penyunting - universitas pendidikan...

96

Upload: others

Post on 17-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm
Page 2: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

Penyunting:Mohammad AliAchmad Hufad

Asep Herry HernawanRudi Susilana

PENDIDIKANMENUJU INDONESIA EMAS

Page 3: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

SANKSI PELANGGARAN PASAL 113

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014

TENTANG HAK CIPTA

(1) Setiap orang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 huruf a, huruf, b, huruf e, dan/ atau huruf g untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah)

(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (Empat milyar rupiah)

Page 4: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

PENDIDIKANMENUJU INDONESIA EMAS

Penyunting:Mohammad AliAchmad Hufad

Asep Herry HernawanRudi Susilana

UPI PRESSUPT Penerbitan dan Percetakan - Universitas Pendidikan IndonesiaJl. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154 IndonesiaWebsite: http://upipress.upi.edu I E-mail: [email protected]

Page 5: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

PENDIDIKAN MENUJU INDONESIA EMAS

Copyright ©2020, Mohammad Ali, dkk – UPI Press

Penyunting : Mohammad Ali Achmad Hufad Asep Herry Hernawan Rudi SusilanaPenata letak : Dadi MulyadiDesain sampul : Ramdani Dian Junaedi

Diterbitkan oleh:UPI PressUPT Penerbitan dan Percetakan - Universitas Pendidikan IndonesiaJl. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154 Jawa BaratTelp. (022) 2013 163 Ext. 4502 I Hp. +62 87823617694 Website: http://upipress.upi.edu I E-mail: [email protected]

Cetakan Pertama, Mei 2020xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cmISBN 978-623-7776-32-1

Penerbit UPI Press Anggota IKAPI dan APPTI (Ikatan Penerbit Indonesia dan Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia)

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.(Isi di luar tanggung jawab penerbit)

Page 6: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

i

PRAKATA

Pendidikan, penyelenggaraan pendidikan, dan pembangunan pada semua jalur dan jenjang merupakan kepedulian dan kepentingan semua warga negara. Hal ini mengingat pendidikan merupakan upaya strategis dalam pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan nasional pada semua sektor. Pendidikan juga dapat menjadi wahana untuk mempersiapkan generasi yang mampu mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang pada masa yang akan datang.

Masa yang akan datang adalah suatu masa yang kondisinya belum diketahui, namun dapat diproyeksikan dan diprediksi. Itulah pentingnya pendidikan dalam mengantisipasi berbagai kondisi yang diproyeksi pada masa yang akan datang. Melalui pendidikan dapat dipersiapkan berbagai kecakapan dan kompetensi yang diperlukan dalam mengantisipasi kondisi pada masa yang akan datang itu.

Memasuki Indonesia Emas, yaitu masa ketika Indonesia memasuki Usia Emas 100 tahun, kita semua berharap Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain serta dapat menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan, seperti kemiskinan dan masalah-masalah lainnya. Generasi yang menjalani kehidupan pada masa itu, yang juga sering di sebut dengan Generasi Emas, terutama yang berada pada usia produktif (usia 15-64 tahun) harus memiliki kecakapan yang dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang pada masa itu, baik dalam konteks global maupun nasional. Filosofi, konsep, paradigma dan praksis pendidikan seperti apa yang dapat mempersiapkan Generasi Emas dengan kecakapan dan kompetensi yang dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan peluang pada era Indonesia Emas perlu dipikirkan, dikaji secara akademis, dan dirumuskan.

Buku yang berjudul PENDIDIKAN MENUJU INDONESIA EMAS ini merupakan kumpulan tulisan karya para akademisi (Profesor dan Doktor) Universitas Pendidikan Indonesia, yang juga memperoleh kontribusi tulisan dari para akademisi dari berbagai perguruan tinggi lain. Para penulis menyumbangkan pemikiran terkait apa, mengapa, dan bagaimana; serta terkait dengan filosofi, konsep, paradigma dan praksis pendidikan nasional dalam menuju Indonesia Emas. Para akademisi yang memberi kontribusi tulisan untuk buku ini adalah para Akademisi (Profesor dan Doktor) dari Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Bina Nusantara (Binus), Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA), Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta, dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Cirebon.

Page 7: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

ii Prakata

Buku ini terdiri dari 6 (enam) Bagian dan masing-masing bagian terdiri dari sejumlah Bab. Bagian pertama dari buku ini membahas tentang Tantangan dan Peluang pada Era Indonesia Emas. Pada Bagian ini terdapat 14 Bab. Bagian kedua membahas tentang Kebijakan Pendidikan Nasional pada Era Indonesia Emas. Pada Bagian ini terdapat 13 Bab. Bagian ketiga membahas tentang Kecakapan pada Era Indonesia Emas. Pada Bagian ini terdapat 14 Bab. Bagian keempat membahas tentang Guru dan Pendidikan Guru pada Era Indonesia Emas. Pada Bagian ini terdapat 15 Bab. Bagian kelima membahas tentang Model Pendidikan pada Era Indonesia Emas. Pada Bagian ini terdapat 15 Bab. Bagian keenam membahas tentang Model Implementasi Pendidikan Era Indonesia Emas. Pada Bagian ini terdapat 12 Bab.

Semua uraian dan pembahasan dalam buku ini merupakan kajian akademis yang dilakukan oleh para akademisi dalam berbagai bidang keahlian yang juga dikontribusi oleh berbagai pengalaman profesional yang pernah dijalani. Harapan kami semoga buku ini dapat menjadi bahan kajian dan rujukan literatur bagi para akademisi dan calon akademisi, juga dapat menjadi masukan yang konstruktif, khususnya bagi kemajuan pendidikan nasional sebagai wahana dalam upaya membangun SDU berkualitas yang akan memberi kontribusi positif dan konstruktif bagi pembangunan pendidikan dan pembangunan nasional.

Buku ini kami persembahkan kepada bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia pada HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MEI 2020, sebagai dedikasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan semua mitra perguruan tinggi yang akademisinya berkontribusi pikiran yang dituangkan dalam tulisan yang menjadi bagian dari buku ini demi mewujudkan cita-cita dan Visi Indonesia Maju (Indonesia Berdaulat, Maju, Sejahtera, Adil dan Makmur) dalam menyongsong Indonesia Emas. Kami juga berharap semoga karya ini menjadi bagian dari amal jariyah kami dan para kontributor yang memperoleh imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa buku ini apabila dibaca secara kritis dan saksama akan dijumpai berbagai kekurangan. Oleh karena itu, kritik, masukan dan saran sangat kami nantikan untuk perbaikan pada edisi berikutnya.

Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei, 2020Wassalam,

Penyunting:Mohammad AliAchmad Hufad

Asep Herry HernawanRudi Susilana

Page 8: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

iii

SAMBUTAN

REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Pendidikan merupakan sektor strategis dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan, SDM yang merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan dapat ditingkatkan kualitasnya. Pendidikan juga dapat menjadi wahana untuk mempersiapkan generasi yang mampu mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang pada masa yang akan datang yang kondisinya belum diketahui, namun dapat diproyeksikan dan diprediksi.

Indonesia Emas, secara denotatif, merupakan masa ketika Indonesia memasuki Usia Emas 100 tahun, yaitu masa yang dimulai tahun 2045. Secara konotatif, ini menunjukkan kondisi ketika Indonesia menjadi negara maju yang mampu bersaing dengan bangsa lain serta dapat menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan, seperti kemiskinan dan masalah-masalah lainnya.

Untuk menuju Indonesia Emas, sesuai Visi Indonesia 2045 “Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur”, yang oleh Presiden RI sering dikemukakan sebagai “Indonesia Maju”, pendidikan memegang peran penting dan strategis. Dengan jumlah penduduk yang diproyeksikan akan mencapai 318 juta jiwa pada tahun 2045, apabila tidak didukung oleh basis pendidikan yang berkualitas, jumlah penduduk sebesar itu akan menjadi beban yang berat. Namun, melalui pendidikan dapat dihasilkan Generasi Emas yang berkualitas, yakni yang memiliki kecakapan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengantisipasi dan mengatasi berbagai tantangan serta memanfaatkan berbagai peluang, baik nasional maupun global pada masa itu.

Dalam menuju Indonesia Emas, konsep, filosofi, paradigma, dan praksis pendidikan yang dipandang sesuai, perlu dipikirkan, dirumuskan, dan disiapkan berdasarkan kajian akademis oleh para akademisi dalam berbagai bidang yang terkait dengan pendidikan, dengan pendekatan multidisiplin. Hal ini mengingat masa depan, seperti halnya masa pada saat Indonesia memasuki usia emas dan era selanjutnya, tidak pernah kita ketahui, namun dapat diproyeksi dan diprediksi berdasarkan data dan kajian akademis. Suatu yang pasti terjadi pada masa yang akan datang adalah adanya perubahan, dan ini semua menjadi kepedulian Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang merupakan Universitas Pelopor dan Unggul dalam bidang pendidikan. Untuk itu, para akademisi UPI memelopori penyusunan buku dengan judul PENDIDIKAN MENUJU INDONESIA EMAS. Buku ini merupakan kumpulan

Page 9: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

iv Sambutan-sambutan

hasil pemikiran para akademisi (Profesor dan Doktor) UPI, dan kontribusi dari sejumlah akademisi dari berbagai perguruan tinggi lain di Indonesia.

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai pimpinan lembaga pendidikan tinggi dengan jati diri (core business) pendidikan, menyambut dengan sangat antusias kehadiran buku ini. Buku ini merupakan karya akademik monumental yang dipersembahkan oleh UPI bagi bangsa dan negara yang kita cintai, khususnya bagi dunia pendidikan, pada Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020, 25 tahun menyongsong Indonesia Emas. Kami berharap buku ini, selain menjadi hasil kajian akademik yang dapat dijadikan sumber belajar dan bahan rujukan dalam kajian pendidikan dan pendidikan antisipatif, juga dapat dijadikan bahan masukan bagi para pengambil kebijakan sektor pendidikan, terutama dalam rangka mempersiapkan pendidikan bagi generasi yang akan menjalani kehidupan pada era Indonesia Emas. Kami ucapkan selamat sukses kepada Tim Pengembang beserta Tim Teknisnya, Tim Penyunting, dan para Penyumbang Naskah disertai do’a semoga Allah SWT menjadikan upaya ini sebagai amal ibadah dan amal jariyah yang memperoleh pahala yang terus mengalir dari-Nya. Aamiin yaa Robbal Aalamiin.

Hari Pendidikan Nasional 2 Mei, 2020Rektor Universitas Pendidikan Indonesia,

Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si.

Page 10: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

v

SAMBUTAN

KETUA PENGURUS PUSAT IKATAN SARJANA PENDIDIKAN INDONESIA

(ISPI)

Bismilahirrahmanirrahim,

Upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 menyangkut proses alih generasi yang adekuat agar generasi bangsa yang hidup di era Indonesia Emas mewarisi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dalam kebersamaan hidup dengan bangsa-bangsa lain secara terbuka. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) memandang bahwa tema sentral pendidikan nasional terletak pada upaya Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Memajukan Kebudayaan Nasional. Sistem pendidikan diarahkan untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup di negara ini.

Pemikiran tentang Revolusi Mental yang digagas oleh Presiden Joko Widodo mengandung implikasi dikehendaki adanya perubahan mindset manusia Indonesia baik secara perorangan maupun kolektif sebagai bangsa. Sebagai sebuah pembaharuan dalam mengubah mental atau mindset manusia Indonesia, implementasi revolusi mental memerlukan dukungan sistem yang jelas dalam sebuah line of command yang cerdas dari pusat sampai unit-unit kerja di daerah bahkan sampai ke dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Perubahan mindset akan harus menyangkut strategi perubahan dan pengembangan kapital manusia, budaya sebagai hasil dan proses, kelembagaan pemerintahan dan birokrasi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Arah pengembangan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat dan beradab telah digariskan dalam UUD 1945, dan salah satu strategi yang secara langsung akan menyentuh perubahan mindset sebagai sebuah proses (revolusi) mental adalah pendidikan, yang harus diwujudkan dalam sebuah Sistem Pengajaran Nasional.

Tujuan pembentukan Negara sebagaimana ditegaskan dalam alinea empat Pembukaan UUD 1945 mengandung implikasi imperatif bagi pendidikan nasional untuk menyiapkan seluruh lapisan bangsa, yang cinta bangsa dan tanah air, peduli dan bertanggung jawab untuk memajukan

Page 11: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

vi Sambutan-sambutan

kesejahteraan umum, berkehidupan yang cerdas sebagai bangsa yang berjati diri yang mampu berkompetisi dan berkolaborasi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, dan bertanggung jawab di dalam memelihara dan membangun perdamaian dan kedamaian hidup umat manusia. Pesan ini memberikan arahan bahwa pembangunan pendidikan, untuk menyiapkan generasi bangsa secara berkelanjutan, harus membuat bangsa ini memiliki kemampuan melihat ke dalam (inward looking) dan melihat ke luar (outward looking), yang akan membangun bangsa ini dalam keseimbangan antara Nasionalisme dan Internasionalisasi atau globalisasi.

Harapan baru muncul untuk berani melakukan Redesain Pendidikan Nasional dengan mengembalikan Kerangka Kerja Sistem Pendidikan Nasional kepada landasan filosofis normatif sebagaimana ditegaskan dalam UU. Mereviu secara menyeluruh perundangan, regulasi, kebijakan, dan program pendidikan serta benar-benar bisa menjamin dan memastikan upaya dan strategi pendidikan yang mampu mengawal tumbuh dan berkembangnya perilaku nilai pada peserta didik secara integratif antara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perlu ada perubahan mindset pendidikan, yang sesungguhnya sudah tersurat sebagai pesan normatif Undang-Undang.

Dalam konteks penyiapan Generasi Emas 2045, ada sejumlah persoalan utama yang perlu mendapat perhatian untuk mengembalikan keutuhan konsep dan penyelenggaraan pendidikan nasional.

1. Upaya-upaya konseptual-filosofis untuk mengelaborasi lebih jauh prinsip-prinsip pendidikan sebagaimana tertuang dalam Pasal 4 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni; pembangunan watak dan peradaban bangsa, pendidikan nilai dan bermuatan nilai, penguatan etika; paradigma pendidikan yang mencerdaskan bangsa; paradigma pendidikan yang demokratis dan berkeadilan; paradigma pendidikan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan; paradigma pendidikan sistemik yang terbuka dan multimakna; paradigma pendidikan yang memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas; paradigma pendidikan yang mengembangkan budaya dan paradigma pendidikan dengan memberdayakan masyarakat.

2. Mengkaji profil manusia Indonesia masa depan sebagai sosok manusia Indonesia ideal dan Generasi Emas 2045. Pendidikan bertanggung jawab menghantarkan generasi masa kini menjadi Generasi Emas 2045. Generasi

Page 12: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

viiPendidikan Menuju Indonesia Emas

ini akan menjadi generasi penduduk warga dunia yang bersifat transkultural dan transnasional, namun harus tetap hidup dan berkembang dalam jati diri dan budaya Indonesia sebagai sebuah bangsa yang bermartabat. Daya saing di satu sisi dan kemampuan kolaborasi di sisi lain adalah dua polar kompetensi yang harus bersinergi sebagai profil dasar manusia Indonesia 2045. Gambaran sosok manusia Indonesia generasi 2045 akan harus menjadi pijakan dan cantolan upaya pendidikan, dan pendidikan akan memainkan peran baru dalam perspektif pengembangan sosok generasi 2045.

3. Kegiatan-kegiatan: penelitian keilmuan pendidikan; penelitian pendidikan disiplin ilmu; penelitian kebijakan pendidikan; penelitian pendidikan untuk pembangunan nasional dan /atau daerah; penelitian pendidikan berbasis jaringan; penelitian dan pengembangan melalui sekolah-sekolah penelitian dan pengembangan (seperti lab school); penelitian pendidikan keagamaan; monitoring serta evaluasi proyek-proyek pendidikan; penelitian pendidikan guru; dan kemitraan penelitian dengan luar negeri;

4. Kemauan politik yang kuat dari seluruh komponen bangsa untuk mewujudkan pendidikan bagi pengekalan persatuan dan kesatuan bangsa; pendidikan dalam rangka alih generasi; masalah gender dalam pendidikan; partisipasi politik pendidik dan tenaga kependidikan lainnya; peran asosiasi profesi kependidikan; dan pendidikan nasional dalam rangka peningkatan daya saing bangsa dalam konteks globalisasi yang memungkinkan dibangunnya masyarakat Indonesia yang berbasis pengetahuan dan teknologi (knowledge-based society).

5. Pengembangan strategi dan skenario yang sistematik dan sistemik untuk mewujudkan standar nasional pendidikan (standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan); melakukan penjaminan mutu pendidikan nasional; mengembangkan profil badan standardisasi penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan; dan mengembangkan konsep standar pendidikan yang dinamis; serta meningkatkan fungsi dan peran lembaga penjaminan mutu pendidikan daerah.

6. Upaya untuk mengelaborasi lebih jauh konsep dan operasionalisasi diversifikasi kurikulum; pengembangan silabus pada tingkat kabupaten/

Page 13: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

viii Sambutan-sambutan

kota; fungsi dan peran Pusat Kurikulum dalam advokasi pengembangan kurikulum di daerah; pengembangan jaringan kurikulum antar daerah; penjaminan mutu bahan ajar; fungsi dan peran Pusat Perbukuan Nasional. Di samping itu, perlu dielaborasi pembelajaran berbasis nilai dan kompetensi; pembelajaran berbasis jaringan; konsep pembelajaran demokratis; pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus; paradigma operasional learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah elaborasi kurikulum substansi nasional wajib: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa; kurikulum sekolah internasional di Indonesia; dan fungsi lembaga penjaminan mutu pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan.

7. Upaya untuk mengelaborasi lebih jauh operasionalisasi konsep penilaian berbasis nilai dan kompetensi; penilaian berbasis portofolio; penilaian berbasis sekolah; konsep dan strategi ujian sekolah; ujian nasional; uji kompetensi; ujian online; ujian kesetaraan; akreditasi sekolah/perguruan tinggi; dan peran pendidik dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.

8. Upaya menyehatkan kultur pendidikan dengan mewujudkan sekolah aman dan damai sebagai lingkungan belajar dan perkembangan peserta didik yang bebas dari kekerasan dan perundungan; mengintegrasikan visi akademik dan perkembangan yang terejawantahkan ke dalam ragam modus intervensi pendidikan; menguatkan pendidikan karakter; memerankan secara optimal layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

9. Kemauan dan kebijakan politik yang lebih nyata dari Pemerintah untuk meningkatkan profesionalisasi pendidik dan tenaga kependidikan lainnya; paradigma pendidikan prajabatan dan pendidikan dalam jabatan untuk pendidik dan tenaga kependidikan lainnya; kedudukan dan fungsi lembaga pendidikan tenaga kependidikan; konsep dan strategi penempatan, pembinaan, dan rotasi tenaga pendidik lintas daerah dalam konteks nasional; fungsi dan peran lembaga penjaminan mutu pendidikan daerah dalam pembinaan dan peningkatan kemampuan profesional guru secara berkelanjutan.

10. Kebijakan nasional yang sinergis untuk mendudukkan fungsi dan peran pendidikan kedinasan dalam konteks pendidikan nasional; kelembagaan pendidikan kedinasan; program pendidikan kedinasan; ketenagaan

Page 14: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

ixPendidikan Menuju Indonesia Emas

pendidik dan tenaga kependidikan lain pada pendidikan kedinasan; kemitraan pendidikan kedinasan dengan pendidikan umum dan prospek pendidikan kedinasan dalam konteks nasional dan global.

11. Perangkat Peraturan Pemerintah yang lebih aspiratif; kerangka yang koheren mengenai: desentralisasi pendidikan dalam rangka negara kesatuan RI; kedudukan dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional; perencanaan pendidikan nasional dan daerah; pengangkatan, penempatan, pembinaan, dan pemindahan guru; pengembangan sekolah kejuruan; pengembangan sekolah unggulan/bertaraf internasional di daerah; peran serta masyarakat melalui Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan Daerah; manajemen penjaminan mutu pendidikan nasional; kerja sama luar negeri dan kerja sama antar daerah; dan internasionalisasi/globalisasi pendidikan.

12. Konsep dan strategi pendanaan pendidikan yang mampu menopang upaya pemerataan pendidikan yang bermutu, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kompetensi dan kesejahteraan tenaga kependidikan,untuk menopang upaya peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan sehingga realisasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN/APBD terjamin efisiensi dan akuntabilitasnya.

13. Upaya strategis pendidikan nonformal dan pemberdayaan masyarakat yang bisa mendorong community empowering dan sustainability development, sebuah model pembangunan masyarakat yang berbasis pendidikan dan kultur setempat, yang di dalamnya bisa ditumbuhkan dan dibelajarkan kehidupan demokrasi, politik, kecakapan hidup, kekuatan ekonomi pedesaan untuk menekan eksploitasi ekonomi perkotaan, berbasis kearifan lokal untuk menciptakan sumber-sumber pendapatan guna membangun ketahanan hidup (sustainable livelihood).

14. Revitalisasi Pendidikan Tinggi dan internasionalisasi pendidikan yang berbasis penguatan karakter, penguatan sains, teknologi, dan seni berbasis riset. Memfasilitasi para dosen melakukan riset harus menjadi skala prioritas pendidikan tinggi, membangun knowledge society yang memberikan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia. Pengembangan kelompok dosen peneliti merupakan satu kebutuhan untuk mendukung kepentingan yang disebutkan. Otonomi perguruan tinggi perlu diwujudkan sebagaimana diamanahkan UU No. 12/2012.

