penulis - repository.uhamka.ac.id
TRANSCRIPT
i
Penulis
Ayu Faradillah
Ayu Tsurayya
Copyright Β© 2020 Penulis
Hak cipta dilindungi Undang-undang
Cetakan I, Maret 2021
ISBN 978-623-7724-19-3
Diterbitkan oleh:
UHAMKA PRESS
Anggota IKAPI, Jakarta
Jl. Gandaria IV, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
e-mail: [email protected]
i
PRAKATA
Assalamuaβalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan selalu kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas Rahmat, Taufiq, dan Hidayah yang sudah diberikan sehingga kami
bisa menyelesaikan buku ajar yang berjudul Pengantar Persamaan
Diferensial. Penulisan buku ini bertujuan untuk membantu mahasiswa
memahami materi-materi persamaan diferensial melalui pembahasan di buku
maupun di video pembelajaran yang tersedia pada barcode. Buku ini juga
akan memberikan informasi mengenai Persamaan Diferensial Implisit dan
Eksplisit, Persamaan Diferensial Orde Satu, Persamaan Diferesial Orde Dua,
Transformasi Laplace, dan Aplikasi Persamaan Diferensial pada Kehidupan
Sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa proses penulisan buku ini dibantu oleh pihak
sehingga buku ini bisa selesai. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan
wawasan dan bimbingan kepada penulis sebelum maupun ketika menulis
buku panduan ini.
Penulis juga menyadari bahwa buku yang penulis buat masih tidak
belum bisa dikatakan sempurna. Maka, penulis meminta dukungan dan
masukan dari para pembaca, agar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi di
dalam menulis sebuah buku.
Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Bekasi, Maret 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BARCODE ........................................................................................... iv
ISI BUKU
1. BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL IMPLISIT
DAN EKSPLISIT
A. Konsep .............................................................................. 1
B. Persamaan Diferesial Implisit dan Eksplisit ....................... 2
C. Latihan Soal........................................................................ 3
2. BAB 2 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE 1
A. Pendahuluan ...................................................................... 5
B. Persamaan Diferensial dengan Peubah Terpisah ............. 5
C. Persamaan Diferensial Homogen ...................................... 8
D. Persamaan Diferensial Koefisien Linierβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦... 13
E. Persamaan Diferensial Eksak ............................................ 18
F. Analisis Jenis Persamaan Diferensial ................................ 23
G. Faktor Integrasi .................................................................. 26
1) Fungsi x saja ................................................................ 26
2) Fungsi y saja ................................................................ 29
3) Fungsi xy ...................................................................... 31
4) Fungsi x/y (Pengayaan) ............................................... 35
5) Fungsi y/x (Pengayaan) ............................................... 36
H. Persamaan Diferensial Linier Orde 1 ................................. 37
I. Latihan Soal ....................................................................... 40
iii
3. PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE 2
A. Penyelesaian Persamaan Diferensial Linier Homogen
Orde Dua dengan Koefisien Konstan ............................... 43
B. Persamaan Diferensial Tak Homogen ............................... 47
C. Penggunaan Variabel kompleks untuk Menyelesaikan
Persamaan Diferensial Orde Dua ...................................... 54
D. Tambahan Contoh Soal ..................................................... 55
E. Latihan Soal ....................................................................... 60
4. Transformasi Laplace
A. Fungsi Periodik ................................................................... 63
B. Derivatif Fungsi .................................................................. 63
C. Invers Laplace .................................................................... 65
D. Persamaan Diferensial dengan Suku Tak Homogen
Diskontinu ........................................................................... 69
E. Latihan Soal........................................................................ 71
5. APLIKASI PERSAMAAN DIFERENSIL ORDE 2
A. Persamaan Diferensial Orde 1 ........................................... 73
B. Persamaan Diferensial Orde 2 .......................................... 84
C. Latihan Soal........................................................................ 93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 96
iv
BARCODE
Scan Barcode di bawah, untuk mengakses seluruh video pembelajaran dalam Buku
Pengantar Persamaan Diferensial.
1
PERSAMAAN DIFERENSIAL
IMPLISIT DAN EKSPLISIT
A. Konsep
Konsep turunan sebagai bagian utama dari materi kalkulus dipikirkan
oleh dua ahli diwaktu yang hampir berdekatan. Seorang ilmuwan ahli
matematika dan fisika asal Inggris bernama Sir Isaac Newton pada tahun
1642-1727 dan seorang ahli matematika asal Jerman bernama Gootfried
Wilhelm Leibniz pada tahun 1646-1716.
Konsep turunan ini digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan
berbagai masalah bidang keilmuan, misalnya geometri.
Diferensial juga diartikan sebagai tingkat perubahan suatu fungsi atas
adanya perubahan variabel bebas dari fungsinya tersebut. Misalkan fungsi
f(x) = y, yang dimana y sebagai variabel terikat dan x sebagai variabel
bebasnya, artinya nilai y dipengaruhi oleh nilai x. Jadi, diferensial dapat
diartikan sebagai tingkat perubahan dari setiap variabel y sebagai
tanggapan terhadap suatu perubahan dalam variabel x.
B. Persamaan Diferesial Implisit dan Eksplisit
Penentuan order suatu persamaan diferensial tergantung pada
kandungan fungsi turunan di dalam persamaan diferensial tersebut. Order
atau tingkat suatu persamaan diferensial merupakan pangkat tertinggi
turunan dalam persamaan diferensial. Persamaan diferensial dibagi
BAB 1
Dalam Islam, menentukan waktu shalat, ramadhan, dan hari raya seperti Idul Fitri dan
Idul Adha menggunakan bantuan atau konsep spherical geometri. Beberapa ilmuwan
muslim yang mewarisi atau mengembangkan geomteri yaitu Tsabit Ibu Qurra, Ibnu al-
Haitham, dan Abu Nasr Mansur.
2
menjadi 2 jenis, yaitu persamaan diferensial implisit dan persamaan
diferensial eksplisit.
1. Persamaan Diferensial Implisit
Bentuk Persamaan Diferensial Implisit:
π(π₯, π¦) ,ππ¦
ππ₯ = 0 ππ‘ππ’ π(π₯, π¦, π¦β²)
Contoh 1.
Tentukan jenis dan penyelesaian persamaan diferensial (PD) berikut.
xyyβ² + x2 + 1 = 0
Penyelesaian:
Jenis PD di atas adalah PD implisit orde satu karena terdapat suku xyyβ
dimana yβ = ππ¦
ππ₯ yang artinya merupakan turunan pertama sehingga
dapat dikatakan sebagai orde satu.
π¦π¦β² =βπ₯2 β 1
π₯
π¦ππ¦
ππ₯= (
βπ₯2β1
π₯)
1 (Γ)ππ₯
π¦ ππ¦ = (βπ₯2 β 1
π₯) ππ₯
β« π¦ ππ¦ = β« (βπ₯2 β 1
π₯) ππ₯
1
2 π¦2 + πΆ = β« βπ₯ ππ₯ β« β
1
π₯ ππ₯
1
2 π¦2 = β
1
2π₯2 β ln π₯ + πΆ
1 (Γ) 2
π¦2 = β π₯2 β 2ln π₯ + 2πΆ
π¦ = ββπ₯2 β π₯2 + πΆ
π¦ = ββ2π₯2 + πΆ
3
2. Persamaan Diferensial Eksplisit
Bentuk Persamaan Diferensial Implisit:
ππ¦
ππ₯ = π(π₯, π¦)ππ‘ππ’ π¦β² = π(π₯, π¦)
Contoh 2.
Tentukan jenis dan penyelesaian persamaan diferensial (PD) berikut.
ππ¦
ππ₯= 3π₯2 + 6π₯ β 5
Penyelesaian:
Jenis PD di atas adalah PD eksplisit orde satu karena terdapat suku ππ¦
ππ₯
yang artinya merupakan turunan pertama sehingga dapat dikatakan
sebagai orde satu.
ππ¦
ππ₯= 3π₯2+6π₯β5
π₯ (Γ) ππ₯
ππ¦ = (3π₯2 + 6π₯ β 5) ππ₯
β« ππ¦ = β« (3π₯2 + 6π₯ β 5) ππ₯
y + c = π₯3 + 3π₯2 β 5π₯
C. Latihan Soal
Tentukan jenis dan penyelesaian persamaan diferensial (PD) di bawah ini.
1. (1 + π₯2)ππ¦
ππ₯β π₯π¦ = 0
2. π₯2π¦2π¦β² β 3π₯2 + 2 = 0
3. 2π₯π¦2ππ₯ β (π₯2 β 3)ππ¦ = 0
4. (1 + 2π₯2)π¦π¦β² = 2π₯(1 + π¦2)
5. π¦β²β²β² = 5π₯2 + 2π¦ β 6
6. π¦β²β² = π΄ tan π₯ β π΅ sin π₯
4
βJangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatnya yang tidak
pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal
hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah. Jangan takut
salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah
pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang
kedua.β
Hamka
5
PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-1
A. Pendahuluan
PD linear order satu π(π₯, π¦, π¦β²) = 0 yang dapat dinyatakan dalam bentuk.
π(π₯, π¦)ππ¦
ππ₯+ π(π₯, π¦) = 0 (2.1)
Variabel π¦ disebut dengan variabel terikat sedangkan variabel π₯ disebut
dengan variabel bebas. Fungsi (2.1) dapat dinyatakan dalam bentuk lain
dengan mengalikannya dengan ππ₯ pada masing-masing ruas persamaan,
sehingga
π(π₯, π¦)ππ¦ + π(π₯, π¦)ππ₯ = 0 (2.2)
Contoh 1.
1. ππ¦
ππ₯= 2π₯π¦ + sin π₯
2. π¦β² = ln 2π₯π¦ + tan π₯
3. (π₯ β cos π₯ + π¦)ππ₯ + (2π₯π¦ + sin π₯)ππ¦ = 0
4. ππ₯ cos π¦ ππ₯ + 2π₯ sin π₯ ππ¦ = 0
Pada penjabaran berikutnya, kita akan mempelajari beberapa jenis PD orde
satu.
B. Persamaan Diferensial dengan Peubah Terpisah
Persamaan diferensial (PD) orde satu merupakan bentuk PD yang paling
sederhana, karena hanya melibatkan turunan pertama dari suatu fungsi yang
tidak diketahui. Jika dalam persamaan tersebut variabel bebas dan variabel
tak bebasnya berada pada sisi yang berbeda dari tanda persamaannya,
maka disebut PD yang terpisah dan untuk menentukan penyelesaiannya
BAB 2
6
tinggal diintegralkan. Jika tidak demikian, maka disebut PD tak terpisah.
Suatu PD orde satu yang tak terpisah biasanya dapat dengan mudah
dijadikan PD terpisah melalui penggantian (substitusi) dari salah satu
variabelnya.
PD (2.2) direduksi ke bentuk
π(π₯) ππ₯ + π(π¦) ππ¦ = 0 (2.3)
Maka variabel-variabel dari persamaan (2.2) dinyatakan terpisah dan
persamaan diferensialnya disebut persamaan diferensial dengan variabel
terpisah. Penyelesaian persamaan diferensialnya diberikan oleh
β« π(π₯) ππ₯ + β« π(π¦)ππ¦ = πΆ (2.4)
Dimana πΆ sebagai parameter (konstanta)
Contoh 2.
Selesaikan PD:
4π¦π¦β² + π₯ = 0
Penyelesaian:
Dengan pemisahan variabel akan diperoleh
4π¦ ππ¦ = βπ₯ ππ₯
Dengan pengintegralan pada masing-masing sisinya akan diperoleh
penyelesaian umum:
β« 4π¦ ππ¦ = β« βπ₯ ππ₯
4
2π¦2 = β
1
2π₯2 + πβ
4π¦2 + π₯2 = π
Jadi solusi persamaan diferensial di atas adalah
4π¦2 + π₯2 = π
7
Contoh 3.
Selesaikan PD:
3π₯π¦π¦β² + π¦2 + 1 = 0
Penyelesaian:
3π₯π¦π¦β² + π¦2 + 1 = 0 dapat diubah menjadi
π¦
π¦2 + 1ππ¦ = β
ππ₯
3π₯
β«π¦
π¦2 + 1 ππ¦ = β« β
ππ₯
3π₯
1
2ln(π¦2 + 1) +
1
3ln(π₯) = πβ
π₯2(π¦2 + 1)3 = π
Jadi solusi persamaan diferensial di atas adalah
Contoh 4.
Selesaikan PD:
π¦β² + 2π₯π¦ = 0 ; π¦(0) = 1
Penyelesaian:
Persamaan diferensial di atas dapat diubah menjadi
ππ¦
π¦+ 2π₯ππ₯ = 0
β«ππ¦
π¦+ 2 β« π₯ππ₯ = πβ
ππ|π¦| + π₯2 = πβ
π¦ = exp (π β π₯2)
Jadi solusi persamaan diferensial di atas adalah
Untuk mendapatkan solusi khususnya, masukkan nilai π¦(0) = 1 ke dalam
solusi di atas, sehingga diperoleh 1 = ππ₯π(π) βπ = 0. Jadi solusi khususnya
π¦ = ππ₯π(βπ₯2)
π₯2(π¦2 + 1)3 = π
π¦ = exp (π β π₯2)
8
C. Persamaan Diferensial Homogen
Definisi 1.
Sebuah fungsi persamaan diferensial A(x,y) disebut persamaan homogen
bila terdapat n X R, sehingga A(kx,ky) = knA(x,y) dimana n dikatakan
sebagai order dari persamaan diferensial homogen A(x,y).
Pada suatu persamaan yang dinyatakan sebagai PD Homogen memiliki ciri
yaitu derajat pada setiap sukunya adalah sama.
Contoh 5.
Periksalah persamaan di bawah ini merupakan persamaan diferensial
homogen atau tidak
Penyelesaian:
1. f(x,y) = x + 3y
f(x,y) = f(kx, ky)
= kx + 3ky
= k(x + 3y), maka f(x,y) = x + 3y
merupakan PD homogen derajat 1
2. g(x,y) = 3x2 + xy β 7y2
g(x,y) = g(kx,ky)
=3(kx)2 + 4 (kx)(ky) β 7(ky)2
=3k2x2 + 4 k2(xy) β 7k2y2
=k2 +(3x2 + xy β 7y2) maka
fungsi ini merupakan PD Homogen derajat 2
3. F(x,y) = π₯2 + π¦
F(kx,ky) = (ππ₯)2 + ππ¦
= π2π₯2 + ππ¦
= π(ππ₯2 + π¦)β Bukan PD Homogen
9
Bentuk Umum
M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 (2.5)
Dimana M(x,y) dan N(x,y) merupakan PD Homogen.
Setelah kedua fungsi telah PD Homogen, selanjutnya substitusikan dengan:
π¦
π₯= π§ β π¦ = π§π₯
dy = x dz + z dx (2.6)
Atau
π₯
π¦= π§ β π₯ = π§π¦
dx = y dz + z dy (2.7)
Sehingga langkah-langkah untuk menyelesaikan PD. Homogen adalah.
a. Periksalah terlebih dahulu apakah M(x,y) dan N (x,y) adalah fungsi
homogen dengan menggunakan definisi di atas (f(x,y)=f(kx,ky)).
b. Jika M(x,y) dan N (x,y) homogen, maka substitusikan dengan persamaan
(2.6) atau (2.7). Selesaikan seperti langkah pada PD variabel terpisah.
c. Jika tidak homogen maka tidak usah diselesaikan.
Contoh 6.
Tentukan apakah PD di bawah ini merupakan PD Homogen dan
Selesaikanlah.
(π₯ + π¦ )ππ₯ + π₯ ππ¦ = 0
Penyelesaian:
1. Periksa PD Homogen atau tidak
π(ππ₯, ππ¦) = ππ₯ + ππ¦
π(ππ₯, ππ¦) = ππ₯ = π(π₯ + π¦)
Kedua suku pada soal di atas telah memenuhi syarat: F(kx,ky) = knF(x,y),
sehingga PD pada soal merupakan PD Homogen.
10
2. Substitusikan persamaan (2.6) atau (2.7)
Misal π¦
π₯= π β π¦ = π₯π§
ππ¦ = π₯ ππ§ + π§ ππ₯
ππ¦ = (π₯ + π¦)ππ₯ + π₯ ππ¦ = 0
ππ¦ = (π₯ + π₯π§)ππ₯ + π₯(π₯ ππ§ + π§ ππ₯) = 0
ππ¦ = π₯ (1 + π§)ππ₯ + π₯2 ππ§ + π₯π§ ππ₯ = 0
ππ¦ = [ π₯ (1 + π§) + π₯π§ ]ππ₯ + π₯2 ππ§ = 0
ππ¦ = π₯ ( 1 + π§ + π§)ππ₯ + π₯2 ππ§ = 0
ππ¦ = π₯ ( 1 + 2π§)ππ₯ + π₯2ππ§ β¦β¦β¦β¦ (Γ)1
(1+2π§)π₯2
ππ¦ = β«π₯
π₯2 ππ₯ + β«1
1+2π§ ππ§ = β« 0
ππ¦ = β«1
π₯ ππ₯ + β«
1
1+2π§ ππ§ = β« 0
= ln|π₯| + π + β«1
π’
ππ’
2
= ln|π₯| + π + 1
2β«
1
π’ ππ’
= ln|π₯| + π + 1
2ln|π’| + π
πππ ππ βΆ π’ = 1 + 2π§
ππ’ = 2ππ§
ππ§ =ππ’
2
11
= ln|π₯| + 1
2ln|(1 + 2π§)| = π β¦β¦. β¦(Γ) 2
= 2 ln|π₯| + ln|1 + 2π§| = 2 ln π
= ln |π₯2 | + ln|1 + 2π§| = π
= ln (π₯2(1 + 2 π¦
π₯) = π
Contoh 7.
Tentukan apakah PD di bawah ini merupakan PD Homogen dan
Selesaikanlah.
