fz4001 peranan+majelis+taklim+dlm+pembentukan+sikap+keagamaan+remaja
TRANSCRIPT
PERANAN MAJELIS TALIM AL-MUJAHIDIN
DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KEAGAMAAN REMAJA
DI KELURAHAN BELENDUNG BATU CEPER TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S PdI)
Oleh
Siti Muthiah 102011023474
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2006
id11463421 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Kelurahan Belendung Batu Ceper
Tangerang telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Juli 2006 Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program
strata 1 (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Jakarta 12 Juli 2006
Sidang Munaqasah
Dekan Pembantu Dekan Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Prof Dr Dede Rosyada MA Prof Dr H Aziz Fahrurrozi MA Nip 150 231 356 Nip 150 202 343
Anggota
Penguji I Penguji II
Drs E Kusnadi Ahmad SyafiI M Ag Nip 150 006 2572 Nip 150 258 584
id11483562 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
ii
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang Puja
syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Shalawat serta salam kita
limpahkan keharibaan junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang diutus
kedunia untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dan rahmat bagi semesta
alam
Skripsi yang berjudul Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper
Tangerang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna mencapai
gelar sarjana (Strata 1) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari tidak sedikit kesulitan dan
kendala yang penulis hadapi Namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak baik moril maupun materil sehingga penulisan skripsi ini bisa selesai Oleh
karena itu sudah sepantasnya apabila dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat
1 Bapak Prof Dr Dede Rosyada M A Dekan Fakultas IlmuTarbiyah dan
Keguruan beserta stafnya yang telah memberikan bantuannya
2 Bapak Drs Fatah Wibisono ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang
telah memberikan bantuannya
id11501984 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
iii
3 Bapak Prof Dr H Aminuddin Rasyad dosen pembimbing skripsi ini
yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuknya dengan
penuh kesabaran dan kebijaksanaan
4 Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah beserta stafnya yang
telah membantu pelayanan pimjaman buku-buku yang penulis butuhkan
5 Bapak KH Abdussalam HM Pimpinan Dewan Kesejahteraan Masjid Al-
Mujahidin
6 Ustadz Ahmad Sahal Ketua Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
7 Kedua orang tua tercinta kakak adik dan ponakan serta Bapak
Muhammad Shobri S Hum yang telah memberikan semangat baik moril
maupun materil dalam penyusunan skripsi ini
8 Sahabat-sahabat yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
9 Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis hanya dapat berdoa semoga segala bantuan dan amal baik mereka
mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT Penulis menyadari bahwa
skripsi ini jauh dari sempurna oleh karena itu dengan hati yang lapang dan sikap
yang terbuka penulis mohon kritik dan saran yang membangun dalam rangka
saling mengingatkan antar sesama manusia guna menuju kearah kehidupan yang
lebih baik Akhir kata semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembacanya
semua Amin
Jakarta 6 Juni 2006
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Pada umunya pendidikan adalah tugas dan tanggung jawab bersama yang
dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik Kesadaran
dalam melaksanakan pendidikan adalah dimaksudkan untuk mencapai kedewasaan
dan kematangan berfikir yang dapat diusahakan melalui beberapa proses pendidikan
yaitu proses pendidikan formal informan dan nonformal
Peran pendidikan yang telah dilakukan di luar pendidikan formal yang sering
diusahakan orang dewasa dalam membina generasi muda secara otomatis telah
mendukung segenap teori yang didapat dari pendidikan formal Hal tersebut
diwujudkan dengan diselenggarakannyapengajian-pengajian remaja yang bertujuan
untuk melahirkan generasi-generasi muda yang dinamis serta bermental agamis
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa
mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk memahami diri sendiri
yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa keingintahuan yang amat tinggi
Keingintahuan yang tinggi menyebabkan para remaja tidak hanya diberikan siraman
rohani saja yang berisi ajaran-ajaran agama yang wajib dijalankan akan tetapi
melalui kegiatan pengajian ini mereka mampu mentelaah serta mempelajari Islam
sebagai pedoman hidupnya
id11523281 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
2
Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup
seluruh kehidupan manusia Di samping sebagai pedoman hidup Islam menurut para
pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus didawahkan dan memberikan
pemahaman berbagai ajaran yang terkandung di dalamnya Sarana yang dapat
dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui
Majelis Talim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran
tersebut
Berbagai kegiatan Majelis Talim yang telah dilakukan merupakan proses
pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para
remaja mampu mereflesikan tatanan normatif yang mereka pelajari dalam realitas
kehidupan sehari-hari
Majelis Talim adalah wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis
yang berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat
Islam Indonesia maka sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami
mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat sehingga tercipta insan-insan
yang memiliki keseimbangan antara potensi intelektual dan mental spiritual dalam
upaya menghadapi perubahan zaman yang semakin global dan maju
Tampaknya antusias remaja Islam di lingkungan Desa Belendung Batu Ceper
Tangerang merupakan salah satu ekspresi dari usaha masyarakat dalam mewadahi
generasi Islam di Majelis Talim Al-Mujahiddin sehingga perkembangannya terarah
dengan baik Hal ini menjadikan para orang tua ulama umara setempat untuk turut
berpartisipasi dalam kegiatan Majelis Talim tersebut
3
Bertitik tolak dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti aktivitas
Majelis Talim ini melalui skripsi dengan judul Peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu
Ceper Tangerang
B Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang diteliti adalah
Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan
Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
C Perumusan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terarah dan tidak ada kesalahan interpretasi
maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut
1 Bagaimanakah sejarah berdirinya Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Bagaimanakah kondisi tenaga pengajar dan jamaah Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
D Sistematiak Penulisan
Hasil penelitian ini ditulis dalam lima bab dirinci dalam sub-sub dengan
sistematika sebagai berikut
Bab I Pendahuluan bab ini berisi latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan dan perumusan masalah sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori adalah mengenai Peranan yang terdiri dari pengertian
peranan dan ciri peranan Mengenai sikap meliputi pengertian sikap ciri-ciri sikap
4
pembentukan sikap faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan remaja meliputi
pengertian remaja pertumbuhan mental remaja dan problem remaja dan Majelis
Talim terdiri dari pengertian Majelis Talim tujuan Majelis Talim serta kerangka
berpikir Keenam hipotesa penelitian
Bab III Metodologi Penelitian bab ini memuat tentang tujuan penelitian
variabel penelitian populasi dan sampel tehnik pengumpulan data dan tehnik
pengolahan dan analisis data
Bab IV Hasil Penelitian meliputi Pertama deskripsi data yang terdiri dari
sejarah berdiri dan tujuan Majelis Talim Al-Mujahiddin Kondisi tentang pengajar
dan jamaah sarana dan prasarana materi dan metode struktur organisasi dan
pengelolaan Majelis Talim Al-Mujahiddin dan peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin Kedua pengujian hipotesis terhadap analisa dan interpretasi data
terhadap hasil penelitian hipotesis
Bab V Penutup dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Peranan
1 Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama1 Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto sebagai berikut
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan2
Menurut Biddle dan Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu
Misalnya dalam keluarga perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi
anjuran memberi penilaian memberi sangsi dan lain-lain Kalau peran ibu
1 WJS Poerwadarminta Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka 1985) h
735 2 Soejono Soekamto Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982) h 238
id11540828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
6
digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih
luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam3
2 Konflik Peran
Konflik peran terjadi karena adanya disensus yang terpolarisasi yang
menyangkut peran Dua macam konflik peran antara lain
1 Konflik antar-peran (Inter-role confict) contoh seorang mahasiswi yang telah
menikah dimana dia harus membagi waktu antara melakukan tuntutan peran
sebagai mahasiswi selain itu juga harus memenuhi tugas-tugas sebagai isteri
2 Konflik dalam peran (intra-role confict) contoh pendeta dalam ketentaraan
yang berdoa demi perdamaian dan harus mempertahankan semangat prajurit
agar siap untuk membunuh4
B Sikap
1 Pengertian Sikap
Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Drs Ngalim Purwanto
sikap adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu
3 Dr Sarlito Wirawan Sarwono Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo Persada
Jakarta2000 cet V hal 224-225 4 Ibid hal 229
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Kelurahan Belendung Batu Ceper
Tangerang telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Juli 2006 Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program
strata 1 (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Jakarta 12 Juli 2006
Sidang Munaqasah
Dekan Pembantu Dekan Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Prof Dr Dede Rosyada MA Prof Dr H Aziz Fahrurrozi MA Nip 150 231 356 Nip 150 202 343
Anggota
Penguji I Penguji II
Drs E Kusnadi Ahmad SyafiI M Ag Nip 150 006 2572 Nip 150 258 584
id11483562 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
ii
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang Puja
syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Shalawat serta salam kita
limpahkan keharibaan junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang diutus
kedunia untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dan rahmat bagi semesta
alam
Skripsi yang berjudul Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper
Tangerang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna mencapai
gelar sarjana (Strata 1) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari tidak sedikit kesulitan dan
kendala yang penulis hadapi Namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak baik moril maupun materil sehingga penulisan skripsi ini bisa selesai Oleh
karena itu sudah sepantasnya apabila dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat
1 Bapak Prof Dr Dede Rosyada M A Dekan Fakultas IlmuTarbiyah dan
Keguruan beserta stafnya yang telah memberikan bantuannya
2 Bapak Drs Fatah Wibisono ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang
telah memberikan bantuannya
id11501984 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
iii
3 Bapak Prof Dr H Aminuddin Rasyad dosen pembimbing skripsi ini
yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuknya dengan
penuh kesabaran dan kebijaksanaan
4 Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah beserta stafnya yang
telah membantu pelayanan pimjaman buku-buku yang penulis butuhkan
5 Bapak KH Abdussalam HM Pimpinan Dewan Kesejahteraan Masjid Al-
Mujahidin
6 Ustadz Ahmad Sahal Ketua Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
7 Kedua orang tua tercinta kakak adik dan ponakan serta Bapak
Muhammad Shobri S Hum yang telah memberikan semangat baik moril
maupun materil dalam penyusunan skripsi ini
8 Sahabat-sahabat yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
9 Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis hanya dapat berdoa semoga segala bantuan dan amal baik mereka
mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT Penulis menyadari bahwa
skripsi ini jauh dari sempurna oleh karena itu dengan hati yang lapang dan sikap
yang terbuka penulis mohon kritik dan saran yang membangun dalam rangka
saling mengingatkan antar sesama manusia guna menuju kearah kehidupan yang
lebih baik Akhir kata semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembacanya
semua Amin
Jakarta 6 Juni 2006
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Pada umunya pendidikan adalah tugas dan tanggung jawab bersama yang
dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik Kesadaran
dalam melaksanakan pendidikan adalah dimaksudkan untuk mencapai kedewasaan
dan kematangan berfikir yang dapat diusahakan melalui beberapa proses pendidikan
yaitu proses pendidikan formal informan dan nonformal
Peran pendidikan yang telah dilakukan di luar pendidikan formal yang sering
diusahakan orang dewasa dalam membina generasi muda secara otomatis telah
mendukung segenap teori yang didapat dari pendidikan formal Hal tersebut
diwujudkan dengan diselenggarakannyapengajian-pengajian remaja yang bertujuan
untuk melahirkan generasi-generasi muda yang dinamis serta bermental agamis
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa
mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk memahami diri sendiri
yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa keingintahuan yang amat tinggi
Keingintahuan yang tinggi menyebabkan para remaja tidak hanya diberikan siraman
rohani saja yang berisi ajaran-ajaran agama yang wajib dijalankan akan tetapi
melalui kegiatan pengajian ini mereka mampu mentelaah serta mempelajari Islam
sebagai pedoman hidupnya
id11523281 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
2
Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup
seluruh kehidupan manusia Di samping sebagai pedoman hidup Islam menurut para
pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus didawahkan dan memberikan
pemahaman berbagai ajaran yang terkandung di dalamnya Sarana yang dapat
dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui
Majelis Talim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran
tersebut
Berbagai kegiatan Majelis Talim yang telah dilakukan merupakan proses
pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para
remaja mampu mereflesikan tatanan normatif yang mereka pelajari dalam realitas
kehidupan sehari-hari
Majelis Talim adalah wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis
yang berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat
Islam Indonesia maka sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami
mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat sehingga tercipta insan-insan
yang memiliki keseimbangan antara potensi intelektual dan mental spiritual dalam
upaya menghadapi perubahan zaman yang semakin global dan maju
Tampaknya antusias remaja Islam di lingkungan Desa Belendung Batu Ceper
Tangerang merupakan salah satu ekspresi dari usaha masyarakat dalam mewadahi
