pentingnya suasana belajar kondusif

23
Pentingnya Suasana Belajar Kondusif Suasana belajar kondusif - Belajar merupakan kegiatan yang membutuhkan lingkungan dan suasana khusus. Hal ini bertujuan agar prestasi belajar siswa dapat dicapai seoptimal mungkin. Di sekolah maupun rumah, siswa akan dapat belajar dengan baik apabila dalam suasana yang kondusif. Suasana dan lingkungan khusus dimaksud adalah kondisi dan lingkungan belajar yang kondusif yaitu suasana yang nyaman dan menyenangkan. Nyaman dalam hal ini jauh dari gangguan suara dan bunyi yang merusak konsentrasi belajar. Menyenangkan berarti suasana belajar yang gembira dan antusias. Suasana belajar jauh dari tekanan dan target tertentu terhadap siswa yang belajar. Suasana belajar yang nyaman memungkinkan siswa untuk memusatkan pikiran dan perhatian kepada apa yang sedang dipelajari. Sebaliknya, suasana belajar yang tidak nyaman dan membosankan akan membuat kosentrasi belajar siswa terganggu. Tentu saja akan sia-sia untuk berharap hasil belajar yang optimal. Ada 2 faktor penentu tercipta atau tidaknya suasana belajar yang kondusif. 1.Suasana dalam kelas . Guru menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan pembelajaran di ruang kelas. Strategi dan metode

Upload: zhen-cheng

Post on 21-Feb-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Artikel Pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

Pentingnya Suasana Belajar Kondusif Suasana belajar kondusif - Belajar merupakan kegiatan yang membutuhkan lingkungan dan suasana khusus. Hal ini bertujuan agar prestasi belajar siswa dapat dicapai seoptimal mungkin. Di sekolah maupun rumah, siswa akan dapat belajar dengan baik apabila dalam suasana yang kondusif.

Suasana dan lingkungan khusus dimaksud adalah kondisi dan lingkungan belajar yang kondusif

yaitu suasana yang nyaman dan menyenangkan. Nyaman dalam hal ini jauh dari gangguan suara

dan bunyi yang merusak konsentrasi belajar. Menyenangkan berarti suasana belajar yang

gembira dan antusias. Suasana belajar jauh dari tekanan dan target tertentu terhadap siswa yang

belajar.

Suasana belajar yang nyaman memungkinkan siswa untuk memusatkan pikiran dan perhatian

kepada apa yang sedang dipelajari. Sebaliknya, suasana belajar yang tidak nyaman dan

membosankan akan membuat kosentrasi belajar siswa terganggu. Tentu saja akan sia-sia untuk

berharap hasil belajar yang optimal.

Ada 2 faktor penentu tercipta atau tidaknya suasana belajar yang kondusif.

1.Suasana dalam kelas.

Guru menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan pembelajaran di ruang

kelas. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan sangat menentukan kondusif atau

tidaknya suasana belajar. Kemudian bagaimana guru menguasai situasi belajar siswa. Guru tidak

hanya perlu menguasai materi pelajaran, namun yang lebih penting adalah mampu menguasai

dinamika kelas yang dihuni oleh berbagai sifat dan watak siswa. Jika guru tidak mampu

menguasai dinamika kelas, suasana kelas akan gaduh dan ribut oleh sikap dan perbuatan siswa

yang beraneka ragam.

2.Lingkungan di sekitar kelas atau sekolah

Suasana belajar yang kondusif akan tercipta apabila didukung suasana yang nyaman dan tentram

di sekitar kelas atau sekolah. Lokasi sekolah yang berada terlalu dekat dengan keramaian,

Page 2: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

seperti; pasar, pinggiran jalan raya atau pabrik cenderung mengganggu konsentrasi siswa dalam

belajar. Tidak hanya persoalan bunyi, bau tak sedap pun dapat mengganggu konsentrasi belajar

siswa dalam belajar. Sekolah yang berada terlalu dekat dengan areal peternakan atau perkebunan

karet misalnya, akan membuat suasana belajar menjadi tidak kondusif.

