peningkatan efisiensi sel surya dengan …digilib.unila.ac.id/59261/3/skripsi tanpa bab...

77
PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN PHASE CHANGE MATERIAL (PCM) BERBAHAN DASAR PARAFIN SEBAGAI MEDIA PENDINGIN (Skripsi) Oleh LIHERDI KURNIAWAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 07-Feb-2020

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN

PHASE CHANGE MATERIAL (PCM) BERBAHAN DASAR PARAFIN

SEBAGAI MEDIA PENDINGIN

(Skripsi)

Oleh

LIHERDI KURNIAWAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2019

Page 2: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

ABSTRAK

PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN

PHASE CHANGE MATERIAL (PCM) BERBAHAN DASAR PARAFIN

SEBAGAI MEDIA PENDINGIN

Oleh:

LIHERDI KURNIAWAN

Panel surya adalah material semikonduktor yang dapat mengubah cahaya

matahari menjadi energi listrik, namun dalam pemanfaatannya panel surya

mengalami kekurangan diantaranya adalah efisiensi listrik yang dihasilkan panel

surya menurun 0.04% apabila temperatur permukaan panel surya meningkat per

1 oC. Salah satu cara untuk mengurangi penurunan efisiensi tersebut maka

digunakan media pendingin Phase Change Material (PCM). Parafin adalah PCM

yang dapat menyerap kalor laten tinggi, tidak korosi, tidak berbau dan biayanya

murah. Untuk mendapatkan konduktivitas termal yang tinggi parafin di wadahkan

dengan alumunium hollow.

Penggunaan PCM parafin dengan volume 1.867 liter terjadi penurunan temperatur

permukaan panel surya sebesar 17 oC dan peningkatan efisiensi listrik sebesar

1.7%. Selanjutnya dengan penggunnaan PCM parafin dengan volume 6.979 liter

terjadi penurunan temperatur permukaan sebesar 24.66 oC dan efisiensi listrik

panel surya meningkat menjadi 2.4 %

Kata Kunci:Panel Surya, PCM, Allumunium hollow, Parafin

Page 3: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

ABSTRACT

ENHANCING SOLAR CELL EFFICIENCY BY USING PARAFFIN

PHASE CHANGE MATERIAL (PCM) AS COOLING MEDIUM

BY:

LIHERDI KURNIAWAN

Solar panel is semiconductor material which converts sun energy into electric

energy, but in it’s usage, solar panel has it’s own losses. One of the loss is the

electrical efficiency produced by the solar panel decreases 0.04% as the

temperature of the solar panel’s surface rises every 1 oC. One of the way to reduce

the decrease of electrical efficiency is to use Phase Change Material (PCM).

Paraffin is a PCM that can absorb high latent heat, non-corrosive, and cost cheap.

To get high thermal conductivity, paraffin placed with the alumunium hollow.

The use of paraffin PCM with a volume of 1.867 liters will cause a 17 oC drop on

the solar panels’s surface temperature and an increase in electrical efficiency by

1.7 %. Next, the use of paraffin PCM with volume 6.979 liters will cause a drop

on the surface’s temperature of 24.66 oC and the solar panel’s electrical efficiency

rises to 2.4%.

Key Word: Solar Panel, PCM, Alumunium hollow, Paraffin

Page 4: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN

PHASE CHANGE MATERIAL (PCM) BERBAHAN DASAR PARAFIN

SEBAGAI MEDIA PENDINGIN

Oleh

LIHERDI KURNIAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat
Page 6: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat
Page 7: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat
Page 8: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang tanggal 12 April 1996, sebagai

anak pertama dari pasangan Suwardi dan Ernawati. Penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Bonavita pada

tahun 2008, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP N

16 Tangerang pada tahun 2011, pendidikan Sekolah Menengah

Atas di SMA N 5 Tangerang pada tahun 2014, dan pada tahun 2014 penulis terdaftar

sebagai Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung Melalui

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan.

Selama menjadi Mahasiswa penulis juga aktif dalam organisasi internal kampus,

yaitu sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM) Sebagai

Anggota kreativitas pada tahun 2015-2016, menjadi staff kewirausahaan Badan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM-FT) pada tahun 2015-2016, menjadi

pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM) sebagai anggota

bidang penelitian pada tahun 2016-2017. Kemudian pada bidang akademik penulis

mengerjakan kerja praktek di Pusat Penelitian Metalurgi dan Material (P2MM) –

LIPI di Serpong pada tahun 2017. Pada tahun 2018 penulis melakukan penelitian

pada bidang konversi energy sebagai tugas akhir dengan judul “Peningkatan

Efisiensi Sel Surya Dengan Menggunakan Phase Change Material (PCM) Berbahan

Dasar Parafin Sebagai Media Pendingin” dibawah bimbingan dari Bapak Dr.

Muhammad Irsyad, S.T., M.T. dan Bapak Amrizal, S.T., M.T., Ph.D

Page 9: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

MOTTO

‘’Maka nikmat tuhan kamu yg manakah yang kamu dustakan? ‘’ (Q.s. Ar Rahman:13)

“Kesempatan bukanlah hal yang kebetulan. Kamu harus menciptakannya.”

(Chris Grosser)

“Bekerja keras dan bersikap baiklah. Hal luar biasa akan terjadi.” (Conan O’Brien)

“Apa yang dibutuhkan bangsa adalah buku yang lebih kotor dan pikiran yang lebih bersih.” (Will Rogers)

“Kesuksesan takkan ada tanpa adanya usaha dan doa” (Liherdi Kurniawan)

“Untuk mendapatkan apa yang diinginkan, kau harus bersabar dengan apa yang kau benci “ (Imam Ghazali)

Page 10: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

i

SANWACANA

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah. SWT, karena berkat rahmat

dan karunia-Nya yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir serta

menyelesaikan Skripsi dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam penulis

sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan

pengikutnya yang telah membawa kita semua dari masa jahiliyah kepada masa yang

kaya akan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Jurusan Teknik

Mesin Universitas Lampung.

Skripsi ini disusun berdasarkan studi pustaka, berdiskusi bersama dosen

pembimbing, dan eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Termodinamika

dalam mengkaji Peningkatan Efisiensi Sel Surya dengan Menggunakan Phase

Change Material (PCM) Berbahan Dasar Parafin Sebagai Media Pendingin.

Dengan selesainya Skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan

dan arahan dari semua pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Allah SWT.

Page 11: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

ii

2. Prof. Dr. Ir. H. Hasriadi Mat Akin, M.P., Selaku Rektor Universitas Lampung.

3. Prof. Dr. Suharno, M.Sc., Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Lampung.

4. Bapak Ahmad Su’udi S.T., M.T., Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin

Universitas Lampung.

5. Bapak Harnowo Supriadi, S.T., M.T., Selaku koordinator tugas akhir jurusan

Teknik Mesin Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Muhammad Irsyad, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing utama

tugas akhir yang telah meluangkan waktu, ide, perhatian, motivasi dan sabar

dalam membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Bapak Amrizal, S.T., M.T., Ph.D, selaku dosen pembimbing kedua Tugas

Akhir yang telah meluangkan waktu, serta memberikan nasehat dan fikiran

bagi penulis.

8. Bapak Dr. Amrul, S.T., M.T., selaku dosen pembahas dalam tugas akhir ini

yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis.

9. Seluruh Dosen pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

10. Kedua Orangtua ku Bapak Suwardi dan Ibu Ernawati tercinta, serta adikku dan

keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, semangat motivasi dan

mendo’akan atas harapan dan kesuksesan penulis.

11. Partner Tugas Akhir Aji, Akmal, Amrizal, Mardos, Didi, Iko yang telah

memberikan masukan, semangat dan motivasi.

12. Mas Marta selaku admin S1 Teknik Mesin yang telah banyak membantu

penulis dalam mengurus administrasi di jurusan.

Page 12: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

iii

13. Mas Dadang dan Mas Nanang yang telah banyak membantu penulis dalam

menyiapkan ruangan untuk seminar.

14. Seperjuangan Tugas Akhir “Fire Nation” yang selalu memberikan motivasi dan

semangat kepada penulis.

15. Saudara-sauradaku Teknik Mesin 2014 yang selalu menanyakan “kapan

seminar”, “kapan jilid“ , “kapan wisuda” dan selalu memberikan semangat

(Solidarity Forever).

16. Rinta Amela Putri yang selalu memberikan semangat, dukungan dan selalu

sigap dalam membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum

sempurna. Harapannya skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi

pembacanya dan berguna bagi semua kalangan civitas akademik.

Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabararokatuh.

