peran bapepam dan lembaga profesi penunjang dalam

41

Upload: tranxuyen

Post on 13-Jan-2017

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam
Page 2: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam
Page 3: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Suryadi, SP., MH.

NIPY. : 751070074

Selaku peneliti dari penelitian yang berjudul “Peran Bapepam dan

Lembaga Profesi Penunjang dalam Pengendalian Pasar Modal”.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah :

1. Bebas Plagiat

2. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah

ini, maka Saya selaku Peneliti bersedia menerima sanksi sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2010 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan

Tinggi).

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tanjungpinang, 29 Desember 2011

Peneliti, Suryadi, SP., MH. NIPY. 751070074

Page 4: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala rahmat dan izin Allah Subhanahu Wata’ala

yang terus memayungi perjalanan kehidupan penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tulisan dengan judul “Peran Bapepam dan

Lembaga Profesi Penunjang dalam Pengendalian Pasar Modal” yang

merupakan bagian dari program penelitian yang dilaksanakan oleh Dosen

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Ucapan terimakasih yang setulusnya kepada semua pihak atas

bantuan, bimbingan dan dorongan yang telah diberikan, sehingga dengan

izin Allah Subhanahu Wata’ala tulisan ini dapat diselesaikan. Semoga

Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melimpahkan kasih sayang-Nya.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh kerena itu, penulis sangat mengharapakan ide

konstruktif guna menyempurnakan tulisan ini, sehingga dapat menambah

pengetahuan kita semua.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan dengan tulisan ini.

Tanjungpinang, 29 Desember 2011

Penulis, Suryadi, SP., MH. NIPY. 751070074

Page 5: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN. ..................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................................ ii KATA PENGANTAR .............................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................... iv ABSTRAK .............................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................. 1 B. Perumusan Masalah ................................................... 2 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................ 3 D. Metode Penelitian ......................................................... 3 E. Tahapan Penelitian ....................................................... 4 F. Analisis Data ................................................................. 5 F. Sistematika Penulisan................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal Indonesia .. 7 B. Pengertian Pasar Modal .............................................. 8 C. Aktivitas di Lantai Bursa .............................................. 11 D. Dasar Hukum Aktivitas Bursa Efek dan

Perkembangannya di Indonesia .................................. 13 E. Perlunya Pengembangan Pasar Modal ....................... 17

BAB III PERANAN BAPEPAM DAN LEMBAGA-LEMBAGA

YANG TERKAIT DENGAN PASAR MODAL A. Peranan Bapepam dalam Pasar Modal ........................ 20 B. Wewenang Bapepam Menurut UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal ................................................... 23 C. Lembaga Pemerintah Yang Terkait Dengan Pasar Modal 26 D. Lembaga Profesi Penunjang ........................................ 26

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................... 33 B. Saran ......................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

v

ABSTRAK

Belakangan ini masyarakat pengusaha sudah semakin menyadari manfaat pasar modal bagi pengembangan usahanya. Memang benar, masyarakat investor membutuhkan informasi mengenai keadaan perusahaan sebagai dasar pertimbangan di dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Informasi yang disajikan dalam prospektus yang diterbitkan pada waktu perusahaan melakukan penawaran umum atas instrumen pasar modal kepada masyarakat, pada dasarnya memuat gambaran mengenai keadaan perusahaan yang ditinjau dari berbagai aspek hukum, keuangan, industri produksi dan pemasaran. Namun, yang juga perlu menjadi perhatian dalam aktivitas pasar modal tersebut adalah pentingnya peningkatan law inforcement bagi mereka yang melakukan pelanggaran. Di sinilah tugas Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang yang ada untuk mengantisipasi atau mengadakan pemeriksaan terhadap setiap pihak yang di duga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran Dalam penelitian ini, penulis membahas tentang peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Bapepam dalam aktivitas pasar modal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif, yaitu penelitian yang menekankan pada data sekunder yakni dengan mempelajari dan mengkaji asas-asas hokum, khususnya kaidah-kaidah hukum positif yang berasal dari bahan-bahan kepustakaan yang ada dalam peraturan perundang-undangan serta ketentuan-ketentuan yang berlaku, terutama yang berkaitan dengan pasar modal. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam aktivitas pasar modal, Bapepam bertindak sebagai institusi yang mengayomi atau sebagai bapak asuh dari pelaku pasar modal dengan cara memberikan rangsangan apabila aktivitas bursa sedang lesu, meluruskan bila para pelaku pasar modal telah menyimpang dari jalur yang telah disediakan dan menerapkan sanksi hukum bila mereka melanggar ketentuan. Juga perlu diperhatikan, agar dapat menciptakan kualitas pasar modal yang lebih baik, maka kegiatan pasar modal menuntut adanya partisipasi dari lembaga-lembaga profesi penunjang, khususnya dalam proses go public, karena sebagai instansi pemerintah, Bapepam tidak diperkenankan secara langsung melakukan segala kegiatan yang behubungan dengan kegiatan pasar modal. Lembaga Profesi Penunjang tersebut adalah Akuntan Publik, Notaris, Konsultan Hukum, Penilai (appraiser), dan Penasehat Investasi (Investment Advisor).

Page 7: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal adalah sarana untuk mempertemukan penjual dan

pembeli dana. Penjual dana adalah para pemodal baik perorangan

maupun kelembagaan, sedangkan pembeli dana adalah emiten yaitu

perusahaan/badan usaha yang membutuhkan dan untuk modal

kerja/investasi. Dengan demikian pasar modal adalah wadah untuk

mencari dana bagi perusahaan dan wadah investasi bagi pemodal, yang

menyangkut kepentingan banyak pihak .1

Untuk terciptanya iklim investasi yang baik serta berlakunya

pelaksanaan pembinaan dan pengawasan yang baik diperlukan institusi

yang mengaturnya. Di Indonesia institusi tersebut dikenal sebagai Badan

Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Badan ini dbentuk berdasarkan

Keputusan Presiden Republik Indonesia No.53 Tahun 1990. Dalam hal ini

fungsi Bapepam adalah membina, mengatur, dan mengawasi kegiatan

emiten, profesi/lembaga penunjang dan pemodal (investor). Semua itu

dilakukan agar tercipta Pasar Modal yang berkembang secara efektif dan

efisien sebagai wasit yang adil bagi pelaku Pasar Modal, yaitu perusahaan

yang go publik (emiten), penjamin emisi (underwriter), pemodal (investor)

dan broker/dealer (pialang).

Belakangan ini masyarakat pengusaha sudah semakin menyadari

manfaat pasar modal bagi pengembangan usahanya. Memang benar,

masyarakat investor membutuhkan informasi mengenai keadaan

perusahaan sebagai dasar pertimbangan di dalam mengambil keputusan

untuk berinvestasi. Informasi yang disajikan dalam prospektus yang

diterbitkan pada waktu perusahaan melakukan penawaran umum atas

instrumen pasar modal kepada masyarakat, pada dasarnya memuat

1 Tunggal, Iman Sjahputra SH,CN,LLM. Aspek Hukum Pasar Modal Di Indonesia, Jakarta : Harvarindo, 2000

Page 8: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

2

gambaran mengenai keadaan perusahaan yang ditinjau dari berbagai

aspek hukum, keuangan, industri produksi dan pemasaran.

Proteksi terhadap kepentingan para investor adalah hal yang

pundamental yang harus diciptakan dalam mekanisme pasar modal.

Proteksi ini penting dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan

kepercayaan bagi para investor untuk menambahkan dananya di pasar

modal.

Menyadari akan perlunya proteksi melalui mekanisme keterbukaan,

maka pemerintah mengambil langkah-langkah kongkrit yang diwujudkan

dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan dijabarkan dalam

peraturan-peraturan pelaksanaannya. Hal-hal mendasar yang diinginkan

pemerintah dalam rangka mekanisme keterbukaan antara lain perlunya

peningkatan fungsi pengawasan BAPEPAM, penghindaran praktik insider

traiding, peningkatan profesionalisme lembaga penunjang dan profesi di

pasar modal, peningkatan likuiditas efek dan pencegahan pemberian

informasi dan ulasan yang salah di media massa.

Hal lain yang juga menjadi perhatian dari sebuah peraturan adalah

peningkatan law inforcement bagi mereka yang melakukan pelanggaran.

