peningkatan hasil belajar matematika siswa...

Download PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/8/T1_262010741... · Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

If you can't read please download the document

Upload: doannga

Post on 27-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 50

    LAMPIRAN LAMPIRAN

  • 51

    Pendekatan kontekstual menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong

    guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.

    Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan

    penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan

    siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan

    baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut Johnson (2002) kontekstual adalah sebuah

    proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat di dalam materi akademik

    yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan

    koteks dalamkehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, social

    dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen

    berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang

    berarti melakukan pembelajaran yang diatur sediri, melakukan kerjasama, membantu

    individu untuk tumbuh dan berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar

    yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.

    2.1.1.2.Komponen Pendekatan Kontekstual

    Pedekatanan Kontekstual menurut (Sanjaya, 2004) melibatkan tujuh komponen

    utama, yaitu Konstruktivisme (Construkvism), bertanya (questioning), menemukan

    (inquiry), masyarakat belajar (learning komonity), pemodelan (modelling), dan penilaian

    sebenarnya (authentic assessment).

    Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru

    dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme,

    pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikonstrusi oleh diri seseorang. Oleh sebab

    itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi bahan

    pengamatan dan kemampuan subyek untuk mengintrepretasi obyek tersebut. Asumsi ini

  • 52

    melalandasi pendekatan kontekstual pada dasarnya mendorong agar siswa bisa

    mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman nyata yang

    dibangun oleh individu si pembelajar.

    Inquiry, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan

    melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum inquiry dapat dilakukan melalui

    beberapa langkah yaitu: 1) merumuskan masalah, 2) mengajukan hipotesa, 3)

    mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis, 5) membuat kesimpulan.

    Penerapan asas inquiry pada kontekstual dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang

    ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai

    merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat

    menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai dasar pembentukan kreatifitas.

    Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan

    adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam pendekatan

    kontekstual guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa

    dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri.

    Masyarakat belajar (learning community) didasarkan pada (Depdiknas,2003)

    bahwa pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan

    orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan

    bantuan orang lain untuk saling membutuhkan. Dalam pendekatan kontekstual hasil

    belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok,

    sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat

    diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu

    tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran.

    Pemodelan (modelling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan

    suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh, membaca berita, membaca

    lafal bahasa, mengoperasikan instrument memerlukan contoh agar siswa dapat

    mengerjakan dengan benar.

    Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya

    dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa

    pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik

    yang bernilai positif atau tidak bernilai negatif. Melalui refleksi siswa akan dapat

  • 53

    memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khasanah

    pengetahuannya.

    Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan

    informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan

    untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, penilaian ini berguna

    untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap

    perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun psikomotorik.

    2.1.1.3. Pola/Skenario Pendekatan Kontekstual

    Contoh-contoh berikut menunjukkan beraneka macam cara yang dilakukan oleh

    guru di kelas untuk menghubungkan mata pelajaran akademik dengan konteks siswa itu

    sendiri. Mereka menunjukkan bahwa pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam

    pendekatan kontekstual cocok diterapkan mulai dari Sekolah Dasar hingga Universitas.

    Contoh pengaitan dalam pendekatan kontekstual di kelas

    Di kelas VI para guru mendorong siswa untuk membaca, menulis, dan berfikir

    secara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada persoalan-persoalan kontroversial

    di lingkungan atau masyarakat mereka. Kelas dibagi lima kelompok. Setiap kelompok

    memilih sebuah persoalan yang kontroversial dan menelitinya. Mereka melakukan

    penelitian di perpustakaan, melakukan survey lapangan, dan mewancarai pejabat

    setempat mengenai persoalan yang sedang diteliti. Mereka menyajikan penemuan-

    penemuan dalam bentuk presentasi disertai foto, gambar, dan diagram. Mereka

    menyampaikan penemuan-penemuan tersebut di depan khalayak yang terdiri dari teman

    sekelas.

    2.1.1.4.Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual

    Secara sederhana langkah pendekatan kontekstual dalam kelas secara garis

    besar adalah sebagai berikut :

    1). Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja

    sendiri, menemukan sendiri, dan mengontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan

    barunya.

    2). Pelaksanaan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik.

    3). Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

    4). Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)

  • 54

    5). Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

    6). Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

    7). Melakukan penilaian yang sebenarnya.

    2.1.1.5. Ciri Kelas yang Menggunakan Pendekatan Kontekstual

    1) Pengalaman nyata, 2) kerjasama,saling menunjang, 3) gembira,belajar dengan

    bergairah, 4) pembelajaran terintegrasi, 5) Menggunakan berbagai sumber, 6) Siswa aktif

    dan kritis, 7) menyenangkan, tidak membosankan, 8) sharing dengan teman, 9) guru

    kreatif.

    2.1.2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

    Banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas

    pembelajaran dengan memberikan layanan bimbingan belajar diantaranya oleh Khosim

    (2007) yang berjudul Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD melalui

    penggunaan pendekatan kontekstual. Menyimpulkan hasil penelitian bahwa dengan

    pendekatan yang diberikan dalam pembelajaran, ternyata siswa yang mengalami

    permasalahan dapat menampakkan adanya perubahan yang cukup baik.

    Persamaan penelitian Khosim dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak

    pada pendekatan kontekstual.

    Masalah penelitian yang dilakukan ada perbedaan dengan yang dilakukan peneliti

    antara lain, penarikan akar pangkat tiga bilangan kubik dengan peningkatan hasil belajar

    bangun ruang.

    Setelah dilaksanakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar matematika

    siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari tentang penggunaan pendekatan kontekstual semester

    1 tahun 2011/2012, variabel penelitian ini adalah variabel peningkatan hasil belajar dengan

    pendekatan kontekstual. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari

    semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.

    Pada dasarnya untuk pembelajaran siswa SD perlu diterapkan pendekatan

    kontekstual sehingga tumbuh rasa senang terhadap pelajaran matematika. Dengan

    menumbuhkan rasa senang inilah menjadikan awal tumbuhnya peningkatan hasil belajar

    matematika.

  • 55

    2.1.3. Kerangka Pikir

    Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar

    matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa

    masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan

    tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan

    kontekstual dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran

    pangkat tiga dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

    Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai berikut :

    Gambar 2.1.3. Skema Gambaran Kerangka Berfikir

    KONDISI

    AWAL

    Guru.

    Belum

    menggunakan

    pendekatan

    kontekstual

    Siswa :

    Hasil belajar

    matematika pada

    panarikan akar

    pangkat tiga

    bil.kubik masih

    rendah

    Dalam

    Pembelajaran

    guru

    menggunakan

    Pendekatan

    Konetkstual

    SIKLUS I

    Dalam pembelajaran

    Matematika guru

    menggunakan

    pendekatan

    kontekstual

    TINDAKAN

    KONDISI

    AKHIR

    SIKLUS II

    Dalam pembelajaran

    Matematika guru

    menggunakan

    pendekatan

    kontekstual

    Diduga melalui

    Pembelajaran

    dgn.Pendekatan

    Kontekstual

    dapat

    meningkatkan

    hasil belajar

    Matematika

    pada

    pengakaran

    pangkat tiga

    dari bilangan

    kubik.

  • 56

    2.1.4. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan , maka

    hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika Guru

    menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika

    dalam menentukan pengakaran pangkat tiga bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3

    Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan semester 1 tahun 2011/2012.

  • 57

    Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan

    dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh

  • 58

    sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan

    antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

    Dalam pembelajaran Matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses

    penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pemebelajaran dan kemudian dilanjutkan

    dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki

    oleh siswa.

    2.1.1.2.Fungsi dan tujuan

    Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui

    kegiatan penerapan konsep-konsep, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir

    dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik,

    diagram, dalam menjelaskan gagasan.

    Tujuan Pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis,

    logis, kritis, kreatif dan konsisten.

    2.1.1.3.Ruang Lingkup

    Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat kompetensi

    matematika yang dilakukan dan harus dicapai oleh siswa pada akhir periode

    pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan,

    .pengukuran dan Geometri, Aljabar, Statistika dan Peluang, Trigonometri, dan Kalkulus.

    2.1.1.4.Standart Kompetensi Lintas Kurikulum

    Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan hidup dan belajar

    sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman

    belajar.

    2.1.1.5.Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika.

  • 59

    1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan symbol, table, grafik,

    atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah

    2) Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam

    membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan

    matematika.

    3) Menunjukkan kemampuan strategis dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan

    menyelesaikan mata pelajaranl matematika dalam pemecahan masalah.