Bandar Lampung, 18 Mei 2019

Penulis,

Liherdi Kurniawan

Page 13: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

C. Batasan Masalah ....................................................................................... 4

D. Sistematika Penulisan ............................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6

A. Energi Matahari ........................................................................................ 6

B. Photovoltaic .............................................................................................. 7

1. Struktur Panel Surya ....................................................................... 11

2. Prinsip Kerja Photovoltaic .............................................................. 13

3. Faktor Pengoperasian Sel Surya...................................................... 15

4. Peletakkan modul PV ...................................................................... 17

5. Perhitungan daya masukan dan keluaran PV .................................. 19

C. Perpindahan Kalor .................................................................................. 23

1. Perpindahan panas konduksi ........................................................... 23

Page 14: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

v

2. Perpindahan panas konveksi ........................................................... 25

3. Perpindahan panas radiasi ............................................................... 26

D. Material Penyimpan Panas ..................................................................... 29

E. Phase Change Material (PCM) .............................................................. 31

1. Klasifikasi PCM .............................................................................. 32

2. Bahan PCM untuk PV ..................................................................... 34

F. Parafin ..................................................................................................... 34

1. Massa Jenis ..................................................................................... 35

2. Panas laten ....................................................................................... 35

3. Panas Spesifik ................................................................................. 35

4. Konduktivitas Termal...................................................................... 36

5. Temperatur leleh ............................................................................. 36

III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 39

B. Tahapan Penelitian .................................................................................. 40

C. Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 42

D. Skema Pengujian .................................................................................... 47

E. Persiapan dan Pengambilan Data ............................................................ 51

F. Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 53

A. Data Hasil Pengujian .............................................................................. 54

1. Analisis Perubahan Fasa PCM ........................................................ 55

2. Perbandingan Temperatur Permukaan Panel Surya ........................ 58

3. Pengaruh PCM Terhadap Efisiensi Termal .................................... 60

Page 15: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

vi

4. Pengaruh Temperatur Permukaan Terhadap Efisiensi Listrik Panel

Surya ................................................................................................ 62

V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 70

A. Simpulan ................................................................................................. 70

B. Saran ....................................................................................................... 71

Page 16: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Karakteristik PCM (Kalnas, et al, 2015) ................................................. 33

Tabel 2. Jenis-jenis parafin (Sharma and Sagara, 2005). ..................................... 37

Tabel 3. Rincian Jadwal Penelitian ....................................................................... 40

Tabel 4. Perbandingan efisiensi listrik .................................................................. 64

Page 17: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Jenis-jenis bahan sel surya (a) monocrystalline, (b) polycrstalline,

(c) thin film (Sianipar, 2014) .................................................................................. 10

Gambar 2. Struktur sel surya (Nugraha, 2013) ..................................................... 12

Gambar 3. Prinsip kerja photovoltaic (PT. Centradaya Citra Lestari) .................. 13

Gambar 4. Perpindahan elektron pada panel surya (wordpress.com) ................... 14

Gambar 5. Pengaruh temperatur sel surya terhadap tegangan (V) (Mintorogo,

2000) ..................................................................................................................... 15

Gambar 6.Pengaruh intensitas cahaya terhadap kuat arus (I) (Mintorogo, 2000) 16

Gambar 7. Ekstra luasan panel PV dalam posisi datar (Mintorogo, 2000) ........... 17

Gambar 8. Concentrator arrays (Mintorogo, 2000) ............................................. 19

Gambar 9. Grafik kuat arus dan tegangan sel surya. (Mintorogo, 2000) .............. 22

Gambar 10. Perpindahan panas konduksi (Bejan dan Kraus, 1948) ..................... 24

Gambar 11. Perpindahan panas radiasi (Holman, 1997)....................................... 27

Gambar 12. Perpindahan panas pada panel surya (Hamrouni 2008) .................... 29

Gambar 13. Klasifikasi phase change material (Farid, et. al 2004) ..................... 32

Gambar 14. Wadah PCM parafin (a) Alumunium hollow 1x0.5 inch (b)

Alumunium hollow 1x2 inch.................................................................................. 42

Gambar 15. Panel Surya ........................................................................................ 43

Page 18: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

ix

Gambar 16. Solar simulator .................................................................................. 43

Gambar 17. Timbangan digital ............................................................................. 44

Gambar 18. Kompor gas ....................................................................................... 44

Gambar 19. Solar charge controller ..................................................................... 45

Gambar 20. Solar power meter ............................................................................. 45

Gambar 21. Termometer (a) Temperatur recorder Lutron BTM-4208 (b)

Termokopel jenis K ............................................................................................... 46

Gambar 22. (a) Parafin padat (b) Parafin cair ....................................................... 47

Gambar 23. Skema pengujian ............................................................................... 48

Gambar 24. Panel surya dengan alumunium hollow 1x0.5 inch ........................... 49

Gambar 25. Panel surya dengan alumunium hollow 1x2 inch .............................. 49

Gambar 26. Posisi termokopel di atas permukaan panel surya ............................. 49

Gambar 27. Posisi termokopel di bawah permukaan panel surya ........................ 50

Gambar 28. Perubahan fasa PCM parafin pada saat pelelehan ............................. 55

Gambar 29. Perubahan fasa PCM parafin pada saat pendinginan ........................ 56

Gambar 30. Perbandingan temperatur permukaan panel surya menggunakan

pendingin PCM dan tanpa media pendingin ......................................................... 58

Gambar 31. Pengaruh temperatur permukaan panel surya terhadap efisiensi

listrik ..................................................................................................................... 62

Gambar 32 Pengaruh PCM alumunium hollow 1x0.5 terhadap temperatur

permukaan PV dan efisiensi listrik yang dihasilkan ............................................. 65

Gambar 33. Pengaruh PCM alumunium hollow 1x2 inch terhadap temperatur

permukaan PV dan efisiensi listrik yang dihasilkan ............................................. 66

Page 19: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

x

Gambar 34. Perbandingan efisiensi listrik panel surya dengan media pendingin

PCM dan tanpa media pendingin .......................................................................... 67

Page 20: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk

saat ini, sebagian besar energi yang digunakan masih berasal dari bahan bakar

fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Bahan bakar fosil termasuk

kedalam energi tak terbarukan yang jumlahnya akan habis dengan

penggunaannya. Oleh karena itu, penggunaan sumber energi terbarukan sebagai

pengganti sumber energi tak terbarukan perlu ditingkatkan.

Krisis energi di alami oleh beberapa negara dimana konsumsi listrik yang

digunakan dalam sistem pendingin udara ditunjukkan di Amerika Serikat dan

China menghabiskan 38 %, Malaysia 57 %, dan Indonesia mencapai lebih dari

65 %. (JICA Study on Energy Efficiency and Concervation Improvement in

Indonesia 2007 -2008). Berbagai negara telah melakukan upaya untuk

meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan untuk mengurangi konsumsi

energi listrik termasuk Indonesia. Upaya tersebut di dukung oleh pemerintah

untuk mengatur penerapan energi baru dan terbarukan pada 2025 sebesar 17 %

Page 21: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

2

(REN21, 2012) dan mengeluarkan kebijakan energi nasional dalam Peraturan

Pemerintah No. 79 Tahun 2014. Salah satu sumber energi terbarukan adalah

energi matahari. Energi matahari merupakan sumber energi terbesar, 30 hari

menyinari bumi mempunyai energi setara dengan total bahan bakar fosil yang

tersedia, baik yang digunakan atau yang belum digunakan. Selain itu kelebihan

lain dari penggunaan energi matahari adalah bebas polusi. Namun dalam

pemanfaatannya, dibutuhkan teknik konsentrasi karena energi matahari

menyebar. Solusi yang digunakan yaitu dengan menggunakan sel fotovoltaik

(PV) yang dapat mengubah panas menjadi listrik.

Pada umumnya, efisiensi modul PV yang dapat digunakan adalah sekitar 16%

(Wheelan, 2012), artinya adalah total energi matahari yang dapat diubah menjadi

energi listrik hanya 16 %. Selain itu, penggunaan photovoltaic sebagai pengubah

energi matahari menjadi listik memiliki kekurangan yaitu efisiensi PV dapat

berkurang jika temperatur diatas permukaan modul meningkat. Kenaikan

temperatur pada permukaan PV dapat mengurangi efisiensi sebesar 0.4-0.5 %

per 1 oC (Krauter, et al, 1994). Solusi yang digunakan untuk mempertahankan

temperatur pada permukaan PV adalah dengan memasang sitem pendingin

(PCM) untuk menghambat kenaikan suhu pada permukaan PV.

Phase Change Material (PCM) memiliki kemampuan untuk menyerap panas

dalam bentuk panas laten pada suhu lelehnya. Dengan memasang PCM di bawah

modul PV maka PCM dapat mempertahankan suhu di modul PV. Terbukti

bahwa penggunaan PCM dengan menggunakan parafin dan RT25 dapat

Page 22: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

3

meningkatkan daya hingga 55 % (Ling Z, et al, 2014). Selain itu penggunaan

PCM dengan menggunakan petroleum jelly dapat meningkatkan efisisensi

sebesar 22.6 % (Yuli, dkk, 2014).

Parafin merupakan salah satu jenis Phase Change Material (PCM) organik

dengan rumus kimia CnH2n+2 dimana n adalah jumlah atom karbon. Semakin

banyak atom karbon atau semakin panjang rantai ikatan molekul maka titik leleh

parafin semakin tinggi. Titik leleh parafin antara -12 oC – 71 oC dan memiliki

kepadatan sekitar 0,9g/cm3 (Sharma and Sagara, 2005). Menurut Wang et al.

sifat mekanik dari parafin adalah titik leleh mencapai 53 oC. Menurut Mehling

dan Cabeza konduktivitas termal yang dimiliki parafin padat adalah berkisar

antara 0,2-0,4 W/m.K, sedangkan konduktivitas termal untuk parafin cair adalah

0,15 W/m.K (Malik, et al, 2013).

Secara kimia, parafin merupakan senyawa yang sangat stabil dan tidak mudah

bereaksi sehingga parafin cocok untuk diaplikasikan dalam jangka waktu yang

lama. Sifat-sifat umum parafin adalah dapat menyimpan kalor laten tinggi, tidak

mudah bereaksi, tidak ada pemisahan fase, tidak korosif, dan tersedia secara

komersial dengan biaya yang sangat rendah (Korawan, dkk, 2016). Dalam

penelitian ini parafin digunakan sebagai bahan utama PCM untuk photovoltaic

karena memiliki sifat dapat menyimpan panas dengan baik jika dibandingkan

dengan material lain.

Page 23: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

4

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian penggunaan parafin sebagai media pendingin panel surya

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui temperatur permukaan dan efisiensi listrik yang dihasilkan panel

surya dengan media pendingin PCM parafin dan tanpa media pendingin.

2. Mengetahui pengaruh variasi volume parafin menggunakan alumunium

hollow ukuran 1x0.5 inch dan 1x2 inch terhadap efisiensi termal dan efisiensi

listrik panel surya.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah diberikan agar pembahasan dari hasil yang didapat lebih

terarah. Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Menggunakan panel surya dengan luas 40 cm x 40 cm dan daya 20 Wp.

2. Menggunakan panel surya monochrystaline.

3. Menggunakan solar simulator.

D. Sistematika Penulisan

Tahapan-tahapan penulisan yang dilakukan dalam penulisan penelitian ini

dibahas dalam beberapa bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Memuat tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang, tujuan

penelitian, batasan masalah, teknik dan sistematika penulisan.