generasi Islam di Majelis Talim Al-Mujahiddin sehingga perkembangannya terarah
dengan baik Hal ini menjadikan para orang tua ulama umara setempat untuk turut
berpartisipasi dalam kegiatan Majelis Talim tersebut
3
Bertitik tolak dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti aktivitas
Majelis Talim ini melalui skripsi dengan judul Peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu
Ceper Tangerang
B Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang diteliti adalah
Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan
Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
C Perumusan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terarah dan tidak ada kesalahan interpretasi
maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut
1 Bagaimanakah sejarah berdirinya Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Bagaimanakah kondisi tenaga pengajar dan jamaah Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
D Sistematiak Penulisan
Hasil penelitian ini ditulis dalam lima bab dirinci dalam sub-sub dengan
sistematika sebagai berikut
Bab I Pendahuluan bab ini berisi latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan dan perumusan masalah sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori adalah mengenai Peranan yang terdiri dari pengertian
peranan dan ciri peranan Mengenai sikap meliputi pengertian sikap ciri-ciri sikap
4
pembentukan sikap faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan remaja meliputi
pengertian remaja pertumbuhan mental remaja dan problem remaja dan Majelis
Talim terdiri dari pengertian Majelis Talim tujuan Majelis Talim serta kerangka
berpikir Keenam hipotesa penelitian
Bab III Metodologi Penelitian bab ini memuat tentang tujuan penelitian
variabel penelitian populasi dan sampel tehnik pengumpulan data dan tehnik
pengolahan dan analisis data
Bab IV Hasil Penelitian meliputi Pertama deskripsi data yang terdiri dari
sejarah berdiri dan tujuan Majelis Talim Al-Mujahiddin Kondisi tentang pengajar
dan jamaah sarana dan prasarana materi dan metode struktur organisasi dan
pengelolaan Majelis Talim Al-Mujahiddin dan peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin Kedua pengujian hipotesis terhadap analisa dan interpretasi data
terhadap hasil penelitian hipotesis
Bab V Penutup dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Peranan
1 Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama1 Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto sebagai berikut
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan2
Menurut Biddle dan Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu
Misalnya dalam keluarga perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi
anjuran memberi penilaian memberi sangsi dan lain-lain Kalau peran ibu
1 WJS Poerwadarminta Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka 1985) h
735 2 Soejono Soekamto Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982) h 238
id11540828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
6
digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih
luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam3
2 Konflik Peran
Konflik peran terjadi karena adanya disensus yang terpolarisasi yang
menyangkut peran Dua macam konflik peran antara lain
1 Konflik antar-peran (Inter-role confict) contoh seorang mahasiswi yang telah
menikah dimana dia harus membagi waktu antara melakukan tuntutan peran
sebagai mahasiswi selain itu juga harus memenuhi tugas-tugas sebagai isteri
2 Konflik dalam peran (intra-role confict) contoh pendeta dalam ketentaraan
yang berdoa demi perdamaian dan harus mempertahankan semangat prajurit
agar siap untuk membunuh4
B Sikap
1 Pengertian Sikap
Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Drs Ngalim Purwanto
sikap adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu
3 Dr Sarlito Wirawan Sarwono Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo Persada
Jakarta2000 cet V hal 224-225 4 Ibid hal 229
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
ii
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang Puja
syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Shalawat serta salam kita
limpahkan keharibaan junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang diutus
kedunia untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dan rahmat bagi semesta
alam
Skripsi yang berjudul Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper
Tangerang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna mencapai
gelar sarjana (Strata 1) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari tidak sedikit kesulitan dan
kendala yang penulis hadapi Namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak baik moril maupun materil sehingga penulisan skripsi ini bisa selesai Oleh
karena itu sudah sepantasnya apabila dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat
1 Bapak Prof Dr Dede Rosyada M A Dekan Fakultas IlmuTarbiyah dan
Keguruan beserta stafnya yang telah memberikan bantuannya
2 Bapak Drs Fatah Wibisono ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang
telah memberikan bantuannya
id11501984 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
iii
3 Bapak Prof Dr H Aminuddin Rasyad dosen pembimbing skripsi ini
yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuknya dengan
penuh kesabaran dan kebijaksanaan
4 Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah beserta stafnya yang
telah membantu pelayanan pimjaman buku-buku yang penulis butuhkan
5 Bapak KH Abdussalam HM Pimpinan Dewan Kesejahteraan Masjid Al-
Mujahidin
6 Ustadz Ahmad Sahal Ketua Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
7 Kedua orang tua tercinta kakak adik dan ponakan serta Bapak
Muhammad Shobri S Hum yang telah memberikan semangat baik moril
maupun materil dalam penyusunan skripsi ini
8 Sahabat-sahabat yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
9 Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis hanya dapat berdoa semoga segala bantuan dan amal baik mereka
mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT Penulis menyadari bahwa
skripsi ini jauh dari sempurna oleh karena itu dengan hati yang lapang dan sikap
yang terbuka penulis mohon kritik dan saran yang membangun dalam rangka
saling mengingatkan antar sesama manusia guna menuju kearah kehidupan yang
lebih baik Akhir kata semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembacanya
semua Amin
Jakarta 6 Juni 2006
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Pada umunya pendidikan adalah tugas dan tanggung jawab bersama yang
dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik Kesadaran
dalam melaksanakan pendidikan adalah dimaksudkan untuk mencapai kedewasaan
dan kematangan berfikir yang dapat diusahakan melalui beberapa proses pendidikan
yaitu proses pendidikan formal informan dan nonformal
Peran pendidikan yang telah dilakukan di luar pendidikan formal yang sering
diusahakan orang dewasa dalam membina generasi muda secara otomatis telah
mendukung segenap teori yang didapat dari pendidikan formal Hal tersebut
diwujudkan dengan diselenggarakannyapengajian-pengajian remaja yang bertujuan
untuk melahirkan generasi-generasi muda yang dinamis serta bermental agamis
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa
mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk memahami diri sendiri
yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa keingintahuan yang amat tinggi
Keingintahuan yang tinggi menyebabkan para remaja tidak hanya diberikan siraman
rohani saja yang berisi ajaran-ajaran agama yang wajib dijalankan akan tetapi
melalui kegiatan pengajian ini mereka mampu mentelaah serta mempelajari Islam
sebagai pedoman hidupnya
id11523281 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
2
Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup
seluruh kehidupan manusia Di samping sebagai pedoman hidup Islam menurut para
pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus didawahkan dan memberikan
pemahaman berbagai ajaran yang terkandung di dalamnya Sarana yang dapat
dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui
Majelis Talim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran
tersebut
Berbagai kegiatan Majelis Talim yang telah dilakukan merupakan proses
pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para
remaja mampu mereflesikan tatanan normatif yang mereka pelajari dalam realitas
kehidupan sehari-hari
Majelis Talim adalah wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis
yang berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat
Islam Indonesia maka sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami
mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat sehingga tercipta insan-insan
yang memiliki keseimbangan antara potensi intelektual dan mental spiritual dalam
upaya menghadapi perubahan zaman yang semakin global dan maju
Tampaknya antusias remaja Islam di lingkungan Desa Belendung Batu Ceper
Tangerang merupakan salah satu ekspresi dari usaha masyarakat dalam mewadahi
generasi Islam di Majelis Talim Al-Mujahiddin sehingga perkembangannya terarah
dengan baik Hal ini menjadikan para orang tua ulama umara setempat untuk turut
berpartisipasi dalam kegiatan Majelis Talim tersebut
3
Bertitik tolak dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti aktivitas
Majelis Talim ini melalui skripsi dengan judul Peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu
Ceper Tangerang
B Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang diteliti adalah
Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan
Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
C Perumusan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terarah dan tidak ada kesalahan interpretasi
maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut
1 Bagaimanakah sejarah berdirinya Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Bagaimanakah kondisi tenaga pengajar dan jamaah Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
D Sistematiak Penulisan
Hasil penelitian ini ditulis dalam lima bab dirinci dalam sub-sub dengan
sistematika sebagai berikut
Bab I Pendahuluan bab ini berisi latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan dan perumusan masalah sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori adalah mengenai Peranan yang terdiri dari pengertian
peranan dan ciri peranan Mengenai sikap meliputi pengertian sikap ciri-ciri sikap
4
pembentukan sikap faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan remaja meliputi
pengertian remaja pertumbuhan mental remaja dan problem remaja dan Majelis
Talim terdiri dari pengertian Majelis Talim tujuan Majelis Talim serta kerangka
berpikir Keenam hipotesa penelitian
Bab III Metodologi Penelitian bab ini memuat tentang tujuan penelitian
variabel penelitian populasi dan sampel tehnik pengumpulan data dan tehnik
pengolahan dan analisis data
Bab IV Hasil Penelitian meliputi Pertama deskripsi data yang terdiri dari
sejarah berdiri dan tujuan Majelis Talim Al-Mujahiddin Kondisi tentang pengajar
dan jamaah sarana dan prasarana materi dan metode struktur organisasi dan
pengelolaan Majelis Talim Al-Mujahiddin dan peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin Kedua pengujian hipotesis terhadap analisa dan interpretasi data
terhadap hasil penelitian hipotesis
Bab V Penutup dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Peranan
1 Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama1 Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto sebagai berikut
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan2
Menurut Biddle dan Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu
Misalnya dalam keluarga perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi
anjuran memberi penilaian memberi sangsi dan lain-lain Kalau peran ibu
1 WJS Poerwadarminta Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka 1985) h
735 2 Soejono Soekamto Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982) h 238
id11540828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
6
digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih
luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam3
2 Konflik Peran
Konflik peran terjadi karena adanya disensus yang terpolarisasi yang
menyangkut peran Dua macam konflik peran antara lain
1 Konflik antar-peran (Inter-role confict) contoh seorang mahasiswi yang telah
menikah dimana dia harus membagi waktu antara melakukan tuntutan peran
sebagai mahasiswi selain itu juga harus memenuhi tugas-tugas sebagai isteri
2 Konflik dalam peran (intra-role confict) contoh pendeta dalam ketentaraan
yang berdoa demi perdamaian dan harus mempertahankan semangat prajurit
agar siap untuk membunuh4
B Sikap
1 Pengertian Sikap
Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Drs Ngalim Purwanto
sikap adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu
3 Dr Sarlito Wirawan Sarwono Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo Persada
Jakarta2000 cet V hal 224-225 4 Ibid hal 229
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
iii
3 Bapak Prof Dr H Aminuddin Rasyad dosen pembimbing skripsi ini
yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuknya dengan
penuh kesabaran dan kebijaksanaan
4 Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah beserta stafnya yang
telah membantu pelayanan pimjaman buku-buku yang penulis butuhkan
5 Bapak KH Abdussalam HM Pimpinan Dewan Kesejahteraan Masjid Al-
Mujahidin
6 Ustadz Ahmad Sahal Ketua Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
7 Kedua orang tua tercinta kakak adik dan ponakan serta Bapak
Muhammad Shobri S Hum yang telah memberikan semangat baik moril
maupun materil dalam penyusunan skripsi ini
8 Sahabat-sahabat yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
9 Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis hanya dapat berdoa semoga segala bantuan dan amal baik mereka
mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT Penulis menyadari bahwa
skripsi ini jauh dari sempurna oleh karena itu dengan hati yang lapang dan sikap
yang terbuka penulis mohon kritik dan saran yang membangun dalam rangka
saling mengingatkan antar sesama manusia guna menuju kearah kehidupan yang
lebih baik Akhir kata semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembacanya
semua Amin
Jakarta 6 Juni 2006
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Pada umunya pendidikan adalah tugas dan tanggung jawab bersama yang
dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik Kesadaran
dalam melaksanakan pendidikan adalah dimaksudkan untuk mencapai kedewasaan
dan kematangan berfikir yang dapat diusahakan melalui beberapa proses pendidikan
yaitu proses pendidikan formal informan dan nonformal
Peran pendidikan yang telah dilakukan di luar pendidikan formal yang sering
diusahakan orang dewasa dalam membina generasi muda secara otomatis telah
mendukung segenap teori yang didapat dari pendidikan formal Hal tersebut
diwujudkan dengan diselenggarakannyapengajian-pengajian remaja yang bertujuan
untuk melahirkan generasi-generasi muda yang dinamis serta bermental agamis
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa
mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk memahami diri sendiri
yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa keingintahuan yang amat tinggi
Keingintahuan yang tinggi menyebabkan para remaja tidak hanya diberikan siraman
rohani saja yang berisi ajaran-ajaran agama yang wajib dijalankan akan tetapi
melalui kegiatan pengajian ini mereka mampu mentelaah serta mempelajari Islam
sebagai pedoman hidupnya
