penulis sinode gereja huria kristen indonesia

18

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA
Page 2: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

PELAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN DOKUMENTASI DAN PENULISAN SEJARAH LOKAL BAGI TIMPENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

30 APRIL – 1 MEI 2021

Saya bersama tim Pusat Dokumentasi Sejarah Gereja Indonesia, Prof. J.S. Aritonang dan YoneaSabatiari, M.Hum, pelatihan untuk sejumlah calon penulis dan penulis/peneliti berlangsung viaZoom.

Program pelatihan seperti ini dilakukan setahun dua kali oleh PDSGI STFT Jakarta bagi gereja-gereja dan sekolah-sekolah teologi, untuk memperlengkapi baik pengetahuan mau punketrampilan dalam melakukan dokumentasi sumber-sumber sejarah. Dokumentasi dibutuhkanagar para penulis memiliki dokumen primer yang memadai dalam proses penelitian danpenulisan sejarah.

Pelatihan seperti ini di masa yang lalu dilakukan off campus, yaitu tim PDSGI datang dan melatihdi lokasi sekolah atau gereja yang bersangkutan. Dalam situasi pandemi, maka untuk pertamakalinya pelatihan ini dilakuan secara online.

Bagian pertama, yaitu pelatihan dokumentasi telah dilakukan. Bagian kedua, yaitu pelatihanpenulisan sejarah lokal sedang dijadwal ulang, karena kesulitan teknis dari pihak HKI.

Demikian laporan yang dapat saya berikan31 Mei2021

Yusak Soleiman, Ph.D.

Page 3: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

MENGAPA DOKUMENTASI SUMBER-SUMBER SEJARAH GEREJA PERLU DAN PENTING?

(disampaikan dalam Pelatihan Dokumentasi dan Penulisan Sejarah Lokal – HKI, 30 April 2021)

TANYA:

1) Bukankah gereja-gereja kita sudah puluhan, bahkan mungkin ada yang sudah seratustahun dapat berjalan lancar/biasa tanpa adanya pusat dokumentasi sejarah gereja.

2) Bukankah tentang gereja-gereja kita sudah berkali-kali orang bisa menulis buku atauskripsi atau tesis bahkan disertasi, tanpa adanya kebutuhan pusat dokumentasi sejarahgereja?

3) Bukankah pengadaan dokumentasi/arsip sejarah gereja cukup sebagai gudang dokumenyang ala-kadarnya saja, agar tidak membebani jemaat atau anggaran sinodal?

BUKAN JAWABAN, TAPI BAHAN PERTIMBANGAN:

1) Memang dibutuhkan perubahan mind-set untuk dapat menghadirkan pusat dokumentasisejarah gereja, karena secara kultural dan historis, masyarakat kita masih terikat padaoral tradition dan belum sungguh-sungguh memelihara dan mengembangkan writtentradition (padahal kita sedang memasuki era baru: digital- atau cyber-world).

2) Masyarakat yang masih tergantung pada tradisi lisan memiliki ketergantungan yang amatbesar pada ingatan dan otoritas individual tokoh-tokoh akan menghadapi soal besardalam jangka panjang. Kedua hal ini rapuh dan pada tahap sejarah tertentu darimasyarakat tersebut, entah mereka akan hilang atau terdistorsi secara parah, dankemungkinan akan menghasilkan ingatan atau sejarah palsu.

3) Tanpa adanya dokumentasi yang dikembangkan secara sengaja dan komprehensif, yaitumenghimpun sumber-sumber sejarah lokal, maka dapat dibayangkan ketergantungan yangamat besar pada sumber-sumber barat/zending.

4) Tanpa dokumentasi yang dapat dengan mudah diakses, maka para peneliti dan penulissejarah setiap generasi harus mengulang-ulang tulisan yang sama, mencari sumber-sumber yang sama, menghabiskan waktu, tenaga, dan uang untuk kembali mencarisumber-sumber yang pernah dipergunakan oleh para peneliti sebelumnya.

5) Hal yang paling parah adalah sumber-sumber yang sebetulnya dapat diselamatkan (darikehilangan dan kerusakan – karena kecerobohan manusiawi dan iklim tropis yang takbersahabat) akan musnah untuk selamanya dari ingatan kolektif.

Page 4: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

YS.Pelatihan.Dok.His.HKI.30Apr.1Mei.2021

MENULIS SEJARAH LOKAL – Langkah-langkah Persiapannya –

1. Siapa Pembacanya

Tentukan untuk siapakah tulisan

sejarah ini akan disusun?

a. Sebagai tulisan akademis?

b. Untuk peringatan ulang tahun jemaat/gereja?

c. Untuk laporan kehidupan jemaat?

d. … (dan berbagai kemungkinan lainnya)

2. Periksa Tulisan-tulisan lainnya

Apakah sudah pernah ada orang lain yang menulis topik seperti yang akan saudara tulis?

Bila pernah ada:

periksalah apakah ia menggunakan sumber-sumber yang sama;

usahakan dalam penulisan saudara menanggapi tulisan yang sudah ada itu;

berusahalah untuk memberikan sesuatu yang baru berdasarkan sumber yang saudara miliki

3. Periksa Ketersediaan Sumber-sumber

Perpustakaan pribadi

Perpustakaan gereja

Perpustakaan umum

Arsip gereja (jemaat, klasis, dan sinode)

Arsip kota atau wilayah atau propinsi

Arsip lembaga lain (media massa, organisasi masyarakat)

Arsip organisasi agama lain

4. Tampilkan Data Ringkas

Pergunakanlah tabel, gambar, grafik, dan berbagai alat bantu visual yang dapat menyederhanakandata-data yang saudara berikan.

Tampilan data yang ringkas akan menolong saudara dan pembaca saudara untuk mendapatkankesan dan informasi dengan mudah.

Page 5: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Tampilan data yang ringkas akan menolong saudara dan pembaca saudara untuk lebih mudahmengingat rangkaian data penting dalam bentuk singkat.

5. Kronologi atau Tematis?

Apapun yang saudara pilih kedua memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing

Kekuatan dan kelemahan penulisan kronologis adalah karena sifatnya yang berurutan danmenyeluruh

Kekuatan dan kelemahan penulisan tematis adalah karena sifatnya yang selektif

6. Kronologis

Pembaca tertolong untuk melihat rangkaian peristiwa secara berurutan, sehingga memperolehgambaran keseluruhan.

Pembaca bisa tersesat dalam lautan catatan sejarah yang tidak terlalu penting baginya, namundianggap penting oleh penulis.

Penulis yang hendak memaparkan semua dan segala hal dapat terjebak kepada kecenderunganmenulis terlalu banyak, namun tanpa analisis yang mendalam.

7. Tematis

Pembaca tertolong memahami persoalan tertentu secara baik, tanpa harus memperhatikanurutan sejarah yang tidak relevan.

Pembaca harus mencari sendiri informasi lain dari peristiwa sezaman yang tidak dibahas dalampenulisan sejarah yang tematis ini.

Penulis dapat terjebak pada penafsirannya sendiri tentang data/sumber tertentu untukmenyesuaikan diri dengan tema pilihannya.

8. Opini atau Fakta?

Dalam penulisan sejarah sedapat mungkin kita menghindari pemberian opini/pendapat yangtergesa-gesa

Dalam penulisan sejarah sedapat mungkin kita memberikan penjelasan atas fakta/data yangditampilkan oleh sumber-sumber

Dalam penulisan sejarah kita berusaha seobyektif mungkin, namun bukan berarti tanpasubyektivitas.

9. Opini

Penulisan sejarah tidak mungkin tanpa opini sama sekali, setiap penulisan sejarah adalahpenafsiran yang melibatkan pendapat/pandangan penulis;

Penulisan sejarah yang baik menempatkan opini pada bagian akhir/kesimpulan, setelah semuasumber dan data diperiksa;

Penulisan sejarah yang baik dapat memberikan pandangan/pendapat yang seobyektif mungkin,sehingga opini umum dapat diperbaiki/dikritisi.

Page 6: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

10. Fakta

Tidak ada orang yang dapat memonopoli fakta. Melalui sumber/data orang hanya dapatmempelajari sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu;

Tidak ada orang yang dapat menuliskan fakta. Orang hanya dapat menulis sejarah yangmerupakan tafsiran/penjelasan atas suatu fakta.

Fakta tidak berubah, yang berubah adalah penjelasan atau tafsiran, sehingga penulisan sejarahtidak pernah statis.

11. Menghindari Plagiarisme

Sebutkanlah sumber-sumber yang dipergunakan

Kutiplah sumber dengan cara penulisan yang bertanggungjawab

Simpanlah bukti rekaman (wawancara) dari narasumber

Page 7: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Langkah-langkah persiapannya

Page 8: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Tentukan untuk siapakah tulisan

sejarah ini akan disusun?

a. Sebagai tulisan akademis?b. Untuk peringatan ulang tahun

jemaat/gereja?c. Untuk laporan kehidupan jemaat?d. … (dan berbagai kemungkinan lainnya)

SIAPA PEMBACANYA?

