penyuluhan
TRANSCRIPT
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 1/19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering kita gunakan. Namun, juga
paling sering kita lupakan soal kebersihannya. Padahal, mencuci tangan secara
teratur dapat menghindarkan risiko terinfeksi penyakit infeksi hingga 80 persen,
terutama bagi anak-anak. Sebagian besar angka sakit maupun kematian pada
anak-anak berasal dari penyakit menular, baik yang menginfeksi langsung
maupun lewat perantara, seperti binatang. Masalah kesehatan itu diperoleh karena
pola pengasuhan dan pola makan yang tidak tepat dilakukan anak.1
Pada umumnya banyak orang yang langsung mengkonsumsi makanan dan
minuman tanpa mencuci tangan terlebih dahulu tanpa memperdulikan bahwa
kondisi tangan yang dipergunakan mungkin dalam kondisi yang tidak bersih.
Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh WHO, kegiatan mencuci tangan
menggunakan sabun akan mampu mengurangi angka diare sebanyak 45% dan
bahkan mampu menurunkan kasus ISPA serta flu Burung hingga 50%. Data
tersebut membuktikan bahwa kondisi tangan yang bersih akan sangat membantu
kualitas hidup dan kesehatan anda.2
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit diare dan ISPA, yang keduanya menjadi penyebab utama
kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia
meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA.
1
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 2/19
Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing
yang tinggal didalam usus, SARS, dan flu burung.3
Penelitian selama ini mengatakan, dengan hanya Cuci Tangan Pakai Sabun
jumlah korban Diare terkurangi. Dikatakan oleh Sri Armiyati Jarkasi selaku Area
Coordinator East Java USAID bahwa penelitian menunjukkan Angka Kematian
Bayi akibat Diare turun hingga 47% dan 38% untuk Pneumonia. Bahkan lebih
dari itu Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga mengakui, CTPS merupakan cara
paling efektif, mudah dan murah untuk menyelamatkan jiwa dibandingkan semua
vaksin yang ada.3
PBB telah mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai hari cuci tangan
pakai sabun sedunia. Ada 20 negara di dunia yang akan berpartisipasi aktif dalam
hal ini, salah satu diantaranya adalah Indonesia.3,4
B. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi adalah masih rendahnya tingkat kepedulian
dalam mencuci tangan pakai sabun.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
tentang manfaat dan cara mencuci tangan dengan sabun.
2
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 3/19
D. Manfaat
Meningkatkan kesadaran untuk mencuci tangan dengan sabun sehingga
dapat menjadi kebiasaan.
3
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 4/19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Budaya Cuci Tangan
Sering kali ketika tangan terlihat kotor setelah memegang suatu benda
yang kotor , kuku nampak hitam, noda yang menempel, berdebu, barulah mencuci
tangan untuk membersihkannya. Padahal tangan yang sudah terlihat bersih
belumlah cukup sebagai jaminan tidak kotor atau terbebas dari kuman. Ada
baiknya membasuh tangan atau mencuci tangan sesering mungkin. Agar hindari
penyakit dengan cuci tangan, tentu saja untuk menuju hidup senantiasa sehat.5
Tidak sadar bahwa tangan kita tidak selalu bersih dan hal ini sering terjadi
dalam kehidupan keseharian kita. Kebanyakan orang yang tidak membiasakan diri
untuk selalu mencuci tangan setelah atau sebelum beraktivitas. Padahal
ketika beraktivitas kita memegang sesuatu benda disekitar dan ketika itu kuman
menempel dan dapat masuk dalam tubuh. Lupa dan lengah sebelum dan setelah
memegang sesuatu yang tidak bersih namun terlihat bersih. Misalkan ketika kita
memegang sesuatu benda yang sebenarnya kotor namun tak terlihat, kemudian
kita dengan cueknya atau tidak peduli mengambil cemilan atau makan