    4) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan

    Kecakapan tersebut dicapai, dengan memilih materi matematika melalui aspek berikut:

    1) Bilangan kubik

    (a) Membagi bilangan kubik dengan bilangan prima ( membuat pohon faktor).

    (b) Menggunakan penerapan konsep mencoba mencoba.

    2) Pengukuran dan geometri

    (a) Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga pada volume kubus.

    (b) Melakukan operasi hitung yang melibatkan volume, dan satuan pengukuran bilangan

    kubik.

    (c) Menaksir ukuran ( misal volume ) dari benda atau bangun geometri.

    (d) Mengaplikasikan konsep mencari akar pangkat tiga dari empat sampai enam digit

    lebih mudah dengan menggunakan jurus konsep mencoba.

    3) Peluang dan Statistika

    (a) Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data

    (b) Menentukan dan menafsirkan peluang suatu kejadian dan ketidak pastian.

    2.1.1.6.Standart Komptensi mata pelajaran matematika Sekolah Dasar

    Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang

    sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan

    pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk Mencapai kompetensi tersebut dipilih

    materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan.Tingkat kedalaman

    materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.

    Secara rinci Standar Kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

    1).Bilangan

    (a) Menggunakan bilangan kubik dalam pemecahan masalah

  • 60

    (b) Menggunakan penerapan konsep jurus mencoba dalam pemecahan masalah

    (c) Menggunakan konsep bilangan kubik dalam pemecahan masalah

    (d) Melakukan operasi hitung bilangan kubik serta menggunakannya dalam pemecahan

    masalah

    2). Pengukuran dan geometri

    (a) Melakukan pengukuran bangun kubus yang berkaitan dengan bilangan kubik

    (b) Melakukan pengukuran volume bangun kubus dan menggunakannya dalam

    pemecahan masalah

    (c) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menentukan

    kesimetrian bangun datar serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

    3). Pengelolaan data

    Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.

    2.1.1.7.Rambu-rambu

    1) Standar kompetensi ini merupakan acuan bagi guru di sekolah untuk menyusun silabus

    atau perencanaan pembelajaran.

    2) Kemahiran matematika merupakan kecakapan matematika yang perlu dimiliki siswa

    yang pembelajarannya tidak dibelajarkan tersendiri tetapi diintegrasikan dalam materi

    matematika. Kemahiran matematika disajikan secara ekplisit, dalam kurikulum ini agar

    menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan

    pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.

    3) Kompetensi dasar yang tertuang dalam standar kompetensi ini merupakan kompetensi

    minimal yang dapat dikembangkan oleh sekolah.

    4) Standar ini dirancang untuk melayani semua kelompok siswa, dalam hal ini, guru perlu

    mengenal dan mengidentifikasi kelompok-kelompok tersebut.

    5) Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

    adalah:

    (a) Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus , konsep, atau prinsip dalam

    matematika melalui bimbingan guru agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan

    menemukan sesuatu.

  • 61

    (b) Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika

    yang mencakup masalah tertutup, mempunyai solusi tunggal, terbukti atau masalah

    dengan berbagai cara penyelesaian.

    (c) Beberapa ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah adalah

    (1) Memahami soal, memahami dan mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang

    ditanyakan, diminta, untuk dicari, atau dibuktikan

    (2) Memilih pendekatan atau trategi pemecahan: misalkan menggambarkan masalah

    dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan pengetahuan aljabar yang

    diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model atau kalimat matematika.

    (3) Menyelesaikan model: melakukan operasi hitung secara benar dalam menerapkan

    strategi untuk mendapatkan solusi dari masalah.

    (4) Menafsirkan solusi: menerjemahkan hasil opersi hitung dari model atau kalimat

    metematika untuk menentukan jawaban dari masalah semula.

    (d) Dalam setiap pemebelajaran, guru hendaknya memperhatikan penguasan materi

    prasyarat yang diperlukan

    (e) Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya memulai dengan

    pngenalan masalah yang sesuai dengan situasi(contextual problem), dengan

    mengajukan masalah-masalah yang kontekstual, siswa secara bertahap, dibimbing

    untuk menguasai konsep-konsep matematika.

    6) Guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi

    suatu pemebelajaran.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

    (c) Penilaian yang bersifat nasional mengacu pada standar kompetensi ini.

    (d) Beberapa kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah:

    (1) Pemahaman konsep, siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi

    dan memberi contoh atau bukan contoh konsep.

    (2) Prosedur, siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar

    dan tidak benar

    (3) Komunikasi, siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika

    secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan.

    (4) Penalaran,siswa mampu memeberikan alasan induktif dan deduktif sederhana.

  • 62

    (5) Pemecahan masalah, siswa mampu memahami masalah, memilih strategi,

    penyelesaiaan, dan menyelesaikan masalah.

    2.1.2 .Hakekat Belajar

    Menurut teori belajar Behavioristik, belajar merupakan perubahan perilaku.

    Khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar.

    Sedangkan menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme

    berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Secara populer maupun khusus yang

    terdapat dalam buku belajar dan pembelajaran, belajar dapat diartikan sebagai berikut:

    a. Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

    dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

    pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (WS Winkel,1989:36)

    b. Belajar merupakan proses perubahan yang relative menetap sebagai hasil

    pengalaman-pengalaman atau praktik (David R Skaffer,1995)

    c. Belajar menurut aliran Behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati,

    yang terjadi karena adanya hubungan antara stimulus dengan respon menurut prinsip-

    prinsip yang mekanistik(Sifert,1983)

    Terjadinya proses belajar mengajar membutuhkan situasi yang khusus bagi

    masing-masing individu.

    Belajar mempunyai ciri-ciri antara lain:

    a. Belajar itu membawa perubahan tingkah laku, aktual maupun potensial

    b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

    c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha ( Sumadi Suryobroto,1955;249)

    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar:

    a. Faktor individual

    Yaitu faktor fisiologis dan psikologis

    b.Faktor sosial

    Yaitu factor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang berasal dari luar diri individu itu

    sendiri, seperti guru, kurikulum, bahan pelajaran, strategi, saran dan prasarana

  • 63

    2.1.3. Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh hasil sebenarnya didapat, maksudnya

    hasil atau kemampuan yang telah dicapai seseorang setelah orang tersebut melakukan

    tindakan perbuatan atau kegiatan tersebut. (Muhtar Bukori,1984;94)

    Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah hasil maksimal yang dicapai

    oleh siswa SDN 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan setelah

    melakukan proses pembelajaran.

    Hasil belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor intern

    yaitu factor dari dalam diri siswa yang meliputi faktor kematangan, keadaan fisik/jasmani,

    kemauan, umur dan faktor ekstern yaitu faktor dari luar diri siswa yang meliputi faktor

    sosial, pengaturan proses pembelajaran di sekolah faktor situasional.

    2.1.4. Hasil Belajar Matematika Pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik

    Yaitu hasil maksimal yang dicapai oleh siswa Kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari,

    pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran matematika kompetensi

    dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik.

    2.1.5.Hakekat pembelajaran

    Pemebelajaran merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk membentuk

    watak, peradaban dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta mengembangkan

    kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam

    kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Kegiatan pemebelajaran perlu memberdayakan

    semua potensi peserta didik untuk mnguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan

    diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap

    individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat

    belajar.

    Dengan demikian kegiatan pembelajaran perlu:

    f. Berpusat pada peserta didik

    g. Mengembangkan kreativitas peserta didik

    h. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang

    i. Bermuatan nilai, etika, logika, dan kinestika (gerak)

    j. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam

  • 64

    Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai strategi dan metode

    pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Dalam hal

    ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan,meningkatkan kompetensi,

    krteatifitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan

    kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban

    dan martabat bangsa.

    Pada saat sekarang ini kegiatan pembelajaran yang sedang dikembangkan adalah

    pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar berbasis kompetensi yang berpedoman

    pada Kurikulum berbasis kompetensi.

    Adapun prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar pada Kurikulum Berbasis Kompetensi

    adalah:

    i. Berpusat pada siswa

    Siswa memiliki beda minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar.

    Ada siswa yang lebih mudah dengar-baca, yang lain lebih mudah melihat, ada dengan

    kinestestika (gerak). Sehingga pemebelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran,

    waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam.sesuai karakteristik. Kegiatan

    belajar mengajar menempatkan siswa sebagai subyek belajar, memperhatikan bakat,

    minat, kemampuan, strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa.

    Belajar dengan melakukan kegiatan belajar mengajar atau proses pemebelajaran adalah

    merupakan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja yang terkait

    dengan konsep, kaidah dan prinsip disiplin sains

    j. Mengembangkan kemampuan sosial

    Siswa memahami melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya (teman dan guru).

