peningkatan hasil belajar ips melalui model … · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT
PADA SISWA KELAS V SD N 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011
OLEH :
NURUL HIDAYAH DEWI
X7107055
Skripsi
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT
PADA SISWA KELAS V SD N 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011
OLEH :
NURUL HIDAYAH DEWI
X7107055
Skripsi
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Team Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”
disusun oleh:
Nama : Nurul Hidayah Dewi
NIM : X7107055
telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari : Senin
Tanggal : 6 Juni 2011
Oleh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”
Disusun oleh:
Nama : Nurul Hidayah Dewi
NIM : X7107055
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapat gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Hari : Kamis
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Ketua : Drs. Kartono, M. Pd
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd
Anggota I : Ngadino Y, M. Pd
Anggota II : Dra. Siti Wahyuningsih, M. Pd
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
NURUL HIDAYAH DEWI. X7107055. PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SD N 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) pada siswa kelas V SD N 07 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes tertulis, wawancara, dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keaktifan siswa didalam mengikuti proses belajar mengajar. Tes tertulis digunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. Data yang diperoleh adalah hasil belajar. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPS. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa arsip dan dokumen. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu : reduksi data, sajian data, dan penerikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan rata-rata nilai hasil belajar IPS yang diperoleh siswa dari sebelumnya. Pada tes awal 63, 53; kemudian pada tes siklus pertama 72, 82; dan pada siklus kedua menjadi 76, 65. Kemudian adanya peningkatan prosentase ketuntasan belajar siswa yang pada tes awalnya 38, 24%; dan pada tes siklus pertama 94, 12%; kemudian pada siklus kedua menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAC
NURUL HIDAYAH DEWI. X7107055. THE IMPROVEMENT OF THE SOCIAL SCIENCES LEARNING RESULT THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TEAM GAMES TOURNAMENT ON THE FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL 07 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.Thesis on Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, May 2011.
The aim of this research is to improve the learning outcomes of Social Sciences by applying the cooperative learning model type team games tournament (TGT) on the fifth grade of elementary school 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar in Academic Year of 2010/2011.
This research is designed as Classroom Action Research which is conducted by 2 cycles. Each cycle consists of four stages. They are planning, action, observation and reflection. The subject of this research is the fifth grade student of Elementary School 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar. The data were collected by using observation, written tests, interviews, and documentation. Observation is used to obtain information about students' activeness in joining teaching and learning process. The written test is used to measure student achievement after the implementation of learning. The data obtained the result of learning. Interviews are used to obtain information about various matters related to the implementation of social sciences learning. The researcher uses the documentation to take data form of archives and documents. The data was analyzed by using an interactive model which consists of three components. They are data reduction, data display, and conclusion or verification.
The results showed that there is an improvement on the social sciences value of the students. In initial tests showed 63, 53; then on the first cycle of tests 72, 82; and the second cycle to 76, 65. Then an increase in the percentage of student mastery of the first test is 38, 24%, and the first cycle of tests is 94, 12%; then on the second cycle up to 100%. As a result of the study, it can be concluded that the Social Sciences learning by applying cooperative learning model type Team Games Tournament (TGT) can improve the learning outcomes in the fifth grade of elementary school 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Alloh mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
( QS. Al-Baqarah: 216)
“Bagaimanapun berkilaunya kebaikan seseorang pastilah ada kekurangannya,
begitu pula bahwa tidak semua orang yang jelek hanya penuh dengan kejelekan,
pasti ada hal positif yang ia punyai. Semua yang diciptakan ALLOH SWT di muka
bumi pastilah ada hikmahnya, bila kita menemukan keindahan akhlak seseorang
dan menjadi nyaman dengannya maka apa yang ia punyai merupakan pelajaran
bagi kita agar bias mengambil manfaatnya”
(penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Bapak dan ibuku tercinta Munadi dan Supini yang selalu memberikan
doa, dorongan, semangat dan motivasi untukku.
Kelurga besar SD N 07 Ngringo
Keluarga besar FKIP UNS dan Almamaterku tercinta yang telah
memberikan ilmu yang yang bermanfaat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan ke hadirat Illahi Robbi berkat
limpahan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N 07 Ngringi, Jaten,
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011” guna memenuhi persyaratan mendapat
gelar Sarjana Pendidikan.
Peneliti menyadari, terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, petunjuk, bantuan dan saran-saran dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan FKIP.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP.
3. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program PGSD.
4. Ngadino Y, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan saran kepada peneliti.
5. Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.
6. Sugiyarti, A.Ma selaku Kepala Sekolah SD N 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar yang telah memberikan izin melakukan penelitian tindakan
kelas kepada peneliti.
7. Suherwiyatmi, S.Pd selaku guru IPS Kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar yang telah merelakan waktunya untuk membantu penelitian
ini.
8. Pihak-pihak yang turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik konstruktif para pembaca
sangat peneliti harapkan. Dan semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi semua pihak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Tidak lupa peneliti mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya apabila
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL............................................................................................................. i
PENGAJUAN ................................................................................................. ii
PERSETUJUAN ............................................................................................. iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRAC ...................................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ............................................................................... 6
1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial .................................... 6
a. Pengertian Belajar................................................................ 6
b. Pengertian Hasil Belajar ...................................................... 7
c. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial........................................ 9
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games
Tournament (TGT) .................................................................. 17
a. Pengertian Pembelajaran .................................................... 17
b. Pengertian Model Pembelajaran ......................................... 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
c. Jenis-jenis Model Pembelajaran ......................................... 18
d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif........................ 19
e. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ................................ 21
f. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif .......................... 22
g. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif............. 23
h. Model Kooperatif tipe TGT................................................. 24
B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 27
C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 28
D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 30
B. Subjek Penelitian ....................................................................... 30
C. Sumber Data .............................................................................. 30
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 31
E. Evaluasi Data ............................................................................ 32
F. Teknik Analisis Data ................................................................. 33
G. Indikator Kinerja ........................................................................ 34
H. Prosedur Penelitian .................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................... 39
B. Deskripsi Kondisi Awal ............................................................. 40
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ............................................ 42
1. Deskripsi Siklus I ................................................................ 42
2. Deskripsi Siklus II ............................................................... 62
D. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan ................................ 79
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................... 84
B. Implikasi .................................................................................... 84
C. Saran .......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 88
LAMPIRAN……………………………………………………………………. 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan (Prasiklus) ........................ 41
Grafik 2. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus I ....................................... 49
Grafik 3. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus I ......................................... 50
Grafik 4. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus I .................................. 52
Grafik 5. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus I................................... 54
Grafik 6. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus I ....................................... 55
Grafik 7. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus I ......................................... 57
Grafik 8. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus I .................................. 58
Grafik 9. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus I................................... 60
Grafik 10. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus II ...................................... 67
Grafik 11. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus II ........................................ 68
Grafik 12. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus II ................................. 69
Grafik 13. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus II ................................. 71
Grafik 14. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus II ...................................... 72
Grafik 15. Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus II ........................................ 73
Grafik 16. Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus II ................................. 75
Grafik 17. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus II ................................. 76
Grafik 18. Nilai Hasil Belajar Antarsiklus ........................................................ 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Standar Kompetensi IPS Kelas V Semester II................................. 14
Tabel 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ........................ 23
Tabel 4. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan .................. 41
Tabel 6. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus I........... 48
Tabel 8. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus I............. 50
Tabel 10. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus I...... 51
Tabel 12. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus I...... 53
Tabel 14. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus I........... 55
Tabel 16. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus I............. 56
Tabel 18. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus I...... 58
Tabel 20. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus I...... 59
Tabel 23. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1 Siklus II ......... 66
Tabel 25. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 1 Siklus I............. 68
Tabel 27. Daftar Frekuensi Nilai Psikomotor Pertemuan 1 Siklus II.............. 69
Tabel 29. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus II..... 70
Tabel 31. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus II ......... 71
Tabel 33. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif Pertemuan 2 Siklus II ........... 73
Tabel 35. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Psikomotor Pertemuan 2 Siklus II .... 75
Tabel 37. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus II..... 76
Tabel 40. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS (Prasiklus, Siklus I,
Siklus II .......................................................................................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Siklus I ............................................................................. 90
Lampiran 2. Soal Tes Awal (prasiklus) ........................................................ 98
Lampiran 3. Kunci Jawaban Tes Awal ......................................................... 99
Lampiran 4. Soal Diskusi Pertemuan 1 Siklus I ........................................... 100
Lampiran 5. Kunci Jawaban Diskusi Pertemuan 1 Silus I............................ 101
Lampiran 6. Soal Evaluasi Pertemuan 1 Siklus I.......................................... 103
Lampiran 7. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 1Siklus I ......................... 104
Lampiran 8. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 1 Siklus I....................... 105
Lampiran 9. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 1 Siklus I ............... 108
Lampiran 10. Tabel 3. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Prasiklus ............................................................... 111
Lampiran 11. Tabel 5. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 1
siklus I ...................................................................................... 113
Lampiran 12. Tabel 7. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 1
Siklus I...................................................................................... 114
Lampiran 13. Tabel 9. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 1
Siklus I...................................................................................... 115
Lampiran 14. Tabel 11. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Pertemuan 1 Siklus I ............................................ 116
Lampiran 15. Soal Turnamen Pertemuan 2 Siklus I ....................................... 117
Lampiran 16. Kunci Jawaban Turnamen Pertemuan 2 Siklus I...................... 118
Lampiran 17. Soal Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ......................................... 119
Lampiran 18. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 2 Siklus I ........................ 120
Lampiran 19. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 2 Siklus I....................... 121
Lampiran 20. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 2 Siklus I................ 124
Lampiran 21. Tabel 13. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 2
Siklus I...................................................................................... 127
Lampiran 22. Tabel 15. Daftar Hasil Belajar Afektif Pertemuan 2 Siklus I... 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Lampiran 23. Tabel 17. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 2
Siklus I...................................................................................... 129
Lampiran 24. Tabel 19. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Pertemuan 2 Siklus I ............................................ 130
Lampiran 25. Hasil Observasi Kinerja Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran
Siklus I...................................................................................... 131
Lampiran 26. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar Proklamasi)
Siklus I...................................................................................... 132
Lampiran 27. RPP Siklus II ............................................................................ 134
Lampiran 28. Soal Diskusi Pertemuan 1 Siklus II.......................................... 142
Lampiran 29. Kunci Jawaban Soal Diskusi Pertemuan 1 Siklus II ............... 143
Lampiran 30. Soal Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ........................................ 144
Lampiran 31. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ....................... 145
Lampiran 32. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 1 Siklus II ..................... 146
Lampiran 33. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 1 Siklus II .............. 149
Lampiran 34. Tabel 22. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 1
Siklus II .................................................................................... 152
Lampiran 35. Tabel 24. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 1
Siklus II .................................................................................... 153
Lampiran 36. Tabel 26. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 1
Siklus II .................................................................................... 154
Lampiran 37. Tabel 28. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Pertemuan 1 Siklus II .......................................... 155
Lampiran 38. Soal Turnamen Pertemuan 2 Siklus II...................................... 157
Lampiran 39. Kunci Jawaban Turnamen Pertemuan 2 Siklus II .................... 160
Lampiran 40. Soal Evaluasi Pertemuan 2 Siklus II ......................... …... 161
Lampiran 41. Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan 2 Pertemua II.... …... 162
Lampiran 42. Lembar Penilaian Afektif Pertemuan 2 Siklus II .................... 163
Lampiran 43. Lembar Penilaian Psikomotor Pertemuan 2 Siklus II ............. 166
Lampiran 44. Tabel 30. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 2
Siklus II ................................................................................... 168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 45. Tabel 32. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 2
Siklus II .................................................................................. 169
Lampiran 46. Tabel 34. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 2
Siklus II ................................................................................... 170
Lampiran 47. Tabel 36. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Pertemuan 2 Siklus II........................................... 171
Lampiran 48. Tabel 38. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Siklus II ............................................................... 171
Lampiran 49. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Siklus II ................................................................................... 175
Lampiran 50. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar Proklamasi)
Siklus II ................................................................................... 176
Lampiran 51. Tabel 39. Daftar Nilai Hasil Belajar IPS (Peristiwa Sekitar
Proklamasi) Siswa Kelas V Antarsiklus .................................. 178
Lampiran 52. Haasil Wawancara Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran Koopertatif Tipe TGT ...................................... 180
Lampiran 53. Hasil Wawancara Setelah Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ........................................ 181
Lampiran 54. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ......................... 182
Lampiran 55. Silabus Kelas V Semester II Pokok Bahasan Peristiwa Sekitar
Proklamasi ............................................................................... 183
Lampiran 56. Dokumentasi ............................................................................ 185
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara (Depdiknas: 2003).
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha
untuk mencapainya. Demikian halnya Indonesia, yang menaruh harapan besar
terhadap pendidik yang berpendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa
ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus
dibentuk. Namun ada banyak hal yang harus disiapkan seperti sarana dan
prasarana serta guru yang berperan sangat penting.
M. Furqon Hidayatulloh (2009: 234) mengemukakan guru luar biasa adalah guru yang mampu memberikan dan menumbuhkan inspirasi agar peserta didik dapat berkembang potensinya secara optimal. Tugas dan fungsi guru dalam memberdayakan potensi peserta didik sangat penting sehingga diperlukan profil guru yang mampu memberikan dan menumbuhkan inspirasi agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini diperlukan guru yang berkarakter kuat dan cerdas. Dimana guru yang berkarakter kuat meliputi amanah dan keteladanan. Amanah dibangun atas dasar empat pilar (komitmen, kompeten, kerja keras, konsisten), sedangkan keteladanan dibangun atas dasar tiga pilar (kesederhanaan, kedekatan, pelayanan maksimal). Cerdas berkaitan dengan kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual. Sehingga guru sejati adalah guru yang dapat membangun insan (peserta didik yang berkarakter kuat dan cerdas). Berdasarkan berbagai jenjang pendidikan di Indonesia, guru SD tidak
luput dari peranannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Bahkan sekarang
tidak sedikit kaum muda yang mulai tertarik pada profesi ini. Mata pelajaran yang
diajarkan terhitung banyak, namun terdapat salah satu mata pelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kebanyakan siswa merasa bosan dan jenuh, karena pembelajaran yang sarat akan
materi dan cerita, yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI sampai SMA/MA. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social.
Melalui mata pelajaran IPS pesrta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga
Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia
yang cinta damai. (Depdiknas, 2007: 18).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 07 Ngringo,
rendahnya hasil belajar IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi di
kelas V SD Negeri 07 Ngringo, Karanganyar dikarenakan guru belum
menggunakan model pembelajaran serta mendesain skenario atau strategi
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa
sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif. Guru sering menggunakan model
pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah dan membosankan. Kegiatan
pembelajaran masih didominasi guru, siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek
bahkan guru cenderung membatasi partisipasi dan kreatifitas siswa selama proses
pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah meningkatkan prestasi
belajar siswa. Dari hasil pengamatan dan wawancara, hasil belajar IPS kelas V SD
Negeri 07 Ngringo untuk mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa
Sekitar Proklamasi menunjukkan belum mencapai hasil yang maksimal. Indikator
rendahnya kualitas belajar tersebut berdasarkan hasil ulangan harian kelas V mata
pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi yaitu nilai
tertinggi 86, nilai terendah 50, sedangkan nilai KKM yang harus dicapai siswa
adalah 65. Dari siswa secara keseluruhan berjumlah 34, siswa yang mendapat nilai
di bawah KKM sebanyak 20 siswa. Sehingga dari hasil belajar tersebut dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar IPS pada pokok bahasan berikutnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V, selama ini guru masih
menggunakan metode ceramah, penugasan, dan diskusi. Hal itu dikarenakan guru
menyadari bahwa belum memahami betul mengenai model-model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang inovatif serta kurang adanya sosialisasi mengenai model dan metode
pembelajaran tersebut. Guru menggunakan metode penugasan dan diskusi pada
waktu guru tidak dapat hadir karena mengikuti penataran atau tugas di luar
sekolah. Pada umumnya guru menyampaikan materi dasar dengan metode
ceramah, sehingga dominasi kegiatan selama proses pembelajaran berada pada
guru. Peran siswa menjadi pasif, lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru.
Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk merangsang dan meningkatkan
peran aktif siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses
pembelajaran IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi. Salah satu
model pembelajaran yang sesuai dengan masalah ini adalah model Pembelajaran
Kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Karena dalam pembelajaran
kooperatif tipe ini tidak hanya sekedar bekerja dalam kelompok saja, namun
terdapat permainan yang tersaji dalam game yang disajikan secara turnamen.
Dunia anak adalah dunia barmain. Hampir semua anak menyukai
permainan dan hal-hal yang menyenangkan. Dengan mengusung misi
pembelajaran yang menyenangkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Team Games Tournament (TGT) merupakan tindakan alternatif yang kiranya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menghargai siswa. Terutama dalam
pembelajaran IPS yang kebanyakan anak merasa jenuh, bosan, mengantuk dan
sebagainya yang diharapkan dapat diubah menjadi sesuatu yang menyenangkan
dan disukai oleh anak. Dalam model pembelajaran tipe Team Games Tournament
(TGT) ini dikemas dalam bentuk pemainan karena bermain merupakan
pemenuhan suatu kebutuhan mendasar bagi anak-anak serta sesuatu yang sangat
menarik (Russel Tyler, 1999, dalam jurnal Pendidikan ”Dwija Utama”). Sehingga
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat
membantu dalam menciptakan sebuah suasana belajar yang kondusif,
menyenangkan, optimal dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi.
Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat masalah ini menjadi bahan
penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas V SD Negeri
07 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar mengajar masih satu arah sehingga keaktifan dan kreatifitas
siswa kurang berkembang secara optimal.
2. Guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional dalam
pembelajaran IPS .
3. Hasil belajar IPS belum menunjukkan hasil yang optimal.
C. Pembatasan Masalah
Dengan adanya masalah yang cukup banyak, maka penelitian ini dibatasi
pada:
1. Hasil belajar dibatasi pada hasil belajar IPS kelas V dengan materi “Peristiwa
Sekitar Proklamasi.”
2. Pembelajaran kooperatif dibatasi pada Pembelajaran Kooperatif tipe Team
Games Tournamen (TGT).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang diteliti
yaitu : “Apakah melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD
N 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun ajaran 2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas,tujuan dari penelitian ini
adalah : “Untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT) siswa kelas V SD N 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dibedakan atas manfaat teoritris dan praktis.
1. Manfaat Teoritris
a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan memberi sumbangan
bagi dunia pendidikan.
b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
1) Untuk meningkatkan kegiatan/proses belajar mengajar yang dilaksanakan
di sekolah terutama di kelas.
2) Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kurikulum sekolah.
3) Sebagai kontribusi adanya inovasi pembelajaran di sekolah.
b. Bagi guru
1) Sebagai bahan acuan ataupun masukkan dalam mengajarkan materi IPS
2) Sebagai sumber informasi bagi guru untuk memantau sejauh mana hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, khususnya materi Peristiwa
Sekitar Proklamasi.
3) Mendapatkan model pembelajaran yang tepat dan inovatif, dalam rangka
meningkatkan hasil pembelajaran IPS pada materi Peristiwa Sekitar
Proklamasi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
c. Bagi siswa
1) Siswa dapat mengetahui sejauh mana hasil belajar mereka dalam mata
pelajaran IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi.
2) Membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPS pada pokok
bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi.
3) Siswa dapat mengoptimalkan pembelajaran IPS.
4) Siswa menjadi tertarik dan berminat mengikuti pembelajaran IPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Belajar
Dalam pengertiannya belajar mempunyai makna yang komplek.
Ditinjau dari pengertian belajar itu sendiri banyak ahli yang mengemukakan
pengertian belajar dengan ungkapan dan pendapat yang berbeda-beda.
Pendapat-pendapat tersebut antara lain :
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Menurut
Cronbach “Learning is Shown by Change in Behavior as Result of
Experience. Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman (Baharuddin dan
Esa Nur W, 2010: 13).
Menurut Morgan dalam Agus Suprijono (2009: 3) “Learning is any
relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”,
belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari
pengalaman. Hilgrad dan Bower (Baharuddin dan Esa Nur W, 2010: 13)
menyatakan belajar adalah memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan
mendapatkan informasi atau menemukan.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk, sikap, dan tingkah lakunya, keterampilannya,
kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Oleh
karena itu belajar adalah proses yang aktif, belajar proses mereaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang
diarahkan kepada kompetensi, proses melihat, mengamati, memahami sesuatu
(SBM D2 PGSD oleh TIM, 2007: 2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Slameto (2003: 2) memberikan pengertian belajar adalah sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diiringi oleh
perubahan sikap dan tindakan oleh seseorang melalui pengenalan secara
berturut-turut dari suatu situasi ke situasi lain yang diulang-ulang sehingga
menjadi sempurna melalui tahapan-tahapan tertentu.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajara. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-
tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
Menurut Soedijarto dalam Purwanto (2010: 46) hasil belajar adalah
sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hasil
belajar menurut Endang Poerwanti (2008: 7.11) adalah keberhasilan siswa
setelah mengikuti satuan pembelajaran tertentu. Bloom merumuskan hasil
belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah), yaitu
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. (sumber: tentang
pendidikan—taksonomi Bloom, diakses 11januari 2011).
Dalam ranah Kognitif, hasil belajar tersusun dalam enam tingkatan.
Enam tingkatan itu antara lain, (1) pengetahuan atau ingatan, (2) pemahaman,
(3) penerapan, (4) sintesis, (5) analisis dan (6) evaluasi. Adapun ranah afektif
terdiri dari lima tingkatan yaitu, (1) pengenalan (ingin menerima, sadar akan
adanya sesuatu), (2) merespon (aktif berpartisipasi), (3) penghargaan
(menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu), (4) pengorganisasian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
(menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya), (5) pengamalan
(menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup). Sedangkan ranah
psikomotorik terdiri dari lima tingkatan juga yaitu, (1) peniruan (menirukan
gerak), (2) penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak), (3)
ketepatan (melakukan gerak dengan benar), (4) perangkaian (melakukan
beberapa gerakan sekaligus dengan benar), (5) naturalisasi (melakukan gerak
secara wajar). (sumber: tentang pendidikan—taksonomi Bloom, diakses
11januari 2011).
Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diharapkan dalam
menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang diinginkan dan merupakan
hasil kegiatan setelah siswa mengalami pembelajaran dalam kompetensi
tertentu (SBM D2 PGSD, 2007: 41).
Menurut Slameto (1995: 54) bahwa faktor yang mempengaruhi hasil
belajar meliputi:
1. Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri,
antara lain :
a) Faktor Jasmani, merupakan faktor yang berasaan individu dari anggota
badan individu itu sendiri, yang terdiri dari faktor kesehatan (tidak
sering sakit-sakitan) dan cacat tubuh (adanya salah satu anggota badan
yang cacat).
b) Faktor Psikologis, yaitu faktor yang mempengaruhi kejiwaan setiap
individu yang akan mempengaruhi belajar, seperti intelegensi perhatian,
minat bakat, motivasi atau dorongan, kematangan dan kesiapan dalam
menerima pelajaran.
c) Faktor Kelelahan, yaitu faktor yang disebabkan karena daya fisik
individu mengalami penurunan. Dibedakan menjadi dua yaitu :
(1) Kelelahan Jasmani, terlihat dari lemahnya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh, disebabkan kekacauan
subtansi sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah mengalir
tidak lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
(2) Kelelahan Rohani, dilihat dari hilangnya gairah dan semangat
untuk belajar yang dapat disebabkan oleh kelesuan dan kebosanan.
2. Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar individu tersebut, antara
lain :
a) Faktor Keluarga, yaitu faktor yang berasal dari dalam keluarga individu
itu sendiri, antara lain pola asuh orang tua, cara orang tua mendidik,
hubungan anak dengan anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga,
suasana atau keharmonisan keluarga, perhatian dari keluarga khususnya
dari orang tua, latar belakang keluarga. Keadaan ini sangat berpengaruh
terhadap kegiatan belajar siswa di rumah.
b) Faktor Sekolah, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekolah.
Meliputi metode pengajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa
dan hubungan siswa dengan siswa, kedisiplinan sekolah, waktu
pelajaran di sekolah, alat pelajaran, kondisi gedung sekolah (sarana dan
prasarana), tugas rumah,
c) Faktor Masyarakat, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekitar
siswa (masyarakat), seperti pergaulan dalam mayarakat, bentuk
kehidupan, status sosial, kebudayaan dan adat istiadat, media massa.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan dimana terdapat dua faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor dari dalam diri individu itu
sendiri dan faktor dari luar individu tersebut.
c. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial
dan kewarganegaraan (Depdikbud, 2004: 45). Ilmu sosial adalah disiplin
intelektual yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial secara ilmiah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
memusatkan manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau
masyarakat yang ia bentuk (Hidayati, 2008: 1.4)
Pendidikan IPS mempunyai dua konsep, yakni: (1) pendidikan LPS
yang diajarkan dalam tradisi ”citizenship transmission” dalam bentuk mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Sejarah Nasional,
(2) pendidikan IPS yang diajarkan dalam tradisi ”social science” dalam
bentuk pendidikan IPS terpisah dari SMU, yang terkonfederasi di SLTP dan
yang terintegrasi di SD (Udin S. Winataputra, 2008: 51)
Dalam Hidayati (2008: 1.6) definisi IPS menurut National Council
for Social Studies (NCSS), mendefinisikan IPS sebagai berikut:
Social studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pengertian Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah dan
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dinjau dari berbagai
aspek kehidupan secara terpadu. Memang pengetahuan sosial itu diperoleh
secara alamiah dari kehidupan sehari-hari, telah ada pada diri kita masing-
masing namun hal ini belum cukup menginat kehidupan masyarakat dengan
segala permasalahannya makin berkembang. Untuk menghadapi keadaan
demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah tidak cukup.
Disini perlu pendidikan formal khususnya pendidikan IPS.
2) IPS di Sekolah Dasar
Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk ditulisi,
atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi
sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan anak adalah entitas yang unik
yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan proses
serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktuyang semakin meluas
dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi
dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya
yang akan membawa kesadaran terhadap ruang dan waktu.
Pembelajaran IPS SD dimulai dari hal yang sederhana, dimulai dari
pengenalan diri sendiri (self), keluarga, tetangga, lingkungan baik tingkat
RT maupun RW, keurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,
negara, negara tetangga dan bahkan dunia. Pembelajaran IPS di SD
mempunyai beberapa karakteristik dilihat dari materi dan strategi
penyampaiannya (Hidayati, 2008: 1.26), yaitu sebagai berikut:
a) Materi IPS SD
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
(1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak
sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan
yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
(2) Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan,
keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.
(3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan
antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat
sampai yang terjauh.
(4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah
yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh,
tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
(5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,
pakaian, permainan, keluarga.
b) Karakteristik Penyampaian Pengajaran IPS SD
Karkteristik penyampaian pengajaran IPS sebagaian besar
adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan:
anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, daerah, negara,
dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or
Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan dalam Agus Badrudin,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2009: http:// beduatsuko. blogspot.com/, diakses pada tanggal 20
Januari 2011).
Menurut Hidayati (2008: 1-29) ada sejumlah karakteristik yang
dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat
di SD. Karakteristik pada masa kelas rendah SD (Kelas 1, 2, dan 3):
(1) Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
(2) Suka memuji diri sendiri
(3) Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya
tidak penting
(4) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang
menguntungkan dirinya
(5) Suka meremehkan orang lain
Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4, 5, dan 6);
(1) Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.
(2) Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
(3) Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus.
(4) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah.
Menurut Jean Piaget dalam Hidayati (2008: 1.29) usia siswa SD
(7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu guru
harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa,
misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar
harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat
menarik bagi siswa.
3) Fungsi IPS
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat
kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari
(Depdikbud, 1995: 139). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi
untuk mengembangkan nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia (Depdikbud, 2004: 45).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dalam http://massofa.wordpress.com /2007 /12/21/ hakekat -ips-
sebagai –program -studi/, diakses pada tanggal 20 Januari 2011) fungsi
IPS sebagai pendidikan adalah membekali anak didik dengan pengetahuan
sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual dalam membina
perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai sumber daya manusia yang
bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan nasional.
4) Tujuan pembelajaran IPS
Dalam Hidayati (2008: 1.24) kurikulum 2004 untuk tingkat SD
menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam Kurikulum
2004), bertujuan untuk:
a) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,
dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
c) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional,
dan global.
Menurut Oemar Hamalik dalam Hidayati (2008: 1.24) merumuskan
tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu: (1)
pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial
dan sikap, (4) keterampilan.
5) Ruang lingkup pembelajaran IPS
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, ruang lingkup mata
pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berdasarkan Silabus Kurikulum KTSP Kelas V tahun 2006, ruang
lingkup mata pelajaran IPS pada satuan pendidikan di SD/MI kelas V
semester II meliputi aspek yang terdapat pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel. 1 Standar Kompetensi IPS Kelas V Semester II Pokok Bahasan
Peristiwa Sekitar Proklamasi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator a. Menghargai peranan
tokoh pejuang dan
masyarakat dalam
mempersiapkan dan
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia.
2.3 Menghargai jasa
dan peranan tokoh
perjuangan dalam
memproklamasikan
kemerdekaan.
2.3.1 Menceritakan
peristiwa-peristiwa
penting yang
terjadi di sekitar
proklamasi
(peristiwa
Rengesdengklok,
penyusunan teks
proklamasi, detik-
detik proklamasi
kemerdekaan)
6) Evaluasi Pembelajaran IPS
Dalam suatu pembelajaran haruslah ada sebuah evaluasi untuk
mengetahui ada tidaknya dampak dari proses pembelajaran yang diterapkan.
Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan termasuk
perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan
penilaian (assesment) dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan
kemampuan guru, pengelolaan (management) pendidikan, dan reformasi
pendidikan secara keseluruhan (Sarwiji Suwandi, 2009: 8).
Menurut Baxter dalam Sarwiji Suwandi (2009: 9) mengemukakan
pentingnya penilaian dalam pembelajaran, antara lain: (1) untuk
membandingkan siswa satu dengan yang lainnya, (2) untuk mengetahui
apakah para siswa memenuhi standar tertentu, (3) untuk membantu kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pembelajaran siswa, (4) untuk mengetahui atau mengontrol apakah program
pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam Endang
Poerwanti (2008:1-5) evaluasi adalah proses pemberian makna atau
penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka
hasil pengukuran tersebut dengan kriteria, baik melalui evaluasi proses
maupun evaluasi akhir.
Dalam penelitian tindakan kelas biasanya menggunakan penilaian
berbasis kelas. Menurut Supranata dan Hatta dalam Sarwiji Suwandi (2009:
12) penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru
dalam rangka proses pembelajaran. Penilaian berbasis kelas merupakan
proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan,
yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian
belajar yang terdapat dalam kurikulum. Penilaian ini dapat dilaksanakan di
dalam dan/atau di luar kelas seperti laboratorium maupun lapangan. Dalam
penilaian kelas menggunakan berbagai alat dengan melalui:
1) Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung, meliputi:
a) Observasi, yaitu digunakan untuk menilai aktivitas pembelajaran
siswa dalam kelompok.
b) Performance assesment (unjuk kerja), yaitu digunakan dalam berbagai
kontek untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu,
misalnya kemampuan berbicara.
c) Sikap, merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang yang meliputi tiga komponen, yakni: afektif
(perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap
sesuatu objek), kognitif (kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek) dan konatif (kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek
sikap).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
d) Proyek (tugas), yaitu kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu, misalnya penelitian
sederhana tentang air di rumah, penelitian tentang harga sembako di
pasar.
e) Produk (hasil) penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk dari hasil pembelajaran tersebut, seperti penilaian kemampuan
peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni:makanan,
pakaian, patung, lukisan, gambar)
f) Portofolio, yakni penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi dapat berupa
karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik
oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atu bentuk informasi lain
yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran
(Depdiknas, 2006: 15-16)
g) Self assesment (penilaian diri), yaitu suatu teknik penilaian di mana
peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya
dalam mata pelajaran tertentu. Misalnya menilai penguasaaan
pengetahuan, membuat tulisan/cerpen, menilai kecakapan
berpendapat.