menggunakan tangan tanpa mencucinya terlebih dahulu. Tidak terhitung berapa
jumlah kuman yang telah ikut dan secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh kita
bersamaan dengan makanan tersebut. Kuman yang tentu saja akan menimbulkan
berbagai penyakit. Sebelum berbicara lebih lanjut mengenai penyakit, kita
berbicara mengenai wadah mencuci tangan terlebih dahulu.5
4
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 5/19
Mulai dari wastafel sebagai tempat untuk mencuci tangan. Sebaiknya
sediakan wastafel di semua tempat. Saat ini hanya tempat tertentu saja yang
menyediakan tempat atau untuk mencuci tangan seperti perkantoran, rumah sakit,
restauran besar serta beberapa rumah makan. Tidak semua tempat umum
menyediakan wastafel. Berbeda dengan WC umum yang hampir ada disetiap
tempat, namun itupun jarang menyediakan wastafel. Kadang-kadang di restauran
atau rumah makan hanya menyediakan “kobokkan” saja. Padahal jika kita hanya
mencuci tangan di “kobokkan” saja, kebersihannya sangatlah kurang. Masih
banyak kuman yang menempel ditangan. Bahkan ironisnya lagi satu “kobokkan”
digunakan untuk lebih dari satu orang, beramai-ramai. Menyedihkan sekali.5
Kemudian mencuci tangan di Indonesia sendiri juga masih belum menjadi
suatu kebiasaan. Ini merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab mengapa
orang-orang jarang bahkan tidak pernah mencuci tangan karena mereka tidak
terbiasa menjaga kebersihan dan kesehatan dengan mencuci tangan. Padahal
mencuci tangan merupakan suatu kegiatan sehari-hari yang mudah dilakukan dan
penting demi menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh kita. Mencuci tangan
dengan air dan sabun dapat banyak mengurangi jumlah mikroorganisma dari kulit
dan tangan.5
5
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 6/19
B. Langkah-Langkah Cuci Tangan
Gambar 1. Langkah-langkah cuci tangan6
6
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 7/19
C. Waktu Penting Untuk Cuci Tangan
Kegiatan cuci tangan juga diusahakan tidak hanya menggunakan air, akan
tetapi menggunakan sabun agar kebersihannya benar-benar terjaga. Untuk
kegiatan mencuci tangan ada waktu-waktu yang tepat dan ideal agar optimal
dalam menjaga kesehatan anda, diantaranya adalah :2
1. Sebelum makan
Sebelum anda makan merupakan waktu yang tepat untuk mencuci tangan
menggunakan sabun, tidak hanya air. Anda tidak akan pernah tahu kondisi
kebersihan tangan anda, apalagi jika anda dalam sehari-hari menggunakan
tangan anda menyentuh sesuatu yang digunakan oleh umum seperti tombol lift,
gagang pintu, keran air dan sebagainya.
2. Sehabis buang air besar
Untuk hal yang ini sudah pasti harus anda lakukan. Walaupun anda
menggunakan tisue atau keran air untuk kegiatan ini saran kami tetap lakukan
kegiatan cuci tangan menggunakan sabun karena untuk menjamin kebersihan
tangan anda.
3. Sebelum menyusui
Khusus untuk ibu-ibu menyusui, sebelum memberikan air susu ibu kepada
anak anda lakukan kegiatan cuci tangan terlebih dahulu. Dalam kegiatan
menyusi sudah pasti akan ada sentuhan antara tangan anda dengan bayi anda.
Kondisi bayi tidak sekuat orang dewasa dalam pertahanan kesehatan, sehingga
ditakutkan jika bersentuhan dengan kuman akan membuat bayi menjadi sakit.
7
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 8/19
4. Sebelum menyiapkan makanan
Bagi ibu-ibu yang akan menyiapkan makanan untuk keluarga juga harus
mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu. Kegiatan menyiapkan makanan
ini tidak hanya pada proses menyiapkan makanan di meja akan tetapi pada
tahap awal memasak juga harus mencuci tangan terlebih dahulu.
5. Setelah bersentuhan dengan hewan
Bagi anda pencinta binatang yang memiliki peliharan, jangan lupa untuk selalu
mencuci tangan setelah anda melakukan aktifitas dengan hewan anda.
