peningkatan pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan ... · konsep dalam pembelajaran ipa materi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA, GERAK, ENERGI
DAN FUNGSINYA MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS,
AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI DUWET 01 BAKI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN
2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
Rima Nur Cahyanti
NIM : ( K7108215 )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Rima Nur Cahyanti
NIM : K7108215
Jurusan/Program Studi : PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep
Gaya, Gerak, Dan Energi Dan Fungsinya Melalui Pendekatan SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Duwet
01 Baki Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Rima Nur Cahyanti
K7108215
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA, GERAK, ENERGI
DAN FUNGSINYA MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS,
AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI DUWET 01 BAKI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh:
RIMA NUR CAHYANTI
K7108215
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Pembimbing I, Pembimbing II
Dr. Peduk Rintayati, M.Pd Drs. Samidi, M.Pd
NIP 195402241982032001 NIP: 195111081988031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Jum’at
Tanggal : 22 Juni 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
Anggota I : Dr. Peduk Rintayati, M.Pd
Anggota II : Drs. Samidi, M.Pd
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Rima Nur Cahyanti. Peningkatan Pemahaman Konsep Gaya, Gerak, Energi Dan
Fungsinya Melalui Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Pada
Siswa Kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012.
Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
konsep dalam pembelajaran IPA materi gaya, gerak, energi dan fungsinya pada
siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo dengan menerapkan
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual).
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian
adalah siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo yang berjumlah 21
siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan wawancara, tes hasil belajar, arsif, observasi, dan
perekaman/ foto. Validitas data menggunakan teknik deskriptif komparatif dan
analisis interaktif. Prosedur penelitian adalah model siklus yang saling berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan pendekatan
SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses
pembelajaran pada prasiklus bersifat konvensional sehingga pemahaman konsep
siswa rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I. Pemahaman konsep siswa
meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan
pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik dan meningkat tinggi sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan pendekatan SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya, gerak, energi dan fungsinya pada
siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo.
Kata kunci: pendekatan SAVI, pemahaman konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Rima Nur Cahyanti. Improved Understanding of Concepts Force, Motion, Energy
and it Function Through SAVI Approach (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual)
In Elementary School Fifth Grade Students Class V Duwet 01 Baki Sukoharjo
Year 2011/2012. Thesis, Faculty of Teacher Training and Educational Sciences
University Sebelas Maret. June 2012.
The purpose of this study was to improve understanding of the concepts in
materials science teaching force, motion, energy and functions in the Elementary
School fifth grade students Duwet 01 Baki Sukoharjo by applying the SAVI
approach (Somatic, Auditory, Visual, intellectual).
This research is a Classroom Action Research (CAR). The experiment is
conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, implementation
measures, observation, and reflection. The subjects is elementary school fifth
grade students Duwet 01 Baki Sukoharjo which amounts to 21 students. The
source data comes from the teachers and students. Data collection techniques used
are the interviews, the test results to learn, archives, observation, and recording or
photo. The validity data using comparative descriptive techniques and interactive
analysis. Research procedure is a model of inter-related cycles.
The results shows that through the application of the SAVI approach
(Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) can enhance students' understanding of
the concept of precycle into cycles I and from cycle I to cycle II. Learning process
in the precycle is conventional, so the students understanding is low. The increase
occurres in cycle I. The students' understanding of the concept is increase,
although not yet optimal. Implementation of the second cycle led to an
understanding of concepts students improve and rise so high, so it can improve the
quality of learning.
The conclusions of this study is the application of the SAVI approach
(Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) can enhance students' understanding of
concepts in materials science teaching force, motion, energy and it function in the
Elementary School fifth grade students Duwet 01 Baki Sukoharjo.
Key words: SAVI approach, understanding the concept of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Hidup selalu penuh liku-liku
Jalan kehidupan terkadang sering di luar keinginan
Terpaku meratapi nasib akan membuat kita mudah terjatuh
Maka, jadilah orang yang kuat dan belajarlah dari setiap cobaan yang datang.
Jika setetes darah dapat memberikan kehidupan bagi orang lain,
Apalagi jika menyalurkan ilmu kepada semua orang.
Sesuatu yang ikhlas kita berikan niscaya akan memberikan manfaat yang lebih
besar bagi diri sendiri dan orang lain.
Bersikaplah arif dalam menerima jalan kehidupan
Terimalah segala kekurangan dan kelebihan kita dengan hati lapang
Karena sesungguhnya tiada jalan kehidupan yang sia-sia
Menjadi diri sendiri akan membuat kita lebih dewasa menghadapi kehidupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
“Bapak dan Ibu”
Terima kasih atas segala kasih sayang, dukungan serta segala
pengorbanan kalian sehingga aku bisa mencapai semua ini. Semua kasih sayang
dan pengorbanan kalian tidak akan pernah bisa aku lupakan. Kasih sayangmu
sepanjang masa.
“Keluargaku”
Terima kasih karena senantiasa membantu dan mendorong disetiap
langkahku, selalu menemaniku dalam keadaan susah maupun senang. Terima
kasih untuk semuanya.
“Teman-teman PGSD”
Untuk semua teman terdekatku, terima kasih telah membantu dan
memberikan semangat. Segala bantuan kalian tidak akan pernah aku lupakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi
ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Peningkatan Pemahaman Konsep Gaya, Gerak, Dan
Energi Dan Fungsinya Melalui Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual,
Intelektual) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
Sekripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd., selaku pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Samidi, M.Pd., selaku pembimbing II, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Kepala SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo, yang telah memberikan
kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
6. M. Kamirasih, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki
Sukoharjo, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
7. Siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo yang telah bersedia untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................ viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 8
B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 24
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 25
D. Hipotesis .................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 28
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 28
C. Sumber Data .............................................................................. 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 29
E. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................... 30
F. Validitas Data ............................................................................. 32
G. Analisis Data ............................................................................. 35
H. Indikator Kinerja ................................................................................. 36
I. Prosedur Penelitian ..................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan ................................................................ 43
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .............................................. 45
1. Siklus I .................................................................................. 45
2. Siklus II ................................................................................ 56
C. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 66
D. Pembahasan ............................................................................... 68
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 71
B. Implikasi .................................................................................... 71
C. Saran .......................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 74
LAMPIRAN ............................................................................................... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Skema Kerangka Berpikir .................................................................... 26
2 Model Siklus Tindakan ........................................................................ 31
3 Analisis Model Interaktif ..................................................................... 35
4 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 36
5 Grafik Data Nilai IPA Data Awal ........................................................ 44
6 Grafik Data Nilai IPA Pada Siklus I ............................................... .... 54
7 Grafik Perbandingan Hasil Tes Data Awal dengan Siklus I ........... .... 55
8 Grafik Data Nilai IPA Siklus II ...................................................... .... 63
9 Grafik Perbandingan Ketuntasan Data Awal, Siklus I, Siklus II .... .... 64
10 Grafik Perbandingan Hasil Tes Data awal, Siklus I dan Siklus ......... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Indikator Kinerja .................................................................................... 36
2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest .......................................................... 44
3 Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I ......................................................... 53
4 Perbandingan Hasil Tes Belajar Data Awal dengan Siklus I ................. 54
5 Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II ........................................................ 63
6 Perbandingan Ketuntasan Data Awal, Siklus I dan Siklus II ................. 64
7 Perbandingan Hasil Tes Data Awal, Siklus I dan Siklus II .................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Jadwal Penelitian ............................................................................... 76
2 Buku Ajar ........................................................................................... 77
3 Silabus Pembelajaran ......................................................................... 92
4 Lembar Soal Pretes ............................................................................ 98
5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ..................................... 101
6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................... 127
7 Lembar Hasil Wawancara Guru Sebelum Tindakan ......................... 154
8 Lembar Hasil Wawancara Guru Setelah Tindakan ............................ 155
9 Lembar Hasil Wawancara Siswa Setelah Tindakan .......................... 157
10 Daftar Nilai Pretes ............................................................................. 158
11 Daftar Nilai Siklus I ........................................................................... 159
12 Daftar Nilai Siklus II ......................................................................... 160
13 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I ............................................. 161
14 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II ............................................ 165
15 Pedoman Penilaian Observasi Kinerja Siswa .................................... 169
16 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I .............................................. 171
17 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ............................................. 181
18 Pedoman Penilaian Kinerja Guru ...................................................... 191
19 Foto Pembelajaran Siklus I ................................................................ 201
20 Foto Pembelajaran Siklus II ............................................................... 202
21 Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ...................................... 203
22 Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ....... 204
23 Surat Permohonan Izin Observasi ..................................................... 205
24 Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................................... 206
25 Surat Undangan Pelaksanaan Tindakan ............................................. 207
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem Pendidikan Nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia
seutuhnya, berdasarkan tujuan Pendidikan Nasional tersebut, menunjukkan bahwa
pendidikan merupakan hal yang sangat penting dimana pendidikan adalah salah
satu faktor penentu masa depan generasi penerus bangsa, dan menjadi tolok ukur
sumber daya manusia suatu bangsa, maka kebutuhan pendidikan harus dipenuhi
dan ditingkatkan. Sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen
yang digunakan tidak hanya untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan,
melainkan juga kebodohan dan kemiskinan. Seiring dengan perkembangan
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju pesat maka
diharapkan pula dapat menghasilkan inovasi di berbagai bidang, khususnya dalam
bidang pendidikan sehingga dapat diperoleh manusia produktif dan berkualitas
seperti tertera pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
pasal 3 yang berbunyi :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab’’
Upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya
suatu inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar dalam
memperbaiki aspek pendidikan dalam praktiknya, hal ini sesuai dengan
pernyataan Dwijiastuti (mengutip simpulan Hamijoyo) yang mengemukakan
inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari
hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan (2008: 7).
Peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan jenis merupakan
program yang harus ditangani secara serius. Fakta di lapangan telah membuktikan
bahwa proses belajar mengajar selama ini banyak berupa kegiatan duduk, dengar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
catat dan hafal saja sehingga peserta didik kurang mendapatkan pembelajaran
yang lebih bermakna. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat direalisasikan
dengan usaha mengubah proses pembelajaran, penggunaan metode dan
pendekatan yang inovatif, serta perubahan situasi belajar yang menyangkut
peningkatan fasilitas belajar mengajar serta peningkatan mutu profesional guru.
Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan yaitu dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang inovatif ataupun media pembelajaran yang
diharapkan dapat menjembatani guru dan peserta didik agar lebih paham dalam
proses belajar mengajar. Mengajar tidak hanya memotivasi peserta didik, tetapi
dapat membawa peserta didik menerapkannya sedemikian rupa sehingga relevan
dan bermakna, serta menyebarkan pengetahuan dan membelajarkan siswa untuk
mendalami pengetahuan.
Pendekatan pembelajaran adalah hal yang sangat penting, sehingga seorang
guru dituntut untuk memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses
pembelajarannya, hal ini sesuai dengan pendapat Syaiful Sagala bahwa,
“Pendekatan pembelajaran menjadi suatu hal yang amat penting, karena dilihat
dari sudut psikologi setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
menerima pelajaran, untuk itu diperlukan pendekatan yang sesuai potensi anak
didik” (2006: 70).
Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar sesuai dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut: (a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya,
(b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (c)
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat, (d) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (e) Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
limgkungan alam, (f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (g) Memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP.
IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari fenomena alam beserta segala
sesuatu yang ada di dalamnya. Pembelajaran IPA tidak dapat dipelajari dengan
teori saja melainkan memerlukan pembelajaran yang di alami secara langsung
sehingga perlu diungkap selama proses pembelajaran sebab pada dasarnya IPA
terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Dalam pembelajaran IPA guru harus
dapat mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang
dipelajarinya ke dalam fakta, data dan konsep.
Pembelajaran IPA menuntut adanya peran aktif dari peserta didik dan guru.
Peran aktif dari peserta didik yakni peserta didik harus mampu berpikir logis
berdasarkan fakta yang ditemukannya dalam proses pembelajaran dimana peserta
didik harus aktif dalam melakukan kegiatan dan menggali kemampuannya sendiri.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Benny. A. Pribadi (mengutip simpulan Gagnon
dan Collay, 2006) bahwa siswa belajar dan membangun pengetahuan manakala
dia terlibat aktif dalam kegiatan belajar, berikut contoh aktivitas pembelajaran
yang menandai siswa melakukan konstruksi pengetahuan antara lain: (1)
Merumuskan pertanyaan secara kolaboratif, (2) Menjelaskan fenomena yang
dilihat, (3) Berfikir kritis tentang isu-isu yang bersifat kompleks, (4) Mengatasi
masalah yang sedang dihadapi (2009: 159).
Peran aktif dari guru yakni seorang guru harus mampu memilih pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajarannya, dalam hal ini guru harus menggunakan pendekatan
pembelajaran yang inovatif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V dan nilai pretes IPA
siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo tentang materi gaya, gerak,
energi dan fungsinya yang telah dikumpulkan oleh peneliti menunjukkan bahwa
banyak siswa yang nilainya masih rendah dan belum mencapai target KKM pada
mata pelajaran IPA yaitu 65. Dari 21 siswa terdapat 17 siswa yang nilainya masih
dibawah nilai KKM, berdasarkan nilai pretes IPA tersebut menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah adalah 25 (dapat di lihat pada lampiran
10. hlm. 158). Berdasarkan perolehan data nilai pretes tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa keefektifan guru dalam pembelajaran dan pemahaman konsep
siswa tentang materi gaya, gerak, energi dan fungsinya masih sangat kurang.
Faktor utama penyebab masalah tersebut adalah pendekatan pembelajaran
yang digunakan oleh guru masih konvensional. Guru lebih banyak berceramah,
hanya mengajarkan siswa untuk menghafal konsep-konsep dari materi IPA tanpa
pernah melakukan suatu kegiatan yang mengaktifkan siswa atau kegiatan
percobaan di dalam kelas, dimana guru hanya meminta siswa membuat hasil
pekerjaan di rumah sehingga guru hanya mengetahui hasilnya saja sedangkan
proses pengerjaannya guru tidak mengetahuinya, maka guru juga sulit mengetahui
tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Selain itu guru juga jarang
menggunakan media/alat peraga dan guru kurang memanfaatkan sarana dan
prasarana pembelajaran di sekolah pada pembelajaran IPA.
Pembelajaran dengan model konvensional mengakibatkan peserta didik
cepat bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran sebab hanya duduk, mendengar,
mencatat dan menghafal saja tanpa adanya usaha menghubungkan materi dengan
perilaku kehidupan sehari-hari sehingga menyebabkan siswa kelas V SD Negeri
Duwet 01 Baki Sukoharjo kurang memahami konsep gaya, gerak, energi dan
fungsinya. Menurut McCown, Driscoll, dan Roop (2006) bahwa siswa belajar dan
membangun pengetahuan mereka manakala mereka berupaya untuk memahami
lingkungan yang ada di sekitar mereka, membawa siswa bersentuhan langsung
dengan objek atau peristiwa yang sedang dipelajari akan memberikan
kemungkinan untuk membangun pemahaman yang baik tentang objek atau
peristiwa tersebut (Benny. A. Pribadi, 2009: 158).