    Diskusi saling bertanya, dan saling menjelaskan memungkinkan terjadinya perbaikan

    pemahaman siswa. Penyampaian ide siswa mempertajam, memantapkan dan

    menyempurnakan gagasan

    k. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan

    Siswa dilahirkan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan. Dua

    yang pertama merupakan modal dasar bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Fitrah ber

    Tuhan untuk taqwa kepada Tuhan.

    l. Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah

  • 65

    Untuk keberhasilan dalam kehidupan siswa, kegiatan pembelajaran dipilih dan

    dirancang agar mampu mendorong dan melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan

    masalah, menggunakan kemampuan kognitif, meta kognitif, dan merangsang siswa aktif

    mencari jawaban menggunakan prosedur ilmiah.

    b.Mengembangkan kreatifitas siswa

    Siswa memiliki potensi berbeda, polapikir, daya imajinasi, fantasi, ( pengandaian),

    dan hasil karya. Pembelajran dilaksanakan agar memberikan kesempatan dan kebebasan

    berkreasi, untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitasnya.

    m. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi

    Siswa mengenal penggunaan IPTEK sejak dini. Kegiatan Belajar Mengajar

    memberi peluang memperoleh informasi dari multi media dalam menyajikan materi dan

    media pembelajaran.

    n. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik

    Siswa memeperoleh kesadaran dan wawasan sebagai warga yang produktif, dan

    bertanggung jawab memberikan wawasan nilai-nilai moral dan sosial.

    o. Belajar sepanjang hayat

    Siswa perlu belajar sepanjang hidup untuk memperoleh ketahanan fisik dan

    mentalnya. Kegiatan belajar mengajar mendorong siswa untuk melihat dirinya secara

    positif, mengenali dirinya, kelebihan dan kekurangannya, mensyukuri anugerah Tuhan

    Yang Maha Esa. Membekali ketrampilan belajar, percaya diri, keingintahuan, memahami

    oranglain, berkomunikasi dan bekerja sama, belajar formal di sekolah dan informal di

    masyarakat.

    p. Perpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas

    Siswa berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritas. Memberikan

    kesempatan berkompetisi sehat, memperoleh insentif, bekerjasama dan solidaritas.

    Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,

    memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.

    Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi,

    memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat

    dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus

  • 66

    menghasilkan belajar,tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses

    belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat.

    Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah,

    sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran

    terjadi juga di lingkungan masyarakat, misalnya, pada saat kegiatan ko-kurikuler (kegiatan

    di luar kelas dalam rangka tugas suatu mata pelajaran), ekstra kurikuler(kegiatan di luar

    mata pelajaran, di luar kelas) dan ekstramural (kegiatan dalam rangka proyek belajar atau

    kegiatan di luar kurikulum yang diselenggarakan di luar kampus sekolah, seperti kegiatan

    perkemahan sekolah) Dengan demikian maka proses belajar bisa terjadi di kelas, dalam

    lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat termasuk dalam bentuk interaksi

    sosial kultural melalui media massa dan jaringan. Dalam konteks pendidikan non formal

    justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan

    masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa, dan jaringan internet. Hanya sebagian

    kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkngan pendidikan nonformal seperti pusat

    kursus. Yang lebih luas adalah belajar dan pembelajaran dalam konteks pendidikan

    terbuka dan jarak jauh, yang karakteristik peserta didiknya dan paradikma

    pembelajarannya, proses belajar dan pembelajaran bisa terjadi di mana saja, kapan saja

    tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu.

    Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan

    kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah proses belajar mengajar

    danpengajaran. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction.

    Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan

    yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is

    asset of events that lesrners in such a way that learning is facilitated (Gagne,Brigg,dan

    Wager,1992 :3)

    Kita lebih memilih istilah pembelajaran karena istilah pembelajaran mengacu pada

    segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau kita

    menggunakan kata pengajaran, kita membatasi diri hanya pada konteks tatap muka

    guru-siswa di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tidak

    dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak,

    program radio, program televisi, atau media lainnya. Tentu guru tetap memainkan peranan

  • 67

    penting dalam merancang setiap kegiatan pembelajran. Dengan demikian, pengajaran

    merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran.

    Kini, kita sudah memiliki konsep dasar pembelajaran seperti halnya dirumuskan

    dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni Pembelajaran

    adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

    lingkungan belajar Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta

    didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar.

    Dalam kamus Ilmiah Populer (Tim Prima Pena 2006:209) kata interaksi

    mengandung arti pengaruh timbale balik, saling mempengaruhi satu sama lain. Peserta

    didik, menurut Pasal 1 butir 4 UU nomor 20 tahun 3003 tentang sisdiknas adalah, anggota

    anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses

    pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sementara

    itu dalam Pasal 1 butir 6 UU Nomor 2003 tentang sisdiknas, Pendidik adalah tenaga

    kependidikan yang berkualifikasi sebagi guru, dosen, konselor, pamong belajar,

    widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan

    kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sumber belajar

    atau learning resources, secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

    digunakan oleh peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Jika dikelompokkan

    sumber belajar dapat berupa sumber belajar tertulis/cetakan, terekam tersiar, jaringan, dan

    lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual) lingkungan belajar atau learning environment

    adalah lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas,

    perpustakaan, sekolah, tempat kursus, warnet, keluarga, masyarakat, dan alam semesta.

    Dari pengertian di atas ciri utama pemebelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan

    peningkatan proses belajar siswa. Ini menunjukkan adanya kesengajaan dari pihak luar

    individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau

    secara kolektif dalam suatu system, merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran.

    Perlu diingat bahwa tidak semua proses belajar terjadi dengan sengaja. Di samping itu ciri

    lain dari pembelajaran adalah adanya interaksi yang sengaja diprogramkan. Interaksi

    tersebut terjadi antara peserta didik yang belajar derngan lingkungan belajarnya, baik

    dengan pendidik, siswa lainnya, media, dan atau sumber belajar lainnya. Ciri lain dari

    pembelajaran adalah komponen-komponen yang saling berkaiatan satu sama lain.

  • 68

    Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, kegiatan, dan evaluasi pemebelajaran.

    Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang diharapkan

    dimiliki siswa setelah mengikuti sustu pembelajaran tertentu. Materi pembelajaran adalah

    segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang

    telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi,

    metode, dan tehnik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain

    membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran

    dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajran dalam arti yang luas merupakan

    jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan

    peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.

    2.2. Hakekat Kontekstual

    Kontektual adalah keadaan atau masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan

    siswa, dimiliki oleh siswa dan merupakan pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan

    yang didapat oleh siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

    2.3. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

    Modul PLPG tahun 2011 pembelajaran dengan pendekatan CTL ( Contextual

    Teaching and learning ) merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang

    diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan

    antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

    sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pembelajaran dapat

    diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

    Dalam hal ini strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Siswa perlu

    mengerti apa yang dimaksud belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan

    bagaimana mencapainya, mereka harus menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna

    bagi hidupnya nanti.

    Dalam kelas kontekstual, tugas guru lebih banyak memberikan strategi daripada

    memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama

    untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru

    ( pengetahuan dan ketrampilan ) datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata

    guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

  • 69

    CTL hanyalah sebuah pendekatan yang mendasari strategi pembelajaran, seperti

    halnya strategi pembelajaran yang lain. CTL dikembangkan dengan tujuan agar

    pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan CTL dapat dijalankan

    tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.

    Di bawah ini dikemukakan ciri-ciri pendekatan CTL yang membedakannya dengan

    pendekatan tradisional .

    NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

    1 Siswa secara aktif terlibat dalam

    proses pembelajaran

    Siswa adalah penerima informasi

    secara pasif

    2 Siswa belajar dari teman melalui kerja

    kelompok, diskusi, saling mengoreksi

    Siswa belajar secara individual

    3 Pembelajaran dikaitkan dengan

    kehidupan nyata dan atau masalah

    yang disimulasikan

    Pembelajaran sangat abstrak dan

    sangat teoritis

    4 Perilaku dibangun atas dasar

    kesadaran diri

    Perilaku dibangun atas dasar

    kebiasaan

    5 Ketrampilan dikembangkan atas

    dasar pemahaman

    Ketrampilan dikembangkan atas

    dasar latihan

    6 Hadiah untuk perilaku baik adalah

    kepuasan diri

    Hadiah untuk perilaku baik adalah

    pujian atau nilai (angka) raport

    7 Seseorang tidak melakukan yang

    jelek karena dia sadar karena hal itu

    keliru dan merugikan

    Seseorang tidak melakukan hal yang

    jelek karena takut hukuman

    8 Bahasa diajarkan dengan pendekatan

    komunikatif, yakni siswa diajak

    menggunakan bahasa dalam konteks

    nyata

    Bahasa diajarklan dengan

    pendekatan struktural: rumus

    diterangkan sampai paham,

    kemudian dilatihkan (drill)

    9 Pemahaman rumus dikembangkan

    atas dasar skemata yang sudah ada

    dalam diri siswa

    Rumus itu ada diluar diri siswa yang

    harus diterangkan, diterima,

    dihafalkan, dan dilatihkan

  • 70

    10 Pemahaman rumus itu relatif berbeda

    antara siswa yang satu dengan siswa

    yang lainnya, sesuai dengan skemata

    siswa (ongoing process of

    development )

    Rumus adalah kebenaran absolut

    (sama untuk semua orang ). Hanya

    ada dua kemungkinan, yaitu

    pemahaman rumus yang salah atau

    pemahamn rumus yang benar

    11 Siswa menggunakan

    kemampuanberfikir kritis, terlibat

    penuh dalam mengupayakan

    terjadinya proses pembelajaran yang

    efektif, dan membawa skemata

    masing-masing ke dalam proses

    pembelajran

    Siswa secra pasif menerima rumus

    atau kaidah (membaca, mendengar-

    kan, mencatat, menghafal ) tanpa

    memberikan kontribusi ide dalam

    proses pembelajaran.

    12 Pengetahuan yang dimiliki

    manusia dikembangkan oleh

    manusia itu sendiri. Manusia

    menciptakan atau membangun

    poengetahuan dengan cara memberi

    arti dan memahami pengalamnnya

    Penetahuan adalah penangkapan

    terhadap serangkaian fakta, konsep,

    atau hukum yang berada di luar diri

    manusia

    13 Kebenaran selalu berkembang sesuai

    dengan fenomena yang ada,

    pengetahuan itu tidak pernah stabil,

    selalu berkembang (tentative and

    incomplete )

    Kebenaran bersifat absolute dan

    bersifat final

    14 Siswa bertanggung jawab memonitor

    dan mengembangkan pembelajran

    Guru penentu jalannya proses

    pembelajaran.

    15 Penghargaan terhadap pengalaman

    siswa sangat diutamakan

    Pembelajaran tidak memperhatikan

    pengalaman siswa

    16 Hasil belajar diukur dengan berbagai

    cara, proses bekerja, hasil karya,

    penampilan, rekaman, tes, dll

    Hasil belajar diukur hanya dengan tes

  • 71

    17 Pembelajaran terjadi di berbagai

    tempat, konteks, dan setting

    Pembelajaran hanya terjadi dalam

    kelas

    18 Penyesalan adalah hukuman dari

    perilaku jelek

    Sanksi adalah hukuman dari perilaku

    jelek

    19 Perilaku baik berdasar motivasi

    intrinsik

    Perilaku baik berdasar motivasi

    ekstrinsik

    20 Seseorang berperilaku baik karena

    dia yakin itulah yang terbaik dan

    bermanfaat

    Seseorang berperilaku baik karena

    dia terbiasa melakukan begitu,

    kebiasaan ini dibangun dengan

    hadiah yang menyenangkan

    a. Komponen Pendekatan CTL

    Ada tujuh komponen yang mencerminkan pelakanaan pendekatan CTL dalam

    pemebelajaran Matematika. Ke tujuh koponen tersebut bukan merupakan keharusan yang

    harus kesemuanya tercermin dalam setiap tatap muka pemebelajaran, akan tetapi akan

    sangat bergantung pada kompetensi yang akan dilatihkan. Untuk mencapai salah satu

    kompetensi kadang-kadang diperlukan ketujuh komponen pendekatan kontekstual. Akan

    tetapi untuk kompetensi yang lain biasa juga cukup dengan penerapan tiga atau empat

    komponen penedekatan kompetensi.

    Ke tujuh komponen tersebut adalah:

    1).Konstruktivisme (Contructivism)

    Kontrukstivosme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa

    pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui

    konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan seperangkat fakta,

    konsep, atau kaidah yang siap utuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi

    pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

    Dengan dasar itu, pemebelajaran harus dikemas menjadi proses konstruksi

    bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pemebelajaran, siswa membangun sendiri

    pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar-mengajar. Siswa

    menjadi pusat kegiatan bukan guru.

  • 72

    Dalam pandangan konstruktivis, strategi lebih diutamakan ketimbang mengingat

    pengetahuan, maka tugas guru adalah:

    d) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.

    e) memberi kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri

    f) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

    2) Menemukan (Inquiry )

    Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil

    mengingatfakta, tetapi hasil darimenemukan sendiri. Guru harus selalu merancang

    kegiatan yang merujuk pada kegiatan yang menemukan .apapun materi yang diberikan.

    a) a) Siklus inquiry

    1)) Observasi (observasion)

    2)) Bertanya (question)

    3)) Mengajukan dugaan (hypothesis)

    4)) Pengumpulan data (data gathering)

    5)) Penyimpulan (conclusison)

    b) Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiri )

    1)) Merumuskan masalah

    2)) Mengamati atau melakukan obserasi

    3)) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan, gambar, laporan, bagan,

    tabel, dan karya lain.

    4)) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru,

    atau audien yang lain.

    3) Bertanya (questioning)

    Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,

    membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa kegiatan beranya

    mrupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajran yang berbasis inquiri

    yaitu menggsali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan

    mengarahkan perhatian pada asfek yang belum diketahui.

    4) Masyarakat belajar (Learning Community)

    5) Pemodelan (Modelling)

    6) Refleksi ( reflection)

  • 73

    7) Penbilaian yang sebenarnya ( authentic assessment)

    b.Karakteristik pendekatan CTL

    Ada beberapa kegiatan dan situasi pendekatan yang mencerminkan pembelajaran

    berbasis kompetensi yaitu:

    1) Kerja sama

    2) Saling menunjang

    3) Menyenangkan, tidak membosankan

    4) Belajar dengan bergairah

    5) Pembelajaran terintegrasi

    6) Menggunakan berbagai sumber

    7) Siswa aktif

    8) Sharing dengan teman

    9) Siswa kritis guru kreatif

    10).Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar,

    artikel, humor dan lain-lain.

    11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil

    praktikem, karangan siswa, dan lain-lain.

    2.Kerangka Berfikir

    Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar

    matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa

    masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan

    tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan CTL

    dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga

    dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

  • 74

    Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai

    berikut :

    Dalam

    Pembelajaran

    guru

    menggunakan

    Pendekatan

    Konetkstual

    SIKLUS ,I

    Dalam

    pembelajaran

    Matematika guru

    menggunakan

    pendekatan

    kontekstual

    TINDAKAN

    KONDISI

    AKHIR

    Diduga melalui

    Pembelajaran

    dgn.Pendekatan

    Kontekstual

    dapat

    meningkatkan

    hasil belajar

    Matematika

    pada pengakaran

    pangkat tiga dari

    bilangan kubik.

    KONDISI

    AWAL

    Guru.

    Belum

    menggunakan

    pendekatan

    kontekstual

    Siswa :

    Hasil belajar

    matematika pada

    panarikan akar

    pangkat tiga

    bil.kubik masih

    rendah

    SIKLUS .II

    DalamPemb.mate

    matika guru

    menggunakan

    pendekatan

    Kontekstual

  • 75

    3.Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan, maka

    hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika Guru

    menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Kompetensi

    Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3

    Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun 2011/2012.

  • 76

    Pendekatan kontekstual menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang

    mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia

    nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

    dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan

    ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan

    ketrampilan baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut Johnson (2002) kontekstual adalah

    sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat di dalam materi

    akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik

    dengan koteks dalamkehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan

    pribadi, social dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi

    tujuh komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan

    pekerjaan yang berarti melakukan pembelajaran yang diatur sediri, melakukan kerjasama,

    membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk

    mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.

    2.1.1.2.Komponen Pendekatan Kontekstual

    Pedekatanan Kontekstual menurut (Sanjaya, 2004) melibatkan tujuh komponen

    utama, yaitu Konstruktivisme (Construkvism), bertanya (questioning), menemukan

    (inquiry), masyarakat belajar (learning komonity), pemodelan (modelling), dan penilaian

    sebenarnya (authentic assessment).

    Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru

    dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme,

    pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikonstrusi oleh diri seseorang. Oleh sebab

    itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi bahan

    pengamatan dan kemampuan subyek untuk mengintrepretasi obyek tersebut. Asumsi ini

    melalandasi pendekatan kontekstual pada dasarnya mendorong agar siswa bisa

    mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman nyata yang

    dibangun oleh individu si pembelajar.

