peningkatan indeks pembangunan manusia …

8
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 2018 142 ISSN ISSNL 23376686 23383321 PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MASYARAKAT KOTA DI SURABAYA Mulyono Universitas Satyagama Email: [email protected] PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini adalah pada sasaran umum Pembangunan Jangka Panjang yaitu terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri. Suasana tentram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila. Sementara data UNDP yang terbit pada tahun 2005 menunjukkan, bahwa nilai Human Development Index (HDI) atau nilai kualitas manusia Indonesia berada pada urutan ke 110 dari 178 negara di dunia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur pencapaian keseluruhan dari suatu daerah/negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia, yaitu lamanya hidup, pengetahuan dan suatu standard hidup yang layak. Ketiganya diukur dengan angka harapan hidup, pencapaian pendidikan, dan pendapatan per kapita yang telah disesuaikan menjadi paritas daya beli. IPM adalah suatu ringkasan dari pembangunan manusia. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia menurut Haryono (2006), ditujukan untuk memperluas pilihan yang ditumbuhkan melalui upaya pemberdayaan manusia, dalam bentuk kegiatan ekonomi kewirausahaan, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan. Untuk me wujudkan program peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia, diperlukan adanya faktor faktor seperti, kemudahan mendapatkan akses kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat yang memungkinkan manusia dapat mempunyai umur panjang dan tetap sehat, serta adanya kemudahan mendapatkan akses pendidikan bagi masyarakat dan kemudahan akses sumber pendanaan yang memadai dan bisa melakukan kegiatan usaha dan mendapatkan pembinaan yang wajar. Tujuan penelitian adalah: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Kepemimpinan (X1) terhadap peningkatan IPM (Y) Masyarakat Kota di Surabaya. (2) Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh Partisipasi ABSTRAK: Sasaran umum Pembangunan Jangka Panjang adalah terciptanya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri di dalam suasana tentram dan sejahtera lahir dan batin. Tujuan dari penelitian ini: 1) untuk mengenali dan menganalisis seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia masyarakat miskin di daerah perkotaan di Surabaya. 2) untuk mengenali dan menganalisis seberapa besar pengaruh partisipasi sosial terhadap peningkatan IPM masyarakat miskin di perkotaan di Surabaya. 3) untuk mengenali dan menganalisis seberapa besar pengaruh sumber keuangan terhadap peningkatan IPM masyarakat miskin di daerah perkotaan di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder serta sampel sebanyak 660 responden. Semua pemrosesan data terkomputerisasi dan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (Kepemimpinan, Partisipasi Sosial, Instrumen dan Infrastruktur, Sumber Keuangan) jelas berpengaruh dan baik untuk peningkatan IPM Masyarakat Miskin di Wilayah Perkotaan di Surabaya. Dari aspek ketidakstabilan kita dapat melihat bahwa Sumber Keuangan adalah pengaruh yang paling tidak stabil terhadap Peningkatan IPM Masyarakat Miskin di Wilayah Perkotaan di Surabaya, diikuti oleh Kepemimpinan, Partisipasi Sosial serta Instrumen dan Infrastruktur. Kata kunci: masyarakat, infrastruktur, ekonomi ABSTRACT : The general goal of LongTerm Development is the creation of human quality and Indonesian people who are advanced and independent in a peaceful and prosperous environment both physically and spiritually. The purpose of this study: 1) to recognize and analyze how much influence the leadership has on increasing the Human Development Index of the poor in urban areas in Surabaya. 2) to recognize and analyze how much influence social participation has on increasing the HDI of the urban poor in Surabaya. 3) to recognize and analyze how much influence financial resources have on increasing the HDI of the poor in urban areas in Surabaya. This study uses a survey method by collecting primary data and secondary data and a sample of 660 respondents. All data processing is computerized and uses SPSS version 13. The results show that the independent variables (Leadership, Social Participation, Instruments and Infrastructure, Financial Resources) are clearly influential and good for improving the HDI of the Poor in Urban Areas in Surabaya. we can see that Financial Sources are the most unstable influence on Increasing the HDI of the Poor in Urban Areas in Surabaya, followed by Leadership, Social Participation and Instruments and Infrastructure. Keywords: community, infrastructure, economy

