penyuluhan tbc c1

20
PENYULUHAN TBC Kelompok FS C-1

Upload: anna-andany-lestari

Post on 09-Aug-2015

373 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

penyuluhan TBC untuk di puskesmas

TRANSCRIPT

Page 1: PENYULUHAN TBC C1

PENYULUHAN TBC

Kelompok FS C-1

Page 2: PENYULUHAN TBC C1

Penyuluhan TBC dan Merokok, Tempat: Sukmajaya, Depok, tepatnya di

RW 06 Tanggal 11 Desember 2012 Pembimbing: dr. Sri Wahyuningsih Anggota: Hendra L

Riska KAnna ALKiki SRFaraida J

Page 3: PENYULUHAN TBC C1

Latar Belakang

TBC menjadi salah satu problem utama kesehatan dunia, terutama di negara berkembang.

Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan.

Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor 1 dari golongan infeksi

Page 4: PENYULUHAN TBC C1

Sedangkan TBC di Depok dari data berdasarkan hasil survei Depkes untuk wilayah Kota Depok tahun 2009 ditemukan 107 orang penderita TBC dari 100.000 penduduk. Dengan pertumbuhan penduduk Depok yang berjumlah 1,7 juta jiwa, maka diperkirakan terdapat sekitar 1.500 orang penderita TBC di Kota Depok.

Page 5: PENYULUHAN TBC C1

Tujuan

Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan TB. Penyuluhan TB dapat dilaksanakan dengan menyampaikan pesan penting secara langsung ataupun menggunakan media.

Page 6: PENYULUHAN TBC C1

Teori

Tuberkulosis

Definisi

Etiologi

Manifestasi Klinis

Diagnosis

Penatalaksanaan

Komplikasi

Prognosis

Page 7: PENYULUHAN TBC C1

Program Pemberantasan dan Penanggulangan TBC Depkes RI Sejak 1995, program Pemberantasan Penyakit TBC di

Indonesia mengalami perubahan manajemen operasional, disesuaikan dengan strategi global yanng direkomendasikan oleh WHO.

Langkah ini dilakukan untuk menindaklanjuti Indonesia – WHO joint Evaluation dan National Tuberkulosis Program in Indonesia pada April 1994.

Dalam program ini, prioritas ditujukan pada peningkatan mutu pelayanan dan penggunaan obat yang rasional untuk memutuskan rantai penularan serta mencegah meluasnya resistensi kuman TBC di masyarakat. Program ini dilakukan dengan cara mengawasi pasien dalam menelan obat setiap hari,terutama pada fase awal pengobatan.

Page 8: PENYULUHAN TBC C1

DOTS

DOTS adalah pengobatan TB jangka pendek dengan pengawasan ketat oleh petugas kesehatan atau keluarga penderita.

Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu :1. Adanya komitmen politis dari pemerintah untuk bersungguh-sungguh menanggulangi TBC.2. Diagnosis penyakit TBC melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis.3. Pengobatan TBC dengan paduan obat anti-TBC jangka pendek, diawasi secara langsung oleh PMO (Pengawas Menelan Obat).4. Tersedianya paduan obat anti-TBC jangka pendek secara konsisten.5. Pencatatan dan pelaporan mengenai penderita TBC sesuai standar.

Page 9: PENYULUHAN TBC C1

POM (Pengendalian pengobatan penderita)

Pengendalian pengobatan adalah dengan prinsip DOTS yaitu Pengawasan langsung menelan obat oleh petugas PMO(pengawas minum obat), seperti petugas kesehatan, kader, kesehatan, atau keluarga penderita yang disegani.

