penyelidikan pendahuluan batubara di kabupaten …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17...

11
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU Rahmat Hidayat dan Muhammad Arief Pinandita Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Penyelidikan batubara di Kabupaten Pelalawan merupakan kegiatan survey pendahuluan yang dimaksudkan untuk mengetahui keadaan geologi dan potensi batubara, khususnya mengenai keberadaan, ketebalan, pelamparan endapan batubara dan kualitas batubara di daerah penyelidikan. Daerah penyelidikan secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ukui dan Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Secara tektonik, daerah penyelidikan berada pada Cekungan Sumatera Tengah. Secara stratigrafi daerah penyelidikan disusun oleh sekuen regresi dari Formasi pembawa batubara yaitu Formasi Petani berumur Miosen Akhir-Pliosen dan endapan kuarter yang terdiri dari Formasi Minas, Formasi Kerumutan dan endapan alluvial. Batubara berada pada Formasi Petani yang berkembang di bagian barat daerah penyelidikan. Singkapan batubara ditemukan secara berkelompok di blok Pangkalan Gondai dan Blok Segati, Kecamatan Langgam dan Kuala Renangan, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui. Indikasi batubara juga ditemukan di aliran Sungai Toro dan Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui. Batubara tersingkap sebagai sisipan pada satuan batulempung abu-abu dengan ketebalan 0,25-1,8 m dan kemiringan lapisan yang landai (10-19 o ). Pada beberapa singkapan menunjukkan parting batulempung. Kenampakan megaskopis batubara keras kadang rapuh, warna coklat kehitaman-hitam, kilap kusam, mengotori tangan, sebagian masih memperlihatkan struktur asal kayu dan laminasi mineral pengotor (lempung). Sebagian melapuk berwarna coklat kekuningan pada bidang rekahan dan belahan batubara. Nilai kalori batubara berkisar antara 4.767 5.787 kal/g (adb), kadar abu antara 2,33-16,15 %(adb) dan total sulfur antara 0,24-1,83 % (adb). Total sumber daya hipotetik batubara daerah Pelalawan dari Blok Segati dan Blok Lubuk Kembang Bunga mencapai 3.860.090 ton. PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan program kegiatan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) guna mendukung tupoksi Pusat Sumber Daya Geologi, pada tahun 2015, yaitu melakukan Penyelidikan Pendahuluan Batubara di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Pemilihan lokasi penyelidikan ini berdasarkan pada Surat Permohonan Penelitian Potensi Batubara dari Bupati Pelalawan, agar Pusat Sumber Daya Geologi dapat membantu Pemerintah Kabupaten Pelalawan melakukan penelitian potensi batubara yang akan digunakan sebagai data dukung dalam penyusunan Wilayah Pertambangan di Kabupaten Pelalawan. Maksud dan Tujuan Maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui informasi awal potensi batubara melalui kegiatan pemetaan geologi permukaan yang difokuskan pada formasi pembawa batubara. Tujuannya adalah mengungkap potensi dan wilayah keprospekan batubara di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Lokasi Kegiatan Kegiatan penyelidikan berada pada wilayah administrasi Kecamatan Langgam

Upload: others

Post on 01-Aug-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN PELALAWAN,

PROVINSI RIAU

Rahmat Hidayat dan Muhammad Arief Pinandita

Kelompok Penyelidikan Batubara, Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Penyelidikan batubara di Kabupaten Pelalawan merupakan kegiatan survey

pendahuluan yang dimaksudkan untuk mengetahui keadaan geologi dan potensi batubara,

khususnya mengenai keberadaan, ketebalan, pelamparan endapan batubara dan kualitas

batubara di daerah penyelidikan. Daerah penyelidikan secara administratif termasuk dalam

wilayah Kecamatan Ukui dan Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Secara tektonik, daerah penyelidikan berada pada Cekungan Sumatera Tengah.

Secara stratigrafi daerah penyelidikan disusun oleh sekuen regresi dari Formasi pembawa

batubara yaitu Formasi Petani berumur Miosen Akhir-Pliosen dan endapan kuarter yang terdiri

dari Formasi Minas, Formasi Kerumutan dan endapan alluvial.

