pengungkapan dalam laporan keuangan

17

Click here to load reader

Upload: vazria-ulfa-liandini

Post on 21-Oct-2015

173 views

Category:

Documents


55 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Pengungkapan dalam Laporan

Keuangan

A.A Kadek Finty Udayani

(1215351187)

I Gusti Putu Mira Wianti (1215351190)

Vazria Ulfa Liandini (1215351191)

Ida Bagus Wira Sanjaya (1215351192)

Page 2: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Prinsip pengungkapan penuh adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi yang ada ke dalam laporan keuangan. Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:

1. Catatan kaki (footnotes);2. Dalam laporan keuangan , biasanya dituliskan dalam kurung di bawah elemen yang

bersangkutan, atau dengan memakai rekening-rekening tertentu; dan3. Berbagai lampiran-lampiran.

PRINSIP-PRINSIP PENGUNGKAPAN

Page 3: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Definisi Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Page 4: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Peran Catatan Atas Laporan Keuangan1. Tidak semua informasi keuangan yang relevan dapat disajikan secara memuaskan dan lengkap

di laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Karena di samping informasi kuantitatif, juga diperlukan informasi kualitatif sebagai pelengkap;

2. Terdapat unsur yang belum memenuhi kriteria untuk dapat diakui dan dilaporkan dalam laporan posisi keuangan yang terikat pada satu tanggal, atau laporan laba rugi komprehensif yang disusun untuk batasan suatu periode tertentu, padahal unsur tersebut sebenarnya sangat relevan untuk diketahui bagi pengambil keputusan;

3. Dalam era globalisasi, tuntutan dan kebutuhan informasi para stakeholders makin meningkat.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Page 5: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Struktur Catatan Atas Laporan Keuangan

Pada dasarnya catatan atas laporan keuangan seharusnya memuat informasi sebagai berikut:1. Dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan;2. Informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan namun disyaratkan

oleh SAK;3. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan

keuangan namun relevan untuk memahami setiap pos-pos laporan keuangan.

Penyusunan catatan atas laporan keuangan sepanjang praktis haruslah dilakukan secara sistematis, dan untuk informasi yang berhubungan dibuatkan referensi silang atas setiap pos terkait antarkomponen laporan keuangan. Item dalam catatan atas laporan keuangan disajikan secara berurutan mulai dari pos-pos yang terdapat dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Page 6: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Pengungkapan atas Kebijakan Akuntansi

Catatan atas laporan keuangan harus memuat informasi berikut dalam pengungkapan terkait dengan kebijakan akuntansi:

1. Dasar Pengukuran yang Digunakan2. Kebijakan Akuntansi yang Digunakan3. Pertimbangan yang Dibuat oleh Manajemen4. Sumber Ketidakpastian Estimasi5. Modal

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Page 7: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Transaksi pihak terkait terjadi apabila suatu perusahaan melakukan transaksi dimana salah satu pihak yang melakukan transaksi itu mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan pihak lainnya secara signifikan, atau dimana pihak yang tidak terlibat dalam transaksi mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan kedua pihak yang melakukan transaksi.

Seorang akuntan diharapkan untuk melaporkan substansi ekonomi dan bukannya format hukum dari transaksi tersebut serta membuat pengungkapan yang memadai. FASB Statement No. 57 mengharuskan pengungkapan berikut untuk transaksi pihak terkait yang material:

1. Sifat hubungan pihak yang terlibat.2. Uraian tentang transaksi (termasuk transaksi dimana tidak ada jumlah atau jumlah nominal

yang terlibat) untuk setiap periode di mana laporan laba rugi disajikan.3. Jumlah uang yang terlibat dalam transaksi untuk setiap periode dimana laporan laba rugi

disajikan.4. Jumlah yang terhutang dari atau kepada pihak terkait pada setiap tanggal neraca yang disajikan.

PENGUNGKAPAN TRANSAKSIATAU KEJADIAN KHUSUS

Page 8: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Kesalahan (errors) didefinisikan sebagai kesalahan yang tidak disengaja, sedangkan ketidak-wajaran (irregularities) adalah distorsi laporang keuangan yang disengaja.

Tindakan melawan hukum mencakup hal-hal seperti kontribusi politik yang ilegal, praktek suap, pemberian komisi, serta pelanggaran hukum dan peraturan lainnya. Dalam situasi ini seorang akuntan/auditor harus mengevaluasi kelayakan pengungkapan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, jika pendapatan yang berasal dari tindakan melawan hukum dianggap material dalam hubungannya dengan laporan keuangan, maka informasi ini harus diungkapkan.

PENGUNGKAPAN TRANSAKSIATAU KEJADIAN KHUSUS

Page 9: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Definisi Laporan Interim

Laporan Interim (interim statement)  adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan yang disajikan pada suatu periode interim. Periode interim adalah suatu periode pelaporan keuangan yang lebih pendek daripada periode satu tahun buku penuh, dengan kata lain dapat disusun secara bulanan, triwulan, atau periode lainnya yang kurang dari setahun dan mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.

