi dan hukuman yang

berdasarkan kinerja karena hubungan patron-client dan

nepotisme.

4. Korupsi mengakibatkan proyek-proyek pembangunan dan

fasilitas umum bermutu rendah dan tidak sesuai dengan

Page 13: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

303

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

kebutuhan masyarakat sehingga mengganggu pembangunan

yang berkelanjutan.

5. Korupsi mengakibatkan kolapsnya sistem ekonomi karena

produk yang tidak kompetitif dan penumpukan beban hutang luar

negeri.

Apabila dikaji secara mendalam mengenai dampak korupsi

seperti dikemukakan di atas, implikasinya mengarah kepada

kehancuran Negara. Dampak tersebut telah mengkroposkan semua

pilar inti dari bangunan suatu lembaga yang disebut Negara. Tidak

ada lagi elemen kekuasaan yang tidak terlibat dalam kejahatan ini,

sehingga korupsi telah masuk pada kategori sisemik, sehingga

dampaknya merusak semua tatanan system kenegaraan. Sejumlah

pengamat seperti yang ramai dibicarakan media beberapa waktu yang

lalu, yaitu Negara ini terancam menjaedi Negara gagal atau bangkrut.

Oleh karena itu, adalah tepat apabila korupsi dikualifikasi

sebagai kejahatan luar biasa, sehingga untuk menggambarkan

bahayanya dapat dianalogikan seperti ledakan dasyat gunung

Krakatau di tahun 1883. Diperkirakan 36.000 jiwa tewas akibat

ledakan itu. Sebagian besar yaitu sekitar 31.000 orang tewas tersapu

gelombang tsunami yang menenggelamkan sebagian besar pulau ke

selat Sunda, akibat letusan dasyat itu. Di Pulau Krakatau terdapat tiga

gunung, yaitu Perbuatan, Danan, dan Rakata. Akibat letusan, Danan

dan Perbuatan serta separuh Rakata runtuh, masuk dalam ruang

magma dan membentuk kaldera. Dua pertiga pulau itu hancur. Anak

Page 14: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

304

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Krakatau tampak lagi setelah 44 tahun tenang, ditandai ketika

sejumlah nelayan dari Jawa menyaksikan ada uap dan abu muncul

dari kaldera, setelah 44 tahun tenang, pada 29 Desember 1927

(http://sains.kompas.com/read/2013/08/29/1704035/).

Makna analogi ini tidak lain adalah pertama-tama harus dibaca

sebagai peringatan. Peringatan akan kemungkinan kehancuran

bangsa ini akibat korupsi. Lalu, muncul pertanyaan penting, yaitu:

jika dikemudian hari anak Krakatau bisa memperlihatkan

eksistensinya akibat magma yang masih aktif, kekuatan apakah yang

akan membuat bangsa ini muncul kembali setelah (kemungkinan)

keruntuhannya?

Bahaya korupsi menurut Nur Kholis, juga dapat dianalogikan

seperti kanker dalam darah, sehingga si empunya badan harus selalu

melakukan “cuci darah” terus menerus jika ia menginginkan dapat

hidup terus. Cak Nur kemudian menegaskan dampak buruknya yang

mempengaruhi semua elemen bangsa, mulai dari masyarakat dan

individu terlebih terhadap generasi muda sampai pada kehidupan

politik, ekonomi dan birokrasi pemerintahan

(http://nurkholis77.staff.uii.ac.id/wp-admin/), yang pada gilirannya

terakumulasi menjadi keuntungan para koruptor, sekaligus kerugian

ekonomi dan rasa keadilan bagi rakyat banyak, dan berpotensi

memberi dampak buruk pada kesehatan psikis masyarakat.

Page 15: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

305

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Makna dari kedua analogi di atas dapat saja merupakan ekspresi

kekuatiran yang berlebihan. Tetapi dari analogi tersebut terkandung

harapan, agar negeri ini harus segera ditolong. Upaya-upaya intens

dan luar biasa harus dilakukan demi terhindarnya Indonesia dari

bencana akibat korupsi. Dalam nuansa keprihatinan akan bahaya

korupsi ini, Kwik Kian Gie, dalam kumpulan tulisan yang berjudul

Pikiran yang Terkorupsi, Penerbit: Kompas, Tahun 2008)

mengatakan: “Sebelum KKN berhasil diberantas atau dikurangi

secara signifikan, kita tidak dapat memecahkan masalah apa pun juga

dengan memuaskan. Maka kalau presiden terpilih tidak segera

melakukan tindakan-tindakan nyata untuk menanggulangi KKN,

semua upaya tidak akan berhasil”.

C. Modus Korupsi di Indonesia

Praktek tindak kejahatan korupsi di Indonesia dilakukan dalam

modus yang beragam. Menurut Masyarakat Transparansi Indonesia

(salah satu pemerhati masalah korupsi di negeri ini), dalam alamat

situsnya: (http://www.transparansi.or.id.fags/ modus-korupsi), praktek

korupsi di Indonesia diurai sedikitnya menjadi 7 (tujuh) modus, yaitu:

1. Pemerasan Pajak

Pemeriksa pajak yang memeriksa wajib pajak menemukan kesalahan

perhitungan pajak yang mengakibatkan kekurangan pembayaran

Page 16: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

306

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

pajak. Kesalahan-kesalahan tersebut bisa karena kesengajaan wajib

pajak dan bisa juga bukan karena kesengajaan. Kekurangan tersebut

dianggap tidak ada dan imbalannya wajib pajak harus membayarkan

sebagian kekurangan tersebut masuk ke kantong pemeriksa pajak.

2. Manipulasi Tanah

Berbagai cara dilakukan untuk memanipulasi status kepemilikan tanah

termasuk, memanipulasi tanah negara menjadi milik

perorangan/badan, merendahkan pembebasan tanah dan meninggikan

pertanggungjawaban, membebaskan terlebih dahulu tanah yang akan

kena proyek dengan harga murah.

3. Jalur Cepat Pembuatan KTP

Dalam Pembuatan KTP dikenal „jalur biasa‟ dan „jalur cepat‟. Jalur

biasa adalah jalur prosedural biasa, yang mungkin waktunya lebih

lama tapi biayanya lebih murah. Sedangkan „jalur cepat‟ adalah

proses pembuatanya lebih capat dan harganya lebih mahal.

4. SIM Jalur Cepat

Dalam proses pembuatan SIM secara resmi, diberlakukan ujian/tes

tertulis dan praktek yang dianggap oleh sebagian warga, terutama

sopir akan mempersulit pembuatan SIM. Untuk mempercepat proses

itu mereka membayar lebih besar, asalkan tidak harus mengikuti

ujian. Biaya tidak resmi pengurusan SIM biasanya langsung

Page 17: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

307

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

ditetapkan oleh petugas. Biasanya yang terlibat dalam praktek ini

adalah warga yang mengurus SIM dan oknum petugas yang

menangani kepengurusan SIM.