Batubara berada pada Formasi Petani yang berkembang di bagian barat daerah

penyelidikan. Singkapan batubara ditemukan secara berkelompok di blok Pangkalan Gondai

dan Blok Segati, Kecamatan Langgam dan Kuala Renangan, Desa Lubuk Kembang Bunga,

Kecamatan Ukui. Indikasi batubara juga ditemukan di aliran Sungai Toro dan Desa Bagan

Limau, Kecamatan Ukui.

Batubara tersingkap sebagai sisipan pada satuan batulempung abu-abu dengan

ketebalan 0,25-1,8 m dan kemiringan lapisan yang landai (10-19o). Pada beberapa singkapan

menunjukkan parting batulempung. Kenampakan megaskopis batubara keras kadang rapuh,

warna coklat kehitaman-hitam, kilap kusam, mengotori tangan, sebagian masih

memperlihatkan struktur asal kayu dan laminasi mineral pengotor (lempung). Sebagian

melapuk berwarna coklat kekuningan pada bidang rekahan dan belahan batubara. Nilai kalori

batubara berkisar antara 4.767 – 5.787 kal/g (adb), kadar abu antara 2,33-16,15 %(adb) dan

total sulfur antara 0,24-1,83 % (adb). Total sumber daya hipotetik batubara daerah Pelalawan

dari Blok Segati dan Blok Lubuk Kembang Bunga mencapai 3.860.090 ton.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu bentuk kegiatan yang

dilakukan dalam rangka pelaksanaan

program kegiatan Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) guna mendukung tupoksi

Pusat Sumber Daya Geologi, pada tahun

2015, yaitu melakukan Penyelidikan

Pendahuluan Batubara di Kabupaten

Pelalawan, Provinsi Riau. Pemilihan lokasi

penyelidikan ini berdasarkan pada Surat

Permohonan Penelitian Potensi Batubara

dari Bupati Pelalawan, agar Pusat Sumber

Daya Geologi dapat membantu Pemerintah

Kabupaten Pelalawan melakukan

penelitian potensi batubara yang akan

digunakan sebagai data dukung dalam

penyusunan Wilayah Pertambangan di

Kabupaten Pelalawan.

Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan ini adalah untuk

mengetahui informasi awal potensi

batubara melalui kegiatan pemetaan

geologi permukaan yang difokuskan pada

formasi pembawa batubara. Tujuannya

adalah mengungkap potensi dan wilayah

keprospekan batubara di Kabupaten

Pelalawan, Provinsi Riau.

Lokasi Kegiatan

Kegiatan penyelidikan berada pada

wilayah administrasi Kecamatan Langgam

Page 2: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

dan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi

Riau (Gambar 1). Daerah penyelidikan

dapat dicapai dari Pekanbaru dengan

menempuh perjalanan darat sekitar 2 jam

ke arah Pangkalan Kerinci, Ibukota

Kabupaten Pelalawan.

Keadaan Lingkungan

Kabupaten Pelalawan terletak di

pesisir pantai timur Sumatera dengan luas

13.925 km2 yang terbagi ke dalam 12

kecamatan (BPS Kabupaten Pelalawan,

2014). Tata guna lahan di Kabupaten

Pelalawan terbagi ke dalam kawasan

pemukiman, hutan, perkebunan, sawah,

rawa dan tegalan.

Rata-rata curah hujan tahunan

2.598 mm/tahun. Suhu udara rata-rata

pada siang hari berkisar antara 33,0ºC-

35,0ºC dan pada malam hari berkisar

antara 20,1ºC-23,2ºC dengan kelembaban

udara berkisar antara 80-88 %. Musim

hujan jatuh pada bulan September s/d

Februari dan musim kemarau jatuh pada

bulan Maret s/d Agustus (BPS Kabupaten

Pelalawan, 2014).

Penyelidik Terdahulu

Informasi keberadaan batubara di

Kabupaten Pelalawan berdasarkan peta

geologi Lembar Pekanbaru, Solok dan Siak

Sri Indrapura yang menyebutkan adanya

formasi pembawa batubara terdiri dari

batulumpur mengandung karbonan, lignit,

sedikit batulanau dan batupasir pada

Formasi Patani berumur Miosen Akhir-

Pliosen.

Berdasarkan hasil kegiatan

inventarisasi potensi bahan tambang yang

dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan

Energi Kabupaten Pelalawan pada tahun

2009, diketahui bahwa batubara tersingkap

di Kecamatan Ukui, Kecamatan Langgam

dan Kecamatan Pangkalan Lesung.