ISPI menyambut dan mendukung penerbitan buku Pendidikan Menuju Indonesia Emas, berharap membawa pemikiran baru dan pembaharuan

Page 15: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

x Sambutan-sambutan

pendidikan di Indonesia dalam upaya memfasilitasi terjadinya alih generasi secara adekuat menuju Generasi Emas 2045 yang akan mengisi era Indonesia Emas.

Tashkent, 31 Maret 2020,Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.

Page 16: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xi

UCAPAN TERIMA KASIH

Menuju Indonesia Emas, yaitu masa ketika Indonesia memasuki Usia Emas 100 tahun, kita semua berharap Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain serta dapat menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan, seperti kemiskinan dan masalah-masalah lainnya. Generasi Emas yang akan menjalani kehidupan pada masa itu, terutama yang berada pada usia produktif (usia 15-64 tahun), harus memiliki kecakapan yang dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang yang dihadapi pada masa itu, baik dalam konteks global maupun nasional. Mempersiapkan generasi yang diharapkan memiliki kecakapan dan kompetensi mengantisipasi semua itu harus diupayakan melalui pendidikan.

Upaya memikirkan dan merumuskan aspek-aspek filosofis, konsep, paradigma dan praksis pendidikan nasional pada semua jalur dan jenjang telah dilakukan oleh sejumlah pakar dan akademisi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang memperoleh kontribusi dari para akademisi dari berbagai perguruan tinggi lain. Hasil berbagai pemikiran itu telah dituangkan dalam sejumlah tulisan, yang meliputi gambaran proyeksi tentang kondisi Indonesia Emas, terutama terkait berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi, berbagai kebijakan, pembelajaran, substansi kecakapan, tenaga pengajar (khususnya guru) dan pendidikan guru, kurikulum nasional, tata kelola, dan pengelolaan pendidikan dalam mempersiapkan Generasi Emas dengan bekal kecakapan dan kompetensi yang dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan peluang pada era Indonesia Emas. Karya-karya hasil pemikiran para pakar itu telah dihimpun dalam buku yang berjudul PENDIDIKAN MENUJU INDONESIA EMAS ini.

Atas keberhasilan penyusunan buku ini dan kontribusi naskah karya akademik dari para akademisi yang dihimpun dalam buku ini, kami Tim Penyunting, pertama-tama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas anugerah yang telah diberikan kepada kami berupa keberhasilan menyelesaikan penyusunan buku ini, Kami berdoa semoga karya ini menjadi amal jariyah semua yang berkontribusi dalam bentuk apapun terhadap keberhasilan ini. Selanjutnya, kami juga menghaturkan TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN kepada Rektor UPI yang telah memotivasi dan memfasilitasi penyusunan buku ini. Terima kasih dan penghargaan juga kami berikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Rektor UPI, dan Ketua Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) atas Sambutan tertulis untuk buku ini.

Page 17: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xii Ucapan Terima Kasih

Kepada para penulis naskah, baik para akademisi (Profesor dan Doktor) dai UPI dan para akademisi dari perguruan tinggi-perguruan tinggi lain juga kami sampaikan terima kasih dan penghargaan. Para penyumbang naskah karya akademik itu adalah: Prof. Dr. Mohammad Fakry Gaffar, M.Ed., Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Ika Dewi Ana, DDs, Ph.D. (Universitas Gadjah Mada - UGM); Prof. Dr. Mohammad Ali, M.A., Prof. Dr. Elly Malihah, M.Si. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, MSc. PhD (Hon). IPU. Asean Eng. (Institut Teknologi Bandung – ITB) Prof. Fuad Abdul Hamied, M.A., Ph.D. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Dr. Yi Ying, S.S., M.Lit., M.Pd. (Universitas Bina Nusantara – Binus), Prof. Emi Emilia, M.A., Ph.D., Prof. Dr. Achmad Hufad, M.Ed., Dr. Elih Sudiapermana, M.Pd., Prof. Dr. Wawan Setiawan, M.Si., Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Dr. Yuyun Sri Yuniarti, M.Pd. (Instruktur Nasional Kurikulum 2013); Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A. (Universitas Gadjah Mada - UGM); Vina Adriany, M.Ed., Ph.D. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Prof. Dr. Cece Sobarna, M.Hum. (Universitas Padjadjaran – UNPAD); Dr. Komarudin, M.Pd. (Universitas Gunung Jati –UGJ Cirebon); Prof. Dr. Dedi Djubaedi, M.A. (Institut Agama Islam Negeri – IAIN Cirebon), Dr. Karman, M.Ag. (Universitas Islam Negeri - UIN Bandung); Dr. Zulkarnain, (Universitas Negeri Malang - UM); Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si., Dr. Yulia Rahmawati, M.Si. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Dr. Abna Hidayat (Universitas Negeri Padang); Prof. Dr. Syamsul Hadi Senen, M.M., Prof. Udin Syaefudin Saud, M.A., Ph.D., Dr. H. Amung Ma’mun, M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Safuri Musa, M.Pd. (Universitas Sigaperbangsa Karawang – UNSIKA); Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA., Prof. Ace Suryadi, Ph.D., Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, M.A., Prof. Dr. Deni Darmawan, S.Pd., M.Si., MCE., Prof. Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd., Prof. Dr. Suwatno, M,Si., Prof. Dr. Ida Hamidah, M.Si., Prof. Dr. Tatang Herman, M.Ed., Prof. Dr. Enok Maryani, Dr. Cepi Riyana, M.Pd., Prof. Dr. Sofyan Sauri, M.Pd., Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M.A., Prof. Dr. Tri Indri Hardini, Prof. Dr. Syamsu Yusuf, M.Pd., Dr. Ana, M.Si., Dr. Ade Sadikin Akhyadi, M.Si., Prof. Dr. Tjutju Yuniarsih, S.E., M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Prof. Dr. Abdul Rahmat, S.Sos.I.,M.Pd. (Unversitas Negeri Gorontalo); Prof. Dr. Ir. Sasmoko, M.Pd. (Universitas Bina Nusantara – Binus); Prof. Dr. Hari Mulyadi, M.Si., Dr. Laksmi Dewi, M.Pd., Dr. Rini Solihat, M.Si., Dr. Diding Nurdin, M.Pd., Dr. Rusman, M.Pd., Prof. Dr. H. Yayat Sudaryat, M.Hum., Dr. Deni Kurniawan, M.Pd., Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M.A., Prof. Dr. Sapriya, M.Ed. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Prof. Dr. Soedijarto, M.A. (Universitas Negeri Jakarta – UNJ); Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., S.H., M.H., M.Si., Prof. Said Hamid Hasan, M.A., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Mukhidin,

Page 18: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xiiiPendidikan Menuju Indonesia Emas

S.T., M.Pd., Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si., Prof. Dr. Nana Supriatna, M.Ed., Prof. Dra. N. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Dr. Henry Praherdhiono, S.Si., M.Pd. (Universitas Negeri Malang - UM); Prof. Dr. Johar Permana, M.A., Prof. Dr. Uyu Wahyudin, M.Pd., Dr. Nur Aedi, M.Pd., Dr. Ratnaningsih Eko Sarjono, M.Si., Prof. Dr. Ratih Hurriyati, M.P., Dr. Aristanti Widyaningsih, Dr. Doddy Rusmono, M.L.I.S., Al Jupri, S.Pd., M.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Oong Komar, M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); , Prof. Dr. Rahman, M.Pd., Prof. Dr. M. Abdul Somad, M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Dr. Muqowim, M.Ag. (Universitas Islam Negeri – UIN Yogyakarta); Prof. Dr. Ihat Hatimah, M.Pd., Prof. Dr. Didi Suherdi, M.A., Prof. Hertien Koosbandiah Surtikanti, M.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Nanang Priatna, M.Pd., Dr. Drs. H. Asep Setiadi Husen, M.Pd., Dr. Riche Cynthia Johan, M,Si., Prof Dr. Nuryani Rustaman, M,Pd., Yaya S. Kusuma, Ph.D. (Universitas Pendidikan Indonesia – UPI); Bahrul Hayat, M.A., Ph.D. (Universitas Islam Negeri – UIN Jakarta).

Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada Tim Teknis, yang terdiri dari Dadi Mulyadi, M.T., Ramdani, S,Pd., dan Zakiyah Tsauroh Islamiyah, M.Pd., atas dedikasinya yang tak kenal lelah melaksanakan pekerjaan-pekerjaan teknis seperti melakukan pengecekan ejaan, pengecekan similarity, layout, desain cover buku, dan membantu Ketua Tim dan Tim Penyunting sehingga buku ini dapat berwujud seperti ini. Semoga semua upaya yang dilakukan menjadi amal jariah yang memperoleh imbalan pahala dan rahmat dari Allah SWT.

Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei, 2020Wassalam,

Penyunting:Mohammad AliAchmad Hufad

Asep Herry HernawanRudi Susilana

Page 19: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm
Page 20: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xv

DAFTAR ISI

Prakata iSambutan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia iiiSambutan Ketua Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) vUcapan Terima Kasih xiDaftar Isi xvDaftar Tabel xxvDaftar Gambar xxixPendahuluan 1Mohammad Ali; Achmad Hufad; Asep Herry Hernawan; Rudi Susilana

Bagian 1 : Tantangan dan Peluang pada Era Indonesia Emas1. Menuju Indonesia Emas pada Tahun 2045: Visi, Tujuan,

dan Strategi9

Mohammad Fakry Gaffar(Universitas Pendidikan Indonesia)

2. Kerangka Pikir Pendidikan untuk Menyiapkan Generasi Emas: Isu-Isu Filosofis

37

Sunaryo Kartadinata(Universitas Pendidikan Indonesia)

3. Meneropong Masa Depan Indonesia: Universitas dan Pendidikan yang Mengajarkan Ketundukan

59

Ika Dewi Ana (Universitas Gadjah Mada)

4. Tantangan dan Peluang pada Era Indonesia Emas: Konteks Global

67

Mohammad Ali(Universitas Pendidikan Indonesia)

5. Tantangan dan Peluang pada Era Indonesia Emas: Konteks Nasional

87

Elly Malihah(Universitas Pendidikan Indonesia)

Page 21: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xvi Daftar Isi

6. Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka: Respons Terhadap Tantangan dan Peluang

109

Mohammad Ali (Universitas Pendidikan Indonesia)

7. Pengelolaan Pendidikan Tinggi Indonesia dalam Menanggapi Berbagai Tantangan

127

Djoko Santoso(Institut Teknologi Bandung)

8. Kompetensi Komunikatif: Tantangan dan Peluang Menuju Indonesia Emas

149

Fuad Abdul Hamied(Universitas Pendidikan Indonesia)

9. Kompetensi Bahasa Asing: Respons Terhadap Tantangan dan Peluang

171

Yi Ying(Universitas Bina Nusantara)

10. Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dalam Pengajaran Bahasa Inggris

191

Emi Emilia (Universitas Pendidikan Indonesia)

11. Implementasi Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar pada Pendidikan Masyarakat 219Achmad HufadElih Sudiapermana(Universitas Pendidikan Indonesia)

12. Konsep dan Implementasi Merdeka Belajar pada Era Digital

241

Wawan Setiawan(Universitas Pendidikan Indonesia)

13. Merdeka Belajar dalam Konteks Pendidikan Sains 261Anna Permanasari(Universitas Pendidikan Indonesia)

14. Implementasi Merdeka Belajar pada Kurikulum Pendidikan Menengah

281

Yuyun Sri Yuniarti(Instruktur Nasional Kurikulum 2013)

Glosarium 297

Page 22: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xviiPendidikan Menuju Indonesia Emas

Indeks 307Biodata Singkat 311

Bagian 2 : Kebijakan Pendidikan Nasional pada Era Indonesia Emas1. Pendidikan yang Mencerdaskan Kehidupan 317

M. Baiquni (Universitas Gadjah Mada)

2. Rekonseptualisasi Makna Pendidikan Menuju Era Indonesia Emas

335

Vina Adriany(Universitas Pendidikan Indonesia)

3. Pendidikan Budaya untuk Penguatan Wawasan Kemaritiman Menuju Indonesia Emas

351

Cece Sobarna (Universitas Padjadjaran)

4. Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia yang Memperkuat Jati Diri Bangsa

363

Komarudin(Universitas Swadaya Gunung Jati)

5. Pendidikan Madrasah: Prospek dan Pengembangannya 385Dedi Djubaedi (Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati)

Karman(Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati)

6. Pendidikan Pondok Pesantren: Integrasi Pendidikan Nonformal dan Informal dalam Membentuk Santri Pendamping Pemberdayaan Masyarakat

401

Zulkarnain(Universitas Negeri Malang)

7. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Menuju Indonesia Emas

419

Dasim Budimansyah(Universitas Pendidikan Indonesia)

8. Arah Pendidikan Vokasi Menuju Indonesia Emas 443Yulia RahmawatiMuktiarni(Universitas Pendidikan Indonesia)

Page 23: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xviii Daftar Isi

9. Kebijakan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar 461Abna Hidayati(Universitas Negeri Padang)

10. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pengelolaan Kualitas Pendidikan Nasional

481

Syamsul Hadi SenenMohammad Ali (Universitas Pendidikan Indonesia)

11. Kebijakan Profesionalisasi Pengelolaan Mutu Pendidikan Nasional pada Tingkat Sekolah/Madrasah

497

Udin Syaefudin Saud(Universitas Pendidikan Indonesia)

12. Kebijakan Pengembangan Pendidikan Jasmani dan Olahraga Sekolah

509

Amung Ma’mun(Universitas Pendidikan Indonesia)

13. Kebijakan Pendidikan Masyarakat Lintas Masa 549Safuri Musa (Universitas Singaperbangsa)

Glosarium 567Indeks 589Biodata Singkat 593

Bagian 3 : Kecakapan pada Era Indonesia Emas 1. Kecakapan Belajar 601

Muhammad Solehuddin (Universitas Pendidikan Indonesia)

2. Kecakapan Belajar Sepanjang Hayat 623Abdul Azis Wahab (Universitas Pendidikan Indonesia)

3. Kecakapan Teknologi dan Media 639Deni Darmawan(Universitas Pendidikan Indonesia)

4. Kecakapan Hidup 661Juntika Nurihsan (Universitas Pendidikan Indonesia)

Page 24: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xixPendidikan Menuju Indonesia Emas

5. Kecakapan Hidup pada Era Indonesia Emas 679Suwatno(Universitas Pendidikan Indonesia)

6. Kecakapan Saintifik 693Ida Hamidah(Universitas Pendidikan Indonesia)

7. Kecakapan Matematika pada Abad Ke-21 703Tatang Herman(Universitas Pendidikan Indonesia)

8. Kecerdasan Geografis dalam Era Digital 721Enok Maryani(Universitas Pendidikan Indonesia)

9. Kecakapan Teknologi Informasi dan Komunikasi 741Cepi Riyana(Universitas Pendidikan Indonesia)

10. Kecakapan Humanis dan Religi 761Sofyan Sauri(Universitas Pendidikan Indonesia)

11. Kecakapan Sosial di Era Digital 777Bunyamin Maftuh (Universitas Pendidikan Indonesia)

12. Kecakapan Literasi Bahasa dan Sastra 797Tri Indri Hardini (Universitas Pendidikan Indonesia)

13. Kecerdasan Spiritual Teistik 815Syamsu Yusuf LN(Universitas Pendidikan Indonesia)

14. Kecakapan Kerja 831Ana(Universitas Pendidikan Indonesia)

15. Pendidikan Vokasi dalam Mempersiapkan Employability pada Dunia Kerja Di Era Revolusi Industri 4.0

849

Ade Sadikin Akhyadi(Universitas Pendidikan Indonesia)

Glosarium 869

Page 25: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xx Daftar Isi

Indeks 885Biodata Singkat 889

Bagian 4 : Guru dan Pendidikan Guru pada Era Indonesia Emas1. Kebijakan Tentang Guru 895

Tjutju YuniarsihSanti Ambarukmi (Universitas Pendidikan Indonesia)

2. Guru Zaman Now: Membedah Kompetensi Untuk Indonesia Emas

919

Abdul Rahmat(Universitas Negeri Gorontalo)

3. Profesionalisme Guru 935Sasmoko (Universitas Bina Nusantara)

4. Profesionalisme Guru dalam Pengembangan Kurikulum 961Laksmi Dewi(Universitas Pendidikan Indonesia)

5. Profesionalisme Guru Sains: Tren Fokus Riset 979Rini Solihat(Universitas Pendidikan Indonesia)

6. Profesionalisme Guru untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan

999

Diding Nurdin(Universitas Pendidikan Indonesia)

7. Profesionalisme Guru dan Pembelajaran Abad 21 1017Rusman(Universitas Pendidikan Indonesia)

8. Literasi dalam Profesionalisme Guru 1041Yayat Sudaryat (Universitas Pendidikan Indonesia)

9. Literasi Informasi Guru Profesional 1061Riche C. Johan(Universitas Pendidikan Indonesia)

10. Kemerdekaan Profesionalisasi Guru 1077Deni Kurniawan(Universitas Pendidikan Indonesia)

Page 26: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxiPendidikan Menuju Indonesia Emas

11. Sistem Pendidikan Guru Terpadu: Solusi Terhadap Permasalahan Pendidikan Guru untuk Masa Depan Indonesia

1091

Mohammad Fakry Gaffar(Universitas Pendidikan Indonesia)

12. Pendidikan Profesi Guru: Teori, Kebijakan, dan Praksis 1117Dinn Wahyudin(Universitas Pendidikan Indonesia)

13. Implementasi Pendidikan Guru: Analisis Pembelajaran dan Penilaian

1145

Sapriya(Universitas Pendidikan Indonesia)

14. Penjaminan Kualitas Pendidikan Guru 1167Mohammad Ali(Universitas Pendidikan Indonesia)

Glosarium 1187Indeks 1199Biodata Singkat 1203

Bagian 5 : Model Pendidikan pada Era Indonesia Emas1. Pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional 1209

Soedijarto (Universitas Negeri Jakarta)

2. Sistem Pendidikan Nasional dalam Perspektif Hukum Pendidikan

1249

Cecep Darmawan(Universitas Pendidikan Indonesia)

3. Kurikulum Nasional: Fungsi dan Problema 1269Said Hamid Hasan(Universitas Pendidikan Indonesia)

4. Kurikulum Pendidikan Vokasi 1303MukhidinAsep Barnas Simanjuntak(Universitas Pendidikan Indonesia)

5. Bagaimana Desain Komunikasi Pendidikan untuk Melompati Tipping Points Revolusi Industri 4.0

1325

Karim Suryadi(Universitas Pendidikan Indonesia)

Page 27: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxii Daftar Isi

6. Pedagogi Kreatif dalam Implementasi Merdeka Belajar 1335Nana Supriatna(Universitas Pendidikan Indonesia)

7. Pedagogi Produktif Berbasis Multiliterasi dan HOTS 1355Tatat Hartati(Universitas Pendidikan Indonesia)

8. Implementasi Heutagogi dalam Mengkonstruksi Inteligensi Humanistik sebagai Kapabilitas Generasi Merdeka

1377

Henry Praherdhiono, Eka Pramono Adi (Universitas Negeri Malang)

9. Tata Kelola Pendidikan Dasar dan Menengah 1397Johar Permana(Universitas Pendidikan Indonesia)

10. Tata Kelola Pendidikan Non Formal dan Informal 1415Uyu Wahyudin,Purnomo (Universitas Pendidikan Indonesia)

11. Tata Kelola Perguruan Tinggi di Era Kampus Merdeka 1433Ratnaningsih Eko Sardjono(Universitas Pendidikan Indonesia)

12. Model Manajemen Pendidikan Tinggi Era Indonesia Emas 1459Nur Aedi(Universitas Pendidikan Indonesia)

13. Peningkatan Daya Saing Pendidikan Tinggi melalui Blue Ocean-University Strategy

1417

Ratih Hurriyati(Universitas Pendidikan Indonesia)

14. Model Penilaian Implementasi Tata Kelola Perguruan Tinggi

1493

Aristanti Widyaningsih(Universitas Pendidikan Indonesia)

Glosarium 1515Indeks 1527Biodata Singkat 1529

Page 28: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxiiiPendidikan Menuju Indonesia Emas

Bagian 6 : Model Implementasi Pendidikan Era Indonesia Emas1. Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah 1535

Al Jupri (Universitas Pendidikan Indonesia)

2. Substansi Pendidikan Masyarakat 1559Oong Komar(Universitas Pendidikan Indonesia)

3. Pendidikan Literasi 1581Rahman,Asri Wibawa Wakti,Rasi Yugafiati(Universitas Pendidikan Indonesia)

4. Implementasi Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini 1603Muqowim(Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga)

5. Implementasi Program Pendidikan Masyarakat 1635Ihat Hatimah(Universitas Pendidikan Indonesia)

6. Pembelajaran dan Sistem Pendukungnya 1653Didi Suherdi(Universitas Pendidikan Indonesia)

7. Proses Pembelajaran dalam Mengembangkan Internalisasi Nilai Karakter Mahasiswa Menuju Era Indonesia Emas

1673

Hertien Koosbandiah Surtikanti(Universitas Pendidikan Indonesia)

8. Model Project-Based Learning Berbasis STEM pada Era Indonesia Emas

1687

Nanang Priatna (Universitas Pendidikan Indonesia)

9. Pembelajaran Teknologi Orang Dewasa Sektor Industri 1709Asep Setiadi Husen(Universitas Pendidikan Indonesia)

10. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

1725

Yaya S. Kusumah(Universitas Pendidikan Indonesia)

Page 29: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxiv Daftar Isi

11. Peran Perpustakaan dalam Implementasi Merdeka Belajar

1739

Doddy Rusmono(Universitas Pendidikan Indonesia)

12. Asesmen Hasil Belajar 1759Nuryani Rustaman (Universitas Pendidikan Indonesia)

13. Asesmen Kelas 1777Bahrul Hayat (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah)

Glosarium 1795Indeks 1807Biodata Singkat 1809

Surat Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Tentang Pembentukan Tim Pengembang Buku PENDIDIKAN MENUJU ERA INDONESIA EMAS

Page 30: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxvPendidikan Menuju Indonesia Emas

DAFTAR TABEL

Bagian 1Tabel I.1. APK Pendidikan Tinggi tiap Provinsi dan Nasional

serta jumlah Perguruan Tinggi di setiap Provinsi PDIIptekdikti, 2018

132

Tabel I.2. Peringkat beberapa perguruan tinggi unggulan di Indonesia berdasarkan pemeringkatan 2016-2020

134

Tabel I.3. Peringkat beberapa perguruan tinggi unggulan di Malaysia berdasarkan pemeringkatan 2017-2020

134

Tabel I.4. Jumlah perguruan tinggi di Indonesia menurut jenjang dan jenis

139

Tabel I.5. Jumlah mahasiswa pada berbagai bentuk perguruan tinggi

140

Tabel I.6. Distribusi (%) mahasiswa pada berbagai jenis dan program pendidikan tinggi

141

Tabel I.7. Jumlah berbagai bentuk perguruan tinggi 141Tabel I.8. Jumlah dosen di Indonesia menurut statusnya 143Tabel I.9 Jumlah dosen berdasarkan pendidikan tertingginya 144Tabel I.10. Jumlah Program studi setiap bidang dan jumlah

mahasiswa146

Tabel I.11. Pedagogy V.S. Andragogy 226Tabel I.12. Underlying Assumptions 226Tabel I.13. Espoused Beliefs (Mental Models) 227Tabel I.14. Consequent Learning Design 227Tabel I.15. Prodi miripan dengan Program Studi Penmas 234

Bagian 2Tabel II.1. Sasaran dan luaran model-model PE. 515Tabel II.2. Efek Variabel karakteristik Guru dan Leadership

Sekolah terhadap Kompetensi Guru (R2 = 78, 7%)540

Tabel II.3. Efek Variabel Manajemen Sekolah terhadap Kualitas Mengajar Guru

543

Page 31: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxvi Daftar Tabel

Tabel II.4. Dampak Latar Belakang SSE Siswa, Pembel. Terpusat pada Siswa, dan Pembel. Terpusat pada Guru terhadap Skor Literasi matematika Siswa

545

Bagian 3Tabel III.1. Perkembangan Globalisasi dilihat dari Perspektif

Sejarah dan Ruang722

Tabel III.2. Keterampilan Geografi Menurut Liz Lewis 730Tabel III.3. Sumber data geografis yang diperoleh dari data

penginderaan jauh yang berasal dari satelit/sensor yang ada saat ini di dunia

733

Tabel III.4. Rangkuman Hasil Penelitian Tentang Pengaruh Agama Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental

824

Tabel III.5. Pembelajaran pada Pendidikan Kejuruan Berdasarkan Pandangan Guru

837

Tabel III.6. Karakteristik Kompetensi Kerja yang Dibutuhkan di Berbagai Negara

838

Bagian 4Tabel IV.1. Sikap Orang Dewasa terhadap Pendidikan 926Tabel IV.2. Data Jumlah Guru yang mengikuti pelatihan yang

diselenggarakan oleh Kemendikbud tahun 2015-20191008

Tabel IV.3. Data jumlah Kepala Sekolah yang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Kemendikbud tahun 2015-2019

1008

Tabel IV.4. Satuan Pendidikan dan Rata-rata Hasil UKG 1009Tabel IV.5. Adaptasi Tahapan Kegiatan Literasi Informasi 1072Tabel IV.6. Dilema-Dilema yang Umum Dihadapi Guru 1085Tabel IV.7. Tahapan Tingkatan Kompetensi Guru Menurut

Dreyfuss1086

Tabel IV.8. Tipologi Sistem Pendidikan Guru Antar Bangsa (Lewin, 2014).

1124

Tabel IV.9. Struktur Program PPG 1137Tabel IV.10. Standar Penilaian yang Dikembangkan MSU 1157

Page 32: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxviiPendidikan Menuju Indonesia Emas

Bagian 5Tabel V.1. Jumlah Peserta Didik tahun 1960-an 1219Tabel V.2. Jumlah Peserta Didik tahun 1968 1219Tabel V.3. Jumlah Penduduk Usia Sekolah Pendidikan dasar dan

Menengah dan Jumlah Peserta 2015-20161290

Tabel V.4. Struktur Kurikulum SMK/MAK 1 1319Tabel V.5. Struktur Kurikulum SMK/MAK 2 1320Tabel V.6. Indikator HOTS 1368Tabel V.7. Matriks Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang

Pendidikan1403

Tabel V.8. Perbedaaan tingkat kedalaman dan keluasan materi berdasarkan level KKNI

1442

Tabel V.9. Bentuk Pembelajaran berupa Pengabdian kepada Masyarakat

1444

Tabel V.10. Contoh alternatif paket implementasi kurikulum yang seluruhnya inti keilmuan prodi untuk mahasiswa Sarjana Kimia

1446

Tabel V.11. Contoh alternatif paket implementasi kurikulum dengan keahlian tambahan di luar Prodi Kimia untuk mahasiswa Sarjana Kimia

1447

Tabel V.12. Tingkat kepentingan dan Kinerja 1485Tabel V.13. Struktur Organisasi Perguruan Tinggi di Indonesia 1496

Bagian 6Tabel VI.1. Kondisi PAUD dan Dikmas 1573Tabel VI.2. Implementasi Pendidikan Keluarga 1574Tabel VI.3. Perbedaan antara Pembelajaran Berpusat pada Guru

dan pada Siswa1659

Tabel VI.4. Tugas dan tanggung jawab tiga kelompok mahasiswa 1680Tabel VI.5. Kompilasi hasil studi implementasi metode

pembelajaran dalam peningkatan karakter mahasiswa pada tiga mata kuliah

1682

Tabel VI.6. Sintaks Model Project-Based Learning 1692Tabel VI.7. Definisi Konten Dasar STEM 1696

Page 33: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxviii Daftar Isi

Tabel VI.8. Perbedaan pembelajaran pada anak-anak dengan orang dewasa

1713

Tabel VI.9. Domain Kompetensi, Kata Kunci dan Bentuk Asesmennya

1770

Tabel VI.10. Sebaran Aspek Kegiatan dalam Proses Pembelajaran dan Efeknya

1772

Page 34: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxixPendidikan Menuju Indonesia Emas

DAFTAR GAMBAR

Bagian 1Gambar I.1. Rekonseptualisasi Bimbingan dan Konseling dalam

Pendidikan Kehidupan Nyata52

Gambar I.2. Pendidikan Tinggi penghasil ilmu pengetahuan, ahli/ pakar (SDM profesional), budaya baru dan industri baru dampaknya budaya baru masyarakat akan terbentuk.

131

Gambar I.3. Tentang “kampus Merdeka” 137Gambar I.4. Model SFL GBA berdasarkan Rothery 212Gambar I.5. Model SFL GBA berdasarkan Martin 213Gambar I.6. Model SFL GBA 214Gambar I.7. Fokus pengembangan industri Kementrian

Perindustrian262

Gambar I.8. The 17 Global Goals, tujuan universal untuk bumi dan manusia agar bahagia dalam damai dan sejahtera

263

Gambar I.9. Kunci dalam Konsep GEN-IR 4.0 untuk Meraih Pendidikan Berkelanjutan

264

Gambar I.10. RPP 1 lembar yang akan sangat memerdekakan guru mengajar

266

Gambar I.11. Contoh RPP 1 Halaman sesuai dengan yang Direkomendasikan Kemdikbud

276

Bagian 2Gambar II.1. Kegiatan bersama Anak-anak KALAM 327Gambar II.2. Kondisi citra satelit awal (a) dan yang sudah

dilakukan identifikasi (b) serta informasi hasil identifikasi oleh anak KALAM (c dan d)

328

Gambar II.3. Citra satelit yang akan diinterpretasi (a) dan gambar hasil digitasi jalan, sungai dan bangunan dengan menggunakan QuantumGIS (b)

329

Gambar II.4. Proses edit pada perangkat lunak QuantumGIS (a) dan proses input pada perangkat lunak JOSM (b)

329

Page 35: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxx Daftar Gambar

Gambar II.5. Penyerahan Hasil kepada Warga Dusun Kembang Sentikan

330

Gambar II.6. Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Madrasah di Era Industri 4.0

392

Gambar II.7. Skema Madrasah Unggul 396Gambar II.8. Contoh Sertifikat Kompetensi Ahli K3 BNSP

tingkat utama Depan – Belakang;448

Gambar II.9. Tahapan Global 3: Pendidikan Teknik,Kejuruan dan Pendidikan Tinggi

450

Gambar II.10. School heating system 454Gambar II.11. Proses Pelaksanaan Manajemen Pada Pendidikan

Vokasi 454

Gambar II.12. Penjelasan syarat-syarat sistem 455Gambar II.13. Model konseptual life skills transfer dalam olahraga

berbasis pengembangan anak muda522

Gambar II.14. Sebuah model life skills transfer dari olahraga ke domain kehidupa

522

Gambar II.15. Kerangka Konseptual Penelitian 538

Bagian 3Gambar III.1. Pembagian Kecakapan Hidup 664Gambar III.2. Tiga Kategori Life Skills 681Gambar III.3. Dimensi-dimensi Kompetensi Kognitif 682Gambar III.4. Dimensi-dimensi Kompetensi Intra-personal 682Gambar III.5. Dimensi-dimensi Kompetensi Inter-personal 683Gambar III.6. Targeting Life Skills Model 684Gambar III.7. Tiga Kategori Keterampilan Abad-21 687Gambar III.8. Megatren Dunia 2045 691Gambar III.9. Kompetensi kunci sebagai kombinasi berbeda

dalam beragam konteks705

Gambar III.10. Gambar III.10: Kerangka kompetensi abad ke-21 dan hasil belajar siswa

707

Gambar III.11. Proporsi konten matematika berdasarkan kelas 709Gambar III.12. Tindakan mental menghasilkan WoU dan WoT 710Gambar III.13. Jalinan sumbu kecakapan matematika 712

Page 36: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxxiPendidikan Menuju Indonesia Emas

Gambar III.14. Informasi Spasial Sebaran Hutan Mangrove (berwarna) di Segara Anakan Cilacap.

734

Gambar III.15. Peta Kota Bandung jalur UPI dan ITB, dilengkapi waktu waktu tempuh

735

Gambar III.16. Peta perkiraan Daerah Potensi Banjir 736Gambar III.17. Roadmap Revolusi Industri 742Gambar III.18. Contoh Mobile Learning 744Gambar III.19. Level Kompetensi 749Gambar III.20. Literasi ICT Guru 752Gambar III.21. Literasi Siswa Masa Depan 754Gambar III.22. Gambaran Populasi dan Ekonomi Indonesia 800Gambar III.23. NOP World Culture Score Index 805Gambar III.24. Hasil PISA Tahun 2018 806Gambar III.25. Keterampilan Abad 21(Kemendikbud, 2017) 808Gambar III.26. Literasi menurut Forum Ekonomi Dunia Tahun

2015807

Gambar III.27. Kondisi Sensus Penduduk Berdasarkan Usia 833Gambar III.28. Prediksi Populasi Masyarakat Indonesia 833Gambar III.29. Struktur Ketenagakerjaan Indonesia 834Gambar III.30. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat

Pendidikan835

Gambar III.31. Indeks Kemampuan di Masa Depan 839Gambar III.32. Faktor “X” Kemampuan Adaptasi Pekerja 840Gambar III.33. Kecakapan yang Penting Dimiliki Pekerja 841

Bagian 4Gambar IV.1. Screenshot http://iteiprofiler.me 946Gambar IV.2. Screenshot http://itei.me 947Gambar IV.3. Screenshot Peta GIS 947Gambar IV.4. Screenshot Aplikasi ITEI 947Gambar IV.5. Model Kompetensi Tiga Dimensi 990Gambar IV.6. 21st Century Student Outcomes and Support

System The Partnership for 21st Century Skills (2009)

1025

Page 37: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxxii Daftar Gambar

Gambar IV.7. Komponen Literasi Informasi 1067Gambar IV.8. Peta Variabel Proses Pembelajaran dari Dunkin dan

Biddle yang Telah Disesuaikan1079

Gambar IV.9. Model Pengembangan Guru Profesional 1081Gambar IV.10. Proses Reflective Teaching 1087Gambar IV.11. Kemampuan Guru pada Abad 21 1124Gambar IV.12. Support for Interns 1152Gambar IV.13. Diagram Alir Penjaminan Kualitas 1175Gambar IV.14. Komponen-komponen Kualitas Lembaga

Pendidikan1179

Bagian 5Gambar V.1. Hubungan Antarstandar dalam SNP 1252Gambar V.2. Lingkar Kehidupan Warga Negara pada Masa

Indonesia Emas1282

Gambar V.3. Keterkaitan Antar Komponen Kurikulum 1282Gambar V.4. Kompetensi Global 1285Gambar V.5. Konsep Pedagogi Abad 21 1358Gambar V.6. Kemampuan Abab 21 1359Gambar V.7. Konsep Pedagogi Produktif 1359Gambar V.8. Dimensi Pedagogi Produktif 1360Gambar V.9. Model Pembelajaran Multiliterasi Integratif

Diferensial berbasis Karakter1361

Gambar V.10. Jenis Literasi Dasar 1364Gambar V.11. Model Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk

Sekolah Dasar1366

Gambar V.12. Aspek Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi 1367Gambar V.13. Desain Kelas Literat 1370Gambar V.14. Model Pembelajaran B. Indonesia SD berbasis

Multiliterasi & KBTT1371

Gambar V.15. Kebutuhan Heutagogi 1378Gambar V.16. Pergeseran Pembelajaran 1380Gambar V.17. Skenario Besar Pelaksanaan Heutagogi 1382

Page 38: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxxiiiPendidikan Menuju Indonesia Emas

Gambar V.18. Contoh Proses Penentuan Kedaruratan dan Pemilihan Heutagogi

1385

Gambar V.19. Ragam perangkat Media Sosial untuk Pendidikan 1387Gambar V.20. Penggunaan e-learning 1387Gambar V.21. LMS Sistem Pengelolaan Pembelajaran Perguruan

Tinggi1388

Gambar V.22. MOOC Perguruan Tinggi 1389Gambar V.23. Pilar Visi Indonesia 2045 1398Gambar V.24. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sekolah atau Satuan

Pendidikan1407

Gambar V.25. Statistik Dapodik PAUD dan Dikmas Tahun 2019 1419Gambar V.26. Bidang Srategis Tata Kelola Pendidikan 1426Gambar V.27. Langkah-langkah implementasi pengembangan

kurikulum kampus merdeka1436

Gambar V.28. Model Struktur Kurikulum Seri dan Paralel 1441Gambar V.29. Struktur Kurikulum Prodi dan Contoh

implementasinya pada Kurikulum Prodi Kimia1443

Gambar V.30. Paket implementasi kurikulum yang seluruhnya sesuai inti keilmuan prodi

1445

Gambar V.31. Paket implementasi kurikulum dengan keahlian tambahan di luar prodi

1446

Gambar V.32. Strategi Kanvas 1476Gambar V.33. Kerangka Kerja empat langkah 1477Gambar V.34. ERRC Grid 1478Gambar V.35. Kerangka Analisis Penelitian 1482Gambar V.36. Matriks Importance-Performance Analysis 1483Gambar V.37. Analisis Lingkungan Persaingan Jasa Pendidikan

Tinggi1484

Gambar V.38. Strategi Canvas UPI 1485Gambar V.39. ERRC Grid (Eliminate – Reduce – Raise – Create Grid)

UPI1486

Gambar V.40. Matriks Tingkat kepentingan dan Kinerja UPI 1486Gambar V.41. Perbandingan analisis Blue Ocean University

Strategi dan Blue ocean Strategy11487

Page 39: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

xxxiv Daftar Gambar

Gambar V.42. Ilustrasi Hubungan Fungsi dalam Wewenang Pengelola dengan Pengawas

1495

Gambar V.43. Ruang Lingkup Good University Governance 1497Gambar V.44. Framework Governance 1501Gambar V.45. Rancang Bangun Good University Governance 1504Gambar V.46. Skema Penerapan Good University Governance 1508

Bagian 6Gambar VI.1. Sistem Pendidikan Nasional Indonesia 1537Gambar VI.2. Proses penyelesaian 2016 16 dengan Photomath 1548Gambar VI.3. Contoh penyelesaian persamaan dengan

Photomath1549

Gambar VI.4. Soal matematika SD untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis

1550

Gambar VI.5. Contoh penerapan logika matematika dalam kehidupan sehari-hari

1551

Gambar VI.6. Soal Open-Ended matematika untuk mengembangkan kreativitas

1552

Gambar VI.7. Penyelesaian persamaan dalam semesta pembicaraan berbeda

1553

Gambar VI.8. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

1693

Gambar VI.9. Engineering Design Process (Capraro at al, 2013) 1697Gambar VI.10. Pendekatan SILO pada pembelajaran STEM 1701Gambar VI.11. Pendekatan embedded pada pembelajaran STEM 1702Gambar VI.12. Pendekatan Integrasi dalam pembelajaran STEM 1702Gambar VI.13. Peta Konsep Pembelajaran STEM-PjBL 1703Gambar VI.14. ”The Allen Management Wheel” 1722Gambar VI.15. Sidang Promosi Doktor via Google Meeting dengan

Penguji dari Indonesia dan Malaysia1733

Gambar VI.16. Model Tyler tentang Komponen Pembelajaran dan Kurikulum

1780

Gambar VI.17. Asesmen Kelas Dalam Siklus Pembelajaran 1789Gambar VI.18. Pendekatan Asesmen untuk Berpikir Konvergen

dan Divergen

Page 40: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

PENDIDIKANMENUJU INDONESIA EMAS

Pendahuluan

Penyunting:Mohammad AliAchmad Hufad

Asep Herry HernawanRudi Susilana

UPI PRESSUPT Penerbitan dan Percetakan - Universitas Pendidikan IndonesiaJl. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154 IndonesiaWebsite: http://upipress.upi.edu I E-mail: [email protected]

Page 41: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm
Page 42: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1Pendidikan Menuju Indonesia Emas

PENDAHULUAN

Mohammad AliAchmad Hufad

Asep Herry HernawanRudi Susilana

Label Indonesia Emas akan disematkan kepada negara dan bangsa Indonesia ketika telah memasuki usia ke 100 tahun, atau sejak Ulang Tahun Emas kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 100, tanggal 17 Agustus 2045. Perjalanan masa setelah ulang tahun kemerdekaan ke RI ke 100 itu dikatakan sebagai Era Indonesia Emas. Pada masa itu Indonesia diharapkan telah mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain serta dapat menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan, seperti kemiskinan dan masalah-masalah lainnya. Adapun generasi yang memasuki usia produktif pada era itu (usia 15-64 tahun) sering disebut sebagai Generasi Emas.

Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas, berbagai kondisi, rencana dan program, baik dalam kontes global maupun nasional dapat dipandang sebagai ”Peta Jalan”. Terkait hal ini, pembangunan nasional jangka panjang Indonesia membuat penahapan dalam perjalanannya dengan kurun waktu setiap tahap 20 (dua puluh) tahun. Saat ini tahapan pembangunan jangka panjang yang sedang dilaksanakan adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025. Pada periode RPJP ini pembangunan nasional jangka panjang diharapkan dapat mewujudkan Visi: ”. . . terciptanya manusia yang sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia dan masyarakat yang makin sejahtera dalam pembangunan yang berkelanjutan . . . yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta menjunjung tegaknya supremasi hukum” (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2005, hal. 17)

Visi pembangunan nasional jangka panjang di atas menentukan target untuk setiap sektor dan dalam semua level pembangunan, baik nasional, maupun daerah. Rumusan visi RPJP 2005-2025 yang cukup panjang seperti di atas, pada visi Indonesia 2045 oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (20017), dirumuskan secara lebih ringkas, yaitu: Visi Indonesia 2045 adalah Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur, yang sering dinyatakan oleh Kepala Negara RI, dengan ungkapan sederhana sebagai INDONESIA MAJU. Maksudnya, kita ingin mewujudkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dalam berbagai bidang dan sektor kehidupan, berdaulat, adil dan makmur.

Page 43: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

2 Prakata

Tentu saja kita berharap visi ini sudah mulai dapat direalisasikan secara bertahap melalui periode pembangunan, baik jangka panjang maupun jangka menengah. Untuk itu, pada rencana pembangunan nasional jangka menengah (RPJM) 2020-2024, sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Teknokratik yang dirumuskan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2019), pembangunan nasional difokuskan pada pencapaian target Indonesia berpenghasilan menengah-tinggi yang sejahtera, adil, dan berkesinambungan. Dengan keberhasilan ini diharapkan Indonesia pada akhir periode pembangunan nasional jangka panjang 2005-2020 menjadi negara yang sudah memasuki jembatan menuju Indonesia Maju. Dengan pembangunan nasional yang berkesinambungan, dalam pembangunan nasional jangka panjang berikutnya (RPJM 2025-2045) diharapkan Visi menjadi negara maju (Indonesia Maju) pada akhir periode pembangunan nasional 2025-2045, yakni ketika memasuki Indonesia Emas, diharapkan dapat terwujud.

Dalam konteks global, perhimpunan bangsa-bangsa di dunia atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendorong setiap negara anggota melaksanakan program aksi global atau Global Action Program (GAP) pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030. Hal ini didasarkan atas kesepakatan 195 negara anggota, pada tahun 2015, bahwa semua negara anggota itu akan mengubah dunia menjadi lebih baik. Menurut UNESCO (2015): “This will be accomplished by bringing together their respective governments, businesses, media, institutions of higher education, and local NGOs to improve the lives of the people in their country by the year 2030” (hal. 1). Ini akan dijalankan dengan cara membawa pemerintah, pelaku bisnis, media, lembaga pendidikan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat, untuk meningkatkan kehidupan rakyat di negara masing-masing menjelang tahun 2030. Program ini sebenarnya merupakan kelanjutan pada agenda sebelumnya, 2005-2014), yaitu Dekade Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan atau Decade of Education for Sustainable Development – DESD (UNESCO, 2014)).

Terkait program aksi global ini, semua negara anggota PBB didorong agar pada 2030 dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, yang mencakup 17 tujuan, yang masing-masing tujuan itu dalam upaya mencapainya harus dilakukan dengan strategi-strategi yang telah diprogramkan (UNESCO, 2014; dan UNESCO, 2015). Ke-tujuhbelas tujuan itu adalah: 1) Eliminate poverty (menghilangkan kemiskinan). 2) Erase hunger (menghapus kelaparan. 3) Establish good health and well-being (peningkatan kesehatan dan kesamaptaan). 4) Provide quality education (menyediakan pendidikan berkualitas). 5) Enforce gender equality (menegakkan kesetaraan gender). 6) Improve clean water and sanitation (meningkatkan kebersihan air dan sanitasi). 7) Grow affordable and clean energy (menumbuhkan energi yang terjangkau dan

Page 44: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

3

bersih). 8) Create decent work and economic growth (menciptakan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi). 9) Increase industry, innovation, and infrastructure (meningkatkan industri, inovasi, dan infrastruktur). 10) Reduce inequality (mengurangi ketidaksetaraan). 11) Mobilize sustainable cities and communities (memobilisasi kota dan masyarakat berkelanjutan). 12) Influence responsible consumption and production (mempengaruhi konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab). 13) Organize climate action (melaksanakan aksi untuk mengurangi laju perubahan iklim). 14) Develop life below water (mengembangkan kehidupan bawah laut). 15) Advance life on land (memperluas hidup di darat). 16) Guarantee peace, justice, and strong institutions (menjamin perdamaian, keadilan, dan institusi yang kuat). 17) Build partnerships for the goals (membangun kemitraan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan). Apabila Indonesia pada tahun 2030 dapat mencapai ke-17 tujuan pembangunan berkelanjutan, ini dapat menjadi modal dasar yang sangat berharga untuk menuju Indonesia Emas.

Dalam konteks nasional, proyeksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045, menurut Badan Pusat statistik (2015) adalah 318 juta jiwa. Jumlah penduduk pada saat itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak kelima, di dunia, setelah Republik Rakyat China (Tiongkok) dengan penduduk 1674 juta jiwa, India 1375 juta jiwa, Amerika Serikat 386 jiwa, Nigeria 362 jiwa, dan Indonesia 318 juta jiwa. Pada satu sisi, jumlah penduduk yang banyak ini merupakan tantangan, dan pada sisi lain dapat memberikan berbahagi peluang. Apa lagi dengan adanya Bonus Demografi, yakni pada saat itu jumlah penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) lebih banyak dari jumlah penduduk usia tak-produktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (20017) mencatat Indonesia pada tahun 2015/2016 merupakan negara dengan Produk Domestik Bruto (PD) yang berada pada peringkat ke 16 dunia, pada tahun 2030 diproyeksikan meningkat ke peringkat 9, dan pada tahun 2045 menjadi peringkat ke 4. Pada sektor pendidikan, 2045 rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia adalah 12 tahun, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi adalah 60%, porsi tenaga kerja lulusan pendidikan menengah adalah 90%, meningkatnya jumlah profesional lulusan pendidikan tinggi bidang teknik, dan meningkatnya pendidikan vokasi berorientasi permintaan (demand driven). Mengingat pendidikan juga terkait langsung dengan penguasaan sains dan teknologi, pada 2045 akan terjadi peningkatan anggaran untuk melakukan riset dan pengembangan (R&D) menjadi 1.5 – 2% PDB yang pada 2013 hanya 0.08% PDB; dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat pengembangan sains dan teknologi di kawasan Asia dan dunia, terutama dalam sains Benua Maritim dan teknologi kemaritiman, riset dalam keanekaragaman hayati (biodiversity),

Page 45: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

4 Prakata

teknologi material, pusat studi kebencanaan dan mitigasi bencana. Selain itu, ditingkatkan pula kerja sama Pendidikan Tinggi–Industri–Pemerintah (triple helix) dalam penelitian yang hasilnya dapat diaplikasikan dalam pembangunan, menjadikan perguruan tinggi makin responsif terhadap kebutuhan industri, melembagakan N-Helix, kerja sama Pendidikan Tinggi–Industri–Pemerintah yang melibatkan pemangku kepentingan, dan memberikan insentif kepada universitas dan industri untuk meningkatkan R&D. Mengingat pendidikan juga berperan dalam kebudayaan, pada 2045 ditingkatkan peran kebudayaan dalam pembangunan melalui kapitalisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa dan pengembangan etos kerja.

Pendidikan merupakan sektor penting untuk membangun peradaban bangsa Indonesia. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2045, sebagaiamana diproyeksikan sebesar 318 juta jiwa, apabila tidak didukung dengan basis pendidikan yang berkualitas, jumlah penduduk sebesar itu akan menjadi beban yang berat, alih alih menjadi modal dasar pembangunan. Bila dikaitkan dengan rumusan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang menjelaskan bahwa salah satu tujuan nasional dari kemerdekaan bangsa ini adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, selain untuk memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia; berarti sektor pendidikan mendapat posisi penting dan strategis dalam pembangunan seiring dengan upaya pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya (Ali dan Hamied, 2019).

Masa depan, seperti halnya masa pada saat Indonesia memasuki usia emas dan era selanjutnya, tidak pernah kita ketahui, namun dapat diproyeksi dan diprediksi berdasarkan data terkait kondisi masa lalu dan saat kini. Pada masa itu, yang dapat di diyakini akan terjadi adalah adanya perubahan (change) dalam berbagai aspek dan sektor kehidupan, baik dalam konteks global maupun nasional. Dalam konteks global, akan terjadi berbagai perubahan, termasuk perubahan-perubahan dalam jenis pekerjaan, ketenagakerjaan, tuntutan dan kecakapan untuk memperoleh pekerjaan (World Economic Forum, 2017). Ini semua menjadi tantangan bagi generasi yang akan menjalani kehidupan pada masa itu. Berbagai perubahan yang terjadi menimbulkan berbagai tantangan. Dalam konteks global, World Economic Forum (2019) memprediksi pada dekade 2050, ada 10 tantangan besar yang akan dihadapi, yaitu yang terkait dengan: 1) Keamanan pangan, 2) pertumbuhan ekonomi yang tidak inklusif, 3) hilangnya berbagai jenis pekerjaan, 4) perubahan iklim, 5) keuangan global, 6) pengaruh internet terhadap kegiatan bisnis, 7) kesetaraan gender, 8) perdagangan dan investasi global, 9) investasi jangka panjang, dan 10) perawatan kesehatan. Selain tantangan, juga akan ada berbagai peluang, seperti kemajuan dalam sains dan teknologi, dan bonus demografi. Dalam memauki Indonesia Emas, kondisi seperti digambarkan di atas harus diantisipasi dan

Page 46: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

5

dipersiapkan sehingga generasi yang akan menjalani kehidupan pada masa itu dapat merespons positif tantangan dan memanfaatkan peluang.

Dalam menuju Indonesia Emas, terutama dalam mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan peluang, baik dalam konteks global maupun nasional, diperlukan SDM yang berkualitas, yakni yang memiliki kecakapan dan kompetensi yang diperlukan untuk melakukan antisipasi dan merespons terhadap tantangan dan peluang itu. Kompetensi SDM di dipersiapkan melalui pendidikan. Oleh karena itu, dalam menuju Indonesia Emas pendidikan harus mampu menghasilkan keluaran berkualitas, sehingga dapat mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan memanfaatkan berbagai peluang, bahkan juga mampu mengubah tantangan menjadi peluang.

Terkait dengan peran penting pendidikan seperti dijelaskan di atas, ini sejalan dengan kebijakan yang dicanangkan oleh Kepala Negara melalui Kementerian Sekretariat Negara (2019), tentang Tahapan Besar Menuju Indonesia Emas 2045. Dalam tahapan besar tersebut, pada tahap pertama, pembangunan menjadikan pembangunan sektor infrastruktur sebagai prioritas, untuk memperlancar distribusi produksi dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada tahap kedua, pembangunan memprioritaskan pada pengembangan SDM melalui pendidikan. Pada tahap ketiga prioritas pembangunan adalah pada upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi dan teknologi. Dengan tiga tahapan besar ini, pada era Indonesia Emas diharapkan mampu bersaing dengan bangsa lain.

Dalam pengembangan SDM, yang menjadi prioritas pembangunan nasional jangka menengah setelah memprioritaskan pembangunan infrastruktur, pada sektor pendidikan yang menjadi wahana bagi pengembangan SDM, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R.I. (2020) meluncurkan paket kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan antara konsep, paradigma dan praksis pendidikan nasional pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang berlaku hingga saat ini dan konsep, paradigma dan praksis pendidikan antisipatif yang dapat memenuhi harapan para pemangku kepentingan terkait mempersiapkan peserta didik menyongsong kehidupan masa depan. Untuk inilah perlunya kajian ilmiah dalam melakukan justifikasi dan formulasi tentang konsep, paradigma, dan praksis pendidikan menuju Indonesia Emas.

Untuk mewujudkan ekspektasi pendidikan dalam menuju Indonesia Emas, sesuai dengan ”Peta Jalan” sebagaimana digambarkan di atas, perlu dipahami dan diantisipasi tentang berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi, apa yang harus dilakukan, atau bagaimana mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi itu. Pemahaman

Page 47: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

6 Prakata

tentang hal ini mencakup kondisi kehidupan dalam berbagai sektor serta pendidikan untuk menuju Indonesia Emas yang diantisipasi, baik terkait berbagai tantangan dan peluang, dalam konteks global maupun nasional; berbagai kebijakan yang saat ini diambil pemerintah dikaitkan dengan antisipasi berbagai tantangan dan peluang itu, seperti halnya kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka; kompetensi yang diperlukan; kurikulum dan praktik pendidikan, baik sekolah maupun luar sekolah dalam mengantisipasi situasi pada era Indonesia Emas, ini semua memerlukan kajian akademis dan filosofis sebagaimana terangkum pada bagian kesatu buku ini.

Dalam menuju Indonesia Emas, kebijakan-kebijakan pendidikan nasional seharusnya dikaitkan dengan antisipasi berbagai situasi dan kondisi pada masa itu. Kebijakan-kebijakan itu seharusnya didasarkan atas kajian filosofis dan konseptual yang tentu saja harus disesuaikan. Demikian pula arah dan konten pendidikan nasional, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi, maupun pada berbagai jalur, yaitu sistem persekolahan maupun luar sekolah dan masyarakat, serta kebijakan terkait tata kelola dan pengelolaannya. Kajian akademis terkait ini dihimpun dalam bagian kedua.

Dalam membangun generasi emas, perlu dibangun berbagai bentuk kecakapan yang sesuai untuk mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan peluang yang akan dihadapi. Mengingat peran karakter dalam kehidupan berbangsa yang cukup besar, maka selain kecakapan-kecakapan itu juga perlu dibangun karakter melalui pendidikan. Dimensi kecakapan itu ada yang terkait dengan dimensi instrumental, dan ada yang terkait dimensi substansial. Kecakapan pada dimensi instrumental mencakup kecakapan belajar, kecakapan belajar sepanjang hayat, kecakapan humanis, dan kecakapan hidup. Adapun kecakapan pada dimensi substansial mencakup kecakapan-kecakapan seperti memanfaatkan teknologi dan media; kecakapan matematis, saintifik, geografis, sosial, literasi, spiritual, dan vokasional. Semua ini dikaji secara konseptual, akademis, dan praksis pada bagian ketiga.

Guru berperan sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan menuju Indonesia Emas. Guru profesional akan memberi kontribusi positif secara signifikan terhadap keberhasilan pendidikan nasional, terutama dalam membangun SDM berkualitas. Dalam konteks menuju Indonesia Emas, tentu konsep, indikator dan karakteristik guru profesional perlu disesuaikan dengan kebutuhan antisipatif dan proyektif masa depan yang akan dihadapi. Karena guru profesional itu adalah produk pendidikan guru, maka pendidikan guru pun harus menjadi fokus dalam pengembangan guru profesional melalui pendidikan guru berkualitas. Untuk ini perlu ditetapkan standar pendidikan guru berkualitas dan penjaminan kualitas pendidikan guru, agar proses dalam menghasilkan guru profesional yang diharapkan dapat terjamin. Penjaminan kualitas ini dilakukan baik secara formal oleh lembaga akreditasi, maupun

Page 48: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

7

secara informal pada sistem pendidikan guru itu sendiri. Kajian tentang guru dan pendidikan guru pada era Indonesia Emas dimasukkan pada bagian keempat.

Praksis pendidikan nasional dalam menuju Indonesia Emas memerlukan pemikiran yang inovatif, sehingga pendidikan nasional dapat menghasilkan SDM yang mampu mengantisipasi dan merespons berbagai tantangan dan peluang di masa yang akan datang. Semua pemangku kepentingan harus memahami tentang posisi praksis pendidikan dalam sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, kurikulum, substansi, proses pendidikan formal, tata kelola, dan pengelolaannya, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi, serta pendidikan luar sekolah dam pendidikan masyarakat harus dalam wadah sistem dan sesuai dengan berbagai aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Terkai hal ini dibahas pada bagian kelima.

Dalam implementasinya, pendidikan nasional untuk menuju Indonesia Emas, harus memperoleh perhatian terkait kesesuaian dengan kondisi dan situasi yang diantisipasi pada masa itu. Substansi pendidikan pada semua jenjang (pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) dan semua jalur (persekolahan atau formal, luar sekolah, dan masyarakat) dengan substansi pendidikan menuju Indonesia Emas. Dalam implementasi setiap jenis substansi pendidikan memerlukan kesesuaian proses pembelajaran dan sistem pendukungnya agar mencapai tujuan secara efektif. Begitu juga dalam hal penilaian atau asesmen. Semua ini harus disesuaikan dengan substansi seperti dijelaskan di atas, juga dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dan harapan para pemangku kepentingan. Ini semua dikaji secara konseptual dan akademis pada bagian ini.

Semua pembahasan, baik filosofis, konseptual, kontekstual, akademis, maupun praksis sebagaimana terhimpun dalam buku ini diharapkan selain menambah wawasan terkait fokus kajian yang disajikan juga dapat menjadi pemantik diskusi lebih lanjut untuk memperluas dan memperdalamnya. Dengan demikian dalam n]menuju Indonesia Emas, konsep, paradigma dan praksis pendidikan nasional mempunyai pijakan filosofis dan akademis yang kokoh.

Daftar Pustaka

Ali, M., dan Hamied, F.A., (2019). Permasalahan Kualitas Pendidikan Dasar dan Menengah serta Dampaknya pada Pendidikan Tinggi. Prosiding Professor Summit yang diselenggarakan di ITS Surabaya.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, (2005). Visi Dan Arah Pembangunan Jangka Panjang (Pjp) Tahun 2005 – 2025. Jakarta:

Page 49: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

8 Prakata

Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Republik Indonesia.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, (20017). Visi Indonesia 2045. Jakarta: Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Republik Indonesia,.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, (2019). Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah 2020 – 2024. Jakarta: Kantor Menteri Perencanaan Pembangnan Nasional, Republik Indonesia.

Badan Pusat Statistik (2015). Proyeksi Penduduk 2015-2045. Sub Durektorat Kependudukan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan R.I., (2020). Mendikbud Luncurkan Empat Kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Siaran Pers Nomor: 008/Sipres/A6/I/2020. Available at https://www. kemdikbud.go.id/main/blog/2020/04/

Kementerian Sekretariat Negara, (2019). Tahapan Besar Menuju Indonesi Emas 2045. Avilable at https://www.setneg.go.id/baca/index/tahapan_ besar_menuju_indonesia_emas_2045

UNESCO, (2014). UN roadmap for implementing the global action program on education for sustainable development. Paris: UN Headquarter.

UNESCO, (2015). Sustainable Development Goals: Transforming our World – the 2030 Agenda. Knowledge Platform.

World Economic Forum, (2017). The future of jobs: Employment, skills and workforce. Available at wwww.forum.org.

World Economic Forum, (2019), What are the 10 Biggest Global Changes? Available at wwww.forum.org.

Page 50: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

PENDIDIKANMENUJU INDONESIA EMAS

Bagian 6:Model Implementasi Pendidikan

Era Indonesia Emas

Penyunting:Mohammad AliAchmad Hufad

Asep Herry HernawanRudi Susilana

UPI PRESSUPT Penerbitan dan Percetakan - Universitas Pendidikan IndonesiaJl. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154 IndonesiaWebsite: http://upipress.upi.edu I E-mail: [email protected]

Page 51: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm
Page 52: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1535

SUBSTANSI PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Al Jupri

Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Pendidikan dasar dan menengah merupakan dua jenjang pendidikan yang memberi bekal mendasar kepada generasi kita, para peserta didik, dalam menghadapi tantangan masa depan. Pendidikan dasar menjadi landasan dalam mengembangkan aneka minat dan potensi peserta didik, sedangkan pendidikan menengah menguatkan dan mengembangkan potensi dominan yang dimiliki individu peserta didik tersebut. Untuk membahas kedua jenjang pendidikan tersebut, bab ini berisi uraian mengenai substansi pendidikan dasar dan menengah serta aspek-aspek penting pendidikan yang diperlukan peserta didik untuk masa depan. Aspek-aspek tersebut meliputi kecakapan Era 4.0, kecakapan abad 21, dan penguatan pendidikan karakter. Selain itu, bab ini berisi contoh praktis dari aspek-aspek pendidikan tersebut dengan mengambil kasus pada mata pelajaran matematika, sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Melalui uraian ini, pembaca diharapkan memiliki wawasan mendasar tentang substansi pendidikan dasar dan menengah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendahuluan

Saat ini kita sebagai penduduk Indonesia, yang merupakan bagian dari penduduk dunia, sedang memasuki suatu era yang dinamakan dengan Era Revolusi Industri keempat (Schwab, 2016). Era ini dikenal dengan sebutan Era 4.0. Ciri utama dari era ini adalah kompleksnya permasalahan yang dihadapi baik dalam kehidupan sehari-hari, dunia kerja, maupun dunia pendidikan (Brodjonegoro, 2018a). Kompleksitas ini sebagai akibat dari kombinasi antara globalisasi dan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang begitu pesat dan cepat, melampaui perkiraan yang dapat dipikirkan oleh generasi sebelumnya. Untuk itu, generasi masa kini perlu dipersiapkan agar bisa sintas (survive) di masa depan. Pendidikan yang baik dan bermutu diyakini sebagai kunci untuk menyiapkan generasi kita untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.

Pendidikan—sebagai suatu usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran (Indonesia, 2003)—merupakan suatu usaha untuk mengembangkan potensi individu agar

Page 53: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1536 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

dapat berkarya mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik (Brodjonegoro, 2018b). Melalui pendidikan yang baik, maka generasi kita diharapkan bisa sintas di masa mendatang. Namun demikian, tantangan di dunia pendidikan semakin banyak, beragam, dan kompleks. Pendidikan dasar dan menengah sebagai jenjang pendidikan permulaan yang menyiapkan individu baik untuk kehidupan di masyarakat, di dunia kerja, maupun untuk persiapan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang sarat akan tantangan dan problematika. Oleh karena itu, pendidikan dasar dan menengah di negara kita perlu dipersiapkan dan implementasinya perlu dikawal sebaik mungkin. Berbagai pemangku kepentingan sudah seharusnya bahu membahu menyukseskan program pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tersebut. Mengingat pentingnya jenjang pendidikan dasar dan menengah, maka kita perlu memahami hakikat dan substansi dari jenjang pendidikan ini.

Terkait tentang pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, beberapa pertanyaan yang secara alamiah dapat muncul, di antaranya, adalah sebagai berikut. Apa yang dimaksud dengan pendidikan dasar? Apa pula pendidikan menengah itu? Apa sajakah isi atau substansi pendidikan dasar? Apa pula substansi dari pendidikan menengah? Bagaimana hubungan antara pendidikan dasar dan menengah? Aspek-aspek pendidikan apa saja yang penting diberikan kepada peserta didik di jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk dapat sintas di masa depan? Bagaimana menerapkan dan mengimplementasikan aspek-aspek penting pendidikan tersebut dan seperti apa contoh konkretnya?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, bab ini akan mencoba untuk memberikan jawabannya. Ada tiga uraian pokok yang disajikan mengenai substansi pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Uraian pertama berisi pengertian, bentuk, dan isi dari pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagaimana digariskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Uraian kedua berisi aspek-aspek penting pendidikan untuk masa kini dan masa depan yang diperlukan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Aspek-aspek tersebut di antaranya meliputi kecakapan Era 4.0, kecakapan umum yang diperlukan di abad ke-21, dan penguatan pendidikan karakter. Terakhir, uraian ketiga berisi tentang contoh praktis dari aspek-aspek pendidikan yang diuraikan di bagian kedua dengan mengambil kasus pada mata pelajaran matematika. Pelajaran matematika dipilih sebagai contoh sebab merupakan pelajaran wajib yang perlu dipelajari para peserta didik dari jenjang pendidikan dasar hingga jenjang pendidikan menengah. Selain itu, matematika merupakan pengetahuan dasar dan universal yang secara formal menyiapkan pola pikir dan menata penalaran yang perlu dikuasai oleh setiap individu peserta didik untuk persiapan masa depan (Soedjadi, 2000; Turmudi, 2001).

Page 54: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1537Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

Pendidikan Dasar dan Menengah

Sebelum membahas mengenai jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta agar memahami konteks pembicaraan tentang kedua jenjang pendidikan tersebut, maka berikut ini diuraikan terlebih dahulu secara ringkas tentang sistem pendidikan di negara kita, Indonesia. Gambar VI.1 menyajikan secara ringkas tentang sistem pendidikan nasional Indonesia (Jupri, 2015; Hendayana, Supriatna & Imansyah, 2011).

Usia Kelas Jenjang Pendidikan

Akademik Profesional

Kemenag Kemendikbud Kemenag/Kemendikbud

27

Pend

idik

an T

ingg

i

Program Doktor Keislaman

(S3)

Program Doktor (S3)

Program Spesialis Kedua (SP2)

26

25

24 Program Magister Keislaman

(S2)

Program Magister

(S2)

Program Spesialis Pertama

(SP1) 23

22 Program Sarjana Keislaman

(S1)

Program Sarjana (S1)

Dipl4 (D4)

21 Dipl3 (D3)

20 Dipl2 (D2)

19 Dipl1 (D1)

18 12

Pend

idik

an M

enen

gah

Madrasah Aliyah (MA)

Sekolah Menengah Atas

(SMA) atau sederajat

Madrasah Aliyah Kejuruan

(MAK)

Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) atau sederajat

17 11

16 10

15 9

Pend

idik

an D

asar

(Waj

ib B

elaj

ar)

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sekolah Menengah Pertama (SMP) 14 8

13 7

12 6

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sekolah Dasar (SD)

11 5

10 4

9 3

8 2

7 1

6 K2

Pend

idik

an A

nak

Usi

a D

ini

5

Gambar VI.1: Sistem Pendidikan Nasional Indonesia (Diambil dari Jupri, 2015, hal.20, hasil adaptasi dari Hendayana, Supriatna & Imansyah, 2011, hal. 44)

Pendidikan formal di Indonesia secara umum dapat dikelompokkan dalam dua jalur, yaitu jalur akademik dan jalur profesional. Baik jalur akademik maupun jalur profesional mencakup dua tipe, yaitu tipe pendidikan umum yang diselenggarakan pemerintah di bawah naungan Kementerian

Page 55: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1538 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan tipe pendidikan keislaman yang diselenggarakan pemerintah di bawah kendali Kementerian Agama (Kemenag). Baik pendidikan umum maupun pendidikan keislaman meliputi sekolah atau institusi pendidikan yang dibiayai pemerintah maupun institusi pendidikan yang dibiayai oleh swasta atau atas swadaya masyarakat. Pendidikan umum diselenggarakan dengan mengikuti kurikulum yang dikeluarkan oleh Kemendikbud. Sedangkan pendidikan keislaman mengikuti dua kurikulum sekaligus yang dikeluarkan oleh Kemendikbud dan Kemenag. Akibatnya, porsi waktu belajar mata pelajaran yang bersifat umum untuk pendidikan keislaman biasanya lebih sedikit dibandingkan pendidikan umum, namun memiliki porsi mata pelajaran keagamaan yang jauh lebih banyak.

Untuk usia sekolah, meskipun seorang anak dapat memulai pendidikan sejak usia 4 atau 5 tahun untuk masuk ke tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) atau sederajat, wajib belajar di Indonesia diperuntukkan kepada siswa usia 6 hingga 15 tahun. Wajib belajar sembilan tahun ini meliputi masa enam tahun Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, dan tiga tahun Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat.

Setelah menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun, peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah, tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau yang sederajat. Peserta didik dapat memilih SMA/MA atau SMK/MAK tergantung minat, bakat dan potensi yang dimiliki, serta persyaratan lainnya.

Selanjutnya, peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi yang dipilih bisa pendidikan tinggi yang bersifat akademik, bisa pula pendidikan tinggi yang bersifat profesional atau vokasi, tergantung kepada potensi, minat, bakat, dan pemenuhan persyaratan masuk perguruan tinggi yang dipilih. Pendidikan tinggi yang bersifat akademik meliputi tiga tingkatan: tingkat sarjana (S1), tingkat magister (S2), dan tingkat doktor (S3). Pendidikan tinggi yang bersifat profesional meliputi program: Diploma (D1, D2, D3, dan D4), Program Spesialis Pertama (SP1), dan Program Spesialis Kedua (SP2). Dalam tulisan ini, kita akan memfokuskan diri untuk membahas jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Pendidikan Da sar

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 17, pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah (Indonesia, 2003). Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan wajib yang diperuntukkan bagi setiap warga negara Indonesia yang berusia 6 hingga 15 tahun. Sejak tahun 1994, jenjang pendidikan dasar telah dicanangkan oleh pemerintah sebagai program wajib belajar 9 tahun (Rozano, 2010; Sa’ud,

Page 56: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1539Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

2008). Program wajib belajar di Indonesia berbeda dengan wajib belajar dalam arti compulsory education yang bersifat memaksa agar peserta didik bersekolah dan adanya sanksi bagi orang tua yang membiarkan anak-anaknya tidak sekolah. Program wajib belajar di Indonesia dimaknai sebagai universal education di mana pendidikan merupakan tanggung jawab moral orang tua dan peserta didik agar merasa terpanggil untuk mengikuti pendidikan formal di usia 6 hingga 15 tahun.

Di Indonesia, pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; serta Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat (Indonesia, 2003). SD/MI atau bentuk lain yang sederajat perlu ditempuh oleh peserta didik (usia 6-12 tahun) selama enam tahun; sedangkan SMP/MTs atau bentuk yang sederajat perlu ditempuh oleh peserta didik (usia 12-15 tahun) selama tiga tahun. Pada implementasinya, meskipun menggunakan kurikulum pendidikan yang sama, tingkat SD dan SMP berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan—serta di bawah tanggung jawab pemerintah daerah/kabupaten/kota; sedangkan MI dan MTs berada di bawah naungan langsung Kementerian Agama.

Pendidikan dasar memiliki fungsi sebagai pendidikan yang membekali peserta didik secara mendasar—dengan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan—dalam mengembangkan aneka potensinya untuk kehidupan di masa mendatang. Bekal dasar tersebut dapat digunakan untuk kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, dunia kerja, dan landasan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 2003 (Indonesia, 2003), bekal dasar dalam pendidikan dasar ini tertuang dalam kurikulum yang memuat komponen isi dari pendidikan dasar. Secara garis besar isi dari kurikulum untuk jenjang pendidikan dasar meliputi peningkatan iman dan takwa serta moral; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat individu peserta didik; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, serta perubahan global; serta wawasan sosial, kebangsaan, dan cinta tanah air.

Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar (Indonesia, 2003), yang meliputi pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah diperuntukkan bagi peserta didik yang berusia 15 hingga 18 tahun. Pendidikan menengah umum lebih cenderung mempersiapkan peserta didik agar memiliki bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi; sedangkan pendidikan menengah kejuruan lebih cenderung menyiapkan peserta didik agar siap memasuki dunia kerja secara praktis.

Page 57: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1540 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

Di Indonesia, pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat (Indonesia, 2003). SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat perlu ditempuh oleh peserta didik (usia 15-18 tahun) selama tiga tahun; sedangkan SMK/MAK meski biasanya perlu ditempuh oleh peserta didik selama tiga tahun, ada pula yang perlu ditempuh selama empat tahun tergantung pilihan studi pada SMK/MAK tersebut. Pada praktiknya, penyelenggaraan SMA dan SMK diselenggarakan oleh pemerintah provinsi di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan penyelenggaraan MA dan MAK berada langsung di bawah bimbingan Kementerian Agama.

Pendidikan menengah berfungsi sebagai pendidikan awal—dengan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan—untuk menguatkan dan mengembangkan potensi dominan yang dimiliki oleh peserta didik (Sa’ud & Sumantri, 2007). Fungsi ini termuat dalam kurikulum pendidikan menengah. Serupa dengan pendidikan dasar, secara garis besar isi dari kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah meliputi peningkatan iman dan takwa serta moral; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat individu peserta didik; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan perubahan global; wawasan sosial, kebangsaan, dan cinta tanah air; serta muatan lokal dan pengembangan diri. Pada praktiknya, untuk SMA/MA pengorganisasian kurikulum dilakukan seperti berikut: kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik; sedangkan kelas XI dan kelas XII merupakan program penjurusan sesuai potensi dominan yang dimiliki masing-masing peserta didik. Program penjurusan ini memiliki empat jurusan, meliputi Program Ilmu Pengetahuan Alam; Program Ilmu Pengetahuan Sosial; Program Bahasa; dan Program Keagamaan (khusus untuk MA). Untuk SMK/MAK isi kurikulum mencakup mata pelajaran wajib, mata pelajaran dasar kejuruan, muatan lokal, dan pengembangan diri.

Kecakapan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk Masa Depan

Dalam bagian ini akan diuraikan beberapa kecakapan yang diperlukan oleh generasi kita, khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah, agar bisa sintas di masa kini dan masa depan. Beberapa kecakapan tersebut meliputi kecakapan Era 4.0, kecakapan abad 21, dan pendidikan karakter.

K ecakapan E ra 4.0

Menurut Schwab (2016), era revolusi industri pertama (Era 1.0) terjadi dalam rentang tahun 1760-1840, ditandai dengan ditemukannya mesin uap oleh

Page 58: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1541Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

James Watt, dan bercirikan pada penggunaan tenaga mekanik atau mesin dalam dunia industri. Era revolusi industri kedua (Era 2.0) terjadi pada rentang akhir abad 19 hingga awal abad 20, ditandai dengan ditemukannya energi listrik, dan bercirikan adanya produksi masal pada dunia industri. Era revolusi industri ketiga (Era 3.0) terjadi sekitar 1960-an hingga tahun 2000-an, ditandai dengan penemuan dan penggunaan komputer serta permulaan internet, dan dikenal sebagai era revolusi digital. Era revolusi industri keempat (Era 4.0) mulai terjadi pada tahun 2011-an, ditandai dengan penggunaan mobile internet, dan bercirikan pada integrasi teknologi komputer dan otomatisasi—yaitu robot yang terkoneksi dengan komputer, penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan machine learning.

Menurut Brodjonegoro (2018a) ciri penting dari era revolusi industri keempat adalah kompleksnya permasalahan yang dihadapi penduduk dunia. Ciri lain yang mengkhawatirkan adalah akan hilangnya beberapa jenis pekerjaan yang bisa diganti oleh mesin atau kecerdasan buatan, seperti tax preparers (penyiap dokumen pajak), wasit atau hakim garis dalam dunia olahraga, sekretaris hukum, calo tanah dan bangunan, buruh tani, dan kurir barang. Sedangkan jenis pekerjaan yang tidak bisa diganti oleh kecerdasan buatan dan dipandang tidak akan hilang ditelan zaman, di antaranya, adalah dokter dan dokter bedah. Pekerjaan dokter kemungkinan tidak hilang karena seorang dokter memiliki kemampuan yang unik dan kompleks dalam menangani pasien.

Kompleksitas masalah yang dihadapi kita sebagai penduduk dunia di Era 4.0 ini tidak cukup ditangani dengan kecakapan rutin kognitif, nonrutin manual, dan rutin manual. Kecakapan yang diperlukan pada era ini meliputi kecakapan sosial dan kecakapan nonrutin (Brodjonegoro, 2018b). Kecakapan sosial merupakan kecakapan yang bersifat mendalam dan melekat pada individu sedemikian rupa sehingga tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan. Contoh kecakapan sosial, misalnya, adalah kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, beradaptasi, beretika/bertata krama, dan pengelolaan diri. Sedangkan kecakapan nonrutin meliputi, misalnya, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, berpikir kreatif, dan kemampuan berinovasi. Kecakapan sosial dan kecakapan nonrutin bisa dipupuk dan diperoleh melalui pendidikan. Sedangkan kecakapan yang bersifat rutin dan manual bisa diperoleh melalui kegiatan pelatihan. Di sini jelas bahwa pendidikan merupakan proses yang perlu ditempuh oleh generasi kita masa kini untuk bisa sintas di masa depan.

Pertanyaan yang muncul adalah proses pendidikan seperti apakah yang perlu dilakukan dalam dunia pendidikan agar para peserta didik sebagai penduduk dunia menguasai kecakapan sosial dan kecakapan nonrutin? Karena pendidikan berkaitan erat dengan kebiasaan individu, di mana berhasil tidaknya suatu pendidikan itu dirasakan individu secara langsung,

Page 59: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1542 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

maka proses pendidikan seharusnya tidak diterapkan secara masif (dalam arti jumlah peserta didik yang melimpah). Oleh karena itu, kiranya sudah tepat apabila proses pendidikan di negeri kita, khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah, menekankan kepada penerapan student centered learning (SCL). Melalui penerapan SCL, maka peserta didik dididik oleh pendidik untuk selalu belajar, untuk selalu mencari tahu, dalam bentuk belajar sepanjang hayat. Namun demikian, penerapan dari SCL ini baru sebatas harapan dan bersifat formalitas di atas kertas. Pada implementasinya, masih jauh panggang daripada api, masih jarang para pendidik di negeri kita yang menerapkan pendekatan SCL ini dalam proses pembelajaran. Hal ini tampaknya disebabkan oleh ketidaksiapan para pendidik dan pengelola pendidikan, proses pendidikan di negeri kita yang masih bersifat masif, dan proses evaluasi/asesmen masih bersifat administratif dan belum substantif.

Faktor lain yang diperlukan untuk menyiapkan generasi kita agar sintas di masa depan adalah kompetensi pendidik atau guru yang sesuai kebutuhan zaman. Para pendidik hendaknya memiliki kompetensi yang dibutuhkan generasi kita saat ini, dan memiliki kompetensi yang memiliki visi jauh ke depan dalam memprediksi perubahan dan perkembangan zaman. Namun, lagi-lagi, amat disayangkan bahwa pendidik yang ada di masa kini merupakan pendidik produk masa lalu yang umumnya memiliki pola pikir lama dan tidak maju. Akibatnya, para pendidik tersebut menyiapkan generasi mendatang dengan menggunakan pola pikir dan kompetensi masa lalu. Tidak begitu mengherankan apabila kita sering mendengar bahwa peserta didik merasakan apa yang mereka pelajari di dunia pendidikan masa kini tidak relevan dengan kebutuhan mereka yang sedang berjuang untuk sintas baik saat ini maupun untuk masa yang akan datang.

K ecakapan Abad 21

Menurut Kemendikbud (2017a) pendidikan abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dalam praktiknya, kecakapan-kecakapan tersebut dapat dikembangkan dengan menerapkan berbagai model dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik bahan pembelajaran yang perlu dipelajari peserta didik.

Terdapat lima pilar pendidikan yang dirujuk oleh pendidikan di negeri kita. Empat pilar berasal dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) meliputi: learning to know (belajar untuk mencari tahu), learning to do (belajar untuk mengerjakan), learning to be (belajar untuk menjadi), dan learning to live together in peace (belajar untuk hidup bersama dalam kedamaian). Satu pilar lagi bersumber dari jati diri bangsa Indonesia yang

Page 60: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1543Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

berlandaskan kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara. Pilar tersebut adalah “Belajar untuk memperkuat keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia”.

Learning to know bermakna bahwa proses pendidikan hendaknya tidak hanya memberi informasi kepada peserta didik tentang ilmu, pengetahuan atau keterampilan saja, namun juga sepatutnya menghantarkan peserta didik untuk mampu menguasai cara atau teknik memperoleh ilmu, pengetahuan, dan keterampilan tersebut. Learning to do bermakna bahwa proses pendidikan hendaknya menyediakan kesempatan dan situasi agar peserta didik mampu melakukan sesuatu, misalkan mampu melakukan proses pemecahan masalah berdasarkan konsep, prinsip, dan pengetahuan yang dimiliki. Learning to be bermakna bahwa proses pendidikan hendaknya dapat mengembangkan potensi, minat, bakat dan kemampuan peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian, berkarakter, mandiri, dan unggul. Learning to live together in peace bermakna bahwa proses pendidikan hendaknya dapat membentuk pribadi peserta didik agar mampu bekerja sama, memahami aneka perbedaan, saling membantu dan menghargai satu sama lain, dan menciptakan kehidupan yang aman, tertib, dan damai. Terakhir, “Belajar untuk memperkuat keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia” bermakna bahwa proses pendidikan hendaknya dapat mengembangkan potensi peserta didik untuk meningkatkan aspek spiritualitas dan moral sehingga peserta didik menjadi pribadi yang beriman, bertakwa, dan beretika dalam bingkai landasan ideologi negara.

Kecakapan abad 21 yang dibutuhkan dalam pendidikan kita, dalam bingkai lima pilar pendidikan tersebut, adalah berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan HOTS (Higher Order Thinking Skills). HOTS yang dimaksud meliputi kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skills); kecakapan berkomunikasi (Communication Skills); kemampuan kreatif dan berinovasi (Creativity and Innovation); dan kecakapan berkolaborasi (Collaboration).

Kemampuan berpikir kritis yang perlu dikembangkan dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah, mencakup kemampuan berpikir induktif dan deduktif pada situasi yang tepat; memahami koneksi antara satu konsep dan konsep lain baik dalam satu mata pelajaran atau antar mata pelajaran berbeda; membuat keputusan berdasarkan fakta dan data; menyusun argumen secara logis; dan menginterpretasi suatu data dan informasi. Kemampuan pemecahan masalah, khususnya masalah nonrutin, yang dapat dikembangkan misalnya mencakup kemampuan memahami permasalahan, membuat perencanaan pemecahan masalah, melakukan eksekusi pemecahan masalah berdasarkan rencana yang dibuat, dan melakukan pemeriksaan kembali terhadap hasil dan proses pemecahan masalah yang sudah dilakukan.

Page 61: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1544 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

Kecakapan berkomunikasi yang diperlukan untuk menyiapkan generasi mendatang, di antaranya, adalah kemampuan mengutarakan gagasan baik secara lisan maupun tulisan; mendengar, menyimak, dan menghargai pendapat lawan bicara secara efektif dan santun; menggunakan alur berpikir yang logis dalam menyampaikan pesan dan gagasan; dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa internasional, dan bahkan menggunakan multibahasa. Kecakapan berkomunikasi ini bisa dipupuk melalui proses pembelajaran sehari-hari, misalkan, melalui proses presentasi dan diskusi.

Berpikir kreatif merupakan cara-cara berpikir yang bersifat produktif, berpikir yang berdaya cipta, berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru. Karakteristik berpikir kreatif yang dapat dikembangkan dalam dunia pendidikan meliputi kemampuan berpikir terbuka terhadap perspektif baru dan berbeda; menggunakan gagasan atau ide dan konsep-konsep pada situasi yang baru dan berbeda—misal dalam pemecahan masalah; mampu beradaptasi pada situasi baru; dan mampu mengemukakan gagasan dan ide-ide atau hal-hal baru berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki. Berpikir inovatif merupakan kemampuan memperbaharui ide, gagasan, atau produk yang sudah ada menjadi ide, gagasan, dan produk yang lebih baru sehingga menjadi lebih berguna dan lebih adaptif terhadap situasi baru yang diperlukan. Kemampuan melakukan inovasi ini tentunya bisa dipupuk dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang terencana, baik melalui proses meniru maupun melalui pemberian situasi yang memungkinkan peserta didik melakukan pembaharuan.

Kolaborasi merupakan bentuk kerja sama antar pihak di mana satu sama lain saling melengkapi dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu agar dicapai tujuan yang diharapkan. Kecakapan berkolaborasi yang dapat ditumbuhkembangkan melalui proses pendidikan, di antaranya, adalah kemampuan bekerja sama dalam kelompok; kemampuan beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab; berempati dan menghargai perspektif atau pandangan berbeda; dan mampu berkompromi dengan pihak lain demi tercapainya tujuan yang ingin dicapai.

Kecakapan lain yang diperlukan generasi masa kini di abad 21 ini adalah berupa kecakapan hidup dalam berkarier. Kecakapan itu di antaranya meliputi kemampuan memiliki jiwa kepemimpinan (leadership); memiliki sikap tanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan dan lingkungan kehidupan (personal and social responsibility); mampu meningkatkan kualitas diri melalui berbagai aktivitas dan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari (personal productivity); berpikir dan bertindak logis dalam setiap aktivitas (accountability); dan memiliki integritas dan kejujuran.

Page 62: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1545Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

Pendidikan K arak ter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring (Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2016), kata karakter bermakna: Sifat-sifat kejiwaan; akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; atau watak. Kata yang bermakna serupa dengan kata karakter, masih menurut KBBI, adalah kata kepribadian. Kepribadian dimaknai sebagai sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakannya dari orang lain. Kata kepribadian dalam bahasa Inggris semakna dengan kata personality, sedangkan kata karakter dalam bahasa Inggris semakna dengan character (Echols & Shadily, 2007). Hal ini sesuai pula dengan pendapat Swadener dan Soedjadi (1988) yang memandang bahwa kedua kata tersebut bermakna sama, serta menyatakan bahwa kajian tentang karakter sama saja dengan kajian tentang kepribadian. Dengan demikian ketika kita berbicara tentang pendidikan karakter, sama saja dengan membicarakan pendidikan kepribadian.

Pendidikan karakter merupakan bagian dari program pemerintah Indonesia, dan telah menjadi sebuah gerakan nasional. Gerakan ini dinamakan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak tahun 2016 (Kemendikbud, 2017b). Gerakan PPK ini merupakan upaya pemerintah dalam membenahi pendidikan nasional—terutama pendidikan dasar (dengan porsi 70%) dan pendidikan menengah (porsi 60%)—agar siswa tak hanya mampu berolah pikir dan berolah raga, tetapi mampu berolah hati dan berolah rasa.

Dengan bersumber kepada nilai-nilai Pancasila, terdapat lima nilai karakter utama yang menjadi prioritas Pengembangan Pendidikan Karakter (Kemendikbud, 2017b). Kelima nilai itu meliputi nilai karakter religius, nasionalisme, integritas, kemandirian, dan kegotongroyongan. Kelima nilai karakter ini saling berkelindan dan tidak bisa berdiri sendiri dalam membentuk karakter atau pribadi yang utuh. Kelima nilai karakter tersebut perlu dipupuk secara terencana, terintegrasi, dan berkesinambungan di setiap proses pendidikan yang dilakukan.

Nilai karakter religius merupakan bentuk keberimanan seorang individu terhadap Tuhan yang Maha Esa. Nilai karakter religius ini meliputi perilaku, misalnya, melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleransi antar umat beragama, dan hidup rukun dan damai dengan sesama manusia. Sikap-sikap yang mencerminkan implementasi nilai karakter religius di antaranya adalah sikap cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar sesama manusia, anti perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan

Page 63: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1546 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

kehendak, mencintai lingkungan, melindungi minoritas dan pihak-pihak yang memerlukan. Nilai karakter religius ini hendaknya ditanamkan kepada peserta didik agar sikap dan perbuatannya sesuai nilai ajaran agama yang dianut masing-masing dan tentunya dengan tidak memaksakan kehendak keagamaan kepada pihak-pihak yang berbeda agama.

Nilai karakter nasionalis adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan rasa cinta, kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa dan negara. Penghargaan itu meliputi penghargaan terhadap bahasa Indonesia, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap nasionalis tercermin, misalnya, dalam bentuk mengapresiasi budaya bangsa sendiri, tidak menjelek-jelekkan kekurangan bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Karakter nasionalis di masa sekarang bisa diwujudkan oleh peserta didik, misalnya, dengan berprestasi dalam berbagai bidang, bisa termasuk bidang akademik, teknologi, penelitian, olahraga, seni, dan sebagainya.

Nilai karakter integritas adalah nilai yang mendasari perilaku individu dengan ciri dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan, pekerjaan, serta memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Sikap-sikap yang menunjukkan karakter berintegritas meliputi, di antaranya, sikap tanggung jawab sebagai warga negara, sikap aktif terlibat dalam kehidupan sosial, dan sikap konsisten dalam tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Karakter berintegritas dapat dipupuk kepada peserta didik dalam proses pendidikan, misalnya, dengan tidak berbuat curang saat ujian, dan mengerjakan tugas sesuai yang diharapkan secara disiplin dan bertanggung jawab. Dengan memiliki integritas yang baik, peserta didik di masa mendatang diharapkan menjadi pribadi yang jujur, bertanggung jawab, tidak korupsi, dan berkomitmen pada kemajuan bangsa dan negara.

Nilai karakter mandiri adalah sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain, misalkan dalam hal merealisasikan aktivitas yang sudah direncanakan dengan baik sehingga tercapai secara optimal. Ciri-ciri seseorang dengan nilai karakter mandiri, di antaranya, adalah memiliki etos kerja baik, determinasi yang tinggi, ketangguhan dalam menyelesaikan permasalahan, daya juang yang tak kenal menyerah, kreativitas tinggi, keberanian, dan kemampuan menjadi pembelajar sepanjang hayat yang tekun. Nilai karakter ini tentunya dapat dipupuk melalui proses pendidikan misalkan melalui keteladanan guru, peserta didik berprestasi, ataupun melalui tokoh-tokoh yang dipandang sukses di bidangnya.

Page 64: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1547Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

Nilai karakter gotong royong adalah tindakan bekerja sama bahu-membahu antar pihak, misalkan, dalam menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, dan memberi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan. Ciri-ciri dari karakter gotong royong di antaranya adalah sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, mampu berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelaan dalam memberi bantuan dan pertolongan. Proses pendidikan merupakan jalan yang tepat dalam upaya membangun dan memupuk ciri-ciri dari nilai karakter ini—baik melalui keteladanan, pembiasaan kegiatan di sekolah, ataupun praktik secara langsung.

Dari uraian tentang nilai-nilai kelima karakter di atas, secara implisit dapat dikatakan bahwa pembinaan karakter tak hanya bisa dilakukan melalui pendidikan agama ataupun moral, melainkan bisa dilakukan secara terintegrasi dan bermakna melalui setiap mata pelajaran di sekolah. Penguatan pendidikan karakter ini merupakan pintu masuk dalam upaya melakukan pembenahan secara menyeluruh terhadap pendidikan di negara kita. Pendidikan karakter pada praktiknya bukan hanya tanggung jawab sekolah, melainkan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Contoh konkret mengenai penanaman nilai-nilai karakter bisa disimak pada bagian berikutnya pada konteks pembelajaran matematika.

Penanaman Kecakapan Pendidikan melalui Pelajaran Matematika

Bagian ini menguraikan contoh praktis penanaman aneka kecakapan pendidikan pada mata pelajaran matematika. Pelajaran matematika dipilih sebab pelajaran ini merupakan mata pelajaran wajib untuk semua peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Selain pelajaran matematika, tentunya pelajaran lain pun memiliki kontribusi dalam proses penanaman aneka kecakapan pendidikan tersebut.

Matematika d an E ra 4.0

Salah satu ciri dari Era 4.0 adalah penggunaan teknologi yang bersifat otomatis, terutama untuk menyelesaikan permasalahan rutin dan bersifat prosedural. Ciri ini sudah mulai merambah di dunia pendidikan, termasuk pada mata pelajaran matematika, misalnya dengan ditemukannya kamera kalkulator, seperti Photomath (Jupri & Sispiyati, 2020; Webel & Otten, 2016).

Kamera kalkulator, seperti Photomath, ini bisa diunduh secara gratis melalui playstore di smartphone yang kita miliki. Cara penggunaannya pun

Page 65: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1548 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

mudah dan sederhana (user friendly): cukup dengan memfoto soal matematika yang akan diselesaikan, maka hasil dan cara penyelesaiannya bisa diperoleh. Sebagai contoh, untuk peserta didik SD, soal rutin yang perlu dikerjakan misalnya adalah menentukan hasil pembagian 201616. Dengan menggunakan Photomath persoalan rutin tersebut diselesaikan dengan hasil dan proses seperti pada Gambar VI.2.

Bukan hanya perhitungan aritmetika sederhana seperti contoh pada Gambar VI.2, persoalan aljabar untuk peserta didik jenjang pendidikan menengah yang tampak kompleks pun, seperti menentukan penyelesaian persamaan berikut:

dapat diselesaikan sekejap mata dengan Photomath seperti terlihat pada Gambar 3.

(a)

(c)

(b)

(d)

Gambar 2. Proses penyelesaian 2016 ÷ 16 dengan Photomath

Gambar VI.2: Proses penyelesaian 2016 16 dengan Photomath

Page 66: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1549Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

(a)

(b)

Gambar 3. Contoh penyelesaian persamaan dengan Photomath

Gambar VI.3: Contoh penyelesaian persamaan dengan Photomath

Dua contoh penyelesaian masalah matematika seperti diuraikan pada Gambar VI.2 dan VI.3 di atas—yang pada zaman dahulu merupakan salah satu topik utama yang ditekankan pada pembelajaran dan diberikan kepada peserta didik dengan latihan intensif dan berulang-ulang—menjadi sebuah catatan dan tantangan bagi para guru matematika masa kini. Catatan dan tantangan itu, di antaranya, meliputi tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran secara terintegrasi sesuai perkembangan zaman, strategi atau pendekatan pembelajaran yang cocok yang bisa digunakan sesuai situasi dan kondisi saat ini, materi-materi esensial yang perlu disampaikan kepada peserta didik untuk bisa sintas di masa depan, dan aspek-aspek substantif pendidikan yang diperlukan peserta didik.

Ditinjau dari penggunaan teknologi serta strategi pembelajaran, meski teknologi dan strategi lama yang efektif masih bisa dipakai, para guru dituntut untuk segera adaptif dengan zaman agar peserta didik memiliki bekal yang sesuai untuk masa depan dan apa-apa yang dipelajari di dunia pendidikan terasa ada manfaatnya untuk kehidupan di masa yang akan datang. Dari segi materi, meskipun materi yang perlu dipelajari—dalam hal ini adalah pelajaran matematika—bisa saja sama seperti masa lalu, namun kecakapan pendidikan yang perlu ditekankan dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar aspek prosedural yang bersifat rutin, namun hendaknya bersifat permasalahan yang menuntut dan menuntun siswa untuk mampu melakukan pemecahan masalah, berpikir kritis dan kreatif, serta melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi lainnya. Ini berarti, seperti yang dikemukakan oleh Brodjonegoro (2018a; 2018b), kecakapan yang bersifat nonrutin perlu menjadi perhatian utama dalam dunia pendidikan kita saat ini.

Selain kecakapan nonrutin, kecakapan sosial pun sangat diperlukan untuk generasi kita di Era Revolusi Industri Keempat ini. Kecakapan sosial, seperti kemampuan bekerja sama, berkomunikasi, beradaptasi, dan

Page 67: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1550 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

pengelolaan diri, diperlukan oleh generasi kita untuk menyelesaikan berbagai persoalan kompleks yang akan mereka hadapi di masa depan. Permasalahan kompleks yang akan dihadapi itu tampaknya akan sangat sulit bila dikerjakan secara individu. Hal tersebut perlu diselesaikan secara bersama-sama, melalui kerja sama dan kolaborasi dalam tim misalnya. Di sinilah pentingnya mengapa generasi masa kini perlu dipersiapkan agar bisa bertahan dan menjadi pemenang di masa depan.

Matematika d an K ecakapan Abad 21

Kecakapan abad 21 yang perlu menjadi perhatian dalam dunia pendidikan adalah pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). HOTS meliputi kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan berkomunikasi, kecakapan berpikir kreatif dan inovatif, serta kecakapan berkolaborasi. Agar mampu mengembangkan kecakapan-kecakapan tersebut, guru tidak cukup dengan mengandalkan sumber yang berasal dari buku pelajaran semata, namun perlu pula guru memiliki dan mampu mengakses sumber lain—baik offline maupun online—serta memperkaya wawasan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan pengembangan diri dalam hal keprofesionalannya. Untuk guru matematika, maka yang perlu dikembangkan adalah keprofesionalan dalam bidang matematika dan pendidikan matematika tentunya.

Sebagai contoh, Gambar VI.4 berisi soal matematika yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis (penalaran) dan pemecahan masalah peserta didik jenjang pendidikan dasar, khususnya tingkat SD. Agar dapat menjawab soal pada Gambar VI.4 peserta didik perlu memiliki kemampuan berpikir mundur proses perkalian bersusun. Tampak bahwa meskipun soal ini berasal dari soal rutin, tapi dengan sedikit inovasi soal ini bisa diubah menjadi soal yang bersifat nonrutin yang dapat melatih kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

Gambar VI.4: Soal matematika SD untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis

Page 68: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1551Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

Untuk jenjang pendidikan menengah, khususnya tingkat SMA/MA dan SMK, pengembangan kemampuan berpikir kritis dan penalaran dikembangkan secara langsung melalui topik logika matematika. Meski topik tersebut khusus mempelajari logika pada bidang matematika, sebetulnya materi yang dipelajari dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk permasalahan umum sehari-hari. Perhatikan Gambar VI.5 yang menyajikan penarikan kesimpulan dengan aturan Modus Ponens dan contohnya.

Pada Gambar VI.5 bagian bawah ada kasus berupa cerita dan penarikan kesimpulan yang dilakukan seseorang, yaitu oleh si Tom. Pertanyaannya adalah apakah kesimpulan yang dibuat oleh si Tom sudah benar? Bila seseorang hanya menggunakan perasaan saja, kemungkinan besar akan setuju dengan kesimpulan yang dibuat si Tom dan menganggap hal itu sudah benar. Padahal kesimpulan tersebut keliru, sebab tidak sesuai aturan Modus Ponens. Seseorang yang mendapat tilang bukan berarti selalu disebabkan karena menerobos lampu merah, bisa jadi orang tersebut melanggar aturan lain, misalkan, tidak memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) atau hal lain yang tidak sesuai aturan lalu lintas.

Gambar VI.5: Contoh penerapan logika matematika dalam kehidupan sehari-hari

Kemampuan menerapkan aturan logika dengan benar itu penting dikuasai oleh setiap orang, baik untuk masa kini maupun masa mendatang. Penguasaan logika yang benar tidak hanya untuk pelajaran matematika, namun untuk semua mata pelajaran, dan bahkan untuk sebagian besar aspek kehidupan. Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, peserta didik sebagai generasi masa depan diharapkan akan menjadi pribadi yang logis dan bertanggung jawab. Untuk menjadi pribadi apapun di masa depan, kemampuan berpikir logis dan kritis itu diperlukan. Misalkan, bila peserta didik

Page 69: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1552 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

suatu saat menjadi anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), kemampuan mengemukakan pendapat dan berargumentasi secara kritis dan logis pastilah menjadi perhatian banyak orang di seluruh negeri; serta kemahiran berlogika dalam membuat dan mengkritisi undang-undang itu mutlak diperlukan.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi lain yang perlu dikembangkan pada abad 21 ini adalah kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dalam pelajaran matematika dapat ditumbuhkembangkan, misalnya, melalui penggunaan permasalahan atau soal matematika yang bersifat Open-Ended (Becker & Shimada, 1997). Permasalahan Open-Ended dalam matematika adalah permasalahan matematika yang memiliki banyak penyelesaian benar, atau memiliki banyak strategi penyelesaian dengan satu jawaban benar, atau permasalahan dengan banyak jawaban benar dan strategi penyelesaian yang banyak pula.

Gambar 6 menyajikan contoh permasalahan Open-Ended untuk jenjang pendidikan dasar. Tampak bahwa tidak ada rumus tertentu dan spesifik untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Namun, peserta didik dituntut untuk menggunakan segenap pengetahuan matematika yang dimiliki untuk mencari hubungan-hubungan yang terjadi antar bilangan. Sebagai contoh sederhana, bahwa banyaknya pertandingan itu sama dengan jumlah dari banyaknya Menang, Seri, dan Kalah. Hubungan-hubungan yang lain tentu masih banyak yang bisa ditemukan. Melalui penyajian soal semacam ini, maka kecakapan berpikir kreatif dari peserta didik diharapkan tumbuh dan berkembang dengan baik.

Gambar VI.6: Soal Open-Ended matematika untuk mengembangkan kreativitas

Untuk dapat menjawab permasalahan Open-Ended seperti pada Gambar VI.6, peserta didik mula-mula dapat melakukannya secara individu,

Page 70: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1553Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

kemudian dilanjutkan dengan melakukan diskusi kelompok ataupun diskusi kelas—tergantung bagaimana guru mengorganisasikan proses pembelajaran. Dengan cara seperti itu, misalkan melalui diskusi kelompok setelah bekerja secara individu, maka kecakapan berkolaborasi dan berkomunikasi pun akan terpupuk dengan baik. Kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi merupakan aspek-aspek penting bagi generasi saat ini untuk sintas di masa mendatang.

Matematika d an Pendidikan K arak ter

Agar dapat menanamkan nilai-nilai karakter melalui pelajaran matematika, maka guru perlu memahami hakikat matematika dengan baik. Matematika pada hakikatnya adalah pengetahuan dengan ciri-ciri, di antaranya, memiliki pola pikir deduktif, memiliki obyek kajian yang abstrak, bertumpu kepada kesepakatan, memperhatikan semesta pembicaraan, terstruktur dan logis, dan konsisten dalam sistemnya (Ruseffendi, 2006; Soedjadi, 2000; Swadener & Soedjadi, 1988; Turmudi, 2001).

Pada bagian ini akan kita simak beberapa contoh nilai karakter yang bisa digali dari mata pelajaran matematika. Contoh yang pertama terkait sifat matematika yang memperhatikan semesta pembicaraan. Perhatikan bahwa dalam konteks sistem bilangan real (nyata) yang umum digunakan, maka nilai dari 9 + 5 adalah sama dengan 14. Namun, pada konteks sistem jam 12-an, maka 9 + 5 = 2. Kita bisa memahami ini dengan mudah bila kita memperhatikan jam dinding, di mana bila saat ini jam 9, maka 5 jam kemudian adalah jam 2. Contoh lain misalnya bisa kita perhatikan Gambar VI.7 yang menyajikan penyelesaian persamaan dengan semesta pembicaraan yang berbeda-beda. Semesta pembicaraan berbeda mengakibatkan penyelesaian persamaan yang berbeda pula.

Gambar VI.7. Penyelesaian persamaan dalam semesta pembicaraan berbeda

Page 71: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1554 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

Ditinjau dari program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digalakan pemerintah, maka contoh-contoh mengenai semesta pembicaraan dalam matematika ini menanamkan nilai karakter integritas (terutama dalam hal konsisten dalam tindakan berdasarkan kebenaran, serta terlibat aktif dalam pergaulan kehidupan sosial). Hasil perhitungan atau penyelesaian persamaan yang berbeda-beda tergantung semesta pembicaraan sejalan dengan, misalkan, konteks keberlakuan hukum adat yang sering dinyatakan dalam peribahasa “Di mana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung”. Karakter terlibat aktif dalam pergaulan sosial, yang mesti memperhatikan semesta pembicaraan, dapat dilihat misalnya dalam menggunakan suatu kata tertentu di daerah berbeda-beda: misalnya kata gedang dalam bahasa Sunda berarti pepaya; sedangkan kata gedang dalam bahasa Jawa bermakna pisang. Jadi, melalui belajar matematika, maka sesungguhnya kita belajar menanamkan nilai-nilai yang dapat membentuk pribadi peserta didik yang utuh, yang peduli terhadap situasi dan semesta keberadaannya di negeri kita tercinta ini.

Implementasi sifat matematika yang bertumpu pada kesepakatan dapat dilihat pada contoh berikut. Pada pengerjaan operasi hitung, telah disepakati bahwa operasi hitung perkalian atau pembagian dilakukan terlebih dahulu dibanding operasi penjumlahan atau pengurangan dalam suatu proses perhitungan. Misalkan bila kita menentukan hasil dari 2019 + 25 – 3 x 8, maka dengan mematuhi kesepakatan tersebut akan diperoleh hasil yang benar yaitu 2020. Sedangkan apabila tidak mematuhi kesepakatan, hasilnya bisa saja sama dengan 2195 atau 16328. Karena tidak mematuhi kesepakatan, maka hasil perhitungan 2195 atau 16328 tentu saja merupakan hasil-hasil yang keliru. Tampak dari contoh ini bahwa kesepakatan itu penting ditaati agar tatanan sistem matematika tidak hancur dan berantakan.

Sifat matematika sebagai pengetahuan yang bertumpu pada kesepakatan dapat dipandang menanamkan nilai-nilai yang berkontribusi kepada penanaman nilai karakter nasionalis, cinta tanah air, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan. Mengapa bisa seperti itu? Negara kita Indonesia berdiri dan dibangun berdasarkan kesepakatan para pendiri bangsa, founding fathers, yang bersepakat menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara. Kesepakatan ini perlu kita patuhi, jaga dan rawat agar negara ini tetap berdiri dan maju hingga kapanpun. Menjaga keutuhan bangsa dan negara merupakan wujud cinta tanah air. Apabila ada kelompok-kelompok yang tidak mematuhi kesepakatan ini dan ingin menggantinya, ini berarti sama saja dengan menghancurkan tatanan sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta kita. Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah kita dengan membubarkan kelompok-kelompok yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi yang telah disepakati para

Page 72: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1555Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

pendiri bangsa adalah sebuah tindakan yang sah dan benar. Di sinilah mungkin kita dapat saksikan bahwa pelajaran matematika dapat menanamkan kepada kita nilai karakter nasionalis, cinta tanah air, dan cinta kepada bangsa dan negara.

Selain beberapa contoh yang telah diuraikan di atas, tentu masih banyak lagi nilai-nilai yang bisa digali dari pelajaran matematika. Nilai-nilai ini dapat berkontribusi pada pembentukan karakter peserta didik agar menjadi pribadi yang utuh, mandiri, unggul, dewasa, dan bijaksana. Tampaknya para pendidik matematika perlu mengkaji lebih lanjut mengenai penggalian nilai-nilai matematis seperti di atas, sehingga pada gilirannya dapat berkontribusi dalam mempersiapkan generasi emas bangsa dan negara ini.

Kesimpulan

Dari uraian pada bagian-bagian sebelumnya, maka dapat ditarik tiga kesimpulan berikut. Pertama, pendidikan dasar dan menengah merupakan dua jenjang pendidikan yang memberi bekal mendasar kepada generasi saat ini agar dapat menghadapi tantangan dan problematika di masa depan. Pendidikan dasar, sebagai jenjang wajib yang perlu diikuti selama sembilan tahun, menjadi landasan dalam mengembangkan aneka minat dan potensi yang dimiliki peserta didik. Sementara itu, pendidikan menengah menguatkan dan mengembangkan potensi dominan yang dimiliki individu peserta didik tersebut untuk bekal di dunia kerja, kehidupan sehari-hari, maupun landasan fundamental untuk mengikuti jenjang pendidikan tinggi.

Kedua, secara substantif, pendidikan dasar dan menengah berisi materi yang melandasi: peningkatan iman, takwa, serta moral; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan perubahan global; serta tumbuhnya wawasan sosial, kebangsaan, dan cinta tanah air. Substansi pendidikan merujuk kepada kecakapan-kecakapan yang diperlukan di masa mendatang, seperti kecakapan Era 4.0, kecakapan abad 21, dan penguatan pendidikan karakter. Mengingat Era 4.0 bercirikan kepada penggunaan teknologi otomasi di berbagai bidang, maka diperlukan kecakapan sosial dan kecakapan nonrutin. Dua kecakapan ini melekat pada individu dan tidak tergantikan oleh teknologi, seperti kecerdasan buatan. Sejalan dengan ini, kecakapan abad 21—yang menuntut pengintegrasian aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi—menekankan kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Aspek HOTS yang perlu ditumbuhkembangkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan berkomunikasi

Page 73: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1556 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

dan berkolaborasi, serta kecakapan berpikir kreatif dan inovatif. Aspek utama yang dijadikan program pemerintah saat ini, dan dipandang dapat membenahi pendidikan nasional, adalah penguatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter diperlukan agar dapat membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, berjiwa nasionalis, berintegritas, mandiri, dan memiliki jiwa gotong royong.

Ketiga, kecakapan Era 4,0 dan abad 21 serta pendidikan karakter di jenjang pendidikan dasar dan menengah dapat dikembangkan melalui setiap mata pelajaran, salah satunya melalui pelajaran matematika. Dari uraian contoh dan diskusi mengenai hal ini, tampak bahwa matematika tidak hanya berkontribusi kepada pengembangan aspek kognitif yang selama ini diketahui, namun bisa pula berkontribusi kepada penguatan kecakapan-kecakapan pendidikan masa depan, termasuk penguatan pendidikan karakter. Nilai-nilai karakter pendidikan dapat digali dari pelajaran matematika berdasarkan sifat, ciri, dan hakikat matematika sebagai suatu pengetahuan yang bersifat deduktif, bertumpu pada kesepakatan, memperhatikan semesta pembicaraan, memiliki obyek kajian yang abstrak, terstruktur dan logis, dan konsisten dalam sistemnya. Mengenai hal ini, tampaknya, perlu pengkajian lebih lanjut dalam menggali nilai-nilai matematis yang dapat membekali generasi kita agar dapat bertahan, sintas, dan bersaing di masa depan.

Daftar Pustaka

Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Becker, J. P. & Shimada, S. (1997). The Open-Ended approach: A new proposal for teaching mathematics. Reston, Virginia: National Council of Teachers of Mathematics.

Brodjonegoro, S. S. (2018a). Kecakapan era 4.0. Harian Kompas, 14 Februari 2018.

Brodjonegoro, S. S. (2018b). Revolusi 4.0 dan pendidikan. Harian Kompas, 21 Desember 2018.

Echols, J. M., & Shadily, H. (2007). Kamus Inggris Indonesia: An English-Indonesia dictionary. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hendayana, S., Supriatna, A., & Imansyah, H. (2011). Indonesia’s issues and challenges on quality improvement of mathematics and science education. In N. Kuroda (Ed.), Africa-Asia Dialogue for Educational Development. Report of the International Sharing Seminar (1): Efforts Toward Improving the Quality of Education (pp. 41–52). Hiroshima,

Page 74: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1557Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Al Jupri

Japan: Center for the Study Cooperation in Education, Hiroshima University.

Indonesia, P. R. (2003). Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Jupri, A. (2015). The use of applets to improve Indonesian student performance in algebra. Dissertation. Utrecht, The Netherlands: Utrecht University.

Jupri, A., & Sispiyati, R. (2020). Students’ algebraic proficiency from the perspective of symbol sense. Indonesian Journal of Science and Technology, 5(1), 86-94.

Kemendikbud. (2017a). Implementasi pengembangan kecakapan abad 21 dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. (2017b). Penguatan pendidikan karakter jadi pintu masuk pembenahan pendidikan nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rozano, D. (2010). Menggagas pendidikan dasar dan menengah. Jurnal Saung Guru, 1 (2), 51-65.

Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sa’ud, U. S., & Sumantri, M. (2007). Pendidikan dasar dan menengah. Dalam Ilmu & Aplikasi Pendidikan Bagian 4.

Sa’ud, U. S. (2008). Substansi pendidikan dasar dalam program wajib belajar 9 tahun. Makalah disampaikan pada Seminar dan Lokakarya “Kontribusi Ilmu Pendidikan dalam Penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun”. Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Schwab, K. (2016). The fourth industrial revolution. Geneva, Switzerland: World Economic Forum.

Soedjadi, R. (2000). Kiat pendidikan matematika di Indonesia: Konstatasi keadaan masa kini menuju harapan masa depan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Swadener, M., & Soedjadi, R. (1988). Values, mathematics education, and the task of developing pupils’ personalities: An Indonesian perspective. Educational Studies in Mathematics, 19, 193-208.

Page 75: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1558 Bagian 6

Substansi Pendidikan Dasar dan Menengah

Turmudi. (2001). Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.

Webel, C., & Otten, S. (2016). Teaching in a world with photomath. Mathematics Teacher, 109(5), 368-373.

Page 76: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1795

Agresif : Sifat yang cenderung berkonotasi menyerang

Alga (jamak Algae) :sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata

alive library :perpustakaan dengan kondisi yang hidup dengan aktivitas, interaksi komunikasi yang saling sinergis dan memberdayakan.

Andragogi : proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar.

Anomi :

Pengertian anomi atau anomie adalah prilaku penyimpangan sosial yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok di dalam kehidupan masyarakat. Anomie ini banyak menimbulkan dampak negatif yang besar, lantaran secara langsung yang dirugikan adalah masyarakat luas, dan secara tidak langsung juga merugikan diri sendiri, keluarga, dan juga sanak saudara.

Artificial intelligence :

Kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel

Assessment as learning : tujuan asesmen untuk pengalaman berlatih melakukan asesmen

Assessment for learning : tujuan asesmen untuk memanfaatkan umpan

balik oleh peserta didik

Assessment of learning : tujuan asesmen lebih menekankan hasil akhir belajar

Attachment : Kelekatan pada sesuatuBasic skills : Kecakapan atau kemampuan dasarBehaviorisme : Teori perkembangan perilaku

Bentos :hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas atau di bawah dasar laut atau pada wilayah yang disebut zona bentik (benthic zone) 

Glosarium

Page 77: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1796 Bagian 6

Glosarium

best practices :prosedur profesional implementasi konsep yang diterima dan dinyatakan benar, berterima, atau sangat efektif.

Binary opposition :

Sebuah sistem yang berusaha membagi dunia dalam dua klasifikasi yang berhubungan secara struktural, hitam putih. Contoh dalam pembelajaran tentang hubungan antara guru (yang memberikan pelajaran) dengan murid (yang menerima pelajaran).

Biodiversity : Keanekaragaman hayati

Biologi Air Tawar : cabang biologi tentang makhluk hidup yang ada di perairan air tawar.

Biota, khususnya dalam ekologi : keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah

geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu

Blanded learning : Kombinasi karakteristik pembelajaran tradisional dan lingkungan pembelajaran elektronik

Bonus Demografi :Potensi struktur umur penduduk, proporsi usia kerja (15-65 tahun) lebih besar daripada proporsi bukan usia kerja (0-14 tahun dan >65 tahun)

Content knowledge : Pengetahuan tentang konten atau isi

Core values :

Nilai-nilai inti yang menjadi pendorong tindakan sesuatu. Di lembaga pendidikan misalnya, nilai-nilai ini menjadi dasar dalam setiap kegiatan, nilai inti sebagai branding lembaga

Critical pedagogy : Proses pendidikan yang didesain untuk membiasakan kesadaran kritis peserta didik

Cyberspace : Dunia mayaDaphnia  (atau Daphnids) : anggota dari koleksi hewan udang-udangan yang

secara luas disebut sebagai “kutu air”.

difabel :

kaum dengan kebutuhan khusus yang sangat patut mendapatkan layanan yang lazim diperoleh secara umum melalui fasilitas berbantuan fisik oleh pelayan informasi pada perpustakaan.

Digital immigrant : Generasi yang lahir sebelum 1990, generasi yang belum familier dengan dunia digital

Digital literacy : Kecakapan digital; adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital

Page 78: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1797Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Glosarium

Digital literacy :Kemampuan untuk secara efektif dan kritis menavigasi, mengevaluasi dan membuat informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital.

Digital native : Seorang individu yang lahir setelah adopsi teknologi digital.

Digital netizen : Warga dunia maya

Disruption :

Gangguan atau kekacauan; gangguan atau masalah yang mengganggu suatu peristiwa, aktivitas, atau proses (disturbance or problems which interrupt an event, activity, or process).

DPR : Singkatan dari Dewan Perwakilan Rakyat.

Engineering Design Process :

Proses engineering merupakan suatu tahapan siklus yang secara umum dimulai dari pemetaan masalah dilanjutkan dengan merancang solusi untuk pemecahan masalah tersebut. Dalam desain proses engineering dilakukan juga pemodelan untuk menjawab permasalahan yang muncul. Model yang dikenalkan dalam desain proses engineering dapat berbentuk produk, proses dan sistem.

Eutrofikasi :pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrien yang berlebihan ke dalam ekosistem air suatu danau atau sungai. 

Extended family :Keluarga inti ditambah dengan anggota keluarga lain seperti kakek, nenek, paman, bibi, keponakan dan seterusnya

Extrinsic and intrinsic motivators :

Motivasi intrinsik  melibatkan melakukan sesuatu karena secara pribadi bermanfaat bagi Anda. Motivasi ekstrinsik melibatkan melakukan sesuatu karena Anda ingin mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman.

Filsafat Pendidikan Masyarakat : pikiran atau gagasan yang mendasarkan atas dua

asumsi, yakni

Fixed mindset :

Sebuah pola pikir tetap, yakni sebuah penggambaran tentang orang-orang yang percaya bahwa kualitas, kecerdasan, atau bakat mereka merupakan sifat yang sudah tetap (oleh karenanya tidak dapat berubah).

Formative assessment : peran asesmen memanfaatkan umpan balik oleh pendidik

Page 79: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1798 Bagian 6

Glosarium

generasi milenial : terlahir pada kurun tahun 1996 sampai dengan tahun 2018

Golden age :

Masa emas anak yang merupakan masa penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Masa ini berlangsung pada usia enam tahun pertama.

Growth mindset :Sebuah keyakinan dasar bahwa kecerdasan mereka dapat terus berkembang seiring dengan waktu, usaha, serta ketekunan

Habit : Kebiasaan

Habitus : Kebiasaan yang berlangsung dalam konteks sosial budaya

Holistik :saduran kata dari bahasa Inggris yaitu ‘holistic’ yang menekankan pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan dari bagian-bagiannya

HOTS : Singkatan dari Higher Order Thinking Skills, yang berarti keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Hybrid culture : Sebuah penggabungan dua budaya atau lebih sehingga menghasilkan sebuah budaya baru

Illiterate : Buta huruf

Individual difference : Perbedaan individual antara orang seperti kecerdasan, gaya belajar dan tingkat perkembangan

Industri tekstil di Indonesia :

penghasil devisa ekspor yang kian meningkat jumlahnya.  Tekstil  akan tetap menjadi  industri  andalan di masa yang akan datang dikarenakan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dibandingkan dengan industri lainnya.

Inkulkasi Belajar Swakelola :

Penggunaan prinsip-prinsip pembelajaran swakelola untuk membiasakan para siswa mengelola kegiatan mereka masing-masing.

Integrasi : sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh.

Jenjang Pendidikan :

Tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

Page 80: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1799Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Glosarium

Karakter :Sifat  batin  yang memengaruhi segenap pikiran,  perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya

Karakter atau watak :sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya.

KBBI Daring : Singkatan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan.

Kemenag : Singkatan dari Kementerian Agama.

Kemendikbud : Singkatan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Klimatik :faktor iklim yang menyebabkan terjadinya perubahan keberlangsungan komponen-komponen hayati di dalam ekosistem

Kognitif :

proses berpikir tentunya melibatkan otak dan saraf-sarafnya sebagai alat berpikir manusia oleh karena itu untuk menyelidiki fungsi otak dalam berpikir

Kompetensi Transversal :

karakter yang dituntut oleh prestasi unggul yang dapat melekat pada semua mata pelajaran seperti disiplin, integritas, kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, pergaulan global, dsb.

Kuliah lapangan : kuliah langsung praktik di lapangan yang sesuai dengan keahlian bidang ilmu yang dituntut

Kultivasi TIK/ICT :

Penggunaan TIK sebagai bagian melekat pada model pembelajaran dan model pendidikan untuk mendarahdagingkan TIK dalam kegiatan belajar para siswa

Kurikulum :Seperangkat rencana mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan.

Learning style : Gaya belajar seperti somatik atau kinestetik, audirori, visual dan intelektual

Likeability : Kecenderungan menyukai sesuatu

Link and match : Terhubung dan cocok; merupakan penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja ke depan

Literasi :kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menghitung, dan menginterpretasi materi dengan konteks yang bervariasi.

Page 81: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1800 Bagian 6

Glosarium

Literasi dasar : kemampuan untuk menyimak, berbicara, membaca, menulis dan menghitung.

Literasi dini :

kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi yang dibentuk oleh pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sosial.

Literasi media : kemampuan untuk memahami tujuan penggunaan media baik media cetak maupun noncetak.

Literasi perpustakaan : kemampuan membedakan serta mengelompokkan

suatu referensi.

Literasi teknologi : kemampuan untuk menggunakan teknologi dalam berbagai kepentingan yang bermanfaat

Literasi visual :

kemampuan tingkat lanjut antara literasi teknologi dan literasi media yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan pemanfaatan materi visual.

Literate : Melek huruf

Living values activities : Aktivitas yang didesain untuk menghidupkan nilai-nilai tertentu yang dikehendaki

MA : Singkatan dari Madrasah Aliyah, setingkat dengan SMA.

MAK : Singkatan dari Madrasah Aliyah Kejuruan, setingkat SMK.

Masyarakat industri :

sebuah masyarakat yang dalam proses produksinya didorong atau didukung oleh penggunaan teknologi yang modern, dimana penggunaan teknologi ini bertujuan untuk menghasilkan barang dalam jumlah yang relatif besar.

Mental creation : Proses penciptaan yang masih berupa visi, cita-cita, mimpi dan ide

Mesin-mesin Industri :

Berbagai jenis  mesin  manufaktur digunakan untuk tujuan automasi dan penghematan tenaga kerja dalam bidang-bidang di mana produksi.

Metodologi Penelitian : sebuah cara untuk mengetahui hasil dari sebuah

permasalahan yang spesifik dalam suatu penelitianMI : Singkatan dari Madrasah Ibtidaiyah, setingkat SD.

MTs : Singkatan dari Madrasah Tsanawiyah, setingkat SMP.

Page 82: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1801Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Glosarium

Multiple intelligences :

Kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh Howard Gardner seperti kecerdasan linguistik, logis-matematis, kinestetik, ritmik, spasial, intrapersonal, interpersonal, natural dan eksistensial

multitasking :kemampuan yang diikhtiarkan untuk dapat melakukan beberapa tugas pada saat yang sama – terhimbaukan

nolejabilitas :kearifan yang ditandai oleh ilmu yang diamalkan dengan benar bermanfaat dan pandangan yang tepat berimbang.

Nuclear family : Keluarga inti yang terdiri dari bapak, ibu dan anak

Obsolete :Menyebabkan suatu produk atau teknologi atau ide menjadi usang dengan menggantinya dengan sesuatu yang baru.

Paradigma (berbasis) Kompetensi :

cara pandang (pengelolaan) pendidikan yang menekankan ketuntasan pencapaian kompetensi secara unggul tanpa dibatasi oleh sekat waktu.

Paradigma (berbasis) Waktu :

cara pandang (pengelolaan) pendidikan yang menekankan tertibnya kurun waktu seperti jam pelajaran, triwulan, kuartal, semester, tahun ajaran, dst.

Parenting :

Proses pengasuhan yang dilakukan orang tua terhadap anak yang meliputi aktivitas dan interaksi antar keduanya seperti memberi petunjuk, memberi makan, memberi pakaian, melindungi, dan memenuhi kebutuhan anak saat mereka tumbuh berkembang

Peer-assessment : penilaian oleh rekan sejawat, teman sekelompok

Pembangunan Berkelanjutan (TPB) :

pembangunan untuk memenuhi kebutuhan yang sekarang tanpa harus mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang.

Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

:

Proses pembangunan ekonomi yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan

Page 83: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1802 Bagian 6

Glosarium

Pembelajaran Abad 21 :

Pembelajaran yang memiliki karakteristik atau prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa, siswa belajar untuk mampu berkolaborasi, dan materi pembelajaran dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Pemberdayaan :upaya melestarikan literasi informasi dan dokumen berbagai jenis dan kelas untuk sosietas literat.

Pendekatan Embedded :

Dalam metode pola pendekatan embedded (tertanam), terdapat satu materi yang lebih diutamakan dibandingkan yang lainnya, hubungan yang jelas antara materi yang diutamakan dan materi pendampingnya, sehingga integritas dari subjek yang diutamakan tetap terjaga.

Pendekatan Integrasi :

Dalam pola pendekatan integrasi, tidak ada batas antara tiap mata pelajaran sehingga semua bagian dari STEM diajarkan sebagai satu subjek utuh. Sebagai contoh, pembelajaran di SD dengan pendekatan tematik, menggunakan pola integrasi dari setiap materi mata pelajaran.

Pendekatan SILO  :

Pola pendekatan SILO adalah pola pendekatan saling terpisah dari pembelajaran STEM. Guru secara jelas memberikan instruksi dan materi secara terpisah pada setiap mata pelajaran STEM.

Pendidikan :

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Masyarakat :

proses adaptasi, peniruan dan interaksi sosial mengenai nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan dan bentuk tata perilaku atau budaya lainnya yang diharapkan dimiliki setiap anggota masyarakat untuk menguatkan eksistensi, kelangsungan hidup dan proses kemajuannya yang dimulai sejak anggota masyarakat pertama kali berinteraksi dengan lingkungan eksternal di luar dirinya sampai meninggal dunia.

Page 84: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1803Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Glosarium

Pendidikan orang dewasa :

Menurut Mustofa Kamil dalam Teori Andragogi, Pendidikan Orang Dewasa merujuk pada kondisi peserta didik dewasa baik dilihat dari dimensi fisik (biologis), psikologis, dan sosial. Seseorang dikatakan dewasa secara biologis apabila ia telah mampu melakukan reproduksi. Adapun dewasa secara psikologis, berarti seseorang telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil. Kemudian dewasa secara sosiologis, berarti seseorang telah mampu melakukan peran-peran sosial yang biasa berlaku di masyarakat.

Peta jalan :peta panduan yang merupakan rencana kerja rinci yang menggambarkan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu

Physical creation : Proses penciptaan dengan langkah yang sudah konkret dan lebih jelas

Physical space : Dunia nyata, kopi darat

Plankton :suatu organisme baik hewan maupun tumbuhan yang hidup melayang-layang atau mengambang dalam air.

Positive energy generator : Orang yang menjadi sumber energi positif

Positive energy transmitter : Orang yang menebarkan energi positif di

sekitarnyaPPK : Singkatan dari Penguatan Pendidikan Karakter.Program Adiwiyata : nama program pendidikan lingkungan hidup.

Progresivisme :aliran filsafat  pendidikan  modern yang menghendaki adanya perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju.

Project-Based Learning :

Project-based learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan siswa mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaannya.

RA : Singkatan dari Raudhatul Athfal, sederajat dengan TK.

Page 85: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1804 Bagian 6

Glosarium

Revolusi industri 4.0 :

Integrasi antara dunia internet atau online dengan dunia usaha atau produksi di sebuah  industri. Artinya, semua proses produksi ditopang dengan internet (internet of things)

SCL : Singkatan dari Student Centered Learning (Pembelajaran Berpusat Kepada Siswa).

SD : Singkatan dari Sekolah Dasar.Self learning : Proses pembelajaran yang terjadi bersifat individuSelf-assessment : penilaian oleh diri sendiri, terkait fakta

Self-awareness : Kesadaran diri tentang siapa kita terutama terkait dengan emosi yang dirasakan

Self-esteem : Dalam psikologi, seberapa besar Anda menghargai dan menyukai diri sendiri.

Self-help : Tindakan membantu atau memperbaiki diri sendiri tanpa bantuan orang lain

Self-managing : Kemampuan mengelola diri sendiri dalam menghadapi setiap persoalan

Sense of responsibility : Sikap atau indera rasa bertanggung jawab

service excellence :layanan berkelas dan unggul demi terjaminnya kepuasan Pemustaka berbagai kalangan dan terwujudkannya masyarakat literat seutuhnya.

Short-cut : Jalan pintasSIM : Singkatan dari Surat Ijin Mengemudi.

Sinergetik Multilapis :

Sifat alternatif model-model pembelajaran dan model-model pendidikan yang memadukan secara sinergetik kompetensi-kompetensi utama dalam Pendidikan abad ke-21.

SMA : Singkatan dari Sekolah Menengah Atas.SMK : Singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan.SMP : Singkatan dari Sekolah Menengah Pertama.Social skills : Kecakapan Sosial

Society 5.0 :

Konsep teknologi masyarakat yang berpusat pada manusia dan berkolaborasi dengan teknologi (AI dan IoT) untuk menyelesaikan masalah sosial yang terintegrasi pada ruang dunia maya dan nyata.

Page 86: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1805Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Glosarium

sosietas :Sekelompok masyarakat literat yang saling berinteraksi dan berkertergantungan untuk saling memberdayakan dalam arti yang luas seutuhnya.

STEM :

Akronim dari Science, Technology, Engineering, and Mathematics. STEM merupakan suatu pendekatan dimana sains, teknologi, engineering, dan matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata.

STEM Education :

Pendidikan STEM adalah pendekatan dalam pendidikan dimana sains, teknologi, engineering, matematika terintegrasi dengan proses pendidikan berfokus pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Siswa belajar bagaimana STEM digunakan secara terintegrasi untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

STEM-PjBL : STEM-PjBL memiliki karakteristik

SUMa :

Sistem Unggah Mandiri yang dikembangkan oleh insan perpustakaan menyongsong konsep library without walls ataupun lebih spesifik paperless library

Summative assessment : peran penilaian untuk memperoleh hasil akhir

untuk pengambilan keputusan.Superioritas dalam Mata Pelajaran : optimalisasi pencapaian belajar dalam

menyelesaikan tugas-tugas mata pelajaranTechnology skills : Kecakapan teknologi

Teknologi :keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

The sensory information storage :

kemampuan untuk mempertahankan tayangan  informasi sensorik  setelah ... Karena informasi dirasakan, maka  disimpan  dalam memori sensorik ...

TIK : Singkatan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi.

TK : Singkatan dari Taman Kanak-Kanak.

Page 87: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1806 Bagian 6

Glosarium

Toksikologi Lingkungan :

ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari bahan kimia terhadap organisme dan lingkungan air, tanah dan udara

TPT : Singkatan dari Tekstil dan Produk Tesktil

Tren manufaktur : Gaya mutakhir tentang membuat atau menghasilkan dengan tangan atau mesin

Trendsetter : Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian serta diikuti orang banyak

Uji Hayati :uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu zat atau bahan yang bersifat toksik terhadap organisme.

UNESCO :

Singkatan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, merupakan organisasi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk bidang kebudayaan, pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Values education : Pendidikan tentang nilai, biasanya fokus pada kajian tentang karakter secara kognitif

Values-based atmosphere : Suasana berbasis nilai

Values-based education : Pendidikan berbasis nilai, pendidikan yang

didesain untuk mengimplementasikan karakter

Vegetasi :

kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan di suatu habitat dan memiliki interaksi yang erat diantara tumbuhan maupun dengan hewan-hewan yang hidup di lingkungan tersebut.

Wajib Belajar :Program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Wasathiyyah :

Islam tengahan dan moderat sebagai pemahaman ajaran Islam yang menggunakan empat kaidah, yaitu santun, tidak keras dan tidak radikal; suka rela, tidak memaksa dan tidak mengintimidasi; toleran, tidak egois dan tidak fanatik; dan saling mencintai, tidak saling bermusuhan dan membenci.

Page 88: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1807

Aability 1609accountability 1544Adaptability 1764Anak Usia Dini

Karakteristik 1608Asesmen 1781

KelasFungsi 1784Prinsip 1785Tujuan 1782

Makna 1761assessment literacy 1759auragenic 1619

Bbelajar orang dewasa

ciri 1713Blended Learning 1645Bonus demografi 1636

CCAI 1730CAL 1730cameragenic 1619CBT 1730classroom assessment 1777classroom-based assessment 1777Complex Communication Skills 1765

Ddevelopmental continuum 1587

EEarly Literacy 1583Education For All 1564Education Services 1564Embedded 1701emergent literacy 1587Evaluasi

Makna 1761experience 1609

Indek

experiential education 1567

HHabit 1627Hasil Belajar 1762HOTS 1543

Iindividual difference 1609Indonesia Emas

Konsep 1636Visi 1740

Integrasi 1702interest 1609

KKecakapan

Abad 21 1542, 1550Era 4.0 1540

Lleadership 1544learning style 1609Life Long Education 1564literacy 1583literasi 1583

dinipertambahan 1584

Literasi 1581Dasar 1587Dini 1583Media 1589Perpustakaan 1593Teknologi 1597Visual 1595

living organism 1739

Mmachine learning 1541Matematika

Era 4.0 1547Merdeka Belajar

Page 89: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1808 Bagian 6

Indek

Konsep 1745metalingual utterances 1585Modus Ponens 1551multiple intelligences 1609

NNolejabilitas 1755nuclear family 1612

Ppembelajaran

STEM-PJNLproses 1698

PembelajaranAbad ke-21 1662orang dewasa 1711

pendidikanpilar 1542STEM

tujuan 1696Pendidikan 1535

Dasar 1537, 1538Kecakapan 1540

formal 1537Informal 1568Karakter 1545

Fungsi 1675Kebijakan 1617Tujuan 1675

Masyarakat 1567Program 1639

Menengah 1537, 1539Kecakapan 1540

nonformalCakupan 1572

Nonformal 1571Hakikat 1571

sepanjang hayat

Karakteristik 1643Sepanjang Hayat

Azas 1643STEM 1694

personal 1544personal productivity 1544Photomath 1547preference 1609Project-Based Learning 1689

QQuick Response Codes 1734

Rreading readiness 1587Resources Specialist 1741

SSCL 1542SILO 1701Social Change) merupakan gerakan perubah-

an nilai, sikap sosial dan pola perilaku kelompok 1565

social responsibility 1544STEM 1689Sumber Daya Manusia

Pengembangan 1637Systems Thinking 1769

TTeknologi. See  ; See  ; See 

Vvalues-based education 1615VBE 1615

Wwasathiyyah literacy 1605

Page 90: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1809

Biodata Singkat

Al Jupri

Dosen di Departemen Pendidikan Matematika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ia meraih gelar Sarjana Pendidikan Matematika dari UPI (2004), dan meraih gelar Master of Science (2008) dan Ph.D (2015) dalam Pendidikan Matematika dari Utrecht University, The Netherlands. Penelitian yang ia geluti meliputi pendidikan aljabar, pendidikan geometri, matematika realistik, dan ICT dalam pendidikan matematika. Ia telah menulis sejumlah artikel yang diterbitkan baik di jurnal nasional terakreditasi maupun di jurnal internasional bereputasi. Selain itu, ia pun telah menulis buku-buku pelajaran matematika untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah dan buku-buku perguruan tinggi di bidang matematika dan pendidikan matematika.

Oong Komar

Lahir di Ciamis tanggal 7 November 1956. Seusai menamatkan pendi-dikan dasar dan menengah di Ciamis, melanjutkan ke IKIP Bandung, lulus gelar BA dan Sarjana. Kemudian kuliah di Pascasarjana IKIP Bandung, lulus Magister PLS, melanjutkan lagi kuliah program Doktor di Pascasarja UPI, lulus Doktor PLS. Mengikuti penataran Dosen D2 PGSD, penataran Pamong/Dosen PPL D2 PGSD dan Workshop PPL, Pendidikan Akta V Bimbingan Konseling, penataran Pendidikan Kependudukan dan mendapat sertifikat Pendidik Profesional. Diangkat sebagai dosen IKIP Bandung (Universitas Pendidikan Indonesia) dan Guru Besar/Profesor dalam bidang ilmu PLS.

R ahman

Lahir 01 April 1957 di Sukabumi, setelah lulus Sekolah Pendidikan Guru di Sukabumi (1979) meneruskan kuliah di IKIP Bandung S1 Pendidikaan Bahasa Daerah-Bahasa Indonesia (1983) dan S2 Pendidikan Bahasa Indonesia (1993) di IKIP Bandung, serta S3 Prodi Pengajaran Bahasa Indonesia (2004) di UPI. Sejak tahun 1984 menjadi dosen IKIP Bandung dengan NIP 131422686 (NIP lama) sampai dengan sekarang menjadi dosen tetap (PDPT) pada Program doktor (S3) Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana (SPs) UPI dengan NIP 195704011984121001 (NIP baru) golongan terakhir IV-e Pembina Utama. Rahman pernah menjadi Kepala SMA Lab. School UPI 2004-2005. Tanggal 1 Februari 2010 ia menjadi profesor dengan jumlah angka kredit 1.260 bidang Pengajaran Bahasa Indonesia pada usia 52 tahun 9 bulan. e-mail: [email protected].

Page 91: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1810 Bagian 6

Biodata Singkat

Asri Wibawa Sakti

Dosen pada Program Studi Tata Busana, Departeman Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknik Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia. Karya ilmiah/penelitian tahun 2019 berjudul How To Teach Make Up for The Beginner in ATMAISWARI., Sundanese Bridal Make Up Guideline in Art Education Perspective, Minangkabau Community in Rangkasbitung., How to Foster the Students’ Motivation by Doing Project-Based Learning in EYL Class, Reading Workshop to Foster Literacy Skill of Elementary School Students; pada tahun 2018 berjudul Elementary Education Literacy in The Era of Industrial Revolution 4.0., Applying of Contouring Technique in Doing Make Up., Fenomena Penggunaan Filter pada Foto Selfie Merupakan Bagian Dari Bentuk Seni Rupa Terapan, dan Potential of Cooperative Script Based on Cartoon Film Media in Writing Synopsis. Menulis buku Gerakan Literasi Sekolah dalam Perspektif Pendidikan Karaktar (2020). Menyunting buku Membaca dan Menulis (2020), menyunting buku Menyimak dan Berbicara (2019), dan menulis buku Biografi Turmudi Matematik, Sang Peraih 14 Jenis Beasiswa (2018). Email [email protected]., [email protected].

R asi Yugafiati

Dosen tetap Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di kampus IKIP Siliwangi dengan NIDN 0418048802. Ia mulai belajar membiasakan diri untuk aktif melakukan penelitian dan pengabdian. Namanya mulai dikenal dari karya-karya berupa buku ajar yang berkaitan dengan kebahasaan maupun pendidikan. Meskipun tentu saja, ada juga beberapa buku kesusatraan yang juga telah diterbitkan. Di sela-sela aktivitasnya di kampus, ia menyempatkan untuk menghirup udara segar dengan sekedar berkuda di hutan, melesatkan anak panah dari busurnya, melakukan sedikit MMA ataupun workout, bertausiah, membantu beberapa mahasiswanya untuk menghafal quran, serta menjadi motivator pada kegiatan kepemudaan. Suaranya dapat didengarkan di radio MQ 102, 7 FM dalam program Pagi Mengaji setiap hari ahad. Surel miliknya: [email protected].

Muqowim

dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pendidikan S1, S2 dan S3 ditempuh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selain sebagai dosen, penulis juga sebagai trainer terakreditasi (accredited trainer) Living Values Education dari Association for Living Values Education (ALIVE) International dan pengasuh di Rumah Kearifan. Beberapa jabatan yang pernah diemban antara lain Ketua Program Studi Pendidikan

Page 92: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1811Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Biodata Singkat

Agama Islam, Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu, Wakil Dekan I dan Wakil Dekan III FITK UIN Sunan Kalijaga. Di antara buku yang pernah ditulis adalah Genealogi Intelektual Saintis Muslim, Pendidikan Soft Skill Guru, Living Softskill Education, Pendidikan Karakter, Moderasi Beragama di Indonesia, dan Pendidikan Berparadigma Pancasila.

Ihat Hatimah

lahir di Garut tahun 1954, alamat rumah jalan Gegerkalong Girang 44 E Bandung. Pendidikan yang ditempuh: S1 IPPS IKIP Bandung, S2 PLS IKIP Bandung, S3 PLS IKIP Bandung. Bekerja sebagai dosen pada jurusan IPPS sekarang Departemen Pendidikan Masyarakat mulai tahun 1980 dengan NIP.195404021980112001. Pengalaman bekerja sebagai tugas tambahan selain dosen yaitu: Sekretaris Jurusan IPPS FIP IKIP Bandung, Ketua Jurusan PLS FIP IKIP Bandung, Ketua Prodi PLS Pasca UPI. Nomor kontak yang bisa dihubungi 082217172475, email: [email protected]

Didi Suherdi

Guru Besar dan saat ini menjadi Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris terintegrasi S1, S2, dan S3 Universitas Pendidikan Indonesia. Beliau juga Asesor BAN-PT (2008-2015), dan Asesor AUN-QA (2019-sekarang), Anggota Tim Pengembang Instrumen Penilaian Buku Teks Bahasa Inggris (2007-sekarang), SEAMEO MTB MLE Fellow (2009-2010), serta Anggota Tim PAK KEMDIKBUD RI (2019-sekarang). Minat utama penelitian dan karya ilmiahnya meliputi model-model pembelajaran Bahasa Inggris, bahasa dan pendidikan, penggunaan TIK dalam pembelajaran Bahasa Inggris, pendidikan guru, dan penjaminan mutu dalam pendidikan. SINTA ID 5978101, ORCID ID 0000-0002-2339-6744, dan Scopus ID 6504018680.

Hertien Koosbandiah Surtikanti

kelahiran tanggal 19 April 1961 di Bandung, adalah seorang dosen, peneliti, dan Guru Besar bidang Toksikologi Lingkungan. Beliau mendapat gelar Sarjana di Bidang Biologi UNPAD pada tahun 1984. Sejak tahun 1985, beliau menjadi staf pengajar Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Kemudian beliau mendapat kesempatan studi program Master di Rijks Universiteit Gent, Belgia bidang Environmental Sanitation pada tahun 1988-1990 dan program studi Doctorate di University of Technology Sydney, Australia dalam bidang Environmental Toxicology pada tahun 1994-2000. Beberapa buku yang pernah ditulis diantaranya: Toksikologi Lingkungan dan Metode Uji hayati, Biologi Lingkungan, dan Pesona lingkungan Badan Air Indonesia.

Page 93: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1812 Bagian 6

Biodata Singkat

Nanang Priatna

Menyelesaikan S1 di IKIP Bandung, S2 IKIP Malang, S3 UPI, Prodi Pendidikan Matematika. Menjadi konsultan pada Direktorat P2TK Dikdas Ditjen Dikdas, Kemdiknas 2011; konsultan pada Direktorat Pembinaan TK & SD Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas 2007 - 2010; konsultan pada Direktorat Pendidikan Kesetaraan Ditjen PLS, Depdiknas 2006; konsultan Peningkatan Mutu Pembelajaran SMP Disdik Provinsi Jawa Barat 2004 - 2006. Karya tulis: Smart in Maths for Primary School; Cerdas dan Mahir Matematika SMP; Advanced Learning Mathematics for Senior High School; Matematika Diskrit; Pengembangan Profesi Guru; Pembelajaran Matematika untuk Mahasiswa PGSD; Media Pembelajaran Matematika Menggunakan GeoGebra.

Asep Setadi Husen

Associate-Profesor. Lahir di Bandung tahun 1955 , setelah lulus tahun 1973 dari STM Negeri 1 Bandung Jurusan Teknik Mesin, menyelesaikan program Sarjana Muda pada tahun 1977 dan Sarjana tahun 1979 dari Jurusan Pendidikan Teknik Mesin IKIP Bandung. Menjadi dosen di IKIP Bandung sejak tahun 1979 . Pengalaman di sektor industri dimulai tahun 1982 sebagai Mechanical Training Specialist untuk sektor Industri Pengeboran gas alam dan minyak bumi pada perusahaan bagi hasil dari USA dan Indonesia di Kalimantan Timur. Kiprah di sektor industri berlanjut tahun 1986 menjadi Technical Training Manager pada perusahaan industri minuman joint-venture Indonesia dan Belanda di Jakarta.

Nuryani Rustaman

Dilahirkan di Bandung, menikah dengan Andrian Rustaman (1977). Nuryani menjalani karir: Sarmud (1974), Sarjana (1978), MPd (1985), Doktor Pendidikan IPA mayor Biologi (1990), Guru Besar (2001). Sejak 1979 menjadi staf pengajar di Jurusan Pendidikan Biologi FKIE IKIP Bandung. Pernah mengambil sandwich di SUNY at Albany (1986), workshop for science specialist di Liverpool University (1992), ACCU di Tokyo (1992), visiting professor di Hiroshima University (2013) dan Shizuoka University (2015). Inkuiri dan proses berpikir (berpikir sistem dan Klasifikasi Logis) menjadi fokus penelitiannya dalam bidang IPA/Biologi. Selain mengampu sejumlah MK Biologi, Nuryani fokus pada MK Asesmen/Evaluasi Pembelajaran IPA/Biologi, Teori Belajar, Metodologi Penelitian.

Page 94: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1813Pendidikan Menuju Indonesia Emas

Biodata Singkat

Yaya S. Kusuma

Lulusan Curtin University of Technology, Australia, yang meraih gelar master dan doktor matematika dalam bidang teori graf dan aplikasinya. Mulai mengajar di program S1 sejak tahun 1981, dan di program pascasarjana sejak tahun 2005. Selain mengajar, juga membimbing mahasiswa dalam penelitian skripsi, tesis dan disertasi. Dedikasinya terhadap pendidikan: sebagai Sekjur Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP Bandung (1995-1997); Kajur Pendidikan Matematika FPMIPA UPI (2002-2007); Kaprodi Pendidikan Matematika, Sekolah Pascasarjana UPI (2011-2013); Sekretaris Majelis Wali Amanat UPI (2013-2015); dan Direktur Sekolah Pascasarjana (2015-2019). Dedikasi lainnya: sebagai penguji luar di Utrecht University, ITB, Universiti Malaya, UNAIR, UNP, dan Universitas Terbuka.

Doddy Rusmono

Lahir di Cirebon pada tanggal 22 Desember 1956. Pendidikan S1, S2, dan S3 menempatkannya pada posisi saat ini: Lektor Kepala pada Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi FIP UPI sebagai Dosen pengampu mata kuliah Pusdokinfo dan mata kuliah Bahasa Inggris lintas prodi. Lulus dari Jurusan Bahasa Inggris S1 dari STBA (Sekolah Tinggi Bahasa Asing) pada tahun 1987. Memperoleh Beasiswa dari Bank Dunia XXI, dan menempuh Program Master of Library and Information Science dari The University of Western Ontario - Canada, lulus pada tahun 1994 kemudian melanjutkan studi pada Departemen Pendidikan Bahasa Inggris UPI, lulus pada tahun 2010.

Bahrul Hayat

ahli psikometrik dan birokrat karir yang pernah memegang jabatan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama tahun 2006-2014. Sebelumnya pernah memegang berbagai jabatan di Kementerian Pendidikan Nasional antara lain: Sekretaris Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Juru Bicara Kemendiknas, Sekretaris Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah, dan Kepala Pusat Penilaian Pendidikan. Memperoleh gelar sarjana (Drs.) dari IKIP Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia) tahun 1984, gelar Master of Arts (MA) dari the University of Pittsburgh, Amerika, tahun 1989, dan gelar Doctor of Philosohy (Ph.D.) dari University of Chicago, Amerika, tahun 1992 dalam bidang keahlian psikometrik dan analisis statistik. Saat ini menjadi dosen tetap Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Di samping itu, dia juga mengajar di Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta dan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bahrul Hayat adalah Pendiri dan Ketua Umum Himpunan Evaluasi Pendidikan

Page 95: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm

1814 Bagian 6

Biodata Singkat

Indonesia (HEPI), anggota American Educational Reserach Association (AERA), dan anggota American Psychological Association (APA).

Page 96: Penyunting - Universitas Pendidikan Indonesiaaljupri.staf.upi.edu/files/2020/07/Substansi-Pendidikan... · 2020. 7. 29. · Cetakan Pertama, Mei 2020 xii+ 2020 hlm; 15,5 cm x 23 cm