Page 9: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Apakah sudah pernah ada orang lain yang

menulis topik seperti yang akan saudara tulis?Bila pernah ada:periksalah apakah ia menggunakan sumber-

sumber yang sama;usahakan dalam penulisan saudara menanggapi

tulisan yang sudah ada itu;berusahalah untuk memberikan sesuatu yang baru

berdasarkan sumber yang saudara miliki

PERIKSA TULISAN-TULISAN LAIN

Page 10: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Perpustakaan pribadiPerpustakaan gerejaPerpustakaan umumArsip gereja (jemaat, klasis, dan sinode)Arsip kota atau wilayah atau propinsiArsip lembaga lain (media massa, organisasi

masyarakat)Arsip organisasi agama lain

PERIKSA KETERSEDIAAN SUMBER

Page 11: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Pergunakanlah tabel, gambar, grafik, dan berbagai

alat bantu visual yang dapat menyederhanakandata-data yang saudara berikan.

Tampilan data yang ringkas akan menolongsaudara dan pembaca saudara untuk mendapatkankesan dan informasi dengan mudah.

Tampilan data yang ringkas akan menolongsaudara dan pembaca saudara untuk lebih mudahmengingat rangkaian data penting dalam bentuksingkat.

TAMPILKAN DATA RINGKAS

Page 12: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Apapun yang saudara pilih kedua memiliki

kekuatan dan kelemahan masing-masing

Kekuatan dan kelemahan penulisankronologis adalah karena sifatnya yangberurutan dan menyeluruh

Kekuatan dan kelemahan penulisan tematisadalah karena sifatnya yang selektif

KRONOLOGIS ATAU TEMATIS?

Page 13: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Pembaca tertolong untuk melihat rangkaian

peristiwa secara berurutan, sehingga memperolehgambaran keseluruhan.

Pembaca bisa tersesat dalam lautan catatan sejarahyang tidak terlalu penting baginya, namundianggap penting oleh penulis.

Penulis yang hendak memaparkan semua dansegala hal dapat terjebak kepada kecenderunganmenulis terlalu banyak, namun tanpa analisis yangmendalam.

Kronologis

Page 14: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Pembaca tertolong memahami persoalan tertentu

secara baik, tanpa harus memperhatikan urutansejarah yang tidak relevan.

Pembaca harus mencari sendiri informasi lain dariperistiwa sezaman yang tidak dibahas dalampenulisan sejarah yang tematis ini.

Penulis dapat terjebak pada penafsirannya sendiritentang data/sumber tertentu untuk menyesuaikandiri dengan tema pilihannya.

Tematis

Page 15: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Dalam penulisan sejarah sedapat mungkin kita

menghindari pemberian opini/pendapat yangtergesa-gesa

Dalam penulisan sejarah sedapat mungkin kitamemberikan penjelasan atas fakta/data yangditampilkan oleh sumber-sumber

Dalam penulisan sejarah kita berusaha seobyektifmungkin, namun bukan berarti tanpasubyektivitas.

OPINI ATAU FAKTA?

Page 16: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Penulisan sejarah tidak mungkin tanpa opini sama

sekali, setiap penulisan sejarah adalah penafsiranyang melibatkan pendapat/pandangan penulis;

Penulisan sejarah yang baik menempatkan opinipada bagian akhir/kesimpulan, setelah semuasumber dan data diperiksa;

Penulisan sejarah yang baik dapat memberikanpandangan/pendapat yang seobyektif mungkin,sehingga opini umum dapat diperbaiki/dikritisi.

Opini

Page 17: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Tidak ada orang yang dapat memonopoli fakta.

Melalui sumber/data orang hanya dapatmempelajari sesuatu yang sudah terjadi di masalalu;

Tidak ada orang yang dapat menuliskan fakta.Orang hanya dapat menulis sejarah yangmerupakan tafsiran/penjelasan atas suatu fakta.

Fakta tidak berubah, yang berubah adalahpenjelasan atau tafsiran, sehingga penulisansejarah tidak pernah statis.

Fakta

Page 18: PENULIS SINODE GEREJA HURIA KRISTEN INDONESIA

Sebutkanlah sumber-sumber yang

dipergunakan Kutiplah sumber dengan cara penulisan

yang bertanggungjawab Simpanlah bukti rekaman (wawancara) dari

narasumber

Menghindari plagiarisme