GEOLOGI UMUM

Tektonik Regional

Daerah penyelidikan merupakan

bagian dari Cekungan Sumatera Tengah,

salah satu dari tiga cekungan busur

belakang Sumatera (Sumatera back arc

basin) yang terbentuk selama periode

Tersier Awal (Eosen – Oligosen), terdiri dari

rangkaian blok horst dan graben yang

terbentuk sebagai respon ekstensi busur

belakang. Ketebalan sedimen dalam

cekungan ini mencapai 2500 – 3000 m,

terdiri dari sekuen-sekuen syn-rift dan post-

rift Kelompok Pematang berumur Eosen-

Oligosen, Kelompok Sihapas berumur

Awal Miosen, Kelompok Petani berumur

Miosen Tengah – Pliosen dan Formasi

Minas berumur Plio-Plistosen (de Coster,

1974).

Stratigrafi Regional

Proses sedimentasi di Cekungan

Sumatera Tengah dimulai pada awal

Tersier (Paleogen), mengikuti proses

pembentukan cekungan half graben yang

sudah berlangsung sejak zaman Kapur

hingga awal Tersier.

Batuan dasar (basement) berumur

Pra Tersier berfungsi sebagai landasan

Cekungan Sumatra Tengah terdiri dari

batuan berumur Mesozoikum dan batuan

metamorf karbonat berumur Paleozoikum-

Mesozoikum (Eubank dan Makki (1981)

serta Heidrick dan Aulia (1993)). Batuan

tersebut dari timur ke barat terbagi dalam 3

kelompok, yaitu Mallaca Terrane, Mutus

Assemblage, dan Greywacke Terrane.

Secara tidak selaras di atas batuan

dasar diendapkan suksesi sedimen

Tersier. Stratigrafi Tersier di Cekungan

Sumatra Tengah dari tua ke yang paling

muda adalah Kelompok Pematang,

Kelompok Sihapas, Formasi Telisa,

Formasi Petani dan Formasi Minas

Page 3: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

(Gambar 2). Kelompok Pematang

merupakan lapisan sedimen tertua

berumur Eosen-Oligosen yang diendapkan

secara tidak selaras di atas batuan dasar.

Sedimen Kelompok Pematang disebut

sebagai Syn Rift Deposits. Kelompok ini

diendapkan pada lingkungan fluvial dan

danau dengan sedimen yang berasal dari

tinggian di sekitarnya.

Kelompok Sihapas diendapkan di

atas Kelompok Pematang, merupakan

suatu seri sedimen pada saat aktifitas

tektonik mulai berkurang, terjadi selama

Oligosen Akhir sampai Miosen Tengah.

Kelompok Sihapas ini terdiri dari Formasi

Menggala, Formasi Bangko, Formasi

Bekasap, Formasi Duri dan Formasi Telisa.

Selanjutnya diendapkan Kelompok Petani

berumur Miosen Tengah-Pliosen, dicirikan

oleh batulanau, batulumpur mengandung

karbon.

Selanjutnya kelompok batuan

berumur Kuarter menutup tidak selaras

formasi di bawahnya terdiri dari Formasi

Minas (Qpmi) dan Formasi Kerumutan

(Qpke), yang dicirikan oleh kerikil, kerakal,

pasir dan lempung. Di atas formasi ini

endapan Holosen terdiri dari aluvium dan

kipas piedmont menutup tak selaras

formasi dibawahnya.

KEGIATAN PENYELIDIKAN

Kegiatan penyelidikan pendahuluan

batubara daerah Pelalawan terbagi ke

dalam empat tahapan kegiatan, yaitu tahap

persiapan, tahap penyelidikan lapangan,

tahap analisis laboratorium dan tahap

pengolahan data dan penyusunan laporan.

Tahap Persiapan

Pada tahap ini dibuat peta dasar

atau peta kerja berupa peta topografi dan

peta geologi untuk membantu penyelidikan

lapangan berdasarkan data sekunder hasil

studi pustaka.

Penyelidikan Lapangan

Pada tahap penyelidikan lapangan,

dilakukan pengumpulan data primer

dengan mencari lokasi singkapan

batubara, plotting koordinat lokasi,

pengamatan dan deskripsi secara

megaskopis, mengukur kedudukan, jurus,

kemiringan, dan ketebalan lapisan

batubara, serta merekam dan mengamati

segala gejala geologi. Pada tahap ini

dilakukan juga pengambilan conto

batubara untuk analisis laboratorium.

Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium dilakukan

pada conto batubara hasil penyelidikikan

lapangan, untuk mengetahui kualitas

batubara, terdiri dari analisis fisika, analisis

kimia dan petrografi organik.

Pengolahan Data

Data yang dihimpun selama studi

literatur, kegiatan lapangan dan hasil

analisis laboratorium diolah,

diinterpretasikan dan disimpulkan dalam

sebuah laporan tertulis yang dilengkapi

dengan peta-peta yang menggambarkan

potensi batubara di daerah Pelalawan,

meliputi geometri endapan, sebaran dan

korelasi lapisan batubara, sumberdaya dan

kualitas batubara, serta bahasan tentang

prospek pemanfaatan dan pengembangan

endapan batubara di masa mendatang.

HASIL PENYELIDIKAN

Geomorfologi

Bentang alam daerah penyelidikan

dapat dibedakan menjadi 2 satuan

morfologi yaitu Satuan Pedataran dan

Satuan Perbukitan Landai. Satuan

Pedataran menempati bagian timurlaut

daerah penyelidikan. Satuan ini berada

pada ketinggian antara 15 – 45 m di atas

permukaan laut dengan kelas lereng 0-2°

Page 4: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

yang menandakan suatu daerah datar-

hampir datar dengan proses denudasional

dan erosi permukaan yang tidak intensif.

Pola aliran sungai yang berkembang

membentuk pola dendritik, menunjukkan

tingkat keragaman litologi yang homogen

dan tidak dipengaruhi struktur dominan.

Satuan Perbukitan Bergelombang

terletak di bagian tengah dan selatan,

berada pada ketinggian antara 45 – 175 m

di atas permukaan laut dengan kelas

lereng 2-4° yang menunjukkan daerah

sedikit miring yang memungkinkan

terjadinya proses solifluksi (pergerakan

lereng kecepatan rendah). Pola aliran

sungai yang berkembang membentuk pola

aliran dendritik dengan tingkat erosi sungai

dalam stadium muda-dewasa.

Stratigrafi

Daerah penyelidikan tersusun oleh

Formasi Telisa yang mewakili episode

akhir transgresi pada Miosen Tengah,

kemudian sekuen fase regresi berumur

Miosen Akhir yaitu Formasi Petani dan

endapan kuarter yaitu Formasi Minas dan

endapan alluvial yang diendapkan pada

lingkungan laut dangkal hingga darat.

Stratigrafi daerah penyelidikan dari tua ke

muda adalah sebagai berikut (Gambar 3) :

Formasi Telisa merupakan

endapan tertua yang tersingkap di ujung

baratdaya daerah penyelidikan. Formasi ini

tersusun oleh serpih dengan interkalasi

batupasir halus di bagian bawah dan

setempat lensa batugamping. Ke arah

atas, litologi berubah menjadi serpih yang

menandakan lingkungan pengendapan

lebih dalam neritik-batial atas.

Berikutnya, sekuen dari fasa regresi

Formasi Petani diendapkan secara tidak

selaras di atas Formasi Telisa, terdiri dari

batulumpur karbonan, lignit, sedikit

batulanau dan batupasir. Pada Lembar

Solok dan Rengat, formasi ini mengandung

endapan tuf yang menandakan adanya

pengaruh aktivitas volkanisme. Formasi ini

diendapkan pada Miosen Akhir-Pliosen.

Tektonisme menjelang kuarter

mengakibatkan terbentuknya

ketidakselarasan antara endapan Kuarter

terhadap formasi-formasi di bawahnya.

Selanjutnya, Formasi Minas diendapkan

secara tidak selaras di atas Formasi Petani.

Formasi ini berumur Plistosen terdiri dari

kerikil kerakal, pasir, lempung dan lempung

tufaan, setempat mengandung lignit dan

kayu terkersikkan terutama di bagian

selatan. Berikutnya diendapkan endapan

aluvial, terdiri dari kerikil, pasir, lempung,

sisa-sisa tumbuhan dan rawa gambut.

Struktur Geologi

Aktivitas volkanisme yang

meningkat dan tektonisme kompresif

selama Miosen Akhir mengangkat

pegunungan Barisan di arah baratdaya

cekungan. Menjelang Kuarter, tektonisme

Plio-Pleistosen mengakibatkan terjadinya

inversi-inversi struktur batuan alas,

membentuk sesar-sesar naik dan lipatan

yang berarah baratlaut-tenggara,

menghasilkan ketidak-selarasan regional

antara formasi Minas dan endapan aluvial

kuarter lainnya terhadap formasi-formasi di

bawahnya (Formasi Petani dan Formasi

Telisa).

