penyelenggaraan bongkar muat barang di pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/isi bab...

16
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Tim Penyususun Karya Tulis STIMART “AMNI” Semarang dalam buku pedoman penyusunan karya tulis menyatakan bahwa tinjauan pustaka berisikan teori-teori atau konsep yang melandasi judul karya tulis tersebut. Teori atau konsep yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka ini harus benar-benar relevan terhadap judul karya tulis. Uraian teori atau konsep tersebut harus merujuk sumber pustaka. 1. Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan a. Pengertian bongkar muat (Menurut A. Edy Hidayat N. Tahun 2009:60) Bongkar muat adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proses forwading (pengiriman) barang. Yang dimaksud dengan kegiatan muat adalah proses memindahkan barang dari gudang, menaikan lalu menumpuknya di atas kapal lalu menyusunya di dalam gudang atau stockpile atau container. Sedangkan untuk Lingkup kegiatan bongkar muat meliputi: 1. Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke dermaga/tongkang/truk atau memuat dari dermaga tongkang/truk kedalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka dengan menggunakan derek palka atau Derek darat. 2. Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-jala (ex tackle) di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke gudang atau lapangan penumpukan barang atau sebaliknnya. 3. Receiving/Delivery adalah pekerjaan memindahkan barang dari timbunan/tempat penumpukan di gudang/lapangan penumpukan dan menyerahakan sampai tersususn di atas kendaraan di pintu gudang/lapangan penumpukan atau sebaliknnya.

Upload: others

Post on 27-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Menurut Tim Penyususun Karya Tulis STIMART “AMNI” Semarang

dalam buku pedoman penyusunan karya tulis menyatakan bahwa tinjauan

pustaka berisikan teori-teori atau konsep yang melandasi judul karya tulis

tersebut. Teori atau konsep yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka ini

harus benar-benar relevan terhadap judul karya tulis. Uraian teori atau konsep

tersebut harus merujuk sumber pustaka.

1. Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan

a. Pengertian bongkar muat

(Menurut A. Edy Hidayat N. Tahun 2009:60) Bongkar muat adalah

salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proses forwading (pengiriman)

barang. Yang dimaksud dengan kegiatan muat adalah proses

memindahkan barang dari gudang, menaikan lalu menumpuknya di atas

kapal lalu menyusunya di dalam gudang atau stockpile atau container.

Sedangkan untuk Lingkup kegiatan bongkar muat meliputi:

1. Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke

dermaga/tongkang/truk atau memuat dari dermaga tongkang/truk

kedalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka dengan

menggunakan derek palka atau Derek darat.

2. Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-jala (ex

tackle) di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke gudang atau

lapangan penumpukan barang atau sebaliknnya.

3. Receiving/Delivery adalah pekerjaan memindahkan barang dari

timbunan/tempat penumpukan di gudang/lapangan penumpukan dan

menyerahakan sampai tersususn di atas kendaraan di pintu

gudang/lapangan penumpukan atau sebaliknnya.

Page 2: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

8

2. Pengertian Perusahaan Bongkar Muat

Menurut Drs. Suwarno. Tahun 2011:129 Sejalan dengan

pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia, kegiatan ekspor-

import berperan dalam kelancaran arus barang dan jasa tentunya

dalam kegiatan ini tidak lepas dari peran Perusahaan Bongkar Muat

(PBM) Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No.60 Tahun

2014 Perusahaan Bongkar Muat adalah Badan Usaha yang melakukan

kegiatan Bongkar Muat Barang dari dan ke kapal dipelabuhan.

Dengan memahami pengertian PBM di atas menunjukan bahwa

kegiatan perusahaan jasa ini pada prinsipnya merupakan bagian dari

kegiatan pengangkutan barang melalui kapal laut.Dalam hal ini setiap

barang angkutan yang akan di angkut di atas kapal memerlukan

pembongkaran dan di pindah ke gudang Lini I di Pelabuhan maupun

langsung ke alat angkutan barang berikutnya.