2π₯π¦ ππ₯ + (π₯2 β π¦2 )ππ¦ = 0
Penyelesaian:
π( ππ₯, ππ¦) = 2(ππ₯)(ππ¦) = 2π2π₯π¦ = π2(2π₯π¦)
π(ππ₯, ππ¦) = (ππ₯)2 β (ππ¦)2 = π2π₯2 β π2π¦2 = π2(π₯2 β π¦2)
Dari uji coba diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa keduanya PD
Homogen. Maka:
2π₯π¦ ππ₯ + (π₯2 β π¦2 )ππ¦ = 0
= 2 ( π¦π§π¦)( π¦ ππ§ + π§ ππ¦) + ((π¦π§)2 β π¦2)ππ¦ = 0
= 2 (π¦2π§)( π¦ ππ§ + π§ ππ¦) + (π¦2π§2 β π¦2)ππ¦ = 0
= 2 π¦3π§ ππ§ + 2π¦2π§2ππ¦ + π¦2π§2 β π¦2ππ¦ = 0
= 2 π¦3π§ ππ§ + (2π¦2π§2 + π¦2π§2 β π¦2)ππ¦ = 0
Misal : π₯
π¦= π§ β π₯ = π¦π§
ππ₯ = π¦ ππ§ + π§ ππ¦
πππ ππ π’ = 3π§2 β 1
ππ’ = 6π§ ππ§
ππ§ =ππ’
6π§
12
= 2 π¦3π§ ππ§ + 3π¦2π§2 β π¦2)ππ¦ = 0
= 2 π¦3π§ ππ§ + π¦2(3π§2 β 1)ππ¦ = 0 β¦β¦β¦β¦β¦β¦. (Γ)1
π¦3(3π§2β1)
= 2π§
3π§2β1 ππ§ +
π¦2
π¦3 ππ¦ = 0
= β«2π§
3π§2β1 ππ§ + β«
1
π¦ ππ¦ = β« 0
= β«2π§
π’
ππ’
6π§+ β«
1
π¦ ππ¦ = β« 0
= 1
3β«
1
π’ ππ’ + β«
1
π¦ ππ¦ = β« 0
= 1
3ln|3π§2 β 1| + ln π¦ = π β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ . . (Γ)3
= ln|3π§2 β 1| + 3 ln |π¦| = 3π
= ln|3π§2 β 1| + ln|π¦3| = π
= ln( (3π§2 β 1)π¦3) = π
= 3π¦3π§2 β π¦3 = π
= 3π¦3π₯2
π¦2 β π¦3 = π
= 3x2y β y3 = c
13
D. Persamaan Diferensial Koefisien Linier
Bentuk umum
(ππ₯ + ππ¦ + π)ππ₯ + (ππ₯ + ππ¦ + π)ππ¦ = 0 (2.8)
Persamaan diferensial (PD) koefisien linier sering juga disebut dengan
persamaan diferensial tidak homogen. Suatu PD dikatakan tidak homogen
jika.
A(kx,ky) β kn . A(x,y) (2.9)
Pada penyelesaian PD homogen, setelah menguji apakah suatu persamaan
dikatakan PD homogen atau tidak, Langkah selanjutnya adalah dengan
mensubstitusikan dy = x dz + z dx atau dx = y dz + z dy. Sedangkan pada
PD Koefisien Linier atau Tidak Homogen untuk mencari nilai ππ₯ dan ππ¦ bisa
diperoleh dengan.
Misal.
π’ = ππ₯ + ππ¦ + π β ππ’ = πππ₯ + πππ¦ (i)
π£ = ππ₯ + ππ¦ + π β ππ£ = πππ₯ + πππ¦ (ii)
Sehingga dx dan dy bisa diperoleh dengan mengeliminasi dan substitusi
pers. (i) dan (ii)
ππ’ = πππ₯ + πππ¦ |Γ π| β πππ’ = ππππ₯ + ππππ¦
ππ£ = πππ₯ + πππ¦ |Γ π| β πππ£ = ππππ₯ + ππππ¦ β
πππ’ β πππ£ = (ππ β ππ)ππ₯
ππ₯ =πππ’βπππ£
ππβππ (2.10)
Lakukan hal yang sama untuk memperoleh dy.
Cobalah untuk menurunkan dy, sehingga didapatkan
ππ¦ =πππ’βπππ£
ππβππ (2.11)
14
Contoh 8.
Tentukan apakah PD di bawah ini merupakan PD koefisien linier atau tidak
dan Selesaikanlah.
(2π₯ β π¦ + 3) ππ₯ + (4π₯ β 2π¦ + 7) ππ¦ = 0
Penyelesaian:
1. Periksa PD koefisien linier atau tidak
Pengujian PD koefisien linier sama seperti pengujian pada PD homogen.
f(kx,ky) = 2kx β ky + 3
= k (2x β y) + 3 β homogen
karena ada +3 yang tidak mengandung variable k.
f(kx,ky) = 4kx - 2ky +7
= k (4x - 2y) + 7 β homogen
karena ada +7 yang tidak mengandung variable k.
Kedua suku pada soal di atas telah memenuhi syarat: F(kx,ky) β knF(x,y),
sehingga PD pada soal merupakan PD koefisien linier.
2. Substitusikan persamaan (2.10) atau (2.11)
(2π₯ β π¦ + 3) ππ₯ + (4π₯ β 2π¦ + 7) ππ¦ = 0
Karena 2x β y merupakan setengah dari 4x β 2y maka
Misal.
π’ = 2π₯ β π¦
ππ’ = πππ₯ + πππ¦
ππ’ = 2 ππ₯ β 1 ππ¦
ππ¦ = β ππ’ + 2 ππ₯
Maka substitusikan pemisalan ke soal, sehingga
(2π₯ β π¦ + 3) ππ₯ + (4π₯ β 2π¦ + 7) ππ¦ = 0
(2π₯ β π¦ + 3) ππ₯ + (2(2π₯ β π¦) + 7) ππ¦ = 0
(π’ + 3)ππ₯ + [2π’ + 7] ππ¦ = 0
(π’ + 3) ππ₯ + (2 π’ + 7)(βππ’ + 2 ππ₯) = 0
15
π’ ππ₯ + 3 ππ₯ β 2 π’ ππ’ + 4π’ ππ₯ β 7 ππ’ + 14 ππ₯ = 0
5 π’ ππ₯ + 17 ππ₯ β 2 π’ ππ’ β 7 ππ’ = 0,
lalu kumpulkan masing-masing variabel yang sama untuk dapat
diintegralkan seperti pada PD variable terpisah.
(5 π’ + 17) ππ₯ β (2 π’ β 7) ππ’ = 0 β¦β¦β¦..(Γ)1
5π§+7
β« ππ₯ β β« ( 2π’+7
5π’+17 ) du = β« 0
Sehingga memperoleh penyelesaian akhir:
π₯ + 2π¦ β 5 (10 π₯ β 5π¦ + 17)1
5 = πΆ
Contoh 9.
Tentukan apakah PD di bawah ini merupakan PD koefisien linier atau tidak
dan Selesaikanlah.
ππ¦
ππ₯=
6π₯ β 2π¦ β 7
2π₯ + 3π¦ β 6
Penyelesaian:
1. Periksa PD koefisien linier atau tidak
(6π₯ + 2π¦ β 7)ππ₯ β (2π₯ + 3π¦ β 6)ππ¦ = 0
Sehingga,
f(kx,ky) = 6kx + 2ky β 7
= k (6x + 2y) β 7 β homogen
karena ada β 7 yang tidak mengandung variable k.
f(kx,ky) = - (2kx + 3ky β 6)
= -k (2x + 3y) β 6 β homogen
karena ada β 6 yang tidak mengandung variable k.
Kedua suku pada soal di atas telah memenuhi syarat: F(kx,ky) β knF(x,y),
sehingga PD pada soal merupakan PD koefisien linier.
16
2. Substitusikan persamaan (2.10) dan (2.11)
Misal :
π’ = (6π₯ + 2π¦ β 7) β ππ’ = 6ππ₯ β 2ππ¦ ;
π£ = (2π₯ + 3π¦ β 6) β ππ£ = 2ππ₯ + 3ππ¦
ππ₯ =πππ’ β πππ£
ππ β ππ
ππ₯ =3ππ’ β (β2)ππ£
6.3 β (β2)2
ππ₯ =3ππ’ + 2ππ£
22
dan
ππ¦ =πππ’ β πππ£
ππ β ππ
ππ¦ =2ππ’ β 6ππ£
(β2)2 β 6.3
ππ¦ =2ππ’ β 6ππ£
β22
Maka,
(6π₯ + 2π¦ β 7)ππ₯ β (2π₯ + 3π¦ β 6)ππ¦ = 0
π’ππ₯ β π£ππ¦ = 0
π’ (3ππ’ + 2ππ£
22) β π£ (
2ππ’ β 6ππ£
β22) = 0
π’
22(3ππ’ + 2ππ£) +
π£
22(2ππ’ β 6ππ£) = 0
π’(3ππ’ + 2ππ£) + 2π£(ππ’ β 3ππ£) = 0
3π’ππ’ + 2π’ππ£ + 2π£ππ’ β 6π£ππ£ = 0
(3π’ + 2π£)ππ’ + (2π’ β 6π£)ππ£ = 0
Buktikan apakah persamaan diatas termasuk PD Homogen.
π(π’, π£) = 3π’ + 2π£ π(π’, π£) = 2π’ β 6π£
π(ππ’ β ππ£) = 3(ππ’) + 2(ππ£) π(ππ’ β ππ£) = 2(ππ’) β 6(ππ£)
π(ππ’ β ππ£) = π(3π’ + 2π£) π(ππ’ β ππ£) = π(2π’ β 6π£)
17
Misal :
π’
π£= π§ β π’ = π§π£ β ππ’ = π§ππ£ + π£ππ§
(3π’ + 2π£)ππ’ + (2π’ β 6π£)ππ£ = 0
(3π§π£ + 2π£)(π§ππ£ + π£ππ§) + (2π§π£ β 6π£)ππ£ = 0
3π§2π£ππ£ + 3π§π£2ππ§ + 2π§π£ππ£ + 2π£2ππ§ + (2π§π£ β 6π£)ππ£ = 0
(3π§2π£ + 4π§π£ β 6π£)ππ£ + (3π§π£2 + 2π£2)ππ§ = 0
[π£(3π§2 + 4π§ β 6)]ππ£ + [π£2(3π§2 + 2)]ππ§ = 0
β«π£
π£2 ππ£ + β«3π§2 + 2
3π§2 + 4π§ β 6ππ§ = β« 0
Misal :
π’ = 3π§2 + 4π§ β 6 β ππ’ = (6π§ + 4)ππ§ β ππ§ =ππ’
2(3π§ + 2)
β«1
π£ππ£ + β«
3π§ + 2
π’.
ππ’
2(3π§ + 2)= β« 0
In|π£| +1
2 In|π’| = π
2In|π£| + In|π’| = π
2In|π£2| + In|3π§2 + 4π§ β 6| = π
In[π£2(3π§2 + 4π§ β 6)] = In π
π£2(3π§2 + 4π§ β 6) = π
3π’2 + 4π’π£ β 6π£2 = π
3(6π₯ β 2π¦ β 7)2 + 4(6π₯ β 2π¦ β 7)(2π₯ + 3π¦ β 6) β 6(2π₯ + 3π¦ β 6)2 = π
3(36π₯2 β 24π₯π¦ β 84π₯ + 4π¦2 + 28π¦ + 49) + (48π₯2 + 56π₯π¦ β 200π₯ β 24π¦2
β36π’ + 168 β 6(4π₯2 + 12π₯π¦ β 24π₯ + 9π¦2 β 36π¦ + 36) = π
108π₯2 β 72π₯π¦ β 252π₯ + 12π¦2 + 84π¦ + 147 β 48π₯2 β 56π₯π¦ + 200π₯
+24π¦2 + 36π¦ β 168 β 24π₯2 β 72π₯π¦ + 144π₯ β 54π¦2 + 216π¦ β 216 = π
36π₯2 β 200π₯π¦ + 92π₯ β 18π¦2 + 336π¦ β 426 = π
18
E. Persamaan Diferensial Eksak
Dengan mengingat pelajaran kalkulus, jika pada sebuah fungsi persamaan
memiliki dua variable berbeda, seperti
π§ = π(π₯, π¦) = π₯2 + π¦2 β 3π₯3π¦2 β 3π₯2π¦3 + 6π₯π¦ + 15
Diferensial total dari fungsi di atas diberikan oleh
ππ§ =ππ(π₯, π¦)
ππ₯ππ₯ +
ππ(π₯, π¦)
ππ¦ππ¦
= (2π₯ β 9π₯2π¦2 β 6π₯π¦3 + 6π¦)ππ₯ + (2π¦ β 6π₯3π¦ β 9π₯2π¦2 + 6π₯)ππ¦
Sebaliknya jika kita mulai dari ekspresi
= (2π₯ β 9π₯2π¦2 β 6π₯π¦3 + 6π¦)ππ₯ + (2π¦ β 6π₯3π¦ β 9π₯2π¦2 + 6π₯)ππ¦
Definisi 2.
Ekspresi Diferensial
π(π₯, π¦)ππ₯ + π(π₯, π¦)ππ¦ = 0 (2.12)
PD disebut eksak bila ruas kiri dapat ditulis sebagai diferensial total dari
Suatu PD yang memiliki dua variabel π(π₯, π¦) sehingga
π(π₯, π¦) =π
ππ₯π(π₯, π¦) dan π(π₯, π¦) =
π
ππ¦π(π₯, π¦) (2.13)
Misalkan belum diketahui apakah persamaan (2.13) eksak atau tidak.
Sehingga, kita harus menguji terlebih dahulu PD (2.13) eksak atau tidak.
Adapun langkah-langkah pengujikan suatu PD eksak atau tidak yaitu dengan
Eksak berasal dari kata sifat yang memiliki arti pasti, tentu, dan tidak dapat diubah-ubah
lagi. Salah satu ayat pada Al-Quran yang memiliki pengertian eksak, yaitu.
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan." (Q.S. Al-Jumuβah : 8)
19
cara mengintegrasikan koefisien dari ππ₯ terhadap π₯ dengan y dianggap
konstan.
Definisi 3.
Persamaan Diferensial:
π(π₯, π¦) ππ₯ + π(π₯, π¦)ππ¦ = 0
Dikatakan eksak jika ada persamaan (π₯, π¦) sehingga derivatif parsialnya
terhadap π₯ adalah π(π₯, π¦) dan derivatif parsialnya terhadap π¦ adalah π(π₯, π¦).
Maka berdasarkan definisi 3, suatu PD dinyatakan eksak jika ada fungsi yang
sedemikian sehingga
π(π₯, π¦) =ππ(π₯, π¦)
ππ₯ dan Q(x, y) =
ππ(π₯, π¦)
ππ¦
Diferensial total dapat ditulis sebagai berikut.
ππΉ(π₯, π¦) = 0. Berarti:
ππΉ
ππ₯ππ₯ +
ππΉ
ππ¦ππ¦ = 0
Persamaan (1) dan (2) harus identik, karena keduanya dapat ditulis sebagai
diferensial dari πΉ(ππΉ(π₯, π¦)) sehingga
π(π₯, π¦) =ππΉ
ππ₯β
ππ
ππ¦=
π2πΉ
ππ₯ππ¦
π(π₯, π¦) =ππΉ
ππ¦β
ππ
ππ₯=
π2πΉ
ππ¦ππ₯
β§ sama
πΉ(π₯, π¦) = β« π(π₯, π¦)ππ₯ + π(π¦) (2.14)
Karena diintegralkan terhadap π₯ maka π¦ dianggap sebagai konstanta
sehingga merupakan fungsi dari π¦
ππΉ
ππ¦=
π
ππ¦[πΉ(π₯, π¦)] =
π
ππ¦[π(π₯, π¦)ππ₯ + π(π¦)]
=π
ππ¦[β« π(π₯, π¦)ππ₯] + πβ²(π¦)
Kita tahu bahwa ππΉ
ππ¦= N(x, y)
20
Maka:
π(π₯, π¦) =π
ππ¦[β« π(π₯, π¦)ππ₯] + πβ²(π¦)
π(π¦) = β« [π(π₯, π¦) βπ
ππ¦[β« π(π₯, π¦)ππ₯]] ππ¦
Sehingga
πΉ(π₯, π¦) = β« π(π₯, π¦)ππ₯ + π(π¦)
= β« π(π₯, π¦)ππ₯ + β« [π(π₯, π¦) βπ
ππ¦[β« π(π₯, π¦)ππ₯]] ππ¦
Syarat eksak ditentukan oleh
π2F
ππ₯ππ¦=
π2F
ππ¦ππ₯
ππ
ππ¦=
ππ
ππ₯β Syarat PD Eksak
Jika π¦ terlebih dulu dianggap konstan, kita juga bisa membalik kondisi
dengan π₯ dulu yang dianggap konstan.
Dengan
πΉ(π₯, π¦) = β« π(π₯, π¦)ππ¦ + π(π₯) (2.15)
ππΉ(π₯, π¦)
ππ₯=
π
ππ₯[β« π(π₯, π¦)ππ¦] + πβ²(π₯) = π(π₯, π¦)
Teorema Persamaan Diferensial
π(π₯, π¦)ππ₯ + π(π₯, π¦)ππ¦ = 0
Eksak jika hanya jika
ππ(π₯, π¦)
ππ¦=
ππ(π₯, π¦)
ππ₯
dimana fungsi π(π₯, π¦), π(π₯, π¦),ππ(π₯,π¦)
ππ₯,
ππ(π₯,π¦)
ππ¦ dan persamaan terdefinisi dan
kontinu dalam daerah terhubung sederhana.
21
Contoh 10.
Tentukan apakah PD di bawah ini merupakan PD eksak atau tidak dan
Selesaikanlah.
Penyelesaian:
1. Periksa PD Eksak atau tidak
Karena , maka persamaan diferensial eksak.
2. Substitusikan ke persamaan 2.14 atau 2.15
Selanjutnya dicari nilai
Sehingga
atau
Jadi penyelesaiannya adalah
22
Contoh 11.
Tentukan apakah PD di bawah ini merupakan PD eksak atau tidak dan
Selesaikanlah.
xyβ + y + 4 = 0
Penyelesaian:
1. Periksa PD Eksak atau tidak
xyβ + y + 4 = 0
xyβ = - (y+4)
x = - (y + 4)
x dy + (y + 4) dx = 0
(y + 4) dx + x dy = 0
Sehingga,
M(x,y) = y + 4
= 1
N(x,y) = x
= 1
Karena = , maka xyβ + y + 4 = 0 persamaan differensial eksak
2. Substitusikan ke persamaan 2.14 atau 2.15
Fungsi penyelesaian
u(x,y) =
=
= xy + l(x)
Nilai konstanta l(x)
= M
y + = y + 4
= 4
23
= 4 dx
=
l(x) = 4x + c
Jadi,
u(x,y) = xy + 4x + c
xy + 4x + c = 0
xy = - c β 4x
y =
jadi, penyelesaiannya adalah fungsi y =
F. Analisis Jenis PD Orde-1
Jenis-jenis PD Orde-1 yang telah dijabarkan dan dipelajari, seperti PD
Variabel Terpisah, Homogen, Koefisien Linier, dan Eksak memiliki ciri yang
dapat dianalisis. Sehingga, dalam menyelesaikan suatu permasalahan dari
PD Orde-1 dapat dianalisis berdasarkan bentuk umumnya.
Contoh 12.
