peningkatan prestasi belajar bahasa inggris materi …
TRANSCRIPT
244 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI
ASKING AND GIVING SOMETHING MELALUI METODE MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS VII-I SEMESTER II TAHUN 2014/2015 SMP NEGERI 1
DURENAN KECAMATAN DURENAN TRENGGALEK
Oleh:
Munawaroh
SMP Negeri 1 Durenan Kecamatan Durenan Trenggalek
Abstrak. Tujuan dari penerapan metode pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris adalah
untuk mempermudah penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran, mengatasi sikap aktif
siswa dan mengatasi keterbatasan ruang sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Jika
penerapan metode pembelajaran mampu mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran
khususnya dalam hal penyampaian pesan (materi), maka siswa akan merasakan dampak positifnya
dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk peningkatan prestasi belajar Bahasa Inggris materi
Asking and giving shomething melalui Metode Make a match pada siswa Kelas VII-I SMP Negeri
1 Durenan Kecamatan Durenan Trenggalek Semester II Tahun 2014/2015.Subjek dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa Kelas VII-I SMP Negeri 1 Durenan Semester II Tahun pelajaran
2014/2015 pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi Asking and giving shomething. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten
Trenggalek. Dan dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan April 2015. Hasil penelitian di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Melalui Metode make a match dapat meningkatkan prestasi
belajar Bahasa Inggris Materi Asking and giving shomething pada siswa Kelas VII-I SMP Negeri 1
Durenan Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun 2014/2015. Hal ini terlihat dari meningkatnya
hasil tes tertulis siswa pada setiap akhir siklus pembelajaran, dengan peningkatan nilai rata-rata pada
setiap siklusnya serta jumlah siswa yang tuntas dalam belajar juga selalu meningkat. Pada siklus I
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa, dan pada siklus II meningkat menjadi 31 siswa yang
tuntas dengan persentase ketuntasan sebesar 100%.
Kata Kunci: Prsetasi Belajar, Metode Make a match, Mata Pelajaran B. Inggris
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) di Indonesia. Kegiatan
belajar dan proses pembelajaran merupakan
bagian terpenting dan dominan dari sebuah
kegiatan pendidikan. Pembelajaran merupa-
kan suatu sistem atau proses membelajarkan
siswa yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara
sistematis agar siswa dapat mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien. Tujuan pembelajaran tidak dapat
terlepas dari tujuan pendidikan, yang mana
setiap tujuan tersebut tidak dapat terlaksana
tanpa adanya suatu proses pembelajaran yang
ada di suatu lembaga pendidikan (Rusyan,
2007).
Guru yang kompeten akan lebih mam-
pu menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada
pada tingkat yang optimal (Uzer, 2011:7)
Bahasa adalah alat komunikasi paling
efektif, dengan bahasa kita bisa berinteraksi
dengan dunia, bisa mengembangkan diri, me-
nambah wawasan dan pengetahuan. Bahasa
Inggris sebagai bahasa internasional yang
telah dipakai lebih dari separoh penduduk
dunia mempunyai peran yang sangat penting
dalam pergaulan dunia. Era globalisasi,
Munawaroh, Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Materi Asking… 245
perdagangan bebas, serta perkembangan
teknologi yang semakin canggih menuntut
kita untuk menguasai bahasa inggris. Untuk
itu mata pelajaran bahasa inggris telah
diberikan sejak sekolah tingkat dasar dengan
harapan anak didik sejak dini telah terbiasa
mengenal, memahami, melatih percakapan
sehingga ini akan mempermudah penguasaan
bahasa inggris pada jenjang selanjutnya
(Kasihani, 2007)
Agar pembelajaran bahasa inggris
menjadi menyenangkan dan mudah untuk
dipahami oleh siswa, maka guru dapat mene-
rapkan metode pembelajaran. Tujuan dari
penerapan metode pembelajaran pada mata
pelajaran Bahasa Inggris adalah untuk mem-
permudah penyajian guru dalam menyam-
paikan materi pelajaran, mengatasi sikap
aktif siswa dan mengatasi keterbatasan ruang
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
Jika penerapan metode pembelajaran mampu
mengatasi permasalahan dalam proses pem-
belajaran khususnya dalam hal penyampaian
pesan (materi), maka siswa yang akan
merasakan dampak positifnya dan akhirnya
dapat meningkatkan prestasi belajar pada
mata pelajaran Bahasa Inggris (Huda, 2013).