3. Fungsi Perusahaan Bongkar Muat

Menurut R. P. Suyono. Tahun 2007:319 Perusahaan Pelayaran

dalam kedudukan sebagai pengangkut dalam kedudukannya sebagai

pengangkut dalam menyelenggarakan pengangkutan barang kegiatan

usaha Bongkar Muat barang dari ke kapal di Pelabuhan, secara khusus

di atur dalam keputusan menteri perhubungan No.KM.88/AL.305/Phb

tentang Perusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke kapal. Dalam

hal mana pasal 3 keputusan tersebut menetapkan:

1. Penyelenggara Bongkar Muat barang dari dan ke kapal dilakukan

oleh perusahaan yanh khusus didirikan untuk kegiatan bongkar

muat tersebut.

2. Perusahaan Pelayaran dilarang menyelenggarakan Bongkar Muat

barang dari dan ke kapal.

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat diketahui bahwa perusahaan

pelayaran (pengankut) yang menyelenggarakan pengangkutan

Page 3: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

9

barang melalui laut dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya tidak

diperbolehkan melakukan kegiatan Bongkar Muat barang

angkutannya sendiri, akan tetapi kegiatan harus di serahkan pada

pihak yang lain atau perusahaan lain yang bergerak di bidang

Bongkar Muat barang yaitu PBM. Sedangkan fungsi PBM dalam

kedudukannya sebagai mata rantai kegiatan pengangkutan melaui

laut sebagaimana ketetuan pasal 3 ayat (1) Keputusan Menteri

Perhubungan No.KM.88/AL.305/Phb-85 yaitu memindahkan

barang angkutan dari dan ke kapal.

Dalam melakukan fungsi tersebut, sesuai dengan ketentuan pasal 1

ayat (a) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.88/AL.305.Phb-

85, PBM dapat melakukan bongkar muat barang dari dan ke kapal

baik dalam bentuk Kegiatan Stevedoring,Cargodoring maupun

Receiving/Delivery. Dengan demikian dalam melakukan

fungsinnya untuk memindahkan barang angkutan dari dan ke kapal

baik dari gudang lain I yang berada di Pelabuhan maupun

pemindahan barang angkutan secara langsung dari dan ke alat

angkutan darat.

4. Pengertian Dermaga

Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan, didermaga

dilakukan bermacam aktivitas seperti pembongkaran muatan, pengisisan

fresh water, dan naik turun penumpang.(Peraturan Pemerintah No 61

Tahun 2010).

Menurut R.P. Suyono. tahun 2007:18 Dermaga adalah tempat dimana

kapal dapat berlabuh atau sandar guna menakukan kegiatan, baik

bongka/muat atau kegiatan lainnya.

Page 4: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

10

5. Pengertian Pelabuhan

Menurut A. Edy Hidayat N. Tahun 2009:46 Pelabuhan adalah tempat

yang terdiri atas daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai

tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan pengusahaan yang digunakan

sebagai tepat kapal bersandar, naik turunya penumpang, dan

pembongkaran barang berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang

dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan

kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan dan

antarmoda transportasi. (Keputusan Menteri Perhubungan No KM 14

Tahun 2005).

6. Pengertian Kapal

Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun yang

digerakan dengan tenaga mekanik, mesin atau tunda, termasuk kendaraan

berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat

apung dan bangunan terapung yang berpindah-pindah. (Peraturan

Pemerintah nomor 17 tahun 2011)

Menurut A. Edy Hidayat N. Tahun 2009:18 Kapal Niaga di bagi

berdasarkan rute yaitu masing-masing kapal bertrayek (jalur) tetap atau

teratur reguler (service) dan kapal tramper (jalur tidak tetap)

7. Ruamg Lingkup Perusahaan Bongkar Muat

Menurut Wahyu Agung Prihartanto. Tahun 2014 Sebagaimana

telah diterangkan di atas, bahwa fungsi PBM adalah memindahkan

barang angkutan dari dan ke kapal baik dari dan ke Gudang Lini I

maupun langsung ke alat angkutan Dalam hal mana, kegiatan

pemindahan barang tersebut dari kegiatan Stevedoring, Cargodoring

maupun Receiving/Delivery.