Page 24: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

5

BAB II Tinjauan Pustaka

Berisi tentang energi matahari, panel surya (photovoltaic),

perpindahan kalor, material penyimpan panas, Phase Change

Material (PCM) dan parafin.

BAB III Metodologi Penelitian

Berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

penelitian, yaitu tempat penelitian, bahan penelitian, peralatan, dan

prosedur pengujian.

BAB IV Data dan Pembahasan

Berisikan tentang perbandingan temperatur permukaan, efisiensi

termal, dan efisiensi listrik panel surya dengan volume parafin 1x0.5

inch dan 1x2 inch.

BAB V Penutup

Memuat penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan tentang referensi yang digunakan oleh penulis untuk menyelesaikan

laporan tugas akhir ini.

LAMPIRAN

Page 25: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Energi Matahari

Matahari adalah suatu bola pejal yang terbentuk dari material gas yang sangat

panas dengan diameter 1,39 x 109 m dan jarak matahari ke bumi adalah 1,5 x

1011 m (Kalogirou, 2004). Matahari memiliki massa jenis yaitu sekitar 100 kali

berat jenis air. Temperatur di bagian pusat matahari adalah 8 x 106 K. Energi

matahari dihasilkan pada daerah 0 sampai 0,23R, dimana sekitar 40% masa

matahari terkandung pada daerah tersebut. Temperatur menurun sekitar

130.000 K dan massa jenis menurun sampai 70 kg/m3 pada daerah 0.7R dari

pusat. Pada zona 0.7 sampai 1R terjadi proses konveksi dan dikenal dengan

convection zone. Lapisan terluar dari convection zone adalah photosphere,

dimana lapisan tersebut merupakan sumber dari radiasi matahari.

Jarak antara matahari dan bumi selalu bebeda-beda sepanjang tahun, bervariasi

antara 1,47 x 108 km sampai 1,52 x 108 km sehingga irradiance berfluktuasi

antara 1.325 W/m2 sampai 1412 W/m2. Nilai rata-rata dari irradiance disebut

dengan konstanta surya. Konstanta surya GSC = 1.367 W/m2. Energi radiasi

yang dipancarkan matahari sangat besar yaitu 1000 W/m2 pada keadaan cuaca

cerah. Namun, Insolasi maksimum terjadi ketika cuaca cerah dan berawan

Page 26: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

7

sebagian yaitu dapat mencapai 1.400 W/m2 karena radiasi matahari

dipantulkan oleh awan. Energi matahari sampai ke permukaan bumi melalui

sebuah gelombang elektromagnetik atau disebut radiasi. Radiasi matahari

memiliki panjang gelombang 0,29 sampai dengan 2,5 μm (Duffie, 2008).

Radiasi yang diterima oleh permukaan bumi berbeda-beda menurut ruang dan

waktunya. Artinya adalah radiasi matahari bergantung pada kondisi iklim dari

masing-masing wilayah. Setiap tahunnya radiasi matahari yang sampai ke

permukaan bumi sekitar 3.9 x 1024 Joule sampai 1.08 x 1018 kWh, kemudian

energi yang diserap oleh atmosfer, lautan, dan daratan sekitar 3.850.000 EJ per

tahun dapat diartikan bahwa energi yang diterima bumi dari matahari lebih

banyak dibandingkan dengan ketersediaan sumber energi di bumi. Radiasi

matahari yang sampai ke permukaan bumi terdiri dari bemacam-macam

diantaranya adalah:

a. Direct Solar Radiation, yaitu radiasi langsung dari matahari yang

menyinari bumi

b. Radiation Diffuse, yaitu radiasi yang berasal setelah tersebar atau terpantul

oleh molekul-molekul atmosfer di awan.

c. Surface Raflectivity, yaitu radiasi yang berasal dari pantulan permukaan

bumi.

B. Photovoltaic

Photovoltaic berasal dari bahasa inggis yaitu “Photo Voltaic”. Dalam bahasa

Yunani kata photovoltaic berasal dari dua kata yaitu “photo” yang berarti

cahaya dan “volt” yang berarti nama satuan pengkuran arus listrik. Jika dua

Page 27: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

8

kata tersebut digabungkan maka pengertian dari photovoltaic adalah material

semikonduktor yang dapat mengubah secara langsung cahaya matahari

menjadi energi listrik. Photovoltaic sudah di kenal pada abad 18 tepatnya sejak

tahun 1849. Pada tahun 1839 cahaya matahari dan tenaga listrik di temukan

oleh seorang ahli fisika yaitu Alexandre – Edmund Becquerel. Pada mulanya

percobaan dilakukan dengan menyinari 2 elektroda dengan cahaya yang

berbeda-beda. Elektroda tersebut dilapisi dengan bahan yang sensitif terhadap

cahaya dan dilakukan di dalam kotak hitam. Dalam percobaan tersebut di dapat

bahwa tenaga listrik meningkat seiring dengan intensitas cahaya yang

meningkat.

Pada tahun 1873 Willoughby Smith seorang insinyur Inggris menemukan

Selenium yaitu suatu elemen photo conductivity. Pada tahun 1876 William

Gryls dan Richard Evans Day membuktikan bahwa Selenium dapat

menghasilkan arus listrik jika disinari dengan cahaya matahari. Selenium dapat

mengubah energi matahari menjadi listrik.

Selanjutnya Charles Fritts pada tahun 1883 membuat Solar Cell pertama

dengan bahan selenium yang dibalut dengan lapisan emas tipis menghasilkan

efisiensi kurang dari 1%. Tahun 1905 Albert Einsten mengungkapkan bahwa

cahaya terdiri dari “quanta of energy” yang disebut dengan photon. Kemudian

pada tahun 1916 pendapat Einsten dibuktikan oleh seorang ahli fisika yaitu

Robert Ndrew Milikan. Pada tahun 1927 perkembangan photovoltaic

dirancang menggunakan tembaga dan semikonduktor copper oxide, tetapi

Page 28: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

9

masih menghasilkan efisiensi kurang dari 1%. Tahun 1941 Russel Ohl

mengembangkan solar cell modern dengan menggunakan bahan silikon dan

menghasilkan efisiensi sekitar 4%. Selanjutnya, pada tahun 1954 Bell

Laboratories mengembangkan solar cell hingga mencapai efisiensi 6% sampai

11%.

Tahun 1960 di temukan bahan dari photovoltaic yaitu gallium arsenide yang

dapat beroperasi pada suhu tinggi tetapi biaya yang dihasilkan lebih mahal.

(Kalogirou, 2004). Hingga pada tahun 1980 solar cell belum dapat digunakan

karena efisiensi yang dihasilkan masih rendah yaitu masih dibawah 10%. Pada

tahun 1985 efisiensi sollar cell dapat dinaikkan menjadi 20% dibawah cahaya

matahari oleh University of South Wales Australia.

Kemudian percobaan dilakukan kembali di laboratorium dan menghasilkan

solar cell dengan efisiensi lebih dari 30% tetapi belum dikomersilkan karena

biaya yang sangat mahal. (Kalogirou, 2004) Selanjutnya di tahun 2007

University of Delaware menemukan solar cell dengan efisiensi yang dihasilkan

mencapai 42,8%. Penelitian dan pengembangan terhadap solar cell dari abad

18 sampai abad 20 mendorong komersialisasi dalam produksi solar cell

sebagai sumber daya listrik.

Penelitian sel surya selama bertahun-tahun memunculkan inovasi baru tentang

bahan semikonduktor yang digunakan dalam sel surya, diantaranya dapat

dilihat pada Gambar 1.

Page 29: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

10

1. Mono-crystalline (Si), monocrystalline merupakan bahan yang dibuat dari

batangan kristal yang diiris tipis. Efisiensi yang dihasilkan dari

monocrystalline mencapai 15-20%. Untuk sekarang pembuatan

monocrystalline dapat mencapai ketebalan 200 mikron dan menghasilkan

efisiensi sebesar 24%.

2. Polycrystalline (Si), polycrstalline merupakan bahan yang dibuat dari

beberapa batang kristal silikon yang kemudian dilebur dan dicetak dalam

cetakan berbentuk persegi. Proses pembuatan polycystalline lebih mudah

dibandingkan dengan monocrystalline sehingga harga polycrystalline lebih

murah. Efisiensi yang dihasilkan dari polycrystalline mencapai 18%.

(Mintorogo, 2000)

3. Thin-film Solar Cell (TFSC)/ Thin-film Photovoltaic Cell (TFPF), terdiri

dari beberapa jenis bahan dasar diantarana A-Si:H, CdTe, dan CIGs.

Efisiensi yang dihasilkan dari modul surya thin-film adalah 6,5 –

8%.(Sianipar, 2014)

(a) (b) (c)

Gambar 1. Jenis-jenis bahan sel surya (a) monocrystalline, (b)

polycrstalline, (c) thin film (Sianipar, 2014)

Page 30: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

11

Jenis-jenis sel surya dengan bahan silikon terpadu (thin film) diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Single crystalline, merupakan kristal yang mempunyai satu macam

jenis dan menghasilkan efisiensi sangat tinggi.

2. Polycrystalline, merupakan kristal dengan banyak macam jenis yang

terbuat dari kristal silikon dengan efisiensi 10 – 12%.

3. Amorphous Silikon (a-Si), bahan amorphous tidak memakai kristal atau

non kristal dengan efisiensi yang dihasilkan adalah sekitar 4 – 6%.

4. Cadmium Telluride (CdTe), terbentuk dari bahan thin film

polycrystalline dengan cara deposit, semprot, dan evaporasi. Efisiensi

yang dihasilkan bajan tersebut mencapai 16%.

5. Copper Indium Diselenide (CIS), merupakan bahan yang berasal dari

polycrystalline dengan efisiensi yang dihasilkan mencapai 17,7%.