5. Markup Budget/Anggaran

Biasanya terjadi dalam proyek dengan cara menggelembungkan

besarnya dana proyek dengan cara memasukkan pos-pos pembelian

yang sifatnya fiktif. Misalnya dalam anggaran dimasukkan pembelian

computer, tetapi pada prakteknya tidak ada komputer yang dibeli atau

kalau komputer dibeli harganya lebih murah.

6. Proses Tender

Dalam proses tender pengerjaan tender seperti perbaikan jalan atau

pembangunan jembatan seringkali terjadi penyelewengan. Pihak

yanag sebenarnya memenuhi persyaratan tender, terkadang tidak

memenangkan tender karena telah dimenangkan oleh pihak yang

mampu „main belakang‟ dengan membayar lebih mahal, walaupun

tidak memenuhi syarat. Dalam hal ini telah terjadi penyogokan

kepada pemberi tender oleh peserta tender yang sebenarnya tidak

qualified

7. Penyelewengan dalam Penyelesaian Perkara

Korupsi terjadi tidak selalu dalam bentuk uang, tetapi mengubah

(menafsirkan secara sepihak) pasal-pasal yang ada untuk meringankan

Page 18: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

308

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

hukuman kepada pihak yang memberi uang kepada penegak hukum.

Praktek ini melibatkan terdakwa/tersangka, penegak hukum

(hakim/jaksa) dan pengacara.

III. MENGAPA GEREJA HARUS BERPERAN AKTIF BAGI

PEMBERANTASAN KORUPSI DI NEGERI INI?

Sebagai bagian integral dari NKRI, gereja haruslah berperan

aktif dalam upaya membebaskan negeri ini negeri dari kejahatan

korupsi. Peran aktif ini tidaklah semata-mata terkait dengan

penegakan nilai-nilai moral, tetapi lebih lagi, karena dampak buruk

yang ditimbulkan akibat korupsi telah mengancam sendi-sendi

kehidupan berbangsa dan bernegara dan melemahkan negeri ini dalam

banyak aspek. Dengan demikian peran ini haruslah dipahami sebagai

implementasi tanggung jawab gereja bagi pencapaian cita-cita

Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur. Secara teologis,

gereja harus melihat peran tersebut sebagai aktualisasi panggilan Ilahi

bagi gereja untuk kebaikan masyarakat.

A. Gereja sebagai Bagian Integral dari Seluruh Elemen Bangsa

Kehadiran umat Allah, apakah secara personal ataupun secara

komunal di dunia ini, dengan sendirinya terikat dengan tujuan-tujuan

kebaikan bagi dunia. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan

bernegara di Indonesia, kekristenan terikat dengan tujuan-tujuan

Page 19: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

309

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

kebaikan yang disepakati di negeri ini. Dengan kata lain, umat Allah

harus berperan aktif menjadi bagian dalam pencapaian tujuan-tujuan

tersebut, sekaligus secara aktif melawan segala bentuk kegiatan atau

tingkah laku yang berseberangan dengan tujuan-tujuan itu. Mengapa

demikian? Karena gereja adalah bagian integral dari seluruh elemen

bangsa ini. Gereja bertanggung jawab untuk membangun Indonesia

sesuai dengan tujuan yang sudah terpatri dalam konstitusi kita, untuk

mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Gereja

tidak memikirkan dirinya sendiri. Sebagai umat Allah, ia harus

terhisap dalam tanggung jawab membangun masyarakat di manapun

ia ditempatkan Tuhan. Sebuah contoh yang sangat jelas dari Alkitab

adalah dalam Yeremia 29:7, bahwa Allah memerintahkan agar bangsa

Israel meskipun di tempat pembuangan di Babel (jadi, bukan

negaranya sendiri), harus bertanggung jawab bagi kebaikan tempat

mereka di buang itu. Firman Allah kepada mereka: “Usahakan

kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk

kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah

kesejahteraanmu” (Yer. 29:7). Menjadi bagian dari suatu komunitas

adalah suatu realita yang harus diikuti oleh tanggung jawab

mewujudkan kebaikan bagi komunitas itu.

Tanggung jawab yang diberikan Allah kepada mereka, bukan

hanya menyangkut “mengusahakan” kesejahteraan, tetapi juga

“mendoakan” kota tempat mereka di buang. Jika diteliti, kata

“usahakan” atau “mengusahakan” dan dikaitkan dengan kesejahteraan

umum, maka “mengusahakan” patut dipahami sebagai memikirkan,

Page 20: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

310

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

merencanakan, melakukan langkah konkrit dan mengambil suatu

kebijakan, untuk terjadinya kesejahteraan bagi kepentingan umum.

Ada tiga implikasi terkait langsung dengan konsepsi mengusahakan

dan mendoakan tersebut: Pertama, umat Allah harus terhisap dengan

segala upaya yang melahirkan kebijakan publik, khususnya semua

kebijakan yang menhasilkan manfaat bagi masyarakat umum. Untuk

mengimplementasikan peran ini, umat Allah harus masuk dalam setiap

lini kehidupan bermasyakat, dalam pendidikan, politik, ekonomi dll.

Kedua, dalam motif keterlibatan demi kepentingan umum, maka

praktek korupsi dengan sendirinya tidak ditolerir. Sebab, melakukan

korupsi, bukan saja kontradiksi dengan maksud yang mulia untuk

berperan bagi kepentingan umum, tetapi juga melawan prinsip

penugasan Allah baginya. Ketiga, menegaskan bahwa doa

mengingatkan umat Allah akan kesia-siaan upaya manusia tanpa berkat

pertolongan-Nya. Selain itu, doa juga menegaskan akan kesatuan fisik

dan spiritual dalam diri manusia, sesuatu yang juga telah terakomodir

dalam idiologi Negara kita.

Korupsi adalah perbuatan yang anti kesejahteraan umum.

Korupsi merupakan peragaan akan keserakahan dan ketamakan

manusia, sekaligus pertunjukan sifat tidak peduli terhadap penderitaan

orang lain. Korupsi akan melanggengkan kemiskinan dan penderitaan

rakyat Indonesia. Maka dengan adanya kesadaran akan bahaya ini

korupsi ini yang telah membentuk komitmen Nasional untuk

pemberantasan korupsi, patut dilihat sebagai langkah penting yang

memberikan harapan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.