Lebihlanjutkeputusan Menteri perhubungan No.KM.88/AL.305/Phb-

85 tentang Perusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke kapal

Page 5: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

11

menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan bongkar muat barang di

pelabuhan meliputi:

a. Kegiatan Stevedoring yaitu kegiatan jasa pelayanan membongkar

dari/ke kapal, dermaga, tongkang, truk atau memuat dari/ke

dermaga.Tongkang, truk, dermaga, tongkang, truk ke/dalam palka

kapal dengan mengunakan Derek kapal.

b. Shifting adalah memindahkan muatan di dalam palka yang sama

atau palka yang berbeda atau lewat darat.

c. Lashing/unlashing adalah mengikat/memperkuat muatan atau

sebaliknya, melepas ikatan/penguat muatan.

d. Dunnaging adalah memasang alat/memisah muatan (dunnage

separation)

e. sweeping adalah mengumpulkan muatan-muatan yang tercecer.

f. Bagging/unbagging adalah memasukan muatan curah kekarung atau

sebaliknya, yaitu mencurah muatan dari karung.

g. Restowage adalah menyusun kembali muatan di dalam palka kapal.

h. Sorting adalah pekerjaan memilih/memisahkan muatan yang

tercampur atau muatan yang rusak.

i. Trimming adalah meratakan muatan dalam palka kapal.

j. Cleaning adalah pekerjaan membersihkan palka kapal.

k. Opening/closing hatches adalah membuka/menutup palka kapal

l. Rain-tent cover up adalah pekerjaan menutup palka dengan

menggunakan plastik/tenda hujan pada waktu hujan.

Lebih lanjut Keputusan Mentri Perhubungan No. KM.88/AL.305/Phb-

85 tentang Perusahaan Bongkar Muat dari dan ke kapal menegaskan

bahwa ruang lingkup di pelabuhan meliputi :

a. Kegiatan Cargodoring, yaitu kegiatan jasa pelayanan yang berupa

pekerjaan mengeluarkan sling (extackle) dari lambung kapal di atas

dermaga, dan menyusun di dalam gudang lini I atau lapangan

penumpukan barang atau sebaliknya.

Kegiatan diatas belum termasuk meliputi:

Page 6: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

12

1) Longdistance adalah kegiatan memindahkan barang dari

samping kapal (aks tackle) ke gudang/tempat penumpukan lain

yang merupakan gudang/tempat penumpukan dimana kapal

sandar atau sebaliknya yang jaraknya melebihi 130 meter.

2) Overbrengen (pindah lokasi) adalah memindahkan barang dari

gudang/tempat penumpukan yang satu ke gudang/tempat

penumpukan lainnya dalam daerah pelabuhan atau dari ship-side

ke gudang khusus untuk itu.

3) Angkutan Bandar adalah alat angkut untuk memindah barang

dari kapal ke dermaga atau, sebaliknya, dengan menggunakan

tongkang.

b. Kegiatan Receiving/Delivery, yaitu kegiatan jasa palayanan yang

berupa pekerjaan mengambil dari timbunan barang/tempat

penumpukan barang di gudang lini I atau lapangan penumpukan

barang dan menyerahkan barang sampai tersusun di atas

kendaraan/alat angkut secara rapat di pintu darat lapangan

penumpukan barang atau sebaliknya.

c. Tugas dan tanggung jawab Supervisi PBM

1) Foreman adalah tenaga kerja harian lepas, tugas dan tanggung

jawabnya melaksanakan dan mengatur penataan barang

didalam palka/dermaga pada kegiatan bongkar muat dari dan

ke kapal/dermaga/gudang/lapangan penumpukan barang atau

sebaliknya dan bertanggung jawab atas kesetabilan kapal dan

mambuat laporan periodik hasil kegiatan bongkar muat pada

setiap pergantian shift.

2) Asisten Foreman adalah tenaga kerja harian lepas, tugas dan

tanggung jawabnya membantu melaksanakan tugas-tugas

Foreman dan tanggung jawab atas pembuatan laporan periodik

hasil kegiatan abongkar muat pada setiap pergantian shift.

3) Tallyman adalah tenaga kerja haria lepas, tugas dan tanggung

jawabnya mencatat pergerakan kegiatan bongkar muat per

Page 7: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

13

palka, merk dan kondisi setiap gerakan barang berdasrkan

dokumen serta membuat laporan ada setiap pergantian shift.

