peran dinas kebersihan pertamanan dan...
TRANSCRIPT
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 1
PERAN DINAS KEBERSIHAN PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN
DALAM PEMELIHARAAN TAMAN KOTA
(Studi Kasus Taman Kota Budaya Raja Ali Haji Kecamatan Tanjungpinang Kota)T
ahun 2015-2016
RIKO ROMADON
NIM. 120565201141
ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
ABSTRACT
City park is the most important aspect of urban area, this matter as its function as public space, social
facilities of society and play area for children and adolescent. It is not separated with the existing facilities and
infrastructure in the park because it is the most important aspect in the city park area. Maintenance of the park is
inseparable from the Role DKPP, this is in accordance with the Regional Regulations Number 04 year 2014 of
strengthened With Tanjungpinang Mayor Regulation Number 12 year 2015 On the Description of the Main Task and
Organizational Functions and Working Procedures of the DKPP, article 15, paragraph 1, "the maintenance of parks
undertakes the main task of maintaining parks, greenways and buffer zones of urban green areas". Maintenance of the
park, especially in Park Raja Ali Cultural Haji of the existing facilities is the authority of DKPP which contained in
regional Regulation city Tanjungpinag. Based on the above issues, this research focuses on The role of the DKPP on
park Maintenance (Case Study Raja Ali Haji Cultural Park Village of Senggarang).
In this study, researchers used qualitative research methods. From the topics that researchers take of course
that must be answered how the role DKPP the park maintenance, hence the descriptive-analysis method is needed in
order to give a clearer and more detailed answer. The theoretical concept used is know George Terry through several
roles, namely through management functions according to George Terry classify management into 4 managerial
functions.
Based on the analysis conducted on in-depth interviews, observation methods, and literature review as well as
the informants obtained from DKPP and Visitors the park. The results showed lack DKPP role is not optimal in the
maintenance of the park in terms of facilities and existing plants in the Raja Ali Haji park Culture. Findings in the
field also showed that the damage to existing facilities in the park culture of almost 65% of the total facilities that
exist in the park culture and a multipurpose building building that never finished, Besides security do also still
lacking. Lack of attention of the local community adds to the worsening state of the cultural park, This is due to lack
of public awareness and the lack of socialization conducted by the government in community participation in Park
maintenance.
Keywords : Role, Tanjungpinang City DKKP, Park Maintenance.
PENDAHULUAN
Kota adalah salah satu ungkapan kehidupan
manusia yang mungkin paling komplek (Zahnd,
2006:1). Kota meliputi: aspek fisik terbangun dengan
alam sebagai wujud ruang dengan elemennya (city),
dan aspek manusia sebagai subyek pembangunan dan
pengguna ruang kota (citizen), merupakan human
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 2
settlement terdiri dari content yaitu manusia dan
container yaitu wadah atau physical settlement baik
buatan manusia maupun alam sebagai tempat untuk
hidup manusia dengan segala aktifitasnya (Soetomo,
2009:34-35).
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi di wilayah perkotaan telah menarik arus
urbanisasi yang tinggi. Oleh sebab itu bagi banyak
orang hal ini menjanjikan kesempatan kerja yang luas.
Hal ini menjadikan tingkat pertumbuhan penduduk dan
pekerja yang tinggi di wilayah perkotaan. Pertambahan
penduduk kota meningkat, baik pertumbuhan alami
(natural growth) maupun urbanisasi (urbanisation)
yang masih tergolong tinggi, dan peningkatan tuntutan
kehidupan masyarakat telah mengakibatkan volume
dan frekuensi kegiatan penduduk. Konsekuensi
keruangan yaitu meningkatnya tuntutan akan ruang
(space) untuk mengakomodasi sarana dan prasarana
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan tersebut (Yunus, 2005:57).
Sebagai pusat aktivitas penduduk seperti
Industri, Perdagangan, Pendidikan, dan Jasa, kualitas
lingkungan kota sering kali terimbas oleh aktivitas
penduduknya. Pencemaran udara, pencemaran air, dan
pencemaran tanah adalah bentuk dampak yang
ditimbulkan oleh tingginya tingkat aktivitas tersebut.
Berbagai cara telah ditempuh untuk meminimalkan
dampak terhadap lingkungan, antara lain, membangun
ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau menjadi
kebutuhan bagi masyarakat perkotaan.
Melihat berbagai perkembangan diwilayah
kota, dituntut adanya kesiapan untuk menata,
membina, dan mengembangkan lebih lanjut
masyarakat dan wilayah kota kearah perkembangan
yang lebih konstruktif dan positif.
Perencanaan ruang terbuka hijau yang
memperhatikan segala aspek, yakni aspek fisik, Sosial,
dan Ekologi, telah menciptakan suatu evolusi baru
terhadap pengendalian lingkungan. Tingginya
pengaruh ruang terbuka hijau terhadap pengendalian
kualitas lingkungan menambah kebutuhan masyarakat
terhadap ruang terbuka hijau ini. Ruang terbuka hijau
dianggap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
perkotaan dalam hal menciptakan kondisi lingkungan
yang lebih baik.
