penuntun csl blok biomedik iv
DESCRIPTION
okTRANSCRIPT
PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK
BLOK BIOMEDIK IV
SEMESTER II
PRODI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM
2014
PRAKTIKUM ANATOMI
TRACTUS DIGESTIVUS
Tractus digestivus terdiri dari :
Organ yang membentuk saluran digestivus
Organ asesoris yang membantu pencernaan
Organ yang membentuk saluran digestivus terdiri atas :
Cavum oris
Oesophagus
Gaster
Intestinum tenue
Intestinum erassum
Organ asesoris yang membantu pencernaan adalah :
Hepar
Vesica felea
Pancreas
CAVUM ORIS
Cavum oris dapat dibagi atas :
Vestibulum oris
Cari dan pelajarilah :
Rima oris
M. Buccinator
Cavitas oris propria
Cari dan pelajarilah :
Palatum durum
Palatum molle
Alat-alat disekitar palatum molle dicari yaitu :
Plica palatoglossus
Plica palate pharyngeal
Uvula
Otot-otot palatum
M. tensor veli palatini
M. levator veli palatini
M. palate pharyngeus
M. palate glossus
M. uvula
Isi cavum oris
Lidah
Gigi
Lidah = lingua
Terdiri atas :
Dorsum lingua
Radix lingua
Dorsum lingua
Perhatikan bahwa dorsum lingua ditutupi oleh membrane mucosa yang ditaburi oleh papilla
Cari dan pelajarilah :
Papilla vallata
Papilla fungiformis
Papilla filiformis
Cari dan pelajarilah :
Sulcus terminalis
Yang membagi lidah atas pars anterior dan pars posterior
Foramen caecum
Pars inferior lingua
Perhatikan membrane mucosa yang licin
Cari dan pelajarilah :
Frenulum lingua
Plica fimbria
Cari dan pelajarilah :
Otot-otot lidah intrinsic
Terdiri atas :
Serabut longitudalis
Serabut transversalis
Serabut vertikalis
Otot-otot lidah extrinsic
Terdiri dari :
M. genioglossus
M. hyoglossus
M. styloglossus
M. palatoglossus
Cari dan pelajarilah glandula salivaris yang terdiri atas :
Glandula parotis
Glandula submandibularis
Glandula sublingualis
Beserta ductus excretoriusnya
Cari dan pelajarilah pembuluh darah lidah
A. Lingualis (cabang A. carotis externa)
R. Tonsilalis (cabang A. Facialis)
V. Lingualis
Cari dan pelajarilah persyarafan lidah yang merupakan cabang :
N. Hypoglossus
N. Facialis
N. Glossopharyngeus
N. mandibularis
Gigi
Cari dan pelajarilah bagian dari gigi :
Corona dentis
Radix dentis
PHARYNX
Setelah pharynx dan oesophagus dibersihkan, maka pada oropharynx cari dan pelajari otot-otot
yang terdapat pada pharynx yaitu :
M. Constrictor pharyngis superior
M. Constrictor pharyngis media
M. Constrictor pharyngis inferior
Pelajari bagaimana kelanjutan otot itu di oesophagus
Pelajarilah bagian dari oropharynx yang berhubungan dengan cavum oris melalui isthmus
faucium (isthmus oropharyngeal) yaitu :
Arcus palato glossalis
Arcus palato pharyngealis
Fossa tonsilaris yang berisi tonsila paltina
A. Tonsisaris
Cari dan pelajarilah pembuluh darah pharynx
A. Pharyngeal ascendens cabang A coratis externa
Plexus pharyngeus yang mengalir ke V. Yugularis interna
Cari dan pelajarilah persyarafan pharynx
Cabang N. Glosso pharyngeus
OESOPHAGUS
Pelajarilah bentuk oesophagus yang tidak lurus, tetapi membengkok pada 3 kurva
Pelajari dan cari bagian oesophagus yaitu :
Pars cervicalis
Pars abdominalis
Pelajarilah struktur oesophagus dengan memotong dinding dorsal oesophagus. Struktur
terdiri dari :
Stratum fibrosa
Stratum muscularis
Stratum submucosa
Stratum mucosa
Cari dan pelajarilah arteri yang mendarahi oesophagus yaitu A oesophagus dan vena yang
mengembalikan darah yaitu V. oesopageal
Cari dan pelajarilah pembuluh syaraf oesophagus yaitu plexus oesophagus, N. vagus.
VENTRICULUS
a. Pelajarilah proyeksi ventriculus pada regio hypocondrica sinistra dan regio
epigastrica dinding depan abdomen
b. Bayangkan bagaimana perubahan proyeksi pada lambung yang penuh berisi makanan
atau lambung sedang kosong
c. Pelajarilah bentuk ventriculus dan hubungannya dengan alat-alat sekitarnya
d. Carilah alat-alat penggantung ventriculus dan hubungannya dengan alat-alat
sekitarnya :
Omentum minus
Omentum mayus
Lig. Gastro colicum
Mesogastricum dorsal
Lig. Gastro lienalis
e. Ikutilah ventriculus dari atas kebawah
f. Carilah bagian ventriculus :
Cardia
Curvature minor
Curvature mayor
Pylorus
Fundus
g. Ikat bagian ujung bawah oesophagus dan bagian distal pylorus
h. Potonglah ujung distal oesophagus dan bagian distal pylorus dan lepaskan ventriculus
dari alat-alat sekitarnya
i. Pelajarilah bagian-bagian permukaan ventriculus dan carilah :
Cardia, fundus dan corpus ventriculi
Incisura angularis
Antrum pyloricum
Canalis pyloricum
j. Carilah pembuluh-pembuluh darah ventriculus :
A. gastrica dextra
A. gastrica sinistra
A. gastrica brevis
A. gastro epiploica dextra
A. gastro epiploica sinistra
k. Ventriculus dibuka menurut garis bekas omentum minus
l. Pelajarilah permukaan dalam ventriculus :
M. Sphincter pylori
Plicae gastrica (magenstrase)
m. Pelajarilah lapisan dinding ventriculus
INTESTINUM TENUE
a. Ikutilah jalannya intestinum tenue mulai dari batas distal pylorus sampai caecum
b. Pelajarilah bagian-bagian intestinum tenue dan carilah batas-batas bagian tersebut :
Duodenum
Jejunum
Ileum
DUODENUM DAN PANCREAS
a. Pelajarilah letak duodenum terhadap alat-alat sekitarnya dan hubungannya dengan
peritoneum
b. Pelajarilah dan carilah bagian-bagian serta batas-batas bagian duodenum :
Pars superior
Pars descendens
Pars inferior
Pars ascendens
c. Carilah ductus choledoctus sehingga saluran itu masuk kedalam duodenum
d. Pelajarilah letak dan hubungan hingga saluran itu masuk kedalam duodenum
e. Pelajarilah letak dan hubungan pancreas dengan alat-alat disekitarnya
f. Carilah bagian-bagian pancreas, dan pelajarilah bagian-bagian pancreas :
Caput pancreas
Colum pancreas
Corpus pancreas
Cauda pancreas
g. Carilah pembuluh darah untuk duodenum dan pancreas :
A. pancreatico duodenalis superior
A. pancreatico mayus dan caudalis
A. pancreatico duodalis inferior
h. Pelajarilah syaraf-syaraf ke pancreas, cabang-cabang plexus coeliacus
i. Lepaskan duodenum dan pancreas seluruhnya dari alat-alat yang terdapat dibawahnya
(dibelakangnya)
j. Potonglah duodenum menurut dataran mukanya dan carilah :
Papilla vateri
Papilla duodeni minor
Plica circularis kerekringi
Plica longitudinalis
YEYENUM DAN ILEUM
a. Carilah :
Flexura duodeno jejunalis dengan plica duodeno yeyunalis dan plica
duodenocolia
Tempat muara ileum ke caecum dengan plica ileo caecalis
b. Pelajari dan carilah vascularisasi intestinum yang berasal dari :
A. coeliaca/ a. lienalis
A. mesenterica superior
A. mesenterica inferior
c. Ikatlah usus halus pada 2 tempat :
± 5 cm sesudah batas duodeno yeyunum
± 5 cm sesudah batas ileum – caecum
d. Intestinum tenue dilepaskan seterlah dipotong pada ujung cranial dan distal yang diikat
dari pelekatannya sepanjang mesentrium
e. Bukalah ujung intestinum tenue dan bersihkan isinya
f. Ukurlah panjang usus halus
g. Gunting usus halus sepanjang bekas tempat perlekatannya pada mesentrium
h. Pelajarilah selaput lendirnya dan carilah :
Vili intestinalis
Plicae circulares
Nn. Ll. Solitarii
INTESTINUM CRASSUM
a. Pelajarilah dan carilah bagian-bagian colon dan batas-batas bagian tersebut :
Caecum dengan appendix vermiformis
Colon ascendens
Colon descendens
Colon transversum
Colon sigmoideum
b. Pelajarilah dan carilah bagian-bagian colon terhadap peritoneum pariental dan cari serta
pelajari letak :
Mescolon transversum
Mescolon sigmoideum
Plica caecalis
Appendix vermiformis
c. Pelajarilah dan carilah lengkung-lengkung colon serta susunan permukaan luar dinding
colon :
Flexura coli dextra dan sinistra
Flexura intersigmoidea
Apendic epiploicae
Taenia coli libera, tenia omentalis dan traenia mesocolica
d. Pelajarilah kedudukan appendix vermiformis
e. Carilah cabang-cabang pembuluh darah yang membentuk anastomose a. margianalis
Drummond :
A. colica media
A. colica dextra
A. colica sinistra
A. ileo colica
A. sigmoidea
f. Keluarkan colon setelah dipotong dan dilepaskan dari rectum, mescolon (mesentrium)
dan jaringan sekitarnya
g. Bersihkan colon dari isinya
h. Ukurlah panjang colon
i. Guntinglah colon sepanjang bekas tempat perlekatannya kemesentrium
j. Pelajarilah susunan permukaan dalamnya :
Valvulae coli dengan labium superius dan labium inferius
Ostium dan valvula processus vermiformis
Plica transversalis coli
Plaque peyeri
RECTUM
a. Pelajarilah bentuk panggul dan posisi rectum didalam rongga panggul
b. Pelajarilah hubungan dengan alat-alat panggul disekitarnya, baik pada laki-laki dan pada
wanita
c. Pelajarilah hubungan rectum dengan peritoneum
d. Carilah secara palpasi :
Excavatio rectovesicalis pada laki-laki/excavatio recto uterine (cavum douglasi)
pada wanita
Plica rectovesicalis/plica recto uterina
e. Carilah bagian rectum :
Pars ampularis
Pars analis
Flexura sacralis
Flexura perinealis
Flexura ventralis
Flexura dorsalis
f. Pelajarilah hubungan rectum dengan m. levator ani dan dengan fossa ischiorectalis
g. Carilah cabang syaraf dan pembuluh darah yang mengurus rectum :
AV. Rectalis superior
AV. Rectalis media
AV. Rectalis inferior
h. Rectum dikeluarkan bersama-sama alat urogenitalis
i. Potonglah dinding rectum memanjang dari atas kebawah sampai anus
j. Pelajarilah dan carilah bagian pada permukaan dalam rectum :
Plica transversalis
Daerah pecten
Columna rectalis morgagni
Sinus rectalis
M.m. sphincter ani internus, externus
a. Pelajarilah letak dan proyeksi hepar terhadap diaphragma, iga-iga dan dinding depan
abdomen serta pinggir arcus costrum dextrum
b. Pelajarilah bentuk hepar dan hubungannya dengan alat-alat disekitarnya
c. Pelajarilah hubungan hepar dengan peritoneum dan carilah alat-alat penggantungnya
Lig. Falciforme
Lig. Coronarium hepatis
Lig. Teres hepatis
Lig. Triangulare sinistra dan dextra
Lig. Venosum
Lig. Hepato duodenale/omentum minus
V. cava inferior
V. porta
d. Pelajarilah lobus kiri dan kanan hepar
e. Carilah alat-alat penting yang berhubungan dengan hepar :
Vesica fellea
V. porta
A. hepatica
Ductus hepaticus, ductus systicus, ductus choledochus
f. Pelajarilah letak vesica fellea terhadap hepar dan alat-alat disekitar serta proyeksikan
kedinding depan abdomen
g. Lepaskan/keluarkan hepar setelah memotong alat-alat penggantungnya; v. postea, a.
hepatica, ductus choledochus dan v. cava inferior (tepat pada muara vv. Hepatica)
h. Timbang dan ukurlah hepar
i. Pelajarilah bagian-bagian lobusnya dan dataran permukaan serta fisura-fisuranya
j. Pelajarilah relief dan impressions bekas-bekas alat dipermukaan hepar/bawah
k. Pelajarilah porta hepatis tempat masuknya :
A. hepatica
Ductus hepaticus
V. portae
l. Pelajarilah percabangan pembuluh darah dan ductus hepaticus
m. Pelajarilah bagian-bagian dan letak vesica fellea
Penuntun Praktikum Anatomi
Blok Gastroenterohepatologi
Deskripsi :
Praktikum ini mempelajari struktur anatomi organ-organ visceral abdomen (gaster,
intestinum tenue dan crassum, hepar).