Sebaran Endapan Batubara

Berdasarkan penyelidikan,

keberadaan dan sebaran batubara Formasi

Petani, berkembang di bagian selatan

daerah penyelidikan. Singkapan batubara

ditemukan secara berkelompok di Blok

Pangkalan Gondai, Blok Segati dan Blok

Lubuk Kembang Bunga (Gambar 4).

Batubara tersingkap sebagai sisipan pada

satuan batulempung abu-abu dengan

ketebalan 0,3-1,8 m dan kemiringan

lapisan yang landai (10-19°). Pada

beberapa singkapan menunjukkan parting

batulempung.

Blok Pangkalan Gondai berada di

desa Pangkalan Gondai, Kecamatan

Langgam. Blok ini berada pada bagian

utara daerah penyelidikan. Titik lokasi

Page 5: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

batubara berada pada dua lokasi berbeda

dan berdekatan dengan aliran sungai. Di

daerah ini terdapat indikasi batubara

berdasarkan informasi masyarakat

setempat, karena pada saat kegiatan

penyelidikan dalam kondisi banjir,

sehingga tidak dapat mengukur kedudukan

singkapan batubara.

Blok Segati terletak sekitar 40 km

dari Pangkalan Kerinci, berada di bagian

baratdaya daerah penyelidikan. Pada blok

ini ditemukan sekitar 5 lokasi singkapan

dengan jarak yang tidak berjauhan (SGT-

03, SGT-05, SGT-06, SGT-07 dan SGT-

08). Singkapan batubara umumnya

ditemukan pada creek (ngarai-ngarai)

perkebunan sawit. Batubara pada blok ini

umumnya berwarna hitam kecoklatan,

sedikit masih menampakkan struktur kayu

dan mengotori tangan. Arah umum

perlapisan relatif timurlaut-baratdaya

dengan kemiringan landai (6°-10°) ke arah

tenggara. Ketebalan batubara pada

singkapan bervariasi mulai dari 0,25 cm

sampai 1,8 m.

Batubara Blok Lubuk Kembang

Bunga terletak di selatan bagian timur

daerah penyelidikan. Batubara tersingkap

pada dasar sungai yang tergenang dengan

ketebalan batubara yang tersingkap sekitar

60 cm. Batubara berwarna hitam

kecoklatan, sedikit masih menampakkan

struktur kayu, getas dan mengotori tangan.

Pada bagian atas batupasir sedang

berwarna coklat terang. Indikasi batubara

juga dapat ditemukan pada aliran Sungai

Toro dan Desa Bagan Limau.

Kualitas Endapan Batubara

Analisis laboratorium dilakukan

terhadap 9 conto batubara untuk

mengetahui kualitas batubara daerah

penyelidikan. Hasil analisis laboratorium

baik itu hasil analisis proksimat, ultimat dan

nilai kalori batubara, memperlihatkan

bahwa contoh batubara dari Blok Segati,

Lubuk Kembang Bunga dan Pangkalan

Gondai memiliki hasil yang hampir sama.

Diinterpretasikan bahwa contoh-contoh

batubara tersebut berada pada satu

formasi pembawa batubara, yaitu Formasi

Petani.

Hasil analisis contoh batubara dari

daerah penyelidikan cenderung memiliki

nilai kalori batubara sedang, berkisar

antara 4.767 – 5.787 kal/gr (adb). Hasil

analisis proksimat batubara di daerah

penyelidikan memiliki kandungan karbon

tertambat (FC) 35,16–40,85% (adb),

kelengasan (M) 6,6–8,21% (adb), zat

terbang (VM) 41–50,92% (adb),

kandungan abu (Ash) 2,33–16,15% (adb),

kandungan sulfur (TS) 0,25–1,83% (adb),

HGI 37,2–102,1 dan berat jenis 1,31–1,40

(adb).