Menurut Ernawi, Imam S. (2012 : 20) ruang
terbuka bisa berbentuk jalur (path), seperti jalur hijau
jalan, tepian air waduk atau danau dan bantaran sungai,
bantaran rel kereta api, saluran/jejaring listrik tegangan
tinggi, dan simpul kota (nodes), berupa ruang taman
rumah, taman lingkungan, taman kota, taman
pemakaman, taman pertanian kota, dan seterusnya.
Sedangkan pengertian ruang terbuka hijau (RTH)
berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang adalah area memanjang/jalur
dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam.
Taman Kota yang berperan sebagai Ruang
Terbuka Hijau salah satunya adalah Taman Budaya
Raja Ali Haji, merupakan RTH (Ruang Terbuka Hijau)
dan dapat dikatakan sebagai sarana public space,
karena jenisnya yang memadukan RTH soft (dominasi
pohon) dan hard (dominasi lahan terbangun).
Keberadaannya sangat sentral bagi masyarakat yang
tinggal di Kecamatan Tanjungpinang Kota khususnya
masyarakat yang tinggal di Kelurahan Senggarang dan
sekitarnya.
Berdasakan Rencana Kerja Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman, Tahun 2015 dan 2016
diatas sudah mengalokasikan dana serta program kerja
dalam pemeliharan taman, namun dalam tinjauan
lapangan 28 November peneliti tidak melihat adanya
pemeliharan terhadap taman Budaya Raja Ali Haji,
keindahan taman yang indah dulunya berangsur-angsur
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 3
menghilang, dan kini sebagian bangunan miniatur
tampak rusak dan kurang terawat. Bukan layak-nya
taman, sekitar bangunan miniatur banyak ditumbuhi
ilalang sehingga membuat taman tampak gersang.
Sampah yang diduga berasal dari bungkus makanan
pengunjung, juga berserakan di sekitar taman.
a. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka
dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu “
Bagaimanakah Peran Dinas Kebersihan Pertamanan
dan Pemakaman dalam Pemeliharaan Taman Kota
yang ada di Kecamatan Tanjungpinang Kota
khususnya Taman Budaya Raja Ali Haji yang berada
di Kelurahan Senggarang ?
b.Tujuan Dan Manfaat
a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
dan mendeskripsikan penerapan ruang terbuka
hijau di Kota Tanjungpinang serta untuk
mengetahui, mendeskripsikan dan
menganalisis peran dan upaya Pemerintah
Daerah dalam mengelola serta pemeliharaan
ruang terbuka hijau di Kota Tanjungpinang
khususnya Taman Kota Budaya Raja Ali Haji.
b. Manfaat Penelitian
1. Secara akademik
Memberikan tambahan wacana atau
pengyaan pustakan tentang peran yang
dilakukan oleh Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Di Kota
Tanjungpinang dan sebagai referensi
untuk penelitian serupa dalam ruang
lingkup serupa yang lebih luas dan lebih
mendalam.
2. Secara praktis
Diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam penyusunan
kebijakan oleh Pemerintah Kota
Tanjungpinang agar taman kota lebih
diperhatikan.
c. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Menurut Jalaluddin Rahmat (2001:24).
Pendekatan ini menggunakan pendekatan
metode Analitis Deskriptif Kualitatif, yang
mana peneltian ini hanyalah memaparkan
situasi dan peristiwa. Penelitian dalam metode
ini hanya bersifat menuturkan dan menafsirkan
data yang ada, misalnya peristiwa yang dialami
atau tentang suatu proses yang sedang
berlangsung.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di
Taman Budaya Raja Ali Haji Kecamatan
Tanjungpinang Kota. Penentuan lokasi
penelitian di Kecamatan Tanjungpinang Kota
merupakan salah satu Kecamatan yang berada
di Kota Tanjungpinang yang merupakan
sasaran pelaksanaan Dinas Kebersihan,
Pertamanan dan Pemakaman dan merupakan
salah satu kecamatan yang dekat dengan pusat
Pemerintahan Kota Tanjungpinang. Lokasi
penelitian yang dipilih adalah wilayah kerja
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
Kota Tanjungpinang.
3. Jenis Data
1. Data Primer adalah data yang diperoleh
langsung dari pihak terkait dengan objek
yang diteliti. Data primer sebagai sumber
data utama diperoleh langsung dari
penelitian lapangan melalui wawancara
kepada informan yang menguasai
permasalahan dan observasi langsung ke
tempat terjadinya peristiwa dengan pelaku
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 4
yang terkait dengan peran Dinas
Kebersihan Pertamanan dan pemakaman
dalam menjaga dan mengelola serta
pemeliharaan ruang terbuka hijau
khususnya taman Budaya Raja Ali Haji.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh
secara tidak langsung dari objek yang
diteliti, namun diusahakan pihak lain, yaitu
dokumen yang berkaitan dengan objek
yang diteliti. Data sekunder diperoleh
melalui catatan-catatan atau dokumentasi
resmi lainnya yang mendukung data primer,
yaitu dokumentasi, data laporan atau arsip-
arsip tentang Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang. Oleh karena itu, batasan
data sekunder mencakup data yang
mendukung isi dan pembahasan yang
berkaitan dengan penelitian ini.