(Mintorogo, 2000)

1. Struktur Panel Surya

Pada umumnya panel surya yang berada di pasaran menggunakan bahan

material berbasis silikon, dimana material silikon tersebut mencakup

struktur dan cara kerja dari panel surya generasi pertama (sel surya silikon)

dan generasi kedua (thin film). Komponen utama dari photovoltaic adalah

modul yang merupakan rakitan beberapa sel surya yang dapat menyerap

photon yang dihasilkan oleh energi matahari. Modul photovoltaic terdiri

dari beberapa sel photovoltaic yang dihubungkan secara seri dan paralel.

Page 31: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

12

Panel surya tersusun dari bagian-bagian seperti metal backing/subtrat,

material semi konduktor, kontak metal, lapisan antireflektif, dan cover

glass. Penjelasan mengenai bagian-bagian panel surya dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Struktur panel surya (Nugraha, 2013)

Bagian-bagian dari panel surya adalah sebagai berikut:

1. Subtrat/Metal backing, merupakan material yang mampu menopang

komponen panel surya dan berfungsi sebagai kontak terminal positif,

sehingga material yang digunakan yaitu logam.

2. Material semikonduktor, merupakan bagian dari inti panel surya dan

berfungsi menyerap cahaya matahari.

3. Kontak metal/contact grid, merupakan material semikonduktor yang

dilapisi material konduktif sebagai kontak negatif.

4. Lapisan antireflektif, merupakan lapisan material yang tipis yaitu

dengan besar indeks reflektif antara semikonduktor dan cahaya

sehingga cahaya mampu di belokkan ke arah semikonduktor.

5. Enkapsulasi/cover glass, merupakan bagian yang berfungsi untuk

melindungi panel surya dari debu dan hujan.

Page 32: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

13

2. Prinsip Kerja Photovoltaic

Cahaya matahari termasuk ke dalam sumber daya alam yang tidak akan

habis. Saat ini pemanfaatan cahaya matahari sudah banyak digunakan untuk

memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui panel surya. Panel surya

dapat mengambil cahaya matahari yang kemudian diubah menjadi energi

listrik (seperti pada Gambar 3) dengan jumlah yang tak terbatas dan tanpa

memerlukan proses pembakaran sehingga penggunaan panel surya bebas

polusi dan ramah lingkungan.

Gambar 3. Prinsip kerja photovoltaic (PT. Centradaya Citra Lestari)

Gambar 3 menjelaskan prinsip kerja panel surya sehingga dapat digunakan

pada alat elektronik. Pada awalnya radiasi matahari diserap oleh panel surya

yang kemudian daya dari panel surya digunakan untuk mengisi baterai.

Sebelum daya dari panel surya mengisi baterai, panel surya terhubung oleh

adaptor Solar Charge Controller dimana alat tersebut digunakan untuk

Page 33: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

14

mengatur daya yang masuk ke dalam baterai. Arus yang keluar dari baterai

merupakan arus DC (searah). Kemudian arus dari baterai diubah menjadi

arus AC (bolak-balik) dengan menggunakan inverter yang selanjutnya arus

tersebut dapat digunakan untuk perangkat elektronik.

Proses perpindahan elektron yang terjadi pada panel surya sehingga panel

surya dapat menghasilkan listrik dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Perpindahan elektron pada panel surya (wordpress.com)

Perpindahan elektron yang terjadi pada panel surya, seperti pada Gambar 4.

Ketika cahaya mengenai semikonduktor tipe N, maka terjadi pelepasan

elektron. Kemudian elektron tersebut menuju bahan semikonduktor tipe P

dengan lapisan yang berbeda sehingga membentuk kutub positif pada

semikonduktor tipe N dan kutub negatif pada semikonduktor tipe P. Gaya

tolakan antar bahan semikonduktor menyebabkan medan listrik.

Selanjutnya elektron disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan

pada alat elektronik. (Nugraha, 2013)

Page 34: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

15

3. Faktor Pengoperasian Sel Surya

Pengoperasian sel surya untuk didapatkan nilai maksimum sangat

bergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Temperatur sel surya

Sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur tetap

normal yaitu pada 25 oC, jika temperatur sel surya lebih tinggi maka akan

melemahkan tegangan. Gambar 5 menunjukkan bahwa setiap kenaikan

temperatur sel surya 10 oC maka tegangan akan berkurang sekitar 0,4%

atau akan melemah dua kali lipat per 10 oC dari total tenaga yang

dihasilkan.

Gambar 5. Pengaruh temperatur sel surya terhadap tegangan (V)

(Mintorogo, 2000)

b. Radiasi matahari

Radiasi matahari dibumi dan diberbagai daerah bervariasi bergantung

pada keadaan spektrum matahari. Intensitas matahari memiliki pengaruh

Page 35: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

16

yang besar terhadap arus (I) dan berpengaruh sedikit terhadap tegangan

(V). Dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Pengaruh intensitas cahaya terhadap kuat arus (I)

(Mintorogo, 2000)

c. Kecepatan angin

Kecepatan angin disekitar sel surya dapat membantu mendinginkan

temperatur permukaan sel surya.

d. Keadaan atmosfir bumi

Keadaan atmosfir bumi seperti mendung, berawan, kabut, polusi, uap air

udara (Rh) dapat mempengaruhi hasil maksimum arus listrik dari sel

surya.

e. Orientasi sel surya

Orientasi dari rangkaian sel surya (array) ke arah matahari sangat

penting karena PV dapat menghasilkan energi yang maksimum. Sudut

orientasi (tilt angle) dari sel surya juga mempengaruhi hasil energi

maksimum. Contohnya adalah untuk lokasi di belahan Utara latitude,

Page 36: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

17

maka PV sebaiknya diorientasikan ke arah Selatan, orientasi Timur-Barat

tetap menghasilkan energi tetapi tidak mendapatkan energi matahari

secara optimum.

f. Sudut orientasi matahari (tilt angle)

Jika sinar matahari jatuh ke permukaan panel PV secara tegak lurus pada

lattitude 0o atau diletakkan mendatar, maka energi yang didapatkan yaitu

± 1000 W/m2 atau 1 kW/m2. Jika sinar matahari tidak jatuh tegak lurus

terhadap permukaan PV maka bidang panel harus diperluas terhadap sun

latitude yang berubah setiap jam dalam sehari. Seperti pada Gambar 7.

Gambar 7. Ekstra luasan panel PV dalam posisi datar (Mintorogo,

2000)

4. Peletakkan modul PV

Untuk memperoleh energi yang optimum dari PV maka harus diperhatikan

cara peletakan modul PV diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Fixed Array

Peletakan fixed array deretan modul PV diletakkan pada struktur

penyangga PV atau diletakkan menyatu dengan atap. Perhitungan sudut

Page 37: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

18

kemiringan pada suatu lokasi berdasarkan latitude optimum pada posisi

21 Maret dan 21 September yaitu:

1) Lattitude Angle Location + 23 derajat

Sudut lattitude dari matahari berubah secara konstan dalam hitungan

hari dalam setahun, maka sudut yang harus diperhitungkan untuk

posisi matahari adalah desember 21 = -23.45 derajat, maret 21 = 0

derajat, juni 21 = +23.45 derajat, september 21 = 0 derajat

2) Lattitude + 15 derajat

Untuk menemukan tilt angle yang optimum maka deretan modul PV

diarahkan ke Utara untuk lokasi di lattitude Selatan dan sebaliknya.

b. Seasonally adusted Tilting

Untuk pengoptimalan tilt angle deretan modul PV dapat diubah manual

sesuai dengan waktu (Maret/Juni/September/Desember). Untuk lokasi

Mid-lattitude sudut PV dapat diubah setiap 3 bulan dan produksi energi

surya meningkat ±5%.

c. One axis Tracking

Efisiensi yang dihasilkan dari one axis tracking ± 20% jika dibandingkan

dengan fixed arrays karena modul PV dapat mengikuti lintasan

pergerakan matahari dari Timur ke Barat secara otomatis.

d. Two axis Tracking

Efisiensi yang dihasilkan dari two axis tracking ± 40% jika dibandingkan

dengan fixed arrays karena modul PV dapat mengikuti lintasan

pergerakan matahari dari Timur ke Barat dan Utara ke Selatan secara

otomatis.

Page 38: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

19

e. Concentrator arrays

Lensa optik dan cermin digunakan untuk langsung memfokuskan pada

area panel surya sehingga panel surya dapat menghasilkan efisiensi

secara maksimum. Seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Concentrator arrays (Mintorogo, 2000)

5. Perhitungan daya masukan dan keluaran PV

Untuk mengetahui besarnya daya yang dihasilkan panel surya, maka

terlebih dahulu harus mengetahui daya yang diterima (daya input). Daya

input adalah perkalian antara intensitas radiasi matahari yang diterima

dengan luas area PV, dapat dirumuskan dengan Persamaan 1.

Pin = Ir x A (1)

Dimana:

Pin : Daya input akibat irradiance matahari (Watt)

Ir : Intensitas radiasi matahari (Watt/m2)

A : luas permukaan photovoltaic (m2)

Page 39: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

20

Untuk mengetahui besarnya daya yang dihasilkan solar cell (Pout) yaitu

tegangan rangkaian terbuka (Voc) dikali dengan arus hubung singkat (Isc)

dan Fill Factor yang dihasilkan oleh photovoltaic, dapat dirumuskan pada

Persamaan 2.

𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑜𝑐 × 𝐼𝑠𝑐 × 𝐹𝐹 (2)

Dimana:

Pout : Daya yang dihasilkan oleh solar cell (Watt)

Voc : tegangan rangkaian terbuka pada solar cell (Volt)

Isc : Arus hubung singkat pada solar cell (Ampere)

FF : Fill Factor

Untuk mendapatkan nilai Fill Factor dapat dirumuskan seperti pada

Persamaan 3.

𝐹𝐹 = 𝑉𝑜𝑐 − ln𝑉𝑜𝑐+0.72

𝑉𝑜𝑐+ 1 (3)

Efisiensi listrik yang didapatkan dari panel surya merupakan perbandingan

daya yang dibangkitkan oleh panel surya dengan energi input yang

diperoleh dari irradiance cahaya matahari. Efisiensi yang digunakan adalah

efisiensi saat pengambilan data. Untuk menghitung efisiensi listrik yang

dihasilkan panel surya dapat dirumuskan dengan Persamaan 4.

