penjelasan dan contoh serta makna pantunnya
DESCRIPTION
MOTOR DIESEL OT 447Ridwan Adam M Noor, S.pdCOMMON RAILTRANSCRIPT
PENJELASAN DAN CONTOH SERTA MAKNA PANTUNNYA Berikut merupakan makna dan nilai- nilai luhur yang terkandung dalam pantun nusantara. Penggalian makna pantun dibagi berdasarkan jenis pantun.
1.Pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:a.Pantun bersukacita: Pantun yang mengungkapkan perasaan suka cita orang tersebut. Dilontarkan dalam situasi yang suka cita. Dituturkan agar orang yang mendengarnya ikut merasakan suka cita.
Burung merpati burung dara Terbang menuju angkasa luasHati siapa takkan gembiraKarena aku telah naik kelasPantun tersebut menggambarkan kegembiraan hati anak-anak yang berhasil naik kelas. Penyampaian pantun itu tentunya dalam suasana yang suka cita. Apabila pantun tersebut dilayangkan, tentu saja membuat yang mendengar merasa turut bersuka cita.
b. Pantun berdukacita: Pantun yang mengungkapkan kesedihan seseorang. Pantun ini juga dilontarkan oleh seseorang untuk menghapus suasana duka cita yang ada.
Memetik manggis di kota KeduMembeli tebu uangnya hilang Menangis adik tersedu-sedu Mencari ibu belum juga pulangPantun tersebut mewakilkan perasaan anak yang ditinggal oleh orang tuanya. Pantun tersebut dilayangkan dalam situasi yang sedih. Biasanya, anak yang ditinggal orang tuanya tentu akan merasa sedih, dan mungkin mereka bisa mengungkapkannya dalam bentuk pantun.
c. Pantun jenaka atau pantun teka-teki: Pantun jenaka atau pantun teka teki merupakan pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang.
Pohon mangis di tepi rawaTempat nenek tidur beraduSedang menangis nenek tertawaMelihat kakek bermain gunduMasyarakat terdahulu menggunakan pantun sebagai media pelipur lara atau menia hiburan. Dapat dilihat dari pantu tersebut, tujuannya juga untuk menambah keakraban penutur dengan pendengarnya.
2. Pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:a. Pantun dagang atau pantun nasib: Pantun dagang atau pantun nasib merupakan rangkaian kata-kata yang merefleksikan nasib atau keadaan seseorang. Pantun ini biasanya dinyanyikan/dibacakan oleh orang-orang yang berada di perantauan jika mereka ingat akan kampung halamannya atau nasibnya yang tak seberuntung temannya.
Tudung saji hanyut terapunghanyut terapung di air sungaiNiat hati hendak pulang kampungapa daya tangan tak sampaiPantun diatas menggambarkan bagaimana orang yang merantau, berada jauh dari kampung halamannya, sangat merindukan kampungnya. Disini tergambar bahwa masyarakat daerah merantau untuk mencari uang ataupun belajar, jauh dari keluarga, namun mereka tak lupa dengan tempat asal mereka. Mereka bertahan di tempat rantau demi mencapai tujuan.
b. Pantun perkenalan: Pantun yang berisi ungkapan untuk mengenal seseorang dan ucapannya berupa pantun.
Dari mana hendak kemana Manggis dipetik dengan pisau Kalau boleh kami bertanya Gadis cantik siapa namamuPantun tersebut menggambarkan bagaimana keinginan seseorang untuk berkenalan dengan orang yang ditemuinya. Dalam hal ini, kearifan local yang dapat ditemui yakni masyarakat sangat gemar membuka tali pertemanan, suka mengenal satu sama lain. Apabila ia bertemu dengan seseorang yang menarik perhatiannya, ia akan menanyakan hal awam untuk menjalin tali pertemanan, agar mereka menjadi lebih akrab.
c. Pantun berkasih-kasihan: Pantun yang berisi ungkapan yang ditujukan pada orang yang dicintainya.
Jalan lurus menuju Tuban Terus pergi mengangkat petiBadan kurus bukan tak makan Kurus memikir si jantung hatiPantun tersebut dituturkan oleh seseorang kepada pasangannya. Pantun berkasih-kasihan berisikan hal yang ingin diungkapkan kepada pasangan, atau pun sebagai sarana untuk merayu pasangannya. Pantun tersebut menggambarkan rasa cinta seseorang terhadap pasangannya dan membuat ungkapan yang berlebihan bahwa badannya kurus karena memikirkan kekasihnya. Hal tersebut tentunya akan membuat sang kekasih merasa tersentuh dan kenambah keharmonisan hubungan.
d.Pantun perceraian: Pantun yang berisi ucapan perpisahan atau perceraian. Pantun ini dilontarkan ketika kedua pasangan sedang memiliki masalah dan mungkin berniat untuk berpisahataupun diputuskan hubungannya.