Di sinilah tugas Bapepam untuk mengadakan pemeriksaan terhadap

setiap pihak yang di duga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran.

Sesuai dengan UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Bapepam

mengenakan sanksi adminstratif atas pelanggaran yang dilakukan oleh

setiap pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari

Bapepam.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis menetapkan

judul penelitian ini “Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang

Dalam Pengendalian Pasar Modal”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti

dalam tulisan ini adalah :

1. Bagaimana peran Bapepam dalam aktivitas pasar modal ?

Page 9: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

3

2. Bagaimana peran lembaga-lembaga yang terkait dalam aktivitas

pasar modal di Indonesia?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penulisan penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui peran Badan Pengawas Pasar

Modal (Bapepam), terutama berkaitan dengan

pengawasan terhadap pelanggaran di pasar modal.

b. Untuk mengetahui peran lembaga-lembaga terkait

dalam aktivitas pasar modal.

2. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

baik secara sosial maupun ilmiah. Kegunaan sosial diharapkan

bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat

banyak khususnya dalam pengembangan Pasar Modal di

Indonesia.

Kegunaan ilmiah yang diharapkan dari penelitian ini dapat

memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan khususnya Hukum Pasar Modal. Di samping itu

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada

pembuat kebijakan Hukum Pasar Modal dan aparat penegak

hukum, baik dalam merumuskan kebijakan penegakan Hukum

Pasar Modal, maupun untuk penerapan hukumnya.

D. Metode Penelitian

1. Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang

deskriptif analisis, yaitu penelitian yang menggambarkan dan

menguraikan keadaan ataupun fakta yang ada tentang

pengembangan pasar modal Indonesia. Kemudian gambaran

umum tersebut dianalisis dengan bertitik tolak dari perundang-

undangan, teori-teori yang ada dan pendapat para ahli yang

Page 10: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

4

bertujuan untuk mencari dan mendapatkan jawaban dari pokok

masalah yang akan dibahas lebih lanjut.

2. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan adalah metode yuridis

normatif, yaitu penelitian yang menekankan pada data sekunder

yakni dengan mempelajari dan mengkaji asas-asas hukum

khususnya kaidah-kaidah hukum positif yang berasal dari bahan-

bahan kepustakaan yang ada dalam peraturan perundang-

undangan serta ketentuan-ketentuan yang berlaku, terutama yang

berkaitan dengan Pasar Modal.

E. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh baik

melalui penelusuran peraturan perundang-undangan yang terkait,

dokumen-dokumen maupun literatur-literatur ilmiah dan penelitian

para pakar yang sesuai dan berkaitan dengan obyek penelitian.

Data sekunder yang dijadikan sebagai sumber data utama

dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Bahan hukum primer, antara lain terdiri dari perundang-

undangan, Peraturan Pemerintah dan berbagai macam

ketentuan-ketentuan lainnya yang terkait.

b. Bahan hukum sekunder, antara lain berupa tulisan-

tulisan dari para pakar yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti ataupun yang berhubungan

dengan permasalahan yang diteliti ataupun yang

berkaitan dengan bahan hukum primer, meliputi literatur-

literatur yang berupa buku, makalah, jurnal dan hasil

penelitian.

c. Bahan hukum tersier, antara lain berupa bahan-bahan

yang bersifat menunjang bahan hukum primer dan

Page 11: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

5

sekunder seperti kamus hukum, kamus bahasa, artikel-

artikel pada koran/surat kabar dan majalah-majalah.

2. Mengkaji Secara Yuridis

Hal ini dilakukan guna mendapatkan data primer sebagai

pendukung bagi analisis hasil penelitian, diantaranya untuk

mendapatkan data tentang pengendalian pasar modal di Indonesia.

F. Analisis Data

Data sekunder dan data primer sebagaimana dalam penelitian

yang sifatnya deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif, maka

analisis data dilakukan secara kualitatif, artinya data yang telah diperoleh

disusun secara sistematis dan lengkap kemudian dianalisis secara

kualitatif, sehingga tidak mempergunakan rumus statistik.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan ini disusun dalam 4 bab yang merupakan kerangka

dasar. Masing-masing bab diuraikan lebih detail dalam sub bab secara

lebih mendalam dan lugas. Keempat bab tersebut adalah :

Bab I Pendahuluan, merupakan gambaran umum mengenai materi

penulisan, yang kemudian diuraikan lebih lanjut ke dalam sub bab, yang

terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, metode penelitian, tahapan penelitian, analisis data dan

sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka, menguraikan tentang sejarah dan

perkembangan pasar modal Indonesia, pengertian pasar modal, aktivitas

di lantai bursa, dan dasar hukum aktivitas bursa efek dan

perkembangannya di Indonesia serta perlunya pengembangan pasar

modal.

Page 12: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

6

BAB III merupakan pokok bahasan yang akan mengkaji Peranan

Badan Pengawas Pasar Modal dan lembaga-lembaga yang terkait dengan

pasar modal.

Bab IV adalah merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan

mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan pembahasan tulisan ini.

Dan sebagai tindak lanjutnya dikemukakan juga saran-saran.

Page 13: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Dalam sejarah perkembangan ekonomi dihampir semua negara

menunjukkan bahwa salah satu faktor kesuksesan pembangunan

ekonomi suatu negara adalah pasar modal (capital market) yang

terorganisir dengan baik. Negara maju seperti Amerika Serikat merupakan

negara yang sangat sukses dalam pembangunan ekonomi karena negara

tersebut mempunyai pasar modal yang sangat likuid, efisien, terpercaya

dan wajar sehingga tidak hanya emiten domestik yang mencari dana di

pasar modal Amerika tetapi emiten luar negeri pun juga berdatangan ke

pasar modal Amerika (New York Stock Exchange) termasuk sebagian

perusahaan-perusahaan dari Indonesia telah pula mencatatkan efeknya di

New York Stock Exchange.

Pasar Modal Indonesia mengalami pasang surut sejak didirikannya

oleh pemerintah Belanda pada tahun 1912 di Jakarta untuk menarik dana

dari masyarakat dalam bentuk saham dan obligasi guna membiayai

perusahaan perkebunan milik Belanda. Kemudian pada tahun 1925,

didirikan Bursa Efek di Surabaya dan Semarang. Pertumbuhan Bursa

Efek pada waktu itu cukup baik namun dengan meletusnya perang dunia

kegiatan kedua pasar modal tersebut akhirnya berhenti.

Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, kegiatan pasar

modal dihidupkan kembali dengan dipasarkannya obligasi pemerintah

Republik Indonesia pada tahun 1950. Keberadaan pasar modal pada era

kemerdekaan diatur dengan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1952 yang

sebelumnya merupakan Undang-undang Darurat tentang Bursa Nomor 13

Tahun 1951. Namun perkembangan pasar modal sejak tahun 1950-an

sampai dengan tahun 1970-an kurang menggembirakan yang diakibatkan

oleh inflasi yang sangat tinggi.

Oleh karena itu, pemerintah pada tahun 1977 membentuk Badan

Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) yang sekarang menjadi Badan

Page 14: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

8

Pengawas Pasar Modal untuk dapat mendorong peran pasar modal dalam

memobilisasi dana dari masyarakat guna membiayai pembangunan. Sejak

tahun 1977 sampai 1983, perkembangan pasar modal cukup

mengembirakan yaitu dari 1 emiten di tahun 1977 menjadi 23 emiten di

tahun 1983. Namun sejak tahun 1984 sampai dengan 2007, pertumbuhan

jumlah emiten mencapai 30% setiap tahunnya.

Adanya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal lebih menjamin kepastian hukum kepada semua pelaku pasar

modal untuk melakukan kegiatan di pasar modal. Disamping itu, dengan

diintroduksinya sistem baru dalam melakukan transaksi jual beli sekuritas

yang semula dengan sistem manual diganti dengan sistem perdagangan

otomatis (JATS : The Jakarta Automated Trading System) telah terjadi

peningkatan yang sangat besar baik dari sisi volume perdagangan, rata-

rata nilai perdagangan dan jumlah transaksi.

B. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah mekanisme pasar yang mempertemukan

pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak-pihak yang

lain yang membutuhkan dana dalam jangka panjang secara terorganisir.

