pengusaha sukses

5
Pengusaha Sukses Online di Indonesia 1. Mengangkat makanan tradisional ke ranah global – Reza Nurhilman (Pemilik “Keripik Maicih”) Reza Nurhilman / Keripik Maicih Salah satu alasan Reza Nurhilman membawa produk keripik Maicih ke ranah internet adalah cita-citanya membawa makanan tradisional tersebut agar dapat bersaing di kancah global. “Karena saya ingin mengangkat makanan tradisional. Selain itu, setahu saya usaha kebutuhan primer, seperti makanan, memiliki tingkat repeat order yang tinggi. Modal awal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar. Jujur saya ingin produk tradisional ini dapat bersaing dengan produk lain secara global.” 2. Mendapat pesanan dari orang yang unexpected – Jacquie Lawson (Pemilik toko kartu ucapan online www.JacquieLawson.com ) Jacquie Lawson / Kartu Ucapan Online Hobi menggambar dari nenek berusia 69 tahun ini membawanya merintis sebuah bisnis online berbasis jasa. Siapa sangka, bisnis kartu ucapan besutan Jacquie ini sudah berusia 11 tahun. Awalnya, Jacquie hanya mengirim kartu ucapan elektronik buatannya ke 30 sahabat. Ternyata, kartu ucapan elektronik tersebut telah menyebar di mana-mana hingga ribuan orang yang mengirimkan email untuk memesan kartu ucapan versi terbaru. “Melihat banyaknya orang yang menggunakan kartu ucapan elektronik tersebut, teman saya yang bernama Andrew Dukes menyarankan agar proyek kartu elektronik ini dijadikan bisnis profesional. Bulan Februari tahun 2002, situs www.JacquiLawson.com menjadi situs penjualan e-cards.”

Upload: vj-asenk

Post on 20-Nov-2014

312 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Pengusaha sukses

Pengusaha Sukses Online di Indonesia

1. Mengangkat makanan tradisional ke ranah global – Reza Nurhilman (Pemilik “Keripik Maicih”)

Reza Nurhilman / Keripik Maicih

Salah satu alasan Reza Nurhilman membawa produk keripik Maicih ke ranah internet adalah cita-citanya membawa makanan tradisional tersebut agar dapat bersaing di kancah global.

“Karena saya ingin mengangkat makanan tradisional. Selain itu, setahu saya usaha kebutuhan primer, seperti makanan, memiliki tingkat repeat order yang tinggi. Modal awal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar. Jujur saya ingin produk tradisional ini dapat bersaing dengan produk lain secara global.”

2. Mendapat pesanan dari orang yang unexpected – Jacquie Lawson (Pemilik toko kartu ucapan online www.JacquieLawson.com)

Jacquie Lawson / Kartu Ucapan Online

Hobi menggambar dari nenek berusia 69 tahun ini membawanya merintis sebuah bisnis online berbasis jasa. Siapa sangka, bisnis kartu ucapan besutan Jacquie ini sudah berusia 11 tahun. Awalnya, Jacquie hanya mengirim kartu ucapan elektronik buatannya ke 30 sahabat. Ternyata, kartu ucapan elektronik tersebut telah menyebar di mana-mana hingga ribuan orang yang mengirimkan email untuk memesan kartu ucapan versi terbaru.

“Melihat banyaknya orang yang menggunakan kartu ucapan elektronik tersebut, teman saya yang bernama Andrew Dukes menyarankan agar proyek kartu elektronik ini dijadikan bisnis profesional. Bulan Februari tahun 2002, situs www.JacquiLawson.com menjadi situs penjualan e-cards.”

Page 2: Pengusaha sukses

3. Menjadi penghubung kebutuhan konsumen – Asmi Ryu (Pemilik “BBKUOKESHOP”)

Asmi Ryu / BBKUOKESHOP

Alasan perempuan berusia 20 tahun ini membuka BBKUOKESHOP adalah supaya konsumen tidak perlu repot-repot menghadang kemacetan di Jakarta untuk membeli produk aksesori Blackberry maupun gadget lainnya.

“Kemajuan teknologi sekarang sudah maju dan pesat. Sementara kebutuhan semakin banyak. Namun, terkadang konsumen hanya memiliki waktu yang sedikit untuk berbelanja. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk menggunakan kemajuan teknologi supaya konsumen mudah mendapatkan barang yang diinginkan tanpa harus bersusah payah dan terkena macet di jalan. Tentunya, dengan harga yang bersaing di pasaran.”

4. Tren penjualan lewat internet sedang tinggi – Deny Himawan (pemilik “Kayumas Bikeshop”)

Deny Himawan / Kayumas Bikeshop

Deny Himawan meneruskan bisnis keluarganya yang telah dibangun sejak tahun 1977 ini lewat internet. Kini Deny mengandalkan sebuah e-commerce dan toko offline yang didirikan oleh orang tuanya.

“Saya melihat penjualan online saat ini sedang bagus. Akhirnya, saya memutuskan untuk berjualan secara online”

5. Kemacetan Jakarta yang digabungkan dengan hobi fotografi – Hendri Kusuma (Pemilik “Berkamera.com”)

Hendri Kusuma / Berkameradotcom

Page 3: Pengusaha sukses

Pria asal Banjarnegara, Jawa Tengah, ini memulai bisnis aksesori kamera lewat internet sejak tahun 2005. Bukan jalan mulus, Hendri pun harus menemui beberapa kendala. Salah satunya terkait pembuatan situs toko online-nya. Kini, Hendri mendapatkan profit sebesar 30% dari penjualan produk-produknya.