4. Informan Penelitian
Informan adalah orang yang memiliki informasi
tentang objek yang ingin diketahui dalam penelitian.
Secara teknis informan adalah orang yang dapat
memberikan penjelasan tentang suatu kejadian secara
terperinci untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan penelitian yang dilakukan.
d. Teknis Dan Alat Pengumpulan Data
a) Wawancara adalah kegiatan komunikasi secara
langsung yang bertujuan mendapatkan informasi
yang dibutuhkan. Wawancara yang dilakukan
adalah melalui wawancara yang mendalam
dengan teknik wawancara yang tidak berstruktur
diamana peneliti memberikan pengarahan pada
pewawancara tentang pertanyaan yang diajukan.
b) Observasi Selain itu pengumpulan data juga
dilakukan dengan observasi, yakni
memperhatikan atau mengadakan pengamatan
dengan menggunakan panca indera. Kegiatan ini
dilakukan secara pasif atau bersifat non
partisipasi.
c) Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik
penelusuran bahan-bahan tertulis ataupun data-
data lain yang ada didalam sebuah lembaga.
Misalnya struktur kepengurusan, dan dokumen-
dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian
ini.
f. Teknis Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Model analisis data dalam penelitian ini
mengikuti konsep yang diberikan Miles and
Huberman dalam bukunya Burhan Bungin (2003 : 69).
Miles and Hubermen mengungkapkan bahwa aktifitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus-menerus
pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai
tuntas. Komponen dalam analisis data dapat
diungkapkan dalam gambar sebagai berikut :
1. Reduksi data (Reduction Data)
2. Penyajian Data (Display Data)
3. Verifikasi atau penyimpulan Data
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 5
PEMBAHASAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerja Umum
(PU) Nomor 05/PRT/M/2008 dinyatakan bahwa,
taman Kota adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial
dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreasi, edukasi,
atau kegiatan lain pada tingkat Kota. Taman Kota
sebagai ruang terbuka hijau (RTH) Kota adalah bagian
dari ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah
Perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan
vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung
manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang
dihasilkan oleh RTH dalam Kota tersebut yaitu:
keamanan, kenyamanan, kesejahtraan, dan keindahan
Wilayah Perkotaan tersebut. Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia dikatakan bahwa Taman adalah
suatu tempat yang ditanami berbagai bunga dan
sebagainya; tempat bersenang-senang; tempat yang
menyenangkan dan sebagainya.
Keberadaan taman kota tidak dapat terlepas
dari komponen pembentuknya. Komponen-komponen
dalam taman kota tersebut dapat dibagi menjadi 2
bagian utama yaitu : Material landscape atau vegetasi
kedua merupakan Kelengkapan Fasilitas. Yang
termasuk dalam material merupakan Kelengkapan
Fasilitas di Taman Budaya Raja Ali Haji dapat dilihal
dilampiran dokumentasi Fasilitas Taman Raja Ali Haji.
Taman kota budaya merupakan sarana
prasarana yang di bangun dan disiapkan oleh pemko
demi mewujudkan Ruang Terbuka Hijau yang
dimaksud untuk dapat memberikan nuansa yang
keseluruhan fasilitas tersebut di resmikan pada
Tanggal 29 Juli 2004 yang langsung diresmikan oleh
Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Republik
Indonesia, fasilitas yang digunakan di taman kota
budaya saat ini menjadi perhatian khusus bagi Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman permasalahan
inipun menjadi pembahasan yang harus mempunyai
solusi yang terbaik agar fasilitas yang dibangun tidak
menjadi sia-sia.
Penurunan kualitas taman Budaya dapat terjadi
karena beberapa faktor. Sebagai contoh adalah
keberadaan ruang publik yang terlihat rapi dan bersih
namun sepi dari pengunjung. Dalam hal ini tentu ada
suatu masalah yang menyebabkan ruang publik yang
rapi dan bersih tersebut menjadi sepi pengunjung.
Beberapa faktor penyebabnya adalah terdapat
kesalahan dengan desain ruang publik tersebut dan
sistem manajemen pengelolaan yang kurang baik.
Sebagai sebuah ruang publik, tentu Taman Budaya
Raja Ali Haji membutuhkan sistem manajemen
pengelolaan dan pemeliharaan yang terstruktur. Taman
Budaya Raja Ali Haji dikelola oleh Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang.
Peran Dinas kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman sebagai pemelihara taman kota budaya
mempunyai tanggung jawab penting dalam mengurusi
segala fasilitas yang telah ada di taman kota budaya.
