penyelamatan sumber daya alam indonesia … · turunan uu nomor 31 tahun 2004 dan perubahan uu...
TRANSCRIPT
MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL
PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA
SEKTOR KELAUTAN[Gorontalo – Sulawesi Utara – Sulawesi Barat – Maluku Utara]
GORONTALO, 9 JUNI 2015
1
FOKUS AREA RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI:
2
1. Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut
2. Penataan Perizinan Kelautan Kelautan dan Perikanan
3. Pelaksanaan Kewajiban Para Pihak
4. Pemenuhan Hak-Hak Masyarakat
N0 PROVINSI STATUS RZWP3K (PERDA)
1 Gorontalo Belum Perda, Masih diperlukan perbaikan Dokumen Awal
2 Sulawesi Utara
Belum perda, Masih diperlukan perbaikan Dokumen Final
3 Sulawesi Barat
Belum Perda, Masih proses penyiapan Dokumen Final
4 Maluku Utara
Perda namun proses dianggap belum sesuai, karena belum melalui tahapan pemberian tanggapan oleh K/L terkait pada forum Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) 3
Hasil dan status RZWP-3-K yang dicapai:
FOKUS AREA I: PENYUSUNAN TATA RUANG WILAYAH LAUT
FOKUS AREA I: ................................................................ Lanjutan
1. Masih rendahnya komitmen kuat dari Pengambilkeputusan;
2. Belum tersedianya data yang diperlukan untukpenyusunan RZWP-3-K secara memadai, baik kuantitasmaupun kualitas;
3. Masih kurangnya pemahaman teknis didalampenyusunan RZWP-3-K;
4. Terbatasnya kemampuan anggaran daerah untukpenyusunan RZWP-3-K;
5. Terdapatnya perubahan peraturan perundangan terkaitdengan kewenangan pengelolaan WP-3-K bagi Pemprov
4
Kendala Penyusunan RZWP-3-K , a.l.:
1. Telah disiapkan Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Pengelolaan WP-3-K Provinsi, yang meliputi:
a. Pedoman Teknis Penyusunan Peta RZWP-3-K;
b. Pedoman Teknis Penyusunan RSWP-3-K (Perdirjen 43/KEP-
DJKP3K/2013);
c. Pedoman Teknis Penyusunan RZWP-3-K (Perdirjen 44/KEP-
DJKP3K/2013);
d. Pedoman Teknis Penyusunan RPWP-3-K (Perdirjen 45/KEP-
DJKP3K/2013);
e. Pedoman Teknis Penyusunan RAPWP-3-K (Perdirjen 46/KEP-
DJKP3K/2013);
2. Telah dilaksanakan bimbingan teknis secara bertahap
mengenai penyusunan RZWP-3-K kepada anggota
PokJa/BKPRD Provinsi. 5
Upaya yang telah dilakukan, a.l.:
FOKUS AREA I: ................................................................ Lanjutan
3. Telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi dalam rangka Penyusunan RZWP-3-K Provinsi kepada Pemprov, Pimpinan Legislatif, Tokoh Masyarakat selaku stakeholders WP-3-K, dan kepada perguruan tinggi setempat;
4. Telah dilakukan fasilitasi Penyusunan RZWP-3-K Provinsi melalui anggaran APBN Pusat dan Dekon di 34 Provinsi;
5. Telah dilaksanakan pendampingan (asistensi teknis, supervisi) dan pemberian tanggapan teknis kepada provinsi didalam proses penyusunan RZWP-3-K;
6. Telah dilaksanakan pertemuan dalam rangka akselerasi perda RZWP-3-K provinsi setiap tahun (utk th 2015 akan diadakan pada minggu ke-2 bln Juni 2015 di Makasar);
6
Upaya yang telah dilakukan, a.l.:
FOKUS AREA I: ................................................................ Lanjutan
UU 23/2014 Pemberian kewenanganpengelolaan laut kepada pemerintah Pusat danProvinsi,
Dokumen RZWP-3-K yang disusun oleh Kab./kota agar diserahkan kepada
Gubernur untuk ditetapkan sebagai bagian dari Perda RZWP-3-K Provinsi.
7
Upaya yang telah dilakukan terkait UU 23/2014, a.l.:
FOKUS AREA I: ................................................................ Lanjutan
KEMAJUAN PENATAAN RUANG LAUT SECARA NASIONAL
DAERAHPERDA DALAM PROSES
KETERANGANJUMLAH % JUMLAH %
PROVINSI 5 14.71 23 67.64 34 PROVINSI
KAB/KOTA 15 4.62 104 32.00 325 KAB/KOTA
8
FOKUS AREA I: ................................................................ Lanjutan
1. Pembentukan Satgas Pemberantasan IUU Fishing2. Penerbitan Peraturan Menteri terkait pengelolaan
kegiatan/usaha perikanan, yaitu:• No.56/2014 tentang Penghentian Sementara Perizinan Usaha Perikanan Tangkap di WPP NRI;
• No. 57/2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kelautan dan PerikananNomor PER.30/MEN/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah PengelolaanPerikanan Negara Republik Indonesia;
• No.58/2014 tentang Disiplin Pegawai ASNdi Lingkungan KKP dalam pelaksanaan MoratoriumUsaha Perizinan, Transhipment dan Penggunaan Nakhoda dan ABK Asing;
• No.1/2015 tentang Penangkapan Penangkapan lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla, spp.)dan rajungan (Portunus pelagicus, spp.);
• No.2/2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (trawls) danPukat Tarik (seine nets) di WPP-RI.