Tentukan jenis PD orde-1 dari persamaan (6xy + 2y) ππ¦
ππ₯ = - (2x + 3y2)
Penyelesaian:
Persamaan di atas dapat dituliskan menjadi (2x + 3y2) dx + (6xy + 2y) dy = 0
1. Analisis Bentuk Umum PD orde-1.
a. Bentuk umum PD Variabel terpisah yaitu M(x) dx + N(y) dy = 0 (tidak
memenuhi)
b. Bentuk umum PD Homogen: M (x, y) dx + N (x, y) dy = 0 (memenuhi)
c. Bentuk umum PD Koefisien Linier: (ππ + ππ + π) π π + (ππ + ππ + π)
π π = π (tidak memenuhi)
d. Bentuk umum PD eksak: M (x, y) dx + N (x, y) dy = 0 (memenuhi)
24
Jadi, berdasarkan analisis bentuk umumnya, persamaan pada soal
kemungkinan merupakan jenis PD Homogen dan Eksak
2. Pembuktian PD yang memenuhi
Berdasarkan analisis bentuk PD orde-1, diperoleh bahwa persamaan
pada soal mungkin merupakan jenis PD Homogen dan Eksak. Sehingga,
pada Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan adalah analisis definisi
PD orde-1.
a. Definisi PD Homogen: f(kx,ky) = kn f(x,y).
Suku pertama β f(kx,ky) = 2kx + 3(ky)2
= 2kx + 3 k2y2
= k (2x + 3ky2)
bukan homogen (karena fungsi yang dihasilkan bukan (2x + 3y2)
seperti pada soal.
Suku kedua β f(kx,ky) = 6kxky + 2ky
= 6k2xy + 2ky
= k (6kxy + 2y)
bukan homogen (karena fungsi yang dihasilkan bukan (6xy + 2y)
seperti soal awal melainkan (6kxy + 2y)
Maka Contoh Soal tersebut bukan merupakan jenis PD Homogen.
b. Definisi PD eksak: ππ
ππ¦=
ππ
ππ₯
M (x,y) = (2x + 3y2) maka ππ
ππ¦= 0 + 6π¦ = 6π¦
N(x,y) = (6xy + 2y) maka ππ
ππ₯= 6π¦ + 0 = 6π¦
Sehingga terbukti bahwa ππ
ππ¦=
ππ
ππ₯ β 6π¦ = 6π¦
Oleh karena itu, Contoh Soal ini merupakan jenis PD Eksak.
25
3. Penyelesaian
Berdasarkan hasil analisis bentuk umum dan definisi dari jenis-jenis PD
orde-1 di atas, diperoleh bahwa persamaan (2x + 3y2) dx + (6xy + 2y) dy
= 0 merupakan jenis dari PD eksak, Sehingga penyelesaiannya sebagai
berikut.
a. Buktikan fungsi kontinu
u(x,y) = β« π ππ₯ + π(π¦)
= β«(2π₯ + 3π¦2) ππ₯ + π(π¦)
= x2 + 3xy2 + k(y)
b. Setelah memperoleh u(x,y) diperoleh hasil x2 + 3xy2 + k(y), untuk
mendapatkan nilai k(y) dilakukan dengan cara mensubstitusikan ke
ππ’
ππ¦= π(π₯, π¦)
Sehingga, u(x,y) = x2 + 3xy2 + k(y)
ππ’
ππ¦= 0 + 6π₯π¦ +
ππ(π¦)
ππ¦= 6π₯π¦ +
ππ(π¦)
ππ¦
Dan N (x,y) = 6xy + 2y
Ketika disubtitusikan menjadi
ππ’
ππ¦= π(π₯, π¦)
6π₯π¦ + ππ(π¦)
ππ¦ = 6xy + 2y
ππ(π¦)
ππ¦= 2π¦
Karena yang dicari adalah nilai k(y),
maka ππ(π¦)
ππ¦= 2π¦ masing-masing ruas diintegralkan jadi
β« ππ(π¦)
ππ¦= β« 2π¦ dikali silang dy
β« ππ(π¦) = β« 2π¦ ππ¦
k(y) = y2 + c
Substitusikan k (y) ke u(x,y)
u(x,y) = x2 + 3xy2 + k(y)
= x2 + 3xy2 + y2+ c
26
u(x,y) merupakan fungsi kontinu yang bernilai 0 sehingga
0 = x2 + 3xy2 + y2+ c
y2 (π₯ + 1) = β x2 β π
π½πππ, ππππ¦ππππ ππππ ππππ ππππ‘πβ ππ· ππ ππ‘ππ πππππβ π¦ = ββπ₯2βπ
π₯+1
G. Faktor Integrasi
Definisi 4.
Sebuah faktor pengali yang menjadikan suatu PD yang tidak eksak menjadi
PD eksak dinamakan faktor integrasi.
Teorema Faktor Integrasi
M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0
Seperti yang diketahui bahwa untuk menguji suatu PD Eksak atau tidak
adalah jika dan hanya jika
ππ(π₯,π¦)
ππ¦=
ππ(π₯,π¦)
ππ₯ (2.16)
Kita asumsikan bahwa PD pada bentuk umum di atas tidak eksak dan
memiliki faktor integrasi a(x,y). Sehingga berdasarkan definisi
a(x,y) M(x,y) dx + a(x,y) N(x,y) dy = 0 (2.17)
PD (2.17) merupakan PD Eksak. Jadi, untuk mengujinya menjadi
π
πππ(π, π)π΄(π, π) =
π
πππ(π, π)π΅(π, π)
Sehingga dapat menggunakan sifat dasar turunan uv = uβv + vβu menjadi
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) =
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) (2.18)
1. Faktor Integrasi a(x,y) = a(x) (Fungsi x saja)
Misalkan ππ(π₯,π¦)
ππ¦= 0
Substitusikan ke (2.18) sehingga,
27
0 π(π₯, π¦) + ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) = β (
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦))
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) β
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) =
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦)
π(π₯, π¦) (ππ(π₯,π¦)
ππ¦β
ππ(π₯,π¦)
ππ₯) =
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦)
π(π₯, π¦) (ππ(π₯,π¦)
ππ¦β
ππ(π₯,π¦)
ππ₯) ππ₯ = ππ(π₯, π¦) π(π₯, π¦)
Gunakan prinsip pada PD dengan variabel yang dapat dipisahkan untuk
menggabungkan a(x,y) dengan ππ(π₯, π¦) dan N(x,y) dengan dx. Sehingga
dikalikan dengan 1
π(π₯,π¦)π(π₯,π¦)
π(π₯, π¦) (ππ(π₯,π¦)
ππ¦β
ππ(π₯,π¦)
ππ₯) ππ₯ = ππ(π₯, π¦) π(π₯, π¦)
1
π(π₯,π¦)(
ππ(π₯,π¦)
ππ¦β
ππ(π₯,π¦)
ππ₯) ππ₯ =
1
π(π₯,π¦)ππ(π₯, π¦)
Integralkan kedua ruas menjadi
β«1
π(π₯,π¦)(
ππ(π₯,π¦)
ππ¦β
ππ(π₯,π¦)
ππ₯) ππ₯ = β«
1
π(π₯,π¦)ππ(π₯, π¦)
Sehingga
β«1
π(π₯,π¦)(
ππ(π₯,π¦)
ππ¦β
ππ(π₯,π¦)
ππ₯) ππ₯ = ln|π|
Jadi,
πβ«
1
π(π₯,π¦)(
ππ(π₯,π¦)
ππ¦β
ππ(π₯,π¦)
ππ₯)ππ₯
= πln|π|
Contoh 13.
Tentukan penyelesaian dari persamaan diferensial di bawah ini.
(1 β π₯π¦) ππ₯ + (π₯π¦ β π₯2) ππ¦ = 0
Penyelesaian:
1. Periksa PD eksak atau tidak
π = πβ«
π
π΅(π,π)(
ππ΄(π,π)
ππβ
ππ΅(π,π)
ππ)ππ
β Faktor Integrasi Fungsi x saja.
28
ππ(π₯, π¦)
ππ¦= βπ₯ β
ππ(π₯, π¦)
ππ₯= π¦ β 2π₯
(1 β π₯π¦)ππ₯ + (π₯π¦ β π₯2) ππ¦ = 0 bukan Persamaan Differensial Eksak.
2. Substitusikan ke rumus faktor integrasi fungsi x saja
π(π₯) =
ππ(π₯,π¦)
ππ¦β
ππ(π₯,π¦)
ππ₯
π(π₯, π¦)
π(π₯) =βπ₯ β (π¦ β 2π₯)
π₯π¦ β π₯2
π(π₯) =βπ₯ β π¦ + 2π₯
π₯π¦ β π₯2
π(π₯) =(π₯ β π¦)
βπ₯(π₯ β π¦)
π(π₯) = β1
π₯
π(π₯) = πβ« π(π₯)ππ¦
π(π₯) = πβ«(β1
π₯)ππ¦
π(π₯) = πβ ln π₯
π(π₯) =1
π₯
3. Selesaikan dengan penyelesaian PD eksak
(1 β π₯π¦)ππ₯ + (π₯π¦ β π₯2) ππ¦ = 0 π₯ 1
π₯
(1
π₯β π¦) ππ₯ + (π¦ β π₯)ππ¦ = 0
a. Periksa PD eksak atau tidak
ππ(π₯, π¦)
ππ¦= β1 =
ππ(π₯, π¦)
ππ₯= β1
(1
π₯β π¦) ππ₯ + (π¦ β π₯)ππ¦ = 0 merupakan PD Eksak
b. Substitusikan ke persamaan (2.14) atau (2.15)
ππ(π₯,π¦)
ππ¦= β«(π¦ β π₯) πy
29
ππ(π₯, π¦)
ππ¦=
π¦2
2β π₯π¦ + πΆ
ππ₯(π₯, π¦) = βπ¦ + πΆ(π₯)
(1
π₯β π¦) = βπ¦ + πΆ(π₯)
β«1
π₯= β« πΆ(π₯)
ln π₯ = πΆ
π¦2
2β π₯π¦ + πΆ
Substitusikan : C = ln π₯
π¦2
2β π₯π¦ + ln π₯ = 0 Γ 2
π¦2 β 2π₯π¦ + 2 ln π₯ = 0
2. Faktor Integrasi a(x,y) = a(y) (Fungsi y saja)
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) =
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) (2.18)
Misalkan ππ(π₯,π¦)
ππ¦= 0
Coba turunkan rumus faktor integrasi fungsi y saja seperti yang telah
dilakukan pada fungsi x saja.
Sehingga diperoleh
Contoh 14.
Tentukan penyelesaian dari persamaan diferensial di bawah ini.
π₯π¦ ππ₯ + (1 + π₯2) ππ¦ = 0
Penyelesaian:
1. Periksa PD eksak atau tidak
ππ(π₯, π¦)
ππ¦= 1 β
ππ(π₯, π¦)
ππ₯= 2π₯
π = πβ«
π
π΄(π,π)(β
ππ΄(π,π)
ππ+
ππ΅(π,π)
ππ)ππ
β Faktor Integrasi Fungsi y
saja.
30
π₯π¦ ππ₯ + (1 + π₯2) ππ¦ = 0 bukan PD Eksak
2. Substitusikan ke rumus faktor integrasi fungsi y
π(π¦) =
ππ(π₯,π¦)
ππ₯β
ππ(π₯,π¦)
ππ¦
π(π₯, π¦)
π(π¦) =2π₯ β 1
π₯π¦
π(π¦) =π₯(2 β 1)
π₯π¦
π(π¦) =π₯
π₯π¦
π(π¦) =1
π¦
π(π¦) = πβ« π(π¦)ππ¦
π(π¦) = πβ«(
1
π¦)ππ¦
π(π¦) = πln π¦
π(π¦) = π¦
3. Selesaikan dengan penyelesaian PD eksak
a. Periksa PD eksak atau tidak
( π₯π¦ ππ₯ + (1 + π₯2) ππ¦ = 0 ) Γ π¦
(π₯π¦2)ππ₯ + (π¦ + π₯2π¦ )ππ¦ = 0
ππ(π₯, π¦)
ππ¦= 2π₯π¦ =
ππ(π₯, π¦)
ππ₯= 2π₯π¦
(π₯π¦2)ππ₯ + (π¦ + π₯2π¦ )ππ¦ = 0 merupakan PD Eksak
b. Substitusikan ke persamaan (2.14) atau (2.15)
ππ(π₯,π¦)
ππ¦= β«(π¦ + π₯2 π¦) πy
ππ(π₯, π¦)
ππ¦=
π¦2
2+
π¦2π₯2
2+ πΆ
ππ₯(π₯, π¦) = π₯π¦2 + πΆ(π₯)
31
π₯π¦2 = π₯π¦2 + πΆ(π₯)
β« 0 = β« πΆ(π₯)
0 = πΆ
Substitusikan : C = 0
π¦2
2+
π¦2π₯2
2+ 0 =
π¦2
2+
π¦2π₯2
2= 0
3. Faktor Integrasi a(x,y) = a(xy) (Fungsi xy saja)
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) =
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) (2.18)
Misalkan a(x,y) = a(xy) dan b = xy, sehingga
Dengan menggunakan prinsip aturan rantai diperoleh,
ππ(π₯,π¦)
ππ₯=
ππ
ππ
ππ
ππ₯ πππ
ππ(π₯,π¦)
ππ¦=
ππ
ππ
ππ
ππ¦
ππ(π₯, π¦)
ππ₯=
ππ
ππ
π(π₯π¦)
ππ₯=
ππ
πππ¦
πππππ(π₯, π¦)
ππ¦=
ππ
ππ
π(π₯π¦)
ππ¦=
ππ
πππ₯
Coba turunkan rumus faktor integrasi fungsi xy seperti yang telah
dilakukan pada fungsi x saja.
Sehingga diperoleh,
Contoh 15.
Tentukan penyelesaian dari persamaan diferensial di bawah ini.
(2π₯3π¦2 β π¦) ππ₯ + (2π₯2π¦3 β π₯) ππ¦ = 0
π = πβ«(
ππ΄(π,π)ππ
βππ΅(π,π)
ππ
ππ΅(π,π)βππ΄(π,π))π π
β Faktor Integrasi Fungsi xy saja.
32
Penyelesaian:
1. Periksa PD eksak atau tidak
π(π₯, π¦) = 2π₯2π¦2 β π¦ =ππ
ππ¦= 4π₯2π¦ β 1
π(π₯, π¦) = 2π₯3π¦3 β π₯ =ππ
ππ₯= 4π₯π¦2 β 1
(2π₯3π¦2 β π¦) ππ₯ + (2π₯2π¦3 β π₯) ππ¦ = 0 bukan PD eksak
2. Substitusikan ke rumus faktor integrasi fungsi xy
ππ
ππ¦β
ππ
ππ₯= 4π₯2π¦ β 1 β (4π₯π¦2 β 1 )
= 4π₯2π¦ β 4π₯π¦3
= 4π₯π¦(π₯2π¦2)
b= xy βππ
ππ¦= π₯ ,
ππ
ππ₯= π¦
πππ
ππ¦= π₯(2π₯3π¦2) = 2π₯4π¦2 β π₯π¦
πππ
ππ₯= π¦(2π₯2π¦3 β π₯) = 2π₯2π¦4 β π₯π¦
πππ
ππ¦β π
ππ
ππ₯= 2π₯4π¦2 β π₯π¦ β (2π₯2π¦4 β π₯π¦ )
= 2π₯4π¦2 β 2π₯2π¦4
= 2π₯2π¦2(π₯2 β π¦2)
πΉ(π) =
ππ(π₯,π¦)
ππ¦β ππ(π₯,π¦)
ππ₯
π¦π(π₯, π¦) β π₯π(π₯, π¦)
= β(4π₯π¦(π₯2π¦2)
2π₯2π¦2(π₯2 β π¦2) )
= β4π₯π¦
2π₯2π¦2
= β2
π₯π¦
Faktor Integrasi terhadap xy
a(b) = πβ« πΉ(π) ππ£
= πβ« β(
2
π₯π¦) ππ£
33
= πβ2β« β(
1
π₯π¦) ππ£
= πβ2 ln |π₯π¦|
= πln|π₯π¦|β2
= πln |π₯β2π¦β2|
a(b) = π₯2π¦2 =1
π₯2π¦2
Maka persamaan terhadap xy
1
π₯2π¦2 (2π₯3π¦2 β π¦) ππ₯ +1
π₯2π¦2 (2π₯2π¦3 β π₯) ππ¦ = 0
3. Selesaikan dengan penyelesaian PD eksak
a. Periksa PD eksak atau tidak
π = 1
π₯2π¦2(2π₯3π¦2 β π¦) =
2π₯3π¦2 β π¦
π₯2π¦2 =2π₯3π¦2
π₯2π¦2 βπ¦
π₯2π¦2 = 2π₯ β1
π₯2π¦
ππ
ππ¦=
1
π₯2π¦2
π =1
π₯2π¦2(2π₯2π¦3 β π₯) =
2π₯2π¦3 β π₯
π₯2π¦2 = 2π₯2π¦3
π₯2π¦2 βπ₯
π₯2π¦2 = 2π¦ β1
π¦2
ππ
ππ₯=
1
π₯2π¦2
(2π₯ β1
π₯2π¦) ππ₯ + (2π¦ β
1
π¦2) ππ¦ = 0 merupakan PD eksak.
b. Substitusikan ke persamaan (2.14) atau (2.15)
π(π₯, π¦) = β« π(π₯, π¦) + π(π¦)
= β« (2π₯ β1
π₯2π¦) ππ₯ + π(π¦)
= π₯2 +1
π₯π¦+ π(π¦)
π
ππ¦[π₯2 +
1
π₯π¦+ π(π¦)] = 2π¦ β
1
π¦2
β1
π₯π¦2 +ππ(π¦)
ππ¦ = 2π¦ β
1
π¦2
34
β« ππ(π¦) = β« 2π¦ ππ¦
π(π¦) = π¦2 + π
Substitusi,
π(π₯, π¦) = π₯2 +1
π₯π¦+ π¦2 + π
π(π₯, π¦) = β« (π₯, π¦) ππ¦ + π(π₯)
= β« (2π¦ β1
π₯π¦2) ππ¦ + π(π₯)
= β« 2π¦ ππ¦ β β«1
π₯π¦2 ππ¦ π(π₯)
= π¦2 +1
π₯π¦+ π(π₯)
π
ππ₯[π¦2 +
1
π₯π¦+ π(π₯) ] = 2π₯ β
1
π₯2π¦
β1
π₯2π¦+
ππ(π₯)
ππ₯ = 2π₯ β
1
π₯2π¦
β« ππ(π₯) = β« 2π₯ ππ₯
i(x) = π₯2 + π
Jadi,
π(π₯, π¦) = π¦2 +1
π₯π¦+ π₯2 + π
35
Pengayaan
1. Faktor Integrasi a(x,y) = a(x/y)
(Fungsi x/y saja)
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) =
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) (2.18)
Misalkan a(x,y) = a(x/y) dan b = x/y, sehingga
Dengan menggunakan prinsip aturan rantai diperoleh,
ππ(π₯,π¦)
ππ₯=
ππ
ππ
ππ
ππ₯ πππ
ππ(π₯,π¦)
ππ¦=
ππ
ππ
ππ
ππ¦
ππ(π₯, π¦)
ππ₯=
ππ
ππ
π(π₯/π¦)
ππ₯=
ππ
ππ(
1
π¦)
πππππ(π₯, π¦)
ππ¦=
ππ
ππ
π(π₯/π¦)
ππ¦=
ππ
ππ(β
π₯
π¦2)
Coba turunkan rumus faktor integrasi fungsi x/y seperti yang
telah dilakukan pada fungsi x saja.
