pengumuman hasil kegiatan · pada izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (iuphhk-ht)...

25
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN RESERTIFIKASI KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) Nomor : 742/EQ.SHPK/X/2018 LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Resertifikasi Penilaian Kinerja PHPL terhadap: Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat disampaikan secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke: Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710 No Telp. : +62 251 7550722 Fax. : +62 251 7550724 Email : [email protected] Website : www.equalityindonesia.com Bogor, 25 Oktober 2018 PT EQUALITY INDONESIA Hari Seno Aji, S. Hut Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan Nama Auditee : PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung Lokasi : Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau IUPHHK-HT : No. SK.102/Menhut-II/2006 tanggal 11 April 2006 jo SK.60/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari 2013 Luas : 11.927,15 Hektar Tanggal Pelaksanaan : 25 September s.d. 01 Oktober 2018 Hasil Penilaian : Nilai akhir Resertifikasi Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus, sehingga PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung berhak memperoleh kembali sertifikat PHPL.

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN

RESERTIFIKASI KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

Nomor : 742/EQ.SHPK/X/2018

LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Resertifikasi Penilaian Kinerja

PHPL terhadap:

Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat

disampaikan secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:

Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia

Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710

No Telp. : +62 251 7550722

Fax. : +62 251 7550724

Email : [email protected]

Website : www.equalityindonesia.com

Bogor, 25 Oktober 2018

PT EQUALITY INDONESIA

Hari Seno Aji, S. Hut

Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan

Nama Auditee : PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung

Lokasi : Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau

IUPHHK-HT : No. SK.102/Menhut-II/2006 tanggal 11 April

2006 jo SK.60/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari

2013

Luas : 11.927,15 Hektar

Tanggal Pelaksanaan : 25 September s.d. 01 Oktober 2018

Hasil Penilaian : Nilai akhir Resertifikasi Penilaian Kinerja PHPL

dinyatakan lulus, sehingga PT Satria Perkasa

Agung Unit Serapung berhak memperoleh kembali

sertifikat PHPL.

Halaman 1 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Nomor : 080.1/EQI-KEP.Cert/X/2018

TENTANG

PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)

PT SATRIA PERKASA AGUNG UNIT SERAPUNG DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI

RIAU SK IUPHHK-HT NOMOR : SK.102/MENHUT-II/2006 TANGGAL 11 APRIL 2006 jo

SK.60/MENHUT-II/2013 TANGGAL 23 JANUARI 2013

DENGAN LUAS 11.927,15 HEKTAR

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi

dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT SATRIA

PERKASA AGUNG UNIT SERAPUNG sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan

Nomor : 084/EQI-F090 tanggal 17 Oktober 2018;

b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar

Rekomendasi Nomor : 084/EQI-F037 tanggal 17 Oktober 2018 dan Tinjauan Hasil

Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor : 002.8/EQI-F039 tanggal 20 Oktober

2018 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;

c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT SATRIA PERKASA

AGUNG UNIT SERAPUNG sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator

Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut : 002.8 tanggal 20 Oktober 2018

menunjukkan total nilai kinerja akhir 20 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 2 indikator

bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan

terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;

d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, kepada PT SATRIA PERKASA AGUNG

UNIT SERAPUNG telah memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari (S-PHPL).

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;

2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;

4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik

dalam Kerangka Indonesia National Single Window;

5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-

2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party

Certification Systems:

7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan

untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.

8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen

(Guidelines for Auditing Management Systems);

Halaman 2 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan

Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;

10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan

Tanda V-Legal;

11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem

Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi

Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;

13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013

tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu

(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;

14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin,

Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;

15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.60/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam;

16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.58/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan

Tanaman pada Hutan Produksi;

17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 123/M-DAG/Per/12/2015 tanggal 23

Desember 2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan di Bidang Ekspor dan Impor

melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;

18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 89/M-

DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;

19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal

17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman

dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal

Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);

20. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-

IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan

Alam;

21. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-

IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan

Tanaman pada Hutan Produksi;

22. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi

Legalitas Kayu (VLK);

23. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;

24. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan

Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;

25. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu dan perubahannya;

26. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal

02 September 2018 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Halaman 3 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan masa berlaku sampai dengan 01

September 2022;

27. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18

Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi

Legalitas Kayu dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus 2019;

28. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.5668/MenLHK-

PHPL/UHP/HPL.1/9/2018 tanggal 5 September 2018 tentang Penetapan Kembali

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LPPHPL) a.n. PT EQUALITY

Indonesia sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP&VI);

29. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.3386/MenLHK-

PHPL/PPHH/HPL.3/6/2017 tanggal 2 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga

Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Penilai dan

Verifikasi Independen (LP&VI);

30. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.3640/MenLHK-

PHPL/PPHH/HPL.3/6/2017 tanggal 16 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga

Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Penerbit Dokumen V-

Legal;

31. Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.

Memperhatikan:

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 01/SP-SPA/LA/VII/2018 tanggal 16 Juli 2018.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)

PT SATRIA PERKASA AGUNG UNIT SERAPUNG DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI

RIAU SK IUPHHK-HT NOMOR : SK.102/MENHUT-II/2006 TANGGAL 11 APRIL 2006 jo

SK.60/MENHUT-II/2013 TANGGAL 23 JANUARI 2013 DENGAN LUAS 11.927,15

HEKTAR

PERTAMA : PT SATRIA PERKASA AGUNG UNIT SERAPUNG dinyatakan “LULUS” dan

berhak mendapatkan kembali Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

(S-PHPL) dengan Nomor : 001.6/EQC-PHPL/X/2018. Dengan Re-Sertifikasi

ini maka sertifikat PHPL Nomor : 001.5/EQC-PHPL/IX/2016 dinyatakan tidak

berlaku lagi.

KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 25 Oktober 2018 sampai dengan

tanggal 24 Oktober 2023 selama PT SATRIA PERKASA AGUNG UNIT

SERAPUNG (Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar

sesuai Perdirjen PHPL Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April

2016.

KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat

dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi

di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan

Sistem yang ditetapkan.

KEEMPAT : PT EQUALITY Indonesia akan memberikan hak/sublisensi penggunaan Tanda

V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda

V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta

kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.

KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia

apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem

Halaman 4 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,

perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.

KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut

terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan

(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).

KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa

berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan

dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.

KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;

dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai

kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:

a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait

keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;

b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan

bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL

sesuai standar yang berlaku;

c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum

KELIMA;

d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;

e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan

sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.

KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia

dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat

temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan

sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana

kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila:

a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3

(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;

b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan

penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi

Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan

dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau

pembakaran hutan areal kerjanya;

c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya

atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan

tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);

d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat

Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Bogor

Pada Tanggal: 20 Oktober 2018

PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono

Direktur Utama

Halaman 5 dari 5

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Direktur Utama PT SATRIA PERKASA AGUNG UNIT SERAPUNG;

2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi

di Jakarta;

3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian

Program dan Pelaporan.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 18

(1) Identitas LPPHPL :

a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA

b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN

c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72. Kabupaten Bogor

d. Nomor Telepon : 0251-7550722

Nomor Fax : 0251-7550724

E-mail : [email protected]

e. Direktur : Ir. Agustri Warsono

f. Tim Audit : Hermansyah Putra, S.Hut, M.Si (Lead Auditor/Auditor Ekologi)

Ucep Sucitra, S.Hut (Auditor Prasyarat/Magang Lead Auditor)

E. Gangga Permana, S.Hut (Auditor Produksi)

Taryadi, S.P (Auditor Sosial)

Hari Seno Aji, S.Hut (Auditor Verifikasi Legalitas Kayu)

g. Tim Pengambilan Keputusan :

Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan

merangkap Peninjau Bidang Prasyarat, Produksi, dan VLK)

Ir. Muchlis Hidayat (Peninjau Bidang Ekologi)

Wiyono T.Putro, S.Hut, M.Si (Peninjau Bidang Sosial)

(2) Identitas Auditee :

a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT SATRIA PERKASA AGUNG UNIT SERAPUNG

b. Nomor & Tanggal SK : SK.102/Menhut-II/2006 tanggal 11 April 2006 jo

SK.60/Menhut-II/2013 tanggal 23 Januari 2013

c. Luas dan Lokasi : 11.927,15 Hektar di Provinsi Riau

d. Alamat kantor :

- Kantor Pusat : Plaza Sinarmas Lantai 32, Jl.M.H Thamrin

Kav.51. Jakarta. Telp: (021) 39834473;

Fax: (021) 39834707

- Kantor Cabang : Jl. Teuku Umar No: 51, Pekanbaru

Telp: (0761) 23332, 32509 Fax: (0761) 24071

e. Pengurus :

Komisaris Utama : Stanley Najoan

Komisaris : Wisly Dwi Putra

RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI

KINERJA PHPL

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 18

Direktur Utama : Didi Harsa

Direktur : Hoesin

Direktur : Edie Haris

f. Nomor S-PHPL/S-LK : 001.6/EQC-PHPL/X/2018

g. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 25 Oktober 2018 s.d. 24 Oktober 2023

(3) Ringkasan Tahapan:

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Audit Tahap I 23 – 24 Agustus 2018

Tujuan dari kegiatan Audit Tahap I

penilaian kinerja pengelolaan hutan

produksi lestari adalah mengetahui

tingkat pemenuhan minimal

dokumen legal (legal compliance)

sebagai pemegang izin

pemanfaatan (IUPHHK) dan laporan

(recording) kinerja dalam waktu lima

(5) tahun yang digunakan sebagai

pertimbangan dilakukanya Audit

Tahap II (penilaian lapangan).

Koordinasi dengan Instansi Kehutanan 25 September dan 01

Oktober 2018

Koordinasi dengan Dinas

Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Provinsi Riau yang

diwakili oleh Bapak Setyo Widodo

(Kasi PPKH).

Koordinasi dengan BPHP Wilayah

III Pekanbaeu yang diwakili oleh

Bapak Hanosoan Daulay (Kasi

PEPHP).

Koordinasi dengan BPKH Wilayah

XIX Pekanbaru yang diwakili oleh

Bapak Marangin Samosir.

Koordinasi bertujuan untuk

menyampaikan rencana

Resertifikasi Penilaian Kinerja

PHPL di PT Satria Perkasa Agung

Unit Serapung (Auditee) dan

meminta masukan terkait

dengan kinerja Auditee selama

ini.

Konsultasi Publik 25 September 2018 Konsultasi publik bertujuan untuk

memperoleh informasi dari

masyarakat sekitar areal konsesi

perusahaan PT SPA Unit Serapung.

Pertemuan Pembukaan 25 September 2018 Pertemuan pembukaan

dilaksanakan di Kantor PT SPA

Unit Serapung.

Perkenalan anggota Tim Audit,

menyampaikan tujuan dan ruang

lingkup penilaian,

menyampaikan jadwal/ rencana

kerja penilaian, menyampaikan

metodologi dan prosedur

penilaian, serta

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 18

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

mengkonfirmasikan kepada

Auditee tentang tanggal, waktu,

tempat, dan peserta pertemuan

penutupan.

Pertemuan pembukaan diakhiri

dengan pembuatan BAP yang

dilampiri dengan notulensi

kegiatan dan daftar hadir.

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan 26 - 29 September

2018

Tim Audit menghimpun,

mempelajari data dan dokumen

Auditee dan menganalisis

menggunakan kriteria dan

indikator pada Lampiran 1.2 dan

Lampiran 2.1 Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari Nomor

P.14/PHPL/SET/4/2016 Jo P.15

/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016.

Untuk menguji kebenaran data,

Tim Audit melakukan

pengamatan, pencatatan, uji

petik, dan menganalisis

menggunakan kriteria dan

indikator pada Lampiran 1.2 dan

Lampiran 2.1.

Pertemuan Penutupan 30 September 2018 Pertemuan penutupan

dilaksanakan di Kantor PT SPA

Unit Serapung, di Kabupaten

Pelalawan, Provinsi Riau.

Menyampaikan ucapan terima

kasih kepada Auditee atas

bantuan dan kerjasamanya

selama penilaian.

Menyampaikan Daftar Periksa

PHPL.

Memberitahukan temuan

observasi dan ketidaksesuaian.

Membacakan atau

memperlihatkan laporan

ringkasan ketidaksesuaian.

Pertemuan Penutupan diakhiri

dengan pembuatan BAP

Pengambilan Keputusan 20 Oktober 2018 Rapat Pengambilan Keputusan (PK)

menelaah hasil-hasil dan

kesimpulan penilaian yang telah

disampaikan Tim Auditor untuk

menjamin bahwa penilaian telah

dilaksanakan secara efektif dan

efisien sesuai dengan Prosedur PT

EQUALITY Indonesia serta

mengambil keputusan mengenai

predikat kinerja PHPL Auditee.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 18

(4) Resume Hasil Penilaian:

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL

1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan

Pemegang IUPHHK-HT

BAIK

Dokumen tata batas sesuai dengan tingat realisasi

kegiatan tersedia lengkap dalam bentuk pedoman tata

batas, instruksi kerja, laporan tata batas, peta kerja tata

batas dan Keputusan Menteri Kehutanan SK.60/Menhut-

II/2013 tanggal 23 Januari 2013 tentang Penetapan Batas

Areal Kerja IUPHHK pada Hutan Tanaman PT Satria Perkasa

Agung Seluas 11.927,15 Ha di Provinsi Riau, yang disertai

dengan peta Batas Areal kerja atau sudah temu gelang

100%.

Auditee telah melaksanakan tata batas, Realisasi tata

batas sudah 100 % (tata batas sudah temu gelang), tuntas

pada tahun 2009, dibuktikan dengan ditetapkan oleh

Kementerian Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor: SK.60/Menhut-II/2013 tanggal 23

Januari 2013 tentang Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK

pada Hutan Tanaman PT Satria Perkasa Agung seluas

11.927,15 Ha, dan Auditee secara konsisten melakukan

pemeliharaan pal batas, sebagaimana Peraturan Menteri

Kehutanan Nomor : P.19/Menhut-II/2011, tentang

Penataan Batas Areal Kerja khususnya di pasal 1 dan pasal

52 ayat ( 1) disebutkan bahwa pemegang izin wajib

melaksanakan pemeliharaan dan pengamanan batas areal

kerja izin pemanfaatan hutan.

Hasil pemeriksaan dokumen laporan konflik PT SPA Unit

Serapung, walaupun penataan batas sudah temu gelanag

dan sudah mendapat pengukuhan melalui Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor: SK.60/Menhut-II/2013 tanggal

23 Januari 2013 tentang Penetapan Batas Areal Kerja

IUPHHK pada Hutan Tanaman PT Satria Perkasa Agung

seluas 11.927,15 Ha. Sampai dilakukan kegiatan penilaian

kinerja Resertifikasi tahun 2018,masih terdapat konflik

dengan masyarakat berupa klaim lahan seluas 102, Ha

areal bekas PT Yos yang merupakan kawasan Lindung,

tetapi Auditee terus melakukan dialog dalam rangka

penyelesian konflik, terakhir ada kesepakatan antara

masyarakat dan Tim bahwa lahan tersebut akan dijadikan

kebun dengan tanaman karet, sambil menunggu

persetujuan Pimpinan Perusahaan.