Page 21: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

311

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Cita-cita luhur dari para pendiri bangsa ini, masih sangat

dimungkinkan pencapaiannya. Fasilitas konstitusional, yang juga

telah menghasilkan lembaga super body, yaitu KPK dalam menangani

secara luar biasa akan kejahatan korupsi ini, telah memberi harapan

baru, sekaligus membangkitkan optimisme bagi setiap upaya dan

partisipasi masyarakat melawan kejahatan besar ini.

Dalam perspektif inilah, maka upaya gereja untuk berperan

dalam pemberantasan korupsi menjadi sangat penting. Bersama-sama

dengan seluruh elemen bangsa lainnya dalam realita kehidupan

bermasyarakat, gereja harus menyatakan dukungan dan membantu

pemerintahan negeri ini, dalam upaya-upaya membebaskan bangsa ini

dari kejahatan korupsi. Dalam kaitan dengan upaya-upaya

pemberantasan korupsi yang berbasis kebijakan nasional melalui

sejumlah produk perundang-undangan tentang pemberantasan

korupsi, telah mendorong pemerintahan, baik di pusat, maupun di

daerah melahirkan program-program pemberantasan korupsi.

Program-program tersebut dijalankan sebagai implementasi dari

Strategi Nasional (Stranas) Pencegahan & Pemberantasan Korupsi

(PPK), Jangka Panjang (2012 – 2025) dan Jangka Menengah (2012 –

2014).

Dalam dokumen Strategi Nasional tersebut, diperkenalkan 6

(enam) strategi PPK, yaitu: Pencegahan, Penegakan Hukum,

Harmonisasi Peratutan Perundang-undangan, Kerjasama Internasional

dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor, Pendidikan dan Budaya Anti

Korupsi, dan Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan

Page 22: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

312

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Korupsi. Semua butir dari 6 Strategi tersebut, merupakan domain

Pemerintah/lembaga-lembaga penegak hukum, kecuali strategi

kelima, yang merupakan ruang itikad kolaboratif pemerintah dan

segenap pemangku kepentingan negeri ini.

Memang patut diingat, bahwa peran gereja bagi kebaikan

bangsa ini bukanlah hal baru. Gereja bahkan memainkan perannya

yang sangat strategis bagi berdirinya negara ini, melalui tokoh-tokoh

penting, baik dalam perjuangan sebelum kemerdekaan, maupun saat

diproklamasikan kemerdekaan Indonesia sampai sekarang ini.

Bahkan beberapa gereja di Indonesia justru lahir dari kesadaran dan

sentiment Nasionalisme. Kerapatan Gereja Protestan Minahasa

(KGPM) di Sulawesi Utara dikenal sebagai gereja Nasional. Sama

seperti Huria Kristen Indonesia (HKI) di Sumatra Utara, KGPM yang

diproklamirkan pendiriannya di desa Wakan pada tanggal, 29 Oktober

1933, didasari pada keyakinan bahwa gereja di kala itu, yaitu De

Indische Kerk (gereja negara), telah menjadi kaki tangan kekuasaan

kolonial, Belanda untuk melangengkan kekuasaannya di negeri ini.

Peran ini tidak boleh berakhir atau menjadi tumpul, lantaran

berbagai konflik horisontal yang memertontonkan sikap intoleran,

terutama berbasis agama, yang telah mengusik dan merampas

kebebasan beribadah bagi umat Kristen di berbagai tempat. Secara

konstitusi, di tengah gejolak seperti ini, Negara seharusnya tampil dan

menegakkan hukum. Tetapi secara empiris, seperti dalam beberapa

kasus gangguang beribadah dan perusakan rumah ibadah, dimana

oknum-oknum pejabat pemerintahan dan aparat keamanan

Page 23: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

313

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

menunjukkan sikap diskriminasi dengan berpihak pada kelompok

yang intoleran cenderung criminal, seperti dalam kasus gereja HKBP

di Bekasi dan Depok, juga GKI di Bogor.

Tulisan ini adalah soal peran gereja terhadap pemberantasan

korupsi. Tetapi rasanya amat janggal jika peran gereja tersebut

dipahami seolah-olah terpisah dari problematika intoleransi dan

diskriminasi yang dipayungi oleh kepentingan dominasi. Haruslah

diingat, bahwa peran gereja dalam hal apapun bagi pembangunan dan

kebaikan bangsa ini, tidaklah boleh terlepas dari jiwa Nasionalisme

dalam konteks NKRI yang berdasarkan Pancasila. Dengan demikian,

maka fenomena diskriminasi seperti itu haruslah dilokalisir dan

dipandang sebagai musuh Negara, musuh NKRI yang telah dibangun

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, demi cita-cita pembangunan

(perjuangan) bangsa menuju Indonesia yang adil dan makmur.

Jadi, gereja dalam hal perannya bagi pemberantasan korupsi di

Indonesia, tidak hanya berbasis kesadaran akan eksistensinya sebagai

bagian integral dari seluruh elemen bangsa, tetapi juga telah

dilegitimasi dan diakomodir dalam peraturan perundang-undangan,

hkususnya seperti dalam dokumen Stranas tersebut. Peran ini

seharusnya berintegrasi dengan setiap kepentingan pembangunan

Indonesia yang sejahtera secara menyeluruh dan tanpa diskriminasi.

B. Fungsi Gereja sebagai Garam dan Terang Dunia

Page 24: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

314

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Arti penting kehadiran gereja (setiap orang percaya) di dunia ini

terkandung dalam penegasan Tuhan Yesus, ketika Ia berkata: “Kamu

adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia

diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak

mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu

meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian

sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah

hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka

melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di

sorga” (Matius 5:13-16).

Garam dan terang dalam arti yang sesungguhnya merupakan dua

unsur alamiah yang mutlak diperlukan bagi kehidupan dan

keberlangsungan kehidupan di planet bumi ini, karena itu Allah pun

telah menyediakannya secara melimpah. Jika fungsi gereja

dianalogikan dengan garam dan terang, itu berarti bahwa dunia tanpa

kehadiran gereja akan menjadi dunia yang mati. Mati terhadap

kebenaran dan setiap nilai yang yang terpuji, mati terhadap tanggung

jawab dan karakter-karakter mulia. Karena itu orang-orang percaya

haruslah menjadi subyek-subyek penentu, pengaruh dan penuntun

bagi keberlangsungan dunia dalam sistem yang berbasis moral dan

semua yang dapat disebut manfaat bagi kebaikan sejati umat manusia.

Dalam kaitan dengan ibadah patut dipahami, bahwa orang-orang

percaya tidak mungkin dapat hidup memuliakan Allah, kecuali ia

menjalankan fungsi kehadirannya sebagai garam dan terang.