Sehingga diperoleh,
Rumus Faktor Integrasi Fungsi x/y saja.
π = πβ«(
ππ(ππ΄(π,π)
ππβ
ππ΅(π,π)ππ
)
ππ΄(π,π)+ππ΅(π,π))ππ
36
2. Faktor Integrasi a(x,y) = a(y/x) (Fungsi y/x saja)
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ¦π(π₯, π¦) =
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) +
ππ(π₯,π¦)
ππ₯π(π₯, π¦) (2.18)
Misalkan a(x,y) = a(xy) dan b = y/x, sehingga
Dengan menggunakan prinsip aturan rantai diperoleh,
ππ(π₯,π¦)
ππ₯=
ππ
ππ
ππ
ππ₯ πππ
ππ(π₯,π¦)
ππ¦=
ππ
ππ
ππ
ππ¦
ππ(π₯, π¦)
ππ₯=
ππ
ππ
π(π₯π¦)
ππ₯=
ππ
ππ(β
π¦
π₯2)
πππππ(π₯, π¦)
ππ¦=
ππ
ππ
π(π₯π¦)
ππ¦=
ππ
ππ(
1
π₯)
Coba turunkan rumus faktor integrasi fungsi y/x seperti yang
telah dilakukan pada fungsi x saja.
Sehingga diperoleh,
Rumus Faktor Integrasi Fungsi y/x saja
π = πβ«(
ππ(ππ΅(π,π)
ππ βππ΄(π,π)
ππ )
ππ΄(π,π)+ππ΅(π,π))ππ
37
H. Persamaan Diferensial Linier Orde 1
Definisi 5.
PD linier orde 1 adalah sebuah PD yang dapat ditulis dalam bentuk
yβ + M(x) y = N(x) (2.19)
dimana M(x) dan N(x) adalah fungsi kontinu dari x pada interval dimana
M dan N terdefinisi.
Persamaan ini mempunyai faktor integrasi:
Sehingga,
yβ + M(x) y = N(x)
ππ¦
ππ₯+ π(π₯)π¦ = π(π₯) [kali dx]
dy + M(x)y dx = N(x) dx
dy + M(x)y dx - N(x) dx = 0
[M(x)y β N(x)] dx + dy = 0
Uji Eksak (1)
ππ
ππ¦=
π(π(π₯)π¦ β π(π₯))
ππ¦= π(π₯)
ππ
ππ₯=
π(1)
ππ₯= 0
ππ
ππ¦β
ππ
ππ₯, π‘ππππ πππ ππ
Integrasikan terhadap (x)
π = πβ«
1
π(π₯)(
ππ(π₯)
ππ¦β
ππ(π₯)
ππ₯)ππ₯
π = πβ«1
1(π(π₯)β 0)ππ₯
π = πβ« π(π₯) ππ₯
Kalikan faktor integrasi πβ« π(π₯) ππ₯ dengan bentuk umum PD Linier Orde 1
menjadi
πβ« π(π₯) ππ₯ ππ¦
ππ₯+ πβ« π(π₯) ππ₯ π(π₯)π¦ = πβ« π(π₯) ππ₯ π(π₯) (2.20)
38
πβ« π(π₯) ππ₯ ππ¦ + πβ« π(π₯) ππ₯(M (x)π¦ β π(π₯))ππ₯ = 0
Uji Eksak (2)
ππ
ππ¦=
π(πβ« π(π₯) ππ₯(M (x)π¦ β π(π₯)))
ππ¦= πβ« π(π₯) ππ₯π(π₯)
ππ
ππ₯=
π(πβ« π(π₯) ππ₯)
ππ₯= πβ« π(π₯) ππ₯π(π₯)
ππ
ππ¦=
ππ
ππ₯, πππ ππ
Dengan menggunakan prinsip derivatif total diperoleh
π(πβ« π(π₯) ππ₯π¦) = πβ« π(π₯) ππ₯ππ¦ + π(π₯)π¦ πβ« π(π₯) ππ₯ππ₯
Perhatikan persamaan (2.20), sehingga
π(πβ« π(π₯) ππ₯π¦) = πβ« π(π₯) ππ₯ π(π₯) dx
Integralkan masing-masing suku
β« π(πβ« π(π₯) ππ₯π¦) = β« πβ« π(π₯) ππ₯ π(π₯) ππ₯
πβ« π(π₯) ππ₯π¦ = β« πβ« π(π₯) ππ₯ π(π₯) ππ₯ + π
Kalikan dengan πβ β« π(π₯) ππ₯
Jadi,
π = πβ β« π΄(π) ππ β« πβ« π΄(π) ππ π΅(π) π π + ππβ β« π΄(π) ππ (2.21)
Dimana c merupakan konstanta integrasi.
Contoh 16.
Selesaikan persamaan differensial berikut.
π¦β² + π¦ = 0
Penyelesaian:
F(x) =πβ« ππ₯
πΉ(π₯)π¦ = π¦πβ« ππ₯
π
ππ₯(π(π₯)π¦) = πβ« ππ₯π¦β² + πβ« ππ₯π¦
= πΉ(π₯)π¦β² + πΉ(π₯)π¦
39
π¦β² + π¦ = 0
πΉ(π₯)π¦β² + πΉ(π₯)π¦ = 0
β«(πΉ(π₯)π¦)β²
= β« 0
πΉ(π₯)π¦ = π
π¦ = πβ β« ππ₯π
π¦ = ππβπ₯
Contoh 17.
Tentukan penyelesaian dari persamaan diferensial di bawah ini.
ππ¦
π π₯+
2
π₯ π¦ =
sin 3π₯
π₯2
Penyelesaian:
π¦ = β« π(π₯)πβ« π(π₯)ππ₯ππ₯+πΆ
πβ« π(π₯)ππ₯
π¦ = β«
sin3π₯
π₯2 πβ«2π₯
ππ₯ππ₯+πΆ
πβ«2π₯
ππ₯
π¦ = β«
sin3π₯
π₯2 π2 ln π₯ππ₯+πΆ
π2 ln π₯
π¦ = β«
sin3π₯
π₯2 π₯2ππ₯+πΆ
π₯2
π¦ = β« sin 3π₯ ππ₯+πΆ
π₯2
π¦ = β« sin 3π₯ ππ₯+πΆ
π₯2
π¦ = β
1
3cos 3π₯+πΆ
π₯2
y = β1
3π₯β2 cos 3π₯ + πΆπ₯β2
40
I. Latihan Soal
1. Tentukan jenis PD di bawah ini dan berikanlah solusi
penyelesaiannya.
a. 9yyβ + 4x = 0
b. π¦π¦ β² = 3 cos π₯
c. tan π₯ ππ¦ β cot π¦ ππ₯ = 0
d. π¦(π₯ β 1)ππ₯ + (π¦ + 2)π₯ ππ¦ = 0
e. π¦ β² = (πππ 2π₯)(πππ 22π¦)
f. (βπ₯2 β π¦2 β π¦)ππ₯ + π₯ ππ¦ = 0
g. (π₯3 β π¦3)ππ₯ β (3π₯π¦2)ππ¦ = 0
h. (3x + 3y β 6) dx + (6x + 6y β 12) dy = 0
i. ππ¦
ππ₯=
4π₯2 + 3π¦2
2π₯π¦
j. ππ¦
ππ₯=
π₯ππ¦
π₯β +π¦
π₯
k. (2π₯ β 9π₯2π¦2 -6xy3 + 6y) dx + (2y β 6x3y -9x2y2 + 6x) dy = 0
l. sin(π₯ + π¦)ππ₯ + (5π¦2 + 3π¦ + sin(π₯ + π¦))ππ¦ = 0
m. (x + siny) dx + (x cos y β 2y) dy = 0
n. y = 2+π¦ππ₯π¦
2π¦βπ₯ππ₯π¦
o. (2 + π¦ππ₯π¦)ππ₯ + (π₯ππ₯π¦ β 2π¦ )ππ¦ = 0
2. Tentukan jenis faktor integrasi dan penyelesaian pada persamaan
diferensial berikut.
a. (1 β π₯π¦)ππ₯ + (π₯π¦ β π₯2)ππ¦ = 0
b. π¦ cos π₯ ππ₯ + 3 sin π₯ ππ¦ = 0
c. ππ₯(π₯ + 1)ππ₯ + (π¦ππ¦ β π₯ππ₯)ππ¦ = 0
d. (4π₯π¦ + 3π¦2 β π₯)ππ₯ + π₯(π₯ + 2π¦)ππ¦ = 0
e. (2π₯π¦4ππ¦ + 2π₯π¦3 + y) dx + (π₯2π¦4ππ¦ β π₯2π¦2 β 3π₯) = 0
f. (3y β ex) dx + x dy = 0
41
g. (12x2y + 3xy2 + 2y) dx + (6x3 + 3x2y + 2x)dy = 0
h. (2x3y2 + 4x2y + 2xy2 + xy4 + 2y) dx + (2y3 + 2x2 + 2x)dy = 0
i. (5xy+4π¦2 + 1)ππ₯ + (π₯2 + 2π₯π¦)ππ¦ = 0
j. 3π₯3π¦2 ππ₯ + (4π₯3π¦ β 12) ππ¦ = 0
k. π¦3ππ₯ β (π₯2 + π₯π¦)ππ¦ = 0
l. (π¦ β π₯π¦2) ππ₯ + (π₯ + π₯2π¦2) ππ¦ = 0
m. y(2xy+1)dx + x(1+2xy-x3y3)dy = 0
n. (x3 y2 β y) dx β (x2 y4 β x) dy = 0
o. (4π₯3π¦ β π₯π¦2)ππ₯ + (4π₯π¦3 β π₯2π¦)ππ¦ = 0
3. Selesaikanlah persamaan diferensial linier orde satu ini.
a. ππ¦
ππ₯β
1
π₯π¦ = π₯2 + 3π₯ β 2
b. ππ¦
ππ₯+
2
π₯ π¦ =
sin 3π₯
π₯2
c. ππ₯
ππ¦ β 2xy = ππ₯2
d. ππ¦
ππ₯+ 2π¦ = π₯
e. (π₯ β 2)ππ¦
ππ₯= π¦ + 2(π₯ β 2)3
42
βOrang yang berakal pergi ke medan perang membawa senjata. Berbantah
dan bertukar pikiran dengan cukup alasan. Berlawan dengan kekuatan.
Karena dengan akallah tercapai hidup, dengan budi tenanglah hati, dengan
pikiran tercapai maksud, dengan ilmu ditaklukkan duniaβ
Hamka
43
PERSAMAAN DIFERENSIAL
LINIER ORDE DUA
Definisi 1.
Persamaan diferensial linear orde 2 merupakan sebuah fungsi yang dapat
dituliskan dalam bentuk
π2(π₯)π¦β²β² + π1(π₯)π¦β² + π0(π₯)π¦ = π(π₯) (3.1)
Dimana π0, π1, π2 dan π adalah fungsi-fungsi kontinu dalam x yang
didefinisikan pada domain I dan π2(π₯) β 0 dalam πΌ
Definisi 2.
Jika π(π₯) β 0 pada Definisi 1 maka persamaan diferensial (3.1) dinamkan
persamaan diferensial linier tak homogen orde 2. Jika π(π₯) = 0 pada πΌ
maka persamaan (3.1) dinamakan persamaan diferensial homogen orde
2.
A. PD Linier Homogen Orde Dua dengan Koefisien
Konstan
Dari asumsi bahwa π2(π₯) β 0 untuk semua π₯ dalam domain, maka
persamaan umum (3.1) dapat diubah ke bentuk persamaan diferensial
berikut
π¦β²β² + π1π¦β² + π1π¦ = 0 (3.2)
Dengan π1, π0 merupakan bilangan riil.
Seperti yang telah dipelajari pada bab sebelumnya, konsep dasar
penyelesaian PD orde dua adalah dengan mengintegrasikan turunan
pada persamaan (3.2) dua kali. Sehingga, berdasarkan konsep tersebut
akan diperoleh dua konstanta.
BAB 3
44
Jika fungsi y dimisalkan dengan variable lain yaitu D, maka persamaan
(3.2) menjadi
(π·2 + π1(π₯)π· + π0(π₯))π¦ = 0 (3.3)
Bagaimana cara kita menyelesaikan persamaan di atas? Kita ingat bahwa
solusi persamaan linear homogen orde pertama dengan koefisien konstan
π¦β² + ππ¦ = 0 adalah suatu fungsi eksponen π¦ = πΆπβππ₯ jadi kita menduga
bahwa fungsi berbentuk eksponen
π¦ = πππ₯ (3.4)
Fungsi (3.4) harus diubah sesuai dengan bentuk pada persamaan (3.3)
dengan mensubstitusikan (3.4) ke dalam persamaan (3.3) menghasilkan
(π·2 + π1(π₯)π· + π0(π₯))πππ₯ = π·2(πππ₯) + π1π·(πππ₯) + π0(πππ₯)
= π2(πππ₯) + π1π(πππ₯) + π0(πππ₯)
= πππ₯(π2 + π1π + π0)
Persamaan ini bernilai nol. Sehingga dapat dituliskan menjadi
πππ₯(π2 + π1π + π0) = 0 (3.5)
Persamaan (3.5) dinamakan persamaan karakteristik dari persamaan
(3.2). Pada PD orde dua dengan koefisien konstanta terdapat tiga akar
penyelesaian yang berbeda, dimana konsepnya akan dijabarkan di bawah
ini.
Teorema 3.1 (Akar riil berbeda):
Diketahui bahwa π1 dan π2 merupakan dua akar riil berbeda dari sebuah
PD, maka penyelesaian umum PD tersebut adalah
π¦ = π΄ππ1π₯ + π΅ππ2π₯ (3.6)
Dimana π΄ dan π΅ konstanta-konstanta sembarang.
45
Contoh 1.
Tentukanlah penyelesaian umum persamaan diferensial linear
π¦β²β² + 9π¦β² + 20 π¦ = 0
Penyelesaian:
Persamaan karakteristik pada PD di atas yaitu
π2 + 9π + 20 = 0 (3.7)
Akar-akar yang diperoleh adalah -4 dan -5. Karena πβ4π₯ dan πβ5π₯ bebas
linier maka diperoleh penyelesaiannya menurut Teorema 3.1:
π¦(π₯) = π΄πβ4π₯ + π΅πβ5π₯ (3.8)
Contoh 2.
Tentukanlah penyelesaian umum persamaan diferensial
π¦β²β² β 2π¦β² β π¦ = 0
Dimana diketahui π¦(0) = 0 dan π¦β²(0) = β2
Penyelesaian:
Dimisalkan persamaaaan yβ β2π¦β² β π¦ = 0 dapat dituliskan dengan π2 β
2π β 1 = 0 dengan menggunakan rumus ABC atau pemfaktoran untuk
mencari akar-akarnya sehingga diperoleh π1 = 1 + β2 dan π2 = 1 β β2.
Terlihat bahwa kedua akar tersebut merupakan jenis akar riil berbeda
sehingga penyelesaiannya yaitu
π¦(π₯) = π΄π(1+β2)π₯ + π΅π(1ββ2)π₯ (3.9)
Cobalah untuk mensubstitusikan π¦(0) = 0 dan π¦β²(0) = β2 untuk
memperoleh nilai A dan B. Jika sudah disubstitukan maka akan diperoleh
bahwa nilai π΄ =1
2 sedangkan π΅ = β
1
2
Teorema 3.2: (Akar Berulang)
Jika persamaan karakteristik (3.5) mempunyai akar berulang, maka
penyelesaian umum persamaan diferensial (3.2) diberikan oleh
π¦(π₯) = π΄πππ₯ + π΅π₯πππ₯ (3.10)
46
Contoh 3.
Tentukanlah jenis akar pada persamaan diferensial berikut π¦β²β² + 8π¦β² +
16 = 0 dimana PD tersebut memiliki syarat π¦(0) = 2 dan π¦β²(0) = β7
Penyelesaian:
Persamaan pada contoh 3 dapat dituliskan juga dengan π2 + 8π β 16 = 0.
Sama halnya seperti contoh sebelumnya, gunakan rumus ABC atau
pemfaktoran untuk mencari akar-akarnya. Sehingga diperoleh kedua
akarnya yaitu π1 = π2 = β4. Berdasarkan Teorema 3.2 sehingga diperoleh
penyelesaiannya yaitu
π¦(π₯) = π΄πβ4π₯ + π΅π₯πβ4π₯ (3.11)
Substitusikan π¦(0) = 2 dan π¦β²(0) = β7 pada persamaan (3.11) sehingga
diperoleh π΄ = 2 dan π΅ = 1. Selain cara substitusi, kita dapat
menggunakan strategi lain untuk mencari penyelesaian jika suatu PD
memiliki akar berulang yaitu dengan cara reduksi orde. Anggaplah π¦1(π₯)
tidak ekuivalen dengan nol adalah penyelesaian PD (3.2). Penyelesaian
yang dapat dilakukan adalah
π¦(π₯) = π£(π₯)π¦1(π₯) (3.12)
Substitusikan ke persamaan (3.2) sehingga diperoleh
π¦1π£β²β² + (2π¦1β² + π1π¦1)π£β² + (π¦β²β² + π1π¦1
β² + π0π¦1)π£ = 0 (3.13)
Karena π¦1 merupakan penyelesaian (3.2), maka berarti
π¦1π£β²β² + (2π¦1β² + π1π¦1)π£β² = 0 (3.14)
Cermati persamaan (3.14), disimpulkan ordenya adalah satu untuk π£,
sehingga
π¦1π£β² + (2π¦1β² + π1π¦1)π£ = πΆ (3.15)
Dengan mengintegrasikan persamaan terakhir ini satu kali diperoleh
penyelesaiannya.
Perhatikan kembali contoh 3, akar penyelesaian yang didapatkan
yaitu π¦ = πΆπβ4π₯. Penyelesaian untuk v diberikan oleh π£ = πΆ0 + πΆ1π₯.