Objektif :
1. Identifikasilah struktur anatomi gaster !
a. Temukanlah bagian cardia, fundus, corpus, antrum, pilorus gaster, curvatura
mayor dan curvatura minor!
b. Identifikasilah struktur otot yang menyusun gaster (otot longitudinal, sirkuler dan
oblique)!
c. Identifikasilah struktur dinding gaster (mucosa, submucosa, tunica muscularis,
tunika serosa)!
d. Identifikasilah vascularisasi dan persarafan gaster!
2. Identifikasilah struktur anatomi intestinum !
a. Identifikasilah bagian duodenum : pars superior, pars descendes, pars horizontal,
pars ascendens, ampula vateri.
b. Identifikasilah struktur otot pembentuk jejunum
c. Identifikasilah struktur otot pembentuk ileum
d. Carilah perbedaan jejunum dan ileum
e. Identifikasilah vascularisasi dan innervasi intestinum tenue pada mesenterium
f. Identifikasilah bagian intestinum crassum!
g. Identifikasilah tinea libra, tinea omentalis, tinea mesocolica, haustra, apendiks
epiploica, apendiks vermiformis.
h. Identifikasilah vascularisasi dan innervasi intestinum crassum pada mesocolon.
3. Identifikasilah struktur anatomi hepar!
a. Identifikasilah lobus hepar, ligamentum (alat penggantung hepar), vena porta,
ductus choledochus, vena hepaticus!
b. Identifikasilah porta hepatis dan struktur yang ada pada porta hepatis.
4. Identifikasilah selaput pembungkus organ viscera (peritonium visceralis dan parietalis
serta bursa omentalis yang dibentuknya).
Penuntun Praktikum Anatomi
Organ Reproduksi
Deskripsi :
Praktikum ini mempelajari struktur anatomi system reproduksi wanita dan pria.
Objektif :
System reproduksi wanita
1. Identifikasilah bagian-bagian tulang yang membentuk pelvis. Os sacrum, os coxae, os
coccygeus, pelvis mayor, pelvis minor, pintu atas panggul, pintu bawah panggul.
2. Identifikasilah alat-alat genitalia interna wanita dan bagian-bagiannya, Ovarium, tuba
fallopi, uterus, vagina.
3. Identifikasilah alat-alat fixasi uterus (Lig. ovari-propii,Lig. teres uteri,Lig. latum ,Lig.
suspensorium ovarii, Lig. Utero vesicalis , Lig. Utero sacralis .
4. Identifikasilah alat-alat genitalia externa wanita.
5. Identifikasilah persarafan organ genitalia wanita.
6. Identifikasilah vaskularisasi organ genitalia wanita.
System reproduksi Pria
1. Identifikasilah alat-alat genitalia interna pria dan bagian-bagiannya.
2. Identifikasilah lapisan testis dan funiculus spermaticus.
3. Identifikasilah alat-alat genitalia externa pria.
4. Identifikasilah persarafan organ genitalia pria.
5. Identifikasilah vaskularisasi organ genitalia pria.
1
1
2
3
PRAKTIKUM ANATOMI
SENSES ORGANS
Terdiri atas :
Mata Telinga Hidung
MATA
1. Pembungkus dari bola mataCarilah :
Tunica fibrosaTerdiri atas :
o Corneao Sclera
Tunica vascularis (choroid)Carilah :
o Corpus ciliariso Processus ciliariso Iriso M. Sphincter pupilo M. Dilator pupil
Retina Carilah :
o Pars iridica retinao Pars ciliaris retinao Pars optica retinao Ora seratao Optic disco Fovea centraliso Macula lutiao A. centralis retina
2. Media refrasiCarilah :
Aqueous humor Lensa
3. Mm. Extrinsic bola mataCari otot-otot extrinsic bola mata yaitu :
M. Rectus lateral M. Rectus medial M. Rectus superior M. Rectus inferior M. Obligus superior M. Obligus inferior
4. Kelopak mata (eyelids)Carilah :
M. Levator palpebra Fissura palpebra Canthus lateral & medial Plica epicantus Carancule lacrimalis Conjunctiva
5. Apparus lacrimalisCarilah :
Glandula lacrimalis Canaliculus lacrimalis Saccus lacrimalis Ductus nasolacrimalis
TELINGA
Telinga dapat dibagi atas :
Telinga luar Telinga tengah Telinga dalam
Telinga luar
Terdiri atas :
1. AuriculaCarilah :
Lobulus Helix Antihelix Concha Tragus Anti tragus
2. Meatus acusticus (auditorius) externusTelinga tengah :
Terdiri atas :
Cavum tympani Resessus epitympani
Carilah :
o Tulang pada telinga tengaho Maleuso Incuso Stapeso M. Tensor tympanio M. Stapediuso Chorda tympanio Tuba auditorius atau tuba pharyngo tympanio Foramen ovaleo Foramen rotundum
Diantara telinga luar dan telinga tengah terdapat membrane tympani
Carilah :
Umbo Pars faccida Pars tensa
Telinga dalam
Carilah :
Cochlea Vestibulum Canalis semisircularis N. Vestibularis N. cochlearis
HIDUNG
1. Carilah pada bagian luar hidung : Dorsum nasi Apex Nostril Septum nasalis
2. Carilah pada cavum nasi : Choanae Vestibulum Atrium Regio olfactorius Regio respiratorius
3. Carilah pada dinding lateral cavum nasi : Concha nasalis superior Concha nasalis media Concha nasalis inferior Meatus superior Meatus media Meatus inferior
4. Carilah sinus paranasalis : Sinus ethmoidalis Sinus frontalis Sinus maxillaries Sinus spenoidalis
PRAKTIKUM HISTOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA
TUJUAN PRAKTIKUM: 1. Memberi penjelasan terhadap materi perkuliahan dan bekal ketrampilan 2. Mengamati struktur organ reproduksi wanita 3. Melatih mahasiswa dalam hal kerja dalam Tim4. Melatih mahasiswa dalam hal penulisan laporan ilmiah
N
o.
Materi Praktikum
1
. Ovarium
2
.
Tuba Uterina (Tuba Fallopii)
3
.
Uterus
4
.
Kelenjar Mammar
Gambar 1
Ovarium
4 x 10 10 x 10
Keterangan Gambar
1. _____________________________________2. _____________________________________3. _____________________________________4. _____________________________________5. _____________________________________
Deskripsi Gambar 1
N
o.
Perihal Deskripsi
1
.
Folikel
de Graaf
2
.
Corpus
luteum
3
. Corpus
albicans
Gambar 2
Tuba Uterina (Fallopii)
10 x 10 10 x 40
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________2. _______________________________ 5. ___________________________3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 2
N
o.
Perihal Deskripsi
1
.
Mukosa
2
.
Jenis sel
pada epitel
1.
2.
3
.
Muskularis
4
.
Serosa
Gambar 3
Uterus
4 x 10 10 x 10
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________2. _______________________________ 5. ___________________________3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 3
N
o.
Perihal Deskripsi
1
.
Endometrium Dilapisi simple columnar epithelium; di bawah epitel
terdapat loose connective tissue dengan vaskularisasi yang
banyak
2
.
Myometrium Smooth muscle
3
.
Serosa /
adventisia
Gambar 4
Kelenjar Mamma
10 x 10 40 x 10
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________2. _______________________________ 5. ___________________________3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 4
N
o.
Perihal Deskripsi
1
.
Jenis kelenjar
2
.
Jaringan ikat
di sekitar alveoli
3
.
Sinus laktiferus
4
.
Duktus
laktiferus
5
.
Duktus
interlobularis
PRAKTIKUM HISTOLOGI
SISTEM REPRODUKSI PRIA
TUJUAN PRAKTIKUM: 1. Memberi penjelasan terhadap materi perkuliahan dan bekal ketrampilan 2. Mengamati struktur organ reproduksi pria 3. Melatih mahasiswa dalam hal kerja dalam Tim4. Melatih mahasiswa dalam hal penulisan laporan ilmiah
N
o. Materi Praktikum
1
.
Testis
2
.
Ductus epididymidis
3
.
Ductus deferens
4
.
Prostate gland
5
.
Penis
Gambar 1
Testis
10 x 10 10 x 40
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________2. _______________________________ 5. ___________________________3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 1
N
o.
Perihal Deskripsi
1
.
Jenis epitel
tubulus seminiferus
2
.
Jenis sel pada epitel
tubulus seminiferus
1.
2.
3.
4.
3
.Jaringan interstisial
4
.
Sel Leydig
(sel interstisial)
Gambar 2
Ductus Epididymidis
10 x 10 40 x 10
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________2. _______________________________ 5. ___________________________3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 2
N
o.
Perihal Deskripsi
1
.
Mukosa
2
.
Stereosilia Ada / Tidak Ada
3
.
Ketebalan otot
polos
Tebal / Tipis
4
. Connective tissue
Gambar 3
Ductus Deferens
10 x 10 40 x 10
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________2. _______________________________ 5. ___________________________3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 3
N
o.
Perihal Deskripsi
1
.
Mukosa
2
.
Stereosilia Ada / Tidak Ada
3
.
Lamina propria
4
.
Ketebalan otot
polos
Tebal / Tipis
Gambar 4
Prostate Gland
10 x 10 40 x 10
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________2. _______________________________ 5. ___________________________3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 4
N
o.
Perihal Deskripsi
1
.
Jenis kelenjar
2
.
Jenis epitel
pada kelenjar
3
.
Stroma
4
.
Konkremen
prostat
Gambar 5
Penis
4 x 10 10 x 10
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________2. _______________________________ 5. ___________________________3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 4
N
o.
Perihal Deskripsi
1
.
Tunica albuginea
2
.
Corpus
cavernosum
3
.
Corpus
spongiosum
KETERAMPILAN KLINIK
Pemeriksaan Fisik Abdomen
Pendahuluan
Modul ini dibuat untuk para mahasiswa untuk mencapai kemampuan tertentu
didalam pemeriksaan abdomen. Dengan mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan akan
mempunyai kemampuan sebagai berikut :
Tujuan Pembelajaran Umum
Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan abdomen:
1. Melakukan pemeriksaan fisik abdomen meliputi : inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dan
pemeriksaan ascites .
Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Mempersiapkan pasien tidur telentang
2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan dari pemeriksaan
3. Menyuruh pasien membuka pakaiannya
4. Menyuruh pasien agar relak dengan jalan memfleksikan sendi lutut dan mengadakan
pembicaraan dengan pasien
5. Menyuruh pasien agar melakukan apa apa yang disuruh oleh pemeriksa
6. Berdiri atau jongkok disebelah kanan pasien
7. Melakukan inspeksi abdomen pada saat berdiri disamping kanan pasien
8. Inspeksi apakah ada gerakan peristaltik usus waktu duduk dan posisi fleksi sendi lutut
9. Melakukan perkusi untuk mendapatkan orientasi empat kwadran dari abdomen
10. Melakukan perkusi menentukan batas antara paru dan hepar
11. Melakukan palpasi superficial
12. Mencari apakah ada nyeri tekan abdomen dan nyeri lepas abdomen
13. Melakukan pemeriksaan adanya ascites
14. Melakukan palpasi menemukan /meraba hepar, ginjal, limpa, dan vesica urinaria .
Anatomi dan fisiologi dinding abdomen
Muskulus rektus abdominis dapat diidentifikasi bila seseorang disuruh mengangkat
kepala dan bahu dalam posisi tiduran seperti pada gambar berikut .
Untuk memudahkan keterangan abdomen umumnya dibagi dalam empat kwadrant
dengan jalan membuat garis khayal yang memotong umbilikus. Yaitu Kwadran kanan atas,
kanan bawah, kiri atas dan kiri bawah .
Cara lain dapat juga dengan membagi abdomen menjadi 9 seksi ( regio ).
Tiga istilah sering dipakai yaitu : Epigastric ,Umbilikal, dan hypogastric atau supra
pubik .
Gb.1. Dinding anterior abdomen
Identifikasi kwadrant abdomen dan proyeksi alat/ organ dalam abdomen.
Bila kita memeriksa abdomen, beberapa struktur organ normal dalam abdomen dapat
diidentifikasi. Kolon sigmoid dapat diraba seperti tabung di kwadrant kiri bawah sedangkan
caecum dan bahagian dari kolon asenden seperti tabung yang lunak dan lebih lebar pada
kwadrant kanan bawah. Kolon tranversum dan kolon desenden juga mungkin dapat diraba .
Gb.2 Kwadran dari Abdomen
Metode Kwadrant
Kwadran Kanan atas Kwadran Kiri atas
- Hepar
- vesica fellea
- Pylorus
- Duodenum
- Caput pancreas
- Fleksura hepatika colon
- Sebagian kolon asendens
- Kolon tranversum
- Lobus kiri dari hepar
- Lambung
- Corpus pancreas
- Fleksura lienalis kolon
- Sebagian dari kolon
tranversum
- Kolon desenden
Kwadran Kanan bawah Kwadran kiri bawah
- Cecum dan appendik
- Sebagian colon acenden
- Kolon sigmoid
- Sebagian kolon desenden
Gb 3. 9 regio Abdomen ( metode region )
9 Regio AbdomenHipochodrium
kanan
Epigasrika Hypochodrium kiri
- Lobus hepar kanan
- Vesica Fellea
- Pylorus dan gaster- Duodenum- Pancreas- Bagian dari hepar
- Gaster - Ekor pancreas- Fleksura lienalis
kolon
Lumbal kanan
- Bagian duodenum
- Jejunum
Umbilikal
- Omentum - Mesenterium- Bagian distal
duodenum
Lumbal kiri
- Kolon desenden- Bagian Distal
duodenum - Jejunum
Inguinal Kanan Suprapubik
/HypogastrikInguinal kiri
- Cecum - Appendik- Bagian distal
ileum
- Ileum- Vesica Urinaria
- Colon sigmoid
Meskipun pinggir bawah hepar terletak dibawah pinggir arcus costarum kanan,
konsistensinya yang lunak sukar untuk diraba melalui dinding abdomen.
Pada level yang lebih bawah pada kwadran kanan atas, pool bawah ginjal kanan kadang-
kadang dapat diraba. Pulsasi dari aorta abdominalis sering terlihat dan dapat diraba pada
abdomen atas, sedangkan pulsasi arteri iliaca kadang kadang dapat diraba dikwadran bawah.
Vesica urinaria yang terisi penuh dan uterus hamil dapat diraba diatas simpisis pubis.
Cavum abdominal meluas ke atas dibawah iga- iga kearah dome dari diaphragma,
pada ruangan ini terletak sebahagian besar hepar dan gaster dan seluruh limpa normal yang
dapat dicapai pada palpasi dengan tangan. Perkusi akan membantu dalam menilai ketiga organ
ini. Vesica fellea, normal terletak dibawah hepar dan tidak dapat dibedakan dari jaringan hepar.
Duodenum dan pancreas juga terletak jauh didalam pada kwadran atas abdomen dan tidak
bisa diraba dalam keadaan normal.
Ginjal terletak pada regio posterior, dilindungi oleh iga. Sudut costovertebral adalah
regio dimana kita menilai nyeri tekan dan nyeri ketok pada ginjal.
Gb.4. Organ dalam rongga abdomen
Gb.4 a. Posterior view dari Ginjal
Gb.4.b. Organ dalam abdomen
Teknik Pemeriksaan Abdomen
Keadaan yang penting diperhatikan sewaktu pemeriksaan
1. Cahaya ruangan cukup baik
2. Pasien harus relak
3. Pakaian harus terbuka dari processus xyphoideus sampai sympisis pubis.
Untuk mendapatkan relaksasi dari pasien adalah :
1. Vesica urinaria harus dikosongkan lebih dahulu
2. Pasien dalam posisi tidur dengan bantal dibawah kepala dan lutut pada posisi fleksi
3. Kedua tangan disamping atau dilipat diatas dada. Bila tangan diatas kepala akan menarik
dan menegangkan otot perut
4. Telapak tangan pemeriksa harus cukup hangat, stetoskop juga cukup hangat, dan kuku harus
pendek. Dengan jalan menggesek gesekan tangan akan membuat telapak tangan jadi
hangat.
5. Suruh pasien menunjukkan tempat/area yang sakit , dan periksa area ini paling terakhir.
6. Lakukan pemeriksaan perlahan lahan, hindari gerakan yag cepat dan tak diinginkan
7. Jika perlu ajak pasien berbicara sehingga pasien akan lebih relak
8. Jika pasien sangat sensitif dan penggeli mulailah palpasi dengan tangan pasien sendiri
dibawah tangan pemeriksa kemudian secara perlahan lahan tangan pemeriksa
menggantikan tangan pasien
9. Perhatikan hasil pemeriksaan dengan memperhatikan rawut muka dan emosi pasien
I. INSPEKSI
Inspeksi abdomen dari posisi berdiri disebelah kanan pasien. Bila akan
melihat contour abdomen dan memperhatikan peristaltik, maka sebaiknya duduk atau jongkok
sehingga abdomen terlihat dari samping (tangensial)
Apa yang diinspeksi :
1. Kulit . Lihat apakah ada jaringan parut. Terangkan lokasinya , striae, dilatasi vena
2. Umbilikus : Lihat contour dan lokasinya, tanda tanda peradangan dan hernia umbilikalis.
3. Kontour dari abdomen. Apakah datar ( flat ), gembung ( protuberant), “rounded” Scaphoid, (
concave atau hollowed). Juga dilihat daerah inguinal dan femoral
4. Simetrisitas dari abdomen
5. Adanya organ yang membesar. Pada saat pasien bernafas perhatikan apakah hepar
membesar atau limpa membesar turun dibawah arcus costarum .
6. Apakah ada massa /tumor
7. Lihat Peristaltik usus. Peristaltik usus akan terlihat dalam keadaan normal pada orang sangat
kurus. Bila ada obstruksi usus perhatikan beberapa menit.
8. Pulsasi. Dalam keadaan normal pulsasi aorta sering terlihat di regio epigastrica .
II. AUSKULTASI
Auskultasi berguna dalam menilai pergerakan usus dan adanya stenosis arteri
atau adanya obstruksi vascular lainnya. Auskultasi paling baik dilakukan sebelum palpasi dan
perkusi karena palpasi dan perkusi akan mempengaruhi frekwensi dari bising usus. Letakan
stetoskop di abdomen secara baik .
Dengarlah bunyi usus dan catatlah frekwensi dan karakternya. Normal bunyi
usus terdiri dari “Clicks” dan “gurgles” dengan frekwensi 5 – 35 kali permenit. kadang-kadang
bisa didengar bunyi “Borborygmi” yaitu bunyi usus gurgles yang memanjang dan lebih keras
karena hyperperistaltik. Bunyi usus dapat berubah dalam keadaan seperti diare, obstruksi
intestinal, ileus paralitik, dan peritonitis.
Pada pasien dengan hypertensi dengarkan di epigastrium dan pada masing kwadran atas
bunyi “bruits vascular“ yang hampir sama dengan bunyi bising jantung (murmur).
Adanya bruits sistolik dan diastolik pada pasien hypertensi akibat dari stenosis arteri
renalis. Bruit sistolik di epigastrium dapat terdengar pada orang normal. Jika kita mencurigai
adanya insufisiensi arteri pada kaki maka dengarkanlah bruits sistolik diatas aorta, arteri iliaca,
dan arteri femoralis ( gambar 5 ) .
Gb.5 : Proyeksi arteri di dinding anterior abdomen
III. PERKUSI
Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, guna mengukur besarnya hepar dan
kadang limpa, mengetahui adanya cairan ascites, massa padat, massa yang berisi cairan, dan
adanya udara dalam gaster dan usus.
1. Orientasi perkusi
Lakukan perkusi yang benar diatas keempat kwadran untuk menilai distribusi
dari tympani dan pekak (dullness). Tympani biasanya menonjol bila adanya gas dalam traktus
digestivus, sedangkan cairan normal dan feces menyebabkan bunyi pekak (dullness). Catat
dimana tympani berubah menjadi pekak pada masing-masing sisi.
Cek area suprapubik, adakah pekak karena vesika urinaria yang penuh atau karena uterus
yang membesar .
2. Perkusi hepar
Lakukan perkusi pada linea midklavikularis kanan, mulailah setinggi bawah
umbilikus (area tympani) bergerak kearah atas ke hepar ( area pekak, pinggir bawah hepar).
Selanjutnya lakukan perkusi dari arah paru pada linea midklavikularis kanan kearah bawah ke
hepar ( pekak ) untuk menidentifikasi pinggir atas hepar. Sekarang ukurlah dalam centimeter
“vertical Span” / tingginya dari pekak hepar. Biasanya ukurannya lebih besar pada laki laki
daripada wanita, orang yang tinggi dari orang pendek. Hepar dinilai membesar, bila pinggir
atas hepar diatas dari ruang intercostalis V dan 1 cm diatas arcus costalis, atau panjang pekak
hepar lebih dari 6-12 cm, dan lobus kiri hepar 2 cm dibawah processus xyphoideus.
Gb.5 a.Perkusi hepar
Gambar 5 b Pekak hepar
3. Perkusi Limpa
Normal limpa terletak pada lengkung diafragma posterior dari linea mid aksilaris
kiri. Perkussi limpa penting bila limpa membesar ( Splenomegali ). Limpa dapat membesar
kearah anterior, ke bawah, dan ke medial yang menutupi daerah gaster dan kolon, yang
biasanya adalah timpani dengan pekak karena organ padat.
Bila kita mencurigai adanya splenomegali maka lakukanlah maneuver ini :
1. Lakukan perkusi pada ruang intercostalis terakhir pada linea aksilaris anterior kiri ( gambar
6 ). Ruangan ini biasanya timpani. Sekarang suruh pasien menarik nafas dalam dan perkusi
lagi. Bila limpa normal maka suaranya tetap timpani. Perobahan suara perkusi dari timpani
ke pekak pada saat inspirasi menyokong untuk pembesaran limpa. Kadang kadang mungkin
saja terdengar pekak dalam inspirasi tapi limpa masih normal. Hal ini memberikan tanda
positif palsu.
2. Lakukan perkusi dari beberapa arah dari timpani kearah area pekak dari limpa. ( gbr.7 ).
Cobalah utnuk membayangkan ukuran dari limpa. Jika area pekak besar maka menyokong
untuk splenomegali .
Perkusi dari limpa akan dipengaruhi oleh isi gaster dan kolon, tetapi
menyokong suatu splenomegali sebelum organ tersebut teraba.
