dr. sutomo no.62 pekanbaru, provinsi riau penilikan phpl/hasil... · alamat : jl. raya sukaraja ......
TRANSCRIPT
Lampiran Surat No. 743.1/EQ.S/XI/2015 tanggal 21 November 2015
PENGUMUMAN HASIL PELAKSANAAN
PENILAIAN KINERJA PHPL
Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Penilikan
Kedua), sebagai berikut:
I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA
Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
Telp. : +62251 7550722, 7157103
Fax. : +62251 7550724
Email : [email protected]
Website : http://www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan Kegiatan Penilaian Kinerja PHPL (Penilikan Kedua) Terhadap:
II. Nama IUPHHK-HT : PT MITRA TANINUSA SEJATI
No. SK IUPHHK-HT : SK.66/Menhut-II/2007
Luas : ±7.480 Ha
Lokasi : Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
Alamat Kantor : Jl. Dr. Sutomo No.62 Pekanbaru, Provinsi Riau
III. Waktu Pelaksanaan : 27 Oktober s/d 2 November 2015
IV. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT
LULUS SEHINGGA PT MITRA TANINUSA SEJATI
BERHAK MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT PHPL.
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 21 November 2015
PT EQUALITY INDONESIA
Amin Muchakim, S.Hut
Direktur Sertifikasi Hutan
Halaman 1 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor: 019/EQI-KEP.Cert/REV-PHPL/XI/2015
TENTANG
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)
PT MITRA TANINUSA SEJATI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU
SK IUPHHK-HT NOMOR: SK.66/MENHUT-II/2007 TANGGAL 23 FEBRUARI 2007
DENGAN LUAS ±7.480 HEKTAR
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa sehubungan dengan terbitnya Perdirjen BUK Nomor: P.14/VI-BPPHH/2015 tanggal
29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi
dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT MITRA
TANINUSA SEJATI sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan (EQI-F090) tanggal 11
November 2015;
c. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor: 112.1/EQI-F037 tanggal 11 November 2015 dan Tinjauan Hasil
Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor: 046.2/EQI-F039 tanggal 14 November
2015 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
d. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT MITRA TANINUSA
SEJATI sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator
Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut: 079.2 tanggal 14 November 2015
menunjukkan total nilai kinerja akhir 13 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 9 indikator
bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan
terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
e. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal
29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015, kepada PT MITRA
TANINUSA SEJATI telah memenuhi syarat dalam mempertahankan kelanjutan S-PHPL yang
telah diterima sebelumnya untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
(S-PHPL).
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor: 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor: 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor: 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor: 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;
4. Peraturan Presiden Nomor: 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik dalam
Kerangka Indonesia National single Window;
5. ISO/IEC Guide 65-1996 (Pedoman BSN 401-2000) Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi
Produk;
6. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000: Persyaratn Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
7. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party
Certification Systems:
Halaman 2 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
8. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012): Persyaratan Sertifikasi untuk Lembaga
Produk, Proses dan Jasa.
9. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen
(Guidelines for Auditing Management Systems);
10. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011): Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.95/Menhut-II/2014
tanggal 12 Juni 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.43/Menhut-II/2014 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan
Hak;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan Tanda
V-Legal;
14. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem Informasi
Verifikasi Legalitas Kayu;
15. Pertauran Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013
tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu
(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
16. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.41/Menhut-II/2014
Tanggal 10 Juni 2014 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari
Hutan Alam Pada Hutan Produksi;
17. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.42/Menhut-II/2014
Tanggal 10 Juni 2014 Tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari
Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi; 18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 28/M-DAG/Per/6/2009 tentang Ketentuan
Pelayanan Perijinan Ekspor dan Impor dengan Sistem Elektronik melalui INATRADE dalam
kerangka Indonesia National Single Window;
19. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 97/M-DAG/PER/12/2014 tanggal 24 Desember
2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
20. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
21. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;
22. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu
dan perubahannya;
23. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LPPHPL-013-IDN tanggal 2
September 2010 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2011 Penilaian
Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan Sertifikasi Sistem
Manajemen yang diperpanjang pada tanggal 2 September 2014 dengan masa berlaku
sampai dengan 1 September 2018 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal 2
September 2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi
Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
24. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor: LVLK-006-IDN tanggal
18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for
bodies operating product certification dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus
2015 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor: SK 6202/Menhut-VI/BPPHH/2011 tanggal 26 Agustus 2011 yang
diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.6067/Menhut-VI/2012
Halaman 3 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai
Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
25. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal
29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015 tentang Standar dan
Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan
Verifikasi Legalitas Kayu (VLK);
26. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal
17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman
dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem
Informasi Legalitas Kayu (SILK);
27. Manual EQUALITY Certification beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan:
1. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor: 114/EQI-F065/XI/2014 tanggal 20 November
2014
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA IZIN USAHA
PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT) PT MITRA TANINUSA SEJATI
DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU SK IUPHHK-HT NOMOR: SK.66/MENHUT-II/2007
TANGGAL 23 FEBRUARI 2007 DENGAN LUAS ±7.480 HEKTAR
PERTAMA : PT MITRA TANINUSA SEJATI (Pemegang Sertifikat) yang telah mendapatkan
Sertifikat Nomor: 014.1/EQC-PHPL/XII/2014 dinyatakan “LULUS” karena
tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan
terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI sesuai
Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor P.5/VI-
BPPHH/2014 tanggal 14 Juli 2014.
KEDUA : Pemegang Sertifikat dapat mempertahankan kelanjutan Sertifikat PHPL (S-
PHPL) nomor 014.1/EQC-PHPL/XII/2014 yang berlaku mulai 31 Desember
2014 sampai dengan tanggal 18 September 2018 selama PT MITRA
TANINUSA SEJATI (Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar
sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.5/VI-
BPPHH/2014 tanggal 14 Juli 2014.
KETIGA : Sertifikat nomor 014.1/EQC-PHPL/XII/2014 direvisi menjadi nomor
014.2/EQC-PHPL/XI/2015 dengan masa berlaku mulai 14 November 2015
sampai dengan 18 September 2018 karena adanya perubahan peraturan
baru dari Perdirjen BUK P.5/VI-BPPHH/2014 tanggal 14 Juli 2014 menjadi
Perdirjen BUK P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-
BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015.
KEEMPAT : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat
dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi di
media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan Sistem
yang ditetapkan.
KELIMA : PT EQUALITY Indonesia akan memberikan hak/sublisensi penggunaan Tanda
V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda V-
Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta kewajiban
dan hak Pemegang Sertifikat.
KEENAM : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia apabila
terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem legalitas
kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan, perubahan
struktur atau manajemen Pemegang Sertifikat.
Halaman 4 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
KETUJUH : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KEENAM melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KEDELAPAN : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KESEMBILAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai
kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Masukan dari Pemantau Independen (PI) berkaitan dengan kinerja
Pemegang Sertifikat;
b. Informasi lain yang menunjukkan Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi
persyaratan sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum
KEENAM;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan
sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEPULUH : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia
dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Sertifikat dapat dicabut apabila:
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan
penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi
Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan
dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu ilegal;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut;
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian
Kerja (Kontrak).
KEDUABELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di: Bogor
Pada Tanggal: 14 November 2015
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direktur Utama PT MITRA TANINUSA SEJATI;
2. Direktur Jenderal Pengeloaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi di
Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Bina Usaha Kehutanan u.p. Kepala Bagian Program dan Pelaporan.