Setelah melakukan pengamatan dapat
diketahui jika pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa kurang bermakna dan siswa ku-
rang memiliki pengalaman belajar yang
bervariasi. Siswa Kelas VII-I SMP Negeri 1
Durenan Trenggalek merasa kurang tertarik
pada saat proses belajar mengajar berlang-
sung. Sehingga berdampak pada rendahnya
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
bahasa inggris hasil belajar siswa relatif ren-
dah, kondisi tersebut disebabkan oleh: 1)
Kurangnya perhatian siswa terhadap materi
yang disampaikan karena bosan dengan mo-
del pembelajaran yang monoton, 2) Peng-
gunaan metode ceramah dalam pembelajaran
bahasa inggris sering kali terlalu dominan,
sehingga siswa kurang aktif terlibat dalam
pembelajaran, 3) dalam proses belajar me-
ngajar selama ini hanya sebatas pada upaya
menjadikan siswa mampu dan terampil
dalam mengerjakan soal-soal yang ada, se-
hingga pembelajaran yang berlangsung kura-
ng bermakna dan terasa membosankan bagi
siswa.
Salah satu model pembelajaran koope-
ratif yang akan digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah metode Make a
match (mencari pasangan) dari Lorna Cur-
ran. Model pembelajaran yang mengajak
siswa mencari jawaban terhadap suatu perta-
nyaan atau pasangan dan suatu konsep mela-
lui suatu permainan kartu pasangan. (Kokom,
2011:62) Hal-hal yang perlu dipersiapkan
jika pembelajaran dikembangkan dengan
Make a match adalah kartu-kartu. Kartu-
kartu tersebut terdiri dari kartu berisi
pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lain-
nya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanya-
an tersebut (Taniredja, 2013).
Berdasarkan paparan latar belakang
permasalahan di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian tindakan kelas
dengan judul: “Peningkatan Prestasi Belajar
Bahasa Inggris Materi Asking And Giving
Shomething Melalui Metode Make a match
Pada Siswa Kelas VII-I SMP Negeri 1
Durenan Kecamatan Durenan Trenggalek
Semester II Tahun 2014/2015”.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan jenis penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tin-
dakan. Menurut Waseso (1994) penelitian
tindakan merupakan proses daur ulang, mulai
tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan
pemantauan, refleksi yang mungkin diikuti
dengan perencanaan ulang.
246 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
Penelitian tindakan bertujuan mengem-
bangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau
cara pendekatan baru untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung di dunia
faktual (Zuriah, 2003).
Carr dan Kemmis (1986), mengatakan
bahwa penelitian tindakan adalah suatu ben-
tuk penelaahan inquiry melalui refleksi diri
yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendi-
dikan tertentu dalam situasi sosial, untuk
memperbaiki rasionalitas dan kebenaran
serta keabsahan
Prosedur penelitian ini terdiri dari 2
siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat
apakah ada peningkatan kemampuan ber-
tanya siswa, dengan melihat hasil observasi
dari hasil observasi awal siswa dan guru,
maka refleksi awal diperlukan perubahan-
perubahan untuk meningkatkan bertanya
siswa di dalam kelas.
Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah siswa Kelas VII-I SMP Negeri 1
Durenan Semester II Tahun pelajaran
2014/2015 pada mata pelajaran Bahasa
Inggris materi Asking and giving shomething,
dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa.
Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksana-
kan di SMP Negeri 1 Durenan Kecamatan
Durenan Kabupaten Trenggalek. Dan dilak-
sanakan mulai bulan Maret sampai bulan
April 2015.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini yaitu Lembar Tes Tertulis. Lembar tes
yang digunakan untuk menilai ranah kognitif
dan kemampuan berfikir ilmiah siswa. Ranah
kognitif berbentuk tes tertulis yang dilak-
sanakan di akhir pembelajaran (post test)
yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana tercapainya tujuan pembelajaran ter-
hadap materi yang telah dipelajari.