Melalui beberapa Peran Pemerintah dilaksanakan
melalui beberapa peranan, yaitu melalui fungsi-fungsi
manajemen sebagai berikut :
a. Planning (Perencanaan).
Perencanaan dalam pemeliharaan taman kota di Kota
Tanjungpinang Khususnya Taman Budaya Raja Ali
Haji, merupakan salah satu aspek penting dari daur
kegiatan manajemen yang terutama berhubungan
dengan pembuatan keputusan (decision making) untuk
masa depan, baik jangka panjang maupun jangka
pendek
Perencanaan adalah prosese memutuskan
tujuan-tujuan yang akan dikejar selama suatu jangka
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 6
waktu yang datang dan apa yang dilakukan agar
tujuan-tujuan itu dapat tercapai. Perencanaan yang
matang dalam pemeliharaan taman sangat berpengaruh
pada keindahan taman dan nilai lainya. Berdasarkan
observasi lapanagan penulis mendapatkan temuan
yang mana belum optimalnya pemeliharaan yang
dilakukan oleh dinas terkait. Hal ini menjadi
pertimbangan peneliti karena pemeliharan taman
sangat penting karena fungsi taman sangat penting
dikawasan perkotaan.
Penikatan RTH yang terjadi dikota
tanungpinang dituntu kesiapan dalam perencanan yang
matang juga dalam pemeliharaannya. Hal ini agar
menjaga fungi dan manfaat taman kota kususnya
taman budaya raja ali haji dapat tetap terjaga
sebagaimana mestinya dan agar fasilitas yang ada tetap
terjaga ubtuk jangka yang panajang.
b. Organizing (Pengorganisasian).
Pemeliharaan Taman Budaya Raja Ali Haji Di
Kota Tanungpinang dimana telah dipaparkan
sebelunnya ialah pelimpahan atas wewenang dari
pemerintah provinsi kepada pemerintah Kota
tanjungpinang. Sehingga pemerintah Kota
Tanjungpinang perlu untuk membentuk unit
organisasi agar mencapai tujuan yang telah di tetapkan
oleh pemerintah daerah kota tanjungpnang secara
efektif dan efisien, maka dalam hal pengorganisasian
pemeliharan taman di kota tanjungpinang melalui
Dinas kebersihan pertamanan dan pemakaman yang
berfungsi sebagai koordinator pembinaaan,
pengendalian, pengawasan, monitoring, serta evaluasi
terhadap pelaksanaan Pemeliiharaan taman .
Salah satu bentuk adanya pengorganisasian dari
pemerintah daerah adalah memerintahkan pegawai
Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman untuk
di tugaskan di Taman Budaya Raja Ali Haji hal ini
bermaksud untuk melakukan penjagaan serta sekaligus
petugas kebersihan agar fungsi dari taman itu tetap
terjaga.
Pengorganisasian adalah suatu proses
menggabungkan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas serta
fungsinya dalam organisasi. Dalam prosese
pengorganisasian dilakukan pembagian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab secara terperinci
berdasarkan bagian dari bidangnya masing-masing.
Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan
mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan,
termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang di
kehendaki.
Pemerintah sudah menjalankan perannya
sebagai Organizing atau Pengorganisasian hal ini dapat
dilihat pembagian tugas yag dilakukan di Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman sesuai
dengan foksinya masing-masing hal ini tertuang di
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 12
Tahun 2015 Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kebersihan
Pertamanan Dan Pemakaman, yang mana telah
dijabarkan diatas tadi.
Pengorganisasian Dalam program
pembagunan pemerintah perlu dilihat aspek-aspek
yang dapat mendukung pembangunan menjadi sarana
prasarana yang dapat berfungsi sebagaimana dengan
mestinya adapun aspek yang harus diperhatikan dalam
pemeliharaan taman budaya di kota Tanjungpinang
yaitu aspek perawatan yang selalu menjadi kekurangan
oleh pemerintah baik diistansi manapun hal ini
menjadi perhatian khusus bagi setiap dinas dalam
melakukan program pembangunan.
Susunan serta sumber daya manusia sangat
berperan penting dalam berjalanya pengorganisasian
hal ini tidak mungkin suatu badan atau lembaga tidak
ada susunan atu sumber daya manusianya,
keberhasilan pengorganisasian dipengaruhi oelh kerja
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 7
sama yang baik antara individu-indivi yang ada
didalam organisasi maupuan antar lembaga dan badan
yang bekerja sama. Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman telah menyusun serta membuat susunan
organisasi dinas agar bisa dipahami oleh pegawai yang
bekerja, yang mana tugas dan fungsi Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
c. Actuating (Pelaksana).