4) Administrasi Operasional adalah tenaga harian lepas, Tugas

dan tanggung jawab melaksanakan dan melakukan pencatatan

jumlah barang, nomor kendaraan berdasarkan surat pengiriman

yang telah di buat atau di bongkar serta membuat laporan

harian hasil kerja bongkar muat pada setiap pergantian shift.

5) Mandor Harian adalah tenaga kerja harian lepas, tugas dan

tanggung jawabnya melakukan pelaksanaan pengaturan dan

kebutuhan tenaga kerja harian koordinasi foreman dan

stevedore serta membuat laporan jumlah orang yang digunakan

kepada stevedore pada setiap pergantian shift.

6) Tenaga Harian adalah tenaga kerja harian lepas, tugas dan

tanggung jawabnya membuat pelaksanaan kegiatan bongkar

muat, membersihkan dermaga dan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh Mandor.

7) Tenaga Peralatan adalah tenaga harian lepas, tugas dan

tanggung jawabnya menyiapkan/memperbaiki dan mencatat

peralatan bongkar muat yang sedang berjalan.

Berdasarkan jenis kegiatan bongkar muat barang di

pelabuhantersebut, dapat diketahui bahwa pada hakekatnya ruang

lingkup kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan terdiri dari 3

bentuk kegiatan bongkar muat barang dari dan ke

kapal.Mengingat dari ketiga pemindahan barang dari dan ke

kapal. Mengingat dari ketiga kegiatan pemindahan barang di

pelabuhan tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan secara

bersamaan waktunya, makalebih lanjut lampiran Inpres No. 3

tahun 1991 tentangKebijaksanaan Kelancaran Arus Barang

untukMenunjangKegiatan Ekonomi, telah mengatur jadwal

kegiatan pemuatan barang sebagai berikut:

a. Kerja I :pukul 08.00-16.00

Page 8: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

14

b. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00

c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00

Dengan adanya pembagian giliran kerja (shift) dalam kegiatan

pemuatan barang di pelabuhan tersebut, menunjukkan adanya

upaya pemerintahan (Departemen Perhubungan) dalam rangka

meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan bongkar

muat barang di pelabuhan, di samping untuk lebih meningkatkan

pelayanan kepada para pemakai jasa bongkar muat barang. Muat

barang dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta

pelayanan kegiatan bongkar muat barang tersebut, maka

dimungkinkan mampu meningkatkan kelancaran arus barang dan

keamanan lalu lintas di pelabuhan. Hal ini selaras dengan sasaran

yang digariskan pemerintah melalui Keputusan Menteri

Perhubungan No.KM.88/AL.305/Phb-85, yaitu: “Bahwa peranan

pengusaha Stevedoring, Cargodoring dan

Receiving/Deliverydapat menunjang pembangunan ekonomi

danmeningkatkanpelayanan kepada masyarakat demi kelancaran

dan keamanan lalu lintas di pelabuhan.

8. Batas Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat (PBM) di

Pelabuhan.

Menurut Suyono. Tahun 2007:332 Sebagaimana telah dirumuskan di

tentang kebijaksanaan kelancaran Arus Barang untuk Menunjang

Kegiatan Ekonomi berikut pelaksanaannya, maka tanggung jawab

pelaksanaan pemuatan dan pembongkaran barang angkutan dari dan

ke kapal tidak lagi menjadi beban pihak perusahaan pelayaran

(pengangkut), melainkan dilimpahkan kepada perusahaan Bongkar

Muat Barang (PBM). Dengan demikian batas tanggung jawab PBM

dalam menyelenggarakan kegiatannya antara lain meliputi:

a. Tercapainya kelancaran dan keselamatan kegiatan bongkar muat

barang angkutan, berikut barang dan penerimaan barang angkutan.

Page 9: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

15

b. Terjadinnya keselamatan kerja dari para tenaga kerja PBM selama

melaksanakan kegiatan bongkar muat barang angkutan.

c. Tersedia peralatan dan perlengkapan untuk melaksanakan kegiatan

bongkar muat barang angkutan yang memadai.

d. Terselesaikannya kewajiban PBM terhadap perum pelabuhan.

e. Terjaminnya kebenaran dari isi laporan muat barang angkutan.