“Menurut saya, Jakarta ‘kan sudah macet, ya. Lalu, semakin ke sini, teknologi juga semakin maju. Untuk itu, saya buka toko online. Misalnya, ada orang yang posisinya di Pondok Indah mau beli satu buah charger di Mangga Dua. Dari Pondok Indah ke Mangga Dua pasti macet. Belum nanti muter-muter di Mangga Dua mencari toko yang tepat. Dengan adanya toko online, dia cukup bayar ongkos kirim saja sekitar 8.000 rupiah”

6. Internet adalah teknologi yang powerful dan efektif – Ibeng Aprilio (Pemilik “Fixielicious”)

Fixielicious, toko online milik Ibeng Aprilio

Ibeng Aprilio mengedepankan manfaat untuk dirinya dan orang lain dalam berbisnis onderdil sebuah jenis sepeda, yakni fixie. Bisnis yang berbasis di Yogyakarta ini pun dimulai ketika tren sepeda fixie sedang mengakar di Indonesia.

“Koneksi internet adalah sebuah tool yang sangat powerful dalam segala bidang, termasuk dalam

berbisnis. Pemasaran secara online dilakukan karena efektif. Bisnis masih bisa berjalan tanpa harus memiliki toko konvensional atau toko offline.”

7. Minim modal, keuntungan maksimal – Imilia Lekawati (Pemilik “IML Shop”)

Imilia Lekawati / IML Shop

Banting setir dari pegawai kantoran menjadi ibu rumah tangga ternyata membuat Imilia tak betah berdiam diri. Akhirnya, bisnis fashion lewat internetlah yang dipilh Imilia untuk mengisi aktivitasnya sehari-hari. Berawal dari coba-coba bermodalkan smartphone dan menjadi reseller, kini Imilia menginginkan suatu saat IML Shop menjadi sumber penghasilan utamanya.

“Modal yang saya miliki sangat kecil, bahkan bisa dibilang nol. Saya merintis IML Shop dengan bermodalkan smartphone. Pada awalnya, IML Shop merupakan bisnis reseller. Saya menyebarluaskan foto-foto produk yang dijual teman saya lewat grup dan foto profil di smartphone yang saya miliki. Ketika ada calon pembeli yang memesan, barulah saya belanja dari pemasok saya. Sistem jualan seperti ini saya lakukan karena saya memang benar-benar tidak memiliki modal, bahkan untuk mengisi stok barang. Inilah yang menjadi penyebab saya memilih berbisnis secara online,”

Page 4: Pengusaha sukses

8. Mudah – Aulia ‘Ollie’ Halimatussadiah (Pemilik “Salsabeela Shop”)

Aulia ‘Ollie’ Halimatussadiah / SalsabeelaShop.com

Aulia “Ollie” Halimatussadiah memiliki beberapa startup yang sudah populer di Indonesia. Mulai dari startup di bidang tulis-menulis (NulisBuku.com dan KutuKutuBuku.com), hingga toko online yang menjual produk fashion, yakni SalsabeelaShop.com. Ollie memilih bisnis online karena lebih mudah dan murah dibandingkan

bisnis offline.

“Saya memilih bisnis online karena relatif lebih mudah dan murah untuk memulainya daripada bisnis offline. Saya juga ada background di bidang IT dan pernah bekerja selama 2,5 tahun menjadi web developer.”

9. Jengah dengan rutinitas kantor – Alina Gamsakhurdiya (Pemilik “Shop-Shop.me”)

Situs “Shop-Shopme” milik Alina Gamsakhurdiya di Rusia

Alina Gamsakhurdiya, seorang perempuan asal Rusia, jengah dengan rutinitasnya sebagai pegawai di sebuah perusahaan. Ia merenung dan memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Passion-nya di bidang fashion serta internet membawanya kepada sebuah kesimpulan, Alina harus membuka toko fashion di internet.

“Dengan memandangi jendela-jendela pabrik, saya kemudian mengetahui dengan pasti seperti apa hari-hari kedepan. Bahkan dalam sepuluh tahun selanjutnya. Saya sadar, saya tak menginginkan posisi itu. Belakangan, saya mengetahui kalau passion-nya terletak pada fashion dan internet. Saya memutar otak untuk mewujudkan kedua passion tersebut.”

10. Supaya konsumen bervariasi – Adista Krisnawati dan David Christian (Pemilik “JualOlehOleh.com”)

Page 5: Pengusaha sukses

David dan Adista / JualOlehOleh.com

JualOlehOleh.com dihadirkan oleh pasangan suami istri asal Yogyakarta ini untuk mendukung toko offline yang sudah ada. Mereka menilai, toko online berguna supaya konsumen lebih praktis dan efektif dari segi waktu serta tenaga untuk mendapatkan barang impiannya. Selain itu, mereka berencana untuk ‘menjemput bola’ supaya pelanggannya lebih bervariasi.

“Kami senang travelling terus senang makan juga. Kadang, ketika travelling kita beli sesuatu yang khas dari daerah tersebut untuk oleh-oleh. Nah, biasanya ketika makanan itu sudah habis, kadang kita ingin makan lagi. Tapi susah mendapatkannya karena itu makanan khas daerah lain. Untuk bisa mendapatkannya lagi kadang harus titip teman yang mau ke sana. Atau, menyediakan waktu lagi untuk pergi ke sana. Nah, ini ‘kan repot sekali. Bahkan, biasanya uang yang dikeluarkan jadi lebih banyak. Ini yang kemudian membuat kita berpikir, mungkin ada juga teman-teman yang merasakan hal yang sama. Ingin bakpia, kering teri, atau pie susu Bali tapi malas pergi ke Yogya atau Bali. Lalu, teman atau saudara juga tak ada yang bisa dititipi. Dari sini kita berpikir, seandainya makanan atau barang khas tersebut bisa dipesan lewat online, tentu akan lebih praktis.”