peran bimbingan agama dalam meningkatkan...
TRANSCRIPT
PERAN BIMBINGAN AGAMA DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN
DI MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TAMAN ASRI
CIPADU KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Di ajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Sosial ( S.Sos )
Oleh :
MUHAMMAD SABRI
NIM : 1111052000023
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAHJAKARTA
1439 H/ 2018 M
ABSTRAKS
Muhammad Sabri, 1111052000023. “Peran Bimbingan Agama dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho Taman
Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan”. Dibawah Bimbingan Bapak Drs. Azwar
Chatib, M.Si
Permasalahan pokok dari penelitian ini adalah Jamaah majelis Taklim Ar-
Ridho Taman asri Cipadu Kota Tangerang Selatan yang nota bene nya adalah para
Pedagang yang mempunyai keresahan dalam hal Belajar Al-Qur’an yang dalam
kesaharian nya dari pagi mengurusui dagangan mereka dan malamnya untuk
berkumpul dengan keluarga sehingga di usia mereka yang boleh katakan tidak muda
lagi ingin mencoba mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara Belajar Al-
Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho.
Penelitian ini dilakukan di Majelis Taklim Ar- Ridho. Perumusan masalah
dalam Penelitian ini adalah Bagaimana Motivasi Belajar Al-Qur’an di Majelis Taklim
Ar- Ridho. Dan Bagaimana Peran Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Al-Qur’an.
Metodologi Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan desain
Deskriftif, informan dalam penelitian yang terdiri dari 1 orang pembimbing Agama
dan 3 orang Jamaah Majelis Taklim yang rutin mengukuti pengajian setiap 1 kali
seminggu. Adapun Tekhnik Pengumpulan data menggunakan metode observasi,
wawancara mendalam, dokumentasi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peran bimbingan agama sangat
penting dalam meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an bagi Jamaah, proses
Bimbingan agama diawali dengan mengaaji bersama dengan pembimbing kemudian
dilanjutkan dengan mengaji sendiri dengan didengarkan oleh pembimbing sera
jamaah yang lain, Taushiyah, serta Tanya Jawab. Metode yang di gunakan oleh
Pembimbing agama yaitu metode ceramaah dan Tanya Jawab. Pengaruh dari
bimbingan agama yang dilakukan oleh pembimbin agama yaitu terjadi nya
peningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT serta sudah bisa membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar.
Kata Kunci: Bimbingan Agama, Motivasi Belajar Al-Qur’an
ii
KATA PENGANTAR
الّر حمن الّر حيمبسم اهلل
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala,
atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Peran Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota
Tangerang Selatan”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar sarjana Sosial bagi mahasiswa program S1 pada program studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga
pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun
tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,
terutama kepada yang saya hormati:
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
2. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Dr. Roudhonah, M.Ag selaku
Wakil Dekan Bidang Adkum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
iii
Komunikasi, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada
penulis.
4. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam.
5. Drs. Azwar Chatib M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah
sangat membantu penulis menyelesaikan karya ilmiah skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen dan staff dilingkungan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu.
7. Teristimewa kepada Ayah H. Amrizal sama Amak Irmaini dan Adik- adik
Rachmat Hidayat, Wawan Kurniawan, Putri Alya Nurhalizah, Ayu laila
Z.F penulis yang selalu mendo’akan, memberikan motivasi dan
pengorbanannya dari segi moril dan materi kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Buat sahabat–sahabat penulis Dimong (Harry Handiman), Jaid, Ucok (Al
Muzani), Komok (Khoirul Muslim M, Inang (Koen Arief Permana),
Safaruddin, Egi Fauzi Fahmi (Bolong), Syarief (Mandra), Burhan, Niko,
Abdul Haisman, Rifki, dan tidak lupa juga seluruh teman-teman, kakak
dan adik seperjuangan penulis terima kasih atas dukungan dan doanya.
9. Seluruh keluarga besar BPI 11 terimakasih buat dukungan dan doanya
kepada penulis semoga persaudaraan yang kita jalin selama ini dapat terus
terjaga dengan baik.
iv
10. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Ciputat, 27 Mei 2018
Muhammad Sabri
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Batasan Masalah ......................................................................................... 6
1. Batasan Masalah ................................................................................... 6
2. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian .................................................................. 7
1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
2. Manfaat Penelitian ................................................................................7
3. Tinjauan Pustaka................................................................................... 8
D. Metodologi Penulisan ................................................................................11
E. Sistematika Penulisan ……………………………………………………18
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Teori Peran .............................................................................................. 21
1. Pengertian Peran ................................................................................. 21
2. Tujuan dan manfaat Peran ................................................................. 22
B. Bimbingan Agama ................................................................................... 22
1. Pengertian Bimbingan Agama ...........................................................22
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama ............................................. 26
3. Prinsip dan Asas Bimbingan Agama ................................................. 28
vi
C. Motivasi Belajar Al-Qur’an .................................................................... 30
1. Pengertian Motivasi Belajar Al-Qur’an …......................................... 30
2. Macam-macam Motivasi Belajar AlQur’an........................................ 32
3. Fungsi Motivasi Belajar Al-Qur’an ................................................... 33
4. Ciri-ciri Motivasi Belajar Al-Qur’an ………………………………. 34
5. Faktor Pendekatan Belajar Qur’an …………………………………. 35
BAB III PROFIL MAJELIS TAKLIM
A. Sejarah Majelis Taklim Ar-Ridho ....................................................... .... 38
B. Visi dan Misi Majelis Taklim Ar-Ridho.................................................. 40
C. Asas dan Tujuan Majelis Taklim Ar-Ridho ............................................. 40
D. Kegiatan Majelis Taklim Ar-Ridho ........................................................ 41
E. Sarana dan Prasarana ……....................................................................... 43
F. Struktur Organisasi ………...................................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Informan ……………….......................................................... 46
B. Motivasi Belajar membaca Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho Taman
Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan ...................................................... 47
C. Peran Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Al-
Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang
Selatan ……………................................................................................. 50
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................50
2. Materi Bimbingan ........................................................................53
3. Proses Pengajian Belajar Membaca Al-Qur’an .......................... 55
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 58
B. Saran ........................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bimbingan merupakan proses layanan yang diberikan kepada individu
guna membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan baik dan dapat membantu individu
untuk lebih mengenali berbagai informasi-informasi tentang dirinya sendiri.
Hakikat bimbingan itu pada dasarnya merupakan suatu proses usaha
pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain (siapa saja) dalam segala
usia, yang dilakukan secara terus menerus (berkesinambungan) yang mana orang
itu mengalami kesulitan atau hambatan dalam hidupnya (secara psikis), sehingga
dengan bantuan atau pertolongan itu orang yang diberikan bantuan (terbimbing)
dapat mengarahkan dirinya, mampu menerima dirinya, dapat mengembangkan
potensinya untuk kebahagiaan dan kemanfaatan dirinya dan lingkungan
masyarakatnya.
Ditegaskan bahwa hal yang terdapat dalam bimbingan ialah pemberian
bantuan atau pertolongan yang dilakukan secara terus-menerus kepada siapa saja.
Karena, sesungguhnya hampir tidak ada seseorang yang secara utuh dan
menyeluruh memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya dengan optimal
tanpa adanya bantuan dan pertolongan dari orang lain. Untuk itu, sejak lahir
hingga akhir hayatnya. setiap orang di dunia ini jelas membutuhkan bimbingan
2
dan bantuan, supaya potensi (fitrah) yang ada pada dirinya dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar.1
Bimbingan Agama adalah sebagai usaha pemberian bantuan kepada
seseorang yang mengalami kesulitan baik lahir maupun batin yang menyangkut
kehidupan di masa kini dan masa mendatang. Bantuan tersebut berupa
pertolongan di bidang mental spiritual, dengan maksud agar orang yang
bersangkutan mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada
dirinya sendiri, melalui dorongan dan kekuataan iman, takwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, oleh karena itu sasaran bimbingan Agama adalah membangkitkan
daya rohaniah manusia melalui iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. 2
Tujuan bimbingan agama untuk menuntun atau memberi bantuan bagi
seseorang yang sedang mengalami kekosongan atau kekurangan dalam rohaniyah.
Sehingga dengan memberikan bimbingan agama kepada seseorang maupun
khalayak banyak untuk selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta Allah
SWT. Adapun cara untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT
sangatlah banyak cara nya. Salah satu nya ialah dengan membaca Al-Qur’an.
Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan sumber pertama dan
utama ajaran Islam. Al-Qur’an menjadi petunjuk kehidupan umat manusia.
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya
1 M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hlm. 8. 2 Walgito, Bimbingan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1984), hlm. 4.
3
terdapatwahyu Ilahi yang memiliki mukjizat yang menjadi pedoman dan
pelajaran bagi siapa saja yang mempercayai serta mengamalkannya.
Al-Qur'an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah yang
isinya mencakup pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci
sebelumnya. Al-Qur’an adalah kitab petunjuk. Allah Berfirman dalam QS. Al-Isra
17 :9. :
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,”
Alqur’an ini bukan hanya untuk petunjuk bagi orang yang beriman saja
“huddan lil al mu’minin dan huddan lil mu’taqin”, Al Qur’an juga pentunjuk
manusia (huddan lil naas). Disatu lokasi dalam QS An-Naml ayat 2-3, Allah
berfirman :
4
“ untuk menjadi petunjuk dan berita gembira untuk orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka
yakin akan adanya negeri akhirat”.
tak hanya petunjuk bagi yang bertakwa melainkan petunjuk bagi seluruh umat
manusia. Allah Berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 185: “bulan ramadhan
adalah bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai pentunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan bathil). Ini karena Al-Qur’an tidak hanya memuat petunjuk-
petunjuk etis yang terbatas pada umat islam, melainkan juga mencatumkan
petunjuk moral-universal bagi seluruh umat manusia. Kapan pun dan dimana
pun.3
Kewajiban membaca al-Qur'an sebagai wujud mempelajarinya dimulai
sejak kanak-kanak. Mereka berhak mendapatkan pengajaran membaca al-Qur'an
dari orang dewasa terutama dari bapak dan ibunya. Orang tua memikul tanggung
jawab untuk mengajarkan al-Qur'an kepada anak-anak mereka agar terbebas dari
buta huruf al-Qur'an. Dengan demikian orang tua semestinya sudah lebih dahulu
mampu membaca alQur'an sebelum mengajarkannya kepada anak-anaknya.
Bagaimana orang tua bisa mengajarkan al-Qur'an kalau mereka sendiri
tidak mampu membaca alQur'an atau bahkan tidak mengenal al-Qur'an.
Mengajarkan ilmu-ilmu lain secara umum atau menyampaikan sebagian ilmu
yang dimiliki kepada orang lain adalah perbuatan mulia dan mendapatkan pahala
3 Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA, Dr. Abdul Moqsith, M.Ag. Tafsir ayat-ayat Ahkam,
(Jakarta:UIN Press), hlm 11
5
dari Allah. Meskipun orang yang belajar al-Qur’an adalah sebaik-baik orang
Muslim dan mengajarkan al-Qur’an kepada orang lain juga sebaik-baik orang
Muslim, akan lebih baik dan utama jika orang tersebut menggabungkan
keduanya. Orang tersebut belajar cara membaca al-Qur’an sekaligus mengajarkan
kepada orang lain apa yang telah dipelajarinya seperti yang dijalankan oleh
Majelis Ta’lim Arridho
Bagi orang tua sudah terlanjur belum bisa membaca al-Qur'an akan sulit
mencari lembaga mana yang peduli dengan program pemberantasan buta huruf al-
Qur'an. Ada orang tua yang secara pribadi malu belajar alQur'an kepada anaknya
yang sudah bisa atau kepada orang lain yang sudah menguasai al-Qur'an.
Permasalahan seperti ini banyak dijumpai di kota-kota atau di pelosok desa,
misalnya di Taman asri Cipadu Kota Tangerang Selatan.
Pada umumnya Bapak-bapak yang di Majelis Ta’lim Ar-Ridho ini
kebanyakan dari kalangan pedagang yang mempunyai kesadaran yang tinggi
untuk belajar membaca Alquran. tapi merasa malu untuk belajar al-Qur'an dalam
usia tidak muda lagi, apalagi dengan rutinitas yang setiap hari selalu mengurusi
dagangan serta keluarga sehingga membuat mereka berfikir untuk belajar Al-
Quran. Namun dengan Motivasi serta semangat dari teman- teman yang sudah
melewati masa itu untuk terus istiqamah dalam belajar al-Qur'an di Majelis
Ta’lim Ar-ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan.