Walaupun anda juga selalu menjaga kesehatan dan kebersihan hewan
peliharaan anda, anda tetap harus selalu menjaga dengan melakukan cuci
tangan sebelum melakukan kegiatan lain.
Gambar 2. Waktu penting cuci tangan7
8
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 9/19
D. Macam-Macam Cara Mencuci Tangan8
1. Mencuci tangan dengan air
Ritual mencuci tangan di dunia dipraktikan sebagai bagian dari budaya
maupun praktik keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci
tangan Bahá'í, dalam agama Yahudi dinamakan tevilah dan netilat yadayim.
Praktek yang mirip adalah ritual lavabo untuk agama Kristen, wudhu untuk
agama Islam, dan Misogi di kuil Shinto. Di beberapa rumah makan di
Indonesia seperti rumah makan padang, rumah makan sunda, atau warung-
warung makan lainnya dimana mengonsumsi makanan dirasakan lebih umum
dengan menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti sendok dan
garpu), penjual kadang-kadang menyediakan wadah berupa mangkuk kecil
berisi air (sering juga disebut dengan kobokan) untuk mencuci tangan disertai
dengan irisan jeruk nipis untuk menghilangkan bau sesudah makan. Praktek
mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawah
air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk
mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup kuman karena
berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu
tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan
tersebut.
2. Mencuci tangan dengan air panas
Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan
dengan air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat
ini tidak disertai dengan pembuktian ilmiah. Temperatur dimana manusia
9
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 10/19
dapat menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa
pendapat lain menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan kotoran,
minyak, ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer ini sebenarnya tidak
terbukti, air panas tidak membunuh mikro organisme. Temperatur yang
nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat celsius, dan
temperatur ini tidak cukup panas untuk membunuh mikro organisme apapun.
Namun temperatur yang jauh lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat
celsius) memang dapat membunuh kuman. Tidak efektifnya temperatur air
untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci
tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras hingga
2 galon per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan kuman,
sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak signifikan.
3. Mencuci tangan dengan sabun
Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling
umum dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku
mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan
untuk memutus mata rantai kuman, namun pada praktiknya perilaku ini
dilakukan karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial, tangan
dirasakan menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak. Pada
fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, mencuci tangan bertujuan
untuk melepaskan atau membunuh patogen mikroorganisme (kuman) dalam
mencegah perpindahan mereka pada pasien. Penggunaan air saja dalam
mencuci tangan tidak efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti
10
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 11/19
tidak dapat melepaskan lemak, minyak, dan protein dimana zat-zat ini
merupakan bagian dari kotoran organik. Karena itu para staf medis,
khususnya dokter bedah, sebelum melakukan operasi diharuskan
mensterilkan tangannya dengan menggunakan antiseptik kimia dalam
sabunnya (sabun khusus atau sabun anti mikroba) atau deterjen. Untuk
profesi-profesi ini pembersihan mikro organisme tidak hanya diharapkan
"hilang" namun mereka harus bisa memastikan bahwa mikro organisme yang
tidak bisa "bersih" dari tangan, mati, dengan zat kimia antiseptik yang
terkandung dalam sabun. Aksi pembunuhan mikroba ini penting sebelum
melakukan operasi dimana mungkin terdapat organisme-organisme yang
kebal terhadap antibiotik.
4. Mencuci tangan dengan cairan
Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan alkohol
untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptik,
atau sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak dari cairan ini berasal dari
kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan kandungan
pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan,
atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering
karena penggunaan alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan karena
penggunaannya yang mudah, praktis karena tidak membutuhkan air dan
sabun. Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar
alkohol dalam sebuah penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston
menunjukkan bahwa cairan ini mengurangi kasus diare di rumah hingga 59
11
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 12/19
persen. Dr. Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit Menular
pada RS Anak-anak Boston ( Division of Infectious Diseases at Children's
Hospital Boston) dan juga penulis untuk buku "Tangan Sehat, Keluarga
Sehat" ("Healthy Hands, Healthy Families." ) mengemukakan bahwa
penelitian ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa
penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku ini
mengurangi penyebaran kuman di rumah. Keluarga yang direkrut untuk
penelitian ini adalah keluarga yang menitipkan anak-anaknya di tempat
penitipan anak dan menunjukkan aktivitas mencuci tangan dengan sabun
dengan frekuensi yang sama saat direkrut untuk penelitian. Lalu separuh dari
keluarga itu diberikan cairan sanitasi tangan dan selebaran yang memberitahu
tentang pentingnya kebersihan tangan. Sementara separuhnya lagi, befungsi
sebagai kontrol dan menerima selebaran tentang nutrisi dan diminta untuk
tidak menggunakan cairan pencuci tangan. Hasilnya keluarga yang
menggunakan cairan sanitasi tangan mengindikasikan 59 persen angka diare
yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang berfungsi sebagai kontrol.
