penyebab kerontokan bunga dan buah
TRANSCRIPT
Nama : Putrie Rahayu
Nim : 0810483073
TUGAS TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA
1. Penyebab kerontokan bunga dan buah?
Kerontokan buah dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah tingginya
kandungan etilen dan rendahnya kandungan auksin (Aneja et al., 1999), serta rendahnya
pasokan asimilat yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan buah (Archbold,
1999).
Handajani (1987) mengemukakan bahwa kerontokan buah apel yang terjadi sebelum
panen berkaitan dengan mekanisme pengendalian secara hormonal. Kerontokan buah juga
ditentukan oleh tingkat kemudahan buah dalam memperoleh asimilat. Menurut Purnomo
(1987), persentase buah muda di bagian pangkal malai lebih banyak daripada di bagian
tengah atau pucuk karena buah pada bagian pangkal malai lebih dekat dengan daun.
Davenport dan Nunez-Elisea (1997) menyatakan bahwa etilen merupakan hormon
yang paling mendukung terjadinya proses kerontokan buah, sedangkan auksin paling
berperan dalam mencegah proses kerontokan buah. Menurut Sexton (1995), konsentrasi
etilen 1-8 ppm pada umumnya menyebabkan kerontokan buah.
Menurut Libbenga dan Mennes (1995), ada dua macam cara kerja hormon. Yang
pertama adalah melalui pembentukan protein reseptor intraseluler yang terlibat langsung
pada ekspresi gen pada tingkat translasi atau transkripsi. Yang kedua adalah melalui
protein reseptor yang terikat membran plasma yang berfungsi sebagai sistem sensor
tingkat hormonal eksternal dan sinyal transduksi intraseluler.
Poliamin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh penting yang mendukung
pembelahan sel. Jenis poliamin yang banyak dijumpai adalah putresin, spermidin, dan
spermin (Davies, 1995). Peranan yang lain menurut Galston dan Kaur-Sawhney (1995)
adalah menghambat proses kerontokan buah dengan cara menghambat konversi
methionin dan ACC menjadi etilen serta menghambat aktivitas ACC sintase dan ACC
oksidase.
2. Mengapa jika batang apel dilengkungkan dengan posisi mendatar tunas dapat
tumbuh dengan baik?
Dahan atau cabang yang tumbuh tegak lurus sulit menumbuhkan bunga. Oleh karena
itu, dahan ini harus dihambat pertumbuhan vegetatifnya dengan melengkungkannya
sehingga posisinya mendatar. Caranya, dahan atau cabang ditarik ke bawah menggunakan
tali yang diikatkan pada pasak. Kalau posisi dahan menegak, maka hormon auksinlah
yang berperan, sehingga tanaman lebih terangsang untuk menumbuhkan tunas-tunas baru.
Sebaliknya kalau dahan tadi telah ditarik sampai posisinya mendatar, maka etilen akan
mempengaruhi tanaman agar segera membutuhkan bunga.
Pelengkungan dahan pada apel bisa menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman tapi
sekaligus juga merangsang pertumbuhan generatifnya. Biasanya, pelengkungan itu
disertai dengan perompesan daun, untuk menumbuhkan tunas-tunas baru. Uniknya,
beberapa lama kemudian tunas bunga akan turut muncul bersamaan dengan munculnya
pucuk daun muda.
Pelengkungan dahan itu membuat pertumbuhan tunas terhambat. Sebaliknya, dengan
pelengkungan itu proses asimilasi justru menjadi lebih besar, sehingga produksi
karbohidrat dalam daun meningkat. Sementara itu, karena dahannya dilengkungkan, maka
penyaluran karbohidrat menjadi tertahan. Akibatnya, karbohidrat banyak menumpuk di
bagian-bagian batang yang bakal menumbuhkan tunas bunga.
3. Kenapa empat mata ujung batang apel harus dipotong?
Empat mata ujung batang apel harus dipotong agar tunas dapat tumbuh rata disemua arah
dan untuk menghilangkan auksin sehingga terbentuk bunga.
Menurut Subiyanto dan Bintoro (1980) pemotongan ujung mata batang apel akan
meningkatkan nisbah C/N. Nisbah C/N yang tinggi mengakibatkan penumpukan
karbohidrat yang akhirnya merangsang pembentukan bunga dan buah, serta penggunaan
radiasi surya oleh tanaman lebih efisien sehingga diperoleh hasil fotosintesis bersih per
unit luas daun lebih besar daripada tanaman yang tidak dipangkas. Sunaryono (1977)
menyatakan bahwa tanaman berbunga bila kandungan karbohidrat dan nitrogen
sebanding sehingga rasio C/N seimbang.
Sumber:
http://sujarokim.wordpress.com/2010/11/05/agar-tanaman-cepat-berbuah/
http://202.124.205.107/files/BAG063402sak.pdf
http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/jurnal_pdf/182/Yulianto_lengkeng.pdf