Motivasi yang diberikan juga berbeda yaitu: mengingatkan adanya akhirat
dan kematian, motivasi yang mudah di ingat dan yang terpenting sangat
mempunyai makna yang luar biasa bagi anggota Jam’iyyahnya. Motivasi yang
6
diberikan tidak jauh beda dengan motivasi yang digunakan Rasulullah SAW.
yang pasti tidak menyimpang dari ajaran Agama Islam. Agama Islam adalah
agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad untuk diteruskan
kepada seluruh umat manusia yang mengandung ketentuan-ketentuan ibadah
muamalah (syariah), yang menentukan proses berfikir, merasa, berbuat, dan
proses terbentuknya kata hati
Bedasarkan uraian diatas timbullah minat penulis untuk membahas
tentang “PERAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI MAJELIS
TA’LIM ARRIDHO TAMAN ASRI CIPADU KOTA TANGERANG
SELATAN”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
untuk menghindari pembahasan yang kurang terarah dalam kajian ini, maka
diperlukan pembatasan pada bidang kajian ini, untuk itu peneliti membatasi
kajian ini pada PERAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN DI MAJELIS
TA’LIM ARRIDHO TAMAN ASRI CIPADU KOTA TANGERANG
SELATAN.
2. Perumusan Masalah
Sebagaimana terurai dalam pembatasan masalah diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
7
a. Bagaimana motivasi belajar membaca Al-Qur;an di Majelis Taklim Ar-
Ridho Taman Sari Cipadu Kota Tangerang selatan?
b. Bagaimana Peran Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho Taman Sari Cipadu
Tangerang Selatan?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui motivasi belajar membaca Al-Qur’an di Majelis Ta’lim
Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan?
b. Untuk mengetahui peran bimbingan agama Islam dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Membaca Al-Qur’an diMajelis Ta’lim Ar-Ridho Taman Asri
Cipadu Kota Tangerang Selatan?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh secara teoretis maupun praktis dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Secara Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pengembangan hasanah keilmuan, khususnya dalam bidang dakwah dan
bimbingan agama Islam dan diharapkan dapat memberikan bimbingannya
kepada para Jamaah majelis ta’lim supaya mereka bisa termotivasi untuk
belajar Membaca al-Qur’an.
8
b) Secara Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfa’at yang baik bagi jamaah Majelis Ta’lim Arridho serta
bisa mengajak yang lain (pedagang) yang belum bisa membaca al qur’an
secara benar untuk bisa bersama-sama belajar membaca al qur’an di majelis
Ta’lim Ar-Ridho.
3. Tinjauan Pustaka
Penelitian dengan judul Peran Bimbingan Agama Islam dalam
Menigkatkan Motivasi Belajar Membaca Al-Qur’an diMajelis Ta’lim Ar-Ridho
Cipadu Kota Tangerang Selatan belum pernah ditemukan, namun demikian ada
beberapa kajian ataupun hasil penelitian yang ada relevansinya dengan penelitian
yang telah penulis lakukan. Hasil-hasil penelitian tersebut antara lain adalah :
a. Zuraida, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Tahun 2014
“Peran Pembimbing Agama Islam Dalam Meningkatkan Akhlak
Remaja Di Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Cipayung
Jakarta Timur”. Hasil yang di teliti oleh saudari zuraida bahwa
upaya-upaya pembimbing agama islam dalam meningkatkan akhlak
remaja yaitu menjelaskan keuntungan orang yang berakhlak baik
dan kerugian orang yang berakhlak buruk dan memberikan contoh
dan memberikan contoh kepada remaja-remaja binaan. Metode
yang digunakan oleh Pembimbing Agama Islam terdiri dari metode
ceramah, diskusi, Tanya jawab Bimbingan baca Al-Qur’an dan
Praktik. Adapun faktor pendukung, pembimbing memiliki kapasitas
ilmu memadai, adanya pengawasan dari orang tua asuh,
9
terbangunnya kesadaran dari remaja untuk memperbaiki diri serta
sarana dan prasana yang memadai. Sedangkan faktor
penghambatnya ialah waktu penyampaian materi yang tidak cukup
begitu juga dengan alokasi waktu yang seharusnya dilakukan
dengan waktu yang tepat dan kurangnya pembimbing agama islam
di panti tersebut.
b. Nurhasanah, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam “Pengaruh
Bimbingan Agama Terhadap Penerimaan Diri Warga Binaan Sosial
(Wbs) Di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta
Timur”. Nilai ui validitas dan realibitas adalah 0,676. Dari hasil
penelitian diperoleh nilai R sebesar 0,026 atau sama dengan 2,6%.
Angka tersebut mempunyai arti bahwa hubungan antara bimbingan
agama dengan penerimaan diri menunjukkan hubungan yang
bertaraf sangat rendah. Secara parsial variabel bimbingan agama
baik dalam bentuk pengetahuan maupun keterampilan tidak
teradapat pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri warga
binaan sosial (WBS), dengan perolehan fhitung (0,837)
<Ftabel(4,000) dan tingkat signifikansi 0,438>0,05.
c. Ade Nurjaman, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
“Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam pada Orang Tua Penderita
Down Syndrom di Skh Muara Sejahtera Pondok Cabe Ilir
Pamulang Tangerang Selatan”. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa proses bimbingan islam yang terdapat di Skh Muara
10
Sejahtera dilaksanakan seiring dengan proses terapi terhadap anak
yang mengalami down syndrom. Pada proses awal layanan
bimbingan tersebut berupa konsultasi keluarga, setelah terdeeksi
tingkat permasalahan anak tersebut baru dilihat dampak yang
muncul pada orang tuanya, sehingga diminta atau tidak proses
bimbingan berlangsung melalui berbagai pendekatan termasuk
bimbingan agama islam. Dari hasil penelitian juga menunjukan,
bahwa hasil bimbingan agama islam terhadap orang tua anak yang
mengalami down syndrom menunjukan bahwa sebagian besar
orang tua terbantu dan merasa perlu dengan adanya bimbingan
agama islam.
d. Abdullah Ubaid, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
“Pelaksanaan Bimbingan Agama dalam Membentuk Sikap Santun
pada Remaja di Pesantren Al-Qur’an Nurmedina Pondok Cabe
Tangerang Selatan”. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa
metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan agama yaitu
menggunakan metode individual, metode ceramah dan Tanya
jawab, dan metode pengamalan nilai-nilai keaagamaan yang bukan
teori saja. Sedangkan faktor pendukung dalam bimbingan agama
dalam membentuk sikap santun pada remaja adalah masyarakat
yang antusias untuk bekerja sama serta kreatifitas pembimbing dan
para remaja yang selalu sabar dan penuh semangat dalam proses
bimbingan agama. Sedangkan faktor penghambatnya adalah dari
11
remaja itu sendiri, dimana masa remaja merupakan proses mencari
jati diri. Masa sekarang yang banyak informasi bisa kita terima
dengan mudah dan cepat melalui teknologi yang canggih, terkadang
disalahgunakan oleh sebagian remaja yang sifat keingin tauannya
tinggi sehingga banyak waktu yang terbuang hanya sekedar untuk
bermain internet, handphone dan gadget. Selain itu juga, kurang
aktifnya lembaga pemrintahan dalam memberikan dukungan baik
segi materi maupun non materi.
Dari keempat penelitian diatas yang membedakan dengan penelitian
penulis lainnya adalah peran bimbingan agama dalam meningkatkan motivasi
belajar Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota
Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini ini membahas mengenai peran
bimbingan agama pada para pedagang yang berada di komplek pertokoan
Aryamatex Cipadu. Dimana perbedaan tersebut terdapat sasaran penelitian
yaitu para pedagang yang ada di komplek pertokoan Aryamatex Cipadu Kota
Tangerang Selatan.
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena penelitian ini
bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau
kejadian-kejadian.4 Meneliti tentang situasi situasi atau kejadian kejadian
yang diteliti sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu memberikan
4 Suryabrata, S. Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h. 18
12
gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
hasil penelitian. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini berupa
pendekatan kualitatif. Yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari individu atau kelompok
serta perilaku yang dapat diamati.5 Memberikan kesimpulan dari data yang
diamati melalui perilaku yang diteliti, melalui kata-kata tertulis seperti
bersumber dari buku, karya ilmiah, artikel, majalah, dan surat kabar,
maupun melalui lisan seperti wawancara.
2. Sumber dan Jenis Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.6 Menurut
sumbernya, data penelitian dibagi menjadi dua. yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder.7 Data primer yaitu data yang diperoleh langsung
dari subjek sebagai sumber informasi. Sumber data primer dalam penelitian
ini adalah hasil wawancara dengan anggota atau jama’ah dan ustadz di
majelsi ta’lim arridho. Sumber primer memperoleh data tentang bimbingan
agama Islam dalam menumbuhkan motivasi belajar membaca al-Qur’an.
Sementara data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
dari pihak lain. Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi
penggelola, keluarga, para ustaz, ustazah, buku, dan berbagai literatur yang
mendukung penelitian.
5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005),
h. 3 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: LP3ES, 1998),
h. 129 7 Azwar S, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 91
13
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah orang yang menjadi sumber atau
informan yang dapat memberikan keterangan mengenai masalah
penelitian.8 Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
b. Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.9 Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah kegiatan
bimbingan agama dalam meningkatkan motivasi belajar al-qur’an di
Majelis Taklim Ar-Ridho Taman Sari Cipadu Tangerang Selatan.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.10
Peneliti mengamati
langsung kelokasipenelitian dan melakukan pengamatan serta
pencatatan langsungterhadap obyek yang diteliti. Observasi dalam
penelitian ini juga digunakan untuk mendapatkan data tentang proses
bimbingan agama Islam yang dilakukan di majelis Talim ar-ridho
Taman Asri Cipadu kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu, observasi
dilakukan terhadap proses bimbingan berupa pelaksanaan kegiatan
8 Suharsimi ARikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h.
91 9 Suharsimi ARikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h.
59 10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: LP3ES,
1998), h. 107
14
Jam’iyyah, kegiatan pembimbing dalam memberikan bimbingan dan
kegiatan anggota sebagai obyek bimbingan agama Islam yang
dilakukan di Majelis Talim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota
Tangerang Selatan
b. Wawancara
Metode wawancara atau interview adalah sebuah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya
jawab sambil berucap antara pewawancara dengan responden atau
orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman
wawancara.11
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi umum
Jamaah seperti sejarah berdirinya dan tujuan didirikannya Majelis
Talim Ar-ridho Taman Asri cipadu kota tangerang selatan Wawancara
ini dengan melibatkan anggota, pengurus, para ustadz di Majelis Talim
Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu sebagai laporan tertulis dari suatu
peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan atau pemikiran terhadap
peristiwa itu dengan menyimpan atau meneruskan keterangan
mengenai peristiwa atau suatu penyelidikan yang ditujukan untuk
menguraikan apa yang telah lampau melalui sumber dokumentatif.12
11
Bungin B, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 126 12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: LP3ES,
1998), h. 193
15
Dokumentasi hanyalah nama lain dari analisis tulisan atau analisis
terhadap isi visual dari suatu dokumen. Dokumentasi bisa diperoleh
dari buku, esay, surat kabar, novel, artikel, majalah, gambar nyata, dan
catatan yang ada di suatu lembaga yang sedang diteliti. Teknik
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data
lembaga, data pembimbing, data pribadi anggota, jadwal kegiatan, visi
dan misi, serta sarana dan prasarana terkait dengan bimbingan agama
yang dilakukan di Majelis Talim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota
Tangerang Selatan.
5. Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data-data hasil dokumentasi, wawancara
dan observasi maka kripsi ini dalam menganalisis data menggunakan
penelitian kualitatif. Langkah selanjutnya adalah
mengklasifikasikannya sesuai dengan permasalahan yang diteliti,
kemudian data-data tersebut disusun dan dianalisis dengan metode
analisis data. Tiap-tiap kasus atau bagian-bagian kasus yang memiliki
kaitan dengan masalah yang diteliti akan disajikan secara kualitatif
kemudian dianalisis (analisis ini adalah analisis non statistik).