2.2 Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinnya PT. PELINDO III (persero) Cabang Intan

Cilacap.

Pada tahun 1832-1836 dibuatlah kanal kali yasa yang telah

menghabiskan dana kurang lebih 90.000 gulden, yang mana bagian

hulunya diawali dari dari sungai serayu sampai bermuara di

pelabuhan Cilacap, hal ini dimaksudkan untuk memperlancas

angkutan air untuk barang dan orang dsri pedalaman ke pelabuhan,

pada tahun 1837 Gubernur Jendral DominiqueJacques (1836-1840)

mendampingi pangeran Hendrik dari Belanda melakukan

perjalanan air dari pedalaman (Banyumas) ke pelabuhan Cilacap

yang memakan waktu kurang lebih 9 (Sembilan) hari.

Pada tahun 1836 juga ada kunjungan 3 (tiga) kapal asing yang

melakukan kegiatan bongkar dan muat di pelabuhan Cilacap antara

lain kapal: Schelde, Aurora dan Elisabeth, kapal-kapal tersebut

melakukan kegiatan pemuatan kopi 702 pikul dan pembongkaran

nilai (indigo) 299 peti, garam 25.760 pikul. Gubernur Jendral J.J

Rochussen yang mejabat pada tahun 1845 s/d 1851 pada hari senin

legi tanggal 29 November 1847 membuat keputusan untuk

membuka secara resmi Pelabuhan Cilacap bagi kegiatan dan hasil

pertanian lainnya. (Besluit nomor 1, tgl 29November 1847). Pada

tahun 1855 pemerintah Hindia Belanda membangun sarana bantu

navigasi yang berupa mercusuar di Cimiring ujung paling Timur

Nusa Kambangan, suar di Teluk Penyu sebelah kanan pintu masuk

Page 10: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

16

dan rambu suar penuntun diTanjung Sodong Nusa Kambangan

yang di maksud untuk membantu dan mempermudah bagi kapal-

kapal niaga yang akan menyinggahi Pelabuhan Cilacap.

Pada tahun 1885 Pemerintah mulai mempersiapkan fasilitas

pelabuhan berupa pembangunan dermaga 505 m’ dan derek dengan

kapasitas 15 ton, dan pada tahun 1886 pemerintah penduduk

Belanda membuat kebijakan untuk memajukan peran pelabuhan

Cilacap dengan memperluas kapasitas dermaga, dan pada saat itu

pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa kalangan swasta boleh

ikut berperan aktif/berpartisipasi dipelabuhan dengan membuka

kantor-kantor perdagangan dan lain-lain. Pelabuhan Cilacap

dikembangkan lagi pada tahun 1888 oleh pemerintah Hindia

Belanda pada masa pemerintah Bupati ke IV (RMAA Tjakwara-

daja) yang menjabat pada tahun 1882 s/d 1927yang saat itu masih

berbentuk BANDAR yang akhirnya berubah menjadi Pelabuhan

Cilacap dengan 4 dermaga /tambatan antara lain:

1. Dermaga Adipati Donan atau sekarang dikenal dengan:

dermagaI,

2. Dermaga Singa Menggala ataun sekarang dikenal dengan:

dermagaII,

3. Dermaga Tjakrawerdaja atau sekarang dikenal dengan:

dermagaIII,

4. Dermaga Mantri Tambak atau sekarang dikenal dengan:

dermaga IV,

Dengan perkembangan jaman Dermaga di Pelabuahan Tanjung

Intan Cilacap mengalami penambahan FasilitasDermaga saat ini

masih di gunakan untuk kegiatan bongkar muat. Dengan adanya

perkembangan dan penambahan fasilitas Nama-nama Deramaga

juga dibagi menjadi beberapa nama sebagai berikut:

Page 11: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

17

TABEL 1.1

Kondisi dan Nama Dermag Tanjung Intan Cilacap

Nama Dermaga Panjang

(M’)

Kedalaman

(LWS)

Daya Dukung

Lantai(T/M’)