id11523281 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
2
Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup
seluruh kehidupan manusia Di samping sebagai pedoman hidup Islam menurut para
pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus didawahkan dan memberikan
pemahaman berbagai ajaran yang terkandung di dalamnya Sarana yang dapat
dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui
Majelis Talim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran
tersebut
Berbagai kegiatan Majelis Talim yang telah dilakukan merupakan proses
pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para
remaja mampu mereflesikan tatanan normatif yang mereka pelajari dalam realitas
kehidupan sehari-hari
Majelis Talim adalah wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis
yang berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat
Islam Indonesia maka sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami
mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat sehingga tercipta insan-insan
yang memiliki keseimbangan antara potensi intelektual dan mental spiritual dalam
upaya menghadapi perubahan zaman yang semakin global dan maju
Tampaknya antusias remaja Islam di lingkungan Desa Belendung Batu Ceper
Tangerang merupakan salah satu ekspresi dari usaha masyarakat dalam mewadahi
generasi Islam di Majelis Talim Al-Mujahiddin sehingga perkembangannya terarah
dengan baik Hal ini menjadikan para orang tua ulama umara setempat untuk turut
berpartisipasi dalam kegiatan Majelis Talim tersebut
3
Bertitik tolak dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti aktivitas
Majelis Talim ini melalui skripsi dengan judul Peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu
Ceper Tangerang
B Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang diteliti adalah
Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan
Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
C Perumusan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terarah dan tidak ada kesalahan interpretasi
maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut
1 Bagaimanakah sejarah berdirinya Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Bagaimanakah kondisi tenaga pengajar dan jamaah Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
D Sistematiak Penulisan
Hasil penelitian ini ditulis dalam lima bab dirinci dalam sub-sub dengan
sistematika sebagai berikut
Bab I Pendahuluan bab ini berisi latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan dan perumusan masalah sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori adalah mengenai Peranan yang terdiri dari pengertian
peranan dan ciri peranan Mengenai sikap meliputi pengertian sikap ciri-ciri sikap
4
pembentukan sikap faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan remaja meliputi
pengertian remaja pertumbuhan mental remaja dan problem remaja dan Majelis
Talim terdiri dari pengertian Majelis Talim tujuan Majelis Talim serta kerangka
berpikir Keenam hipotesa penelitian
Bab III Metodologi Penelitian bab ini memuat tentang tujuan penelitian
variabel penelitian populasi dan sampel tehnik pengumpulan data dan tehnik
pengolahan dan analisis data
Bab IV Hasil Penelitian meliputi Pertama deskripsi data yang terdiri dari
sejarah berdiri dan tujuan Majelis Talim Al-Mujahiddin Kondisi tentang pengajar
dan jamaah sarana dan prasarana materi dan metode struktur organisasi dan
pengelolaan Majelis Talim Al-Mujahiddin dan peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin Kedua pengujian hipotesis terhadap analisa dan interpretasi data
terhadap hasil penelitian hipotesis
Bab V Penutup dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Peranan
1 Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama1 Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto sebagai berikut
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan2
Menurut Biddle dan Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu
Misalnya dalam keluarga perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi
anjuran memberi penilaian memberi sangsi dan lain-lain Kalau peran ibu
1 WJS Poerwadarminta Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka 1985) h
735 2 Soejono Soekamto Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982) h 238
id11540828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
6
digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih
luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam3
2 Konflik Peran
Konflik peran terjadi karena adanya disensus yang terpolarisasi yang
menyangkut peran Dua macam konflik peran antara lain
1 Konflik antar-peran (Inter-role confict) contoh seorang mahasiswi yang telah
menikah dimana dia harus membagi waktu antara melakukan tuntutan peran
sebagai mahasiswi selain itu juga harus memenuhi tugas-tugas sebagai isteri
2 Konflik dalam peran (intra-role confict) contoh pendeta dalam ketentaraan
yang berdoa demi perdamaian dan harus mempertahankan semangat prajurit
agar siap untuk membunuh4
B Sikap
1 Pengertian Sikap
Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Drs Ngalim Purwanto
sikap adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu
3 Dr Sarlito Wirawan Sarwono Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo Persada
Jakarta2000 cet V hal 224-225 4 Ibid hal 229
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Pada umunya pendidikan adalah tugas dan tanggung jawab bersama yang
dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik Kesadaran
dalam melaksanakan pendidikan adalah dimaksudkan untuk mencapai kedewasaan
dan kematangan berfikir yang dapat diusahakan melalui beberapa proses pendidikan
yaitu proses pendidikan formal informan dan nonformal
Peran pendidikan yang telah dilakukan di luar pendidikan formal yang sering
diusahakan orang dewasa dalam membina generasi muda secara otomatis telah
mendukung segenap teori yang didapat dari pendidikan formal Hal tersebut
diwujudkan dengan diselenggarakannyapengajian-pengajian remaja yang bertujuan
untuk melahirkan generasi-generasi muda yang dinamis serta bermental agamis
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa
mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk memahami diri sendiri
yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa keingintahuan yang amat tinggi
Keingintahuan yang tinggi menyebabkan para remaja tidak hanya diberikan siraman
rohani saja yang berisi ajaran-ajaran agama yang wajib dijalankan akan tetapi
melalui kegiatan pengajian ini mereka mampu mentelaah serta mempelajari Islam
sebagai pedoman hidupnya
id11523281 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
2
Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup
seluruh kehidupan manusia Di samping sebagai pedoman hidup Islam menurut para
pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus didawahkan dan memberikan
pemahaman berbagai ajaran yang terkandung di dalamnya Sarana yang dapat
dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui
Majelis Talim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran
tersebut
Berbagai kegiatan Majelis Talim yang telah dilakukan merupakan proses
pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para
remaja mampu mereflesikan tatanan normatif yang mereka pelajari dalam realitas
kehidupan sehari-hari
Majelis Talim adalah wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis
yang berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat
Islam Indonesia maka sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami
mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat sehingga tercipta insan-insan
yang memiliki keseimbangan antara potensi intelektual dan mental spiritual dalam
upaya menghadapi perubahan zaman yang semakin global dan maju
Tampaknya antusias remaja Islam di lingkungan Desa Belendung Batu Ceper
Tangerang merupakan salah satu ekspresi dari usaha masyarakat dalam mewadahi
generasi Islam di Majelis Talim Al-Mujahiddin sehingga perkembangannya terarah
dengan baik Hal ini menjadikan para orang tua ulama umara setempat untuk turut
berpartisipasi dalam kegiatan Majelis Talim tersebut
3
Bertitik tolak dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti aktivitas
Majelis Talim ini melalui skripsi dengan judul Peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu
Ceper Tangerang
B Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang diteliti adalah
Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan
Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
C Perumusan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terarah dan tidak ada kesalahan interpretasi
maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut
1 Bagaimanakah sejarah berdirinya Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Bagaimanakah kondisi tenaga pengajar dan jamaah Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
D Sistematiak Penulisan
Hasil penelitian ini ditulis dalam lima bab dirinci dalam sub-sub dengan
sistematika sebagai berikut
Bab I Pendahuluan bab ini berisi latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan dan perumusan masalah sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori adalah mengenai Peranan yang terdiri dari pengertian
peranan dan ciri peranan Mengenai sikap meliputi pengertian sikap ciri-ciri sikap
4
pembentukan sikap faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan remaja meliputi
pengertian remaja pertumbuhan mental remaja dan problem remaja dan Majelis
Talim terdiri dari pengertian Majelis Talim tujuan Majelis Talim serta kerangka
berpikir Keenam hipotesa penelitian
Bab III Metodologi Penelitian bab ini memuat tentang tujuan penelitian
variabel penelitian populasi dan sampel tehnik pengumpulan data dan tehnik
pengolahan dan analisis data
Bab IV Hasil Penelitian meliputi Pertama deskripsi data yang terdiri dari
sejarah berdiri dan tujuan Majelis Talim Al-Mujahiddin Kondisi tentang pengajar
dan jamaah sarana dan prasarana materi dan metode struktur organisasi dan
pengelolaan Majelis Talim Al-Mujahiddin dan peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin Kedua pengujian hipotesis terhadap analisa dan interpretasi data
terhadap hasil penelitian hipotesis
Bab V Penutup dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Peranan
1 Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama1 Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto sebagai berikut
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan2
Menurut Biddle dan Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu
Misalnya dalam keluarga perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi
anjuran memberi penilaian memberi sangsi dan lain-lain Kalau peran ibu
1 WJS Poerwadarminta Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka 1985) h
735 2 Soejono Soekamto Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982) h 238
id11540828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
6
digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih
luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam3
2 Konflik Peran
Konflik peran terjadi karena adanya disensus yang terpolarisasi yang
menyangkut peran Dua macam konflik peran antara lain
1 Konflik antar-peran (Inter-role confict) contoh seorang mahasiswi yang telah
menikah dimana dia harus membagi waktu antara melakukan tuntutan peran
sebagai mahasiswi selain itu juga harus memenuhi tugas-tugas sebagai isteri
2 Konflik dalam peran (intra-role confict) contoh pendeta dalam ketentaraan
yang berdoa demi perdamaian dan harus mempertahankan semangat prajurit
agar siap untuk membunuh4
B Sikap
1 Pengertian Sikap
Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Drs Ngalim Purwanto
sikap adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu
3 Dr Sarlito Wirawan Sarwono Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo Persada
Jakarta2000 cet V hal 224-225 4 Ibid hal 229
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
2
Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup
seluruh kehidupan manusia Di samping sebagai pedoman hidup Islam menurut para
pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus didawahkan dan memberikan
pemahaman berbagai ajaran yang terkandung di dalamnya Sarana yang dapat
dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui
Majelis Talim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran
tersebut
Berbagai kegiatan Majelis Talim yang telah dilakukan merupakan proses
pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para
remaja mampu mereflesikan tatanan normatif yang mereka pelajari dalam realitas
kehidupan sehari-hari
Majelis Talim adalah wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis
yang berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat
Islam Indonesia maka sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami
mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat sehingga tercipta insan-insan
yang memiliki keseimbangan antara potensi intelektual dan mental spiritual dalam
upaya menghadapi perubahan zaman yang semakin global dan maju
Tampaknya antusias remaja Islam di lingkungan Desa Belendung Batu Ceper
Tangerang merupakan salah satu ekspresi dari usaha masyarakat dalam mewadahi
generasi Islam di Majelis Talim Al-Mujahiddin sehingga perkembangannya terarah
dengan baik Hal ini menjadikan para orang tua ulama umara setempat untuk turut
berpartisipasi dalam kegiatan Majelis Talim tersebut
3
Bertitik tolak dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti aktivitas
Majelis Talim ini melalui skripsi dengan judul Peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu
Ceper Tangerang
B Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang diteliti adalah
Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan
Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
C Perumusan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terarah dan tidak ada kesalahan interpretasi
maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut
1 Bagaimanakah sejarah berdirinya Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Bagaimanakah kondisi tenaga pengajar dan jamaah Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
D Sistematiak Penulisan
Hasil penelitian ini ditulis dalam lima bab dirinci dalam sub-sub dengan
sistematika sebagai berikut
Bab I Pendahuluan bab ini berisi latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan dan perumusan masalah sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori adalah mengenai Peranan yang terdiri dari pengertian
peranan dan ciri peranan Mengenai sikap meliputi pengertian sikap ciri-ciri sikap
4
pembentukan sikap faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan remaja meliputi
pengertian remaja pertumbuhan mental remaja dan problem remaja dan Majelis
Talim terdiri dari pengertian Majelis Talim tujuan Majelis Talim serta kerangka
berpikir Keenam hipotesa penelitian
Bab III Metodologi Penelitian bab ini memuat tentang tujuan penelitian
variabel penelitian populasi dan sampel tehnik pengumpulan data dan tehnik
pengolahan dan analisis data
Bab IV Hasil Penelitian meliputi Pertama deskripsi data yang terdiri dari
sejarah berdiri dan tujuan Majelis Talim Al-Mujahiddin Kondisi tentang pengajar
dan jamaah sarana dan prasarana materi dan metode struktur organisasi dan
pengelolaan Majelis Talim Al-Mujahiddin dan peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin Kedua pengujian hipotesis terhadap analisa dan interpretasi data
terhadap hasil penelitian hipotesis
Bab V Penutup dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Peranan
1 Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama1 Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto sebagai berikut
