peninjauan lapangan untuk kajian ketersediaan air baku pdam kabupaten maros

14
halaman 1 melihat dan memperoleh informasi dari masyarakat setempat tentang : site visit tgl. 26-27 des. 2009 tujuan site visit : kondisi debit aliran permukaan di catcment area S. Bantimurung dan S. Makkatoane (sungai di hulu bendung Batubassi), debit mata air Jamala , kondisi intake pipa transmisi air baku WTP Bantimurung yang berlokasi di air terjen Bantimurung, gambaran umum sistem saluran di Taman Wisata Air Terjun Bantimurung, bendung Batubassi, intake dan WTP PDAM di bendung Batubassi ( Bantimurung ) bendung lekopancing, intake dan saluran pembawa. gambar 1. catchment area bendung lekopancing dan lokasi “site visit” 0 s.d. 7

Upload: chengshannoe

Post on 30-Jun-2015

213 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 1

• melihat dan memperoleh informasi dari masyarakat setempat tentang :

site visit tgl. 26-27 des. 2009

tujuan site visit :

• kondisi debit aliran permukaan di catcment area S. Bantimurung dan S. Makkatoane (sungai di hulu bendung Batubassi),

• debit mata air Jamala , • kondisi intake pipa transmisi air baku WTP Bantimurung yang berlokasi di air terjen

Bantimurung, • gambaran umum sistem saluran di Taman Wisata Air Terjun Bantimurung, • bendung Batubassi, • intake dan WTP PDAM di bendung Batubassi ( Bantimurung ) • bendung lekopancing, intake dan saluran pembawa.

gambar 1. catchment area bendung lekopancing dan lokasi “site visit” 0 s.d. 7

Page 2: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 2

foto 1. gerbang masuk Taman Wisata Air Terjun Bantimurung dan Air

Terjun Bantimurung

foto 3 konstruksi bangunan intake di puncak air terjun Bantimurung

Lokasi 0 Komplek Taman Wisata Air Terjun Bantimurung.

foto di samping kiri memperlihatkan pintu gerbang masuk ke Taman Wisata Air Terjun Bantimurung dan Air Terjun Bantimurung.

foto 2. pipa transmisi air baku di lokasi intake.

Foto 2 memperlihatkan pipa transmisi air baku untuk WTP Bantimurung yang diambil dari intake yang ditempatkan di puncak air terjun.

Konstruksi bangunan intake untuk pipa transmisi air bake ke WTP Bantimurung diperlihatkan dalam foto 3.

Pada bangunan Intake ini air dari sungai disadap untuk 3 pipa : pipa transmisi PDAM, KOSTRAD, dan “DepKes/DinSos”

Pada kondisi aliran sungai sedang “rendah”, konstruksi sekat dan pengarah aliran pada bangunan intake yang ada membuat air sungai hanya dapat tersadap jauh lebih kecil dari jumlah yang sebenarnya dapat disadap.

Dari informasi yang diperoleh tersimpulkan bahwa : walaupun secara teknis perubahan konstruksi sekat dan pengarah aliran atau reposisi bangungan intake dalam rangka peningkatan jumlah air yang dapat tersadap di musim kemarau dapat dilakukan, dan hal ini sebenarnya (untuk kepentingan PDAM) perlu dilakukan, dalam kenyataannya, pelaksanaan perubahan ini “amat rentan konflik”, memancing konflik kepentingan dan persaingan memperoleh air antara PDAM, KOSTRAD, “DinKes/DinSos’ dan Pengelola “Taman Wisata Air

Page 3: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 3

taman wisata air terjun bantimurung

kolam penampung mata air jamala

kondisi aliran di oulet kolam tampung m.a. jamala 31 des. 2009

Terjun Bantimurung” – sehingga sampai sejauh ini upaya perubahan konstruksi sekat dan pengarah aliran atau reposisi bangungan intake dalam rangka peningkatan jumlah air yang dapat tersadap di musim kemarau belum pernah dapat diwujudkan.

Taman Wisata Air Terjun Bantimurung Taman Wisata Air Terjun Bantimurung menfaatkan air dengan cara “menjual” keindahan alami dan sensasi keberadaan air yang ada di lokasi tersebut yang terpadu dengan keindahan vegetasi dan struktur batuan yang ada. Berenang di alur sungai alami di hilir air terjun, serta berenang di kolam2 buatan adalah salah satu komponen wisata yang disajikan kepada para pengunjung.

Pemanfaatan air jenis ini adalah pemanfaatan air yang tidak konsumtif, tidak menyebabkan reduksi ketersediaan air di bagian hilir.

Kalaupun ada diversi air ( misalnya ke kolam-kolam buatan ) air ini hanyalah sekedar “numpang lewat” yang segera akan kembali ke alur sungai di hilirnya. “Concerns” pengelola Taman Wisata terkait air adalah : air harus/perlu selalu mengalir dalam suatu kuantitas yang memadai tanpa kehilangan keindahan alami yang melekat padanya.

Mata Air Jamala. Mata Air Jamala, pemunculan air dari tanah/batuan – dijumpai disebelah kanan sungai Bantimurung tidak jauh dari lokasi air terjun ke arah hilir.

Air dari mata air jamala tampak (terkesan) mempunyi karakteristik serupa seperti air yang ada di alur sungai ( sama warna dan keruhnya ), tidak bersifat seperti kebanyakan air mata air yang visual-fisik-nya jernih setelah ter-furifikasi dan tersaring oleh lapisan tanah sebelum pemunculannya. Keadaan ini memancing

Page 4: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 4

timbulnya dugaan, bahwa mata air Jamala sebenarnya adalah sungai bawah tanah (aliran sungai yang melalui terowongan didalam tanah).