Dari berbagai faktor tersebut, peneliti mencoba mencari pemecahan
masalah tersebut dengan menerapkan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, Intelektual) untuk pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Duwet
01 Baki Sukoharjo. Pendekatan SAVI merupakan pendekatan pembelajaran
dengan menggunakan konsep penyatuan seluruh indera yang mengajak peserta
didik bangkit, aktif dan bergerak secara berkala yang dapat menyegarkan tubuh,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
meningkatkan peredaran darah ke otak dan dapat berpengaruh positif pada saat
belajar. Somatis berarti belajar dengan bergerak dan berbuat, dapat dilakukan
dengan mengajak siswa untuk melakukan kegiatan percobaan tentang gaya, gerak
dan energi dengan menggunakan berbagai alat peraga. Auditori adalah belajar
dengan berbicara dan mendengar, sedangkan visual adalah belajar dengan
mengamati, sehingga kedua unsur tersebut dapat direalisasikan dengan
menggunakan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman konsep gaya,
gerak, energi dan fungsinya. Intelektual adalah belajar dengan memecahkan
masalah dan merenungkan, dapat dilakukan dengan memberikan beberapa soal
yang berkaitan dengan gaya, gerak, energi dan fungsinya dimana untuk menjawab
soal tersebut siswa harus menggali pengetahuan, pengalaman, dan membangun
makna setelah mengikuti beberapa kegiatan pembelajaran.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat dijadikan alasan peneliti
memilih/menerapkan pendekatan SAVI untuk meningkatkan pemahaman konsep
gaya, gerak, energi dan fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki
Sukoharjo. Untuk mengetahui keefektifan pendekatan SAVI dalam meningkatkan
pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan fungsinya, maka peneliti mengambil
judul skripsi “Peningkatan Pemahaman Konsep Gaya, Gerak, Energi Dan
Fungsinya Melalui Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Pada Siswa Kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo Tahun Pelajaran
2011/2012”.
B. Perumusan Masalah
Apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan
fungsinya melalui pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada
siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
Meningkatkan pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan fungsinya pada siswa
kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo, melalui pendekatan SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, Intelektual).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan alternatif bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan
khususnya yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman konsep IPA dengan
menggunakan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1. Meningkatnya pemahaman konsep pada siswa tentang gaya, gerak,
energi dan fungsinya.
2. Meningkatnya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran IPA
3. Menjadikan pembelajaran IPA lebih bermakna
b. Bagi Guru
1. Sebagai acuan bagi guru untuk menggunakan berbagai model
pembelajaran inovatif yang bervariasi guna meningkatkan kualitas
pembelajaran.
2. Menambah wawasan dan informasi tentang pembelajaran IPA dengan
menggunakan model inovatif.
3. Dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan guru
dalam mengajarkan IPA khususnya pada gaya, gerak, energi dan
fungsinya.
c. Bagi Sekolah
1. Meningkatnya mutu dan prestasi siswa.
2. Meningkatnya hasil belajar IPA di SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Untuk mendorong sekolah agar melaksanakan pembelajaran yang
inovatif.
d. Bagi Peneliti Lain
Sebagai acuan bagi penelitian yang akan datang untuk meningkatkan
pemahaman konsep IPA dengan menggunakan pendekatan SAVI (Somatis,
Auditori, Visual, Intelektual).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pemahaman Konsep
a. Pengertian Pemahaman
Proses belajar mengajar lebih dari sekedar mengingat ulang fakta dan
bentuk, maka siswa dituntut harus mampu mempelajari materi pelajaran
dengan mencari pemahaman.
John. W. Santrock (2009) mengemukakan bahwa: “Pemahaman berarti
siswa-siswa memahami informasi dan bisa menjelaskannya dalam kata-kata
mereka sendiri” (hlm. 147).
Martinis Yamin (2010) menyebutkan bahwa: “Kategori pemahaman
dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi
yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan
menerjemahkan, atau menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-
kata sendiri” (hlm. 28)
Winkel (2007) mengemukakan bahwa:
“Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari, adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan dan mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain. Semakin dalam
pemahaman yang diperoleh pada waktu mempelajari materi untuk
pertama kali, makin baik pula prestasi mengingat kembali pada waktu
mengerjakan ulangan. Orang memperoleh pemahaman dengan
menggunakan konsep, kaidah dan prinsip dimana berpikir dengan
mencari dan menggunakan pemahaman melalui penguasaan konsep dan
relasi/kaitan antara konsep itu” (hlm. 274).
Jaakko Kuorikoski (2009), Simulation and the Sense of Understanding,
“Should understanding be conceived as a privileged mental state, as some
kind of super- knowledge, as a cognitive act or even as a special method”.
Pemahaman harus dipahami sebagai keadaan mental istimewa, sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
semacam super-pengetahuan, sebagai suatu tindakan kognitif atau bahkan
sebagai metode khusus.
Dari berbagai pendapat dan berbagai penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pemahaman mengandung arti suatu kemampuan istimewa
yang mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari materi
yang telah dipelajari sehingga siswa harus mampu memahami berbagai
informasi dan bisa menjelaskannya dengan kata-kata sendiri.
b. Pengertian Konsep
Semua bidang ilmu dikembangkan dengan menciptakan konsep-
konsep, relasi-relasi antara konsep-konsep, relasi atau kaitan yang
dikembangkan menjadi sesuatu yang kompleks sehingga lahirlah suatu
bangunan mental bidang ilmu tertentu yang mempunyai struktur yang jelas.
Menurut Suyono dan Haryanto (2011) menyatakan bahwa: “Konsep
adalah suatu gugusan atau sekelompok fakta/keterangan yang memiliki
makna. Konsep merupakan segala yang berwujud pengertian-pengertian baru
yang dapat timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri
khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya” (hlm. 145-146).
Trianto (2010) mengemukakan bahwa: “Konsep adalah materi
pembelajaran dalam bentuk definisi/batasan atau pengertian dari suatu objek,
baik yang bersifat abstrak maupun konkret” (hlm. 189).
Menurut Abdul Azis Wahab (2008) mengemukakan bahwa:
“Konsep muncul dalam pikiran seseorang sebagai pemahaman terhadap
sesuatu yaitu sejumlah keseluruhan gagasan dan dugaan/pikiran
seseorang tentang suatu topik tertentu. Siswa belajar konsep melalui
perbuatan, guna memperoleh konsep yang perlu dilakukan adalah
memilih sejumlah pengalaman dan menyusunnya dalam pikiran” (hlm.
39).
LeAnna Archambault dan Kent Crippen (2009), United States
Contemporary Issues in Technology and Teacher Education, “Use a variety
of teaching strategies to relate various concepts to students.” To make the
items easier to understand” (Volume 9). Gunakan berbagai strategi mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk menghubungkan berbagai konsep kepada siswa. Untuk membuat
kalimat yang lebih mudah dipahami bagi siswa.
Dari berbagai pendapat dan berbagai penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa konsep merupakan definisi singkat dari suatu objek materi
pembelajaran, dimana konsep muncul dari hasil pemikiran dan akan muncul
dalam pemikiran seseorang sebagai suatu pemahaman yang diperoleh melalui
sejumlah pengalaman dengan cara mengenali ciri-ciri dari masing-masing
objek tersebut dengan menyajikan contoh nyata kepada siswa sehingga
membantu siswa dalam proses mengingat menjadi lebih mudah dan bermakna.
c. Pemahaman Konsep
Dengan terciptanya suatu rangkaian relasi antara sejumlah pengertian
maka orang akan lebih mudah memahami atau menangkap arti dari kalimat
tersebut yang di dalamnya sejumlah konsep dihubungkan satu sama lain.
John. W. Santrock (mengutip simpulan Brophy, Murphy dan Mason,
2006) mengemukakan bahwa :
Pemahaman konseptual adalah sebuah aspek penting dari pembelajaran
untuk membantu mrurid memahami konsep utama dalam sebuah subjek
daripada hanya mengingat fakta-fakta yang terisolasi. Pemahaman
konseptual ditingkatkan ketika guru menjelajahi sebuah topik secara
mendalam serta memberikan contoh-contoh yang sesuai dan menarik
dari konsep yang terlibat (2009: 2).
James Bellanca (2011) mengemukakan bahwa: “Untuk memperdalam
pemahaman konsep, siswa harus belajar mengumpulkan dan mengolah
informasi dari berbagai sumber dengan tepat dan akurat, dan belajar untuk
memindahkan konsep-konsep baru mengikuti kurikulum yang ada serta
melangkah maju ke tingkat yang lebih tinggi” (hlm. 7).
Oemar Hamalik (2003) menyebutkan bahwa:
“Terdapat empat hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui
keberhasilan peserta didik memahami suatu konsep, yaitu: a) Dapat
menyebutkan nama contoh-contoh konsep, b) Dapat menyatakan ciri-
ciri konsep, c) Dapat memilih dan membedakan antara contoh-contoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari yang bukan contoh, d) Mampu memecahkan masalah yang
berkenaan dengan konsep” (hlm. 166).
Dari berbagai pendapat dan berbagai penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pemahaman konsep merupakan aspek penting pada
pembelajaran yang mencakup kemampuan untuk memahami konsep utama
dalam sebuah materi pelajaran daripada hanya sekedar mengingat dan mampu
memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep dengan cara
mengumpulkan, memindahkan konsep-konsep baru dan mengolah informasi
dari berbagai sumber dengan tepat sehingga tercipta rangkaian pemahaman
yang sistematis dalam diri seseorang.
2. Pokok Bahasan Hubungan Gaya, Gerak, Energi dan Fungsinya di SD
Kelas V
a. Hubungan Gaya, Gerak, Energi
Menarik, mendorong yang dapat mempengaruhi keadaan suatu benda
disebut gaya. Setiap gerakan merupakan suatu gaya, untuk melakukan gaya
diperlukan tenaga (energi). Besar kecilnya suatu gaya ditentukan oleh kuat dan
lemahnya tarikan atau dorongan. Energi atau tenaga adalah kemampuan
sesuatu atau seseorang untuk berbuat, menghasilkan atau bekerja. Bentuk
energi pada suatu benda ketika dikenai gaya yaitu energi kinetik (energi yang
dimiliki benda saat bergerak), dan energi potensial (energi yang tersimpan
dalam suatu benda sebelum bergerak).
b. Macam-macam Gaya
Gaya dibedakan menjadi dua, yaitu gaya tarik (sentri petal) dan gaya
dorong (sentri fugal). Menurut Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono (2008), Gaya
ditimbulkan oleh tarikan dan dorongan. Berdasarkan sumbernya, gaya dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya
magnet (hlm. 89).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi bumi sering disebut juga gaya tarik bumi. Menurut
Choiril Azmiyati, Wigati Hadi Omegawati dan Rohana Kusumawati (2008),
Kecepatan benda-benda yang jatuh ke bumi tidak selalu sama (hlm. 83).
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel
yang mempunyai massa di alam semesta. Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono
(2008), Bumi yang mempunyai massa yang sangat besar menghasilkan gaya
gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk
benda-benda yang ada di bumi. Pusat gaya gravitasi bumi adalah pada titik
pusat bumi, gaya gravitasi juga menarik benda-benda yang ada di luar angkasa
seperti meteor, satelit buatan manusia, dan bulan. Gaya tarik ini menyebabkan
benda-benda tersebut selalu berada di tempatnya (hlm. 98).
Buah yang jatuh dari pohonnya, air yang mengalir dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah, dan bola yang dilempar ke atas akan kembali
jatuh ke tanah merupakan beberapa peristiwa yang menunjukkan bahwa
gravitasi menyebabkan benda bergerak ke bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua
permukaan benda saling bersentuhan (Choiril Azmiyati, dkk., 2008: 84).
Gaya gesekan merupakan gaya yang ditimbulkan oleh dua pemukaan
yang saling bersentuhan. Lantai yang licin membuat kita sulit berjalan di
atasnya karena gaya gesekan yang terjadi antara kaki kita dengan lantai sangat
kecil (Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono, 2008: 99).
a. Membandingkan Gerak Benda pada Permukaan yang Berbeda-beda
Gaya gesekan timbul karena adanya sentuhan antara dua permukaan.
Permukaan yang halus dan kasar memiliki gaya gesekan yang berbeda (Heri
Sulistyanto dan Edi Wiyono, 2008: 99).
b. Memperbesar dan Memperkecil Gaya Gesekan
Gaya gesekan dapat diperbesar ataupun diperkecil disesuaikan dengan
tujuannya. Menurut Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono (2008), Dalam
kehidupan sehari-hari kita jumpai berbagai cara yang dilakukan untuk
memperkecil atau memperbesar gaya gesekan, di antaranya adalah sebagai
berikut (hlm. 100) :
1) Pemberian pelumas atau oli pada roda atau rantai sepeda agar gesekannya
dapat diperkecil.
2) Penggunaan kayu yang berbentuk bulat untuk mendorong benda agar lebih
mudah.
W
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Penggunaan pul pada sepatu pemain bola. Hal ini bertujuan agar gaya
gesekan dapat diperbesar sehingga pemain bola tidak tergelincir.
c. Manfaat dan Kerugian Gaya Gesekan dalam Kehidupan Sehari-hari
(Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono, 2008: 101-102)
1) Manfaat gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari :
a) Membantu benda bergerak tanpa tergelincir
b) Menghentikan benda yang sedang bergerak
2) Kerugian gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari :
a) Menghambat gerakan
b) Menyebabkan benda menjadi aus
3) Gaya Magnet
Magnet berasal dari batuan yang mengandung logam besi. Batuan
logam tersebut diolah sampai akhirnya menjadi magnet. Heri Sulistyanto dan
Edi Wiyono (2008), Tarikan atau dorongan yang disebabkan oleh magnet
disebut gaya magnet. Tidak semua benda dapat ditarik oleh magnet. Hanya
benda-benda yang memiliki sifat tertentu saja yang dapat ditarik oleh magnet
(hlm. 90).
a) Mengelompokkan Benda yang Bersifat Magnetis dan bukan Magnetis
Benda-benda yang dapat tertarik oleh magnet disebut benda yang
bersifat magnetis sedangkan benda-benda yang tidak dapat tertarik oleh
magnet disebut benda yang tidak magnetis (Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono,
2008: 90).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Menunjukkan Kekuatan Gaya Magnet
Magnet memiliki kekuatan untuk menarik benda-benda yang memiliki
sifat magnetis. Kekuatan gaya magnet untuk menarik benda-benda yang
bersifat magnetis dipengaruhi oleh garis gaya magnet dan jarak magnet
dengan benda tersebut (Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono, 2008: 91).
c) Kutub Senama dan tidak Senama pada Magnet
Kekuatan magnet terbesar terletak pada bagian ujung-ujung magnet
atau kutub magnet. Magnet memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub
selatan. Kutub-kutub magnet memiliki sifat yang istimewa. Jika kamu
mendekatkan kutub-kutub magnet yang senama (utara dan utara atau selatan
dan selatan) maka keduanya akan tolak-menolak. Apabila kamu mendekatkan
kutub-kutub magnet yang tidak senama (utara dan selatan) maka keduanya
akan saling tarik menarik (Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono, 2008: 94-96).
d) Penggunaan Magnet dalam Kehidupan Sehari-hari
Gaya tarik magnet banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Choiril Azmiyati, dkk. (2008), Gaya tarik magnet digunakan pada
berbagai macam alat, mulai dari alat yang sederhana hingga alat yang rumit.