Data-data tersebut berupa data-data tentang Bimbingan Agama
Islam dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Membaca al-Qur’an di
Majelis Talim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan
yang akan disajikan secara deskriptif. Teori-teori para ahli akan
menjadi penunjang atau pendukung dalam mengantarkan penelitian ini
16
menjadi lebih bermakna, dihadapkannya data-data yang diperoleh dari
lapangan penelitian dengan teori teori para ahli tersebut. Dengan
demikian penekanan analisis deskripsi adalah
menyajikan data dengan cara menggambarkan senyata sesuai dengan
data yang diperoleh dari hasil penelitian.
Karena analisis data ini adalah Analisis data merupakan proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di
interpretasikan.13
Setelah dianalisis, langkah selanjutnya adalah di
interpretasikan untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari
hasil penelitian. Interpretasi dilakukan secara meluas dengan maksud
membandingkan hasil analisa dengan kesimpulan atau pemikiran.
Peneliti serta menghubungkan dengan teori yang digunakan.
Namun, dalam penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan
selama proses di lapangan bersamaan dengan proses pengumpulan
data.14
Adapun dalam penelitian ini digunakan langkah-langkah analisis
data sebagai berikut: Reduksi data maksudnya adalah data yang
diperoleh dalam lapangan ditulis atau dicetak dalam bentuk uraian atau
lapangan yang terinci. Data yang direduksi memberi gambaran yang
lebih tajam tentang hasil pengamatan. Display data maksudnya adalah
data yang bertumpuk-tumpuk laporan lapangan yang tebal, sulit
13
Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Cet. 3 (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1997), h. 18 14
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung Pustaka Setia, 2008), h. 200
17
ditangani, sulit pula melihat hubungan antara detail yang banyak.15
Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam
dalam tumpukan detail.
Mengambil kesimpulan dan verifikasi maksudnya adalah
Peneliti berusaha untuk mencari makna dan data yang dikumpulkannya,
untuk memberi pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering
timbul, hipotesis, dan sebagainya. Kesimpulan senantiasa harus
diverifikasi selama penelitian berlangsung, verifikasi dapat disingkat
dengan mencari data baru, dapat pula lebih mendalam untuk mencapai
“inter-subyektive consensus” yakni persetujuan bersama agar lebih
menjamin validitas atau “confirmability”. Dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber setelah dibaca, dipelajari dan
ditelaah untuk langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi yang
dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Langkah selanjutnya adalah
menyusun dalam satuan-satuan. Satuan ini kemudian di kategorikan
pada langkah berikutnya.
Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding,
tahap akhir diberi analisis data ini mengadakan pemeriksaan keabsahan
data. Sehingga hasil analisis dapat dimunculkan deskripsi baru yang
dapat menjelaskan tentang bimbingan agama Islam dalam
menumbuhkan motivasi belajar membaca Al-Qur’an di Majelis Talim
Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan.”
15
Nasution S, Penelitian Naturalisti-Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 128
18
E. Sistematika Penulisan
Dalam menguraikan masalah di atas, agar dalam pembahasan lebih
terarah dan mudah dipahami, sehingga tujuan-tujuan yang ditetapkan dapat
tercapai, skripsi terbagi menjadi 5 (lima) bab dan setiap bab terdiri dari sub
bab dengan perincian sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II: Bimbingan Agama Islam dan Motivasi Belajar Membaca Al -
Qur’an
Pada bab ini berisi tentanglandasan teori yang meliputi: Pengertian
peran, tujuan dan manfaat peran, bimbingan agama, tujuan dan fungsi
bimbingan agama, Motivasi belajar Al-Qur’an, fungsi motivasi belajar Al-
Qur’an, macam-macam motivasi belajar Al-Qur’an, Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar Al-Qur’an.
BAB III: Pelaksanaan Peran Bimbingan Agama Islam dalam
Menumbuhkan Motivasi Belajar Membaca Al-Qur’an
Pada bab ini menguraikan tentang: Gambaran umum Majelis Taklim ,
Pengelola, Ustaz, Ustazah, Anggota, Visi dan Misi, Sarana Prasarana.
Kegiatan belajar membaca Al-Qur’an meliputi: Pengertian, Materi, Motivasi,
Peran Bimbingan Agama Islam Majelis Talim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu
Kota Tangerang Selatan.
19
BAB IV: Analisis Terhadap Pelaksanaan
Bab ini penulis menjelaskan tentang: Analisis terhadap pelaksaaan
bagaimana motivasi belajar membaca Al-Qur’an di majelis Talim Ar-Ridho
Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan, bagaimana Peran Bimbingan
Agama Islam dalam menumbuhkan motivasi belajar membaca mjeis.
BAB V: Penutup
Dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan, saran-saran dan
penutup. Pada bagian ini akan memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
daftar riwayat penulis
20
BAB II
Tinjauan teori
A. Teori Peran
1. Pengertian Peran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Peran adalah
beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang
berkedudukan di masyarakat.1 Lebih jauh, peran itu harus dilaksanakan
dan seseorang dikatakan dapat memainkan perannya apabila
mempunyai status dalam masyarakat.2
Menurut Soerjono Soekanto mengakatkan peran sebagai
prilaku individu yang penting bagi Sturktur sosial masyarakat, dapat
dikatakan bahwa orang tersebut menduduki suatu posisi dalam
masyarakat, maka ia pun melaksanakan suatu perannya tersebut
dengan memperhatikan hak dan kewajibannya.3
Sedangkan peran menurut teori peran ( Role Theory ), istilah
”peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater seorang aktor harus
bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan posisinya sebagai tokoh
tersebut dia diharapkan untuk berprilaku sesuai dengan yang
diharapkan. Begitu pula dalam masayrakat bahwa perilaku yang
diharapkan dari tokoh tersebut tidak berdiri sendiri, melaikan selalu
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Blai Pustaka, 1998), h. 854 2 Nurul Hidayat, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Press, 2006), cet ke 1, h. 91 3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali, 1988), h. 220
21
berada dalam kaitan dengan adanya orang-orang lain berhubungan
dengan orang atau aktor tersebut.
Dalam teorinya Biddle dan Thomas membagi peristilahan
dalam teori peran 4 golongan yaitu:
1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial
2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut
3. Kedudukan antara orang-orang dan perilaku
4. Kaitan antara orang dan perilaku.4
Lebih lanjut, menurut Getzels dan E.G. Guba dalam M. Arifin
mengatakan bahwa gaya hubungan leadership-followership, Peranan
seseorang dapat mengubah tingkah laku masyarakat berikut
penjelasanya:
1. Role Expectation, pengharapan dari masyrakat kepengikutan
kepada peranan kepemimpinan.
2. Need Diposition, kecenderungan pribadi manusia kepada
pemenuhan kebutuhan.
3. Sosial Behavior, tingkah laku pribadi dan sosial dalam
masyarakat akibat proses kepemimpinan-kepengikutan.5
Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
peran adalah orang yang mempunyai kedudukan di dalam kehidupan
4 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, h. 234
5 M. Arifin, Psikologi Dakwah; Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h.
99
22
sosial dan mempunyai pengaruh bagi orang banyak serta turut
menyumbangkan pikiran, tenaga dalam mencapai tujuan.
2. Tujuan dan Manfaat Peran
Setiap peran bertujuan agar individu yang melaksanakan peran
dengan orang-orang sekitarnya yang berhubungan dengan peran
tersebut terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial yang
diterima dan ditaati oleh kedua belah pihak.6
Peran dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena
manfaat peran itu sendiri adalah sebagai berikut:
a. Memberi arah pada proses sosialisasi.
b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, Nilai-nilai, Norma-norma, dan
pengetahuan.
c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat.
d. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehinngga dapat
melestarikan kehidupan masyarakat.7
B. Bimbingan Agama
1. Pengertian Bimbingan Agama Islam
Istilah bimbingan agama merupakan terjemahan dari kata
guidance berasal dari kata kerja to guide yang mempunyai arti
memajukan, membimbing, menuntun ataupun membantu. Sesuai
6 Basrowi, Pengantar Sosiologi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) Cet. Ke-1, h.64
7 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan,
(Jakarta: Kencana, 2007), Cet. Ke-3, h.160
23
dengan istilahnya maka secara umum bimbingan dapat dikatakan
sebagai kegiatan bantuan atau tutunan.8
Di samping itu, Bimo Walgito dalam bukunya yang berjudul
Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Mendefinisikan Bimbingan
sebagai bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-
kesulitan di dalam hidupnya agar individu atau sekumpulan individu
dapat mencapai kesejahteraan hidup.9
Adapun definisi bimbingan menurut para ahli yang berbeda-
beda sesuai dengan pandangannya masing-masing yaitu:
a. Menurut Stoops, seperti yang dikutip oleh Djumhur dan M. Surya
menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses yang terus
menerus dalam membantu perkembangan seorang individu untuk
mencapai kemampuan secara maksimal, yang mengarah kepada
manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun
masyarakatnya.10
b. Sedangkan dalam konsep Islam bimbingan adalah “ proses
pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras
dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.11
8 Hellen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h. 2
9Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Offset, 1995), h. 4
10Djumhur dan M. Surya, Bimbingan Penyuluhan di Sekolah (Cevidenci dan Conseling),
(Bandung: Cv. Ilmu, 1975), h. 25 11
Thohari Musnawar, DAsar Konseptual Bimbingan dan KOnseling Islam, (Yogyakarta:
UII Press, 1992), h. 76
24
c. Crow and Crow mengungkapkan bahwa bimbingan adalah bantuan
yang diberikan oleh seseorang yang memiliki kepribadian baik dan
pendidikan yang memadai, kepada individu dari setiap usia untuk
menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri
dan memikul bebannya sendiri.12
d. Selanjutnya priyatno mengatakan bahwa bimbingan adalah suatu
bantuan yang diberikan kepada orang lain secara perorangan
maupun kelompok, agar mereka dapat berkembang menjadi
pribadi-pribadi yang mandiri.13
e. Sedangkan Rochman Natawidjaja mengatakan bimbingan sebagai
suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan
secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup untuk
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan keluarga dan masyarakat
serta kehidupan pada umumnya.14
Sedangka kata “Agama” berasal dari bahasa sangsakerta,
yaitu “a”, artinya tidak dan “gama”, artinya pergi. Jadi agama artinya
tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun temurun.15
Menurut
Kamus Ilmiah Populer agama didefinisikan sebagai ajaran, sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
12
Drs. M. Lutfi, Ma, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta,
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 6 13
Drs. M. Lutfi, Ma, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta,
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 7 14
Drs. M. Lutfi, Ma, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta,
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 8 15
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 2011), h. 1
25
tuhan yang maha esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan antar manusia dan manusia dengan lingkungan.16
Agama
menurut Arifin adalah wahyu tuhan yang merupakan petunjuk bagi
manusia agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.17
Sedangkan agama dalam perspektif sosiologi merupakan
sebuah sistem kepercayaan (Beliefe System). Agama dengan
sendirinya menjadi acuan moral bagi tindakan manusia, karena
agama adalah gejala yang begitu sering terjadi dimana-mana.18
Bimbingan agama merupakan bantuan yang diberikan kepada
individu agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan
diri secara optimal dengan jalan memahami lingkungan, mengatasi
hambatan, guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.
Bimbingan agama secara umum adalah sebagai suatu bantuan
dengan nilai-nilai keagamaan. Bimbingan agama adalah suatu proses
individu melalui usahanya sendiri untuk mengembangkan
kemampuan agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan manfaat
sosial.19
16
Heppy El Rais, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012), h. 10 17
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-4,h. 214 18
Dadng Kahmad, Sosiologi Agama (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 19 19
Umar Santono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet.
Ke-1, h.9
26
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama
a. Tujuan Bimbingan Agama
Setiap manusia dalam kehidupannya pasti mengalami
hambatan dan juga rintangan dalam mewujudkan keinginannya,
sehingga sangat diperlukan bimbingan agama untuk selalu
memperkokoh rasa keimanan dalam menghadapi berbagai
rintangan tersebut. Dalam bukunya Ainu Rahim Faqih membagi
tujuan bimbingan agama menjadi dua bagian yaitu:
1. Tujuan Umum
Membantu seseorang guna mewujudkan dirinya
menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat kelak.
2. Tujuan Khusus
A. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah,
maksudnya pembimbing berusaha membantu mencegah
jangan sampai individu menghadapi atau menemui
masalah. Dengan kata lain membantu individu
mencegahnya timbulnya masalah bagi dirinya sendiri.
B. Membantu individu memelihara dan menegembangkan
situasi dan kondisi.