47
Teorema 3.3 (Akar Kompleks Konjugat):
Jika persamaan karakteristik (3.5) maka penyelesaian umum persamaan
diferensial (3.2) diberikan oleh
π¦(π₯) = π΄ππΌπ₯ cos π½π₯ + π΅ππΌπ₯ sin π½π₯
Contoh 4.
Tentukan penyelesaian dari suatu persamaan diferensial
π¦β²β² β 4π¦ + 16 = 0
Penyelesaian:
Ubahlah ke dalam fungsi r sehingga
π2 β 4π + 16 = 0 (3.18)
Akar-akar karakteristik yang diperoleh adalah 2 Β± 2πβ3 berdasarkan
teorema 3.3 penyelesaian umum PD diberikan oleh:
π¦ = π΄π(2+2β3π)π₯ + π΅π(2β2β3π)π₯ (3.19)
π¦ = π2π₯[(π΄ + π΅) cos 2β3π₯ + π(π΄ β π΅) sin 2β3π₯] (3.20)
Dari hasil ini, solusi untuk kasus ini sering ditulis dengan bentuk
π¦ = π2π₯(π΄ cos 2β3π₯ + π΅ sin 2β3π₯) (3.21)
B. PD Tak Homogen
Misalkan dituliskan suatu persamaan diferensial tak homogen menjadi
π¦β²β² + π1π¦β² + π0π¦ = π(π₯) (3.22)
Diketahui bahwa π0 dan π1 adalah fungsi kontinu pada interval terbuka πΌ.
Sedangkan π¦1 dan π¦2 adalah penyelesaian bebas linear PD diferensial (3.22),
maka π¦1 dan π¦2 dikatakan sebagai penyelesaian persamaan diferensial
homogen. Selanjutnya, untuk menyelesaikan PD tak homogen, perhatikanlah
penjabaran Teorema 3.4.
48
Teorema 3.4
Penyelesaian umum PD tak homogen (3.22) dapat ditulis menjadi
π¦(π₯) = π΄π¦1 + π΅π¦2 + π (3.23)
Dimana π¦1 dan π¦2 adalah penyelesaian PD homogen (π¦β) yang sebanding
dengan PD tak homogen (3.22), π΄ dan π΅ merupakan konstanta sembarang,
dan π penyelesaian khusus pada PD (3.22).
Teorema 3.2 mengungkapkan bahwa tahapan penyelesaian PD tak
homogen dapat dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu
1. Menentukan penyelesaian umum PD homogen pada persamaan (3.22).
Adapun penyelesaiannya dapat dituliskan dengan
π¦π = π΄π¦1 + π΅π¦2 (3.24)
2. Menentukan penyelesaian tunggal Y dari fungsi (3.23). Penyelesaian ini
dikatakan sebagai penyelesaian khusus dari fungsi(3.22)
3. Jumlahkan kedua penyelesaian tersebut sehingga terbentuk
penyelesaian umum persamaan diferensial tak homogen (3.22)
Dalam menentukan penyelesaian umum suatu PD tak homogen, maka harus
ditentukan penyelesaian khusus dulu. Beberapa Teknik yang bisa dilakukan
untuk menemukan penyelesaian khusus dari PD tak homogen yaitu dengan
cara.
1. Koefisien Tak Tentu
Teknik koefisien tak tentu mempersyaratkan bahwa dugaan tertentu yang
sebanding dengan suku tak homogen harus dibuat. Maksudnya adalah
bentuk suku tak homogen dapat dibuat sebagai dugaani dalam menentukan
penyelesaian khusus. Terdapat PD tak homogen bernilai πππ π₯ atau π ππ π₯
sehingga penyelesaian khususnya merupakan kombinasi dari πππ π₯ dan
π ππ π₯.
Teknik koefisien tak tentu dapat digunakan jika suku dalam π(π₯) terdiri
diferensial yang bebas linier. Maka, strategi koefisien tak tentu dapat
49
digunakan jika π(π₯) memuat suku-suku seperti π΄, π΅, π₯π, ππΆπ₯, sin πΆπ₯, cos πΆπ₯
dan gabungan dari beberapa suku, dimana πΆ konstan dan π bilangan bulat
positif. Yang dimaksud bebas linier adalah: Pandanglah turunan dari
persamaan berikut.
y = sin 3π₯,
yβ = 3 cos 3π₯,
yβ = β9 sin 3π₯,
yββ = β27 cos 3π₯, dan seterusnya.
Suatu turunan fungsi π₯π Ketika diturunkan sampai ke-π maka terbentuk
himpunan bebas linier. Pada Teknik ini dapat ditentukan bentuk penyelesaian
khusus dari PD tak homogen seperti pada persamaan (3.22).
a. Tidak mempunyai suku yang serupa dengan suku yh
Penyelesaian khusus π adalah penggabungan suku linier pada π(π₯) dan
turunannya yang bebas linier.
Contoh 5.
Tentukan penyelesaian dari persamaan diferensial
π¦β²β² β 3π¦β² β 4π¦ = 3π2π₯ + 2 sin π₯ β 8ππ₯ cos 2π₯ (3.25)
Penyelesaian:
Penyelesaian PD homogen pada soal yang dituliskan di atas yaitu
π¦β = π΄πβπ + π΅π4π₯
Bandingkan antara himpunan bebas linear penyelesaian homogen {ππ₯ , π4π₯}
dengan {π2π₯, sin π₯ , ππ₯ cos 2π₯} himpunan bebas linier dalam π(π₯) atau dapat
dikatakan bahwa pada penyelesaian homogen tidak terdapat yang serupa
dengan suku yang terdapat pada sisi kanan PD tersebut. Jadi himpunan
bebas linier koefisien tak tentu yaitu
{π2π₯ , sin π₯ , cos π₯ , ππ₯ sin 2π₯, ππ₯ cos 2π₯} (3.27)
Penyelesaian khusus PD (3.25) di atas dapat menggunakan teknik koefisien
tak tentu yaitu persamaan dari gabungan linier himpunan bebas linier
50
koefisien tak tentu, yaitu
π = π΄π2π₯ + π΅ cos π₯ + πΆ sin π₯ + ππ₯(π· cos 2π₯ + πΈ sin 2π₯) (3.28)
Dengan mendiferensiasikan persamaan (3.28) sampai turunan kedua, lalu
substitusikan π¦, π¦β², dan π¦β²β² ke persamaan (3.25) kita peroleh hubungan
berikut:
β6π΄π2π₯ β (5π΅ + 3πΆ) cos π₯ + (3π΅ β 5πΆ) sin π₯ + ππ₯((β2πΈ β 10π·) cos 2π₯
(2π· + 10πΈ) sin 2π₯ = 3π2π₯ + 2 sin π₯ β 8ππ₯ cos 2π₯ (3.29)
Bandingkan ruas kiri dan kanan pada PD (3.29) diperoleh π΄ = β1
2, π΅ =
3
8, πΆ =
β5
8, π· =
5
6, πΈ = β
1
6 jadi penyelesaian lengkap persamaan diferensial (3.25)
adalah
π¦ = π΄πβπ₯ + π΅π4π₯ β1
2π2π₯ +
3
8cos π₯ β
5
8sin π₯ + ππ₯ (
5
6cos 2π₯ β
1
6sin 2π₯) (3.30)
Contoh 6.
Tentukanlah penyelesaian umum persamaan diferensial tak homogen
π¦β²β² + 4π¦β² + 4π¦ = 4π₯2 + 6ππ₯ (3.31)
Penyelesaian:
π¦β = (π΄ + π΅π₯)πβ2π₯ (3.32)
Bandingkan suku pada persamaan (3.32) dengan suku di ruas kanan PD
(3.31) terlihat bahwa tidak ada suku yang sama pada kedua ruasnya. Oleh
karena itu himpunan bebas linier koefisien tak tentu yaitu {1, π₯, π₯2, ππ₯}.
Selanjutnya, penyelesaian khusus PD di atas mempunyai bentuk gabungan
linier dari suku pada sisi kanan PD (3.31) adalah
π = π΄π₯2 + π΅π₯ + πΆ + π·ππ₯ (3.33)
Dengan mensubstitusikan fungsi (3.33) ke dalam PD (3.31) diperoleh bahwa
4π΄π₯2 + (8π΄ + 4π΅)π₯ + (2π΄ + 4π΅ + 4πΆ) + 9π·ππ₯ = 4π₯2 + 6ππ₯ (3.34)
Pada fungsi (3.34) ini dapat digunakan sistem persamaan linier yaitu
4π΄ = 4
8π΄ + 4π΅ = 0
2π΄ + 4π΅ + 4πΆ = 0
51
9π· = 6
Gunakanlah metode substitusi dan eliminasi sehingga memperoleh π΄ =
1, π΅ = β2, πΆ = 3/2, dan π· = 2/3. Setelah disubstitusikan nilai A, B, C, dan D
pada PD (3.31) diperoleh bahwa
π¦ = (π΄ + π΅π₯)πβ2π₯ + π₯2 β 2π₯ +3
2+
2
3ππ₯ (3.35)
b. Jika pada π(π) terdapat suku ππ kali suku ππ dengan Mengabaikan
Koefisien Konstan dan diketahui π bernilai nol atau positif
Jika suku pada π(π₯), faktor tak homogen terdapat π₯π kali suku-suku dalam
penyelesaian PD homogen maka penyelesaian khusus PD tak homogen
dapat diselesaikan dengan Teknik berikut.
Misalkan π’(π₯) suku dalam π¦β jika ada suku pada π(π₯) yang sama dengan
π’(π₯) dengan faktor pengali π₯π sehingga penyelesaian khusus yang
sebanding dengan suku ini diberikan oleh π₯π+1π’(π₯).
Contoh 7.
Tentukanlah penyelesaian umum persamaan diferensial:
π¦β²β² β 3π¦β² + 2π¦ = 2π₯2 + 3π2π₯ (3.36)
Penyelesaian:
Penyelesaian homogen yang berpadanan dengan persamaan (3.19)
diberikan oleh
π¦β = π΄ππ₯ + π΅π2π₯ (3.37)
Dengan membandingkan ruas kanan persamaan (3.36) dan (3.37) dan
menghiraukan koefisien konstan, terlihat bahwa suku π2π₯ pada ruas kanan
PD (3.36) sama dengan π₯0π2π₯ = π₯0π’(π₯) dalam penyelesaian homogen. Jadi
himpunan bebas liner dari koefisien tak tentu adalah {π₯2, π₯, 1, π₯π2π₯} oleh
karenanya bentuk penyelesaian khusus PD (3.36) yaitu
π = π΄π₯2 + π΅π₯ + πΆ + π·π₯π2π₯ (3.38)
52
Dengan mensubtitusikan fungsi (3.38) ke dalam (3.36) kita peroleh hubungan
berikut
2π΄π₯2 + (2π΅ β 6π΄)π₯ + (2π΄ β 3π΅ + 2πΆ) + π·π2π₯ = 2π₯2 + 3π2π₯ (3.39)
Bandingkan persamaan pada sisi kanan dan kiri (3.39) sehingga diperoleh
nilai π΄ = 1, π΅ = 3, πΆ =7
2 dan π· = 3. Setelah mendapatkan masing-masing
nilai dari koefisien tak tentu maka penyelesaian umum PD (3.36), yaitu
π¦ = π₯2 + 3π₯ +7
2+ 3π₯π2π₯ + πΆ1ππ₯ + πΆ2π2π₯ (3.40)
Contoh 8.
Tentukanlah penyelesaian umum persamaan diferensial
π¦β²β² β 3π¦β² + 2π¦ = π₯π2π₯ + sin π₯ (3.41)
Penyelesaian:
Adapun Langkah-langkah penyelesaian PD (3.41) adalah sebagai berikut
π¦β = πΆ1ππ₯ + πΆ2π2π₯ (3.42)
Bandingkan sisi kanan PD (3.41) dengan sisi kanan PD (3.42) terlihat bahwa
π₯π2π₯ = π₯π’(π₯) dimana π’(π₯) = π2π₯ adalah suku pada π¦β . Oleh karena itu,
himpunan bebas linier koefisien tak tantu diberikan oleh
{π₯2π2π₯, π₯π2π₯, sin π₯ , cos π₯}. Jadi, bentuk umum penyelesaian khusus PD (3.41)
yakni
π = π΄π₯2π2π₯ + π΅π₯π2π₯ + πΆ sin π₯ + π· cos π₯ (3.43)
Degan mensubstitusikan fungsi (3.43) ke dalam (3.42) kita peroleh hubungan
berikut
2π΄π₯π2π₯ + (2π΄ + π΅)π2π₯ + (πΆ + 3π·) sin π₯ + (π· β 3πΆ) cos π₯ = π₯π2π₯ + sin π₯(3.44)
Bandingkan sisi kanan dan kiri (3.44) kita dapatkan π΄ =1
2, π΅ = β1, πΆ =
1
10, π· =
3
10. Setelah koefisien tak tentu diketahui maka penyelesaian umum
persamaan diferensial (3.41) dapat kita tentukan, yaitu
π =1
2π₯2π2π₯ β π₯π2π₯ +
1
10sin π₯ +
3
10cos π₯ + πΆ1ππ₯ + πΆ2π2π₯ (3.45)
53
Acuan dalam menentukan himpunan bebas linier dari koefisien tak tentu dari
suku tak homogen tertuang pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.
Himpunan bebas linier koefisien tak tentu dari suku tak homogen
No Suku tak-Homogen Himpunan Koefisien tak Tentu
1 π₯π {π₯π , π₯πβ1, β¦ , }
2 πππ₯ {πππ₯}
3 sin(ππ₯ + π)
cos(ππ₯ + π)
{sin(ππ₯ + π) , cos(ππ₯ + π)}
4 πππ₯ sin(ππ₯ + π),
πππ₯ cos(ππ₯ + π)
{πππ₯ sin(ππ₯ + π) , πππ₯cos(ππ₯ + π)}
5 π₯ππππ₯ {π₯ππππ₯, π₯πβ1πππ₯ , β¦ , π₯πππ₯ , πππ₯}
6 π₯π sin(ππ₯ + π),
π₯π cos(ππ₯ + π)
{π₯π sin(ππ₯ + π) , π₯π cos(ππ₯ + π), π₯πβ1 sin(ππ₯ + π)}
π₯πβ1 cos(ππ₯ + π), β¦ , π₯ sin(ππ₯ + π) , π₯ cos(ππ₯ + π),
sin(ππ₯ + π) , cos(ππ₯ + π),.
7 π₯π πππ₯sin(ππ₯ + π),
π₯π πππ₯cos(ππ₯ + π)
{π₯ππππ₯ sin(ππ₯ + π) , π₯ππππ₯ cos(ππ₯ + π), π₯πβ1πππ₯}
sin(ππ₯ + π) π₯πβ1πππ₯ cos(ππ₯ + π), β¦ , π₯ πππ₯sin(ππ₯
+ π)
π₯πππ₯ cos(ππ₯ + π), πππ₯ sin(ππ₯ + π) , πππ₯cos(ππ₯ + π),
Dari Tabel 1 kita dapatkan bahwa jika suku tak homogen π(π₯) = π₯5 + sin π₯ +
π₯2π3π₯ maka hinpunan bebas linier koefisien tak tentu diberikan oleh
{π₯5, π₯4, π₯3, π₯2, π₯, 1, sin π₯ , cos π₯ , π₯2π3π₯ , π₯π3π₯, π3π₯ }
Sehingga penyelesaian khususnya akan mempunyai bentuk
π = πΆ1π₯5 + πΆ2π₯4 + πΆ3π₯3 + πΆ4π₯2 + πΆ5πΈπ₯ + πΆ6πΉ + πΆ7 sin π₯ + πΆ8 cos π₯
+πΆ9π₯2π3π₯ + πΆ10π₯π3π₯ + πΆ11π3π₯
Dimana πΆ1, πΆ2, πΆ3, β¦ , πΆ11 adalah konstanta riil.
54
C. Penggunaan Variabel Kompleks pada PD Orde-2
Selain menggunakan metode koefisien tak tentu, PD orde-2 tertentu dapat
diselesaikan dengan menggunakan variabel kompleks. Lihatlah PD (3.1),
dengan mengubah π(π₯) sebagai persamaan variabel kompleks, dalam
menentukan penyelesaian khusus Y maka terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan yakni.
1. Bagian riil π adalah penyelesaian PD (3.1) dengan π(π₯) digantikan oleh
bagian riilnya.
2. Bagian imajiner π adalah penyelesain persamaan (3.1) dengan
π(π₯) digantikan oleh bagian imajinernya.
Contoh 9.
Tentukanlah penyelesaian khusus persamaan diferensial
π¦β²β² β 3π¦β² + 2π¦ = sin π₯ (3.46)
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan persamaan ini, pandanglah persamaan diferensial
π¦β²β² β 3π¦β² + 2π¦ = πππ₯ (3.47)
Dimana
πππ₯ = cos π₯ + π sin π₯ (3.48)
Dengan menggunakan bagian kedua dari prosedur, dapat disimpulkan
bagian imajiner penyelesaian khusus PD (3.47) merupakan penyelesaian
khusus PD (3.46). Selanjutnya, mencari penyelesaian khusus PD (3.47)
dengan menggunakan metode koefisien tak-tentu yaitu perhatikanlah suku
tak homogen PD (3.47), penyelesaian khusus yang sebanding dengan
bentuk tak homogen ini yaitu
π = (π΄ + π΅π)πππ₯ (3.49)
Substitusikan fungsi ini ke PD (3.47) sehingga diperoleh π΄ =1
10 dan π΅ =
3
10.
Lalu, substitusikan nilai A dan B pada persamaan (3.49)
π =1
10πππ₯ +
3
10ππππ₯
55
=1
10(cos π₯ + π sin π₯) +
3
10π(cos π₯ + π sin π₯)
=1
10cos π₯ β
3
10sin π₯ + π (
1
10sin π₯ +
3
10cos π₯) (3.50)
bagian imajiner dari Y adalah 1
10sin π₯ +
3
10cos π₯. Karenanya penyelesaian
khusus (3.47) diberikan oleh
π =1
10sin π₯ +
3
10cos π₯ (3.51)
D. Tambahan Contoh Soal dan Penyelesaian
1. Carilah penyelesaian umum persamaan diferensial non homogen π¦β +
2π¦β² β 3π¦ = 1 + π₯2
Penyelesaian:
Persamaan homogen pada soal adalah π¦β + 2π¦β² β 3π¦ = 0.