Berdasarkan hasil overlay antara peta Penetapan Areal

kerja berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan nomor :

SK.60/Menhut –II/2013, tanggal 23 Januari 2013 di

Provinsi Riau, dengan Peta kawasan hutan Provinsi Riau

dengan nomor : SK.903/Menlhk/Setjen/PLA.2/12/2016,

tanggal 7 Desember 2016. Dimana fungsi fungsi Hutan

tidak mengalami perubahan luasan. Dengan demikian

verifier ini masuk kategori diverifikasi tetapi tidak dapat

diterapkan (Not Applicable).

Berdasarkan telaah dokumen perizinan dan SK Penetapan

Batas areal kerja PT SPA Unit Serapung, dan dokumen lain

terkait serta hasil wawancara dengan Bagian Planing survey

tidak terdapat penggunaan kawasan oleh pihak lain, diluar

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 18

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

sektor kehutanan. Dengan demikian verifier ini masuk

kategori diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan (Not

Applicable).

1.2. Komitmen

Pemegang Izin IUPHHK-

HT

SEDANG

Berdasarkan hasil verifikasi terhadap keberadaan Dokumen

visi dan misi pada periode tahun 2013 s/d 2017. Auditee

telah memiliki dan dapat menunjukan dokumen Visi Misi

yang ditetapkan tanggal 01 Januari 2016 oleh Direktur PT

SPA Unit Serapung. Selan itu Media Visi Misi tersedia di

Kantor Unit HTI berupa leaflet Visi Misi yang dimiliki sudah

sesuai dengan kerangka PHPL.

Berdasarkan hasil verifikasi terhadap implementasi Visi Misi

berupa Sosialisasi visi misi Auditee pada periode tahun

2013 s/d 2017/2018 telah dilakukan mulai dari level

pemegang izin dan masyarakat setempat, tetapi tidak setiap

tahun, pelaksanaan dibuktikan dengan BA, daftar hadir dan

foto kegiatan).

Auditee telah melakukan implementasi PHL tetapi hanya

sebagian yang sesuai dengan visi dan misi PHL. Seperti di

Aspek Prasayarat terkait peningkatan lapangan kerja

masyarakat sekitar dan bidang sosial terkait peningkatan

ekonomi yang belum merata.

1.3. Jumlah dan

kecukupan tenaga

profesional terlatih dan

tenaga teknis pada

seluruh tingkatan untuk

mendukung pemanfaatan

implementasi penelitian,

pendidikan dan Latihan

BAIK

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen terkait

Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan GANIS

PHPL, Auditee dapat memperlihatkan seluruh Surat SK

pengangkatan Tenaga Ganis pada periode tahun 2013 s/d

2017/2018 dari BPHP Pekanbaru, jumlah keberadaan

Ganis yang telah dimiliki Auditee telah sesuai dengan

Peraturan Menteri Kehutanan No. P.54/Menhut-II/2014,

dan Dirjen PHPL No P.16/PHPL-IPHH/2015, tentang syarat

kecukupan Ganis yang disesuaikan dengan luasan areal

pemegang Izin.

Realisasi peningkatan kompetensi SDM PT SPA pada

periode tahun 2013 s/d 2017/2018 berdasarkan jumlah

peserta adalah 79,4 % dari rencana sesuai kebutuhan, dan

berdasarkan jenis pelatihan mencapai 91,4 %. Seluruh

pelatihan yang telah dilakukan dibuktikan dengan sertifikat

dan untuk pelatihan yang dilakukan secara kolosal ( seluruh

karyawan + mitra) hanya dilengkapi dengan foto kegiatan

dan daftar hadir serta materi yang disajikan.

Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki oleh Auditee telah

tersedia lengkap dan telah memenuhi kewajiban

sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang

No. 7 Tahun 1981 Tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di

Perusahaan. Tetapi jumlah karyawan yang dilaporkan 41

tidak sesuai dengan daftar karyawan mutakhir sebanyak 57

orang.

1.4. Kapasitas dan

mekanisme untuk

perencanaan

pelaksanaan

pemantauan periodik,

evaluasi dan penyajian

umpan balik mengenai

kemajuan pencapaian

(kegiatan) IUPHHK-HTI

BAIK

Pada periode tahun 2013 s/d 2017 Auditee telah memiliki

struktur organisasi dan job description yang seluruhnya

sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan oleh

Direktur PT SPA Serapung Nomor: 352/SPA/VII/2018,

tanggal 20 Juli 2018, sekaligus pengesahan Role Chartes

yang sesuai dengan kerangka PHPL, Tetapi dalam

pelaksanaannya masih terdapat rangkap jabatan, sehingga

membatasi karir personil lain. Serta role Charter masih

belum dirubah.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 18

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Pada periode tahun 2013 s/d 2017, Auditee telah memiliki

perangkat SIM berupa Software, Hardware, SOP SIM, dan

tenaga pelaksana untuk mengoperasikan SIM yang

ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur, serta terus

dikembangkan sesuai perkembangan untuk mendukung

kegiatan sistem informasi manajamen dalam pengelolaan

Hutan Tanaman Industri.

Auditee telah melakukan kegiatan Audit Internal pada

periode 2013-2017/2018 pada bidang bidang Harvesting,

Plantation, Nursery, dan Logistic, serta di bidang

Infrastruktur, dalam audit internal telah ditemukan hal hal

yang di anggap kurang sesuai, sehingga Auditor internal

audit telah menegeleurkan rekomendasi dan Bidang/Divisi

yang diaudit telah melakukan perbaikan. Seluruh

pelaksanaan Audit internal yang dikakukan telah sesuai

dengan ruang lingkup audit pada SOP-SPA-P8-001 dan

rencana kegiatan audit yang telah dijadwalkan dan berjalan

efektif untuk memeriksa seluruh tahapan kegiatan

pengelolaan hutan.

Pada periode tahun 2013 s/d 2017 hasill Audit internal

berdasarkan penjelasan atau uraian di verifier 1.4.3,

perkembangan implementasi rekomendasi yang terangkum

dalam kolom Hasil Follow-up pada bidang Infrastruktur dan

Fire Management, kegiatan internal audit tersebut sesuai

dengan ruang lingkup audit pada SOP-SRP-P8-001 seperti

untuk Tahapan Audit dijalankan serta telah ada tindakan

pencegahan dan perbaikan manajemen yang konsisten

berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, tetapi untuk

pembuatan laporan hasil audit tidak sesuai dengan SOP

Nomor : SOP-SRP-P8-001 tentang Internal Audit

Departement.

1.5. Persetujuan Atas

Dasar Informasi Awal

Tanpa Paksaan

(PADIATAPA).

BAIK

Kegiatan RKT 2013 – RKT 2017/2018 PT SPA Unit

Serapung yang akan mempengaruhi kepentingan hak-hak

masyarakat setempat telah disosialisasikan kepada

masyarakat Desa Yang berada disekitar hutan. hasil

kegiatan sosialisasi seluruhnya telah mendapatkan

persetujuan atas dasar informasi awal yang memadai.