C. Membantu individu memelihara dan mengembangkan
situasi dan kondisi yang baik atau lebih baik agar tetap
baik atau menjadi lebih baik.20
20
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Ypgyakarta: UII Press,
2001), h. 36
27
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
bimbingan adalah membantu manusia mecapai dan memelihara
kondisi agar terciptanya kebahagiaan hidup baik di dunia dan
akhirat.
b. Fungsi Bimbingan Agama
Memperhatikan tujuan umum dan khusus di atas, Ainur
Rahim Faqih merumuskan fungsi dari bimbingan agama yaitu:
1. Fungsi Preventif, yaitu membantu individu menjaga atau
mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.
2. Fungsi Kuratif atau Korektif, yaitu membantu individu
memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialami.
3. Fungsi Preservatif, yaitu membantu individu agar situasi yang
semula tidak baik menjadi lebih baik, dan kebaikan itu bertahan
lama.
4. Fungsi Development atau pengembangan, yaitu membantu
individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi
yang baik sehingga tidak memungkinnya menjadi sebab
masalah baginya.21
Adapun dari penjelasan tentang fungsi bimbingan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa ada 4 fungsi dari bimbingan yaitu
fungsi preventif, fungsi kuratif, fungsi preservative dan fungsi
development.
21
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Ypgyakarta: UII Press,
2001), h. 36
28
3. Prinsip dan Asas Bimbingan Agama
a. Prinsip Bimbingan Agama
Prinsip-prinsip Bimbingan Agama menurut Bimo Walgito
yaitu meliputi:
1. Bimbingan dimaksudkan untuk anak-anak dewasa.
2. Usaha-usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyeluruh ke
semua orang karena semua orang tentu mempunyai masalah
yang butuh pertolongan.
3. Agar bimbingan dapat berhasil baik dibutuhkan pengertian
yang mendalam mengenai orang yang dibimbing maka perlu
diadakan evaluasi (penilaian) dan penyelidikan-penyelidikan
individual.
4. Fungsi dari bimbingan adalah menolong orang supaya berani
dan bertanggung jawab sendiri dalam menghadapi kesukaran,
sehingga hasilnya dapat berupa kemajuan dan keseluruhan
pribadi orang yang bersangkutan.22
Disamping itu, Muhammad Hatta memberikan prinsip
layanan bimbingan agama yang meliputi:
1. Bimbingan dilakukan secara sistematis dan berhubungan
dengan perkembangan individu.
2. Bimbingan berorientasi kepada bentuk kerja sama, bukan
bentuk paksaan.
22
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Offset, 1995), h.
21-22
29
3. Bimbingan didasarkan pada penghargaan atas harkat dan
martabat dan nilai individu.
4. Setiap individu harus diberi hak dan kesempatan yang sama
dalam mengembangkan pribadinya masing-masing tanpa
membedakan suku, bangsa dan lainnya.
5. Dalam memberikan bantuan pembimbing mengusahakan
agar dapat berdiri sendiri dan semakin mampu mengatasi
masalah hidupnya.
6. Harus didasari bahwa setiap individu memiliki fitrah
beragama yang dapat berkembang dengan baik bila diberi
kesempatan dengan bimbingan yang baik.23
b. Asas Bimbingan Agama
Menurut Badan Wakaf UII, ada 3 asas dalam bimbingan
agama yaitu sebagai berikut:
1. Asas fitrah, pada dasarnya manusia sejak lahir telah dilengkapi
dengan segenap potensi, sehingga diupayakan pengembalian
potensi tersebut. Selain itu fitrah manusia juga membawa naluri
agama islam yang meng-Esakan Allah, sehingga bimbingan
agama harus senantiasa mangajak kembali manusia mamahami
dan menghayatinya.
2. Asas kabahagiaan dunia dan akhirat, bimbingan agama
membentuk individu dan memahami tujuan hidup manusia
yaitu mengabdi kepada Allah SWT dalam rangka mencapai
23
Muhammad Hatta, Citra Dakwah di Abad Informasi, (Medan: Pustaka Wijaya Sarana,
1995), h. 115
30
tujuan akhir sebagai manusia yaitu mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
3. Asas mauidzah hasanah, bimbingan agama dilakukan dengan
sebaik-baiknya dengan menggunakan segala sumber
pendukung secara efektif dan efisien, karena dengan hanya
penyampaian hikmah yang baik sajalah hikmah itu tertanam
pada individu yang dibimbing.24
C. Motivasi Belajar Al-Qur’an
1. Pengertian Motivasi Belajar Al-Qur’an
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan
sebagai usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok tertentu tergerak untuk melakukan sesuatu, karena ingin
mencapai tujuan yang ingin dikehendakinya atau mendapat kepuasan
dengan perbuatannya.25
Menurut M. Alisuf Sabri, motivasi adalah
segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah
laku.26
Sebagian para ahli mengemukakan pengertian motivasi,
memulai dengan apa yang dimaksud dengan “needs atau wants, motive
dan baru kemudian motivasi”. Needs berarti potensi yang bersifat
sangat internal, motive berarti menggerakan atau mengarahkan
perilaku seseorang dan motivasi berarti konstruksi dan proses interaksi
antara harapan dan kenyataan masa yang akan datang baik dalam
24
Badan Wakaf UII, Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: PT Dana Bakti Wakaf, 1990),
Jilid 4, Juz 10-12, h. 406 25
Deapartemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), Cet. 3, h. 756 26
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h. 85
31
jangka pendek, sedang atau pun panjang.27
Menurut Mc. Donald:
“Motivation is an energy change within the person characterized by
affective arousal and anticifactory goal reaction. Motivasi adalah
perubahan energy dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.28
”
Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan
tertentu.29
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal dengan adanya
motivasi belajar. Motivasi belajar merupaka daya penggerak psikis
yang berasal dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan
kegiatan belajar dan menambah keterampilan dan pengalaman.
Motivasi belajar adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk
belajar.30
Dari berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar Al-Qur’an adalah daya penggerak psikis atau dorongan baik itu
yang berasal dari dalam diri atau pun dari orang lain untuk
mempelajari ayat-ayat Al-Qur’an.
27
Sahlan Asnawi, Toeri Motivasi, (Jakarta: Studia Press, 2007), Cet. 3, h. 11-17 28
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h. 158 29
M. Ngalim purwanto, Psikologi Pendidikan Cet. 23, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2007), h.71 30
Sudirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
h. 75
32
2. Macam-macam motivasi belajar Al-Qur’an
Kebanyakan para ahli membagi motivasi menjadi dua tipe
umum yang kemudian dikenal dengan motivasi intrinsic dan motivasi
ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsic merupakan kondisi dari dalam diri
seseorang yang mendorong, menggerakan atau membangkitkan
seseorang untuk melakukan sesuatu yaitu belajar.31
Motivasi
intrinsic adalah motivasi yang timbul dalam diri seseorang.
Seseorang belajar, karena belajar itu sendiri dipandang bermakna
bagi dirinya. Misalnya: seorang yang senang membaca, tidak usah
ada yang menyuruh dan mendorongnya, ia sudah rajin mencari
buku-buku untuk dibacanya.32
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi belajar seseorang tidaklah datang dari dalam
dirinya tetapi ada kalanya semangat belajar seseorang ditimbulkan
oleh dorongan yang muncul dari luar dirinya yang biasa disebut
motivasi ekstrinsik. Menurut soetomo motivasi ekstrinsik adalah
dorongan yang datang dari luar individu, misalnya seorang itu
belajar, karena tahu besok pagi akanada ujian dengan harapan
31
Ahmadi dan Rohani A, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 12-13 32
M. Sardiman. A,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 89
33
mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacar atau teman-
temannya.33
Sedangkan menurut purwanto menyebutkan bahwa
motivasi mengandung tiga komponen pokok yaitu menggerakan,
motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku,
menopang dan menjaga tingkah laku.34
3. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu yang sedang belajar. Motivasi
mempunya fungsi yang sangat penting dalam belajar seseorang, karena
motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan
oleh seseorang. Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan
mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Hal ini berarti seseorang
yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan tekun dalam belajar
dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat
mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar.
Menurut sudirman fungsi motivasi adalah:
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
33
M. Sardiman. A,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 90 34
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya 2003), h.
72
34
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu kea rah tujuan yang hendak
dicapai, dengan demikian motivasi dapat member arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.35
4. Ciri-ciri Motivasi Belajar Al-qur’an
Untuk menentukan ada tidaknya motivasi belajar pada
seseorang, maka harus diketahui terlebih dahulu ciri-ciri motivasi
belajar. Seperti cirri-ciri motivasi belajar yang diungkapkan oleh
Sardiman A.M sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja dengan terus
menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti
sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa), tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berhasil sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan hasil yang dicapainya).
c. Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah.
d. Lebih senang bekerja madiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. (hal-hal yang
bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga
kurang kreatif)
35
Sadirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo,
2011), h. 85
35
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin
akan sesuatu).
g. Tidak mudak melepaskan hal yang diyakini.
h. Senang mencari dan memcahan maslah soal-soal.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Al-Qur’an
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor internal
Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi
dua aspek yaitu aspek fisiologis dan psikologis
1). Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tagangan
otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi
semangat intensitas seseorang dalam mengikuti
pembelajaran. Kondisi tubuh yang lemah,.36
2). Aspek Psikologis
Adapun yang dimaksud dengan factor
psikologi yaitu bakat, minat, intelegensi dan
kemampuan dasar.
a. Bakat
bakat adalah kemampuan bawaan seseorang
sebagai potensi yang masih perlu
36
Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Guru
dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 18
36
dikembangkan dan dilatih agar dapat
terwujud.bakat akan dapat menentukan
proses belajar seseorang
b. Minat
faktor minat juga sangat dipengaruhi
keberhasilan seseorang dalam belajar. Minat
merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan prestasi belajar
seseorang.
c. Intelegensi
intelegensi adalah kemampuan yang
dibawa sejak lahir, yang memungkinkan
seseorang melakukan sesuatu dengan cara
tertentu. Intelegensi juga sering
didefinisikan sebagai kemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan atau
belajar dari pengalaman.
d. Kemampuan dasar
pengetahuan dasar merupakan
pengetahuan yang telah diperoleh seseorang
sebelumnya. Hal ini tentu membawa
pengaruh bagi seseorang dalam menerima
pelajaran selanjutnya, karena seseorang yang
37
sudah mempunya kemampuan dasar dengan
mudah memahami pelajaran lanjutan.37
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu factor
lingkungan sosial dan factor lingkungan nonsosial.
1. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah masyarakat dan tetangga
juga kondisi pergaulan disekitar tempat tinggal.
2. Faktor nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial
adalah lokasi tempat pembelajaran, tempat tinggan
(rumah), sarana dan prasana, keadaan alam dan
waktu pembelajaran. Faktor-faktor ini dipandang
turut menentukan keberhasilan belajar seseorang.38
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar sangat mempengaruhi motivasi
khalayak untuk meningkatkan pengetahuan seperti factor
materi yang diajarkan, hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan, dan juga metode yang digunakan dalam
pembelajaran.39
37
Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Guru
dan Orang Tua, (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 18-19 38
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Raja Grafindo Persada, 2004), h. 144 39
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Raja Grafindo Persada, 2004), h. 155
BAB III
PROFIL MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO
A. Sejarah Majelis Taklim Ar-Ridho
Majelis Taklim Ar-Ridho terletak di Komplek Taman Asri Blok 2
No. 3 Cipadu Kota Tangerang Selatan. Awal mula berdirinya majelis
taklim ar-ridho sendiri dari sebuah perkumpulan pedagang yang merasa
resah dengan kehidupan nya yang dengan agama, yang jarang shalat, dan
tidak bisa mengaji. Berawal dari keresahan tersebut salah seorang dari
perkumpulan itu mengungkapkan idenya untuk menjadikan perkumpulan
yang sedang dilaksanakan menjadi ajang untuk mendekatkan diri kepada
allah. Disamping itu perkumpulan ini bisa dijadikan sebagai lahan untuk
menambah pengetahuan agama yang jarang mereka dapatkan karena
kesibukannya yang mereka jalani sehingga untuk belajar agama dan
membaca al-qur’an saja tidak sempat waktunya.
Adapun pertama kali kegiatan perkumpulan ini melaksanakan
kegiatannya yaitu pada tahun 2015 tepatnya pada bulan suci Ramadhan
yaitu dengan dilaksankannya pengajian di sebuah Gudang milik salah satu
pedagang dengan megundang ustadz untuk mengenalkan tata cara
membaca al-qu’an yang baik dan benar yaitu dengan metode tajwid.