Jadi, suasana belajar yang kondusif akan tercipta apabila suasana di ruang kelas dan di

lingkungan sekitarnya, mendukung terlaksananya proses belajar siswa. Proses belajar yang

kondusif akan menghantarkan siswa pada hasil belajar yang optimal.

Page 3: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Menciptakan Suasana Belajar di Kelas  yang Menyenangkan

Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelas. Selain untuk membangun

komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi

para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan merasa canggung berbicara dengan

guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, pengajar juga akan mengalami

kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa. Beberapa tips yang dapat

menjadi panduan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan:

1.      Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda

Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun

antar siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, sehingga

komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat

menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain yang akan mengejek ketika ia

bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk lebih

mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam mendengarkan.

2.      Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh siswa

Anda.

Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya.

Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena ia merasa

diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk memberikan

kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri

siswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.

3.      Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa

Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik

Anda. Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak

pernah saya pikirkan sebelumnya”.

4.      Beri pertanyaan yang mudah dijawab

Page 4: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

Jika hal di atas belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan komentar atau

pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak

didik Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab oleh

siswa, sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk berbicara.

Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah berkomentar. Hal ini

akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.

5.      Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai

Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia

akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak merespon,

ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak".

6.      Controlling

Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui

seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda menemukan

beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak ia

berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu,

jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam

selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa

membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam kelas.

Selain itu, keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi

siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai dan siswa akan lebih mudah

menangkap pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti

karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya. Mengajar

kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan

guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih

akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik yang

lain. Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan

kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh

peserta didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan

terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro.

Seluruh sekolah yang bertaraf nasional dan internasional, jumlah siswa dibatasi dalam setiap

kelas maksimal 32 siswa. Hal ini ditetapkan agar guru bisa lebih mudah memberikan pelajaran

Page 5: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

dengan baik dan siswa juga akan mudah menangkap yang nantinya akan mendapatkan hasil yang

baik pula. Selain itu juga bagian sarana dan prasarana disekolah akan lebih mudah menyediakan

alat praktikum sesuai dengan jumlah siswa seperti komputer, alat praktik IPA, peralatan

olahraga, labor bahasa dan lain-lain. Dan juga guru menyampaikan materi pembelajaran dikelas

dengan menggunakan alat multimedia. Bagi guru yang kreatif mereka membuat animasi

karikatur dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh. Bagian kurikulum juga harus

memikirkan bagaimana agar siswa  juga dapat menerima pembelajaran dengan baik dengan cara

menyusun jadwal pelajaran dengan rapi. Dalam satu hari siswa jangan diberikan pelajaran yang

berumus, harus diselingi dengan mata pelajaran yang lainnya.

B.     Menciptakan Lingkungan Kelas yang Menarik

Suasana belajar adalah faktor penentu keberhasilan mencapai sasaran belajar. Prinsip belajar

orang dewasa dan anak-anak pada hakekatnya sama yaitu melalui penjelajahan (eksplorasi) dan

suasana hati gembira (fun). Seorang guru idealnya kreatif mendesain lingkungan belajar agar

tercipta suasana yang menyenangkan atau dalam istilah Gordon Dryden disebut orkestrasi

lingkungan belajar. Lalu apa yang perlu disiapkan?

Pertama, desainlah ruang kelas yang dengan hal-hal yang membuat suasana hati ceria.

Misalnya menambah gambar-gambar di dinding kelas sesuai tema pelajaran, bunga, ruangan

yang bersih, aneka hiasan warna-warni dan tata letak meja dan kursi dan pencahayaan ruangan

yang memadahi. Mengapa ini penting? Sebab penyerapan informasi dari proses belajar banyak

berlangsung dalam pikiran bawah sadar. Siswa menyerap materi pelajaran tanpa memikirkannya

secara sadar. Oleh karenanya pikiran bawah sadar harus dirangsang sedemikian rupa agar

responsif. 

Kedua, Bila perlu ciptakan suasana kelas yang mirip pesta, ada balon, lampion, dan hiasan-

hiasan dinding.  

Ketiga, siapkan musik pengiring ketika presentasi atau ketika siswa mengerjakan tugas-tugas

yang sebelumnya telah direncanakan. Akan lebih baik jika memakai musik klasik yang

direkomendasikan oleh Dr Lazanov. (Mozart, vivaldi, Bethoven).