2) Evaluasi Akhir, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat akhir
pembelajaran. Biasanya dengan menggunakan tes. Tes adalah suatu cara
untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus
dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa
tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya
atau nilai standar yang ditetapakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games
Tournament(TGT)
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan pengetahuan,
keterampilan atau sikap baru pada saat seorang individu berinteraksi dengan
lingkungan. Pembelajaran adalah istilah yang kadang-kadang mengundang
kontroversi baik dikalangan para ahli maupun di lapangan, terutama diantara
guru-guru di sekolah.
Menurut kamus bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran menurut
Dimyati dan Mudjiono dalam SBM D2 PGSD oleh TIM (2007: 8) adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat
siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Sedangkan menurut Knirk dan Gustfson dalam SBM D2
PGSD oleh TIM (2007: 10) pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis
melalui tahap rancangan pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi
seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk
membantu siswa mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru dalam
suatu proses yang sengaja menciptakan suatu lingkungan, sehingga terjadi
proses belajar secara efektif, efisien dan kondusif situasional.
b. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu pola instruksional yang
memberikan proses spesifikasi dan penciptaan situasi lingkungan tertentu
yang mengakibatkan para siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan
khusus pada tingkah laku mereka (SBM D2 PGSD oleh TIM, 2007: 24)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Menurut Agus Suprijono (2009: 46) bahwa model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Trianto (2007: 5) mengemukakan model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah suatu pola mengajar yang digunakan sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.
c. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Banyak model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para
ahli. Pengembangan model tersebut didasarkan pada konsep teori yang
selama ini dikembangkan. Menurut Sugiyanto (2008: 7) jenis-jenis model
pembelajaran itu antara lain, (1) model pembelajaran kontekstual; (2)
model pembelajaran kooperatif; (3) model pembelajaran kuantum; (4)
model pembelajaran terpadu; (5) model pembelajaran berbasis masalah.
1) Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang
mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan
dan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sendiri sehari-hari.
2) Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Model Pembelajaran Kuantum
Pembelajaran kuantum mempunyai prinsip berbicara-bermakna,
semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi
reward. Strategi kuantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBAK
(Apa Manfaat Bagiku), alami dengan dunia realitas siswa, namai, buat
generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi,
komunikasi, ulangi dengan tanya jawab, latihan, rangkuman, dan
rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-
harapan.
4) Model Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu pada dasarnya sebagai kegiatan mengajar
dengan memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan
demikian, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dengan cara ini dapat
dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap
pertemuan.
5) Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Agus Suprijono (2009: 54) menjelaskan pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih
diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-
pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang
untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Slavin (2009: 4) model pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pembelajaran.
Isjoni (2009: 11) mengemukakan, cooperatif Learning atau
pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan faham konstruktivis, yang merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran. Belajar dikatakan belum selesai jika
salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurur Anita Lie (2008: 28) menyebut cooperatif learning dengan
istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa
lain dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan hanya berjalan kalau sudah
terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja
secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah
anggota kelompok yang pada umumnya terdiri dari 4-6 orang.
Rita Rani Mandal (2009: 96) mengemukakan The concept of
cooperative learning refers to intructional methods and techniques in
which student work in small group and rewarded in some way performance
as a group. Dapat diartikan konsep pembelajaran kooperatif mengacu pada
metode dan teknik dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil dan
dihargai kinerjanya dalam kelompok.
Dari beberapa pendapat di atas, diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berbasis
kelompok dan mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
e. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif
dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.
Roger dan David Johson dalam Agus Suprijono (2009: 58)
mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap
pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal harus
menerapkan lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif (Positive interdependence)
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan
yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota
kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
Sehingga setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk
menyelesaikan tugasnya masing-masing.
2) Tanggung jawab perorangan (Personal responsibility)
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran
terhadap keberhasilan kelompok. Unsur ini sebagai akibat langsung dari
unsur yang pertama. Karena tujuan pembelajaran kooperatif adalah
membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat.
Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan bersama. Artinya, setelah
mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat
menyelesaikan tugas yang sama.
3) Tatap muka dengan interaksi promotif (face to face promotive
interaction)
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling
ketergantungan positif. Ciri-cirinya adalah, (a) saling membantu secara
efektif dan efisien; (b) saling memberi informasi dan sarana yang
diperlukan; (c) memproses informasi bersama secara lebih efektif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
efisien; (d) saling mengingatkan; (e) saling membantu dalam
merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan
kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi; (f) saling
percaya; (g) saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan
bersama.
4) Komunikasi antar anggota (interpersonal skill)
Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam
pencapaian peserta didik harus: (a) saling mengenal dan mempercayai;
(b) mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius; (c) saling
menerima dan mendukung; (d) mampu menyelesaikan konflik secara
konstruktif.
5) Evaluasi proses kelompok (group processing)
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama. Agar
selanjutnya mereka bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Melalui
evaluasi ini dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan
kelompok dan kegitan dari kelompok. Siapa diantara anggota keompok
yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuannya
adalah meningkatkan efektifitas anggota dalam memberikan kontribusi
terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
Lungdren dalam Isjoni (2009: 13-14) mengemukakan bahwa unsur-
unsur dalam pembelajaran kooperatif adalah:
1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka ”tenggelam atau
berenang bersama”.
2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta
didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri
sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
f. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2009: 73) bahwa dalam pembelajaran kooperatif
terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan yaitu, (1) Student
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Team Achievement Division (STAD), (2) Jigsaw, (3) Team Game
Tournaments (TGT), (4) Group Investifation (GI), (5) Rotating Trio
Exchange, (6) Group Resume.
Robert E. Slavin (2009: 10) menyebutkan beberapa metode
pembelajaran kooperatif antara lain, Student Team Achievement Division
(STAD), Jigsaw, Team Games Tournament (TGT), Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dan Team Accelerated Instruction (TAI).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe
model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah, Student Team
Achievement Division (STAD), Jigsaw, Team Games Tournament (TGT),
Group Investifation (GI), Rotating Trio Exchange, Group Resume,
Structural Approach, Cooperatif Integrated Reading and Composition
(CIRC) dan Team Accelerated Instruction (TAI).
g. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Agus Suprijono (2009: 65) terdapat enam langkah atau
tahapan di dalam pembelajaran yang menggunakan model kooperatif.
Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1: Present goals and set
(menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa)
Menjelaskan tujuan
pembelajaran dan
mempersiakan siswa agar lebih
siap menerima pelajaran.
Fase 2: Present information
(menyajikan informasi)
Mempresentasikan informasi
kepada siswa secara verbal.
Fase 3: Organize students into
learning tems (mengorganisir
siswa ke dalam tim-tim belajar.
Memberikan penjelasan kepada
siswa tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
membantu kelompok
melakukan transisi yang
efisien.
Fase 4: Assist team work and
study (membantu kerja tim dan
belajar)
Membantu tim-tim belajar
selama siswa mengerjakan
tugas.
Fase 5: Test on the materials
(mengevaluasi)
Menguji pengetahuan siswa
mengenai materi pembelajaran
atau kelompok-kelompok
mepresentasikan hasil
kerjanya.
Fase 6: Provide recognition
(memberikan pengakuan atau
penghargaan)
Mempersiapkan cara untuk
mengakui usaha dan prestasi
individu maupun kelompok.
h. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)
Isjoni (2009: 83) berpendapat bahwa TGT adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-
kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda.
Robert E. Slavin (2009: 163) menyatakan Team Games Tournament
(TGT) artinya adalah bentuk pembelajaran yang terdapat dalam
pembelajaran koopratif yang paling tua dan paling banyak digunakan
dalam penelitian pendidikan, termasuk juga dalam penyampaian materi di
kelas. Dalam TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan
kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba
sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik
sebelumnya setara seperti mereka. Menurut Robert E. Slavin (2009: 143)
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
ada lima komponen utama (langkah-langkah pembelajaran TGT) yang
harus dimiliki, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1) Presentasi Kelas
Tahap ini merupakan tahap awal dalam pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran TGT, karena pada tahap ini siswa
diajarkan oleh guru tentang Peristiwa Proklamasi. Sehingga pada tahap
ini sangat berperan penting dalam penerimaan materi pada diri siswa.
Dimana guru mepresentasikan materi pelajaran di depan kelas dan siswa
memperhatikan penjelasan guru.
2) Tim
Tim atau kelompok ini dapat terdiri dari empat sampai lima
siswa dan pengelompokkan tim ini adalah berdasarkan kemampuan, asal
daerah, suku, dll. Fungsi dari pengelompokkan ini adalah memastikan
bahwa dari masing-masing siswa benar-benar mempelajari materi yang
disampaikan oleh guru, yaitu memperhatikan apa yang disampaikan oleh
guru dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara
berkelompok.
Fungsi pengelompokkan ini adalah untuk saling berbagi antara
satu siswa dengan siswa yang lain dalam satu kelompok. Hal ini
dilakukan apabila dalam anggota kelompok tersebut ada yang belum
paham, maka anggota kelompok yang lain harus bertanggung jawab
dengan cara mengajari anggota yang belum paham tersebut sampai
didapatkan semua anggota kelompok dapat paham semua.
3) Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan
yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya
dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Games ini dimainkan
di atas meja dengan 5-6 orang siswa, yang masing-masing mewakili tim
yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor
pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa
mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan
sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban
masing-masing.
4) Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.
Biasanya berlangsung pada akhir pekan atau akhir unit materi
pembelajaran. Setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah
melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan pada turnamen
pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen
dimana tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga
berikutnya pada meja 2 dan seterusnya. Kompetisi berlangsung secara
seimbang sehingga memungkinkan para siswa dari semua tingkat
kinerja dapat berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka
jika mereka melakukan yang terbaik.
5) Rekognisi Tim
Rekognisi hampir sama dengan reward, yaitu memberikan
hadiah, pujian, penghargaan atau yang lainnya kepad siswa atau
kelompok yang paling baik. Sehingga dengan pemberian hadiah ini
siswa akan semakin tertarik untuk belajar.
Team Games Tournament (TGT) mempunyai ide utama untuk
memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam
menuntaskan keterampilan-keterampilan yang disampaikan guru.
Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan tim,
mereka harus membantu teman satu tim untuk menguasai bahan ajar.
Walaupun mereka belajar bersama dalam tim tetapi mereka tidak boleh
saling membantu dalam turnamen. Ini berarti setiap siswa harus
menguasai materi. Selain itu motivasi Team Games Tournament (TGT)
juga menggunakan permainan, sehingga kegembiraan dirasakan siswa.
Permainan inilah yang membedakan TGT dengan model pembelajaran
kooperatif lainnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament adalah pembelajaran kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dengan menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 4-5 siswa yang memiliki kemampuan, suku atau ras yang
berbeda dengan menggunakan sistem turnamen akademik yang diikuti oleh
seluruh siswa.
B. Penelitian yang Relevan
1. Eriyani (2010) ”Penerapan Cooperative Learning Model Team Games
Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
IV SD Negeri Kalijaren 01 Kec.Maos Kab. Cilacap Tahun Ajaran 2009/2010”.
Hasil penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan adanya peningkatan hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT), terbukti rata-rata
hasil pratindakan 66,1 atau 72%, pada siklus I menjdai 69,5 atau 86%, pada
siklus II menjadi 73,4 atau 9 %, dan pada siklus III nilai rata-rata 80, atau
100%.
2. Yusrika Firda Isnaini (2010) ”Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sriwedari Surakarta Tahun Ajaran
2009/2010”. Hasil penelitian tersebut adalah terdapat peningkatan hasil belajar
siswa dari nilai rata-rata tes IPS semester 1 adalah 51 menjadi 74,44 pada
pokok bahasan Koperasi pada siswa kelas IV SD N Sriwedari Surakarta.
Dari penelitian di atas keduanya berbicara tentang penerapan
pembelajaran kooperatif pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD dan IPS
kelas IV SD, berdasarkan penelitian yang relevan tersebut, penelitian ini relevan
dengan penelitian di atas yaitu sama-sama berbicara tentang metode pembelajaran
kooperatif pada siswa Sekolah Dasar. Sedangkan perbedaannya adlah pada tipe
dan subjek penelitian dimana penelitian ini berbicara tentang penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas V
SD Negeri 07 Ngringo pada mata pelajaran IPS tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPS dikatakan berhasil apabila sebagian besar siswa telah
mendapat nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. SD N 07 Ngringo menetapkan
KKM mata pelajaran IPS kelas V adalah 65 pada tahun ajaran 2010/2011. Akan
tetapi pada kenyataannya hasil belajar pada pokok bahasan peristiwa sekitar
proklamasi SD N 07 Ngringo masih rendah terbukti masih banyak siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini disebabkan guru hanya menggunakan
model pembelajaran yang konvensional, guru masih menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan bahan ajar, guru tidak menggunakan media dalam
menyampaikan materi IPS. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga
siswa menjadi jenuh dan mudah bosan, serta dapat mempengaruhi rendahnya hasil
belajar IPS.
Beberapa upaya agar siswa terdorong untuk belajar, diantaranya adalah
penyajian materi yang menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan
semangat, minat, motivasi dan hasil belajar yang baik. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat diterapkan untuk
mengaktifkan siswa, menumbuhkan semangat siswa dan memotivasi siswa dalam
belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam model pembelajaran ini
siswa tidak hanya bekerja dalam kelompok saja, melainkan terdapat permainan
yang tersaji dalam games yang dimainkan secara turnamen. Dengan model ini
siswa dapat belajar sambil bermain, dapat berlatih bahwa ketergantungan dengan
orang lain itu pasti ada, sehingga sikap saling membutuhkan dan bekerjasama
dapat terbentuk.
Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok
bahasan peristiwa sekitar proklamasi pada mata pelajaran IPS kelas V SD N07
Ngringo, Jaten Karanganyar tahun ajaran 2010/2011. Kerangka berpikir dapat
digambarkan pada gambar 1 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar 1: Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori di atas, dapat ditarik hipotesis tindakan sebagai
berikut :
“Melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat
meningkatkan hasil belajar IPS tentang Peristiwa Sekitar Proklamasi bagi siswa
kelas V semester II SD N O7 Ngringo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
tahun ajaran 2010/2011”.
TINDAKAN
Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada materi Peristiwa sekitar Proklamasi
SIKLUS I Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
(materi peristiwa sekitar proklamasi)
KONDISI AKHIR
Hasil belajar IPS pada materi Peristiwa sekitar
Proklamasi meningkatkan
SIKLUS II Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe
TGT (tokoh yang berperan dalam peristiwa sekitar
proklamasi)
KONDISI AWAL
Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional
Hasil belajar IPS pada pokok bahasan
peristiwa sekitar proklamasi rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 07 Ngringo yang
berada di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap) Tahun Ajaran
2010/2011 selama 6 bulan, yang terdiri dari tahap persiapan sampai dengan
pelaporan penelitian. Yaitu pada bulan Januari sampai Juni 2011. Tabel waktu
dan jadwal penelitian terlampir pada lampiran 54 halaman 182.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu baik orang, benda ataupun lembaga
(organisasi) yang sifat keadaanya (attributnya) akan diteliti
(www.tatangmanguny’s blog, diakses 21 Februari 2011). Sebagai subjek adalah
siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran (Sarwiji Suwandi,
2009: 55). Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 07
Ngringo tahun ajaran 2010/2011 dengan banyak siswa 34 siswa yang terdiri dari
19 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki dengan pokok bahasan Peristiwa
Sekitar Proklamasi.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006: 107). Data atau informasi yang paling
penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data
kualitatif. Informasi data ini akan digali dari berbagai macam sumber data.
Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri guru dan siswa kelas V
2. Arsip nilai ulangan harian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode Pembelajaran
Kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
4. Informasi lain tentang kondisi sekolah serta sejarah singkatnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian adalah proses atau kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena,
informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian
(www.tkplb.org/documents/etraining. diakses pada 20 Februari 2011).
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah:
1. Observasi
Seringkali orang mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang
sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata (Suharsimi
Arikunto, 2002: 133). Yang menjadi observer guru IPS kelas V (guru kelas V).
Observasi dilakukan untuk mengobservasi kinerja peneliti ketika sedang
mengajar di kelas V SDN 07 Ngringo. Selain itu juga untuk memantau proses
dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah
perbaikan agar lebik efektif dan efisien.
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Suharsimi Arikunto, 2002: 127). Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur
seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan
(Sarwiji Suwandi, 2009: 59). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk
penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor. Tes kognitif dilaksanakan pada
setiap akhir pembelajaran tiap siklus dan berbentuk tes tertulis. Sedangkan tes
afektif dan psikomotor dilaksanakan ketika proses pembelajaran berlangsung
dan berbentuk tes kinerja dengan rentang nilai dan descriptor yang telah
ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses Tanya jawab lisan untuk memperoleh
bahan atau informasi yang dilaksanakan secara sepihak (Endang Poerwanti,
dkk, 2008: 5-16). Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai guru IPS kelas
V yang sekaligus guru kelas V SDN 07 Ngringo pada sebelum serta sesudah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournamen
(TGT).
4. Dokumentasi
a. Arsip
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tentang ruang lingkup
materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, indicator
dan materi pokok kelas V.
2) Silabus tentang alokasi waktu dan tema yang diajarkan.
b. Dokumen
Berupa nilai siswa kelas V SDN 07 Ngringo yang digunakan
sebagai data tentang hasil belajar pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar
Proklamasi sebelum dilakukan tindakan. Bentuk dokumen lain yaitu foto
dan video di setiap pelaksanaan tindakan dalam proses
pembelajaran/penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT).
E. Validitas Data
Semua data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian hendaklah
mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Karena itu diperlukan
validitas data. Untuk menguji kesahihan data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong dalam Sarwiji Suwandi
(2009: 60) triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
perbandingan data itu. Teknik triangulasi yang digunakan antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1. Triangulasi Sumber Data
Triangulasi data adalah mengambil data dari berbagai suasana, waktu,
dan jenis. Triangulasi data dalam penelitian ini meliputi data hasil belajar
kognitif, data hasil belajar afektif, dan data hasil belajar psikomotor yang
diambil dari siswa kelas V SDN 07 Ngringo pada saat proses pembelajaran,
data kondisi kelas dan sekolah SDN 07 Ngringo yang diperoleh ketika
melakkukan wawancara dengan guru IPS kelas V yang sekaligus guru kelas V,
dan data nilai kinerja yang diambil oleh guru ketika peneliti mengajar di kelas.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode yaitu seorang peneliti dengan mengumpulkan data
sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda.
Triangulasi metode dalam penelitian ini meliputi: (1) metode observasi untuk
menilai kinerja peneliti pada saat mengajar di kelas, (2) metode tes untuk
mengumpulkan data nilai kognitif, afektif, dan psikomotor dari siswa kelas V
SDN 07 Ngringo, (3) metode wawancara guna mengetahui kondisi
pembelajaran sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT), (4) metode dokumentasi guna
mengumpulkan data silabus dan nilai siswa kelas V SDN 07 Ngringo sebelum
dilakukan tindakan.
F. Teknik Analisis Data
Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu, (1) Reduksi
Data (Data Reduction), (2) Penyajian Data (Data Display), (3) Penarikan
Kesimpulan (Conslucion Drawing Verification). Milles dan Huberman dalam
Suharsimi Arikunto (2006: 91) menjelaskan tiga komponen tersebut sebagai
berikut :
1. Reduksi data ( Data Reduction)
Reduksi data yaitu proses pemilihan data dan penyederhanaan kasar.
Dalam penelitian ini reduksi dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan
data nilai kognitif, afektif, dan psikomotor dari siswa kelas V SDN 07 Ngringo,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
serta data hasil observasi kinerja guru dan wawancara dari guru IPS (guru
kelas) kelas V SDN 07 Ngringo.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersususun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam
penelitian ini penyajian data disusun dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik,
dan dinarasikan dalam pembahasan penelitian.
3. Penarikan kesimpulan (Consclucion Drawing Verification)
Kesimpulan adalah tinjauan ulang secara utuh, sehingga setelah
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal (interaktif), hipotesis atau
teori. Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan berlangsung pada tahap
refleksi pada setiap siklus. Data yang telah disusun dan disajikan disimpulkan
apakah telah memenuhi target maupun indicator yang telah ditentukan.
G. Indikator Kinerja
Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 61) indikator kinerja merupakan
rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan
keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja dalam penalitian ini
adalah meningkatkan hasil belajar IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar
Proklamasi pada siswa kelas V SDN 07 Ngringo dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament. Indicator penelitian ini
bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP IPS kelas V serta Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.
Pembelajaran pada siklus I dikatakan berhasil maupun efektif apabila
hasil belajar IPS secara klasikal memperoleh nilai ≥ 65 mencapai 70% dari jumlah
siswa. Sedangkan pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil apabila hasil
belajar siswa secara klasikal memperoleh nilai ≥ 65 mencapai 75%. Di samping
itu, bertolak dari silabus dan RPP maka siswa juga harus dapat memenuhi
indikator sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
1. Siswa dapat menceritakan secara singkat tentang peristiwa-peristiwa yang
terjadi di sekitar proklamasi (misalnya peristiwa Rangesdengklok, pertemuan
di Dalat, penyusunan teks proklamasi).
2. Siswa dapat menceritakan peranan beberapa took yang terlibat dalam peristiwa
sekitar proklamasi.
3. Siswa dapat memberikan contoh sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam
peristiwa sekitar proklamasi.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom research)
yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2
siklus. Menurut Sarwiji Suwandi (2009: 27) bahwa setiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, tindakan, dan refleksi.
Mekanisme kerja dalam pelaksanaan PTK ini diwujudkan dalam bentuk
siklus yang setiap siklusnya tercakup empat kegiatan, yaitu: (1) rencana, (2)
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi
2) Merencanakan pembelajaran dengan metode Team Games Tournament
(TGT)
a) Presentasi Kelas: guru menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa, siswa menggali materi dari sumber lain.
b) Tim: siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 5-6 orang siswa.
c) Games: games ini terdiri atas pertanyaan-pertanyaan soal yang harus
dikerjakan/dijawab oleh tim.
d) Tournament: struktur dimana games berlangsung. Turnamen atau
kompetisi ini berlangsung secara kompetitif dimana siswa saling
bermain di papan soal untuk mengambil undian soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
e) Rekognisi Tim: memberikan hadiah, pujian, penghargaan atau
lainnya kepada siswa atau kelompok yang terbaik (menjawab soal
paling banyak dan benar).
3) Menentukan pokok bahasan yaitu peristiwa sekitar proklamasi
4) Mengembangkan skenario pembelajaran
5) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran
6) Menyusun Lembar Kerja Siswa/LKS (soal turnament)
7) Mengembangkan format evaluasi
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Melakukan pembelajaran tentang peristiwa sekitar proklamasi.
2) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Team
Games Tournament (TGT) sesuai dengan RPP yaitu terlampir pada
lampiran 1 halaman...
3) Guru menjelaskan aturan permainan pembelajaran dengan Team Games
Tournament, dengan membagi siswa ke dalam kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 5-6.
4) Siswa belajar IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi
dengan menggunakan metode Team Games Tournament (TGT)
5) Memantau perkembangan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 07
Ngringo pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran.
Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan
peneliti. Dan yang menjadi observer dalam penelitian ini adalah guru IPS
(guru kelas) kelas V SDN 07 Ngringo.
d. Tahap Refleksi
Hasil dari pelaksanaan tindakan dan hasil dari observasi kemudian
dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditentukan. Karena
indikator ketercapaian kinerja sebesar 70% untuk penilaian afektif dan
psikomotor belum terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
tersebut belum berhasil dan harus dilanjutkan kesiklus II.
2. Rancangan Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan
masalah
2) Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Team
Games Tournament (TGT)
a) Presentasi Kelas: guru menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa, siswa menggali materi dari sumber lain.
b) Tim: siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 5-6 orang siswa.
c) Games: games ini terdiri atas pertanyaan-pertanyaan soal yang harus
dikerjakan/dijawab oleh tim.
d) Tournament: struktur dimana games berlangsung. Turnamen atau
kompetisi ini berlangsung secara kompetitif dimana siswa saling
bermain di papan soal untuk mengambil undian soal.
e) Rekognisi Tim: memberikan hadiah, pujian, penghargaan atau
lainnya kepada siswa atau kelompok yang terbaik (menjawab soal
paling banyak dan benar).
3) Menentukan pokok bahasan yaitu Peristiwa Sekitar Proklamasi dengan
sub materi Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Peristiwa Sekitar
Proklamasi.
4) Mengembangkan skenario pembelajaran
5) Menyusun lembar soal turnamen
6) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran
7) Mengembangkan format evaluasi
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah
disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2) Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Team
Games Tournament (TGT) sesuai dengan RPP pada siklus II (terlampir
pada lampiran 18 halaman 155)
3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan menggunakan metode
Team Games Tournament pada materi Peristiwa Sekitar Proklamasi
(Tokoh-tokoh yang Berperan dalam Peristiwa Sekitar Proklamasi).
4) Memantau perkembangan hasil belajar IPS pokok bahasan peristiwa
sekitar proklamasi pada siswa yaitu melalui penilaian kognitif, afektif
dan psikomotor.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan seperti pada siklus I yaitu melalui
pengamatan proses pembelajaran dengan poin-poin dalam pedoman yang
telah disiapkan peneliti. Dan yang menjadi observer dalam penelitian ini
adalah guru IPS (guru kelas) kelas V SDN 07 Ngringo.
d. Tahap Refleksi
Hasil analisis data dari siklus II ini digunakan sebagai acuan untuk
menentukan tingkat ketercapaian tujuan penelitian dalam meningkatkan
hasil belajar IPS pada pokok bahasan Peristiwa Sekitar Proklamasi siswa
kelas V SDN 07 Ngringo melalui penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 07 Ngringo. Tempat penelitian ini
berlokasi sangat strategis karena teletak di pinggir jalan raya, tepatnya beralamat
di Jalan Cempaka 4 Perumnas Palur, Ngringo, Jaten, Karanganyar. Lingkungan
fisik sekolah tempat penelitian ini cukup baik, hal ini terlihat dari tata ruang dan
pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada. Diantaranya ruang kelas, kantor
guru, halaman sekolah, kamar mandi, perpustakaan dan UKS. Halaman sekolah
ini tidak begitu luas yaitu kurang lebih 1.657 meter persegi dengan luas bangunan
536 meter persegi. Halaman tersebut biasanya dipergunakan sebagai tempat
upacara bendera, olah raga, dan tempat bermain siswa pada jam istirahat serta
untuk ekstarkurikuler tari dan pramuka.
Sekolah ini juga memiliki perpustakaan dengan koleksi buku yang cukup
lengkap. Akan tetapi minat baca siswa SDN 07 Ngringo masih rendah, terbukti
dengan sedikitnya pengunjung perpustakaan pada jam istirahat. Sekolah ini juga
memiliki kantin sekolah yang cukup terawatt dan terletak di dalam sekolah yang
menjual makanan dan minuman yang cukup lengkap, namun masih banyak siswa
yang membeli makanan di luar sekolah.
Ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas pembelajaran, SDN 07 Ngringo
sudah cukup baik. Karena ditunjang dengan jumlah guru yang cukup, yaitu 13
orang terdiri dari : 6 guru kelas, 1 guru agama islam, 1 guru Bahasa Inggris, 2
guru penjaskes/olahraga, 1 penjaga sekolah, 1 kepala sekolah dan 1 pegawai
perpustakaan. Para guru memiliki profesionalitas yang cukup tinggi karena
pengalaman mengajar yang sudah cukup lama. Selain itu juga ada yang
bersertifikasi, sehingga kinerjanya sudah tidak diragukan lagi.
Pada tahun ajaran 2010/2011 ini jumlah siswa SDN 07 sebanyak 207
siswa, yang terdiri dari kelas I sebanyak 42 siswa, kelas II sebanyak 30 siswa,
kelas III sebanyak 30 siswa, kelas IV sebanyak 46 siswa, kelas V sebanyak 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
siswa, kelas VI sebanyak 25 siswa. Jumlah siswa tahun ini mengalami kenaikan
dibandingkan tahun ajaran kemarin.
Dari apa yang dilaksanakan guru dalam penyelenggaraan pendidikan,
menunjukkan bahwa guru di SDN 07 Ngringo memiliki daya kreatif dan inovatif
yang cukup tinggi. Ini ditunjukkan dengan usaha keras guru dalam
mengembangkan dan terus mempertahankan sekolah dasar negeri yang
berkualitas dan tidak tertinggal dengan sekolah-sekolah dasar yang lain. Tetap
terpacu untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, sesuai dengan visi sekolah yaitu
“Berprestasi dengan dasar iman dan takwa dan berjiwa nasional yang tinggi”.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan data hasil pengamatan langsung tanggal 17 Maret 2011
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan
pembelajaran IPS tentang pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi, masih
terdapat banyak kekurangan, antara lain guru masih menggunakan pembelajaran
konvensional yang cenderung membosankan, kegiatan belajar mengajar masih
satu arah (kekreatifan siswa kurang berkembang) dan nilai hasil belajar belum
menunjukkan hasil yang optimal (masih banyak siswa yang nilainya di bawah
KKM) siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo khususnya mata pelajaran IPS
tentang pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi. Hasil tes awal tentang pokok
bahasan peristiwa sekitar proklamasi dapat dilihat pada tabel 3 yaitu pada
lampiran 10 halaman 111.
Dalam tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata mata pelajaran IPS
kelas V SD Negeri 07 Ngringo sebelum dilaksanakan tindakan adalah 63, 53.
Siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo sebanyak 34 siswa, hanya 13 siswa atau 38,
24% yang memperoleh nilai di atas ketuntasan minimal. Sebanyak 21 siswa atau
61, 76% memperoleh nilai di bawah nilai KKM, yaitu 65.Untuk memperjelas data
nilai tabel 3, dapat dilihat tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 4. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS
Siswa kelas V sebelum Tindakan (Prasiklus)
No. Interval Frekuensi Prosentase (%) Keterangan
1 40-49 5 14, 71% Tidak tuntas
2 50-59 1 2, 94% Tidak tuntas
3 60-69 15 44, 12% Tidak tuntas
4 70-79 6 17, 65% Tuntas
5 80-89 3 8, 82% Tuntas
6 90-90 4 11, 76% Tuntas
Jumlah 34 100%
Dari hasil tes awal pada tabel 4 dapatdiketahui bahwa penguasaan materi
peristiwa sekitar proklamasi oleh siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo masih
kurang, sehingga nilai hasil belajar siswa masih sangat rendah, yaitu masih
banyak nilai yang di bawah KKM. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM
adalah sebanyak 13 siswa atau 38, 24% , yang tidak mendapat nilai di atas KKM
sebanyak 21 siswa atau 61, 76%. adapun grafik nilai hasil belajar IPS dapat dilihat
pada grafik 1.
Grafik 1. Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan (prasiklus)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan grafik 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 63,
53. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 13 siswa, siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 21 siswa, yaitu siswa yang mendapat
nilai 40 sebanyak 5 siswa, yang mendapat nilai 50 sebanyak 1 siswa, yang
mendapat nilai 60 sebanyak 15 siswa, dan yang mendapat nilai 70 ke atas
sebanyak 13 siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa hasil belajar IPS kelas V SDN
07 Ngringo pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi masih rendah.
Oleh karena itu diperlukan adanya penanganan untuk hal tersebut dan
salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT). Dengan penerapan model pembelajaran tersebut
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas V pada pokok bahasan
peristiwa sekitar proklamasi SDN 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar pada tahun
ajaran 2010/2011.