Tuliskan karakteristik persamaannya menjadi
π2 + 2π β 3 = 0
Faktorkan persamaan di atas untuk menentukan jenis-jenis akarnya
π2 + 2π β 3 = (π + 3)(π β 1) = 0
Jadi, diperoleh PD homogen pada soal memiliki dua akar berbeda yakni
π = 1 πππ π = β3. Maka solusi homogen adalah
π¦β(π₯) = π1ππ₯ + π2πβ3π₯
Karena π (π₯) = 1 + π₯2 adalah polinom orde-2, maka π¦π juga merupakan
polinom orde 2, sebab jika π¦(π₯) adalah polinom orde 2, maka π¦" + 2π¦β² β
3π¦ juga polinom orde 2. Misalkan
π¦π(π₯) = π΄π₯2 + π΅π₯ + πΆ
Dimana π¦β² = 2π΄π₯ + π΅ πππ π¦" = 2π΄. Jadi,
π¦" + 2π¦β² β 3π¦ = 2π΄ + 2(2π΄π₯ + π΅) β 3(π΄π₯2 + π΅π₯ + πΆ) = 1 + π₯2
Operasikanlah persamaan tersebut menjadi
(β3π΄)π₯2 + (4π΄ β 3π΅)π₯ + (2π΄ + 2π΅ β 3πΆ) = 1 + π₯2
56
Sehingga,
2π΄ + 2π΅ β 3πΆ = 1
4π΄ β 3π΅ = 0
β3π΄ = 1
Gunakanlah penyelesaian eliminasi dan substitusi untuk memperoleh
nilai π΄ = β1
3, π΅ = β
4
9 , πΆ = β
23
27 , ππππ
π¦π(π₯) = βπ₯2
3β
4π₯
9β
23
27
Maka diperoleh penyelesaian umum PD di atas adalah
π¦(π₯) = π¦π(π₯) + π¦β(π₯) = βπ₯2
3β
4π₯
9β
23
27+ π1ππ₯ + π2πβ3π₯
2. Carilan penyelesaian khusus dari π¦β β π¦β² = 3 cos 2x
Penyelesaian:
Diketahui a(x) = 3 cos 2x, maka kita mencoba π¦π(π₯) = π΄ cos 2π₯ +
π΅ sin 2π₯. Jadi
π¦β²π
= β2π΄π ππ 2π₯ + 2π΅πππ 2π₯
π¦"π = β4 Acos 2π₯ β 4π΅ sin 2π₯
π¦"π β π¦β²π
= (β4π΄ cos 2π₯ β 4π΅ sin 2π₯) β (β2π΄ sin 2π₯ + 2π΅ cos 2π₯)
= (β4π΄ β 2π΅) cos 2π₯ + (2π΄ β 4π΅) sin 2π₯
Sebagai solusi π¦"π β π¦β²π
= 3 cos 2π₯.
(β4π΄ β 2π΅) cos 2π₯ + (2π΄ β 4π΅) sin 2π₯ = 3 cos 2π₯
Maka haruslah β4π΄ β 2π΅ = 3 πππ 2π΄ β 4π΅ = 0 yang memberikan
π΄ = β3
5 , π΅ = β
3
10
Maka solusi khususnya adalah
π¦π(π₯) = β3
5cos 2π₯ β
3
10sin 2π₯
57
3. Tentukan solusi khusus persamaan diferensial π¦β + 2π¦β² β 3π¦ = 4πβ3π₯
Penyelesaian:
Diketahui a(x) = 4πβ3π₯ ,
maka kita mungkin mencoba π¦π = π΄πβ3π₯ .
Tetapi,
π¦"π + 2π¦β²π
β 3π¦π = 9π΄π3π₯ β 6π3π₯ β 3π΄3π₯ = 0
Jadi,
0 = 4πβ3π₯
Ini tidak mungkin karena fungsi eksponensial tidak pernah nol. Hal ini
karena persamaan karakteristik persamaan diferensial ini adalah
π3 + 2π β 3 = (π + 3)(π β 1) = 0
Jadi, π = β3 adalah akarnya dan oleh karena itu πβ3π₯ adalah solusi
homogen. Maka tidak mungkin π¦ππ΄πβ3π₯ . Maka coba
π¦π = π΄π₯πβ3π₯
π¦β²π
= π΄πβ3π₯ β 3π΄π₯πβ3π₯ = (1 β 3π₯)π΄πβ3π₯
π¦"π = β3π΄πβ3π₯ + (β3)(1 β 3π₯)π΄πβ3π₯ = (9π₯ β 6)π΄πβ3π₯
Subsitusi pada fungsi memberikan
π¦"π + 2π¦β²π
β 3π¦π = (9π₯ β 6)π΄πβ3π₯ + 2((1 β 3π₯)π΄πβ3π₯ β 3π΄π₯πβ3π₯
= β4π΄πβ3π₯
Maka
β4π΄πβ3π₯ = 4πβ3π₯
Jadi, π΄ = β1. Diperoleh
π¦π(π₯) = βπβ3π₯
4. Tentukan solusi khusus persamaan diferensial π¦β + 4π¦β² + 4π¦ = 8πβ2π₯
Penyelesaian:
PD pada ruas kanan yang diketahui pada soal adalah π¦β + 4π¦β² + 4π¦ =
8πβ2π₯, tulislah karakteristik persamaan tersebut
π2 + 4π + 4 = (π + 2) = 0
58
Sehingga diperoleh bahwa persamaan tersebut memiliki akar berulang
yaitu π = β2. Maka solusi homogen adalah
π¦β(π₯) = π1πβ2π₯ + π2π₯πβ2π₯ = (π1 + π2π₯)πβ2π₯
Maka π¦π = π΄πβ2π₯ maupun π¦π = π΄π₯πβ2π₯ akan memberikan π¦"π + 2π¦β²π β
3π¦π = 0. Kita harus memodifikasi lebih jauh lagi, yaitu:
π¦π(π₯) = π΄π₯2πβ2π₯
Jadi,
π¦β²π
(π₯) = 2π΄π₯πβ2π₯ β 2π΄π₯2πβ2π₯ = 2(π΄π₯ β π΄π₯2)πβ2π₯
π¦"π(π₯) = 2(π΄ β 2π΄π₯)πβ2π₯ β 4(π΄π₯ β π΄π₯2)πβ2π₯ = (β4π₯ + 2π₯2 + 1)2π΄πβ2π₯
Maka,
8πβ2π₯ = π¦"π + 4π¦β²π
+ 4π¦π
= (β4π₯ + 2π₯3 + 1)2π΄πβ2π₯ + 4(2(π΄π₯ β π΄π₯2)πβ2π₯ + 4π΄π₯2πβ2π₯
Maka π΄ = 4, jadi
π¦π(π₯) = 4π₯2πβ2π₯
5. Tentukan solusi umum persamaan diferensial π¦β β 5π¦β² β 6π¦ = πβπ§ β
7 cos π₯
Penyelesaian:
Karakteristik persamaan ini adalah
0 = π2 β 5π β 6 = (π β 6)(π + 1).
Dengan menggunakan pemfaktoran diperoleh akar-akar persamaan
tersebut adalah π = 6 πππ π = β1.
Substitusikan
π¦β(π₯) = π1π6π₯ + π2πβπ₯
πβπ₯ merupakan solusi homogen, sehingga
π¦π(π₯) = πΆπ₯πβπ₯ + π΄ πππ π₯ + π΅ sin π₯
Maka,
π¦β²π
(π₯) = πΆπβπ₯ β πΆπ₯πβπ₯ + π΅ cos π₯ β π΄ sin π₯
= πΆ(1 β π₯)πβπ₯ + π΅ cos π₯ β π΄ sin π₯
59
π¦"π(π₯) = βπΆπβπ₯ β πΆ(1 β π₯)πβπ₯ β π΅ sin π₯ β π΄ cos π₯
= (π₯ β 2)πΆπβπ₯ β π΅ sin π₯ β π΄ cos π₯
Substitusikan ke persamaan pada soal, diperoleh
πβπ₯ β 7 cos π₯ = π¦"π β 5π¦β²π
β 6π¦π
= ((π₯ β 2)πΆπβπ₯ β π΅ sin π₯ β π΄ cos π₯) β 5((1 β π₯)πΆπβπ₯ + π΅ cos π₯ β π΄ sin π₯)
β 6(πΆπ₯πβπ₯ + π΄ cos π₯ + π΅ sin π₯)
= β7πΆπβπ₯ + (β7π΄ β 5π΅) cos π₯ + (5π΄ β 7π΅) sin π₯
Bandingkan nilai kedua ruas, sehingga
β7πΆ = 1
β7π΄ β 5π΅ = β2
5π΄ β 7π΅ = 0
Diperoleh bahwa = β1
7, π΄ =
7
37, π΅ =
5
37 , maka
π¦π(π₯) = β1
7π₯πβπ₯ +
7
37cos π₯ +
5
37sin π₯
Maka solusi umum adalah
π¦(π₯) ==1
7π₯πβπ₯ +
7
37cos π₯ +
5
37sin π₯ + π1π6π₯ + π2πβπ₯
60
E. Latihan Soal
Selesaikan Persamaan diferensial orde dua berikut ini.
1. π¦" + 6π¦β² + 9π¦ = 0
2. π¦" + π¦ = 0
3. οΏ½ΜοΏ½ + 3οΏ½ΜοΏ½ + π₯ = 0
4. π2π
ππ‘2 β 5ππ
ππ‘+ 7π = 0
5. π¦" β 2π¦β² + π¦ = 3π2π₯
6. π¦" β 2π¦β² + π¦ = π₯2 β 1
7. π¦" β 2π¦β² + π¦ = 4cos π₯
8. π¦β² β π¦ = ππ₯
9. π¦β² β π¦ = π₯π2π₯ + 1
10. π¦" β 2π¦ + π¦ = π₯ππ₯
11. π¦" β π¦β² β 2π¦ = 4π₯2; π¦(0) = 1, π¦β²(0) = 4
12. π¦" β π¦β² β 2π¦ = π3π₯ ; π¦(0) = 1, π¦β²(0) = 2
13. π¦" β π¦β² β 2π¦ = π3π₯ ; π¦(0) = 2, π¦β²(0) = 1
14. π¦" β π¦β² β 2π¦ = 0; π¦(0) = 2, π¦β²(0) = 1
15. π¦" β π¦β² β 2π¦ = π3π₯ ; π¦(1) = 2, π¦β²(1) = 1
16. π¦" + π¦ = π₯; π¦(1) = 0, π¦β²(1) = 1
17. π¦" + 4π¦ = sin2 2π₯ ; π¦(π) = 0, π¦β²(π) = 0
18. π¦" + π¦ = 0; π¦(2) = 0, π¦β²(2) = 0
19. π¦β²β²β² = 12; π¦(1) = 0, π¦β²(1) = 0, π¦β²β²(1) = 0
20. οΏ½ΜοΏ½ = 2οΏ½ΜοΏ½ + 2π¦ = sin 2π‘ + cos 2π‘ ; π¦(0) = 0, οΏ½ΜοΏ½(0) = 1
61
βDalam Kerendahan diri, ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada
kekayaan jiwa. Dalam kesempitan hidup ada keluasan ilmu. Hidup ini indah
jika segalanya karena Allah SWT.β
Hamka
62
TRANSFORMASI LAPLACE
Definisi 1.
Transformasi Laplace
β(π) = β« π(π‘)πβπ π‘ππ‘β
0 (4.1)
untuk semua nilai s sedemikian hina integral tak tentu terdefinisi.
Seperti yang telah dipelajari pada kalkulus bahwa integral tak tentu dapat
diselesaikan dengan pendekatan limit, yaitu
β(π) = β« π(π‘)πβπ π‘ππ‘β
0
= limπββ
β« π(π‘)πβπ π‘ππ‘β
0
Bentuk transformasi Laplace (i) merupakan tranformasi linier jika fungsi f dan
g mempunyai transformasi Laplace dan a dan b konstanta sembarang maka
β(ππ + ππ) = πβ(π) + π β(π) (4.2)
Contoh 1.
Tentukan penyelesaian transformasi Laplace dari fungsi a dengan a
konstanta.
Penyelesaian:
β(π) = β« ππβπ π‘ππ‘β
0
BAB 4
Transformasi atau sering juga diistilahkan dengan perubahan banyak diungkapkan pada
Al-Quran, Misalnya pada surat Ibrahim ayat 1, yang artinya βAlif Lam Ra. (Ini adalah)
kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia
dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan izin Allah, (yaitu) menuju jalan
Allah yang Maha Perkasa, Maha Terpuji)β Maha benar Allah dengan segala firmannya.
63
β(π) = π limπββ
β« πβπ π‘ππ‘β
0
β(π) = limπββ
βπ
π πβπ π +
π
π
β(π) =π
π , π > 0
A. Fungsi Periodik
Diketahui A bilangan tetap dan g(a + A) = g(a) maka transformasi Laplace
fungsi g yaitu
β(π) =1
1βπβπ π β« π(π)πβπ πππ‘π΄
0 (4.3)
Contoh 2.
Tentukan transformasi Laplace untuk fungsi periodik
π(π‘) = {π, ππππ 0 β€ π‘ β€
π
2
βπ, ππππ π
2β€ π‘ < π
Penyelesaian:
β(π) = β« π(π‘)πβπ π‘ππ‘π
0
= β« ππβπ π‘ππ‘
π2β
0
β β« ππβπ π‘ππ‘π
π2β
= βπ
π πβπ π‘|
π‘=0
π‘= π 2β
+π
π πβπ π‘|
π‘=π 2β
π‘= π
=π
π (πβπ π β 2πβ
π π
2 + 1)
=π
π (πβπ π/2 β 1)
2
B. Derivatif Fungsi
Berdasarkan definisi transformasi Laplace (4.2),
β(ππ(π‘) + ππ(π‘)) = β« πβπ π‘(ππ(π‘) + ππ(π‘))ππ‘β
0
= β« (πβπ π‘ππ(π‘) + πβπ π‘ππ(π‘))ππ‘β
0
64
= π β« πβπ π‘π(π‘)ππ‘ + π β« πβπ π‘π(π‘)ππ‘β
0
β
0
= πβ(π(π‘)) + πβ(π(π‘)) (4.4)
Turunkanlah persamaan di atas sehingga memperoleh rumus derivative
fungsi pada transformasi laplace seperti di bawah ini.
π(πβ²(π)) = ππ(π(π)) β π(π) (4.5)
Contoh 3.
Diketahui β(πβ²(π‘)) = β(sin ππ‘). Tentukanlah penyelesaiannya.
Penyelesaian:
π(πβ²(π‘)) = π β(π(π‘)) β π(0)
β(sin ππ‘) = π β(π(π‘)) β π(0)
β(πβ²(π‘)) = β« πβ²(π‘)πβπ π‘ππ‘
β
0
β(π ππ ππ‘) = limπββ
β« sin ππ‘ πβπ π‘ ππ‘β
0
Integral Parsial: β« π£ ππ’ = π’π£ β β« π’ππ£
v = sin at , dv = a cos at dt
du = e-st , π’ = βπβπ π‘
π
β« sin ππ‘ πβπ π‘ ππ‘ = βπβπ π‘
π sin ππ‘ β β« β
πβπ π‘
π (ππππ ππ‘)ππ‘
β
0
= βlimπ‘ββ
πβπ π‘
π sin ππ‘ + lim
π‘ββ
π
π β« πβπ π‘(πππ ππ‘)ππ‘
β
0
= βlimπ‘ββ
πβπ β
π sin πβ + lim
π‘ββ
π
π β« πβπ π‘(πππ ππ‘)ππ‘
β
0
= β0 + limπ‘ββ
π
π β« πβπ π‘(πππ ππ‘)ππ‘
β
0
Integral Parsial: β« π£ ππ’ = π’π£ β β« π’ππ£
v = cos at , dv = -a sin at dt
65
du = e-st , π’ = βπβπ π‘
π
= β0 +π
π (β
πβπ π‘
π cos at β
a
π β« πβπ π‘( sin ππ‘)ππ‘
β
0)
= β0 βπ
π 2 πβπ π‘cos at βa2
π 2 β« πβπ π‘( sin ππ‘)ππ‘β
0
Misal π(πππ ππ) = π
π¦ = βπ
π 2 πβπ π‘cos at βa2
π 2 π¦
π¦ +a2
π 2 π¦ = βπ
π 2 πβπ π‘cos at
π 2+a2
π 2 π¦ = βπ
π 2 πβπ π‘cos at |0
β
π 2+a2
π 2 π¦ = βπ
π 2 πβπ βcos aβ +π
π 2 πβπ 0cos a0
π 2+a2
π 2 π¦ =π
π 2
π¦ =π (π 2)
π 2(π 2+a2)
π¦ =π
(π 2+a2)
β(π ππ ππ‘) =π
(π 2+a2)
C. Invers Laplace
Definisi 2.
Misal persamaan A merupakan transformasi Laplace dari fungsi kontinu a,
sehingga
β(π) = A (s) (4.6)
Maka invers transformasi Laplace fungsi A, ditulis β(π΄)β1 adalah fungsi a,
sehingga
β(π΄)β1 = π(π‘) (4.7)
Contoh 4.
Selesaikanlah masalah nilai awal berikut dengan menggunakan transformasi
Laplace.
66
qβ + kq = e-3t, q(0) = 4
Penyelesaian:
β(πβ² + ππ) = β(πβ3π‘)
β(πβ²) + πβ(π) = β(πβ3π‘) β¦ (i)
Berdasarkan definisi dari transformasi Laplace dari derivatif fungsi yaitu
β(πβ²(π‘)) = π β(π(π‘)) β π(0)
Sehingga,
β(πβ²) = π β(π) β π¦(0)
β(πβ²) = π β(π) β 4
Dan berdasarkan definisi dasar transformasi Laplace yaitu
β(π) = β« π(π‘)πβπ π‘ππ‘β
0= lim
πβββ« π(π‘)πβπ π‘ππ‘
β
0
Sehingga,
β(πβ3π‘) = β« πβ3π‘πβπ π‘ππ‘β
0= lim
πβββ« πβ3π‘πβπ π‘ππ‘
β
0
= limπββ
β« πβ3π‘βπ π‘ππ‘β
0 = lim
πβββ« π(β3βπ )π‘ππ‘
β
0
Misal:
q = ππ₯2, qβ = 2π₯ππ₯2
β« ππ₯2ππ₯ =
ππ₯2
2π₯+ π
= limπββ
(π(β3βπ )π‘
β3βπ |
0
β
)
= limπββ
(π(β3βπ )β
β3βπ β
π(β3βπ )0
β3βπ )
= 0 β1
β(3+π )
=1
3+π
Substitusikan ke (i)
β(πβ²) + πβ(π) = β(πβ3π‘) β¦ (π)
π β(π) β 4 + πβ(π) = 1
3+π
(π + π)β(π) = 1
3+π + 4
67
β(π) = 1
3+π + 4
(π +π)
β(π) = 1
(3+π )(π +π)+
4
π +π β¦ (ii)
Untuk menyederhanakan pencarian invers Laplace, kita ubah
pecahan1
(3+π )(π +π) menjadi pecahan parsial berbentuk
π΄
π +π dan
π΅
π +3 sehingga
1
(3+π )(π +π)=
π΄
π +π+
π΅
π +3 β¦ (iii)
Diperoleh bahwa
1
(3 + π )(π + π)=
π΄(π + 3) + π΅(π + π)
(π + π)(π + 3)
Menjadi
1 = π΄(π + 3) + π΅(π + π)
Jabarkan ruas kanan, diperoleh
1 = π΄π + 3π΄ + π΅π + π΅π
0π + 1 = (π΄ + π΅)π + 3π΄ + π΅π
Samakan nilai ruas kanan dan ruas kiri
A + B = 0 jadi B = - A β¦(a)
dan 3A + Bk = 1
Substitusikan (a) menjadi 3π΄ β π΄π = 1, π΄(3 β π) = 1
Jadi, π΄ =1
(3βπ) dan B = -A sehingga π΅ = β
1
(3βπ)
Substitusikan ke (iii) diperoleh
1
(3+π )(π +π)=
1
(3βπ)
π +π+
β1
(3βπ)
π +3
Karena masing-masing suku pada ruas kanan mempunyai nilai 1
(3βπ)
sehingga
1
(3+π )(π +π)=
1
3βπ(
1
π +πβ
1
π +3)
Selanjutnya substitusikan ke (ii), didapat
β(π¦) = 1
3βπ(
1
π +πβ
1
π +3) +
4
π +π
68
Setelah memperoleh nilai β(π¦) invers kan transformasi Laplace untuk
memperoleh nilai y.
