penyuluhan

19
BAB I PENDAHULUAN A. La ta r Belakang Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering kita gunakan. Namun, juga  paling sering kita lupakan soal kebersihannya. Padahal, mencuci tangan secara teratu r dapat menghin darkan risiko terinfeksi peny akit infeksi hingg a 80 persen , ter uta ma bag i ana k-a nak. Seb agi an besa r ang ka saki t mau pun kematia n pad a ana k-a nak ber asal dar i pen yak it men ula r, bai k yan g men gin feksi lan gsung maupun lewat perantara, seperti binatang. Masalah kesehatan itu diperoleh karena  pola pengasuhan dan pola makan y ang tidak tepat dilakukan anak. 1 Pada umumnya banyak orang yang langsung mengkonsumsi makanan dan min uma n tan pa men cuc i tangan terl ebi h dah ulu tan pa memper dul ika n bahwa kondisi tangan yang dipergunakan mungkin dalam kondisi yang tidak bers ih. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh WHO, kegiatan mencuci tangan meng gunak an sabun akan mampu mengur angi angka diare sebany ak 45% dan  bahkan mampu menurunkan kasus ISPA serta flu Burung hingga 50%. Data tersebut membuktikan bahwa kondisi tangan yang bersih akan sangat membantu kualitas hidup dan kesehatan anda. 2 Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mence gah peny akit diare dan ISPA, yang keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia menin ggal sebelu m mencap ai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. 1

Upload: indra-maulana-sulaeka

Post on 30-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 1/19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering kita gunakan. Namun, juga

 paling sering kita lupakan soal kebersihannya. Padahal, mencuci tangan secara

teratur dapat menghindarkan risiko terinfeksi penyakit infeksi hingga 80 persen,

terutama bagi anak-anak. Sebagian besar angka sakit maupun kematian pada

anak-anak berasal dari penyakit menular, baik yang menginfeksi langsung

maupun lewat perantara, seperti binatang. Masalah kesehatan itu diperoleh karena

 pola pengasuhan dan pola makan yang tidak tepat dilakukan anak.1

Pada umumnya banyak orang yang langsung mengkonsumsi makanan dan

minuman tanpa mencuci tangan terlebih dahulu tanpa memperdulikan bahwa

kondisi tangan yang dipergunakan mungkin dalam kondisi yang tidak bersih.

Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh WHO, kegiatan mencuci tangan

menggunakan sabun akan mampu mengurangi angka diare sebanyak 45% dan

 bahkan mampu menurunkan kasus ISPA serta flu Burung hingga 50%. Data

tersebut membuktikan bahwa kondisi tangan yang bersih akan sangat membantu

kualitas hidup dan kesehatan anda.2

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk 

mencegah penyakit diare dan ISPA, yang keduanya menjadi penyebab utama

kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia

meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA.

1

Page 2: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 2/19

Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing

yang tinggal didalam usus, SARS, dan flu burung.3

Penelitian selama ini mengatakan, dengan hanya Cuci Tangan Pakai Sabun

 jumlah korban Diare terkurangi. Dikatakan oleh Sri Armiyati Jarkasi selaku Area

Coordinator East Java USAID bahwa penelitian menunjukkan Angka Kematian

Bayi akibat Diare turun hingga 47% dan 38% untuk Pneumonia. Bahkan lebih

dari itu Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga mengakui, CTPS merupakan cara

 paling efektif, mudah dan murah untuk menyelamatkan jiwa dibandingkan semua

vaksin yang ada.3

PBB telah mencanangkan tanggal 15 Oktober  sebagai  hari cuci tangan

 pakai sabun sedunia. Ada 20 negara di dunia yang akan berpartisipasi aktif dalam

hal ini, salah satu diantaranya adalah Indonesia.3,4

B. Permasalahan

Permasalahan yang terjadi adalah masih rendahnya tingkat kepedulian

dalam mencuci tangan pakai sabun.

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi

tentang manfaat dan cara mencuci tangan dengan sabun.

2

Page 3: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 3/19

D. Manfaat

Meningkatkan kesadaran untuk mencuci tangan dengan sabun sehingga

dapat menjadi kebiasaan.