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA …

Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 Agustus­Desember 2018142

ISSNISSN­L

2337­66862338­3321

PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIAMASYARAKAT KOTA DI SURABAYA

MulyonoUniversitas Satyagama

E­mail: [email protected]

PENDAHULUAN.Latar belakang dari penelitian ini adalah pada

sasaran umum Pembangunan Jangka Panjang yaituterciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakatIndonesia yang maju dan mandiri. Suasana tentramdan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupanmasyarakat, bangsa dan negara yang berdasarkanPancasila. Sementara data UNDP yang terbit padatahun 2005 menunjukkan, bahwa nilai HumanDevelopment Index (HDI) atau nilai kualitas manusiaIndonesia berada pada urutan ke 110 dari 178 negaradi dunia.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukurpencapaian keseluruhan dari suatu daerah/negaradalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia,yaitu lamanya hidup, pengetahuan dan suatu standardhidup yang layak. Ketiganya diukur dengan angkaharapan hidup, pencapaian pendidikan, danpendapatan per kapita yang telah disesuaikan menjadiparitas daya beli. IPM adalah suatu ringkasan daripembangunan manusia.

Peningkatan Indeks Pembangunan Manusiamenurut Haryono (2006), ditujukan untukmemperluas pilihan yang ditumbuhkan melalui upayapemberdayaan manusia, dalam bentuk kegiatanekonomi kewirausahaan, sehingga pada akhirnyaakan meningkatkan kesejahteraan. Untuk me­wujudkan program peningkatan Indeks PembangunanManusia di Indonesia, diperlukan adanya faktor­faktor seperti, kemudahan mendapatkan akseskesehatan dan menerapkan pola hidup sehat yangmemungkinkan manusia dapat mempunyai umurpanjang dan tetap sehat, serta adanya kemudahanmendapatkan akses pendidikan bagi masyarakat dankemudahan akses sumber pendanaan yang memadaidan bisa melakukan kegiatan usaha dan mendapatkanpembinaan yang wajar.

Tujuan penelitian adalah: (1) Untuk mengetahuidan menganalisis seberapa besar pengaruhKepemimpinan (X1) terhadap peningkatan IPM (Y)Masyarakat Kota di Surabaya. (2) Untuk mengetahuidan menganalisis seberapa besar pengaruh Partisipasi

ABSTRAK: Sasaran umum Pembangunan Jangka Panjang adalah terciptanya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang majudan mandiri di dalam suasana tentram dan sejahtera lahir dan batin. Tujuan dari penelitian ini: 1) untuk mengenali dan menganalisisseberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia masyarakat miskin di daerah perkotaandi Surabaya. 2) untuk mengenali dan menganalisis seberapa besar pengaruh partisipasi sosial terhadap peningkatan IPM masyarakatmiskin di perkotaan di Surabaya. 3) untuk mengenali dan menganalisis seberapa besar pengaruh sumber keuangan terhadappeningkatan IPM masyarakat miskin di daerah perkotaan di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode survei denganmengumpulkan data primer dan data sekunder serta sampel sebanyak 660 responden. Semua pemrosesan data terkomputerisasi danmenggunakan perangkat lunak SPSS versi 13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (Kepemimpinan, PartisipasiSosial, Instrumen dan Infrastruktur, Sumber Keuangan) jelas berpengaruh dan baik untuk peningkatan IPM Masyarakat Miskin diWilayah Perkotaan di Surabaya. Dari aspek ketidakstabilan kita dapat melihat bahwa Sumber Keuangan adalah pengaruh yang palingtidak stabil terhadap Peningkatan IPM Masyarakat Miskin di Wilayah Perkotaan di Surabaya, diikuti oleh Kepemimpinan, PartisipasiSosial serta Instrumen dan Infrastruktur.