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
DENGAN PREDIKAT :
B A I KDITETAPKAN DI BOGOR TANGGAL 19 SEPTEMBER 2013 BERLAKU SAMPAI DENGAN TANGGAL 18 SEPTEMBER 2018TANGGAL REVISI : 14 NOVEMBER 2015
Ir. AGUSTRI WARSONODirektur Utama
NOMOR : 014.2/EQC-PHPL/XI/2015
DIBERIKAN KEPADA PEMEGANG IUPHHK-HT
PT MITRA TANINUSA SEJATI
SK IUPHHK-HT : 66/Menhut-II/2007TANGGAL : 23 Februari 2007LUAS : ± 7.480 HektarLOKASI A. KABUPATEN : PELALAWAN
B. PROVINSI : RIAUALAMAT PERUSAHAAN : Jalan Dr. Soetomo No.62 Pekanbaru, Provinsi Riau
Telp. (0761) 37555, Fax : (0761) 33595/96
PENILAIAN KINERJA TELAH DILAKSANAKAN OLEH LEMBAGA PENILAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (LP-PHPL) :
PT EQUALITY INDONESIADINYATAKAN MEMENUHI KRITERIA DAN INDIKATOR PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI:
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tentangStandar dan Pedoman Pelaksanaan Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu, Lampiran 1.2 dan Lampiran 2.1
PT EQUALITY INDONESIA
Jl. Raya Sukaraja No.72, Bogor-16710
Telp : (0251) 7550722; Fax : (0251) 7550724
Website : http://www.equalityindonesia.com
Email : [email protected]
EQI-F084.3.2/20140813
LEMBAGA PENILAI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARILP-PHPL – 013 – IDN
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 1 dari 12
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550324
E-mail : [email protected]
e. Direktur : Agustri Warsono
f. Tim Audit : Yun Afyatun (Auditor Prasyarat)
Hikmah Nur Isnaini (Auditor Produksi)
Lukman Hakim (Lead Auditor/Auditor Ekologi)
Slamet Mulyadi (Auditor Sosial)
Jubaedi Nu’man (Auditor VLK)
g. Tim Pengambil Keputusan :
: Ir. Agustri Warsono (Ketua PK)
Amin Muchakim, S.Hut (Anggota PK Bidang Produksi)
Ir.Muchlis Hidayat (Anggota PK Bidang Ekologi)
Wiyono,S.Hut, M.Si (Anggota PK Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin : PT MITRA TANI NUSA SEJATI
b. Nomor & Tanggal SK : SK.66/Menhut-II/2007, 23 Februari 2007
c. Luas dan Lokasi : ± 7.480 Ha di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau
d. Alamat kantor : 1. Jl. Dr. Sutomo No. 62 Pekanbaru, Provinsi Riau
2. Jl. Hayam Wuruk Plaza Tower 9th Floor Room 9B
Jakarta
e. Nomor telepon : (0761) 3755, (021) 6252226,6252227
Nomor Fax : (0761) 335595, 335596
E-mail :
f. Pengurus :
Dewan Komisaris :
Komisaris : Roy Chandra
Dewan Direktur :
Direktur : Wikendy
RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 2 dari 12
(3) Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan
27 Oktober 2015 Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Riau yang diwakili oleh Kasi Pemanfaatan
Hutan Tanaman
Koordinasi BP2HP Wilayah III Pekanbaru yang
diwakili oleh Kasi Sertifikasi Ganis.
Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan
rencana Penilikan penilaian kinerja PHPL di PT
Mitra Tani Nusa Sejati (Auditee) dan minta
masukan terkait dengan kinerja Auditee
selama ini
Pertemuan Pembukaan 28 Oktober 2015 Pertemuan dilaksanakan di Kantor PT MTS
Perkenalan anggota Tim Audit, menyampaikan
tujuan dan ruang lingkup penilaian,
menyampaikanjadwal/rencana kerja penilaian,
menyampaikan metodologi dan prosedur
penilaian,serta mengkonfirmasikan kepada
Auditee tentang tanggal, waktu, tempat, dan
peserta pertemuan penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Verifikasi Dokumen
danObservasi Lapangan
28-31 Oktober
2015
Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan indikator pada
Lampiran 1.2 dan Lampiran 2.1 Peraturan
Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan
Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.
Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit
melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik,
dan menganalisis menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan Lampiran 2.1
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha
Kehutanan Nomor P.14/VI-BPPHH/2014.
Pertemuan Penutupan 31 Oktober 2015 Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Auditee atas bantuan dan kerjasamanya
selama penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.
Memberitahukan temuan observasi dan
ketidaksesuaian.
Membacakan atau memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian.