3

Page 4: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 4/19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Budaya Cuci Tangan

Sering kali ketika tangan terlihat kotor setelah memegang suatu benda

yang kotor , kuku nampak hitam, noda yang menempel, berdebu, barulah mencuci

tangan untuk membersihkannya. Padahal tangan yang sudah terlihat bersih

 belumlah cukup sebagai jaminan tidak kotor atau terbebas dari kuman. Ada

 baiknya membasuh tangan atau mencuci tangan sesering mungkin. Agar hindari

 penyakit dengan cuci tangan, tentu saja untuk menuju hidup senantiasa sehat.5

Tidak sadar bahwa tangan kita tidak selalu bersih dan hal ini sering terjadi

dalam kehidupan keseharian kita. Kebanyakan orang yang tidak membiasakan diri

untuk selalu mencuci tangan setelah atau sebelum beraktivitas. Padahal

ketika beraktivitas kita memegang sesuatu benda disekitar dan ketika itu kuman

menempel dan dapat masuk dalam tubuh. Lupa dan lengah sebelum dan setelah

memegang sesuatu yang tidak bersih namun terlihat bersih. Misalkan ketika kita

memegang sesuatu benda yang sebenarnya kotor namun tak terlihat, kemudian

kita dengan cueknya atau tidak peduli mengambil cemilan atau makan

menggunakan tangan tanpa mencucinya terlebih dahulu. Tidak terhitung berapa

 jumlah kuman yang telah ikut dan secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh kita

 bersamaan dengan makanan tersebut. Kuman yang tentu saja akan menimbulkan

 berbagai penyakit. Sebelum berbicara lebih lanjut mengenai penyakit, kita

 berbicara mengenai wadah mencuci tangan terlebih dahulu.5

4

Page 5: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 5/19

Mulai dari wastafel sebagai tempat untuk mencuci tangan. Sebaiknya

sediakan wastafel di semua tempat. Saat ini hanya tempat tertentu saja yang

menyediakan tempat atau untuk mencuci tangan seperti perkantoran, rumah sakit,

restauran besar serta beberapa rumah makan. Tidak semua tempat umum

menyediakan wastafel. Berbeda dengan WC umum yang hampir ada disetiap

tempat, namun itupun jarang menyediakan wastafel. Kadang-kadang di restauran

atau rumah makan hanya menyediakan “kobokkan” saja. Padahal jika kita hanya

mencuci tangan di “kobokkan” saja, kebersihannya sangatlah kurang. Masih

 banyak kuman yang menempel ditangan. Bahkan ironisnya lagi satu “kobokkan”

digunakan untuk lebih dari satu orang, beramai-ramai. Menyedihkan sekali.5

Kemudian mencuci tangan di Indonesia sendiri juga masih belum menjadi

suatu kebiasaan. Ini merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab mengapa

orang-orang jarang bahkan tidak pernah mencuci tangan karena mereka tidak 

terbiasa menjaga kebersihan dan kesehatan dengan mencuci tangan. Padahal

mencuci tangan merupakan suatu kegiatan sehari-hari yang mudah dilakukan dan

 penting demi menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh kita. Mencuci tangan

dengan air dan sabun dapat banyak mengurangi jumlah mikroorganisma dari kulit

dan tangan.5

5

Page 6: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 6/19

B. Langkah-Langkah Cuci Tangan

Gambar 1. Langkah-langkah cuci tangan6

6

Page 7: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 7/19

C. Waktu Penting Untuk Cuci Tangan

Kegiatan cuci tangan juga diusahakan tidak hanya menggunakan air, akan

tetapi menggunakan sabun agar kebersihannya benar-benar terjaga. Untuk 

kegiatan mencuci tangan ada waktu-waktu yang tepat dan ideal agar optimal

dalam menjaga kesehatan anda, diantaranya adalah :2

1. Sebelum makan

Sebelum anda makan merupakan waktu yang tepat untuk mencuci tangan

menggunakan sabun, tidak hanya air. Anda tidak akan pernah tahu kondisi

kebersihan tangan anda, apalagi jika anda dalam sehari-hari menggunakan

tangan anda menyentuh sesuatu yang digunakan oleh umum seperti tombol lift,

gagang pintu, keran air dan sebagainya.

2. Sehabis buang air besar 

Untuk hal yang ini sudah pasti harus anda lakukan. Walaupun anda

menggunakan tisue atau keran air untuk kegiatan ini saran kami tetap lakukan

kegiatan cuci tangan menggunakan sabun karena untuk menjamin kebersihan

tangan anda.

3. Sebelum menyusui

Khusus untuk ibu-ibu menyusui, sebelum memberikan air susu ibu kepada

anak anda lakukan kegiatan cuci tangan terlebih dahulu. Dalam kegiatan

menyusi sudah pasti akan ada sentuhan antara tangan anda dengan bayi anda.