Keempat, seluruh atmosfer kelas harus benar-benar bersahabat, tidak ada tekanan, apalagi

ancaman.

Stocwell (seorang pelatih pendidikan terkemuka di Eropa) menjelaskan bahwa poster

berwarna di dinding yang didesain dengan baik sangatlah penting karena merangsang periferal

Page 6: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

otak. Kehadirannya yang konstan di ruang kelas menyampaikan isinya di memori otak walaupun

tidak disadari oleh anak. Stocwell juga menjelaskan tentang psikologi warna. Merah adalah

warna peringatan, biru melambangkan kesejukan, kuning warna kecerdasan, hijau dan coklat

mempunyai efek menentramkan, hangat dan ramah. Poster yang baik dapat membuat kesan di

memori jangka panjang, menciptakan gambaran memori yang dapat dipanggil kembali jika

dibutuhkan, walaupun tidak pernah dipelajari secara sadar.

C.    Langkah Inovatif untuk Menggairahkan Nafsu Belajar Siswa

Sering kita temukan di lapangan bahwa kondisi persekolahan kita, khususnya Sekolah Dasar,

dikelola apa adanya dan ala kadarnya. Terutama hal yang berhubungan dengan pengelolaan dan

pemanfaatan lingkungan sekolah dan keadaan ruangan kelas. Seperti terlihat pada kondisi ruang

kelas yang ditata monoton dan konvensional, dengan tampilan apa adanya seperti tampak pada

pengecatan dinding sekolah atau pun ruangan kelas yang kebanyakan dicat dengan warna putih

polos, kuning polos, dan warna–warna lain yang serba polos. Ini sudah lumayan bagus, artinya

kondisi kelas yang demikian sudah terlihat bersih.

Gambar–gambar yang dapat menciptakan nuansa keindahan dan nuansa lain dari suatu

kegiatan dan kebiasaan yang bersifat konvensional jarang kita temukan. Memang kita sadari

bahwa eksistensi persekolahan di negara kita tercinta ini cukup bervariasi, mulai dari yang tidak

layak pakai mungkin karena dinding mau roboh, genteng yang mau berjatuhan, plafon banyak

yang jebol, dan siap untuk berjatuhan dan berbagai kondisi lain yang sangat memprihatinkan.

Kita berharap kondisi yang sedemikian parah semacam ini segera dibenahi dan ditangani. Karena

bagaimana bisa kita menciptakan suatu lingkungan yang indah kalau kondisinya saja sangat

memprihatinkan.

Namun tidak berarti bahwa komunitas yang ada pada sekolah yang ada pada kondisi yang

demikian menjadikan guru dan warga sekolahnya menjadi kehilangan kreatifitas untuk

menciptakan hal–hal yang inovatif demi terciptanya lingkungan belajar yang indah, asri dan elok

dipandang mata sehingga pada akhirnya tercipta suasana yang menyenangkan. Bab ini mengacu

pada adanya suatu inovasi, yaitu bagaimana mengoptimalkan kondisi kelas (classical

conditioning) dan penciptaan lingkungan sekolah agar dapat dipakai dan dimanfaatkan, dan

dioptimalkan sehingga merupakan bagian yang tidak terpisahkan atau merupakan bagian yang

integral dengan kegiatan pembelajaran. Artinya ruangan kelas jangan hanya menjadi dinding

Page 7: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

pembatas yang membatasi siswa di ruang kelas pada satu sisi, dengan lingkungan di luar kelas

pada sisi lain. Demikian pula dengan lingkungan sekitar sekolah, terutama dinding–dinding

sekolah jangan hanya menjadi benda mati yang menjadi dinding pemisah antara lokal yang satu

dengan lokal yang lain, atau menjadi pembatas antara lingkungan sekolah sendiri dengan

lingkungan luar sekolah.

Langkah inovatif yang dapat dilakukan adalah bagaimana eksistensi dinding–dinding kelas

yang pada dasarnya benda mati tersebut menjadi bermakna dan berbicara terhadap siswa pada

khususnya dan bagi seluruh warga sekolah pada umumnya. Yang menjadi pertanyaan adalah

bagaimana menciptakan dinding–dinding sekolah dan ruang–ruang kelas yang mati ini menjadi

lebih hidup, menjadi bermakna, dan pada akhirnya dapat menggairahkan nafsu belajar siswa?