    Inquiry, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan

    melalui proses berfikir secara sistematis. Secara umum inquiry dapat dilakukan melalui

    beberapa langkah yaitu: 1) merumuskan masalah, 2) mengajukan hipotesa, 3)

    mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis, 5) membuat kesimpulan.

  • 77

    Penerapan asas inquiry pada kontekstual dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang

    ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai

    merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat

    menumbuhkan sikap ilmiah, rasional sebagai dasar pembentukan kreatifitas.

    Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan

    adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam pendekatan

    kontekstual guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa

    dengan bertanya agar siswa dapat menemukan jawabannya sendiri.

    Masyarakat belajar (learning community) didasarkan pada (Depdiknas,2003)

    bahwa pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan

    orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan

    bantuan orang lain untuk saling membutuhkan. Dalam pendekatan kontekstual hasil

    belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok,

    sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat

    diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu

    tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran.

    Pemodelan (modelling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan

    suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh, membaca berita, membaca

    lafal bahasa, mengoperasikan instrument memerlukan contoh agar siswa dapat

    mengerjakan dengan benar.

    Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya

    dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa

    pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik

    yang bernilai positif atau tidak bernilai negatif. Melalui refleksi siswa akan dapat

    memperbaharui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khasanah

    pengetahuannya.

    Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan

    informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan

    untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, penilaian ini berguna

    untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap

    perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun psikomotorik.

  • 78

    2.1.1.3. Pola/Skenario Pendekatan Kontekstual

    Contoh-contoh berikut menunjukkan beraneka macam cara yang dilakukan oleh

    guru di kelas untuk menghubungkan mata pelajaran akademik dengan konteks siswa itu

    sendiri. Mereka menunjukkan bahwa pengaitan-pengaitan yang dilakukan dalam

    pendekatan kontekstual cocok diterapkan mulai dari Sekolah Dasar hingga Universitas.

    Contoh pengaitan dalam pendekatan kontekstual di kelas

    Di kelas VI para guru mendorong siswa untuk membaca, menulis, dan berfikir

    secara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada persoalan-persoalan kontroversial

    di lingkungan atau masyarakat mereka. Kelas dibagi lima kelompok. Setiap kelompok

    memilih sebuah persoalan yang kontroversial dan menelitinya. Mereka melakukan

    penelitian di perpustakaan, melakukan survey lapangan, dan mewancarai pejabat

    setempat mengenai persoalan yang sedang diteliti. Mereka menyajikan penemuan-

    penemuan dalam bentuk presentasi disertai foto, gambar, dan diagram. Mereka

    menyampaikan penemuan-penemuan tersebut di depan khalayak yang terdiri dari teman

    sekelas.

    2.1.1.4.Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual

    Secara sederhana langkah pendekatan kontekstual dalam kelas secara garis

    besar adalah sebagai berikut :

    1). Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja

    sendiri, menemukan sendiri, dan mengontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan

    barunya.

    2). Pelaksanaan sejauh mungkin kegiatan inkuiry untuk semua topik.

    3). Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

    4). Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)

    5). Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

    6). Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

    7). Melakukan penilaian yang sebenarnya.

    2.1.1.5. Ciri Kelas yang Menggunakan Pendekatan Kontekstual

    1) Pengalaman nyata, 2) kerjasama,saling menunjang, 3) gembira,belajar dengan

    bergairah, 4) pembelajaran terintegrasi, 5) Menggunakan berbagai sumber, 6) Siswa aktif

  • 79

    dan kritis, 7) menyenangkan, tidak membosankan, 8) sharing dengan teman, 9) guru

    kreatif.

    2.1.2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

    Banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas

    pembelajaran dengan memberikan layanan bimbingan belajar diantaranya oleh Khosim

    (2007) yang berjudul Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VI SD melalui

    penggunaan pendekatan kontekstual. Menyimpulkan hasil penelitian bahwa dengan

    pendekatan yang diberikan dalam pembelajaran, ternyata siswa yang mengalami

    permasalahan dapat menampakkan adanya perubahan yang cukup baik.

    Persamaan penelitian Khosim dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak

    pada pendekatan kontekstual.

    Masalah penelitian yang dilakukan ada perbedaan dengan yang dilakukan peneliti

    antara lain, penarikan akar pangkat tiga bilangan kubik dengan peningkatan hasil belajar

    bangun ruang.

    Setelah dilaksanakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar matematika

    siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari tentang penggunaan pendekatan kontekstual semester

    1 tahun 2011/2012, variabel penelitian ini adalah variabel peningkatan hasil belajar dengan

    pendekatan kontekstual. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 3 Bandungsari

    semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.

    Pada dasarnya untuk pembelajaran siswa SD perlu diterapkan pendekatan

    kontekstual sehingga tumbuh rasa senang terhadap pelajaran matematika. Dengan

    menumbuhkan rasa senang inilah menjadikan awal tumbuhnya peningkatan hasil belajar

    matematika.

    2.1.3. Kerangka Pikir

    Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar

    matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa

    masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan

    tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan

  • 80

    kontekstual dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran

    pangkat tiga dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

    Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai berikut :

    Gambar 2.1.3. Skema Gambaran Kerangka Berfikir

    2.1.4. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan , maka

    hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika Guru

    menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika

    KONDISI

    AWAL

    Guru.

    Belum

    menggunakan

    pendekatan

    kontekstual

    Siswa :

    Hasil belajar

    matematika pada

    panarikan akar

    pangkat tiga

    bil.kubik masih

    rendah

    Dalam

    Pembelajaran

    guru

    menggunakan

    Pendekatan

    Konetkstual

    SIKLUS I

    Dalam pembelajaran

    Matematika guru

    menggunakan

    pendekatan

    kontekstual

    TINDAKAN

    KONDISI

    AKHIR

    SIKLUS II

    Dalam pembelajaran

    Matematika guru

    menggunakan

    pendekatan

    kontekstual

    Diduga melalui

    Pembelajaran

    dgn.Pendekatan

    Kontekstual

    dapat

    meningkatkan

    hasil belajar

    Matematika

    pada

    pengakaran

    pangkat tiga

    dari bilangan

    kubik.

  • 81

    dalam menentukan pengakaran pangkat tiga bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3

    Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan semester 1 tahun 2011/2012.

  • 51

    Lampiran I:

    RENCANA PEMBELAJARAN PRA SIKLUS

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas : VI

    Semester : I

    Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 2 Jam pelajaran )

    Pelaksanaan : 4 Oktober 2011

    A. Standar Kompetensi

    5. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

    B. Kompetensi Dasar

    5.2. Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan

    akar dan pangkat.

    C. Indikator

    Kognitif

    Menyebutkan bilangan bilangan kubik

    Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui

    volumenya.

    Afektif

    Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik.

    Psikomotorik

    Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya.

    Mengerjakan soal-soal tes.

    D. Tujuan Pembelajaran

    a. Kognitif

    Produk :

    1. Disediakan tabel bilangan 1 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik

    dengan cara melingkarinya dengan benar.

    2. Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan

    bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar.

  • 52

    Proses :

    3.Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat

    menghitung

    panjang kubus dengan benar.

    b. Afektif

    4.Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari

    bilangan kubik dengan benar.

    c. Psikomotorik

    5. Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat

    mengukur

    panjang rusuk kubus dengan benar.

    E. Materi Pembelajaran

    Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga.

    ( terlampir )

    F. Model dan Metode Pembelajaran

    a. Model Pembelajaran

    b. Metode Pembelajaran :

    1. Diskusi

    2. Ceramah

    3. Pemberian tugas

  • 53

    G. Kegiatan Pembelajaran

    Aktifitas Belajar Peran Guru

    Kegiatan awal ( 10 menit )

    -Pengkondisian kelas

    a.Apersepsi

    Apakah tempat kapur tulis itu?

    b.Orientasi

    Mengkomunikasikan tujuan

    pembelajaran dan kegiatan siswa

    yang akan dilakukan.

    c.Motifasi

    -Apakah anak-anak sudah

    sarapan pagi?ya..kalau sudah

    bagus. anak-anak hari ini ternyata

    sehat-sehat semua,mari kita lan-

    jutkan pelajaran matematika.

    Kegiatan inti ( 45 menit )

    a. Eksplorasi

    - Siswa melingkari bilangan kubik

    pada tabel data.

    -Siswa menentukan faktoriasi

    prima pada bilangan kubik

    -Siswa mengukur kotak kubus.

    -Siswa berdiskusi

    b. Elaborasi

    -Siswa mempresentasikan hasil

    diskusi

    c. Konfirmasi

    -Siswa memberikan jawaban

    hasil diskusi.