Gambar : 5 C Perkusi Limpa
Gambar 5 D Palpa
Gambar 5 D Palpasi limpa
Gambar : 6 Palpasi Superficial Abdomen
IV. PALPASI
Palpasi superficial berguna untuk mengidentifikasi adanya tahanan otot (muscular
resistance), nyeri tekan dinding abdomen, dan beberapa organ dan masa yang superficial.
Dengan tangan dan lengan dalam posisi horizontal, mempergunakan ujung –ujung jari cobalah
gerakan yang enteng dan gentle.
Hindari gerakan yang tiba tiba dan tidak diharapkan. Secara pelan gerakkan dan rasakan
seluruh kwadran. Identifikasi setiap organ atau massa, area yang nyeri tekan, atau tahanan otot
yang meningkat (spasme). Gunakanlah kedua telapak tangan, satu diatas yang lain pada tempat
yang susah dipalpasi. ( contoh, pada orang gemuk).
Palpasi dalam dibutuhkan untuk mencari massa dalam abdomen. Dengan menggunakan
permukaan palmaris dari jari-jari anda, lakukanlah palpasi diseluruh kwadran untuk mengetahui
adanya massa, lokasi, ukuran, bentuk, mobilitas terhadap jaringan sekitarnya dan nyeri tekan.
Massa dalam abdomen dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara: fisiologis seperti uterus
yang hamil; inflamasi seperti divertikulitis kolon, pseudokista pancreas; vascular seperti
aneurysma aorta; neoplastik seperti mioma uteri, kanker kolon atau kanker ovarium atau karena
obstruksi seperti pembesaran vesika urinaria karena retensi urin.
1. Penilaian adanya iritasi peritoneum
Nyeri abdomen dan nyeri tekan abdomen, terutama bila disertai dengan spasme otot
dinding perut akan menyokong adanya inflamasi dari peritoneum parietal. Tentukan lokasinya
secara akurat dan tepat. Sebelum melakukan palpasi, suruh pasien batuk dan menunjukkan
dengan satu jari lokasi nyeri tersebut, kemudian palpasi tempat tersebut secara jentel. Dan carilah
adanya nyeri tekan lepas. Caranya dengan menekankan jari-jari secara lambat pada dinding
perut, kemudian tiba- tiba dilepaskan. Bila waktu jari tangan dilepaskan menyebabkan nyeri
yang tidak hanya nyeri tekan, maka disebut nyeri lepas positif.
2. Palpasi Hepar
Letakkan tangan kiri anda dibawah dan dorong setinggi iga 11 dan 12 pada posisi pasien
tidur telentang. Suruh pasien relak. Dengan cara menekan tangan kiri kearah depan maka hepar
akan mudah diraba dengan tangan kanan dianterior.
Letakkan tangan kanan pada perut sebelah kanan, lateral dari muskulus rektus dengan
ujung jari dibawah dari batas pekak hepar. Posisikan jari jari kearah cranial atau obliq, tekanlah
kebawah dan keatas.
Suruh pasien mengambil nafas dalam. Usahakan meraba hepar pada ujung jari karena hepar
akan bergerak kecaudal. Jika kamu telah merabanya, lepaskan tekanan palpasi sehingga hepar
dapat bergeser dibawah jari jari anda dan anda akan dapat meraba permukaan anterior dari
hepar( gambar 7). Pinggir hepar normal teraba lunak, tajam, dan rata.
Cara lain meraba hepar dengan metode “Teknik hooking” (gambar 7).
Caranya berdiri pada sebelah kanan pasien. Letakkan kedua tangan pada perut sebelah
kanan, dibawah dari pinggir pekak hepar. Tekankan dengan jari jari mengarah ke atas dan
pinggir costa. Suruh pasien bernafas abdomen dalam, akan teraba hati .
3. Palpasi limpa
Letakkan tangan kiri anda dibawah dari arkus kostarum kiri pasien, dorong dan tekan
kearah depan. Dengan tangan kanan dibawah pinggir costa, tekan kearah limpa. Mulailah palpasi
pada posisi limpa yang membesar. Suruh pasien nafas dalam kemudian usahakan meraba puncak
atau pinggir dari limpa karena limpa turun mengenai ujung jari. Catatlah adanya nyeri tekan,
nilai contour dari limpa dan ukur jarak antara titik terendah dari limpa dengan pinggir costa kiri.
Gambar 7 Palpasi Hepar teknik mengkait ( Hooking technic )
( Gambar Palpasi limpa )
Gambar 8 Pemeriksaan Bimanual Ginjal
4. Palpasi Ginjal
a. Ginjal kanan
Letakkan tangan kanan dibawah dan paralel dengan iga 12 dengan ujung jari menyentuh sudut costovertebral. Angkat dan dorong ginjal kanan kearah anterior. Letakkan tangan kanan secara gentle di kwadrant kanan atas sebelah lateral dan paralel dengan muskulus rektus. Suruh pasien bernafas dalam. Saat pasien dipuncak inspirasi, tekan tangan kanan cepat dan dalam ke kwadrant kanan atas dibawah pinggir arcus costarum dan ginjal kanan akan teraba diantara- antara tangan. Suruh pasien menahan nafas. Lepaskan tekanan tangan kanan secara pelan-pelan dan rasakan bagaimana ginjal kanan kembali ke posisi semula dalam ekpirasi. Jika ginjal kanan teraba tentukan ukuran, contour, dan adanya nyeri tekan.
b. Ginjal kiri
Untuk meraba ginjal kiri, pindahlah ke sebelah kiri pasien. Gunakan tangan kanan untuk mendorong dan mengangkat dari bawah, kemudian gunakan tangan kiri menekan kwadrant kiri atas. Lakukan seperti sebelumnya. Pada keadaan normal ginjal kiri jarang teraba .
c. Nyeri tekan ginjal
Nyeri tekan ginjal mungkin ditemui saat palpasi abdomen, tetapi juga dapat dilakukan pada sudut costovertebrae. Kadang- kadang penekanan pada ujung jari pada tempat tersebut cukup membuat nyeri, dan dapat pula ditinju dengan permukaan ulnar kepalan tangan kanan dengan beralaskan volar tangan kiri ( fish percussion).Gambar 9.
Gambar : 9 Nyeri ketok ginjal
5. Pemeriksaan Aorta
Tekanlah dengan tepat dan dalam pada abdomen atas sedikit ke kiri dari garis tengah dan identifikasi posisi aorta. Aorta orang dewasa normal tidak lebih dari 2 cm lebarnya (tidak termasuk ketebalan dinding abdomen ). Pada orang dewasa tua bila ditemui masa di abdomen atas dan berdenyut ( pulsasi) maka dicurigai adalah aneurisma aorta.
Gambar : 10 Palpasi Aorta
PEMERIKSAAN KHUSUS
A. PENILAIAN ADANYA ASCITES
Karena cairan ascites secara alamiah sesuai dengan gravitasi, sementara gas atau usus yang berisi udara terapung keatas, maka perkusi akan menghasilkan bunyi pekak di abdomen. Peta antara timpani dan pekak dapat dilihat pada gambar.
1. Tes untuk “ Shifting dullness ” (Gambar 11)
Setelah menandai batas timpani dan pekak, suruh pasien bergerak ke salah satu sisi
abdomen. Perkusi lagi diatas batas antara timpani dan pekak tadi. Pada pasien yang tidak ada
ascites, batasnya relative tetap.
2. Tes untuk adanya gelombang cairan ( Gambar 12)
Suruh pasien atau asisten menekankan pinggir kedua tangannya kearah dalam perut digaris tengah abdomen. Ketoklah dinding abdomen dengan ujung jari dan rasakan adanya impuls yang dirambatkan melalui cairan pada bagian yang berlawanan /berseberangan
Gambar : 11 Test Undulasi
Gambar : 12 Test Shifting dulness
Gambar : 13 Peta bunyi perkusi dari ascites
B. MENGETAHUI NYERI ABDOMEN
1. Pertama tama tanyakan pasien untuk menentukan dimana nyeri dimulai dan
dimana nyeri sekarang. Suruh pasien batuk. Tentukan apakah ada nyeri dan dimana lokasi
nyeri tersebut. Nyeri perut pada appendicitis yang klasik dimulai sekitar umbilicus dan
kemudian beralih ke kwadran kanan bawah. Bila disuruh batuk, pasien akan merasakan
lebih sakit dikanan bawah.
2. Mencari tempat adanya nyeri tekan lokal. Nyeri tekan kanan bawah menunjukkan
adanya appendicitis akut.
3. Merasakan adanya rigiditas otot (tahanan otot perut).
4. Melakukan pemeriksaan rectum. Pemeriksaan ini hanya untuk membantu menegakkan
diagnosis appendicitis, terutama yang letak appendiknya pada rongga pelvic. Nyeri pada
bagian kanan pelvis juga disebabkan oleh inflamasi adnexa atau vesikula seminalis.
Pemeriksaan tambahan
1. Melakukan pemeriksaan nyeri lepas pada daerah yang nyeri. Adanya nyeri lepas
menunjukkan inflamasi pada peritoneum seperti Appendicitis.
2. Melakukan test Tanda Rovsing dan radiasi dari nyeri lepas .
Tekanlah kwadran kiri bawah perut dan kemudian lepaskan tiba tiba. Bila nyeri terasa pada
kwadran kanan bawah ketika perut sebelah kiri ditekan, menunjukkan pemeriksaan tanda
Rovsing positif. Nyeri yang dirasakan pada kwadran kanan bawah ketika tekanan dilepaskan
menyokong suatu radiasi nyeri lepas yang positif.
3. Mencari tanda Psoas ( Psoas Sign) .
Letakkan tangan kanan pada lutut kanan penderita dan perintahkan penderita untuk
mengangkat kaki dan paha melawan tangan anda. Atau perintahkan pasien untuk tidur
dengan sisi kiri dan ektensikan tungkai pada sendi coxae. Fleksi kaki pada sendi coxae akan
mengkontraksikan M. psoas. Adanya nyeri perut dengan maneuver ini dikenal dengan Psoas
sign positif, yang menyokong adanya iritasi otot psoas oleh appendix yang sedang
inflamasi.
4. Menentukan adanya tanda Obturator ( Obturator Sign).
Fleksikan kaki pasien pada artikulatio coxae kanan dan sendi lutut . Kemudian rotasikan
kearah dalam (internal rotasi) pada sendi coxae. Nyeri pada hypogastrica kanan,
menandakan tanda obturator positif. Ini menyokong adanya iritasi pada otot obturator.
5. Mencari adanya hyperesthesia di daerah kanan bawah dengan cara memegang lipatan
kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk. Pada keadaa normal, maneuver ini tidak
menimbulkan nyeri
Gambar :14 Point test
Gambar : Test Iliopsoas (Iliopsoas sign)
C. PENILAIAN ADANYA KOLESISTITIS AKUT
Bila nyeri atau nyeri tekan pada perut kanan atas, dapat dicurigai adanya
kolesistitis akut. Maka lakukanlah test tanda Murphy (Murphy Sign). Tekan/kait dengan
empu jari atau jari jari lainnya dibawah arcus costrum kanan, pada perpotongan pinggir otot
muskulus rektus kanan dengan arcus costarum kanan. Perintahkan pasien untuk bernafas dalam.
Bila nyeri bertambah tajam sehingga pasien tiba-tiba menahan nafasnya, ini menunjukkan tanda
Murphy positif, yang menandakan adanya kolesistitis akut.
PETUNJUK UNTUK PRAKTEK PEMERIKSAAN FISIK
1. Bacalah instruksinya terlebih dahulu, ingatlah seluruh teknik dan anatomi dari abdomen
kalau perlu bukalah buku anatomi.
2. Suruhlah pasien membuka pakaian terutama abdomennya
3. Pasien dengan posisi telentang dengan bantal tipis.
4. Suruh pasien rilek, tangan bebas disamping. Jika perlu suruh pasien untuk fleksi pada lutut,
dan bernafas normal. Kalau perlu ajaklah pasien berbicara untuk membuat suasana rileks.