Berawal dari sini dan seiring berjalannya waktu banyak pedagang lain
yang ingin mengikiti kegiatan pengajian tersebut. Dengan bertambahnya
para pedagang yang ingin menimba ilmu dan belajar membaca al-qur’an
dengan baik dan benar. Maka, dibuatlah kepengurusan majelis taklim ar
ridho pada tahun yang sama tepatnya pada tanggal 10 oktober 2015.
Adapun untuk kedepannya majelis taklim ini tidak hanya diperuntukan
untuk para pedagang saja. Akan tetapi majelis taklim ar-ridho membuka
pintu selebar-lebarnya untuk para masyarakat yang ingin ikut belajar
membaca al-qu’an dengan baik dan benar.
Majelis Taklim Ar-Ridho merupakan wadah bagi para pedagang di
sekitaran Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan untuk menimba
ilmu agama Islam dan belajar membaca Al-Qur’an guna menambah
keimanan dan ketaqwaan dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
B. Visi dan Misi Majelis Taklim Ar-Ridho
Visi dan misi adalah suatu aspek penting dalam menjalankan suatu
organisasi, setiap langkah yang diterapkan mengacu pada visi dan misi,
hal ini karena perlunya pembinaan yang terarah dan tidak hanya belajar
mengajar asal jadi. Dalam rangka pencapaian tujuan masjelis taklim Ar-
Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang selatan memiliki visi dan misi
yang jelas sebagai penuntun langkah ke depan.
1. Visi
Membantu pemerintah untuk memberantas buta huruf Al-Qur’an
dengan menciptakan system Pendidikan yang memadai
2. Misi
a. Menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
dan Rasulullah
b. Mengajarkan agama Islam dan mempelajari Al-Qur’an sebagai
pedoman dan petunjuk jalan bagi umat manusia menuju ridho
Allah SWT.
c. Mengajarkan tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
C. Azas dan Tujuan
Majelis Taklim Ar-Ridho di dirikan dengan berazaskan Pancasila
dan Undang-Undang dasar 1945. Serta berpedoman kepada Al-Qur’an dan
Hadist. Dengan maksud menciptakan sarana ibadah untuk berpartipasi
dalam pembangunan Indonesia, dengan membangun pendidikan agama
Islam dan pengembangan sumber daya manusia.
Adapun tujuan dari Majelis Taklim Ar-Ridho adalah untuk
membantu pemerintah dalammencapai dan memperkuat pembangunan
akhlak dan moral yang sopan dan santun. Meningkatkan pengetahuan
ummat tentang agama Islam khususnya kembali membaca,
menjalankan/belajar Al-Qur’an, shalat, sedekah, dan bersilaturahim guna
meningkatkan amal sholeh dan sholeha/ ibadah ummat terhadap
penciptanya serta menggali potensi diri guna meningkatkan kesejahteraan
atau sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan/ mendirikan usaha-
usaha kreatif syariah yang teratur, terencana dan berkesinambungan.
D. Kegiatan Majelis Taklim Ar-Ridho
Kegiatan yang ada di majelis taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu
Kota Tangerang selatan antara lain:
1. Pengajian Rutinan para Pedagang
Pengajian rutinan para pedagang di majelis taklim Ar-Ridho
Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan dilaksanakan pada hari
minggu sampai hari rabu. Untuk pengajian hari minggu sampai hari
selasa dilaksanakan pada jam 20.00 sampai 23.00 yang bertempat di
majelis taklim Ar-Ridho sedangkan untuk pengajian hari rabu
dilaksanakan pada jam 20.00 sampai 23.00 yang bertempat di rumah
anggota majelis taklim secara bergantian setiap minggunya.
2. TPA
TPA atau tempat pendidikan anak yaitu kegiatan pengajian
untuk anak-anak yang berada di lingkungan Majelis Taklim Ar-Ridho
Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan yang dilaksanakan pada
hari senin sampai dengan kamis pada sore hari yaitu ba’da Ashar atau
sekitar jam 16.00 sampai dengan sebelum maghrib yaitu sekitar 17.30.
3. Tabligh Akbar
Kegiatan tabligh akbar merupakan kegiatan pengajian dengan
memanggil ustad atau penceramah dari luar untuk memberikan
tausiyah kepada para anggota majelis taklim.
Kegiatan tabligh akbar di Majelis Taklim Ar-Ridho
dilaksanakan sebulan sekali dan pada saat peringatan hari besar Islam
seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj Nabi
Muhammad SAW, peringatan tahun baru islam atau memperingati 1
Muharram dan peringatan 10 Muharram yang biasanya dilaksanakan
dengan memberikan santunan kepada anak yatim dan dhuafa.
4. Dalam bidang Kemanusiaan
Dalam bidang kemanusiaan majelis taklim Ar-Ridho
memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam penegakan Hak
Asasi Manusia (HAM), pencegahan Trafficking serta mengakomodir
aspirasi yang berkembang di masyarakat, baik di bidang IPTEK,
Sosial, Agama, Ekonomi dan Politik maupun lingkungan, meliputi
penelitian, pengembangan dan pengkajian serta komunikasi informasi
dan edukasi.
E. Sarana dan Pra sarana Majelis Taklim Ar-Ridho
Suatu kegiatan pembelajaran sudah tentu membutuhkan adanya
suatu fasilitas, dimana fasilitas yang digunakan adalah sangat penting bagi
terlaksananya kegiatan pembelajaran. Dengan fasilitas yang memadai,
maka pelaksanaan pembelajaran akan berjalan baik dan lancer.
Fasilitas yang digunakan oleh Majelis Taklim Ar-Ridho ini adalah
sebagai berikut:
1. Ruangan Majelis Taklim yang digunakan untuk pengajian
rutinan dan TPA.
2. Masjid yang pada saat ini masih dalam proses pembangunan
yang nantinya digunakan untuk kegiatan shalat berjamaah.
Disamping fasilitas utama di atas, sebagai sarana pelaksanaan
proses kegiatan di majelis taklim Ar-Ridho, terdapat pula berbagai fasilitas
penunjang lainnya yaitu berupa meja dan papan tulis untuk kegitan
pengajian dan TPA serta Al-Qur’an yang digunakan untuk belajar
membaca Al-Qur’an.
F. Struktur Organisasi Majelis Taklim Ar-Ridho
Struktur organisasi merupakan fungsi yang paling penting untuk
mencapai tujuan bersama. Dimana struktur itu adalah sebuah mekanisme
dalam suatu organisasi yang disusun atau di bangun secara teratur,
sedangkan organisasi adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan,
karena organisasi merupakan sekumpulan orang-orang di dalamnya
mempunyai tujuan yang sama dan saling bekerja sama serta terikat secara
format dalam kelembagaan.
Dewan Pimpinan Pengurus
Yayasan Rumah Qur’an Ar Ridho Indonesia
Pembina
Ketua : Amri Kota
Anggota - Edy Syaifullah
- Suryanto
- Supriyadi
- Erisman Ch
Pengawas
Ketua : Ali Munar SE.
Anggota - Salmi Koto
- Irsyad
- Sadriyanto SH.
Pengurus
Ketua Umum : Suryanto
Wakil Ketua : Amri Koto
Sekretaris Umum : Erisman
Wakil Sekretaris : Edy Wisman
Bendahara Umum : Supriyadi
Wakil Bendahara : Yan Marzoni
Divisi-divisi:
1. Koord. Divisi Dewan Dakwah dan Guru
Ketua : Ust. Edy Syaifullah
Anggota : Ust. Gali Chandra
2. Koord. Divisi Humas
Ketua : Suwardi Koto
Anggota : - Adrizal
- Reza Pahlevi
- Taufik Hidayat
- Salman Alfarizi
3. Koord. Divisi Diklat : Azli Sayurambe
4. Koord. Divisi Litbang : Reza Pahlevi
5. Koord. Divisi Perencanaan Program : Faisal Nazar
6. Koord. Divisi Pengembangan SDM : 1. Al Gafar
2. Suprianto
46
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Deskripsi Informan
Dalam penelitian ini peneliti mengadakan observasi dan wawancara
langsung terhadap proses pemberian motivasi belajar membaca Al-Qur’an
yang dilakukan di Majelis Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota
Tangerang Selatan. Informan yang peneliti wawancara terdiri dari Ustadz Edi
Saefullah selaku pembimbing agama dan bebrapa jamaah yang mengikuti
kegiatan bimingan agama. Adapun gambaran umum mengenai informan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ustadz Edi Saefullah
Ustadz Edi Saefullah merupakan pembimbing agama di majelis
taklim Ar-Ridho. Beliau saat ini berusia 54 tahun, yang beralamat di
Komplek taman Asri Blok G2 No. 3 Cipadu Kota Tangerang Selatan.
Kegiatan sehari-hari Bapak Edi Saefullah adalah sebagai guru ngaji anak-
anak dan pembimbing agama untuk para jamaah di lingkungan Majelis
Taklim Ar-Ridho.
2. Hendrizal
Bapak Hendrizal merupakan seorang pedagang yang mengikuti
pengajian belajar membaca Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho Taman
Asri. Beliau pada tahun ini berusia 45 tahun, yang beralamat di Komplek
Pajak Cipadu Tangerang selatan. Adapun kegiatan sehari-hari bapak
hendrizal yaitu merupan pedagang grosir bahan baku sprei di Petokoan
Kospin Aryamatek Cipadu Kota Tangerang Selatan.
47
3. Sabriyanto
Bapak Sabriyanto adalah seorang pedagang yang merupakan
pedang di Cipadu Tangerang Selatan. Pada saat ini beliau berusia 49 tahun
dan beralamat di Jalan Bambu No 3 Cipadu Kota Tangerang Selatan,
adapun kegiatan sehari-hari mengurus konveksi sprei yang dimilikinya.
Alamat konveksi pribadinya beralamat di Petokoan Kospin Aryamatek
Cipadu Kota Tangerang Selatan.
4. Suryanto
Bapak Suryanto merupakan warga di Komplek Pajak Cipadu
Tangerang Selatan, beliau beasal dari Pariaman Sumatera Barat. Pada saat
ini beliau berusia 45 tahun. Adapun kegiatan sehari-harinya beliau
merupakan seorang pedagang grosir pakaian jadi di Blok A Tanah Abang
Jakarta Pusat.
B. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho
Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan.
Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi
tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu.
Dalam kaitannya dalam dunia belajar ada istilah motivasi dalam
belajar yaitu motivasi bejar yang merupakan suatu usaha yang bertujuan
mendorong seseorang untuk belajar. Dalam penelitian ini yang menjadi salah
satu fokusnya adalah motivasi belajar membaca Al-Qur’an yang dimana
motivasi belajar membaca Al-Qur’an ini adalah suatu usaha yang dilakukan
agar seseorang mau belajar membaca Al-Qur’an.
48
Motivasi dalam bentuk bimbingan agama dalam menumbuhkan
keinginan untuk terus belajar membaca Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-
Ridho yang dilakukan oleh seorang Ustadz yang mengajarkan membaca Al-
Qur’an.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap Ustadz
Edi Saefullah, beliau menjelaskan bahwa pemberian motivasi dilakukan ketika
proses bimbingan agama melalui tausiyah setelah membaca ayat Al-Qur’an
yang dilakukan secara bersama-sama. Motivasi yang diberikan yaitu dengan
selalu mengingatkan kepada para jamaah untuk belajar di rumah dan
mengulang-ulang bacaan. Sesuai dengan kutipan wawancara dengan Ustadz
Edi Saefullah:
“Untuk motivasi saya, setiap pengajian saya selalu mengingatkan para
jama’ah agar mengulang atau belajar membaca Al-Qur’an dirumah
agar para jama’ah cepat bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar.”1
Disamping itu, pernyataan Ustadz, Edi Saefullah diperkuat oleh
pernyataan Bapak Sabriyanto, mengatakan:
“ustadz selalu mengingat kami para jamaah untuk selalu mengulang
bacaan untuk terus membaca Al-Qur’an di rumah guna memperlancar
saya.”2
Hal senada juga diungkap oleh Bapak Hendrizal dalam kutipan
wawancara pribadi:
1 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Edi Saefullah, selaku pembimbing agama di Majelis
taklim Ar-Ridho, Tangerang Selatan, 14 Mei 2018 2 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sabriyanto, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-
Ridho, Tangerang Selatan, 16 Mei 2018
49
“ya setiap pertemuan di majelis taklim Ar-Ridho, ustadz selalu
memberikan tausiyah-tausiyah yang baik kepada saya dan teman-
teman untuk berperilaku yang lebih baik apalagi kita kan pedagang
dan sering diingatkan untuk mencari rezeki yang halal dengan
berdagang yang baik sesuai syariat islam”3
Dari hasil wawancara di atas membuktikan bahwa motivasi yang
diberikan oleh ustadz atau pembimbing di Majelis Taklim Ar-Ridho yaitu
dengan selalu mengingatkan kepada para jamaah untuk mengulang-ulang
bacaan di rumah agar para jamaah bisa membaca dengan baik dan benar serta
lancar dalam membaca Al-Qur’an.