Jaga tugu di tengah jalan Menjala ikan mendapat kerang Tega nian aku kau tinggalkan Hidup di dunia hanya seorangPantun perceraian tersebut menggambarkan kegundahan seseorang karena ditinggal oleh pasangannya.
3. Pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan menjadi:a. Pantun nasihat: Rangkaian kata-kata yang mempunyai makna mengarahkan atau menegur seseorang untuk menjadi lebih baik.Pantun nasehat dari jaman ke jaman mengalami perkembangan, pada awal mulanya pantun hanyalah karya lisan yang spontan terucap dari orang yang kreatif.
Bau paku sedin telabahBuaq randu masak odaqPacu-pacu pada sekolahJari sangu sak uwah toakMemetik paku dekat selokanBuah kapuk matang mudaRajin-rajinlah bersekolahJadi bekal ketika tuab. Pantun adat: pantun yang menggunakan gaya bahasa bernuansa kedaerahan dan kental akan unsur adat kebudayaan tanah air. jenis pantun ini bertutur lebih kepada kearifan lokal dimana pantun adat tersebut beredar,masing masing daerah di Nusantara ini pasti memiliki pantun adat yang berbeda beda.
Menanam kelapa di pulau BukumTinggi sedepa sudah berbuahAdat bermula dengan hukumHukum bersandar di KitabullahPantun tersebut jelas menggambarkan adat istiadat melayu dimana hukumnya berujung atau bermula dari kitabullah atau alquran. Kearifan local yang terkandung yakni tentang aturan adat yang bertumpu pada alquran. Sebagian besar orang Indonesia memeluk agama islam. Aturan adat yang ada tentunya merujuk pada ajaran islam.
c. Pantun agama: pantun yang didalamnya mengandung kata-kata nasehat atau petuah yang memiliki makna mendalam sebagai sebuah pedoman dalam menjalani hidup, yang biasanya berisi kata kata yang bisa mendorong kita untuk berbuat yang tidak melanggar aturan agama baik untuk kepentingan diri maupun bagi orang lain.
Aqu lalo beli tembageTe ngadu ngelim parangLamun mele tame surgeGirang-girang ngaji sembahyangSaya pergi beli tembagaSaya pakai untuk merekatkan parangApabila ingin masuk surgeSering-sering mengaji dan sembahyag
Dari baris pertama dan kedua memiliki keterhubungan yang saling berkaitan. Keterhubungan antara baris pertama dengan baris kedua sangat erat, karena pada baris pertama menjelaskan mengenai apa yang digunakan, sedangkan baris kedua menjelaskan mengenai sebab. Sehingga sampiran pada lelakaq ini merupakan keterhubungan sebab-akibat antara baris pertama dan baris kedua.
Selanjutnya pada isi lelakaq kalimat pada baris ketiga berbunyi lamun mele tame surge. Apabila dilihat secara kata perkata, maka kata lamun berarti kalau, kata mele berarti ingin, dan kata surge berarti surga. Dari kata tersebut maka arti seluruhnya pada kalimat di baris ketiga ini adalah kalau ingin masuk surga. Kata-kata tersebut dapat dilihat dari artinya akan memiliki makna yang sangat luas dan mendalam. Dari hal tersebut maka akan lebih mudah untuk menggali makna sebenarnya dari kalimat lelakaq pada baris ketiga ini.
Dan kalimat pada baris keempat pada lelakaq tersebut berbunyi girang-girang ngaji sembahyang. Apabila diartikan secara kata-perkata, maka kata girang-girang berarti sering-sering, kata ngaji berarti membaca Al-Quran, dan kata sembahyang dapat berarti sholat. Maka apabila diartikan secara sepenuhnya maka dapat diartikan sering-sering membaca Al-Quran dan sholat. Kalimat tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh kalimat pada baris ketiga tersebut. Sehingga dari hal tersebut maka secara arti kata maka kalimat pada baris ketiga dan keempat sesuai dan saling berhubungan.