Page 25: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

315

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Korupsi adalah perbuatan jahat, busuk dan gelap. Dalam hal

kehadiran gereja di dalam realita masyarakat, khususnya terkait

dengan segala upaya pemberantasan korupsi, haruslah dimulai dengan

kepastian bahwa gereja benar-benar menggarami dan benar-benar

menerangi. Artinya, gereja haruslah benar-benar bersih dari kejahatan

korupsi, begitu juga dengan berbagai kejahatan lainnya. Segala

sesuatu yang dikerjakannya haruslah dalam ketundukan pada

kebenaran dan berorientasi pada hidup yang memuliakan Allah.

Sebagaimana garam terhadap unsur yang digaraminya, gereja

harus masuk secara inklusif, membaur dalam pergaulan sehari-hari

dalam peran apa pun, sambil memberi pengaruh, terutama melalui

keteladanan hidup yang bersih. Kalau toh ada resistensi (sebagaimana

sifat dunia yang selalu menolak kebaikan), kehadiran orang percaya

yang bersih setidaknya akan memberi efek penghambat terhadap laju

kejahatan itu. Tetapi, awas, inklusivitas gereja terhadap dunia

bukanlah berkompromi dengan sistem dunia yang jahat. Sebab justru

karena sifat dunia ini selalu berlawanan dengan kebenaran, maka

fungsi kehadiran gereja menjadi begitu penting. Gereja akan berdiri

dan mengumumkan kebenaran dan kejujuran, secara verbal ataupun

tingkah laku, dengan harapan akan memberi dampak yang positif.

Karena itu, ketika orang percaya berkompromi dengan dunia, ia akan

menjadi tawar seperti garam yang tidak lagi memberi faedah apa-apa

dan terdiskualifikasi.

Page 26: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

316

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Sementara itu, unsur terang dalam analogi terhadap gereja ini,

akan membantu memahami urgensi suara kebenaran yang harus

dikomunikasikan kepada masyarakat agar terbebas dari kegelapan dan

kungkungan kebodohan dan setiap realita buruk dan jahat. Gereja

diperlukan oleh dunia untuk mengenal kebenaran sejati yang

dinyatakan Allah. Fungsi ini dapat menjelma menjadi teori-teori dan

konsep-konsep dalam beragam bidang keilmuan, yang aplikasinya

berbasis prinsip-prinsip kebenaran dalam tatanan etika umum. Teori-

teori dan konsep-konsep tersebut, kemudian (telah) menjadi dan atau

mempengaruhi lahirnya kebijakan-kebijakan publik di berbagai

bidang kehidupan, yang dijalankan dalam pengendalian kekuasaan

politik.

Dalam menjalankan kedua fungsi tersebut, gereja haruslah

tunduk kepada semua sistem nilai secara universal dalam prinsip

penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, demokrasi, toleransi,

yang anti diskriminasi dan anti konspirasi. Dalam prinsip ini, maka

keikutsertaan gereja bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia,

mengharuskan kerjasama dengan semua elemen bangsa dalam latar

belakang apapun termasuk agama dan berkolaborasi dengan

pemerintah berdasarkan tatanan regulasi yang telah tersedia. Dengan

cara seperti itulah, gereja dalam funfsinya sebagai garam dan terang

akan mencapai efektifitasnya.

C. Peran dan Andil gereja yang Penting dalam Sejarah

Berdirinya NKRI

Page 27: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

317

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Gereja atau kekristenan telah ada di negeri ini sebelum

kemerdekaan dan pendirian Republik Indonesia. Namun yang

membuat keberadaan gereja menjadi begitu penting adalah terkait

dengan peran dan keterlibatannya bagi kepentingan Republik ini.

Berbagai peran gereja tersebut dapat didaftar menjadi rangkaian

panjang dalam sejarah perjalanan bangsa ini sampai sekarang. Daftar

sumbangsi gereja terhadap NKRI dapat ditelusuri, baik dengan

pendekatan tokoh-tokoh (para pejuang) di berbagai bidang, maupun

pendekatan peristiwa-peristiwa sejarah perjuangan dan pembangunan

bangsa, sebelum dan sesudah kemerdekaan hingga sampai hari ini.

Dalam tulisan ini tidak terdapat ruang yang memadai untuk

memaparkan peran dan andil gereja dalam sejarah perjuangan bangsa

Indonesia. Tetapi, dengan tidak bermaksud mengabaikan banyak

contoh yang ada, barangkali mengangkat peran Mr. Maramis dalam

panitia Sembilan yang menghasilkan piagam Jakarta menjadi contoh

kasus sangat menarik. Mr. Maramis dan beberapa teman lainnya

diketahui tidak mau menandatangani dokumen awal rumusan Piagam

Jakarta tersebut, kecuali tujuh kata dalam sila pertama yaitu: “dengan

menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” ditiadakan.

Naskah piagam Jakarta itu kemudian berubah dan mencoret ketujuh

kata tersebut. Apa maknanya? Maknanya adalah terbentuknya

Indonesia yang dikenal sekarang sebagai Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI), sesuatu yang mustahil terjadi jika tujuh kata itu

tetap dibiarkan ada. Fakta ini di satu pihak jelas-jelas memupuskan

Page 28: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

318

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

agenda tersembunyi, yaitu Negara Islam, di balik perjuangan bersama

yang melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk agama. Tetapi

di pihak lain, Indonesia yang kita kenal sekarang ini adalah Indonesia

yang besar dan luas wilayahnya dan berlimpah kayaannya, suatu

bangsa yang patut dibanggakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Bahwa

Pancasila dan UUD 1945 yang dipunyai bangsa ini, selain tidak

dimiliki oleh bangsa lain, duet landasan Idiologi dan Konstitusi

Negara tersebut, telah mengakomodir nilai-nilai kebenaran azasi

tentang manusia dan kebenasannya dalam berbagai urusan dan

tanggung jawab, yang keseluruhannya terintegarsi dalam ketundukan

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi kebanggaan dan nilai-nilai

tersebut dalam ke-Indonesia-an kita, tengah mengalami ancaman

besar, yang datangnya dari bangsa sendiri melalui kejahatan korupsi

yang massif dan merajalela di mana-mana. Indonesia (semestinya)

sedang dirundung duka terancam bangkrut dan (mungkin) menjadi

Negara gagal, kecuali kejahatan korupsi itu segera diatasi.

Indonesiayang makin membawa bangsa ini kepada ambang

kebangkrutan, dimana penyebab utamanya adalah kejahatan korupsi.

Memang ada harapan yang menggembirakan, bahwa korupsi

meskipun masih terus marak di mana-mana, tetapi telah disikapi

secara luar biasa dengan adanya kebijakan nasional yang terus

digulirkan dengan konsepsi strategi nasional pemberantasan korupsi

yang mulai memperlihatkan hasilnya. KPK sebagai lembaga

Independen terus bekerja secara serius diikuti oleh lembaga-lembaga

penegak hukum lainnya, bahkan peran kolaboratif antara pemerintah

Page 29: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

319

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

dan masyarakat setidaknya memberi harapan bagi keberhasilan

pemberantasan korupsi. Hasilnya memang masih belum signifikan,

tetapi pasti berguna.