Pelaksanaan pemeliharaan taman Ditaman
Budaya Raja Ali Haji merupakan suatu bentuk dari
perencanan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihab
Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang
dalam pemeliharaan taman merupakan bentuk
implementasi dari pengorganisasian yang telah
ditetapkan oleh pemerintah Kota Tanjungpinnag. Hal
ini dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dari
perencanaan itu bisa tercapai secara efisien dan efektif,
yakni teryujudnya :
Pemeliharaan RTH, indicator output :
pemeliharaan RTH taman, median dan bahu
jalan.
Penataan taman lingkungan indicator output
kegiatan : tersediannya penataan taman, tegu,
taman bermaian.
Peningkatan RTH taman Kota indicator output
kegiatan : tersediannya penataan taman, tegu,
taman bermain.
Pemerintah selaku pemegang peran sentral dan
tanggung jawab selayaknya segera mengambil
kebijakan, tentu dengan kewajiban melibatkan
stakeholders. Selama ini, kecenderungan pemerintah
untuk bergerak top down dan sendiri tanpa melibatkan
peran serta masyarakat telah terbukti gagal dalam
mengatasi permasalahan kelestarian ekosistem
keberadaa Taman kota budaya. Pemerintah harus
menghindarkan diri dari klaim, bahwa solusi yang
selama ini ditawarkan oleh pemerintah adalah yang
paling baik dan benar. Semua hal tersebut adalah demi
mewujudkan sebuah solusi yang “terbaik dari yang
terbaik” dalam rangka menyelesaikan permasalahan.
Terkait pemeliharaan taman budaya Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang sendiri memiliki komitmen yang kuat
dalam pengelolaan lingkungan. Dan hal itu yang
mendasari pula perkembangan pembangunan dan
pengelolaan RTH yang ada di Kota Tanjungpinang
yang salah satunya adalah jenis taman dan jalur hijau,
dengan komitmen dalam pelaksanaan tugasnya
tersebut Kota Tanjungpinang mampu meningkatkan
dan menjaga kuantitas serta kualitas dari taman dan
jalur hijau yang ada sehingga hasilnya dapat dilihat
saat ini. Pelaksanaan program dapat berjalan dengan
baik karena adanya kesesuaian antara penggunaan
sumber daya yang ada dengan komitmen dari dinas
untuk melakukan tugasnya.
d. Controlling (Pengawasan).
Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi umpan
balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar
yang telah di tetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta
mengambil tindakan koreksi yang di perlukan untuk
menjamin bahwa semua daya organisai di pergunakan
dengan cara paling efektif dan efesien dalam
pencapaian-pencapaian tujuan organisasi.
Dalam memainkan perannya pemerintah
seharusnya lebih dapat memaksimalkan keamanan
dengan penambahan anggota dan jam kerja demi
terjaganya keamanan pada setiap factor baik
masyarakat maupun fasilitas negara sehingga
terciptanya suasana yang aman dan terjaga.
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 8
f. Peran Dinas Kebersihan Pertamanan Dan
Pemakaman Dalam Menjaga Funsi RTH Atau
Taman Kota.
Ketidak berhasilan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
selama ini, disamping pola penanganan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) seperti pengaman tanaman yang
tidak sesuai, karena walaupun tanaman sudah dipagari,
ternak masih bisa memakan tanaman tersebut.
Demikian juga dengan pemanfaatan fungsi yang tidak
sesuai, demikian juga persepsi masyarakat yang belum
semuanya sama, ada yang menganggap Ruang
Terbuka Hijau (RTH) tidak penting, ada pula yang
menganggap penanaman di pinggir jalan dan taman
kota yang ada adalah suatu proyek. Yang berarti dana
pemeliharaan sudah ada dan ditangani oleh pemerintah
sehingga masyarakat tidak peduli jika ada tanaman
yang rusak dan fasilitas yang rusak atau sengaja
dirusak.
Dalam program pembagunan pemerintah perlu
dilihat aspek-aspek yang dapat mendukung
pembangunan menjadi sarana prasarana yang dapat
berfungsi sebagaimana dengan mestinya adapun aspek
yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan taman
budaya di kota Tanjungpinang yaitu aspek perawatan
yang selalu menjadi kekurangan oleh pemerintah baik
diistansi manapun hal ini menjadi perhatian khusus
bagi setiap dinas dalam melakukan program
pembangunan.
Taman Budaya Raja ali haji sebagai salah satu
ruang terbuka hijau di Kota Tanjungpinang memiliki
jenis dan jumlah vegetasi yang beragam. Taman tidak
terlepas dari elemen taman yang memiliki daya hidup.
Oleh karena itu, agar kondisi taman senantiasa terjaga
dengan baik, maka pemeliharaan tanaman secara rutin
harus dilakukan. Untuk menghindari kerusakan yang
terjadi akibat pengunjung, maka Dinas kebersihan
pertamanan dan pemakaman seharusnya membuat
rambu-rambu taman. Rambu-rambu ini berisi larangan,
seperti larangan menginjak rumput, larangan memetik
bunga dan larangan membuang sampah sembarangan.