Dengan bukti BAP dan persetujuan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa

persentase persetujuan para pihak terhadap proses

pelaksanaan tata batas PT SPA Unit Serapung sebagai

mana dituangkan dalam laporan TBT No. 1540/2012 sudah

dilengkapi dengan adanya Berita Acara Pelaksanaan

Penataan Batas Sendiri dan Persekutuan Areal kerja

IUPHHK-HT PT SPA Unit Serapung seluruhnya menyetujui

atau persentase 100 %.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa

persentase persetujuan para pihak terhadap proses

pelaksanaan tata batas PT SPA Unit Serapung sebagai

mana dituangkan dalam laporan TBT No. 1540/2012 sudah

dilengkapi dengan adanya Berita Acara Pelaksanaan

Penataan Batas Sendiri dan Persekutuan Areal kerja

IUPHHK-HT PT SPA Unit Serapung seluruhnya menyetujui

atau persentase 100 %.

Seluruh pelaksanaan sosialisasi kawasan lindung kepada

seluruh masyarakat sekitar, dengan demikian seluruh

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 18

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

masyarakat Desa menyetujui batas batas kawasan lindung

serta mengakui keberadaan kawasan lindung yang berada

di areal Perusahaan, dengan persentase 100 %.

2. Produksi

2.1. Penataan areal kerja

jangka panjang dalam

pengelolaan hutan lestari

BAIK

Selama periode penilaian PT Satria Perkasa Agung Unit

Serapung telah memiliki dokumen RKUPHHK-HTI dan tidak

pernah mendapatkan peringatan terkait pemenuhan

kewajiban penyusunan RKUPHHK-HTI.

Berdasarkan pendekatan luas rencana penyiapan lahan,

penanaman, dan penebangan selama periode tahun 2013

s/d 2018 kesesuaian antara RKTUPHHK-HTI tahun 2013

s/d 2018 hanya sebagian besar kesesuaian antara

RKTUPHHK-HTI dengan RKUPHHK-HTI (antara 53,7% hingga

97,5%).

Tanda-tanda batas blok dan batas petak di lapangan masih

terpelihara dengan baik sehingga seluruhnya masih dapat

ditemukan di lapangan.

2.2. Tingkat pemanenan

lestari untuk setiap jenis

hasil hutan kayu utama

dan nir kayu pada setiap

tipe ekosistem

BAIK

Areal PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung seluruhnya

merupakan tipe hutan rawa gambut, dan telah memiliki data

potensi tegakan berdasarkan hasil IHMB dan hasil ITSP yang

dilengkapi peta pendukungnya yaitu peta inventarisasi

hutan, peta pohon, peta kelas hutan dan lain-lain. Rata -rata

potensi tegakan per hektar berdasarkan hasil ITSP/PHI pada

blok RKT 2013 - 2018 berkisar antara 143,91 m3/Ha s/d

180,85 m3/Ha ; atau rata-rata 164,58 m3/Ha.

PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung telah memiliki data

hasil pengukuran riap pada Petak Ukur Permanen (PUP)

atau Plot Sampel Permanen (PSP) dan sudah dilakukan

analisis sampai kepada hasil perhitungan CAI dan MAI.

PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung telah memanfaatkan

data potensi tegakan hasil PHI sebagai data dasar dalam

perhitungan JTT dan memperhitungkan kondisi kemampuan

pertumbuhan tegakan dengan memproyeksikan potensi

tegakan yang akan ditebang pada 1 (satu) tahun kedepan,

yakni dengan menambahkan riap tegakan berdasarkan hasil

perhitungan/pengukuran MAI. Perhitungan proyeksi potensi

tegakan yang memanfaatkan data riap dilakukan dengan

sistem aplikasi pengolahan data hasil PHI di Region Forestry

Sinarmas (Perawang) yaitu dengan menggunakan aplikasi

“Forest Inventory”.

2.3. Pelaksanaan

penerapan tahapan

sistem silvikultur untuk

menjamin regenerasi

hutan

BAIK

PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung telah memiliki SOP

seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur sesuai dengan

sistem silvikultur yang diterapkan yaitu sistem silvikultur

THPB dan isinya telah sesuai dengan ketentuan teknis yang

berlaku

Sesuai dengan tahapan pada sistem silvikultur THPB yang

diterapkan oleh PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung,

secara umum PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung telah

melaksanakan seluruh tahapan kegiatan sesuai dengan

sistem silvikultur yang ditetapkan, mulai dari kegiatan PAK,

Inventarisasi hutan, Pembukaan Wilayah Hutan, Persiapan

Lahan, Pengadaan Bibit, Penanaman, Pemeliharaan

Tanaman, Pemanenan, dan Perlindungan Hutan. Seluruh

tahapan kegiatan tersebut juga telah dilengkapi dengan

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 18

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

pedoman berupa Standar Operasional Prosedur, Instruksi

Kerja (IK / WI). Secara umum setiap tahapan kegiatan

tersebut telah dilaksanakan dengan mengacu kepada SOP

dan WI yang telah ditetapkan.

Rata-rata potensi tegakan per hektar berdasarkan hasil

ITSP/PHI pada blok RKT 2013 - 2018 berkisar antara

143,91 m3/Ha s/d 180,85 m3/Ha ; atau rata-rata 164,58

m3/Ha.

Potensi permudaan berdasarkan hasil PAT tahun 2013 -

2018 PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung pada tanaman

umur 12 bulan (1 Tahun) adalah sebesar 89,88%.

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi

tepat guna untuk

pemanfaatan hutan

BAIK

PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung telah memiliki

Prosedur pemanfaatan hutan ramah lingkungan baik pada

tahap pra-pemanenan, tahap pemanenan, maupun tahap

pasca-pemanenan. Pada tahap pra-pemanenan seperti : WI

persiapan lahan tanpa bakar buka jalur (WI-SRP-P3-001), WI

Persiapan lahan tanpa bakar / Sebar serasah / Spreading

(WI- SRP-P3-002), SOP Micro planning harvesting (SOP-SRP-

P4-010), SOP Desain Sistem Tata Air Di Areal Gambut (SOP-

SRP-P7-001), SOP Sistem Opname Kanal (SOP- SRP-P7-

002), SOP sistem Pengukuran Sedimentasi Kanal (SOP-SRP-

P7-003), SOP Operasional Tata Air di Areal Gambut (SOP-

SRP-P7-004). Pada tahap pemanenan, seperti : SOP

Harvesting HTI-Wetland (SOP-SRP-P4-001), SOP

Penanganan Kayu Dilindungi dan Kayu Larangan (SOP-SRP-

P4-007), WI Penanganan Kayu di TPn (WI-SRP-P4-001), WI

Penanganan Kayu di TPK Transit (WI-SRP-P4-0021), WI

Penanganan Kayu di TPK Hutan (WI-SRP-P4-003), WI

Penanganan Kayu di TPK Antara (WI-SRP-P4-004). Dan pada

tahap pasca-pemanenan, seperti : SOP Pelaksanaan Havex

(SOP-SRP-P4-003), dan SOP Verifikasi Havex (SOP-SRP-P4-

004).

Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan pada tahap

perencanaan pemanenan, proses pemanenan, serta pasca

pemanenan kayu atau terdapat penerapan teknologi ramah

lingkungan pada 3 atau lebih tahapan kegiatan pemanenan

hasil.

PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung memiliki kinerja

yang baik dalam hal proses pemanenan, yang ditunjukkan

dengan penyusunan SOP/WI serta implementasinya di

lapangan sehingga dapat melakukan pemanenan kayu

dengan produktifitas yang tinggi (meninggalkann sisa kayu

di lapangan yang relative sangat sedikit). Hal tersebut

disebabkan upaya-upaya yang maksimal dari sejak proses

tahap pra-penebangan, proses penebangan sampai pasca

penebangan. Sehingga diperoleh nilai Fe untuk RKT 2013

s/d 2017 berkisar antara 0,85 hingga 0,65 atau rata-rata

sebesar 0,78. Sedangkan Fe berdasatrkan hasil penelitian

internal PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung adalah

sebesasr 0,76 .