    Penutup ( 15 menit )

    -Siswa mengerjakan tes

    -Pemberian nilai

    -Mencatat PR

    -Salam

    Mengulas jawaban siswa.

    Guru memotivasi siswa

    Guru membimbing siswa

    Guru memandu siswa

    Guru membimbing siswa

    Guru membagikan soal tes

    Guru menilai

    Guru memberikan PR

    Salam.

  • 54

    H.Penilaian

    1. Prosedur : Penilaian proses dan hasil

    2. Bentuk : Tes

    3. Jenis : Tes tertulis

    4. Instrumen : Terlampir

    I. Sumber Belajar dan Media

    - Alat dan bahan

    1.Alat : Mistar,kubus

    2.Bahan :

    3.Media : Tabel angka

    Pohon faktor.

    3.375 1.125 375 125 25

    1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,

    26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,

    48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,

    70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91,

    92,93,94,95,96,97,98,99,100.

    3

    3

    3

    3

    3

  • 55

    a. Sumber Belajar :

    YD.Sumanto( 2008 ) Gemar Matematika 6 untuk

    kelas 6 SD.Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas halaman 27-30

  • 56

    Lampiran II:

    Soal Tes Ujicoba

    Mata Pelajaran : MATEMATIKA

    NAMA : ______________________No: ____

    Soal Tes Siklus 1.

    Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang benar !

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6. 53 + 33 = ... + ... = ...

    7.

    8.

    9.

    .... + ....

    .... - ....

    .

    11.

    12.

    13. Arif membawa kardus yang panjang rusuknya 15 cm.

    Berapa cm3 volume kardus tersebut ?

    Jawab :

    Volume kardus = _______________________________cm3

    14. Aku bilangan kubik jika aku dikalikan bilangan berapapun hasilnya

    adalah bilangan itu sendiri.Berapakah aku ?

    Jawab :___________________________

    15. Amir mendapat tugas sekolah membuat kubus.Ukuran kubusnya

    diketahui volumenya 5.832 cm3 .Berapa cm panjang kawat yang

    diperlukan untuk membuat kubus tersebut ?

    Jawab:_____________________________________________

    ___________________________________________

  • 57

    KUNCI JAWABAN :

    1. 9

    2. 21

    3. 15

    4. 8 + 9 = 17

    5. 13 + 22 = 35

    6. 125 + 27 = 152

    7. 6 + 3 = 9

    8. 18 + 5 - 4 = 19

    9. 7 + 13 20/2 = 10

    5 - 3

    10.

    11. 2

    12. 22 : 11 = 2

    13. Volume kardus = 15 x 15 x 15 = 3.375 cm3

    14. Aku adalah bilangan 1

    15. Rusuk kubus =

    Rusuk kubus 12 x 18 cm = 216 cm

    Jadi kawat yang diperlukan = 216 cm.

  • 58

    Lampiran III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A.Subyek Penelitian

    1. Lokasi Penelitian : SD Negeri 3 Bandungsari Kecamatan

    Ngaringan Kabupaten Grobogan.

    Waktu Penelitian : Siklus I : 4 Oktober 2011

    Siklus II : 25 Oktober 2011

    2. Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas/Semester : VI / 1

    3. Karakteristik Siswa :

    Sesuai dengan lokasi Sekolah Dasar dan tempat tinggal orangtua siswa dari

    SD Negeri 3 Bandungsari, yaitu di daerah pedesaan, maka sebagian besar

    siswa kurang memperhatikan pentingnya belajar.Apalagi ditunjang dengan

    kondisi lingkungan pondok pesantren yang kuat, seolah olah belajar ilmu

    umum bukan hal yang pokok . Dukungan orangtua juga kurang , bagi

    sebagian besar orangtua yang penting anaknya lulus Sekolah Dasar saja

    sudah cukup.

    B.Deskripsi Per Siklus

    Siklus I.

    1.Perencanaan

    Dalam kegiatan ini, peneliti dengan teman sejawat membicarakan hal-hal

    yang akan peneliti gunakan dalam penelitian.

    Beberapa perencanaan yang peneliti lakukan adalah :

    a). Berdiskusi menentukan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan

    dalam perbaikan pembelajaran.

    b). Membuat rencana pembelajaran dan pengaturan waktu serta langkah-langkah

    kegiatan.

    c). Membuat lembar Observasi / pengamatan serta menentukan fokus

    observasinya.

    d). Menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran.

  • 59

    2.Pelaksanaan

    Setelah menentukan waktu pelaksanaan dan bahan-bahan yang akan

    digunakan untuk pembelajaran, maka pada tanggal 4 Oktober 2011 penelitian

    perbaikan ini dilaksanakan oleh peneliti.Dalam kegiatan pembelajaran teman

    sejawat melakukan pengamatan didalam kelas. Berikut adalah kegiatan yang

    terjadi dalam pembelajaran.

    Siklus I.

    a. Pra Kegiatan ( 5 menit )

    Sebelum kegiatan dimulai, peneliti menyiapkan :

    1) Mempersiapkan rencana pembelajaran

    2) Mempersiapkan alat peraga

    b. Kegiatan awal ( 5 menit )

    Mengawali pembelajaran, peneliti menyiapkan siswa untuk :

    1). Berdoa yang dipimpin ketua kelas

    2). Mengabsen dan mencatat siswa yang tidak masuk

    3) Memberikan motifasi dengan menunjukkan benda yang dibawa, dan siswa

    memperhatikan salah satu temannya yang mencari benda kubus.

    c.Kegiatan Inti ( 35 menit )

    Setelah semua siap, peneliti mulai membawa siswa masuk ke dalam

    kegiatan inti, berikut adalah kegiatan yang terjadi pada kegiatan inti :

    1). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dimaksutkan agar siswa

    Mengerti tujuan diadakan perbaikan pembelajaran.

    2). Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan

    dipelajari yaitu tentang akar pangkat tiga dari bilangan kubik.

    3).Kemudian guru mengurai materi pelajaran yang merupakan fokus perbaikan.

    Dalam menyampaikan materi guru menggunakan model pembelajaran CTL (

    Contextual Teaching and Learning )

    4). Siswa dibagi dalam 5 kelompok untuk mendiskusikan cara penarikan akar

    pangkat tiga pada bilangan kubik yang cepat dan benar.

    5). Siswa mencatat hasil diskusi .

    6). Siswa mempresentasikan hasil diskusi sesuai kelompoknya masing-masing.

  • 60

    7). Kemudian guru memberi contoh cara penarikan akar pangkat tiga dengan tabel

    yang telah dibuat guru.

    8). Guru memberi tanya jawab mengenai cara penarikan akar pangkat tiga pada

    bilangan kubik.

    9) Siswa mencatat Tabel penarikan akar pangkat tiga pada bilangan kubik.

    d. Kegiatan Akhir ( 25 menit )

    Diakhir proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru mengadakan

    kegiatan :

    1). Mengadakan tes formatif yang diadakan secara individu

    2). Tes formatif yang sudah selesai dikoreksi dan dinilai.

    3). Langkah selanjutnya , nilai yang sudah jadi dianalisis berapa yang tuntas atau

    sesuai KKM.

    3. Pengamatan

    Pada saat pembelajaran berlangsung, teman sejawat selaku observer

    melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan didalam kelas, adapun kegiatan yang

    dilakukan dalam pengamatan adalah :

    a). Mengamati proses pembelajaran yang dilakukan dalam proses perbaikan pembelajaran

    Siklus I . Adapun fokus pengamatan adalah aktifitas guru, aktifitas siswa dan proses

    pembelajaran.

    b). Mencatat semua hal yang terjadi dan merupakan fokus pengamatan pada lembar

    observasi yang telah disediakan.

    c). Membuat catatan tambahan apbila ditemukan ada hal lain diluar fokus pengamatan.

    4. Refleksi

    Setelah melakukan perbaikan perbaikan siklus I , peneliti mencoba untuk

    merefleksi apa saja yang terjadi dalam proses pembelajaran.

    Beberapa hal yang menjadi titik berat refleksi adalah :

    a). Bagaimana perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran.

    b). Apa pengaruh penggunaan model Pembelajaran CTL pada hasil belajar siswa.

    c). Kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi setelah pembelajaran.

    d). Langkah apa yang harus peneliti lakukan untuk memperoleh hasil belajar

    maksimal sesuai dengan tujuan belajar.