Karena itulah, maka peran dan andil gereja, bersama-sama

dengan seluruh elemen bangsa lainnya, haruslah terus diaktualisasikan

bagi pembangunan Indonesia. Keterlibatan gereja dimaksud, haruslah

dilandasi dengan sikap optimis sesuai dengan fungsi kehadirannya

bagi dunia ini. Sikap optimis biasanya akan melahirkan ide-ide kreatif

dan inovatif untuk melakukan langkah-langkah inovatif. Ingatlah,

Indonesia sejati adalah Indonesia yang memerlukan peran

membangun dari setiap elemen bangsa, tak terkecuali gereja. Kalau

ada elemen tertentu, baik dalam bentuk prilaku, maupun idiologi yang

destruktif dan merugikan Indonesia, maka gereja, harus melawannya

IV. UPAYA APA YANG SEHARUSNYA GEREJA

TERHADAP PEMBERANTASAN KORUPSI

Secara Nasional, gereja telah menyatakan sikap perlawanan

terhadap korupsi melalui keputusan-keputusan persidangan umum

aras-aras Nasional gereja-gereja. Persukutuan Gereja Indonesia (PGI),

misalnya, telah menegaskan sikapnya melalui Sidang MPL PGI di

Melonguane yang berlangsung 26-30 Januari 2012, dalam dokumen

Keputusan MPL PGI, No. 12/MPL-PGI/XV/2012.

Dalam sebagian isi dokumen keputusan itu disebutkan: “Korupsi

merusak akhlak secara individu dan sosial. Korupsi juga telah

Page 30: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

320

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

memotong/menghilangkan hak-hak masyarakat dalam memperoleh

kesejahteraan. Korupsi adalah perbudakan manusia kepada Mammon,

yang merupakan penyangkalan terhadap Allah yang setia memelihara

kehidupan manusia. Mega-korupsi di kalangan penyelenggara negara

kita dewasa ini menista martabat manusia dan sekaligus melecehkan

kekudusan Allah. Atas dasar itu Sidang MPL PGI 2012 di

Melonguane menyatakan sikap untuk melawan korupsi sampai ke

akar-akarnya”.

Pesan dalam keputusan itu sangat jelas, karena itu keterlibatan

gereja dalam pemberantasan korupsi, tidak boleh hanya sampai pada

wacana, sebatas pernyataan-pernyataan mimbar gereja. Gereja harus

melakukan langkah-langkah konkrit dan terukur, melalui program-

program khusus menyangkut anti korupsi, meliputi semua elemen

kepemimpinan dan warga gereja. Program-program tersebut haruslah

terintegrasi dengan berbagai aspek pembinaan dan pengajaran melalui

strategi yang berbasis ketaatan pada firman Allah dan haruslah secara

menyeluruh barlaku bagi warga gereja, para pejabat gereja, dari Pucuk

Pimpinan sampai di tingkat gereja lokal.

Upaya-upaya gereja dalam menjalankan peran dan andilnya

dalam gerakan pemberantasan korupsi tentu saja akan sangat berbeda

dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah. Wewenang yang

merupakan domain Negara seperti tindakan represif melalui

penegakan hukum, tidaklah boleh dilakukan oleh semua elemen

masyarakat manapun di dalam Negara. Masyarakat tidak bisa main

hakin sendiri seperti yang marak sekarang ini dilakukan oleh ormas

Page 31: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

321

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

tertentu dan yg tidak ditindak tegas oleh pemerintah (suatu indikator

lain tentang cacatnya penegakan hukum di Indonesia, sekaligus

ancaman terhadap NKRI). Dengan demikian langkah yang harus

diambil oleh gereja, haruslah tepat dengan berbasiskan Biblical

Theology, khusunya etika Kristen yang sarat dengan nilai-nilai

kebaikan manusia dalam hubungan dengan sesama dan lingkungan

hidup dalam ketundukan pada Allah, Pencipta di dalam Tuhan Yesus

Kristus, Juruselamat dan yang kepada-Nya gereja menyembah/

beribadah dalam bimbingan Roh Kudus. Nilai-nilai kebaikan itu,

bahkan tidak semata-mata dari perbuatan baik yang dapat dilihat

dengan kasat mata. Nilai-nilai dimaksud berangkat dari dalam, yaitu

hati dan pikiran manusia, sebagaimana amat terang dalam ajaran

Yesus tentang hukum yang utama. Dalam etika Kristen yang berbasis

Biblical Theology itu, tidak ditolerir setiap bentuk kejahatan apapun,

termasuk konsepsi “membolehkan” kekerasan atau kebohongan untuk

tujuan kebaikan. “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak,

hendaklah kamu katakana: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal

dari si jahat” (Matius 5:37).

Oleh karena itu, sebagai bukti keseriusan dan kesigapan gereja

dalam mendukung kebijakan Nasional bagi Indonesia yang bersih dari

korupsi, maka (sekedar usulan) ketujuh langkah berikut ini dapat

dipertimbangkan penerapamnya.

Langkah Pertama: Introspeksi

Page 32: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

322

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Ini adalah langkah pemeriksaan ke dalam. Gereja perlu

memeriksa ke dalam gereja sendiri, apakah secara pribadi atau

komunal. Apakah gereja nilai-nilai kejujuran benar-benar berlaku

dalam urusan-urusan kegerejaan? Pertanyaan-pertanyaan yang lebih

spesifik barangkali perlu diajukan kepada diri sendiri. Apakah

pengelolaan keuangan di gereja telah dilakukan secara transparan?

Apakah sirkulasi pengeluaran dan pemasukan telah dilakukan dalam

sistim administrasi yang baik? Apakah gereja ketika menerima

sumbangan dana dari siapapun (pribadi, lembaga-lembaga swasta,

pemerintah, dll) memiliki itikad klarifikasi keabsahan sumbangan itu,

termasuk mekanisme penerimaannya? Apakah fasilitas-fasilitas gereja

telah dipergunakan secara benar sesuai dengan peruntukannya? Tentu

saja, gereja (hampir) tidak perlu diajar lagi soal pentingnya nilai-nilai

kejujuran. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan tadi (mungkin) lebih

bersifat perenungan, jangan-jangan, gereja mulai kehilangan kepekaan

terhadap dosa ketidak-jujuran, mengingat semakin banyak dan

semakin biasanya pelanggaran-pelanggaran etis organisasi dan

birokrasi terjadi di masyarakat. Kecuali itu, bukankah spririt reformasi

gereja menghendaki gereja untuk melakukan introspeksi ke dalam?