Pembuatan rambu-rambu taman dilakukan sebagai
bagian dari pemeliharaan ideal taman.
Taman Budaya Raja Ali Haji merupakan RTH
sebagai infrastruktur hijau memiliki fungsi beragam,
yaitu :
a) Konservasi tanah dan air: Pembangunan kota
lebih dimaknai sebagai pembangunan fisik
perkotaan berupa gedung, jalan, jembatan, dan
perkerasan. Permukaan lahan yang tertutup
perkerasan dan bangunan semakin hari semakin
meluas seiring dengan perubahan lahan alami
menjadi lahan terbangun. Keadaan ini
menyebabkan air hujan tidak dapat meresap ke
dalam tanah (infiltrasi), sehingga peresapan air
tanah (dangkal) terhambat. Keberadaan RTH
sangat penting untuk meresapkan air hujan ke
dalam tanah, menyuplai cadangan air tanah, dan
mengaktifkan siklus hidrologi. ruang tertutup
dalam bangunan agar lebih nyaman, tetapi
belum mampu memengaruhi ruang terbuka
perkotaan.
b) Pengendali Pencemaran: Pencemaran di kota-
kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung,
Makassar, dan kota besar lainnya, pada
umumnya tinggi. RTH mempunyai kemampuan
mengendalikan pencemaran, baik pencemaran
udara, air, maupun suara bising. Peningkatan
bahan pencemar di udara, khususnya karbon
dioksida akibat kegiatan industri dan kendaraan
bermotor, dapat diserap tanaman dalam proses
fotosintesis. Keberadaan RTH dapat
mengendalikan bahan pencemar (polutan),
sehingga tingkat pencemaran dapat ditekan dan
konsentrasi karbon dioksida dapat berkurang.
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 9
c) Habitat Satwa dan Konservasi Plasma Nutfah:
Dengan pemilihan jenis tanaman yang tepat,
RTH dapat dijadikan sebagai habitat satwa liar
(burung, serangga), tempat konservasi plasma
nutfah, dan keanekaragaman hayati. Keberadaan
satwa liar di wilayah perkotaan memberi warna
tersendiri bagi kehidupan warga kota dan
menjadi indikator tingkat kesehatan lingkungan
kota.
d) Sarana Kesehatan dan Olahraga: Melalui proses
fotosintesis, tanaman menghasilkan oksigen
(O2), gas yang sangat dibutuhkan manusia untuk
bernapas. Oleh karena itu, RTH yang dipenuhi
pepohonan sering disebut sebagai paru-paru
kota. Keberadaan RTH sangat berperan untuk
meningkatkan kesehatan dan olahraga.
e) Sarana Rekreasi dan Wisata: Suasana kota yang
padat bangunan dengan dinamika kehidupan
yang serba cepat dan rutinitas pekerjaan sehari-
hari membuat warga cepat jenuh. Warga
membutuhkan suasana baru untuk bersantai dan
keluar dari rutinitas sehari-hari. Mereka
membutuhkan tempat rekreasi dan wisata alami.
Taman lingkungan, taman kota, hutan kota,
kebun binatang, kebun raya, maupun bentuk
RTH rekreasi lainnya sangat berperan
mengembalikan kreativitas kehidupan manusia
dari rutinitas dan kejenuhan dalam bekerja.
Anak-anak hingga lanjut usia dapat berkaktivitas
di ruang luar. Oleh karena itu, keberadaan RTH
mendukung ketersediaan RTH sebagai tempat
sarana rekreasi dan interaksi sosial masyarakat.
f) Sarana Pendidikan dan Penyuluhan: RTH
bermanfaat sebagai sarana pendidikan dan
penyuluhan tentang sumber daya alam dan
lingkungan hidup. RTH dapat digunakan untuk
membangkitkan cita rasa terhadap alam dan
lingkungan. Keberadaan tanaman dan unsur
alam lainnya sebagai habitat satwa burung
secara tidak langsung menjadi sarana
pembelajaran bagi warga terutama anak-anak,
selain meningkatkan kualitas lingkungan kota.
g) Area Evakuasi Bencana : Sering terjadinya
bencana di Indonesia akhir-akhir ini, seperti
gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung
berapi, kebakaran, perlu pengembangan mitigasi
bencana dengan menyiapkan area terbuka di
kawasan perkotaan yang dapat berfungsi sebagai
tempat evakuasi. RTH, seperti taman, halaman,
lapangan bola, dapat digunakan sebagai area
evakuasi warga saat terjadi bencana.
h) Pengendali Tata Ruang Kota: RTH sebagai
kawasan preservasi atau konservasi yang
berbentuk jalur hijau dapat dijadikan alat
pengendali tata ruang kota dengan fungsi
sebagai sabuk hijau (green belt) atau jalur hijau
pembatas kawasan maupun pembatas wilayah
kota.
i) Estetika: Keberadaan RTH dapat meningkatkan
daya tarik dan keindahan suatu kota. Tanaman
memiliki bentuk, warna, dan tekstur
beranekaragam sehingga dapat menambah
keindahan pemandangan lanskap kota. Di
samping itu, sebagai unsur yang hidup dan
berkembang, tanaman dapat berubah dari waktu
ke waktu (bersemi, berbunga, berbuah, rontok,
dan sebagainya) sehingga menjadi daya tarik
tersendiri.