Pertemuan Penutupan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 14 November 2015 Rapat pengambil keputusan meninjau dokumen
penilaianyang diajukan untuk menjamin bahwa
penilaian dilakukan secara efektif dan efisien
sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY Indonesia
(4) Resume Hasil Penilaian :
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 3 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang IUPHHK
BAIK
(94.44%)
PT. MTS sudah memiliki dokumen legal perusahaan
berupa Akte Pendirian Perusahaan, serta dokumen
legal lainnya, SK IUPHHK-HT dari Menteri Kehutanan
Nomor : SK.66/Menhut-II/2007 tanggal 23 Februari
2007, serta administrasi tata batas yang lengkap
tersedia di lapangan sesuai dengan tingkat realisasi
pelaksanaan tata batas yang telah dilaksanakan.
PT. MTS telah melakukan tata batas temu gelang (100
%)
Terdapat konflik batas dan ada upaya pemegang izin
untuk menyelesaikan konflik secara terus menerus.
Di areal kerja PT. MTS terdapat perubahan fungsi
kawasan. Terhadap perubahan fungsi kawasan ini
telah dilakukan perubahan perencanaan yang
dituangkan dalam Revisi RKUPHHK PT. MTS Periode
2009-2018 yang telah disahkan Menteri Kehutanan
sesuai Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.64/VI-
BUHT/2014 tanggal 19 Desember 2014.
Terdapat bukti upaya pemegang izin untuk mendata &
melaporkan seluruh penggunaan kawasan di luar
sektor kehutanan kepada instansi yang berwenang dan
ada upaya pemegang izin untuk mencegah
penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan tanpa
izin
1.2. Komitmen Pemegang
IUPHHK
BAIK
(83.33%)
PT. MTS telah memiliki dokumen visi misi dan
kebijakan lingkungan yang sesuai dengan kerangka
PHPL yang legal dan telah ditetapkan Direksi pada 22
Desember 2014.
PT. MTS telah melaksanakan kegiatan sosialiasasi visi
misi dan kebijakan perusahaan secara tidak langsung
melalui pemasangan banner, serta telah
melaksanakan sosialisasi visi-misi-tujuan perusahaan
secara langsung kepada karyawan, mitra kerja,
maupun kepada masyarakat sekitar areal kerja yang
telah dilengkapi dengan Berita Acara Sosialisasi dan
dokumentasi Sosialisasi
PT. MTS telah berupaya mengimplementasikan visi
misi dan kebijakan perusahaan yang sebagian telah
sesuai dengan prinsip-prinsip PHPL kedalam kegiatan
pembangunan dan pengelolaan hutan tanamannya.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional terlatih dan
tenaga teknis pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan implementasi
penelitian, pendidikan dan
Latihan
BAIK
(93.33%)
Di PT. MTS terdapat Tenaga Profesional Bidang
Kehutanan pada sebagian bidang kegiatan, yaitu telah
memiliki Sarjana Kehutanan, GANISPHPL CANHUT,
GANISPHPL BINHUT dan GANISPHPL PKB-R serta
belum memiliki GANISPHPL NENHUT. Sesuai SE Dirjen
BUK Nomor : S.545/VI-BIKPHH/2013 tanggal 30 April
2013 pemenuhan GANIS-PHPL dapat dipertimbangkan
sampai dengan 1 Januari 2016
PT. MTS telah memiliki realisasi peningkatan
kompetensi SDM pada Tahun 2015 sebesar 100 % (>
70 % dari rencana sesuai kebutuhan).
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 4 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
PT. MTS telah memiliki Dokumen ketenagakerjaan
yang lengkap.
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan
pelaksanaan pemantauan
periodik, evaluasi dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(kegiatan) IUPHHK
BAIK
(83.33%)
PT. MTS telah memiliki struktur organisasi sesuai
dengan kerangka PHPL yang telah memperhatikan
aspek pengelolaan hutan lestari yang meliputi aspek
produksi, ekologi, dan aspek social
PT. MTS telah memiliki perangkat SIM dan tenaga
pelaksananya telah tersedia.