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 siklus yang masing-masing terdiri
dari 2 kali pertemuan yang terbagi dalam 4 tahapan yaitu, perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
1. Deskripsi Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 17
Maret 2011 dan 24 Maret 2011. Masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada tahapan ini dilakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran IPS materi peristiwa sekitar proklamasi di kelas V. tujuan dari
pengamatan ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran yang
dipergunakan oleh guru, serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa, diperoleh informasi bahwa siswa kelas V SD N 07 Ngringo
sebagai data awal bahwa siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo sebanyak 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
siswa, terdiri dari 19 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Proses belajar
mengajar IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi SD Negeri 07
Ngringo kecamatan Jaten masih dilakukan secara konvensional, masih
menggunakan metode ceramah, tidak adanya penggunaan media, dan nilai rata-
rata masih rendah.
Bertolak dari kenyataan tersebut di atas, diadakan diskusi sekaligus
konsultasi dengan guru bidang studi IPS yang sekaligus sebagai guru kelas V
untuk mencari alternative pemecahan agar dapat meningkatkan hail belajar
pada materi peristiwa sekitar proklamasi pada kelas V. salah satu alternatif
pemecahan yang dapat dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan
mengaktifkan siswa,yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Games Tournament (TGT).
Dengan berpedoman pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2007 kelas V tentang peristiwa sekitar proklamasi. Dilakukan langkah-langkah
untuk merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) sebagai berikut :
1) Memilih kompetensi dasar yang sesuai meningkatkan hasil belajar peristiwa
proklamasi. Alasan memilih kompetensi dasar atau indikator tersebut
adalah:
a) Kompetensi dasar tentang meningkatkan hasil belajar peristiwa
proklamasi harus betul-betul dikuasai oleh siswa, karena hal tersebut
merupakan dasar untuk menciptakan individu Indonesia yang punya
nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, karena dengan mengetahui
sejarah kemerdekaan Indonesia akan menggugah siswa untuk lebih giat
lagi belajar dan tetap meneruskan perjuangan para pahlawan proklamasi
kemerdekaan.
b) Kompetensi dasar pada peristiwa sekitar proklamasi tersebut nantinya
dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai modal dalam
pergaulan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c) Pemilihan kompetensi dasar meningkatkan hasil belajar peristiwa
proklamasi didasarkan pada kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan
harapan masyarakat terhadap hasil belajar siswa.
2) Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator yang telah disusun.
Rencana pembelajaran disusun 2 kali pertemuan masing-masing pertemuan
2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit yang dilaksanakan pada tanggal 17 dan 24
Maret 2011.
3) Mempersiapkan media yang akan dipergunakan dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya.
1) Pertemuan I
Pertemuan ke-1 dilaksanakan hari kamis, 17 Maret 2011.
Pembelajaran direncanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Games Tournament (TGT). Guru membuka proses pembelajaran ini
diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu peristiwa
sekitar proklamasi.
Sebagai kegiatan awal, agar suasana kelas menjadi lebih semanagat
dan hidup, guru mengajak siswa menyanyikan lagu “sorak-sorak
bergembira”. Lalu siswa mengerjakan tes awal (pretes). Setelah selesai
mengerjakan , guru mempresentasikan materi yang akan disampaikan yaitu
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar proklamasi kemerdekaan
Indoneia menggunakan sumber belajar yang telah disiapkan.
Kemudian guru mulai mengelompokkan siswa menjadi 7 kelompok
kecil yang terdiri dari 4-5 siswa tiap kelompok. Cara pengelompokkan
dilakukan dengan cara menjadikan siswa yang berprestasi di kelas sebagai
ketua kelompok. Sehingga masing-masing tersusun sebuah kelompok yang
anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Yang dimaksudkan untuk menghindari kesenjangan dalam tim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Setelah kelompok terbagi guru memberikan tugas kepada masing-
masing kelompok untuk dikerjakan yaitu dengan membuat deskripsi tentang
peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi kemerdekaan. Setelah
itu masing-masing kelompok melaporkan ke depan kelas. Kemudian agar
kegiatan kelompok tidak membosankan siswa, guru menggantinya dengan
kegiatan semacam cerdas cermat. Kegiatan ini akan menarik karena siswa
akan punya sikap kompetitif positif lebih tinggi, sehingga diharapkan lebih
semangat dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Masing-masing
kelompok mendapat 5 soal wajib dan 10 soal rebutan. Apabila kelompok
menjawab benar mendapat nilai 100, apabila salah dapat dilempar kepada
kelompok selanjutnya (untuk soal rebutan). Kelompok yang dapat
menjawab benar soal lemparan mendapat nilai 50. Bagi siswa yang belum
memahami materi yang diberikan oleh guru di awal pelajaran dapat saling
berbagi pengetahuan dengan teman yang lain di dalam kelompok tersebut.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, siswa diberi evaluasi
untuk dikerjakan secara mandiri. Pada latihan ini siswa harus mengerjakan
secara individu. Setelah selesai guru meminta siswa untuk menukar dengan
temannya hasil pekerjaannya, kemudian dikoreksi bersama-sama dan
dihitung jumlah jawaban yang benar dan yang salah lalu dinilai oleh
korektor dan dikumpulkan.
Kemudian guru bertanya jawab tentang soal yang dikerjakan tadi,
sebagai tahap refleksi. Sebagai tindak lanjut guru memberi pesan-pesan agar
selalu rajin belajar dan memberikan pekerjaan rumah.
2) Pertemuan II
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari kamis, 24 Maret 2011.
Sebagai kegiatan awal guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi
yang telah disampaikan dipertemuan sebelumnya. Guru lalu menyampaikan
kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini, yaitu turnamen.
Kemudian guru mengelompokkan siswa menjadi 7 tim kecil berdasarkan
nilai pada pertemuan sebelumnya. Sehingga masing-masing tersusun tim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
yang anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
Setiap anggota tim memperoleh penomoran 1, 2, 3, 4, dan
seterusnya dengan cara mengambil undian tim. Penomoran itu kemudian
digunakan untuk menentukan anggota tim tersebut bermain pada turnamen
ke berapa. Anggota tim yang memperoleh nomor 1 akan bermain di
turnamen 1, yang memperoleh nomor 2 akan bermain di turnamen 2, dan
seterusnya.
Siswa memulai games dan turnamen. Permainan dimulai dengan
salah satu siswa dari tim yang pertama mengambil nomor undian soal pada
gelas/kotak undian. Setelah mendapatkan nomor soal siswa mencari nomor
soal tersebut pada kotak soal yang terdapat pada papan soal. Kemudian soal
diambil dan dan dikerjakan bersama kelompoknya lalu ditulis jawabannya
pada lembar jawab yang sudah disediakan. Setelah itu dilanjutkan pada tim
yamg mendapat nor urut 2 dan seterusnya sampai semua soal terjawab oleh
masing-masing tim. Masing-masing soal bernilai 100 setiap jawaban yang
benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Dan akan mendapatkan 1 bintang
tiap mendapat nilai 200 point. Siswa melanjutkan permainan sampai
masing-masing tim menyelesaikan permainan tersebut. Siswa menerima
bimbingan dari guru apabila mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan,
sambil melatihkan keterampilan-keterampilan kooperatif (menyampaikan
pendapat/menjawab pertannyaan, menjadi pendengar yang aktif,
menghargai berbagai perbedaan individu.
Setelah selesai games dan tournament siswa diminta mengerjakan
soal tes akhir. Dalam mengerjakan soal ini, siswa harus mengerjakannya
sendiri (individu) untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT). Setelah siswa selesai mengerjakan , guru meminta tes
akhir ini untuk dicocokkan bersama dengan menggesar jawaban ke meja
lain untuk ditukarkan dengan temannya. Setelah selesai dikumpulkan ke
depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Kemudian guru bertanya jawab tentang soal yang dikerjakan
tersebut, sebagai umpan balik. Sebagai tindak lanjut guru memberi motivasi
kepada siswa.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantapan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT), yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu
berupa lembar observasi, dokumentasi dengan kamera dan perekaman melalui
video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelakasanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) dalam meningkatkan hasil belajar IPS pokok bahasan peristiwa sekitar
proklamasi di kelas V SD Negeri 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun
Ajaran 2010/2011.
Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas atau
proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek
tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Berikut ini adalah hasil dari observasi
atau pengamatan selama pembelajaran berlangsung.
1) Observasi Peserta Didik
a) Pertemuan Ke-1
(1) Ranah Kognitif
Penilaian ranah kognitif diperoleh dari hasil tes proses pada
saat pembelajaran dan tes evaluasi di akhir pembelajaran. Kedua
nilai tersebut kemudian direrata sehingga menjadi nilai kognitif
pertemuan 1. Hasil nilai yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 5
lampiran 11 halaman 113.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Berdasarkan data nilai tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata kelas V sesudah dilaksanakan tindakan siklus I pada ranah
kognitif adalah 72. Siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo sebanyak
34 siswa, yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 10
siswa atau 29, 41%. Sebanyak 24 siswa atau 70, 59% memperoleh
nilai di atas KKM. Nilai standar KKM di SD N 07 Ngringo adalah
65 untuk mata pelajaran IPS. Untuk memperjelas data nilai pada
tabel 5 dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar
Kognitif Pertemuan 1 Siklus I
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1 50-59 0 0 %
2 60-69 12 35, 29 %
3 70-79 12 35, 29 %
4 80-89 8 23, 53 %
5 90-99 2 2, 94 %
Jumlah 34 100 %
Dari data tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapat nilai di atas KKM adalah sebanyak 24 siswa atau 70,
59%. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 10
siswa atau 29, 41%. Adapun grafik nilai hasil belajar IPS pokok
bahasan peristiwa sekitar proklamasi pada siswa kelas V SDN 07
Ngringo dapat dilihat pada grafik 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Grafik 2. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 1Siklus I
Berdasarkan grafik 2 nilai hasil belajar IPS pada pokok
bahasan peristiwa sekitar proklamasi dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata kelas sebesar 72. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM
sebanyak 24 siswa, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM
sebanyak 10 siswa.
(2) Ranah Afektif
Penilaian ranah afektif diperoleh dari hasil pengamatan
pada saat pembelajaran. Adapun aspek yang diamati dalam
penelitian siklus I pertemuan 1 meliputi : (1) bekerja sama, (2)
bertanya/menjawab pertanyaan, (3) bertanggung jawab, (4)
menjadi pendengar yang baik. Nilai efektif dari siklus I pertemuan
1 dapat dilihat pada tabel 7 lampiran 12 halaman 114.
Berdasarkan daftar nilai afektif siklus I pertemuan 1 pada
tabel 7, masih terdapat siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM yaitu sebanyak 7 siswa dengan 6 siswa mendapat nilai 63
dan 1 siswa mendapat nilai 56. Sedangkan yang memperoleh nilai
di atas KKM sebanyak 27 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 8. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Afektif IPS
Pertemuan 1 Siklus I
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 56-65 7 20, 56%
2. 66-75 20 58, 82%
3. 76-85 2 5, 88%
4. 86-95 5 14, 71%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 8 diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai
56-65 sebanyak 7 siswa atau 20, 56%, siswa yang memperoleh
nilai 66-75 sebanyak 20 siswa atau 58, 82%, yang memperoleh
nilai 76-85 sebanyak 2 siswa atau 5, 88%, dan yang memperoleh
nilai 86-95 sebanyak 5 siswa atau 14, 71%. Menurut frekuensinya
dapat disimpulkan bahwa kelas yang tertinggi frekuensinya adalah
66-75 (58, 82%), kemudian 56-65 (20, 56%), 86-95 (14, 71%) dan
76-85 (5, 88%). Dapat dilihat pada grafik 3.
Grafik 3. Hasil Nilai Afektif Pertemua 1 Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Dari grafik 3 dapat diketahui hasil nilai afktif dari kelas V
mata Pelajaran IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar
proklamasi dengan hasil masih ada beberapa siswa yang masih
memperoleh nilai di bawah KKM.
(3) Ranah Psikomotor
Penilaian ranah psikomotor sangat penting dalam
pembelajaran. Aspek yang diamati pada ranah ini antara lain : (1)
keberanian, (2) antusias, dan (3) partisipasi. Dari 34 siswa
diperoleh nilai seperti pada tabel 9 lampiran 13 halaman 115.
Berdasarkan daftar nilai psikomotor pada tabel 9 mata
pelajaran IPS kelas V pada pokok bahasan peristiwa sekitar
proklamasi diketahi rerata kelasnya adalah 72. Masih ada peserta
didik yang memperoleh nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 10
siswa. Sedangkan 24 siswa sudah memenuhi KKM yang telah
ditetapkan yaitu 65. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
01.
Tabel 10. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Psikomotor IPS
Pertemuan 1 Siklus I
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 51-60 10 29, 41%
2. 61-70 8 23, 53%
3. 71-80 6 17, 65%
4. 81-90 5 14, 71%
5. 91-100 5 14, 71%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 10 dapat diketahui prosentase nilai psikomotor
siswa. Peserta didik yang memperoleh nilai 51-60 sebanyak 10
siswa (29, 41%), 61-70 sebanyak 8 siswa (23, 53%), 71-80
sebanyak 6 siswa (17, 65%), 81-90 sebanyak 5 siswa (14, 71%),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dan 91-100 sebanyak 5 siswa (14, 71%). Data ini dapat disajikan
pada grafik 4.
Grafik 4. Hasil Nilai Psikomotor IPS Pertemuan 1 Siklus I
Dari grafik 4 dapat diketahui hasil nilai psikomotor siswa
kelas V pada mata pelajaran IPS pokok bahasan peristiwa sekitar
proklamasi, bahwa masih ada peserta didik yang memperoleh nilai
di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65. Siswa
yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 10 siswa dan
sebanyak 24 siswa sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan.
(4) Hasil Belajar IPS
Nilai kognitif, afektif, dan psikomotor yang telah
dipaparkan di atas, kemudian dijadikan nilai siklus I pertemuan
petama dengan menjumlahkan hasil nilai ketiga ranah tersebut
sehingga diperoleh rerata. Dapat dilihat pada tabel 11ampiran 14
halaman 116.
Berdasarkan daftar nilai hasil belajar mata pelajaran IPS
pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi pertemuan 1 siklus I
pada tabel 11, masih terdapat siswa yang memperoleh nilai di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
bawah KKM. Sebanyak 4 siswa masih mendapatkan nilai di bawah
KKM dan 30 siswa sudah mencapai KKM yang telah ditentukan
yaitu 65. Rerata kelas pada pertemuan 1 siklus I ini adalah 71, 62.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPS
Pertemuan 1 Siklus I
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 46-56 1 2, 94%
2. 57-67 12 35, 29%
3. 68-78 15 44, 12%
4. 79-89 4 11, 76%
5. 90-100 2 5, 88%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 12 diperoleh rerata nilai hasil belajar siswa pada
siklus I pertemuan 1 yaitu 71, 63. Siswa yang mendapatkan nilai
46-56 sebanyak 1 siswa atau 2, 94%, 57-67 sebanyak 12 siswa atau
35,29%, 68-78 sebanyak 15 siswa atau 44, 12%, 79-89 sebanyak 4
siswa atau 11, 76%, dan 90-100 sebanyak 2 siswa atau 5, 88%.
Apabila diurutkan menurut kelas dengan frekuensi yang terbanyak
maka yang paling tinggi prosentasinya adalah 68-78 (44, 12%),
kemudian 57-67 (35, 29%), nilai 79-89 (11, 76%), nilai 90-100 (5,
88%), dan yamh terendah 46-56 (2,94%). Seperti yang disajikan
pada grafik 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Grafik 5. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 1 Siklus I
Berdasarkan grafik 5 dapat diketahui hasil belajar siswa
dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga didapatkan
nilai hasil belajar pada siklus I pertemuan pertama dengan siswa
yang memperoleh nilai terendah antara 46-56 (2, 94%) dan nilai
tertinggi antara 90-100 (5, 88%).
b) Pertemuan Ke-2
(1) Ranah Kognitif
Penilaian ranah kognitif diperoleh dari hasil tes proses yaitu
ketika pembelajaran yang berupa turnamen dalam menjawab soal
dan evaluasi yang berupa tes akhir siklus I. Kedua nilai tersebut
kemudian direrata sehingga menjadi nilai kognitif pertemuan 2.