Disamping pemberian motivasi dengan selalu mengingatkan para
jamaah untuk selalu belajar membaca dan mengulang-ulang bacaan di rumah,
Ustadz Edi Saefullah juga memberikan motivasi melalui kata-kata mutiara
agar para jamaah lebih tergugah hatinya untuk belajar membaca Al-Qur’an.
Dari kutipan wawancara dengan Ustadz Edi Saefullah, beliau
mengatakan sebagai berikut:
“Untuk belajar saya beri dengan kata-kata mutiara contohnya seperti
“Al-Ilmu Nuurun” artinya Ilmu itu cahaya maka apabila seseorang
berilmu dia tidak akan merasakan gelapnya kehidupan. Maka dari itu
penting untuk kita belajar, belajar dan belajar.”4
Pernyataan Ustadz Edi Saefullah tentang motivasi yang diberikan di
atas sesuai dengan kutipan hasil wawancara dengan bapak Suryanto. Beliau
mengatakan:
3 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hendrizal, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-
Ridho, Tangerang Selatan, 19 Mei 2018 4 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Edi Saefullah, selaku pembimbing agama di Majelis
taklim Ar-Ridho, Tangerang Selatan, 14 Mei 2018
50
“motivasi yang diberikan berupa kata-kata mutiara tentang
pentingnya menuntut ilmu untuk bekal kehidupan kita terutama untuk
diri saya pribadi agar terus semangat dalam menuntut ilmu walaupun
usia saya sudah tidak muda lagi.”5
Dari kutipan hasil wawancara di atas mengenai motivasi yang
diberikan oleh ustadz kepada para jamaah yaitu dengan mengingatkan kepada
para jamaah untuk selalu mengulang-ulang bacaan atau belajar membaca Al-
Qur’an di rumah agar para jamaah cepat mahir membaca Al-Qur’an.
Disamping itu, selain ustadz mengingatkan para jamaah untuk mengulang-
ulang bacaan di rumah ustadz juga memberikan motivasi melalui kata-kata
mutiara agar para jamaah tergugah hatinya untuk tetap istiqamah dalam
belajar membaca Al-Qur’an.
C. Peran Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Membaca Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu
Kota Tangerang Selatan.
Dari hasil wawancara penulis dengan pembimbing agama dan jamaah
yang mengikuti kegiatan pengajian belajar membaca Al-Qur’an di Majelis
Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan tidak terlepas
dari bebrapa aspek yaitu aspek waktu dan tempat pelaksanaan, aspek materi
yang disampaikan dan aspek proses pengajian belajar membaca Al-Qur’an.
1. Waktu dan Tempat pelaksanaan
Proses pengajian belajar membaca Al-Qur’an di Majelis
Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan
5 Wawancara Pribadi dengan Bapak Suryanto, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-Ridho,
Tangerang Selatan, 19 Mei 2018
51
telah terjadwal dengan baik setiap minggunya. Adapun jadwal
pengajian belajar membaca Al-Qur’an dilaksanakan pada hari
senin malam pukul 20.00 atau setelah shalat isya sampai pukul
23.00. sesuai dengan apa yang dituturkan oleh Ustadz Edi
Saefullah dalam wawancara pribadi, beliau mengatakan sebagai
berikut:
“Empat kali dalam satu bulan, untuk pengajian belajar
membaca Al-Qur’an dilaksanakan pada hari senin malah
setelah shalat isya atau sekitar jam 8 sampai jam 11
malam.”6
Pernyataan bapak Ustadz Edi Saefullah tentang waktu
pelaksanaan pengajian belajar membaca Al-Qur’an di atas
diperkuat dengan pernyataan para jamaah. Bapak Suryanto
mengatakan sebagai berikut:
“seharusnya dalam satu bulan ada 4 kali pertemuan,
terkadang saya tidak bisa hadir di majlis ta’lim apabila
ada halangan atau keperluan lain. Akan tetapi, ketika tidak
ada halangan saya berusaha untuk hadir setiap minggunya
dalam satu bulan. Kalo untuk pelaksanaan pengajiannya
dilaksanakan pada malam selasa sekitar jam delapan
sampai selesai.”7
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Sabriyanto, beliau
menuturkan sebagai berikut:
“Alhamdulillah saya selalu menyempatkan untuk mengikuti
pembelajaran membaca Al-Qur’an pada setiap minggunya,
6 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Edi Saefullah, selaku pembimbing agama di Majelis
taklim Ar-Ridho, Tangerang Selatan, 14 Mei 2018 7 Wawancara Pribadi dengan Bapak Suryanto, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-Ridho,
Tangerang Selatan, 19 Mei 2018
52
yang dilaksanakan pada hari senin malah setelah shalat
isya sampai selesai sekitar jam sebelas malam. Adapun
kalau saya tidak bisa mengikuti itu karena saya ada
halangan atau urusan pribadi yang tidak memungkinkan
saya untuk mengikuti pembelajaran Al-Qur’an.”
Di samping itu, hal serupa juga diungkapkan oleh bapak Hendrizal,
beliau mengungkapkan sebagai berikut:
“kegiatan di Majelis Taklim Ar-Ridho dilaksanakan satu
minggu sekali jadi dalam satu bulan empat kali pertemuan,
kalo untuk pengajian nya dilaksanakan pada hari senin
malah sekitar jam delapan sampai jam sebelas malam dan
saya berusaha untuk selalu hadir dalam kegiatan di Majelis
taklim jika tidak ada halangan.”8
Dari kutipan hasil wawancara dengan pembimbing agama
dan jamaah yang mengikuti kegiatan belajar membaca Al-Qur’an
di Majelis Taklim Ar-Ridho mengenai waktu pelaksanaan belajar
membaca Al-Qur’an yaitu pada hari senin malam setelah shalat
isya atau sekitar pukul 20.00 sampai pukul 23.00 malam.
Sedangkan hasil penelitian dan observasi peneliti untuk
tempat pengajian belajar membaca Al-Qur’an dilaksanakan di
Majelis Taklim Ar-Ridho yang beralamat di Komplek Taman Asri
Blok G2 No. 3 Cipadu Kota Tangerang Selatan atau yang saat ini
ditempati oleh Ustadz Edi Saefullah yang merupakan pembimbing
agama di majelis taklim tersebut
Jika dilihat dari kutipan wawancara dan hasil observasi
diatas makan jelas sudah bahwa untuk masalah waktu dan tempat
8 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hendrizal, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-
Ridho, Tangerang Selatan, 19 Mei 2018
53
pelaksanaan belajar membaca Al-Qur’an dilaksanakan di Majelis
Taklim Ar-Ridho pada senin malah setelah shalat isya atau pukul
20.00 sampai dengan 23.00 malam.
2. Materi Bimbingan
Materi merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanan bimbingan karena pemilihan materi yang sesuai akan
membantu peserta bimbingan mencapai tujuan yang dingingkan.
Sedangkan untuk aspek materi dalam kegiatan pengajian
belajar membaca Al-Qur’an yang dilaksanakan di majelis taklim
Ar-Ridho taman asri cipadu adalah berupa tajwid dan materi yang
disesuaikan dengan terjemahan ayat AlQur’an yang sedang dibaca
pada pengajian tersebut.
Adapun materi yang disampaikan menyesuaikan ayat yaitu
tentang akidah dan akhlak, tauhid atau keimanan dan ketaqwaan
dan ilmu tentang fikih seperti tentang bersuci dan lain sebagainya.
Materi yang disampaikan menurut penuturan Ustadz Edi
Saefullah dalam wawancara pribadi, beliau mengatakan sebagai
berikut:
“Kalau untuk materi yang paling utama adalah tajwid,
adapun materi lainnya sebagai penunjang untuk
menjelaskan kandungan ayat ya semisal materi tentang
akidah dan akhlak, tauhid dan fikih untuk pedoman para
jamaah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.”9
9 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Edi Saefullah, selaku pembimbing agama di Majelis
taklim Ar-Ridho, Tangerang Selatan, 14 Mei 2018
54
Pernyataan Ustadz Edi Saefullah tentang materi yang
disampaikan dalam pengajian belajar membaca Al-Qur’an juga
diuangkapkan oleh Bapak Hendrizal selaku jamaah di Majelis
Taklim Ar-Ridho, beliau mengatakan sebagai berikut:
“Kalau materi selain tajwid, yaaa saya juga diberi tausiyah
tentang keimanan, akhlak dan fikih untuk bekal hidup kita
kedepannya jadi selain saya bisa membaca Al-Qur’an saya
juga faham tentang ajaran agama.”10
Di samping itu, hal senada dengan Bapak Hendrizal
diungkapkan juga oleh Bapak Sabriyanto, beliau mengatakan
sebagai berikut:
“Untuk materi yang disampaikan oleh pak ustadz Edi
Saefullah selain materi tajwid kami juga selaku jamaah
dibekali dengan materi tentang keimanan dan ketakwaan,
terus ada juga tentang fikih dan akhlak yang disampaikan
oleh ustadz edi dalam memberikan tausiyahnya ketika saya
ikut kegiatan belajar membaca Al-Qur’an.”11
Hal serupa mengenai materi yang disampaikan dalam
pengajian belajar membaca Al-Qur’an juga diungkapkan oleh
Bapak Suryanto selaku jamaah, mengatakan sebagai berikut:
“Kalau materi selain tajwid, yaaa saya juga diberi tausiyah
tentang keimanan, akhlak dan fikih untuk bekal hidup kita
kedepannya jadi selain saya bisa membaca Al-Qur’an saya
juga faham tentang ajaran agama.”12
10
Wawancara Pribadi dengan Bapak Hendrizal, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-
Ridho, Tangerang Selatan, 19 Mei 2018 11
Wawancara Pribadi dengan Bapak Sabriyanto, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-
Ridho, Tangerang Selatan, 16 Mei 2018 12
Wawancara Pribadi dengan Bapak Suryanto, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-
Ridho, Tangerang Selatan, 19 Mei 2018
55
Dari kutipan hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa
materi yang disampaiakan dalam pengajian belajar membaca Al-
Qur’an dimajelis Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota
Tangerang selatan yaitu bukan hanya tentang tajwid saja melainkan
Ustadz Edi Saefullah memberikan tausiyah kepada para jamaah
pada saat pengajian dengan materi yang berkaitan dengan Aqidah
dan Akhlak, materi tentang fikih dan materi tentang keimanan dan
ketaqwaan, dengan tujuan agar para jamaah disamping mahir
nantinya membaca Al-Qur’an para jamaah juga dapat memahami
isi dan kandungan Al-Qur’an dan mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Proses Pengajian Belajar Membaca Al-Qur’an
Dalam proses kegiatan pengajian belajar membaca Al-
Qur’an salah satunya tidak terlepas dari salah satu aspek yang tidak
kalah penting adalah bagaimana proses pengajian belajar membaca
Al-Qur’an dan pemberian motivasi kepada jamaah di Majelis
Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan agar
para jamaah tergugah hatinya untuk bersemangat dalam balajar
membaca Al-Qur’an.