Di PT. MTS terdapat Organisasi Internal Audit yang
langsung dilaksanakan oleh Komisaris PT. MTS.
Operasional SPI/ Audit Internal fungsi-fungsinya belum
berjalan dengan efektif untuk mengontrol seluruh
tahapan kegiatan.
PT. MTS telah melaksanakan sebagian tindakan
koreksi berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
SEDANG
(77.78%)
PT. MTS telah melaksanakan sosialisasi RKT 2014
yang akan mempengaruhi kepentingan hak-hak
masyarakat setempat, tetapi belum mendapatkan
persetujuan RKT 2014 dari masyarakat. Sosialisasi ini
dilaksanakan setelah kegiatan RKT 2014 berjalan.
Tata batas dilapangan sudah dilaksanakan oleh
Auditee (temu gelang) dan dalam prosesnya baik dari
tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan
sudah terdapat persetujuan dari para pihak dalam hal
ini Instansi Kehutanan, Pemerintah Daerah sampai
dengan unsur pemerintahan terkecil Camat dan Desa
Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan
CSR/CD dari sebagian para pihak
Terdapat persetujuan dalam proses penetapan
kawasan lindung dari sebagian para pihak
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja jangka
panjang dalam pengelolaan
hutan lestari
BAIK
(93.33%)
Auditee memiliki dokumen RKUPHHK-HTI (Revisi) PT
MTS untuk periode 2009-2018 yang telah disetujui
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
No. SK.64/VI-BUHT/2014 tanggal 19 Desember 2014
dan telah mempertimbangkan hasil deliniasi mikro dan
tidak dikenai peringatan terkait pemenuhan kewajiban
RKU.
Kegiatan Penataan Areal Kerja RKT 2014 di lapangan
berupa kanal-kanal dan parit collector yang telah
membagi seluruh blok RKT 2014 kedalam petak-petak.
RKT 2014 seluruhnya (100%) telah mengacu pada
RKU.
Kegiatan penataan areal kerja berupa pemasangan
tanda batas blok dan petak kerja RKT 2014 terealisasi
sebesar 74.17 %, dan seluruh tanda batas terlihat jelas
pada pal batas yang telah terpasang.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem
BAIK
(91.67%)
Auditee telah memiliki data potensi berdasarkan hasil
IHMB beserta peta pendukungnya
Auditee telah memiliki data pengukuran riap tegakan
dari hasil pengukuran untuk tipe ekosistem yang ada
(Gambut) dan telah dilakukan analisa riap dari hasil
pengukuran PSP tersebut.
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 5 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Auditee telah melakukan analisis data potensi dan
riap, namun laporan analisa tersebut belum
disampaikan ke Litbang. Auditee pun belum
memanfaatkan hasil analisa data potensi dan riap
untuk menyusun perhitungan JTT sendiri.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
SEDANG
(71.43%)
Auditee telah mengembangkan SOP pelaksanaan
tahapan kegiatan sistem silvikultur THPB dan isinya
telah sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku
namun tidak lengkap. Auditee belum memiliki SOP
Pengadaan Bibit untuk tanaman produksinya.
Auditee telah melaksanakan implementasi kegiatan
tahapan THPB sebesar 56%.
Potensi tegakan sebelum masak tebang berdasarkan
hasil PHI RKT 2014 sebesar 115.73 m3/ha. Artinya
potensi tegakan dalam jumlah yang masih mampu
menjamin terjadinya kelestarian pemanenan hasil (80 -
120 m3/ha)
Potensi permudaan tanaman PT MTS berdasarkan
pengukuran PMA 18 bulan sebesar 97.3% (> 90%) dari
jumlah tanaman per hektar sehingga mampu
menjamin kelestarian pemanenan hasil.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi tepat guna
untuk pemanfaatan hutan
BAIK
(100 %)
Tersedia SOP pemafaatan/penge-lolaan hutan ramah
lingkungan untuk seluruh kegiatan pengelolaan hutan,
dan isinya sesuai untuk karakteristik kondisi setempat
Dalam 2 tahun terakhir termasuk pada RKT 2014 tidak
ada kegiatan pemanenan kayu karena adanya konflik
dengan masyarakat, sehingga penerapan teknologi
ramah lingkungan belum dapat dinilai. Dengan
demikian maka verifier 2.4.2 masuk kategori Not
Appicable (N/A).
dalam 2 tahun terakhir tidak ada kegiatan penebangan
sehingga tidak diketahui limbah pemanfaatan diareal
kerja Auditee. Dengan demikian maka verifier 2.4.3
masuk kategori Not Appicable (N/A).