Hasil nilai yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 13 lampiran 21
halaman 127.
Berdasarkan daftar nilai kognitif siklus I pertemuan 2 pada
tabel 13, dapat diketahui rerata kelas yaitu 74,65 dari 34 siswa.
Masih ada 5 siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan 29 siswa lainnya telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
mencapai nilai 65 yang merupakan batas KKM yang telah
ditentukan. Untuk daftar frekuensi dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14. Daftar Frekuensi Hasil Nilai Belajar Kognitif
Petemuan 2 Siklus I
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 51-60 3 8, 82%
2. 61-70 6 17, 65%
3. 71-80 18 52, 94%
4. 81-90 5 14, 71%
5. 91-100 2 5, 88%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat
nilai di atas KKM adalah sebanyak 29 siswa atau 85, 29%.
Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 5
siswa atau 14, 71%. Menurut frekuensinya, maka kelas nilai
dengan jumlah siswa terbanyak yaitu 71-80 (52, 94%), kemudian
kelas 61-70 (17, 65%), kelas 81-90 (14, 71%), kelas 51-60
(8,82%), dan 91-100 (5, 88%). Adapun grafik nilai hasil belajar
kognitif dapat dilihat pada grafik 6.
Grafik 6. Hasil Nilai Kognitif Pertemuan 2 Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Berdasarkan grafik 6 dapat diketahui hasil belajar siswa
dari ranah kognitif. Sehingga didapatkan nilai hasil belajar pada
siklus I pertemuan pertama dengan siswa yang memperoleh nilai
terendah antara 51-60 (8, 82%) dan nilai tertinggi antara 91-100 (5,
88%).
(2) Ranah Afektif
Penilaian ranah afektif diperoleh dari hasil pengamatan
pada saat pembelajaran. Adapun aspek yang diamati dalam
penelitian siklus I pertemuan 2 yaitu : (1) bekerja sama, (2)
bertanya/menjawab pertanyaan, (3) bertanggung jawab, (4)
menjadi pendengar yang baik. Nilai afektif dari siklus I pertemuan
2 dapat dilihat pada tabel 15 lampiran 22 halaman 128.
Berdasarkan daftar nilai afektif siklus I pertemuan 2 pada
tabel 15, dapat dikethui rata-rata kelas hasil belajar afektif siswa
kelas V mata pelajaran IPS pada pokok bahasan peristiwa sekitar
proklamasi yaitu 72, 12. Dari 34 siswa masih ada 7 siswa yang
masih mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu antara 60-69 dan
sebanyak 27 siswa sudah mencapai KKM yang telah ditentukan
yaitu 65. Dapat dilihat pada tabel 16 daftar frekuensi siswa.
Tabel 16. Daftar Frekuensi Hasil Belajar Afektif IPS Kelas V
Pertemuan 2 Siklus I
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 60-69 20 58, 82%
2. 70-79 8 23, 53%
3. 80-89 3 8, 82%
4. 90-99 3 8, 82%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 16 diperoleh data siswa yamg memperoleh nilai
antara 60-69 (58, 82%) sebanyak 20 siswa, 70-79 (23, 53%)
sebanyak 8 siswa, dan antara 80-89 (8, 82%) dan 90-99 (8, 82%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
masing-masing 3 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik 7.
Grafik 7. Hasil Nilai Afektif IPS Pertemuan 2 Siklus I
(3) Ranah Psikomotor
Penilaian ranah Psikomotor diambil ketika pembelajaran
berlangsung. Aspek yang diamati yaitu: (1) keberanian, (2)
antusias, (3) partisipasi. Dari 34 siswa diperoleh nilai yang
berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya, dapat
dilihat pada tabel 17 lampiran 23 halaman 129.
Berdasarkan daftar nilai psikomotor siklus I pertemuan 2
pada tabel 17, masih terdapat 7 siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM ynag telah ditetapkan yaitu 65. Sedangkan 27 siswa sudah
memenuhi rerata Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rerata
kelas dari hasil nilai psikomotor adalah 73, 09. Dapat dilihat pada
daftar frekuensi pada tabel 18.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 18. Hasil Belajar Nilai Psikomotor IPS Kelas V
Pertemuan 2 Siklus I
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 56-65 7 20,59%
2. 66-75 18 52, 94%
3. 76-85 5 14, 71%
4. 86-95 4 11, 76%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan data frekuensi pada tabel 18 dapat diperoleh
kelas dengan jumlah siswa terbanyak adalah antara 66-75 (52,
94%) sebanyak 18 siswa, kemudian 56-65 (20, 59%) sebanyak 7
siswa, kemudian 76-85 (14, 71%) dan 86-95 (11, 76%) yang
masing-masing 5 siswa dan 4 siswa. untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik 8.
Grafik 8. Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 2 Siklus I
Dari grafik 8 dapat diketahui nilai hasil belajar siswa kelas
V pada mata pelajaran IPS pokok bahasan peristiwa sekitar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
proklamasi. Masih ada 7 siswa yang belum memenuhi KKM dan
sebanyak 27 siswa sudah memenuhi KKM yang telah ditentukan
yaitu 65.
(4) Hasil Belajar IPS
Nilai kognitif, afektif dan psikomotor yang telah didapatkan
dari siklus I pertemuan 2 kemudian dijumlah dan direrata sehingga
diperoleh nilai hasil belajar siklus I pertemuan 2. Nilai dari hasil
tersebut dapat dilihat pada tabel 19 lampiran 24 halaman 130.
Berdasarkan daftar nilai hasil belajar mata pelajaran IPS
pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kelas V siklus I
pertemuan 2 pada tabel 19, masih terdapat 3 siswa yang belum
memenuhi Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan 31
siswa sudah mendapatkan nilai di atas KKM. Rerata kelas pada
siklus I pertemuan 2 adalah 73, 44. Untuk mengetahui frekuensi
siswa dari nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 20.
Tabel 20. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPS
Pertemuan 2 Siklus I
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 56-65 3 8, 82%
2. 66-75 23 67, 65%
3. 76-85 4 11, 76%
4. 86-95 4 11, 76%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 20 dapat diketahui frekuensi nilai hasil belajar
IPS kelas V pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi pada
siklus I pertemuan 2 terdapat peningkatan dari pertemuan 1. Siswa
yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 3 siswa, sedangkan
31 siswa sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang telah ditentukan yaitu 65. Menurut frekuensi yang terbanyak
adalah kelas 66-75 (67, 65%), kemudian 76-85 (11,76%) dan 86-95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
(11, 76%) dan yang terakhir 56-65 (8, 82%). Dapat dilihat juga
pada grafik 9.
Grafik 9. Nilai Hasil Belajar IPS Pertemuan 2 Siklus I
c) Hasil Belajar IPS Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses
pelaksanaan tindakan, data yang diperoleh selama pertemuan 1 dan 2
lalu dikumpulkan kemudian direrata. Hasil belajar siklus I diperoleh
dari hasil rekap penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor dari kedua
pertemuan. Hasil setelah direrata menunjukkan bahwa nilai dari hasil
belajar siklus I sangat beragam, dapat dilihat pada tabel 21 lampiran 26
halaman 132.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa selama siklus I
terdapat peningkatan yang cukup baik walaupun dengan rata-rata yang
belum cukup memuaskan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan
pada nilai rata-rata yang sebelumnya pada prasiklus nilai rata-ratanya
63, 53 menjadi 72, 82 setelah dilaksanakan tindakan siklus I. Kenaikan
nilai tersebut berdasarkan tiga aspek yaitu, penilaian dari aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kognitif, penilaian dari aspek afektif, dan penilaian dari aspek
psikomotor.
2) Observasi Kinerja Guru
Selama proses pembelajaran siklus I, kinerja guru diamati dan dinilai
oleh observer yaitu guru IPS kelas V SDN 07 Ngringo yang sekaligus guru
kelas V itu sendiri. Penilaian meliputi 15 kategori dengan skor 1-4. Hasil
penilaian dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 131.
Berdasarkan lampiran 25 halaman 131 tersebut, diperoleh hasil bahwa
ketika mengajar peneliti sangat baik dalam kemampuan menggunakan
model pembelajaran serta keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Peneiti mendapat skor 3 (baik) unntuk sebelas kategori yaitu: (1) pemberian
motivasi belajar; (2) penyampaian materi dengan jelas dan sistematis; (3)
pengelolaan kelas; (4) kejelasan suara; (5) penggunaan strategi bertanya; (6)
pemberian penguatan kepada peserta didik (pujian, hadiah, tepuk tangan,
dll); (7) menggunakan variasi dalam mengajar (suara, tempat, media,
metode, dll); (8) guru mampu melibatkan peserta didik untuk berperan aktif
dalam pembelajaran; (9) penguasaan bahan ajar; (10) mengarah pada tujuan
pembelajaran; dan (11) ketepatan strategi pembelajaran.
Peneliti juga mendapatkan nilai 2 (cukup baik) untuk kategori
pemberian umpan balik dan keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil. Sehingga kedua kategori ini harus lebih ditingkatkan oleh peneliti.
Hasil dari rerata skor menunjukkan nilai peneliti dalam mengajar
siklus I yaitu 3, yang dapat diartikan bahwa kemampuan guru dalam
mengajar sudah cukup baik, tetapi masih terdapat kekurangan yang harus
diperbaiki oleh peneliti dalam mengajar.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan di analisis.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam proses pelaksanaan
tindakan, masih terdapat siswa yang masih mendapat nilai di bawah KKM.
Sedangkan sebagian besar siswa sudah mendapat nilai di atas KKM dan dapat
diuraikan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Pertemuan 1 dan 2
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab
pertanyaan guru, serta bekerja sama dalam kelompoknya. Namun masih ada
siswa yang bercanda dengan temannya. Pada pertemuan 1 dan 2 ini sudah
menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa, karena nilai rata-rata kelas
mencapai 72, 82 yang semula sebelum dilakukan tindakan hanya 63, 53.
Siswa yang dapat mencapai KKM 85,29%, meskipun nilai terendah adalah 60
sebanyak 1 anak tetapi hasil tersebut sudah menunjukkan keberhasilan bahwa
pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi sudah dikuasai oleh siswa.
Dengan demikian Pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) dapat dikatakan berhasil, akan tetapi belum maksimal.
2. Deskripsi Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan pada bulan April yaitu pada tanggal 7
dan 14 April 2011. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Bertolak dari hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada
Siklus I. Diketahui bahwa hasil yang diperoleh siswa belum maksimal. Oleh
karena itu , peneliti mengulang kembali pembelajaran IPS tentang pokok
bahasan peristiwa sekitar proklamasi. Rencana yang akan dilaksanakan pada
siklus II antara lain : 1) guru akan lebih mengoptimalkan pemberian motivasi
kepada siswa untuk meningkatkan kerja sama antar kelompok baik sebelum
pembelajaran, selama pembelajaran dan sesudah pembelajaran dengan harapan
siswa lebih bersemangat dalam meningkatkan hasil belajarnya. 2) guru tidak
akan dominan dalam memberikan penjelasan pada siswa dan yang harus lebih
aktif adalah siswa, akan tetapi tetap memberikan penjelasan yang benar di
akhir pembelajaran.
Berpijak dari beberapa indikator yang ditetapkan, masih ada indikator
yang belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Oleh karena itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
peneliti dengan pengarahan dan masukkan dari guru-guru yang lain kembali
menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan lebih cermat dan
teliti untuk pelaksanaan siklus II. Indikator dari pembelajaran berikutnya
adalah menjelaskan peranan tokoh peristiwa sekitar proklamasi.
Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
seperti pada siklus II, yaitu : 1) memilih atau menentukan Kompetensi Dasar,
hasil belajar dan indicator yang hendak dicapai, 2) mempersiapkan alat-alat
atau media yang akan dipergunakan, 3) menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus II.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) yang
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yakni tanggal 7 April 2011 dan
tanggal 14 April 2011.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari kamis, 7 April 2011.
Pembelajaran direncanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Games Tournament (TGT). Sebelum kegiatan pembelajaran guru
membagi siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Pengelompokkan dilaksanakan
sesuai dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya, yaitu pada siklus I
pertemuan pertama.
Guru membuka proses pembelajaran diawali dengan berdoa bersama,
kemudian sebagai kegiatan awal, siswa dan guru bersama menyanyikan lagu
“Indonesia Telah Merdeka” dengan semangat. Setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu tokoh dalam peristiwa
proklamasi, sikap yang perlu diteladani, dan cara menghargai jasa para
pahlawan.
Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan dissampaika,
yaitu tokoh dalam peristiwa proklamasi, sikap yang perlu diteladani, dan
cara menghargai jasa para pahlawan dengan menggunakan sumber dan
media pembelajaran yang telah dipersiapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Sesudah itu, seperti siklus I siswa bekerja kelompok layaknya cerdas
cermat. Masing-masing kelompok mendapat 5 soal wajib dan 10 soal
rebutan. Apabila kelompok menjawab benar mendapat nilai 100, apabila
salah dapat dilempar kepada kelompok selanjutnya (untuk soal rebutan).
Kelompok yang dapat menjawab benar dari soal lemparan mendapat nilai
50. Siswa yangbelum memahami materi ini dapat saling berbagi
pengetahuan dan informasi dengan teman-temannya dalam kelompok
tersebut.
Setelah itu siswa diberi evaluasi untuk dikerjakan secara mandiri.
Pada evaluasi ini siswa harus mengerjakannya secara individu. Setelah
selesai guru meminta evaluasi individu untuk dikumpulkan di depan.
Sebagai tindak lanjut guru memberi pesan-pesan agar selalu rajin belajar
dan senang berbuat baik kepada semua teman tanpa membeda-bedakan latar
belakang.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis, 14 April 2011.
Pembelajaran direncanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Games Tournament (TGT). Sebagai kegiatan awal, guru bertannya
kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan pertemuan
sebelumnya. Sehingga masing-masing tersusun sebuah tim yang anggotanya
terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Setiap anggota tim memperoleh penomoran 1, 2, 3, 4, 5, dan
seterusnya yang ditentukan oleh guru. Penomoran itu kemudian digunakan
untuk menentukan anggota tim tersebut bermain pada turnamen keberapa.
Anggota tim yang memperoleh nomor 1 akan bermain di turnamen 1, yang
memperoleh nomor 2 akan bermain di turnamen 2, dan seterusnya.
Siswa memulai games dan tournament. Permainan dimulai dengan
salah satu siswa dari tim yang pertama mengambil nomor undian soal pada
gelas/kotak undian. Setelah mendapatkan nomor soal siswa mencari nomor
soal tersebut pada kotak soal yang terdapat pada papan soal. Kemudian soal
diambil dan dan dikerjakan bersama kelompoknya lalu ditulis jawabannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
pada lembar jawab yang sudah disediakan. Setelah itu dilanjutkan pada tim
yamg mendapat nomor urut 2 dan seterusnya sampai semua soal terjawab
oleh masing-masing tim. Masing-masing soal bernilai 100 setiap jawaban
yang benar dan 0 untyk jawaban yang salah. Dan akan mendapatkan 1
bintang tiap mendapat nilai 200 poin. Siswa melanjutkan permainan sampai
masing-masing tim menyelesaikan permainan tersebut. Siswa menerima
bimbingan dari guru apabila mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan,
sambil melatihkan keterampilan-keterampilan kooperatif (menyampaikan
pendapat/menjawab pertannyaan, menjadi pendengar yang aktif,
menghargai berbagai perbedaan individu.
Bagi tim yang memperoleh nilai tertinggi, mereka berhak mendapat
reward dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga terjadi kompetisi positif antar kelompok
maupun individu.
Kemudian siswa diminta memgerjakan soal tes akhir. Dalam
mengerjakan soal ini, siswa harus mengerjakannya secara individu untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Setelah
siswa selesai mengerjakan, guru meminta tes akhir ini untuk dicocokkan
bersama dengan menukarkannya dengan teman lain. Lalu dikumpulkan di
depan.