Kondisi bayi tidak sekuat orang dewasa dalam pertahanan kesehatan, sehingga

ditakutkan jika bersentuhan dengan kuman akan membuat bayi menjadi sakit.

7

Page 8: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 8/19

4. Sebelum menyiapkan makanan

Bagi ibu-ibu yang akan menyiapkan makanan untuk keluarga juga harus

mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu. Kegiatan menyiapkan makanan

ini tidak hanya pada proses menyiapkan makanan di meja akan tetapi pada

tahap awal memasak juga harus mencuci tangan terlebih dahulu.

5. Setelah bersentuhan dengan hewan

Bagi anda pencinta binatang yang memiliki peliharan, jangan lupa untuk selalu

mencuci tangan setelah anda melakukan aktifitas dengan hewan anda.

Walaupun anda juga selalu menjaga kesehatan dan kebersihan hewan

 peliharaan anda, anda tetap harus selalu menjaga dengan melakukan cuci

tangan sebelum melakukan kegiatan lain.

Gambar 2. Waktu penting cuci tangan7

8

Page 9: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 9/19

D. Macam-Macam Cara Mencuci Tangan8

1. Mencuci tangan dengan air

Ritual mencuci tangan di dunia dipraktikan sebagai bagian dari budaya

maupun praktik keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci

tangan Bahá'í, dalam agama Yahudi dinamakan tevilah dan netilat yadayim.

Praktek yang mirip adalah ritual lavabo untuk agama Kristen, wudhu untuk 

agama Islam, dan Misogi di kuil Shinto. Di beberapa rumah makan di

Indonesia seperti rumah makan padang, rumah makan sunda, atau warung-

warung makan lainnya dimana mengonsumsi makanan dirasakan lebih umum

dengan menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti sendok dan

garpu), penjual kadang-kadang menyediakan wadah berupa mangkuk kecil

 berisi air (sering juga disebut dengan kobokan) untuk mencuci tangan disertai

dengan irisan jeruk nipis untuk menghilangkan bau sesudah makan. Praktek 

mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawah

air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk 

mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat  sup kuman karena

 berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu

tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan

tersebut.

2. Mencuci tangan dengan air panas

Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan

dengan air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat

ini tidak disertai dengan pembuktian ilmiah. Temperatur dimana manusia

9

Page 10: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 10/19

dapat menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa

 pendapat lain menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan kotoran,

minyak, ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer ini sebenarnya tidak 

terbukti, air panas tidak membunuh mikro organisme. Temperatur yang

nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat celsius, dan

temperatur ini tidak cukup panas untuk membunuh mikro organisme apapun.

 Namun temperatur yang jauh lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat

celsius) memang dapat membunuh kuman. Tidak efektifnya temperatur air 

untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci

tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras hingga

2 galon per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan kuman,

sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak signifikan.

3. Mencuci tangan dengan sabun

Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling

umum dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku

mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan

untuk memutus mata rantai kuman, namun pada praktiknya perilaku ini

dilakukan karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial, tangan

dirasakan menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak. Pada

fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, mencuci tangan bertujuan

untuk melepaskan atau membunuh patogen mikroorganisme (kuman) dalam

mencegah perpindahan mereka pada pasien. Penggunaan air saja dalam

mencuci tangan tidak efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti

10

Page 11: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 11/19

tidak dapat melepaskan lemak, minyak, dan protein dimana zat-zat ini

merupakan bagian dari kotoran organik. Karena itu para staf medis,

khususnya dokter bedah, sebelum melakukan operasi diharuskan

mensterilkan tangannya dengan menggunakan antiseptik kimia dalam

sabunnya (sabun khusus atau sabun anti mikroba) atau deterjen. Untuk 

 profesi-profesi ini pembersihan mikro organisme tidak hanya diharapkan

"hilang" namun mereka harus bisa memastikan bahwa mikro organisme yang

tidak bisa "bersih" dari tangan, mati, dengan zat kimia antiseptik yang

terkandung dalam sabun. Aksi pembunuhan mikroba ini penting sebelum

melakukan operasi dimana mungkin terdapat organisme-organisme yang

kebal terhadap antibiotik.