Peran pemeritah dalam hal ini belum
sepenuhnya berjalan dimana khususnya taman budaya
yang mana fungsinya sebagaimana mestinya tidak
berjalan. Karena taman budaya merupan taman yang
dibuat berbasis budaya dalam konteks masyrakat yang
mendominasi di kepulauwan riau digambarkan di
Taman Budaya Raja Ali Haji.
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 10
Dari keseluruhan fungsi RTH diatas
Pemerintah Kota Tanjungpinang melalu Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman seharusnya
lebih mempertahankan fungsi taman budaya sebagai
mana mestinya. Pada implementasinya peran
pemerintah masih banyak kekuranggan, hal ini
menunjukan pemeliharaan taman yang masih belum
maksimal serta penerapan fungsi dari taman kota yang
belum terlaksanan. Hal ini dikarenakan tidak adanya
sosialisasi yang dibuat oleh Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman, masih minimnya
pengetahuan masyrakat dalam hal ini juga
menyebabkan taman budaya sampai dengan hari ini,
hanya sebagai taman yang pasif.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi yang telah dilaksanakan,
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program
pemeliharaan Taman Tahun 2015 – 2016 belum
maksimal yang mana realisasi dari program
pemeliharaan taman tidak secara keseluruhan di
Taman Budaya Raja Ali Haji.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari sisi perencanaan, Dinas Kebersihan
Pertamanan Dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang telah melakukan perencanan
yang mana tertuang di Rencana Kerja Tahun
2015 dan Tahun 2016 tentang pemeliharan
Ruang Terbuka Hijau yang meliputi taman
kota. Dengan kata lain dalam hal melakukan
perencanaan kerja Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang sudah dilakukan dengan cukup
baik.
2. Dari sisi Pengorganisasian, Dinas Kebersihan
Pertamanan Dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang telah melakukan
pengorganisasian yang mana pemeliharan
taman difokuskan di seksi pemeliharaan taman
hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Kota
Tanjungpinang Nomor 12 Tahun 2015 Uraian
Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Dan Tata
Kerja Dinas Kebersihan Pertamanan Dan
Pemakaman.
3. Dari sisi Pelaksanaan, pada pelaksanaanya
pemelihraan taman pada tahun 2015,
pemeliharaan taman sudah dilakukan dari
perbaiakan fasilitas maupun tanaman namun
hanya sebagian kecil saja hal ini sesuai dengan
laporan kerja Dinas Kebersihan Pertamanan
dan Pemakaman. Pada tahun 2016
pemeliharaan taman tidak berajalan
sebagaimana mestinya hal ini dapat dilihat dari
temuan lapang yang menunjukan kerusakan
yang berada di Taman Budaya Raja Ali Haji
dari fasilitas maupun beberapa taman liar yang
tumbuh. Serta hasil observasi dan informan
yang mengunjungi taman diketahui bahwa
taman budaya tersebut membutuhkan lebih
banyak perhatian dalam pengelolaannya serta
pemeliharaannya agar fungsinya dapat berjalan
dengan lebih baik. Dengan kata lain dalam hal
Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
Kota Tanjungpinang belum memaksimalkan
pemeliharaan taman.
4. Dari sisi pengawasan, pengawasan yang
dilakukan Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang sudah
dilakukan namun belum maksimal. Hal ini
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 11
dapat dilihat dari rusaknya fasilitas yang ada di
Taman Budaya Raja Ali Haji.
b. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Dinas
Kebersihan Pertamanan Dan Pemakaman Kota
Tanjungpinang dari observasi lapanagn yang dilakukan
di Taman Budaya Raja Ali Haji di Kelurahan
Senggarang, maka saran yang dapat peneliti berikan
sebagai berikut:
1. Pihak Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang di harapkan
agara membuat Perencanaan yang matang
dalam pemeliharaan dan pengelolaan RTH
sangat diperlukan untuk menjaga keindahan
taman serta wadah aktifitas sosial budaya
masyarakat dalam wilayah kota/kawasan
perkotaan terbagi dan terencana dengan baik,
pengungkapan ekspresi budaya/kultur local,
merupakan media komunikasi warga kota,
tempat olahraga dan rekreasi dan wadah dan
objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan
dalam mempelajari alam.
2. Pihak Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang di harapkan
agara membuat manajemen pemeliharaan dan
pengelolaan untuk setiap taman yang ada di
Kota Tanjungpinang, serta melakukan sharing
antara pemerintah dan bekerja sama dengan
swasta sehingga biaya pemeliharaan sarana
dan prasarana yang ada pada taman bisa
dilakukan dari hasil pengelolaan taman
tersebut sehingga tidak membebani biaya dari
Pemerintah baik Kota maupun Provinsi
Kepulauwan Riau.