Lalu guru bertannya jawab tentang soal yang dikerjakan tadi, sebagai
umpan balik. Sebagai tindak lanjut guru memberi pesan-pesan agar selalu
rajin belajar di rumah.
c. Observasi
Dalam tahap ini peneliti secara kolaboratif melaksanakan pemantauan
terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif. Dalam abservasi ini untuk memperoleh data
kesesuaian pelaksanaan penggunaan pembelajaran kooperatif dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun, untuk mengetahui seberapa besar
pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada
hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 07 Ngringo. Oleh karena itu
pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas atau partisipasi siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
proses belajar. Namun juga aspek tindakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.
Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
pada masing-masing pertemuan. Observasi ini ditujukan pada kegiatan guru
dalam melaksanakan pembelajaran, suasana kelas saat pembelajaran.
Keseluruhan data yang diperoleh dalam kgiatan ini termasuk pencatatan hasil
tes akan digunakan sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis
perkembangan nilai hasil belajar IPS siswa setelah dilakukannya pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Berikut adalah hasil dari
observasi atau pengamatan selama pembelajaran berlangsung :
1) Peserta Didik
a. Pertemuan Ke-1
(1) Ranah Kognitif
Penilaian ranah kognitif diperoleh dari tes proses selama
pembelajaran yaitu pada kegitan diskusi/turnamen dan tes evaluasi di
akhir pembelajaran. Nilai kognitif dapat dilihat pada tabel 22
lampiran 34 halaman 152.
Berdasarkan tabel 22 diperoleh rata-rata kelas 75, 58 dari
hasil belajar ranah kognitif. Masih ada siswa yang mendapatkan nilai
di bawah KKM yaitu sebanyak 4 siswa dari 34 siswa, sedangkan 30
siswa sudah memenuhi di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang telah ditentukan yaitu 65. Untuk melihat frekuensi nilai siswa
dapat dilihat pada tabel 23.
Tabel 23. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar Kognitif
Pertemuan 1 Siklus II
No. Interval Frekuensi Prosentase (%) 1. 56-65 6 17, 65% 2. 66-75 11 32, 35% 3. 76-85 15 44, 12% 4. 86-95 2 5, 88%
Jumlah 34 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dari tabel 23 dapat diperoleh nilai frekuensi yaitu nilai 56-65
sebanyak 6 siswa atau 17, 65%, siswa yang memperoleh 66-75
sebanyak 11 siswa atau 32, 35%, siswa yang memperoleh 76-85
sebanyak 15 siswa atau 44, 12%, dan 86-95 sebanyak 2 siswa atau 5,
88%. Dari tabel 23 dapat dilihat pada grafik 9.
Grafik 10. Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 1 Siklus II
(2) Ranah Afektif
Penilaian ranah afektif diperoleh dari hasil pengamatan pada
saat pembelajaran. Adapun aspek yang diamati dalam penelitian
siklus II pertemuan 1 yaitu: (1) bekerja sama, (2) bertanya/
menjawab pertanyaan, (3) bertanggung jawab, (4) menjadi
pendengar yang baik. Nilai Afektif pertemuan 1 dapat dilihat pada
tabel 24 lampiran 35 halaman 153.
Berdasarkan daftar nilai afektif pada tabel 24 mata pelajaran
IPS pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi diketahui rerata
kelas adalah 74, 21. Dari hasil tersebut masih ada siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 4 siswa dari 34 siswa,
sedangkan sebanyak 30 siswa sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Untuk melihat frekuensi nilai hasil belajar afektif
dapat dilihat pada tabel 25.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 25. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar Afektif
Pertemuan 1 Siklus II
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 56-65 4 11, 76%
2. 66-75 23 67, 65%
3. 76-85 4 11, 76%
4. 86-95 3 8, 82%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 25 dapat diperoleh nilai frekuensi yaitu nilai 56-65
sebanyak 4 siswa atau 11, 76%, siswa yang memperoleh 66-75
sebanyak 23 siswa atau 67, 65%, siswa yang memperoleh 76-85
sebanyak 4 siswa atau 11, 76%, dan 86-95 sebanyak 3 siswa atau 8,
82%. Dari tabel 24 dapat dilihat pada grafik 10.
Grafik 11. Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 1 Siklus II
(3) Ranah Psikomotor
Penilaian ranah Psikomotor diambil ketika pembelajaran
berlangsung yaitu ketika diskusi/turnamen. Aspek yang diamati pada
ranah ini yaitu: (1) keberanian; (2) antusias; (3) partisipasi. Nilai
hasil belajar psikomotor siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada
tabel 26 lampiran 36 halaman 154.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berdasarkan daftar nilai psikomotor pada tabel 26 mata
pelajaran IPS kelas V pada pokok bahasan peristiwa sekitar
proklamasi diketahi rerata kelasnya. Masih ada siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 3 siswa.
Sedangkan 31 siswa sudah memenuhi KKM yang telah ditetapkan
yaitu 65. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 27.
Tabel 27. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar Psikomotor
Pertemuan 1 Siklus II
No. Interval Frekuensi Prosentase (%) 1. 56-65 3 8, 82% 2. 66-75 20 58, 82% 3. 76-85 6 17, 65% 4. 86-95 5 14, 71%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 27 dapat diperoleh nilai frekuensi yaitu nilai 56-65
sebanyak 3 siswa atau 8, 82%, siswa yang memperoleh 66-75
sebanyak 20 siswa atau 58, 82%, siswa yang memperoleh 76-85
sebanyak 6 siswa atau 17, 65%, dan 86-95 sebanyak 5 siswa atau 14,
71%. Dari tabel 28 dapat dilihat pada grafik 11.
Grafik 12. Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 1 Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Dari grafik 12 dapat diketahui nilai hasil belajar siswa kelas
V pada mata pelajaran IPS pokok bahasan peristiwa proklamasi
dengan nilai reratanya 74, 74. Masih ada 3 siswa yang belum
memenuhi KKM dan sebanyak 31 siswa sudah memenuhi KKM
yang telah ditentukan yaitu 65.
(4) Hasil Belajar IPS
Nilai kognitif, afektif dan psikomotor yang telah didapatkan
dari siklus II pertemuan 1 kemudian dijumlah dan direrata sehingga
diperoleh nilai hasil belajar siklus II pertemuan 1. Nilai dari hasil
tersebut dapat dilihat pada tabel 28 lampiran 37 halaman 155.
Berdasarkan daftar nilai hasil belajar mata pelajaran IPS
pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kelas V siklus II
pertemuan 1 pada tabel 28, masih terdapat siswa yang belum
memenuhi Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan 31
siswa sudah mendapatkan nilai di atas KKM. Rerata kelas pada
siklus II pertemuan 1 adalah 74, 79. Untuk mengetahui frekuensi
siswa dari nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 29.
Tabel 29. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPS
Pertmuan 1 Siklus II
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 56-65 2 5, 88%
2. 66-75 25 73, 53%
3. 76-85 3 8, 82%
4. 86-95 4 11, 76%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 29 dapat diketahui frekuensi nilai hasil belajar IPS
kelas V pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi pada siklus I
pertemuan 2 terdapat peningkatan dari pertemuan 1. Siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa, sedangkan 32
siswa sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
telah ditentukan yaitu 65. Menurut frekuensi yang trbanyak adalah
kelas 66-75 (73, 53%), kemudian 86-95 (11, 76%) , 76-85 (8, 82%) ,
dan yang terakhir 56-65 (5, 88%). Dapat dilihat juga pada grafik 13.
Grafik 13. Nilai Hasil Belajar Pertemuan 1 Siklus II
b. Pertemuan Ke-2
(1) Ranah Kognitif
Penilaian ranah kognitif diperoleh dari tes prose selama
pembelajaran yaitu pada kegitan diskusi/turnamen dan tes evaluasi
di akhir pembelajaran. Nilai kognitif dapat dilihat pada tabel 30
lampiran 44 halaman 168.
Berdasarkan tabel 30 diperoleh rata-rata kelas 80, 53 dari
hasil belajar ranah kognitif. Siswa kelas V SDN 07 Ngringo
sebanyak 34 siswa, dan semua siswa telah mendapatkan nilai hasil
belajar kognitif di atas KKM pada siklus II pertemuan 2 ini..
Untuk melihat frekuensi nilai siswa dapat dilihat pada tabel 31.
Tabel 31. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar Kognitif
Pertemuan 2 Siklus II
No. Interval Frekuensi Prosentase (%) 1. 61-70 2 5, 88% 2. 71-80 17 50% 3. 81-90 10 29, 41% 4. 91-100 5 14, 71%
Jumlah 34 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Dari tabel 31 dapat diperoleh nilai frekuensi yaitu nilai 61-70
sebanyak 2 siswa atau 5, 88%, siswa yang memperoleh 71-80
sebanyak 17 siswa atau 50%, siswa yang memperoleh 81-90
sebanyak 10 siswa atau 29, 41%, dan 91-100 sebanyak 5 siswa
atau 14, 71%. Dari tabel 32 dapat dilihat pula pada grafik 14.
Grafik 14. Nilai Hasil Belajar Kognitif Pertemuan 2 Siklus II
Berdasarkan grafik 14 nilai hasil belajar kognitif diperoleh
nilai rata-rata 80, 53. Semua siswa sudah mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu di atas 65.
(2) Ranah Afektif
Penilaian ranah afektif diperoleh dari hasil pengamatan pada
saat pembelajaran. Adapun aspek yang diamati dalam penelitian
sikluus II pertemuan 1 yaitu: (1) bekerja sama, (2)
bertanya/menjawab pertanyaan, (3) bertanggung jawab, (4)
menjadi pendengar yang baik. Nilai Afektif pertemuan 1 dapat
dilihat pada tabel 32 lampiran 45 halaman 169.
Berdasarkan daftar nilai afektif pada tabel 32 mata pelajaran
IPS pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi diketahui rerata
kelas adalah 75, 44. Dari hasil tersebut masih ada siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 2 siswa dari 34
siswa, sedangkan sebanyak 32 siswa sudah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk melihat frekuensi nilai hasil
belajar afektif dapat dilihat pada tabel 33.
Tabel 33. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar Afektif
Pertemuan 2 Siklus II
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 61-70 11 32, 35%
2. 71-80 14 41, 18%
3. 81-90 6 17, 65%
4. 91-100 3 8, 82%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 33 dapat diperoleh nilai frekuensi yaitu nilai 61-70
sebanyak 11 siswa atau 32, 35%, siswa yang memperoleh 71-80
sebanyak 14 siswa atau 41, 18%, siswa yang memperoleh 81-90
sebanyak 6 siswa atau 17, 65%, dan 91-100 sebanyak 3 siswa atau
8, 82%. Dari tabel 33 dapat dilihat pada grafik 15.
Grafik 15. Nilai Hasil Belajar Afektif Pertemuan 2 Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
(3) Ranah Psikomotor
Penilaian ranah Psikomotor diambil ketika pembelajaran
berlangsung yaitu ketika diskusi/turnamen. Aspek yang diamati
pada ranah ini yaitu: (1) keberanian; (2) antusias; (3) partisipasi.
Nilai hasil belajar psikomotor siklus II pertemuan 1 dapat dilihat
pada tabel 34 lampiran 46 halaman 170.
Berdasarkan daftar nilai psikomotor pada tabel 34 mata
pelajaran IPS kelas V pada pokok bahasan peristiwa sekitar
proklamasi diketahi rerata kelas. Semua siswa telah mencapai
KKM yang telah ditentukan yaitu 65. Dari tabel 34 diperoleh rerata
kelas 78, 24 dari 34 siswa kelas V SDN 07 Ngringo.
Tabel 35. Daftar Frekuensi Nilai Hasil Belajar Psikomotor
Pertemuan 2 Siklus II
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 61-70 8 23, 53%
2. 71-80 11 32, 35%
3. 81-90 9 26, 47%
4. 91-100 6 17, 65%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 35 dapat diperoleh nilai frekuensi yaitu nilai 61-
70 sebanyak 8 siswa atau 23, 53%, siswa yang memperoleh 71-80
sebanyak 11 siswa atau 32, 35%, siswa yang memperoleh 81-90
sebanyak 9 siswa atau 26, 47%, dan 91-100 sebanyak 6siswa atau
17, 65%. Dari tabel 35 dapat dilihat pula pada grafik 15.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Grafik 16. Nilai Hasil Belajar Psikomotor Pertemuan 2 Siklus II
Dari grafik 16 dapat diketahui nilai hasil belajar aspek
psikomotor siswa kelas V pada mata pelajaran IPS pokok bahasan
peristiwa proklamasi dengan nilai reratanya 78, 24. Dan semua
siswa sudah memenuhi KKM yang telah ditentukan yaitu 65.
(4) Hasil Belajar IPS
Nilai kognitif, afektif dan psikomotor yang telah
didapatkan dari siklus II pertemuan 2 kemudian dijumlah dan
direrata sehingga diperoleh nilai hasil belajar siklus II pertemuan 2.
Nilai dari hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 36 lampiran 47
halaman 171.
Berdasarkan daftar nilai hasil belajar mata pelajaran IPS
pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi kelas V siklus II
pertemuan 2 pada tabel 36, rerata nilai yang didapat adalah 78, 03 .
semua siswa sudah menunjukkan keberhasilannya yaitu dengan
dibuktikannya semua siswa kelas V SDN 07 Ngringo sudah
memenuhi nilai di atas KKM pada mata pelajaran IPS pokok
bahasan Peristiwa sekitar proklamasi. Untuk mengetahui frekuensi
siswa dari nilai tersebut dapat dilihat pada tabel 37.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 37. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPS
Pertemuan 2 Siklus II
No. Interval Frekuensi Prosentase (%)
1. 61-70 2 5, 88%
2. 71-80 24 70, 59%
3. 81-90 5 14, 71%
4. 91-100 3 8, 82%
Jumlah 34 100%
Dari tabel 37 dapat diketahui frekuensi nilai hasil belajar
IPS kelas V pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi pada
siklusI I pertemuan 2 terdapat peningkatan dari pertemuan 1.
Semua siswa kelas V SDN 07 Ngringo sudah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 65.
Menurut frekuensi yang terbanyak adalah kelas 71-80 (70, 59%),
kemudian 81-90 (14, 71%) dan 91-100 (8, 82%) dan yang terakhir
61-70 (5, 88%). Dapat dilihat juga pada grafik 17.
Grafik 17. Nilai Hasil Belajar Pertemuan 2 Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
c. Hasil Belajar IPS Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses
pelaksanaan tindakan siklus II, data yang diperoleh selama pertemuan
1 dan 2 lalu dikumpulkan kemudian direrata. Hasil belajar siklus II
diperoleh dari hasil rekap penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor
dari kedua pertemuan.
Hasil setelah direrata menunjukkan bahwa nilai dari hasil belajar
siklus II sangat beragam dan menujukkan adanya peningkatan dari
siklus I, dapat dilihat pada tabel 38 lampiran 48 halaman 173.
Dari tabel 38 dapat diketahui bahwa selama siklus II terdapat
peningkatan yang cukup baik, dengan rata-rata yang cukup
memuaskan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan pada nilai
rata-rata yang sebelumnya pada prasiklus nilai rata-ratanya 63, 53
menjadi 72,82 (siklus I), dan 76, 65 setelah dilaksanakan tindakan
siklus II. Kenaikan nilai tersebut berdasarkan tiga aspek yaitu,
penilaian dari aspek kognitif, penilaian dari aspek afektif, dan penilaian
dari aspek psikomotor.
2) Observasi Kinerja Guru
Selama proses pembelajaran siklus I, kinerja guru diamati dan
dinilai oleh observer yaitu guru IPS kelas V SDN 07 Ngringo yang
sekaligus guru kelas V itu sendiri. Penilaian meliputi 15 kategori dengan
skor 1-4. Hasil penilaian dapat dilihat pada lampiran 49 halaman 175.