Pengumpulan Data
Metode yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data adalah melalui
Tes tertulis. Skor hasil tes siswa dalam me-
ngerjakan soal-soal yang meliputi tes pada
tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil
dari tes tersebut akan digunakan untuk meli-
hat peningkatan pemahaman dan pencapaian
prestasi belajar siswa.
Analisis Data
Mengetahui keefektifan suatu metode
pembelajaran dalam kegiatan belajar meng-
ajar perlu diadakan analisis data. Sesuai de-
ngan tujuan yang hendak dicapai. Pendekat-
an penelitian yang digunakan dalam Peneliti-
an Tindakan kelas ini yaitu penelitian ku-
alitatif, maka data yang terkumpul dalam
penelitian dianalisis dengan menggunakan
analisis data kualitatif.
Menganalisis data dilakukan setelah
dilakukan pengamatan peneliti dan teman
kolaborasi dilakukan, kemudian dimasukkan
ke dalam tabel tabulasi dan diolah dengan
menggunakan pengalaman peneliti ditentu-
kan nilai keaktifan siswa setiap siklus dan
nilai formatif per siklus berdasarkan standar
minimal ketuntasan belajar.
Untuk nilai ulangan harian, nilai yang
telah diperoleh dikonsultasikan dengan
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
berlaku pada pembelajaran tersebut dan un-
tuk bidang studi Bahasa Inggris nilai KKM
sebesar 70. Sedangkan hasil belajar yang
menunjukkan kemampuan siswa dianalisis
berdasarkan kriteria ketuntasan belajar.
Munawaroh, Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Materi Asking… 247
Data berupa hasil tes tulis siswa juga
dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan
belajar. Ketuntasan belajar yang digunakan
adalah berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntas-
an Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah
yaitu sebesar 70. Seorang siswa dianggap
tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah
menyelesaikan sekurang-kurangnya 70% da-
ri tujuan pembelajaran yang harus dicapai
dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya
siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-
kurangnya 70% dari tujuan pembelajaran
yang harus dicapai.
%100% 1 xN
XX
dimana:
%X = persentase ketuntasan kelas
X1 = jumlah siswa yang tuntas
individual
N = jumlah seluruh siswa
(Sumber: Trianto, 2010: 241)
Dari hasil observasi kegiatan pembela-
jaran dicari persentase nilai rata-ratanya
dengan menggunakan rumus berikut:
%100max
xT
TNR
dimana:
NR = persentase nilai rata-rata
T = jumlah skor
Tmax = jumlah skor maksimal
Penilaian:
Skor 4 : sangat baik
Skor 3 : baik
Skor 2 : cukup baik
Skor 1 : kurang baik
(Sumber: Arikunto, 1997).
Kriteria taraf keberhasilan tindakan
dapat ditentukan sebagai berikut:
Nilai 75% < NR ≤ 100%:sangat baik
Nilai 50% < NR ≤ 75% :baik
Nilai 25% < NR ≤ 50% :cukup baik
Nilai 0% < NR ≤ 25% :kurang baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Perencanaan
Perencanaan kegiatan pembelajaran
pada siklus I ini membahas materi Asking
and giving something dengan rencana kegiat-
an sebagai berikut: (1) Mempersiapkan
perangkat pembelajaran, yaitu Silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
(2) Menyusun soal tes tertulis untuk siswa.
(3) Menyusun lembar observasi aktivitas
guru dan siswa. (4) Membuat perangkat sis-
tem penilaian
Pelaksanaan
Setelah tahap perencanaan selesai dila-
kukan tahap selanjutnya yaitu melaksanakan
tindakan sesuai dengan perencanaan. Siklus I
ini dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (1) Sebelum melaksanakan
kegiatan belajar, guru melakukan absensi
kehadiran siswa. (2) Setelah itu siswa
mendengarkan penjelasan guru tentang apa
yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran. (3) Dan dilanjutkan dengan
melakukan tanya jawab tentang Asking and
giving something. (4) Kemudian guru mem-
bagi siswa menjadi beberapa kelompok dis-
kusi, dan menyiapkan bahan yang akan
didiskusikan. (5) Selanjutnya guru menyiap-
kan 2 set kartu, 1 set berisi pertanyaan yang
akan dibagikan kepada setiap siswa dan 1 set
berisi jawaban dan kartu jawaban diletakkan
di atas meja di depan kelas dengan posisi
acak. Dan setiap siswa mendapat satu buah
kartu pertanyaan. (6) Jika semua siswa sudah
mendapatkan kartu pertanyaan, guru
memberikan waktu beberapa menit kepada
248 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
siswa untuk mulai memikirkan jawaban atau
soal dari kartu yang dipegang. (7) Setelah
waktu yang diberikan guru berakhir, semua
siswa maju kedepan kelas untuk mencari
kartu jawaban sesuai dengan soal yang
dimilikinya. (8) Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
akan diberi poin. (9) Setelah satu babak kartu
dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya. Dan
demikian seterusnya. (10) Pada akhir pem-
belajaran, siswa dibimbing guru membuat
rangkuman hasil diskusi yang telah disem-
purnakan jawabannya. Dan siswa menjawab
penjelasan dari guru tentang hasil diskusi dari
masing-masing kelompok.