Kearifan lokal yang terkandung dalam Lelakaq ini jelas sekali mengenai ajaran agama. Pesan yang terkandung yaitu apabila kita ingin masuk surga, sering-seringlah kita mengaji (Membaca Alquran) serta Sembahyang (Shalat lima waktu dan shalat sunnah). Dari lalekaq tersebut jelas sekali terlihat bahwa masyarakat sasak sebagian besar merupakan pemeluk agama yang kuat. Mereka menanamkan nilai-nilai agama dalam banyak pantun mereka. Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
CONTOH PANTUN DENGAN JENISNYA
Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladiBawakan juga si pucuk rebungKalau tuan bijak bestariBinatang apa tanduk dihidung ?
Beras ladang sulung tahunMalam malam memasak nasiDalam batang ada daunDalam daun ada isi
Terendak bentan lalu dibeliUntuk pakaian saya turun kesawahKalaulah tuan bijak bestariApa binatang kepala dibawah ?
Kalau tuan muda terunaPakai seluar dengan gayanyaKalau tuan bijak laksanaBiji diluar apa buahnya
Tugal padi jangan bertangguhKunyit kebun siapa galinyaKalau tuan cerdik sungguhLangit tergantung mana talinya ? Pantun PerpisahanPucuk pauh delima batuAnak sembilang ditapak tanganBiar jauh dinegeri satuHilang dimata dihati jangan
Bagaimana tidak dikenangPucuknya pauh selasih JambiBagaimana tidak terkenangDagang yang jauh kekasih hati
Duhai selasih janganlah tinggiKalaupun tinggi berdaun janganDuhai kekasih janganlah pergiKalaupun pergi bertahun jangan
Batang selasih mainan budakBerdaun sehelai dimakan kudaBercerai kasih bertalak tidakSeribu tahun kembali juga
Bunga Cina bunga karanganTanamlah rapat tepi perigiAdik dimana abang geranganBilalah dapat bertemu lagi
Kalau ada sumur di ladangBolehlah kita menumpang mandiKalau ada umurku panjangBolehlah kita bertemu lagi
Pantun Peribahasa
Berakit-rakit kehuluBerenang-renang ke tepianBersakit-sakit dahuluBersenang-senang kemudian
Ke hulu memotong pagarJangan terpotong batang durianCari guru tempat belajarJangan jadi sesal kemudian
Kerat kerat kayu diladangHendak dibuat hulu cangkulBerapa berat mata memandangBarat lagi bahu memikul
Harapkan untung menggamitKain dibadan didedahkanHarapkan guruh dilangitAir tempayan dicurahkan
Pohon pepaya didalam semakPohon manggis sebasar lenganKawan tertawa memang banyakKawan menangis diharap jangan
Pantun NasihatKayu cendana di atas batuSudah diikat dibawa pulangAdat dunia memang begituBenda yang buruk memang terbuang
Kemuning di tengah balaiBertumbuh terus semakin tinggiBerunding dengan orang tak pandaiBagaikan alu pencungkil duri
Parang ditetak kebatang senaBelah buluh taruhlah temuBarang dikerja takkan sempurnaBila tak penuh menaruh ilmu
Padang temu padang baiduriTempat raja membangun kotaBijak bertemu dengan jauhariBagaikan cincin dengan permata
Ngun Syah Betara SaktiPanahnya bernama Nila GandiBilanya emas banyak dipetiSembarang kerja boleh menjadi
Jalan-jalan ke kota Blitarjangan lupa beli sukunJika kamu ingin pintarbelajarlah dengan tekun
Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipautJika ditambat kalah laganyaAsam digunung ikan dilautDalam belanga bertemu juga
Berburu kepadang datarDapatkan rusa belang kakiBerguru kepalang ajarBagaikan bunga kembang tak jadi
Anak Madras menggetah punaiPunai terbang mengirap buluBerapa deras arus sungaiDitolak pasang balik kehulu
Kayu tempinis dari kualaDibawa orang pergi MelakaBerapa manis bernama niraSimpan lama menjadi cuka
Disangka nenas di tengah padangRupanya urat jawi-jawiDisangka panas hingga petangKiranya hujan tengah hari
Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang. Contoh:
Di mana kuang hendak bertelurDi atas lata dirongga batuDi mana tuan hendak tidurDi atas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tuaKiri kanan berbatang sepatElok berbini orang tuaPerut kenyang ajaran dapat