Magnet digunakan pada alat-alat berikut (hlm. 90).
a. Ujung gunting untuk memudahkan mengambil jarum jahit.
b. Bel listrik untuk menggerakkan pemukul lonceng.
c. Papan catur agar buah catur tidak mudah terguling.
d. Kompas sebagai penunjuk arah utara-selatan.
e. Dinamo sepeda dan generator untuk membangkitkan tenaga listrik.
S U S U S U U S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Alat untuk mengangkut benda-benda dari besi
e) Jenis dan Bentuk Magnet
Magnet dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara terbentuknya,
yaitu magnet alam dan magnet buatan. Menurut Choiril Azmiyati, dkk.
(2008), Magnet alam terjadi secara alami, contohnya magnet bumi. Magnet
buatan merupakan magnet yang sengaja dibuat. Ada beberapa bentuk magnet
buatan, misalnya magnet batang, tabung (silinder), jarum, huruf U, dan
magnet berbentuk ladam (hlm. 91).
f) Membuat Magnet
Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat dibuat menjad
magnet dengan cara-cara tertentu di antaranya adalah sebagai berikut (Choiril
Azmiyati, dkk., 2008:91-92):
1) Cara Induksi
Magnet dapat dibuat dengan cara induksi, yaitu mendekatkan atau
menempelkan magnet pada benda yang akan dijadikan sebagai magnet,
contohnya paku. Benda magnetis yang menempel pada magnet dapat menarik
benda-benda magnetis lainnya, contohnya jarum atau paku payung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Cara Menggosok
Magnet yang digosokkan ke suatu batang besi atau baja dapat
menyebabkan batang besi atau baja mempunyai sifat kemagnetan. Semakin
lama waktu penggosokan, semakin lama pula sifat kemagnetan bertahan di
dalam batang besi atau baja tersebut.
3) Mengalirkan Arus Listrik
Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik searah ke
dalam suatu penghantar. Magnet yang ditimbulkan disebut elektromagnet.
Elektromagnet pertama kali ditemukan oleh Hans Christian Oersted pada
tahun 1819. Elektromagnet bersifat sementara. Artinya, jika arus listrik
diputus, sifat magnet itu akan hilang. Kita dapat membuat elektromagnet
mempunyai kekuatan lebih besar dengan menambah jumlah baterai dan
menambah jumlah lilitan.
3. Hakikat Pendekatan SAVI
a. Pengertian Pendekatan
Pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, oleh karena itu strategi dan metode
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau bergantung dari
pendekatan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Leo Sutrisno, Hery Krisnadi dan Kartono (2007) menyatakan bahwa:
“Pendekatan pembelajaran adalah cara untuk melaksanakan pembelajaran
dengan metode dan teknik yang tepat sehingga diperoleh hasil belajar yang
akurat dan dipercaya” (hlm. 5.10).
Muhibbin Syah (2008) mengemukakan bahwa: “Pendekatan belajar
adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Pendekatan
belajar sangat berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran
siswa” (hlm. 139).
Hamzah Uno (2007) menyatakan bahwa: ”Pendekatan pembelajaran
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa
memahami suatu konsep tertentu” (hlm. 10).
Syaiful Sagala (2006) menyatakan bahwa:
“Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh
guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan
instruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran sebagai penjelas untuk
mempermudah bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga
mempermudah bagi siswa untuk memahami materi ajar yang
disampaikan guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang
menyenangkan” (hlm. 68).
Dari berbagai pendapat dan berbagai penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan cara/strategi yang
digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran dan memberikan pelayanan
belajar kepada siswa dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat
sehingga mempermudah bagi siswa untuk memahami materi dan menunjang
efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil belajar
yang optimal.
b. Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh orang
berdiri dan bergerak ke sana kemari. Akan tetapi, menggabungkan gerakan
fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berpengaruh besar pada pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan
SAVI dapat mengajak orang untuk bangkit dan bergerak secara berkala akan
menyegarkan tubuh, meningkatkan peredaran darah ke otak, dan dapat
berpengaruh positif pada pembelajaran. Belajar bukanlah peristiwa kognitif
yang terpisah, melainkan sesuatu yang melibatkan diri seseorang secara utuh
(tubuh, pikiran, dan jiwa) dan seluruh kecerdasan seseorang yang unik.
Dave Meier (2002) menyebutkan bahwa:
“Unsur-unsur pendekatan SAVI yaitu: 1) Somatis, yaitu belajar dengan
bergerak dan berbuat, 2) Auditori yaitu belajar dengan berbicara dan
mendengar, 3) Visual yaitu Belajar dengan mengamati, Intelektual yaitu
belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Keempat cara
belajar tersebut harus ada agar belajar berlangsung optimal. Karena
unsur-unsur tersebut semuanya terpadu, belajar yang paling baik bisa
berlangsung jika semuanya digunakan secara simultan” (hlm. 91-92).
1) Somatis
Hernowo (2005) mengemukakan bahwa: “Somatis berasal dari bahasa
Yunani yang berarti tubuh-soma (seperti dalam psikosomatis). Jadi belajar
somatis adalah belajar dengan indra peraba, kinestetis, praktis, yang melibatkan
fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar” (hlm. 155-
156).
Dave Meier (2002) mengemukakan bahwa: “Untuk merangsang
hubungan pikiran dan tubuh, maka harus menciptakan suasana belajar yang
dapat membuat bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari
waktu ke waktu” (hlm. 95).
Benny. A. Pribadi (2009) mengemukakan bahwa: “Kecerdasan
kinestetis atau somatis berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam
menggunakan dan mengendalikan gerakan tubuh. Kecerdasan somatis
mencakup kemampuan menyatukan tubuh dan pikiran dalam sebuah tampilan
atau performa fisik yang sempurna” (hlm. 34).
Bobbi DePorter, Reardon& Nourie (2000) menyebutkan bahwa: “Ada
tiga ciri-ciri pembelajar kinestetis atau somatis, yaitu: a) menyentuh orang dan
berdiri berdekatan, banyak bergerak, b) belajar dengan melakukan, menunjuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik, c) mengingat sambil berjalan
dan melihat” (hlm. 85).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
somatis adalah cara belajar dengan dengan melibatkan fisik sewaktu belajar
sehingga siswa harus mampu mengendalikan dan menyatukan tubuh dengan
pikiran dalam sebuah proses pembelajaran dan untuk merangsang hubungan
pikiran dengan tubuh maka harus diciptakan suasana belajar yang kondusif.
2) Auditori
Hernowo (2005) menyatakan bahwa: “Belajar auditori berarti belajar
dari suara, dari dialog, dari membaca keras, dar menceritakan kepada orang
lain apa yang baru saja mereka alami, dengar, atau pelajari, dari berbicara
dengan diri sendiri, dari mengingat bunyi dan irama, dari mendengarkan kaset,
dan dari mengulang suara dalam hati” (hlm. 159).
Collin Rose dan Nicholl (2002) mengemukakan bahwa: “Auditori
berarti belajar melalui mendengarkan sesuatu, mendengarkan kaset audio,
ceramah-kuliah, diskusi, debat dan instruksi (perintah verbal)” (hlm. 130).
Dave Meier (2002) menyebutkan bahwa:
“Ada 5 dalam merancang pelajaran yang menarik bagi saluran auditori
yang kuat dalam diri pembelajar, yaitu: a) mengajak mereka
membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, b) menerjemahkan
pengalaman mereka dengan suara, c) meminta mereka membaca keras-
keras secara dramatis, d) mengajak mereka berbicara saat mereka
memecahkan masalah, e) menciptakan makna-makna pribadi bagi
mereka sendiri” (hlm. 97).
Bobbi DePorter, dkk. (2000) menyebutkan bahwa: “Ada empat ciri-ciri
pembelajar auditori, yaitu: a) perhatiannya mudah terpecah, b) berbicara
dengan pola berirama, c) belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan
bibir dan bersuara saat membaca, d) berdialog secara internal dan eksternal”
(hlm. 95).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
auditori merupakan cara belajar dari mendengarkan berbagai informasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
telah didapat selama proses pembelajaran melalui penggunaan media atau
metode seperti ceramah dari guru, diskusi, dan kaset audio.
3) Visual
Collin Rose dan Nicholl (2002) mengemukakan bahwa: “Visual berarti
belajar melalui melihat sesuatu, melihat gambar atau diagram, melihat
pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video” (hlm. 130).
Benny. A. Pribadi (2009) mengemukakan bahwa: “Kecerdasan visual
sangat terkait dengan kemampuan seseorang yang memahami sesuatu melalui
indera pengelihatan dan memvisualisasikan objek” (hlm. 34).
Dave Meier (2002) mengemukakan bahwa:
“Setiap orang lebih mudah belajar dengan melihat atau jika dapat
melihat tentang apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau
sebuah buku atau program komputer. Pembelajar visual belajar paling
baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta
gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari segala macam hal ketika
mereka sedang belajar” (hlm. 98).
Bobbi DePorter, dkk (2000) menyebutkan bahwa: “Ada tiga ciri-ciri
pembelajar visual, yaitu: a) teratur, memperhatikan segala sesuatu, b)
mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan, c)
membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menagkap detail serta
mengingat apa yang dilihat” (hlm. 85).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar visual
merupakan cara belajar melalui melihat sesuatu melalui indera pengelihatan
dan memvisualisasikan objek sehingga untuk membentuk pemahaman tersebut
harus disajikan contoh-contoh nyata kepada siswa seperti diagram, peta,
gambar, video audio visual dalam proses pembelajaran.
4) Intelektual
Dave Meier (2002) menyebutkan bahwa:
“Kata “intelektual” menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam
pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan
untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. “intelektual”
adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah,
dan membangun makna” (hlm. 99).
Hernowo (2005) mengemukakan bahwa: “Intelektual adalah pencipta
makna dalam pikiran; sarana yang digunakan manusia untuk “berpikir”,
menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan syaraf baru dan belajar” (hlm.
166).
Benny. A. Pribadi (2009) mengemukakan bahwa:
“Keterampilan intelektual atau intellectual skill adalah sebuah
keterampilan yang diperlukan oleh siswa untuk melakukan aktivitas
kognitif yang bersifat unik. Keterampilan intelektual melibatkan
kemampuan dalam menganalisis dan memodifikasi simbol-simbol
kognitif atau informasi. Keterampilan ini dilakukan dengan cara
mempelajari dan menggunakan konsep dan aturan untuk mengatasi
masalah” (hlm. 14).
Menurut Dave Meier (2002) menyebutkan bahwa:
“Ada 10 cara untuk melatih aspek intelektual dalam belajar, yaitu: a)
memecahkan masalah, b) menganalisis pengalaman, c) mengerjaka
perencanaan strategis, d) melahirkan gagasan kreatif, e) mencari dan
menyaring informasi, f) merumuskan pertanyaan, g) menciptakan
model mental, h) menerapkan gagasan baru dalam pekerjaan, i)
menciptakan makna pribadi, j) meramalkan implikasi suatu gagasan”
(hlm. 100).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa belajar
intelektual merupakan cara belajar dengan menciptakan makna dalam pikiran
dari pengalaman-pengalaman yang telah didapatkan selama proses
pembelajaran yang dapat digunakan seseorang untuk mempelajari konsep dan
untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan
SAVI merupakan suatu cara belajar yang mempunyai banyak variasi pilihan
belajar yang memungkinkan siswa untuk memanfaatkan seluruh indera atau
penyatuan seluruh indera dalam pembelajaran, dimana belajar bukan peristiwa
kognitif yang terpisah, melainkan sesuatu yang melibatkan diri seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
secara utuh (somatis, auditori, visual, intelektual) sehingga dapat memberikan
hasil yang optimal dalam pembelajaran.
c. Penerapan Pendekatan SAVI dalam pembelajaran Hubungan Gaya,
Gerak, Energi Dan Fungsinya
Dalam pembelajaran IPA kelas V pada pokok bahasan Hubungan
Gaya, Gerak, Energi dan Fungsinya dengan menggunakan pendekatan SAVI,
yaitu dengan menerapkan keempat unsur SAVI (Somatis, Auditori, Visual,
Intelektual) dalam satu peristiwa pembelajaran.
Secara garis besarnya, berikut langkah-langkah pendekatan SAVI
dalam pembelajaran IPA kelas V pada pokok bahasan hubungan gaya, gerak,
energi dan fungsinya:
1) Pendahuluan, melakukan apersepsi untuk menggali pengalaman peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari mereka kemudian mengaikannya
dengan materi yang akan disampaikan, yaitu hubungan gaya, gerak, energi
dan fungsinya (termasuk Intelektual).
2) Kegiatan Inti
a) Mendemonstrasikan materi hubungan gaya, gerak, energi dan fungsinya
menggunakan media LCD sehingga peserta didik lebih tertarik dan paham
tentang materi tersebut (termasuk Auditori, Visual), b) Pembagian buku
bahan ajar sebagai acuan dan pembagian kelompok diskusi sehingga
memungkinkan peserta didik lebih mudah bekerjasama dalam menemukan
dan memahami konsep serta memecahkan masalah (termasuk Somatis,
Intelektual), c) Memberikan permasalahan kepada setiap kelompok berupa
Lembar Kerja Siswa untuk memecahkan masalah tersebut dengan
berdiskusi antar anggota kelompok sehingga peserta didik dapat bertukar
informasi dan menggali pengalamannya (termasuk Intelektual), d)
Melakukan kegiatan permainan dan percobaan untuk mengetahui
hubungan gaya, gerak, energi dan fungsinya sehingga peserta didik akan
lebih aktif dalam pembelajaran (termasuk Somatis), e) Setiap anggota
kelompok berdiskusi saling melengkapi hasil percobaan dan membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kesimpulan sementara bersama anggota kelompok (termasuk Intelektual),
f) Mempresentasikan hasil diskusi oleh masing-masing kelompok dan
kelompok lain memberikan tanggapannya atas hasil kerja kelompok lain
(termasuk Auditori, Visual)
3) Kegiatan Akhir
a) Guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut
(termasuk Auditori), b) Refleksi, guru membahas kembali secara singkat
apa yang telah dipelajari kemudian membuat kesimpulan, c) Siswa
mengerjakan soal evaluasi (termasuk Intelektual).