ƞ =𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡× 100% (4)

sehingga persamaan 4 menjadi seperti Persamaan 5.

ƞ =𝑃

𝐼𝑟× 100% (5)

Page 40: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

21

dimana:

ƞ : efisiensi solar cell (%)

Ir : intensitas radiasi matahari (Watt/m2)

P : daya yang keluar dari solar cell (Watt)

Dalam menghasilkan listrik sebuah panel surya tidak bergantung kepada

besaran luas bidang silikon. Secara konstan panel surya akan menghasilkan

energi ±0.5 volt – maksimal 600 mV pada 2 amp. Jika kekuatan radiasi

energi radiasi 1000 W/m2 maka akan menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30

mA/cm2 per sel surya.

Gambar 9 menunjukkan grafik arus dan tegangan yang menggambarkan

keadaan panel surya jika beroperasi secara normal. Panel surya dapat

menghasilkan energi maksimum jika nilai Vm dan Im maksimum. Isc

adalah arus listrik maksimum pada nilai tegangan sama dengan nol. Isc

berbanding langsung dengan ketersediaan cahaya matahari. Voc adalah

tegangan maksimum ketika nilai arus nol dan secara logaritma dengan

meningkatnya radiasi matahari, maka nilai dari Voc meningkat dan panel

surya dapat mengisi baterai. (Mintorogo, 2000)

Page 41: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

22

Gambar 9. Grafik kuat arus dan tegangan panel surya. (Mintorogo, 2000)

Kapasitas yang dibutuhkan panel surya ditentukan oleh besar energi yang

dubutuhkan beban dan tingkat radiasi matahari di daerah tesebut. Kapasitas

kWp (kebutuhan kapasitas) dapat dihitung dengan Persamaan 6.

𝑘𝑊𝑝 =𝐼𝑂

𝐻𝑂 .

𝐸𝑂

ƞ𝑠𝑚 . 𝐶𝑓 =

𝐸𝑜

𝑃𝑆𝐻×ƞ𝑠𝑚 . 𝐶𝑓 (6)

Dimana :

Eo : Energi yang ingin dipoduksi (kWh)

H : Tingkat radiasi matahari dilokasi (kWh/m2/hari)

Io : Standard iradiasi (1 kW/m2)

Cf : Faktor koreksi temperatur (1,1 – 1,5)

PSH : Peak sun hour (jam/hari) dalam periode

Ƞsm Efisiensi total sistem (0,67 - 0,75) (Sianipar, 2014)

Page 42: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

23

C. Perpindahan Kalor

Heat transfer (perpindahan panas) adalah suatu ilmu untuk meramalkan

perpindahan energi yang terjadi akibat adanya perbedaan temperatur diantara

benda atau material. Ilmu termodinamika telah mengajarkan bahwa panas

adalah energi yang berpindah. Sedangkan dalam ilmu perpindahan panas tidak

hanya menjelaskan perpindahan panas dari suatu benda ke benda lain tetapi

juga mengajarkan laju perpindahan panas pada kondisi yang berbeda-beda.

Perpindahan panas dapat dibedakan menjadi tiga bergantung dengan proses

perpindahannya, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

1. Perpindahan panas konduksi

Perpindahan panas konduksi adalah proses perpindahan energi berupa panas

yang terjadi dari daerah bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah

dalam satu medium atau antara medium-medium. Perpindahan panas dapat

juga diartikan sebagai pengangkutan kalor melalui suatu jenis zat dan terjadi

di dalam bahan material. Arah aliran energi panas adalah dari titik yang

bersuhu tinggi ke titik yang bersuhu rendah. (Arifianto, 2009). Perpindahan

panas konduksi dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 43: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

24

Gambar 10. Perpindahan panas konduksi (Bejan dan Kraus, 1948)

Perpindahan panas dengan cara konduksi yang diusulkan Fourier

menyatakan bahwa hasil laju perpindahan panas dengan cara konduksi sama

dengan konduksi termal dikalikan dengan luas penampang dimana panas

mengalir dengan cara konduksi dan gradien pada suhu penampang. Untuk

persamaan perpindahan panas konduksi satu dimensi dapat dirumuskan

dengan Persamaan 7.

𝑞 = −𝑘. 𝐴 𝑑𝑇

𝐿 (7)

Dimana:

q : Laju perpindahan panas konduksi (Watt)

k : Koefisien konduktivitas termal (W/m. oC)

A : Luas penampang (m2)

dT : Perbedaan Temperatur di T1 dan T2 (K)

L : Tebal area (m)

Page 44: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

25

tanda minus pada Persamaan 7 menunjukkan bahwa panas mengalir ke suhu

yang lebih rendah.

2. Perpindahan panas konveksi

Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi antara

permukaan sebuah benda padat dengan fluida (cairan/gas) yang mengalir

dan menyentuh permukaan. Perpindahan panas konveksi hanya terjadi pada

permukaan material. Perpindahan panas konveksi dibagi menjadi dua yaitu

konveksi paksa (forced convection) dan konveksi alami (natural). Konveksi

paksa adalah panas konveksi yang berlangsung dengan bantuan peralatan

mekanis, misalnya adalah udara yang dihembuskan diatas plat. Konveksi

alami adalah perpindahan panas secara konveksi yang terjadi karena

densitas fluida berubah akibat adanya pemanasan. (Rokhadi, 2010)

Parameter yang mempengaruhi perpindahan panas konveksi adalah panjang

sistem (L), konduktivitas termal fluida (k), kecepatan fluida (V), kerapatan

(ρ), viskositas (µ), panas jenis (Cp), dan faktor lain yang behubungan

dengan cara pemanasan. Laju perpindahan panas konveksi dengan suatu

fluida dapat dirumuskan dengan persamaan 8.

𝑞 = ℎ. 𝐴. ∆T (8)

Dimana:

q : Laju perpindahan panas (Watt)

Page 45: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

26

h : Koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2.K)

A : Luas penampang (m2)

ΔT : Perbedaan suhu antara permukaan dan fluida (K)

3. Perpindahan panas radiasi

Perpindahan panas radiasi adalah penyaluran energi berupa gelombang

elektromagnetik (photon) yang terjadi dari suatu zat ke zat lain. Perpindahan

panas radiasi merambat tanpa melalui perantara. Perpindahan panas radiasi

dapat digambarkan pada Gambar 11. Persamaan dasar untuk perpindahan

panas radiasi dapat dirumuskan dengan Persamaan 9.

𝑄 = 𝜀. 𝐴. 𝜎. 𝑇4 (9)

Dimana:

Q : Panas yang dipancarkan (Watt)

A : Luas penampang permukaan (m2)

T : Temperatur permukaan benda (oC)

σ : Konstanta Steven Boltzman (W/m2.K4)

ε : Emisivitas permukaan benda (0 s.d. 1)

Nilai emisivitas (ε) untuk benda hitam sempurna adalah 1 dan besar nilai

konstanta Steven Boltzman (σ) adalah 5.67x10-8 W/m2.K4.

Page 46: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

27

Photon yang diradiasikan setelah mencapai permukaan lain dapat diserap,

direfleksikan, dan diteruskan melalui permukaan benda tersebut. Terdapat

tiga sifat permukaan yang dapat menerima photon diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Absorptivitas (α) adalah radiasi yang masuk kemudian diserap.

2. Reflektivitas (ρ) adalah radiasi yang masuk kemudian direfleksikan.

3. Transmittivitas (T) adalah radiasi yang masuk kemudian diteruskan.

Dari ketiga sifat tersebut didapatkan persamaan, seperti pada Persamaan 10.

𝛼 + 𝜌 + 𝜏 = 1 (10)

Gambar 11. Perpindahan panas radiasi (Holman, 1997)

Pada waktu tertentu energi radiasi matahari (IT) diserap oleh PV dan

sebagian besar energi yang diserap diubah menjadi panas. Selanjutnya panas

tersebut merambat ke PCM yang berada di bagian bawah PV. Jika

diasumsikan temperatur PV sama dengan temperatur PCM, dan koefisien

perpindahan panas dibagian depan dan belakang adalah h1 dan h2, dalam

selang waktu tertentu perubahan temperatur PCM dari kondisi awal (TPV)

Page 47: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

28

ke (TPV,t+Δt) dan tidak ada kehilangan panas dari batas-batas sistem

adiabatik. Persamaan 11 merupakan keseimbangan energi yang terjadi

ketika temperatur perhitungan lebih rendah dari temperatur pencairan PCM

(Tm).

𝐴𝑙𝑇∆𝑡 = 𝐴(ℎ1 + ℎ2)(𝑇𝑝𝑣,𝑡 − 𝑇𝑎𝑚𝑏)∆𝑡 +

(𝑇𝑝𝑣,𝑡+∆𝑡 − 𝑇𝑝𝑣,𝑡)𝜌𝐶𝑝∆𝑥𝐴 (11)

Dimana:

A : Luas permukaan panel

Tamb : Suhu ambien

Ketika nilai temperatur TPV,t+Δt lebih besar dari temperatur leleh PCM (Tm),

energi yang diserap oleh PCM untuk mengubah fase dan suhu (Tm) tetap

konstan sampai bahan berubah sepenuhnya. Dapat diasumsikan bahwa

panas laten PCM adalah H, volume PCM (Δx.A), dan total waktu untuk

bahan berubah fase adalah ΣΔt. Persamaan 12 merupakan persamaan

keseimbangan energi untuk transisi fase.

𝐴𝑙𝑇𝛴𝛥𝑡 = 𝐴(ℎ1 + ℎ2)(𝑇𝑚 − 𝑇𝑎𝑚𝑏)𝛴𝛥𝑡 + 𝐻∆𝑥𝐴 (12)

Proses perpindahan panas yang terjadi jika panel surya dipasangkan dengan

PCM. Dapat diilustrasikan seperti pada gambar 12:

Page 48: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

29

Gambar 12. Perpindahan panas pada panel surya (Hamrouni, 2008)

D. Material Penyimpan Panas

Energi termal dapat disimpan di dalam material sebagai panas sensibel

(sensible heat storage), panas laten (laten heat storage), termokimia

(thermochemical), atau kombinasi dari ketiganya (Kumar dan Shukla, 2015).