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan2
Menurut Biddle dan Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu
Misalnya dalam keluarga perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi
anjuran memberi penilaian memberi sangsi dan lain-lain Kalau peran ibu
1 WJS Poerwadarminta Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka 1985) h
735 2 Soejono Soekamto Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982) h 238
id11540828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
6
digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih
luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam3
2 Konflik Peran
Konflik peran terjadi karena adanya disensus yang terpolarisasi yang
menyangkut peran Dua macam konflik peran antara lain
1 Konflik antar-peran (Inter-role confict) contoh seorang mahasiswi yang telah
menikah dimana dia harus membagi waktu antara melakukan tuntutan peran
sebagai mahasiswi selain itu juga harus memenuhi tugas-tugas sebagai isteri
2 Konflik dalam peran (intra-role confict) contoh pendeta dalam ketentaraan
yang berdoa demi perdamaian dan harus mempertahankan semangat prajurit
agar siap untuk membunuh4
B Sikap
1 Pengertian Sikap
Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Drs Ngalim Purwanto
sikap adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu
3 Dr Sarlito Wirawan Sarwono Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo Persada
Jakarta2000 cet V hal 224-225 4 Ibid hal 229
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
3
Bertitik tolak dari masalah tersebut penulis tertarik untuk meneliti aktivitas
Majelis Talim ini melalui skripsi dengan judul Peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu
Ceper Tangerang
B Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang diteliti adalah
Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan
Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
C Perumusan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini terarah dan tidak ada kesalahan interpretasi
maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut
1 Bagaimanakah sejarah berdirinya Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Bagaimanakah kondisi tenaga pengajar dan jamaah Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
D Sistematiak Penulisan
Hasil penelitian ini ditulis dalam lima bab dirinci dalam sub-sub dengan
sistematika sebagai berikut
Bab I Pendahuluan bab ini berisi latar belakang masalah identifikasi
masalah pembatasan dan perumusan masalah sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori adalah mengenai Peranan yang terdiri dari pengertian
peranan dan ciri peranan Mengenai sikap meliputi pengertian sikap ciri-ciri sikap
4
pembentukan sikap faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan remaja meliputi
pengertian remaja pertumbuhan mental remaja dan problem remaja dan Majelis
Talim terdiri dari pengertian Majelis Talim tujuan Majelis Talim serta kerangka
berpikir Keenam hipotesa penelitian
Bab III Metodologi Penelitian bab ini memuat tentang tujuan penelitian
variabel penelitian populasi dan sampel tehnik pengumpulan data dan tehnik
pengolahan dan analisis data
Bab IV Hasil Penelitian meliputi Pertama deskripsi data yang terdiri dari
sejarah berdiri dan tujuan Majelis Talim Al-Mujahiddin Kondisi tentang pengajar
dan jamaah sarana dan prasarana materi dan metode struktur organisasi dan
pengelolaan Majelis Talim Al-Mujahiddin dan peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin Kedua pengujian hipotesis terhadap analisa dan interpretasi data
terhadap hasil penelitian hipotesis
Bab V Penutup dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Peranan
1 Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama1 Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto sebagai berikut
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan2
Menurut Biddle dan Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu
Misalnya dalam keluarga perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi
anjuran memberi penilaian memberi sangsi dan lain-lain Kalau peran ibu
1 WJS Poerwadarminta Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka 1985) h
735 2 Soejono Soekamto Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982) h 238
id11540828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
6
digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih
luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam3
2 Konflik Peran
Konflik peran terjadi karena adanya disensus yang terpolarisasi yang
menyangkut peran Dua macam konflik peran antara lain
1 Konflik antar-peran (Inter-role confict) contoh seorang mahasiswi yang telah
menikah dimana dia harus membagi waktu antara melakukan tuntutan peran
sebagai mahasiswi selain itu juga harus memenuhi tugas-tugas sebagai isteri
2 Konflik dalam peran (intra-role confict) contoh pendeta dalam ketentaraan
yang berdoa demi perdamaian dan harus mempertahankan semangat prajurit
agar siap untuk membunuh4
B Sikap
1 Pengertian Sikap
Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Drs Ngalim Purwanto
sikap adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu
3 Dr Sarlito Wirawan Sarwono Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo Persada
Jakarta2000 cet V hal 224-225 4 Ibid hal 229
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
4
pembentukan sikap faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan remaja meliputi
pengertian remaja pertumbuhan mental remaja dan problem remaja dan Majelis
Talim terdiri dari pengertian Majelis Talim tujuan Majelis Talim serta kerangka
berpikir Keenam hipotesa penelitian
Bab III Metodologi Penelitian bab ini memuat tentang tujuan penelitian
variabel penelitian populasi dan sampel tehnik pengumpulan data dan tehnik
pengolahan dan analisis data
Bab IV Hasil Penelitian meliputi Pertama deskripsi data yang terdiri dari
sejarah berdiri dan tujuan Majelis Talim Al-Mujahiddin Kondisi tentang pengajar
dan jamaah sarana dan prasarana materi dan metode struktur organisasi dan
pengelolaan Majelis Talim Al-Mujahiddin dan peranan Majelis Talim Al-
Mujahiddin Kedua pengujian hipotesis terhadap analisa dan interpretasi data
terhadap hasil penelitian hipotesis
Bab V Penutup dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Peranan
1 Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama1 Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto sebagai berikut
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan2
Menurut Biddle dan Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu
Misalnya dalam keluarga perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi
anjuran memberi penilaian memberi sangsi dan lain-lain Kalau peran ibu
1 WJS Poerwadarminta Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka 1985) h
735 2 Soejono Soekamto Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982) h 238
id11540828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
6
digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih
luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam3
2 Konflik Peran
Konflik peran terjadi karena adanya disensus yang terpolarisasi yang
menyangkut peran Dua macam konflik peran antara lain
1 Konflik antar-peran (Inter-role confict) contoh seorang mahasiswi yang telah
menikah dimana dia harus membagi waktu antara melakukan tuntutan peran
sebagai mahasiswi selain itu juga harus memenuhi tugas-tugas sebagai isteri
2 Konflik dalam peran (intra-role confict) contoh pendeta dalam ketentaraan
yang berdoa demi perdamaian dan harus mempertahankan semangat prajurit
agar siap untuk membunuh4
B Sikap
1 Pengertian Sikap
Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Drs Ngalim Purwanto
sikap adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu
3 Dr Sarlito Wirawan Sarwono Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo Persada
Jakarta2000 cet V hal 224-225 4 Ibid hal 229
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Peranan
1 Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama1 Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip
oleh Soejono Soekamto sebagai berikut
Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat
peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan2
Menurut Biddle dan Thomas peran adalah serangkaian rumusan yang
membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu
Misalnya dalam keluarga perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi
anjuran memberi penilaian memberi sangsi dan lain-lain Kalau peran ibu
1 WJS Poerwadarminta Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka 1985) h
735 2 Soejono Soekamto Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982) h 238
id11540828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
6
digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih
luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam3
2 Konflik Peran
Konflik peran terjadi karena adanya disensus yang terpolarisasi yang
menyangkut peran Dua macam konflik peran antara lain
1 Konflik antar-peran (Inter-role confict) contoh seorang mahasiswi yang telah
menikah dimana dia harus membagi waktu antara melakukan tuntutan peran
sebagai mahasiswi selain itu juga harus memenuhi tugas-tugas sebagai isteri
2 Konflik dalam peran (intra-role confict) contoh pendeta dalam ketentaraan
yang berdoa demi perdamaian dan harus mempertahankan semangat prajurit
agar siap untuk membunuh4
B Sikap
1 Pengertian Sikap
Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Drs Ngalim Purwanto
sikap adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu
3 Dr Sarlito Wirawan Sarwono Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo Persada
Jakarta2000 cet V hal 224-225 4 Ibid hal 229
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
6
digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan menjadi lebih
luas sehingga perilaku-perilaku yang diharapkan juga menjadi lebih beraneka ragam3
2 Konflik Peran
Konflik peran terjadi karena adanya disensus yang terpolarisasi yang
menyangkut peran Dua macam konflik peran antara lain
1 Konflik antar-peran (Inter-role confict) contoh seorang mahasiswi yang telah
menikah dimana dia harus membagi waktu antara melakukan tuntutan peran
sebagai mahasiswi selain itu juga harus memenuhi tugas-tugas sebagai isteri
2 Konflik dalam peran (intra-role confict) contoh pendeta dalam ketentaraan
yang berdoa demi perdamaian dan harus mempertahankan semangat prajurit
agar siap untuk membunuh4
B Sikap
1 Pengertian Sikap
Sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Drs Ngalim Purwanto
sikap adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu
3 Dr Sarlito Wirawan Sarwono Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo Persada
Jakarta2000 cet V hal 224-225 4 Ibid hal 229
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
7
rangsangan atau stimulus5 Sumber lain mengatakan sikap adalah pandangan atau
perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu6
Menurut Chave Bogardus La Pierre Mead dan Gordon Allport (1935) sikap
merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respon7
Dari pengertian di atas bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada suatu objek
Artinya tidak ada sikap tanpa objek sesuai dengan pendapat Sarlito wirawan
Sarwono yang memberikan pengertian sikap bahwa sikap adalah kesiapan pada
seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu8 Adapun objek-
objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda manusia peristiwa-peristiwa
pemandangan-pemandangan lembaga-lemabaga norma-norma nilai-nilai dan
sebagainya
2 Ciri-ciri sikap
sikap menentukan tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang datang orang atau kejadian Dapat dikatakan bahwa sikap adalah faktor internal
dalam diri seseorang tetapi tidak semua faktor internal itu sikap
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut
5 M ngalim Purwanto Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995) cet10 hal 141
6 R Sutarno Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II hal 41 7 Saepudin Azwar Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) cet2 Pustaka Pelajar 1998
hal-5 8 Sarlito W S Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI hal 91
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
8
1 Sikap dapat dipelajari (Learnability)
2 Memiliki kestabilan (Stability)
3 Personal sociental significance
4 Berisi kognisi dan affeksi
5 Approach avoldance directionality 9
Sarlito Wirawan memberikan ciri-ciri sikap sebagai berikut
1 Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek tidak ada sikap tanpa
objek Objek dapat berupa benda orang kelompok orang nilai-nilai sosial
pandangan hidup hukum lembaga masyarakat dan sebagainya
2 Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk dari
pengalaman
3 Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat yang
berbeda-beda
4 Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan
5 Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi
6 Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan bermacam-macam sesuai
dengan banyaknya objek yang dapat menjadi perhatian orang yang
bersangkutan 10
9 Abu Ahmadi Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I hal 163 10 Sarlito Wirawan opcit hal 95
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
9
3 Pembentukan Sikap
secara psikologis sikap dapat dibawa dari lahir dan dipengaruhi oleh faktor
genetik Walaupun demikian sebagian besar para pakar psikologi sosial berpendapat
bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar Pandangan ini
mempunyai dampak terapan yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun
berbagai upaya (penerangan pendidikan pelatihan dan sebagainya) untuk mengubah
sikap seseorang
Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang pembentukan
sikap11
a Pengalaman Pribadi
Apa yang sudah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap untuk dapat mempunyai tanggapan seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
Untuk dapat menjadi dasar terbentuknya sikap pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional
tapi dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu pengalaman tunggal jarang
sekali dapat menjadi dasar pembentukan sikap
b Pengaruh orang lain yang dianggap penting
11 Saefudin Azwar opcit hal 30
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
10
Orang-orang yang disekitar kehidupan sehari-hari adalah salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap seseorang yang dianggap penting
mempengaruhi pembentukan sikap orang misalnya adalah kedua orang tua dan orang
yang status sosialnya lebih tinggi Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan orang yang dianggapnya penting kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut
c Pengaruh kebudayaan
kebudayaan dimana seseorang dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pengaruh pembentukan sikap seorang ahli yang terkenal BF Skinner sangat
menekankan pengaruh lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang menurutnya kepribadian tidak lain daripada pola prilaku yang konsisten
yang menggambarkan sejarah reinforcment yang kita alami Tanpa kita sadari
kebudayaan telah menanamkan sikap kita terhadap berbagai masalah dan telah
mewarnai sikap anggota masyarakat di dunia ini
d Media Masa
Sebagai sarana komunikasi media masa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang pada tugas pokoknya media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberinya dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
11
Dalam proses pembentukan dan perubahan sikap peranan media masa tidaklah