  • 61

    Siklus II

    Melihat hasil yang diperoleh pada perbaikan pembelajaran Siklus I kemudian

    merefleksinya, akhirnya diputuskan untuk melakukan perbaikan perbaikan pembelajaran

    siklus II. Langkah-langkah yang ditempuh dalam siklus II ini hampir sama dengan

    perbaikan pembelajaran siklus I, hanya ada pembenahan sesuai dengan hasil observasi

    yang diperoleh. Berikut ini adalah langkah kegiatan siklus II, yaitu :

    1.Perencanaan

    Peneliti kembali melakukan diskusi dan temu pendapat dengan teman

    sejawat, kepada sekolah dan supervisor untuk menentukan langkah langkah

    kegiatan pada perbaikan pembelajaran siklus II , dalam perencanaan ini yang

    dilakukan peneliti :

    a. Berdiskusi untuk memaksimalkan penerapan untuk model pembelajaran CTL

    b. Menetapkan waktu pelaksanaan

    c. Membuat rencana perbaikan pembelajaran

    d. Menentukan tujuan perbaikan

    2.Pelaksanaan

    Setelah semua perencanaan sudah selesai dan siap, maka pada

    Tanggal 25 Oktober 2011 penelitian dilaksanakan.Beberapa hal yang pene

    liti lakukan dalam pelaksanaan penelitian itu diantaranya :

    a. Pra Kegiatan ( 5 menit )

    Sebelumkegiatan dimulai , peneliti menyiapkan :

    1). Mempersiapkan rencana pembelajaran

    2). Mempersiapkan alat peraga

    b. Kegiatan Awal ( 5 menit )

    1). Memberi salam kepada siswa

    2). Menyiapkan siswa dengan berdoa

    3). Mengabsen dan mencatat siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran.

    c. Kegiatan Inti ( 35 menit )

    Setelah semua siap, guru menunjukkan tabel bilangan kubik

    di depan kelas, kemudian :

    1). Guru menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran

  • 62

    2). Mengadakan tanya jawab secara lisan tentang materi yang telah disam

    paikan pada perbaikan pembelajaran pada siklus I

    3). Guru menyampaikan materi pelajaran secara singkat dan akan melaksa

    nakan pembelajaran dengan model pembelajaran CTL.

    4). Siswa melakukan observasi dengan bimbingan guru .

    5). Siswa mencatat hasil kegiatan pada lembar pengamatan yang dipersiap

    kan guru.

    6). Siswa mepresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing.

    7). Siswa memperhatikan guru memberi penjelasan cara menarik akar

    pangkat tiga pada bilangan kubik yang cepat.

    8). Kemudian secara klasikal melakukan pembahasan.

    9). Hasi pembahasan dicatat sebagai rangkuman.

    d. Kegiatan Akhir ( 25 menit )

    Diakhir kegiatan pembelajaran siklus II, kegiatan yang dilakukan

    adalah :

    1). Siswa mengerjakan tes formatif

    2). Setelah selesai guru mengoreksi dan mengadakan penelitian

    3). Hasil penilaian dianalisis,nilai yang sama dengan dan lebih dari KKM.

    3. Pengamatan

    Dalam proses perbaikan pembelajaran, observer kembali mengadakan

    pengamatan . Adapun hal-hal yang dilakukan dalam pengamatan perbaik-

    kan pembelajaran dalam siklus II adalah :

    a. Mengamati proses pembelajaran yang dilakukan pada perbaikan

    pembelajaran siklus II . Adapun fokus pengamatan adalah aktifitas guru,

    siswa , dan proses pembelajaran.

    b. Melakukan pencatatan hasil pengamatan padaclembar observasi yang

    telah tersdia.

    4.Refleksi

    Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, seperti hal-

    nya refleksi yang dilakukan pada siklus I, maka peneliti kembali melaku-

    kan refleksi. Dalam refleksi ini peneliti mencoba melihat apa yang terjadi

  • 63

    dalam pembelajaran . Berikut adalah hal-hal yang menjadi bahan refleksi

    siklus II, yaitu :

    a. Bagaimana pelaksanaan perbaikan dalam siklus II.

    b. Peningkatan dalam hal apa yang sudah peneliti dan siswa peroleh.

    c. Kekurangan-kekurangan apa yang masih perlu pembenahan.

    d. Tindakan apa yang perlu peneliti lakukan selanjutnya untuk memper

    baiki pembelajaran pada siklus II.

    Melalui refleksi ini, peneliti berharap akan memperoleh umpan

    balik untuk kemajuan bersama.

  • 64

    Lampiran IV

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    ( RPP )

    Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas / Semester : VI/1

    Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

    A. Standar Kompetensi

    1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

    B. Kompetensi Dasar

    1.3. Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk

    penggunaan akar dan pangkat.

    C. Indikator

    Kognitif

    Menyebutkan bilangan bilangan kubik

    Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui

    volumenya.

    Afektif

    Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik.

    Psikomotorik

    Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya.

    Mengerjakan soal-soal tes.

    D. Tujuan Pembelajaran

    d. Kognitif

    Produk :

    3. Disediakan tabel bilangan 1 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik

    dengan cara melingkarinya dengan benar.

    4. Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan

    bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar.

  • 65

    Proses :

    3.Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat

    menghitung

    panjang kubus dengan benar.

    e. Afektif

    4.Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari

    bilangan kubik dengan benar.

    f. Psikomotorik

    5. Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat

    mengukur

    panjang rusuk kubus dengan benar.

    E. Materi Pembelajaran

    Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga.

    ( terlampir )

    F. Model dan Metode Pembelajaran

    c. Model Pembelajaran

    d. Metode Pembelajaran :

    4. Diskusi

    5. Ceramah

    6. Pemberian tugas

    G. Kegiatan Pembelajaran

    Aktifitas Belajar Peran Guru

    Kegiatan awal ( 10 menit )

    -Pengkondisian kelas

    a.Apersepsi

    Apakah tempat kapur tulis itu?

    b.Orientasi

    Mengkomunikasikan tujuan

    pembelajaran dan kegiatan siswa

    yang akan dilakukan.

    Mengulas jawaban siswa.

  • 66

    c.Motifasi

    -Apakah anak-anak sudah

    sarapan pagi?ya..kalau sudah

    bagus. anak-anak hari ini ternyata

    sehat-sehat semua,mari kita lan-

    jutkan pelajaran matematika.

    Kegiatan inti ( 45 menit )

    d. Eksplorasi

    - Siswa melingkari bilangan kubik

    pada tabel data.

    -Siswa menentukan faktoriasi

    prima pada bilangan kubik

    -Siswa mengukur kotak kubus.

    -Siswa berdiskusi

    e. Elaborasi

    -Siswa mempresentasikan hasil

    diskusi

    f. Konfirmasi

    -Siswa memberikan jawaban

    hasil diskusi.

    Penutup ( 15 menit )

    -Siswa mengerjakan tes

    -Pemberian nilai

    -Mencatat PR

    -Salam

    Guru memotivasi siswa

    Guru membimbing siswa

    Guru memandu siswa

    Guru membimbing siswa

    Guru membagikan soal tes

    Guru menilai

    Guru memberikan PR

    Salam.

  • 67

    H. Penilaian

    a. Prosedur : Penilaian proses dan hasil

    b. Bentuk : Tes

    c. Jenis : Tes tertulis

    d. Instrumen : Terlampir

    I.. Sumber Belajar dan Media

    -Alat dan bahan

    1. Alat : Mistar,kubus

    2. Bahan :

    3. Media : Tabel angka

    Pohon faktor.

    3.375 1.125 375 125 25

    1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,

    26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,

    48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,

    70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91,

    92,93,94,95,96,97,98,99,100.

    3

    3

    3

    3

    3

    3

  • 69

    Lampiran V

    LEMBAR KERJA SISWA

    Lingkarilah bilangan kubik pada tabel bilangan di bawah ini !

    TABEL BILANGAN

    Buatlah pohon faktor pada bilangan 3.375 .

    3.375 1.125 375 125 25

    Faktor prima dari 3.375 = ........... dan .................

    Jadi 3.375 = ......... x .............= ................

    3.375 = ...........

    1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,

    16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,

    27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,

    38,39,40,41,42,43,44,45,46,

    47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,

    58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,

    68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78,

    79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,

    89,90,91,92,93,94,95,96,97,98,99,

    100.

    3

    3

    3

    3

    3

    3

  • 70

    Lampiran VI

    Tabel hasil angka akhir bilangan kubik

    ANGKA AKHIR BILANGAN KUBIK

    HASIL PENARIKAN AKAR

    0

    1

    8

    7

    4

    5

    6

    3

    2

    9

  • 71

    Lampiran VII REFLEKSI

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas/Semester : VI / 1

    Materi Pokok : Penarikan akar pangkat tiga

    Sekolah : SD Negeri 3 Bandungsari

    Tahun Pelajaran : 2011/2012

    Refleksi

    Setelah melaksanakan proses pembelajaran Matematika tentang penarikan akar

    pangkat tiga kelas VI, siswa kurang memahami materi tersebut. Saat diberikan pertanyaan

    dari guru siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru. Hanya siswa yang duduk di

    depan saja yang memperhatikan, sedangkan yang lain hanya bermain sendiri dan

    bercerita dengan temannya.