Sebab, salah satu warisan reformasi gereja abad 16, yang amat

berharga adalah sebuah kalimat: “Ecclesia Reformata Semper

Reformanda Est” (=gereja yang telah direformasi/dibaharui, (harus)

terus menerus membaharui dirinya). Kalimat di atas kadang-kadang

disingkat menjadi semper reformanda, artinya selalu direformasi

Page 33: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

323

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

(http://filsafat.kompasiana.com/2012/). Jika gereja mendapati dirinya

terlibat dalam praktek korupsi, gereja perlu bertobat.

Langkah Kedua: Buatlah Konsensus Anti Korupsi yang

terintegrasi dengan Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi

Konsensus adalah sebuah cara yang selalu diperlukan,

terutama demi mendapatkan kesamaan pandang dan sikap terhadap

sesuatu (biasanya) persoalan yang penting dan mendesak untuk

dikerjakan. Gereja dalam berorganisasi telah terbiasa melakukan

konsensus. Sejarah gereja mencatat sejak awal konsili-konsili menjadi

forum yang melahirkan konsensus (kata sepakat) demi menyelesaian

pertikaian tertentu yang muncul dalam dinamika pelayanan, terutama

menyangkut doktrin tertentu, misalnya tentang Konsep Keilahian

Kristus, atau Allah Tritunggal dll. Dalam aktualisasi pelayanan gereja

sekarang ini, hampir tidak ada lagi suatu urgensi yang memerlukan

konsensus menyangkut doktrin gereja. Dengan demikian, apabila ada

suatu konsensus yang dibuat oleh gereja, biasanya menyangkut hal-

hal praktis, bagaimana gereja mengaktualisasikan perannya dan

menyikapi secara cerdas persoalan-persoalan yang mengemuka di

tengah masyarakat. Bukankah Indonesia, Negara yang luas

wilayahnya dengan penduduk ± 240 juta jiwa ini, sedang menantikan

penyelesaian dari persoalan kejahatan korupsi yang dasyat itu?

Gereja, menurut fungsi penugasannya sebagai garam dan terang, tidak

punya pilihan, kecuali bersegera menolong. Buatlah konsensus konsep

mengaktualisasikan pertolongan gereja bagi kelangsungan NKRI yang

Page 34: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

324

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

tengah terancam bangkrut ini. Apa isi konsensus tentang anti korupsi

itu, akan terpulang pada itikad dan motif azasi diselenggarakannya

forum yang melahirkan konsensus.

Langkah Ketiga: Pakta Integritas Anti Korupsi bagi setiap

pejabat Gereja

Pakta Integritas adalah keniscayaan dari adanya konsensus

yang akan dihasilkan. Pakta ini adalah sebuah dokumen tertulis; suatu

cara memindahkan persetujuan akali berbasis kedasaran nurani

tentang nilai-nilai yang diyakini, supaya terjadi ikatan phsyco-social,

mengingat kelemahan insani yang gampang lupa dan cenderung abai,

terutama karena godaan “kepentingan” (=keinginan daging) selalu

merupakan realita tidak bisa dianggap sepele. Pakta ini diperlukan

bagi semua hamba Tuhan (=para pejabat gereja, mulai dari tingkat

pusat, sampai ke tingkat gereja local). Pakta ini sekaligus menjadi

symbol keteladanan seorang pemimpin yang diperlukan oleh jemaat

dan masyarakat umumnya.

Langkah Keempat: Sediakan Buku Panduan Anti Korupsi

Ide-ide gemilang yang lahir dari sifat kreatifitas otak manusia,

seringkali menjadi terabaikan oleh faktor lupa. Buku panduan tentang

anti korupsi harus lahir dari beban dan kecerdasan intelektual yang

memadai dan menjadi patokan standart bagi setiap upaya pembinaan

dan pelatihan bagi seluruh warga gereja dalam komunitas yang sama

dalam satu organisasi besar gereja (pucuk pimpinan dan sinode).

Page 35: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

325

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Tidak semua Buku panduan ini, menjadi buku pegangan utama bagi

setiap pejabat gereja baik bagi dirinya sendiri, maupun untuk tugas

pembinaannya kepada setiap warga gereja. Dengan demikian seluruh

warga gereja memiliki paradigma, atau setidaknya pengertian yang

relatif sama mengenai kejahatan korupsi yang harus dilawan.

Pembentukan tim penyusun buku panduan dimaksud, diakomodir

dalam konsensus di atas.

Langkah Kelima: Lakukan program pemberantasan korupsi

dalam sinergitas dengan gereja-gereja dan masyarakat yang lebih

luas.

Program ini, apabila berhasil dilakukan akan mendatangkan

banyak keuntungan. Sifat sosial adalah salah satu ciri azasi manusia

dalam rancangan Allah menciptakan manusia. Dengan bersinergi

dengan sesama yang lain dan atau lembaga-lembaga lain secara lebih

luas, dengan sendirinya akan menambah wawasan dan saling

mencerdaskan, sebagaimana tertuang dalam filosofi “Si tou timou,

tumou tou”. Efek lainnya yang lebih spesifik, bahwa gema anti

korupsi akan terdengar secara lebih luas. Gereja-gereja dan anggota-

anggota masyatakat akan saling mengingatkan, ditambah lagi faktor

media (dengan tidak bermaksud mengiklankan), yang “haus” akan

berita, akibat insting jurnalisnya selalu siap meliput, memberi

pengaruh publikasi yang cukup penting.

Page 36: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

326

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Langkah Keenam: Buatlah sikap yang tegas terhadap fenomena

politik uang terkait dengan Pemilu dan Pemilukada, yang

ditengarai juga melibatkan gereja-gereja

Bukan rahasia lagi, gereja menjadi sasaran empuk bagi para

calon legislatif, maupun calaon pejabat birokrasi, mulai dari calon

presiden, sampai calon lurah/kepala desa, guna mendulang suara bagi

keterpilihannya. Tentu saja kenyataan ini bukanlah sesuatu yang

salah. Tetapi adanya fakta-fakta umum soal bagi-bagi uang dari para

calon yang berkampanye, telah menjadi fakta yang sangat

memprihatinkan. Demi mendapatkan jabatan, mereka membagi-

bagikan uang, sebagian dengan cara yang irasional. Mengapa? Sudah

menjadi rahasia umum, bahwa mereka melakukan itu dengan

kalkulasi akan adanya uang kembali selama masa jabatannya. Selain

spekulasi/nekad, ini adalah sumber peraktek korupsi yang mem bawa

bencana besar bagi Indonesia. Pejabat-pejabat gereja tertentu dan atau

lembaga-lembaga gereja tertentu telah masuk dalam pusaran

“permainan” ini (karena banyaknya contoh kasus, tidak perlu

dibuktikan di sini). Nah, apakah gereja sudah memikirkan secara

sungguh-sungguh fenomena ini? Bisakah gereja, bersikap secara tegas

untuk tidak masuk dalam pusaran praktek seperti itu? Jawabnya: bisa.