kecil salah satu informasi sugesti dalam media masa adalah dalam hal ini iklan selalu
berisi segi positif mengenai produk sehingga dapat menimbulkan pengaruh afektip
yang positif pula
e Lembaga pendidikan dan lembaga Agama
Karena konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistimkepercayaan
maka pada gilirannya konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
individu
f Pengaruh faktor emosional
Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi dengan berfungsi sebagai semacam penyuluhan prustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego contonya adalah prasangka Prasangka
didefinisikan sebagai sikap yang tidak toleran atau yang tidak favourabel terhadap
sekelompok orang prasangka seringkali merupakan bentuk sikap negatif yang di
dasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat prustrasi
Sedangkan menurut Sarlito W S sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara12
a Adopsi kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus
lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya sikap
12 Sarlito W S Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000 hal 96
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
12
b Diferensiasi dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya
pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang
tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula
c Integrasi pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut
d Trauma adalah pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan
terbentunya sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja melainkan melalui suatu proses
tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan individu lain
disekitarnya
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Isbandi SA adalah13
a Faktor Intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas tidak dapat menangkap seluruh rangsangan dari luar melalui
13 Isbandi Rukminto Adi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial (dasar-
dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994 hal 182
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
13
persepsi kita oleh karena itu kita harus memilih stimulus-stimulus mana yang
akan kita dapati dan mana yang harus kita jauhi
b Faktor Ekstern
1 Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
2 Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3 Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4 Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5 Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Tentunya tidak semua factor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap
kadang-kadang satu atau dua faktor sudah cukup Tetapi makin banyak faktor yang
ikut mempengaruhi semakin cepat terbentuknya sikap
C Remaja
1 Pengertian Remaja
Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam Di dalam
al-Quran ada kata (al-Fityatun Fityatun) yang artinya orang muda Firman Allah
SWT dalam surat al-Kahfi ayat 1314
ϖΤ˴ϟ˸ΎΑ˶Ϣ˸ϫ˵˴Β˴ϧ˴Ϛ˴ϴ˸Ϡ˴ϋ˴κϘ˵ϧ˴Ϧ˵Τ˸ϧ˴ϯΪ˴ϫ˵Ϣ˸ϫ˵Ύϧ˴Ω˸ί˶ϭ˴Ϣ˸Ϭ˶Αή˴Α˶Ϯ˸Ϩ˵ϣ˴˴Δ˲ϴ˴Θ˸ϓ˶Ϣ˸Ϭ˵ϧ˶
ϒϬϜϟΓέϮγ
14 Zakiyah Darajat Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995) Cet II
hal 10-11
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
14
Artinya Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya
Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk
Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak
lagi misalnya dalam surat an-Nur ayat 59
Ϣ˸Ϭ˶Ϡ˶Β˸ϗ˴Ϧ˸ϣ˶Ϧ˴ϳ˸ά˶ϟϥ˴ά˴Ό˸Θ˴γ˸ΎϤ˴ϛ˴Ϯ˸ϧ˵ά˶Ό˸Θ˴δ˸ϴ˴Ϡ˸ϓ˴Ϣ˴Ϡ˵Τ˵ϟ˸Ϣ˵Ϝ˵Ϩ˸ϣ˶ϝ˵Ύϔ˴σ˸Ϸ˴˸ώ˴Ϡ˴Α˴Ϋ˴˶ϭ˴micro
Artinya Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka
hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin
Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan
kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama) Kata baligh dalam istilah
hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah
aqil baligh berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa
tidak terdapat dalam Islam Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh telah
bertangung jawab atas setiap perbuatanya Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala
dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka
yang berumur 13-17 atau 18 tahun15
15 Ibid hal9
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
15
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan remaja dalah tahap umur
yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir ditandai oleh pertumbuhan fisik
cepat Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu
membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap prilaku kesehatan serta
kepribadian remaja16
Batasan remaja menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana
a Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
2 Pertumbuhan Mental Remaja
Ide-ide agama dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada
dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya Ide-ide pokok ajaran-ajaran
agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur
apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-
kritikan dalam hal agama itu Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi
keyakinan yang dipeganginya melaui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan
kecerdasan Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat
dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat surga neraka dan
lain sebagainya baru dapat diterima oleh anak-anak apabila pertumbuhan
kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu Itulah sebabnya maka seharusnya
16 Ibid hal 8
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
16
pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi apabila umur remaja belum dicapai
oleh si anak
Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik
oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja Bahkan kadang-kadang mereka
menjadi bimbang beragama terutama anak-anak yang mendapat didikan agama
dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik
Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak
memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang
tidak masuk akal disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua yang juga
menganut agama yang sama maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang
Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau
keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya Keyakinan orang
tua dan keteguhannya menjalankan ibadah serta memelihara nilai-nilai agama dalam
hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama
Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau
menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak maka pandangannya
terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah dari mau menerima tanpa
pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan
Perkembangan mental remaja kearah berpikir logis (falsafi) itu juga
mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan Karena mereka tidak
dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini Jika mereka
yakin bahwa tuhan maha kuasa maha mengatur dan mengendali alam ini maka
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
17
segala apapun yang terjadi baik peristiwa alamiah maupun peristiwa-peristiwa dan
hubungan orang-orang dalam masyarakat dilimpahkan tanggung jawabnya kepada
Tuhan Seandainya mereka melihat adanya kekacauan kerusuhan ketidak adilan
percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat atau banyak hal-hal yang
terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa
terhadap tuhan bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci Apabila perasaan
seperti itu bertumpuk-tumpuk mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud
Tuhan supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru yaitu segala sesuatu dalam alam
ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja
teratur atau kacau balau
Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan poko-pokok keyakinan
dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja Dan
gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini
Hubungannya dengan tuhan bukanlah hubungan yang sederhana antara dia dengan
tuhan Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini hubungan disini adalah
antara dia alam dan tuhan Perasaannya terhadap tuhan adalah pantulan dari sikap
jiwanya terhadap alam luar Maka agama remaja adalah hubungan antara dia tuhan
dan alam semesta yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman
masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu Atau dengan kata lain dapat
diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
18
lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhi oleh
kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri17
3 Problem Remaja
Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa yang
merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa
persiapan untuk memasuki umur dewasa problemnya tidak sedikit Telah banyak
penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh
remaja baik dinegara yang maju maupun yang masih berkembang Di antara
problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah
1 Masalah hari depan
setiap remaja memikirkan masa depannya Ia ingin mendapat kepastian akan
jadi apakah ia nanti setelah tamat Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak
dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di
dalam kampus Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan
kecemasan akan hari depan itu misalnya hari depan suram buat apa belajar toh
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan
sebagainya
Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan
berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu
misalnya semangat belajar menurun kemampuan berpikir berkurang rasa tertekan
17 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 85-89
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
19
timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal
yang tidak baik kenakalan dan penyalah-gunaan narkotika Perhatian mereka
terhadap agama semakin berkurang bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat
dalam kepercayaan kepada Tuhan
2 Masalah hubungan dengan orang tua
inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai
sekarang Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-
anaknya yang telah remaja atau dewasa Kadang-kadang hubungan yang kurang baik
itu timbul karena remaja mengikuti arus dan mode seperti rambut gonderong
pakaian kurang sopan laga-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat
3 Masalah moral dan agama
tampaknya masalah ini semakin memuncak terutama di kota-kota besar
barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film
bacaan gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang
dating dengan berbagai sikap dan kelakuan Biasanya kemerosotan moral disertai
oleh sikap menjauh dari agama Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada
agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan waktu dan tempat Keadaan dan
nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula karena menyebabkan
orang hidup tanpa pegangan yang pasti Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
20
nilai-nilai agama karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman tidak
dipengaruhi oleh waktu tempat dan keadaan18
D Majelis Talim
1 Pengertian Majelis Talim
Majelis talim berasal dari dua suku kata yaitu kata majelis dan kata talim
Dalam bahasa Arab kata majelis ( βϠΠϣ ) adalah bentuk isim makan (kata tempat)
kata kerja dari βϠΟ yang artinya tempat duduk tempat sidang dewan19 Kata
talim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja ( Ϣ˴Ϡ˴ϋ˴ Ϣ˵Ϡό˴ϳ˵ ΎϤ˱ϴ˸Ϡ˶ό˸Η˴ )
yang mempunyai arti pengajaran20
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau
perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul21
Dari pengertian terminologi tentang majelis talim di atas dapatlah dikatakan
bahwa majelis adalah tempat duduk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama
Islam22
18 Zakiyah Daradjat Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI hal 145-147 19 Ahmad Warson Munawir Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta Pustaka
Progresif 1997) cet Ke-14 h 202 20 Ibid h 1038 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10 h 615 22 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van Hoeve
1994) cet Ke-4 jilid 3 h 120
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa majelis talim adalah tempat
perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang
diberikan oleh guru-guru dan ahli agama Islam
2 Tujuan Majelis Talim
Mengenai tujuan majelis talim mungkin rumusnya bermacam-macam
Sesuai dengan pandangan ahli agama para pendiri majelis talim dengan organisasi
lingkungan dan jamaahnya yang berbeda tidak pernah merumuskan tujuannya
Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr Hj Tuty Alawiyah ia merumuskan
bahwa tujuan majelis talim dari segi fungsinya yaitu pertama sebagai tempat
belajar maka tujuan majelis talim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama
yang akan mendorong pengalaman ajaran agama Kedua sebagai kontak sosial maka
tujuannya adalah silaturahmi Ketiga mewujudkan minat sosial maka tujuannya
adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan
jamaahnya23
M Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis talim yang
diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun
perkotaan adalah
a Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang gaib
23 Tuti Alawiyah Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan 1997)
cet Ke-1 h 78
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
22
b Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan
alam semesta
c Inspirasi motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat
dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan
pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama
d Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan
selaras24
H M Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam beliau mengemukakan
pendapatnya tentang tujuan majelis talim sebagai berikut
Tujuan majelis talim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia
pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka
meningkatkan kualitas hidupnya secara integral lahiriyah dan batiniyahnya
duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam
yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang
kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita25
3 Peranan Majelis Talim
Majelis talim bila dilihat dari struktur organisasinya termasuk organisasi
pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikanyang sifatnya non formal karena
tidak di dukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum lama waktu belajar
24 M Habib Chirzin Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3 h77 25 H M Arifin Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet Ke-3
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
23
tidak ada kenaikan kelas buku raport ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga
pendidikan formal yaitu sekolah26
Dilihat dari segi tujuan majelis talim termasuk sarana dakwah Islamiyah
yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai
kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
talim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya Dilihat dari aspek sejarah sebelum
kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam
memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia Di
samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme
dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia lembaga ini ikut
serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional Dilihat dari bentuk dan sifat
pendidikannya lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk
langgar suarau rangkang27
Telah dikemukakan bahwa majelis talim adalah lembaga pendidikan non
formal Islam Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti
madrasah sekolah pondok pesantren atau perguruan tinggi Ia juga bukan organisasi
massa atau organisasi politik Namun majelis talim mempunyai kedudukan
tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain
a Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama
dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
26 H Nurul Huda (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987) h 13 27 Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997) h 192
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
24
b Taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai
c Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam
d Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa28
Secara strategis majelis-majelis talim menjadi sarana dakwah dan tabligh
yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas hidup umat agama
Islam sesuai tuntunan ajaran agama Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk
memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar masing-masing menjadikan umat Islam sebagai ummatan
wasathan yang meneladani kelompok umat lain Untuk tujuan itu maka
pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah kecerahan sikap hidup
Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional
selaku khalifah dibuminya sendiri Dalam kaitan ini HM Arifin mengatakan
Jadi peranan secara fungsional majelis talim adalah mengokohkan landasan
hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual
keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral
lahiriah dan batiniahnya duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan) sesuai
tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan
duniawi dalam segala bidang kegiatannya Fungsi demikian sejalan dengan
pembangunan nasional kita29
28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam loccit 29 HM Arifin opcit h 120
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
25
4 Materi yang dikaji di Majelis Talim
Materi yang pelajari dalam majelis talim mencakup pembacaan Al-Quran
serta tajwidnya tafsir bersama ulum Al-Quran hadits dan Fiqih serta ushul fiqh
tauhid akhlak ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jamaah
misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak masalah Undang-Undang
Perkawinan dan lain-lain
Majelis talim di kalangan masyarakat Betawi biasanya memakai buku-buku
berbahasa Arab atau Arab Melayu seperti Tafsir Jalalain Wail Nautar dan lain-lain
Pada majelis talim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai
pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku
terjemahan30
Menurut pedoman Majelis Talim KODI materi yang disampaikan dalam
majelis talim adalah
a Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi tauhid tafsir Fiqih hadits akhlak
tarikh dan bahasa Arab
b Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya pengetahuan umum maka tema-tema atau maudlu yang
disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat
Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama artinya dalam menyampaikan
uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-
30 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121-122
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
26
Quran atau hadits-hadits atau contoh-contoh dari kehidupan Rasulullah
SAW
Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis talim
melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang perlu
penanganan yang tepat Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis talim
tidak terkesan kolot dan terbelakang Majelis Talim adalah salah satu struktur
kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat maka selain
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu
membawa jamaah ke arah yang lebih baik lagi
5 Metode yang digunakan di Majelis Talim
Metode adalah cara dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam
majelis talim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Makin baik metode yang
dipilih makin efektif pencapaian tujuan
Metode mengajar banyak sekali macamnya Namun bagi majelis talim tidak
semua metode itu dapat dipakai Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat
dipakai alam majelis talim Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis talim
Ada berbagai metode yang digunakan di majelis talim yaitu
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
27
a Metode Ceramah yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan
oleh guru terhadap peserta
b Metode Tanya Jawab metode ini membuat peserta lebih aktif Keaktifan
dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan
c Metode Latihan metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan
keterampilan dan ketangkasan
d Metode Diskusi metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah
atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan31
Metode penyajian majelis talim dapat dikategorikan menjadi
a Metode Ceramah terdiri dari ceramah umum yakni pengajarustadzkiai
tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah
khusus yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi
b Metode Halaqah yaitu pengajar membacakan kitab tertentu sementara
jamaah mendengarkan
c Metode Campuran yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan32
Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya seolah-olah hanya metode itu
saja yang dipakai dalam majelis talim Dalam rangka pengembangan dan
peningkatan mutu Majelis Talim dapat digunakan metode yang lain
walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan
31 Ibid h 43-45 32 Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam opcit h 121
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
28
E Kerangka Berfikir
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat
dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun pihak terdidik
Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara antara lain melalui proses
pendidikan formal informal dan non-formal
Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar
pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori yang didapat
dari pendidikan formal salah satunya adalah penyelenggaraan pengajian remaja
Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental
agamis
Keberadaan majelis talim sebagai salah satu lembaga pendidikan non-formal
yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap
keagamaan Di samping itu majelis talim sebagai tempat pendidikan agama
berlangsung yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan
ajara agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT
Dari uraian di atas maka diduga terdapat hubungan positif serta signifikan
antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
29
F Hipotesa Penelitian
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu anggapan yang dianggap sah dan
memerlukan jawaban dan pengujian hipotesis sering digunakan untuk dasar
pembuatan keputusan dan penelitian mendalam
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan yaitu
Terhadap hubungan positif antara peranan majelis talim dan pembentukan sikap
keagamaan remaja yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara peran majelis
talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
Ho (Hipotesa nihil) Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara
peran majelis talim dan pembentukan sikap keagamaan remaja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1 Tujuan akademis meliputi
a Untuk mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang Peranan Majelis Talim
terhadap sikap keagamaan remaja khususnya di lingkungan Majelis
Talim Al-Mujahidin Batu Ceper Tangerang
b Untuk meneliti sejarah berdirinya Majlis Talim Al-Mujahiddin di Desa
Belendung Batu Ceper Tangerang
c Untuk mengetahui dan meneliti kondisi tenaga pengajar dan jamaah
Majelis Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
d Untuk meneliti metode yang dipakai dan materi yang diajarkan di Majelis
Talim Al-Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
e Untuk mengetahui dan meneliti struktur organisasi Majelis Talim Al-
Mujahiddin di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang
2 Tujuan Praktis meliputi
a Sebagai syarat utama untuk mendapat gelar Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
b Sebagai tambahan wawasan penulis terutama mengenai Majelis Talim
id11570218 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
30
B Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dijadikan objek pengamatan penelitian
dalam kata lain variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat dimiliki
berbagai macam nilai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian1
Yang menjadi variabel dalam penelitian ada dua yaitu
a Peranan Majelis Talim (X)
b Pembentukan sikap keagamaan remaja (Y)
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
(X) Peranan Majelis
Talim
- Kegiatan Pengajian
- Aktivitas keagamaan
- Meningkatkan Pengetahuan agama remaja
- Praktek ibadah
- Pengembangan pengajaran agama Islam
- Menciptakan suasana yang khitmat
- Meningkatkan aktivitas dan kreativitas
remaja dan tanya jawab
- Mengikut sertakan remaja dalam berbagai
kegiatan yang diselenggarakan
- Menciptakan remaja yang bertanggung jawab
- Menumbuh kembangkan bakat para remaja
(Y) Sikap keagamaan
remaja
- Ibadah
- Sikap tingkah laku
dan persaan
- Praktik sholat puasa zakat infaq dan
shodaqoh
- Berintraksi pada lingkungan keluarga
masyarakat dengan baik
- Cara berfikir yang luas
- Berakhlak baik
- Berkepribadian yang dinamis dan agamis
1 Aminul Hadi dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV Pustaka
Setia 1998) hal 205
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
31
C Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diMajelis Talim Al-Mujahidin Rt0402 Kelurahan
Belendung Kecamatan BendaBatu Ceper Tangerang karena letak Majelis Talim
tersebut dekat dengan domisili penulis selain itu penulis merupakan salah satu
jamaah dari Majelis Talim tersebut hal ini mendorong penulis untuk mengetahui dan
meneleti lebih mendalam peranan Majelis Talim tersebut dalam membentuk sikap
keagamaan remaja disekitarnya Adapun waktu penelitian dilakukan sejak Bulan
April sampai Bulan Juni 2006
D Populasi Dan Sampel
1 Populasi
Yang dimaksud populasi adalah Keseluruhan Subjek Penelitian Apabila
orang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka
penelitian merupakan penelitian populasi2
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota jamaah majelis talim al-
Mujahidin yang berjumlah 60 Orang
2 Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3
Menurut pendapat DR Suwarno Surachmad yang antara lain untuk pedoman
umum yang saya dapat katakan bahwa populasi cukup homogen terdapat populasi
2 Suharsini Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka Cipta
1998) cet Ke-11 h 115 3 Ibid h 117
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
32
dibawah seratus (100) maka dapat digunakan sampel sebanyak 50 bila populasi
dibawah seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 25 dan bila
terdapat diatas seribu (1000) maka dapat digunakan sampel sebanyak 15 4 Oleh
karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 66 dari 60 jamaah
pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin di Kelurahan Belendung Kecamatan
Benda Batu Ceper Tangerang Maka dalam tekhnik pengambilan sampel digunakan
teknik random sampling
C Tehnik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Untuk mencapai
tujuan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan riset kepustakaan dan riset
lapangan
Riset kepustakaan (library research) adalah penelitian dengan membaca dan
menelaah buku-buku tulisan-tulisan yang ada kaitannya dengan variable yang diteliti
dan riset lapangan (filed research) adalah penelitian dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian
yaitu ke pengurus majelis talim remaja Al-Mujahidin antara lain Ustadz Ahmad
Sahal selaku ketua Majelis Talim remaja Al-Mujahidin
Pengolahan data digunakan dalam penelitian adalah metode analitis uji
korelasi yaitu prosedur pemecahan masalah dengan mengumpulkan data
menganalisa dan menginterpretasikan hasil dari data yang didapat pada waktu di
4 Dr Suwarno Surachman Pengantar Dasar dan Teknik (Bandung Transito 1982) h 93
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
33
lapangan sehingga dapat diambil kesimpulan apakah masalah yang diteliti terdapat
korelasi yang signifikan
Data penelitian ini diperoleh melalui observasi wawancara dan angket
a Observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki5 Dalam mengadakan observasi ini
penulis mendatangi langsung serta mengamati dari dekat kegiatan-kegiatan
dan berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin
yang tujuannya untuk menambah informasi secara nyata bagaimana peranan
dan peroses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan majelis talim ini dalam
membentuk sikap keagaamaan remaja
b Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya
jawab dengan pengurus Majelis Talim Remaja Al-Mujahidin Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang sejarah berdirinya
Majelis Talim Al-Mujahidin struktur organisasi kegiatan jamaah dan
kegiatan-kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin fasilitator dan pihak lain
yang terlibat dalam kegiatan majelis talim Wawancara dilakukan dengan
ketua Majelis Talim al-Mujahidin yaitu Ustadz Ahmad Sahal dan ketua
DKM yaitu Ustadz H Abdussalam H M
c Angket penelitian yakni pertanyaan tertulis yang diajukan kepada
responden dengan berbagai alternatif jawaban Penulis menyebarkan angket
kepada anggota remaja majelis talim untuk mendapat data yang dibutuhkan
5 Sutrisno Hadi Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10 h 136
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
34
dalam penelitian ini Jumlahnya sebanyak 22 buah yang dibagi dalam
beberapa bagian yaitu
a Angket tentang kegiatan keagamaan di majelis talim sebanyak 11 item
Angket tentang sikap keagamaan (ibadah dan akhlak) sebanyak 11 item
D Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut
1 Editing
pada tahap ini penulis memeriksa satu persatu angket yang telah diisi dan
dikembalikan oleh responden Sehingga apabila ada kekeliruan dalam pengisian
angket tersebut maka penulis dapat mengetahuinya dan bias meminta responden
untuk melengkapinya
2 Tabulating dan Analisis
setelah melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah
dan dianalisa secara deskriptif analisa dengan menggunakan rumusan distribusi
frekuensi
f P = x 100 N
Keterangan
P = Angka persentase
f = Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
35
N = Number of Cases (Jumlah banyaknya individu)
100 = Bilangan tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
peresentase maka kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut
dengan ketentuan sebagai berikut
a 100 = Seluruhnya
b 90-99 = Hampir seluruhnya
c 60-89 = Sebagian besar
d 51-59 = Lebih dari setengahnya
e 50 = Setengahnya
f 40-49 = Hampir setengahnya
g 10-39 = Sebagian kecil
h 1-9 = Sedikit sekali
i 0 = Tidak sama sekali 6
6 Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah Metodologi Riset (Bandung IAIN Sunan Gunung
Djati Bandung 1984) Cet Ke-1 hal-52
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang peranan Majelis Talim Al-Mujahidin terhadap