Hasil analisis petrografi organik

menunjukkan bahwa conto batubara

daerah penyelidikan didominasi oleh

maseral vitrinit yang berasal dari

komponen material tumbuhan tingkat

tinggi. Mikrolitotipe batubaranya adalah

vitrit, karena didominasi oleh maseral

vitrinit, meskipun beberapa perconto

menunjukkan kehadiran maseral inertinit

yang cukup besar (SGT-05 dan SGT-06a)

yaitu sebesar 11,8 - 14,8 %. Mineral

lempung merupakan unsur mineral

terbanyak dengan kandungan antara 7-

25,6 %, sedangkan mineral lainnya yaitu

pirit (< 0,2%) dan oksida besi (0,4-3,2%).

Hasil pengukuran reflektan vitrinit

menunjukkan nilai antara 0,24-0,37 yang

menunjukkan batubara daerah

penyelidikan merupakan batubara

peringkat lignit.

Sumber Daya Batubara

Total sumber daya hipotetik

batubara Formasi Petani di Kabupaten

Pelalawan dari 2 blok Segati dan Lubuk

Kembang Bunga mencapai 3.860.090 ton.

Sumber daya hipotetik batubara pada Blok

Segati sebesar 2.910.705 ton, sedangkan

pada Blok Lubuk Kembang Bunga sebesar

949.385 ton.

Page 6: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

Prospek Pemanfaatan dan Pengem-

bangan Batubara

Batubara ditemukan dalam Formasi

Petani dengan penyebaran yang luas.

Singkapan batubara yang dapat mencapai

1,85 m, cukup menarik untuk diteliti lebih

lanjut misalnya melalui tahapan kegiatan

penyelidikan lanjutan seperti pemboran

eksplorasi. Lokasi kegiatan yang berada

dekat dengan jalan lintas Sumatera, akan

memudahkan kegiatan eksplorasi

berikutnya terkait dengan akses ke lokasi

penyelidikan. Nilai kalori batubara di

daerah penyelidikan yang dapat

dikategorikan batubara kalori sedang,

cukup menjanjikan untuk dapat dikelola

lebih lanjut.

Ucapan Terima Kasih

Tim pelaksana kegiatan penyelidikan

pendahuluan batubara di Kabupaten

Pelalawan, Provinsi Riau menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu mulai dari perencanaan,

penyelidikan lapangan hingga penyusunan

laporan. Secara khusus, ucapan

terimakasih disampaikan kepada yang

terhormat: Kepala Badan Geologi, Kepala

Pusat Sumber Daya Geologi, Pejabat

Pembuat Komitmen Pusat Sumber Daya

Geologi, Bupati Kabupaten Pelalawan

beserta staf, Kepala Dinas Pertambangan

dan Energi Kabupaten Pelalawan beserta

staf, Camat dan Kepala Desa serta

masyarakat setempat, Koordinator

Kelompok Penyelidikan Batubara beserta

staf dan Koordinator Tim Kegiatan

Lapangan Batubara dan staf Laboratorium

Pusat Sumber Daya Geologi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kegiatan diatas,

kesimpulan yang dapat diambil adalah

sebagai berikut :

1. Batubara di daerah penyelidikan

terdapat pada Formasi Petani bagian

atas.

2. Batubara tersingkap secara

berkelompok dan terbagi menjadi 3

blok, yaitu blok Pangkalan Gondai, Blok

Segati dan Blok Lubuk Kembang

Bunga dan umumnya terdapat sebagai

sisipan dalam satuan batupasir kuarsa

Formasi Petani.

3. Nilai kalori batubara berkisar antara

4.767 – 5.787 kal/gr (adb), Hasil

analisis proksimat batubara di daerah

penyelidikan memiliki kandungan

karbon tertambat (FC) 35,16–40,85%

(adb), zat terbang (VM) 41–50,92%

(adb), kandungan abu (Ash) 2,33–

16,15% (adb) dan kandungan sulfur

(TS) 0,25–1,83% (adb). Hasil

pengukuran reflektan vitrinit

menunjukkan nilai antara 0,24-0,37

yang menunjukkan batubara daerah

penyelidikan merupakan batubara

peringkat lignit.

4. Terdapat dua blok potensi batubara.

Blok Segati dengan tiga lapisan

batubara dan Blok Lubuk Kembang

Bunga dengan satu lapisan batubara.

Total sumber daya hipotetik batubara

Formasi Petani daerah Kabupaten

Pelalawan dari 2 blok penyelidikan

adalah sebesar 3.860.090 ton.