Kata kunci: masyarakat, infrastruktur, ekonomi

ABSTRACT: The general goal of Long­Term Development is the creation of human quality and Indonesian people who are advancedand independent in a peaceful and prosperous environment both physically and spiritually. The purpose of this study: 1) to recognizeand analyze how much influence the leadership has on increasing the Human Development Index of the poor in urban areas inSurabaya. 2) to recognize and analyze how much influence social participation has on increasing the HDI of the urban poor inSurabaya. 3) to recognize and analyze how much influence financial resources have on increasing the HDI of the poor in urban areasin Surabaya. This study uses a survey method by collecting primary data and secondary data and a sample of 660 respondents. Alldata processing is computerized and uses SPSS version 13. The results show that the independent variables (Leadership, SocialParticipation, Instruments and Infrastructure, Financial Resources) are clearly influential and good for improving the HDI of thePoor in Urban Areas in Surabaya. we can see that Financial Sources are the most unstable influence on Increasing the HDI of thePoor in Urban Areas in Surabaya, followed by Leadership, Social Participation and Instruments and Infrastructure.

Keywords: community, infrastructure, economy

Page 2: PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA …

Mulyono,1­7

Peningkatan Indeks PembangunanManusia Masyarakat Kota di

Surabaya

Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 Agustus­Desember 2018143

Masyarakat (X2) terhadap IPM (Y) Masyarakat Kotadi Surabaya. (3). Untuk mengetahui dan menganalisisseberapa besar pengaruh Sumber Pendanaan (X4)terhadap Peningkatan IPM (Y) Masyarakat Kota diSurabaya.

METODOLOGI PENELITIANMetode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Pendekatan Survei. Hipotesis penelitian yangdapat dikemukakan :

1. Terdapat pengaruh Kepemimpinan (X1) terhadapPeningkatan Indeks Pembangunan Manusia (Y)Masyarakat di Kota Surabaya, dan semakin baikKepemimpinan, maka akan semakin efektif dalammeningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.

2. Terdapat pengaruh Partisipasi Masyarakat (X2)terhadap Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia(Y) Masyarakat di Kota Surabaya, dan semakintingginya Partisipasi Masyarakat, maka akan semakinmeningkat Indeks Pembangunan Manusia.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah: (1) Studi Kepustakaan, teknikini digunakan untuk memperoleh data mengenaikonsep­konsep, teori­teori, kebijakan­kebijakan, dangambaran tentang obyek yang diteliti, denganmenelaah buku­buku, literatur­literatur, dandokumen­dokumen yang relevan. (2) Observasi,teknik ini digunakan untuk memperoleh data melaluipengamatan langsung di lapangan, dilakukan sebelumpenelitian sebagai studi penjajakan, juga saatpelaksanaan penelitian. (3) Kuesioner, teknikpengumpulan data dengan menyebarkan daftarpernyataan yang berhubungan dengan variabelpenelitian, yang disusun secara tertutup. (4)Wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukandengan tatap muka dan mengajukan pertanyaankepada responden secara lisan, dipandu olehpedoman wawancara, dijawab responden secara lisan.

Variabel Penelitian dan Operasionalisasi VariabelVariabel dalam penelitian ini terdiri atas empat

variabel, yaitu Kepemimpinan (X1), .xxx Secaraoperasional variabel­variabel dalam penelitian inidiukur melalui indikator yang dilihat pada table 1berikut:

Tabel 1. Kisi­Kisi Variabel, Dimensi dan IndikatorKepemimpinan

Sumber: Hicks, Moenir (1988)

Variabel Partisipasi Masyarakat (X2), dapatdilihat pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Kisi­Kisi Variabel, Dimensi dan IndikatorPartisipasi Masyarakat

Sumber: Pidarta, 2005:34

Variabel Sarana dan Prasarana (X3), dapat dilihatpada Tabel 3 dibawah ini:

Tabel 3. Kisi­Kisi Variabel, Dimensi dan IndikatorSarana dan Prasarana

Page 3: PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA …

Mulyono,1­7

Peningkatan Indeks PembangunanManusia Masyarakat Kota di

Surabaya

Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 Agustus­Desember 2018144

Sumber: Nawawi, 1984:25

Variabel Sumber Pendanaan (X4), dapat dilihatpada Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Kisi­Kisi Variabel, Dimensi dan IndikatorSumber Pendanaan

Sumber: Suparwoko (1987:87), Winardi (1996:112)