• No.4/KEPMEN-KP/2015 tentang Tim Analisis dan Evaluasi Kapal Perikanan yangPembangunannya di Luar Negeri
• No.10/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor56/PERMEN-KP/2014 Tentang Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan UsahaPerikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
9
Upaya yang telah dilakukan, a.l.:
FOKUS AREA II: PENATAAN PERIJINAN
a. Sudah ditetapkani. PP (Peraturan Pemerintah) : 2 dokumenii. Perpres (Peraturan Presiden) : 2 dokumeniii. Permen (Peraturan Menteri) : 8 dokumen
b. Dalam Proses PembahasanTurunan UU Nomor 27 tahun 2007 jo. UU Nomor 1 Tahun 2014i. PP (Peraturan Pemerintah) : 1 dokumenii. Perpres (Peraturan Presiden) : 5 dokumeniii. Permen (Peraturan Menteri) : 1 dokumen
Turunan UU Nomor 31 Tahun 2004 dan Perubahan UU Nomor 45 Tahun 2009i. PP (Peraturan Pemerintah) : 1 dokumenii. Kepmen (Keputusan Menteri) : 5 dokumen
c. Amanat Tindak Lanjut dari UU Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautani. PP (Peraturan Pemerintah) : 9 dokumenii. Perpres (Peraturan Presiden) : 1 dokumen 10
3. Menginisiasi dan proaktif dalam penyusunan peraturanterkait pengelolaan sumberdaya kelautan, pesisir danpulau-pulau kecil
FOKUS AREA II: ................................................................ Lanjutan
11
Menangani 43 kasus pelanggaran perijinanbidang perikanan tangkap sampai denganTriwulan II 2015, yaitu:
1. 31 (Tiga puluh satu) kasus dilakukan proses hukum:
- 16 (Enam belas) kasus proses penyidikan;
- 5 (Lima) kasus P21; dan
- 10 (Sepuluh) kasus dalam proses persidangan.
2. 11 (Sebelas) kasus diberikan sanksi administrasi
3. 1 (Satu) kasus masih dalam proses penelitian
Hasil yang Dicapai, a.l.:
FOKUS AREA II: ................................................................ Lanjutan
HASIL OPERASI KAPAL PENGAWAS [PERIODE 2010-2015]
12
TAHUNDIPERIKSA DITANGKAP (Kapal)
(Unit Kapal) KII KIA KII+KIA
2010 2.255 24 159 183
2011 3.348 31 75 106
2012 4.326 42 70 112
2013 3.871 24 44 68
2014 2.044 27 16 43
2015 1.169 22 28 50*
JUMLAH 17.013 170 392 562
FOKUS AREA II: ................................................................ Lanjutan
Ket:KII = Kapal Ikan IndonesiaKIA = Kapal Ikan Asing
JUMLAH IZIN KAPAL 10-30 GT YANG DILAPORKAN KE PUSAT
13
No ProvinsiJumlah Izin Kapal (SIPI/SIKPI)
2012 2013 2014
1 Gorontalo 90 95 102
2 Sulawesi Utara 275 388 444
3 Sulawesi Barat x x x
4 Maluku Utara 76 x x
• PERMEN KP No. PER.30/ MEN/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkapdi WPP-NRI, Gubernur menyampaikan laporan SIUP, SIPI & SIKPI yangditerbitkannya kepada Menteri KKP melalui Dirjen PT setiap 6 (enam) bulan
• Laporan dimaksud sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakanpengelolaan perikanan
x = tidak menyampaikan laporan
FOKUS AREA II: ................................................................ Lanjutan
Kendala:
1. Secara rutin Daerah sudah disurati, namun sebagianmasih belum merespon surat tersebut.
2. Beberapa daerah menunggu kompilasi data dariKabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsinya;
14
Alternatif Solusi:
1. Harus jelas NSPK yang mengatur Perizinan tersebut
2. Terdapat NSPK yang bersifat cross-cutting menyangkut K/Lterkait, seperti: pengaturan wisata bahari denganKementerian Pariwisata; hutan bakau terkait KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan, dll.
3. Harus adanya penghargaan (reward) dan sanksi(punishment) yang jelas terhadap Provinsi yang tidak rutinmenyampaikan laporan perizinanannya.