DAFTAR PUSTAKA

Barber, A. J., Crow, M. J., Milsom, J. S., 2005, Sumatera: Geology, Resources and Tectonic

Evolution, Geological Society Memoir, No. 31, London.

BPS Kabupaten Pelalawan, 2014, Pelalawan Dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Pelalawan

Clarke, M. C. G., Kartawa. W, Junuddin, A., Suganda, E., dan Bagja, M., 1982, Peta Geologi

Lembar Pekanbaru, Sumatera, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,

Bandung

Page 7: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

De Coster, G.L., 1974, The Geology of The Central and South Sumatra Basins, Proceedings

Indonesian Petroleum Association, 3rd Annual Convention.

Eubank, R.T. & Makki, A. C., 1981, Structural Geology of The Central Sumatra Back-arc Basin,

Proceedings Indonesian Petroleum Association, 10th Annual Convention.

Heidrick, T.L. & Aulia, K., 1993, A Structural and Tectonic Model of the Coastal Plains Block,

Central Sumatra Basin, Indonesia, Proceedings Indonesian Petroleum Association,

22nd Annual Convention.

Silitonga, P. H., Kastowo., 1995, Peta Geologi Lembar Solok, Sumatera, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Geologi, Bandung

Wain, A.S. dan Jackson, B.A., 1995, New Pematang Depocentres on The Kampar Uplift,

Central Sumatra, Proceedings Indonesian Petroleum Association – Twenty Fourth

Annual Convention vol.1, Jakarta.

http://www.pelalawan.go.id diunduh tanggal 28 Desember 2015

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan (pelalawan.go.id)

Page 8: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

Gambar 2. Stratigrafi Cekungan Sumatera Tengah (Wain & Jackson, 1995)

Page 9: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

Gambar 3. Stratigrafi Daerah Penyelidikan (modifikasi dari Barber, 2005)

Gambar 4. Geologi dan Sebaran Singkapan Batubara Daerah Pelalawan

(modifikasi dari Clarke, dkk., 1982 dan Silitonga, dkk., 1995).

Page 10: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

Gambar 5. Singkapan Batubara SGT-03 Blok Segati.

Gambar 6. Singkapan Batubara SGT-06 Blok Segati.

Gambar 7. Singkapan Batubara SGT-08 Blok Segati.

Page 11: PENYELIDIKAN PENDAHULUAN BATUBARA DI KABUPATEN …203.189.89.148/kolokium/2015_2/efos/2.17 Pelalawan, Riau... · 2016. 3. 27. · kipas piedmont menutup tak selaras formasi dibawahnya

Tabel 1. Hasil Analisis Laboratorium Batubara Daerah Pelalawan

Tabel 2. Hasil Analisis Laboratorium Batubara Daerah Pelalawan

FM TM M VM FC ASHT Sulfur

(%, adb)SG CV (kal/g) HGI C H N O S

SGT-03 50.78 54.57 7.71 41.00 35.16 16.15 1.56 1.40 4767 66.87 64.77 5.13 0.98 27.06 2.05

SGT-05 51.04 54.87 7.81 47.72 38.16 6.32 0.42 1.32 5530 64.80 67.01 5.26 1.00 26.24 0.49

SGT-06a 53.65 56.95 7.10 49.59 37.29 6.03 0.67 1.33 5518 82.07 65.40 5.17 1.02 27.64 0.77

SGT-06b 53.84 57.24 7.36 50.92 39.40 2.33 0.25 1.31 5787 79.31 67.67 5.18 0.90 25.98 0.28

SGT-07 55.69 59.29 8.13 49.15 36.64 6.08 0.24 1.37 5227 102.11 65.42 4.98 1.10 28.22 0.28

SGT-08a 50.46 53.73 6.60 45.52 34.05 13.85 0.52 1.37 5070 72.40 66.14 5.43 1.01 26.77 0.66

SGT-08b 53.88 57.44 7.71 47.85 40.85 3.59 0.36 1.33 5626 74.47 66.91 5.00 0.78 26.91 0.41

KUAR 53.18 56.40 6.88 44.34 40.67 8.12 1.83 1.37 5504 71.71 67.35 5.09 1.18 24.22 2.15

PKG-01 42.01 46.77 8.21 47.79 40.21 3.80 0.50 1.35 5447 37.16 65.91 4.93 1.09 27.50 0.57

(adb) ULTIMATE (daf) %(ar) PROXIMATE (%, adb)

KODE

CONTOH