Jawaban dari pertanyaan di atas tidak lain adalah diperlukan suatu langkah kreatifitas dari

seorang guru, dan hal ini tentunya merupakan suatu langkah inovatif yang pada kenyataannya

akan berbeda dengan kondisi realita dan mayoritas yang ada di lapangan saat ini. Pada

kebanyakan orang dan pada kebanyakan guru bisa saja hal ini dianggap kegiatan yang mengada–

ada. Namun justru di sinilah letak nilai inovatif itu sendiri muncul, sebab kegiatan yang bersiafat

inovatif akan dirasakan hal yang asing oleh orang lain, sebab hal semacam itu sebelumnya jarang

atau bahkan mungkin belum ada.

Pertanyaan yang mungkin timbul yaitu bagaimana, dan kreatifitas semacam apa yang dapat

membedakan kondisi ruang kelas dan kondisi lingkungan sekolah konvensional dengan kondisi

ruang kelas dan lingungan sekolah yang disentuh dengan nuansa kreatifitas sehingga memiliki

nuansa estetis dan bermakna bagi siswa? Kegiatan ini merupakan suatu keniscayaan untuk

dilakukan oleh guru di lapangan, yaitu dengan memberikan sentuhan–sentuhan seni pada

dinding–dinding ruang kelas, gedung, dan pagar sekolah. Sentuhan seni itu berupa penuangan

warna-warna ceria, serasi dan kolaborasi beberapa warna pada dinding kelas atau pun dinding

sekolah. Tidak hanya sampai di sini di samping pemaduan beberapa warna ceria yang relevan

dengan dunia anak, kita juga harus mengisi ruang–ruang yang kosong dari dinding tersebut,

dengan lukisan yang sengaja dibuat oleh guru, bersifat monumental dan bernilai estetis. Di

samping itu dapat dipadukan gambar-gambar yang bervariasi dan relevan dengan pembelajaran.

Relevan dengan pembelajaran maksudnya gambar yang dituangkan merupakan upaya untuk

mendekatkan anak dengan materi pelajaran yang dipelajari pada kelas tertentu, misalnya pada

pelajaran IPA, ada meteri-materi tertentu yang bisa berupa sajian gambar yang menarik siswa

Page 8: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

bila dituankan pada dinding sekolah, seperti : gambar gerhana, solar sistem, simbiosis,

pertumbuhan tumbuhan, cara–cara perkembangbiakan, dan lain–lain.

Demikian juga seperti materi pelajaran IPS seperti gambar tipe –tipe hewan: Asiatis ,

Peralihan, Australis, dan gambar bendera dan lambang ASEAN, merupakan gambar yang sangat

menarik bagi siswa. Apabila materi semacam ini disajikan berupa lukisan atau gambar yang

menarik pada dinding sekolah, materi tersebut pada akhirnya bukan merupakan hal yang asing

bagi siswa. Sebab setiap hari dan setiap saat siswa dapat mengamati dan melihatnya. Hal itu

dimaksudkan supaya dinding sekolah dan ruang kelas menjadi suatu yang integral dengan

kegiatan pembelajaran bernuansa estetis dan menyenangkan. Lukisan yang tertuang harus

menciptakan nuansa dan nilai keindahan artinya bila kita memandang lukisan itu dapat tercipta

suasana batin yang damai, menyejukkan kalbu. Kondisi semacam ini akan memiliki dampak

psikologis yang sangat dalam bagi penikmat lukisan tersebut khususnya siswa, yaitu dapat

memberikan nuansa rekreatif yang dapat menciptakan suasana relaksasi bagi otot–otot syaraf

yang tegang stress dan semacamnya. Hanya saja hal yang harus diperhatikan yaitu tata letak dan

penempatan dari lukisan itu sendiri. Lukisan hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga

eksistensinya tidak memecahkan konsentrasi siswa pada saat menerima pembelajaran.