Mengapa? Gereja punya seperangkat nilai solid untuk masalah

apapun, tetapi hal yang paling penting adalah kesediaan untuk

menaatinya. Pakta integritas setidaknya akan cukup membantu.

Sebagai langkah tegas, buatlah program mendukung calon-calon tadi

secara kebalikannya. Pertanyaan pengarah adalah: Apa yang dapat

Page 37: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

327

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

gereja berikan kepada calon-calon? Jadi, bukan apa yang dapat calon

buat kepada gereja. Intinya, apabila calon perlu didukung adalah calon

yang mengusung kepentingan umum yang berbasis amanat

penderitaan rakyat dan pembangunan Indonesia dalam bidang yang ia

ingin perjuangkan saat menjabat. Bahkan gereja secara institusi dapat

menghimbau membantu, jika perlu dengan dukungan dana yang

transparan (harus ditransfer via bank a.n. si calon, demi memudahkan

pengawasan pihak berwenang) kepada calon dengan ikatan perjanjian,

yang isinya: (1) Apabila terpilih, saya akan menjalankan tugas dengan

memperjuangkan visi yang dikampanyekannya, dan (2) berjanji tidak

melakukan korupsi, dst. Jika, tidak demikian, gereja akan dengan

mudah “terpengaruh” dengan permainan pola lama, yaitu gereja

menerima uang dari si calon. Tanpa sadar, gereja yang seharusnya

menyuarakan kebenaran dalam fungsi kenabian, justru “megerogoti”

kantong si calon, dengan demikian mempecundanginnya untuk

keuntungan gereja berdalih “persembahan” untuk pembangunan

gedung gereja, pastori, kantor gereja, WC, computer dll. Jika ini yang

terjadi, maka gerejalah yang harus direformasi segera.

Langkah Ketujuh: Terapkan sistim administrasi keuangan gereja

standart dan transparan

Langkah terakhir ini, pasti disetujui warga gereja umumnya.

Tetapi nyatanya, tidak sedikit gereja, baik di tingkat sidang, bahkan

sampai ke pucuk pimpinan/sinode. Beragam alasan, dari kekurangan

tenaga, kemampuan sdm terlatih, sampai pada kurangnya insentif dan

Page 38: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

328

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

ketiadaan fasilitas. Padahal apabila administrasi keuangan dijalankan

dengan baik dan transparan, selain mencegah timbulnya persoalan

kecurigaan anggota jemaat ataupun anggota majelis, pimpinan gereja

dapat menolong dirinya dari godaan kemungkinan melakukan

penyimpangan keuangan. Kesadaran dan tekad untuk tidak

melakuklan penyimpangan, harus ditolong dengan transparansi dan

tertib administrasi keuangan. Ingat, uang adalah salah satu pengaruh

paling menghancurkan manusia, khususnya pemimpin sebab

pemimpin lebih banyak peluang untuk perkara itu.

V. KESIMPULAN

1. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di negeri ini telah

tumbuh demikian suburnya, sehingga segala upaya pencurian

dan penggelapan kekayaan dan keuangan Negara telah menjebol

sistim penegakan hukum.

2. Korupsi ini, sesungguhnya telah berpadu dalam sinergitas jahat

ketiga elemen utama kekuasaan pemerintahan, yaitu: legislatif,

yudikatif dan eksekutif. Perpaduan ini menjadi semakin

sempurna dalam persekongkolan dengan para pemilik modal,

yang tak jarang terkait dalam hubungan kekerabatan di antara

mereka.

3. Bahaya korupsi tidak hanya menunjuk pada kerugian keuangan

Negara serta dampak kerusakan yang mengikutinya, tetapi juga

bahaya perlawanan yang dilancarkan para koruptor layaknya

Page 39: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

329

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

sebuah kerajaan, karena merasa terusik/terancam oleh berbagai

upaya pemberantasan korupsi.

4. Masih adanya orang per orang dari elemen kekuasaan legislatif,

yudikatif dan eksekutif yang tidak ikut “bermain” dalam tindak

kejahatan korupsi dan mengatas namakan kejujuran dan nilai-

nilai terpuji yang tertancap kuat dalam diri mereka.

5. Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dalam pengantarnya

pada Dokumen Strategi Nasional tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi, menegaskan bahwa pemberantasan

korupsi di negeri ini belum maksimal, terutama disebabkan oleh

pelaksanaannya yang masih bersifat sektoral, juga kurangnya

sinergi legislatif, yudikatif dan eksekutif, di pusat maupun

daerah.

6. Kinerja dan prestasi pemerintahan dalam hampir di semua aspek,

patut diberi apresiasi, bahwa melalui pemerintahan di era

reformasi ini, telah terbit sejumlah produk hukum yang

mendasari keberlanjutan upaya pemberantasan korupsi di

Indonesia, sebagai kebijakan Nasional.

7. Masyarakat mulai bergeser dari nilai-nilai primer kepada nilai-

nilai sekunder. Harga diri mereka tidak lagi terletak pada

kemualiaan karakter, tetapi pada pesona kemewahan yang

memberi kenyamaan dari luar. Substansi telah bertukar menjadi

kulit/pembungkus dan sebaliknya. Akibatnya, korupsi bukan lagi

dipandang sebagai kejahatan, tetapi sebagai mata pencarian.

Page 40: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

330

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

8. Korupsi yang dianggap sebagai penyebab kehancuran bangsa ini

dan yang dikategorikan sebagai kejahatan luar biasa dan bersifat

sistemik, bahayanya dapat dianalogikandengan ledakan dahsyat

Gunung Krakatau pada Tahun 1883 yang menewaskan banyak

jiwa dan menenggelamkan sebagian besar pulau ke Selat Sunda.

9. Sebelum KKN berhasil diberantas atau dikurangi secara

signifikan, kita tidak dapat memecahkan masalah apa pun juga

dengan memuaskan. Maka kalau presiden terpilih tidak segera

melakukan tindakan-tindakan nyata untuk menanggulangi KKN,

semua upaya tidak akan berhasil (Kwik Kian Gie, Pikiran yang

Terkorupsi, Penerbit: Kompas, Tahun 2008).

10. Hukum kedelapan dari sepuluh hukum Allah mengatakan:

“Jangan mencuri” (Kel. 20:15). Bahkan hukum yang kesepuluh

mengatakan: Jangan mengingini . . . apapun yang dipunyai

sesamamu“ (Kel. 20:17). Korupsi secara langsung melanggar

kedua hukum ini.