5. Gunakanlah waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan abdomen ini. Setiap penemuan
adalah penting.
6. Berdirilah atau duduklah disebelah kanan pasien
7. Beritahu pasien setiap jenis pemeriksaan yang anda lakukan
8. Suruhlah pasien memberikan respon bila adanya nyeri atau sensasi lain saat pemeriksaan
9. Pemeriksaan rektum dilakukan bila ada indikasi .
INSPEKSI
Perhatikan :
1. Kontour dan keadaan umum
2. Keadaan dari permukaan perut
3. Apakah ada retraksi atau penonjolan dinding perut
4. Bentuk simetris atau asimetris dari perut .
Perhatikan dan catat pergerakan kulit selama pernafasan
Perhatikan apakah adanya pigmentasi kulit, jaringan parut, pelebaran vena – vena
(venaektasia)
Perhatikan umbilicus (penonjolan atau retraksi)
Lihat dan perhatikan area inguinal.
AUSKULTASI
Letakkan stetoskop anda pada area seperti pada gambar. Lakukanlah auskultasi
secara simetris. Catatlah kalau ditemui bruits dan identifikasi bunyi usus normal .
PERKUSI
Lakukan perkusi untuk mendapatkan adanya daerah yang tympani dan pekak pada
seluruh kwadrant. Perkusi bagian bawah antara paru dan arcus aorta. Catatlah adanya daerah
pekak (dullness) pada sebelah kanan (daerah hepar) dan timpani pada sebelah kiri .
PERKUSI HEPAR
Lakukan perkusi pada linea midklavikular kanan mulai dari bawah arcus costa
(suara timpani) kearah cranial sampai terdengar pekak dari pinggir bawah hepar.
Kemudian cobalah untuk menentukan pinggir atas dari hepar dengan cara perkusi seperti cara diatas, tapi dari cranial kekaudal. Cobalah mengukur area pekak hepar dengan cm dan juga coba perkusi lobus kiri dari umbilicus ke mid sternum.
PERKUSI LIEN
Perkusilah ruangan interkostal dibawah linea axillaries anterior kiri . Bagaimana
bunyinya ? Kemudian perintahkan pasien menarik nafas dalam dan lakukanlah seperti yang tadi.
Apakah ada perbedaan ?
PALPASI
Lakukan Palpasi abdomen superficial secara sistematik. Tentukanlah tonus dan inflamasi
dari otot abdomen, dan adanya penonjolan
Periksalah adanya nyeri tekan dan nyeri lepas
Periksalah adanya ascites
Lakukan palpasi hepar
Lakukan palpasi limpa
Lakukan palpasi ginjal, vesica urinaria, dan aorta
PEMERIKSAAN ASCITES
Lakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya ascites dengan cara :
Cara Shifting Dullness
Cara Undulasi
MENGETAHUI NYERI ABDOMEN
Lakukanlah pemeriksaan untuk mencari adanya nyeri abdomen
Nyeri lepas
Tanda Illio psoas
Tanda Obturator
CHEK LIST
PEMERIKSAAN ABDOMEN:
No Point penilaian SKOR
0 1 2 3
1. Memberikan salam pembuka
saling memperkenalkan diri
2. Menginformasikan kepada pasien
tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan
3. Berdiri di sisi kanan pasien
4. Meminta pasien untuk berbaring
dengan posisi telentang
5. Meminta pasien untuk membuka
pakaian
6. Membuat pasien dalam posisi
relaks dengan menekukkan lutut
7. Melakukan inspeksi pada posisi
berdiri
Inspeksi
8. Melakukan inspeksi terhadap
pergerakan peristaltik dengan
posisi jongkok
9. Melaporkan ke pengamat tentang
kontour permukaan abdomen,
beberapa penonjolan, bentuk
asimetris, tinggi thorax dan
dinding abdomen
10. Melaporkan ke pengamat tentang
kulit, apakah terdapat pigmentasi,
jaringan parut, hernia, venaektasi
Auskultasi
11. Menghangatkan diafragma
mikroskop dan menyapukan ke
telapak tangan
12. Menggunakan sisi diafragma
stetoskop dan menempatkan
stetoskop dengan penekanan
ringan
13. Melakukan auskultasi di beberapa
lokasi
14. Melaporkan bunyi bising usus
(tidak ada, hipo aktif, normal,
borborygmi/ hiperperistaltik)
Perkusi
15. Meminta pasien untuk merespon
pemeriksaan (apakah terasa sakit,
atau tidak)
16. Melakukan perkusi dengan jari
untuk mendapatkan gambaran di 4
kuadran abdomen
Perkusi hepar
17. Melakukan perkusi untuk
mengetahui batas bawah hepar
(pada sisi kanan regio
medioklavikula dari kaudal kosta
dinding arcus abdomen ke atas)
dan menandakan batas tempat
perubahan bunyi timpani ke pekak
18. Melakukan perkusi untuk
mengetahui batas atas hepar (pada
linea medioklavikula kanan dari
atas ke bawah) dan mengukur
daerah pekak hepar pada linea
medioklavikula
19. Melakukan perkusi untuk
mengetahui batas lobus kanan dan
kiri hepar dari arah umbilical ke
atas dan menandakan batas tempat
perubahan bunyi timpani ke pekak
20. Menyimpulkan ukuran hepar
(normal atau hepatomagali)
Perkusi lien
21 Melakukan perkusi lien pada ruas
interkostal di linea axilaris
anterior sinistra dari interkostal 9-
12
22. Melihatkan resonansi pekak ke
timpani dan menetapkan daerah
pekak lien
23. Menyimpulkan ukuran lien
(normal atau splenomegali)
Palpasi
24. Persiapan sebelum melakukan
palpasi (mengesekkan kedua
telapak tangan untuk
menghangatkan)
25. Melakukan palpasi superfisial
umum
Melakukan palpasi dalam umum
Memeriksa nyeri tekan dan nyeri
lepas
Palpasi hepar
26. Melakukan palpasi hepar dengan
benar (tangan kiri menahan
dinding abdomen posterior,
tangan kanan melakukan palpasi
di bagian anterior pada sisi lateral
kanan abdomen dekat M. Rectus
abdominis)
27. Melaporkan hasil palpasi hepar
( teraba atau tidak)
Palpasi lien
28. Melakukan palpasi lien dengan
benar (tangan kiri menahan
dinding posterior abdomen,
tangan kanan melakukan palpasi
di anterior di bawah batas kostae
kiri
29. Melaporkan ukuran lien (teraba
atau tidak teraba)
Palpasi ginjal
30. Melakukan palpasi ginjal dengan
benar, dengan kedua tangan
(tangan kiri menahan di dinding
posterior, tangan kanan di dinding
anterior melakukan palpasi
dengan lembut di quadran kanan
atas lateral dan sejajar dengan M.
Rectus Abdominis)
31. Melakukan palpasi kedua ginjal
(kiri dan kanan)
32. Melaporkan hasil palpasi ginjal
(tidak teraba atau teraba)
CHEK LIST
Pemeriksaan Abdomen khusus
No Point penilaian SKOR
0 1 2 3
1. Memberikan salam pembuka
2. Menginformasikan kepada pasien
tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan
3. Berdiri di sisi kanan pasien
4. Meminta pasien untuk berbaring
dengan posisi telentang
5. Meminta pasien untuk membuka
pakaian
6. Membuat pasien dalam posisi
relaks dengan menekukkan lutut
7. Meminta pasien untuk merespon
pemeriksaan (apakah terasa sakit
atau tidak)
Test shifting dullnes
8. Melakukan perkusi dari arah
umbilikus ke lateral
9. Menentukan titik tempat
perubahan timpani ke pekak dan
menandai
10. Meminta pasien untuk berbaring
ke satu sisi
11. Perkusi pasien dari lateral titik
yang ditandai tadi
12. Melaporkan apakah terdapat
ascites atau tidak
Test Undulasi
13. Minta pasien untuk menekan
kedua tangan di atas garis tengah
abdomen
14. Ketok salah satu sisi abdomen
dengan ujung jari dan rasakan
penjalaran getaran pada sisi
abdomen berseberangan
15. Melaporkan hasilnya apakah
terdapat ascites atau tidak
Pemeriksaan nyeri lepas
16. Letakkan tangan pada titik Mc
Burney dan lakukan penekanan
pada titik Mc Burney
17. Lepaskan penekanan dengan cepat
18. Lakukan dengan lembut
19. Melaporkan hasil pemeriksaan
nyeri lepas
Iliopsoas sign
20. Meminta pasien untuk meluruskan
kedua tungkainya dan me
rentangkan tungkai kanan ke atas
21. Pemeriksa menahan lutut pasien
22. Mengulangi pemeriksaan serupa
pada tungkai kiri
23. Melaporkan hasil pemeriksaan
illiopsoas sign
Obturator sign
24 Posisikan pasien dengan tungkai
kanan fleksi 90’ pada panggul
dan lutut
25 Tahan tungkai pasien di atas lutut
pada persendian
26 Rotasikan tungkai ke latero
medial
27 Melaporkan hasil pemeriksaan
obturator sign
TOTAL SKOR
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Tujuan umum :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kehamilan.
Tujuan khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan menjelaskan dan mendemonstrasikan anamnesis
kehamilan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan menjelaskan dan mendemonstrasikan pemeriksaan fisik
dalam kehamilan.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dan membuat diagnosis kehamilan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan dan membuat prognosis kehamilan.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan dan membuat rencana terapi kehamilan.
Pendahuluan
Tujuan pelayanan obstetrik adalah membawa ibu dan janin yang dikandungnya agar
selamat sentosa melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas, serta dapat merawat bayinya
sehingga dapar bertumbuh dan berkembang dengan baik. Perawatan dalam kehamilan , yang
disebut juga dengan Prenatal Care bertujuan untuk :
1. Memelihara kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya seoptimal mungkin,
2. Mendeteksi secara dini adanya kelainan dalam kehamilan, dan
3. Menata dengan segera kelainan tersebut.
Tujuan Prenatal Care tersebut hanya mungkin terlaksana melalui pemeriksaan kehamilan.
Seorang dokter harus punya kompetensi melakukan pemeriksaan kehamilan. Tugas
utama yang harus dilakukannya terhaadap seorang wanita yang datang memeriksakan diri karena
merasa dirinya hamil adalah menentukan apakah wanita itu betul-betul hamil. Pemastian
kehamilan ini tidak selalu mudah, terutama pada kehamilan mudah. Penerapan pengetahuan
tentang gejala dan tanda kehamilan dalam serangkaian pemeriksaan akan dapat membantu dalam
diagnosis kehamilan. Selain dari pada menentukan kehamilan, dengan pemeriksaan kita juga
harus mendapat kesan bagaimana keadaan kehamilan, keadaan jalan lahir dan keadaan ibu.
Dengan demikian dapat ditentukan tindakan yang diperlukan serta bagaimana prognosisnya
nanti. Keterampilan tersebut perlu anda dapatkan dalam kegiatan skills lab ini.
Pemeriksaan Kebidanan / Kehamilan
Pemeriksaan kebidanan terbagi dalam :
I. Anamnesa (Tanya jawab )
II. Pemeriksaan
III. Diagnosis atau ikhtisar pemeriksaan
IV. Prognosis (ramalan)
V. Terapi (pengobatan)
I. Anamnesa
Dari anamnesa dicari informasi tentang:
1. Identitas; yang meliputi nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama dan alamat. Maksud
pertanyaan ini ialah:
Untuk mengidentifikasi (mengenal) penderita dan menentukan status social
ekonominya yang harus kita ketahui; misalnya untuk menentukan anjuran apa atau
pengobatan apa yang akan diberikan.
Umur penting, karena ikut menentukan prognosa kehamilan. Kalau umur terlalu
lanjut atau terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.