Pengamatan
Penelitian tindakan kelas ini, peneliti
berperan sebagai guru Kelas VII-I dan me-
nyampaikan materi pembelajaran, sedangkan
kolaborator penelitian sebagai penga-
mat/observer, yaitu mengamati proses pelak-
sanaan pembelajaran di dalam Kelas VII-I.
Dari hasil observasi tersebut diperoleh hasil
sebagai berikut: (1) Guru selalu me-
manajemen kelas, membimbing siswa dalam
melakukan kegiatan belajar menerapkan
metode make a match dan dalam menarik
kesimpulan, dan melakukan penilaian berke-
lanjutan. (2) Selama kegiatan belajar, seba-
gian siswa memperhatikan penjelasan guru,
beberapa siswa sudah berani untuk menge-
mukakan pendapat atau pertanyaan, serta
sudah mampu dalam menghubungkan materi
dengan kegiatan sehari-hari.
Refleksi
Dilihat dari hasil evaluasi siswa pada
akhir siklus pembelajaran Bahasa Inggris
dengan menggunakan metode make a match
pada materi Asking and giving something
mengalami peningkatan yang cukup berarti
dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang
diperoleh ialah: sebelum siklus 63,23 (Ren-
dah) sedangkan pada siklus I meningkat men-
jadi: 69,03 dengan ketuntasan belajar 64,52%
atau sebanyak 20 siswa sudah dapat tuntas
dalam belajar sedangkan sisanya yang belum
tuntas sebanyak 11 siswa dengan persentase
35,48%.
Tabel 1 Hasil Tes Tertulis Siswa Pada Siklus I
N
o Nama Siswa
Nila
i
%
Ketuntasan
T TT
1 Ahmad Ardani 90 T -
2 Alikatus Safaatur R 70 T -
3 Alya Citra Pambayun 60 - TT
4 Chalista Rossa Setianti 70 T -
5 Chelsea Farrel Anindya 60 - TT
6 Dian Aprilia 70 T -
7 Dilla Okta Rahmadhani 80 T -
8 Dimas Tri Wahyudiono 70 T -
9 Dinda Arlega Salsabila 60 - TT
10 Eka Septi Yulia Saputri 70 T -
11 Fargas Dharu Sakti 60 - TT
12 Firdaus Hubian W. 80 T -
13 Hendy Vemas Alfreda 70 T -
14 M. Novatiar Nur R 60 - TT
15 Mohamad Bahrul
Rozikin 70 T -
16 Muhammad Iqbal Haqiqi 60 - TT
17 Muhammat Tauviqur R. 80 T -
18 Najwa Maulia Rohina 60 - TT
19 Nindy A.
Kusumaningrum 70 T -
20 Nisa Ayu Puspita Sari 60 - TT
21 Putri Ameliya 70 T -
22 Putri Dina Dwicitra 80 T -
23 Riski Kofahrul Nurwa 70 T -
24 Ristika Hesti Nurbaiti 60 - TT
25 Rizky Angga Saputra 70 T -
26 Rosada Samara Bilqis 60 - TT
27 Selvi Berliana Putri 80 T -
28 Sofi Coirika Mahfudah 60 - TT
29 Ulul Ajimatul A’yun 70 T -
30 Zidni Faza Mujtaba 80 T -
31 Ellisha Putri Bintang 70 T -
Jumlah 2140 20 11
Nilai Rata-rata 69.0
% Ketuntasaan 64.52 35.48
Munawaroh, Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Materi Asking… 249
Setelah selesai pelaksanaan tindakan,
diadakan refleksi untuk membahas hasil ob-
servasi yang telah dilakukan. Dalam refleksi
ini observasi memberikan data tentang pelak-
sanaan pembelajaran. Data yang tersedia ke-
mudian dianalisis. (1) Proses belajar meng-
ajar sudah berjalan sesuai dengan rencana
walaupun belum sempurna. (2) Siswa masih
banyak yang belum memahami jalannya
metode make a match. (3) Suasana kelas
masih gaduh belum mengarah pada suasana
yang hidup dalam proses belajar mengajar.