Teknik Analisa DataTeknik Analisa Data yang digunakan dalam

peneltian yang telah dilaksanakan yaitu Tahappertama dalam analisa data ini digunakan analisisdeskriptif, dan disajikan dalam bentuk persentase,distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Untukmemudahkan perhitungan dalam analisa kuantitatifini, digunakan alat bantu komputer dengan softwareSPSS Versi 13. Data ditampilkan dalam bentuktabulasi untuk memudahkan pembacaan dandiberikan penjelasan secara deskriptif untukmenganalisis data kuantitatif dan pengolahan datadilakukan melalui pendekatan statistik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsep Pendekatan SurvaiMenurut Kerlinger dalam Sugiyono (1993:3)

survei adalah penelitian yang dilakukan padapopulasi besar maupun kecil dengan data yangdipelajari dari sampel yang diambil dari populasitersebut, sehingga ditemukan kejadian­kejadianrelatif, distribusi dan hubungan­hubungan antaravariabel. Penelitian survei dilakukan untukpengamatan yang tidak mendalam.

KepemimpinanKonsep kepemimpinan menurut Charles B.

Hicks et. Al dalam Moenir (1988:3) adalah senimempengaruhi perilaku manusia dan kemampuanmenangani manusia. Untuk mewujudkanKepemimpinan yang kompeten di era demokratisasi,maka diperlukan kemampuan pemimpin yangmemiliki faktor­faktor seperti, Visioner, Pemersatudan Pemberdaya. Kotler dalam Pidarta (2005:34)merumuskan, bahwa Partisipasi Masyarakat adalahsuatu bentuk aktivitas masyarakat yang timbulsebagai konsekuensi logis dari adanya kesadaran akantanggungjawabnya terhadap hal­hal yangmenyangkut kepentingan dirinya, dan orang lain.Untuk mewujudkan Partisipasi masyarakat, makatidak terlepas dari adanya kontribusi dari masyarakat,inisiatif mengambil keputusan dan kebebasanberdialog antar anggota masyarakat.

Menurut Nawawi (1984:25) Sarana danPrasarana adalah suatu peralatan atau perlengkapansebagai penunjang pelaksanaan upaya peningkatanpemberdayaan masyarakat, seperti peralatan danfasilitas yang perlu disediakan baik oleh pemerintahmaupun lembaga swadaya masyarakat yang peduliterhadap peningkatan kesejahteraan rakyat didaerahnya. Untuk mewujudkan Sarana dan Prasarana,maka diperlukan adanya faktor­faktor seperti,penggunaan jenis sarana dan prasarana, pengadaansarana dan prasarana dan mencegah kelemahan.

Sumber Pendanaan menurut Winardi (1996:112)adalah berputarnya roda ekonomi yang digerakkanoleh pemerintah dan swasta, serta bertujuan untukmeningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehinggamasyarakat dalam suatu wilayah dan negara bisalebih sejahtera melalui jumlah uang yang beredar,sektor riil maupun sektor jasa. Untuk mewujudkankeberhasilan pembangunan, maka perlu adanya

Page 4: PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA …

Mulyono,1­7

Peningkatan Indeks PembangunanManusia Masyarakat Kota di

Surabaya

Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 Agustus­Desember 2018145

Sumber Pendanaan yang memadai. Hal ini tidakterlepas dari keberadaan lembaga keuangan yangberada dekat dengan sasaran yaitu masyarakat,terwujudnya jasa keuangan yang mampu membiayaikegiatan usaha masyarakat, dan mengenal kondisipasar yang diperlukan.

Penghitungan Indeks Pembangunan ManusiaRumus penghitungan IPM dapat disajikan

sebagai berikut:

Dimana:

X(1) = Indeks harapan hidupX(2) = Indeks pendidikan

= 2/3 indeks melek huruf + 1/3 indeks rata­ratalama sekolah

X(3) = Indeks standar hidup layakMasing­masing indeks komponen IPM tersebut

merupakan perbandingan antara selisih suatu nilaiindikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilaimaksimum dan nilai minimum indikator yangbersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagaiberikut:

Dimana:

X(1) : Indikator ke­i (i = 1, 2, 3)X(2) : Nilai maksimum sekolah X(i)X(3) : Nilai minimum sekolah X(i)

Nilai maksimum dan nilai minimum indikatorX(i). Seperti terlihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Nilai Maksimum dan MinimumKomponen IPM

Fenomena kemiskinan­kemiskinan di Indonesiamerupakan potret kehidupan masyarakat desa, karena75% dari masyarakat miskin berada di pedesaan. Ituartinya, sektor pertanian merupakan ruangpenyerapan tenaga kerja terbesar dibandingkan

dengan sektor lainnya (industri, sektor informal,perdagangan dan lainnya). Selain itu programpembangunan sumber daya di bidang kesehatanbertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatanmasyarakat, sedangkan sasarannya adalahmeningkatnya pelayanan kesehatan dasar.