2.5. Realisasi

penebangan sesuai

dengan rencana kerja

penebangan/

pemanenan/

pemanfaatan pada areal

BAIK

Untuk selama periode penilaian (2013 – 2018), PT Satria

Perkasa Agung Unit Serapung telah memiliki dokumen RKT

secara lengkap termasuk RKT Revisinya yang disahkan

secara mandiri (self approvel) 0leh Direktur PT Satria

Perkasa Agung Unit Serapung. RKT 2013 s/d 2017 disusun

dengan mengacu kepada dokumen revisi RKUPHHK-HTI

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 18

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

kerjanya periode 2009 – 2018 (revisi tahun 2011), sedangkan RKT

2018 disusun dengan mengacu kepada RKUPHHK-HTI

periode 2017 – 2026.

Terdapat peta kerja sesuai RKT/RKU yang disahkan oleh

pejabat yang berwenang yang menggambarkan areal yang

boleh ditebang/ dipanen/ dimanfaatkan/ditanam/

dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai kawasan

lindung.

Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan pada

seluruh batas blok tebangan/dipanen/dimanfaatkan/

ditanam/ dipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai

kawasan lindung, dan batas blok, pal batas petak, maupun

batas-batas kawasan lindung seluruhnya masih terpelihara

dengan baik, sehingga masih dapat ditemukan di lapangan.

Rata-rata realisasi tebangan selama periode tahun 2013

s/d 2018 antara 74,8% s/d 97,8% atau dengan rata-rata

keseluruhan sebesar 87,5%. Jenis kayu yang diproduksi

seluruhnya berasal dari hutan tanaman dengan jenis

tanaman seluruhnya adalah jenis Acacia crassicarpa.

2.6. Tingkat investasi dan

reinvestasi yang

memadai dan memenuhi

kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian

dan pengembangan,

serta peningkatan

kemampuan sumber

daya manusia

BAIK

Berdasarkan opini akuntan publik Richard Risambessy &

Rekan untuk laporan keuangan tahun 2013 – 2017

seluruhnya menyatakan wajar dalam semua hal yang

material. Tingkat likuiditas (rasio kas) PT Satria Perkasa

Agung Unit Serapung sejak tahun 2013 hingga 2017

cenderung terus menurun, dan sejak tahun 2014 hingga

2018 tingkat likuiditas perusahaan terkategori rendah

(hingga dibawah 50%) dan pada kondisi terkini di tahun

2017, tingkat likuiditas PT SATRIA PERKASA AGUNG UNIT

SERAPUNG hanya sebesar 8,7%. Dari sisi tingkat

solvabilitas, dari perkembangan data keuangan tahun

2013 hingga 2017, tingkat solvabilitas perusahaan

cenderung konstan dengan rata-rata di atas 100%.

Sedangkan dari sisi tingkat rentabilitasnya yang dihitung

berdasarkan rasio antara laba operasi dibandingkan

dengan total aktiva, berdasarkan perkembangan (trend)

sejak tahun 2013 hingga tahun 2017 juga cenderung terus

menurun, bahkan kondisi terkini (pada tahun 2017) berada

pada tingkat terendah dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya yakni sebesar 0,5%.

Realisasi pendanaan pembangunan HTI PT Satria Perkasa

Agung Unit Serapung Tahun 2013 s/d 2017 terealisasi

antara 80,1% hingga 99,3% atau dengan rata-rata sebesar

91,0% dari kebutuhannya sebagaimana yang telah

direncanakan.

Berdasarkan realisasi anggaran keuangan PT Satria

Perkasa Agung Unit Serapung selama periode 5 (lima(

tahun terakhir (2013 – 2017) terdapat perbedaan

persentase alokasi Biaya Pengelolaan Hutan Tanaman

dengan rata-rata selisih prosentase anggaran sebesar

29,8%.

Selama periode tahun 2013 s/d 2017 PT Satria Perkasa

Agung Unit Serapung telah mengalokasikan biaya

pembangunan dan pemanenan hutan tanaman (untuk

seluruh kegiatan) setiap tahunnya antara 80,09% hingga

99,34% atau dengan rata-rata sebesar 90,99%. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa kegiatan berjalan cukup

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 18

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

lancar dengan adanya dukungan biaya yang memadai atau

hampir terealisasi sesuai dengan kebutuhannya (rencana).

Rasio antara realisasi luas penanaman terhadap realisasi

luas pemanenan selama periode tahun 2013 s/d 2017,

terkecil sebesar 49,01% pada tahun 2014 dan terbesar

107,12% pada tahun 2015. Atau rata-rata secara

keseluruhan selama periode tahun 2013 s/d 2017 rasio

antara realisasi luas penanaman terhadap realisasi luas

pemanenan adalah sebesar 86,92%.

Realisasi kegiatan pembangunan HTI (kegiatan

penanaman) yang telah dilakukan oleh PT Satria Perkasa

Agung Unit Serapung sejak mulai beroperasi s/d Desember

2017, PT Satria Perkasa Agung Unit Serapung telah dapat

mengelola areal efektif produksi (areal yang diperuntukan

sebagai areal penanaman tanaman pokok dan tanaman

kehidupan) seluas 30.294,42 Ha atau 74,0% dari yang

seharusnya (direncanakan) ditanam/dikelola berdasarkan

areal efektif produksi sebagaimana tertuang di dalam

rencana tata ruang areal kerja pada dokumen RKUPHHK-

HTI periode 2009 – 2018 yakni seluas 9.819 Ha.

3. Ekologi

3.1. Keberadaan,

kemantapan dan kondisi

kawasan dilindungi pada

setiap tipe hutan

BAIK

Luas kawasan lindung PT SPAS telah sesuai dengan

dokumen AMDAL dan ketentuan yang berlaku juga

kondisi biofisik kawasan lindung telah sesuai dengan

kriteria yang berlaku.

Kawasan lindung yang telah ditata di lapangan ≥ 90% dari

yang seharusnya.

Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencakup ≥ 80%.

Sebagian besar (≥ 50%) para pihak mengakui keberadaan

kawasan lindung.

Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan

ketentuan terhadap seluruh kawasan lindung hasil tata

ruang dan jenis pengelolaan sesuai dengan RKL/RPL.

3.2. Perlindungan dan

pengamanan hutan

BAIK

Tersedia prosedur yang mencakup seluruh jenis gangguan

yang ada.

Jenis, jumlah dan fungsi sarana prasarana sesuai dengan

ketentuan dan berfungsi dengan baik.

Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan

kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan ketentuan.

Auditee telah mengimplementasikan kegiatan perlindungan

melalui tindakan preemptif, preventif, dan represif dengan

mempertimbangkan seluruh jenis gangguan yang ada.

3.3. Pengelolaan dan

pemantauan dampak

terhadap tanah dan air

akibat pemanfaatan

hutan

SEDANG

Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup seluruh

dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan hutan.

Jumlah sarana pengelolaan dan pemantauan sesuai dengan

ketentuan, tetapi fungsinya masih ada belum sesuai dengan

kententuan.

Tersedia jumlah dan kualifikasi personil yang memadai

sesuai dengan ketentuan.

Auditee telah memiliki dokumen perencanaan

pengelolaan dampak terhadap tanah dan air, tetapi

masih terdapat jenis pengeloaan yang belum

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 18

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

dimplementasikan sesuai dengan ketentuan.