(4) Siswa masih sedikit yang bertanya,
sehingga guru banyak memberikan penjelas-
an. (5) Dari hasil temuan di atas akan diperg-
unakan sebagai acuan untuk melakukan
perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus Kedua
Perencanaan
Pada siklus kedua ini perencanaannya
secara garis besar sama dengan siklus satu,
dengan materi yang sama yaitu tentang As-
king and giving something, yaitu: (1) Mem-
persiapkan perangkat pembelajaran, yaitu
Silabus dan rencana pelaksanaan pembela-
jaran (RPP). (2) Mempersiapkan instrumen
penelitian, yaitu lembar tes tertulis. (3) Me-
nyusun lembar observasi aktivitas guru dan
siswa. (4) Guru membuat perangkat sistem
penilaian.
Selain itu berdasarkan pada temuan
siklus I, maka langkah perencanaannya perlu
tambahan pada siklus II ini meliputi: (a)
Penggunaan bahasa yang komunikatif saat
proses belajar berlangsung. (b) Mengurangi
dominasi guru. (c) Memotivasi siswa agar
lebih aktif dalam kegiatan diskusi.
Pelaksanaan
Setelah tahap perencanaan selesai dila-
kukan tahap selanjutnya yaitu melaksanakan
tindakan sesuai dengan perencanan. Siklus II
ini dilaksanakan dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut: (1) Sebelum
melaksanakan kegiatan belajar, guru mela-
kukan absensi kehadiran siswa. (2) Setelah
itu siswa mendengarkan penjelasan guru ten-
tang apa yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran. (3) Dan dilanjutkan dengan
melakukan tanya jawab tentang Asking and
giving something. (4) Kemudian guru mem-
bagi siswa menjadi beberapa kelompok di-
skusi, dan menyiapkan bahan yang akan
didiskusikan. (5) Selanjutnya guru menyiap-
kan 2 set kartu, 1 set berisi pertanyaan yang
akan dibagikan kepada setiap siswa dan 1 set
berisi jawaban dan kartu jawaban diletakkan
di atas meja di depan kelas dengan posisi
acak. Dan setiap siswa mendapat satu buah
kartu pertanyaan. (6) Jika semua siswa sudah
mendapatkan kartu pertanyaan, guru mem-
berikan waktu beberapa menit kepada siswa
untuk mulai memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang. (7) Setelah waktu
yang diberikan guru berakhir, semua siswa
maju kedepan kelas untuk mencari kartu
jawaban sesuai dengan soal yang dimili-
kinya. (8) Setiap siswa yang dapat menco-
cokkan kartunya sebelum batas waktu akan
diberi poin. (9) Setelah satu babak kartu di-
kocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya. (10) Dan de-
mikian seterusnya. Pada akhir pembelajaran,
siswa dibimbing guru membuat rangkuman
hasil diskusi yang telah disempurnakan ja-
wabannya. Dan siswa menjawab penjelasan
dari guru tentang hasil diskusi dari masing-
masing kelompok.
Pengamatan
Hasil Observasi selama proses pem-
belajaran pada siklus II adalah sebagai
berikut: (1) Pada siklus II ini guru telah
mampu melaksanakan kegiatan pembelajar-
250 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
an dengan baik sesuai dengan langkah-lang-
kah metode make a match. (2) Aktivitas sis-
wa mengalami peningkatan, terlihat pada
saat melakukan kegiatan untuk menjari
jawaban dari kartu pertanyaan yang dimiliki
dengan kelompoknya, siswa dapat bekerja-
sama dengan baik, selain itu pada saat pre-
sentasi juga bagus.