Menurut Zaini, dkk Secara umum, sistem penyimpan energi termal dapat

dicirikan sebagai berikut:

a. Penyimpanan energi memiliki durasi yang berulang (cycle duration).

b. Densitas energi per satuan volume.

Panas sensibel (sensible heat) disimpan di dalam sebuah material dengan

meningkatkan temperatur tetapi tidak mengubah fasa dari material tersebut.

Material yang digunakan yaitu berupa padat dan cair. Material penyimpan

Page 49: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

30

panas sensibel harus memiliki sifat termal yang tinggi sehingga jumlah energi

panas yang disimpan di dalam panas sensibel bergantung pada massa, besarnya

nilai panas spesifik yang dimiliki bahan dan perubahan temperatur selama

proses penyerapan dan pelepasan panas berlangsung. Dengan begitu jumlah

panas yang disimpan dapat ditentukan dengan Persamaan 13.

𝑄 = ∫ 𝑚 𝐶𝑝𝑑𝑇 = 𝑚 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇1)𝑇2

𝑇1 (13)

Dimana:

Q : Jumlah energi panas yang disimpan (kJ)

T1 : Temperatur awal (oC)

T2 : Temperatur akhir (oC)

m : Massa material yang digunakan (kg)

Cp : Panas spesifik material yang digunakan (kJ/kg.oC)

Selain panas sensibel, sistem thermal energy storage adalah panas laten (laten

heat). Panas laten adalah jumlah panas yang dapat diserap dan dilepaskan

selama fasa dari material tersebut berubah tetapi temperatur material tersebut

tidak mengalami perubahan. Semua material dapat digolongkan sebagai

material berubah fasa, namun yang membedakan hanyalah temperatur

perubahan fasa karena setiap material memiliki temperatur perubahan fasa

yang berbeda-beda. Pada panas laten, besarnya energi yang digunakan untuk

merubah fasa suatu material lebih besar dibandingkan energi yang digunakan

untuk merubah temperatur. Energi yang digunakan untuk merubah fasa

Page 50: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

31

material bergantung pada banyaknya massa dari material tersebut, sehingga

dapat dirumuskan dengan Persamaan 14.

𝑄 = 𝑚. L (14)

Dimana:

Q : Jumlah energi panas yang disimpan oleh panas laten (kJ)

m : Massa material yang digunakan (kg)

L : Panas laten (kJ/kg)

E. Phase Change Material (PCM)

Phase change material (PCM) merupakan teknologi penyimpanan energi

dengan memanfaatkan perubahan fasa dari suatu material yang berupa

perubahan fasa padat menjadi cair atau sebaliknya tanpa mengalami perubahan

temperatur. Fasa padat dan cair yang disebutkan merupakan kondisi dari sifat

material yang digunakan untuk penyerapan dan pelepasan energi dalam waktu

yang lama (Pudjiastuti, 2011). Proses metode yang dibutuhkan utnuk

penyimpanan, harus reversible agar dapat bekerja dalam proses bersiklus

misalnya liquid-solid-liquid.

Setiap PCM umumnya mempunyai titik leleh, titik beku, dan panas laten yang

bebeda-beda sehingga dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan

kebutuhan. Phase Change Material (PCM) dapat ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari misalnya parafin, minyak nabati, minyak kelapa, atau garam hydrat.

Page 51: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

32

Dalam aplikasinya PCM dapat digunakan sebagai pendingin ruangan karena

konsumsi energi dapat dikurangi dalam sebuah ruangan, selain itu PCM juga

dapat digunakan untuk mendinginkan panel PV sehingga efisiensi yang

dihasilkan dari panel PV meningkat.

1. Klasifikasi PCM

Adapun klasifikasi yang dimiliki PCM sehingga dapat dimanfaatkan dalam

pepindahan panas dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Klasifikasi phase change material (Farid, et. al 2004)

Berdasarkan perubahan fasa PCM pada Gambar 13, klasifikasi PCM dibagi

menjadi 4 bagian, yaitu solid-solid, solid-liquid, liquid-gas, dan solid-gas.

PCM yang sering digunakan untuk menyimpan panas adalah PCM jenis

Materials

Latent heat Sensible heat Chemical energy

solid - gas gas - liquid

solid - solid solid - liquid

inorganics organics

Mixtures

Temperature interval

Eutetics

Single temperature

Fatty acid Paraffins

(alkanes mixtures)

Page 52: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

33

solid-liquid. PCM jenis solid-liquid diklasifikasikan menjadi 2 bagian

diantaranya adalah PCM senyawa organik dan senyawa anorganik. (Farid,

et. al, 2004).

Umumnya masing-masing PCM mempunyai kelebihan dan kekurangan

berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Kelebihan dan kekurangan

PCM berdasarkan karakteristiknya dapat dilihat pada Tabel 1. Diantaranya

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik PCM (Kalnas, et al, 2015)

Klasifikasi Kelebihan Kekurangan

Organik 1. Tersedia secara luas dalam

berbagai temperatur operasi

2. Tidak mengalami

supercooling

3. Mempunyai panas lebur yang

tinggi

4. Dapat didaur ulang

5. Memiliki kesetabilan kimia

yang bagus

6. Dapat dioperasikan dengan

berbagai material

1. Memiliki

konduktivitas

termal yang

rendah

2. Memiliki

perubahan volume

yang besar

3. Mudah terbakar

Inorgaik 1. Memiliki panas lebur yang

tinggi

2. Memiliki konduktivitas

termal yang tinggi (0,5

W/m.K)

3. Memiliki perubahan volume

yang rendah

4. Tersedia dengan biaya yang

murah

1. Mengalami

supercooling

2. Mengalami korosi

Page 53: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

34

2. Bahan PCM untuk PV

Menurut (Hasan, 2007) PCM yang digunakan untuk PV harus memenuhi

persyaratan dan memiliki kualitas tertentu, berikut merupakan syarat yang

harus dimiliki material sebagai PCM untuk PV sistem, yaitu:

1. Material yang digunakan harus memiliki panas laten dan konduktivitas

termal yang tinggi.

2. Material yang digunakan dapat mencair dengan jangkauan suhu operasi.

3. Biaya rendah, tidak beracun dan tidak korosi.

F. Parafin

Parafin berasal dari bahasa Latin yaitu Parum affinis (Par-affin) dan dalam

bahasa inggris yaitu Little Affnity, artinya adalah daya tarik menarik sedikit.

Parafin pertama kali ditemukan oleh Carl Reichenback pada tahun 1830.

Sebelumnya parafin diperoleh secara penyulingan minyak bumi dengan titik

didih 38-205oC. Selain proses penyulingan minyak bumi, parafin juga dapat

diperoleh dengan proses katalis dan sintetis. (Sarjiono, 2012)

Parafin merupakan senyawa hidrokarbon jenuh dengan rantai terbuka dan

merupakan salah satu senyawa alkana. Parafin terdiri dari campuran rantai

lurus n-alkana CH3-(CH2)-CH3. Parafin memiliki karakteristik diantaranya

adalah massa jenis, panas laten, panas spesifik, titik leleh, dan konduktivitas

termal.

Page 54: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

35

1. Massa Jenis

Massa jenis parafin adalah 880 kg/m3. Massa jenis parafin dapat berubah

bergantung pada temperatur dari parafin tersebut. Ketika parafin dalam

temperatur yang rendah terjadi peningkatan massa jenis dikarenakan parafin

mengalami kerapatan massa sehingga volume dari parafin berkurang.

Selanjutnya apabila parafin dalam temperatur yang tinggi, massa jenis

parafin menurun dikarenakan parafin mengalami pemuaian dan volume dari

parafin meningkat (Inouye, 1934). Dengan meningkatnya volume parafin

maka media penyimpanan parafin harus lebih besar sehingga tidak

mengalami kebocoran.

2. Panas laten

Pada umumnya PCM parafin memiliki panas laten yang cukup tinggi.

Keuntungan dari panas laten yang tinggi adalah dapat digunakan sebagai

thermal energy storage karena dapat menyerap dan menyimpan panas yang

lebih banyak tanpa perubahan temperatur. Panas laten yang dimiliki parafin

berbeda-beda bergantung pada jumlah rantai karbonnya. Dapat dilihat pada

Tabel 2.

3. Panas Spesifik

Parafin memiliki panas spesifik yang berbeda antara parafin padat dan

parafin cair. Panas spesifik untuk parafin dalam keadaan padat adalah 3.78

kJ/kg.K, sedangkan untuk panas spesifik ketika parafin dalam keadaan cair

adalah 2.95 kJ/kg.K. Dari panas spesifik tersebut dapat diartikan bahwa

Page 55: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

36

parafin yang digunakan sebagai thermal energy storage dapat menyerap

panas yang cukup besar sesuai dengan jumlah massa parafin yang

digunakan (Fischer, 2006).

4. Konduktivitas Termal

Konduktivitas termal yang dimiliki parafin cukup rendah, yaitu 0.232

W/m.K. Rendahnya nilai konduktivitas termal parafin mengakibatkan laju

perpindahan panas pada saat penyerapan dan pelepasan panas lebih lambat.

Sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pembekuan dan

pelelehan parafin. Metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

konduktivitas termal dan laju perpindahan panas parafin adalah dengan

menggabungkan parafin dengan material yang memiliki konduktivitas

termal yang tinggi, sehingga waktu penyerapan dan pelepasan panas parafin

lebih cepat dan sempurna. Contohnya adalah parafin yang dicampurkan

dengan material alumunium. Selain itu, metode yang digunakan untuk

meningkatkan konduktivitas termal parafin adalah dengan metode

pembuatan sirip-sirip di dalam wadah parafin.