Secara umum pasar modal dapat dikategorikan ke dalam dua segmen

pasar yang terdiri atas pasar perdana dan pasar sekunder. Pasar perdana

adalah mekanisme penawaran langsung dari emiten kepada pemodal

melalui perusahaan efek sebagai penjamin emisi dan atau agen penjual

kepada pemodal atau aktivitas perdagangan di Bursa Efek merupakan

mekanisme yang mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli

efek dari dan diantara pemodal.2

Pada dasarnya Pasar Modal mirip dengan pasar-pasar lain. Untuk

setiap pembeli yang berhasil, selalu harus ada penjual yang berhasil. Jika

jumlah orang yang ingin membeli lebih banyak dibanding yang ingin

menjual, harga akan menjadi lebih tinggi; bila tidak ada seorang pun yang

2 I Nyoman Tjager dkk, Peluang dan Tantangan Pasar Modal Indonesia Menghadapi Era

Perdagangan Bebas, Jakarta : Jurnal Keuangan dan Moneter, 1997, hlm 25

Page 15: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

9

membeli dan banyak yang mau menjual harga akan jatuh.3 Kondisi inilah

yang menjadi dasar kemajuan ekonomi Amerika Serikat.

Mungkin yang membedakannya dengan pasar-pasar lain adalah dalam

hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar

abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang,

yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

Untuk lebih jelasnya, mungkin tepat apa yang diilustrasikan oleh

Anwar Nasution. Esensi dan aturan main di bursa sekuritas tidak banyak

berbeda dengan pasar kambing. Perbedaan yang mencolok adalah

bahwa transaksi di pasar kambing merupakan transaksi spot. Di lain

pihak, transaksi di bursa menyangkut pembayaran di hari kemudian. Di

pasar kambing, bertemu peternak kambing dengan wakil konsumen

daging (seperti tukang sate dan tukang sop kambing). Di pasar modal

bertemu para pialang yang menjadi perantara antara penabung dengan

pengusaha atau investor yang memerlukan modal. Pembeli kambing

dapat memperoleh informasi langsung tentang apa yang dibelinya dengan

melihat, meraba dan mencium kambing yang ditawarkan di pasar.

Sebaliknya, informasi tentang perusahaan hanya dapat dibaca dari

prospektus. 4

Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di

banyak negara, terutama di negara-negara yang banyak menganut sistem

ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan

ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi

perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah

satu agen produksi yang secara nasional akan membentuk Gross

Domestic Product (GDP). Perkembangan pasar modal akan menunjang

peningkatan GDP. Atau dengan kata lain, berkembangnya pasar modal

akan mendorong pula kemajuan ekonomi suatu negara.

3 Robert L. Mc Can, Garis Besar Ekonomi Amerika, USIS, hlm. 45 4 Anwar Nasution, Tinjauan Ekonomi atas Dampak Paket Deregulasi Tahun 1998 pada sistem keuangan

Indonesia, PAU-Ekonomi-UI & PT. Gramedia, Jakarta, 2000, hlm. 103.

Page 16: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

10

Pasar Modal dapat memainkan peranan penting dalam suatu

perkembangan ekonomi di suatu negara. Karena suatu pasar modal dapat

berfungsi sebagai 5:

- Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk

disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.

- Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia

usaha dan pembangunan nasional.

- Mendorong terciptanya kesempatan usaha dan sekaligus

menciptakan kesempatan kerja.

- Mempertinggi efisiensi alokasi sumber poduksi.

- Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam

menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana

open market operation sewaktu-waktu diperlukan Bank Sentral.

- Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu rate yang

reasonable.

- Sebagai alternatif investasi bagi pemodal.

Memang banyak sumber daya yang dikenal, yang dapat

dimanfaatkan untuk membiayai suatu investasi. Namun, pasar modal

dapat digolongkan sebagai sumber pembiayaan modern, karena ada

sumber pembiayaan tradisional. Sumber pembiayaan tradisional yang

sudah sangat populer adalah bank. Sesudah pasar modal, memang

berkembang sumber-sumber pembiayaan yang lain, seperti venture

capital (modal ventura), dan factoring (anjak piutang). Akan tetapi sumber-

sumber pembiayan yang disebut belakangan, belum disambut seperti

pasar modal, dalam arti pemanfaatannya belum seluas pasar modal. Ini

menyebabkan sumber-sumber pembiayaan itu kurang besar peranannya

dalam perekonomian suatu negara. Satu keunggulan yang dimiliki pasar

modal dibanding bank adalah bahwa untuk mendapatkan dana sebuah

perusahaan tidak perlu menyediakan agunan, sebagaimana dituntut oleh

bank. Hanya dengan menunjukkan prospek yang baik, maka surat

berharga tersebut akan laku dijual di pasar. Disamping itu, dengan

5 Home of Indonesia Law Center.com, April 2002

Page 17: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

11

memanfaatkan dana dari pasar modal, perusahaan tidak perlu

menyediakan dana setiap bulan atau setiap tahun untuk membayar

bunga. Sebagai gantinya perusahaan harus membayar dividen kepada

investor. Hanya saja, tidak seperti bunga bank yang harus disediakan

secara periodik dan teratur, entah perusahaan dalam keadaan merugi

ataupun untung. Dividen tidak harus dibayarkan, jika memang perusahaan

sedang menderita kerugian.

Itulah keunggulan yang dinikmati oleh emiten. Bagi investor,

menginvestasikan dananya di pasar modal juga memberi keuntungan

yang tidak bisa diberikan oleh bank, yaitu pembayaran dividen yang bukan

tidak mungkin bisa melampaui jumlah bunga yang dibayarkan oleh bank

atas nilai investasi yang sama, sekalipun keuntungan ini juga diiringi risiko

yang tidak kecil. Bila perusahaan sedang merugi, misalnya sering terjadi

investor tidak mendapat hak dividennya.

C. Aktivitas di Lantai Bursa

Sebelum membahas aktivitas dan transaksi, terlebih dahulu

dibahas mengenai perbedaan antara pasar perdana atau pasar primer

dengan pasar sekunder. Sistem Perdagangan di bursa efek dikenal dalam

dua bentuk pasar, yaitu pasar primer dan pasar sekunder.

a. Pasar Primer

Pasar Primer atau pasar perdana atau didalam istilah pasar modal

adalah IPO (Initial Public Offering) merupakan masa penawaran

pertama saham dari perusahaan penerbit saham atau emiten kepada

investor atau masyarakat umum. Harga saham pada pasar perdana

merupakan kesepakatan antara perusahaan penjamin emisi efek

(underwriter) dengan emiten. Pendapatan dari penjualan saham

langsung masuk ke perusahaan dan digunakan perusahaan untuk

kepentingan bisnisnya, seperti kegiatan operasi atau pengembangan

usaha. Harga pada pasar perdana bisa sesuai dengan nilai nominal

pada surat saham atau juga bisa melebihi nilai nominal, tergantung

permintaan akan saham tersebut dan prospektus yang dikeluarkan

oleh emiten tersebut. Kelebihan harga saham yang berhasil dijual

Page 18: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

12

penjamin emisi di pasar perdana dari dari nilai nominal yang tertera

pada saham tersebut disebut agio.

b. Pasar Sekunder

Pasar Sekunder adalah pasar perdagangan saham setelah masa

penawaran saham di pasar perdana. Setelah itu saham mulai

dicatatkan di Bursa Efek dan harga saham pun tidak lagi ditentukan

oleh emiten dan penjamin emisi, melainkan oleh kekuatan

permintaan dan penawaran pasar. Selain itu kondisi dan manajemen

perusahaan juga mempengaruhi harga sahamnya. Di Pasar

Sekunder saham dapat berpindah tangan antar investor. Contoh

untuk pasar sekunder ini, misalnya PT. X menawarkan sahamnya

kepada masyarakat di pasar perdana, selanjutnya dicatatkan atau

listing di bursa efek, maka mulai saat itu PT. X telah masuk di pasar

sekunder. Harga saham pun bisa mengalami kenaikan atau bisa juga

mengalami penurunan, tergantung kondisi pasar. Misalnya seorang

investor membeli saham PT. X tersebut di pasar perdana dengan

harga Rp. 650,- sebanyak 1 lot (500 lembar), maka ia harus

mengeluarkan uang dengan perincian sebagai berikut : Rp.650,-

dikali 500 lembar yaitu Rp. 325.000,- ditambah dengan komisi

perantara 0,4 % kemudian apabila di pasar sekunder harga saham

naik menjadi Rp. 750,- , dan apabila investor tersebut menjual

sahamnya di maka ia akan mendapat keuntungan selisih harga jual

dengan harga beli (capital gain), atau dengan perincian sebagai

berikut; Rp. 750,- dikali 500 lembar yaitu Rp. 375.000,- dikurangi

pembelian saham Rp. 325.000,- yaitu Rp. 50.000 dikurangi komisi

perantara 0,4%. Keuntungannya disini disebut dengan capital gain

(selisih harga jual dengan harga beli).