π¦ = 1
3βπ(ββ1 (
1
π +π) β ββ1 (
1
π +3)) +ββ1 (
4
π +π)
Berdasarkan definisi dasar transformasi Laplace diketahui bahwa
β(π¦) = β(πππ‘) = ββ1 (1
π βπ) , π > π
β(π΄)β1 = π(π‘)
β(πβππ‘) =1
π β(βπ)=
1
π +π
β(πβ3π‘) =1
π β(β3)=
1
π +3
β(4πβππ‘) =4
π β(βπ)=
1
π +π
π¦ = 1
3βπ(ββ1 (
1
π +π) β ββ1 (
1
π +3)) +ββ1 (
4
π +π)
Jadi, diperoleh bahwa
π¦ = 1
3βπ(πβππ‘ β πβ3π‘) +4πβππ‘
Operasikan dengan menyamakan penyebutnya, menjadi
π¦ = πβππ‘βπβ3π‘
3βπ+4πβππ‘
Misal: 1
3+4 =
1+4(3)
3
π¦ = πβππ‘βπβ3π‘+4πβππ‘(3βπ)
3βπ
π¦ = πβππ‘βπβ3π‘+12πβππ‘β 4ππβππ‘
3βπ
π¦ = βπβ3π‘+13πβππ‘β 4ππβππ‘
3βπ
Masing-masing suku yang memiliki nilai πβππ‘ difaktorkan menjadi
π = πβππ(ππ β ππ) β πβππ
π β π
69
D. Persamaan Diferensial dengan Suku Tak Homogen
Diskontinu
Bentuk umum
π0π¦" + π1π¦β² + π2π¦ = π(π‘) (4.8)
Dimana a0, a1, dan a2 merupakan fungsi kontinu, tapi suku tak homogen g(t)
merupakan fungsi tak kontinu.
Derivatif Fungsi
π(πβ²(π)) = ππ(π(π)) β π(π)
π(π"(π)) = πππ(π(π)) β ππ(π) β πβ²(π)
Contoh 5.
Tentukan penyelesaian persamaan yβ + y = sin 2t dimana y(0) = 2 dan
yβ (0) = 1 .
Penyelesaian:
β(π¦") = π 2β(π¦) β π π¦(0) β π¦β²(0)
= π 2β(π¦) β 2π β 1
Misal: β(π¦) = π(π )
π 2π(π ) β 2π β 1 + π(π ) = 2
π 2 + 4
(π 2 + 1)π(π ) β 2π β 1 = 2
π 2 + 4
(π 2 + 1)π(π ) = 2
π 2 + 4+ 2π + 1
π(π ) = 2
(π 2 + 4)(π 2 + 1)+
2π
(π 2 + 1)+
1
(π 2 + 1)
70
Gunakan pecahan parsial untuk menyederhanakan suku pertama.
2
(π 2 + 4)(π 2 + 1)=
π΄π + π΅
π 2 + 4+
πΆπ + π·
π 2 + 1 β¦ (π)
Karena pangkatnya 2 maka pemisalan pembilangnya menjadi pangkat satu
atau turunannya yaitu As + B dan Cs + D
2
(π 2 + 4)(π 2 + 1)=
(π΄π + π΅)(π 2 + 1) + (πΆπ + π·)(π 2 + 4)
(π 2 + 4)(π 2 + 1)
2
(π 2 + 4)(π 2 + 1)=
π΄π 3 + π΄π + π΅π 2 + π΅ + πΆπ 3 + 4πΆπ + π·π 2 + 4π·
(π 2 + 4)(π 2 + 1)
2
(π 2 + 4)(π 2 + 1)=
(π΄ + πΆ)π 3 + (π΅ + π·)π 2 + (π΄ + 4πΆ)π + π΅ + 4π·
(π 2 + 4)(π 2 + 1)
A + C = 0
A = - C β¦ (ii)
B + D = 0
D = - B β¦ (iii)
A + 4C = 0
Substitusikan persamaan (ii)
- C + 4C = 0
3C = 0
C = 0 dan A = 0
B + 4D = 2 β¦ (iv)
Eliminasi dan Substitusi persamaan (iii) dan (iv)
B + D = 0
B + 4D = 2 β
-3 D = -2
π· =2
3, π΅ = β
2
3
71
Substitusikan nilai A, B, C, dan D ke persamaan (i)
2
(π 2 + 4)(π 2 + 1)=
π΄π + π΅
π 2 + 4+
πΆπ + π·
π 2 + 1
2
(π 2 + 4)(π 2 + 1)=
0π + β2
3
π 2 + 4+
0π +2
3
π 2 + 1
π(π‘) = β1
3sin 2π‘ +
2
3sin π‘ + 2 cos π‘ + sin π‘
Jadi,
π(π‘) = β1
3sin 2π‘ +
5
3sin π‘ + 2 cos π‘
E. Latihan Soal
Tentukanlah penyelesaian dari persamaan transformasi laplace di bawah ini.
1. β(πβ²(π‘)) = β(sin 2π‘).
2. β(πβ²(π‘)) = β(cos ππ‘).
3. β(πβ²(π‘)) = β(cos 2π‘).
4. yβ + 4y = 0, y(0) = 2 dan yβ(0) = -1
5. yβ + 4yβ + 40 y = 0, y(0) = 3 dan yβ(0) = 12
6. yβ + 4y = sin (3t), y(0) = 2
72
βKecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu
seseorang. Bukan terletak pada wajah dan pakaiannya.β
Hamka
73
APLIKASI PERSAMAAN DIFERENSIAL
A. Persamaan Diferensial Orde Satu
1. Pertumbuhan dan Peluruhan
Persamaan Pertumbuhan
ππ¦
ππ‘= ππ¦, π > 0 β π¦(π‘) = πΆπππ‘ (5.1)
Masalah nilai awal:
ππ¦
ππ‘= ππ¦
π¦(0) = π¦0
} β π¦(π‘) = π¦0πππ‘ (5.2)
Persamaan Peluruhan:
ππ¦
ππ‘= βππ¦, π > 0 β π¦(π‘) = πΆπβππ‘ (5.3)
Masalah nilai awal:
ππ¦
ππ‘= βππ¦
π¦(0) = π¦0
} β π¦(π‘) = π¦0πβππ‘ (5.4)
Contoh 1. Pertumbuhan Bakteri
Suatu kultura bakteri diketahui berkembang dengan laju yang
proporsional dengan jumlah yang ada. Setelah satu jam, 1000 untai
bakteri teramati dalam kultur tersebut dan setelah 4 jam menjadi 3000
untai. Cariah ekspresi matematika perkiraan jumlah untaian bakteri yang
BAB 5
Pada Al-Quran, Allah menyuruh manusia untuk senantiasa meneliti dengan
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperolehnya dan memperhatikan alam sekitarnya.
Seperti yang tertulis pada surat Al-Alaq ayat 1-5, yaitu βBacalah dengan (menyebut
nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.β
74
ada dalam kultura tersebut pada setiap saat dan perkirakan jumlah awal
untai bakteri dalam kultur tersebut!
Penyelesaian:
Ekspresi matematika perkiraan jumlah untaian bakteri yang ada dalam
kultura pada setiap saat.
Misalkan:
π(π‘) = Jumlah untai bakteri dalam kultural waktu π‘
ππ
ππ‘= Laju perubahan jumlah bakteri setiap waktu
Bentuk model matematika dari masalah di atas adalah
ππ
ππ‘= π π(π‘)
Dalam hal ini konstanta perbandingan adalah π. Penyelesaian umum
dari persamaan diferensial di atas adalah
ππ(π‘)
ππ‘= ππ
β«ππ(π‘)
π(π‘)= β« π ππ‘
ππ|π(π‘)| = ππ|πππ‘| + ππ|π|
π(π‘) = π πππ‘
Syarat yang diberikan adalah π‘(1) = 1000 maka 1000 = π ππ
π‘(4) = 3000 maka 3000 = π π4π
sehingga didapat,
π π4π = 3000
π ππ . π3π = 3000
1000 π3π = 3000
3π = ππ|3| sehingga π = 0.366
Subsitusikan nilai π, pada syarat π‘(1) = 1000 sehingga diperoleh,
1000 = π π0.366 didapat π = 694
Maka diperoleh solusi,
75
π(π‘) = 694 π0.366π‘
Jadi, model matematika untuk jumlah bakteri yang ada pada waktu t
adalah
π(π‘) = 694 π0.366π‘
Contoh 2. Peluruhan Radioaktif
Unsur radioaktif C-14 diketahui memiliki waktu paruh sekitar 5600 tahun
serta memenuhi persamaan peluruhan ππ
ππ‘= βππ
a. Tentukan konstanta peluruhan
b. Tentukan kuantitas unsur radioaktif tersebut pada sembarang waktu
π‘ jika diketahui kuantitas awal adalah π(0) = π0
c. Bila diketahui bahwa residu unsur yang didapat pada saat ini adalah
15% dari kuantitas awal, berapakah umur bahan yang mengandung
unsur radioaktif tersebut?
Penyelesaian:
a. π =ππ2
5600
b. π(π‘) = π0πβππ2
5600π‘
c. π‘ β 15 336 tahun
2. Compound Interest
Deposito awal di bank sejumlah π0, tingkat bunga π. Deposito tidak
ditambah atau dikurangi selama keseluruhan periode.
a. Bila bunga dibayarkan tahunan
Deposito
awal
π0
Setelah 1 tahun π(1) = π0 + ππ0 = π0(1 + π)
Setelah 2 tahun π(2) = π0(1 + π) + ππ0(1 + π) = π0(1 + π)2
... ...
Setelah π‘ tahun π(π‘) = π0(1 + π)π‘
76
b. Bila bunga dibayarkan π kali dalam setahun
Deposito awal π0
Setelah 1 tahun π(1) = π0 (1 +
π
π)
π
Setelah 2 tahun π(2) = π0 (1 +
π
π)
2π
... ...
Setelah π‘ tahun π(2) = π0 (1 +
π
π)
ππ‘
c. Bila bunga dibayarkan secara kontinu:
π(π‘) = limπββ
π0 (1 +π
π)
ππ‘
= π0πππ‘
Merupakan solusi masalah nilai awal:
ππ
ππ‘= ππ, π(0) = π0
Anuitas
Pada Masalah Compound Interest, bila bunga dibayarkan secara
kontinu, serta ada tambahan tabungan sebesar π setiap tahun:
ππ
ππ‘= ππ + π, π(0) = π0
Solusi:
π(π‘) = π0πππ‘ +π
π(πππ‘ β 1)
Contoh 4.
Jena memutuskan untuk berhenti merokok dan menabung uang yang
biasa ia belanjakan untuk rokok sebesar Rp. 30.000 per minggu. Bila
bank memberikan bunga 10% per tahun dan dibayarkan secara
kontinu, maka berapa besarkah tabungan Jena dalam 1 tahun? 10
tahun? 50 tahun?
77
Penyelesaian:
Tabungan setelah π‘ tahun (dalam ribu rupiah)
π(π‘) = 15.600(π0,1π‘ β 1)
π(1) = Rp. 1.641.000, β
π(10) = Rp. 26.805.000, β
π(50) = Rp. 2.299.645.000, β
Contoh 5.
Sebuah kendi mampu menampung 100 liter air. Tetapi suatu kesalahan
terjadi yakni Bapak menaburkan 300 kg garam ke dalam kendi padahal
banyaknya garam yang diperlukan hanya 200 kg. Solusi yang dilakukan
adalah dengan membuang air yang sudah tercampur air garam secara
teratur 3 liter/menit. Di waktu yang sama kendi juga diisi dengan 3 liter
air murni. Jika dijaga agar kondisi garam dalam kendi merata setiap saat
dengan dilakukan pengadukan, berapakah waktu yang diperlukan agar
banyaknya garam pada kendi sesuai dengan yang diharapkan, yaitu 200
kg.
Penyelesaian:
πΊ(π‘) = Jumlah garam yang terdapat dalam bak
ππΊ
ππ‘= Laju perubahan jumlah garam
ππΊ
ππ‘= Laju jumlah garam yang masuk β laju jumlah garam yang keluar
Laju garam yang masuk = 0
Laju garam yang keluar = πΊ
100 πΏΓ 3 πΏ/πππ‘ =
3
100πΊ/πππ‘
Sehingga,
ππΊ
ππ‘= β
3 πΊ
100, π‘(0) = 300
Solusi,
78
ππΊ
ππ‘= β
3 πΊ
100, sehingga
ππΊ
β3 πΊ
100π‘
= ππ‘
β100
3ππ|πΊ| = π‘ + ππ|π|
πΊβ100
3 = π ππ‘ maka πΊ(π‘) = (π ππ‘)β3
100atau
πΊ(π‘) = πΆ πβ3π‘
100
Pada saat π‘ = 0 kita punya πΊ = 300 sehingga
300 = πΆ π0 β πΆ = 300
Sehingga solusi menjadi πΊ(π‘) = 300 πβ3π‘
100
Karena kita ingin garam di bak hanya 200 kg, maka,
200 = 300 πβ3π‘
100
2
3= πβ
3π‘
100sehingga ππ |2
3| = β
3π‘
100
Maka,
β0.4055 = β3π‘
100
π‘ = ππ.5 menit
Jadi, air garam dalam kendi akan sesuai dengan yang diharapkan dalam
waktu 13.5 menit.
3. Pendinginan dan Pemanasan
Hukum Pendinginan Newton
Laju perubahan suhu suatu benda, π(π‘) yang ditempatkan pada medium
dengan suhu M (konstan) adalah proporsional terhadap selisih suhu
benda dan suhu medium.
ππ
ππ‘= βπ(π β π), nilai awal T(0) = T0
solusi: T(t) = T0πβππ‘ + M(1 β πβππ‘)
79
Contoh 6.
Sebuah tembaga berbentuk bola dipanaskan sampai dengan suhu 100o
πΆ. Kemudian pada saat π‘ = 0 bola tersebut direndam pada air yang
memiliki suhu tetap 30o πΆ. Setelah 3 menit ternyata suhu bola menjadi
70o πΆ. Tentukan saat ketika suhu bola menjadi 31o πΆ. Berdasarkann
hukum pendinginan Newton diketahui bahwa laju perubahan suhu benda
π sebanding dengan perbedaan antara π dengan suhu medium.
Penyelesaian:
Bentuk model matematika dari masalah di atas adalah
ππ
ππ‘= βπ(π β 30)
Dalam hal ini konstanta perbandingan adalah β π. Penyelesaian umum
dari persamaan diferensial di atas adalah
β«ππ
(π β 30)= β« βπππ‘
ππ(π β 30) = βππ‘
(π β 30) = πΆπβππ‘
π(π‘) = 30 + πΆπβππ‘
Kondisi awal yang diberikan π(0) = 100, sehingga penyelesaian
khususnya menjadi
T(0) = 100
100 = 30 + C
C = 70
π(π‘) = 30 + 70πβππ‘
Konstanta π dapat diperoleh dengan memasukkan π(3) = 70.
Selanjutnya akan diperoleh
π(3) = 30 + 70πβπ(3)
70 = 30 + 70πβ3π
40 = 70πβ3π
80
ln4
7= ln πβ3π
ln4
7= β3π
π =1
3ππ
7
4= 0,1865
Dengan informasi ini kita akan dapat menentukan saat suhu benda π =
31π πΆ
31 = 30 + 70πβ0,1865π‘
1 = 70πβ0,1865π‘
ππ 1
70= πππβ0,1865π‘
ππ 1
70= β0,1865π‘
Jadi π‘ =ln 70
0,1865= 22,78, yaitu setelah mendekati 23 menit.
4. Masalah Benda Jatuh
Asumsikan suatu benda dengan massa m yang jatuh secara vertical
dipengaruhi hanya oleh gravitasi dan suatu hambatan uara yang
proporsional terhadap kecepatan benda tersebut. Anggaplah bahwa
gravitasi dan massa tetap konstan dan untuk memudahkan, tentukan
arah kebawah sebagai arah positif.
Hukum Gerak Kedua Newton:
Gaya netto yang bekerja pada benda sebanding dengan laju perubahan
momentum benda tersebut atau untuk massa konstan.
πΉ = πππ£
ππ‘
Untuk soal yang dihadapi ini, ada dua gaya yang beraksi pada benda :
1. Gaya gravitasi karena bobot benda π€, yang sama dengan ππβ dan
2. Gaya karena hambatan udara β ππ£, dimana k β₯ 0 adalah suatu
konstanta proporsionalitas.
81
Tanda minus diperlukan karena gaya ini melawan kecepatan, artinya
gaya ini bekerja kearah atas, atau negative. Dengan demikian gaya netto
πΉ pada benda adalah πΉ = ππ β ππ£. Dengan memasukkan hasil ini ke
dalam bentuk terakhir, sehingga
ππ β ππ£ = πππ£
ππ‘
Atau ππ£
ππ‘+
π
ππ£ = π
Sebagai persamaan gerak benda.
Jika hambatan udara dapat diabaikan atau tidak ada, maka k=0 sehingga
menjadi,
ππ£
ππ‘= π
Ketika k > 0, πππππππ‘ππ πππππ‘ π£1 =ππ
π
Contoh 7.