2. Apa yang diderita (keluhan utama)
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada keluhan-
keluhan penting lain yang dirasakan ibu hamil.
3. Tentang haid:
- Menarche
- Haid teratur dan tidak teratur
- Lamanya haid
- Banyaknya darah
- Sifat darah; cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya
- Haid nyeri atau tidak
- Haid yang terakhir
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat kandungan. Haid
terakhir, teratur tidaknya haid, siklusnya dipergunakan untuk memperhitungkn tanggal
persalinan. Yang dimaksud haid terakhir ialah hari pertama dari haid yang terakhir.
Rumus naegle sering digunakan untuk menentukan tanggal taksiran persalinan.
4. Tentang perkawinan
- Kawin atau tidak
- Berapa kali kawin
- Berapa lama kawin
Kalau orang hamil sesudah lama kawin, nilai anak itu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal)
5. Kehamilan, dan nifas yang lalu
- Kehamilan ;
Adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang sangat, toxanemia
gravidarum.
- Persalinan;
Spontan atau buatan, a’terme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa
(bidan, dokter)
- Nifas;
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi
- Anak;
Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya
meninggal, berat badan waktu lahir.
Pertanyaan ini sangat mempengaruhi prognosa persalinan dan pimpinan
persalinan, karena jalannya persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian dari segala
faktor yang memperngaruhi persalinan, Istilah tentang gravid, para, abortus, parturien,
dan nifas perlu dikuasai.
Seorang wanita yang hamil ke-8 kalinya, melahirkan 5 orang anak dan mengalami
2x abortus dan anak yang hidup 4 orang diberi tanda G8P5A2H4 (gravid 8, para 5,
abortus 2, hidup 4).
6. Kehamilan sekarang
Kapan pergerakan anak mulai dirasakan.
Kalau kehamilan masih muda apakah ada mual, muntah, sakit kepala, perdarahan,
dan seberapa jauh keluhan tersebut mempengaruhi kesehtan sehari-hari.
Kalau hamil sudah tua adakah bengkak di kaki atau muka, sakit kepala,
perdarahan, sakit pinggang, dll.
Keluhan ini nanti harus dipertimbangkan dalam memberi pengobatan.
7. Anamnesis keluarga:
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular
yang dapat mempengaruhi persalinan (tbc). Penyakit-penyakit ini perlu diperhatikan,
terutama yang ada kaitannya dengan kehamilan dan persalinan nantinya.
8. Kesehatan badan;
Pernahkah sakit keras atau dioperasi.
Bagaimana nafsu makan, miksi dan defikasi.
Dari anamnesa kita harus mendapat kesan tentang keadaan penderita dan kemudian akan
dicocokkan dengan temuan pada pemeriksaan badan.
II. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan umum (status praesens generalis)
1. Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk bentuk,
kesadaran, dan tanda vital lainnya.
2. Adakah anemia, sianosis, ikterus atau dyspnoe.
3. Keadaan jantung dan paru-paru.
4. Adanya oedema:
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toksemia gravidarum,
tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul yang mengalirkan darah dari
kaki, kekurangan vitamin B1, hipoproteinemia dan penyakit jantung.
5. Refleks:
Terutama refleks lutut. Refleks lutut negative pada hypovitaminose B1 dan
penyakit urat saraf. Refleks ini meningkat pada toksemia gravidarum terutama
impending eklampsia.
6. Tensi:
Tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolis atau 90 diastolis.
Juga perubahan 30 sistolis dan 15 diastolis diatas tensi sebelum hamil menandakan
toxaemia gravidarum.
7. Berat badan :
Informasi tentang berat badan tidak hanya sebatas beratnya saja yang penting,
juga lebih penting lagi perubahan berat setiap kali ibu itu memeriksakan diri.
Berat badan pada trimulan ke-III tidak boleh tambah lebih dari 1 kg seminggu
atau 3 kg sebulan. Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut diatas disebabkan
oleh penimbunan retensi air dan disebut pre-edema.
8. Pemeriksaan laboratorium
- Air kencing
o Terutama diperiksa atas glukosa, protein, dan sedimen. Adanya glukosa dalam
urine orang hamil harus dianggap sebagai gejala penyakit diabetes kecuali kalau
kita dapat membuktikan adanya hal-hal lain yang menyebabkannya.
o Pada akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh
adanya lactose dalam air kencing pada nefritis, toksemia gravidarum dan radang
dari saluran kencing.
- Darah
o Dari darah perlu ditentukan Hb sekali 3 bulan karena pada orang hamil sering
timbul anemia karena defisiensi Fe.
o Selanjutnya perlu diperiksa reaksi serologis (WR) dan golongan darah, juga
pemeriksaan kadar gula darah. Reaksi Wasserman positif pada lues, tetapi juga
pada framboesia.
o Golongan darah ditentukan supaya kita cepat dapat mencarikan darah yang cocok
jika penderita memerlukannya. Kalau golongna darah O maka mungkin timbul
ABO antagonis.
- Feses:
Feses diperiksa ada/tidaknya telur-telur cacing.
B. Pemeriksaan kebidanan (status obstetrikus)
Dibagi dalam:
1. Inspeksi (periksa pandang)
2. Palpasi (periksa raba)
3. Auskultasi (periksa dengar)
1. Inspeksi
o Muka:
Adalah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
adakah edema pada muka, lidah, dan gigi.
o Leher:
Apakah vena di leher terbendung (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok (tiroid) membesar atau kelenjar limfe membengkak.
o Dada:
Bentuk buah dada, pigmentasi areola mammae dan papilla mammae,
keadaan papilla mammae, adakah kolostrum.
o Perut:
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada asites misalnya
membesar ke samping); keadaan pusat, pigmentasi di linea alba, nampakkah
gerakan anak atau kontraksi uterus, adakah striae gravidarum atau bekas luka.
o Vulva:
Keadaan perineum, carilah varices, tanda Chadwick, condyloma, flour.
o Anggota bawah:
Cari varices, edema, luka, sikatrik pada lipat paha.
2. Palpasi
Maksudnya periksa ialah untuk menentukan :
a. Besarnya uterus dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan.
b. Menentukan letaknya anak dalam uterus. Selain dari pada itu selalu juga harus
diraba apakah ada tumor-tumor lain dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar.
Untuk mengikuti petumbuhan anak dengan cara mengikuti pertumbuhan
rahim, maka sekarang sering ukuran rahim ditentukan dalam cm. Yang diukur
ialah tingginya fundus uteri dan perimeter umbilical (lingkaran perut setinggi
pusat).
Hubungan tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan kira-kira sebagai
berikut:
Tinggi fundus uteri dalam cm = tuanya kehamilan dalam bulan
3,5 cm
Gambar: Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri
Tingginya fundus uteri dalam cm Umur kehamilan dalam bulan
20 5
23 6
26 7
30 8
33 9
Disamping itu sering juga diikuti pertumbuhan berat badan ibu
Grafik :
Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold yang terdiri atas 4 bagian;
o Leopold I
- Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha.
- Pemeriksa berdiri di sebelah kanan penderita, dan melihat ke arah muka
penderita.
- Uterus di bawah ketengah.
- Tingginya fundus uteri ditentukan.
- Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
- Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang
bundar dan kurang melenting.
- Pada letak lintang fundus uteri kosong.
- Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tinggi fundus uteri adalah seperti pada
gambar berikut :
Sebelum bulan ke III fundus uteri belum dapat diraba dari luar
Akhir bulan III (12 mggu) FUT 1-2 jari atas simfisis
Akhir bulan IV (16 mggu) pertengahan antara simfisis-pusat
Akhir bulan V (20 mggu) 3 jari bawah pusat
Akhir bulan VI (24 mggu) setinggi pusat
Akhir bulan VII (28 mggu) 3 jari atas pusat
Akhir bulan VIII (32 mggu) pertengahan proc. xifoideus - pusat
Akhir bulan IX (36 mggu) sampai arkus kostarum atau 3 jari dibawah proc.
xifoiseus
Akhir bulan X (40 mggu) pertengahan antara proc.xifoideus -pusat
Jadi fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan ke IX. Setelah bulan ke IX fundus
uteri pada primigravida turun lagi karena kepala mulai turun ke dalam rongga
panggul. Pada seorang multigravida yang berbaring fundus uteri tetap setinggi
arkus kostarum dan malahan menonjol ke depan.
Jadi Leopold I untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa
tedapat dalam fundus.
o Leopold II
- Kedua tangan pindah ke samping
- Tentukan dimana punggung anak
Punggung anak terdapat di pihak yang memberikan rintangan yang
terbesar, carilah bagian-bagian kecil, yang biasaya terletak bertentangan
dengan pihak yang memberikan rintangan yang terbesar.
- Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau bokong, yakni pada letak
lintang.
Leopold II terutama untuk menentukan dimana letaknya punggung anak
dan dimana letaknya bagian-bagian kecil
o Leopold III
Dipergunakan satu tangan saja.
Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lain.
Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyang.
Leopold III untuk menetukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian bawah anak ini udah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
o Leopold IV
Pemeriksaan berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si penderita
setinggi umbilikus.
Dengan dua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah
dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan itu konvergen, hanya sebagian kecil dari kepala turun ke
dalam rongga.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul.
c. Jika kedua tangan divergen, maka sebagian besar dari kepala telah masuk ke
dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu
atas panggul.
Kalau pada kepala yang telah masuk dalam p.a.p (pintu atas panggul)
kita masukkan tangan ke dalam rongga panggul maka satu tangan akan lebih
jauh masuk, sedangkan tangan satunya tertahan oleh tonjolan kepala. Tonjolan
kepala fleksi disebabkan oleh daerah dahi, sedangkan pada letak defleksi oleh
belakang kepala. Kalau tonjolan kepala bertentangan dengan bagian kecil, maka
anak dalam letak defleksi. Kalau tonjolan kepala sepihak bagian kecil, maka
anak dalam letak fleksi.
Jadi Leopold IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
Leopold IV tidak dilakukan, kalau kepala masih tinggi. Palpasi secara Leopold
yang lengkap ini, baru dapat dilakukan kalau janin sudah cukup besar kira-kira
bulan VI ke atas.
-Sebelum bulan ke VI biasanya bagian-bagian anak belum jelas, jadi kepala
belum dapat ditentukan begitu pula punggung anak.
-Sebelum bulan ke VI cukuplah untuk menentukan apakah ada benda (janin) yang
melenting keseluruhnya di dalam uterus (ballottement in toto). Ballotement di
dalam uterus boleh dianggap tanda kehamilan pasti.
-Sebelum bulan ke III uterus tak dapat diraba dari luar dan untuk mencari
perubahan dalam besarnya, bentuknya dan konsistensinya dilakukan touchier
atau pemeriksaan dalam.
-Perubahan yang dapat diketemukan pada kehamilan muda ialah:
Selaput lendir vulva dan vagina membiru (tanda Chadwick)
Portio lunak
Corpus uteri membesar dan lunak
Kalau 2 jari dari tangan dalam diletakkan dalam fornix posterior dan tangan
satunya pada dinding perut depan di atas simpisis, maka isthmus uteri
sedemikian lunaknya, seolah-olah korpus uteri tidak berhubungan dengan
cervix (tanda Hegar)
Pada waktu pemeriksaan maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak itu
menjadi keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya kontraksi (tanda
Braxton Hicks)
Kadang-kadang teraba bahwa fundus uteri tak rata karena uterus lebih cepat
tumbuhnya di daerah implantasi telur tanda Piscasek)
Ballottement dari janin seluruhnya dapat dirasakan pada bulan 5 ke atas.
Selain dari pada palpasi secara Leopold selalu harus diraba juga apakah
pada rahim atau di dalam rongga perut ada pembengkakan yang abnormal
(mioma, kista, lien yang membesar, dll)
Gambar: Pemeriksaan Leopold
3. Auskultasi (periksa dengar)
Dilakukan dengan stetoskop.