Aktivitas dilantai bursa adalah mewujudkan atau mempertemukan

kebutuhan emiten dan pemodal. Oleh karena itu, kegiatan Bursa Efek

Jakarta sekurang-kurangnya meliputi kegiatan pemberian jasa sebagai

berikut :

Page 19: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

13

(a) Menyediakan infomasi pasar seperti harga, volume

perdagangan, informasi penting atas emiten dan lain

sebagainya.

(b) Membuat aturan main yang dikenal sebagai peraturan bursa

(peraturan percatatan, keanggotaan, perdagangan) sehingga

semua pelaku bursa dapat memperoleh kesempatan yang

sama (fairness) baik dalam memperoleh informasi maupun

kesempatan berdagang.

(c) Menyediakan fasilitas perdagangan efek untuk Anggota Bursa

dan Emiten.

D. Dasar Hukum aktivitas Bursa Efek dan Perkembangannya di

Indonesia

Sebelum UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menjadi

produk hukum yang menjadi landasan aktivitas industri pasar modal,

maka pasar melakukan berbagai konsolidasi dalam menata transaksi efek

ke dalam akumulasi kapital yang terus berkembang dengan berbagai

fenomena kepentingan pasar. Kehadiran Bursa Efek Jakarta dan Bursa

Efek Surabaya dalam memberikan fungsi fasilitator bagi anggota bursa

efek yaitu perusahaan efek untuk menjalankan aktivitas transaksi efek

sehari-hari.

Ketika UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menjadi

landasan yuridis bagi seluruh pelaku pasar serta siapa saja yang tunduk

pada rezim hukum pasar modal tidak terkecuali perusahaan Efek.

Ketentuan pelaksanaan dari produk UU pasar modal dituangkan kedalam

Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Ketua Bapepam. Saat ini ada

dua PP yang menjadi landasan yuridis, yaitu PP No. 45 tentang

Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal dan PP No. 46 tentang Tata

Cara Pemeriksaan Pasar Modal serta sebanyak 130 peraturan Bapepam

yang mencakup aturan-aturan tentang Bursa Efek dan SRO, Emiten dan

Transaksinya dan Kewajiban tentang Keterbukaan Informasi, Perusahaan

dan Transaksi Efek, Reksadana dan Efek Ekuitas, Efek Setara, Efek

Bersifat Hutang dan Efek Beragunan Aset.

Page 20: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

14

Dalam mekanisme perdagangan saham di Bursa Efek terdapat

unsur-unsur yang memungkinkan para pelaku terkait ke dalam lingkup

hukum publik, dalam hal ini hukum pidana dimana hubungan antara pihak-

pihak yang terlibat dalam perdagangan dapat mengakibatkan

kemungkinan timbul tindakan penipuan, penggelapan dan pencurian

terhadap obyek utama transaksi yaitu efek yang tergolong ke dalam

surat-surat berharga. Selama bursa efek didirikan di Indonesia, khususnya

Bursa Efek Jakarta telah banyak kasus-kasus pidana tertentu.

Disamping itu perusahaan efek adalah tulang punggung aktivitas

transaksi di lantai bursa, oleh sebab itu perusahaan efek menjadi indikator

tentang sehat tidaknya transaksi efek yang ada di pasar modal suatu

negara. Kegiatan perusahan efek yang dapat berfungsi sebagai perantara

pedagang efek atau yang lebih dikenal dengan Pialang, Penjamin Emisi

Efek yaitu perusahaan yang bergerak dalam usaha menjamin emisi efek,

Penasihat Investasi atau Manajer Investasi yang salah satu usahanya

menjadi pihak yang mengelola Reksadana.

Kelangsungan industri pasar modal sangat ditentukan bagaimana

keberadaan dan kepatuhan perusahaan efek untuk menjalankan segala

ketentuan hukum pasar modal terutama, khususnya menyangkut prilaku

dari perusahaan efek sesuai dengan bidang usaha masing-masing. Salah

satu ukuran kekuatan dan kredibilitas perusahaan efek menyangkut

permodalan yang dimiliki oleh perusahaan efek tersebut.

Transparansi, kewajaran dan efisiensi adalah prinsip-prinsip dasar

yang harus melekat di dalam sistem dan standar operasional sebuah

perusahaan efek. Banyak peraturan Bapepam yang mengatur soal entitas

perusahaan efek, mulai dari syarat-syarat penting pengurus perseroan

yang harus dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kredibilitas dan

kejujuran, sistem pengendalian intern dan penyelenggaraan pembukuan,

pembiayaan transaksi efek, pengawasan atas perilaku pihak-pihak yang

bekerja di perusahaan efek.

Di dalam industri pasar modal yang sifatnya global dan universal

sistem hukum yang dikembangkan harus selalu memberikan kepastian

Page 21: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

15

dan perlindungan hukum kepada investor dari praktek curang atau

kejahatan pasar modal. Perusahaan efek adalah entitas terdepan yang

berhubungan dengan segala kepentingan investor di pasar modal. Oleh

sebab itu dalam rangka penegakan hukum di pasar modal. UU

memberikan kewenangan kepada Bapepam untuk melakukan

pemeriksaan dan penyidikan sehubungan bila diduga adanya pelanggaran

hukum pasar modal. Satu hal yang paling mendasar yang perlu diketahui

soal kewenangan Bapepam yang tidak memerlukan adanya laporan untuk

melakukan pemeriksaan.

Untuk menjalankan tugas-tugas berat yang diamanatkan oleh UU

Bapepam, maka otoritas pasar modal tersebut memiliki beberapa biro

yaitu :

Biro Bantuan Hukum dan Perundang-Undangan

Biro Pemeriksaan dan Penyidikan

Biro Transaksi dan Lembaga Efek (TLE)

Biro Riset dan Analisa Efek

Biro PKP I dan II

Biro Standar Akuntansi Efek

Keorganisasian lembaga tersebut menunjukkan bagaimana industri

tersebut memiliki ruang lingkup tugas dan tanggung jawab yang harus

dijalankan dengan tanggung jawab profesional oleh pegawai-pegawai

Bapepam.

Untuk memberikan kewenangan Bapepam untuk melakukan

pengawasan secara represif dan prefentif tanpa harus mengurangi

dinamika pasar modal itu sendiri. Biro yang terkait dengan segala

perkembangan dan pembinaan perusahaan efek nasional maupun

patungan berada di bawah Lembaga dan Transaksi Efek (TLE), dimana

biro bertanggung jawab untuk melakukan berbagai pengawasan prefentif

atas perusahaan efek yang melakukan kegiatan ekonominya di pasar

modal Indonesia.

Perkembangan pasar modal Indonesia sangat banyak dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal. Arah dari perkembangan hukum pasar

Page 22: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

16

modal yang dipengaruhi oleh faktor internal adalah menyangkut

kebijaksanaan pemerintah tentang pasar modal. Disamping faktor-faktor

seperti kekuatan perekonomian, politik kualitas dan kuantitas dari pelaku

pasar, keberadaan dari mekanisme dan sistem operasional pasar,

efektivitas kelembagaan dan keberadaan dari peraturan hukum yang

mengandung penegakan dan kepastian hukum.

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan

pasar modal di Indonesia berkaitan dengan kondisi dan pengaruh

ekonomi global yang mempengaruhi dimensi dana yang akan ditanamkan

oleh setiap fund manager di pasar Indonesia. Sebagai salah satu bukti

tentang bagaimana pengaruh ekonomi global sangat menentukan

pergerakan pasar terlihat ketika krisis moneter yang menghantam

kawasan Asia telah membuat porak poranda situasi dan kepercayaan

investor asing di Pasar Modal Indonesia.

Apa yang disampaikan di atas tidak lain menyangkut soal

bagaimana aspek transparansi dapat dijalankan secara penuh oleh emiten

Indonesia. Untuk itu diperlukan sebuah kerangka hukum yang mewajibkan

adanya kepatuhan yang harus dijalankan oleh pelaku pasar modal

Indonesia.

Salah satu bentuk dari upaya untuk memberikan adanya

perlindungan dan kepastian hukum di pasar modal, secara lebih spesifik

diterangkan dalam pembentukan biro-biro yang berkaitan dengan legal

enforcment di pasar modal. Seperti yang tertuang di dalam Keputusan

Menteri Keuangan No: 503/KMK.01/1997 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Badan Pengawas Pasar Modal, yang ditetapkan pada tanggal 7

Oktober 1997, yang menjelaskan bahwa Biro Perundang-Undangan dan

Bantuan Hukum mempunyai tugas menyusun peraturan, menetapkan

sanksi, memberikan bantuan hukum, melakukan litigasi, memberikan

saran dan pendapat dari segi hukum mengenai masalah yang berkaitan

dengan Pasar Modal, serta membina serta mengawasi profesi hukum.

Biro Pemeriksaan dan Penyidikan mempunyai tugas menegakkan hukum

dibidang transaksi dan lembaga efek, pengelolaan investasi, keterbukaan

Page 23: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

17

emiten dan perusahaan publik dalam melaksanakan kerjasama

internasional dibidang pemeriksaan dan penyidikan.

Didalam kaitannya dengan persepsi atas upaya dalam

memberikan perlindungan dan penegakan hukum di pasar modal maka

Bapepam sendiri telah memiliki perangkat yang bertugas dalam hal

tersebut. Untuk itu tantangan yang paling berat dalam mengaktualisasikan

tujuan yang diamanatkan di dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal, yang berkaitan dalam memberikan perlindungan dan kepastian

hukum kepada pemodal, tentunya sangat tergantung bagaimana lembaga

tersebut mampu menjalankan fungsinya secara efektif. Di dalam berbagai

tahap dan perkembangan yang ada selama ini, upaya untuk menghasilkan

sebuah fenomena kepastian hukum tahap demi tahap merupakan sebuah

proses yang menuntut adanya komitmen, integritas dan kerja keras

sehingga dapat segera terwujud di pasar modal Indonesia.

E. Perlunya Pengembangan Pasar Modal

Berkembangnya pasar modal di banyak negara disebabkan karena

banyaknya manfaat yang dapat diberikan bagi pengembangan

perekonomian suatu negara. Manfaatnya antara lain :

1. Memperbaiki struktur Permodalan Perusahaan

Perusahaan dapat meningkatkan permodalannya tidak hanya dalam

bentuk pinjaman/loan, tapi telah dimungkinkan pula dalam bentuk

equity melalui penerbitan saham, terutama bagi perusahaan yang

memiliki over leverage dapat memperkecil leveragenya melalui

penerbitan saham. Dengan cara ini struktur permodalan perusahaan

akan semakin sehat.

2. Meningkatkan Efisiensi Alokasi Sumber-sumber Dana

Dengan tersedianya berbagai instrumen pasar modal, perusahaan

akan memperoleh alternatif yang lebih luas untuk mendapatkan dana

dengan cost yang paling rendah. Oleh karena itu, pasar modal

berfungsi menciptakan pengalokasian sumber-sumber dana dengan

cara yang lebih efisien.

Page 24: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

18

3. Menunjang Terciptanya Perekonomian Yang Sehat

Adanya keharusan untuk melakukan disclosure di pasar modal akan

melahirkan budaya fairness yang selanjutnya akan menciptakan

perilaku bisnis yang baik di pasar modal, sehingga akan berpengaruh

bagi terciptanya ekonomi yang sehat.

4. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Melalui pasar modal, masyarakat dimungkinkan untuk dapat memiliki

saham-saham perusahaan yang go public. Dana yang diperoleh

perusahaan akan digunakan untuk pengembangan usaha yang

selanjutnya akan dapat meningkatkan produksi nasional.

5. Membuka Alternatif Divestasi

Pasar modal memberikan kemungkinan bagi investor lokal maupun

asing untuk melakukan divestasi manakala menginginkan untuk tidak

lagi berinvestasi di sektor tertentu.

6. Meningkatkan Penerimaan Negara

Melalui pasar modal, penerimaan negara melalui pemungutan pajak

dapat lebih ditingkatkan. Hal ini dimungkinkan karena berkembangnya

pasar modal akan memacu keterbukaan yang pada akhirnya dapat

mendorong kepatuhan emiten sebagai wajib pajak. Di samping itu

semakin besar transaksi di bursa, semakin besar pula potensi

pemungutan pajak atas transaksi tersebut.

7. Dapat Mengurangi Hutang Luar Negeri Pihak Swasta

Sejalan dengan meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat,

sudah saatnya kebutuhan akan pembiayaan pembangunan tidak

hanya diperoleh dari hutang luar negeri, akan tetapi dapat dipenuhi

melalui mobilisasi dana masyarakat di pasar modal. Dengan demikian,

berkurangnya hutang luar negeri terutama pihak swasta, dapat

mengurangi tekanan neraca pembayaran.

Page 25: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

19

8. Arena Penggemblengan Generasi Muda

Pasar modal dapat dijadikan media bagi generasi muda dalam

berpartisipasi membangun ekonomi nasional. Dengan jiwa dan

semangat yang dinamis, serta berani menghadapi tantangan

memungkinkan bagi generasi muda untuk mengembangkan pasar

modal yang membutuhkan sikap dinamis, kreatif, berani mengambil

keputusan, dan siap mengambil resiko dalam menghadapi tantangan.

Oleh karena itu sangat diperlukan partisipasi kaum muda dalam upaya

mengembangkan pasar modal.

Page 26: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

20

BAB III

PERANAN BAPEPAM DAN LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERKAIT

DENGAN PASAR MODAL

A. Peranan Bapepam di Dalam Pasar Modal

Aktivitas pasar modal melibatkan banyak lembaga yang terkait, baik

swasta maupun pemerintah, yang sifatnya saling melengkapi, baik tanpa

maupun dengan balas jasa. Sifat keterkaitan di antara lembaga-lembaga

tersebut ada yang dituntut karena sifat usahanya, ada yang dituntut

karena oleh Undang-Undang Pasar Modal dan berbagai kebijakan

lainnya. Pola keterkaitan bisa berbentuk antara unit pemerintah

(Departemen atau Badan/Direktorat Jenderal), bisa juga antara unit

pemerintah dengan swasta, maupun swasta dengan swasta.

Dalam hubungan dengan aktivitas Pasar Modal, terdapat banyak

sekali lembaga yang ikut secara aktif. Bila dikelompokkan lembaga terkait

itu terdiri dari (i) otoritas pasar modal (Departemen Keuangan, dalam hal

ini Bapepam); (ii) insansi pemerintah terkait; (iii) lembaga swasta terkait;

dan (iv) pelaku pasar modal (emiten, lembaga penunjang, dan investor).

Sebagai wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan wadah

investasi bagi pemodal, keberadaan dan aktivitas pasar modal

berkepentingan dengan banyak pihak. Agar dapat tercipta iklim investasi

yang baik, dan berlakunya pelaksaanaan pembinaan dan pengawasan

yang lancar, diperlukan suatu lembaga/instansi yang berfungsi sebagai

pengatur (regulator).

Di Amerika Serikat, misalnya lembaga yang mengawasi

pelaksanaan pasar modal dikenal dengan The Securities and Exchange

Commission (SEC). Lembaga ini adalah pemerintah yang bertanggung

jawab langsung kepada presiden. Sedangkan di Indonesia, lembaga yang

mengatur pelaksanaan pasar modal adalah Badan Pegawas Pasar Modal

(Bapepam). Sejak beroperasinya pasar modal (1977), sudah terdapat 3

bursa efek, yakni Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES)

dan Bursa Pararel Indonesia (BPI). Bursa Efek Surabaya mulai beroperasi

Page 27: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

21

tanggal 16 Juni 1989, dikelola oleh suatu Perseroan Terbatas milik

Swasta, PT. Bursa Efek Surabaya. Bursa Efek Pararel dibuka tanggal 2

Juni 1988, dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek

(PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari para broker dan dealer.

Busa Efek Jakarta lahir pada saat diaktifkannya pasar modal tanggal 10

Agustus 1977. Sebelum diswastakan, Bursa Efek Jakarta merupakan

salah satu unit dari organisasi Bapepam, jadi Bursa Efek Jakarta pertama

kali dikelola oleh pemerintah.

Namun pada tahun 1995, BEJ telah berdiri sendiri sebagai

perusahaan swasta sebagaimana BES. Sementara BPI merger dengan

BES. Sebagaimana bursa efek di luar negeri, terutama di negara-negara

maju, di bursa efek itulah tempat bertemunya para broker dan dealer

untuk melakukan jual beli efek (saham dan obligasi). Karena itu umumnya

di luar negeri, bursa efek diselenggarakan oleh swasta, bahkan pemiliknya

adalah para broker dan para dealer itu sendiri.

Dalam konteks pengaturan pasar modal di Indonesia, kegiatan

bursa efek berada dalam pengawasan Departemen Keuangan c/q

Bapepam. Dalam hal ini Bapepam membina, mengatur dan mengawasi

kegiatan emiten, profersi/lembaga penunjang, dan pemodal. Semua itu

dilakukan demi terciptanya pasar modal yang efektif dan efisien. Bapepam

adalah institusi yang berada di bawah Departemen Keuangan, merupakan

instansi yang setingkat dengan Direktorat Jenderal. Dalam kegiatan pasar

modal, Bapepam bertindak seperti wasit yang adil bagi pelaku pasar

modal, yakni perusahaan go public (emiten), penjamin emisi (underwriter),

investor dan broker/dealer. Untuk melaksanakan fungsi tersebut

diperlukan seperangkat aturan (hukum) yang berhubungan dengan

aktivitas pasar modal.

Dari sejumlah peraturan pasar modal yang telah dikeluarkan, yang

paling pokok dan mendasar adalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 1952

yang kemudian telah diperbaharui dengan Undang-undang Nomor. 8

Tahun 1995. Selain itu ada pula Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun

1976 beserta perubahan-perubahannya, perubahan terakhir dengan

Page 28: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

22

Keputusan Presiden Nomor 60 Tahun 1988. Kedua peraturan itu

merupakan peraturan pokok pasar modal. Peraturan pasar modal yang

lainnya, terutama untuk operasional sekarang ini adalah keputusan-

keputusan Menteri Keuangan dan Keputusan Ketua Bapepam.

Bapepam dalam pelaksanaan tugasnya bertindak sebagai institusi

yang mengayomi atau sebagai bapak asuh dari pelaku pasar modal.

Memberikan rangsangan apabila aktivitas bursa sedang lesu, membiarkan

bermain dalam jalur yang telah disediakan, meluruskan bila mereka telah

menyimpang dan menerapkan sanksi atau hukum bila mereka melanggar

ketentuan.

Badan Pengawas Pasar Modal dipimpin oleh seorang Ketua yang

bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan. Dalam

melaksanakan tugasnya sehari-hari, secara organisatoris Ketua Bapepam

dibantu oleh unit-unit Sekretariat dan Biro-biro. Sekretariat dipimpin oleh

Sekretaris Bapepam dan Biro dipimpin oleh Kepala Biro. Struktur

organisasi Bapepam yang tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan

RI No. 94/KMK/1977 mengandung satu Sekretariat dan lima Biro.

Sekretariat bertugas menyelenggarakan pembinaan dan

koordinasi administrasi, perencanaan, pengendalian, serta memberikan

pelayanan teknis dan administrasi kepada Ketua dan seluruh satuan

organisasi dalam lingkungan Bapepam.

Biro Hukum dan Riset mempunyai tugas merumuskan peraturan-

peraturan, memberikan penadapat/nasihat, dan mengadakan riset

mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan pasar modal.

Pembinaan dan pengawaan terhadap penyelenggaraan bursa dan

kegiatan-kegiatan perantara perdagangan efek menjadi tugas Biro

Pembinaan Bursa dan Perantara.

Biro Pemeriksaaan dan Evaluasi bertugas mengkoordinasi

pemeriksaan terhadap perusahaan-perusahaan yang akan telah menjual

efeknya melalui pasar modal, serta mengadakan evaluasi terhadap

perkembangan perusahaan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang menyangkut

Page 29: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

23

penelitian terhadap pendaftaran emisi efek dan analisa aspek akuntansi

menjadi tugas Biro Pendaftaran Emisi dan Akuntansi.

Dalam mekanisme pengaturan Pasar Modal, terdapat pula Badan

Pembina Pasar Modal. Tugas Badan Pembina Pasar modal adalah

memberikan pertimbangan kebijaksanaan kepada Menteri Keuangan

dalam melaksanakan wewenangnya dalam bidang Pasar Modal. Menteri

Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembanguanan Nasional

masing-masing sebagai Ketua dan Wakil Ketua merangkap anggota

badan tersebut Sedangkan anggota-anggota lain terdiri dari : Menteri

Perindustrian, Menteri/Sekretaris Negara, Menteri Perdagangan, Menteri

Muda Keuangan, Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Badan Koordinasi

Penanaman Modal.

Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal, tugas Bapepam sebagai pengawas dan pembina pasar modal

adalah dalam rangka penciptaan pasar modal yang teratur, wajar dan

efisien dimana para pelakunya bekerja secara professional, informasi

tersebar secara merata di kalangan investor, dan dapat dihindari praktek-

praktek yang tidak terpuji, seperti insider trading dan perdagangan semu.

Undang-undang Pasar Modal yang baru mengizinkan Bapepam untuk

memonitor pasar agar dapat dideteksi kemungkinan adanya aktivitas yang

manipulatif. Bapepam juga berwenang untuk mengeluarkan perintah

penghentian bagi setiap pihak yang melakukan pelanggaran di bidang

pasar modal. Dalam menjalankan fungsi Bapepam secara lebih efektif,

maka disempurnakan struktur pasar Indonesia, dimana Bapepam

melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap bursa efek. Lembaga

penyimpanan dan penyelesaian, profesi penunjang dan lembaga

penunjang serta perusahaan efek.

B. Wewenang Bapepam Menurut UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Dalam melaksanakan fungsi tersebut Bapepam mempunyai

kewenangan untuk :

Page 30: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

24

(1) Memberi :

a. Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring Penjamin,

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana,

Perusahaan Efek, Penasehat Investasi dan Biro Administrasi

Efek.

b. Izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek

Wakil Perantara Pedagang Efek, dan Wakil Manajer

Investasi,dan

c. Persetujuan bagi Bank Kustodian

(2) Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali

Amanat

(3) Menetapkan Persyaratan dan tata cara pencalonan dan

pemberhentian untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur

serta manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan

Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru;

(4) Menetapkan persyaratan dan tata cara pendaftaran serta

menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya pernyataan

pendaftaran.

(5) Mengadakan pemeriksaaan dan penyidikan terhadap setiap pihak

dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran

terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.

(6) Mewajibkan setiap pihak untuk :

a. Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang

berhubungan dengan kegiatan pasar modal;atau

b. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi

akibat yang timbul dari iklan atau promosi yang dimaksud.

(7). Melakukan pemeriksaan terhadap :

a. Setiap emiten atau perusahaan publik yang telah atau

diwajibkan menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada

Bapepam atau

Page 31: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

25

b. Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, orang

perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi

berdasarkan Undang-undang ini.

(8). Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam

rangka pelaksanaan wewenang Bapepem sebagaimana dimaksud

dalam butir (7).

(9). Mengumumkan hasil pemeriksaan.

(10). Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa

Efek atau menghentikan Transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk

jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal.

(11). Menghentikan kegiatan perdagangan bursa efek untuk jangka

waktu tertentu dalam hal keadaan darurat.

(12). Memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan

sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta memberikan

keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi

dimaksud.

(13). Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran,

pemerikasaan, dan penelitian serta biaya lain dalam rangka

kegiatan pasar modal.

(14). Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian

masyarakat sebagai akibat pelanggaraan ketentuan dibidang pasar

modal.

(15) Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995; dan atau peraturan

pelaksanaannya.

(16). Menerapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah

ditentukan dalam Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun

1995.

(17). Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan Undang-undang

Nomor 8 Tahun 1995.

Page 32: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

26

C. Lembaga Pemerintah Yang Terkait Dengan Pasar Modal

Dalam rangka mengembangkan Pasar Modal Indonesia, terdapat

beberapa lembaga pemerintah yang berperan, yaitu :

- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Instansi ini sudah lama dikenal masyarakat pengusaha, khususnya

bagi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan perusahaan

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Tugas BKPM adalah

memberi ijin penanaman modal kepada PMA dan PMDN.

Persetujuan BKPM tersebut harus mempertimbangkan proposal

PMA atau PMDN, terutama tentang komposisi dan jumlah dana

investasi, besarnya pemegang saham, serta tujuan penanaman

modal.

- Departemen Teknis

Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia dapat

dikelompokkan menjasi 3 kelompok, yaitu PMA, PMDN dan Bedrijfs

Reglementering Ordonantie (BRO). PMA dan PMDN adalah

perusahaan-perusahaan yang mendapa fasilitas, dan izin

pendiriannya diberkan oleh BKPM. Sedangkan BRO merupakn

perusahaan-perusahaan yang dalam pendiriannya tidak

mendapatkan fasilitas dari pemerintahan. Keberadaan setiap

perusahaan tersebut, memiliki hubungan dengan departemen

tertentu sesuai dengan jenis atau bidang usahanya/tugasnya.

- Departemen Kehakiman

KehadiranDepartemen Kehakiman dalam kegiatan pasar modal

disajikan secara khusus karena peranannya yang besar, terutama

dalam hal hal anggaran dasar perusahaan atau legislasi suatu

perusahaan.

D. Lembaga Profesi Penunjang

Kegiatan pasar modal menuntut adanya partisipasi lembaga

swasta dalam menciptakan kualitas pasar modal yang lebih baik. Sebagai

suatu instansi pemerintah, Bapepam tidak diperkenankan secara

langsung melakukan segala kegiatan-kegiatan yang behubungan dengan

Page 33: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

27

kegiatan pasar modal. Dalam pasar modal ,paling tidak ada 5 lembaga

profesi penunjang yang jasanya diperlukan khususnya dalam proses go

public yakni :

1. Akuntan Publik

Akuntan Publik memegang kunci dalam menjamin kewajaran

penyajian informasi keuangan perusahaan yang akan go public.

Peran akuntan publik yang pertama adalah memeriksa laporan

keuangan perusahaan, bukan menyusun laporan keuangan

perusahaan. Penyusunanan/pembuat laporan keuangan dilakukan

sendiri oleh perusahaan. Laporan keuangan yang telah dibuat dan

disusun oleh perusahaan itulah yang akan diperiksa oleh akuntan

publik. Pada dasarnya akuntan publik akan memberikan pendapat

tentang empat aspek, yakni :

a. Unqualified Opinion (wajar tanpa syarat), biasanya disingkat

WTS. Pendapat ini akan diberikan apabila laporan keuangan

yang telah disusun sesuai dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi

Indonesia (PAI) dan Standart Akuntansi Keuangan (SAK) tanpa

suatu catatan atau kekurangan.

b. Qualified Opinion (Pendapat Kualifikasi)

Atas laporan keuangan yang diperiksanya, akuntan publik

memberikan pendapat wajar, dengan kualifikasi atas penyajian

laporan keuangan tersebut karena tidak sesuai Prinsip-Prinsip

Akuntansi Indonesia dan Standart Akuntansi Keuangan (SAK).

c. Adverse (Pendapat Tidak Setuju)

Dalam hal ini, akuntan publik tidak setuju atas penyusunan

laporan keuangan tersebut, serta

d. Disclaimer of Opinion (menolak memberi pendapat)

Dalam hal akuntan publik yang bersangkutan dapat menolak

memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang

diperiksanya. Hal ini dapat terjadi karena akuntan yang

bersangkutan tidak mempunyai cukup bukti yang dapat

dipergunakan untuk memberikan pendapatnya secara

Page 34: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

28

profesional seperti yang dipersyaratkan oleh Norma

Pemeriksaan Akuntan (NPA).

(2). Notaris

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik

sebagaimana dimaksud dalam staatblad 1860 Nomor 3 tentang

Peraturan Jabatan Notaris. Peranan Notaris di Pasar Modal

diperlukan dalam rangka proses emisi. Dalam emisi saham, notaris

berperan dalam membuat akta perubahan anggaran dasar emiten.

Apabila diinginkan oleh para pihak, notaris juga dapat berperan

dalam perjanjian penjamin emisi dan perjanjian agen penjual.

Sedangkan dalam emisi obligasi, notaris harus berperan dalam

pembuatan perjanjian perwali amanat dan perjanjian penggunaan

pengagunan.

Bagi suatu perusahaan, keputusan untuk go public merupakan

masalah besar bagi perusahaan. Keputusan go public berarti

mengundang pihak lain untuk ikut serta sebagai pemegang saham

perusahaan. Sekali saham perusahaan menjadi milik publik maka

akan berlangsung terus. Oleh karena itu, keputusan untuk

perusahaan go public harus diambil dalam forum yang paling tinggi.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah forum paling tinggi

bagi perusahaan terbatas (PT). Dalam forum itulah keputusan untuk

go public ditentukan. RUPS akan semakin menjadi penting setelah

go public. Pertanggungjawaban atas kebijaksanaan direksi selama

satu tahun operasi perusahaan akan disampaikan dalam RUPS.

Sesuai dengan sifat RUPS yang resmi dan penting, maka acara

rapat, formalitas/ketentuan rapat, dan keputusan-keputusan rapat

merupakan hal-hal penting yang harus dihormati dan di indahkan.

Bertolak dari kepentingan itu, dan sesuai dengan kebiasaan hukum

di negara kita, maka untuk menjamin keaslian dan kepercayaan,

acara-acara rapat dan keputusan-keputusa rapat harus dibuat secara

notarial. Untuk maksud tersebut maka dalam kegiatan pasar modal

Page 35: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

29

diperlukan jasa notaris untuk melakukan tiga macam hak sebagai

berikut :

a. Membuat Berita Acara RUPS dan menyusun pernyataan

keputusan-keputusan RUPS. Peranan itu dilakukan oleh notaris

dalam rangka RUPS untuk go public maupun RUPS setelah go

public.

b. Meneliti keabsahan hal-hal yang berkaitan dengan

penyelenggaraaan RUPS, antara lain mengenai :

(i) Keabsahan persiapan RUPS. Penyelenggaraan RUPS harus

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran

Dasar Perusahaan. Apakah pemanggilan RUPS bagi

pemegang saham telah dilakukan dengan benar, dari segi

cara maupun waktu yang diperlukan.

(ii) Keabsahan dari para pemegang saham atau kuasanya yang

menghadiri RUPS. Para pemegang saham yang hadir

apakah benar-benar pemegang saham yang sah, atau

bila diwakilkan kepada orang lain, apakah cara pemberian

kuasa memenui syarat.

(iii) Menjaga dipenuhinya ketentuan quorum yang

dipersyaratkan dalam anggaran dasar. Hal ini meliputi

cukup tidaknya pemegang saham yang hadir untuk

persyaratkan syahnya RUPS dilaksanakan atas quorum

dalam hal pengambilan keputusan dalam RUPS.

c. Meneliti perubahan anggaran dasar.

Penelitian atas perubahan itu diperlukan untuk menjamin :

(i) tidak ada materi pasal-pasal dalam anggaran dasar yang

bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang

berlaku.

(ii). menyesuaikan pasal-pasal dalam anggaran dasar untuk

memenuhi ketentuan pasar modal dalam rangka

melindungi kepentingan pemodal khususnya pemegang

saham publik. Hal-hal yang sering dicantumkan sebagai

Page 36: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

30

usaha melindungi pemegang saham publik antara lain

keharusan memuat di Koran pemanggilan untuk

menghadiri RUPS. Atau bila pemanggilan dengan

surat/telex haruslah cukup waktu misalnya 21 hari

sebelum RUPS diadakan. Hak-hak pemegang saham

publik yang disamakan dengan pemegang saham lainnya

juga dimuat dalam anggaran dasar.

(3) Konsultan Hukum

Konsultan hukum adalah ahli hukum yang memberikan dan

menandatangani pendapat hukum mengenai emisi atau emiten.

Peran konsultan hukum diperlukan dalam setiap emisi efek, karena

lembaga ini mempunyai fungsi untuk memberikan pendapat dari segi

hukum (legal opinion) mengenai keadaan perusahaan emiten.

Penelitian atas laporan keuangan yang dibuat akuntan publik tidak

memberikan penilan tentang proses dan mekanisme kerja akuntan

publik tetapi semata-mata dipandang dari sudut yuridis formal

mengenai aspek hukum yang terkandung dalam laporan keuangan

itu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan bagi suatu badan

usaha yang akan melakukan emisi melalui pasar modal. Pada

prinsipnya, jasa konsultan hukum sudah tidak asing bagi masyarakat.

Ia bekerja untuk kepentingan semua orang yang memerlukannya.

Jasanya yang pasti adalah memberikan pendapat dari segi hukum

atas suatu masalah atau obyek tertentu.

Hal-hal yang perlu mendapat penelitian dan pernyataan konsultan

hukum itu sekurang-kurangnya meliputi :

a. Akta pendirian/Anggaran Dasar perusahaan beserta

perubahan-perubahannya. Penelitian lebih ditekankan pada

keabsahan akta tersebut, baik dari aspek material maupun

aspek formal (non material).

b. Penyetoran modal oleh pemegang saham sebelum go public.

Notaris akan meneliti kebenaran telah disetornya modal

perusahaan seperti yang tertulis dalam anggaran dasar.

Page 37: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

31

c. Pemilikan izin usaha. Menurut ketentuan yang berlaku, setiap

perusahaan harus memenuhi izin usaha. Perusahaan harus

beroperasi sesuai dengan izin usahanya. Konsultan hukum

akan meneliti apakah perusahaan telah memiliki izin usaha

yang diperolehnya itu.

d. Status pemilikan atas aktiva perusahaan terutama bagi aktiva

(harta) tetap perlu diketahui status pemiliknya. Apakah harta-

harta itu semua milik perusahaan atau ada yang disewa, atau

atas nama pihak lain ?. Di samping itu apakah perusahaan itu

juga memiliki pertanggungan asuransi yang cukup.

e. Perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh perusahaan dengan

pihak ketiga. Dalam kegiatannya sering perusahaan

mengadakan pejanjian-perjanjian dengan pihak ketiga,

perolehan pinjaman, perdagangan, royalty, dan lain-lain.

Perjanjan-perjanjian dimaksud perlu dipastikan apakah

pembuatan-nya sah dan mengikat secara hukum. Konsultan

hukum harus mempelajari dengan cermat hal-hal seperti itu.

f. Gugatan atau tuntutan. Perusahaan atau direksi perusahaan dapat

terjadi berhadapan dengan suatu perkara perdata atau pidana.

Untuk keperluan go public, masalah perkara ini harus

diungkapkan oleh konsultan hukum. Apakah perusahaan

dan/atau direksinya sedang berada dalam suatu perkara atau

tidak, Bila ada dijelaskan pula perkara apa yang dihadapi itu.

Hal-hal yang disebutkan diatas merupakan informasi bagi calon

pemodal dan menjadi salah satu unsur yang dipertimbangkan

dalam mengambil keputusan untuk menjadi pemodal bagi suatu

perusahaan yang menawarkan sahamnya.

(4). Penilai (appraiser)

Penilai adalah pihak yang memberikan jasa profesional dalam

menentukan nilai wajar suatu aktiva dari suatu perusahaan. Dengan

demikian peranan perusahaan penilai sebagai salah satu lembaga

profesi cukup menentukan di pasar modal. Nilai wajar dari harta

Page 38: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

32

perusahaan tersebut diperlukan sebagai bahan informasi bagi para

investor di dalam mengambil keputusan investasi.

(5). Penasehat Investasi (Investment Advisor)

Dalam rangka go public, calon emiten kadang-kadang memerlukan

jasa penasehat investasi. Penasehat investasi memberikan pendapat

yang menyangkut manajemen keuangan yang , meliputi :

a. Pemilikan sumber dana, apakah melalui pasar modal, bank,

lembaga keuangan bukan bank, dan lain-lain.

b. jenis dana yang diperlukan, apakah kebutuhan dana akan

dipenuhi dengan pinjaman atau equity (menerbitkan saham).

c. Struktur modal, bagaimana komposisi pinjaman dan equity dan

bagaimana pula jalan yang diambil untuk memenuhinya.

d. Mengantisipasi harga penjualan harga perdana saham. Untuk

mengantisipasi harga perdana saham, calon emiten dapat

meminta pendapat konsultan keuangan.

Page 39: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

33

BAB IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya,

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam aktivitas pasar modal, Bapepam bertindak sebagai institusi

yang mengayomi atau sebagai bapak asuh dari pelaku pasar modal

dengan cara memberikan rangsangan apabila aktivitas bursa

sedang lesu, meluruskan bila para pelaku pasar modal telah

menyimpang dari jalur yang telah disediakan dan menerapkan

sanksi hukum bila mereka melanggar ketentuan.

2. Agar dapat menciptakan kualitas pasar modal yang lebih baik,

maka kegiatan pasar modal menuntut adanya partisipasi dari

lembaga lembaga profesi penunjang yang jasanya diperlukan,

khususnya dalam proses go public karena sebagai instansi

pemerintah, Bapepam tidak diperkenankan secara langsung

melakukan segala kegiatan-kegiatan yang behubungan dengan

kegiatan pasar modal. Dan lembaga profesi penunjang tersebut

adalah Akuntan Publik, Notaris, Konsultan Hukum, Penilai

(appraiser), dan Penasehat Investasi (Investment Advisor).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka penulis

menyarankan sebagai berikut :

1. Semua pelaku pasar modal hendaknya memiliki peran yang sama

untuk memajukan pasar modal. Menjadi tidak relevan jika antara

satu emiten dengan emiten yang lain, antara satu perusahaan

sekuritas dengan sekuritas yang lain, antara satu bursa dengan

bursa yang lain, dan antara satu lembaga profesi/penunjang

dengan lembaga penunjang/profesi lainnya, mengambil posisi

untuk berkompetisi. Dalam kondisi demikian walaupun kompetisi itu

secara teoritis berdampak pada efisiensi, akan tetapi dalam

Page 40: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

34

perdagangan modern yang harus dibangun adalah bukan saja

kompetisi tetapi juga kebersamaan (corporate) dalam berbagai

bentuk, sehingga bisa saling mengisi untuk memaksimalkan

potensi yang ada secara bersama-sama.

2. Pentingnya menjaga dan melahirkan sumber daya manusia yang

professional, handal dan bermoral, baik didalam institusi Bapepam

maupun di lembaga profesi penunjang agar tercipta pasar modal

yang berkembang secara efektif dan efisien.

Page 41: Peran Bapepam dan Lembaga Profesi Penunjang Dalam

35

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Pendidikan Latihan Bagi Profesi Penunjang untuk Konsultan

Hukum Pasar Modal, Angkatan V, Jakarta, 25 Maret s/d 15 April 2006, diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen Keuangan dan Akuntansi (LMKA).

Djiwandono, Soedradjad, Konstelasi Kebijakan Makro-Mikro Dalam

Prespektif Perekonomian Global, Makalah Ceramah Umum Gubernur BI Pada Acara Pelantikan Pengurus ISEI Komisariat Bank Indonesia, Jakarta, 18 Desember 2006.

Ichtiar, Van Hoeve, PT. Himpunan Peraturan Perundang-undangan

Indonesia. Jakarta : 1999 Nasution Anwar, Strategi Indonesia Dalam Menghadapi Prospek

Penurunan Aliran Arus Dana Internasional ke Negara-negara Yang Sedang Membangun Dalam Dasawarsa 2000an, PT. Gramedia, Jakarta, 2001.

Purwosutjipto, HMN. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia. Jilid 8.

Jakarta : Djambatan, 2004. Sumantoro. Aspek-aspek Hukum dan Potensi Pasar Modal Indonesia.

Jakarta : Ghalia Indonesia, 2007. Tjager I.N, Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengantisipasi

Persaingan Pasar Modal Secara Internasional . Makalah Seminar, 2 Agustus, 2006, Jakarta.

Tunggal, Iman Sjahputra SH,CN,LLM. Aspek Hukum Pasar Modal Di

Indonesia, Jakarta: Harvarindo, 2000. Tunggal, Iman Sjahputra, dkk, Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang

Pasar Modal. Buku 1. Jakarta: Harvarindo, 2001 UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta Peraturan

Pelaksanaannya.