Auditee telah memiliki dokumen rencana pemantauan

dampak terhadap tanah dan air tetapi hanya sebagian yang

implementasikan sesuai dengan ketentuan.

Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan penting

terhadap air, serta ada upaya pengelolaan dampak sesuai

ketentuan.

3.4. Identifikasi spesies

flora dan fauna yang

dilindungi dan/atau

langka (endangered),

jarang (rare), terancam

punah (threatened) dan

endemik

BAIK

Tersedia prosedur identifikasi untuk seluruh jenis yang

dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan

endemik yang terdapat di areal PT SPAS.

Terdapat implementasi identifikasi untuk seluruh jenis yang

dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah dan

endemik yang terdapat di areal PT SPAS.

3.5. Pengelolaan flora

untuk :

a. Luasan tertentu dari

hutan produksi yang

tidak terganggu, dan

bagian yang tidak

rusak.

b. Perlindungan

terhadap species

flora dilindungi

dan/atau jarang,

langka dan terancam

punah dan endemic

BAIK

Tersedia prosedur pengelolaan flora untuk seluruh jenis

yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah

dan endemik yang terdapat di areal PT SPAS.

Terdapat implementasi pengelolaan flora tetapi tidak

mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan RTE yang

terdapat di areal PT SPAS.

Tidak ada gangguan terhadap kondisi seluruh species flora

dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah dan

endemik yang terdapat di areal PT SPAS.

3.6. Pengelolaan fauna

untuk :

a. Luasan tertentu dari

hutan produksi yang

tidak terganggu, dan

bagian yang tidak

rusak.

b. Perlindungan

terhadap species

fauna dilindungi

dan/atau jarang,

langka dan terancam

punah dan endemik

BAIK

Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh jenis

yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah

dan endemik yang terdapat di areal PT SPAS.

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak

mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan RTE

berdasarkan jenis pengelolaan yang harus dilakukan.

Tidak ada gangguan terhadap kondisi species fauna

dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam

punah dan endemik.

4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi

kawasan operasional

perusahaan/ pemegang

izin dengan kawasan

masyarakat hukum adat

dan/atau masyarakat

setempat

BAIK

Auditee telah memiliki dokumen/laporan yang lengkap

mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH

setempat, identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum

adat dan/atau masyarakat setempat, dan rencana

pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.

Auditee telah mekanisme penataan batas/ rekonstruksi

batas kawasan secara partisipatif dan konflik batas

kawasan yang disepakati para pihak.

Auditee telah memiliki mekanisme mengenai pengakuan

hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat

setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang legal,

lengkap dan jelas.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 18

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Auditee telah memiliki bukti- bukti tentang luas dan batas

kawasan pemegang izin dengan batas kawasan yang dimiliki

oleh masyarakat hukum adat/setempat.

Auditee telah memperoleh persetujuan oleh sebagian para

pihak dan masih ada konflik.

4.2. Implementasi

tanggung jawab sosial

perusahaan sesuai

dengan peraturan

perundangan yang

berlaku.

BAIK

Auditee memiliki dokumen yang lengkap menyangkut

tanggung jawab sosial Pemegang izin sesuai dengan

peraturan perundangan yang relevan/berlaku.

Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap & legal

tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin

terhadap masyarakat.

Auditee telah memiliki bukti pelaksanaan kegiatan

sosialisasi mengenai hak dan kewajiban pemegang izin

terhadap masyarakat dalam mengelola SDH namun hanya

sebagian.

Auditee telah memiliki bukti yang lengkap tentang realisasi

pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap seluruh

masyarakat.

Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang lengkap

terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin

termasuk ganti rugi.

4.3. Ketersediaan

mekanisme dan

implementasi distribusi

manfaat yang adil antar

para pihak

BAIK

Auditee telah memiliki data dan informasi yang lengkap &

jelas tentang masyarakat hukum adat dan/ atau masyarakat

setempat yang terlibat, tergantung, terpengaruh oleh

aktivitas pengelolaan SDH.

Auditee telah memiliki mekanisme yang legal, lengkap dan

jelas mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas

ekonomi masyarakat.

Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin

mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas

ekonomi masyarakat, yang lengkap dan jelas.

Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian (<50%)

kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat hokum adat dan/atau masyarakat setempat

oleh pemegang izin.

Auditee telah memiliki dokumen/laporan mengenai

pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang

lengkap dan terdokumentasi dengan baik.

4.4. Keberadaan

mekanisme resolusi

konflik

BAIK

Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik yang

lengkap dan jelas.

Terdapat konflik dan tersedia peta konflik namun belum

lengkap.

Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya manusia,

dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik.

Auditee telah memiliki dokumen/laporan penanganan

konflik yang lengkap dan jelas mencakup seluruh potensi

dan konflik yang akan terjadi.

4.5. Perlindungan,

Pengembangan dan

Peningkatan Kesejah-

teraan Tenaga Kerja

BAIK

Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan industrial

dengan seluruh karyawan.

Auditee telah merealisasikan seluruh rencana

pengembangan kompetensi.

Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang karir dan

telah diimplementasikan seluruhnya.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 18

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan

karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.

(5) Resume Hasil Verifikasi LK :

Kriteria/Indikator

Memenuhi/

Tidak

Memenuhi/ Not

Applicable

Ringkasan Justifikasi

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

dan izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.

1.1.1.a.

Dokumen legal terkait

perizinan usaha (SK

IUPHHK).

MEMENUHI Auditee memperoleh IUPHHK-HT melalui Surat Keputusan

Menteri Kehutanan SK.102/MENHUT-II/2006 tanggal 11 April

2006 atas Areal Hutan Produksi Seluas ± 11.830 Hektar di

Provinsi Riau. Hasil tata batas temu gelang, luas areal kerja

berubah menjadi 11.927,15 Ha yang ditetapkan berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.60/Menhut-

II/2013 tanggal 23 Januari 2013.

1.1.1.b.

Bukti pemenuhan

kewajiban Iuran Izin

Usaha Hasil Hutan Kayu.

(IIUPHHK).

MEMENUHI SPP IIUPHHK PT SPA Serapung diterbitkan melalui surat

Nomor: 522.21/IUPHHKHT/I/2003/013 tanggal 29 Januari

2003. Auditee telah membayar IIUPHHK sesuai dengan SPP

pada tanggal 03 Juli 2003 sebesar Rp 31.200.000,00.

1.1.1.c. Penggunaan

kawasan yang sah di luar

kegiatan IUPHHK (jika

ada).

NOT APPLICABLE Di areal Auditee tidak terdapat penggunaan kawasan yang sah

di luar kegiatan IUPHHK-HT, sehingga verifier ini masuk

kategori Not Applicable (NA).

Indikator 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang

berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang

2.1.1.a.

Dokumen

RKUPHHK/RPKH,

RKT/Bagan Kerja/RTT

beserta lampirannya yang

telah disahkan oleh

pejabat yang berwenang,

meliputi :

1) Dokumen RKU

PHHK/RPKH &

lampirannya yang disusun

berdasarkan

IHMB/risalah hutan dan

dilaksanakan oleh Ganis

PHPL Timber Cruising

dan/atau Canhut.