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang yang dilakukan
pada tanggal 21-25 April telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
untuk menjawab persoalan dalam pembahasan skripsi ini
Data-data tersebut akan dideskripsikan secara lengkap untuk selanjutnya
diolah dan dianalisa secara statistic serta diinprestasikan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan sebagai jawaban dari persoalan skripsi ini
A Deskripsi Data
1 Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Talim Al-Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin berawal dari sebuah pengajian sederhana
yang dirintis pada tahun 1963 oleh para ulama disekitarnya antara lain KH
Muhammad Yusuf KH Muslim KH Masyhud KH Zamakhsyari HM KH
Abdussalam HM
Majelis Talim ini awalnya hanya mengadakan pengajian kaum bapak dan
ibu saja pada setiap malam Rabu dan Sabtu setelah shalat Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Rt0402 Kel Belendung KecBenda Batu Ceper Tangerang Banten
15123 Setelah pengajian tersebut berlangsung selama 28 tahun maka timbul
gagasan dari para jamaah pengajian untuk mendirikan pengajian khusus untuk
remaja Pada tanggal 2 syaban 1411 H bertepatan pada tanggal 17 Agustus 1991 M
id11636000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
37
didirikanlah pengajian remaja yang dilaksanakan setiap malam Jumat bada shalat
Isya bertempat di Masjid Al-Mujahidin
Latar belakang didirikannya pengajian remaja ini adalah karena remaja
disekitar Majelis Talim Al-Mujahidin ada sebagian yang hanya mengenyam
pendidikan umum saja dan juga ada sebagian remaja yang putus sekolah Hal ini
mendorong para perintis merasa perlu untuk memberi perhatian kepada para remaja
tersebut agar memiliki pengetahuan agama yang luas
Pengajian remaja ini mulai mengalami perkembangan hal ini terlihat dari
jumlah jamaahnya yang semakin bertambah Besarnya minat remaja yang mengikuti
pengajian akhirnya timbul pemikiran untuk menambah waktu pengajian maka
diadakanlah pengajian bulanan yang jamaahnya adalah jamaah pengajian remaja
Pengajian bulanan dilaksanakan setiap hari Minggu pertama jam 08 00 sampai
dengan selesai dengan bentuk pengajian yaitu mendengarkan ceramah dari para
ulama yang di undang untuk memberikan ceramah agama
Tujuan awal didirikannya pengajian remaja adalah untuk memberikan
pemahaman-pemahaman tentang agama Islam di kalangan remaja agar nantinya
tercermin akhlaqul karimah dalam diri mereka serta mampu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan baik dari segi
sosial maupun budaya1
1 Wawancara Penulis dengan KH Abdussalam H M di Batu Ceper 21 April 2006
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
38
2 Tenaga Pengajar dan Jamaah
Tenaga pengajar pengajian remaja pada awalnya dipimpin oleh para perintis
Majelis Talim dan guru dari luar antara lain KH Sumarno Syafii dan KH
Munahar Mengingat usia para perintis sudah tua KH Muhammad Yusuf (Al-
Marhum) KH Muslim (umur 67 tahun) KH Masyhud (Al-Marhum) KH
Zamakhsyari HM (Al-Marhum) KH Abdussalam HM (umur 60 tahun) Maka pada
saat ini yang mengajar pengajian remaja antara lain Ustadz Fathurrahman (fiqh)
Ustadz Muhammad Syahru (Tafsir) Alwi Husin (akhlaq) Ustadzah Wafa S (hadits)
Tampaknya semangat para pengajar ini antusias dalam memberikan
pengajian Jamaah pengajian remaja yang mengikuti pengajian juga antusias jumlah
mereka 60 orang yaitu 27 orang remaja putera dan 33 orang puteri mulai usia 12
sampai 27 tahun Sebagian besar dari jamaah adalah para pelajar dan mahasiswa dan
sebagian lagi jamaahnya sudah bekerja2
Dalam setiap pengajian jamaah harus mengisi absent yaitu untuk
mengetahui kehadiran jamaah disetiap minggunya Pakaian yang dipakai dalam
mengikuti pengajian adalah busana muslim atau muslimah
3 Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan komponen pendukung bagi kelangsungan Majelis Talim
ini Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survey Majelis
Talim Al-Mujahidin memiliki sarana dan prasara pendukung dalam melaksanakan
2 Ibid
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
39
proses belajar mengajar seperti spidol white board (papan tulis) alat pengeras suara
(sound system) komputer serta kitab-kitab serta secretariat yang digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan sarana tersebut dan juga digunakan sebagai ruang baca
Proses belajar mengajar dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin lantai dasar atau
tempat biasa jamaah masjid Al-Mujahidin melaksanakan sholat lima waktu
4 Materi dan Metode Mengajar Yang Digunakan
a Materi yang diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Minggu pertama Hadits oleh Ustadzah Wafa S
2 Minggu kedua Fiqh oleh Ustadz Fathurrahman
3 Minggu ketiga Tafsir oleh Ustadz Muhammad Syahru
4 Minggu keempat Akhlaq oleh Ustadz Alwi Husin
Proses pengajian dilaksanakan selama 2 Jam yaitu pukul 1930 sampai
2130 pengajian di awali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh salah satu
jamaah kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Shalawat Nabi yang dibacakan
oleh tiga sampai empat orang jamaah setelah itu penyampaian materi oleh guru
Metode yang digunakan adalah metode ceramah yaitu seorang guru menyampaikan
pelajaran di depan para jamaah dan jamaah mendengarkan serta menyimak bacaan
yang sedang dijelaskan dan tanya jawab3
3 Ibid
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
40
5 Struktur Organisasi dan Pengolahan Majelis Talim Al-
Mujahidin
Majelis Talim Al-Mujahidin adalah pendidikan non-formal dengan
berbagai kegiatan keagamaan yang dikelola oleh seluruh pengurus yang struktur
organisasinya sebagai berikut
Penasehat KH Abdussalam H M
Pembina Drs H Adli Muslim
Ketua Ahmad Sahal
Wakil Ketua Muhasyim
Sekretaris I M Thoyyib
Sekretaris II Syaifudin
Bendahara I Alfi Syahrin
Bendahara II Siti Munjiah
BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI
Departemen Pendidikan dan Dawah
1 Siti Muthiah
2 Fitri
3 Andi Rijal
4 khoirul
5 Malki
Departemen Sosial dan Humas
1 Ashabul Kahfi
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
41
2 Sanuddin
3 M Fahmi
4 Munaya Annisa
5 sholhanah
Departemen Kesenian dan Olahraga
1 M Furqon
2 Abdillah
3 Firdaus
4 Zainuddin
5 Siti Handayani
Departemen Kaderisasi dan Organisasi
1 Misbahul Khoir
2 Ahmad Rifai
3 M khoiri Yunus
4 Nining HZ
5 Siti Romlah
Berikut ini dikemukakan bagan organisasi Majelis Talim Al-Mujahidin
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
42
Struktur Organisasi Majelis Talim Al- Mujahidin
Pengurus inilah yang mengelola kegiatan yang ada di Majelis Talim
sehingga berbagai kegiatan keagamaan berjalan dengan baik
Kegiatan Majelis Talim Al-Mujahidin dilaksanakan satu kali seminggu
yaitu malam Kamis setelah shalat Isya Materi yang dikaji adalah Hadits Tafsir
Akhlaq Fiqh yang diajarkan secara bergiliran oleh para guru dalam satu minggu
Penasehat
Pembina
Ketua
Seksi-Seksi
Wakil Ketua
Bendahara II Sekretaris II
Bendahara I Sekretaris I
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
43
Selain kegiatan pengajian Mingguan pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin
juga melaksanakan pengajian bulanan dengan mengundang para ulama atau kyai
untuk memberikan siraman rohani atau pengetahuan agama Islam (ceramah)
Pengajian remaja Majelis Talim Al-Mujahidin juga mempunyai berbagai
kegiatan yang dikelola para pengurus untuk memenuhi kebutuhan jamaah Kegiatan
tersebut antara lain
1 Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin dilaksanakan yaitu
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad
SAW Peringatan Tahun Baru Islam
2 Kunjungan ke Majelis Talim-Majelis Talim lain (Stady Comperative)
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menambah wawasan para jamaah dan
mempererat tali silaturahim antar sesama muslim
3 Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan Pemuda Majelis Talim
Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi dengan berbagai perlombaan antara lain membaca
Al-Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah Shalawat Adzan
Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain Kegiatan ini diselenggarakan setiap
empat tahun sekali dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para peserta
berasal dari mushola-mushola atau pengajian-pengajian yang ada disekitarnya
Seluruh kegiatan di atas dikelola oleh para pengurus pengajian remaja dan
dihadiri oleh jamaah pengajian remaja para undangan dan masyarakat sekitarnya
6 Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
44
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin secara umum dapat terlihat dari
berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan Kegiatan-kegiatan tersebut pada
akhirnya akan membawa dampak positif bagi jamaah yang selanjutnya menjadi
landasan kehidupan sehari-hari
Peranan Majelis Talim Al-Mujahidin antara lain
1 Memberikan wawasan keagamaan yang luas kepada para jamaah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam pengembangan wawasan
keagamaan para jamaahnya terlihat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
Dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung para jamaah majelis
talim tersebut dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang
wawasan agama Islam dan akhirnya menambah pengetahuan mereka tentang
Islam sebagai agama yang mereka yakini serta mereka jadikan sebagai landasan
hidup sehari-hari
2 Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin
tidak hanya untuk menambah wawasan keagamaan Islam saja tetapi juga menjadi
ajang untuk mempererat tali silaturrahmi sesama jamaah
3 Mengkaderisasi calon ulama yang ada disekitar
Kegiatan-kegiatan dan pemahaman-pemahaman tentang agama Islam
yang dilaksanakan di Majelis Talim Al-Mujahidin seluruhnya berorientasi pada
pengkaderan calon ulama seperti kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK)
Pelatihan Bilal Khotib dan Imam Hal ini dilakukan agar remaja yang ada
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
45
disekitar (Majelis Talim Al-Mujahidin) memahami ajaran agama Islam dan
mewariskannya kepada generasi-generasi penerusnya
4 Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki akhlaqul karimah
Peran Majelis Talim Al-Mujahidin dalam menciptakan masyarakat yang
bertaqwa serta berakhlaqul karimah dilakukan dengan cara memberikan
pemahaman tentang pentingnya pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari
Hal ini yang akan menjadikan benteng pertahanan untuk menghadapi kemajuan
tekhnologi dan perkembangan jaman
5 Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di lingkungan
keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
Dengan kegiatan-kegiatan dan pemahaman tentang agama yang diberikan
di Majelis Talim Al-Mujahidin diharapkan para jamaah mampu menerapkan
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga
masyarakat bangsa dan negara serta menjadi pribadi yang bertanggung jawab di
berbagai aspek kehidupan
B Analisa dan Interpretasi Data
Pada pengumpulan data ini dideskripsikan dengan mengambil pembuatan
table-tabel Mengingat terbatasnya kemampuan penulis maka penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 66 dari 60 jamaah pengajian remaja Majelis Talim
Al-Mujahidin Data-data yang terkumpul dari responden sebanyak 40 jamaah
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
46
Untuk mempermudah menganalisa data angket maka tiap yang ditanyakan
dalam angket diolah dalam bentuk tabel Hal tersebut berguna untuk menghitung
besar prosentase pilihan responden sesuai dengan rumus pada bab III
1 Kegiatan Keagamaan Majelis Talim
Tabel 1
Keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat penting 24 60 B Penting 16 40 C Kurang penting - - D Tidak penting - -
Jumlah N = 40 100 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah menganggap
keberadaan Majelis Talim Al-Mujahidin sangat penting yaitu sekitar 60 dan yang
menjawab penting sebayak 40 Hal ini membuktikan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai kontribusi dalam memberikan wawasan Islam Dengan
demikian dapat diketahui bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin mempunyai peranan
yang cukup penting
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 13 325 B Sering 16 40 C Kadang-kadang 11 275 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
47
Bila dilihat dari prosentase di atas sekitar 325 dari jamaah selalu
mengikuti pengajian dan yang menjawab sering mengikuti pengajian secara rutin
sebanyak 40 Sedangkan 275 menyatakan kadang-kadang mengikuti pengajian
secara rutin Dari tabel di atas mununjukan bahwa Majelis Talim Al-Mujahidin
mempunyai daya tarik bagi jamaah sehingga sebagian besar sering menghadiri
kegiatan tersebut
Tabel 3
Motivasi Mengaji di Majelis Talim
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Atas kemauan sendiri 30 75 B Ajakan temanpengurus 7 175 C Perintah orang tua 3 75 D Ikut-ikutan - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar jamaah yang mengikuti
aktivitas di Majelis Talim atas kemauan sendiri yaitu sebanyak 75 Sedangkan
jamaah yang mengikuti Majelis Talim karena ajakan teman atau pengurus sebanyak
175 dan 75 atas perintah orang tua Dengan demikian kesadaran agama dalam
diri remaja sudah melekat dan tidak harus dipaksa lagi
Tabel 4
Alasan Bergabung di Majelis Talim Al-Mujahidin
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menambah pengetahuan agama 35 875 B Memperbanyak teman 3 75 C Mengisi waktu luang 2 5 D Iseng-iseng saja - -
Jumlah N = 40 100
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
48
Berdasarkan hitungan prosentase di atas yaitu 875 sebagian besar
jamaah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin untuk menambah
pengetahuan agama di samping itu ada juga yang beralasan untuk memperbanyak
teman yaitu sekitar 75 dan mengisi waktu luang 5 Hal ini menunjukan bahwa
Majelis Talim sebagai lembaga pendidikan non-formal dapat menambah
pengetahuan agama khususnya bagi para jamaahnya
Tabel 5
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Keagamaaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat aktif 11 275 B Aktif 20 50 C Kurang aktif 9 225 D Tidak aktif - -
Jumlah N = 40 100
Bila dilihat prosentase di atas 275 dari jamaah terbilang sangat aktif dan
50 jamaah menyatakan aktif sedangkan 225 jamaah kurang aktif Hal ini
menunjukan antusias para jamaah untuk mempelajari pengetahuan agama yang
diajarkan di Majelis Talim Al-Mujahidin
Tabel 6
Pengetahuan Bertambah Setelah Mengikuti Pengajian
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat bertambah 20 50 B Cukup bertambah 20 50 C Kurang bertambah - - D Tidak sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
49
Tabel di atas menunjukan bahwa setelah mereka mengikuti pengajian di
Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama mereka sangat bertambah yaitu 50
dan 50 lagi menyatakan cukup bertambah Ini menunjukan bahwa Majelis
Talim Al-Mujahidin berperan dalam menambah wawasan keagamaan bagi para
jamaahnya
Tabel 7
Cara Penyampaian Materi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat sitematis sehingga mudah dipahami 18 45 B Cukup sederhana 20 50 C Sering berbelit-belit sehingga sukar dipahami 2 5 D Tidak menarikmembosankan - -
Jumlah N = 40 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 45 jamaah menyatakan
bahwa dalam penyampaian materi mereka dapat memahami dengan baik karena
sangat sistematis dan ada pula yang menyatakan cukup sederhana yaitu 50
Sedangkan yang menyatakan sering berbelit-belit adalah sebanyak 5 Hal ini
menunjukan bahwa para pengajar di Majelis Talim Al-Mujahidin dalam
menyampaikan materi cukup jelas sehingga mudah dipahami oleh jamaah
Tabel 8