    Permasalahan

    2. Identifikasi masalah

    a. Sebagian besar siswa belum memahami materi pembelajaran.

    b. Siswa tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

    c. Siswa kurang memperhatikan karena bosan dengan pembelajaran.

    d. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

    3. Analisis masalah

    a. Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai, sebenarnya guru bisa

    menggunakan model pembelajaran CTL.

    b. Guru mendominasi pelajaran sehingga siswa terasa monoton.

    4. Rumusan masalah

    Dari latar belakang identifikasi masalah dan analisis masalah maka perumusan

    masalah : Bagaimana cara menerapkan metode diskusi melalui model pembelajaran

    CTL( Contextual Teaching and Learning ) untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VI

    SD Negeri 3 Bandungsari dalam pelajaran Matematika tentang penarikan akar pangkat

    tiga dari bilangan kubik ?

  • 72

    5. Fokus yang diperbaiki

    a. Kemampuan siswa memahami materi pembelajaran melalui diskusi.

    b. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru saat pembelajaran.

  • 73

    Lampiran VIII

    Tabel bilangan

    TABEL HASIL ANGKA AKHIR BILANGAN KUBIK

    ANGKA AKHIR BILANGAN KUBIK

    HASIL PENARIKAN AKAR

    0

    1

    8

    7

    4

    5

    6

    3

    2

    9

    1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,

    23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,

    41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,

    59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,70,71,72,73,74,75,76,

    77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91,92,93,94,

    95,96,97,98,99,100.

  • 74

    Lampiran IX

    RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas : VI

    Semester : I

    Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

    Pelaksanaan : 4 Oktober 2011

    A. Standar Kompetensi

    1.Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

    B. Kompetensi Dasar

    1.3.Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk

    penggunaan akar dan pangkat.

    C. Indikator

    Kognitif

    Menyebutkan bilangan bilangan kubik

    Menjelaskan cara menghitung panjang kubus yang sudah diketahui

    volumenya.

    Afektif

    Menentukan faktor-faktor prima dari salah satu bilangan kubik.

    Psikomotorik

    Terampil mengukur panjang kubus jika diketahui volumenya.

    Mengerjakan soal-soal tes.

    D. Tujuan Pembelajaran

    a.Kognitif

    Produk :

    1.Disediakan tabel bilangan 1 100 siswa dapat menentukan bilangan kubik

    dengan cara melingkarinya dengan benar.

  • 75

    2.Melalui penjelasan guru tentang bilangan kubik siswa dapat mnyebutkan

    bilangan kubik dibawah bilangan 100 dengan benar.

    Proses :

    3.Melalui keterangan guru tentang ukuran volume kubus siswa dapat

    menghitung

    panjang kubus dengan benar.

    b.Afektif

    4.Melalui contoh pohon faktor siswa dapat menentukan faktor-faktor prima dari

    bilangan kubik dengan benar.

    c.Psikomotorik

    5. Melalui pengamatan siswa tentang pengukuran kubus siswa dapat

    mengukur

    panjang rusuk kubus dengan benar.

    E. Materi Pembelajaran

    Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga.

    ( terlampir )

    F. Model dan Metode Pembelajaran

    a.Model Pembelajaran

    b.Metode Pembelajaran :

    - Diskusi

    - Ceramah

    - Pemberian tugas

    G. Kegiatan Pembelajaran

    Aktifitas Belajar Peran Guru

    -Kegiatan awal ( 10 menit )

    -Pengkondisian kelas

    a.Apersepsi

    Apakah tempat kapur tulis itu?

    b.Orientasi

    Mengkomunikasikan tujuan

    pembelajaran dan kegiatan siswa

    Mengulas jawaban siswa.

  • 76

    yang akan dilakukan.

    c.Motifasi

    -Apakah anak-anak sudah

    sarapan pagi?ya..kalau sudah

    bagus. anak-anak hari ini ternyata

    sehat-sehat semua,mari kita lan-

    jutkan pelajaran matematika.

    -Kegiatan inti ( 45 menit )

    a.Eksplorasi

    - Siswa melingkari bilangan kubik

    pada tabel data.

    -Siswa menentukan faktoriasi

    prima pada bilangan kubik

    -Siswa mengukur kotak kubus.

    -Siswa berdiskusi

    b.Elaborasi

    -Siswa mempresentasikan hasil

    diskusi

    c.Konfirmasi

    -Siswa memberikan jawaban

    hasil diskusi.

    -Penutup ( 15 menit )

    -Siswa mengerjakan tes

    -Pemberian nilai

    -Mencatat PR

    -Salam

    Guru memotivasi siswa

    Guru membimbing siswa

    Guru memandu siswa

    Guru membimbing siswa

    Guru membagikan soal tes

    Guru menilai

    Guru memberikan PR

    Salam.

  • 77

    H. Penilaian

    1.Prosedur : Penilaian proses dan hasil

    2.Bentuk : Tes

    3.Jenis : Tes tertulis

    4.Instrumen : Terlampir

    I.. Sumber Belajar dan Media

    -Alat dan bahan

    - Alat : Mistar,kubus

    - Bahan :

    - Media : Tabel angka

    1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,

    26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,

    48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,

    70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,89,90,91,

    92,93,94,95,96,97,98,99,100.

  • 78

    J.Sumber Belajar :

    YD.Sumanto( 2008 ) Gemar Matematika 6 untuk

    kelas 6 SD.Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas halaman 27-30

    Bandungsari 24 Oktober 2011 Kepala SD Negeri 3 Bandungsari Mahasiswa Mudji Hartono, S.Pd. Suparmin NIP 19611007 1982011 005 NIM 262010741

    Mahasiswa

  • 79

    Lampiran X

    LEMBAR KERJA SISWA

    Lingkarilah bilangan kubik pada tabel bilangan di bawah ini !

    Tabel Bilangan

    Buatlah pohon faktor pada bilangan 3.375 .

    3.375 1.125 375 125 25

    Faktor prima dari 3.375 = ........... dan .................

    Jadi 3.375 = ......... x .............= ................

    3.375 = .........

    1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,

    16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,

    27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,

    38,39,40,41,42,43,44,45,46,

    47,48,49,50,51,52,53,54,55,56,57,

    58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,

    68,69,70,71,72,73,74,75,76,77,78,

    79,80,81,82,83,84,85,86,87,88,

    89,90,91,92,93,94,95,96,97,98,99,

    100.

    3

    3

    3

    3

    3

    3

  • 80

    Lampiran XI

    Mata Pelajaran : MATEMATIKA

    NAMA : _________________No: ____

    Soal Tes Siklus 1.

    Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang benar !

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6. 53 + 33 = ... + ... = ...

    7.

    8.

    9.

    .... + ....

    .... - ....

    .

    11.

    12.

    13. Arif membawa kardus yang panjang rusuknya 15 cm.

    Berapa cm3 volume kardus tersebut ?

    Jawab :

    Volume kardus = _______________________________cm3

    14. Aku bilangan kubik jika aku dikalikan bilangan berapapun hasilnya adalah

    bilangan itu sendiri.Berapakah aku ?

    Jawab :___________________________

    15.Amir mendapat tugas sekolah membuat kubus.Ukuran kubusnya diketahui

    volumenya 5.832 cm3 .Berapa cm panjang kawat yang diperlukan untuk membuat

    kubus tersebut ?

    Jawab:__________________________________________________

    __________________________________________________

  • 81

    Kunci Jawaban

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas : VI

    Semester : I

    Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

    Pelaksanaan : 4 Oktober 2011

    KUNCI JAWABAN :

    1. 9

    2. 21

    3. 15

    4. 8 + 9 = 17

    5. 13 + 22 = 35

    6. 125 + 27 = 152

    7. 6 + 3 = 9

    8. 18 + 5 - 4 = 19

    9. 7 + 13 20/2 = 10

    5 - 3

    10.

    11. 2

    12. 22 : 11 = 2

    13. Volume kardus = 15 x 15 x 15 = 3.375 cm3

    14. Aku adalah bilangan 1

    15. Rusuk kubus =

    Rusuk kubus 12 x 18 cm = 216 cm

    Jadi kawat yang diperlukan = 216 cm.

  • 82

    Kriteria Penilaian

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas : VI

    Semester : I

    Alokasi Waktu : 2 x 3