5. Temperatur leleh

Temperatur leleh parafin berbeda-beda bergantung pada banyaknya jumlah

ikatan senyawa karbon. Semakin panjang dan semakin banyak jumlah

ikatan karbon maka temperatur lelehnya semakin tinggi. Hal ini dikarenakan

jumlah ikatan karbon yang panjang membentuk molekul yang lurus dan

beraturan sehingga molekul-molekul bersinggungan dan semakin luas

Page 56: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

37

menghasilkan gaya tarik menarik antar molekul semakin kuat. Untuk

mencapai temperatur leleh dibutuhkan energi yang besar untuk

mengalahkan gaya-gaya tersebut. Jumlah ikatan karbon dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Jenis-jenis parafin (Sharma and Sagara, 2005).

Nama Jumlah

atom

karbon

Melting

point

Density Thermal

conductivity

Latent

heat

n-Dodecane 12 -12 750 0.21 n.a.

n-Tridecane 13 -6 756 n.a.

n-Tetradecane 14 4.5-5.6 771 231

n-Pentadecane 15 10 768 0.17 207

n-Hexadecane 16 18.2 774 0.21 238

n-Heptadecane 17 22 778 215

n-Octadecane 18 28.2 814, 775 0.35, 0.149 245

n-Nonadecane 19 31.9 912, 769 0.21 222

n-Eicosane 20 37 247

n-Heneicosane 21 41 215

n-Docosane 22 44 249

n-Tricosane 23 47 234

n-Tetracosane 24 51 255

n-Pentacosane 25 54 238

Parrafin wax n.a. 32 785, 749 0.154, 0.224 251

n-Hexacosane 26 56 770 0.21 257

n-Heptacosane 27 59 773 236

n-Octacsane 28 61 910, 765 255

n-Nonacosane 29 64 240

n-Triacontane 30 65 252

n-Hentriacontane 31 n.a. 930, 830 n.a.

n-Dotricontane 32 70 n.a.

n-Tritricontane 33 71 189

Parafin digunakan sebagai material yang dapat menyimpan kalor dan

memiliki sifat-sifat diantaranya dapat menyimpan kalor laten tinggi, tidak

berbau, tidak mudah bereaksi, tidak ada pemisahan fase, tidak korosif dan

stabil dibawah temperatur operasional 500oC, tidak bebahaya dan dapat di

Page 57: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

38

daur ulang. Diantara kelebihan tersebut terdapat beberapa kelemahan yang

dimiliki parafin yaitu konduktivitas termal yang dimiliki parafin rendah

pada saat fasa padat dan dapat berakibat penurunan kinerja secara

keseluruhan dari sistem penyimpanan panas (Korawan, 2016).

Page 58: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

39

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini mengkaji tentang pendingin panel surya guna mengurangi

kenaikan temperatur permukaan panel surya dan mengurangi penurunan

efisiensi yang dihasilkan panel surya dengan media pendingin berupa PCM.

Bahan baku PCM yang digunakan adalah parafin karena parafin memiliki

kemampuan dapat menyerap dan menyimpan energi panas dengan baik, selain

itu ketersediaan parafin sangat banyak dan harganya yang relatif murah. Alat

yang digunakan sebagai wadah parafin pada penelitian ini adalah alumunium

hollow berukuran 1x0.5 inch dan 1x2 inch, dimana parafin dalam alumunium

hollow tersebut di tempatkan di bawah permukaan panel surya. Penelitian ini

dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan solar simulator sehingga

dibutuhkan waktu dan tempat dalam pelaksanaannya. Waktu, tempat dan hal-hal

yang berkaitan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Termodinamika Fakultas Teknik

Universitas Lampung. Waktu pelaksanaannya pada bulan Desember 2018

sampai dengan Juni 2019. Rincian jadwal penelitan dapat dilihat pada tabel 3.

Page 59: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

40

B. Tahapan Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan tahapan-tahapan, dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Rincian Jadwal Penelitian

Kegiatan Desember Januari Februari-Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi literatur

2

Persiapan dan set-up

alat

3 Pelaksanaan percobaan

4

Analisis data

percobaan

5 Penulisan laporan

1. Studi Literatur

Studi literatur yang dilakukan adalah mempelajari material berubah fasa,

penyimpanan energi termal (Thermal Energy Storage), PCM parafin, aplikasi

PCM parafin sebagai pendingin panel surya, karakteristik perpindahan panas,

dan panel surya yang digunakan.

2. Persiapan

a. Persiapan Bahan Baku PCM

Melakukan pemilihan bahan baku PCM yang digunakan untuk pendingin

panel surya. Bahan baku PCM yang digunakan adalah parafin. Persiapan

Page 60: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

41

yang dilakukan yaitu membuat komposisi PCM parafin dengan

mencampurkan parafin padat dan parafin cair dalam suatu wadah sesuai

dengan karakteristik PCM pada panel surya.

b. Persiapan Alat Uji

Melakukan persiapan terhadap alat uji yang digunakan yaitu panel surya

dengan ukuran 40x40 cm dan solar simulator.

3. Pelaksanaan Percobaan

Melakukan pengujian eksperimental terhadap PCM parafin yang dimasukkan

ke dalam alumunium hollow berukuran 1x0.5 inch dan 1x2 inch dimana

alumunium hollow tersebut ditempatkan di bawah permukaan panel surya

4. Analisis Data Percobaan

Melakukan analisa terhadap temperatur permukaan panel surya dan efisiensi

listrik yang dihasilkan panel surya dengan perbedaan volume parafin hingga

di dapatkan kesimpulan.

5. Penulisan Laporan

Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan

dituangkan dalam bentuk laporan.

Page 61: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

42

C. Alat dan Bahan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat alat dan bahan digunakan untuk memudahkan

proses penelitian.

1. Alat

Terdapat beberapa alat bantu yang digunakan agar penelitian dapat berjalan

dengan lancar. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Wadah PCM

Wadah PCM berfungsi untuk menempatkan PCM, sehingga PCM berada

dalam suatu wadah. Pada penelitian ini digunakan wadah PCM berupa

alumunium hollow berukuran 1x0.5 inch dan 1x2 inch. Seperti pada

Gambar 14.

(a) (b)

Gambar 14. Wadah PCM parafin (a) Alumunium hollow 1x0.5 inch

(b) Alumunium hollow 1x2 inch

Page 62: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

43

b. Panel Surya

Alat yang paling utama digunakan dalam penelitian ini adalah panel surya.

Panel surya merupakan alat yang dapat menyerap energi matahari dan

mengubahnya menjadi energi listrik. Panel surya yang digunakan yaitu

monocrystalline dengan ukuran 40 x 40 cm dan daya 20Wp. Panel surya

yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Panel Surya

c. Solar Simulator

Untuk memperlancar proses penelitian, maka diperlukan solar simulator.

Gambar 16 merupakan solar simulator yang digunakan sebagai pengganti

radiasi matahari pada saat pengujian. Intensitas radiasi matahari dari solar

simulator adalah 800-1200 W/m2.

Gambar 16. Solar simulator

Page 63: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

44

d. Timbangan Digital

Timbangan digital yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan

digital dengan merk Sf400 (Gambar 17) yang dapat digunakan hingga 5kg

dan dengan ketelitian 0,5gram. Timbangan digunakan untuk mengetahui

massa dari parafin padat dan cair sesuai dengan komposisi yang sudah

ditentukan.

Gambar 17. Timbangan digital

e. Kompor Gas

Gambar 18 merupakan kompor gas digunakan untuk memanaskan parafin

padat dan parafin cair setelah dimasukkan ke dalam suatu wadah. Selain

itu, kompor gas juga digunakan untuk menyatukan parafin padat dan

parafin cair.

Gambar 18. Kompor gas

Page 64: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

45

f. Solar Charge Controller

Gambar 19 merupakan solar charge controller yang digunakan pada

penelitian ini adalah type Solar 60. Alat ini digunakan untuk mengatur arus

dan tegangan yang dihasilkan oleh panel surya ke baterai

Gambar 19. Solar charge controller

g. Solar Power Meter

Gambar 20 merupakan solar power meter merk Lutron SPM-1116SD,

dimana kegunaan dari alat tersebut untuk mengukur radiasi yang

dihasilkan dari solar simulator.

Gambar 20. Solar power meter

Page 65: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

46

h. Termometer

Selanjutnya yaitu menggunakan temperatur recorder merk Lutron BTM-

4208SD seperti pada Gambar 21(a). Termometer ini di lengkapi dengan

sensor termokopel jenis K seperti pada Gambar 21(b). Temperatur

recorder digunakan untuk mengukur/merekam temperatur dari -100oC

hingga 1200oC dan mengetahui termofisik dari parafin atau dengan

menggunakan metode T-history. Alat ini digunakan untuk merekam data

temperatur sebanyak 12 titik yang berbeda.

(a) (b)

Gambar 21. Termometer (a)Temperatur recorder Lutron BTM-4208SD

(b)Termokopel jenis K

2. Bahan Baku PCM

Pada penelitian ini menggunakan bahan baku utama yaitu parafin. Parafin

yang digunakan adalah parafin padat seperti yang tertera pada Gambar 22(a)

dan parafin cair pada Gambar 22(b). Komposisi parafin dari kedua parafin

Page 66: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

47

tersebut adalah parafin cair sebanyak 25 gram (84%) dan parafin padat

sebanyak 5 gram (16%).

(a) (b)

Gambar 22. (a)Parafin padat (b)Parafin cair

D. Skema Pengujian

Skema pengujian yang di lakukan pada penelitian ini adalah bermula dari solar

simulator yang menghasilkan radiasi, kemudian radiasi tersebut diserap oleh

panel surya dan menghasilkan efisiensi listrik seperti pada Gambar 23.

Selanjutnya listrik yang dihasilkan panel surya disimpan di dalam baterai. Arus

dan tegangan yang masuk ke dalam baterai diatur oleh solar charge controller,

begitupun arus dan tegangan yang keluar sebagai beban. Untuk mengetahui

temperatur permukaan panel surya menggunakan temperature recorder.