Page 10: PENYULUHAN TBC C1

Pembahasan: Aspek CRPNo. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Sesudah Sebelum

1 Ati 40-50 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 5 8

2 Hernolin >50 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 7 9

3 Nursya B.E Putri 15-20 th SMP Tdk bekerja/Ibu RT 4 9

4 Oca 30-40 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 6 9

5 Eka 20-30 th SMP4 Tdk bekerja/Ibu RT 4 8

6 Sutinny >50 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 6 9

7 Daryanti 40-50 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 2 9

8 Aminah 30-40 th SMP Tdk bekerja/Ibu RT 3 7

9 Sumarni 30-40 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 4 9

10 Novi Ariesti 20-30 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 4 10

11 Tia Choirunnisa 15-20 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 4 9

12 Maemunah 30-40 th SD Tdk bekerja/Ibu RT 1 9

13 Pinah 40-50 th SMP Tdk bekerja/Ibu RT 6 8

14 Yani 40-50 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 8 9

15 Neneng 30-40 th SD Tdk bekerja/Ibu RT 4 8

16 Pipit Rohayati 30-40 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 8 9

17 Lenny Syafariyah 30-40 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 7 7

18 Rubiah >50 th SD Tdk bekerja/Ibu RT 7 9

19 Erni Yusnita 30-40 th SMA Tdk bekerja/Ibu RT 4 8

Page 11: PENYULUHAN TBC C1

Dari hasil kuesioner pretest rata-rata peserta dapat menjawab 60 % soal dengan benar. Lalu terjadi peningkatan menjadi 90 % pada hasil kuesioner post test.Kesalahan peserta pada saat pretest adalah ketidaktahuan mengenai BCG,DOTS,dan cara penularan kuman tbc

Page 12: PENYULUHAN TBC C1

Aspek CHOP

Metode Penyuluhan

Metode promosi kesehatan yang kami gunakan berdasarkan teknik komunikasinya adalah metode penyuluhan langsung. Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran yaitu, kunjungan rumah.

Kunjungan rumah yang kami lakukan ini merupakan suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan masyarakat sasaran dan keluarganya di tempat biasa mereka berkumpul.

Page 13: PENYULUHAN TBC C1

Media

Poster. Leaflet. Power point. Evaluasi Prosedur : Pre Test dan Post Test Jenis Tes : Pertanyaan secara lisan Butir-butir pertanyaan: Jelaskan pengertian TBC Jelaskan tanda dan gejala TBC Jelaskan pencegahan TBC

Page 14: PENYULUHAN TBC C1

Aspek CSP

Mass Communication (Communication through the mass media)

Komunikasi menggunakan saluran (media) massa. Kurang efektif dibandingkan dengan komunikasi interpersonal

namun lebih efisien Kendala : tingkat pendidikan & kecerdasan masyarakat yang

masih rendah Macam-macam : Media cetak : koran, majalah, jurnal, flyer. Media elektronik : radio, TV, internet Billboard Spanduk, umbul-umbul Namun kami tidak menggunakan Media-media diatas. Media

yang kami gunakan adalah Poster, Leaflet, Power Point/Elektronik.

Page 15: PENYULUHAN TBC C1

Aspek BHP

Beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan pengobatan dan penyembuhan penyakit Tuberkulosis yang didapatkan di wilayah sawangan diantaranya adalah : Faktor sarana yang meliputi tersedianya obat

yang cukup dan kontinyu, edukasi petugas kesehatan, dan pemberian OAT yang adekuat;

faktor penderita yang meliputi pengetahuan, kesadaran, dan tekad untuk sembuh, serta kebersihan diri;

faktor keluarga dan lingkungan masyarakat

Page 16: PENYULUHAN TBC C1

Faktor keluarga dan masyarakat bisa muncul sebagai dukungan sosial yang positif tetapi bisa juga timbul sebagai stigma terhadap penyakit dan pasien Tuberkulosis.

Alasan mengapa bisa muncul stigma pada TB diantaranya, penularannya, pengetahuan yang kurang tepat akan penyebabnya, perawatannya atau berhubungan dengan kelompok-kelompok marjinal seperti kemiskinan, ras minoritas, pekerja seks, tahanan penjara, dan orang yang terinfeksi HIV/AIDS.