Penelitian lain oleh Harvard Medical School dan RS Anak-anak Boston
( Division of Infectious Diseases at Children's Hospital Boston) yang
dipublikasikan pada bulan April 2005 menunjukkan efek perlindungan pada
penderita ISPA dalam keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan atas
inisyatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman
bagi para orang tua yang tidak sempat berulangkali ke wastafel untuk
mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang sakit.
12
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 13/19
Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi
penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya dibutuhkan
wastafel, dan sebagai tambahan rotavirus (virus yang paling sering ditemukan
dalam kasus diare di tempat penitipan anak di Amerika), tidak dapat
dibersihkan secara efektif dengan sabun dan air, namun dapat dimatikan
dengan alkohol. Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan
pembersih tangan non alkohol. Namun apabila tangan benar-benar dalam
keadaan kotor, baik oleh tanah, darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air
dan sabun untuk mencuci tangan lebih disarankan karena cairan pencuci
tangan baik yang berbahan dasar alkohol maupun non alkohol walaupun
efektif membunuh kuman cairan ini tidak membersihkan tangan, ataupun
membersihkan material organik lainnya. Dalam perdebatan yang mana
perilaku yang lebih efektif di antara menggunakan cairan pembersih tangan
atau mencuci tangan dengan sabun, Wallace Kelly, Infection Control R.N.
(Paramedik untuk Pengendalian Infeksi) [5] berpendapat bahwa keduanya
efektif dalam membersihkan bakteria-bakteria tertentu. Namun cairan
pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak efektif dalam membunuh
bakteria yang lain seperti e-coli dan salmonela. Karena alkohol tidak
menghancurkan spora-spora namun dengan mencuci tangan dengan sabun
spora-spora tersebut terbasuh dari tangan. Menurutnya metode terbaik adalah
menentukan saat keadaan tidak memungkinkan untuk mengakses air dan
sabun, maka cairan pencuci tangan jauh lebih baik daripada tidak
menggunakan apapun. Di Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang
13
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 14/19
oleh Departemen Pemadam Kebakaran dari sekolah-sekolah karena
kekhawatiran bahwa cairan tersebut dapat merangsang api menjadi besar,
namun Rumah Sakit Tallahasee Memorial Hospital diperbolehkan untuk
menaruh cairan pencuci tangan dalam jumlah tertentu. Cairan pencuci tangan
yang disarankan adalah yang mengandung paling sedikit 60 persen alkohol
dan bahan pelembab. Cairan pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol
tidak efektif untuk mematikan materi organik, dan virus-virus tertentu seperti
norovirus, spora-spora bakteria tertentu, dan protozoa tertentu. Untuk
membersihkan mikro organisme - mikro organisme tersebut tetap disarankan
menggunakan sabun dan air. Karena praktis, cairan-cairan pencuci tangan
inipun mulai diproduksi dan diperkenalkan secara komersil.
5. Mencuci tangan dengan tisu basah
Tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya
tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan
untuk peralatan rumah tangga laiinya. Menurut Center for Disease Control
and Prevention (CDC) (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Menular) di Amerika serikat sebayak 76 juta dari 300 juta orang yang tinggal
di AS sakit setiap tahunnya karena penyakit yang dibawa bersamaan dengan
masuknya makanan. Sebanyak 300.000 masuk rumah sakit dan dan setiap
tahun 5.000 orang meninggal dunia karena penyakit dibawa bersamaan
dengan masuknya makanan .Tisu basah menjadi alternatif membersihkan
tangan setelah mencuci tangan dengan sabun karena lebih praktis dan tidak
memerlukan air. Beberapa tisu basah telah mengembangkan kandungan
14
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 15/19
wewangian beralkohol, atau anti bakteri, ataupun minyak almond untuk
menjaga kulit tangan agar tidak terasa kering. Namun menurut dr. Handrawan
tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan
kuman bolak-balik di tangan. Dalam beberapa kasus khusus, sebuah
perusahaan di AS mengeluarkan tisu basah yang berlabel Rediwipes yang
menyatakan dapat membunuh 99.9 persen bakteri yang terdapat dirumah
termasuk bakteri Salmonella dan E. coli. Tisu ini dianjurkan untuk digunakan
dalam membersihkan tangan dan peralatan dapur lainnya sebelum masak agar
mencegah kontaminasi bakteri silang antara tangan, bahan masakan, dan
peralatan dapur sehingga tidak menyebar.
E. Sabun Untuk Mencuci Tangan
Mencuci tangan saja adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi
perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir abad ke 19. Perilaku sehat dan
pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari
penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju) pada akhir abad
19 ini. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik
membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang
mencukupi.7
Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini
terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci
tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya
menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci
15
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 16/19
tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang
menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya
melepasnya. Didalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit
hidup. Efek lainnya adalah, tangan menjadi harum setelah dicuci dengan
menggunakan sabun dan dalam beberapa kasus, tangan yang menjadi wangilah
yang membuat mencuci tangan dengan sabun menjadi menarik untuk dilakukan.7
F. Kesadaran Masyarakat Untuk Mencuci Tangan Dengan Sabun
Mencuci tangan saja adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi
perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir abad ke 19. Perilaku sehat dan
pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari
penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju) pada akhir abad
19 ini. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik
membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang
mencukupi.3
Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini
terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci
tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya
menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci
tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang
menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya
melepasnya. Didalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit
hidup.3
16
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 17/19
Sebuah penelitian di Inggris mengungkapkan bahwa hanya separuh orang
yang benar-benar mencuci tangannya setelah membuang hajat besar/ kecil.
Penelitian lain di Amerika Serikat pada dokter-dokter disana terungkap bahwa
dokter banyak lupa mencuci tangannya setelah menangani pasien satu dan
berganti ke pasien lainnya dengan frekuensi yang cukup tinggi. Para staf
kesehatan sepenuhnya mengerti betapa pentingnya mencuci tangan dengan sabun,
namun hal ini tidak dilakukan karena: ketidadaan waktu (tidak sempat), kertas
untuk pengeringnya kasar, penggunaan sikat yang menghabiskan waktu dan lokasi
wastafel yang jauh dimana tangan harus berkali-kali dicuci menggunakan sabun
dan dikeringkan sehingga merepotkan.3
G. Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Mencuci Tangan
Dengan Sabun
Diare. Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling
umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30
penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas
angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan
dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga
penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman
penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit
ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah
menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan
makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat
17
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 18/19
makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam
penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan
adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%),
sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air
yang diolah (11%).3
Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-
anak balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran
pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen
pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan
menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang
menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan
lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktek-praktek menjaga kesehatan
dan kebersihan seperti - mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air
besar/kecil - dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di
Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi
saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga
lebih dari 50 persen. 3
Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah
membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan
sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata
seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis. 3
BAB III
18
7/15/2019 penyuluhan
http://slidepdf.com/reader/full/penyuluhan-563383ac5ca81 19/19
PENUTUP
1. Kesimpulan
Mencuci tangan dengan sabun melalui tujuh langkah adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air
dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai
kuman.
2. Saran
Menyediakan fasilitas mencuci tangan sesuai dengan aturan dan
meningkatkan sosialisasi melalui penyuluhan dan pemasangan poster pada tempat
cuci tangan.
19