Laporan keuangan interim diatur dalam PSAK No. 3 (Revisi 2010) tentang standar penyusunan laporan keuangan interim untuk entitas yang diwajibkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, misalnya pasar modal dan bursa efek. Sedangkan untuk jenis usaha tertentu, seringkali diatur cara penyusunan dan pelaporan laporan interim tersendiri oleh regulator di bidang usaha tersebut, misalnya perbankan yang harus tunduk pada peraturan yang ditentukan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia.

LAPORAN INTERIM

Page 10: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Konsep yang memandang bahwa laporan keuangan interim adalah bagian integral atau tak terpisahkan dari laporan tahunan, berarti prinsip, metode pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan laporan keuangan interim haruslah sesuai dan berkesinambungan dengan laporan keuangan tahunan.

Dalam menerapkan konsep ini, entitas tetap perlu memperhatikan ketentuan ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai, yang mengatur secara khusus bahwa entitas tidak diperkenankan untuk membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode interim sebelumnya berkaitan dengan goodwill atau investasi pada instrumen ekuitas atau aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan.

LAPORAN INTERIM

Page 11: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Penyajian Laporan Interim1. Laporan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim, laporan arus kas dan catatan atas

laporan keuangan.2. Laporan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai

kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan keuangan tahunan.3. Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan interim, data berikut

merupakan data minimum yang harus dilaporkan:a. Pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa (termasuk pengaruh

terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif perubahan akuntansi, perubahan akuntansi dan laba bersih

b. Data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;c. Pendapatan dan beban musiman;d. Perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan;e. Pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan tidak sering terjadi;f. Kewajiban kontinjensi;g. Perubahan akuntansi; danh. Perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.

LAPORAN INTERIM

Page 12: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Selain itu, ada beberapa hal pula yang perlu diperhatikan dalam penyajian laporan interim:

1. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif dengan melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan periode sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode (retained earnings), kecuali jika jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar.

2. Laporan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak perlu disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan laporan keuangan tahunan.

LAPORAN INTERIM

Page 13: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Format dan Isi Laporan Keuangan Interim

Terdapat 2 pilihan bagi entitas dalam menyajikan laporan keuangan interim, yaitu:1. Laporan Keuangan Interim Lengkap

Format dan isi harus disusun sesuai dengan ketentuan dalam PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Komponen-komponen laporan interim lengkap sesuai dengan ketentuan dalam PSAK No. 1, yaitu laporan posisi keuangan (Neraca) pada akhir periode, laporan laba rugi komprehensif selama periode, laporan perubahan ekuitas selama periode, laporan arus kas selama periode, catatan atas laporan keuangan, dan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

 2. Laporan Keuangan Interim Ringkas

PSAK No. 3 mengatur komponen minimum laporan interim yaitu laporan posisi keuangan ringkas, laporan laba rugi komprehensif ringkas, laporan perubahan ekuitas ringkas, laporan arus kas ringkas, dan catatan atas laporan keuangan pilihan.

LAPORAN INTERIM

Page 14: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

1. Peramalan KeuanganAdalah satu set laporan keuangan prospektif yang menyajikan perkiraan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas entitas, sesuai dengan pengetahuan serta keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.

2. Proyeksi KeuanganAdalah laporan-laporan keuangan prospektif yang menyajikan perkiraan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas entitas dengan satu atau lebih asumsi hipotesis, sesuai dengan pengetahuan serta keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan ke-uangan tersebut.

Perbedaan antara peramalan keuangan dan proyeksi keuangan adalah bahwa peramalan ke-uangan mencoba memberikan informasi tentang apa yang diharapkan terjadi, sedangakn proyeksi keuangan dapat memberikan informasi tentang apa yang mungkin terjadi, walaupun tidak harus sesuatu yang diharapkan terjadi.

PELAPORAN PERAMALANDAN PROYEKSI KEUANGAN

Page 15: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Argumen-Argumen yang Mendukung Penerbitan Peramalan

1. Keputusan investasi berdasarkan ekspektasi atau harapan dimasa depan; karena itu, informasi tentang masa depan memudahkan pengambilan keputusan yang lebih baik.

2. Peramalan sudah diedarkan secara informal, tetapi tidak terkendali, seringkali menyesatkan, dan tidak tersedia secara merata kepada seluruh investor. Situasi yang membingungkan ini harus dikendalikan.

3. Situasinya kini berubah dengan cepat sehingga informasi historis tidak lagi memadai untuk keperluan prediksi.

PELAPORAN PERAMALANDAN PROYEKSI KEUANGAN

Page 16: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

Argumen-Argumen yang Menolak Penerbitan Peramalan

1. Tidak seorangpun yang dapat memenuhi masa depan. Oleh karena itu, meskipun peramalan memberikan kesan kebenaran tentang masa depan, namun tetap terbukti salah pada akhirnya.

2. Organisasi hanya akan berusaha untuk memenuhi peramalan yang telah diterbitkannya, dan tidak berusaha untuk mencapai hasil terbaik demi kepentingan pemegang saham.

3. Jika peramalan terbukti tidak akurat, maka akan muncul berbagai tuduhan dan mungkin tindakan hukum.

4. Pengungkapan peramalan akan merugikan organisasi karena memberikan informasi tidak hanya kepada investor, tetapi juga kepada para pesaing (asing dan lokal).

PELAPORAN PERAMALANDAN PROYEKSI KEUANGAN

Page 17: Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

SESI DISKUSI