B. Penelitian yang Relevan
1. Adi Setyo Nugroho tahun 2011 dalam skripsi berjudul Peningkatan
Kemampuan Memahami Konsep Tentang Gaya Dalam IPA Dengan
Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada
Siswa Kelas 1V SD Negeri I Pujiharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten
Wonogiri Tahun 2011.
Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah bahwa kemampuan
memahami konsep tentang gaya dalam IPA dapat meningkat melalui
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) pada siswa kelas 1V
SD Negeri I Pujiharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri tahun
2011.
Proses pembelajaran kontekstual mengalami persentase peningkatan,
hal ini terlihat pada siklus I mencapai 57,14% dan siklus II mencapai 100%.
Penulisan ini relevan dengan penelitian Adi Setyo Nugroho karena
adanya persamaan variabel Y yaitu kemampuan pemahaman konsep gaya.
Perbedaannya terletak pada variabel X yaitu pendekatan yang digunakan
pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dan pada subyek yang
akan diteliti.
2. Angelia Komara Dewi tahun 2009 dalam skripsi berjudul Penerapan
Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII D
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada Pokok Bahasan “Sistem Pernapasan Pada Manusia” SMP Negeri I
Jatinom Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2008/2009.
Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah bahwa pendekatan SAVI
dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII D pada pokok
bahasan “sistem pernapasan pada manusia” SMP Negeri I Jatinom Kabupaten
Klaten tahun pelajaran 2008/2009.
Proses pembelajaran SAVI mengalami persentase peningkatan, hal ini
terlihat pada siklus I mencapai 1,22%, siklus II mencapai 2,97%, dan siklus
III mencapai 3,58%.
Penulisan ini relevan dengan penelitian Angelia Komara Dewi karena
adanya persamaan variabel X yaitu, pendekatan SAVI (somatis, Auditori,
visual, intelektual). Perbedaannya terletak pada variabel Y yaitu peningkatan
hasil belajar, pokok bahasan yang diajarkan dan pada subyek yang akan
diteliti.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-
gejala yang menjadi objek permasalahan. Maka kerangka berpikirnya dapat dibuat
sebuah bagan/skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam
melakukan penelitian.
Berdasarkan kondisi di lapangan, pemahaman konsep pada siswa kelas
V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo masih rendah, siswa mengalami kesulitan
dalam memahami dan menerima pelajaran. Hal ini disebabkan karena guru belum
menggunakan pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran IPA, dalam
pembelajarannya guru lebih dominan menggunakan ceramah tanpa disertai
dengan kegiatan yang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran serta jarang
menggunakan media pembelajaran sehingga kurang memberikan pembelajaran
yang bermakna kepada siswa. Hal tersebut membuat pembelajaran kurang
menarik bagi siswa dan siswa mudah bosan mengikuti pembelajaran IPA sehingga
menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran sebab siswa hanya duduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan dengar saja, siswa lebih banyak menghafal materi terutama jika ada ulangan
atau tes dan sehabis tes siswa lupa dengan apa yang telah dipelajarinya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti akan menerapkan
pendekatan SAVI untuk memecahkan masalah tersebut dan diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan fungsinya pada siswa
kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo. Pendekatan SAVI (Somatis,
Auditori, Visual, Intelektual) merupakan pendekatan pembelajaran dengan
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua
indera pada saat proses pembelajaran. Sehingga dengan menggunakan pendekatan
SAVI dalam pembelajaran siswa akan lebih semangat mengikuti pembelajaran
IPA dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran IPA serta dapat memberikan
pembelajaran yang lebih bermakna kepada siswa
Pada kondisi akhir menunjukkan bahwa melalui pendekatan SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pemahaman konsep gaya, gerak, energi
dan fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo dapat
meningkat. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, dapat dilihat pada Gambar
2.1, sebagai berikut :
Gambar 2. 1. Kerangka Berpikir
Kondisi
Awal
Pembelajaran masih
konvensional
Pemahaman konsep
gaya, gerak, energi
dan fungsinya
rendah
Tindakan Pembelajaran
menggunakan
pendekatan SAVI
Siklus I
Siklus II
Kondisi
Akhir
Dengan menerapkan
pendekatan SAVI
Pemahaman konsep gaya,
gerak, energi dan fungsinya
meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka
berpikir di atas, peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan bahwa :
Jika pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, Intelektual) maka dapat meningkatkan pemahaman konsep gaya, gerak,
energi dan fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian dan Waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan di Sekolah Dasar Negeri Duwet 01 Baki
Sukoharjo. Alasan memilih SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo sebagai
tempat penelitian adalah sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakan
kegiatan penelitian, dan kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap
pembelajaran IPA tersebut masih rendah, dan di sekolah tersebut belum
pernah digunakan sebagai objek penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012 selama 6 bulan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni
2012, jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 lampiran 1 hlm.
76.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki
Sukoharjo Tahun pelajaran 2011/2012 pada semester II (genap) yang berjumlah
21 orang siswa terdiri dari 10 orang laki-laki dan 11 orang perempuan yang
berusia antara 10–11 tahun. Semua siswa dalam kondisi normal dan berasal dari
latar belakang yang berbeda-beda serta dari kalangan ekonomi menengah ke
bawah.
C. Sumber Data
Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari sumber data pokok (primer) dan sumber data sekunder. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2010), “Agar penelitian dapat betul-betul
berkualitas, data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu data primer dan data
sekunder (hlm. 21-22).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Informan, yaitu guru kelas V dan siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki
Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
b) Tes Hasil Belajar, Rencana Pembelajaran, Hasil Observasi.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Arsif :
Kurikulum KTSP mata pelajaran IPA dan Silabus.
b) Perekaman:
Foto KBM, untuk memperjelas diskripsi dan perilaku subjek yang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data merupakan suatu pekerjaan yang penting dalam
penelitian. Dilakukannya pengumpulan data dari berbagai sumber dan metode
sebagai upaya menegaskan wawasan yang sedang dikembangkan dan menjamin
kepercayaan data yang dikumpulkan.
Untuk mengetahui keakuratan data dan relevansinya dengan bentuk
penelitian maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :
1. Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai
materi dan mengetahui hambatan apa yang ditemui serta memberi solusi
untuk mengatasinya. Wawancara dilakukan pada guru kelas V dan siswa
kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
Wawancara ini bersifat terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana
formal, biasa dilakukan berulang-ulang pada informan yang sama untuk
mendapatkan informasi yang rinci dan mendalam.
2. Tes hasil belajar : Berupa soal-soal IPA digunakan untuk mengetahui
seberapa tingkat pemahaman siswa tentang materi gaya, gerak, energi dan
fungsinya.
3. Arsif : Untuk mengetahui data-data sekolah tentang nilai KKM, silabus dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
RPP pada mata pelajaran IPA.
4. Observasi : Observasi yang dilakukan peneliti adalah secara langsung. Alat
yang digunakan berupa lembar pengamatan, dilakukan untuk mengetahui
aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
5. Perekaman / foto dalam pelaksanaan pembelajaran, sebagai bukti bahwa
telah dilakukan proses belajar dengan menggunakan pendekatan SAVI.
E. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk pendekatan dalam penelitian ini adalah dekriptif kualitatif, dan
bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau CAR
(Calssroom Action Research) dimaksudkan untuk mengatasi suatu
permasalahan yang terdapat di dalam kelas melalui berbagai upaya dan
tindakan.
Rochiati Wiriaatmadja (2005) berpendapat bahwa, “Penelitian Tindakan
Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi
praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”
(hlm. 13).
Sedangkan menurut Sutama dan Main Sufanti (2009) menyebutkan
bahwa, “Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengadakan perbaikan
atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas” (hlm. 8).
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif.
Kegiatan penelitian ini berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh
guru, kumudian direfleksikan sebuah alternatif pemecahan masalahnya dan
ditindak lanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terstruktur,
dimana tindakan nyata (action) merupakan hal yang paling penting dalam
penelitian tindakan kelas untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru
dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Strategi Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tindakan
model siklus. Metodologi penelitian ini mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Kurt Lewin yang menyebutkan penelitian tindakan terdiri
dari empat komponen pokok, yaitu: a) Perencanaan atau planning, b) Tindakan
atau acting, c) Pengamatan atau observing, d) Refleksi atau reflecting
(Suharsimi Arikunto, dkk., 2010: 131), dapat dilihat pada Gambar 3. 2 sebagai
berikut:
Gambar 3. 2. Model siklus tindakan oleh Kurt Lewin
a) Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam
perencanaan tindakan ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar,
LKS, kisi-kisi soal dan soal tes IPA tentang gaya, gerak, energi dan
fungsinya dengan menggunakan pendekatan SAVI.
2) Membuat dan mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar
pengamatan selama poses pembelajaran.
3) Memikirkan dan menyiapkan media yang akan digunakan.
Tindakan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Tindakan
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan, yaitu
implementasi atau penerapan isi rencana tindakan kelas yang diteliti (Sutama dan
Main Sufanti, 2009: 23). Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan (RPP)
yang telah direncanakan sebelumnya.
c) Observasi
Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan,
perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia. Menurut Marshall (1995)
menyatakan bahwa: “through observation, the researcher learn about behavior
and the meaning attached to those behavior” (Sugiyono, 2008: 64) . Melalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Pada tahap ini observer mengamati penerapan tindakan yang telah direncanakan
pada pembelajaran, sehingga observer memperoleh data tentang aktivitas siswa
setelah dilakukannya tindakan.
d) Refleksi
Tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya (Suharsimi
Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2006: 80). Refleksi dilakukan pada akhir
setiap siklus, refleksi diawali dengan menganalisis hasil pengamatan sehingga
diperoleh simpulan apakah sudah mencapai tujuan penelitian tentang adanya
peningkatan pemahaman atau tidak, dan apakah masih memerlukan perbaikan.
F. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan dapat
dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Menurut Moeleong (1995)
menyatakan bahwa, “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembanding data itu” (Sarwiji Suwandi, 2011: 65). Triangulasi yang digunakan
dalam penelitian tindakan ini adalah triangulasi sumber/data dan triangulasi
metode.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi sumber digunakan untuk
menguji kebenaran data yang diperoleh dari satu informan dengan informan
yang lain. Data yang sama atau sejenis, akan lebih valid kebenarannya bila
digali dan dikomparasikan dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam hal
ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah membandingkan data/informasi
terkait pembelajaran IPA melalui:
a) Wawancara dengan guru kelas
Wawancara ini dilakukan pada sebelum dan setelah dilakukan tindakan.
Sebelum melaksanakan tindakan peneliti terlebih dahulu melakukan
wawancara dengan guru kelas V dan melaksanakan pretes untuk
mengetahui permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran IPA untuk
dijadikan peneliti menyusun tindakan yang akan dilakukan. Kemudian
wawancara dilakukan kembali dengan guru kelas V setelah diterapkannya
pendekatan SAVI pada pembelajaran, wawancara dilakukan pada akhir
siklus atau tindakan. Hasil dari wawancara tersebut dicatat dalam lembar
wawancara kemudian disimpulkan untuk mengetahui apakah dengan
menerapkan pendekatan SAVI dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa pada materi gaya, gerak, energi dan fungsinya.
b) Wawancara dengan siswa kelas V
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dengan semua siswa kelas V setelah
dilaksanakan tindakan. Wawancara dilakukan dengan suasana santai dan
tidak terstruktur ketat dan dilakukan pada akhir siklus atau tindakan. Hasil
dari wawancara tersebut dicatat dalam lembar wawancara kemudian
disimpulkan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan pendekatan
SAVI dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi gaya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
gerak, energi dan fungsinya. Hasil dari wawancara siswa ini kemudian
dibandingkan dengan hasil wawancara dengan guru kelas V sehingga dapat
ditarik kesimpulannya.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Peneliti membandingkan data yang terkumpul dari teknik:
a) Observasi saat pelaksanaan tindakan
Observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan, observasi dilakukan
untuk mengetahui kinerja guru (peneliti) dan kinerja siswa dalam
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan SAVI. Hasil dari observasi
dicatat dalam lembar observasi guru dan siswa. Berdasarkan masing-
masing hasil observasi tersebut dihitung untuk menentukan kriteria
penilaian sehingga dapat diketahui apakah terdapat peningkatan atau tidak
setelah diterapkannya pendekatan SAVI.
b) Wawancara dengan guru kelas V dan siswa kelas V
Wawancara dengan guru kelas V dan siswa kelas V dilaksanakan pada
akhir siklus atau tindakan. Wawancara dilakukan dalam suasana santai dan
tidak terstruktur ketat. Hasil dari wawancara dicatat dalam lembar
wawancara yang kemudian ditarik kesimpulannya.
c) Tes evaluasi tentang gaya, gerak, energi dan fungsinya
Pada setiap akhir tindakan dilakukan tes evaluasi hal ini untuk mengetahui
tingkat pemahaman konsep siswa tentang gaya, gerak, energi dan fungsinya
setelah diterapkannya pendekatan SAVI. Hasil tes dari setiap pertemuan
dihitung rata-ratanya sehingga dapat diketahui tingkat pemahaman siswa
dan untuk mengetahui apakah sudah mencapai target kinerja penelitian.
Hasil dari tes evaluasi ini dibandingkan dengan hasil wawancara dan
observasi untuk mendapatkan kevaliditasan data tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif dan
analisis interaktif. Menurut Sarwiji Suwandi (2011) menyebutkan bahwa,
“Teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil antar siklus, peneliti
membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus”
(hlm. 66). Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data
untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.
Sedangkan menurut Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, dengan menggunakan tiga buah komponen
pokok yaitu, a) Reduksi data (data reduction): merupakan penyusunan rumusan
pengertian secara singkat yang berupa pokok-pokok temuan penting dalam
peristiwa yang dikaji, b) Sajian data (data display): merupakan penyusunan sajian
data secara sistematis dan logis supaya maksud peristiwa menjadi lebih jelas
dalam bentuk narasi untuk dipahami yang dilengkapi dengan gambar, tabel,
perekam gambar atau photo, c) Penarikan kesimpulan (conclusion
drawing/verification): kesimpulan dibuat berdasarkan semua hal yang terdapat
dalam reduksi data dan sajian data dalam bentuk deskriptif sebagai laporan
penelitian (Sugiyono, 2008: 91).
Secara keseluruhan data yang diperoleh dianalisis menggunakan model
analisis interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dapat dilihat pada
Gambar 3. 3 sebagai berikut :
Gambar 3. 3. Analisis Model Interaktif Miles dan Huberman
Data
collection
Data display
Data
reduction
Conclusion
drawing/verification
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H. Indikator Kinerja
Penelitian ini, dikatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya dapat
mencapai indikator sebagai berikut yang dapat dilihat pada Tabel 3. 1 sebagai
berikut:
Tabel 3. 1. Indikator Kinerja
No Aspek Target Cara
Pencapaian
1 Pemahaman konsep siswa
dalam hal Pembelajaran
gaya, gerak, energi dan
fungsinya
KKM IPA = 65
80% siswa mencapai
KKM = 65.