Sakit kaki ditikam jerujuJeruju ada didalam payaSakit hati memandang susuSusu ada dalam kebaya
Naik kebukit membeli ladaLada sebiji dibelah tujuhApanya sakit berbini jandaAnak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke BaliMembawa pelita semuanyaBerbisik pekak dengan tuliTertawa si buta melihatnya
Jalan-jalan ke rawa-rawaJika capai duduk di pohon palmGeli hati menahan tawaMelihat katak memakai helm
Limau purut di tepi rawa,buah dilanting belum masakSakit perut sebab tertawa,melihat kucing duduk berbedak
jangan suka makan mentimunkarna banyak getahnyahai kawan jangan melamunmelamun itu tak ada gunanya
Pantun Agama
Banyak bulan perkara bulanTidak semulia bulan puasaBanyak tuhan perkara tuhanTidak semulia Tuhan Yang Esa
Daun terap di atas dulangAnak udang mati ditubaDalam kitab ada terlarangYang haram jangan dicoba
Bunga kenanga di atas kuburPucuk sari pandan JawaApa guna sombong dan takaburRusak hati badan binasa
Asam kandis asam gelugurKetiga asam si riang-riangMenangis mayat dipintu kuburTeringat badan tidak sembahyang
Struktur Pantun
1) Selain bentuk empat baris, terdapat pantun yang terdiri atasdua baris, enam baris, delapan baris, dan bentuk berkait. Seperti yang terlihat pada contoh berikut :Sudah gaharu cendana pula, } sampiransudah tahu bertanya pula. } isiKura-kura dalam perahu, } sampiranpura-pura tidak tahu. } isi Pantun tersebut merupakan pantun yang terdiri atas dua larik atau baris dan bersajak a-a. Pantun itu dikenal dengan sebutan karmina atau pantun kilat. Larik pertama pada pantun itu merupakan sampiran dan larik keduanya merupakan isi (2) Ada juga pantun yang jumlah barisnya lebih dari empat, bisa enam, delapan, sepuluh, dua belas, dan seterusnya, asalkan jumlah barisnya harus genap. Dengan demikian, rima akhir pada talibun akan berbentuk a-b-c-a-b-c,a-b-c-d-a-b-c-d, dan seterusnya. Pantun seperti itu disebut talibun. Contoh teks talibun adalah sebagai berikut. a) Talibun dengan Enam Larik
Bukan hamba takutkan mandi, } sampiran baris 1 takut hamba berbasah-basah, } sampiran baris 2 mandi di lubuk Pariangan. } sampiran baris 3 Bukan hamba takutkan mati, } isi baris 1 takut hamba kan patah-patah, } isi baris 2 di dalam bertunangan. } isi baris 3
b) Talibun dengan Delapan Larik
Lain pesisir dan Bukittinggi, } sampiran baris 1 tidak di darat hanya di rantau. } sampiran baris 2 Palembayan sama di dalam, } sampiran baris 3 Sungai Beringin Tujuh Lurah. } sampiran baris 4 Marilah berjalan sekarang ini, } isi baris 1 kita pertaruhkan si langau hijau. } isi baris 2 Beramanat di embun malam, } isi baris 3 senanglah hati Lompong Bertuah. } isi baris 4
Talibun merupakan jenis puisi bebas yang di dalamnya terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian. Isi pantun jenis ini berdasarkan sebuah perkara yang diceritakan secara terperinci dengan memanfaatkan pengulangan kata pada baris berikutnya untuk memberikan penekanan. (3) Bentuk pantun lainnya yang perlu di ketahui adalah pantun berkait. Pantun berkait ini merupakan pantun yang terdiri atas beberapa bait yang sambung-menyambung. Larik kedua dan keempat pada setiap baitnya menjadi larik pertama dan ketiga bait berikutnya. Jadi, struktur pantun berkait sangat kompleks dan unik. Perhatikan contoh berikut. Manggistan namanya kayu,daunnya luruh menelentang.Mahkota Raja Melayu,turun dari bukit Seguntang. Daunnya luruh menelentang,daun puan diraut-raut.Turun dari bukit Seguntang,keluar dari dalam laut. Pulau Pandan jauh ke tengah,Gunung Daik bercabang tiga.Hancur badan dikandung tanah,budi yang baik dikenang juga.
Gunung Daik bercabang tiga,tampak jauh dari seberang.Budi yang baik dikenang jugakhidmat bakti disanjung orang.
Jenis-Jenis Pantun
Jenis Pantun Berdasarkan Bentuk
Jenis Pantun Berdasarkan IsiKarmina / Pantun Kilat
Talibun
Pantun Berkait / Seloka