2) Dokumen RKT/ RTT

yang disusun

berdasarkan RKU/RPKH

dan disahkan oleh

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen rencana kerja berupa

RKUPHHK dan RKTUPHHK sebagai berikut:

1. Dokumen Revisi RKUPHHK-HT Periode tahun 2009 –

2018 telah disahkan oleh Kementerian Kehutanan

melalui keputusan No. SK.52/VI-BUHT/2011, tanggal 19

April 2011

2. Dalam Rangka Perbaikan Tata Kelola Gambut serta

perubahan ketentuan tata ruang areal kerja sesuai

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.

P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 tanggal 9

Februari 2017 tentang Pembangunan Hutan Tanaman

Industri, RKUPHHK-HTI tersebut disahkan sesuai SK

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

SK.6135/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/11/2017 tanggal

14 November 2017 untuk jangka waktu 10 (sepuluh)

tahun periode tahun 2017-2026.

3. Dokumen RKTUPHHK-HT Tahun 2016 dan Tahun 2017

PT SPA Unit Serapung disahkan secara mandiri (Self

Approval). Penyusunan dokumen RKT mengacu kepada

Revisi RKU periode tahun 2009 – 2018 .

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 18

Kriteria/Indikator

Memenuhi/

Tidak

Memenuhi/ Not

Applicable

Ringkasan Justifikasi

pejabat yang berwenang

atau yang disahkan

secara self approval.

3) Peta rencana penataan

areal kerja yang dibuat

oleh Ganis PHPL Canhut.

4. Peta rencana kerja yang merupakan lampiran Dokumen

RKUPHHK-HT dan RKTUPHHK-HT tersedia lengkap

2.1.1.b.

Peta areal yang tidak

boleh ditebang pada

RKT/Bagan Kerja dan

bukti implementasinya di

lapangan.

MEMENUHI Auditee memiliki peta lokasi areal yang tidak boleh ditebang

(kawasan lindung) berupa Peta Lampiran RKUPHHK dan

RKTUPHHK. Peta dibuat oleh GANIS PHPL Perencanaan Hutan

dan telah ditandatangani oleh Direktur Utama PT SPA Unit

Serapung. Hasil uji petik menunjukkan keberadaan kawasan

lindung terbukti di lapangan.

2.1.1.c

Penandaan lokasi blok

tebangan/blok RKT/petak

RTT yang jelas di peta dan

terbukti di lapangan

MEMENUHI Penandaan lokasi blok RKT dipeta berupa bloking RKT

berwarna hitam. Hasil uji petik dilapangan menunjukkan

bahwa Blok RKT di Peta RKT terbukti dilapangan.

K2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

Indikator. 2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan

yang berlaku

2.2.1.a.

Dokumen Rencana Kerja

Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu (RKUPHHK)

(bisa dalam proses)

dengan lampiran-

lampirannya.

MEMENUHI Dokumen RKUPHHK-HTI Periode tahun 2017-2026 dalam

Rangka Perbaikan Tata Kelola Gambut Atas Nama PT Satria

Perkasa Agung – Unit Serapung di Provinsi Riau dan telah

mendapatkan pengesahan dari Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan berdasarkan Surat Keputusan Nomor:

SK.6135/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/11/2017, tanggal 14

November 2017 dan dilampirkan dengan peta skala 1 :

50.000 yang sudah disahkan.

2.2.1.b.

Kesesuaian lokasi dan

volume pemanfaatan

kayu hutan alam pada

areal penyiapan lahan

yang diizinkan untuk

pembangunan hutan

tanaman industri.

NOT APPLICABLE Berdasarkan dokumen RKTUPHHK tahun 2017 dan 2018

serta hasil observasi lapangan, Auditee sudah tidak

melakukan pemanfaatan kayu hutan alam, sehingga verifier

ini masuk kategori Not Applicable (NA).

K3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan

Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar

mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan

Dokumen LHP yang telah

disahkan oleh pejabat

yang berwenang.

MEMENUHI 1. Dokumen LHP periode September 2017 s/d Agustus 2018

dilaksanakan secara SIPUHH Online.

2. Uji Petik antara LHP dengan Buku Ukur menunjukkan

adanya kesesuaian,

3. Uji petik antara volume yang tercantum di LHP dengan fisik

kayu tidak bisa dibandingkan karena persediaan kayu yang

ada di TPn maupun di TPK Transit sudah habis.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 18

Kriteria/Indikator

Memenuhi/

Tidak

Memenuhi/ Not

Applicable

Ringkasan Justifikasi

4. Adapun uji petik nomor batang di LHP dengan tunggak

kayu di lapangan tidak dilakukan karena Auditee

merupakan Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu pada

HTI (IUPHHK-HTI) dengan sistem silvikultur tebang habis

(THPB).

Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil

hutan.

Surat keterangan sahnya

hasil hutan dan

lampirannya dari:

- TPK hutan ke TPK

Antara,

- TPK hutan ke industri

primer dan/atau

penampung kayu

terdaftar,

- TPK Antara ke industri

primer hasil hutan

dan/atau penampung

kayu terdaftar.

MEMENUHI Kayu yang diangkut dari TPn ke TPK Transit/TPK Hutan

menggunakan Surat Pengantar, sedangkan dari TPK hutan ke

TPK Antara dan dari TPK Antara ke Industri PT IKPP

menggunakan dokumen surat keterangan sah hasil hutan

kayu (SKSHHK). Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian

antara dokumen SKSHHK dengan persediaan kayu di LMK.

Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA

Verifier 3.1.3.a. Tanda-

tanda PUHH/ barcode

pada kayu dari pemegang

IUPHHK-HA bisa

NOT APPLICABLE Verifier tersebut telah dilakukan verifikasi tetapi tidak dapat

diterapkan (Not Applicable) dikarenakan Auditee merupakan

pemegang IUPHHK-HTI yang melakukan system silvikultur

tebang habis permudaan buatan (THPB) bukan pemegang

IUPHHK-HA.

Verifier 3.1.3.b.

Identitas kayu diterapkan

secara konsisten oleh

pemegang izin.

NOT APPLICABLE Seperti telah diuraikan pada verifier 3.1.3.a. diatas, Auditee

adalah pemegang IUPHHK pada hutan tanaman dimana

sistem silvikultur yang dikembangkan adalah Tebang Habis

Permudaan Buatan (THPB) sehingga verifier ini tidak dapat

diterapkan (Not Applicable).

Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK.

Arsip SKSKB dan

dilampiri Daftar Hasil

Hutan (DHH) untuk hutan

alam, dan arsip FAKB dan

lampirannya untuk hutan

tanaman.

MEMENUHI Seluruh dokumen SKSHHK PT SPA Unit Serapung periode

bulan September 2017 s/d Agustus 2018 tersedia lengkap,

diterbitkan dan ditandatangani oleh petugas perusahaan

secara Self Assesment.

K.3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan

kayu

Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber

Daya Hutan (PSDH).

Verifier 3.2.1.a.

Dokumen SPP (Surat

Perintah Pembayaran) DR

dan/atau PSDH telah

diterbitkan.

MEMENUHI Dokumen SPP PSDH/Kewajiban PSDH periode bulan

September 2017 s/d Agustus 2018 telah terbit melalui Sistem

Informasi PNBP Online (SIMPONI) dan jumlah volume kayu

yang harus dibayar sesuai dengan LHP yang dibuat.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 18

Kriteria/Indikator

Memenuhi/

Tidak

Memenuhi/ Not

Applicable

Ringkasan Justifikasi

Verifier 3.2.1.b.

Bukti Setor DR dan/atau

PSDH

MEMENUHI Auditee telah membayar lunas PSDH sesuai dengan bukti

pembuatan tagihan yang terbit secara Sistem Informasi PNBP

Online (SIMPONI) dengan volume 187,133.93 M3,

pembayaran PSDH nya sebesar Rp. 1,010,523,222,,

dibuktikan dengan print Bukti Penerimaan Negara dan Input

SPP PSDH.