Tes tertulis
I. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini
berbentuk siklus. Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas rangkaian empat
kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, empat kegiatan utama
yang ada pada setiap siklus yaitu: a) perencanaan, b) tindakan, c)
pengamatan, d) refleksi (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi,
2006:74), dapat dilihat pada Gambar 3. 4 sebagai berikut:
Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
dan
seterusnya
Gambar 3. 4. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas di atas, langkah pertama
yang dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan yaitu terlebih dahulu
peneliti membuat rencana tindakan. Langkah kedua yaitu melaksanakan tindakan
sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Langkah ketiga, peneliti mencatat
semua hasil penelitian ke dalam lembar pengamatan yang telah dibuat. Langkah
keempat, peneliti melakukan refleksi terhadap tindakan sebelumnya untuk
mengetahui apakah diperlukan perbaikan atau tidak.
Demikian prosedur penelitian tersebut berulang-ulang sampai peneliti
dapat menyelesaikan masalah yang ditelitinya dengan hasil yang optimal atau
telah mencapai target indikator kinerja.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam
uraian berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus I ini, kegiatan yang dilakukan
adalah:
1) Meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas V SD Negeri Duwet 01
Baki Sukoharjo
2) Peneliti menyusun silabus, RPP, bahan ajar, LKS, kisi-kisi soal dan soal tes,
serta menyiapkan lembar pengamatan yang berkaitan dengan materi
hubungan gaya, gerak, energi dan fungsinya.
3) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
4) Merancang alat pengumpul data yang berupa tes dan digunakan untuk
mengetahui pemahaman konsep siswa yang berkaitan dengan materi
hubungan gaya, gerak, energi dan fungsinya.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada
perencanaan yang telah dibuat yaitu:
1) Kegiatan Awal
a. Guru mengucap salam dan berdoa bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Guru mengabsen kehadiran siswa
c. Guru menyiapkan media pembelajaran (LCD)
d. Guru membagikan buku ajar untuk setiap siswa
e. Guru bertanya jawab dengan siswa “apakah kalian pernah menarik atau
mendorong pintu?” (termasuk Intelektual)
2) Kegiatan Inti
a. Guru memutarkan CD interaktif yang berkaitan dengan materi gaya,
gerak, energi fungsinya melalui tampilan LCD (termasuk Auditori,
Visual)
b. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok diskusi dan guru
membagikan LKS pada setiap kelompok (termasuk Somatis)
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang harus
dilakukan dalam kelompoknya (termasuk Auditori, Visual)
d. Setiap kelompok membuat 5 pernyataan dan pertanyaan sesuai materi
yang telah ditentukan guru, kemudian ditukarkan dengan kelompok
lain (termasuk Intelektual)
e. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan permainan bisik
berantai dan mencari jawaban (termasuk SAVI)
f. Setiap kelompok melengkapi lembar LKS berdasarkan hasil dari
permainan dan diskusi yang telah dilakukannya kemudian membuat
kesimpulan sementaranya (termasuk Intelektual)
g. Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain memberi tanggapan (termasuk Auditori, Visual,
Intelektual)
3) Kegiatan Akhir
a. Guru mengevaluasi hasil diskusi dari setiap kelompok (termasuk
Auditori)
b. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari apa yang
telah dipelajari (termasuk Auditori, Intelektual)
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa tentang materi yang telah dipelajari (termasuk Intelektual)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Tahap Pengamatan
Pada pelaksanaan ini peneliti yang sekaligus sebagai guru yang
melakukan tindakan dan melakukan pengamatan pada siswa saat proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh
guru kelas V untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan SAVI.
Dalam tahap ini peneliti dibantu oleh guru kelas V, dimana guru kelas V
berperan sebagai observer dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti. Observer bertugas mengamati kinerja guru/peneliti
dalam menerapkan pendekatan SAVI selama proses pembelajaran berlangsung
dengan mengacu pada lembar observasi, observer juga bertugas memberikan
masukan kepada peneliti sehingga dapat bermanfaat untuk perbaikan pada
tindakan berikutnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas siswa
dan keefektifan pendekatan SAVI dalam pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan fungsinya.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir setiap siklus, kegiatan ini peneliti
mengevaluasi dan menganalisis hasil pada siklus pertama berdasar hasil
pengamatan yang dilakukan. Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui
kekurangan atau hambata yang ditemui dalam pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan SAVI dan apakah pada siklus pertama sudah
mencapai tujuan penelitian atau masih ada yang harus diperbaiki. Hasil
pengamatan dan hasil tes yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian
dianalisis bersama guru kelas V, hal ini untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa pada materi gaya, gerak, energi dan fungsinya yang telah
disampaikan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan menerapkan
pendekatan SAVI menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada persentase
ketuntasan klasikal dari data awal 19,05% menjadi 71,43% pada siklus I,
namun hasil tersebut belum mencapai target indikator kinerja maka penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilanjutkan ke siklus II.
2) Rancangan Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus II ini, kegiatan yang
dilakukan adalah:
1) Identifikasi masalah pada siklus 1 dan penetapan alternatif pemecahan
masalah.
2) Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan pendekatan
SAVI.
3) Mengembangkan skenario kegiatan pembelajaran.
4) Peneliti menyusun RPP, bahan ajar, LKS, kisi-kisi soal dan soal tes, serta
menyiapkan lembar pengamatan yang berkaitan dengan materi hubungan
gaya, gerak, energi dan fungsinya.
5) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti memperbaiki, mengembangkan tindakan dan kegiatan
pembelajaran dengan melakukan kegiatan percobaan yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Dalam tahap ini
langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan
yang telah dibuat yaitu:
1) Kegiatan Awal
a. Guru mengucap salam dan bersdoa bersama
b. Guru mengabsen kehadiran siswa
c. Guru menyiapkan media pembelajaran (LCD)
d. Guru membagikan buku ajar untuk setiap siswa
e. Guru bertanya jawab dengan siswa “coba kita ulang kembali, apa
yang dimaksud dengan gaya gravitasi, gesek dan gaya magnet?”
(termasuk Intelektual)
2) Kegiatan Inti
a. Guru memutarkan CD interaktif yang berbeda berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
materi gaya, gerak, energi dan fungsinya melalui tampilan LCD
(termasuk Auditori, Visual)
b. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok diskusi dan guru
membagikan LKS pada setiap kelompok (termasuk Somatis)
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tugas yang harus
dilakukan dalam kelompoknya (termasuk Auditori, Visual)
d. Setiap kelompok melakukan percobaan sesuai materi yang telah
ditentukan guru (termasuk SAVI)
e. Setiap kelompok melengkapi lembar LKS berdasarkan hasil
percobaan dan diskusi yang telah dilakukannya kemudian membuat
kesimpulan sementaranya (termasuk Intelektual)
f. Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain memberi tanggapan (termasuk Auditori, Visual,
Intelektual)
3) Kegiatan Akhir
a. Guru mengevaluasi hasil diskusi dari setiap kelompok (termasuk
Auditori)
b. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari apa yang
telah dipelajari (termasuk Auditori, Intelektual)
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari (termasuk
Intelektual)
c. Tahap Pengamatan
Pada pelaksanaan ini peneliti yang sekaligus sebagai guru yang
melakukan tindakan dan melakukan pengamatan pada siswa saat proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu
guru kelas V untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan SAVI. Hasil pengamatan dari siklus II ini
dibandingkan dengan hasil pengamatan pada siklus I untuk mengetahui
keefektifan pendekatan SAVI dalam meningkatkan pemahaman konsep gaya,
gerak, energi dan fungsinya menggunakan lembar observasi yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dibuat.
Dalam tahap ini peneliti juga dibantu oleh guru kelas V, dimana guru
kelas V berperan sebagai observer dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti yang kemudian dicatat dalam lembar observasi.
d. Tahap Refleksi
Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui apakah pada siklus II ini sudah
mencapai tujuan penelitian penelitian atau masih ada yang harus diperbaiki.
Hasil pengamatan dan hasil tes siklus II yang telah dikumpulkan oleh peneliti
kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan hasil pengamatan dan hasil tes
dari data awal dan siklus I bersama guru kelas V, hal ini untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa pada materi gaya, gerak, energi dan
fungsinya yang telah disampaikan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan menerapkan
pendekatan SAVI menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada persentase
ketuntasan klasikal dari data awal 19,05% menjadi 71,43% pada siklus I dan
meningkat menjadi 95,24% pada siklus II. Hasil tindakan pada siklus II telah
mencapai target indikator kinerja yaitu 80% siswa yang dapat mencapai target
KKM maka penelitian dihentikan pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal sebelum Pelaksanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melaksanakan
kegiatan kegiatan survei dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada
di lapangan. Pada tahun pelajaran 2011/2012 jumlah siswa kelas V SD Negeri
Duwet 01 Baki Sukoharjo adalah 21 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan yang berusia antara 10–11 tahun. Semua siswa dalam kondisi
normal dan berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V yaitu ibu M.
Kamirasih, S.Pd bahwa masih banyak siswa yang nilainya masih di bawah KKM
untuk mata pelajaran IPA yaitu 65, banyak siswa yang masih kurang memahami
konsep-konsep IPA karena siswa terbiasa untuk menghafal materi saja tanpa
pernah memahaminya. Dalam kegiatan pembelajaran siswa kurang aktif, siswa
cenderung duduk dan mendengarkan ceramah dari guru saja. Dalam kegiatan
pembelajaran guru juga kurang mengupayakan pendekatan pembelajaran yang
inovatif untuk meningkatkan pemahaman konsep IPA. Setelah melakukan
wawancara dengan guru kelas V, peneliti mengadakan pretest untuk mengetahui
tingkat pemahaman konsep IPA tentang gaya, gerak, energi dan fungsinya. Dari
hasil pretest tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa tentang gaya,
gerak, energi dan fungsinya masih rendah, dari 21 siswa terdapat 4 siswa yang
nilainya mencapai KKM atau sekitar 19,05% dan terdapat 17 siswa atau sekitar
80,95% yang nilainya masih di bawah KKM.
Untuk memperbaiki keadaan tersebut maka peneliti mengadakan
penelitian di kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo dengan menerapkan
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dalam pembelajaran
IPA sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep gaya, gerak,
energi dan fungsinya. Adapun nilai kondisi awal/ pretest IPA tentang gaya, gerak,
energi dan fungsinya dapat dilihat pada lampiran 10 hlm. 158.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Agar lebih jelas maka distribusi frekuensi kondisi awal nilai pretest siswa
kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo materi gaya, gerak, energi dan
fungsinya dapat dilihat pada Tabel 4. 2 sebagai berikut:
Tabel 4. 2. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest siswa kelas V SD Negeri Duwet 01
No
Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi) fixi
Persentase
(%) Keterangan
1 25 - 35 5 30 150 23,81% di bawah KKM
2 36 - 46 3 41 123 14,29% di bawah KKM
3 47 - 57 4 52 208 19,05% di bawah KKM
4 58 - 68 6 63 378 28,57% di atas KKM
5 69 - 79 2 74 148 9,52% di atas KKM
6 80 - 90 1 85 85 4,76% di atas KKM
Jumlah 21 1092 100%
Nilai Rata-rata = 1092 : 21 = 52 : 21= 52
Ketuntasan Klasikal = 4 : 21 x 100% = 19,05%
Nilai Terendah = 25
Nilai Tertinggi = 85
Nilai rata-rata pada data nilai awal/pretest adalah 52. Persentase siswa
yang mendapat nilai di atas KKM 65 sebesar 19,05% dan siswa yang mendapat
nilai di bawah KKM 65 sebesar 80,95%. Dari tabel nilai pretest siswa kelas V SD
Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo tentang gaya, gerak, energi dan fungsinya, dapat
disajikan dalam bentuk Gambar 4. 5 sebagai berikut :
Gambar 4. 5. Grafik Data Nilai IPA Data Awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (6x35 menit)
selama satu minggu pada bulan maret 2012, yakni pada tanggal 19, 21 dan 22
Maret 2012. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merancang kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan pada siklus I. Sebelumnya peneliti telah melakukan wawancara
dengan guru kelas V untuk mengetahui proses pembelajaran IPA dan
pemahaman konsep IPA pada siswa kelas V dan hasilnya menunjukkan bahwa
pemahaman konsep siswa masih rendah. Untuk mengecek kebenaran hasil
wawancara tersebut, peneliti melaksanakan pretest mengenai gaya, gerak,
energi dan fungsinya untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa kelas
V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo, dari hasil pretest tersebut peneliti
mendapatkan data nilai awal yang menunjukkan bahwa pemahaman konsep
siswa kelas V masih rendah, dari 21 siswa terdapat 4 siswa atau sekitar 19,05%
yang mencapai nilai KKM IPA yaitu 65, sedangkan 17 siswa atau sekitar
80,95% nilainya masih di bawah KKM.
Bertolak dari kenyataan tersebut maka peneliti mengadakan konsultasi
dengan guru kelas V mengenai pendekatan pembelajaran yang akan digunakan
oleh peneliti yaitu pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
sebagai upaya meningkatkan pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan
fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo. Peneliti
dan guru kelas V menentukan hari untuk melaksanakan tindakan pada siklus I,
setelah ditentukan peneliti membuat perencanaan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dan menyiapkan berbagai instrumen penelitian dan media yang
akan digunakan, antara lain sebagai berikut: a) Menyususn silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku ajar, LKS, kisi-kisi soal dan soal
evaluasi mengenai gaya, gerak, energi dan fungsinya yang disusun 3 kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran yang dilaksanakan dalam satu
minggu, b) Membuat instrumen penelitian berupa lembar pengamatan bagi
kinerja guru dan siswa selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan
SAVI, c) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran, d) Mengundang dosen pembimbing dalam pelaksanaan tindakan
yang akan dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan pendekatan SAVI.
Siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Materi yang disampaikan pada siklus I pertemuan 1 ini adalah konsep
gaya dan gaya gravitasi dengan indikator a) Menyebutkan pengertian gaya dan
menjelaskan hubungan gaya, gerak dan energi pengaruhnya terhadap suatu
benda, b) menyebutkan macam gaya berdasarkan sumbernya dan
mendeskripsikan dan menyebutkan manfaat gaya gravitasi dalam kehidupan
sehari-hari, c) membuat beberapa pernyataan yang berkaitan dengan gaya
gravitasi. Kegiatan pembelajaran di awali dengan berdoa bersama, mengecek
kehadiran siswa dan membagikan buku ajar yang dilanjutkan dengan
melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa tentang gaya
gravitasi (termasuk intelektual).