Metode yang Diinginkan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ceramah diskusi dan Tanya jawab 34 85 B Ceramah 3 75 C Diskusi 1 25 D Tanya jawab 2 5
Jumlah N = 40 100
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
50
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka menginginkan metode ceramah diskusi dan Tanya jawab yang dipakai di
Majelis Talim Al-Mujahidin Sedangkan metode ceramah saja 75 metode diskusi
saja 25 dan metode Tanya jawab saja 5 Dengan demikian tabel di atas
menunjukkan metode yang dipakai harus bervariasi
Tabel 9
Pengamalan Ilmu dalam Kehidupan Sehari-hari
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 7 175 B Sering 29 725 C Kadang-kadang 4 10 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Pada tabel di atas 175 responden menyatakan selalu dan 725
menyatakan sering mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar jamaah Majelis Talim Al-Mujahidin
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari
Tabel 10
Peran Majelis Talim Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sangat berperan 24 60 B Cukup berperan 16 40 C Kurang berperan - - D Tidak berperan - -
Jumlah N = 40 100
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
51
Prosentase di atas 60 dari responden menyatakan bahwa Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan dalam mempengaruhi sikap keagamaan Sedangkan
40 dari responden menyatakan cukup berperan Dengan demikian Majelis Talim
Al-Mujahidin sebagai pendidikan non-formal mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan remaja
Tabel 11
Faktor lain yang Berperan Terhadap Sikap dan Perilaku Keagamaan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Bimbingan orang tua 21 525 B Pendidikan agama di sekolah 6 15 C Bimbingan guru ngaji 5 125 D Baca buku agama 8 20
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas meninjukan bahwa 525 dari jamaah menyatakan
bahwa bimbingan orang tua sangat berperan penting dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan selain Majis Talim Al-Mujahidin 15 menunjukan bimbingan
pendidikan agama di sekolah juga memp[unyai peran dalam membentuk sikap dan
perilaku keagamaan Sedangkan 125 dan 20 adalah bimbingan guru ngaji dan
baca buku agama juga berperan penting dalam membentuk sikap dan perilaku
keagamaan seorang remaja
2 Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 12
Kelancaran Membaca Al-Quran
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
52
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Ya lancar 23 575 B Kurang lancar 9 225 C Tidak lancar 8 20 D Tidak bias sama sekali - -
Jumlah N = 40 100
Tabel hitungan presentase di atas 575 dari responden lancer dalam
membaca Al-Quran Sedangkan 225 menyatakan kurang lancer 20
menyatakan tidak lancer Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dalam membaca
Al-Quran setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim ini adalah lancar
Tabel 13
Kewajiban Melaksanakan Shalat 5 Waktu
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 27 675 B Sering 8 20 C Kadang-kadang 5 125 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Presentase di atas menyatakan bahwa 675 dari responden menyatakan
selalu melaksanakan shalat lima waktu 20 menyatakan sering dan 125
menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat lima waktu Hal ini menunjukan
bahwa sebagiab besar jamaah menyadari bahwa kewajiban sholat lima waktu
merupakan perintah yang harus dilaksanakan
Tabel 14
Mengulur-ulur Waktu Shalat
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
53
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu - - B Sering 9 225 C Kadang-kadang 23 575 D Tidak pernah 8 20
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan presentase 20 dari jamaah Majelis Talim Al-
Mujahidin tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat Sedangkan 575 5 dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur waktu sholat lima
waktu dan 225 menyatakan sering mengulur-ulur waktu
Tabel 15
Pelaksanaan Shalat Jamaah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 9 225 B Sering 12 30 C Kadang-kadang 19 475 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 225 5 dari responden
menyatakan bahwa mereka selalu melaksanakan shalat secara berjamaah dan 30
menyatakan sering melaksanakan shalat berjamaah sedangkan 475 dari
responden menyatakan kadang-kadang melaksanakan shalat berjamaah
Tabel 16
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Selalu 36 90
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
54
B Sering 4 10 C Kadang-kadang - - D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan hitungan presentase di atas 90 dari responden menyatakan
bahwa mereka selalu melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 10
menyatakan sering berpuasa di bulan Ramadhan Hal ini menyatakan bahwa
kesadaran melaksanakan kewajiban berpuasa sudah melekat dalam diri mereka
walaupun ada juga yang menyatakan sering
Tabel 17
Sikap Ketika di Perintah Oleh Orang Tua
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menjalankan perintahnya
dengan senang hati 34 85
B Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
- -
C Biasa saja 6 15 D Membantah perintahnya - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 85 dari responden menyatakan bahwa
mereka selalu menjalankan perintah orang tua dengan senang hati Sedangkan sekitar
15 dari responden menyatakan bahwa selalu menjalankan perintah orang tua biasa
saja
Tabel 18
Adab Bertemu
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
55
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan salam 40 100 B Memanggil namanya - - C Langsung masuk - - D Diam saja - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 100 dari responden menyatakan bahwa
ketika mereka berkunjung ke rumah teman selalu mengucapkan salam
Tabel 19
Sikap Ketika Bertemu Teman
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Mengucapkan Salam 21 525 B Memanggil namanya 18 45 C Memanggil julukannya 1 25 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
Tabel di atas menunjukan 525 dari responden menyatakan bahwa mereka
selalu mengucapkan salam ketika bertemu dengan tema khususnya sesame muslim
sedangkan 45 memanggil namanya dan 25 memanggil dengan nama
julukannya
Tabel 20
Sikap Ketika Melihat Teman Berkelahi
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menasehati 14 35 B Melarang 20 50 C Membiarkan 4 10 D Ikut serta 2 5
Jumlah N = 40 100
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
56
Berdasarkan hitungan presentase di atas 35 dari responden selalu bersikap
menasehati jika melihat teman berkelahi sedangkan 50 selalu melarang 10
membiarkan jika melihat teman berkelahi dan 5 ikut serta apabila melihat
temannya berkelahi
Tabel 21
Kehadiran Dalam Kegiatan Keagamaan di Sekitar Linkungan
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Sering hadir 8 20 B Sering 15 37 5 C Kadang-kadang 17 425 D Tidak pernah - -
Jumlah N = 40 100
Berdasarkan tabel di atas 20 dari responden menyatakan selalu hadir
dalam setiap keagamaan yang diadakan disekitar lingkungan mereka sedangkan 375
dari anggota jamaah menyatakan sering dan 425 menyatakan kadang-kadang
Tabel 22
Sikap Ketika Melihat Teman Terkena Musibah
No Alternatif Jawaban (F) ( P ) A Menolong dan menghiburnya 14 35 B Melihat dan menjenguk 24 60 C Mengucapkan rasa iba 2 5 D Masa bodoh - -
Jumlah N = 40 100
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
57
Berdasarkan tabel di atas 35 dari jamaah Majelis Talim menyatakan jika
mereka melihat teman mereka tertimpa musibah mereka selalu menolong dan
menghiburnya sedangkan 60 mereka selalu melihat dan menjenguknya dan 5
mengucapkan rasa iba
Dari semua tabel di atas menunjukan bahwa keberadaan Majelis Talim Al-
Mujahidin mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
keberagamaan remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang Pernyataan ini bisa
dibuktikan dari rata-rata jawaban responden yang menjawab selalu dan sering
Meskipun sebagian kecil responden menyatakan Majelis Talim hanya sedikit
berperan dalam membentuk sikap keagamaan remaja ini dapat dilihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-Mujahidin pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 50 adapun yang mengikuti pengajian di Majelis Talim atas
kemauan sendiri yaitu sekitar 75 Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang
agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian di Majelis Talim Al-
Mujahidin Motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa paksaan dari orang
lain Ini terlihat kesadaran tentang agama terhadap remaja sudah melekat
Majelis Talim Al-Mujahidin dalam keikutsertaannya (peranannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar jangan sampai
mereka melakukan perbuatan yang dilarang
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
58
Melalui kegiata-kegiatan itulah para remaja akan mendapat pengetahuan dan
pendidikan agama maupuan umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia-
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga
masyarakat dan agama
Berdasarkan penelitian ternyata hipotesa alternatif (Ha) diterima karena teruji
kebenarannya berarti pengaruh yang signifikan antara peranan Majelis Talim dan
pembentukan sikap keagamaan remaja di Batu Ceper Tangerang Dan sebaliknya
hipotesa nihil (Ho) ditolak karena tidak teruji kebenarannya
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
58
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk menulis skripsi
dengan judul Peranan Majelis Talim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap
Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1 Majelis Talim Al-Mujahidin yang dirintis tahun 1963 awalnya hanya
melaksanakan pengajian kaum Bapak dan Ibu saja Akan tetapi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat maka didirikanlah Pengajian Remaja
Majelis Talim Al-Mujahidin pada tanggal 17 Agustus 1991 dengan
waktu pengajian setiap malam Jumat bada Isya bertempat di Masjid
Al-Mujahidin Pengajian Remaja Majelis Talim Al-Mujahidin inipun
mulai mengalami perkembangan dan akhirnya muncul pengajian
bulanan
2 Kegiatan yang dilaksanakan Majelis Talim Al-Mujahidin tidak hanya
menyelenggarakan pengajian rutin saja Akan tetapi masih banyak
kegiatan lain yang sering diselenggarakan antara lain
a Memperingati hari-hari besar Islam yang secara rutin
dilaksanakan yaitu Peringatan Maulid Nabi Muhammad
id11688453 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
59
SAW Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Peringatan Tahun Baru Islam dan lain sebagainya
b Kunjungan ke Majelis Talim-majelis Talim lain (Stady
Comperative) Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
menambah wawasan para jamaah dan mempererat tali
silaturahim antar sesama muslim
c Memperingati Hari Ulang Tahun HIPMA (Himpunan
Pemuda Majelis Talim Al-Mujahidin) Kegiatan ini diisi
dengan berbagai perlombaan antara lain membaca Al-
Quran membaca Kitab membaca Rawi Pidato Khutbah
Shalawat Adzan Hifzil Quran Pawai Taaruf dan lain-lain
Kegiatan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali
dengan lama kegiatan 7 sampai 10 hari Sedangkan para
peserta berasal dari mushola-mushola atau pengajian-
pengajian yang ada disekitarnya
3 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai sebuah lembaga pendidikan
non-formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya antara
lain
a Memberikan wawasan keagamaan yang luas
b Mempererat tali silaturrahim antar sesama muslim
c Mengkaderisasi para ulama yang ada disekitar
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
60
d Menciptakan masyarakat yang bertaqwa serta memiliki
akhlaqul karimah
e Melahirkan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab baik di
lingkungan keluarga masyarakat serta bangsa dan negara
B Saran
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Majelis Talim Al-Mujahidin
yang terletak di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang telah dapat penulis
simpulkan sebagaimana tertulis sebelumnya di atas Bertolak dari kesimpulan
tersebut maka penulis menganjurkan saran sebagai berikut
1 Untuk lebih meningkatkan intelektualitas para jamaah hendaklah
jamaah tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang
diajarkan saja Akan tetapi usahakan materi yang akan dibahas
terlebih dahulu dibaca oleh jamaah secara bergiliran sehingga
jamaah lebih memperhatikan materi yang akan dibahas
2 Dalam menjelaskan materi yang sedang dibahas janganlah bersifat
monoton yang selajutkan akan membuat bosan jamaah usahakan
penjelasan materi dikaitkan dengan perkembangan zaman yang
sedang berkembang sehingga para jamaah mudah memahami dan
merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
61
3 Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Majelis Talim Al-Mujahidin
hendaklah lebih bervariasi sehingga menarik minat para jamaah untuk
ikut menghadiri
4 Majelis Talim Al-Mujahidin sebagai lembaga pendidikan non-formal
yang telah lama berdiri dan telah mengalami perkembangan
hendaklah diimbangi dengan sistem pengelolaan yang baik
Kemandirian dan ketangguhan dalam mengantisipasi setiap
perubahan baik yang berskala lokal nasional dan internasional
menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan para
pengurus
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta 1998) cet XI
Ahmadi Abu Psikologi Sosial (Jakarta Rineka cipta 1991) cet I
Azwar Saefudin Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya) Cet-2 Pustaka Pelajar
1998
Alawiyah Tuti Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Talim (Bandung Mizan
1997) cet Ke-1
Arifin M H Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1995) cet
Ke-3
Chirzin Habib M Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta LP3ES) cet Ke-3
Daradjat Zakiyah Ilmu Jiwa Agama (Jakarta Bulan Bintang 2003) cet XVI
Remaja Harapan dan Tantangan (Jakarta CV Ruhama 1995)
Cet II
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta
Pustaka 1999) cet Ke-10
Dewan Redaksi Ensiklopedi Ensiklopedi Islam (Jakarta PT Ichtiar Baru Van
Hoeve 1994) cet Ke-4 jilid 3
Huda Nurul H (ed) Pedoman Majelis Talim (Jakarta Koordinasi Dakwah Islam
(KODI) 19861987)
id11705859 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer - a great PDF creator - httpwwwpdfmachinecom httpwwwbroadguncom
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)
63
Hadi Aminul dan Haryono Metodologi Penelitian pendidikan (Bandung CV
Pustaka Setia 1998)
Hadi Sutrisno Metodologi Research (Yogyakarta Andi Offset 1991) cet ke-10
Purwanto Ngalim M Psikologi Pendidikan (Bandung Remaja Rosdakarya 1995)
cet Ke-10
Poerwadarminta WJS Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta PN Balai Pustaka
1985)
Rukminto Adi Isbandi Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu kesejahteraan Sosial
(dasar-dasar Pemikiran) PT Raja Grafindo Persada Jakarta 1994
Soekamto Soejono Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta Rajawali Press 1982)
Sutarno R Psikologi Pendidikan (Yogyakarta Kanisius 1995) cet-II
Salam Abdus HM KH Wawancara Pribadi 21 april 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta Balai Pustaka 1989) cet II
Wirawan Sarwono Sarlito Dr Teori-teori Psikologi Sosial PT Raja Grafindo
Persada Jakarta 2000 cet V
W S Sarlito Pengantar Umum Psikologi (Jakarta PT Bulan Bintang 1991) cet VI
Pengantar Umum Psikologi (Jakarta Bulan Bintang 1996) cet VII
Psikologi Sosial Bulan Bintang 2000
Warson Munawir Ahmad Al-Munawir Kamus Bahasa Indonesia (Yogyakarta
Pustaka Progresif 1997) cet Ke-14
Zuhairi dkk Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta Bumi Aksara 1997)