Menurut bapak Ustadz Edi Saefullah selaku pembimbing
agama memberikan pernyataan bahwa proses belajar mengaji yang
dilakukan di majelis taklim Ar-Ridho adalah sebagai berikut:
“Untuk proses pengajiannya biasnya dilakukan dengan
membaca Al-Qur’an secara bersama-sama setelah itu
56
dilanjutkan dengan jamaah membaca sendiri-sendiri
sambil dijelaskan tajwidnya. Setelah itu saya jelaskan isi
kandungan ayat tersebut dan biasnya ada Tanya jawab
sebelum ditutup pengajian.”13
Disamping itu, pernyataan Ustadz Edi Saefullah di atas
diperkuat dengan pernyataan para jamaah, sesuai dengan
pernyataan di atas hal serupa juga diungkapkan oleh bapak
Hendrizal, beliau mengatakan sebagai berikut:
“ya kalau proses dalam pembelajaran nya saya dan yang
lain diajarkan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
sesuai Tajwid. Kemudian, setelah itu ustadz menjelaskan
makna dan kandungan dari ayat yang tersebut.”14
Hal senada juga diungkap dengan oleh bapak Sabriyanto,
beliau mengungkapkan sebagai berikut:
“ya kalau proses dalam pembelajaran nya saya dan teman-
teman yang lain diajarkan membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar sesuai dengan Tajwid. Kemudian, setelah
kita belajar membaca ustadz menjelaskan makna dan
kandungan dari ayat yang kita baca tersebut.”15
Disamping itu, pernyataan diatas lebih diperkuat dengan
pernyataan oleh Bapak Suryanto, beliau mengatakan sebagai
berikut:
“ya kalau proses dalam pembelajaran nya saya dan teman-
teman yang lain diajarkan membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar sesuai dengan Tajwid. Kemudian, setelah
13
Wawancara Pribadi dengan Ustadz Edi Saefullah, selaku pembimbing agama di Majelis
taklim Ar-Ridho, Tangerang Selatan, 14 Mei 2018 14
Wawancara Pribadi dengan Bapak Hendrizal, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-
Ridho, Tangerang Selatan, 19 Mei 2018 15
Wawancara Pribadi dengan Bapak Sabriyanto, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-
Ridho, Tangerang Selatan, 16 Mei 2018
57
kita belajar membaca ustadz menjelaskan makna dan
kandungan dari ayat yang kita baca tersebut.”16
Dari kutipan hasil wawancara diatas mengenai proses
belajar membaca Al-Qur’an di majelis taklim Ar-Ridho maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, pembacaan ayat Al-Qur’an secara bersama-sama
baik ustadz maupun para jaamah. Kedua, setelah membaca ayat Al-
Qur’an bersama-sama disambung dengan jamaah membaca
sendiri-sendiri ayat yang tadi sambil dijelaskan tajwid dari ayat
tersebut. Ketiga, setelah para jamaah selesai membaca ustadz
memberikan penjelasan tentang kandungan ayat melalui tausiyah
dan di dalam tausiyahnya itu ada motivasi yang disampaikan oleh
ustadz untuk para jamaah. Keempat, sebelum diakhiri pengajian
belajar membaca Al-Qur’an biasanya disediakan waktu untuk
tanya jawab dan setelah selesai tanya jawab maka kegiatan
pengajian ditutup dengan do’a.
16
Wawancara Pribadi dengan Bapak Suryanto, selaku jamaah di Majelis taklim Ar-
Ridho, Tangerang Selatan, 19 Mei 2018
58
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di Majelis Taklim Ar-Ridho
tentang bagaimana peran bimbingan agama dalam motivasi belajar Al-Qur’an
di Majelis Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan,
berikut peneliti menjabarkan kesimpulan dari penelitian ini:
1. Motivasi belajar membaca Al-Qur’an di majelis taklim Ar-Ridho
Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan yaitu dilakukan oleh
Ustad dengan selalu mengingatkan kepada para jamaah untuk
mengulang-ulang bacaan di rumah agar lebih cepat mahir membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar karena sering latihan membaca di
rumah. Di samping itu, selain dengan mengingatkan untuk mengulang
bacaan atau latihan membaca di rumah, Ustadz juga memberikan
motivasi melalui kata-kata mutiara agar para jamaah lebih semangat
dalam mengikuti kegiatan pengajian belajar membaca Al-Qur’an di
Majelis Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan.
2. Peran bimbingan agama dalam menumbungkan motivasi belajar
membaca Al-Qur’an sangat penting bagi para jamaah yang ada di
Majelis taklim Ar-Ridho yaitu dengan cara melakukan pengajian
dengan para jamaah yaitu membaca Al-Qur’an secara bersama-sama
dan memberikan penjelasan tentang tajwid kepada para jamaah dan
dengan diberikan penjelasan tentang kandungan yang dibaca dalam
pengajian tersebut. Di samping itu, selain isi kandungan ayat yang
59
dibaca Ustadz juga menjelaskan tentang Aqidah Akhlak, ketaqwaan
dan keimanan serta fikih untuk bekal para jamaah dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Selesai pembahasan skripsi ini, penulis memberikan saran untuk
pihak-pihak yang terkait didalamnya:
1. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti memiliki saran untuk
diadakan pengajian untuk ibu-ibu pedagang ataupun warga disekitaran
Majelis Taklim Ar-Ridho Taman Asri Cipadu Kota Tangerang Selatan.
2. Untuk memperkaya wawasan keagamaan jamaah untuk
mendatangankan pembimbing atau ustadz dari luar Majelis Taklim Ar-
Ridho Taman Asri Cipadu Kota tangerang Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Rohani A, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007
Arifin, Psikologi Dakwah; Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Aksara, 2000
…….., Kapita Selekta Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2000
Azwar S, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Jakarta: Bina Aksara,
1989
……………………, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: LP3ES,
1998
Badan Wakaf UII, Al-Qur’an dan Tafsir, Yogyakarta: PT Dana Bakti Wakaf, 1990
Basrowi, Pengantar Sosiologi Bogor: Ghalia Indonesia, 2005
Bungin B, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media, 2005
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1998
Deapartemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2007
Djumhur dan M. Surya, Bimbingan Penyuluhan di Sekolah (Cevidenci dan
Conseling), Bandung: Cv. Ilmu, 1975
Hadari, Martini, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Cet. 3 Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1997
El Rais Heppy, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012
Faqih, Ainur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII Press,
2001
Hatta, Muhammad, Citra Dakwah di Abad Informasi, Medan: Pustaka Wijaya Sarana,
1995
Hellen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching, 2005
Hidayat Nurul, Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Press, 2006
Kahmad, Dadng, Sosiologi Agama Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Lilik Ummi Kaltsum dan Abdul Moqsith, M.Ag. Tafsir ayat-ayat Ahkam,
Jakarta:UIN Press
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, Jakarta,
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008
Moeleong J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Raja Grafindo Persada, 2004
Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Guru
dan Orang Tua, Jakarta: Gramedia, 1985
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan,
Jakarta: Kencana, 2007
Nasution S, Penelitian Naturalisti-Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1992
Nasution, Harun, Islam ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 2011
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan Cet. 23, Bandung: Remaja
Rosdakarya,2007
…………………………, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya 2003
Saebani Beni Ahmad, Metode Penelitian, Bandung Pustaka Setia, 2008Santono,
Umar, Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998
Sahlan Asnawi, Toeri Motivasi, Jakarta: Studia Press, 2007
Sadirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo,
2011
Sarwono Sarlito Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: CV. Rajawali Press,
1981
Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali, 1988
Suryabrata, S. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998
Thohari Musnawar, DAsar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, Yogyakarta:
UII Press, 1992
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Offset, 1995
.
Transkip Wawancara dengan Jamaah
Majelis Taklim Ar-Ridho
1. Nama, Usia dan Alamat?
Jawaban: Bapak M. Sabriyanto, usia 49 tahun alamat saya di jalan Bambu
No. 111 Cipadu Tangerang Selatan
2. Dorongan apa yang membuat anda mau belajar Al-Qur’an?
Jawaban: pertama yang mendorong saya untuk belajar membaca Al-
Qur’an adalah kegelisahan dalam diri saya karena saya belum bisa
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar di usia saya yang sudah lanjut
usia ini. Yang kedua membaca Al-Qur’an itu merupakan ibadah.
Disamping itu Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi kita orang Islam, agar
terhindar dari perbuatan keji dan munkar.
3. Siapa yang mengajak anda ikut kegiatan di Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: Yang mengajak saya mengikuti pengajian belajar membaca Al-
Qur’an yaitu teman-teman saya sesama pedagang, dari situlah saya
terdorong untuk ikut belajar membaca Al-Qur’an.
4. Menurut anda apa hal yang paling sulit ketika mengikuti kegiatan di
Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: bagi saya sebenarnya tidak ada kesulitan, kalau kita belajar dari
hati dan semangat untuk belajar membaca Al-Qur’an sampai saya bisa
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Alhamdulillah setelah dua
tahun mengikuti pembelajaran membaca Al-Qur’an, bacaan Al-Qur’an
saya sudah lumayan baik meskipun masih ada beberapa kekurangan
seperti masalah tajwid yang masih belum beraturan.
5. Berapa kali dalam sebulan anda mengikuti kegiatan di Majelis Taklim Ar-
Ridho?
Jawaban: Alhamdulillah saya selalu menyempatkan untuk mengikuti
pembelajaran membaca Al-Qur’an pada setiap minggunya, yang
dilaksanakan pada hari senin malah setelah shalat isya sampai selesai
sekitar jam sebelas malam. Adapun kalau saya tidak bisa mengikuti itu
karena saya ada halangan atau urusan pribadi yang tidak memungkinkan
saya untuk mengikuti pembelajaran Al-Qur’an.
6. Sudah berapa lama anda mengikuti kegiatan di Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: kalau ditanya sudah berapa lama mengikuti pengajian. Yaa
sekitar dua tahun lebih.. yaa bisa dibilang hamper tiga tahun, karena
Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan ke tiga kalinya saya mengikuti
pengajian belajar membaca Al-Qur’an.
7. Apa harapan anda mengenai belajar Al-Qur’an?
Jawaban: harapan saya kegiatan ini tidak untuk sampai disini saja, akan
tetapi saya berharap kegiatan ini terus dilaksanakan selama saya masih
perlu untuk belajar membaca Al-Qur’an dan lebih mengetahui makna yang
terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
8. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti belajar membaca Al-Qur’an?
Jawaban: setelah saya belajar membaca Al-Qur’an dan sedikit banyaknya
mengetahui isi kandungan Al-Qur’an, hati saya menjadi tentram dan
damai dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dan terbuka pintu pikiran
saya untuk kehidupan saya kedepannya. Karena Al-Qur’an merupakan
petunjuk dan pedoman bagi hidup saya.
9. Bagaimana proses belajar Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: ya kalau proses dalam pembelajaran nya saya dan teman-teman
yang lain diajarkan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai
dengan Tajwid. Kemudian, setelah kita belajar membaca ustadz
menjelaskan makna dan kandungan dari ayat yang kit abaca tersebut.
10. Selain materi utama yaitu tajwid, materi apa yang disampaikan dalam
kegiatan belajar membaca Al-Qur’an?
Untuk materi yang disampaikan oleh pak ustadz Edi Saefullah selain
materi tajwid kami juga selaku jamaah dibekali dengan materi tentang
keimanan dan ketakwaan, terus ada juga tentang fikih dan akhlak yang
disampaikan oleh ustadz edi dalam memberikan tausiyahnya ketika saya
ikut kegiatan belajar membaca Al-Qur’an.
11. Apakah ustadz dan ustadzah memberikan arahan yang baik kepada anda?
Jawaban: ya setiap pertemuan di majelis taklim Ar-Ridho, ustadz selalu
memberikan tausiyah-tausiyah yang baik kepada saya dan teman-teman
untuk berperilaku yang lebih baik apalagi kita kan pedagang dan sering
diingatkan untuk mencari rezeki yang halal dengan berdagang yang baik
sesuai syariat islam
12. Motivasi apa yang diberikan ustadz kepada anda?
Jawaban: ustadz selalu mengingat kami para jamaah untuk selalu
mengulang bacaan untuk terus membaca Al-Qur’an di rumah guna
memperlancar saya.
13. Setelah anda belajar Al-Qur’an disini apakah anda mengulang kembali
atau mempelajari kembali di rumah?
Jawaban: kalau saya sih agak jarang yah tapi saya mencoba sebisa
mungkin untuk menyempatkan waktu mengulang kembali yang telah
dipelajari.
Tangerang Selatan, 16 Mei 2018
M. Sabriyanto
Transkip Wawancara dengan Jamaah
Majelis Taklim Ar-Ridho
1. Nama, Usia dan Alamat?
Jawaban: Bapak hendrizal, usia 45 tahun alamat saya di komplek pajak
cipadu tangerang selatan
2. Dorongan apa yang membuat anda mau belajar Al-Qur’an?
Jawaban: Karena ada keinginan dalam diri saya untuk membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar
3. Siapa yang mengajak anda ikut kegiatan di Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: ya….yang mengajak saya untuk ikut kegiatan di majelis taklim
Ar-Ridho teman-teman saya sesama pedagang di pasar cipadu
4. Menurut anda apa hal yang paling sulit ketika mengikuti kegiatan di
Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: dalam mengikuti pengajian ini hal yang paling sulit yaitu
membaca atau melafadzkan huruf hija’iyah dengan baik dan benar sesuai
dengan tajwidnya. Yaa mungkin ini faktor usia yang sudah tidak produktif
lagi dalam belajar.