Dalam kegiatan inti pembelajaran guru memutarkan CD interaktif
tentang gaya gravitasi melalui tampilan LCD, siswa memperhatikan sambil
mendengarkan penjelasan guru (termasuk auditori dan visual). Kemudian guru
membentuk siswa menjadi 4 kelompok diskusi (termasuk somatis), setiap
kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dan
alat kerja berupa beberapa kertas karton kepada setiap kelompok. Guru
menjelaskan terlebih dahulu cara kerja diskusinya dan cara mengisi dalam
lembar kerja (LKS). Setiap kelompok melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
yang dijelaskan oleh guru, setiap kelompok membuat 5 buah pernyataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tentang gaya dan gaya gravitasi yang kemudian dituliskan pada kertas karton
yang telah disediakan kemudian masing-masing dibentuk seperti lotre, setelah
semua kelompok selesai, 5 pernyataan tersebut ditukarkan dengan kelompok
lain. Semua kelompok maju ke depan kelas membentuk barisan lurus per
kelompok untuk melakukan permainan bisik berantai (termasuk somatis),
siswa yang berada di barisan paling belakang mengambil salah satu lotre secara
acak kemudian dibisikkan kepada teman kelompoknya yang berada didepan
barisannya secara berurutan sampai pada barisan paling ujung yang kemudian
berlari untuk menuliskan hasilnya pada kertas karton yang telah disediakan
guru, dimana siswa harus benar-benar memahami apa yang telah dibacanya
yang kemudian untuk disampaikan kepada temannya (termasuk intelektual).
Setelah menyelesaikan permainan semua kelompok kembali duduk dan
mengisi lembar kerjanya berdasarkan hasil kerja kelompoknya (termasuk
intelektual) yang kemudian dipresentasikan di depan kelas dan kelompok lain
memberikan tanggapannya.
Guru memberikan tanggapan terhadap hasil kerja setiap kelompok dan
meminta semua kelompok mengumpulkan lembar kerjanya. Guru juga
memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang kurang paham dan
memberikan penguatan dan motivasi bagi siswa agar lebih giat belajar.
Memasuki kegiatan akhir pembelajaran guru mengarahkan siswa untuk
membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajarinya yang dilanjutkan
dengan pemberian soal evaluasi yang berkaitan dengan materi gaya gravitasi
kepada masing-masing siswa (termasuk intelektual), hasil dari tes tersebut
untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa. Guru menutup pelajaran.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan II materi yang akan disampaikan adalah gaya gesek
dengan indikator a) menyebutkan pengertian gaya gesek dan menjelaskan
pengaruhnya terhadap suatu benda, b) mendeskripsikan manfaat gaya gesek
dalam kehidupan sehari-hari, c) membuat pertanyaan beserta jawaban yang
berkaitan dengan gaya gesek. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
guru mengecek kehadiran siswa dan pembagian buka ajar kepada siswa. Guru
memberikan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa tentang materi
pertemuan sebelumnya yaitu gaya gravitasi, hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi sebelumnya. Kemudian
tanya jawab dilanjutkan dengan materi yang akan dipelajari yaitu gaya gesek,
guru bertanya “apakah kalian pernah mendorong meja? Kemudian gaya apa
yang terjadi pada saat kalian mendorong meja tersebut?” (termasuk
intelektual).
Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan guru dengan menampilkan CD
interaktif tentang materi gaya gesek melalui tampilan LCD dan siswa
memperhatikannya (termasuk auditori dan visual). Untuk mengetahui
pemahaman siswa guru memberikan pertanyaan kepada siswa, diantaranya
yaitu “apa yang dimaksud dengan gaya gesek? Bagaimanakah cara untuk
memperbesar gaya gesek?” (termasuk intelektual). Kemudian guru meminta
siswa untuk mengelompok seperti kelompok pada pertemuan sebelumnya
(termasuk somatis). Guru membagikan LKS dan alat diskusi berupa beberapa
potongan kertas karton kepada masing-masing kelompok, guru menjelaskan
terlebih dahulu tentang cara kerja dan cara mengisi lembar kerja (termasuk
auditori, visual). Setiap kelompok membuat 5 pertanyaan beserta jawabannya
dan ditulis dalam kertas karton dibentuk seperti lotre kemudian ditukarkan
dengan kelompok lain (termasuk intelektual). Semua kelompok maju ke depan
kelas dengan berbaris lurus per kelompok untuk melakukan permainan
(termasuk somatis). Masing-masing anggota kelompok mengambil satu buah
lotre secara acak yang berisi pertanyaan dan mencari jawabannya kemudian
berlari untuk menuliskan jawabannya pada lembar karton yang telah
disediakan guru untuk masing-masing kelompok (termasuk somatis). Setelah
selesai semua kelompok duduk kembali dan mengisi lembar kerjanya sesuai
dengan hasil permainan yang telah dilakukan (termasuk intelektual) kemudian
perwakilan kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan kelompok
lain mengoreksi apakah hasilnya sudah benar atau salah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru mengevaluasi hasil kerja dari setiap kelompok dan memberikan
penguatan dan motivasi kepada siswa. Guru memberikan kesempatan bagi
siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya dan untuk
mengecek pemahaman siswa guru memberikan pertanyaan lagi tentang gaya
gesek kepada siswa (termasuk intelektual).
Memasuki kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan dari apa yang telah dipelajarainya (termasuk intelektual). Sebagai
bukti outentik untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa guru memberikan
soal evaluasi yang berkaitan dengan materi gaya gesek untuk dikerjakan oleh
masing-masing siswa (termasuk intelektual). Guru menutup pelajaran.
3) Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan III ini materi yang disampaikan adalah gaya magnet
dengan indikator a) menyebutkan kembali pengertian gaya gravitasi dan gaya
gesek serta memberikan contoh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari,
b) menjelaskan pengertian gaya magnet, sifat-sifat magnet, menyebutkan
bentuk-bentuk magnet dan menjelaskan cara menjaga sifat kemagnetan, c)
membuktikan kekuatan gaya magnet dan membuat beberapa pernyataan yang
berkaitan dengan gaya magnet. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama dan
guru mengecek kehadiran siswa dan membagikan buka ajar kepada siswa.
Guru memberikan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa tentang
materi pertemuan sebelumnya yaitu gaya gravitasi dan gaya gesek, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi
sebelumnya. Kemudian tanya jawab dilanjutkan pada materi yang akan
disampaikan yaitu gaya magnet. Guru bertanya “apakah kalian pernah bermain
magnet?” beragam jawaban dari siswa muncul, ada yang menjawab pernah,
sering, dan belum pernah. (termasuk intelektual)
Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan guru menjelaskan gaya
magnet dengan menunjukkan contoh magnet yang berbentuk magnet batang,
perwakilan siswa diminta mempraktekkan untuk membuktikan sifat dari
magnet bahwa jika dua kutub senama didekatkan maka akan saling tolak-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menolak sedangkan magnet dengan kutub tak senama didekatkan maka tarik-
menarik dan siswa yang lain memperhatikannya. Penjelasan guru dilanjutkan
dengan menggunakan CD interaktif melalui tampilan LCD dan siswa pun
berantusias memperhatikannya (termasuk auditori, visual). Kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan guru membentuk kelompok yang berbeda
dari pertemuan sebelumnya, hal ini dimaksudkan agar siswa lebih banyak
berinteraksi dengan temannya (termasuk somatis). Guru membagikan LKS dan
beberapa potongan kertas karton kepada masing-masing kelompok, guru
menjelaskan terlebih dahulu cara kerja dan cara mengisi pada lembar diskusi.
Setiap kelompok membuat 5 buah pernyataan yang berkaitan dengan materi
gaya gravitasi yang dituliskan dalam kertas karton dan dibentuk lotre kemudian
ditukarkan dengan kelompok lain (termasuk intelektual). Semua anggota
kelompok maju ke depan kelas berbaris lurus per kelompok, setiap kelompok
melakukan permainan bisik berantai dan menuliskan hasilnya pada lembar
karton yang telah disediakan guru untuk masing-masing kelompok (termasuk
somatis). Setelah selesai semua kelompok kembali duduk dan mengisi lembar
kerjanya sesuai dengan hasil kerjanya kemudian hasil kerja dari setiap
kelompok ditukarkan dengan kelompok yang mempunyai pernyataan asli untuk
saling dikoreksi.
Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan lembar kerjanya dan
guru memberikan tanggapan atas hasil kerja setiap kelompok. Untuk
memberikan rasa semangat dan senang pada siswa guru memberikan
penguatan dalam bentuk hadiah bagi setiap kelompok berdasarkan prestasinya.
Guru mengulang kembali materi yang telah disampaikan dan mengajukan
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi gaya magnet kepada siswa,
guru juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang dipahaminya (termasuk intelektual).
Memasuki kegiatan akhir guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan dari apa yang telah dipelajarinya. Guru memberikan soal evaluasi
yang berkaitan dengan materi gaya gravitasi, gesek dan gaya magnet untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi tersebut melalui
pendekatan SAVI (termasuk intelektual). Guru menutup pelajaran.
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI. Pengamatan dilakukan
dengan alat bantu menggunakan lembar observasi dan perekaman dengan
menggunakan kamera foto. Observasi dilakukan untuk memperoleh data
mengenai aktivitas siswa dan guru dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan SAVI dan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan Rencana Pembelajaran yang telah disusun dengan
menggunakan pendekatan SAVI serta untuk mengetahui pengaruh penggunaan
pendekatan SAVI dalam meningkatkan pemahaman konsep gaya, gerak, energi
dan fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo.
Pada tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas V
dalam melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi. Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan
data mengenai aktivitas siswa dan peneliti dalam pembelajaran apakah sudah
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan
pendekatan SAVI serta untuk mengetahui hambatan atau kekurangan peneliti
dalam pembelajaran sehingga dapat diperbaiki untuk tindakan berikutnya.
Dari data observasi dalam siklus I dengan tiga kali pertemuan
diperoleh hasil observasi sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Bagi Guru
a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari persiapan guru dalam menyiapkan media dan alat
pembelajaran, namun guru kurang memperhatikan kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
b) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi masih kurang. Hal ini
dapat dilihat guru dalam memberikan dorongan dan pertanyaan yang
kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi sudah baik. Guru telah
menggunakan CD interaktif dan LCD dalam penyampaian materi
sehingga membuat siswa lebih tertarik dan lebih memahaminya.
d) Kemampuan guru dalam mengemas kegiatan pembelajaran baik. Guru
menggunakan berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa sehingga siswa lebih bebas bergerak.
e) Kemampuan guru dalam mengelola kelas masih kurang, hal ini dapat
dilihat dari masih banyaknya siswa yang bergerak kesana-kemari diluar
dari kegiatan pembelajaran.
f) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran masih kurang.
g) Proses penilaian atau evaluasi dari hasil diskusi dan kerja kelompok
masih kurang.
h) Penguatan dan motivasi yang diberikan guru kepada siswa cukup baik,
hal ini ditunjukkan dengan adanya pemberian hadiah berdasarkan siswa
yang berprestasi dan memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
i) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran sudah baik.
Skor rata-rata 3,02 dengan kriteria baik (dapat di lihat pada lampiran16
hlm. 171)
2) Hasil Observasi Bagi Siswa
a) Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran masih kurang
b) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran cukup baik
c) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru masih kurang
d) Keaktifan siswa dalam mengajukan pendapat atau pertanyaan masih
kurang
e) Pemahaman konsep siswa cukup baik
f) Kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan diskusi cukup baik
g) Kerjasama siswa dalam melakukan kegiatan diskusi baik
h) Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi masih kurang hal
ini dapat dilihat dari nilai hasil pekerjaan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skor rata-rata 2,47 dengan kriteria baik (dapat di lihat pada lampiran 13
hlm. 161).
d. Analisis dan Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui tes dan observasi dikumpulkan
untuk dianalisis direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus
berikutnya.
Dari hasil analisa data perkembangan tes evaluasi siswa pada tes
siklus I menunjukkan bahwa persentase siswa yang nilainya mencapai KKM
65 pada siklus I sebesar 71,43% yang semula pada data awal hanya 19,05%
maka dapat disimpulkan bahwa persentase hasil tes siswa yang tuntas atau
mencapai KKM 65 naik hingga 52,38%. Besarnya nilai terendah yang
diperoleh siswa pada saat data awal adalah 25 dan pada siklus I adalah 56,7.
Sedangkan untuk nilai tertinggi pada data awal yaitu 85 dan siklus I adalah
87,3 untuk nilai rata-rata kelas terdapat kenaikan dari dari data awal yaitu 52
menjadi 73,07 pada siklus I. Adapun nilai siklus I IPA tentang gaya, gerak,
energi dan fungsinya dapat dilihat pada lampiran 11 hlm.159.
Agar lebih jelas maka distribusi frekuensi nilai siklus I siswa kelas V
SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo materi gaya, gerak, energi dan fungsinya
dapat dilihat pada Tabel 4. 3 sebagai berikut:
Tabel 4. 3. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I siswa kelas V
No
Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi) fixi
Persentase
(%) Keterangan
1 56-61 4 58,5 234 19,05% di bawah KKM
2 62-67 2 64,5 129 9,52% di bawah KKM
3 68-73 5 70,5 352,5 23,80% di atas KKM
4 74-79 4 76,5 306 19,05% di atas KKM
5 80-85 3 82,5 247,5 14,29% di atas KKM
6 86-91 3 88,5 265,5 14,29% di atas KKM
Jumlah 21 1534,5 100%
Nilai Rata-rata= 1534,5 : 21= 73,07
Ketuntasan Klasikal = 15 : 21 x 100% = 71,43%
Nilai Terendah = 56,7
Nilai Tertinggi = 87,3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nilai rata-rata pada data nilai siklus I adalah 73,07. Persentase siswa
yang mendapat nilai di atas KKM 65 sebesar 71,43% dan siswa yang mendapat
nilai di bawah KKM 65 sebesar 28,57%. Dari tabel nilai siklus I siswa kelas V SD
Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo tentang gaya, gerak, energi dan fungsinya, dapat
disajikan dalam bentuk Gambar 4. 6 sebagai berikut :
Gambar 4. 6. Data Nilai IPA Pada Siklus I
Perbandingan hasil tes belajar siswa kelas V tentang gaya, gerak, energi
dan fungsinya sebelum dan sesudah tindakan pada siklus I dengan penerapan
pendekatan SAVI dapat dilihat pada Tabel 4. 4 dan Gambar 4. 7 sebagai berikut:
Tabel 4. 4. Perbandingan Hasil Tes Belajar Data Awal dengan Siklus I
No Rekap Hasil Tes
Data
Awal Prosentase Siklus I Prosentase
1 Jumlah siswa yang tuntas 4 19,05 % 15 71,43%
2 Jumlah siswa tidak tuntas 17 80,95 % 6 28,57%
3 Rata-rata kelas 52 73,07
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk lebih jelasnya, perbandingan tes hasil belajar siswa pada data awal
dengan tes hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 4. 7 sebagai
berikut:
Gambar 4. 7. Grafik Perbandingan Hasil Tes Belajar Data Awal dengan Tes Hasil
Belajar Siklus I Pada Siswa Kelas V
Berdasarkan data yang diperoleh dari analisis siklus I ditemukan
kekurangan atau hambatan dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Bagi Guru
a) Penjelasan guru dalam memberikan tugas kerja kelompok kurang jelas
sehingga siswa sedikit bingung dan belum bisa tertib dalam melakukan
aktivitas pembelajaran
b) Kerja kelompok yang diberikan guru kurang memberikan contoh nyata bagi
siswa
c) Guru belum optimal dalam memberikan motivasi dan penguatan bagi siswa
2) Bagi Siswa
a) Siswa kurang tertib dalam mengikuti pembelajaran
b) Siswa masih bingung dalam mengerjakan tugas-tugas kelompok
c) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan langsung dan mengerjakan
soal evaluasi masih kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
bersama guru kelas V mencari solusinya yang nantinya dijadikan perbaikan dalam
tindakan berikutnya agar lebih baik. Penjelasan tentang tugas-tugas yang harus
dikerjakan dalam kelompok dijelaskan secara terperinci dan jelas serta guru
memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana cara kerjanya. Aktivitas kerja
kelompok dirubah dan lebih dikembangkan menjadi kegiatan percobaan sehingga
dapat memberikan contoh yang lebih konkret kepada siswa. Pengahargaan yang
diberikan guru kepada siswa diberikan dalam bentuk verbal maupun non verbal
supaya lebih memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran. Berkaitan dengan
hal tersebut tersebut maka peneliti mengadakan tindaka lanjutan pada siklus II
untuk memperbaiki kekurangan dan hambatan tersebut.