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia padatahun 2005 tercatat 68.2, untuk Jawa Timur padatahun 1999 tercatat 61.8, tahun 2002 naik menjadi64.1, sedangkan pada tahun 2005 lalu mengalamikenaikan yang cukup signifikan yaitu 68.4. Posisi inimasih jauh dibandingkan dengan propinsi­propinsilain seperti Riau 73.6, Sumatera Utara 72.0, bahkanSulawesi Utara menempati urutan yang sangatmenggembirakan yaitu 74.3. Data lengkap dapatdilihat pada Tabel 6 berikut ini:

Tabel 6. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia

Sumber: Data diolah dari BPS­BAPENAS­UNDP,Indonesia Human Development Report,2004

Tingkat Propinsi Tahun 1999, 2002, 2005Kota­kota besar Keberhasilan program kesehatan

dan program pembangunan sosial ekonomi pada

Page 5: PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA …

Mulyono,1­7

Peningkatan Indeks PembangunanManusia Masyarakat Kota di

Surabaya

Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 Agustus­Desember 2018146

umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapanhidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnyadaya beli masyarakat akan meningkatkan aksesterhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhikebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyaipendidikan yang lebih baik sehingga memperolehpekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yangpada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat dan memperpanjang usia harapanhidupnya. Usia Harapan Hidup masyarakat kotaSurabaya menempati peringkat ke­4, lebih rendahdibandingkan dengan lainnya di Pulau Jawa.Perbandingan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7. Lamanya Usia Harapan Hidup MenurutKota

Sumber: Data diolah dari Indonesia HumanDevelopment Report, 2004

Jumlah penduduk laki­laki dan perempuan diperkotaan dan pedesaan di Indonesia yang melekhuruf sudah cukup besar, melek huruf adalah merekayang bisa membaca menulis huruf latin dan huruflainnya. Angka Buta Huruf menunjukkanketertinggalan sekelompok penduduk tertentu dalammencapai pendidikan.

Angka Buta Huruf ini juga merupakan cerminanbesar kecilnya perhatian pemerintah, baik pusatmaupun lokal terhadap pendidikan penduduknya.Persentase angka melek huruf masyarakat kotaSurabaya, baik laki­laki maupun perempuanmenempati urutan ke­4, lebih rendah dibandingkandengan kota­kota besar lainnya, seperti DKI Jakarta,Yogyakarta dan Bandung. Lebih lengkap dapat dilihatpada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Persentase Melek Huruf Laki­Laki danPerempuan Menurut Kota

Sumber: Data diolah dari Indonesia HumanDevelopment Report 2004

Lamanya Sekolah atau years of schooling adalahsebuah angka yang menunjukkan lamanya bersekolahseseorang dari masuk sekolah dasar sampai dengantingkat pendidikan terakhir. Lamanya bersekolahmerupakan ukuran akumulasi investasi pendidikanindividu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkanakan membantu meningkatkan pendapatan individutersebut. Rata­rata lama bersekolah dapat dijadikanukuran akumulasi modal manusia suatu daerah.Ukuran ini mengatasi masalah kekurangan estimasiyang tidak mengakomodir kelas tertinggi yang pernahdicapai individu. Tetapi, jumlah tahun bersekolah initidak mengindahkan kasus­kasus tidak naik kelas,putus sekolah yang kemudian melanjutkan kembali,dan masuk sekolah dasar di usia yang terlalu mudaatau sebaliknya. Sehingga nilai dari jumlah tahunbersekolah menjadi terlalu tinggi kelebihan estimasiatau bahkan terlalu rendah (underestimate). Surabayadalam bidang pendidikan lebih baik dibandingkandengan kota Semarang dan Bandung, Surabayamenempati urutan ke­3 setelah DKI Jakarta danYogyakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padaTabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Tahun Lamanya Sekolah Laki­LakiPerempuan Menurut Kota

Sumber: Data diolah dari Indonesia HumanDevelopment Report 2004

Dari uraian di atas dapat dikemukakan, bahwaIndeks Pembangunan Manusia Kota Surabaya belummenggembirakan, oleh karena itu permasalahan yangakan dikaji dalam penelitian ini adalah PeningkatanIndeks Pembangunan Manusia Masyarakat Kota diSurabaya.