5. Berapa kali dalam sebulan anda mengikuti kegiatan di Majelis Taklim Ar-
Ridho?
Jawaban: kegiatan di Majelis Taklim Ar-Ridho dilaksanakan satu minggu
sekali jadi dalam satu bulan empat kali pertemuan, kalo untuk pengajian
nya dilaksanakan pada hari senin malah sekitar jam delapan sampai jam
sebelas malam dan saya berusaha untuk selalu hadir dalam kegiatan di
Majelis taklim jika tidak ada halangan.
6. Sudah berapa lama anda mengikuti kegiatan di Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: Alhamdulillah saya sudah mengikuti pembelajaran di majelis
taklim Ar-Ridho kurang lebih selama satu tahun.
7. Apa harapan anda mengenai belajar Al-Qur’an?
Jawaban: harapan saya untuk pengajian ini agar tetap berjalan secara
istiqamah agar saya dapat terus belajar membaca al-qur’an agar saya lebih
mahir membaca Al-Qur’an dan mengetahui makna yang terkandung dalam
Al-Qur’an.
8. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti belajar membaca Al-Qur’an?
Jawaban: perasaan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran al-qur’an
adanya perubahan, perubahannya yaitu perasaan saya menjadi tentram dan
nyaman. Disamping itu, saya bisa mengetahui apa yang sebelumnya tidak
saya ketahui mengenai huruf-huruf dan bacaan yang sesuai dengan tajwid
serta saya jadi tahu apa kandungan dalam ayat Al-Qur’an.
9. Bagaimana proses belajar Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: ya kalau proses dalam pembelajaran nya saya dan yang lain
diajarkan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai Tajwid.
Kemudian, setelah itu ustadz menjelaskan makna dan kandungan dari ayat
yang tersebut.
10. Selain materi utama yaitu tajwid, materi apa yang disampaikan dalam
kegiatan belajar membaca Al-Qur’an?
Kalau materi selain tajwid, yaaa saya juga diberi tausiyah tentang
keimanan, akhlak dan fikih untuk bekal hidup kita kedepannya jadi selain
saya bisa membaca Al-Qur’an saya juga faham tentang ajaran agama.
11. Apakah ustadz dan ustadzah memberikan arahan yang baik kepada anda?
Jawaban: ya setiap pertemuan di majelis taklim Ar-Ridho, ustadz selalu
memberikan tausiyah-tausiyah yang baik kepada saya dan teman-teman
untuk dan selalu menginatkan untuk membaca al-Qur’an secara terus
menerus.
12. Motivasi apa yang diberikan ustadz kepada anda?
Jawaban: motivasi yang diberikan yaitu kita dianjurkan untuk mengulang
bacaan guna memperlancar bacaan saya dan disamping itu bapak ustadz
Edi memotivasi saya dengan menunjukkan semangat beliau dalam
mengajarkan saya membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
13. Setelah anda belajar Al-Qur’an disini apakah anda mengulang kembali
atau mempelajari kembali di rumah?
Jawaban: ya otomatis sesudah kita belajar di majelis taklim, insya allah
setelah shalat subuh saya belajar beberapa ayat sekitar dua sampai sepuluh
ayat supaya kita lebih lancer membaca dan lebih mengingat apa yang kita
terima di majelis taklim Ar-Ridho.
Tangerang Selatan, 19 Mei 2018
Hendrizal
Transkip Wawancara dengan Jamaah
Majelis Taklim Ar-Ridho
1. Nama, Usia dan Alamat?
Jawaban: Bapak Suryanto, usia 45 tahun alamat saya di komplek pajak
cipadu tangerang selatan.
2. Dorongan apa yang membuat anda mau belajar Al-Qur’an?
Jawaban: Karena ada keinginan dalam diri untuk bisa membaca Al-Qur’an
serta memahami isi kandungannya.
3. Siapa yang mengajak anda ikut kegiatan di Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: saya diajak untuk ikut pengajian ini oleh teman-teman saya
untuk sama-sama belajar membaca Al-Qur’an.
4. Menurut anda apa hal yang paling sulit ketika mengikuti kegiatan di
Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: dalam mengikuti pengajian ini hal yang paling sulit yaitu
5. Berapa kali dalam sebulan anda mengikuti kegiatan di Majelis Taklim Ar-
Ridho?
Jawaban: seharusnya dalam satu bulan ada 4 kali pertemuan, terkadang
saya tidak bisa hadir di majlis ta’lim apabila ada halangan atau keperluan
lain. Akan tetapi, ketika tidak ada halangan saya berusaha untuk hadir
setiap minggunya dalam satu bulan. Kalo untuk pelaksanaan pengajiannya
dilaksanakan pada malam selasa sekitar jam delapan sampai selesai.
6. Sudah berapa lama anda mengikuti kegiatan di Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: yaa kurang lebih sekitar 3 tahun meskipun tidak setiap minggu
saya hadir mengikuti pengajian jika ada keperluan lain yang saya tidak
bisa tinggalkan.
7. Apa harapan anda mengenai belajar Al-Qur’an?
Jawaban: harapan saya mengikuti pengajian ini, agar saya mampu
membaca Al-Qur’an dengan baik dan mengamalkannya untuk orang lain
khususnya untuk keluarga saya.
8. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti belajar membaca Al-Qur’an?
Jawaban: setelah mengikuti kegiatan pengajian di majlis ta’lim, perasaan
yang saya alami adalah adanya ketenangan dalam diri untuk menjalankan
aktifitas sehari-hari.
9. Bagaimana proses belajar Al-Qur’an di Majelis Taklim Ar-Ridho?
Jawaban: proses belajarnya pertama ustadz dan para jama’ah membaca
ayat AlQur’sn secara bersama-sama, setelah itu para jama’ah membaca
ayat Al-Qur’an sendiri-sendiri secara bergantian dengan dibimbing oleh
ustadz dan dijelaskan tentang tajwidnya. Kemudian dilanjutkan dengan
diterjemahkan ayat tersebut dan dijelaskan kandungan ayat tersebut.
Setelah itu, biasanya dibuka forum untuk tanya jawab.
10. Selain materi utama yaitu tajwid, materi apa yang disampaikan dalam
kegiatan belajar membaca Al-Qur’an?
Jawaban: Kalau Materi selain tajwid, yaaa saya juga diberi tausiyah
tentang keimanan, akhlak dan fikih untuk bekal hidup kita kedepannya.
Jadi disamping saya bisa membaca Al-Qur’an saya juga faham temtang
ajaran agama.
11. Apakah ustadz dan ustadzah memberikan arahan yang baik kepada anda?
Jawaban: iyaa… setiap pengajian ustadz selalu memberikan tausyiah dan
arahan kepada jama’ah dan motivasi untuk kita terus membaca Al-Qur’an.
12. Motivasi apa yang diberikan ustadz kepada anda?
Jawaban: motivasi yang diberikan berupa kata-kata mutiara tentang
pentingnya menuntut ilmu untuk bekal kehidupan kita terutama untuk diri
saya pribadi agar terus semangat dalam menuntut ilmu walaupun usia saya
sudah tidak muda lagi.
13. Setelah anda belajar Al-Qur’an disini apakah anda mengulang kembali
atau mempelajari kembali di rumah?
Jawaban: ya saya selalu menyempatkan diri untuk mengulang bacaan yang
saya pelajari setiap saya selesai shalat lima waktu.
Tangerang Selatan, 19 Mei 2018
Suryanto
Transkip Wawancara dengan Ustadz
1. Nama, alamat?
Edi Saefullah, Umur 54 tahun, komplek taman asri Blok. G 2, No.3 cipadu
– tangerang selatan.
2. Sudah berapa lama mengajar di Majelis Taklim Ar-Ridho?
Alhamdulillah, saya mengajar disini semenjak didirikannya Majelis ta’lim
ini, yaitu sekitar 3 tahun.
3. Bagaimana pendapat anda mengajar disini?
Kalo saya pribadi cukup senang mengajar disini karena melihat jama’ah
yang ada disini begitu antusias dalam mengikuti kegiatan pengajian
membaca Al-Qur’an disini.
4. Berapa kali bimbingan agama dilaksankan dalam sebulan?
Empat kali dalam satu bulan, untuk pengajian belajar membaca Al-Qur’an
dilaksanakan pada hari senin malah setelah shalat isya atau sekitar jam 8
sampai jam 11 malam.
5. Apa ada harapan jamaah untuk bisa Al-Qu’an?
Harapan saya kepada jama’ah, untuk tetap istiqomah dalam belajar
membaca Al-Qur’an ini agar ketika mereka sudah mahir dalam membaca
Al-Qur’an bisa membantu atau mengajarkan orang lain untuk bisa
membaca Al-Qur’an.
6. Ada berapa jamaah yang ikut belajar Al-Qur’an ?
Untuk saat ini sudah cukup banyak, yaa kurang lebih sekitar 30 orang dan
Alhamdulillah mereka ini cukup aktif dalam mengikuti kegiatan membaca
Al-Qur’an.
7. Bagaimana anda memberikan bimbingan kepada jamaah meliputi:
a. Cara pendekatan jamaah?
Yang pertama saya tidak terlalu menggurui para jama’ah
b. Cara memberikan motivasi agar jamaah mau belajar membaca Al-
Qur’an?
Untuk motivasi saya, setiap pengajian saya selalu mengingatkan para
jama’ah agar mengulang atau belajar membaca Al-Qur’an dirumah agar
para jama’ah cepat bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
8. Bagaimana proses bimbingan agama dalam meningkatkan motivasi belajar
Al-Qur’an? Untuk proses pengajiannya biasnya dilakukan dengan membaca
Al-Qur’an secara bersama-sama setelah itu dilanjutkan dengan jamaah
membaca sendiri-sendiri sambil dijelaskan tajwidnya. Setelah itu saya
jelaskan isi kandungan ayat tersebut dan biasnya ada Tanya jawab sebelum
ditutup pengajian. Untuk motivasi saya, setiap pengajian saya selalu
mengingatkan para jama’ah agar mengulang atau belajar membaca Al-
Qur’an dirumah agar para jama’ah cepat bisa membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar. Disamping itu saya juga memberikan arahan-arahan agar
para jama’ah mau meningkatkan semangat belajar Al-Qur’an.
9. Selain materi tajwid materi apa saja yang disampaiakan kepada para
jamaah?
Kalau untuk materi yang paling utama adalah tajwid, adapun materi lainnya
sebagai penunjang untuk menjelaskan kandungan ayat ya semisal materi
tentang akidah dan akhlak, tauhid dan fikih untuk pedoman para jamaah
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
10. Apakah ada perkembangan pada jamaah setelah mengikuti bimbingan
agama ? Alhamdulillah, perkembangannya baik, dalam artian jama’ah
makin serius dalam mengikuti pengajian kemudian jumlahnya bertahan dan
progresnya cukup baik.
11. Apa tanggapan jamaah mengenai bimbingan agama?
Alhamdulillah, jama’ah menanggapi kegiatan ini dengan baik, terbukti
dengan pengajian yang sudah berjalan cukup lama para jama’ah tetap
bertahan dan konsisten untuk mengikuti pengajian ini.
12. Apa tujuan anda memberikan bimbingan agama kepada para jamaah? Kalau
tujuan saya memberikan motivasi kepada para jama’ah disini tidak lain
hanya untuk mendapat ridho Allah.
13. Motivasi apa yang anda berikan kepada jamaah agar mau belajar Al-
Qur’an?
Untuk belajar saya beri dengan kata-kata mutiara contohnya seperti “Al-
Ilmu Nuurun” artinya Ilmu itu cahaya maka apabila seseorang berilmu dia
tidak akan merasakan gelapnya kehidupan. Maka dari itu penting untuk
kita belajar, belajar dan belajar.
14. Kesulitan apa saja yang anda hadapi dari masing-masing jamaah yang
mempunyai karakter yang berbeda? Ada saja kesulitannya seperti yang saya
alami dalam mengajarkan para jama’ah, ada rasa canggung karena para
jama’ah disini usianya kebanyakan lebih tua dari pada saya.
Tangerang Selatan, 14 Mei 2018
EDI SAEFULLAH