Biasanya dipergunakan stetoskop mono aural tetapi dapat juga dipergunakan
stetoskop kepala atau dengan Doptone. Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-
macam bunyi yang berasal :
a. Dari anak :
- Bunyi jantung anak
- Bising tali pusat
- Gerakan anak
b. Dari ibu :
- Bising rahim
- Bunyi aorta
- Bising usus
Bunyi jantung anak
Baru dapat didengar pada akhir bulan ke V, walaupun dengan ultrasound
(doptone) sudah dapat di dengar pada akhir bulan ke III
Frekwensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit.
Karena badan anak dalam kyphose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J
paling jelas terdengar di pihak punggung anak dekat pada kepala. Pada presentasi
biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika bagian-bagian
anak belum dapat ditentukan, maka B.J harus dicari pada garis tengah di atas
simpisis.
Apakah yang dapat kita ketahui dari bunyi jantung anak:
1. Dari adanya bunyi jantung anak:
a. Tanda pasti kehamilan
b. Anak hidup
2. Dari tempat bunyi jantung anak terdengar :
a. Presentasi anak
b. Position anak (kedudukan punggung)
c. Sikap anak (habitus)
d. Adanya anak kembar
Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat, maka
presentasi kepala, kalau terdengar kiri kanan setinggi atau diatas pusat, maka
presentasinya bokong (letak sungsang).
Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri, maka punggung sebelah kiri,
kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.
Kalau terdengar pihak yang berlawan dengan bagian-bagian kecil, sikap
anak fleksi. Kalu terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil, sikap anak
defleksi. Pada anak kembar bunyi jantung terdengar 2 tempat dengan sama
jelasnya dan dengan frekwensi yang berbeda (perbedaan lebih dari 10/menit)
3. Dari sifat bunyi jantung anak
Dari sifat bunyi jantung anak kita mengetahui keadaan anak. Anak yang
dalam keadaan sehat bunyi jantungnya teratur dan frekwensinya antara 120-
140/menit.
Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau
tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan O2)
- Cara menghitung bunyi jantung yang paling baik adalah menghitung dalam 1 menit
penuh. Cara lain ialah dengan mendengarkan dalam waktu 3x5 detik jumlah bunyi
jantung dalam 3x5 detik ini dikalikan dengan 4, misalnya:
5 detik I 5 detik II 5 detik III Kesimpulan
11 12 11 teratur, frekwensi 136/menit, anak baik
10 14 9 tak teratur, frekwensi 132/mnt,asfiksia
8 7 8 teratur, frekwensi 92/menit, asfiksia
- Bising tali pusat:
Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Denganmengubah sikap ibu sering
bising ini hilang
- Gerak anak yang bersiat pukulan dalam rahim
- Bising rahim
Bersifat bising dan frekwensinya sama dengan denyut nadi ibu. Disebabkan
arteria uterin.
- Bunyi aorta
Frekwensinya sama dengan denyut nadi ibu, untuk membedakannya dengan
B.J anak maka nadi ibu harus dipegang.
- Bising usus
Sifatnya tak teratur, disebabkan udara dan cairan yang ada dalam usus.
Gambar : Pemeriksaan bunyi jantung dengan alat doppler
- Pemeriksaan dalam
Dokter biasanya melakukan pemeriksaan dalam pada pemeriksaan pertama
pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan lebih kurang 8 bulan untuk
menentukan keadaan panggul.
- Pemeriksaan panggul
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida karena panggulnya
belum pernah teruji dalam persalinan, sebaiknya pada multigravida anamnesa
mengenai persalinan yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga
mengenai keadaan panggul.
Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak yang aterm
dengan spontan dan mudah, dapat dianggap mempunyai panggul yang cukup luas.
Walaupun begitu jalan lahir seorang multipara yang dulunya tak menimbulkan
kesukaran kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya kalau timbul tumor tulang
(eksostose, osteoma, osteofibroma, dll) dari tulang panggul atau tumor dari bagian
lunak jalan lahir.
Tanda-tanda yang menimbulkan persangkaan panggul sempit ialah :
1. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.
2. Pada multipara jika dalam anamnesa, ternyata persalinan-persalinan yang dulu sukar
(riwayat obstetric yang jelek).
3. Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua.
4. Jika badan penderita menunjukkan kelainan seperti kypose, scoliose, kaki sebelah atau
pincang, cebol.
5. Kalau ukuran-ukuran luar sempit.
Jika ada persangkaan panggul sempit baiknya dikonsulkan kepada seorang dokter ahli.
Kita biasanya memeriksa dan mengukur panggul sekali dalam kehamilan ialah dengan toucher
karena ukuran-ukuran dalamlah yang menentukan luasnya jalan lahir. Biasanya dilakukan pada
kehamilan 8 bulan.
Yang diperiksa ialah :
1. Conjugata diagonalis
2. Apakah linea inominata teraba seluruhnya atau sebagian
3. Keadaan sacrum apakah konkaf atau tidak
4. Keadaan dinding samping panggul apakah lurus atau konvergen
5. Apakah spina ischiadica menonjol
6. Keadaan os pubis; adakah exostose
7. Keadaan arcus pubis
Kalau perlu ditambah dengan pengukuran rontgenologis.
Pemeriksaan tambahan:
Pemeriksaan tambahan tidak dilakukan secara rutin pada tiap pasien tetapi hanya
kalau keadaan memintanya. Pemeriksaan tersebut antara lain : pemeriksaan
rontgen/ultrasound, pemeriksaan biologis, amnioskopi, amniosintesis, dan pemeriksaan
sitologi.
3. Diagnosis atau ikhtisar pemeriksaan
Setelah pemeriksaan selesai kita tentukan dignosa. Akan tetapi pada pemeriksaan
kehamilan tidak cukkup kita membuat diagnose kehamilan saja, tetapi kita harus dapat
menjawab pertanyaan sebagai berikut:
I. Hamil atau tidak
II. Primi atau multigravida
III. Tuanya kehamilan
IV. Anak hidup atau mati
V. Anak tunggal atau kembar
VI. Letak anak
VII. Anak intrauterine atau ekstrauterin
VIII. Keadaan jalan lahir
IX. Keadaan umum penderita
Semua jawaban ini dikemukan sebagai ikhtisar pemeriksaan dan atas ikhtisar ini
kemudian dibuat prognosa persalinan (ramalan mengenai persalinan). (petunjuk dalam
menentukan terhadap 9 pertanyaan tersebut silahkan anda cari di buku pegangan).
4. Prognosis
Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan harus kita buat prognosa
atau ramalan kehamilan dan persalinan nantinya, artinya kita berusaha meramalkan apakah
kehamilan dan atau persalinan kira-kira akan berjalan dengan biasa/baik atau sullit dan
berbahaya. Ramalan ini perlu untuk menentukan apakah menderita harus dirujuk/dirawat dan
atau bersalin di rumah sakit atau boleh di rumah; apakah harus dipimpin oleh dokteer ahli
atau oleh bidan, apa yang harus disediakan supaya persalinan dapat berlangsung dengan
selamat untuk ibu dan anak (misalnya darah).
5. Terapi (pengobatan)
Tujuan dari terapi pada wanita hamil ialah untuk mencapai taraf kesehatan yang
setinggi-tingginya dalam kehamilan dan menjelang persalinan. Selanjutnya ibu harus diberi
nasehat mengenai cara-cara kehidupan waktu hamil, berapa kali sebulan ia harus
memeriksakan diri, apa tanda-tanda bahaya, bila ia harus masuk rumah sakit apa yang
disediakan kalau akan bersalin di rumah.
Lampiran
CEK LIST PENILAIAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Mahasiswa :
NPM :
Tanggal :
N
oAspek yang dinilai
Skor
0 1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
Anamnesis
Menanyakan identitas pasien
Menanyakan Keluhan utama
Menyanyakan riwayat kehamilan sekarang
Menanyakan riwayat haid
Menanyakan riwayat perkawinan
Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas yang lalu
Menanyakan riwayat pemakaian kontrasepsi
Menanyakan riwayat penyakit dahulu
Menanyakan riwayat penyakit dalam keluarga
Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan tanda vital
Melakukan pemeriksaan status umum
Melakukan pemeriksaan tanda-tanda kehamilan
pada muka
Melakukan pemeriksaan tanda kehamilan pada
mammae
Melakukan pemeriksaan inspeksi pada abdomen
Melakukan pemeriksaan Leopold
Melakukan pemeriksaan bunyi jantung anak
Melakukan pemeriksaan pada tungkai (refleks dan
edema)
Diagnosis
Membuat diagnosis
Prognosis
Membuat prognosis
Terapi
8
1
9
2
0
Membuat rencana terapi/rawatan selanjutnya
Jumlah
Keterangan:
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan dan perlu banyak perbaikan
2 : dilakukan dan perlu sedikit perbaikan
3 : dilakukan dengan sempurna
PEMERIKSAAN FISIK KULIT
I. TUJUAN PEMBELAJARAN1.1. Tujuan pembelajaran Umum :Setelah melakukan pelatihan ketrampilan klinik Pemeriksaan Fisik Umum mahasiswa mampu :
2.1.1. Melakukan pemeriksaan kulit2.1.2. Melakukan pemeriksaan kuku2.1.3. Melakukan pemeriksaan rambut
1.2. Tujuan Pembelajaran Khusus2.2.1. Mampu melakukan pemeriksaan kulit normal2.2.2. Mampu melakukan pemeriksaan kuku normal2.2.3. Mampu melakukan pemeriksaan rambut normal.2.2.4. Memahami terminologi lesi kulit.
III. STRATEGI PEMBELAJARAN:3.1. Responsi3.2 Bekerja kelompok3.3 Bekerja dan belajar mandiri
IV. PRASYARAT:
4.1. Pengetahuan yang perlu dimiliki sebelum berlatih Biologi kelas XI SMU
4.2. Struktur, fungsi dan proses serta keterkaitan penyakit pada sistem peredaran darah.
4.3. Struktur, fungsi dan proses serta keterkaitan penyakit pada sistem pernafasan manusia.
4.4. Struktur, fungsi dan proses serta keterkaitan penyakit pada sistem ekskresi manusia.
4.5. Ketrampilan yang terkait:
- Ketrampilan komunikasi: perkenalan, interpersonal skills
- Higines/Asepsis: Mencuci tangan
V. TEORI
ANATOMI KULIT
Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh manusia yang terdiri atas:1. LAPISAN-LAPISAN KULIT :
A.Epidermis : Stratum korneum (lapisan tanduk): lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas
beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telahberubah mejadi keratin (zat tanduk).
Stratum lusidum: terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisansel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yangdisebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
Stratum granulosum (lapisan keratohialin): 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengansitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiriatas keratohialin.
Stratum spinosum (stratum malphigi): disebut pula prickle cell layer terdiri atasbeberapa lapis sel-sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-bedakarena adanya proses mitosis.
Stratum basalis: terdiri atas sel-sel yang berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusunvertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade)
B.Dermis: Stratum papilare: bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf
dan pembuluh darah. Stratum retikulare: bagian bawah menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas
serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
C. Subkutis: terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.o Adneksa kulit
Kuku: terdiri atas matriks kuku, dinding kuku (nail wall), dasar kuku(nail bed), alur kuku (nail groove), akar kuku (nail root), lempengkuku (nail plate), lunula, eponikium, hiponikium.
Rambut: terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut)dan bagian yang berada di luar kulit (batang rambut).
Kelenjar : kelenjar ekrin dan apokrin, kelenjar sebasea.