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama satu minggu pada bulan Maret
2012. Tindakan dalam siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan (6x35
menit), yakni pada tanggal 27 sampai 29 Maret 2012. Tahapan-tahapan yang
dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada
siklus I diketahui bahwa peningkatan nilai pemahaman konsep gaya, gerak,
energi dan fungsinya pada siswa kelas V belum mencapai 80% target kinerja.
Oleh karena itu, peneliti dengan pengarahan dari guru kelas V menyusun
rencana pembelajaran dengan lebih cermat dan kegiatan dalam pembelajaran
lebih dikembangkan.
Berdasarkan analisis terhadap hasil tes dan aktivitas siswa pada siklus I
Menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kurang memahami konsep
gaya, gerak, energi dan fungsinya. Kurang jelasnya tugas yang diberikan guru
dan sikap siswa yang kurang disiplin dalam mengikuti pembelajaran
menyebabkan siswa kurang optimal dalam menerima pelajaran. Perbaikan pada
siklus II terletak pada kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa yakni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan melakukan percobaan sehingga dapat memberikan pengalaman dan
contoh konkrit kepada siswa.
b) Pelakasanaan Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan SAVI dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Siklus II
ini dilaksanakan selama tiga kali pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah mengulang
materi gaya gravitasi namun dengan indikator yang berbeda, yaitu a)
menyebutkan pengertian gaya dan menjelaskan hubungan gaya, gerak dan
energi pengaruhnya terhadap suatu benda, b) menyebutkan macam gaya
berdasarkan sumbernya dan mendeskripsikan dan menyebutkan manfaat gaya
gravitasi dalam kehidupan sehari-hari, c) membandingkan kecepatan jatuh dua
benda yang berbeda bentuk, berat dan ukuran. Guru mengawali kegiatan
pembelajaran dengan berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa dan
membagikan buku ajar kemudian dilanjutkan dengan apersepsi dengan
bertanya jawab kepada siswa dengan mengulas materi gaya gravitasi dengan
lebih memperdalam materi, guru bertanya “kecepatan laju jatuh antara batu
dengan bulu ayam lebih cepat yang mana? Mengapa demikian?” (termasuk
Intelektual).
Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan guru menjelaskan tentang
pengaruh gaya gravitasi terhadap suatu benda dan hal yang mempengaruhi
kecepatan laju jatuh suatu benda dengan memutarkan CD inetraktif tentang
gaya gravitasi dan siswa memperhatikan melalui tampilan LCD (auditori,
visual). Kegiatan selanjutnya guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok
diskusi setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, guru membagikan LKS dan alat
percobaan berupa beberapa kertas Hvs dan kertas kuarto untuk melakukan
percobaan membandingkan kecepatan laju jatuh suatu benda kepada masing-
masing kelompok. Sebelum siswa melakukan percobaan guru memberikan
petunjuk tentang cara kerjanya dan cara mengisi pada lembar kerja dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terperinci. Setiap kelompok melakukan percobaan menggunakan bahan yang
telah disediakan (termasuk somatis), untuk langkah pertama yaitu: 1)
membandingkan kecepatan laju jatuh antara kertas Hvs yang dilembarkan
dengan kertas Hvs yang diremas bulat, 2) kertas Hvs yang dilembarkan dengan
kertas kuarto yang dilembarkan, 3) kertas Hvs yang diremas bulat dengan
kertas kuarto yang dilembarkan, 4) kertas Hvs yang dilembarkan dengan kertas
kuarto yang diremas bulat. Dari hasil percobaan tersebut setiap kelompok
membuat kesimpulannya (termasuk intelektual) kemudian dipresentasikan
didepan kelas dan kelompok lain memberikan tanggapannya.
Guru memberikan tanggapan atas hasil kerja setiap kelompok. Untuk
memberikan rasa semangat dan senang pada siswa guru memberikan
penguatan bagi kelompok dan siswa yang berprestasi dan motivasi bagi
kelompok dan siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Guru mengulang
kembali materi yang telah disampaikan dan mengajukan beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan materi gaya gravitasi kepada siswa hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat pemahaman yang diperoleh siswa dari pembelajaran
yang telah disampaikan, guru juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang dipahaminya (termasuk intelektual).
Memasuki kegiatan akhir guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan dari apa yang telah dipelajarinya. Guru memberikan soal evaluasi
yang berkaitan dengan materi gaya gravitasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi tersebut melalui pendekatan SAVI dan guru
mengadakan evaluasi bersama siswa sehingga siswa dapat mengetahui tingkat
pemahamannya sendiri sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih baik lagi
(termasuk intelektual). Guru meminta siswa mengumpulkan LKS dan soal
evaluasi kemudian guru menutup pelajaran.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah mengulang materi
gaya gesek namun dengan indikator yang berbeda, yaitu a) menyebutkan
pengertian gaya gesek dan pengaruhnya terhadap suatu benda, b) menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
manfaat dan kerugian gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari, c) menyelidiki
pengaruh permukaan suatu benda terhadap gerak benda. Kegiatan awal diawali
dengan berdoa bersama dan guru mengucapkan salam untuk menarik perhatian
siswa kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Apersepsi
dilakukan dengan bertanya jawab kepada siswa tentang gaya gesek “coba
sebutkan kembali apa yang dimaksud dengan gaya gesek? dan bagaimanakah
cara memperbesar gaya gesek pada suatu benda?”. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan
pada pertemuan sebelumnya (termasuk intelektual).
Pada kegiatan inti diawali dengan guru mejelaskan tentang gaya gesek
kemudian memutarkan video melalui tampilan LCD tentang cara menyelidiki
pengaruh permukaan suatu benda terhadap gerak benda yang nantinya sebagai
bahan kerja kelompok (termasuk auditori, visual). Guru membentuk siswa
menjadi 4 kelompok diskusi setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang, guru
membagikan LKS dan alat percobaan antara lain yaitu selembar kertas minyak
dan kertas ampelas, satu buah penggaris dan dua buah uang logam kepada
masing-masing kelompok. Sebelum siswa melakukan percobaan, guru
menjelaskan tentang cara kerja dari percobaan tersebut dan cara mengisi pada
lembar kerja. Setiap kelompok melakukan kegiatan percobaan menyelidiki
pengaruh permukaan suatu benda terhadap gerak benda (termasuk somatis),
dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) tegakkan dua penggaris dan
sandarkan selembar kertas amplas dan kertas minyak pada masing-masing
penggaris, dengan ketinggian10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm dan 30 cm, 2)
letakkan uang logam pada tiap-tiap puncak kertas amplas dan kertas minyak
dengan ketinggian tertentu sampai uang logamnya jatuh, 3) amati kecepatan
laju jatuh uang logam tersebut, catat hasilnya dalam tabel, 4) buatlah
kesimpulannya. Guru membimbing dan mengamati siswa yang melakukan
percobaan. Hasil dari diskusi dipresentasikan di depan kelas, kelompok lain
dan guru memberikan tanggapan dan penguatan terhadap hasil kerja dari semua
kelompok. Untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan, guru melakukan tanya jawab kepada siswa dan sebagian besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan benar (termasuk
intelektual). Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-
hal yang kurang dipahaminya. Guru memberikan penguatan dan motivasi bagi
siswa agar lebih semangat dan giat belajar.
Memasuki kegiatan akhir guru mengarahkan siswa untuk membuat
rangkuman dari apa yang telah dipelajari. Guru memberikan soal evaluasi
tentang materi gaya gesek kepada masing-masing siswa untuk mengetahui
apakah terdapat peningkatan pemahaman siswa (termasuk intelektual). Setelah
selesai, guru mengadakan evaluasi bersama, hal ini dimaksudkan agar siswa
mengetahui hasilnya secara langsung sehingga siswa dapat lebih termotivasi
untuk meningkatkan belajarnya. Guru menutup pelajaran dengan berdoa
bersama.
3) Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga materi yang diajarkan adalah mengulang materi
gaya magnet namun dengan indikator yang berbeda, yaitu a) menyebutkan
kembali pengertian gaya gravitasi dan gaya gesek beserta pengaruhnya
terhadap suatu benda, b) mendeskripsikan gaya magnet, sifat-sifat magnet dan
cara membuat magnet, c) membuat magnet dengan cara gosokan, induksi, dan
aliran listrik. Kegiatan awal diawali dengan berdoa bersama, guru
mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa serta membagikan buku
ajar kepada siswa. Dilanjutkan dengan apersepsi dengan bertanya jawab
kepada siswa, mengulas kembali dari materi yang telah disampaikan yaitu
tentang gaya gravitasi, gaya gesek diantaranya adalah “coba sebutkan kembali
apa yang dimaksud dengan gaya gravitasi dan gaya gesek?” kemudian
dilanjutkan dengan materi yang akan disampaikan gaya gesek dengan lebih
mendalam, diantaranya yaitu “ada berapa macam cara pembuatan magnet?
coba jelaskan pengertian dari masing-masing cara tersebut?” (termasuk
intelektual).
Kegiatan inti dimulai dari guru menjelaskan dan memutarkan video
tentang cara pembuatan magnet dan siswa memperhatikan melalui tampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LCD (termasuk auditori, visual). Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok
diskusi setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang, guru membagikan LKS dan alat
percobaan kepada masing-masing kelompok yaitu: magnet batang, batu baterai,
paku besar dan paku kecil. Terlebih dahulu guru menjelaskan cara kerja dan
cara mengisi pada lembar kerja. Semua kelompok melakukan kegiatan
percobaan membuat magnet secara induksi, gosokan dan dialiri arus listrik dan
membuat kesimpulan sementaranya (termasuk somatis, intelektual). Guru
membimbing dan memantau jalannya diskusi, percobaan yang dilakukan siswa
berjalan lancar, tidak ada hambatan yang berarti dan siswa mudah
memahaminya. Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas, kelompok lain
dan guru memberikan tanggapan serta guru memberikan penguatan terhadap
hasil kerja kelompok. Guru mengulas kembali tentang materi yang telah
disampaikan yaitu gaya magnet, gaya gravitasi dan gaya gesek, guru
memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang kurang paham tentang
materi yang telah disampaikan (termasuk intelektual).
Memasuki kegiatan akhir guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan dari apa yang telah disampaikan. Guru memberikan soal evaluasi
yang mencakup dari ketiga materi yaitu gaya gravitasi, gaya gesek dan gaya
magnet hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap ketiga materi yang telah disampaikan dari beberapa pertemuan
termasuk intelektual). Guru mengadakan evaluasi bersama secara terbuka agar
siswa mengetahui hasil sesungguhnya sehingga dapat memotivasi belajar siswa
kemudian guru meminta siswa mengumpulkan lembar kerja dan soal evaluasi.
Untuk lebih memotivasi siswa, guru memberikan penghargaan berupa hadiah
bagi siswa yang berprestasi dan bagi siswa yang lain agar lebih meningkatkan
belajarnya. Guru menutup pelajaran.
c) Observasi
Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap peneliti
berkolaborasi dengan guru kelas V untuk mengamati sikap, perilaku siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
selama proses pembelajaran berlangsung serta kinerja guru dalam mengajar
dengan pendekatan SAVI pada siswa kelas V SD Negeri Duwet 01.
1) Hasil Observasi Guru
a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran baik
b) Media pembelajaran yang digunakan guru sangat baik
c) Penjelasan materi yang disampaikan guru sangat baik
d) Kemampuan guru dalam mengelola kelas baik
e) Penjelasan dan pemberian tugas diskusi dari guru sangat baik dan jelas
f) Pengembangan aktivitas kegiatan pembelajaran sangat baik
g) Motivasi dan penguatan yang diberikan guru kepada siswa sangat baik
h) Kemampuan guru menutup pelajaran sangat baik
Dengan skor rata-rata 3,60 dengan kriteria sangat baik (dapat di lihat pada
lampiran 17 hlm. 181)
2) Hasil Observasi Siswa
a) Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran baik
b) Kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran baik
c) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat baik
d) Kemampuan siswa melakukan diskusi sangat baik
e) Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal diskusi dan soal evaluasi
sangat baik.
Dengan skor rata-rata 3,28 dengan kriteria sangat baik (dapat di lihat pada
lampiran 14 hlm. 165)
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil tes dan observasi menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat meningkatkan pemahaman
konsep gaya, gerak, energi dan fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri Duwet
01. Dilihat dari porsentase ketuntasan klasikal siswa terdapat kenaikan dari
data awal 19,05% kemudian meningkat pada siklus I menjadi 71,43% dan pada
siklus II mencapai 95,24%. Dari perolehan data nilai tersebut menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bahwa target kinerja telah tercapai. Adapun nilai siklus II IPA tentang gaya,
gerak, energi dan fungsinya dapat dilihat pada lampiran 12 hlm. 160.