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin diIndonesia, 1996­2007

Jumlah dan persentase penduduk miskin padaperiode 1996­2007 berfluktuasi dari tahun ke tahun.Pada periode 1996­1999 jumlah penduduk miskinmeningkat sebesar 13,96 juta karena krisis ekonomi,yaitu dari 34,01 juta pada tahun 1996 menjadi 47,97juta pada tahun 1999. Persentase penduduk miskinmeningkat dari 17,47 persen menjadi 23,43 persen

Page 6: PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA …

Mulyono,1­7

Peningkatan Indeks PembangunanManusia Masyarakat Kota di

Surabaya

Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 Agustus­Desember 2018147

pada periode yang sama. Seperti terlihat pada Tabel10 berikut ini:

Tabel 10. Jumlah dan Persentase PendudukMiskin di Indonesia Tahun 1996­2007

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial EkonomiNasional (Susenas)

Pada periode 2000­2005 jumlah pendudukmiskin cenderung menurun dari 38,70 juta pada tahun2000 menjadi 35,10 juta pada tahun 2005. Secararelatif juga terjadi penurunan persentase pendudukmiskin dari 19,14 persen pada tahun 2000 menjadi15,97 persen pada tahun 2005. Namun pada tahun2006, terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin yangcukup drastis, yaitu dari 35,10 juta orang (15,97persen) pada bulan Februari 2005 menjadi 39,30 juta(17,75 persen) pada bulan Maret 2006. Jumlahpenduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2007sebesar 37,17 juta (16,58 persen), turun 2,13 jutadibandingkan dengan penduduk miskin pada bulanMaret 2006. Meskipun demikian, persentasependuduk miskin pada Maret 2007 masih lebih tinggidibandingkan keadaan Februari 2005, dimanapersentase penduduk miskin sebesar 15,97 persen.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulanMaret 2008 sebesar 34,96 juta orang (15,42 persen).Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret2007 yang berjumlah 37,17 juta (16,58 persen),berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,21juta. Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaanturun lebih tajam dari pada daerah perkotaan. Selamaperiode Maret 2007­Maret 2008, penduduk miskin didaerah perdesaan berkurang 1,42 juta, sementara didaerah perkotaan berkurang 0,79 juta orang.Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaandan perdesaan tidak banyak berubah. Pada bulanMaret 2007, sebagian besar (63,52 persen) penduduk

miskin berada di daerah perdesaan, sementara padabulan Maret 2008 persentase ini hampir sama yaitu63,47 persen.

Penduduk miskin Indonesia adalah pendudukyang memiliki rata­rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis kemiskinanmembedakan golongan orang kaya dan kelompokorang miskin dengan tolok ukur pendapatan perkapita per hari atau jumlah kalori yang dikonsumsisetiap orang perharinya. Kemiskinan juga dapatdiukur dengan jumlah kalori yang dikonsumsi setiaporang­ setiap hari. BPS menggunakan kalori sebagaitolok ukur kemiskinan sebesar 2.100/kapita/hari.Sedang Bank Dunia menggunakan kalori sebagaitolok ukur kemiskinan sebesar 2.200/orang/hari.

Tepat pada garis kemiskinan itu sendiri, si kayadan si miskin tidak dapat dibedakan. Tetapi apabilamakin menjauhi garis kemiskinan, jurang perbedaansi kaya dan si miskin makin lebar. Garis kemiskinanjuga berbeda antara kota dan desa, desa dengan desalain, negara dan negara, tergantung dari tolak ukuryang digunakan. Indonesia menggunakan tolok ukurkemiskinan dengan Upah Minimum Regional(UMR). Selama Maret 2007­Maret 2008, GarisKemiskinan naik sebesar 9,56 persen, yaitu dariRp.166.697,­ per kapita per bulan pada Maret 2007menjadi Rp.182.636,­ per kapita per bulan padaMaret 2008. Jumlah dan persentase penduduk miskinmenurut propinsi mulai Maret 2007 sampai dengantahun 2008 menurut Susenas Panel Maret 2007 danMaret 2008 adalah seperti pada Tabel 10 yang sudahberlalu.