Page 67: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

48

Gambar 23. Skema pengujian

Keterangan:

1. Solar Simulator 4. Temperatur Recorder

2. Panel Surya 5. Baterai

3. Solar Charge Controller

Efisiensi listrik yang dihasilkan panel surya dapat melemah apabila temperatur

permukaan panel surya meningkat. Kenaikan temperatur pada permukaan panel

surya dapat diperlambat dengan penggunaan pendingin PCM parafin yang

terdapat di dalam alumunium hollow berukuran 1x0.5 inch dan 1x2 inch.

Alumunium hollow tersebut di tempatkan di bawah permukaan panel surya

seperti pada Gambar 24 dan Gambar 25.

1

2

3 4

5

Page 68: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

49

Gambar 24. Panel surya dengan alumunium hollow 1x0.5 inch

Gambar 25. Panel surya dengan alumunium hollow 1x2 inch

Posisi termokopel pada penelitian ini yaitu seperti pada Gambar 26. Gambar 26

merupakan posisi termokopel yang terpasang di permukaan panel surya

fungsinya adalah untuk mengetahui temperatur permukaan panel surya.

Gambar 26. Posisi termokopel di atas permukaan panel surya

T1

T4 T2

T3 T5

T6

Page 69: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

50

Keterangan:

T1= Temperatur di tengah permukaan panel surya

T2= Temperatur di sebelah kiri atas permukaan panel surya

T3= Temperatur di sebelah kiri bawah permukaan panel surya

T4= Temperatur di sebalah kanan atas permukaan panel surya

T5= Temperatur di sebelah kanan bawah permukaan panel surya

Selanjutnya untuk mengetahui temperatur alumunium hollow yang bertempat di

bawah permukaan panel surya dan mengetahui temperatur PCM parafin di dalam

alumunium hollow maka termokopel di tempatkan seperti pada Gambar 27.

Gambar 27. Posisi termokopel di bawah permukaan panel surya

Keterangan:

T8= Temperatur alumunium hollow

T9= Temperatur PCM parafin di dalam alumunium hollow

T8

T9

Page 70: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

51

E. Persiapan dan Pengambilan Data

Pada penelitian ini menggunakan pengambilan data sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan seperti alumunium hollow 1x0.5 inch

dan 1x2 inch, panel surya, solar charge controller dan alat-alat yang

dibutuhkan lainnya.

2. Membuat komposisi PCM parafin yang sesuai dengan pendingin panel

surya.

3. Memasukkan PCM parafin ke dalam alumunium hollow berukuran 1x0.5

inch.

4. Memasang alumunium hollow tersebut di bawah permukaan panel surya.

5. Menempatkan panel surya yang sudah terpasang PCM parafin di bawah

solar simulator.

6. Melakukan kalibrasi pada alat ukur yang akan digunakan yaitu temperatur

recorder.

7. Memasang termokopel pada bagian alat dan bahan uji yang telah ditentukan,

kemudian menghubungkan termokopel ke temperatur recorder.

8. Menghubungkan kabel panel surya ke solar charge controller.

9. Menghidupkan solar simulator dengan menekan sakelar ON/OFF.

10. Merekam temperatur yang tertera pada temperatur recorder setiap 5 detik.

11. Mencatat arus dan tegangan yang tertera pada solar charge controller setiap

1 menit.

12. Untuk pengujian dengan PCM parafin alumunium hollow 1x2 dapat

mengulangi langkah 3-11.

Page 71: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

52

F. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Menentukan komposisi

parafin padat dan cair

dengan titik beku parafin 37 oC

Pengujian termofisik parafin

menggunakan metode T-

history

Pengolahan data

Titik beku

parafin 37 oC

Tidak

Ya

A

Melakukan pengujian panel surya dengan

PCM parafin berukuran 1x0.5 inch dan 1x2

inch

Page 72: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

53

Hasil dan kesimpulan

Analisa data efisiensi termal dan efisiensi

listrik panel surya dengan volume parafin

1x0.5 inch dan 1x2 inch

Selesai

A

Memperoleh data efisiensi termal

dan efisiensi listrik panel surya

Page 73: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

70

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian penggunaan PCM parafin sebagai

pendingin panel surya adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan media pendingin PCM parafin yang dimasukkan ke dalam

alumunium hollow ukuran 1x0.5 inch dan 1x2 inch menghasilkan

temperatur permukaan panel surya lebih rendah 17 oC dan 24 oC dari

temperatur permukaan panel surya tanpa pendingin. Efisiensi listrik yang

dihasilkan panel surya dengan menggunakan pendingin PCM parafin lebih

besar 1.7% dan 2.4% dari panel surya tanpa pendingin.

2. Efisiensi termal panel surya dengan pendingin PCM parafin yang

dimasukkan ke dalam alumunium hollow berukuran 1x0.5 inch atau dengan

volume 1.867 liter adalah 62% dan efisiensi listrik yang dihasilkan 3.9%.

Efisiensi termal panel surya dengan pendingin PCM parafin yang

dimasukkan ke dalam alumunium hollow berukuran 1x2 inch atau dengan

volume 6.979 liter adalah 89% dan efisiensi listrik yang dihasilkan panel

surya adalah 4.7%.

Page 74: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

71

B. Saran

Adapun saran yang diberikan untuk mengoptimalkan penggunaan PCM parafin

sebagai pendingin panel surya adalah sebagai berikut:

1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya memvariabelkan volume parafin

dalam jumlah yang lebih besar sebagai pendingin panel surya.

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan pendingin panel

surya, yaitu PCM dengan jenis yang berbeda.

Page 75: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

72

DAFTAR PUSTAKA

Arifianto, Deni Yuni. 2009. Rancang Bangun Pengujian Model Kondensor Tipe

Concentric tube counter current Ganda Dengan Penambahan Sirip.

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta

Bejan, Adrian and Kraus, Alan D. 1948. Heat Transfer Handbook. John Wiley &

sons. Newyork

Dailami. 2012. Karakteristik Perpindahan Panas Peleburan Parafin-Al203

Sebagai Material Penyimpan Panas. Banda Aceh

Duffie, A William. and William, A Beckman. 2008. Solar Engineering of Thermal

Processes. John Wiley & sons. Newyork

Fischer, U.R. 2006. Thermal Conductivity and Melting Point Measurements on

Paraffin Zeolite Mixtures. Brandenburg University of Technology

Cottbus, PF 101344, 03013 Cottbus Germany.

Hamrouni, N., Jraidi, M. and Cherif. 2008. Solar Radiation and Ambient

Temperature Effect on the Performances of a PV Pumping System. Reveu

des Energies Renouvelables Vol. 11, 98-106

Hasan, A. 2007. Phase Change Materials for Thermal Control of Building

Integrated Photovoltaics: Experimental Design and Findings.

Proceedings of the 22nd European Photovoltaic. Solar Energy Conference

and Exhibition, Sept 2007, Milan, Italy p.3323-3329

Holman, J.P,. (1997). Perpindahan Kalor. Erlangga, Jakarta

Page 76: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

73

JICA Study on Energy Efficiency and Concervation Improvement in Indonesia 2007

-2008

Kalnas, Simen Edsjo. and Jelle, Bjorn Petter. (2015). Phase Change Materials and

Products For Building Applications: a state-of-the-art review and future

research opportunities. Energy and Buildings. 94(Supplement C), 150-

176.

Kalogirou, Soteris A. 2004. Solar Thermal Collectors and Applications.

Department of Mechanichal Engineering, Higher Technical Institute,

Nicosia 2152, Cyprus.

Korawan, Agus Dwi. 2016. Distribusi Temperatur Peleburan Parafin Sebagai

Penyimpan Kalor (Pada Studi Kasus Tipe Tube and Shell dan Cone-and-

Shell). Science And Engineering National Seminar 2 (SENS 2). Semarang.

Krauter, S., Hanitsch, R. and Wenham, S.R. Simulation of thermal and optical

performance of PV modules, part III. Renew Energ 1994;5:1701–3.

Kumar, A. and Shukla, S.K. 2015. A Review On Thermal Energy Storage Unit For

Solar Thermal Power Plant Application. Energy Procedia 74 (2015) 462

– 469.

Ling Z, Zhang Z, Shi G, et al. Review on thermal management systems using

phase change materials for electronic components. Renew Sustain Ener

Rev2014;31:427–38.

Malik, A., Ogden, S., Amberg, G. and Hjort. 2013. Modeling and Analysis of a

Phase Change Material Thermohydraulic Acuator. J. Microelectromech.

Syst. 22(1):186-194

Mintorogo, Danny Santoso. 2000. Strategi Aplikasi Sel Surya (Photovoltaic Cell)

pada Perumahan dan Bangunan Komersial. Universitas Kristen Petra.

Surabaya

Pudjiastuti, Wiwik. 2011. Jenis-Jenis Bahan Berubah Fasa dan Aplikasinya. Balai

Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian. Jakarta Timur.

REN21, Renewables 2012 Global Status Report, REN21 Secretariat, Paris, 2012.

Page 77: PENINGKATAN EFISIENSI SEL SURYA DENGAN …digilib.unila.ac.id/59261/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEnergi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Untuk saat

74

Rokhadi, Akhyar Wahyu. 2010. Pengujian Karakteristik Perpindahan Panas dan

Penurunan Tekanan dari Sirip-Sirip Pin Ellips Susunan Selang-Seling

Dalam Saluran Segiempat. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Sarjiono. 2012. Eksperimen Penurunan Temperatur Terhadap Waktu pada Parafin

dan Campuran Parafin Dengan Serbuk Logam Sebagai Heat Storage

Material. Universitas IBA. Palembang

Sharma, S.D., and Sagara, K. 2005. Laten heat storage material and system: a

review. International journal green energy. 2: 1-56

Sianipar, Rafael. 2014. Data Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

Universitas Trisakti. Jakarta Barat.

Wheelan, D. 2011. The Use of Phase Change Materials in Building Temperature

Regulation Applied Post-Construction, Thesis, Trinity College, Dublin,

Ireland.

Yuli, Setyo Indartono., Aryadi, Suwono. and Fendy, Yuseva Pratama. 2014.

Improving photovoltaics performance by using yellow petroleum jelly as

phase change material. Faculty of Mechanical and Aerospace

Engineering, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia