pe~pustakaan~';~ma'l) -...

132
SKRIPSI PERBANDINGAN METODE SIMULASI MAIN PERAN DAN PEMBERIAN TUGAS (RESITASI) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA (Quasi Eksperimen di MTs N 19 Pondok Labu) UtI\! SYAHIO JAKARTA Disusun Oleh : Fatmawati 103016327155 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN DIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

Upload: truongcong

Post on 03-Aug-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

PERBANDINGAN METODE SIMULASI MAIN PERAN DAN

PEMBERIAN TUGAS (RESITASI) TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA

(Quasi Eksperimen di MTs N 19 Pondok Labu)

PE~PUSTAKAAN~';~MA'l)UtI\! SYAHIO JAKARTA

Disusun Oleh :

Fatmawati

103016327155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

DIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul PERBANDINGAN METODE SIMULASI MAINPERAN DAN PEMBERIAN TUGAS (RESITASI) TERHADAP HASILBELAJAR FISIKA (Quasi EI<sperimen di MTs N 19 Jakarta) yang disusunoleh Fatmawati, Nomor Induk Mahasiswa: 103016327155, Progran StudiPendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, telah melaluibimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikanpada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Fakultas.

Jakarta, 29 Januari 2008

Yang Mengesahkan:

Pembimbing I

Drs. Ahmad Sofran, M. PdNIP. 150231 502

Pembimbing II

§t~Er 13 HertantJ M.SiNl . 150293228

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: "Perbandingan Metode Simulasi dan Pemberian

Tugas (Resitasi) Tel'lladap HasH Belajar Fisika" diajukan kepada Fakultas

llmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 13 Mei 2008 dihadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang

Pendidikan Fisika.

Jakarta, 13 Mei 2008

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

II'. H. Mahmud M. Siregar, M.SiNIP. 150222 933

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)Baig Hana SusantL M.ScNIP. 150299475

Penguji I11'. H. Mahmud M. Siregar, M.SiNIP. 150222933

Penguji IIYayan Sudiana, S.SL MANIP. 150377 451

Mengetahui:Dekan,

\~

Tanggal

dh '0(, '1'13

zG-O/O'M

Tanda Tangan

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fatmawati

NIM

Jurusan / semester

Angkatan tahun

Alamat

: 103016327155

: Pendidikan IPA (Fisika) / X

: 2003

: JI. Tentara Pelajar No. 75 Rt 06 Rw 02, Limbangan Kulon

Bribes" Jawa Tengah

Menyatakan dengan sesungguhnya

Bahwa skripsi berjudul : "Perbandingan Metode Simulasi dan

Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa", adalah

benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan :

Nama : Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd

NIP : 150231502

Nama : Erina Hertanti, M.Si

NIP : 150293 228

Demikian surat ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya saya

sendiri.

Jakarta, Juni 2008

Fatmawati

ARSTRAK

Fatmawati. Perbandingan Metode Simulasi dengan Pemberian Tugas(Resitasi) Terhadap HasH Retajar Fisika di MTs N 19 Jakarta. Skripsi.Jurusan Pendidikan IImu Pengetahuan Alam (IPA). Program Studi PendidikanFisika. Fakultas IImu Tarbiyah dan keguman. DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2008. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil belajarfisika siswa antara yang diajarkan dengan menggunakan metode simulasi denganyang diajarkan menggunakan metode resitasi.

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangankuasi eksperimen. Sample dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs N 19Jakarta yang terdiri dari satu kelompok eksperimen I dan satu kelompokeksperimen 2.

Instmment penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar fisikasiswa bempa tes bentuk soal pilihan ganda yang telah diuji validitas dengan poinbiserial dan diuji reliabilitas dengan menggunakan KR-20.

Dari hasil perhitungan hipotesis demgan menggunakan analisis komparasiuji t, di dapat hasil thi'ung = 2,15 dan harga t'abel = 2,00 maka thi'uug > t'abeh hipotesisaltemative diterima dan hipotesis nillil ditolak. Sehingga dapat dinyatakan bahwahasil belajar fisika yang diajarkan dengan menggunakan metode simulasi terdapatperbedaan yang signifikan dengan yang diajarkan menggunakan metode resitasi.

ABSTRAC

Fatmawati. Comparative Learning Method Between Simulation withRecitation Towards of Leaming Achievement Student Physic in MTs N 19Jakal'ta. Scrip. Mayor Education of Natural Science. Physic Program Study. Theobjective ofthis research knows comparative achievement student physic betweenlearning method simulation with recitation.

The method ofthis experiment by quasi experiment design. Sample ofthisresearch consist of students is eight grade at MTs N 19 Jakarta which are consistof experiment group 1 and experiment group 2,

The research instrument for measure learning achievement physic. Usedtest form multiple choice to be examined validity with point biserial and reabilityusing KR-20.

From result calculation hypothesis with used comparative "t" test analysis,the result for thitung = 2,15 ttabcl= 2,00 so that thitung > tlaheb and alternativehypothesis an accepted and refuse for nothing hypothesis. So that the achievementstudent physic it can significant difference between learning method simulationwith recitation.

KATAPENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia yang telah diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi 1111.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan Nabi

Muhammad Saw, para sahabat, dan pengikutnya yang setia disepanjang zaman.

Amin.

Pada kesempatan ini penulis penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya atas bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada:

I. Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, M A., Dekan Fakultas I1mu Tarbiyah dan

Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ir. Mahmud Siregar, M.Si. dan Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si., Ketua

dan Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA.

3. Bapak Drs. Ahmad soryan, M.Pd. dan Ibu Erina Hertanti M.si., dosen

pembimbing I dan II, terima kasih atas bimbingannya, saran, dan

pengarahannya yang diberikan kepada penulis.

4. Para dosen Fakultas Ilmu tarbiyah dan Kegurual1 Jurusan Pendidikan IPA.

5. Bapak Drs. Lutfi, Kepala Sekolah MTs N 19 Jakarta dan guru bidang studi

sains (Ibu Mu'minatus Syarifah M.Si.) yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melekukan pel1elitian di sekolah tersebut

6. Kedua orang tua saya (ayah dan Ibu) yang selalu memberikan semangat dan

mendoakan penulis, serta kedua kakak dan kedua adik penulis (Iroh, Dani,

agun dan Ve), terima kasih atas dukungan serta bantuannya.

7. Teng iwank yang selalu mell1bantu dalall1 penyelesaiall skripsi Illl, terima

kasih atas dukungan dan doanya.

8. Tell1all-teman di Jurusan Pendidikan IPA Prodi Fisika yang telah banyak

ll1emberi sell1angat.

9. Siswa-siswa di MTs N 19 Jakarta (khususnya kelas VII-l dan VII-2 2007­

2008) yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi.

Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Semoga

Allah SWT membalas segala kebaikan dengan balasan yang lebih banyak lagi.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca umumnya.

Jakarta, Januari 2008

Penulis

DAFTARISI

ABSRTAK .

KATAPENGANTAR........................................................................... iii

DAFTAR 18I.......................................................................................... v

DAFTAR TABEL................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................... xi

BABI PENDAHULUAN............................................... 1

BABII

A. Latar Belakang Masalah..

B. Identifikasi Masalah .

C. Pembatasan Masalah .

D. Perumusan Masalah .

E. Manfaat Penelitian .

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

DAN IUPOTESIS ..

A. Kajian Pustaka....

1. Pengertian Belajar. ..

2. Bakikat Belajar IPA Fisika..

3. Pengertian Basil Belajar.. .....

4. Hakikat Basil Belajar Fisika... .. .

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Basil Belajar..

6. Pengertian Metode Mengajar.. ..

7. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar... .

8. Metode Simulasi . .. .

a. Pengertian Metode Simulasi....

1

5

5

6

6

7

7

7

9

11

12

13

15

16

17

17

c. Langkah-Iangkah Metode Simulasi. .

d. Model Pembelajaran dengan Metode

Simulasi

20

22

BABm

e. Teknik Simulasi......... 22

f Tujuan Metode Simulasi.............. . 24

g. Peranan Guru dalam Simulasl... 26

h. Kompetensi Guru dalam Melaksanakan

Metode Simulasi... . 27

L Kebaikan dan Kelemahan Metode Simulasi.... 28

9. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)..... 29

a. Pengertian Metode Pemberian Tugas

(Resitasi)..... 29

b. Metode Pemberian Tugas (Resitasi) dalam

Pembelajaran IPA. 31

c. Langkah-langkah Pemberian Tugas dan

Resitasi................... 32

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemberian

Tugas (Resitasi).. 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan... 34

C. Kerangka Berpikir... 35

D. Perumusan Hipotesis... 37

METODOLOGI PENEUTIAN............................. 39

A. Tujuan Penelitian .

B. Waktu dan Tempat Penelitian..

C. Metode Penelitian .

D. Populasi dan Sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data...

F. Teknik Analisi Data.... .. .

G. Instrumen Penelitian....

39

39

........... 39

............ 40

41

. 41

44

BABIY

BABY

BASIL DAN PEMBABASAN.... 50

A. Deskripsi Data.... 50

1. Kelas Simulasi (Eksperimen 1). ... 50

2. Kelompok Resitasi (Eksperimen 2). 53

3. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara

Kelompok Simulasi dengan Resitasi........... .. 56

B. Analisis Data.......... . 57

C. Interpretasi Data.... 60

D. Keterbatasan Penelitian..... .. 62

PENUTUP 63

A. Kesimpulan..

B. Saran .

..... 63

63

DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 64

LAMPIRAN................................................................. 67

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Desain Penelitian..

Tabel 2: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep

Massa Jenis dan Sifat Zat... ..

40

46

Tabel 3: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Massa Jenis

dan Sifat Zat... ..

Simulasi....

Tabe1 5: Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Postes Kelompok

Simulasi.

Tabel6: Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas

Eksperimen 2 yang diajar dengan Metode Resitasi

Tabel 7: Data Disnibusi Frekuensi Hasil Belajar Pretes

Kelompok Resitasi .

Tabel 8: Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Postes

Kelompok Resitasi .

50

51

52

53

54

55

Tabel 9: Data Selisih pretes dan Postes Kelompok Simulasi dan

Kelompok Resitasi.. 56

Tabel10: Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Liliefors.................. 58

Tabel 11: Hasil Pengujian Homogenitas dengan Uji Fisher...................... 58

Tabel 12: Hasil pengujian Hipotesis dengan Uji-t.. 59

Tabel 13: Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Diajar Menggunakan

Metode Simulasi .

Tabel 14: Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Diajar Menggunakan

Metode Resitasi....

104

105

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Histogram Hasil Belajar Pretcs Fisika Siswa Kelas Simulasi... . 51

Gambar 2 : Histogram Hasil Belajar Postes Fisika Siswa Kelas Simulasi 52

Gambar 3 : Histogram Hasil Belajar Pretes Fiska Siswa Kelas Resitasi.. ..... 53

Gambar 4: Histogram Hasil Belajar Postes Fisika Siswa Kelas Simulasi... 54

Gambar 5 : Histogram Hasil Belajar Pretes dan Postes Kelas Simulasi

dan Resitasi. . 57

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Silabus... 67

Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kelas simulasi). 68

Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kelas resitasi)... 77

Lampiran 4: Lembar Kerja Siswa (kelas simulasi)................. 86

Lampiran 5: Lembar Kerja Siswa (kelas resitasi)............ 88

Lampiran 6: Kisi-kisi Tes Hasil Belajar.. 91

Lampiran 7: Tes Hasil Belajar Fisika.. 98

Lampiran 8: Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar.. 103

Lampiran 9: Hasil Belajar Fisika Siswa Kelompok Simulasi..... 104

Lampiran 10: Hasil Belajar Fisika Siswa Kelompok Resitasi.. .... 105

Lampiran I]: Validitas Butir Soal.... 106

Lampiran ]2: Reliabilitas Butir Soal.. 107

Lampiran 13: TarafKesukaran.... ]08

Lampiran 14: Perhitungan Validitas (rpbi') dan Reliabilitas..... 109

Lampiran IS: Data Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes), Perhitungan

Banyak dan Panjang Kelas Interval Kelompok Simulasi ] 10

Lampiran ]6: Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median,

Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians

Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Kelompok Simulasi .. 1] ]

Lampiran 17: Data Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes), Perhitungan

Banyak dan Panjang Kelas Interval Kelas Simulasi.... 112

Lampiran ]8: Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median,

Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians

Hasil les Kemamouan Akhir (Protes) Kelomook Simulasi.. 113

Lampiran 19: Data Hasil Tes Kemampuan Awal (Prestes) dan

Perhitungan Banyak dan Panjang Kelas Interval

Kelompok Resitasi .

Lampiran 20: Data distribusi Frel.:uensi, Perhitungan Mean, Median,

Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians

114

Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Kelompok Resitasi.. 115

Lampiran 21: Data Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes), Perhitungan

Banyak dan Panjang Kelas Interval Kelas Resitasi...... 116

Lampiran 22: Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median,

Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi) dan Varians

Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes) KelompokResitasi........... . .

Lampiran 23: Perhitungan Uji Norl11aiitas Data .

Lal11piran 24: Uji HOl11ogenitas Kelol11pok Simulasi dan

Kelol11pok Resitasi .

Lampiran 25: Perhitungan Uji Hipotesis Data

117

118

122

123

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya

manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai

faktor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh

dengan ketidakpastian. Dalam kerangka inilah pendidikan diperlukan dan

dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju dan

berkembang.

Usaha pemerintah untuk mewujudkan peningkatan kualitas manusia

Indonesia salah satunya adalah dengan meningkatkan pembangunan pada

sektor pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis danbertanggungjawab". '

Tujuan pendidikan nasional dapat dicapai dengan upaya

menyelenggarakan pendidikan baik formal maupun informal bagi masyarakat

dalam upaya meningkatkan kecerdasan bangsa Indonesia. melalui pendidikan,

satu persatu tujuan pendidikan nasional dapat diupayakan. Mendapatkan

pendidikan merupakan hak setiap warga negara, maka setiap warga negara

hams menjamin kelangsungan jalannya sebuah proses pendidikan bagi warga

negaranya dan belajar juga merupakan kewajiban bagi setiap orang agar

memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan

2

manusia. IImu pengetahuan tersebut diantaranya adalah ilmu pengetahuan

alam (lPA).

Salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (lPA) adalah ilmu

fisika yang merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alamo llmu fisika

yang merupakan dasar dari sains adalah ilmu yang diperoleh berdasarkan

pengamatan dan eksperimen, serta menghubungkan kenyataan-kenyataan

berdasarkan metode i1miah sehingga keberadaannya sangat penting bagi

perkembangan Hnm pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu setiap orang

harns mampu mengembangkan hasil belajarnya dalam pendidikan di era

global.

Metode mengajar merupakan bagian dari strategi mengajar, dimana

metode mengajar berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan,

memberi contoh dan memberikan latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan

tertentu, tetapi tidak setiap metode mengajar sesuai digunakan untuk mencapai

tujuan intruksional tertentu. Banyak metode intruksional yang dapat

digunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa, seperti metode ceramah,

metode diskusi, metode karya wisata, metode demonstrasi, metode

penampilan, metode studi mandiri, metode simulasi, metode induksi dan

deduksi, metode studi kasus, metode pemecahan masalah, metode seminar,

metode bermain peran, metode proyek, metode praktikum, metode pemberian

tugas dan resitasi dan lain-lain. Masing-masing metode ini memiliki kelebihan

dan kekurangan.2

Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih

metode-metode dari sekian banyak metode yang ditemukan oleh para ahli

sebelum menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan

instruksional. Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan oleh pengajar

dalam memilih metode pengajaran secara tepat dan akurat. Peltirnbangan

tersebut harus berdasarkan pada penetapan tujuan instruksional pengetahuan

3

awal siswa, bidang studi atau pokok bahasan, sarana penunjang, jumlah siswa,

dan pengalaman selia kewibawaan pengajar.

Belajar fisika dibutuhkan latihan-latihan keterampilan menurut

praktek yang dilaksanakan di dalam situasi kehidupan nyata (dalam pekerjaan

tertentu), atau dalam situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri situasi

kehidupan senyatanya. Latihan-latihan dalam bentuk simulasi pada dasamya

berlatih melaksakan tugas-tugas yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari­

hari. Salah satu ciri terpenting dalam permainan simulasi ialah menyenangkan.

Membantu para siswa agar memperoleh kesenangan di kelas merupakan suatu

pendekatall yang melluju ke arah proses belajar yang aktif dan akan

memberikan semua bentuk hasil belajar. Salah satu hasil dari simulasi adalah

siswa akan lebih termotivasi, juga suasana di kelas tidak meresahkan,

ll1enakutkan, dan perll1ainan simulasi dapat merangsang ll1illat dan gairah

anak-anak dalam belajar. Motivasi merupakan salah satu sarana yang paling

berguna pada permainan simulasi. Rasa senang terlibat dalam proses

perll1ainan simulasi dapat ll1engakibatkan para siswa akan mampu ll1emahami

hal yang dipelajari secara sempurna. Permainan simulasi melahirkan suatu

diskusi di ruang kelas yang terpimpin. Kegiatan diskusi dapat membantu

siswa-siswa untuk menguasai tugas-tugas, mempraktikan keterampilall

mlerpersonal dan melakukannya dengan tepat sehingga dapat mellikmati

ell1osmya.

Kemampuan dasar bekerja ilmiah di jenjang pendidikan dasar sampai

menengah banyak berisikan dengan keterall1pilan proses yang ll1ellcakup

keterampilan mengajukan pertanyaan, melakukan pengamatan (observasi),

mengelompokkan (klasifikasi), melakukan inferensi, ll1eramalkan (prediksi),

menafsirkan (interpretasi), merencanakan percobaan atau penyelidikan,

menggunakan alat/bahan, berkomunikasi, clan berhipotesis. Selanla ini

pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA selalu dihubungkan

dengan kegiatan eksperimen, padahal masih ada metode pembelajara IPA

yang lain, salah satullya adalah simulasi. Jika simulasi melljadi alternatif

4

IPA tetap melalui proses. Oleh karena itu diperlukan kerangka penerapan

pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran dengan metode

simulasi.3

Di sisi lain penyajian materi pelajaran fisika yang lain adalah

penyajian pelajaran dengan metode pemberian tugas (resitasi). Tugas yang

diberikan kepada siswa dapat dikerjakan di sekolah dan di rumah. Dengan

menggunakan metode pemberian tugas dan resitasi tersebut siswa diharapkan

dapat turut aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat memanfaatkan

waktu yang tersedia secara efektif dan efisien. Bila hanya memanfaatkan

waktu yang tersedia di sekolah saja, maka tidak akan mencukupi tuntutan

luasnya pelajaran yang harus diselesaikan seperti tercantum dalam kurikulum.

Hal ini disebabkan oleh padatnya kegiatan pendidikan dalam usaha

meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran.

Konsep-konsep fisika di kelas VII semester ganjil cukup sulit dipahami

siswa sehingga perlu waktu di luar jam sekolah untuk memperdalam materi

yang telah dipelajari. Dalam konsep fisika bukan hanya teori saja, melainkan

rumus-rumus yang dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

memecahkan soal-soal fisika diperlukan latihan yang sesering mungkin

sehingga siswa terbiasa dengan sosl-soal analisis, maka metode ceramah saja

kurang tepat, karena sekarang ini dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan

menuntut siswa cerdas tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif

dan psikomotorik. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk dapat mengubah

suasana pembelajaran siswa pasif ke arah yang memungkinkan siswa aktif

dalam belajar, membimbing siswa lebih banyak menyelesaikan tugas-tugas di

sekolah maupun di rumah.

Pemberian tugas harus diseltai dengan resitasi, karena adakalanya

siswa dalam mengerjakan tugas YaJlg diberikan hanya dengan cara menunjuk

beberapa siswa untuk mengerjakan kembali soal-soal tugas di sepan kelas,

kemudian dilaJ1jutkan dengan pembahasan soal-soal yang dianggap sulit oleh

5

mayoritas siswa. Dengan metode pelajaran tersebut siswa dapat lebih giat

belajar dan memperdalam penguasaan materi pembelajaran serta terbiasa

mengisi waktu luang di luar jam pelajaran.4

Dengan melihat !atar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

mengangkat judul "Perbandingan Metode Simulasi (Main Peran) dan

Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Basil Belajar Fisika Siswa".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan terdapat

beberapa masalah, di antaranya yaitu:

1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa?

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa?

3. Metode pembelajaran apakah yang dapat membangkitkan keaktifan siswa

dalam pelajaran fisika?

4. Apakah metode simulasi dan pemberian tugas (resitasi) dapat

meningkatkan hasil belajar fisika siswa?

C. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada perbandingan metode

mengajar dengan menggunakan metode simulasi dan pemberian tugas

(resitasi) terhadap hasil belajar fisika pada konsep massa jenis dan sifat zat

pada dua kelompok siswa yang berbeda. Batasan-batasan masalahnya adalah

sebagi berikut:

1. Penelitian dilakukan pada kelas VII SMPIMTs.

2. Perbandingan dilihat dari perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajar

dengan menggunakan metode simulasi dengan hasil belajar fisika siswa

yang diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas dan resitasi.

3. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif yang meliputi ingatan

(retention), pemahaman (comprehension), dan aplikasi (application).

4 Berti Yolida, "Penerapan Metode Resitas; dalam Meningkatkan Motivasi dan HasH

6

4. Metode yang digunakan adalan metode simulasi dan metode pemberian

tugas (resitasi).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara dua kelompok yang diajar

dengan menggunakan metode simulasi dan pemberian tugas (resitasi).

2. Apakah hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan metode simulasi lebih

tinggi daripada hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan

metode pemberian tugas (resitasi)?

E. Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi bagi pihak sekolah dalam memilih metode

pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan anak didiknya dan

situasi serta keadaan Iingkungannya.

2. FITK DIN sebagai lembaga pendidikan bagi calon gum, hasil penelitian

ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya meningkatkan kualitas

para lulusannya.

3. Bagi gum yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan

bahan pertimbangan dalam perencanaan pengajaran khususnya dalam

menentukan dan mengkombinasikan metode mengajar yang tepat untuk

pengajaran materi fisika.

4. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi dalam

kegiatan belajar mengajar di sekolah dan meningkatkan hasil belajar.

BARIl

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Pcngcliian Belajar

Usaba pemahaman mengenai makna belajar ini akan diwakili

dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa

definisi tentang belajar seperti yang dikutip oleh Sardiman, antara lain

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Cronbach memberikan defmisi: learning is shown by a change in

behaviour as result of experience. Belajar ditunjukkan dengan

perubahan pada tingkah laku sebagai basil dari latihanlpengalamannya.

b. Horald Spear memberiakn batasan: learning is to observe, to read, to

initate, to try something themselves, to listen, to allow direction.

Belajar adalah mengamati, membaca, kemudian memprakarsai untuk

mencoba sesuatu sendiri.

c. Geoch, mengatakan: learning is a change in performance as a result of

practice. Belajar adalah perubahan dalam perbuatan sebagai hasil dari

latihan.'

Dari ketiga defmisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar

itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamat~

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih

baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak

bersifat verbalistik.

Selain pendapat di atas, menurut Morgan seperti yang dikutip oleh

Ngalim Purwanto dalam bukunya "Psikologi Pendidikan ",

mengemukalmn bahwa "belajar adalah setiap perubahan yang relatif

menetap dan tingkah laku yang teJjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

8

pengalaman".2 Menurut pendapat ini, belajar membawa suatu perubaban

pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya pada jumlah

pengetahuan, melainkan juga berbentuk kecakapan, kebiasaan,

penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendekatan mengenai segala aspek

organisme atau pribadi seseorang.

Sedangkan W.S. Winkel dalam bukunya "Psikologi Pengajaran",

mengemukakan bahwa "belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai

aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai silmp, dimana perubahan ini bersifat

secara konstan dan berbekas".3 Dari pendapat ini tampak bahwa belajar

hanya dibatasi pada segi mental saja, yaitu proses aktifitas psikis

seseorang.

Definisi lain mengemukakan bahwa "belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhalm, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan Iingkungannya". 4 Pendapat ini lebih

menekankan pada proses ataupun usaha yang dilakukan individu dengan

lingkungannya yang mungkin bisa berupa pribadi, fakta, konsep atau teori,

untuk memperoleh perubahan dirinya.

Menurut I-IiIgard yang dikutip oleh Nasution dalam buku "Didaktik

Asas-asas Mengajar" mengatakan bahwa "learning is the proses by which

an activity originates or is changed through training procedures (whether

in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from

changes by factors not attributable to training". Belajar adalah proses

yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latiban

(apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang

dibedakan dar! perubahan-perubahn oleh faktor-faktor yang tid@]<

2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h. 84.3 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1996), h,53. ..

9

termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja

bukan termasuk hasil belajar.5

Dari definisi-defmisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

belajar adalah proses perubahan dalam diri manusia. Apabila setelah

belajar tidak ada perubahan dalam diri individu, maka tidak dapat

dikatakan bahwa pada dirinya telah berlangsung proses belajar. Perubahan

yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang lebih baik, perubahan itu

teljadi pada perubahan intelektual, maupun perubahan pada pribadi siswa.

Belajar merupakan proses perubahan yang pada manusia karena sering

malakukan latihan pada dirinya baik latihan dalam lingk:ungan formal

ataupun lingkungan informal. Pendidikan modern harus memperhatikan

perkembangan seluruh pribadi anak. Pengetahuan tetap penting, akan

tetapi harus berfungsi dalam hidup anak dalam bentuk kecakapan,

kebiasaan, sikap, pengertian, minat dan penyesuaian diri.

2. Hakilmt Belajar IPA Fisika

Fisika adalah ilmu tentang gejala dan perilaku alam sepanjang

dapat diamati oleh manusia. Jadi, jelas bahwa teknik-teknik pengamatan

(observasi) merupakan bagian yang amat penting dalam pengajaran

fisika. 6

Banyak faktor yang dapat membuat pembelajaran fisika menjadi

lebili menarik dan menghasilkan prestasi siswa yang tinggi. Namun, satu

faktor terpenting untuk hal itu adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam

proses pembelajaran. Siswa terlibat secara aktif dalam mengamati,

mengoperasikan alat, atau berlatih menggunakan objek konkret sebagai

bagian dari pelajaran.7

Membicarakan hakikat fisilca sama halnya dengan membicarakan

hakikat sains karena fisika merupakall bagiall yang tak terpisahkan dari

5 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 35.6 Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Hakikat Pembelajran MIPA dan Kiat

10

sains. Oleh sebab itu, karakter fisika pada dasarnya sama dengan

karakteristik sains pada U1l1umnya.

Banyak orang menyatakan bahwa sains adalah pengatahuan,

khususnya fakta atau prinsip, diperoleh melalui kajian sistematik, sebuah

cabang khusus pengetahuan yang berkaitan dengan fakta-fakta atau

kebenaran yang di atur secara sisitematis. Definisi tersebut lebih

menekankan hasil daripada cara 1l1emperoleh hasil. Namun benyak

ilmuwan terkenal berpendapat lain, artinya sangat berbeda dengan definisi

di atas. Carl Sagan yang dikutip oleh Supriyono Koes, mendefinisikan

sains lebih sebagi sebuah cara berpikir daripada satu kumpulan

pengetahuan. Saban mengatakan tentang sains:

Tujuan sains adalah untuk menemukan bagaimana alam bekerja,1l1encari bagaimana aturmlliya, memecahkan keteraturan yang ada daripartikel-pmiikel subnuklir yang mungkin membawa komponen utamasuatu materi, makhluk hidup, komunitas sosial manusia, dan kemudiankosmos secara keseluruhan. Persepsi ini mungkin mengalami distorsioleh latihan dan praduga atau bahkan karena keterbatasan indera yangtentu saja menerima secara langsung tetapi hanya sebagian kecil darigejala alam. Sains didasarkan atas eksperimen, pada ke1l1ampuan untukmenantang dogma lama, pada keterbukaan untuk melihat alall1 semestaseperti apa yang sesungguhnya. Serta melia sains kadang-kadangmembutuhkan keberanian paling tidak keberanian untuk1l1empertanyakan kebijaksanaan konvensional. 8

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA

merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secm'a sistematis

dalam bentuk kU1l1puian konsep, prinsip, teori, dan hukum. IPA dapat

dipandang sebagai produk yaitu ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui

metode ilmiah, dan dapat dipandang sebagai proses yaitu sebagai pola

pikir atau metode berpikirnya. Pengajaran IPA di sekolah tidak hanya

mementingkan penguasaan siswa terhadap fakta, konsep dan teori-teori

IPA (sebagai produk), tetapi yang lebih penting adalah mengerti terhadap

bagimana fakta, konsep teori IPA ditemukan.

11

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar atau achievenment merupakan realisasi pemekaran

dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari

perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar yang

diukur dalam jenjang pendidikan untuk saat ini melibatakan tiga aspek

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Di sekolah hasil belajar dalam

mata pelajaran tersebut dilambangkan dengan angka-angka untuk aspek

kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik dilambangkan dengan

huruf A, B, C, dan D.9

Prestasi atau hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seeOl'ang

ketika mengeljakan tugas atau kegiatan tertentu. Perestasi akademik

adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah

atau perguruan tinggi yang yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan

melalui pengukuran dan penilaian. 1O

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti

sesuatu yang teljadi di diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari

adanya perubahan kognitif/pengetahuan untuk kemudian berpengaruh

pada perilakuII

Bloom dan kawan-kawannya sebagaimana dikutip oleh Depag

(1989: 176-177) mengklasifJkasikan hasil belajar menjadi 3 domain yaitu

ranah kognitif, psikomotor, dan sikap. Ranah kognitif, menaruh perhatian

pada keterampilan intelektual; psikomotorik berkaiatan dengan

keterampilan motorik; dan ranah sikap berkaitan dengan pengembangan

ik '1 . d ·12perasan, sap, ill aI, an emOSI .

9 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2003), h. 52-53.

to Tulus Tu'u, Peran disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: PT Grasindo,2004), h. 75.

I I Usman Melayu, Berita STMT Trisakti. Edisi 084, (Januari 1999), h. 55._. -~ ~- ~ • • ...... • ! ......__ ..1 _

12

Dari uraian teori dan konsep tentang hasil belajar di atas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perilaku berupa pengetahuan,

keterampilan, sikap, informasi, dal1 strategi kognitif yang baru diperoleh

siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suasana atau kondisi

pembelajaran. Pengetahuan, keteralUpilan, sikap, informasi, dan strategi

kognitif tersebut adalah bam, bukan yang telah dimiliki siswa sebelum

memasuki kondisi atau situasi pembelajaran dimaksud. Untuk menentukan

tingkat penguasaan, kemampuan dan keterampilan digunakan hasil tes

belajar.

4. Hakikat Hasi! Belajar Fisika

Pada dasamya ilmu pengetahuan dapat digolongkan menjadi

beberapa golongan, diantaranya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

yang bidang sasal'annya berupa fenomena alam, kemudian IPA dibagi

menjadi beberapa cabang disiplin ilnm, diantaranya adalah fisika. Mata

pelajara11 fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari

tentang gejala-gejala alam yang terjadi di dalamnya.

Keterbatasan indera manusia menyebabkan banyak gejala dan

perilaku alalU tidak dapat dialUati secara langsung. 13 Susunan partikel pada

zat adalah salah satu contoh objek alalU yang ada, tetapi manusia tidak

dapat melihat bagaimana susunan partikel pada suatu zat. Sebaiknya, para

pengajal' fisika membuat pengajaran fisika seperti ini lebih menarik

sehingga hasil belajar fisika dapat dicapai lebih optimal.

Dalam kegiatan proses belajar mengajar ada dua aspek utama pada

mata pelajaran IPA, yaitu aspek teoritis dan empiris. Kedua aspek ini

saling terkait dan saling mengisi. Ide-ide yang melahirkan teori hams diuji

secara empiris. 14 Jika suatu teori tidak dapat dijelaskan melalui ceramah

atau eksperiman karena konsep yang abstrak seperti massa jenis dan sifat

zat, maka guru dapat memberika11 suatu model pembelajara11 yang dapat

13 Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Gp. cit., h. 9.14 Eko Suyanto, "Perbandingan HasH Belajar Fisika Antara Pembelajaran dengan Metode

. -- • _. T'\.: ..~: '1"'................ n:

13

mengkonkretkan sebuah teori yang abstrak sehingga peningkatan

pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat yang

berpengaruh juga pada hasil belajar fisikanya.

Yang dimaksud hasil belajar fisika di sini mengacu pada pendapat

Nana Syaodih Sukmadinata bahwa Hasil belajar atau achievenment

merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau

kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang

dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan

pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hasil

belajar fisika dapat dilihat dari aspek kognitif berupa hasil tes belajar, serta

keterampilan motorik siswa, dimana siswa ikut berperan aktif ketika

proses belajar mengajar.

5. Faktor-faktor yang MempengaI'uhi Hasi! Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utarna yakni faktor

dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau

faktor lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut

kemampuan yang dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengarulmya

terhadap hasil belajar yang akan dicapai. 15

Adapun uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses

dan hasil belajar tersebut adalah sebagai berikut:16

a. Faktor dari luar

Faktor dari luar terdiri dari dua bagian penting, yakni:

l) Faktor environmental input (lingkungan)

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil

belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan

lingkungan sosial. Lingkungan fisik/alami termasuk di dalarunya

adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan

sebagainya. Belajar pada keadaan udara yang lebih segar, akan

1; Robertus Angkowo dan Kosasib, Oplima/isasi Media Pembe/ajaran (MempengaruhiMotivasi. Hasi/ be/ajar. dan Kepribadian). (Jakarta: PT Grasindo, 2007), b. 50.

- -. ~ • ';T>, T> .. __.L~L_

14

lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang

panas dan pengap. Lingkungan sosial, bailc yamg berwujud

manusia maupun hal-hallainnya, juga dapat mempengaruhi proses

dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal

yang rumit dan membutuhkan konsentrasi tinggi, akan terganggu

bila ada orang lain yang mondar mandir di dekatnya, keluar masuk

kamarnya, atau bercakap-cakap yang cukup keras di dekatnya.

Ataupun lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik,

hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan sebagainya.

2) Faktor-faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan

dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai

sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah

dirancangkan.

Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktor-fak1:or

keras (hardware), seperti;

a. Gedung perlengkapan belajar

b. Alat-alat praktikum

c. Perpustakaan, dan sebagainya

Maupun faktor-faktor lunak (softwear), seperti:

a. Kurilculum

b. Bahan/program yang harus dipelajari

c. Pedoman-pedoman yang harus dipelajari

b. Faktor dari dalam

Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan

yang dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil

belajar yang akan dicapai. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri

siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi,

15

minat, perhatian, silmp, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial

ekonomi, kondidsi fisik dan psikis. 17

Uraian di atas menjelaskan bahwa faktor Iingkungan atau

luar juga sangat penting untuk mempengaruhi hasil belajar siswa.

Sarana dan prasarana sekolah sangat mendukung berjalannya proses

belajar mengajar. Salah satu dari sarana yang disediakan oleh pihak

sekolah yang turut menentukan hasil belajar siswa adalah pendekatan

belajar (approach to learning). lni berkaitan dengan upaya belajar

yang dilakukan siswa yang meliputi strategi dan metode pembelajaran.

Faktor dad dalam diri siswa sangat kuat pengaruhnya terhadap hasil

belajar siswa. Siswa yang mempunyai minat dan motivasi yang kuat

serta keadaan fisik dan psikisnya bagus untuk belajar maka hasil

belajarnya akan optimal.

6. Pcngcrtian Mctodc Mcngajar

Metode dan teknik dapat dibedakan berdasarkan kemungkinan

luasnya penggunanan cara penyajian bahan atau pengorganisasian kegiatan

belajar mengajar. Kalau cara tersebut hanya cocok ul1tuk bidang studi atau

bagian tertentu yang spesifik, disebut teknik, sedangkan kalau dapat

dipergunakan dalam berbagai konteks bidang studi, disebut metode. ls

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergnnakan oleh seorang pengajar atau instruktur.

Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai pengajar untuk

mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas,

baik secara individual atau secara kelompoklklasikal, agar pelajaran itu

dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin

baik metode mengajar, makin efektifpula pencapaian tujuan.19

17 Robertus Angkoro dan Kosasih, Op.cit., h. 50-5l.18 Abin Syamsudin M., Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),

- -"--"

16

Menurut kamus Inggris-Indonesia, kata "metode" berasal dari kata

"method" yang artinya "cara"20 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,

"metode" adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

maksud, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan palaksanaan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan21

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpuikan bahwa metode

digunakan sebagai suatu cara dalam menyampaikan suatu pesan atau

materi pelajaran kepada anak didik. Metode mengajar yang tidak tepat

guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses balajar

mengajar sehingga banyak waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia. Oleh

karena itu metode yang diterapkan gum bam berhasil, jika mampu

dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Semakin baik pemilihan metode mengaj ar yang sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai semakin baik pula hasil belajar yang akan dicapai. Hal ini

menunjukkan guru atau pendidik dapat memilih metode yang tepat dan

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai maka tujuan itu akan

lebih mudah dicapai.

7. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar

a' Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati

yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan

belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang

tidak menggunakan metode pengajaran. lui berarti gum memahami

benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam

kegiatan belajar mengajar.

b. Metode sebagai strategi pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar, gum hams memiliki strategi

agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efesien, mengenai pada

20 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus lnggris-Indonesia, (Jakrta: GramediaPustaka l!,tarna, 2000), Cet. XXV. h. 379.

17

tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu

adalah harus menguasi teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut

metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi

pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalanl kegiatan

belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana

kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru sebaiknya menggunakan

metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga

dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan

pengajaran.22

Metode mengajar merupakan faktor luar, termasuk dalam

faktor instrumental yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor

instrumental ini dirancang oleh pihak sekolah yang diharapkan dapat

berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran

sehingga tercapai pula hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

8. Metode Simulasi

a. Pengertian Metode Simulasi

Menurut arti katanya, simulasi (simulation) berarti tiruan atau

suatu perbuatan yang bersifat pura-pura saja. Sebagai metode

mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang

menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Maksudnya ialah siswa

(dengan bimbingan guru) melakukan peran dalam simulasi timan

untuk mencoba menggalillbarkan kejadian yang sebenarnya, maka di

dalam kegiatan simulasi, peserta atau pemegang peran melakukan

lingkungan tiruan dari kejadian yang sebenarnya.23 Menurut Mulyati

Arifin, Simulasi adalah suatu metode dimana seseorang

mempertunjukkan masalah, suatu kejadian, situasi atau objek tertentu

22 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Be/ajar mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),

18

yang dibuat mirip dengan aslinya. 24 Sedangkan menurut Supriyono,

metode simulasi merupakan metode pembelajaran yang melatih siswa

untuk belajar keterampilan dasar sampai ke eksplorasi ruang.25

Menurut Oemar Hamalik dam bukunya Pendidikan Guru

Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, menyatakan bahwa simulasi

adalah mirip dengan latihan, tetapi tidak dalam realitas sebenarnya,

melainkan seolah-olah dalam bayangan yang menggambarkan keadaan

sebenarnya dalam arti terbatas, tidak meliputi semua aspek.26 Simulasi

sering dikaitkan dengan permainan. Terdapat perbedaan di antara

kedua permainan tersebut. Di dalam permaiann (games), para pemain

melakukan peraingan untuk mencapai kemenangan atau mengalahkan

lawannya. Selain itu, permainan lebih memberi hiburan (kesenangan)

kepada pemain-pemainnya. Dalam simulasi, unsur persaingan,

mencapai kemenangan dan peristiwa tersebut tidak ada, sehingga

simulasi lebih bersifat realitas dan mengandung nnsur pendidikan

daripada permainan.

Metode simulasi digunakan dalam semua sistem pengajaran,

terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tnjuan­

tujuan tingkah laku. Metode simulasi digunakan pada empat kategori

keterampilan, yaitu kognitif, psikomotor, reaktif dan interaktif.

Keterampilan-keterampilan tersebnt diperlukan untuk mengembangkan

keterampilan-keterampilan produktif yang lebih kompleks.27

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

metode simulasi adalah suatu metode pembelajaran yang melatih siswa

untuk melakukan suatu perbuatan yang bersifat pura-pura yang

24 Mulyati Arifin, Pengembangan Program Pengajaran Bidang S/udi Kimia, (Surabaya:Airlangga University press, 1995). Cet.!, h.127.

25 Supriyono Koes, Op.cit., h. 65-66.26 Oemar Hamilik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendeka/an Kompe/ensi, (Jakarta:

Bumi Ak~,ara, 2006), h.137.

19

menggambarkan keadaan sebenarnya dan berorientasi pada tujuan­

tujuan tingkah laku.

b. Metode Simulasi dalam Pembelajaran Fisika

PembeJajaran konsep IPA (kimia, fisika dan bioJogi) seJama ini

banyak diajarkan denan ceramah dibandingkan dengan kegiatan Jain.

lni dilakukan karena kesulitan guru dalam mengajarkan konsep-konsep

ini. Beberapa alternatif pembelajaran telah diajarkan melalui kegiatan

praktikum, demonstrasi dengan media komputer video. Penggunaan

media ini cukup membantu dan meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan siswa. Akan tetapi, penggunaan media ini memberikan

sedikit pengalaman melakukan kegiatan riil, dan kurang dalam

memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan kreativitasnya.

Metode simulasi dapat digunakan dalam pembelajaran fisika,

termasuk dalam konsep perubahan massa jenis dan sifat zat. Di sini,

para siswa diminta untuk membentuk kelompok kemudian setiap

kelompok untuk mengatur posisi seperti partikel-partikel es batu, air

dan udara. Es batu tersebut dipanaskan atau terkena panas matahari,

sehingga meleleh menjadi air. Air yang terbentuk dipanaskan sampai

mendidih. Para siswa di depan kelas memainkan simulasi bagaimana

mereka memainkan sebagai partikeJ-partikel mulai dari es meleleh

menjadi air, kemudian mendidih menjadi uap.

Metode simulasi main peran dapat menjadi alternatif dalam

mengembangkan kreativitas siswa. Melalui metode simulasi dapat

mengkonkretkan peristiwa yang kasat mata maupun abstrak dengan

peragaan fisiko Selain itu peragaan dengan simuJasi dapat menciptakan

peluang siswa untuk membangun dan menemukan sendiri

pengetahuannya. Selama melakukan simulasi siswa diminta untuk

20

dapat melakukan pengamatan, menuliskan data, melakukan interpertasi

dan dapat menyimpulkan kegiatan tersebut.28

c. Langkah-Ianglmh Metode Simlliasi

Model pembelajaran ini memiliki langkah-Iangkah sebagai

berikut:29

Tabap I: Orientasi. Menyajikan topik luas tentang simulasi dankonsep-konsep harus digabungkan ke dalam aktivitassimulasi secara langsug. Mejelaskan simulasi danpermainan. Memberi gambaran umum tentang simulasi.

Tabap 2: Pelatihan Peserta. Merancang skenario (aturan, peranprosedur, penskoran, jenis-jenis keputusan yang harusdibuat, tujuan). Menugasi peran. Mengontrol sesi latihanringkas.

Tabap 3: Pelaksanaan Simulasi. Melaksanakan aktivitas permaianpengadministrasian permainan. Memperoleh umpan balikdan evaluasi (dari kinerja dan dampak keputusan).Menjelaskan kesalahan konsep, menelUskan simulasi.

Tabap 4: Menanyai Peserta (beberapa atau semua dari aktivitasberikut). Merangkum kejadian dan persepsi. Merangkumkesulitan dan pemabaman. Menganalisis proses.Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata.Meghubugkan aktivitas simulasi ke muatan pelajaran.Mengevaluasi dan merancang kembali simulasi.

Sedangkan langkah-Iangkah yang ditempuh oleh guru bila ia

mengajar dengan memakai motode simulasi adalah sebagai berikut: 30

a. Persiapan Simulasi

1) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai

oleh simulasi.

2) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan

disimulasikan.

3) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi,

peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu

yang akan disediakan.

28 Sarwanto, "Keterampilan Proses dalam Simulasi Main Peran". Jurnal PendidikanMIPA ,vol.8 no.l, (Januari 2007), h. 64.

29 Supriyono Koes, Loc.cit., h. 65-66.1n ~__ • ., . •

Hal ini

daJam

21

4) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.

b. Pelaksanaan Simulasi

1). Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.

2). Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.

3). Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang

mendapat kesulitan.

4). SimuJasi hendaknya dihentikan pada saat puncak.

dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir

menyeJesaikan masaJah yang sedang disimuJasikan.

c. Penutup

1). MeJakukan diskusi baik tentang jaJannya simuJasi maupun materi

cerita yang disimulasikan. GulU harus mendorong agar siswa

dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses

pelaksanaan simuJasi.

2). Merumuskan kesimpuJan.

Untuk melaksanakan metode simulasi gUlU harus

mempersiapkan Jangkah-Iangkah yang matang sehingga akan tercapai

hasil yang diinginkan. Ketika simulasi sedang berjalan, siswa lain

diharapkan mencatat serta menyimpulkan apa yang disampaikan oJeh

temannya. GUlU juga bertugas membimbing siswa sebeJum bermain

simulasi serta mengkomentari hasiJ simulasi setelah siswa selesai

bersimulasi.

22

d. Model Pembelajaran dengan Metode Simulasi

Dampak instruksional disajikan melalui panah garis tebal dan

dampak sertaan disajikan melalui panah garis putus-putus]!

Konsep danketerampilan

Model Simulasi

Rasa keefektifan I

..<>::.. ::::.:::.: .

." · ....·· ..·.. ·..··· .. ·........ .--p-e-m-i-k-ir-an-kr-i-ti-s-d-an----,

pengambilan keputusan......• " .

....................~ Empati I

Penghadapankonsekuensi Kesadaran peran

peluang

Pengetahuan sistemekonomi dan politik

e. Telrnik Simulasi

Teknik simulasi digunakan dalam semua sistem pengajaran,

terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tujuan­

tujuan tingkah laku. Teknik simulasi digunakan pada empat kategori

keterampilan yaitu, kognitif, psikomotorik, reaktif, dan interaktif.32

1) Simulasi dalam matra kognitif

Pemecahan masalah yang khusus, perencanaan, dan tugas­

tugas membuat keputusan dapat disimulasikan dengan menyajikan

situasi yang nyata dan data kepada siswa. Siswa bertindak selaku

pembuat keputusan atau sebagai perencana. Teknik simulasi

memiliki keuntungan tertentu, yakni: (1) faktor keselamatan jika

mereka membuat pertimbangan yang keliru dalam situasi nyata

mungkin akan menimbulkan kerugian/kerusakan terhadap pihak

~: Supriyono Koes, Loc.cit., h. 66.

23

lainnya, dan (2) penghematan waktu, karena hasil-hasil keputusan

yang biasanya baru tampak setelah beberapa hari/minggu, dengan

simulasi sudah dapat diketahui dalam beberapa jam saja.

2) Simulasi dalam matra psikomotor

Simulasi (dalam bentuk off the job training) dilaksanakan

pada semua bidang latihan keterampilan psikomotor. Keuntungan

pengguna teknik itu ialah memberikan pengalaman, mengurangi

bahaya-bahaya yang terjadi pada latihan di lapangan (on the job

training), menghemat penggunaan pedengkapan produktif dan

meningkatkan dampak latihan. Dengan teknik itu, latihan yang

menggunakan perlengkapan, ruang dan waktu, serta keterampilan

yang kompleks dapat disederhanakan dan lebih banyak kesempatan

yang disediakan bagi para peserta lainnya.

3) Simulasi dalam matra reaktif

Simulasi mengenai gejala-gejala sosial dan gejala-gejala

lainnya dimaksudkan untuk mengembangkan sikap dan nilai.

Misalnya yang berkenaan dengan masalah-masalah hubungan

antarkesukuan, masalah-masalah kekeluargaan, dapat diungkapkan

dalam bentuk studi kasus atau drarnatisasi atau sosiodarma. Dalam

kesempatan itu, para siswa dapat mengidentifikasi, melihat, dan

merasakan masalah-masalah tersebut berdasarkan pandangan/

pendapat para anggota kelompok-kelompok sosiallainnya.

4) Simulasi dalam matra interaktif

Teknik simulasi juga bermanfaat dalam rangka

pengembangan keterampilan-keterampilan interaktif dalam bidang

sosial dan situasi-situasi bisnis lainnya, dengan cara melibatkan

para siswa dalam perana-peranan tertentu, misalnya dengan metode

bermain peran (role playing).

24

Clark Abt yang dikutip oleh Mulyati Arifin, membagi metode

simulasi menjadi tiga yaitu: model, latihan, dan pengajaran Mikro.

Ciri-eiri sebagai berikut:33

I) Model: tidak aktif, dalam arti tidak langsung berinteraksi dengan

yang hadir, tetapi tetap mewakili beberapa karakteristile dari

kenyataan yang ada. Contohnya: globe model dari bumi

2) Latihan: suatu ak1:ifitas yang memberi kesempatan siswa untuk

berinteraksi seeara fisik dan verbaL Dalam olah raga banyak kita

jumpai kegiatan ini. Pelatih memberi latihan yang teratur dan

kemudian seera intensif bila akan beltanding.

3) Simulasi pengajaran: model ini semula banyak digunakan dalam

bidang militer, business, kedokteran dan administrasi. dan sekarang

ini digunakan dalam pendidikan.

Menurut Cathy Stein Grennbalth (1998) yang di kutip oleh

Mulyati Arifin, dengan menggunakan model simulasi dalam

pengajaran diharapkan ada 5 hal yang periu diperhatikan yaitu:34

I) Adanya minat yang lebih baik.

2) Pemberian informasi kepada siswa (bimbingan).

3) Keterampilan bertambah.

4) Sileap yang berubah, lebih baile.

5) Adanya penilaian yang dianggap standar pada simulasi.

f. Tujuan Metode Simulasi

Menurut Abu Ahmadi, metode sinmlasi mempunyai tujuan

sebagai berileut: 35

I) Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan melibatkan

siswa dalam mempelajari situasi yang hampir sempa dengan

kejadian yang sebenarnya.

33 Mulyati Arifin, Loe.cit., h. 127.'L._. _

25

2) Untuk melatih siswa menguasai keterarnpilan tertentu, baik yang

bersifat profesional maupun penting bagi kehidupan sehari-hari.

3) Untuk pelatihan pemecahan masalah.

4) Untuk memberikan rangsangan atau kegairahan belajar siswa.

5) Untuk merasakan atau memahami tingkah laku manusia dan

situasi-situasi masyarakat di sekitarnya.

6) Untuk melatih dan membantu siswa dalam memimpin, bergaul dan

memahami hubwlgan antara rnanusia, bekerja sarna dalam

kelompok dengan efektif, menghargai dan memahami perasaan dan

pendapat orang lain, dan memupuk daya kreativitas siswa.

Sedangkan menurut Mulyati Arifin, paling sedikit ada 10

tujuan yang dapat dicapai melalui kegiatan simulasi yaitu:

I) Meningkatkan perubahan sikap.

2) Mengubah sikap tertentu.

3) Menyiapkan siswa menghadapi pekerjaannya di masa yang akan

datang.

4) Memahami seseorang untuk memahami peranannya

5) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menerapkan konsep­

konsep tertentu

6) Mengurangi masalah yang kompleks.

7) Menggambarkan peranan yang mungkin mempWlyai dampak

terhadap keamanan manusia.

8) Memberi motivasi kepada siswa.

9) Mengembangkan berpikir analitis.

10) Mengurangi pengaruh dari suatu pihak teltentu.36

Dengan demikian, penggunaan simulasi dalam proses belajar

mengajar sesuai dengan kecenderungan pengajaran modern sekarang,

yaitu meninggalkan pengajaran yang bersifat pasif, menuju kepada

pembelajaran siswa yang bersifat individual dan kelompok kecil,

26

heuristik (mencari sendiri perolehan), dan aktif. Sesuai dengan hal itu,

simulasi memiliki tiga sifat utama yang dapat meningkatkan keaktifan

siswa di dalam proses belajar mengajar, ialah:37

I) Simulasi adalah bentuk teknik mengajar yang berorientasi kepada

keaktifan siswa dalam pengajaran di kelas, baik guru maupun siswa

mengambil bagian di dalarnnya.

2) Sirnulasi pada umurnnya bersifat pemecahan masalah yang sangat

berguna untuk melatih siswa melakukan pendekatan interdisiplin di

dalam belajar. Di samping itu, juga mempraktekan keterampilan­

keterampilan sosial yang relevan dengan kehidupan masyarakat.

3) Simulasi adalah model mengajar yang bersifat dinamis dalam arti

sangat sesuai untuk menghadapi situasi-situasi yang berubah yang

membutuhkan keluwesan dalam berpikir dan memberikan jawaban

terhadap keadaan yang cepat berubah.

g. Peranan Guru dalam Simulasi

Ada empat peranan yang dapat dilakukan guru dalam

memimpin atau mengelola simulasi bagi siswa-siswa, ialah:

1) Menjelaskan (explaining): siswa sebagai pemain peran perlu

memahami garis besar berbagai aturan dari kegiatan atau peralatan

yang dibutuhkan, atau tentang implikasi dari setiap tindakan yang

ia lakukan. Dalam hal ini, guru dapat memberikan penjelasan

sekedarnya kepada siswa. Pemahanlan siswa terhadap pokok

kegiatan simulasi serta implikasi-implikasinya.

2) Mewasiti (refereeing): guru hams membentuk kelompok­

kelompok dan membagi siswa dalam kelompok atau peran sesuai

dengan kemampuan dan keinginan siswa. Selain itu, guru harus

mengawasi partisipasi siswa dalam permainan simulasi.

27

3) Melatih (coaching): guru juga harus bertindak sebagai seorang

pelatih yang memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa agar

mereka dapat bermain dengan baik.

4) Memimpin diskusi(discussing): selama permainan berlangsung,

guru akan memimpin kelas dalam suasana diskusi. 38

h. Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Metode Simulasi

Untuk melaksanakan metode simulasi, guru perlu memiliki

kompetensi tingkah laku sebagai berikut:

I) Meneliti suatu situasi, masalah, atau permainan yang membantu

kelompok berusaha mencapai tujuan-tujuan instruksional, melalui

kegiatan simulasi.

2) Mengorgallisasi kegiatan agal' peranan-peranan dan tanggung

jawab jelas, material serta waktu dan ruang yang memadai.

3) Mempersiapkan pengarahan yang jelas kepada siswa yang ikut

serta dan mengklasifikasikan kegiatan yang akan membantu

pencapaian tujuan-tujuan yang telah diidentifikasikan.

4) Menyatakall pengarahan-pengarahan tersebut secara jelas kepada

siswa.

5) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bertalian dengan kegiatan

tersebut.

6) Memilih siswa untuk melakukan kegiatan yang menyajikan abilitas

di dalam kelas atau yang akan memperoleh manfaat dari kegiatan

tersebut.

7) Membantu para siswa yang terlibat dalam fase perencanaan.

8) Melakukan supervisi atas kegiatan untuk meyakinkan bahwa

peranan dan tanggung jawab dilaksanakan sebagainJana mestinya

sesuai dengan aturan dan petunjuk.

9) Memperbaiki saran-sman guna memperbaiki kegiatan siswa.

28

PERPUSTAKAAN UTAMAUIN SYAHI!) JAKARTA

10) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dipusatkan pada

kontribusi kegiatan untuk memperbaiki pemahaman siswa terhadap

tujuan yang dicapai dan guna memperbaiki simulasi berikutnya.

i. Kebaikan dan Kelemahan Metode Simulasi

Kebaikan dari metode simulasi adalah:

1) Kegiatan simulasi secara alami mendorong motivasi para siswa

agar berpartisipasi.

2) Strategi ini mendorong para guru untuk mengembangkan kegiatan

simulasi mereka sendiri dengan atau tanpa bantuan para siswa.

3) Strategi ini memungkinkan berbagai tipe eksperimen yang tidak

mungkin dalam lingkungan nyata.

4) Strategi ini mengurangi tingkat abstraksi, sebab siswa secara

langsung terlibat dalam kegiatan.

5) StTategi ini tidak menuntut keterampilan berkomunikasi kepada

para siswa Mereka hanya perlu pengarahan yang sederhana saja.

6) Strategi ini menuntut interaksi antarsiswa yang akan menciptakan

keakraban dalam kesatuan kelas.

7) Strategi ini menimbulkan sambutan positif dari para siswa yang

lamban, tak beruntung, atau kurang bermotivasi.

8) Kegiatan-kegiatan simulasi memajukan dan mengajari kegiatan

berpikir kritis, sebab mereka aktif menganalisis berbagai tindakan

serta berbagai konsekuensinya.

9) Strategi ini memungkinkan para guru bekerja sama secara luas

dengan para siswa sesuai dengan kemampuan mereka pada waktu

itu.

Sedangkan kelemahan-kelemahan dari metode simulasi adalah:

1) Efektivitas strategi dalam memperbaiki belajar bukan berdasarkan

pada penelitian.

2) Strategi ini sangat mahal jika simulasi itu bersifat komersial

dengan alasan untuk menambah motivasi.

29

3) Masih banyak orang yang mempertanyakan validitas teknik

simulasi berhubung dengan simulasi itu tidak dilaksanakan dalam

situasi senyatanya, tetapi hanya bayangan belalca yang masih

samar-samar.

4) Strategi ini menuntut pengelompokkan Slswa secara luwes

sehingga sering terjadi gerakan perpindahan, baik dalam kelas

maupun dalam bangunan, jadi sangat merepotkan guru dan siswa.

5) Kegiatan-kegiatan sinmlasi menunjukkan hubungan yang lebih

informal antara guru dan siswa. Keadaan ini dapat menyebabkan

guru dan siswa menjadi kurang merasa senang.

6) Strategi ini kadang-kadang mengundang kritik orang tua

berhubung kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bermain­

main.39

9. Metode Pembel'ian Tugas (Resitasl)

a. Pengel'tian Metode Pembel'ian Tugas (Resitasl)

Metode resitasi (penugasan) adalah me~ode penyajian bahan

dinlan guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan

belajar mengajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat

dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di

perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau dimana saja asal tugas

itu dapat dikerjakan.40

Pemberian tugas belajar biasanya dikaitkan dengan resitasi.

Resitasi adalall suatu persoalan yang bergayut dengan masalah

pelaporan anak didik setelah mereka selesai mengerjakan suatu tugas.

Tugas yang diberikan bermacam-macam, tergantung dari kebijakan

guru, yang penting adalah tujuan pembelajaran tercapai.41

140.39 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajal'an Bel'dasal'kan Pendekatan Sistem, op.cit., h.

40 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Be/ajar mengafal', Op.cit., h. 96: .

30

Menurut Roestiyah NK, tugas dapat diberikan dalarn bentuk

daftar sejumlah peItanyaan mengenai mata pelajaran teltentu, atau satu

perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya

pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan

yang lain, dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat

sesuatu, mengadakan observasi terhadap sesuatu dan bisa juga

melakukan eksperimen.42

Pemberian tugas adalah menekankan pada keterlibatan siswa

sacara optimal, dalam penbentukan tingkah laku dengan tujuan belajar

dan dapat pula dikembangkan suatu upaya bagaimana menciptakan

suatu bentuk pengajaran yang mengaktifkan guru maupun siswa dalam

proses belajar. Akan tetapi jumlah anggota kelompok yang terlalu

banyak sering tidak diperhitungkan oleh guru, sehingga keterlibatan

masing-masing siswa tidak maksimal dan rasa tanggung jawab

terhadap tugas sangat minim. Sebaliknya jumlah anggota yang tidak

terlalu banyak, partisipasi dari masing-masing siswa akan lebih

nampak yang diwujudkan kerja sarna dalam kelompok dan guru pun

terlibat secara aktif mengontrol siswanya sekaligus berperan sebagai

fasilitator.43

Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang

sengaja diberikan kepada siswa yang harus dilaksanakan dengan baik.

Tugas itu diberikan kepada siswa untuk memberikan kesempatan

kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada

petunjuk langsung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak

dapat menjalani secm'a nyata dan melaksanakan dari awal sampai

tuntas.44

42 Roestiyah NK, Slralegi elajar mengajar, (Jakarta; Bina Aksara, 1988), h. 133.4J Sri Purwiyatm i, "Perbandingan Hasil Belajar fislka Siswa yang pengajarannya Diberl

Tugas Antara Kelompok Keell dengan Kelompok Besar", Jurnal Pendidikan MIPA, volA no.2(Jull 2003), h. 55.,. -

33

Tugas yang diberikan kepada sIswa hendaknya

mempertimbangkan:

a) Tujuan yang akan dicapai

b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa

yang ditugaskan tersebut

c) Sesuai dengan kemampuan siswa.

d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekeIjaan

SIswa.

e) Sediakan waktu yang culmp untuk mengerjakan tugas tersebut.

2) Langkah peJaksanaan tugas

a) Diberikan bimbinganlpengawasan oleh guru.

b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekelja.

c) Diusahakanldikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh

orang lain.

d) Dianjurkan agar SIswa mencatat hasil-hasil yang Ia peroleh

dengan baik dan sistematik.

3) Fase mempertanggungjawabkan tugas

Hal yang hams dikerjakan pada fase ini:

a) Laporan SIswa baik lisanltertulis dari apa yang telah

dikerjakannya.

b) Ada tanya jawab/disk<lsi kelas.

c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes

atau cara lainnya.

d. Kelebihan dan Kelmt'angan Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

Metode pemberian tugas (resitasi) sama halnya dengan

metode-metode lainnya yaitu mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan metode pemberian tugas (resitasi) yaitu:47

1) Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif.

2) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab

dalam metode ini anak-anak harus mempertanggungjawabkan

segala sesuatu yang telah dikeljakan.

3) Membiasakan anak giat belajar.

4) Memberikan tugas anak yang bersifat praktis umpamanya

membuat laporan tentang kepribadian di daerah masing-masing,

kehidupan sosial dan sebagainya.

Kekurangan dari metode pemberian tugas (resitasi) antara lain:

1) Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain sehingga

anak tidak tahu menahu pekerjaan tersebut.

2) Sulit untuk memberikan tugas karena perbadaan individual anak­

anak dalam kemampuan dan minat belajar.

3) Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas denagn baik, cukup

menyalin hasil pekeljaan temannya.

4) Apabila tugas itu selalu banyak atau terlalu berat, akan

mengganggu keseimbangan mental anak.

Metode pemberian tugas dapat membangun kreativitas siswa

dalam belajar serta dapat memupuk rasa tanggung jawab terhadap

tugas-tugas yang didapat di sekolahan. Namun, di sisi lain metode ini

kurang maksimal jika tugas yang diberikan harus dibawa pulang oleh

siswa. Karena siswa belum tentu akan mengerjakan tugas-tugasnya

sendiri. Tidak sedikit siswa yang mempunyai guru privat di rumah

untuk membantu tugas-tugas tersebut dan kemungkinan seluruhnya

dikeljakan oleh guru privatnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Nuraeni dalanl penelitiannya yang berjudul "Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Simulasi Bertingkat Terhadap Hasil Belajar

Biologo Siswa" studi eksperimen di MTs N 10 Jakarata. Hasil penelitian ini

menunjukkan adanya pengaruh penerapan model pembelajaran simulasi

bertingkat terhadap hasil belajar biologi.

35

Hasil penelitian Sarwanto dalam jurnal yang berjudul "Keterampilan

Proses dalam Simulasi Main Peran", penelitian ini menunjukkan adanya

pengaruh keterampilan proses dalam pembelajaran IPA melalui metode

simulasi akan melibatkan siswa seeara aktif selama proses pembelajaran dan

peraneangan yang baik sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian I Wayan Karyasa dan I Wayan Muderawan

dalam jurnal yang berjudul "Metode Simulasi dalam Pengajaran Teori Orbital

Atom dan Molekul". Penelitian ini menunjukkan bahwa metode simulasi

dapat meningkatkan konsep-konsep abstrak dalam teori orbital atom dan

molekul dan dapat membuat pembelajaran lebih menarik.

Berdasarkan penelitian Edi Gunawan dalam penelitiannya yang

berjudul "Pengaruh Metode mengajar (Ceramah, Ceramah-Praktikum dan

Ceramah-Pemberian Tugas) Terhadap Hasil belajar Biologi Siswa"

eksperimen di SMP N I Cikarang Barat-bekasi. HasiI penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar biologi yang e]lkupdi

atas rata-rata dengan metode Ceramah-Pemberian tugas.

Hasil penelitian Belti Yolida dalam jurnal yang berjudul "Penerapan

Metode Resitasi dalam Meningkatkan Motivasi dan HasiI Belajar Biologi

Siswa", penerapan pembelajaran dengan metode resitasi dapat meningkatkan

motivasi dan hasiI belajar siswa.

Berdasarkan penelitian Sri Puriyatni dalam jurnal yang berjudul

"Perbandingan HasiI Belajar fisika Siswa yang Pengajarannya Diberi tugas

Antara Kelompok Keeil dengan kelompok Besar Kelas 3 IPA2 dan 3 SMU N 9

Bandar Lampung", menunjukkan bahwa adanya perbedaan rata-rata hasiI

belajar fisika sisiwa yang pengajarannya diberi tugas kerja antara kelompok

kecil dengan kelompok besar. Rata-rata hasiI belajar fisika siswa yang

pengajarannya diberi tugas kelompok keeillebih tinggi.

36

C. Keranglrn Berpikir

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan

begitu pesatnya, dan itu dapat dicapai oleh manusia karena belajar terus

menerus untuk menemukan sesuatu yang baru. Belajar halUslah bermakana.

Belajar yang bermakna itu dapat berlangsung bila anak didik berperan secara

aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga anak mempunyai pengalaman

sendiri dalam menerima pelajaran. Dengan demikian kegiatan belajar

mengajar tidak lagi bersifat teacher centered (berpusat pada guru).

Fisika sebagai bagian dari IPA mempunyai cakupan yang luas terdiri

dari konsep-konsep tentang gejala-gejala alam yang banyak dialami siswa

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran

fisika yang diberikan kepada siswa salah satu caranya yaitu dengan

meningkatkan proses interaksi belajar melalui kegiatan yang diperlukan dalam

menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran konsep IPA selama ini banyak

memakai berbagai macam metode, salah satunya adalah metode simulasi.

Metode simulasi dapat dijadikan alternatif dalam mengembangkan kreativitas

siswa. Melalui metode simulasi dapat mengkonkretkan peristiwa yang tidak

kasat mata atau abstrak dengan peragaan fisiko Selain itu peragaan dengan

simulasi dapat menciptakan peluang siswa untuk membangun dan menemukan

sendiri pengetahuannya. Simulasi bermain peran dalam proses balajar

mengajar melibatkan para siswa, baik laki-Iaki maupun perempuan, dengan

peran tertentu yang mungkin berbeda-beda.

Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan bahwa setiap metode

mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Metode simulasi

dapat membangun konsep-konsep yang abstrak yang tidak dapat dilakukan

eksperimen seperti pada bentuk partikel zat dalam konsep wujud zat, karena

partikel tidak bisa dilihat dengan kasat mata sehingga pembelajarannya

menjadi lebih konkret ketika diajarkan dengan metode simulasi. Keunggulan

lain dalam metode sinmlasi adalah: (I) dapat mengurangi kompleksitas situasi

sistem kehidupan nyata yang multivariable menjadi sistem dengan proporsi

37

mencari pengertian kata-kata atau istiIah-istilah yang berkaitan, mengevaluasi,

dan membuat keputusan; (3) dapat melibatkan kemampuan komunikasi siswa;

(4) yang lebih penting dalam pembelajaran fisika adalah penerapan metode

Dalam penyampaian materi pelajaran fisika sering digunakan metode­

metode pengajaran yang lain diantaranya metode pemberian tugas (resifasi).

Metode pemberian tugas (resitasi} ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas

dan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar. Tugas belajar dapat

diberikan guru di sekolah maupun di rumah. Pemberian tugas dilakukan

setelah siswa menerima penjelasan dari guru tentang suatu pokok bahasan

tertentu. Melalui metode pemberian tugas ini diharapakn siswa dapat

memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif dan efisien. Serungga dapat

mencapai hasiI belajar yang lebih baik. Berdasarkan beberapa teori, metode ini

juga mempunyai keunggulan lain seperti: dapat membiasakan anak untuk giat

belajar karena adanya tugas-tugas yang harus diselesaikan dan dapat

memupuk rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Metode pemberian

tugas ini juga mempunyai kelemahan dimana guru sulit untuk mengetahui

bahwa tugas-tugas yang diberikan benar-benar dikerjakan sendiri oleh siswa.

Dengan adanya keunggulan dan kelemahan antala metode mengajar

simulasi dan metode pemberian tugas (resitasi) yang digunakan dalam

penyampaian materi pelajaran fisika, maka diduga adanya perbedaan hasH

belajar fisika siswa apabila dua kelompok siswa yang berbeda diajarkan

dengan dua bentuk metode mengajar tersebut metode simulasi lebih unggul

dibandingkan dengan pemberian tugas (resitasi).

D. Perumusan Hipotesis

Dari kajian teori dan penyusunan kerangka piIcir, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Terdapat perbedaan hasH belajar fisika

siswa yang diajar menggunakan metode simulasi dengan hasH belajar fisika

yang menggunakan metode pemberian tugas (resitasi)

38

Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika antara siswa yang

diajar dengan menggunakan metode simulasi dengan siswa yang diajar

dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).

Hi: Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika yang signifikan antara

siswa yang diajar dengan menggunakan metode simulasi dengan siswa

yang diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).

Metode simulasi lebih baik daripada pemberian tugas (resitasi)

BABm

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

I. Mengetahui perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan

metode simulasi dan hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan metode

pemberian tugas (resitasi).

2. Untuk mengetahui apakah metode simulasi lebih unggul dibanding dengan

metode pemberian tugas (resitasi).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di MTs N 19 Pondok Labu Jakarta

Selatan. Penelitian dilaksanakall di kelas VII dari tanggal 24 Oktober sampai

dengan 26 November 2007, semester I tahun pelajaran 2007/2008 pada konsep

Massa Jenis dan Sifat Zat.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen (eksperimen

semu), yaitu metode penelitian yang tidak dapat memberikan kontrol penuh.

Ada dua kelompok penelitian, yaitu kelompok pertama adalah kelompok

eksperimen 1 yang menggunakan metode simulasi dan kelompok kedua

adalah kelompok eksperimen 2 yang menggunakan metode pemberian tugas

(resitasi).

Rancangan penelitian yang digunalmn adalah: Two Group, Pretest

Posttest Design. Rancangan tersebut berbentuk seperti diperlihatkan pada

Tabel1.

40

Tabell.

Desain Penelitian

Pemilihan Sampel Pretest Perlaknan Posttest

(R)E 0 1 XE O2

(R)K 01 XK O2

Keterangan:

(R)E : kelas eksperimen

(R)K : kelas kontrol

XE : perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperimen (metode

simulasi)

XK : perlakuan yang dilakukan pada kelompok kontrol (metode

pemberian tugas atau resitasi)

0 1 : Pretest

O2 : Posttest

Desain observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan

sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut

pretest dan observasi sesudah eksperimen disebut posttest. Perbedaan antar

pretest dan posttest diasumsikan sebagai efek dari perlakuan atau eksperimen.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek peneIitian. Sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti1. Dari pengertian tersebut, peneIiti

menentukan populasi dan sampel sebagai berikut:

1. Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah selurnh siswa MTs N 19 Pondok

Labu Jakarta SeIatan yang terdaftar daIam semester ganjil (I) pada tahun

ajaran 2007-2008.

I n 1 •• ~ .,

41

2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs N 19

Pondok Labu Jakarta Selatan talmn ajaran 2007-2008. Kelas yang diambil

adalah kelas VII-I dan kelas VII-2 karena kedua kelas tersebut

kemarnpuan siswanya homogen, bukan kelas unggulan dan materi yang

akan diajarkan adalah Massa jenis dan Sifat Zat.

3. Sampel

Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas, yaitu

kelas VII-l dan kelas VII-2. Masing-masing kelas berjumlah 30 orang dan

mempunyai kemampuan yang homogen. Teknik pengambilan sampelnya

adalah purposive sampling karena teknik pengambilan san1pel non random

berdasarkan tujuan. Pengambilan sampel ini dilakukan oleh peneliti dan

berdasarkan pertimbangan guru bidang studi yang bersangkutan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.

I. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pengajaran yang

menggunakn metode simulasi dan pemberian tugas (resitasi)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalal1 hasil belajar fisika siswa

Dari penelitian ini akan diperoleh data berupa skor hasil belajar fisika

sisiwa yang diperoleh melalui tes hasil belajar fisika berupa pretest dan

posttest.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan urntan satuan dasar.

Secara garis besar, analisis data meliputi tiga langkah yaitu: persiapan,

tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian2. Pendekatan

yang dilakukan untuk menganalisa data yang diperoleh dalam peneHtian ini

42

menggunakan t-test. Akan tetapi sebelunmya dilakukan uji normalitas dan

homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya analisis data.

I. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakab data yang

diperoleh dad populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wifori, dengan langkah­

langkah sebagai berikut:

a. Hipotesis

Ho: Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Hi : Data sampel berasal dad populasi tidak berdistribusi normal

@ Urutkan data sampel dari yang kecil ke yang besar

c. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus

Z. _X_i-:-X_1=

S

Dimana

Xi = data

X = rata-rata tunggal

8 = saimpangan baku

d. Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar

peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z di tulis

F(Z S; Zi) yang mempunyai rumus F(Zi) = 0,5 ±Z

e. Hitung proporsi ZI, Z2, ...Zn yang lebih kedl atau sarna dengan Z;. jika

proporsi dinyatakan oleh 8 (Z;), maka

S(Zi) =BanyaknyaZI' Zz, ...,Z"yang S; Z,n

f. Hitung selisih absolut F (Z) - 8(Z), pada masing-masimg data

g. Ambil harga Lit;, yang paling besar kemudian dibandingkan dengan nilai

L'ab dari tabelliliefors

h. Tentukan kriteda pengujian

43

1) Jika Lo< L'ab maka Hoditerima, yang beralii data sampel berasal dari

populasi berdistribusi normal

2) Jika Lo> Ltab maka Ho ditolak, yang berarti data sampel berasal dari

populasi tidak normal.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kedua kelompok

eksperiman berdistribusi normal4•

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data antara kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesamaan antara

dua populasi yang akan diteliti. Uji homogenitas yang dilakukan adalah

dengan zgi Fisher, tetapi terlebih dahulu dengan menelltukan normalitas

Ho dallHa.

Ho : a 2E = a2K

Ha : a2E > a2K

Ulltuk menguji homogellitas data digullakan rumus:

S'F - ,hit- sr'

2

dimalla

S: :varialls terbesal' dan si :varians terkecil

Adapun kriteria pengujiannya adalah:

Ho : diterima, jika Fh < F,

Ho : ditolak, jika Fh > F,

Ho : Data memiliki varians homogell

Ha : Data tidak memiliki val'ians homogen

Berdasal'kan hasil perhitungan data yang diperoleh, data bersifat

homogen terhadap dua kelompok eksperimen5•

44

3. Analisis Data

Setelah dilakukaan perhitungan nonnalitas dan homogenitas maka

dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Uji

ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifIkan

antara kelompok belajar yang menggunakan metode simulasi dengan

kelompok belajar yang menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).

Analisis data menggunakan perhitungan satatistik t-tes, dengan rumus

sebagai berikut:

Keterangan:

to = nilai t hitung

Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok simulasi

My = mean/nilai rata-rata hasil kelompok resitasi

Nx = jumlah siswa kelompok simulasi

Ny = jumlah siswa kelompok resitasi6

Hasil perhitlmgan statistik tersebut digunakan tmtuk menguji

kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t-tes dalam tabel

diJakukan taraf signifIkan 0,05. Apabila t-hittmg lebih besar dari harga

tabel berarti dapat dikatakan bahwa siswa yang diajar dengan simulasi

lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan metode pemberian tugas

(resitasi).

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan adalah tes hasil belajar fIsika, yaitu tes

yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa yang menguasai materi

yang telah diberikan. Tes hasil belajar ini dalam bentuk tes objektif atau

,- .

45

pilihan ganda. Dntuk mengetahui kemampuan awal siswa maka diberi tes

awal, sedangkan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan

maka diberi postes.

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu:

1. Variabel independent (bebas) adalah metode pengajaran diantaranya

menggunakan metode simulasi (XE) dan metode pemberian tugas atau

resitasi (XK)

a. Definisi konseptual

Metode simulasi adalah metode dimana seseorang

mempertunjukkan masalah, suatu kejadian, situasi atau objek teltentu

yang dibuat mirip dengan aslinya.

Metode pemberian tugas (resitasi) adalah menekankan pada

keterlibatan siswa secm'a optimal, dalam penbentukan tingkah lalm

dengan tujuan belajm' dan dapat pula dikembangkan suatu upaya

bagaimana menciptakan suatu bentuk pengajaran yang mengaktifkan

guru maupun siswa dalam proses balajar

b. Defmisi operasional

Metode simulasi dengan bimbingan guru melakukan peran

dalam simulasi tiruan untuk mencoba menggambarkan kejadian yang

sebanarnya. Dalam simulasi tidak ada unsur persaingan ataupun

kemenangan sehingga simulasi lebih bersifat realistis dan mengandung

unsur pendidikan daripada permainan.

Metode resitasi merupakan penyajian bahan pelajm'an dimana

guru memberikan tugas kepada siswa agar siswa melakukan kegiatan

belajm' resitasi dapat dikeljakan di kelas, di sekolah, di rumah, di

perpustakaan, di laboratorium dan di tempat lainnya. Resitasi bukan

sekedar tugas yang dikerjakan oleh individual, akan tetapi bisa dengan

kelompok besar atau kelompok keci!. Basil resitasi dapat pula

didiskusikan di kelas dan guru sebagai pembimbingnya. Tahap akhir

dari pemberian tugas ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau~ 1 .' l' •

46

2. Variabel dependent (terikat) adalah hasil belajar

a. Defmisi konseptual

Hasil belajar atau achievement merupakan realisaasi pemekaran

dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang, penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari

perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterarnpilan berpikir maupun keterampilan motorik.

b. Definisi operasional

Hasil belajar adalah skor yang dapat diperoleh siswa pada rnata

pelajaran sains konsep masa jenis dan sifat zat berupa tiga aspek yaitu

menghafal, memahami dan penerapan.

3. Kisi-kisi Instrumen

Desain kisi-kisi hasil belajar fisika dapat dilihat pada tabel 2.

TabeI. 2

Kisi-kisi Tes Basil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Massa Jenis dan

Sifat Zat

Konsep/sub konsep Tingkat Pengetahuan dan Butir

JumlahMassa Jenis dan Sifat Zat C1 C2 C3

Wujud dan Sifat Zat 1 2,3 4,5 5

Partikel Zat 6 7, 8, 9, 10 11 6

Kohesi dan Adhesi 12 13, 16, 19 18 5

Kapilaritas dan Tegangan 14, 15,3

Permukaan 17

23,26Perubahan Wujud 20,24 21,22,25 7

Massa Jenis 27 28,29,30 4

6 14 9 30

47

4. Kaliberasi

a. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat­

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen7• Dalam penelitian

ini digunakan validitas isi (content validity) yang berarti tes disusun

sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus. Sedangkan

pengujian validitas instrumen (validitas butir) menggunakan rumus

korelasi point biserial8•

M-M{ riYpb' = SD{ Vq

Keterangan:

Ypbi : koefesien korelasi biserial

Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang

dicari validitasnya

M, : rerata skor total

SD, : standar deviasi dari skor total

P : proporsi siswa yang menjawab benar

Q : proporsi siswa yang menjawab salah

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil

perhitungan 'Yhi' dibandingkan dengan 'Y'abel point biserial. Jika hasil

perhitungan 'Yhi'?: 'Ymheb maka soal tersebut valid. Jika hasil perhitungan

'Yhit < 'Ymbel. maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, dari 30 soal

yang telah digunakan pada uji validitas, sebanyak 17 soal dinyatakan

valid, yaitu soal nomor 1,2,4,7,9, 10, 11, 13, 14, 15, 16,21,22,24,

25,29 dan 309•

7 Suharsimi Arikunto, Op,cit., h. 144., Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

48

b. Penyajian Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi.

Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel, jika tes tersebut dapat

dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Jadi, yang diperhitungkan

di sini adalah ketelitiannya. Penyajian reliabilitas ini menggunakan

rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 20)10.

Keterangan:

rll = reliabilitas tes secm'a keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item benar

q = proporsi subjek yang menjawab item salah

L pq = jumlah hasil perkalian antara p dml q

K = banyaknya item

V, = varlans

Dari hasil perhitungan diperoleh r hilling sebesar 0,76. Dilihat

dari kriteria pengujian, maka tes tersebut reliabei li .

c. Pengujian tm'afkesukm'an

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau

tidak terlalu sukar, maka perlu adanya pengujian taraf kesukaran.

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tiap

item soal apakah mudah, sedang, sukar. Rumus yang digunakan

adalah:

Bp=-

JS

keterangml:

10 n' .. ~" ~_ r\ '" L 1 r~

49

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria indeks kesukaran:

0,00 - 0,3

0.31-0,7

0,7 - 1,0

= sukar

= sedang

=mudah

Dari hasil perhitungan, kriteria indeks kesukaran beragam. Ada

sukar, sedang dan mudah12. Berdasarkan perhitungan sukar ada 6 soal

(35,29%), sedang 8 soal (47,06%) dan mudah 3 soal (17,65%)

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

I. Ho : III ~ 112

Maksudnya adalah hasil belajar fisika siswa yang diberi pengajaran

dengan menggunakan metode simulasi sama dengan hasil belajar fisika yang

diberi pengajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi).

2. Ha : III > 112

Maksudnya adalah hasil belajar fisika siswa yang diberi pengajaran

dengan menggunakan metode simulasi lebih tinggi daripada hasil belajar

fisika yang diberi pengajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas

(resilasi).

Keterangan:

Ho : hipotesis yang diuji kebenarannya.

Ha : hipotesis alternatif.

III : rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan

metode simulasi.

112 : rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan

metode pemberian tugas (resitasi).

BAR IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitnngan

ald1ir dan pembahasan hasil penelitian, sedangkan hasil perhitungan dapat dililiat

pada bagian lampiran.

A. Deskripsi Data

1. Kelas Simulasi (Ekspel"imen 1)

Hasil penelitian untuk kelas eksperimen 1 yang diajar dengan

metode simulasi dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel3

Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Eksperimen 1 yang Diajar

dengan Metode Simulasi

NilaiDeskripsi

Pretes Postes

Nilai Maksirnum 59 83Nilai Minimum 18 50

Rentang 41 33Mean 42,47 66,30

Median 43,40 68,36Modus 46,28 68,50

Simpangan Baku 7,99 8,36

Berdasarkan data di atas, nntuk hasil belajal' fisika kelas

eksperirnen ada perbedaan nilai antara pretes dan postes. Pada pretes nilai

tertinggi 59 dan nilai terendah pada pretes sebesar 18, sehingga diperoleh

rentang nilai pretes 41, untuk rata-rata pada pretes sebesar 42,42 dengan

kategori kurang. median sebesar 43,40, modus sebesar 46,28 dan

sirnpangan baku 7,99 1• Pada postes nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 50,

sehingga diperoleh rentang nilai postes 33, sedangkan rata-rata pada postes

66,30 dengan kategori baik, median sebesar 68,36, modus sebesar 68,50

dan simpangan baku 8,362

51

Deskripsi data hasil belajar fisika siswa sebelum mendapat

perlakuan (pretes) secara rinci diperlihatkan Tabel 4 dan Gambar 1.

Tabel4

Data Distl'ibusi Fl'ekuensi Hasil Belajar (pI'etes) Kelompok Simulasi

Interval Titik Frekuellsi Batas NyataKelas Tellgah Absoillt Relatif

18 -24 21 I 3,33% 17,5 - 24,525 - 31 28 I 3,33% 24,5 - 31,532- 38 35 7 23,33% 31,5 - 38,539-45 42 9 '30% 38,5 - 45,546-52 49 IO 33,33% 45,5 - 52,553 - 59 56 2 6,67% 52,5 - 59,5

NA-30

Gambar I: Histogram Hasil Belajar Pretes Fisika Siswa Kelas Simulasi

35

30tt=====i25

20Frekuensi '+----115 v

10 l,.,L---j1.3,3:

5

oBatas Uawah Nyata

1m =17,5 - 24,4

o ~24,5 - 31,5

0=31,5 - 38,S

Bil = 38,5 - 45,5[l'J = 45,5 - 52,5

1!1 ~ 52,5 - 59,5

Tabel distribusi frekuensi dan gambar grafik histogram di atas

merupakan nilai pretes kelompok simulasi sebelum mendapat perlakuan.

Bila diinterpretasikan nilai yang berada pada interval 46 - 52 merupakan

nilai paling banyak diperoleh siswa yaitu sebanyak IO siswa (33,33%).

Nilai yang terendah pada interval 18-24 sebanyak I siswa (3,33%). Nilai

tertinggi terletak antara 53 - 59 diperoleh sebanyak 2 siswa (6,67%),

sedangkan skor rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 42,47 berada pada

interval 39 - 45.

52

Deskripsi data hasil belajar fisika slswa setelah mendapat

perlakuan (postes) secara rinci diperlihatkan Tabel 5 dan Gambar 2.

Tabel5

Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Postes Kelompok Simulasi

IntervalTitik Frekuensi Batas

KelasTengah

Absolut Relatif Nyata

50-55 52,5 5 16,67% 45,5 - 55,5

56 - 61 58,5 3 10% 55,5 -61,5

62-67 64,5 5 16,67% 61,5 - 67,568 -73 70,5 14 46,67 67,5 - 73,574-79 76,5 1 3,33% 73,5 -79,580 - 85 82,5 2 6,67% 79,5 - 85,5

NA=30

Gambar 2: Histogram Hasil Belajar Postes Fisika Siswa Kelas Simu1asi

3530t/~----

25

20Frekllcnsi

15

10

5

oBahlS Huwali Nyata

II=45,5M55.5

0=55,5-61,5

0=61,5-67,5

11= 67,5 -73,5

1lI~ 73,5 - 79,5

Ii"" 79,5 - 85,5

Tabel distribusi frekuensi dan gambar grafik histogranl di atas

merupakan nilai postes kelompok simulasi setelah mendapat perlakuan.

Bila diinterpretasikan nilai yang berada pada interval 68 - 73 merupakan

nilai paling banyak diperoleh siswa sebanyak 14 siswa (46,67%). Nilai

yang terendah pada interval 50 - 56 sebanyak 5 siswa (16,67%). Nilai

tertinggi terletak antara 80 - 85 diperoleh sebanyak 2 siswa (6,67%),

sedangkan skor rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 66,30 berada pada

interval 62 - 67.

55

terendah pada interval 18-24 sebanyak 3 siswa (10%). Nilai tertinggi

terietak antara 53-59 diperoleh sebanyak 2 siswa (6,67%), sedangkan nilai

rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 39,20 berada pada interval 39-45.

Deskripsi data hasil belajar fisika siswa setelah mendapat

periakuan (postes) secara rinci diperlihatkan Tabel 5 dan Gambar 2.

TabeS

Data Distribusi Frekuensi Basil Belajar (Postes) Kelompok Resitasi

Intel"Val Titik Frekuensi BatasKelas Tengah Absolut Relatif Nyata

42-46 44 6 20% 41,5 - 46,547 -51 49 6 20% 46,5 - 51,552-56 54 2 6,67% 51,5 - 56,557 - 61 59 6 20% 56,5 - 61,562-66 64 7 23,33% 61,5 - 66,569 -71 69 3 10% 66,5 -71,5

NA=30

GambaI' 4: Histogram Hasil Belajar Postes Fisika Siswa Kelas Resitasi

Frckucnsi 2015

105o

Untas Hawah Nyata

1Ii~41,5-46,5

0=46,5 -51,5

0= 51,5 - 56,5

iii-56,S -61,5

Ill! = 61,5 - 66,5

iii ~ 66,5 - 71,5

Tabel distribusi frekuensi dan gambar grafik histogram di atas

merupakan nilai postes kelompok simulasi setelah mendapat periakuan.

Bila diinterpretasikan nilai yang berada pada intel"Val 62-66 merupakan

nilai paling banyak diperoleh siswa sebanyak 7 siswa (23,33%). Nilai yang

terendah pada interval 42-46 sebanyak 6 siswa (20%). Nilai tertinggi

terietak antara 69-71 diperoleh sebanyak 3 siswa (10%), sedangkan nilai

56

Berdasarkan kriteria yang telah disebutkan sebelurnnya, maIm nilai

rata-rata postes siswa setelah mendapat perlakuan pada kelompok belajar

resitasi sebesar 55,83 berada antara 56-65 dengan kriteria cukup.

3. Perbedaan Hasil Belajal' Fisika Siswa Antara Kelompoik Simulasi

dan Resitasi

Tabel 9 dan Gambar 5 memperlihatkan hasil belajar fisika siswa

yang diperoleh dari hasil penelitian dengan pemberian soal tes

kemampuan awal (pretes) dan tes kemampuan akhir (postes) siswa dari

dua kelompok yang berbeda.

Tabel9Data Selisih pretes dan Postes Kelompok Simulasi dan Kelompok Resitasi

Kelompok Simulasi KelomDok Resitasi

SubjPreles Postes Bedo dx' Subj

Pretes Postes Bed. dy'(X,) IX,) Idx) IY,) IY,) Idv)1 18 68 50 2500 1 18 50 32 10242 25 59 34 1156 2 21 50 29 8413 34 68 34 1156 3 21 42 21 4414 38 68 30 900 4 25 42 19 3615 38 55 17 286 5 29 50 21 4416 38 59 21 441 6 29 54 25 6257 38 59 21 441 7 29 63 34 11568 38 71 33 1089 8 34 58 24 5769 38 68 30 900 9 38 63 25 62510 42 83 41 1681 10 38 63 25 62511 42 50 8 64 11 38 58 20 40012 42 55 13 169 12 38 58 20 40013 42 55 13 169 13 38 63 25 62514 42 80 38 1444 14 38 46 8 6415 42 71 29 841 15 42 63 21 44116 42 63 21 441 16 42 63 21 44117 42 75 33 1089 17 42 50 8 6418 42 55 13 169 18 42 42 0 019 46 63 17 286 19 42 46 4 1620 46 55 9 81 20 42 50 8 6421 46 68 22 484 21 46 58 8 6422 46 63 17 286 22 46 58 8 6423 50 63 13 169 23 46 68 22 48424 50 71 21 441 24 50 50 0 025 50 68 18 324 25 50 67 17 28626 50 71 21 441 26 50 50 0 027 50 68 18 324 27 50 58 8 6428 50 71 21 441 28 50 54 4 1629 59 71 12 144 29 59 71 12 14430 59 68 9 81 30 59 63 4 16

57

XxI = 42,83 X y1 =39,73

XX2 = 65,67 Xy2 =55,47

Gambar 5: Histogram Hasil Belajar Pretes dan Postes Kelas Simulasi dan Resitasi

70·~r~ --~~~~-~~~-

60J.,.f----­

50J.,.!---

Nilai Rata- 40rata 30

20

10

Simulasi Resitasi

mPretes

Iii I)ostes

Catatan: data skor rata-rata (mean) pretes dan postes hasil belajar fisika siswa

Berdasarkan rata-rata nilai antara kelompok eksperimen 1 yang

diajar dengan metode pembelajaran simulasi dan kelompok eksperimen 2

yang diajar dengan metode pembelajaran resitasi yang diperlihatkan pada

Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa, kelompok siswa yang diajarkan dengan

menggunakan metode simulasi memiliki nilai hasil belajar yang lebih baik

daripada kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode

resitasi.

B. Analisis Data

I. Uji Prasyarat Analisis Data

Sebelum dilakuakn pengujian hipotesa terlebih dahulu dilakukan

pengujian prasyarat analisia data yang meliputi uji nOimalitas dan uji

homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas

hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan Uji Liliefors. Hasil

58

pengujian diperlihatkan pada Tabel 10, perhitungan norrnalitas dapat

dilihat di lampiran6•

TabellO

Hasil Pellgujian Normalitas dengan Vji Liliefors

LhitulIg

a Kelompok simulasi Kelompok resitasi L,•bel Keputusall

pretes postes pretes postes

0,05 0,1390 0,1388 0,0944 0,1454 0,1630 Ho diterima

Catatan: a = taraf slgmfikan

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dari hasil belajar fisika siswa yang

diajar dengan menggunakan metode simulasi dan dan yang diajar

dengan menggunakan metode resitasi dilakukan dengan menggunakan

Uji Fisher. Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 11. Perhitungan

lengkap ada di lampiran7•

Tabelll

Hasil Pengujian Homogellitas dellgall Vji Fisher

Lhitunv

Kelompok simulasi Kelompok resitasia L,abel Keputusall

pretes pretes

0,05 1,62 1,62 1,85 Ho diterima

Dari kedua tabel prasyarat analisis data tersebut dapat disimpulkan

bahwa kedua sampel dalam keadaan normal dan homogen, selanjutnya

perhitungan analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan uji-t.

2. Pengujian Hipotesis

Setelah menguji normalitas dan homogenitas, maka langkah

selanjutnya adalah perhitungan analisis data dengan menggunakan uji-t .

59

perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran8• Hasil analisis data dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel12

Analisis Data

HasH pengujian Hipotesis dengan Uji-t

a kelompok jumlah thitung ttabel keputusan

Simulasi Mx = 21,97

Ix' = 3961,972,15 2,00 Haditerima0,05

Resitasi My = 15,77Iy' = 2910,37

Keterangan:

a = taraf signifikan

M x = mean kelompok simulasi

I x' = standar deviasi kelompok simulasi

My = mean kelompok resitasi

Iy' = standar deviasi kelompok resitasi

Dari data tabel di atas nilai-nilai yang diperoleh didistribusikan ke

dalam rumus uji-t dan diperoleh thiluug 2,15 dan ttabel 2,00. hal ini berarti thitung >

ttabeb maka H, yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika

siswa antara yang diajar melalui metode simulasi dan metode resitasi diterima,

dan Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika

siswa antara yang diajar melalui metode simulasi dan metode resitasi ditolak

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

fisika siswa antara yang diajar melalui metode simulasi dengan metode

resitasi. Sedangkan perhitUllgan rata-rata (mean) peningkatan hasil belajar

sisiwa antara kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar

fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode simulasi lebih baik

dari pada hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan

60

metode resitasi. Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelompok simulasi

21,97 dan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelompok resitasi 15,77

c. Interpretasi HasH Penelitian

Metode pembelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah sangat

banyak dan dalam berbagai variasi. Metode simulasi dapat diterapkan pada

pembelajaran IPA apabila suatu konsep tidak dapat diajar secara konkret

seperti eksperimen. Pada konsep massa jenis dan sifat zat akan lebih tepat bila

menggunakan metode simulasi karena untuk mengetahui sifat zat tidak bisa

dilakukan percoaban karena suatu partikel tidak bisa dilihat secara kasat mata.

Metode resitasi dapat digunakan dalam berbagai konsep dalam fisika. Karena

metode ini menekankan pada pemberian tugas. Metode resitasi, bukan hanya

menekankan pada pemberian tugas tetapi ditekankan juga siswa untuk

mempresentasikan tugasnya di depan kelas.

Pada penelitian ini, penulis yang secara langsung mengajar kelas

yang diberi metode simulasi pada kelas eksperimen I dan metode resitasi pada

kelas eksperimen 2, mendapatkan hasil belajar yang besarnya tidak sarna

antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2

Berdasarkan hasil analisis data nilai rata-rata postes hasil belajar

fisika siswa yang didapatkan oleh kedua kelas (kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen 2) besarnya tidak sama. Siswa kelas VII-l yang diajarkan dengan

menggunakan metode simulasi nilai rata-rata postes yang diperoleh sebesar

66,30 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas VII-2 yang

diajar dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi) sebesar 55,83,

dengan nilai thilung sebesar 2,15 sedang tlabel 2,00.

Perbedaan nilai rata-rata antara kelas simulasi (eksperimen I) dan

kelas resitasi (eksperimen 2) dimungkinkan karena proses pembeljaran dengan

menggunakan metode simulasi lebih menekal1kan pada peltunjukkan masalah

suatu keladian, keaktifan siswa dalam pemecahan masalah, mengkonkretkan

peristiwa yang kasat mata, baik guru maupun siswa mengambil bagian di

dalamnya. Sedangkan pada kelas pemberian tugas, siswa diberi berbagai

61

macam tugas baik sebelum proses pembelajaran atau setelah proses

pembelajaran. Pada dasamya metode ini membangun keaktifan dan rasa

tanggung jawab siswa akan tetapi sebagian besar siswa menganggap beban

untuk mengerjakannya.

Namun pada dasamya kedua metode tersebut menekankan pada pada

kemampuan individu dalam mengatasi suatu masalah, akan tetapi pada metode

simulasi siswa dalam main peran dapat menjadi altematif dalam

mengembangkan kreativitasnya serta menemukan sendiri pengetahuannya.

Sedangkan pada metode pemberian tugas (resitasi) motivasi anak kurang

tertanam karena mereka merasa terbebani dengan tugas. Padahal dengan tugas,

dapat mengisi waktu luang yang konstruktif, memupuk rasa tanggung jawab,

membiasakan anak giat belajar serata menanamkan percaya diri terhadap

siswa. Namun, tugas yang sering diberikan oleh guru sering diabaikan oleh

siswa atau siswa mengerjakan tetapi dengan menyontek pada ternan atau dapat

bantuan dari guru privatnya. Sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar

yang akan dicapai .

Dengan melihat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas

simulasi (eksperimen 1) dan kelas pemberian tugas (eksperimen 2), maka nilai

rata-rata kelompok simulasi lebih baik dibandingakan kelas pemberian tugas

(resitasi). Hal ini membuktikan bahwa metode simulasi lebih baik daripada

metode pemberian tugas (resitasi).

Hasil penelitian Illi sejalan dengan penelitian Sarwanto

(Keterampilan Proses dalam Simulasi Main Peran) dalam jumal pendidikan

MIPA. Metode simulasi main peran dapat menjadi altematif dalam

mengembangkan kreativitas siswa. Melalui metode simulasi dapat

mengkonkretkan peristiwa yang kasat mata maupun abstrak dengan peragaan

fisiko Selain itu peragaan dengan simulasi dapat menciptakan peluang siswa

wltuk membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya. Selama

melakukan simulasi siswa diminta untuk dapat melakukan pengamatan,

62

menuliskan data, melakukan interpertasi dan dapat menyimpulkan kegiatan

tersebut.9

Pada metode simulasi terdapat keunggulan, yaitu kegiatan simulasi

secara alami mendorong motivasi para siswa agar berpartisipasi, mengurangi

tingkat abstraksi, sebab siswa secara langsung terlibat dalam kegiatan.

Simulasi dapat memajukan siswa untuk berpikir kritis, sebab mereka aktif

menganalisis berbagai tindakan serta berbagai konsekuensinya.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

cukup signifJkan antar siswa yang diajar dengan metode simulasi dengan

siswa yang diajar dengan menggunakan metode resitasi terhadap hasil belajar

fJsika siswa.

D. Keterbatasan Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menguraikan

beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini diantaranya:

I. Sampel penelitian relatif kecil 30 orang baik pada kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol sehingga tidak dapat digeneralisasikan.

2. Pemberian waktu yang singkat dari pihak sekolah, sehingga peneliti

merasa masih belum maksimal untuk menerapkan pembelajaran dengan

metode simulasi dan pemberian tugas (resitasi) secara menyeluruh.

3. Penelitian ini hanya ditunjukkan untuk mata pelajaran fJsika pada konsep

massa jenis dan sifat zat tidak dapat digeneralisasikan pada konsep

ataupun pada mata pelajaran dan tingkat pendidikan yang berbeda.

9 Sarwanto, "Keterampilan proses dalam Simulasi Main Peran", Jurnal Pendidikan FisikaA,{10A DVln In.rC'0•... _1._..,_ .. _10 __ 1 IT __ •• __~"l\i\""\ L r"l rA

BABV

PENUTUP

A. Kesimpnlan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan metode simulasi

dapat terlihat dari jumlah gain yang diperoleh yaitu 659 dengan meannya

21,97 sedangkan kelompok yang diajar dengan menggunakan metode resitasi

jumlah gain yang diperoleh yaitu 473 dengan meannya 15,77.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar

menggunakan metode simulasi dengan siswa yang diajar menggunakan

metode resitasi dengan diperoleh thi'ung > t'abel yaitu 2,15 > 2,00. Hal ini sesuai

dengan hipotesis awal yang menyatakan Ha diterima jika thi'ung > ttabel.

3. Metode pembelajaran simulasi dan resitasi merupakan metode yang dapat

memberi rangsangan kepada siswa lIntuk aktif secara langsung dalam

pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dituliskan saran sebagai berikut:

1. Setiap metode mempllnyai kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu pendidik

hendaknya tidak menggunakan satu metode saja, tetapi harus menggunakan

metode yang bervariasi.

2. Guru diharapkan dapat menggunakan metode simulasi untuk konsep fisika

yang abstrak dan tidak bisa dipraktikumkan.

3. Penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) dapat memberikan rasa

tanggllng jawab yang tinggi terhadap siswa.

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut wltuk mengetahui apakah metode

pembelajaran simulasi dan resitasi dapat memberikan hasil belajar yang baik

pada materi pelajaran fisika pada konsep yang berbeda.

65

Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: RinekaCipta.

Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Wina Sanjaya. 2007. Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: SekolahPascasmjana UPI.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. "Kamus besar bahsaindonesia". Jakarta: balai Pustaka.

Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwiyatmi, Sri. Juli 2003. "Perbandingan Hasil Belajar fisika Siswa yangpengajarannya Diberi Tugas Antara Kelompok Keell dengan Kelompok Besar",Jurnal Pendidikan MIPA, volA no.2 .

Roestiyah NK. 1988. Strategi elajar mengajar. Jakarta; Bina Aksara.

Rooijakkers. 2005. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo.

Sardiman A.M,. 2004. Interaksi dan Mot/vasi belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo persada.

Sarwanto. Januari 2007. "Keterampilan proses dalam Simulasi Main Peran", JurnalPendidikan Fisika MIPA FKIP UNS Surakarta, vol.8, no.l.

Sarwanto. Januari 2007. "Keterampilan Proses dalam Simulasi Main Peran", JurnalPendidikan MIPA , vol.8 no.l.

Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: BinaAkasara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Subana, M dan Sudrajat, 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmah. Bandung: CV. PustakaSetia.

Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

68

Lampil'all 2

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/Senlester

Pertemuan Ke

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Simulasi)

: MTs/SMP

: Sains Terpadu

. VIIiI

:1

: 2 x 40 menit

: Memahami wujud zat dan perubahannya

Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan

sehari- hari

Memberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal

Slswa

Menjelaskan pemahaman awal tentang massa jenis

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengetahui dan menghitung massa jenis benda serta keterkaitan

massa jenis dengan kehidupan sehari-hari

II. Materi Ajar

A. Pretes

B. Massa Jenis

Ill. Metode Pembelajaran

Simulasi

IV. Langkah-langkah Pel11belajran

A. Kegiatan Awal

Menanyakan kabar siswa (1 0 l11enit)

Memberikan soal pretes untuk l11engetahui kel11ampuan awal siswa tentang

massa jenis dan sifat zat (30 l11enit)

B. Kegiatan Inti

Melakukan apresiasi l11ateri dengan Tanya jawab mengenal materi massa

jenis dan sifat zat dan membangkitkan pengetahuan awal siswa tentang

69

PERPUSTAKAA,N UT"'MA__~N SYAHID JAKAR'TA

materi dengan disertai contoh-contoR aatam--keh' sehari-hari (J 0

u1enit)

Menjelaskan tata pelaksanaan pembelajaran materi dengan menggunakan

metode simulasi (10 menit)

Menjelskan secara singkat pengertian massa jenis (10 menit)

C. Kegiatan Akhir

Siswa menyimpulkan tentang maSSa jenis (5 menit)

Guru menyempurnakan kesimpulan siswa (5 menit)

V. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan / Buku Paket

VI. Penilaian Proses: Tugas individu

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

70

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Simulasi)

: MTs/SMP

: Sains Terpadu

: VIllI

:2

: 2 x 40 menit

: Memahami wujud zat dan perubahannya

: Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan

sehari- hari

: Mengidentifikasi massa jenis sebagai salah satu ciri khas

zuatu zat

Menghitung massa jenis suatu zat

Menggunakan konsep massa Jems untuk berbagai

penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari

1. Tujuan Petnbelajai'an

Siswa dapat mengetahui dan menghitung massa jenis benda serta keterkaitan

massa jenis dengan kehidupan sehari-hari

II. Materi Ajar

Massa Jenis

III. Metode Pembelajaran

Simulasi

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan awal

Guru mengaitkan kembali pertemuan sebelumnya mengenai massa jenis

Guru memberikan motivasi kepada siswa (10 menit)

B. Kegiatan inti

Guru menjelaskan pengertian massa jenis dan rumus yang digunakan (10

menit)

71

Guru memberikan contoh-contoh perhitungan massa Jems serta konversi

satuan yang dib'lmakan dalam satuan SI (15 menit)

Guru menyuruh 2 siswa untuk mensimulasikan 2 benda yang dapat dihitung

volumenya tetapi ukurannya berbeda (20 menit)

Siswa diperintahkan membuat kesimpulan berdasarkan simulasi yang

mereka lihat (10 menit)

Seorang siswa maju ke depan kelas untuk menyimpulkan hasil dari simulasi

(5 menit)

C. Kegiatan Akhir

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberi kesempatan siswa

lain untuk menjawab pertanyaan tersebut (5 menit)

Guru menyebutkan sub pokok bahasan untuk pertemuan berikutnya

(5 menit)

V. Alat/BahalJSumber Pembelajaran :Lembar soallatihan ! Buku Paket

VI. Penilaian Prosea : Tugas individu

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

72

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Simulasi)

: MTs/SMP

: Sains Terpadu

: VIIII

:3

: 2 x 40 menit

: Memahami wujud zat dan pentbahannya

Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Menyelidiki teIjadinya perubahan wujud zat

Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud

zat melalui simulasi

Membedakan susunan partikel pada kohesi dan adhesi

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu membedakan perubahan wujud zat, sifat-sifat zat dan mengetahui

susunan partikel pada adhesi dan kohesi

II. Materi Ajar

A. Wujud Zat

B. Partikel-partikel Zat

C. Adhesi dan Kohesi

Ill. Metode Pembelajaran

Simulasi

IV. Langkah-Iangkah Pembelajran

A. Kegiatan Awal

Guru melaksanakn apresiasi dengan membahas seputar wujud zat dengan

memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Guru memotivasi siswa (10 menit)

73

B. Kegiatan Inti

Guru menjelaskan sekilas tentang perubahan wujud zat, partikel-partikel zat,

adhesi dan kohesi serta mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari (15 menit)

Guru membuat skenario untuk simulasi main peran (lO menit)

Membagi kelas kedalam 4 kelompok (5 menit)

tvlemberi aratan kepada siswa bagaimana bermain simulasi (10 menit)

Guru membagi materi yang akan disimulasikan (simulasi main peran) yaitu:

perubahan zat (kelompok 1), partikel zat padat (kelompok 2), partikel zat

cair dan gas (kelompok 3), dan adhesi dan kohesi (kelompok 4) (5 menit)

Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk latihan bermain

simulasi sesuai deng;an materi yang; telah ditentukan (J 5 menit)" ,. -. - .- -- .- - ....". ,- _. "' -- <-.> -, - . -, - - --... - '/

c. Kegiatan Akhir

Guru mengulang kembali aturan simulasi (main peran) untuk pertemuan

berikutnya (5 menit)

Guru memberikan kuis (5 menit)

V. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan I Buku Paket

VI. Penilaian Proses: Tugas kelompok

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

74

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Simulasi)

: MTs/SMP

: Sains Terpadu

: VII/I

:4

: 2 x 40 menit

: Memahami wujud zat dan perubahannya

Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Menyelidiki tedadinya pembahan wujud zat

Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud

zat melalui simulasi

Membedakan susunan partikel pada kohesi dan adhesi

L Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu membedakan perubahan wujud zat, sifat-sifat zat dan mengetahui

susunan partikel pada adhesi dan kohesi

II. Materi Ajar

A Wujud Zat

B. Partikel-partikel Zat

C. Adhesi dan Kohesi

III. Metode Pembelajaran

Simulasi

IV. Langkah-Iangkah Pembelajran

A Kegiatan Awal (10 menit)

Gum melaksanakn apresiasi dengan membahas materi pada pertemuan

sebalumnya (5 menit)

Guru memotivasi siswa dan rrlenanyakan kesiapan Siswa untuk bermain

simulasi (5 menit)

"R Tt pal \1t\1n Tntl (f\() mpnlt")

75

Kelompok 1 maJU untuk bermain simulasi tentang perubahan wujud zat

dengan dibantu media sederhana. Siswa berperan sebagai bentuk benda

(padat, cair dan gas) (10 menit)

Kelompok 2 maju untuk bermain simulasi mengenai sifat-sifat zat padat.

Siswa berperan sebagai partikel zat padat dengan bergerombol bersama

tenlan sekelompoknya untuk menunjukkan bentuk partikel zat padat (10

menit)

Kelompok 3 bermain simulasi sifat-sifat zat cair dan gas (10 menit)

Siswa memainkan peran sebagai zat cair atau gas dengan bergerombol

bersama ternan kelompoknya bagaimana susunan zat cair dan gas

Kelompok 4 bermain simulasi mengenai partikel pada adhesi dan kohesi.

(10 menit)

Guru menjelaskan tentang meniscus cembung dan meniscus cekung, gaya

kapilaritas dan tegangan permukaan serta manfaatnya dalam kehidupan

sehari-hari (10 menit)

Siswa melaporkan hasil simulasi yang mereka perankan.

Gum menjelaskan kembali apa yang telah disimulasikan oleh Slswa (10

menit)

C. Kegiatan Akhir

Memberi kesempatan Slswa untuk bertanya seputar materi yang telah

dibahas dan yang lain diberi kesempatan untuk menj awab (5 menit)

Menginformasikan pada siswa pada pertemuan yang akan datang ada tes

hasil belajar (5 menit)

V. AlatlBahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan I Buku Paket

VI. Penilaian Proses: Tugas individu

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke

Alokasi Waktu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Simulasi)

: MTs/SMP

: Sains Terpadu

: VIllI

:5

: 2 x 40 menit

76

Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya

Kompetensi Dasar

Indikator

Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Menyelidiki tetjadinya perubahan wujud zat

Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud

zat melalui simulasi

Membedakan susunan partikel pada kohesi dan adhesi

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyelesaikan ulangan harian yang berhubungan dengan massa

jenis dan sifat zat

Il. Materi Ajar

Postes

III. Metode Pembelajaran

Simulasi

IV. Langkah-langkah Pembelajran

A. Kegiatan Awal

Melak:ukan evaluasi terhadap pelaksanaan penerapan metode simulasi (20

menit)

B. Kegiatan Inti

Postest (50 menit)C. Kegiatan Akhir

Memberikan pesan kepada sisiwa (10 menit)V. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan / Buku Paket

77

Lampiran 3

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Resitasi)

: MTs/SMP

: Sains Terpadu

: VII/I

:1

: 2 x 40 menit

: Memahami wujud zat dan perubahannya

Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan

sehari - hari

: Memberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal

Slswa

Menjelaskan pemahaman awa! tentang massa jenis

L Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengetahui dan menghitung massa jenis benda serta keterkaitan

massa jenis dengan kehidupan sehari-hari

n. Materi Ajar

C. Pretes

D. Massa Jenis

III. Metode Pembelajaran

Resitasi

IV. Langkah-langkah Pembelajran

A. Kegiatan Awal (40 menit)

~v1enanyakan kabar siswa (10 illenit)

Memberikan soal pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang

massa jenis dan sifat zat (30 menit)

78

B. Kegiatan Inti

Menjelaskan tata pelaksanaan pembelajaran materi dengan menggunakan

metode resitasi (5 menit)

Memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum tentang massa jenis

dengan kata-kata sendiri dan mencari berbagai sumber tentang massa jenis,

serta contoh-contoh penerapan massa jenis clalam kehidupan sehari-hari. (5

menit)

C. Kegiatan Akhir

Guru menginformasikan bahwa tugas yang cliberikan kepada Slswa

dikerjakan di rumah dan hasilnya dilaporkan kepacla guru. (10 menit)

V. AlatfBahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan I Buku Paket

VI. Penilaian Proses: Tugas individu

79

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Resitasi)

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

: MTs/SMP

: Sains Terpadu

. VII/I

Pertemuan Ke : 2

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya

Kompetensi Dasar Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan

sehari-hari

Indikator : Mengidentifikasi massa jenis sebagai salah satu cirri khas

zuatu zat

Menghitung massa jenis suatu zat

Menggunakan konsep massa Jems untuk berbagai

penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengetahui dan illenghitung ITlaSSa jenis benda serta keterkaitan

massa jenis dengan kehidupan sehari-hari

II. Materi Ajar

Massa Jenis

III. Metode Pembelajaran

Resitasi

IV. Langkah-Iangkah Pembelajran

A. Kegiatan awal

Guru menanyakan kabar siswa

GulU memberikan motivasi kepada siswa (10 menit)

B. Kegiatan Inti

Siswa melaporkan tugas yang diberikan (10 menit)

GulU memberikan contoh-contoh perhitungan massa jenis serta konversi

Satuan Pendidikan

Mata Pelaj aran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

81

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Resitasi)

: MTs/SMP

: Sains Terpadu

: VII/I

:3

: 2 x 40 menit

: Memahami wujud zat dan pembahannya

Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Menyelidiki teIjadinya pembahan wujud zat

Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud

zat melalui sil11ulasi

Membedakan susunan partike! pada kohesi dan adhesi

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu membedakan pembahan wujud zat, sifat-sifat zat dan mengetahui

susunan partikel pada adhesi dan kohesi

II. Materi Ajar

A. Wujud Zat

B. Partikel-partikel Zat

C. Adhesi dan Kohesi

III. Metode Pel11belajaran

Resitasi

IV. Langkah-langkah Pembelajran

A. Kegitan

Guru l11elaksanakan apresiasi dengan membahas seputar wujud zat dengan

memberikan contoh-contoh yang bcrkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Gum memotivasi siswa (10 menit)

B. Kegiatan Inti

Membagi kelas kedalam 4 kelol11pok bertdasarkan nomor undian (5 menit)

82

Setiap kelompok ditugaskan membuat makalah dengan materi yang telah

ditugaskan yaitu: perubahan wujud zat (kelompok 1), sifat-sifat zat

(kelompok 2), adhesi dan kohesi (kelompok 3), dan kapilaritas dan tegangan

permukaan (kelompok 4). (10 menit)

Memberi arahan kepada siswa bagaimana mengerjakan tugas yang hasilnya

akan dipresentasikan di depan kelas (15 menit)

Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk mencari bahan

membuat makalah sesuai dengan yang ditugaskan (20 menit)

C. Kegiatan Akhir

Guru memberi arahan kembali bagaimana mempresentasikan tugas

kelompok untuk pertemuan berikutnya (5 menit)

Siswa diberikan kesempatan untuk beItanya dan memberi kesempatan siswa

lain untuk menjawab pertanyaan tersebut (5 menit)

V. Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran : Lembar soallatihan I Buku Paket

VI. Penilaian Proses: Tugas kelompok

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pel1emuan Ke

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

83

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Resitasi)

: MTs/SMP

: Sains Terpadu

: VIIII

:4

: 2 x 40 menit

: Memahami wujud zat dan perubahannya

Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Menyelidiki terjadinya perubahan wujud zat

Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud

zat

Membedakan susunan partikeJ pada kohesi dan adhesi

L Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu membedakan penibahan vlujud zat, sifat-sifat zat dan lllengetahui

susunan partikel pada adhesi dan kohesi

II. Materi Ajar

A. WujudZat

B. Partikel-partikel Zat

C. Adhesi dan Kohesi

III. Metode Pembelajaran

Resitasi

IV. Lanrrkah-lanrrkah Pembelairan~ ~ J

A. Kegiatan Awal

Guru melaksanakn apresJasl dengan membahas materi pada pertemuan

sebelumnya (5 menit)

Guru memotivasi Slswa dan menanyakan kesiapan Slswa untuk

mempresentasikan tugasnya (5 menit)

84

B. Kegiatan Inti

Kelompok 1 fl1elaporkan tugas dan illenipresentasikan makalah perubahan

wujud zat (I5 menit)

Kelompok 2 melaporkan tugas dan mempresentasikan makalah sifat-sifat zat

(15 menit)

Kelompok 3 melaporkan tugas dan mempresentasikan makalah adhesi dan

kohesi (15 menit)

Kelompok 4 melaporkan tugas dan mempresentasikan makalah kapilaritas

dan tegangan permukaan (15 menit)

C. Kegiatan Akhir

Gunt menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh siswa (5 menit)

Menginformasikan pada siswa pada pertemuan yang akan datang ada tes

hasil belajar (5 menit)

V. Alat/BahaniSumber Pembelajaran : Lembar soallatihan I Buku Paket

VI. Penilaian Proses: Tugas kelompok

85

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Kelas Resitasi)

Satuan Pendidikan : MTs/SMP

Mata Pelajaran : Sains Terpadu

Kelas/Semester : VII/I

Pertemuan Ke : 5

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya

Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator Memberikan postes

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyelesaikan ulangan harian yang berhubungan dengan massa

jenis dan sifat zat

II. Materi Ajar

postes

III. Metode Pembelajaran

Resitasi

IV. Langkah-Iangkah Pembelajran

A. Kegiatan Awal

Melakukan evaluasi terbadap pelaksanaan penerapan metode resitasi (20

menit)

B. Kegiatan Inti

Postest (50 menit)C. Kegiatan Akhir

Memberikan pesan kepada sisiwa (10 menit)

V. AlatlBahaniSumber Pembelajaran : Lembar soallatihan / Buku Paket

VI. Penilaian Proses: Tes hasil belajar

86

Lampiran 4

LEMBAR KERJA SISWA

Soal Latihan 1

(Kelas Simulasi)

1. Massa per satuan satuan volume disebut ...

2. Aluminium mempunyai massa 6 kg. jika volumenya 0,25 m3, massa Jems

aluminium adalah...

3. Hitung massa balok yang memiliki panjang 2,5 em, lebar 2 em, tebal 2 em,

dan massa jenis 10.000 kg/m3 !

4. Konversikan satuan di bawah ini sesuai dengan SI

a "

NamaZatMassa Jenis (p)

Dalam glem' Dalam kglmj

0,000009

Hydrogen (O°C)0,791

0,3-0,9Alcohol (20°C)

0,92Kayu

Es0,998

Air (20°C)2,70

Aluminium (20°C)7,14

7,78Seng

Besi13,60

19,30R kqemas

LEMBAR lCERJA SISWA

Soal Latihan 2

(Kelas Simulasi)

I. Sebutkan perubahan wujud zat yang terjadi pada gambar di bawah ini!

Gas

87

I Cair I ...~-----_ ..-

2. Tentukan volume dan bentuk zat di bawah ini!

No WujudZat VolumeZat Bentuk Partikel

1

2

3

3. Apa perbedaan meniscus cembung dengan meniscus cekung?

4. Sebutkan manfaat kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari!

LEMBAR KERJA SISWA

Soal Latihan 2

(Kelas Resitasi)

L Sebutkan perubahan wujud zat yang terjadi pada gambar di bawah ini!

Gas

89

Cair

2. Lengkapilah table di bawah ini !

Keadaan Partikel Padat Cair Gas

1 Gerakan partikel

2 Letak partikel

3 Gaya tarik-menarik

4 Ruang

antarpm1ikel

3. Apa perbedaan kohesi dan adhesi?

4. Sebutkan contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari!

90

LEMBAR KERJA SISWA

Soal Latihan 3

(Kelas Resitasi)

I. Cari di daerah sekitarmu yang merupakan peristiwa tegangan permukaan!

2. Permukaan air dalam tabung berbentuk cekung dan membasahi dinding gelas.

Peristiwa ini disebabkan...

3. Mengapa perahu nelayan tidak tenggelam satt berlayar di lautan?

4. Sat kamu mengembuskan nafas kea rah cermin, kamu akan melihat udara

napasmu berembun di cermin tersebut. Jelaskan pendapatmu tentang peristiwa

tersebut!

em 6

KISI-KISI TES BASIL BELAJAR

P,"ndidikan : SMPIMTs

"lajaran : Sains Terpadu

:emester : VIVGanjil

i Waktu : 90 Menit

Soal : 30 Soal

. Kompetensi : Memahami Massa Jenis dan Sifat Zat

'0-

tensi Konsep/Sub Uraian Materi Indikator No Aspek

lr konsep Soal yang

Diukur

liki Wujud dan Wujud setiap zat berbeda-beda yang dikelompokkan Menjelaskan pengertian 1 C1

zat Sifat Zat menjadi tiga, yaitu padat, cair, dan gas. zat

:an Sifat-sifat Zat 2 C2

1 dan Zat padat mempunyai sifat volume dan bentuknya tetap Mendeskripsikan sifat zat

lllya walaupun dipindah-pindah. padat :; C2

Zat cair mempunyai sifat volumenya tetap dan bentuk zat

t1 Iberubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Mengidentifikasikan sifat 4 C3

[J Zat gas mempunyai sifat volume dan bentuknya berubah- zat: gas

is,

Je

ly,

Ja

Ja

ha

lid

:at1r1

'-0tv

ubah mengikuti wadahnya.

Mengkaitkan sifat zat 5 C3

dengan kehidupan sehari-

hari

Menunjukkan sifat

partikel zat cair dalam

kehidupan sehari-hari

hui Partikel Zat Teor! PUl'tikel Menjelaskan pengertian 6 Cj

Partikel atau molekul merupakan bagian terkecil dari partikel

pada suatu zat yang masih mempunyai sifat seperti zat itu. Membedakan keadaan 7 Cz

t, cmr No Keadaan Padat Carr Gas partikel-pmiikel zatPartikel Membuktikan susunan 8 C2

1 Gerakan Tidak Agakbebas Sangatsusunan partikel zat yang

partikel bebas Agak bebasselalu bergerak I2 Letak partikel Berdekata renggang Sangat

n Knrangkuat beIjauhau Mengidentifikasikan 9 Cz

3 Gaya tarik sangat Kurangkuat Sangat susunan partikel pada zatmenarik knat lemah catr

4 Ruang antar kecil Agakbesar SangatMengidentifikasi sifat- Cz10

partikel besarsifat partikel suatu zat

fa

a

Susunan Partikel Suatu Zat

[-~

I I I

(a) padat

1-"-'-~

/1 /1

i-I-II_,I ,.4t,,), !I. _I~8~~1/'_tMLI/(b) cail'

D./I---r

, 8 8 ~I.i 8 81

~'",,18 ~J.- 8 ....Y/

(c) gas

Mengidentifikasi

pengal'uh enel'gi t'~l'hadap

partikel suatu zat

11 C3

dan I Pengertian Kohesi dan adhesi Menjelaskan pengal1ian I 12

Gaya tal'ik-menal'ik antal'a pal1ikel-pal'tikel zat sejenis kohesi

skl'ipsik Kohesi

konsep Adhesi

dan

sel1a

Sifat-sifat Partikel Suatu Zat

1. partikel tidak diam, tetapi selalu bel'gel'ak atau

bel'getal'

2. diantara satu partikel clengan partikel yang lain

tel'dapat gaya tarik-menal'ik

3. diantal'a satu partikel clengan pal1ikel yang lain

tel'dapat ruang antal'partikel yang disebut pori­

pon

dinamakan kohesi dan gay tarik-menal'ik antal' partikel- Membedakan

partikel zat yang tidak sejenis dinamakn Adhesi. Akibat kohesi clan adhesi

antara I 13

Cj

C2

'0v,

mnnya kohesi dan adhesi inilah yang ll1engakibafCkan permukaan I Membedakan pengaruh I 16 C2

19

Jan

lan

zat cair di dalam sebuah t.abung ll1elengkung yang sering

dinamai meniscus (cekung atau cembung

kohesi pada suatu zat

Memberikan contoh I 18

peristiwa adhesi dan

pell1anfaatannya dalall1

kehidupan sehari-hari

Mendeskripsikan

karakteristik kohesi pada

zat padat

C3

C2

lpilarit61s I dan Tegangan I Peristiwa naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler

skripsik IKapilaritas

egangan I Permukaan

:aan

tnya

Jan, .nan

Kapilaritas

dinamakan kapilaritas

Manfaat kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:

1. Dapat ll1emasak dan memperoleh cahaya lampu di

malam hari karena minyak meresap.

2. Kain kasa yang digunakan untuk membalut luka

karena daya kapilaritasnya tinggi.

3. Air dapat pindah dari lantai ke kain pel.

Memberikan contoh 114 1C3

pemanfaatan daya

kapilaritas dalam

Ikehidupan sehari-hari

Mengkaitkan konsep I 17 I C3

kapilaritas dalam

kehidupan sehari-hari

'R

Tegangan Permllkaan

Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang Mengidentifikasikan

sehingga permukaannya seperti ditutupi lapiasan elastis tegangan permukaan 115merupakan peristiwa tegangan permukaan. dalam kehidupan sehari-

Contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari: hari

1. Sabun cuci deterjen dibuat untuk memperkecil

tegangan permukaan sehingga mampu mengangkal

kotoran dari permukaan pakaian.

2. Silet, jarum dan serangga tdak tenggelam ketika

berada pada pennukaan zat caiL

Semua itu l11el11buktikan bahwa pada pennukaan alI

terdapat gaya tarik-l11enarik antara partikel-partikel alI

(kohesi) .

C3

skripsik

m kalor

Jah

zat serta

lannya

Perubahan

Wujud

Perubahan Wujud Lat

"mencair : perubahn wujucl clari padat ke cair

" menguap : perubahan vvujud dari cair ke gas

" menyublil11: perubahan wujud dari padat ke gas

" membeku: perubahan wujucl dari cair ke paclat

" mengembun: perubahan wujud dari cair ke gas

Menj elaskan pengertian I 20

menyublim

Memberikan contoh I 21

perubahan wujud zat

Mengkaitkan perubahan I 22

wujucl zat dalam

kehidupan sehari-hari

Cj

Cz

Cz

'0V>

nya

Ian

Ian

Massa jenis setiap zat berbeda-bada tidak bergantung aplikasi massa Jel1ls

pada berat bendanya. Memahami persaman I 29

Menghitnng Massa Jenis Suatu Za.t pada massa jenis

untuk menghitung massa jenis suatu zat dapat digunakan Mengetahui eara I 30

persaman p= mJv, dimana: penghitungan massa jenis

p= massa jenis (kgJm3)

m = massa (kg)

v = volume (m3)

Aplikasi Massa jenis dalam kehidupan sehari-hari

Pada jaman dahulu perahu dibuat dengan kayu karena

massa jenis kayu lebih keeil dari massa jenis air sehingga

kayu cenderung berada di atas air.

Begitu pula dengan balon, balon berisi gas helium yang

bermassa jenis lebih kecil dari massa jenis uadara

sehingga balon akan eenderung melayang di udara.

Cz

C2

'0-..J

Cj

C3

C2

lan

ian

e mendeposisi: pembahan wujud dari gas ke padat

Contoh Perubahan Wujud Zat dalam Kehidupan Mendeskripsikan contoh I 23

sehari-hal"i peranan kalor dalam

Jika kita memesak air, dan air sudah mendidih dan kehidupan seharihari

dibiarkan dalam selang waktu tert,entu, maka air akan Menjelaskan pengertian I 24

berkurang dan lama-kalamaan habis. Air itu menguap melebur

menj adi gas. Mengidentifikasikan I 25

Kamper yang digantung di lemari lama-kelamaan akan perubahan wujud yang

habis karena zat padat bembah menjadi gas. teljadi antara zat padat,

cair dan gas

Memberikan contoh 26

peristiwa yang I C3

menunjukkan zat dapat

memiliki 3 wujud dalam

kehidupan sehari-hari

;kripsik I Massa Jenis

konsep

enis dan

Massa Jenis sebgi salah Satu Ciri Khas Suatu Zat Menjelaskan pengertian I 27

Massa jenis mempakan perbandingan antara massa massa jenis

benda dan volume benda. Memberikan contoh I 28

Cj

C2'0e;,

98

Lampiran 7

TES HASIL BELAJAR FISIKA

Sekolah

Kelas/Sem

Nama

: 90 menit

Mata pelajaran

Hari / Tgi

Waktu

Petunjuk:

Pilihlah jawaban yang tersedia, a, b, c, dan d.

Jawablah peltanyaan di bawah ini yang menumt anda paling tepat dan benar!

I. Zat adalah sesuatu yang...

a. memiliki massa dan menempati ruang c. bentuknya sealau tetap

b. warnanya selalu tetap d. sifatnya selalu tetap

2. Di bawah ini mempakan sifat zat padat, kecuali ....

a. gaya tarik-menarikantar partikel KLJrang luas

b. partikelnya sangat berdekatan dan teratur

c. volumenyaselalu tetap dan ll1enempati ruang

d. bentuknya bembah-ubah dan volull1enya tetap

3. Sifat zat yang mempunyai volume yang bembah-ubah dan bentuk zat yang

bembah pula. Sifat tersebut di atas dimiliki oleh zat ....

a. padat c. gas

b. Call' d. plasma

4. Balon yang sudah ditiup dan belum ditiup digantung pada setiap ujung sebuah

lidi. Kedua balon tidak seimbang karena....

a. udara ll1enempati mangan dan volull1 bembah

b. udara volumenya tetap dan bentuk bembah-ubah

c. udara ll1emiliki massa dan gerakannya bebas

d. udara n1emiliki iTIaSSa dan menelnpati nmngan

5. Es batu yang dipanaskan akan bembah menjadi air. Dari peristiwa tersebut

diketahui bahwa sifat zat cair adalah ....

99

c. gas

d. plasma

a. padat

b. cmr

9.

b. volume berubah dan bentuk tetap

c. volume tetap dan bentuk berubah

d. volume berubah dan bentuk berubah

6. Partikel adalah zat yang....

a. bentuknya berubah-ubah dan memiliki massa

b. terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil

c. tidak dapat dipecah menjadi bagian lebih kecil

d. memiliki massa dan bentuknya berubah-ubah

7. Gerakan paIiikel-partikel dalam zat gas adalah....

a. kurang bebas c. tidak bebas

b. sangat bebas d. agak bebas

8. Bukti bahwa partikel senantiasa bergerak, kecuali ....

a. tumpahnya minyak wangi dan mengharumi seluruh ruangan

b. bensin yang bau

c. memompa ban mobil sampai meletus

d. jatuhnya cat ke tanah dengan membentuk buturan-butiran kecil

gambar di samping merupakan susunan pmiikel. ..

10. Sifat-sifat partikel suatu zat adalah ..

1) dapat dilihat dengan mata

2) selalu bergerak atau bergetar

3) tidak terdapat ruang antarpartikel

4) di antara satu partikel dengan partikel yang lain saling tarik-menarik

Pernyataan yang benar adalah ..

a. 1),2) dan 3) c. 2) dan 4)

b. 1), 3) dan 4) d. semua benar

II. Jika suatu zat padat menenma energI dari luar, maka yang terjadi pada

100

a. susunan partikel tetap dan bergerak lebih bebas

b. susunan partikel menjadi renggang dan bergerak lebih bebas

c. susunan partikel tetap dan tidak bergerak

d. susunan partikel menjadi renggang dan tidak bergerak

12. Gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis yaitu...

a. adhesi c. molekul

b. kohesi d. partikel

13. Permukaan zat cair dalam bejana terlihat cembung bila..

a. kohesi lebih kecil dari adhesi c. adhesi sama dengan kohesi

b. kohesi lebih besar dari adhesi d.kohesi dan adhesi seimbang

14. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai peristiwa-peritiwa seperti,

naiknya air pohon melalui akar, terserapnya air oleh kain dan naiknya minyak

tanah melalui sumbu kompor. Perstiwa-peristiwa tersebut merupakan....

a. adhesi c. kapilaritas

b. kohesi d. difusi

15. Serangga dapat hinggap di permukaan air adalah akibat adanya....

a. tegangan permukaan c. adhesi

b. meniscus d. kapilaritas

16. Di bawah ini terdapat 4 buah gelas yang masing-masing berisi zat cair yang

berbeda. Berdasarkan bentuk permukaannya, zat cair yang mempunyai kohesi

terbesar adalah pada nomor....

I 2 3 4

tjtjuoa. 1 c.3

b. 2 d.4

17. Salah satu manfaat dari kasa pembalut ketika ditempelkan pada kulit yang

luka adalah ....

a. menyembuhkan penyakit c. daya kapilaritasnya tinggi

101

18. Berikut ini peristiwa adhesi, kecuali ..

a. menulis dengan bolpoin di atas kertas

b. bersolek dengan menggunakan bedak

c. menempelkan kertas menggunakan lem

d. menyemprotkan minyak pengharum

19. Volume dan bentuk zat padat selalu tetap sebab:

1) ruang antarpaJiikel zat padat lebar

2) kohesi antarpartikel zat padat sangat lmat

3) ruang antarpaJiikel zat padat sempit

Pernyataan yang benar adalah..

a. 1),2) dan 3) c. 1) dan 3)

b. 1) dan 2) d. 2) dan 3)

20. Perubahan dari zat gas menjadi padat dinamakan....

a. menyublim c. menCaJr

b. mendidih d. menguap

21. Contoh perubahan zat padat menjadi cair adalah..

a. memasak air sampai mendidih

b. menyimpan air ke dalam freezer sampai menjadi es batu

c. lilin yang dibakar

d. es batu yang dibiarkan diudara

22. Ketika kita merebus air, perubahan wujud yang teIjadi adalah...

a. menguap c. mengembun

b. mendidih d. mencair

23. Bila spritus diteteskan ke tangan kita, tangan akan terasa dingin. Hal 1111

disebabkan....

a. spritus mengembun

b. spritus melepaskan kalor pada kulit tangan

c. spritus menyerap kalor dari kulit tangan

d. spritus menyerap kalor laten

24. Melebur adalah ..

102

b. perubahan wujud dari padat ke cair

c. perubahan wujud dari padat ke gas

d. perubahan wujud dari cair ke padat

25. yang ditunjukkan pada no I, 2 dan 3 secara berurutan

Gas adalah.

a. mencair, mendidih, membeku

b. membeku, melebur, menguap

c. menyublim, Inembeku, mengeInbun

d. menyublim,melebur, menguap

26. Manakah dari peristiwa berikut yang menunjukkan zat dapat memiliki 3

wujud ....

a. merebus air sampai mendidih

b. es dipanaskan hingga mendidih

c. ban yang dipompa hingga meletus

d. kapur barus yang semakain habis

27. Perbandingan antara massa benda dan volume benda disebut. ..

a. massa c. berat benda

b. volume jenis d. massa jenis

28. Para nelayan masih menggunakan perahu untuk berlayar mencari ikan. Perahu

senantiasa mengapung di laut. Mengapa perahu terapung?

a. karena berat nelayan dan kayu lebih ringan

b. karena massa jenis kayu lebih kecil dari massa air

c. karena massa jenis kayu lebih besar dari massa air

d. karena massa jenis kayu dan air seimbang

29. Massa jenis merupakan salah satu ciri khas suatu zat, persamannya adalah...

a. p= m.v c. p= vim

b. m = p.v d. v = p/m

30. Besarnya volum benda jika massa gelas 300 gr dengan massa jenis 0,2 grlcm3

adalah....

a. 1,5x 1O-2 m3 c. 1,5x 10-4 m3

Lampiran 8KUNCI JAWABAN TES HAS1LBELAJAR

LA 11. B 21. D

2. D 12. B 22. A

3. C 13. B 23. C

4. D 14. C 24. B

5. C 15. A 25. C

6. B 16. D 26. B

7. B 17. C 27. D

8. D 18. D 28. B

9. B 19. D 29. B

10. C 20. A 30. D

103

Lampiran9

HASIL BELAJAR FlSIKA SISWA KELOMPOK SIMULASI

Tabel13Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Diajar Menggunakan Metode Simulasi

NoPretes PostesSiswa

I 18 682

25 5934 34 68

5 38 68

6 38 55

7 38 59

838 59

938 71

1038 68

1 142 83.,42 50

12 42 551314 42 55

1542 80

16 42 71

1742 63

18 42 75

19 42 55

20 46 63

21 46 55

22 46 68?~

46 63-~ 50 632425

50 71

26 50 68

2750 71

2850 68

J29 50 71

30 59 7159 68

104

Validltas Butir SoalBUTIRSOAL

2 2 , 5 , 7 8 , 10 11 12 lJ I' 15 16 17 18 19 16 21 22 22 24 2S 16 27 " 29 20 X X'

1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 24 576

1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 23 529

1 1 1 1 0 0 1 1 1 I 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 " 484, 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 I 22 484

1 1 0 1 1 0 0 1 I I 0 0 I 0 0 1 1 I 1 0 1 1 1 I I I 1 1 1 1 21 411

I I 1 0 I 0 I 0 I 1 1 0 1 0 I 0 I I I 0 I 0 0 I I I 1 I 1 1 21 '41, 1 0 0 1 0 0 1 1 I 1 0 1 0 0 0 0 I 1 0 1 1 1 1 I 0 1 I 0 0 P 289

) I 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 I 0 1 P 189

J 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 I 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 P 289

) 0 0 1 1 I 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 I 1 1 1 1 0 1 0 0 1 10 256) 1 0 I 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 I 0 1 1 0 P 289

) 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 16 256

1 0 0 1 1 I 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 P 289) 0 1 1 II 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 15 225, I 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 I 0 0 I I 0 I 0 0 0 1 0 I 0 0 1 0 0 13 169

0 I 0 I 1 0 0 1 I 0 I 0 I 0 0 I I 0 I 0 0 0 I 0 I 0 0 0 0 I 1.3 169

0 1 0 I I I 0 0 1 I 0 I 0 0 0 0 0 0 I 0 I 0 I 1 I 0 0 I I 0 H 196

0 I 0 I I 1 0 I 1 I I 0 0 0 0 0 I I 0 0 I I 0 0 I 1 0 0 I 1 10 256

0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 I 0 I 0 0 0 I I 1 0 0 0 I I I 0 0 0 0 0 12 1,14

0 1 0 0 1 0 0 I 1 0 0 0 I 0 0 0 I I 1 0 0 0 1 I 0 0 0 0 0 0 10 100

0 I 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 I I 0 0 I 1 1 0 0 0 1 I 1 0 1 0 1 1 14 190

0 1 0 1 1 0 0 1 0 I 0 1 0 0 0 0 I I 0 I 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 13 169

0 I 0 1 0 I 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 I 0 I 1 0 1 1 I 1 15 225

0 0 0 I 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 I 0 1 12 144

0 0 0 0 1 I 0 0 1 0 1 0 I 0 0 0 1 I I I 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 13 169

0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 I 1 0 0 I I 0 0 0 0 1 I 0 1 I 0 I 0 0 12 144

0 1 I 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 I 0 1 I 0 1 1 13 160

0 0 0 0 I 0 0 I 0 0 I I 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 I I 0 I 0 , 64

0 0 0 0 I 0 0 0 I 0 0 0 I 0 0 0 0 1 0 1 1 0 I 0 0 I , 0 0 1 10 100

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 I 0 0 0 1 1 I 0 0 0 S 61

·161 7615

7 22 6 19 24 10 3 19 25 " 16 9 24 , 4 9 24 n. 16 7 16 12 21 P 24 15 15 13 16 20

" 0,73 020 0,63 0.80 0.33 0.10 0.63 0,83 0,47 053 0030 0,80 0,27 0,13 0.30 0,80 0,73 0,67 0.23 053 0,40 0,70 0.57 0,80 050 0050 0,43 0.53 0,67

'7 0,27 0.80 0.37 0,20 0,67 090 0,37 0.17 0053 0,47 0.70 0.20 0.73 0.87 0,70 0.20 0,Z7 0.33- 0.;7 0.47 060 030 043 0.20 0.50 0050 0.57 0,<11 0.33

8 0.20 0.16 0.23- 0,16 0,22 0,09 0.23 CU4 0.2; 0.25 0,21 0,16 020 0,12 0.21 0,16 O.ZO 0.22 0.18 0.25 0.24 0.21 0,25 0,16 0.25 0.25 0.25 0.25 0.22

" J645 17.50 17,00 15,83 16.70 16,67 15.74 J6,28 18.21 16,88 15_33 16.08 18.13 2J,25 18,00 15.63 15$6 15,75 17,00 17.06 17.67 15.90 16.94 16.25 15,80 15.33 16.23- 16,75 16.65

'2 0.'13 0,25 0_51 0.24 0,22 0.34 0,12 0,49 0.6; 0.38 -o.ot 03·1 0,40 0.55 O.4J 0,12 O.ZO 0.13 0.21 043 0.'15 0.20 0.43 0.42 0.10 ·0,01 0.18 0035 0,43

14 0,33~ O.3H 0334 0.334 0.334 0,33·1 00334 0.334 0,33-~ 0.334 0.334 0,334 0.334 0.334 0.334 00334 0334 0.334 0334 0.334 0,334 0,334 0.334 00334 0.33,1 0.334 00334 0,334 0.334

11

17

V TV V TV TV V TV V V V TV V V V V TV TV TV TV V V TV V V TV TV TV V V

~

o0'

107

Lampiran 12Tbl16TblRrbTtsa e a e cIa II a

ButlrSoal

NO 'PONI , 2 4 7 9 '" " " 14 " " " " 24 25 29 70 X x'1 A , J J 0 J J J J J J J J J J J 0 J '5 225

28 J J J 0 J J J J J J J 0 J J J J J 15 225

3C J J J 0 J J J J 0 0 J J 0 J J 1 J 13 169

4D J J J 0 J J 1 1 , 0 0 1 1 0 1 J 1 13 'S!J5 E 0 1 J 0 J J 0 J 0 0 1 1 J J 1 1 J 12 '446 F J J 0 , J 1 1 J 0 J 0 1 0 J J 1 1 13 169

7 G J J 0 0 J J 1 J 0 0 0 1 J J J 0 0 '0 '008H 0 1 1 0 J 0 J J J 0 J 1 0 J J 0 J 11 12'91 0 J 1 0 J 0 J J J 0 0 1 0 J J 1 J 11 12'

10 J 0 0 J , J 1 0 0 0 0 0 1 J J 1 0 J 9 B111 K 0 J J 0 J J 0 J 0 1 0 J 0 J 0 J 0 9 8'12 L 0 1 J 0 J 1 0 1 0 0 0 J 1 0 1 0 J 9 B113 M J 0 J 0 J 0 J J 0 0 J 0 J 0 1 J 0 9 8'14 N 0 0 J 0 J 0 J J J 0 0 J 0 1 1 J J 10 100

150 0 1 J 0 J 0 1 J 0 0 J 0 0 0 J 0 0 7 49

16 P 0 1 1 0 1 0 J J 0 0 J 0 0 0 J 0 J a 6417 Q 0 1 J 0 J J 0 0 0 0 0 J 0 1 J J 0 8 6418 R 0 J 1 0 1 J J 0 0 0 0 J 1 0 J J 1 10 '0019 S 0 ! 0 0 J 0 ! J 0 0 0 0 0 J J 0 0 6 3620 T 0 J 0 0 J 0 0 J 0 0 0 0 0 J 0 0 0 4 1621 U 0 J 0 0 J 0 0 J J 0 0 0 0 J J J J 8 6422 V 0 J , 0 0 , 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 , 5 2523 W 0 J 1 8 J 0 0 J 0 0 0 0 J J 1 J J 9 B124 X 0 0 J 0 J 0 0 J 0 0 0 0 0 0 J 0 J 5 2525 Y 0 0 0 0 J 0 J J 0 0 0 0 J 0 0 J J 6 36

26 Z 0 J 0 0 0 0 0 J 0 0 J 0 J 0 J 0 0 5 25

27 M 0 J 0 , 0 J 0 J J 0 0 0 0 J 0 J J 8 64

28 88 0 0 0 0 0 0 J 0 0 0 0 0 0 0 0 J 0 2 429 CC 0 0 0 0 J 0 0 J 0 0 0 J 0 0 0 0 J 4 '630 DD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 J 0 0 J 0 0 2 4

256 2540

NP 7 22 19 3 25 " 16 24 8 4 9 16 " 17 H 16 20

P 0.23 IJJ3 0.63 0.10 0,83 0,47 053 1}8Q 0.27 0.13 O,}O 053 OAO 0,57 0,80 0.53 0.(>7

0 0,17 O-:l7 0.37 0,90 0,17 053 0.41 0.20 0.73 0,87 0.70 OA7 0,60 0..13 020 0.-17 0,33

PO O.lS 0,20 0.23 009 D,H 0.25 0,25 0,]6 0,20 012 021 025 0.24 0.25 0,16 0,25 022 ;lJ8

PO 3.38

SD 3.44

KR·20 0.76

108

Lampi/an 13Tabel17: TABEL HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR FISIKA

NO JB JS P KRITERIA1 7 30 0.23 SUlCAR2 21 30 0.70 SEDANO4 19 30 0.63 SUKAR7 3 30 0.10 SUKAR9 25 30 0.83 MUDAH]() 14 30 0.47 SEDANO11 16 30 0.53 SEDANO13 24 30 0.80 MUDN-j14 8 30 0.27 SUlCAR15 4 30 0.13 SUKAll.16 9 30 0.30 SUKAl<21 16 30 0.53 SEDANG22 12 30 OAO SEDANG24 17 30 0.57 SEDANO25 24 30 0.80 MUDAj-j29 16 30 0.53 SEDANO30 20 30 0.67 SEDANO

109

Lal11jJiran 14

Perhitungan Validitas (rpbis) dan Reliabilitas

1. Perhitungan Validitas (rpbi,)Hasil perhitungan dapat dilihat pada table uji validitas, dari 30 soal butir tes

yang disusun diperoleh 17 butir yang valid dan sisanya tidak. MaIm butir tes yangtidak valid sebanyak 13 butir dibuang.

2. Perhitungan Reliabilitas (rII)Sebelumnya dihitung varians total (St2

)

, (LXY'L X -----v= N, N

256 2

2540-·--·­30= ----"-"-

30=11,83

Selanjutnya dihitung reliabilitasnya dengan rumus K-R 20

Iii =(K~ 1f~-~jJq)=(~)( 11,83 - 3,32)

17 -1 11,83

=1,06(0,71)

=0,76

Da;;i hasil analisis di atas, r hilung diperoleh 0,76. Maka dikategorikan reliabel.

III

Lampiran 16

Data distribusi Frekuensi, Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku(Slandar Deviasi) dan Varians Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Kelompok

Simulasi

k S' I .KI. H 'I Pa. Data Distribusi Frekuensi

T b I 19 D D' 'b . F ka e. ata Istn USI re uenSI aSI retes e ommpo' nTIu aSI

NoInterval Titik (XA)2

FreknensiBatas Nyata FXA FXA

2

Kelas Tengah Absolut KUll1ulatif

1 18 - 24 21 441 I I 17,5 - 24,5 21 4412 25 - 31 28 784 I 2 24,5 -31,S 28 7843 32 -38 35 1225 7 9 31,5 -38,5 245 85754 39- 45 42 1764 9 18 38,5 - 45,5 378 158765 46- 52 49 2401 10 28 45,5 - 52,5 490 240106 53 - 59 56 3136 2 30 52,5 - 59,5 112 6272

1274 55958

b. Perhitungan Nilai A1ean

X='L FX

N

X= 127430

=42,47

f Varians

S2 _ N"LJX; -(LFXA )'

- N(N -I)1678740 -1623076

=870

= 63,98

c. Median (Me)

Me =L +( I / 2~~ jkb) x i

Maka,

M' 4- - (15-181 ­e= )')+l 10 )X I

Me = 45,5 - 2,1

Me= 43,40

d. Modus (Mo)

MO=L+( fa )Xi/0+ fb

= 45,5 + (_1_) X 71+8

= 45,5 + 0,78

= 46,28

e. Simpangan Baku (SD)

112

Lampiran 17

Data Hasil Tes Kemampuan Akbir (Postes), Pel"!litungan Banyak dan PanjangKelas Interval Kelas Simnlasi

TabeL 20Data Tes Kemampuan Akhir (Postes) Kelompok Simulasi

No Subjek XIl XIl" Frek %I 50 2500 I 3,332 55 3025 4 13,336 59 3481 3 10,009 63 3969 5 16,6714 68 4624 8 26,6722 71 5041 6 20,0028 75 5625 I 3,3329 80 6400 I 3,3330 83 6889 I 3,33

1\.1_",,,

Perhitungan Kelas dan Interval Kelas Hasil Postes Kelompok Simulasia. Banyak Data n = 30b. Rentang (R)

= skor terbesar - skor terkecil= 83 - 50= 33

c. Banyak Kelas IntervalK = 1 + 3,3 log NK = I + 3,3 log 30

= 5,884= 6 (dibulatkan

d. Panjang Kelas Interval. R1=-

KMaIm,

. 41/=-

6i ~ 6,83

= 7 (dibulatkan)

- 'L,FXDengan X=-­

N1662

=30

= 55,40S2 = (8,23)2

= 67,73

dan, SD = 8,23

121

Lhitung yang terbesar = 0,1454L'abel = 0,16 I(diperoleh dari harga kritis uji liliefors untuk N = 30 dan taraf signifikana = 0,05). Dengan demikian Lhi'ung < Ltabel, maIm sample berasal dari kelompok yangberdistribusi normal.

124

kR 'Table, 30

K I k S' I'd K Id PT bl D S r 'I

Langkah perhitungan to, yaitu:

a e ata e ISI1 pretes an ostes e ompo nuu aSI an eompo eSltaslKelompok Simulasi Kelompok Resitasi

SubjPreles PosIes Beda dx2 Subj

Pretes PosIes Beda dl(XI) (X,) (dx) (YJl (Y2) (dy)I 18 68 50 2500 I 18 50 32 10242 25 59 34 1156 2 21 50 29 8410 34 68 34 1156 3 21 42 21 441-,4 38 68 30 900 4 25 42 19 3615 38 55 17 286 5 29 50 21 4416 38 59 21 441 6 29 54 25 6257 38 59 21 441 7 29 63 34 11568 38 71 33 1089 8 34 58 24 5769 38 68 30 900 9 38 63 25 625

10 42 83 41 1681 10 38 63 25 62511 42 50 8 64 11 38 58 20 40012 42 55 13 169 12 38 58 20 40013 42 55 13 169 13 38 63 25 62514 42 80 38 1444 14 38 46 8 6415 42 71 29 841 15 42 63 21 44116 42 63 21 441 16 42 63 21 44117 42 75 33 1089 17 42 50 8 6418 42 55 13 169 18 42 42 0 019 46 63 17 286 19 42 46 4 16Of) '" .;:.:;: Il 01 Of) '0 50 0 1:..-1k" ~" .'.' ~ 0' "V ~k " V~

21 46 68 22 484 21 46 58 8 6422 46 63 17 2&6 22 46 5& & 6423 50 63 13 169 23 46 68 22 48424 50 71 21 441 24 50 50 0 025 50 68 18 324 25 50 67 17 28626 50 71 21 441 26 50 50 0 027 50 68 18 324 27 50 58 8 6428 50 71 21 441 28 50 54 4 1629 59 71 12 144 29 59 71 12 14430 59 68 9 81 30 59 63 4 16

1285 1970 659 18438 1192 1664 473 10368

Mx

= I-dXN

M = 659x 30

= 21,97

M =I-dYY N

M = 473y 30

= 15,77

')'x 2 = I-dX' _ (I-dX)'~ N

I-x' =18438- (659)'30

= 18438-14476,03= 3961,97

I-y' = I-dy 2 _ (I-dY)'N

I-y' =10368- (473)'30

= 10368-7457,63= 2910,37

Lampiran 25

Perbituugan Uji Hipotesis Data

a. Rumusan Hipotesis Penelitian

H, : Tidak terdapat perbedaan antara hasiI belajar fisika siswa antara yang

diajarkan dengan metode simulasi dengan metode resitasi

Ha : Terdapat perbedaan antal"a hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan

metode simulasi dan metode resitasi

b. Rumusan Hipotesis Statistik

li" : ).1£ 0= ).1"

H a : J.1E * J.1g

Keterangan:

Ho ~ Hipotesis nihil

I-In = Hipotesis alternative

JlE = prestasi belajar fisika siswa yang menggunakan metode simulasi

JlK = Prestasi belajar fisika siswa yang menggunakan metode resitasi

c. Uji Statistik

Keterangan:

to = nilai t hitung

Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok simulasi

My ~ mean/nilai rata-rata hasil kelompok resitasi

Nx = jumJah siswa keJompok simulasi

Ny = jumlah siswa kelompok resitasi

125

Setelah diperoleh nilai-nilai di atas, maka masukkan ke dalam rumus:

1M , -M,I

Maim,

121,97 -15,77110 = --,=;===="====~===~

(396~~: ;~~12~~?J3~ + ~o)6,20

=--r7===~~

(~8~~~~,!)(320

)

6,20=

,j(J I 8,49XO,07)6,20

=2,88

= 2,15

Menghitung derajat kebebasan (db), sebagai berikut:db = (N] + N2) - 2db = (30 + 30) - 2

= 58

Dengan db = 58 diperoleh t1abd pada taraf signifikan a 0,05 sebesar 2,00 dan dari hasilperhitungan diperoleh thitung sebesar 2,15, maka dengan demikian dari perhitungandiperoleh thitung > tL1bd yaitu 2,15 sehingga dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan Ha

diterima. Dengan demikian bermti terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa antarayang diajar dengan menggunakan metode simulasi dan metode resitasi

LAMPlRAN: VI

LullS di bawah Iengkungan normalStandar dari 0 ke z.(Bilang•• dalam b.d.n dnftnrmeny.taknn desim.l) 0, z

z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 910,0 ooסס 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0310 03590,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 067Y 0714 07540,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 11410,3 1179 1217 1258 1293 1331 1368 1406 1443 1480 15170,4 1554 1591 1628 1664 1760 1736 1772 1808 1844 1879

0,5 1915 1950 1985 2010 2054 2988 2123 2157 2190 22240,6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2518 25490,7 2280 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 28520,8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3052 3078 3106 31330,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389

1,0 3413 3438 3461 3485 3508 3531 3554 3577 3599 36211,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830

~,

1,2 3849 3869 3888, 3907 3925 .3944 3962 3980 3997 4015~

1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4155 4131 4147 4162 41771,4 4192 4207 4222 4236 4351 4265 4279 4Z92 4306 4319

i

1,5 4332 4345 4357 . 4370 4382 4394 4406 4418 4429 44411,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 45451,7 . 4554 4564 I 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 46381,8 4641 4649 40)6, ..c.t;;t;:d 4671 4678 4686 , 4693 I 46991 4706

1'tv........

1,9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 476i 4761

2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4803 4808 4812 48'12 481712,1 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 4850 4854 4857

2,2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 48902,3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 49162,4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936

2,5 4938, 4940, 494 I 4943 4945 4946 4948 4949 4951 49522,6 4953 4955 " 4956' 4957 4959 4960 4961 4962 4963 49642,7 4965 4966' 4967: 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974

lAmp/ran I.I

Ij

O,\FTAH I (tl<njUt.nJl)

________________________________~y~._-_-..:tl k IJ I' III h i I " 1\ ~

y., ~ dkI' ---'----------.-----.IW~I~".f'I'ul I 2 :1 \, I ,-, Ii _'l 'I III I J I~ II In ~o 2·1 :1l1 III ;;0 7;, lOll :!oo ~,on

,)0

,-1'-'

1;0

I,lL')

i ,II

\02i,1 :!

I,noT,lL"

:J,IH..'i,W'

:1,17",OJ

:1,1,")I.!lr;

:!.i!l1,:1O

2,iX1.Il'

?ii'I.U

:.1.;,1;

:1,:'1

:.!.:, I

:u'~

~.;-}:!

:l.l;;"}

:!, 10::,11

'1,:lx,;.';'

'1,:1:::,:11

:!,2!l:l,ls

·!.2i;:'1 :,

:!.2')::,I:l

:.1.:!lJ::.02

:;,1:->'1,:IX

:l,172.~);>

:!.L::! .........

:l.11:l.s;)

2,10:!.~::l

:!.O--;

:!.--;.'"

:?,ll;,

:!,; :,

2.lJ(

..!, ;:!

:!,W!2,--;0

:!.ll!)

:!.lil'

: . ~ l~ I

:!.n::

I,~JS

:!,Ii:!

I.!.li:l,'I!)

I ,~! 'j2,.,1;

I.U:,:!.:ll'

I.!l::2.:,::

t.!l:!2 ..;11

I,~JO

2,(li

I':-Is:.1. I;;

I ,~i!;

:.1,10

1 ,x:}2,:[!1

I.S:l:2.,;);,

I,K:2.::2

l.iS:!.2(i

1.71;:!.2;:

I.;;}

'2.:10

I,'; t

:!,Il'

J,''1:!.I ;')

1,7{)

:U:!

1,1i:l:UO

l,lii'1,00

1.1;;)

2.0::

1,1,:1

:!,nll

1.1111,!lI;

1.,')9I .~J:I

1,(,/1

I,!ll

I,:",xI.!)()

I,:lfi1,1'';'

l,fI:,I,Xli

1,5:2.I.X:!

I ';)11

l,;!1

1.5:!\.X2

1,:iO

I,is

LISI.; I

I,IXl.ili

I,ll,1,7 I

1..1·1INl

1..161.71

1..1:11.1,1\

1,·111.1;:1

I,ll, .1.7 I

li"

10

:I,! l~ li,O I

:I,~JS

,,01

:1,1-11.!J!i

:I.I:Ji,n

2,751,10

2,7,1 .I,OS

:!.:,I:1,(,2

2.:"10:1,1,0

2,:W:;'::1

2,:J;"}:l.:!!!

:l,21:IJl!J

2.;1:l;J,ni

2,1,j2.!1::

~.I I:!,~ll

:l.llX:!, i!1

2.07:l.l"i

:!,o:!2,--;0

:!.O(

:!,Iii

: ,~lS

:!.(il

1.!Ji:!,:,!l

:.:JI2':, I

I.n2,:;1

I,!HJ2, Ii

I,X!J2 .. 1:,

I.X'",:!.':i

\.S I2,:::}

!,)->(I

'1.;:(1

I,i!l:!,2:-t

I. i::IX

!.72'1,1.\

U;i->:!.lJ!1

1,1;7

~.1I'

1,1;:::!.I111

I.G:!I.!JS

I.e} ';J.!JlI

1/,1;

\'X1"

1';11

l.XI

1,5:1I,H:!

1.1!1I.ili

1,17,,71

1,-i21,01,

1.·15 1..101,I,!!. •. 1,6:1

I.:W1,00

1,37J ,['0

so

100

11;)

I:'JO

1110

:1,%6,~fi

:i,n,1H,!lU

:J,n("H\

:UiJ(>,HJ

:I,I\!JG,7ti

:l,11I,Hli-

:l,O!JI,H2

:1,07·1,7H

:1,01;'\,7 [,

:1.01·1,71

1,7'21,0·1

2,70:1,!lS

2,(iX

:t,!/l

1,lii:t,!)1

2.G[}:JY·~

2,11{:1':IH

2,,!f,:l,[ll

2..1,1:I,lI

2,-13:1,1·1

2,11:1,·1\

2,:t:l:1,:.15

2,:W:1.20

2.:!!1:;, J /

2,:n:1.1:\

2,:.!li3,11

2,:21:1,0,1

:!,I!!:.1,!l:I

2.172,!\~

:!, II,2,!J2

2,1,[2,!JO

2,12v.:,2,10:!,x:!

:!.ClH2,7 ~I

2,07:!,711

2,0;,2,i ::

:l,a:j:l.7 ·1

''':.0:12,I,!;

2,01:l.ll,·}

2.{)(1

2.1,'1

I,~JX

:!,IiO

I,U!I:!,lil

I.!I'2.;,:1

I ,~1 ~l

'l.',li

1,!11:!,:,::

I.!J:!'2':,0

1,!~5

:.!,:"';l

1.~ l:l2,:01

J,!l/I

:l.li

I,S:)

1,11

uri~, II

1,!l1'1.:};

I,XX2,1:1

I}t(,

2,-10

I,X:)2.:1';

I,X:;:!.:ll

1.~H

:!,II

I.X,')

::'.:lIi

1,Ii:!2,:1:1

t,!':!2,:10

l,liO

2,2K

l)tl:!.:l:~

l.7!12,2(;

I, i72,2:[

I,j(;

2,20

I,ll1,1 i

I.77:!.:!I

1. -;;,:L.I!J

I,i:!.~, 1;1

I" I2,12

l.fi!1:!,O~J

I.';(J

::,11

I.n":!,fll;

1,1i.)

'2.0:1

1.()!:!,on

I,D:!I,~i

1,1;;;

:!,li;j

I.E:l1,~IS

l,IiO1,~. !

I ':i ~ Iun

1.5 ;'1,1\l'\

l,tiOI ,~Il

I", ;1,S!l

1,;"1:1I.,'{:}

I,:. !I.;::

I ,t,:!:.7!1

1,51I,J-\.l

1,;"1J,7!1

I.l!J1.75

1,-17

I -.,.' -

I ,I~,

1.I'!l

l,~jl

I,il{

1,InI.j;!

J ,I~)

l,oX

1,-1·1I,Gti

1,121.1i:?

I,\.'}1.70

1,.121'/;1

I,:J~

I,!i!l

:,:11!,SCi

I,:J~}

( ,5:1

1,,12I ,CiS

1,:I!Jl,;l!l

1,:161,5,1

1,:111,:}l

1,:121, ; ~,

1,3H.1.57

1,:111,f) 1

1,31I ..II,

1,2!11,-1:1

1,21i1,3!1

1,:151.52

1,:101,In

J ,27I ..lfl

1.251,31

1.121,33

,IPO :I,lil,1',iO

:1,02·I,l,li

2,G23,M3

2,:I!J3,:lI\

2,2:1:l,Oti

:!.122,Hf)

2,0:1:!,1i ~I

1.%2,[1;")

1,~lO

2.lIj1,1i~J

:!.:li1....,12.2:\

1,7M2,2:1

I -'j" -

2,12I,Hi2,0,1

1,(;(1

1,!l2

1,51

1,1\-1UD ,1,121,;·1 J,Iii

1,3x1,;)7

1,:12I ..,i

1,2H1..1~

1,22 ,1,101,:12 1,2·1

1000

""

,1,H5H,GI'!

:I,liln,(i,(

3,001,62

:.!,n9·1,tiO

2,lll~I,I"O

2,60:1.7H

2,3M:1,:1-1

2,:173,32

2,223,0.1

2,213,02

~,IO

:.!:,1i2

2,092,,,0

2,022.(,(;

2,012,Hl

J ,!J[J

2';1:1

l,~·1

2,;-11

I,X~l

2,1:1

I R-l2,11

I.HI2.:1-1

I ,Ii:!2,:12

U.:U2,2Ci

1,79:.!,2-1

l,7G2,20

1,152,!\.\

1,/02,OD

1,692,01

I,H5:!,Ol

\.fi,11,99

1,51{I,H~

1,5iI,~i

1,5:11,1\1

1,52l,i9

1,-1 il,il

1,101,6\)

1,11U.i1

I ..W\.59

1.:lHI,!).I

1,351,52

1,301..·1,1

1.281,-11

I,:W1,3~.

1,241,36

1,191.21'\

1,171,25

1,131,19

I,llU5

.............__..

SIImtll'r: E!('OIelt/ar).' SJ(I{h(iC':<. Hut'l. P.G" ,10111, Wil,'y.':: ~Oll;;, hw.. :-;,'w YorL IflGO.

lzill khu~\ls pada rwntl1i,~.

--------"~--. --- ----- --_.. _""

404 Pengantar Statistik Pendidikan

Lampiran VII. 1.

Nukilan Tabel Nilai "t" Untuk Berbagai df.·

df atau dbHarga Kritik "[" Pada Taraf Signifikansi:

5% 1%

1 12,71 63,662 4,30 9,923 3,18 5,844 2,78 4,605 2,57 4,036 2,45 . 3,717 2,36 3,508 2,31 3,369 2,26 3,25

10 2,23 3,1711 2,20 3,1112 2,18 3,0613 2,16 3,0114 2,14 2,9815 2,13 2,9516 2,12 2,9217 2,11 2,9018 2,10 2,8819 2,09 2,8620 2,09 2,8421 2,08 2,8322 2,07 2,8223 2,07 2,8124 2,06 2,8025 2,06 2,79

"Dinukil dari: Henry E. Garrett, Op. cit., hIm. 427, dengan cat:hohuro von" clinukil di sini hanva Hama Kritik "t" pada taraf signifik

Sambungan dari Lampiran VII.t.

Lolllpiratt 4C

dt a/au dbHarga Kritik '1" Pada Tarat Signitikansi:

5% t%

26 2,06 2,7827 2,05 2,7728 2,05 2,7629 2,04 2,7630 2,04 2,7535 2,03 2,7240 2,02 2,7145 2,02 2,69

.- 50 201 2,68_.~,

c.-~ 2,65...~70 -2;00 2,6580 1,99 2,6490 1,99 2,63

100 1,98 2,63125 1,98 2,62150 1,.98 2,61200 1,97 2,60300 1,97 2,59400 1,97 2,59500 1,96 2,59

1000 1,96 2,58

LAMPJRAN:

Nilai Pcrscntil untuk Distribusi tNU = db(Bilangan'dalarn Badan Daftar Menyatakan tpl o z

NU to,99.5 to.99 to.97.5 lO.9S to.925 (0.90 to.lS to.70 to.6Q !""-

1 63,66 31.82 12,71 6,31 3,08 1,376 1.000 0,727 0,325 0,158

2 9,92 6,96 4,30 2,92 1,89 1,061 0,816 0,617 0,289 0,142

3 5,84 4,54 3,18 2,35 1,64 0,978 0,765 0,584 0,277 0,137

4 4,60 3,75 2,78 2,13 1,53 0,941 0,,41 0,569 0,271 0,134

5 4,03 3,36 2,57 2,02 1,48 0,920 0,727 0,559 0,267 0,132

6 3,71 3,14 2,45 ,1,94 1,44 0,906 0,718 0,583 0,265 0,131

7 3,50 3,00 2,36 1,90 1,42 0,896 0,7\1 0,549 0,263 0,130

8 3,36 2,00 2,31 1,86 1,40 0,889 0,700 0,546 0,262 0,130

9 3,25 ,2,82 2,26 1,83 1,38 0,883 0,703 0,543 0,261 0,129

10 3,17 2,76 2,23 1, 8 I 1,37 0,879 0,700 0,542 0,280 0,\29

II 3,11 2,72 2,20 t,80 1,36 0,876 0,697 0,540 0,200 0,129

12 3,06 2,68 2,18 1,78 1,36 0,873 0,695 I 0,539 0,259 0,128

13 3,01 2,65 2,'16 1.77 1,35 0,870 0,694 0,538 0,259 0,128

14 2,98 2,62 2,14 1,76 1,34 0,868 0,692 0,537 0,258 0,128

\5 2,95 2,60 2,13 1,75 1,34 0,866 0,691 0,536 0,258 0,128,16 2,92 2,58 2,12 1,75 1,34 0,865 0,690 0,535 0,258 0,128

17 2,90 2,57 2, I I 1,74 1,33 0,863 0,689 0,534 0,257 0,128

18 2,88 2,55 2,10 1,73 1,33 0,862 0,698 0,534 0,257 0,127

19 2,86 2,54 2,09 1,73 1,33 0,86\ 0,638 0,533 0,257 0,\27-

20 2,84 ' 2,53 2,09 [,72 "So 0,860 0,687 0,533 0,257 0,127I, ~

21 2,83 2,52 2,08 1,72 1,32 0,859 0,686 0,532 0,257 0,127

22 2,82 2,51 2,07 1,72 1,32 0,858 0,686 0,532 0,256 0,127

23 2,81 2,50 2,07 1,71 1,32 0,858 0,685 0,532 0,256 0,127

24 2,80 2,49 2,08 1,71 1,32 0,857 0,685 0,531 0,256 0,127

25 2,79 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 O,53l 0,256 0,127

26 2,78 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127

27 2,77 2,47 2,05 1,70 1,31 0,856 0,634 0,531 0,256 0,127

Nama

NIM

Program Studi

Jurusan

Judul Skripsi

LEMBAR UJI REFERENSI

: Fatmawati

: 103016327155

: Pendidikan Fisika

: I1mu Pengetahuan Alam (IPA)

:PERBANDINGAN METODE SIMULASI DAN

PEMBERIAN TUGAS (RESITASI TERHADAP

HASIL BELAJAR FISIKA) Eksperimen di MTs N 19

Jakarta

.~

"

No Judul dan Halaman Buku / ReferensiParafPembimbing

1 II

I Undang-undang Republik Indonesia, NV

ftahun 2003, Ten/ang Sis/em Pendidikan Ch.- >-Nasiana/, Bab II pasal 3, (Jakarta: CY.Mitama Utama, 2004), h. 7.

2 Martinis Yamin, S/ra/egi Pembe/ajaran (JBerbasis Kampe/ensi, (Jakarta: Gaung

~'persada Press, 2003), h. 58. ~.

3 Sarwanto, "Keterampilan proses dalam

fSimulasi Main Peran'" JlIma/ Pendidikanr;L '7

Fisika MIPA FKJP UNS Slirakar/a, vol. 8,no. I (Januari 2007), h.63-64

4 Berti Yolida, "Penerapan Metode Resitasidalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil

fBelajar", JlIrna/ Pendidikan IPA Program,~ "1S/udi Pendidikan Bia/agi, PMIPA, FKJP

Univ. Lampung, vol. 8, no. I (Januari 2007),h.20. n

5 Sardiman A.M, Interaksi dan Ma/ivas; II\ be/ajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo < . u.-'persada, 2004) eet ke-Il, h.20.

6 Ngalim Purwanto, Psika/agi Pendidikan, 1/(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h.84. 0 ,/h l'

(7 W,S. Winkel, Psika/agi Pengajaran. (Jakarta: {PT Grasindo, 1996), h.53

(h~ '"

8 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang

1Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Akasara,Q~2002), h.2

"9 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, /I

(Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h.35 I 0;..."10 Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, j)Hakikat Pembelajran M1PA dan Kiat

Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi ~ Or-..,

(Jakarta: PAU-PPAI, 2001) eet. Ke I, h. 6. 11

11 Supriyono Koes, Strategi Pembelajaran r/Fisika, (Malang, IMSTEP, 2003), h.3. 1 (~u.. ~

~ n

12 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan IIPsikologi Proses Pendidikan, (Bandung: &I /:2 ,\

Remaia Rosdakarya, 2003), h. 52-53. ~

13 Tulus Tu'u, Peran disiplin pada Perilaku dan 1/Prestasi Siswa, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), J fh ~

h.7S.14 Usman Melayu, Beri/a SIMI' I'risakti, Edisi U

084, (Januari 1999), h.5S. Ji a ...

IS Nurdin Ibrahim, "Hasil Belajar Fisika Siswa

,fSLTP Terbuka Tanjungsari Sumedang JawaBarat", Jumal Pendidikan dan Kebudayaan, f)/k. ....No. 031, I'ahun Ke-7, (Sept. 2001), h.487-488

16 Eko Suyanto, "Perbandingan Hasil Belajar

rFisika Antara Pembelajaran dengan MetodeEksperimen yang Disertai Tugas DI Rumah

CL'dengan Metode Eksperimen yang DisertaiTugas Di Kelas" Jumal Pendidikan M1PA,vol.4 No.2, (Juli, 2003), h.98

17 ··R-0i)ertus Angkowo dan Kosasih,IOptimalisasi Media Pembelajaran 4(fvfempengaruhi .Motivasi, Hasil belajar, dan tJ." I

Kepribadian), (Jakarta: PT Grasindo, 2007),1150

18 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi 1/Belajar Mengqjar, (Bandung: Pustaka Setia,t r~1

/)~, .2005), h.IOS-I06

19 Abin Syamsudin M., Psikologi Pendidikan, f(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), (L. '7

I . --- I

20 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus

1Inggris-Indonesia, (Jakrta: Gramedia Pustaka a ~Utama, 2000), Cet. xxv. H.

21 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan fNasional, "Kamus besar bahsa indonesia", (d ~

(Jakarta: balai Pustaka, 2002), h.740"

22 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belcijar

~mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), (2-'h.82-85 /

.p Mulyati Ari%n, Pengembangan Program f)~.)

Pengajaran idang Studi Kimia, (Surabaya:O-~Airlangga University press, 1995). CetJ,

h.127.24 Made Pidarta, Cara Belajar Mengajar di I)

Universitas Negara Maju, (Jakarta: Bumi (l~

Aksara. 1990), h.79-80.25 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran j!

Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: 0L '<Bumi Aksara, 2003), h.196-197. ~

26 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru fBerdasarkan Pendekatan Kompetensi, op.cit., t( Ch. ~

h. 140.27 Syaiful Bahri Djamarah, Gum dall Anak ()

Didik dalam Interaksi edukatif, (Jakarta: G>/1(;L ~

Rineka Cipta, 2000), h.197.28 Roestiyah NK, Strategi elajar mengajar, j/

(Jakarta; Bina Aksara, 1988), h.B3. (2.1'(

29 Sri Purwiyatmi, "Perbandingan Hasil Be1ajar

Ifisika Siswa yang pengajarannya DiberiTugas Antara Kelompok Kecil dengan (h... '"Kelompok Besar", Jumal Pendidikan MIPA,vol.4 no.2 (Juli 2003), h.55.

30 Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman J)Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka C:j1(a~ 1999),

'* a-'h.181./)

13 IRooijakkers, Mengajar dengan Sukses, 'I(Jakarta: PT Grasindo, 2005), h.77. r;!..'"

'.., Suharsimi ArilGmto, Prosedur penelitian:

I.)-

Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka r:;;L.'"Cipta, 2002), h. 108-109.

"34 ISudjana, Metode Statistika, (Bandung: ;(, Tarsito, 1996), edisi ke-6, h. 466. LA" ~I n35 Anas Sudijono, Pengantar Statistik 'I-Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo (h. '\

Persada, 2005), cet.ke-15, h. 257-258-I

Drs. mad sofvan. M.PdNIP. 15023\ 502

Pembimbing II

1'l,~1t~Erina Hertantl, M.SiNIP. 150293 228

DEPARTEMEN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

aNomor 95, Ciputal15412, IndonesiaTelp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328

Email: [email protected]

SURAT KETERANGANNO.Un.Ol/F.l/PP.00.9i62/2008

Dekan Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : Fatmawati

NIM : 103016327155

Jurusan : Pendidikan IPA

Program Studi : Pendidikan Fisika

Telah melaksanakan Ujian Komprehensif meliputi Penguasaan Konsep Keilmuan Fisika

dan Pendidikan Fisika pada tanggal 19 April 2008 dan dinyatakan

LULUS

Dengan nilai A

Surat Keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk digunakan seperlunya.

Jakarta, 28 April 2008a.n. DekanKetua Jurusan Pendidikan IPA

/.r,'~;:',~;'. ~-,

P::- ",

,,~.:;.p~!>'l~~ ..'i """ 5.....,~ •.,\."-( ~ \\\"'0., ¢' _ _' ... _ \.w~ ~ 11'\-\\Q~ ~ :.

.~ , ,,~':~ Mahmud M. Siregar, M.Si~R~\~IP. 150222933

Mengetahui,Kaprodi Pendidikan Fisika

Yayan Sudiana, S.Si. M.ANIP. 150377451

DEPARTEMEN AG\AMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARlF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBlYAH DAN KEGURUAN

lda Nom0t"95. Ciputat 15412. Indonesia

Telp.····.: (62-21) 7443328,7401925, Fax. (62';'21) 744):;

Email: [email protected]

NomorLamp.Hal

: Ft.IIrrt.02.2f1X/2007: Outline/Proposal: Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth:

Kepala MTs N 19 I'ondok LabuJakarta Selatan

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Jakarta, 24 September 2007

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Fatmawati

103016327155

Pendidikan -IPA Fisika

IX

-

Judul Skripsi Perbandingan MetodeSimulasi denganPemberian Tugas(ResitasIj Terhadap HasH Belajar Fisika

adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegul'Uan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yangSaudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Salldara dapat mcngizinkan mahasiswa tcrsebUl mclaksanakanpenelitian dimakslld.

Atas pcrhatian dan bantllan Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Il'r.wb.

Telnbusan:I. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangklltan

DEPARTEMEN AGAMAMADRASAHTSMAWIYAH NEGERI 19

KOTA JAKARTA SELATANJI. Pinang Kalijati Pondok Labu Telp. 7660321 Jakarta Selatan 12450

SURAT KETERANGANNomor : Mts.09.01.19/PP.07/54712007

Berdasarkan sumt Kabag Tata Usaba UIN Syarif HidayatuJ/ah Jakarta Fakultas f1muTarbiyah dan Keguruan Nomor : Ft.lllT1.02.2IIXJ2007 tanggal 24 September 2007,bersama ini Kepala Madmsah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta menerangkan bahwa :

NamaNlMJurusanJenjang PendidikanSemesterJudul Pene/ilian

Fatmawati103016327155Pendidikan - IPA FisikaStrata Satu (S /)IX (Sembi/an)"Perhandiltgan Metode SiltUlktsi dan Pemherian Tugas(ResiUIsi) Terhadap Hosil Belajar FlSika"

te/ah melaksanakan penelitian di Madmsah Tsanawiyah Negeri /9 Jakarta dari tanggal24 September sid 26 November 2007.

Demikian keterangan ini kami buat dengan sesungguhnya agar dapat dipergunakansebagaimana mestinya.

Jakarta, 03 Desember 2007