Wacana membangun reservoir – pasok dari m.a. Jamala

taman wisata air terjun bantimurung – mata air Jamala

bangunan pengatur aliran dan kondisi aliran di Taman Wisata Air Terjun Bantimurung – 26 – 27 des. 2009.

kondisi aliran hilir air terjun bantimurung – 27 des. 2009

Page 5: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 5

kondisi aliran air di hulu ( sebelum ) air terjum Bantimurung

salah satu pintu air pengatur aliran keluar dari kolam tampung m.a. Jamala – kondisi aliran dihilir pintu. – 27 des. 2009

Page 6: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 6

foto 4 – kondisi aliran di hulu s. makkatonae (lokasi 1) – 26 desember 2009

Lokasi 1. Hulu Cabang Sungai S. Bantimurung ( S. Makkatoane ).

Catcment area S. Bantimurung dan S. Makkatoane (sungai di hulu bendung Batubassi), terbagi dalam 2 sub catchment sub catchment area 1 (S. Bantimurung) dan sub catchment area 2 ( S. Makkatoane) .

Site visit diawali dengan tujuan melihat kondisi aliran air permukaan di bagian puncak sub catchment area 2 sebatas yang terlihat dari jalan raya antara km 51 s.d. km 58 ( lihat gambar di samping kiri). Kesimpulan yang diperoleh semua sungai di areal ini hanya ada airnya di musim hujan dan kering total di musim kemarau.

Kondisi aliran di km 51 ( lokasi 1 ) pada saat site visit dapat dilihat dalam foto 4 dibawah ini -- penduduk setempat menyatakan bahwa di musim kemarau, sungai ini tidak berair sama sekali.

Page 7: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 7

foto udara lokasi 2

kondisi aliran setelah pertemuan dengan anak sungai S. Pattunuangase – 26 des. 2009

lokasi 2. Masyarakat setempat menjelaskan bahwa anak sungai S. Pattunuangasea selalu berair (tidak pernah kering).

Page 8: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 8

lokasi 4.

keadaan aliran sungai di lokasi 4 -- 26 des. 2009.

Masyarakat setempat melaporkan bahwa sungai ini praktis hampir kering pada musim kemarau, namun dalam jumlah kecil ada pasok air masuk ke alur sungai ini dari mata air yang terletak di sebelah utara (kanan) sungai .

lokasi 3 Menurut masyarakat setempat kondisi aliran sungai di lokasi ini sangat kecil, hampir kering di musim kemarau.

Page 9: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 9

lokasi 5.

Page 10: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 10

lokasi 6

kondisi aliran di lokasi 6 – 26 des. 2009

Aliran sungai di lokasi 6 adalah aliran air yang bersumber di sub catchment area 1 – catchment area S. Bantimurung cq. aliran dari setelah air terjun Bantimurung serta ( sampai sejauh ini – jan 2010) sebagian besar air dari m.a. jamala.

+ 40 m ke hulu dari jembatan ini terdapat pos duga air otomatis ( A.W.L.R) yang saat ini telah tidak berfungsi.

Masyarakat setempat menginformasikan bahwa di alur sungai ini selalu ada air, walau ada penurunan jumlah air di musim kemarau.

Dalam memenuhi kebutuhan air rumah tangga, masyarakat setempat memperoleh air disadap dari sekitar air terjun Bantimurung yang kemudian dialiran dengan pipa-pipa diameter kecil ke rumah-rumah penduduk.

lokasi 7. bd. Batubassi dan WTP Bantimurung.

lokasi 7 – bendung batubassi, intake Bantimurung, WTP Bantimurung

Page 11: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 11

intake irigasi dan intake WTP Bantimurung

Instalasi Pengolahan Air (WTP) Bantimurung

Page 12: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 12

lokasi 8 – bendung Lekopancing

Dari papan nama seperti diperlihatkan dalam foto diatas tersirat bahwa : otorita pengelolaan bendung Lekopancing adalah PDAM, konfirmasi lebih lanjut menegaskan bahwa pengelolaan bendung Lekopancing berada dibawah otorita PDAM Kota Makasar , lokasi bendung terletak di wilayah administratif Kabupaten Maros.

Tujuan utama dibangunnya bendung ini adalah dalam rangka penyediaan air baku bagi PDAM Kota Makasar, dimana air dari sungai Maros di alirkan ke WTP PDAM Kota Makasar melalui saluran terbuka.

Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa debit air yang diperlukan oleh PDAM Kota Makasar adalah 800 liter / detik.

Dimusim kemarau air sejumlah ini masih tersedia di bendung dan di udik (awal) salurang pembawa, namun, konon kabarnya, yang dapat sampai di WTP Kota Makasar hanyalah sejumlah 400 liter/detik.

Air Baku WTP Patontongan yang dikelola PDAM Kabupaten Maros untuk konsumen air rumah tangga di Kabupaten Maros diperoleh dari saluran induk Bendung Lekopancing ( quata pengambilan = 50 liter / detik )

Page 13: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 13

kondisi sungai di hilir bendung lekopancing – 27 des. 2009

kondisi sungai di udik bendung lekopancing – 27 des. 2009

Page 14: Peninjauan Lapangan Untuk Kajian Ketersediaan Air Baku Pdam Kabupaten Maros

halaman 14

saluran pembawa setelah intake bd. lekopancing

foto kiri ; bangunan sadap ke saluran irigasi --- foto kanan saluran irigasi setelah bangunan sadap.

hilir saluran pembawa setelah bangunan sadap untuk irigasi