Suatu benda yang memiliki massa 5 kg dijatuhkan dari ketinggian 100 m
dengan kecepatan = 0. Diasumsikan tidak ada hambatan udara.
Tentukanlah:
a. Model matematika untuk kecepatan benda pada setiap waktu t
b. Model matematika untuk posisi pada tiap waktu t
c. Lamanya waktu untuk mencapai permukaan tanah
Penyelesaian:
a. Pada kondisi awal (π‘ = 0 πππ π£ = 0) dimana tidak ada hambatan
udara, maka π = 0
Sehingga,
0 = π(0) + π
π = 0
Diperoleh,
π£ = ππ‘ dimana π = 32 π/π 2
Jadi, kecepatan benda pada tiap waktu adalah π(π) = πππ
82
b. Karena kecepatan adalah laju perubahan perpindahan terhadap
waktu maka,
π£ =ππ₯
ππ‘
32π‘ =ππ₯
ππ‘
sehingga diperoleh,
π₯ = 16π‘2 + π
Karena pada kondisi awal (π‘ = 0 πππ π₯ = 0) maka,
0 = 16(0)2 + π
π = 0
Diperoleh,
π₯ = 16π‘2
Jadi, posisi benda pada tiap waktu t adalah π(π) = ππππ.
c. Akan dicari waktu yang dibutuhkan benda untuk mencapai
permukaan tanah
Jarak awal benda terhadap permukaan tanah100 ft.
Sehingga,
π₯ = 16π‘2
100 = 16π‘2diperoleh π‘ = 2.5 s
Jadi, waktu yang diperlukan untuk mencapai permukaan tanah adalah
π. π π¬.
5. MASALAH RANGKAIAN LISTRIK
83
Contoh 8.
Sebuah rangkaian memiliki emf 5 volt, reisitensi 50 ohm induktansi 1
henry, dan tanpa arus awal. Carilah arus dalam rangkaian ini pada setiap
waktu π‘.
Penyelesaian:
Diketahui:
πΈ = 5 π = 50 πΏ = 1
Subsitusikan, ke persamaan
ππΌ
ππ‘+
π
πΏπΌ =
πΈ
πΏ
Sehingga menjadi,
ππΌ
ππ‘+ 50πΌ = 5 π. π· ππππ β 1
Faktor Integraπ π βΆ πβ« 50 ππ‘ = π50π‘
Kalikan FI terhadap P. D
π50π‘ (ππΌ
ππ‘+ 50πΌ) = 5 π50π‘
π50π‘ ππΌ + 50πΌ π50π‘ ππ‘ = 5 π50π‘ ππ‘
π[π50π‘ πΌ] = 5 π50π‘ ππ‘
Integralkan kedua ruas, sehingga diperoleh,
π50π‘πΌ =1
10π50π‘ + π
πΌ = π πβ50π‘ +1
10
Pada saat (π‘ = 0 πππ πΌ = 0)maka,
0 = π π0 +1
10 =β« π = β
1
10
Jadi, arus dalam rangkaian ini pada setiap waktu t adalah
πΌ = β1
10 πβ50π‘ +
1
10
84
Kuantitas β1
10 πβ50π‘
disebut Arus Transien, karena kuantitas ini menuju nol (menghilang)
ketika π‘ β β
Kuantitas 1
10 dalam (I) disebut Arus Tunak (steady β state), ketika π‘ β β
B. Persamaan Diferensial Orde Dua
1. Sistem Gerak
Penggunaan sistem gerak dapat dilihat dengan benda bermassa m yang
tergantung pada suatu pegas. Pemodelan sistem gerak, didasari oleh
Hukum Newton II, sehingga:
F = m.πΌ
Dengan:
F = gaya benda
m = massa benda
πΌ= percepatan benda
Gaya pada benda yang tergantung pada pegas:
a. Fg = m.g dimana Fg merupakan gaya tarik gravitasi benda, m = massa
benda dan g = gravitasi.
b. Fs = βk (y + βL), Fs = adalah gaya pegas, k = konstanta pegas, y =
posisi benda, βL = perubahan panjang pegas. Arah gaya pegas ke
atas dan ke bawah. Jika pegas ditarik Fs negatif, arah gaya ke atas
dan jika pegas ditekan FS positif, arah gaya kebawah.
c. Fd = βd. ππ¦
ππ‘, Fd = gaya redam, arah gaya berlawanan dengan gerak
benda. d = konstanta redaman, ππ¦
ππ‘= kecepatan benda. Jika d > 0
sistem disebut Sistem Teredam (Damped Systems), jika d = 0 sistem
disebut Sistem Tak-teredam (Undamped Systems).
d. πΉπ= F(t), πΉπ= gaya eksternal, arah gaya dapat ke atas atau ke bawah.
Penerapan gaya ini langsung pada benda atau pegas.
85
Gambar 1. Sistem Gerak Benda pada Pegas
Gambar 2. Sistem Gerak dengan Peredam
2. Sistem Gerak dengan Peredam dan Gaya Luar F(t)
Diketahui dari Hukum Newton II yaitu
F = m.πΌ
F adalah gaya benda, πΌ = π2π¦
ππ‘2adalah percepatan benda sehingga:
Fg+ Fs + Fd + Fe = m.π2π¦
ππ‘2
atau
m.g + βk(y + βL) β d .ππ¦
ππ‘ + F(t) = m.
π2π¦
ππ‘2
untuk system dalam kesetimbangan m.g = kβL , sehingga persamaan
menjadi:
86
βky β d.ππ¦
ππ‘ + F(t) = m.
π2π¦
ππ‘2
atau
m.π2π¦
ππ‘2 + d.ππ¦
ππ‘ + ky = F(t)
PD orde-2 tersebut mengilustrasikan sistem gerak benda pada pegas.
Jika F(t) = 0 (tanpa gaya eksternal) sistem disebut gerak bebas
(unforced), jika F(t) β 0 disebut gerak paksa (forced). Jika d = 0 maka
system disebut tak teredam (undamped) dan jika d > 0 maka system
disebut teredam (damped).
3. Sistem Gerak Bebas Tak Teredam (F(t) = 0 , d = 0
Model system gerak harmonic bebas tak teredam:π.π2π¦
ππ‘2 + ππ¦ = 0
Gerak benda didapatkan dengan menyelesaikan PD di atas. Jika
persamaan dibagi dengan m, maka PD menjadi:
π2π¦
ππ‘2 + π
πy = 0
π2π¦
ππ‘2 + ππ2π¦ = 0, ππ = βπ
π
Persamaan karakteristik PD di atas: π2 + ππ2 = 0
akar-akarpersamaankarakteristik: r1,2 = Β± πππ
Sehingga penyelesaian umum PD gerak benda:
π¦(π‘) = π1 cos π0t + π2 sin π0t
Maka persamaan menjadi:
π¦(π‘) = π [πosπcos π0t + sin πsinπ0t]
ππ‘ππ’
π¦(π‘) = π πos (π0t β π)
Dengan R =βπ12 + π1
2
87
Keterangan:
R = amplitude system gerak harmonic
π =sudut fasa
π0 =frekuensi= βπ
π
Jika satu siklus gerak harmonik yang terjadi digambarkan dalam unit
waktu 2Ο, maka frekuensi didefinisikan menjadi:
π =π0
2π, , maka periode gerak harmonik T = 1/ π=
π0
2π = 2Οβ
π
π
Gambar 3 Ilustrasi Gerak Harmonik π¦(π‘) = π πos (π0t β π)
Contoh 9.
Sistem gerak harmonik benda yang tergantung pada pegas. Diketahui
bahwa massa benda m = 1
4 kg, konstanta pegas k = 16 N/m, dan
redaman=0. Ketika suatu pegas ditarik benda maka akan bertambah
panjang 1 m dan mulai bergerak ke atas dengan kecepatan 8meter per
detik. Sistem tidak diberi gaya luar.
a. Carilah ekspresi persamaan yang mengilustrasikan sistem gerak
harmonik pada permasalah di atas.
b. Hitunglah fungsi gerak benda tersebut.
c. Hitunglah amplitudo, sudut fasa, frekuensi dan periode gerak benda.
88
Penyelesaian:
a. Ekspresi persamaan pada pegas dapat dituliskan dengan
m.π2π¦
ππ‘2 + d.ππ¦
ππ‘ + ky = F(t)
pada contoh permasalahan di awat diketahui redaman d = 0, gaya
luar = 0 , massa m = ΒΌ kg , konstanta pegas k = 16 N/m, sehingga
diperoleh ekspresi persamaan sistem gerak harmonik yaitu
1
4 .
π2π¦
ππ‘2+ 16π¦ = 0
Dengan kondisi awal:
Posisi awal benda y(0) = 1 dan
Kecepatan awal bendaππ¦
ππ‘ (0) = β8.
b. Persamaan gerak benda.
Persamaan gerak benda dapat diselesaikan dengan menggunakan
model PD (a), yaitu:
1
4 .
π2π¦
ππ‘2 + 16π¦ = 0 β π2π¦
ππ‘2 + 64π¦ = 0
π¦ (0) = 0,1; ππ¦
ππ‘(0) = β8
Langkah-langkah penyelesaiaa persamaan gerak tersebut adalah.
β’ Persamaan karakteristik dari PD di atasπ2+ 64 = 0
β’ Akar-akar persamaan karakteristik π = Β±π8
β’ Solusi umum PD: π¦(π‘) = π1 cos t + π2 sin t
β’ π¦(0) = π1 = 1
β’ π¦β²(0)= 8c2 = -8
c2 = -1
sehingga gerak benda: π¦(π‘) = cos t - sin t
c. Dalam mencari nilai dari amplitudo, sudut fasa, frekuensi dan periode
dapat diselesaikan dengan membentuk fungsi sinus/cosinus. Bentuk
umum persamaan satu sin/cos sistem gerak harmonic yaitu.
89
π¦(π‘) = π πos (π0t β π)
=π πππ (8t β π)
Dengan:
R =βπ12 + π1
2
tanπ =π2
π1
π =π0
2π
T = 1/ π = π0
2π = 2Οβ
π
π
Sehingga:
Amplitudo R =β12 + (β1)2 =β2
Frekuensiπ =8
2π=
4
π
Periode T =4
π
tanπ = -1 (kuadran IV)
sudut fasaπ = 7π
4
π¦(π‘) = π πos (π0t β π)
=π πππ (8t β π)
= β2 πππ (8t - 7π
4)
Gambar 4 Ilustrasi Sudut Fasa pada Contoh Kasu
90
Gambar 5 Harmonik Benda pada Pegas, R =β2, π = 4
π, π =
7π
4
4. Sistem Teredam Kurang (under damped), (π π β πππ < π)
Solusi persamaan gerak benda pada system teredam kurang (under
damped) didapatkan jika π2 β 4ππ < 0 dimana akar-akar persamaan
karakteristik adalah:
π1,2 = βπ Β± πβ4ππ + π2
2π
Persamaan solusinya adalah:
π¦ = π1π(πΌ+ππ½)π‘ + π2π(πΌβππ½)π‘ ππππππ πΌ = βπ
2π, π½ =
β(4ππ + π2
2π
= π(βπ+2π)π‘(π΄πππ π½π‘ + π΅π πππ½π‘)
Bentuk satu sinus/cosinus:
π¦ = π π(βπ/ 2π) cos(π½π‘ β π)
π = βπ΄2 + π΅2
π‘πππ =π΅
π΄
91
Gambar 6 Osilasi pada Gerak Benda BebasTeredam Kurang
Faktor kosinuscos(π½π‘ β π) menyebabkan osilasi bernilai antara +1 dan -
1. Perioda osilasi jika bukan perioda asli atau sering disebut sebagai
perioda bayangan (quasi-period) atau perioda teredam (damped-period),
didefinisikan sebagai
ππ =2π
π½=
2π
β(4ππβπ2)
2π
= 4ππ
β(4ππ β π2)
Frekuensi dinyatakan sebagai frekuensi bayangan (quasi frequency) atau
teredam (damped-frequency), yaitu ππ =π½
2π. Sedangkan π π(βπ /2π)π‘
disebut amplitude teredam (damped-amplitude).
5. Sistem Teredam Kritis (critically damped) (π π = πππ)
Pada system teredam kritisπ2 = 4ππ sehingga akar-akar persamaan
karakteristik sama yaitu
π1,2 = βπ
2π
92
Persamaan solusinya:
π¦ = (π1 + π2π‘)π(β
π
2π)π‘
Gambar 7 Gerak Benda pada Sistem Gerak Bebas Terendam Kritis
(π1, π2 πππ ππ‘ππ)
Gambar 8 Gerak Benda pada Sistem Gerak Bebas Terendam (π2 πππππ‘ππ)
93
C. Latihan Soal
1. Tentukan lintasan orthogonal dari setiap keluarga kurva yang diberikan.
Dalam setiap kasus, sket salah beberapa anggota keluarga dan beberapa
lintasan orthogonal pada sumbu yang sama.ππ = πππ
2. Sebuah tangki berisi 20 kg garam yang dilarutkan dalam 5000 L air.
Larutan garam yang mengandung 0.03 kg garam per liter air memasuki
tangki dengan laju 25 L/menit. Larutan tetap teraduk rata dan dialirkan
keluar dari tangki dengan laju yang sama. Berapa banyak garam yang
terdapat dalam tangki setelah setengah jam?
3. Populasi penduduk di Amerika diketahui meningkat dengan laju yang
porposional dengan jumlah penduduk yang sekarang hidup. Dalam tahun
1790 jumlah penduduk Amerika 3.93 juta penduduk kemudian pada tahun
1890 jumlah penduduknya menjadi 62.95 juta jiwa. Perkirakan
pertumbuhan penduduk Amerika sebagai fungsi dari waktu!
4. Sebuah rangkaian listrik dihubungkan seri terdiri dari sumber tegangan V
volt, tahanan R ohm, dan inductor L henry. L, V, dan R konstanta. Berapa
besar arus i(t) jika diketahui pada t=0, i=0.
5. Diketahui suhu udara 450K, zat tertentu mendingin dari 370K ke 230K
dalam 10 menit! Cariah suhu zat tersebut setelah 40 menit!
6. Bila sebuah benda 5 kg diikat pada sebuah pegas yang tergantung
vertical dititik yang paling rendah P dan pegas itu bertambah panjang 6
cm. Benda 5 kg itu diganti dengan benda 20 kg. Selanjutnya, sistem ini
dibiarkan hingga titik seimbang. Jika benda 20 kg itu ditarik ke bawah
94
sejauh 1 kaki dan kemudian dilepaskan, Ilustrasikan titik paling rendah P
pada pegas itu (andaikan tidak ada hambatan dan gesekan lain).
7. Perhatikan suatu system pegas-massa tanpa gaya redam yang mana
gerakannya diberikan oleh:
π2π₯
ππ‘2 + π02π₯ = πΉ0πππ ππ‘,
π₯(0) = 0 , π = π0
ππ₯
ππ‘(0) = 0
8. Suatu system pegas-massa yang mana gerakannya diberikan oleh π2π₯
ππ‘2 +
3ππ₯
ππ‘+ 2π₯ = 10 sin π‘. Ekspresikan jawaban anda dalam bentuk ππ =
π΄0 sin(π‘ β β ) untuk suatu konstanta A0 dan β
95
βCinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia
laksana setitis embun yang turun dari langit, bersih, dan suci. Jika ia jatuh
pada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesucian hati, keikhlasan,
setia, budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai terpuji.β
Hamka
96
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, P., Baltaeva, U., & Alikulov, Y. (2020). Solvability of the boundary-
value problem for a linear loaded integro-differential equation in an infinite three-dimensional domain. Chaos, Solitons and Fractals, 140, 110108. https://doi.org/10.1016/j.chaos.2020.110108
Akça, H., Benbourenane, J., & Eleuch, H. (2019). The q-derivative and
differential equation. Journal of Physics: Conference Series, 1411(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1411/1/012002
Bronson, Richard. Gabriel B Costa. (2007). Schaumβs Outlines: Persamaan
Diferensial. Jakarta:PT Gelora Aksara Pratama. CortΓ©s, J. C., Villafuerte, L., & Burgos, C. (2017). A Mean Square Chain Rule
and its Application in Solving the Random Chebyshev Differential Equation. Mediterranean Journal of Mathematics, 14(1), 1β14. https://doi.org/10.1007/s00009-017-0853-6
Darmawijoyo. (2019). Persamaan Diferensial Biasa Suatu Pengantar.
Jakarta: Erlangga. Faradillah, A. (2016). Profil Berpikir Matematis Mahasiswa Calon Guru dalam
Menyelesaikan Masalah Persamaan Diferensial. 249β252. Goode, S. W. (2000). Differential Equations and Linear Algebra. New Jersey:
Prentice Hall. Hadi, A. N., Djauhari, E., Supriatna, A. K., & Johansyah, M. D. (2019). Teknik
Penentuan Solusi Sistem Persamaan Diferensial Linear Non-Homogen Orde Satu. Matematika, 18(1), 29β40. https://doi.org/10.29313/jmtm.v18i1.5079
Khan, H., Jarad, F., Abdeljawad, T., & Khan, A. (2019). A singular ABC-
fractional differential equation with p-Laplacian operator. Chaos, Solitons and Fractals, 129, 56β61. https://doi.org/10.1016/j.chaos.2019.08.017
Nababan. (1987). Pendahuluan Persamaan Differensial Biasa. Jakarta.
Karunika Jakarta Universitas terbuka. Rahmat, B. (2015). Persamaan Diferensial Eksak, Universitas
Muhammadiyah Malang. Ross, S. L. (1998). Introduction to Differential Equations. New York: John
97
Wiley & Sons. Inc. Waluya, S. B. (2006). Persamaan Diferensial. Yogyakarta. Graha Ilmu. Wartono, W., & Suryani, I. (2020). The solution of nonlinear parabolic
equation using variational iteration method. Jurnal Matematika, Statistika Dan Komputasi, 16(3), 287. https://doi.org/10.20956/jmsk.v16i3.8468
Xu, Q., & Xu, Y. (2018). Extremely low order time-fractional differential
equation and application in combustion process. Communications in Nonlinear Science and Numerical Simulation, 64, 135β148. https://doi.org/10.1016/j.cnsns.2018.04.021
98
Pengantar Persamaan Diferensial. Penulisan buku ini bertujuan untuk
membantu mahasiswa memahami materi-materi persamaan diferensial melalui
pembahasan di buku maupun di video pembelajaran yang tersedia pada
barcode. Buku ini juga akan memberikan informasi mengenai Persamaan
Diferensial Implisit dan Eksplisit, Persamaan Diferensial Orde Satu, Persamaan
Diferesial Orde Dua, Transformasi Laplace, dan Aplikasi Persamaan Diferensial
pada Kehidupan Sehari-hari.