Agar lebih jelas maka distribusi frekuensi nilai siklus II siswa kelas V
SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4. 5. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II
No
Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi) fixi
Persentas
e (%) Keterangan
1 61 – 66 1 63,5 63,5 4,76% di bawah KKM
2 67 – 72 4 69,5 278 19,05% di atas KKM
3 73 – 78 6 75,5 453 28,57% di atas KKM
4 79 – 84 4 81,5 326 19,05% di atas KKM
5 85 – 89 4 87 347 19,05% di atas KKM
6 90 - 95 2 92,5 185 9,52% di atas KKM
Jumlah 21 1652,5 100%
Nilai Rata-rata = 1652,5 : 21= 78,69
Ketuntasan Klasikal = 20: 21 x 100% = 95,24%
Nilai Terendah = 61,3
Nilai Tertinggi = 93,3
Nilai rata-rata pada data nilai siklus II mengalami peningkatan menjadi
78,69. Persentase siswa yang mendapat nilai di atas KKM 65 sebesar 95,24%
sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 65 sebesar 4,76%. Dari
tabel nilai siklus II siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo tentang
gaya, gerak, energi dan fungsinya, dapat disajikan dalam bentuk Gambar 4. 8
sebagai berikut :
Gambar 4. 8. Grafik Data Nilai IPA Pada Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perbandingan tes hasil belajar siswa kelas V tentang gaya, gerak, energi
dan fungsinya sebelum dan sesudah tindakan pada siklus I dan II dengan
penerapan pendekatan SAVI dapat dilihat pada Tabel 4. 6 dan Gambar 4. 9
sebagai berikut:
Tabel 4. 6. Perbandingan Ketuntasan Hasil Tes Belajar Data Awal dengan Tes Hasil
Belajar Siklus I dan Siklus II
No
Rekap Hasil
Tes
Data
Awal Prosentase
Siklus
I Prosentase
Siklus
II Prosentase
1
Jumlah siswa
yang tuntas 4 19,05% 15 71,43% 20 95,24%
2
Jumlah siswa
tidak tuntas 17 80,95% 6 28,57% 1 4,76%
3 Rata-rata
kelas 52
73,07 78,69
Untuk lebih jelasnya, perbandingan ketuntasan tes hasil belajar siswa pada
data awal dengan tes hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada Gambar 4. 9 sebagai berikut:
Gambar 4. 9. Grafik Perbandingan Ketuntasan Tes Hasil Belajar Data Awal dengan
Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Pada Siswa Kelas V
Hasil evaluasi belajar dari data awal, siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan. Dari hasil analisa data perkembangan ketuntasan tes hasil belajar
siswa dari data awal dan tes siklus I menunjukkan bahwa persentase siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tuntas atau mencapai KKM 65 naik dari 19,05% menjadi 71,43% kemudian pada
siklus II mengalami peningkatan menjadi 95,24%. Besarnya nilai terendah yang
diperoleh siswa pada saat data awal adalah 25 dan pada siklus I adalah 56,7 dan
pada siklus II adalah 61,3. Sedangkan untuk nilai tertinggi pada data awal adalah
85 dan siklus I adalah 87,3 dan pada siklus II adalah 93,3 untuk nilai rata-rata
kelas terdapat kenaikan dari dari data awal yaitu 52 menjadi 73,07 pada siklus I
dan pada siklus II menjadi 78,69. Perbandingan hasil tes belajar siswa kelas V
sebelum dan sesudah penerapan pendekatan SAVI tentang gaya, gerak, energi dan
fungsinya dapat dilihat pada Tabel 4. 7 dan Gambar 10 sebagai berikut:
Tabel 4. 7. Perbandingan Hasil Tes Belajar Siswa Kelas V Pada Data Awal, Siklus I
dan Siklus II
Keterangan Data Awal Siklus I Siklus II
Nilai Terendah 25 56,7 61,3
Nilai Tertinggi 85 87,3 93,3
Rata-rata Nilai 52 73,07 78,69
Siswa Belajar Tuntas 19,05% 71,43% 95,24%
Perbandingan tes hasil belajar data awal, siklus I dan siklus II dapat
disajikan pada Gambar 4. 10, sebagai
berikut:
Gambar 4. 10. Grafik Perbandingan Hasil Tes Belajar Data awal, Siklus I
dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti menyimpulkan bahwa
penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan pemahaman konsep gaya,
gerak, energi dan fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki
Sukoharjo. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil
belajar pada siswa kelas V tentang gaya, gerak, energi dan fungsinya dan terdapat
kenaikan pada persentase ketuntasan siswa yaitu 95,24% yang telah mencapai
target kinerja penelitian 80% siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 65
pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan fakta tersebut maka penelitian tindakan
kelas ini diakhiri pada siklus II.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikumpulkan peneliti, dengan
menggunakan pendekatan SAVI dapat meningkatkan pemahaman konsep gaya,
gerak, energi dan fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri Duwet 01. Hal ini
dapat ditunjukkan dalam deskripsi sebagai berikut:
1. Data Nilai Kondisi Awal
Dari daftar nilai yang terlampir, dapat diketahui bahwa nilai pada kondisi
awal yaitu siswa yang memperoleh nilai diantara 25-35 ada 5 siswa, yang
memperoleh nilai 36-46 ada 3 siswa, yang mendapat nilai 47-57 ada 4 siswa,
yang memperoleh nilai 58-68 ada 6 siswa, yang memperoleh nilai 69-79 ada 2
siswa dan yang memperoleh nilai diantara 80-90 ada 1 siswa. Dengan demikian
rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 52. Siswa yang mendapat nilai kurang
dari KKM 65 (tidak tuntas) sebanyak 17 siswa atau 80,95% sedangkan siswa
yang mendapat nilai di atas KKM 65 (tuntas) ada 4 siswa atau 19,04% . Nilai
terendah yang diperoleh siswa pada kondisi awal adalah 25 sedangkan nilai
tertinggi yang diperoleh siswa pada kondisi awal adalah 85.
2. Data Hasil Tindakan Siklus I
Dari daftar nilai yang terlampir, dapat diketahui bahwa nilai pada siklus I
yaitu siswa yang memperoleh nilai diantara 56-61 ada 4 siswa, yang
memperoleh nilai 62-67 ada 2 siswa, yang memperoleh nilai 68-73 ada 5 siswa,
yang memperoleh nilai 74-79 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 80-85 ada 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa dan yang memperoleh nilai 86-91 ada 3 siswa. Dengan demikian rata-
rata nilai yang diperoleh sebesar 73,07. Siswa yang mendapat nilai kurang dari
KKM 65 (tidak tuntas) sebanyak 6 siswa atau 28,57% sedangkan siswa yang
mendapat nilai di atas KKM 65 (tuntas) ada 15 siswa atau 71,43%. Nilai
terendah yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 56,7 sedangkan nilai
tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 87,3.
3. Data Hasil Tindakan Siklus II
Dari daftar nilai yang terlampir, dapat diketahui bahwa nilai pada siklus II
yaitu siswa yang memperoleh nilai diantara 61-66 ada 1 siswa, yang
memperoleh nilai 67-72 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 73-78 ada 6 siswa,
yang memperoleh nilai 79-84 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 85-89 ada 4
siswa dan yang memperoleh nilai 90-95 ada 2 siswa. Dengan demikian rata-
rata nilai yang diperoleh sebesar 78,69. Siswa yang mendapat nilai kurang dari
KKM 65 (tidak tuntas) ada 1 siswa atau 4,76% sedangkan siswa yang
mendapat nilai di atas KKM 65 (tuntas) ada 20 siswa atau 95,24%. Nilai
terendah yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 61,3 sedangkan nilai
tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 93,3.
4. Perbandingan Hasil Penelitian dengan Penelitian yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan penelitian Angelia Komara Dewi karena
adanya persamaan variabel X yaitu, pendekatan SAVI (somatis, Auditori,
visual, intelektual). Perbedaannya terletak pada variabel Y yaitu peningkatan
hasil belajar, pokok bahasan yang diajarkan dan pada subyek yang akan diteliti.
Perbandingan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian yang
dilakukan oleh Angelia Komara Dewi dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan SAVI mengalami persentase peningkatan, hal ini
terlihat pada siklus I mencapai 1,22%, siklus II mencapai 2,97%, dan siklus III
mencapai 3,58%. Sedangkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa meningkat dari data awal
19,05% menjadi 71,43% pada siklus I dan pada siklus II menjadi 95,24%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Data yang berhasil dikumpulkan peneliti dianalisis berdasarkan hasil
temuan nyata yang ada dilapangan. Dari data siklus I dan siklus II dapat
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat meningkatkan
pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan fungsinya pada siswa kelas V SD
Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan hasil penelitian yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada data awal adalah 25 pada siklus I
adalah 56,7 dan pada siklus II adalah 61,3.
b. Terdapat peningkatan pada nilai tertinggi yang diperoleh siswa, pada data awal
adalah 85 pada siklus I adalah 87,3 dan pada siklus II adalah 93,3.
c. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu pada data awal adalah 52,
pada siklus I menjadi 73,07 dan pada siklus II meningkat menjadi 78,69.
d. Persentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yaitu pada data
awal adalah 19,05%, pada siklus I menjadi 71,43% dan pada siklus II
meningkat menjadi 95,24%.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa persentase
ketuntasan klasikal meningkat dan telah mencapai target kinerja penelitian.
Dengan demikian penerapan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual,
Intelektual) terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep gaya, gerak, energi
dan fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo. Hal
tersebut dipengaruhi oleh unsur utama yang ada pada pendekatan SAVI yaitu
somatis, auditori, visual dan intelektual. Dengan menerapkan pendekatan SAVI
dalam pembelajaran siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran
dengan menggabungkan keempat unsur SAVI, siswa belajar dalam suasana yang
menyenangkan dengan melakukan berbagai aktivitas pembelajaran yang
menggunakan semua indera siswa sehingga hasilnya dapat optimal.
Penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran gaya, gerak, energi dan
fungsinya dapat dijelaskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Somatis berarti belajar dengan bergerak dan berbuat, terlihat ketika siswa
melakukan aktivitas pembelajaran dengan bermain dan melakukan percobaan
dimana dalam kegiatan tersebut siswa dapat bergerak bebas.
b. Auditori adalah belajar dengan berbicara dan mendengar, terlihat ketika siswa
mendengarkan penjelasan guru dan penjelasan dari CD interaktif dengan
tampilan LCD sehingga siswa tidak bosan dalam menerima penjelasan tentang
materi.
c. Visual adalah belajar dengan melihat dan mengamati, terlihat ketika siswa
memperhatikan tampilan LCD dengan menampilkan gambar-gambar yang
menarik dari CD interaktif dan melakukan percobaan sehingga siswa lebih
tertarik mengikuti pembelajaran.
d. Intelektual adalah belajar dengan memecahkan masalah dan merenungkan,
terlihat ketika siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan
mengerjakan berbagai tugas baik kelompok maupun individual, dimana untuk
menjawab tersebut siswa harus menggali pengalaman dan pemahamannya
sendiri selama melakukan kegiatan pembelajaran.
Penerapan pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran tidak dapat
dipisah-pisahkan, melainkan harus saling berkaitan dan berkesinambungan
sehingga hasilnya lebih optimal. Pendekatan SAVI merupakan pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan konsep penyatuan seluruh indera yang
mengajak peserta didik bangkit, aktif dan bergerak secara berkala yang dapat
menyegarkan tubuh, meningkatkan peredaran darah ke otak dan dapat
berpengaruh positif pada saat belajar.
Hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas V tentang penerapan
pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran diperoleh informasi bahwa
pembelajaran dengan pendekatan SAVI membuat siswa merasa senang karena
siswa aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga
memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep dengan membangun
pemahaman melalui pengalaman yang telah dilakukannya, tidak sekedar
menghafalkannya saja. Hal tersebut juga didukung dengan penggunaan berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
media dan alat peraga dalam pembelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam
memahami materi pelajaran yang disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan pendekatan SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dapat meningkatkan pemahaman konsep
gaya, gerak, energi dan fungsinya pada siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki
Sukoharjo. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya suatu peningkatan dari kondisi
awal sebelum dilaksanakan tindakan dengan nilai rata-rata 52 dan ketuntasan
klasikal sebesar 19,05%, pada siklus I terdapat peningkatan dengan nilai rata-rata
73,07 dan ketuntasan klasikal sebesar 71,43% dan pada siklus II terdapat
peningkatan dengan nilai rata-rata 78,69 dan ketuntasan klasikal sebesar 95,24%.
Pada kondisi akhir ada 1 siswa yang mendapat nilai 61,3 yang berarti masih di
bawah KKM, hal tersebut dikarenakan pada setiap dilakukan tindakan
pembelajaran siswa tersebut sering membuat gaduh di dalam kelas dan sulit untuk
berkonsentrasi dalam mengerjakan soal yang diberikan guru.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, dengan menerapkan pendekatan SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dalam pembelajaran dapat meningkatkan
pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan fungsinya pada siswa kelas V SD
Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo. Sehubungan dengan hal tersebut, dapat
dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Penggunaan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan fungsinya pada
siswa kelas V SD Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo. Hal tersebut dapat ditinjau
dari hal berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) adalah
pendekatan pembelajaran yang didalamnya terdapat unsur penyatuan
seluruh indera dan didukung dengan penggunaan berbagai media
pembelajaran sehingga memungkinkan siswa untuk terlibat langsung
dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman
melalui pengalaman dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukannya.
b. Persentase ketuntasan yang dicapai siswa setelah diterapkannya
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Siswa lebih mudah menerima pelajaran dan
guru lebih mantap menyampaikan materi pembelajaran dengan
menerapkan SAVI.
2. Implikasi Praktis
Memberikan informasi bagi guru untuk menentukan dan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang tepat dengan pendekatan SAVI (Somatis,
Auditori, Visual, Intelektual) untuk meningkatkan pemahaman konsep-konsep
pada mata pelajaran IPA pada khususnya dan mata pelajaran lain pada
umumnya. Pendekatan SAVI merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat
membuat siswa lebih merasa senang dan dapat menjembatani guru dan siswa
dalam proses pembelajaran sehingga akan berpengaruh positif dalam
pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapkan pendekatan SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) dalam dalam upaya meningkatkan
pemahaman konsep gaya, gerak, energi dan fungsinya pada siswa kelas V SD
Negeri Duwet 01 Baki Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012, maka saran-saran
yang dapat diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu
pendidkan pada umumnya dan dan meningkatkan kompetensi siswa SD Negeri
Duwet 01 Baki Sukoharjo pada khususnya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan mengadakan pembinaan bagi guru untuk
menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif (pendekatan
SAVI) untuk meningkatkan kualitas kinerja guru dan meningkatkan
pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran sehingga hasil yang didapatkan
lebih maksimal.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap penerapan
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) pada pembelajaran
yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman konsep sisswa.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan kreativitas, keaktifan, motivasi
belajar dalam pembebelajaran khususnya pada materi gaya, gerak, energi dan
fungsinya dan interaksi dalam berkelompok serta meningkatkan keberanian
untuk menyampaikan pendapat di dalam maupun di luar kelas.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
mengupayakan menggunakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) guna melengkapi
kekurangan yang ada serta mengembangkan hal-hal yang belum tercakup
dalam penelitian ini agar hasil yang diperoleh lebih baik.