Kondisi Demografis Kota SurabayaBerdasarkan data Surabaya Dalam Angka,

jumlah penduduk Kota Surabaya terus meningkat.Hal ini disebabkan perkembangan penduduk yangcenderung meningkat disebabkan baik olehperkembangan penduduk secara alami(perkembangan penduduk yang disebabkan olehtingkat kelahiran lebih tinggi daripada tingkatkematian) maupun perkembangan penduduk karenaadanya migrasi (perkembangan penduduk yangdisebabkan oleh jumlah penduduk pendatang lebihbesar daripada penduduk yang pindah).

Berdasarkan data Badan PerencanaanPembangunan Kota (Bappeko) Kota Surabaya angkakemiskinan dari tahun 2005­2007 terus mengalami

Page 7: PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA …

Mulyono,1­7

Peningkatan Indeks PembangunanManusia Masyarakat Kota di

Surabaya

Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 Agustus­Desember 2018148

kenaikkan. Mulai 111.233 KK (atau 377.832 jiwa)pada tahun 2005, 113.129 KK (atau 379.269 Jiwa)pada tahun 2006, dan 126.724 KK (431.331 jiwa)pada tahun 2007 Sedangkan dilihat dari anggaranyang dikucurkan setiap tahun juga mengalamikenaikan, pada tahun 2005 anggaran untukpengentasan kemiskinan mencapai Rp 150 milyar,tahun 2006 Rp 188 milyar, dan tahun 2007 Rp 229milyar.

Banyaknya penduduk pendatang yang menetapdi Kota Surabaya dari tahun 2000 sampai dengantahun 2004 cenderung menurun namun karenajumlahnya lebih banyak dibandingkan banyaknyapenduduk yang pindah, maka kondisi ini mendorongkenaikan jumlah penduduk di Kota Surabaya. Sepertiterlihat pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11. Jumlah Penduduk, Penduduk Datang,Penduduk yang Pindah, BanyaknyaKelahiran dan Banyaknya KematianYang Dilaporkan Di Kota SurabayaTahun 2000 ­ 2004

Sumber: Diolah dari Surabaya Dalam Angka Tahun2000 – Tahun 2004

PENUTUP

Kesimpulan1. Kepemimpinan, partisipasi Sosial, Instrumen danInfrastruktur, sumber keuangan berpengaruh denganbaik. Untuk peningkatan IPM Masyarakat Miskin diWilayah Perkotaan Surabaya.

2. Aspek ketidakstabilan sumber Keuanganberpengaruh terhadap ketikstabilan terhadapPeningkatan IPM Masyarakat Miskin/wilayahPerkoataan di Surabaya.

Saran­SaranSarana dan Prasarana menunjukkan pengaruh

nyata dan positif terhadap Peningkatan IndeksPembangunan Manusia Masyarakat Miskin Kota diSurabaya. Iinfrastruktur yang memadai, lingkunganyang kondusif dan transportasi yang mudah, sertakemudahan dari petugas sebagai penghubung danmotivator program­program pemerintah yangditujukan kepada masyarakat, khususnya masyarakatmiskin kota, maka akan mempermudah pencapaianPeningkatan Indeks Pembangunan Manusia di KotaSurabaya.

DAFTAR PUSTAKABPS, Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks Mutu Hidup

Kota Surabaya, Surabaya, 2006.BPS, Data Statistik Indonesia, 2008BPS­BAPPENAS­UNDP, Indonesia Human Development

Report, 2004Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Gunung Agung,

Jakarta, 1984.Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi

Aksara .Jakarta. 1988Pidarta, M. Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan

Pendekatan Sistem. Rineka Cipta, Jakarta. 2005Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan Kedelapan.

Alfabeta. Bandung. 2011Suyono, Haryono, Pemberdayaan Masyarakat, Khanata, Jakarta.

2005

Page 8: PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA …

Mulyono,1­7

Peningkatan Indeks PembangunanManusia Masyarakat Kota di

Surabaya

Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 Agustus­Desember 2018149