Hal semacam ini memang berbeda dan dapat menghapus cara–cara lama dalam

memanfaatkan ruangan kelas pada khususnya dan lingkungan sekitar agar lebih bermakna dan

menyenangkan bagi siswa untuk tetap berada di dalamnya. Sehingga dengan kondisi kelas yang

semacam ini siswa dan guru atau siapa saja yang masuk ke kelas ini beranggapan dan merasa

bahwa kelasku adalah istanaku, atau dia beranggapan bahwa sekolahku adalah sorgaku.

Penciptaan ruang kelas dan lingkungan sekolah yang sedemikian rupa memang memerlukan

kerja ekstra, sebab tidak semua guru dapat melukis. Apabila hal itu terjadi tentu perlu

mengundang orang yang pandai melukis. Upaya–upaya seperti yang telah dipaparkan oleh

penulis tidak lain adalah suatu kiat agar siswa tidak bosan di sekolah, siswa lebih bergairah

dalam pembelajaran yang pada akhirnya tentunya tercapainya prestasi siswa yang optimal sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

D.    Syarat-syarat Menciptakan Suasana Belajar yang Baik

Page 9: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bila mana kita ingin menciptakan suasana belajar

yang baik. Yang dimaksud dengan suasana belajar yang baik adalah suasana dimana proses

belajar dapat berjalan sebaik mungkin. Syarat - syarat itu adalah seperti berikut :

Murid harus mengalami kemajuan

Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan

pengajar harus memperoleh kepuasan karenanya

Bila ketiga hal tersebut diatas sudah dapat terpenuhi maka satu syarat terpenting untuk proses

belajar dapat dipenuhi juga. Dengan suasana yang baik pengajar akan merasa senang dan akan

berusaha menyajikan pelajaran sebaik - baiknya. Di lain pihak murid pun akan merasa puas dan

mempunyai motivasi untuk menghayati serta memikirkan secara kritis hal yang diuraikan oleh

pengajar.tetapi kalo suasana belajar tidak baik, maka proses belajar mengajar pun tidak akan

memperoleh hasil yang terbaik. Jangan pernah percaya bahwa mengajar itu adalah seni yang

tidak dapat dipelajari. Siapa saja yang berminat akan dapat untuk mempelajarinya. Keterampilan

- keterampilan tersebut dapat disamakan dengan keterampilan mengetik, menulis atau

mengendarai mobil. Tujuan terpenting dari kegiatan mengajar adalah penyampaian ilmu.

E.     Belajar Menyenangkan di Luar Kelas

Salah satu kendala dalam pembelajaran adalah rasa bosan. Entah itu terjadi pada siswa atau

guru. Ketika rasa bosan sudah mempengaruhi proses belajar mengajar, ada beberapa hal yang

dilakukan siswa. Misalnya :

Ngobrol dengan teman sebangku via memo. Seolah-olah siswa tersebut mencatat hal

penting yang disampaikan guru. Pada kenyataannya mereka sedang asik berbincang

tentang hal yang lebih menarik (musik, film, gossip, bahkan tak jarang membicarakan

guru yang sedang mengajar).

Menggambar. Hal kedua yang sering dilakukan siswa ketika bosan dengan suasana

belajar yang itu-itu saja.

SMSan, FB-an, dll.

Page 10: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

Tentunya sangat tidak menyenangkan jika seorang guru mengetahui anak didiknya

berperilaku seperti itu. Dalam hati sudah merasa bahwa upaya menyampaikan pelajaran sudah

maksimal. Namun kenyataannya masih ada pula siswa yang merasa bosan. Dalam hal ini jangan

menyalahkan siswa saja. Guru pun harus intropeksi diri, sudah tepatkah cara saya dalam

menyampaikan pelajaran. Toleransi akan kondisi siswa sangat dibutuhkan ketika rasa bosan

sudah melanda.

Salah satu cara mengatasi hal ini adalah belajar di luar kelas. Semua cara harus tepat guna.

Usahakan ketika pembelajaran dilakukan di luar kelas, materi yang akan disampaikan bukanlah

materi yang membutuhkan konsentrasi penuh. Contohnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Materi pembuatan dan pembacaan puisi sangat bagus diajarkan di luar kelas. Menciptakan

suasana belajar di luar kelas tidak lah sulit.