Refleksi
Dari hasil evaluasi siswa pada akhir
siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang
tuntas belajar mencapai 31 siswa atau sebesar
100,00% dengan rata-rata nilai hasil belajar
sebesar 84,21, hal ini sudah memenuhi
standar ketuntasan klasikal. Sehingga dalam
siklus II secara klasikal siswa telah mencapai
tuntas belajar.
Tabel 2 Hasil Tes Tertulis Siswa Pada Siklus II
No Nama Siswa Nilai
%
Ketuntasan
T TT
1 Ahmad Ardani 100 T -
2 Alikatus Safaatur Rohmah 70 T -
3 Alya Citra Pambayun 80 T -
4 Chalista Rossa Setianti 90 T -
5 Chelsea Farrel Anindya 100 T -
6 Dian Aprilia 100 T -
7 Dilla Okta Rahmadhani 90 T -
8 Dimas Tri Wahyudiono 80 T -
9 Dinda Arlega Salsabila 100 T -
10 Eka Septi Yulia Saputri 70 T -
11 Fargas Dharu Sakti 80 T -
12 Firdaus Hubian W. 90 T -
13 Hendy Vemas Alfreda 100 T -
14 Moch. Novatiar Nur
Ramadani 90 T -
15 Mohamad Bahrul Rozikin 80 T -
16 Muhammad Iqbal Haqiqi 100 T -
17 Muhammat Tauviqur R. 70 T -
18 Najwa Maulia Rohina 90 T -
19 Nindy A. Kusumaningrum 100 T -
20 Nisa Ayu Puspita Sari 70 T -
21 Putri Ameliya 80 T -
22 Putri Dina Dwicitra 100 T -
23 Riski Kofahrul Nurwa 90 T -
24 Ristika Hesti Nurbaiti 80 T -
25 Rizky Angga Saputra 100 T -
No Nama Siswa Nilai
%
Ketuntasan
T TT
26 Rosada Samara Bilqis 90 T -
27 Selvi Berliana Putri 80 T -
28 Sofi Coirika Mahfudah 70 T -
29 Ulul Ajimatul A’yun 100 T -
30 Zidni Faza Mujtaba 70 T -
31 Ellisha Putri Bintang 80 T -
Jumlah 2690 31 0
Nilai Rata-rata 86.7
% Ketuntasaan 100.0 0.0
Setelah selesai pelaksanaan tindakan
diadakan refleksi untuk membahas hasil
observasi yang telah dilakukan. Dalam re-
fleksi ini observasi memberikan data tentang
pelaksanaan pembelajaran. Data yang ter-
sedia kemudian dianalisis. (1) Proses belajar
mengajar sudah berjalan sesuai dengan
rencana dan berjalan dengan sempurna. (2)
Siswa sudah dapat memahami konsep Baha-
sa Inggris dengan mudah dengan diterap-
kannya metode make a match. (3) Suasana
kelas menjadi suasana lebih hidup. (4) Siswa
sudah mulai berminat dan sudah terbiasa
bertanya kepada guru.
Aktivitas pembelajaran baik itu
aktivitas guru maupun aktivitas siswa setelah
peneliti memberikan perbaikan dalam
menyampaikan pembelajaran Bahasa Inggris
materi Asking and giving something
menggunakan metode Make a match menun-
jukkan perkembangan yang baik. Hal ini
dapat dilihat dari perolehan persentase akti-
vitas guru pada siklus I yang mengalami
peningkatan pada siklus II. Artinya setiap
tindakan perbaikan pembelajaran yang dilak-
sanakan oleh guru mampu meningkatkan
aktivitas pembelajaran guru dalam
menerapkan metode yang digunakan yaitu
metode make a match.
Untuk aktivitas siswa setelah guru me-
nerapkan metode make a match dalam pem-
belajaran Bahasa Inggris pada materi Asking
Munawaroh, Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Materi Asking… 251
and giving something ternyata mampu me-
ningkatkan kualitas aktivitas pembelajaran
siswa di kelas. Yang artinya siswa mampu
menerima dan melaksanakan tindakan per-
baikan pembelajaran yang diberikan oleh
guru.