11. Salah satu skandal terbesar yang pernah terjadi di dalam gereja

adalah ketika gereja memanipulasi umat dengan menjual surat

pengampunan dosa, yaitu gereja yang kala itu telah

“berselingkuh” dengan kekuasaan politik, menjadi korup dan

terdegradasi dari nilai-nilai standar moral pada umumnya.

Bahkan penetapan seseorang dalam jabatan kegerejaan yang

tinggi dilakukan dengan cara-cara yang bertentangan dengan

norma-norma gereja terkait.

Page 41: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

331

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

12. Tindak kejahatan Korupsi mencemari jiwa dan kepentingan

nasionalisme, sehingga mengancam integrasi bangsa, sebab

nasionalisme sejati dan spirit integrasi serta keutuhan dan

keharmonisan bangsa, lahir dari nilai-nilai budaya luhur bangsa

Indonesia yang anti keserakahan, ketamakan dan segala sifat

tidak terpuji.

13. Gereja harus secara aktif dan sungguh-sungguh berupaya

melawan korupsi. Jika tidak, jangan-jangan gereja sedang berada

pada pusaran tindakan kejahatan itu, entah itu disadari atau tidak

disadari. Ingat, suara kenabian harus tajam, meskipun sejarah

telah mebuktikan adanya juga nabi-nabi yang bicaranya sebatas

uang.

14. Umat Allah harus terhisap dengan segala upaya yang melahirkan

kebijakan publik, khususnya semua kebijakan yang

menghasilkan manfaat bagi masyarakat umum. Umat Allah harus

masuk dalam setiap lini kehidupan bermasyakat, dalam

pendidikan, politik, ekonomi dll (bd. Yer. 29:7). Melakukan

korupsi, bukan saja kontradiksi dengan maksud yang mulia

untuk berperan bagi kepentingan umum, tetapi juga melawan

prinsip penugasan Allah baginya.

15. Gereja harus berdiri dan mengumumkan kebenaran dan

kejujuran, secara verbal ataupun bersikap tingkah laku, dengan

tujuan akan memberi dampak yang positif bagi sekitar.

16. Keikutsertaan gereja dalam upaya pemberantasan korupsi di

Indonesia, harus bekerjasama dengan semua elemen bangsa

Page 42: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

332

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

dalam latar belakang apapun termasuk agama dan berkolaborasi

dengan pemerintah berdasarkan tatanan regulasi yang telah

tersedia.

17. Keberadaan gereja menjadi begitu penting karena terkait dengan

peran dan keterlibatannya bagi kepentingan Republik ini.

Berbagai peran gereja tersebut dapat didaftar menjadi rangkaian

panjang dalam sejarah perjalanan bangsa ini sampai sekarang.

Sumbangsih gereja terhadap NKRI telah banyak ditemui, baik

dengan pendekatan tokoh-tokoh (para pejuang) di berbagai

bidang, maupun pendekatan peristiwa-peristiwa sejarah

perjuangan dan pembangunan bangsa, sebelum dan sesudah

kemerdekaan hingga hari ini.

18. Sejarah membuktikan bahwaMr. Maramis dan beberapa teman

lainnya tidak mau menandatangani dokumen awal rumusan

Piagam Jakarta, dengan tujuh kata dalam sila pertama yaitu:

“dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Naskah piagam Jakarta itu kemudian berubah dan mencoret

ketujuh kata tersebut.

19. Keterlibatan gereja dalam pemberantasan korupsi, tidak boleh

hanya sampai pada wacana atau sebatas pernyataan-pernyataan

mimbar gereja. Gereja harus melakukan langkah-langkah konkrit

dan terukur, melalui program-program khusus menyangkut anti

korupsi, meliputi semua elemen kepemimpinan dan warga

gereja. Program-program tersebut haruslah terintegrasi dengan

berbagai aspek pembinaan dan pengajaran melalui strategi yang

Page 43: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

333

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

berbasis ketaatan pada firman Allah. Program-program dimaksud

haruslah secara menyeluruh barlaku bagi warga gereja, para

pejabat gereja, dari Pucuk Pimpinan sampai di tingkat gereja

lokal.

20. Gereja perlu pembertimbangkan Ketujuh langkah konkrit, untuk

mengaktualisasikan peran gereja dalam mendukung kebijakan

Nasional bagi Indonesia yang bersih dari korupsi.

Page 44: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

334

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

KEPUSTAKAAN

Borong, Robert P. Etika Politik Kristen: Unit Informasi dan Publikasi &

Pusat Studi Etika, STT Jakarta. 2006.

Effendy, Marwan. Korupsi & Strategi Nasional Pencegahan Serta

Pemberantasannya. Jakarta: Referensi, Juni 2013.

Gie, Kwik Kian. Pikiran yang Terkorupsi. Jakarta: Kompas, Agustus

2008.

Isra, Saldi. Kekuasaan dan Perilaku Korupsi. ed. Redaksi Penerbit.

Jakarta: Kompas, Maret 2009.

Jangan Bunuh KPK Perlawatan Terhadap Usaha Pemberantasan

Korupsi. ed. Tri Agung Kristanto dan Irwan Suhanda. Jakarta:

Kompas, September 2009.

McGrath, Alister E. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 1988.

Panitia Penyusun Buku Sejarah Gereja. Sejarah Kerapatan Gereja

Protestan Minahasa (1933-1982). Manado: Oktober 2003.

Scott, John. Teori Sosial Masalah-masalah Pokok dalam Sosiologi.

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).

Page 45: PERAN GEREJA DALAM UPAYA MENDUKUNG KEBIJAKAN …bwlapian.org/assets/hal-291-335-gbl-maxi-(korupsi).pdfpenamaan terhadap tindak kejahatan korupsi di bumi Pancasila ini. Upaya ... Sebagai

335

Hari Ulang Tahun KGPM ke 80, 29 Oktober 2013

Buku Persembahan KGPM Wilayah Jawa

Susabda, Yakub B. Mengenal dan Bergaul dengan Allah, Sebuah Refleksi

Iman Kristen pada Allah yang Hidup di dalam Tuhan Yesus

Kristus. (Batam: Gospel Press, 2002).

Syukur, Abdul. Para Koruptor Kelas Wahid Dunia. (Yogyakarta:

FlashBooks, Agustus 2011).

Putra, Riswandi. Sepak Terjang Abraham Samad, Pendekar Pemberantas

Korupsi yang Paling Ditakuti dan Disegani. (Yogyakarta: Sinar

Kejora, Mei 2013).

Strategi Nasional Pencegahan & Pemberantasan Korupsi Jangka

Panjang (2012-2025) dan Jangka Menengah (2012-2014).