4. Mencuci tangan dengan cairan

Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan alkohol

untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptik,

atau sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak dari cairan ini berasal dari

kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan kandungan

 pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan,

atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering

karena penggunaan alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan karena

 penggunaannya yang mudah, praktis karena tidak membutuhkan air dan

sabun. Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar 

alkohol dalam sebuah penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston

menunjukkan bahwa cairan ini mengurangi kasus diare di rumah hingga 59

11

Page 12: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 12/19

 persen. Dr. Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit Menular 

 pada RS Anak-anak Boston ( Division of Infectious Diseases at Children's

 Hospital Boston) dan juga penulis untuk buku "Tangan Sehat, Keluarga

Sehat" ("Healthy Hands, Healthy Families." ) mengemukakan bahwa

 penelitian ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa

 penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku ini

mengurangi penyebaran kuman di rumah. Keluarga yang direkrut untuk 

 penelitian ini adalah keluarga yang menitipkan anak-anaknya di tempat

 penitipan anak dan menunjukkan aktivitas mencuci tangan dengan sabun 

dengan frekuensi yang sama saat direkrut untuk penelitian. Lalu separuh dari

keluarga itu diberikan cairan sanitasi tangan dan selebaran yang memberitahu

tentang pentingnya kebersihan tangan. Sementara separuhnya lagi, befungsi

sebagai kontrol dan menerima selebaran tentang nutrisi dan diminta untuk 

tidak menggunakan cairan pencuci tangan. Hasilnya keluarga yang

menggunakan cairan sanitasi tangan mengindikasikan 59 persen angka diare 

yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang berfungsi sebagai kontrol.

Penelitian lain oleh  Harvard Medical School  dan RS Anak-anak Boston

( Division of Infectious Diseases at Children's Hospital Boston) yang

dipublikasikan pada bulan April 2005 menunjukkan efek perlindungan pada

 penderita ISPA dalam keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan atas

inisyatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman

 bagi para orang tua yang tidak sempat berulangkali ke wastafel untuk 

mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang sakit.

12

Page 13: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 13/19

Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi

 penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya dibutuhkan

wastafel, dan sebagai tambahan rotavirus (virus yang paling sering ditemukan

dalam kasus diare di tempat penitipan anak di Amerika), tidak dapat

dibersihkan secara efektif dengan sabun dan air, namun dapat dimatikan

dengan alkohol. Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan

 pembersih tangan non alkohol. Namun apabila tangan benar-benar dalam

keadaan kotor, baik oleh tanah, darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air 

dan sabun untuk mencuci tangan lebih disarankan karena cairan pencuci

tangan baik yang berbahan dasar alkohol maupun non alkohol walaupun

efektif membunuh kuman cairan ini tidak membersihkan tangan, ataupun

membersihkan material organik lainnya. Dalam perdebatan yang mana

 perilaku yang lebih efektif di antara menggunakan cairan pembersih tangan

atau mencuci tangan dengan sabun, Wallace Kelly,  Infection Control R.N.

(Paramedik untuk Pengendalian Infeksi) [5]  berpendapat bahwa keduanya

efektif dalam membersihkan bakteria-bakteria tertentu. Namun cairan

 pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak efektif dalam membunuh

 bakteria yang lain seperti e-coli dan salmonela. Karena alkohol tidak 

menghancurkan spora-spora namun dengan mencuci tangan dengan sabun

spora-spora tersebut terbasuh dari tangan. Menurutnya metode terbaik adalah

menentukan saat keadaan tidak memungkinkan untuk mengakses air dan

sabun, maka cairan pencuci tangan jauh lebih baik daripada tidak 

menggunakan apapun. Di Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang

13

Page 14: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 14/19

oleh Departemen Pemadam Kebakaran dari sekolah-sekolah karena

kekhawatiran bahwa cairan tersebut dapat merangsang api menjadi besar,

namun Rumah Sakit Tallahasee Memorial Hospital diperbolehkan untuk 

menaruh cairan pencuci tangan dalam jumlah tertentu. Cairan pencuci tangan

yang disarankan adalah yang mengandung paling sedikit 60 persen alkohol

dan bahan pelembab. Cairan pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol

tidak efektif untuk mematikan materi organik, dan virus-virus tertentu seperti

norovirus, spora-spora bakteria tertentu, dan protozoa tertentu. Untuk 

membersihkan mikro organisme - mikro organisme tersebut tetap disarankan

menggunakan sabun dan air. Karena praktis, cairan-cairan pencuci tangan

inipun mulai diproduksi dan diperkenalkan secara komersil.