Pilih materi yang ringan, yang bisa diselingi dengan permainan dan candaan.

Pilih waktu dan suasana yang mendukung. Misalnya pada jam terakhir dan langit sedang

tidak mendung.

Bagi siswa dalam kelompok=kelompok kecil supaya lebih terkondisikan.

Mulai proses pembelajaran dengan berbagi ide dengan siswa.

Perlu diketahui tidak semua materi pelajaran dapat dibawa ke luar kelas. Jadi sesuaikan

dengan situasi dan kondisi. Baik itu kondisi cuaca, materi, siswa, dan guru.

F.     Peran Guru dan Orang Tua dalam Menciptakan suasana Belajar yang Menyenangkan

Rasa senang dalam belajar adalah masalah suasana hati. Ini diperoleh melalui perlakukan

guru dan orang tua melalui dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya yang diperlukan oleh

siswa dalam belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas orang tua dan guru tentu saja

menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari pengalaman hidup, kita sering menemukan begitu

banyak anak yang ragu-ragu atas apa yang mereka pelajari, sehingga mereka perlu didorong dan

diberi semangat lewat kata – kata dan perlakuan.

Jika anak merasa kurang percaya diri, maka anak perlu dibantu. Coba menemukan hal hal

positif pada dirinya dan pujilah dia agar rasa percaya dirinya bisa datang. Komentar -komentar

positif dapat membangkitkan percaya diri mereka. Orang belajar memang tergantung pada faktor

fisik (suasana lingkungan), faktor emosional (suasana hati) dan faktor sosiologi atau lingkungan

Page 11: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

teman, guru, orang tua dan budaya sekitar. Rasa senang dalam belajar dapat tercipta jika terjalin

keakraban antara guru dan siswa. Keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan

keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai, lebih bisa

mengungkapkan idenya sehingga lebih kreatif, anak akan lebih termotivasi ikut belajar sehingga

siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran. Anak tidak akan merasa sungkan bertanya jika

mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara

bertanya.

Menciptakan suasana akrab dengan siswa bukanlah hal yang sulit. Guru perlu menciptakan

suasana bahwa pada saat belajar, guru dan siswa sedang belajar. Bahwa pada saat itu mereka

juga didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru akan menjadi pengarah dan fasilitator

mereka dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil terhadap siapapun, artinya siswa perlu

diperhatikan sesuai porsinya. Misalnya anak yang pintar perlu diarahkan untuk lebih

memperhatikan temannya yang kurang pintar. Anak yang nakal perlu diaktifkan untuk lebih

berperan dalam proses belajar misalnya dengan menunjuk anak tersebut untuk membantu

menertibkan teman – temannya. Guru menegur dan marah juga harus pada tempatnya dan ada

alasannya. Dan salah satu cara untuk menciptakan suasana akrab dengan anak adalah berusaha

untuk mengenal mereka satu persatu.

Senyum guru juga merupakan salah satu penyemangat belajar bagi siswa. Cukup banyak

ruang kelas  proses belajar mengajarnya kurang dihiasi oleh senyum tulus guru. Kecuali senyum

jengkel yang akan membuat kelas dan sekolah kehilangan rasa senang. Apa lagi kalau sekolah/

kelas juga selalu diguyur oleh tindakan  menekan, tindakan  mengancam dan tindakan

meremehkan pribadi siswa, dimana pada akhirnya siswa menjadi malas, masa bodoh dan tidak

punya kreativitas sama sekali. Guru yang cuma mengejar target kurikulum, sekedar tugas

mengajar, dan mengabaikan perasaan anak didik akan membuat guru tersebut (juga mata

pelajarannya) menjadi sangat tidak menarik, kreatifitas anak didik akan tidak berkembang.

Lingkungan belajar melibatkan orang-orang, perilaku, gagasan, dan suasana hati. Untuk

memaksimalkan dorongan alamiah dalam diri anak, lingkungan belajarnya harus memenuhi

beberapa persyaratan. Anak membutuhkan lingkungan yang menanggapi perilakunya. Lebih

cepat dan lebih konsisten tanggapan yang diberikan kepadanya, maka lebih cepat ia akan belajar.