Page 17: PENYULUHAN TBC C1

Pasien TB sering mendapatkan pengalaman adanya penolakan dan isolasi sosial dari masyarakat. sehingga mitos dan stigma harus dihilangkan untuk mengontrol penyakit Tuberkulosis.

Untuk itu, selain meningkatkan pengetahuan tentang penyakit tuberkulosis hal yang penting dalam mereduksi stigma adalah dengan memberikan dukungan kepada orang yang distigma

Page 18: PENYULUHAN TBC C1

Kesimpulan

Pelaksanaan kesehatan dan lingkungan tempat tinggal dimulai dengan

tindakan preventif yang meliputi tindakan pencegahan dalam upaya pemberantasan TBC dan Merokok .

menanamkan prinsip akan pentingnya kesehatan dan lingkungan tempat tinggal guna menyadarkan diri sendiri maupun orang lain.

Dengan melakukan penyuluhan TBC yang meliputi tata laksana dari penyuluhan TBC yaitu DOTS dan juga bagaimana upaya pencegahan yang dapat dilakukan baik bagi orang yang sudah terkena TBC maupun dalam upaya untuk membrantas TBC.

Page 19: PENYULUHAN TBC C1

Saran

Upaya warga baik ibu-ibu dan bapak-bapak agar mau menyadari akan pentingnya kesehatan diri dan juga memperbaiki keadaan di sekitar lingkungan rumah yang padat penduduk dengan mengikuti langkah rumah sehat dengan memperbaiki ventilasi udara, memantau atau memberitahu salah satu keluarga bila memang benar ada yang terkena infeksi Mycobacterium tuberculosa dan melakukan vaksin bagi bayi-bayi. Tak lupa dengan makanan 4 sehat 5 sempurna.

Page 20: PENYULUHAN TBC C1

World Health Organization. Tuberculosis.[homepage on the internet]. No date. [cited 2010 Oct 3]. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/index.html.

Agustina, 1999. Pencahayaan dan Perhawaan Terhadap Perumahan Penderita TB Paru, Cermin Dunia Kedokteran, No.84.

Alfrida, 2003. Perumahan Sehat, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes R.I. Jakarta. Perkumpulan Pemberantasan Tuberculosis Indonesia. Buku Saku PPTI. [homepage on the internet].

c2010. [cited 2010 Des 20]. Available from: http://www.ppti.info. World Health Organization. Indonesia TB Country Profile. [Homepage on the internet]. No date [2010

Oct 3]. Available from: http://whqlibdoc.who.int/publications/2010/9789241547833_eng.pdf Departemen Kesehatan RI. Penanggulangan TB kini lebih baik. [homepage on the internet]. c2010.

[cited 2010 Des 2010]. Available from: http://www.depkes.go.id. Depkes RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan ke 8. Jakarta: 2002. Depkes RI. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Promosi

Penanggulangan Tuberkulosis. Departemen Kesehatan RI, Jakarta : 2000. Departemen Kesehatan RI, 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis Edisi 2.Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Gerdunas TB. Epideimiologi TBC di Indonesia.[homepage on the internet].No date.[cited 2010 Des 20].

Available from: http:// http://www.tbindonesia.or.id/tbnew/epidemiologi-tb-di indonesia/article. Narain, Jai P, editor. Tuberculosis Epidemiology and Control. Edisi 1. New Delhi: WHO Regional Office of

South-East-Asia. 2002. Aditama TY, dkk. Tuberculosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. PERPARI.

Jakarta;2006. Puri Nomi Andita. Hubungan Kinerja Pengawas Minum Obat (PMO) dengan Kesembuhan Pasien TB Paru

Kasus Baru Strategi DOTS [Skripsi]. Surakarta : Universitas Sebelas Maret ; 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2009. Pedoman

penanggulangan tuberkulosis. Jakarta. 2009.