3. Pihak Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kota Tanjungpinang di harapkan
agara menambahan petugas kebersihan karean
sampai saat ini petugas kebersihan belum ada
dan penambahan penjagam taman untuk
meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan,
agar fasilitas yang ada di taman budaya Raja
Ali Haji dapat terjaga serta keamanan yang
baik agar masyarakat nyaman di taman
budaya.
4. Bagi masyarakat seharusnya bisa menjadi
agen of control untuk membantu dalam
mendukung peningkatan RTH dapat dilakukan
dalam hal perencanaan, penyediaan,
pemeliharaan dan pengelolaan RTH, hingga
kerjasama dan koordinasi dalam pemanfaatan
lahan.
Daftar Pustaka
Literatur Buku
Arifin, H. S., A. Munandar, N.H.S. Arifin, Q.
Pramukanto, V.D. Damayanti.
2007.Sampoerna Hijau Kotaku Hijau : Buku
Panduan Penataan Taman Umum,
Penanaman Tanaman, Penanganan
Sampah dan Pemberdayaan Masyarakat.
Jakarta.
Arifin, H. S. dan N. H. S. Arifin. 2005. Pemeliharaan
Taman (Edisi Revisi). Jakarta : Penebar
Swadaya.
Bauer, Jeffrey C, 2003, Role Ambiguity and Role
Clarity: A Comparison of Attitudes in
Germany and the United States. Dissertation,
University of Cincinnati : Clermont.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian
Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Ernawi, Imam S. 2012. Buletin Tata Ruang Gerakan
Kota Hijau. Jakarta : Badan Koordinasi
Penataan Ruang Nasional.
Harahap, E.St, dkk, 2007, Kamus besar bahasa
Indonesia, Bandung : Balai Pustaka.
FISIP UMRAH -ILMU PEMERINTAHAN 2017 12
Inu Kencana Syafiie, M.Si, 2013 ilmu pemerintahan,
Jakarta, PT bumi Aksara.
Jalaluddin Rahmat, 2001. Metode Komunikasi
Penelitian. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Koswara E., 2002, Otonomi Daerah untuk Daerah dan
Kemandirian Rakyat, Candi Cipta Piramida,
Jakarta.
Lexy J. Moleong, M.A, 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya
Offset.
Mumford, Alan. 2003, Mencetak Manajer Andal
Melalui Coaching dan Monitoring, Jakarta :
PT Pustaka.
Ndraha, Taliziduhu, 2000. Ilmu Pemerintahan
(Kybernology), Jakarta : Rineka Cipta.
Pranadjaja, 2003, Hubungan Antar Lembaga
Pemerintahan, Bandung : Alumni.
Siagian P Sondang, 2000. Administrasi Pembangunan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Soetomo,S. 2009. Urbanisasi & Morfologi.Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Soerjono Soekanto. 2009, Peranan Sosiologi Suatu
Pengantar, Edisi Baru, Rajawali Pers, Jakarta.
Sukawan AM., 2012. Kajian Lapangan Ngurah Rai
Sebagai Taman Kota Di Kota Singaraja. Tesis
Program Magister Prograam Studi Arsitektur
Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Yunus, H.S. 2005. Manajemen Kota. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Zahnd, M. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu.
Yogyakarta: Kanisius.
Literatur Peraturan perundang-undangan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2007 Tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 4 Tahun
2014 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kota Tanjungpinang.
Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 12 Tahun
2015 Tentang Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kebersihan,
Pertamanan Dan Pemakaman.
Koswara E., 2002, Otonomi Daerah untuk Daerah dan
Kemandirian Rakyat, Candi Cipta Piramida,
Jakarta.
Winardi , 2000, Kepemimpinan Dalam Manajemen,
Renika Cipta : Jakarta.
Jurnal
Rindi Puji Astriana, 2012 Fungsi Dinas Kebersihan
dan Pertamanan dalam Mengelola Ruang
Terbuka Hijau (Studi Pengelolaan Taman
Bungkul), Header halaman genap, Volume 01
Nomor 01 (http://ejournal.unesa.ac.id, diakses
16 april 2016).
Winda Amelia Vada, 2015 Peran Pemerintah Daerah
Dalam Pembangunan Ruang Terbuka Hijau
(Rth) Di Kelurahan Pematang Reba
Kecamatan Rengat Barat, Jom FISI, Volume 2
No. 1 (http://jom.unri.ac.id, diakses 16 april
2016, 14:00Wib).
Yuni Arti, 2015 Evaluasi Tentang Program Keindahan
Di Taman Budaya Raja Ali Haji Kelurahan
Senggarang Tahun 2014, Naskah Publikasi,
(http://jurnal.umrah.ac.id : diakses 15 april
2016, 16:00Wib).