Verifier 3.2.1.c.

Kesesuaian tarif DR dan

PSDH atas kayu hutan

alam (termasuk hasil

kegiatan penyiapan lahan

untuk pembangunan hutan

tanaman) dan kesesuaian

tarif PSDH untuk kayu

hutan tanaman.

MEMENUHI Auditee telah melakukan pembayaran Pembayaran Provisi

Sumber Daya Hutan (PSDH) untuk kayu yang di-LHP-kan bulan

September 2017 s.d Januari 2018 sesuai dengan tariff,

volume, ukuran dan jenis yang berlaku yaitu mengacu kepada

Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 2014 dan P.68/Menhut-

II/2014.

Sedangkan untuk kayu yang di-LHP-kan bulan pertengahan

Februari s.d Agustus 2018 mengacu pada Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor ;

P.64/MENLHK/SETJEN/KUM.I/12/ 2017 tanggal 19

Desember 2017 tentang Penetapan Harga Patokan Hasil

Hutan Untuk Perhitungan Provinsi Sumber Daya Hutan Dan

Ganti Rugi Tegakan.

K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau.

Indikator 3.3.1 Pemegang Izin yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang

Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).

Dokumen PKAPT NOT APPLICABLE Semua kayu yang diproduksi dikirim atau dijual ke IPKH PT

Indah Kiat Pulp & Paper yang terletak di dalam satu Provinsi

yang berlokasi di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak -

Perawang Provinsi Riau dan bukan merupakan Pedagang

Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT), sehingga verifier ini

masuk dalam kategori Not Applicable (NA).

Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia

dan memiliki izin yang sah.

Dokumen yang

menunjukkan identitas

kapal

NOT APPLICABLE Semua kayu yang diproduksi, dikirim atau dijual oleh Auditee

tidak keluar pulau tetapi dikirim ke IPKH PT Indah Kiat Pulp &

Paper yang berlokasi di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak -

Perawang Provinsi Riau dan melalui jalur sungai, sehingga

verifier ini masuk dalam kategori Not Applicable (NA).

K3.4 Pemenuhan penggunaan Tanda V- Legal

Indikator 3.4.1. Implementasi Tanda V-Legal

Verifier 3.4.1. Tanda V-

Legal yang dibubuhkan

sesuai ketentuan.

MEMENUHI Auditee telah menerapkan Tanda V-Legal pada dokumen

Surat Pengantar Ponton yang menyertai angkutan kayu dari

TPK Antara menuju IPKH PT Indah Kiat Pulp & Paper di

Perawang serta pada Dokumen lampiran SKSHHK.

Tanda V-Legal juga telah tersedia yang diinput melalui

SIPUHH Online dan akan muncul apabila mencetak dokumen

SKSHHK.

K.4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen Pengelolaan

dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 18

Kriteria/Indikator

Memenuhi/

Tidak

Memenuhi/ Not

Applicable

Ringkasan Justifikasi

4.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan telah

memiliki dokumen

AMDAL/DPPL/UKL-UPL

meliputi ANDAL, RKL dan

RPL yang telah disahkan

sesuai peraturan yang

berlaku meliputi seluruh

areal kerjanya

MEMENUHI Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

(AMDAL) PT SPA Unit Serapung telah disetujui oleh Bupati

Pelalawan (T. Azmun Ja’faar) Nomor: 660/Bapedalda

/I/2003/09, Tanggal 20 Januari 2003.

4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan

penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial

4.1.2.a. Dokumen RKL dan

RPL.

MEMENUHI 1. Dokumen RKL dan RPL PT SPA Unit Serapung disusun

mengacu pada dokumen AMDAL dan telah disetujui oleh

Bupati Pelalawan sesuai surat Nomor :

660/Bapedalda/I/2003/09, tanggal 20 Januari 2003.

2. Laporan pelaksanaan RKL/RPL disusun setiap semester

dan dilaporkan kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup

dengan tembusan disampaikan kepada instansi terkait.

3. Laporan pelaksanaan RKL/RPL disusun mengacu pada

dokumen AMDAL yang telah disahkan dan sistematika

penyusunan laporan sudah sesuai dengan Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 45 tahun

2005.

4.1.2.b.

Bukti pelaksanaan

pengelolaan dan

pemantauan dampak

penting aspek fisik-kimia,

biologi dan sosial.

MEMENUHI Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan dan

pemantauan lingkungan sesuai dengan rencana dan dampak

penting yang terjadi di lapangan.

K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Indikator 5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3

Verifier 5.1.1.a.

Pedoman/prosedur K3.

MEMENUHI 1. Auditee mempunyai dokumen SOP tentang K3.

2. Auditee telah memiliki susunan Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang telah

didaftarkan ke Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan

Kependudukan Provinsi Riau dengan bukti Surat No.

387/SPA/VIII/2018 tanggal 31 Agustus 2018..

3. Ahli K3 Umum yang telah ditunjuk sesuai SK Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I Nomor :

KEP.12161/NAKER-BINWASK3/II/2018, Tanggal 20

Februari 2018 adalah Cici Caryana.

Verifier 5.1.1.b.

Ketersediaan Peralatan

K3.

MEMENUHI Auditee memiliki peralatan K3 sesuai ketentuan dan

berdasarkan observasi lapangan peralatan K3 dalam kondisi

baik.

Verifier 5.1.1.c.

Catatan kecelakaan kerja.

MEMENUHI Auditee secara konsisten membuat catatan kecelakaan kerja

dan telah dilakukan upaya untuk menekan tingkat

kecelakaan kerja berupa program K3.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 18 dari 18

Kriteria/Indikator

Memenuhi/

Tidak

Memenuhi/ Not

Applicable

Ringkasan Justifikasi

K.5.2 Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

5.2.1. Kebebasan

berserikat bagi pekerja

Verifier :

Serikat pekerja atau

kebijakan perusahaan

(auditee) yang

membolehkan untuk

membentuk atau terlibat

dalam kegiatan serikat

pekerja

MEMENUHI Karyawan Auditee telah tergabung dalam Serikat Pekerja

Mitra Abadi Riau (SP-MAR) yang telah tercatat di Dinas Sosial

dan Tenaga Kerja Kabupaten Siak, dengan Nomor Bukti

Pencatatan: 568/DSTKT/XII/2015/33 tanggal 14 Desember

2015, dan telah terbentuk perwakilan SP-MAR yaitu Pengurus

Unit Kerja (PUK) Cabang-Distrik Serapung Dan terjadi

perubahan pengurus maka ditetapkan kembali Susunan

Personalia SP-MAR Pengurus Unit Kerja (PUK) Cabang-Distrik

Serapung Masa Bakti 2015-2017 dengan No. 20/SK/KU/SP-

MAR/IX/03/2017, ditetapkan di Perawang tanggal 5 Maret

2017.

Indikator 5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) yang mengatur

hak-hak pekerja.

Verifier:

Ketersediaan Dokumen

KKB atau PP.

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Perjanjian Kerja Bersama

(PKB) PT SPA Periode tahun 2018 - 2020 dan telah tercatat

melalui Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi

dan Kependudukan Provinsi Riau Nomor: KPTS.191/IlI/2018

Tanggal 18 April 2018.

Indikator 5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan)

Verifier :

Pekerja yang masih di

bawah umur

MEMENUHI Selama periode bulan September 2017 s/d Agustus 2018

Auditee tidak mempekerjakan karyawan di bawah umur

dimana umur termuda adalah 21 tahun.