5. Mencuci tangan dengan tisu basah

Tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya

tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan

untuk peralatan rumah tangga laiinya. Menurut Center for Disease Control 

and Prevention (CDC) (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit

Menular) di Amerika serikat sebayak 76 juta dari 300 juta orang yang tinggal

di AS sakit setiap tahunnya karena penyakit yang dibawa bersamaan dengan

masuknya makanan. Sebanyak 300.000 masuk rumah sakit dan dan setiap

tahun 5.000 orang meninggal dunia karena penyakit dibawa bersamaan

dengan masuknya makanan .Tisu basah menjadi alternatif membersihkan

tangan setelah mencuci tangan dengan sabun karena lebih praktis dan tidak 

memerlukan air. Beberapa tisu basah telah mengembangkan kandungan

14

Page 15: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 15/19

wewangian beralkohol, atau anti bakteri, ataupun minyak almond untuk 

menjaga kulit tangan agar tidak terasa kering. Namun menurut dr. Handrawan 

tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan

kuman bolak-balik di tangan. Dalam beberapa kasus khusus, sebuah

 perusahaan di AS mengeluarkan tisu basah yang berlabel Rediwipes yang

menyatakan dapat membunuh 99.9 persen bakteri yang terdapat dirumah

termasuk bakteri Salmonella dan E. coli. Tisu ini dianjurkan untuk digunakan

dalam membersihkan tangan dan peralatan dapur lainnya sebelum masak agar 

mencegah kontaminasi bakteri silang antara tangan, bahan masakan, dan

 peralatan dapur sehingga tidak menyebar.

E. Sabun Untuk Mencuci Tangan

Mencuci tangan saja adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi

 perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir abad ke 19. Perilaku sehat dan

 pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari

 penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju) pada akhir abad

19 ini. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik 

membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang

mencukupi.7

Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini

terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci

tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya

menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci

15

Page 16: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 16/19

tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang

menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya

melepasnya. Didalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit

hidup. Efek lainnya adalah, tangan menjadi harum setelah dicuci dengan

menggunakan sabun dan dalam beberapa kasus, tangan yang menjadi wangilah

yang membuat mencuci tangan dengan sabun menjadi menarik untuk dilakukan.7

F. Kesadaran Masyarakat Untuk Mencuci Tangan Dengan Sabun

Mencuci tangan saja adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi

 perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir abad ke 19. Perilaku sehat dan

 pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari

 penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju) pada akhir abad

19 ini. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik 

membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang

mencukupi.3

Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini

terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci

tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya

menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci

tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang

menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya

melepasnya. Didalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit

hidup.3

16

Page 17: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 17/19

Sebuah penelitian di Inggris mengungkapkan bahwa hanya separuh orang

yang benar-benar mencuci tangannya setelah membuang hajat besar/ kecil.

Penelitian lain di Amerika Serikat pada dokter-dokter disana terungkap bahwa

dokter banyak lupa mencuci tangannya setelah menangani pasien satu dan

 berganti ke pasien lainnya dengan frekuensi yang cukup tinggi. Para staf 

kesehatan sepenuhnya mengerti betapa pentingnya mencuci tangan dengan sabun,

namun hal ini tidak dilakukan karena: ketidadaan waktu (tidak sempat), kertas

untuk pengeringnya kasar, penggunaan sikat yang menghabiskan waktu dan lokasi

wastafel yang jauh dimana tangan harus berkali-kali dicuci menggunakan sabun

dan dikeringkan sehingga merepotkan.3

G. Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Mencuci Tangan

Dengan Sabun

Diare. Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling

umum untuk anak-anak   balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30

 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas

angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan

dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga

 penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman

 penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit

ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah

menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan

makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat

17

Page 18: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 18/19

makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam

 penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan

adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%),

sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air 

yang diolah (11%).3

Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-

anak  balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran

 pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen

 pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan

menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang

menjadi penyebab tidak hanya  diare namun juga gejala penyakit pernapasan

lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktek-praktek menjaga kesehatan

dan kebersihan seperti -  mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air 

 besar/kecil - dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di

Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi

saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga

lebih dari 50 persen. 3

Infeksi  cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah

membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan

sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata

seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis. 3

BAB III

18

Page 19: penyuluhan

7/15/2019 penyuluhan

http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 19/19

PENUTUP

1. Kesimpulan

Mencuci tangan dengan sabun melalui tujuh langkah adalah salah satu

tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air 

dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai

kuman.

2. Saran

Menyediakan fasilitas mencuci tangan sesuai dengan aturan dan

meningkatkan sosialisasi melalui penyuluhan dan pemasangan poster pada tempat

cuci tangan.

19