Dermaga I 157 -11 2,5

Dermaga II 134 -11 3,0

Dermaga III 50 -11 3,0

Dermaga IV 72 -10 3,0

Dermaga Multipurpose 150 -11,5 3,0

Dermaga VI 120 -11 3,0

Dermaga Kapal Tunda

(Kepanduan)

50 -4 2,0

Dermaga Batu Bara 70 -7,5 2,5

Sumber : PT PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Intan Cilacap

Oleh karena perkembangan pelabuhan dan semakin meningkatnya

traffic maka rambu suar pembantu yang berada di Tanjung Sodong Nusa

Kambangan tersebut pada tahun 1984/1985 dipindahkan atau digeser

posisinya ke arah Barat sejauh kurang lebih 400 m’ pergeseran susar

pembantu ini bertepatan dengan pembangunan dermaga khusus pupuk

Sriwijaya. Pada tanggal 18 juni 1969 Pelabuhan Cilacap oleh pemerintah

ditetapkan sebagai Pelabuhan laut yang terbuka untuk perdagangan umum

luar negeri, dengan Surat Keputusan Bersama: Menteri Perdagangan,

Page 12: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

18

Menteri Keuangan dan Menteri Perhubungan dengan Nomor :

114/Kpb/VI69, Nomor : Kep.408/MK/4/6/1969 dan Nomor: 0.10/3/18

MBHB.

Pada Tahun 1996 terjadi perubahan nama Pelabuhan Laut Cilacap

menjadi Pelabuhan Laut Tanjung Intan berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Perhubungan Nomor : KM. 39 Tahun 1996 dan peresmianya

dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 1996 sekaligus pemansangan tiang

pancang tiang pancang penyambungan Dermaga I & II oleh Menko

bidang POLKAM H. Soesilo Soedarman dan Gubernur Jawa Tengah H.

Suwardi. Pada Tahun 1997 penetapan Pelabuhan Laut Janjung Intan

menjadi Pelabuhan kelas I di jawa Tengah berdasarkan Surat Keputusan

Direksi PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia III Surabaya dengan

Nomor : KEP.16.4/RP.1.16/PIII-97 tanggal 10 April 1997.

2. Visi dan Misi PT. PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Intan

Cilacap

VISI

Menjadikan Pelabuhan Tanjung Intan sebagai Pelabuhan dengan Laju

Pertumbuhan Tinggi.

MISI

a. Menyediakan dan Memberikan Jasa Kepelabuhanan yang bermutu

tinggi bagi kepentingan pelayanan masyarakat umum serta memupuk

keuntungan melalui pengelolaan perusahaan yang professional.

b. Memberikan konstribusi kepada Negara dengan menerapkan prinsip-

prinsip perseroan Terbatas.

c. Turut serta melaksanakan kebijakan program pemerintah di bidang

ekonomi/pembangunan serta perkembangan dunia usaha guna

mendorong/menumbuh kembangkan perekonomian wilayah.

d. Menciptakan nilai tambah ekonomis bagi para stakeholder melalui

kegiatan jasa-jasa inti Kepelabuhanan dan jasa-jasa terkait dengan

mempertimbangkan etika usaha yang sehat

Page 13: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

19

GAMBAR 1

STRUKTUR ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB FUNGSI

MASING-MASING BAGIAN

Sumber : PT. PELINDO III (PERSERO) CABANG TANJUNG INTAN

CILACAP

DIREKTUR

MARKETING

STAF

PERSONALIA

KEPALA

BIDANG

OPERASIONAL

KEPALA

BIDANG

KEUANGAN DAN

AKUTANSI

KEPALA BIDANG

PELAYARAN

KEPALA

BAGIAN

BONGKAR

MUAT

KEPALA BAGIAN

GENERAL

KONTRAKTOR

KEPALA BAGIAN

PERALATAN

Ka Sub. Bagian

GUDANG

Ka Sub Bagian

LAPANGAN

Ka Sub Bagian

Page 14: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

20

A. Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Bagian

Dalam menjalankan kegiatan masing-masing bagian memiliki tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut :

1. Direktur

Tugas dan tanggung jawab adalah mewakili perusahaan didalam dan diluar

hukum merumuskan kebijakan umum perusahaan dalam bidang

operasional, administrasi, personalia, keuangan dan tata tertib organisasi

serta sebagai pimpinan utama bagi para kepala bagian.

2. Staf Marketing

Staf marketing bertanggung jawab kepada direktur dan mempunyai tugas-

tugas pokok sebagai berikut :

a. Mencari pengguna jasa sebanyak-banyaknya.

b. Menyusun anggaran produksi.

c. Menjaga hubungan baik dengan pengguna jasa yang telah ada.

d. Mengawasi kelancaran laporan-laporan ke kantor pusat.

3. Kepala Bidang Personalia

Kepala bidang personalia bertanggung jawab kepada direktur mempunyai

tugas-tugas sebagai berikut :

a. Membantu direktur dalam pembinaan dan pengurusan segala sesuatu

yang bersifat umum.

b. Menyimpulkan, memiliki dan mempersiapkan data-data kegiatan di

segala bidang untuk menyusun program kerja.

4. Kepala Bidang Operasional

Kepala bidang operasional bertanggung jawab kepada direktur yang

mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengecek dan menyelesaikan permohonan fasilitas pelabuhan serta

dalam hal pembayaran.

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi serta pekerjaan yang

berhubungan dengan pelayaran kapal.

Page 15: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

21

c. Melayani kebutuhan kapal yang berhubungan dengan crew maupun

untuk pengisian air.

5. Kepala Bidan Keuangan dan Akutansi

Kepala bidang keuangan dan akutansi bertanggung jawab kepada direktur

dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut:

a. Mengatur tersedianya dana untuk kelancaran operasional perusahaan.

b. Menjamin terselenggaranya administrasi umum keuangan dan

akutansi sesuai dengan nominal yang ada.

c. Mengkoordinir penyusunan anggaran dana investasi perusahaan.

6. Kepala Bagian Pelayaran

Kepala bagian pelayaran bertanggung jawab kepada direktur dan

mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan di bagian pelayaran.

b. Merencanakan dan menyusun semua kegiatan di bagian penanganan

kapal.

c. Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang ada di

dalam kegiatan pelayaran.

7. Kepala Bagian Bongkar Muat

Kepala bagian bongkar muat bertanggung jawab kepada direktur dan

mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan dan menyusun kegiatan di bagian bongkar muat barang.

b. Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan di bagian bongkar muat

barang.

c. Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang ada di

dalam kegiatan bongkar muat barang.

8. Kepala Bagian General Kontraktot

Kepala bagian General Kontraktor bertanggung jawab kepada direktur dan

mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan di bagian general

kontraktor.

b. Merencanakan dan menyusun kegiatan di bagian general kontraktor.

Page 16: Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhanrepository.stimart-amni.ac.id/1315/2/ISI BAB II.pdfb. Giliran Kerja II :pukul 16.00-24.00 c. Giliran Kerja III :pukul 24.00-08.00 Dengan

22

c. Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang ada di

dalam kegiatan general kontraktor.

9. Kepala Sub. Bagian Peralatan

Kepala Sub. Peralatan tidak langsung bertanggung jawab kepada direktur

melainkan bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar muat dan

mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyiapkan semua peralatan mekanis non mekanis

b. Mengkoordinir pengoperasian semua peralatan serta mengadakan

perawatan dan pemeliharaan terhadap semua peralatan bongkar muat.

10. Kepala Sub. Bagian Gedung

Kepala Sub. Bagian Gudang tidak langsung bertanggung jawab kepala

direktur namun bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar muat

dan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Menyiapkan dan menyediakan penyimpanan pralatan bongkar muat.

b. Merawat dan memelihara gudang apabila terjadi kerusakan pada

gudang.

c. Bekerja sama dalam mengkoordinir pengoperasian peralatan bongkar

muat bersama kepala sub.bagian peralatan.

11. Kepala Sub. Bagian Lapangan

Kepala Sub. Bagian Lapangan tidak langsung bertanggung jawab kepada

direktur namun bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar muat

dan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

a. Memeriksa dan memastikan apakah tempat kerja bongkar muat di

pelabuhan sudah dapat di lakukan.

b. Menyelesaikan semua masalah yang timbul di dalam lapangan tempat

kerja bongkar muat.