FOKUS AREA II: ................................................................ Lanjutan
PERKEMBANGAN PERIZINAN (SIPI/SIKPI)KAPAL PERIKANAN PASCA MORATORIUM
PER TANGGAL 5 Juni 2015
No. URAIAN 3 Nov 14 29 Mei 2015 5 Juni 2015
1 Jumlah Kapal Buatan Luar Negeri 1.132 384 357
2 Jumlah Kapal Buatan Dalam Negeri 3.832 3.455 3.389
a. Inka Mina 196 245 252
b. Non-Inka Mina 3.636 3.210 3.137
Jumlah Kapal Luar Negeri + Dalam Negeri 4.964 3.839 3.746
FOKUS AREA II: ................................................................ Lanjutan
16
PERKEMBANGAN SIPI/SIKPI KAPAL BUATAN LUAR NEGERI PASCA MORATORIUM
Per 29 Mei 2015
384 Kapal
Per 5 Juni 2015
357 Kapal- 27
Keterangan : Data per 5 Juni 2015
Expired tidak diperpanjang karenamoratorium = 27 kapal
FOKUS AREA II: ................................................................ Lanjutan
FOKUS AREA III: PELAKSANAAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
PARA PIHAK
PUSAT
Civil Society
Organization (CSO)
DAERAH (PROV/KAB/KOTA)
APARAT PENEGAK HUKUM
PELAKU USAHA
ISU STRATEGIS:
1. Belum memadainyaidentifikasi setiap jeniskewajiban para pihak terkaitpemanfaatan sumberdayakelautan dan perikanan
2. Tingkat kepatuhan parapihak memenuhi kewajibanmasih rendah
3. Koordinasi lintas sektor didaerah masih lemah
4. Belum terdapat sistem data dan informasi yang terintegrasi terkait denganperizinan di sektorsumberdaya alam, khususnyauntuk aktivitas yang menggunakan ruang pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil.
1. Pemerintah Pusat:
a. Perwakilan dari Kementerian/Lembaga di Pusat agar konsistendan tetap berkomitmen tinggi membantu KKP dalammenyelesaikan seluruh rencana aksi dalam fokus area ini.
b. Pejabat Eselon I KKP agar memprioritaskan tindak lanjutRencana Aksi
c. Itjen untuk mengawal tindak lanjut Rencana Aksi
2. Pemerintah Daerah:
a. Meningkatkan Sosialisasi kepada semua stakeholders terkaitpelaksanaan kewajiban setiap pelaku usaha di sektor kelautan danperikanan;
b. Mendorong setiap pelaku usaha di sektor kelautan dan perikananuntuk mengikuti aturan yang ada;
c. Melakukan monitoring, evaluasi, dan tindak Ianjut atas hasilkewajiban pelaku usahamengisi Tabel Monitoring 18
FOKUS AREA III: .................................................. Lanjutan
3. Pelaku Usaha, agar melakukan pelaporan pelaksanaan kewajibankepada pemberi izin
4. Civil Society Organization (CSO), agar memonitoring pelaksanaanrencana aksi dan kewajiban para pihak serta melaporkan kepada APHjika terjadi pelanggaran hukum dalam pelaksanaan rencana aksi dankewajiban para pihak.
5. Aparat Penegak Hukum, agar:
a. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan rencana aksi dankewajiban para pihak terutama untuk mendeteksi tindakan-tindakanyang melanggar hukum.
b. Melakukan upaya hukum terhadap setiap bentuk pelanggaran hukumberkenaan dengan penggunaan ruang laut dan pengelolaansumberdaya di dalamnya
6. Khusus kepada KPK, agar dapat mengkoordinir dan memfasilitasipenyelesaian masalah koordinasi antar unit kerja baik di Pusat maupunantara Pusat dengan Daerah.
19
FOKUS AREA III: PELAKSANAAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
FOKUS AREA IV: PEMENUHAN HAK-HAK MASYARAKAT
20
ISU STRATEGIS:
Belum memadainyaidentifikasi hak-hak
masyarakat yang adadi laut dan jugaimpelementasi
pemenuhan akan hak-hak tersebut
MENGACU:
Hak-hak masyarakat yangdiatur dalam: UU Perikanan UU Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil UU Kelautan Peraturan Daerah
(prov/kab/kota)
Hak-hak masyarakat adat(misal: hak ulayat)
Hak kepemilikan
Hak sosial
Jaminan keamanan
Menjamin:- Akses publik terhadap
sempadan pantai, - Akses masyarakat terhadap
perairan pesisir- Kearifan lokal lainnya
(termasuk didalamnyapelaksanaan resolusi konflik)
1. Melalui Forum Rapat ini agar:a. Kita bangun komitmen untuk menjadi bagian dari upaya
pencegahan korupsib. Pemerintah daerah lebih transparan dalam penyediaan data dan
informasi serta pengungkapan kendala-kendala yang dihadapi.
2. Mengesampingkan egosektoral; Meningkatkan koordinasi Pusat-Daerah/lintas Kementerian; serta hilangkan conflict of interest.
3. Mari selesaikan pekerjaan rumah yang mendesak, a.l:a. Pengaturan hal-hal yang masih melekat di kab/kota
sehubungan berpindahnya kewenangan ke provinsi (sesuai UU 23/2014), seperti pelestarian pesisir & penyelenggaraan karantina ikan, pengedalian mutu, dan keamanan hasil perikanan
b. Integrasi data dan informasi terkait perijinan.c. Penyusunan SOP/mekanisme pelayanan perizinan (mudah &
sederhana)d. Peningkatan kompetensi SDM
21