Persyaratan utama yang lain adalah kebebasan. Anak merasa tidak aman bila tidak ada

batasannya. Dengan memberikan batasan tertentu, anak cukup leluasa untuk menyelidiki. Untuk

Page 12: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

menumbuhkan semangat kemandirian pada anak anda dan kemampuan untuk mengambil

inisiatif, berikan dia kesempatan untuk memilih apa yang anda berdua ingin lakukan atau

pelajari.

Anak anda juga memerlukan lingkungan yang dapat membantu mengembangkan

imajinasinya. Bantulah anak dengan membacakan buku-buku yang penuh imajinasi dan bercerita

menurut versi anda sendiri. Dengan demikian, anak akan tahu bahwa tidak semua cerita

bersumber dari buku dan ia pun dapat mengarang ceritanya sendiri. Ingat, memberikan contoh

adalah guru terbaik. Semakin anda tunjukkan kepada anak bahwa anda suka membaca dan

menulis, dan bahwa anda sangat senang dan berminat dalam belajar, semakin besar keinginan

anak untuk mencontoh anda. Anak tertarik untuk meniru anda bila bersama-sama melakukan

yang anda kerjakan. Libatkan anak dalam membahas berita di halaman depan surat kabar, atau

sempatkan untuk menjelaskan isi buku yang sedang anda baca.

Akhirnya, ingatlah bahwa anda tidak dapat memaksa anak untuk ikut dalam pengalaman

belajar, dan jangan pernah mencobanya. Bila anda memandang proses belajar belajar dengan

cara yang sama dengan anak anda, yaitu sebagai suatu permainan yang berkelanjutan, hidup dan

menarik, maka anda berdua pasti akan menikmatinya.

G.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dalam Proses Belajar-Mengajar

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor ini

diantaranya adalah ketenangan, kesabaran, kasih sayamg, dan kebetahan siswa dalam kelas.

Selama ini sering kita jumpai di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, saat guru

menerangkan beberapa murid asyik bercerita dengan temanya, berjalan-jalan, atau bermain

sendiri.

Tentu saja hal seperti diatas bisa membuat guru merasa tersinggung dan tidak dihormati.

Tetapi mungkin juga guru merasa cuek,terserah yang penting sudah melaksanakan

kewajibannya. Pengalaman seperti itu merupakan hal menarik untuk disimak. Sebagai guru

kreatif, inovatif dan profesionaltentu kita tidak ingin mengalami hal-hal seperti itu. Sebaiknya

kita belajar dan terus belajar supaya peristiwa tersebut tidak menimpa kita sebagai guru.

  Pembelajaran yang menonton

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan dikelas adalah guru yang selalu

menonton dalam mengajar. Mereka hanya menyampaikan pengetahuan secara sepihak tanpa

berusaha melibatkan mental psikologi anak.

Page 13: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

Dalam Kegiatan Belajar mengajar (KBM). Guru hanya memposisikan anak secara pasif. Siswa

hanya dipersiapkan menerima ilmu pengetahuan dari guru yang menggunakan metode ceramah

dengan program 30 CH (duduk,dengar,diam,catat, dan hafal). Seperti kita ketahui siswa adalah

makhluk unik, sehingga pendidik harus memiliki pemahaman terhadap kebutuhan peserta

didiknya. Sebagai guru profesional sudah selayaknya berusaha meningkatkan penguasaan materi

pembelajaran dengan beberapa pendekatan yang bisa memberikan hasil belajar yang optimal.

Siswa usia SD berada pada fase paling kreatif dalam hidup manusia karena mereka dalam usi

bermain. Kenyataanya sejak pagi hingga siang, mereka harus belajar di kelas dengan kondisi

tersiksa, mereka tidak boleh bicara, tapi harus duduk rapi, tangan di meja melihat bapak ibu guru

menyampaikan materi. Oleh karena itu, seorang guru yang profesional harus bisa mencari dan

menggunakan metode yang sesuai, sehingga suasana belajar di kelas tanpa tekanan.paksaan.

  Pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.