Pada hasil nilai sebelum siklus diper-
oleh nilai rata-rata: 63,23 dengan ketuntasan
belajar 48,39%, pada siklus pertama nilai
rata-rata meningkat menjadi: 69,03 dengan
ketuntasan belajar 64,52%, dan pada siklus
kedua nilai rata-rata meningkat menjadi:
86,77 dengan persentase ketuntasan belajar
sebesar 100,00%, untuk dapat lebih jelasnya
peneliti telah sajikan perbandingan perolehan
atau peningkatan disajikan Gambar 1.
Gambar 1. Grafik peningkatan prestasi belajar
dan ketuntasan siswa
Jika kita tinjau dari hipotesis yang
diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini,
yaitu “Jika guru dalam pembelajaran Baha-
sa Inggris materi Asking and giving some-
thing menerapkan Metode Make a match,
maka prestasi belajar siswa Kelas VII-I SMP
Negeri 1 Durenan Kecamatan Durenan
Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015
Semester II akan mengalami peningkatan”.
Dengan demikian hipotesis tindakan yang
dilakukan adalah benar dan dapat diterima.
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu
untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa
Inggris materi Asking and giving something
pada siswa Kelas VII-I Semester II SMP
Negeri 1 Durenan Kecamatan Durenan
Kabupaten Trenggalek Tahun pelajaran
2014/2015, maka penelitian tindakan kelas
ini tergolong berhasil.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Melalui Metode make a match dapat me-
ningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris
Materi Asking and giving something pada
siswa Kelas VII-I SMP Negeri 1 Durenan
Kabupaten Trenggalek Semester II Tahun
2014/2015. Hal ini terlihat dari mening-
katnya hasil tes tertulis siswa pada setiap
akhir siklus pembelajaran. dengan pening-
katan nilai rata-rata pada setiap siklusnya
serta jumlah siswa yang tuntas dalam belajar
juga selalu meningkat. Pada siklus I jumlah
siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa, dan
pada siklus II meningkat menjadi 31 siswa
yang tuntas dengan persentase ketuntasan
sebesar 100%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
yang telah dipaparkan dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut agar dalam me-
nerapkan pembelajaran dengan mengguna-
kan metode make a match dapat mencapai
hasil yang memuaskan: (1) Hendaknya guru
dalam mengajar menggunakan metode atau
model belajar yang dapat mempermudah
anak didiknya dalam memahami pokok ba-
hasan dan sesuai dengan pelajaran. (2) Me-
maksimalkan persiapan perangkat pembela-
jaran, khususnya LKS yang melibatkan ke-
giatan metode make a match. (3) Memper-
dalam pengetahuan yang berkaitan dengan
model pembelajaran metode make a match.
252 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
(4) Meningkatkan kualitas kolaborasi antar
anggota sehingga masukan atau input dari
para kolaborator bisa lebih meningkatkan
kinerja. (5) Dalam proses belajar mengajar
guru perlu memberikan dorongan atau mo-
tivasi kepada siswa agar lebih giat dan
senang terhadap bidang studi yang diajar-
kannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Su-
atu Pendekatan Praktek. Jakarta: Ri-
neka Cipta
Carr, W. & Kemmis, S. 1986. Becoming cri-
tical: education, knowledge and action
research. Brighton: Falmer Press.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Penga-
jaran dan Pembelajaran; Isu-isu Met-
odis dan Paradigmatis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kasihani K.E. Suyanto. 2007. English For
Young Learns. Yogyakarta: Bumi
Aksara.
Kokom, K. 2011. Pembelajaran Kontekstual.
Bandung: PT Refika Aditama.
Rusyan, Tabrani. 2007. Budaya Belajar yang
Baik. Jakarta: PT Panca Anugrah
Sakti.
Taniredja, Tukiran dkk. 2013. Model-Model
Pembelajaran Inovatif dan Efektif.
Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pem-
belajaran Tematik, Jakarta: PT Prestasi
Pustaka.
Usman, Moh Uzer. 2011. Menjadi Guru Pro-
fesional. Bandung: Remaja Rosda-
karya.
Waseso, I. 1994. Wawasan dan konsep dasar
Penelitian Tindakan Pendidikan
(Materi II). Makalah disajikan pada
lokakarya pelatihan tindakan di IKIP
Malang. Jakarta: UP3SD Depdikbud
Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan dalam
Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi
Pertama. Malang: Bayu Media Pub-
lishing.