Berdasarkan lampiran 49 halaman 175 diperoleh hasil bahwa ketika
mengajar peneliti sangat baik dalam kemampuan menggunakan model
pembelajaran serta keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Peneiti
mendapat skor 3 (baik) unntuk dua belas kategori yaitu: (1) pemberian
motivasi belajar; (2) penyampaian materi dengan jelas dan sistematis; (3)
pengelolaan kelas; (4) kejelasan suara; (5) penggunaan strategi bertanya;
(6) pemberian penguatan kepada peserta didik (pujian, hadiah, tepuk
tangan, dll); (7) menggunakan variasi dalam mengajar (suara, tempat,
media, metode, dll); (8) guru mampu melibatkan peserta didik untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
berperan aktif dalam pembelajaran; (9) penguasaan bahan ajar; (10)
mengarah pada tujuan pembelajaran; dan (11) ketepatan strategi
pembelajaran; (12) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Hasil dari rerata skor menunjukkan nilai peneliti dalam mengajar
siklus IIada peningkatan. Pada siklus I skor rata-rata mengajar guru adalah
3. Setelah guru melaksanakan tindakan pada siklus II, skor rata-rata
meningkat. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru
dari siklus I ke siklus II dalam menerapkan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT).
d. Refleksi
Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) pada siklus II secara umum telah menunjukkan perubahan yang
signifikan dimana guru dalam melaksanakan pembelajaran semakin baik.
Presentasi aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat. Dengan partisipasi
siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelaspun menjadi
hidup dan lebih menyenangkan.
Dari analisis hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II diketahui bahwa
pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 72, 82. Siklus II nilai rata-rata kelas
mencapai 76, 65 dengan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM
sebanyak 34 anak (100%) dari 34 siswa.
Dari penelitian ini, pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai hasil
belajar IPS siswa dalam pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai
siswa melalui 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor mencapai nilai
rata-rata kelas 76, 65. Prosentase siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
mencapai 100% atas dasar tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada
siklus II, maka pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) yang dilaksanakan pada siklus
II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Namun guru harus tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk perbaikkan
prestasi belajar bagi siswa yang masih mendapatkan nilai pada zona minimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
KKM dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh nilai di atas
rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.
D. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan
Bertolak dari hasil observasi dan analisis data yang ada, dapat diketahui
ada peningkatan hasil belajar dalam proses belajar siswa dalam pembelajaran IPS
pada materi peristiwa sekitar proklamasi siswa kelas V SDN 07 Ngringo, Jaten,
Karanganyar tahun ajaran 2010/2011.
Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa materi peristiwa
sekitar proklamasi dibagi menjadi 3 tahap, yang meliputi : kondisi awal
(prasiklus), siklus I ,dan siklus II. Gambaran pembahasan dan temuan pada
masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kondisi Awal (prasiklus)
Pada prasiklus sebelum dilakukan tindakan dengan pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) nilai materi peristiwa
proklamasi siswa rata-ratanya adalah 60, nilai tersebut masih dibawah KKM
yaitu 65. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Kegiatan belajar mengajar masih satu arah sehingga kreatifitas siswa kurang
berkembang secara optimal.
b. Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional yang cenderung
membosankan .
Nilai rata-rata siswa sebelum dilaksanakan tindakan rata-rata siswa
63,53. Siswa yang belum mencapai nilai KKM sebesar 21 siswa dari 34 siswa
atau sekitar 61, 76%. Sedangkan yang memenuhi KKM hanya 13 siswa dari 34
siswa atau 38, 24%.
2. Kondisi Siklus I
Berdasarkan hasil prasiklus kemudian peneliti melakukan tindakan
tindakan atas dasar kelemahan yang ditemukan pada prasiklus . Disini peneliti
memberikan sebuah solusi yaitu berupa penggunaan pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament(TGT) yang bertujuan untuk meminimalisir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
kelemahan yang ada dalam prasiklus dan untuk meningkatkan hasil belajar.
Setelah dilakukan pengajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournamen (TGT) Nampak adanya peningkatan nilai yang dicapai oleh
siswa, yakni nilai rata-rata kelas V pada mata pelajaran IPS pokok bahasan
Peristiwa Sekitar Proklamasi. Di sini terlihat ada peningkatan nilai rata-rata
siswa yang semula pada pra siklus nilai rata-ratanya adalah 63,53 menjadi 72,
82 pada siklus I dan 76, 65 pada siklus II.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa setelah
dilaksanakan tindakan siklus I rata-rata siswa yang semula 63, 53, meningkat
menjadi 72, 82. Siswa yang belum mencapai nilai KKM dari siswa menurun
menjadi 2 siswa dari 34 siswa atau 5, 88%, sedangkan yang sudah mencapai
niali KKM meningkat dari 13 siswa menjadi 32 siswa atau 94, 12%. Karena
peneliti menginginkan adanya perbaikkan lagi mengenai peningkatan nilai
siswa, sehingga peneliti perlu adanya perlakuan kembali bagi siswa yaitu
dengan melaksanakan tindakan siklus II.
Akan tetapi berdasarkan pengamatan oleh observer dan peneliti, masih
ditemukan beberapa kelemahan yang teridentifikasi selama proses KBM
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) pada siklus I antara lain :
a. Siswa masih agak takut dan nervous, karena pembelajaran tidak sama
dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
b. Situasi di dalam kelas yang kurang begitu kondusif yang ditandai dengan
masih adanya beberapa siswa yang gaduh dan kurang berkonsentrasi pada
saat KBM berlangsung dan begitu pula saat kerja kelompok.
3. Kondisi Siklus II
Berdasarkan kelemahan pada siklus I kemudian peneliti merevisi semua
rancangan dengan menjelaskan konsep materi peristiwa sekitar proklamasi
yang belum di kuasai secara jelas sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Perencanaan pada apa yang telah dijelaskan tersebut di atas dilaksanakan pada
siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan terhadap kelemahan yang muncul pada
siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Di sini peneliti melihat adanya peningkatan nilai siswa baik dari
penilaian perilaku dan sikap siswa terhadap kelemahan pelajaran maupun nilai
akademis yang dicapai oleh siswa.
Pada siklus II ini beberapa siswa yang mulanya dari kegiatan siklus I
aspek afektif yaitu perilaku siswa masih takut dan masih pasif dalam mengikuti
pembelajaran, ada beberapa yang masih ramai dan kurang berkonsentrasi.
Selain itu juga terlihat adanya peningkatan pada aspek kemampuan kognitif
yaitu adanya peningkatan pada hasil belajar siswa yang mana pada siklus I nilai
rata-rata kelas adalah 72, 82 menjadi 76, 65.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa setelah
dilaksanakan tindakan siklus II rata-rata siswa yang semula 72, 82 meningkat
menjadi 76, 65. Siswa yang belum mencapai nilai KKM dari 2 siswa menurun
menjadi 0 siswa yang tidak memenuhi KKM. Pada siklus II semua siswa sudah
memenuhi KKM walaupun masih ada beberapa siswa yang nilainya berada
pada ambang batas nilai KKM. Nilai tersebut sudah sangat baik sehingga
peneliti tidak melakukan perbaikan kembali. Kemudian bagi siswa yang msih
diambang batas KKM harus mendapat perhatian lebih dari guru.
4. Hubungan antar Siklus
Berdasar data yang diperoleh dari kondisi awal (prasiklus), siklus I, dan
siklus II dapat dilihat pada Tabel 39 lampiran 51 halaman 178.
Berdasar data nilai tabel 39 dapat diketahui, bahwa nilai rata-rata
sebelum dilaksanakan tindakan (pra siklus) yaitu 63, 53. Tetapi setelah
dilakukan siklus I, yang semula rata-rata siswa 63, 53 menjadi 72, 82. Setelah
dilakukan siklus II, nilai rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 76, 65.
Sehingga dengan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) dikatakan berhasil. Untuk memperjelas data tabel 39 dapat dilihat tabel
distribusi frekuensi hubungan antar siklus nilai hasil belajar IPS pada tabel 40.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 40. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar IPS
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Frekuensi NO.
Interval
Nilai Pra
Siklus Nilai Siklus
I Nilai Siklus
II 1 36-45 5 0 0 2 46-55 1 0 0 3 56-65 15 4 0 4 66-75 6 23 19 5 76-85 4 3 11 6 86-95 3 4 4
Jumlah 34 34 34
Dari hasil data tabel 40 dapat disimpulkan bahwa, pada prasiklus siswa
yang mendapat nilai di atas KKM adalah sebanyak 13 siswa atau 38, 24%.
Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 21 siswa atau 61, 76%.
Setelah dilakukan siklus I siswa yang mendapat nilai di atas KKM meningkat
menjadi 32 siswa atau 94, 12%, dan yang mendapat nilai di bawah KKM hanya
2 siswa atau sebesar 5, 88%. Setelah dilakukan siklus II siswa yang mendapat
nilai di atas KKM meningkat yaitu 34 siswa atau 100%, dan sudah tidak ada
lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Adapun grafik nilai hasil
belajar IPS antar siklus dapat dilihat pada gambar grafik 18.
Grafik 18. Nilai Hasil Belajar Antarsiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Berdasarkan grafik 18 nilai hasil belajar di atas dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata kelas pra siklus sebesar 63, 53. Siswa yang mendapat nilai di atas
KKM sebanyak 13 siswa atau 38,24%, dan yang mendapat nilai di bawah
KKM sebanyak 21 siswa atau sebesar 61,76%. Setelah dilakukan siklus I, nilai
rata-rata kelas siswa yang semula 63,53 meningkat menjadi 72, 82. Siswa yang
mendapat nilai di atas KKM sebanyak 32 siswa atau sebesar 94, 12%, dan
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM turun menjadi 2 siswa atau sebesar
5, 88%. Setelah dilakukan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat lagi menjadi
76, 65. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 34 siswa dari 34
siswa atau sebesar 100%. Dari hasil tersebut kita dapat mengetahui nilai hasil
belajar yang diperoleh SD Negeri 07 Ngringo, Jaten, Karanganyar Tahun
Ajaran 2010/2011, maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dianggap cukup, sehingga penelitian diakhiri pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas V SDN 07 Ngringo
Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 dapat
disimpulkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 07
Ngringo pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan dari rata-rata kelas prasiklus 63, 53. Kemudian
setelah dilakukannya siklus I, rata-rata kelas meningkat menjadi 72, 82. Kemudian
pada siklus II meningkat lagi menjadi 76, 65.
Dengan demikian penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajara IPS pada materi
pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi pada siswa kelas V SDN 07 Ngringo,
Jaten, Karanganyar Tahun Ajaran 2010/211.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat dikemukakan
implikasi teoritis dan implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa adanya peningkatan
hasil belajar IPS kelas V SDN 07 Ngringo pada pokok bahasan peristiwa
sekitar proklamasi melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT). Hasil penelitian ini dapat ditinjau dari hal menyajikan
materi pelajaran, dimana guru harus dapat memilih model pembelajaran yang
tepat agar peserta didik mampu menguasai dan memahami materi pelajaran
dengan baik. Selain itu memungkinkan terciptanya suasana pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik akan lebih mudah
mengingatnya. Penumbuhan motivasi dan minat juga merupakan hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
sangat penting karena dapat membangkitkan keinginan peserta didiuntuk
belajar dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Dari hasil penelitian ini dalam implikasi teoritas dapat diambil
kesimpulan bahwa melalui penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT) dapat menjadi salah satu metode pembelajaran IPS
khususnya pada pokok bahasan peristiwa sekitar proklamasi di Sekolah Dasar,
karena pembelajaran ini melibatkan interaksi antara siswa satu dengan siswa
lain untuk saling bekerjasama. Hal ini mengindikasikan kedalaman dan
keleluasaan dari pemahaman siswa terhadap materi tertentu sebagai hasil dari
proses belajar.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukkan bagi guru dan
calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan prestasi
dan hasil belajar siswa yang akan dicapai. Hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan dengan menerapkan metode pembelajarfan dan media yang tepat
bagi siswa.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian yang sudah
diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti dalam
menghadapi permasalahan yang sejenis dalam mengajar nantinya. Di samping
itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan
atau menjaga dan meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
pada hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang
menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah
peningkatan hasil belajar siswa yang pada umumnya dimilki oleh sebagian
besar siswa. Adpun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini
harus diatasi semaksimal mungkin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disampaikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Hendaknya para guru dalam pembelajaran IPS khususnya pada pokok
bahasan peristiwa sekitar proklamasi menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dalam melaksanakan
pembelajaran. Karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT) siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran,
lebih mempunyai sikapkompetitif positif yang tinggi, lebih semangat dalam
pembelajaran, sehingga menjadikan hasil belajar menjadi lebih baik dengan
proses yang menyenangkan.
b. Hendaknya para guru menumbuhkan kerja sama dan semangat gotong-
royong dalam pembelajaran agar terjadi interaksi yang harmonis antara
siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan guru. Karena
dengan kerja sama dan gotong-royong akan membentuk masyarakat belajar
yang harmonis.
c. Hendaknya para guru menumbuhkan sikap nasionalisme yang tinggi, rela
berkorban, dan pantang menyerah untuk meneladani perjuangan para
pahlawan, khususnya pahlawan pada peristiwa sekitar proklamasi.
d. Hendaknya para guru menanamkan sikap menghargai para pahlawan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan bekal sikap tersebut dapat memicu hubungan
yang baik dengan orang lain di lingkungannya.
2. Bagi Sekolah
a. Hendaknya para pemegang kebijaksanaan di sekolah dan para guru
berkenan meningkatkan proses dan hasil dalam pembelajaran, sehingga
pembelajaran akan lebih optimal.
b. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengadakan
training/pelatihan dan pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Games Tournament untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
3. Bagi siswa
a. Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar
proses belajar mengajar terasa nyaman dan menyenangkan.
b. Siswa hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
c. Siswa hendaknya lebih belajar dengan giat untuk meneruskan perjuangan
para pahlawan dan mengisi kemerdekaan dengan hal positif.
d. Siswa hendaknya menerapkan sikap menghargai dan meneladani para
pahlawan proklamasi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
guna memperbaiki kekurangan dalam penerapannya sebagai salah satu solusi
alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ahmad Zuber. 2009. Aktif Belajar IPS Kelas 5. Surakarta: PT Tiga Serangkai
Mandiri.
Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.
Baharuddin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Depdikbud. 1994. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Di Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
________ . 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI.
Jakarta
Endang Susilaningsih. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Kelas 5.
Jakarta: Depdiknas.
Endang Poerwanti, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas
Eriyani. 2010. Penerapan Cooperative Learning Model Team Games Tournament
(TGT) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SD
Negeri Kalijaren 01 Kec. Maos, Kab. Cilacap Tahun Ajaran 2009/2010.
Surakarta: UNS
Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Depdiknas
Indrayati. 2004. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Melalui Model Pembelajaran Team Group Turnamen (TGT) Pada Siswa
Kelas VI Semester I SDN Kleco 1 Tahun Ajaran 2004/2005. Jurnal
Pendidikan Dwija Utama. 30-39
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Iskandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada
Mandal, Rita Rani. 2009. “Cooperative Learning Strategis to Enchance Writing
Skill”. The Journal of Applied Linguistics. Chennai: Institute of
Advenced Study in Education. 1, 95-98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
M. Furqon Hidayatulloh. 2009. Guru Sejati. Surakarta: Yusma Pustaka
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
_____________. 2009. Model Assesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
TIM D2 PGSD. 2007. Strategi Belajar Mengajar D2 PGSD Semester II/3 SKS.
Surakarta
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik
Konsep, Landasan Teoritis-Praktik dan Implementasinya. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Udin S. Winataputra, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Yusrika Firda Isnaini. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
(STAD) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sriwedari Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010. Surakarta: UNS
(http://beduatsuko.blogspot.com/. Diakses 20 Januari 2011)
(http://tentang pendidikan taksonomi Bloom. Diakses 11 januari 2011)
(http://massofa.wordpress.com/2007/12/21/hakekat-ips-sebagai-program-studi/.
Diakses 20 Januari 2011)
(www.tkplb.org/documents/etraining. diakses pada 20 Februari 2011).