28
2. TERMINOLOGI LESI KULIT- Lokasi : tempat dimana ada lesi- Distribusi :
o Bilateral : mengenai kedua belah badano Unilateral : mengenai sebelah badano Simetrik : mengenai kedua belah badan yang samao Terlokalisir : mengenai kurang dari 30 % was permukaan tubuho Regional : mengenai 30% - 70% was permukan tubuho Generalisata : mengenai 70 – 90% was permukaan tubuho Universal : seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-100%)
- Bentuk dan susunan :o Bentuk : khas (bentuk yang dapat dimisalkan, seperti : bulat lonjong, seperti
ginjal, dll), tidak khas (tidak dapat dimisalkan)o Susunan :
I . Khas Liniar : seperti garis lurus Sirsinar/anular : Seperti lingkaran Polisiklik : bentuk pinggir yang sambung menyambung
membentuk lingkaran. Korimbiformis : Susunan seperti induk ayam yang di kelilingi anak-
anaknya Soliter : hanya satu lesi Herpetiformis : vesikel berkelompok Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu Diskret : terpisah satu dengan yang lain
II. Tidak khas- Batas : tegas dan tidak tegas- Ukuran :
o Milier : sebesar kepala jarum pentulo Lentikuler : sebesar biji jagung
o Numular : sebesar uang logam dengan ø 3 cm – 5 cm
o Plakat : lebih besar dari numular
29
- Efloresensi :a. Primer :
i. Makula : bercak pada kulit berbatas tegas berupa perubahanwarna semata, tanpa penonjolan atau cekungan
ii. Papul : penonjolan di atas permukaan kulit, sikumskrip,
ø kecil dari 0,5 cm , berisikan zat padat. Harus
dijelaskan warna, permukaan, bertangkai atau tidak
iii. Plak :papul datar, ø lebih dari 1 cm. Harus dijelaskan
warna, permukaan.iv. Urtika :edema eritem setempat yang timbul mendadak dan
hilang perlahan-lahanv. Nodus : tonjolan berupa massa padat yang sirkumskrip, terletak
di kutan atau subkutan, dapat menonjolvi. Nodulus : nodus yang kecil dari 1 cm
vii. Vesikel : gelembung berisi cairan, memiliki atap dan dasar,
ø kurang dari 0,5 cm
viii. Bula : Vesikel yang berukuran lebih besarix. Pustul : vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap di
bagian bawah disebut vesikel hipopionx. Kista : ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa
sel. Dinding kista merupakan selaput yang terdiri atasjaringan ikat, dan biasanya dilapisi sel epitel danendotel. Kista terbentuk dari kelenjar yang melebardan tertutup, saluran kelenjar, pembuluh darah, salurangetah bening atau lapisan epidermis
b. Sekunder :i. Skuama : sisik merupakan lapisan stratum korneum yang
terlepas dari kulit.ii. Krusta : kerak, keropeng, cairan badan yang mengering.
iii. Erosi : lecet kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yangtidak melampaui stratum basal, ditandai dengankeluarnya serum.
iv. Ekskoriasi : lecet kulit yang disebabkan kehilangan jaringanmelewati stratum basal (sampai ke stratum papilare),ditandai dengan keluarnya darah dan serum.
v. Ulkus : tukak, borok disebabkan hilangnya jaringan lebihdalam dari ekskoriasi, memiliki tepi, dinding, dasar,dan isi.
vi. Likenifikasi : penebalan kulit disertai relief kulit yang makin jelas.
30
oPENILAIAN
SKOR
.Meminta izin dan menjelaskan tujuan pemeriksaan kepada pa
sien
.Dapat melakukan pemeriksaan lapisan kulit
.Dapat melakukan pemeriksaan bagian kuku
.Dapat melakukan pemeriksaan bagian rambut
.Dapat melakukan pemeriksaan lokasi lesi kulit
.Dapat melakukan pemeriksaan distribusi lesi kulit
.Dapat melakukan pemeriksaan bentuk lesi kulit
.Dapat melakukan pemeriksaan susunan lesi kulit
.Dapat melakukan pemeriksaan batasan lesi kulit
0.Dapat melakukan pemeriksaan ukuran lesi kulit
1.Dapat melakukan pemeriksaan efloresensi lesi kulit
PENILAIAN SKILL LABPEMERIKSAAN KULIT
Nama Mahasiswa :BP. :Kelompok :
Penilaian :Nomor 1: 1 = tidak dilakukan
2 = dilakukan
Nomor 2-11:1 = Tidak menyebutkan sama sekali2 = Disebutkan atau dilakukan dengan kesalahan3 = Disebutkan dengan lengkap
Keterangan Skor :
Nilai : TOTAL SKOR X 100 =.........................................32
Padang, .............................2011
Instruktur,
(...............................)
Pemeriksaan tes kehamilan merupakan pemeriksaan laboratorium
sederhana. Pemeriksaan ini telah sangat berkembang dan mudah dilakukan
oleh
siapun pun, oleh karena itu diharapkan seorang dokter perlu memahami pr
insip
dasar pemeriksaan, cara dan bagaimana menginterpretasikan hasil tes keha
milan
ini.
Ketrampilan ini sangat berkaitan dengan ketrampilan yang telah diberikan
pada blok sebelumnya seperti Handwashing (Blok 1.1.), Komunikasi (Blok
1
2. TUJUAN PEMBELAJARAN:
2.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan pelatihan seri ketrampilan Laboratorium Tes
Kehamilan mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan dengan benar
pemeriksaan tes kehamilan dengan KIT.
2.2 Tujuan Instruktional Khusus :
Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi pemeriksaan tes kehamilan
dengan KIT.
Mahasiswa mampu menjelaskan dasar teori pemeriksaan tes kehamilan
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan tes kehamilan dengan KIT
Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan
3. STRATEGI PEMBELAJARAN:
3.2 Supervisi
3.3 Mandiri
3.4 Diskusi
4. PRASYARAT:
4.1 Pengetahuan yang perlu dimiliki sebelum berlatih:
4.1.1 Perubahan hormonal wanita dalam kehamilan
4.1.2 Mekanisme kerja pemeriksaan tes kehamilan dengan KIT
4.1.3 Interpretsi hasil pemeriksaan Tes Kehamilan
4.2 Praktikum yang harus diikuti sebelum berlatih
4.2.1 Seri keterampilan anamnesis dan pemeriksaan fisik luar obstetrik
4.3 Ketrampilan yang terkait:
4.3.1 Komunikasi (Blok 1.1 – Blok 1.4)
4.3.2 Auto dan allo anamnesis pada kasus obstetrik (Blok 2.3)
5.TEORI
5.1 Pendahuluan
Human chorionic gonadotropin (hCG) adalah hormon glikoprotein yang
disekresi oleh plasenta segera setelah pembuahan. Pada kehamilan normal,
hCG
dapat dideteksi dalam serum setelah 7 hari pembuahan. Konsentrasi hCG.
terus
meningkat pesat, dan memuncak pada 10-12 minggu dalam kehamilan de
ngan
kisaran 30-200,000 mIU / ml. Munculnya hCG segera setelah konseps
i dan
selama pertumbuhan awal kehamilan menjadikannya penanda yang sangat
baik
untuk deteksi awal kehamilan.
4.2 Prinsip Kerja
Semua tes kehamilan bekerja dengan mendeteksi hormon human chorionic
gonadotropin (hCG) dalam urin atau darah yang hanya ada ketika seorang
wanita
sedang sehingga hormon ini disebut juga hormon kehamilan. hCG dibuat k
etika
sebuah implan telur dibuahi di dalam rahim. Hal ini biasanya terjadi sekitar
enam
hari setelah telur dan sperma bergabung.
Ada dua jenis tes kehamilan. Pertama tes darah yang membutuhkan
pemeriksaan ke laboraturium . kedua memeriksa urine yang dapat
dilakukan di
tempat praktek ataudi rumah dengan tes kehamilan di rumah (HPT/Ho
me
Pregnancy Test/ test pack). Hcg Urine akan terdeteksi pada kadar di at
as 25
mIU/ml
4.3 Cara Pemeriksaan
Bentuk alat tes kehamilan ada bermacam macam tetapi yang umum di pakai
hanya dua yaitu strip dan compact. Bedanya, bentuk strip harus dicelupk
an ke
urine yang telah ditampung atau disentuhkan pada urine waktu buang air
kecil.
Untuk compact sudah ada tempat untuk menampung urine yang akan
diteteskan.
Bila sudah menyentuhkan alat tes kehamilan dengan urine, maka akan muncul
hasil berupa garis merah. Kemunculan satu atau dua garis mengisyaratkan
kalau
test pack dilakukan dengan benar, karena test pack mendapatkan urine
yang
cukup. Sebaliknya, kalau tidak muncul garis merah bisa saja diakibatkan
oleh
kelalaian pemakai.
Kalau garis pertama sudah muncul, kemunculan garis kedua menyatakan
seseorang dikatakan hamil.
Penggunaan :
1. Tes kehamilan dapat digunakan setiap waktu. Namun, lebih dianjurkan
agar tes ini digunakan di pagi hari stelah bangun tidur , karena kadar hcg
urine mencapai puncaknya pada saat itu
2. Tampung air seni pada wadah yang kering dan bersih. Wadah harus
selalu dibersihkan terlebih dahulu
3. Celupkan strip ke dalam wadah air seni sesuai dengan batas yang telah di
tentukan dan diamkan selama 30 detik
4. Angkat strip dari wadah air seni dan letakkan pada tabel komparasi.
Diamkan dan tunggu hasilnya kurang lebih 3 menit
5. Apabila result zone menunjukan garis walaupun samar menandakan tes
kehamilan positif .
Gambar 1: Pemeriksaan Tes Kehamilan dengan KIT
Kesalahan interpretasi
Beberapa penyebab terjadinya hasil negatif palsu adalah akibat kesalahan
teknik pemeriksaan, terlalu lama mencelupkan strip, atau apabila kadar
hormon B-
hCG dalam urin belum mencukupi atau karena pemakaian obat obatan s
eperti
Pemakaian b-hCG untuk terapi kesuburan dan diet.Obat diuretik dan obat
anti
Parkinson, Bahan kimia atau sabun yang terkontaminasi pada urin, Vita
min C
dosis tinggi juga dikatakan bisa mempengaruhi hasil tes, ataupun adanya t
umor
dalam tubuh yang menghasilkan b-hCG seperti tumor jaringan
plasenta
(trofoblastik), tumor indung telur yang menghasilkan b-hCG dll, atau keha
milan
anggur (mola) yang juga dapat menyebabkan hasil positif akibat hormon b-
hCG
yang dihasilkan.
Dalam keadaan tersebut, ulang pemeriksaan 1 - 2 minggu kemudian, atau
langsung melakukan pemeriksaan kadar hormon B-hCG dalam darah untuk
hasil
yang lebih akurat, jika memang masih belum menstruasi.
7. PROSEDUR KERJA
7.1 Tahap Persiapan:
Media dan Alat Pembelajaran :
a. Penuntun Belajar seri keterampilan laboratorium tes kehamilan
b. KIT pemeriksaan kehamilan, botol urin
c. Kertas, pensil, dan pena.
7.2 Tahap Pelaksanaan:
a. Ucapkan salam dengan sopan dan tanyakan identitas ibu
b. Terangkan mengenai prinsip pemeriksaan tes kehamilan kepada ibu
c. Terangkan indikasi dan kegunaan pemeriksaan tes kehamilan
d. Minta ibu untuk mengambil contoh urinnya dengan memasukan
kedalam botol urin
e. Buka KIT pemeriksaan tes kehamilan dan terangkan cara
penggunaannya.
f. Celupkan KIT pemeriksaan kedalam urin ibu sesuai dengan petunjuk
penggunaan KIT
g. Menginterpretasikan Hasil pemeriksaan KIT tes kehamilan.
URAIAN SKORA. ANAMNESIS
.Ucapkan salam dengan sopanTanyakan Identitas Ibu (nama, umur, alamat)Terangkan mengenai prinsip pemeriksaan teskehamilan kepada ibuTerangkan indikasi dan kegunaan pemeriksaantes kehamilanMinta ibu untuk mengambil contoh urinnyadengan memasukan kedalam botol urinBuka KIT pemeriksaan tes kehamilan danterangkan cara penggunaannya.Celupkan KIT pemeriksaan kedalam urin ibusesuai dengan petunjuk penggunaan KITMenginterpretasikan Hasil pemeriksaan KIT teskehamilan.
Total