Sebagai seorang kreator proses belajar mengajar, seharusnya guru mengembangkan suasana

bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minat, bakat, serta mengekspresikan ide-ide

dan kreatifitasnya. Tapi pada kenyataanya masih banyak pembelajaran yang cenderung bersifat

teoritis dan tidak terkait dengan lingkungan siswa berada.

Kondisi seperti ini menyebabkan peserta didik ( siswa ) jenuh dan tidak betah di kelas. Agar

tugas guru dalam KBM menjadi maksimal. Siswa merasa nyaman dan senang ketika

pembelajaran berlangsung, maka guru harus pandai meramu KBM tersebut.

PAIKEM merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa membuat suasana di kelas

menjadi asyik dan efektif. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,

dan menyenangkan.

Aktif dimaksudkan dalam pembelajaran guru garus menciptakan suasana yanga membuat siswa

aktif bertanya serta mengemukakan pendapat.

Peran aktif siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kretif yang mampu

menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Inovatif, guru harus mampu

membuat perubahan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode,

sehingga siswa merasa enjoy belajar.

Kreatif, juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga

memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan tentu saja suasana belajar

mengajar yang menyenangkan.

Page 14: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

Dengan pendekatan PAIKEM diharapkan siswa dapat memusatkan perhatian secara penuh pada

waktu belajar. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Secara garis besar PAIKEM bisa

digambarkan sebagai berikut, Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan untuk mengembangkan

pemahaman dan kemampuan dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. Guru

menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkit semangat, termasuk

menggunakan lingkungan sebagi sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,

menyenangkan dan cocok bagi siswa.

  Mengajar menggunakan bahasa cinta

Untuk membuat suasana belajar dikelas menyenangkan dan menarik minat siswa untuk belajr

lebih giat, maka guru harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa. Karena

siswa itu sendiri sebagai manusia yang memiliki rasa cinta jangan sampai membuat julukan

negatif pada seorang guru gara-gara selalu marah dan berteriak

Bahasa cinta merupakan salah satu kunci sukses bagi semua guru untuk membangun sebuah

hubungan yang indah dengan siswaagar tercipta suasana menyenangkan. Seorang guru dapat

membangun hubungan yang indah dengan siswa jika mau berbuat.

1. Mengakui kesalahan yang pernah dilakukan

Guru adalah sosok yang di kagumi, dihormati, sehingga akan menjadi sangat memalukan

baginya untuk mengakui kesalahan yang mungkin telah di perbuat kepada para siswanya.

Kewibawaan seorang guru akan terlihat dari apa yang telah ia lakukan. Sikap mengakui

kesalahan dan mau minta maaf menunjukkan kebersihan hati seseorang .

2. Pujian untuk meningkatkan motivasi belajar

Jangan pelit memberi pujian kepada siswa atas keberhasilan yang di capai. Setiap usaha yang

telah dia lakukan dalam pembelajaran tenyata mampu meningkatkan motivasi belajar dengan

memberi pujian berarti seorang guru sedang menumbuhkan kepercayaan diri pada siswanya.

3. Memberi kesempatan berfikir kreatif

Menanyakan dan memberikan pilihan kepada siswa dalam proses pembelajaran akan membuat

siswa berlatih mengambil keputusam sendiri tanpa ada paksaan. Siswa akan terdidik untuk

berpikir kreatif dalam mencari pemecahan suatu masalah.

4. Mau menghargai orang lain

Page 15: Pentingnya Suasana Belajar Kondusif

Kata terimah kasih merupakan ungkapan yang bermakna luas, ketika seorang siswa mampu

mengatakan terimah kasih baik kepada teman atau gurunya berarti dia memiliki kepekaan bahwa

apa apa yang telah berhasil ia dapatkan bukan semata-mata kehebatanya sendiri melainkan ada

orang lain yang turut membantu. Dari sinilah siswa dapat belajar untuk menyadari bahwa bekerja

sama merupakan hal yang sangat baik untuk di lakukan.

Dengan bahasa cinta, hubungan yang kaku antara guru dan murid sudah saatnya di ubah

menjadi hubungan yang harmonis penuh kasih sayang. Dengan demikian akan mencetak calon-

calon generasi yang unggul di masa mendatang.

Sumber : http://duseptipanggabean.blogspot.com/2012/01/menciptakan-suasana-belajar-yang.html