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/ pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
BAIK
(86.67% )
Auditee telah memiliki dokumen RKT 2014 secara
lengkap (selama periode waktu penilaian) yang disusun
berdasarkan RKU dan disahkan oleh Kepala Dinas
Kehutanan Provinsi Riau melalui SK Nomor
SK.522.2/Pemhut/4332 pada tanggal 29 Desember
2014
Terdapat peta kerja yang menggambarkan areal yang
boleh ditebang/dipanen/
dimanfaatkan/ditanam/dipelihara beserta areal yang
ditetapkan sebagai kawasan lindung yang sesuai
dengaan peta RKT dan peta RKU.
Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan
pada sebagian (minimal 50%) batas blok
tebangan/ditebang/dipanen/dimanfaatkan/ditanam/d
ipelihara beserta areal yang ditetapkan sebagai
kawasan lindung.
Dalam 2 tahun terakhir tidak ada kegiatan penebangan
sehingga verifier 2.5.4 masuk kategori Not Appicable
(N/A).
2.6. Kondisi kesehatan finansial SEDANG Hasil analisa kesehatan finansial Auditee diperoleh
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 6 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dan Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian dan
pengembangan, serta
peningkatan kemampuan
sumber daya manusia
(66.67%) bahwa likuiditas > 100% dan solvabilitas <100% serta
rentabilitas positif. Catatan akuntan publik terhadap
Laporan Keuangan yang berakhir pada Desember
2014 dan 2013 adalah Wajar.
Realisasi alokasi dana > 80% dari kebutuhan kelola
hutan yang seharusnya berdasarkan laporan
penatausahaan keuangan yang dibuat sesuai dengan
Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan
Produksi (yang telah diaudit oleh akuntan publik)
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan kurang
proporsional.
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan
berjalan lancar namun tidak sesuai dengan tata waktu
Realisasi biaya yang kembali ke hutan dalam bentuk
kegiatan pemeliharaan tanaman mencapai 80% tetapi
belum seluruhnya
Tidak ada realisasi kegiatan penanaman tanaman
pokok, tanaman kehidupan dan tanaman unggulan
3. Ekologi
3.1. Keberadaan, kemantapan
dan kondisi kawasan dilindungi
pada setiap tipe hutan
BAIK
(88.89%)
Luas kawasan lindung sesuai dengan dokumen
perencanaan yang ada yaitu Revisi RKUPHHK-HTI
2009-2018 dan Keputusan Direksi
Kawasan lindung yang telah diatta di lapangan
mencapai 98 % dari yang seharusnya
Kondisi kawasan lindung yang berhutan mencakup >
80 %
Sebagian kecil para pihak mengakui keberadaan
kawasan lindung
Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan
ketentuan pada sebagian kawasan lindung hasil tata
ruang
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
BAIK
(100%)
Tersedia pprosedur yang mencakup seluruh jenis
gangguan yang ada
Jenis, jumlah dan fungsi sarana prasarana sesuai
dengan ketentuan dan berfungsi dengan baik
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah dnan
kualifikasi personil yang memadai sesuai ketentuan
Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
tindakan tertentu dengan mempertimbangkan seluruh
jenis gangguan yang ada
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap
tanah dan air akibat
pemanfaatan hutan
BAIK
(83.33%)
Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup seluruh
dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan
hutan
Jumlah sarana pengelolaan dan pemantauan tidak
sesuai dengan ketentuan dokumen perencanaan
lingungan tetapi berfungsi dengan baik
Tersedia jumlah dan kualifikasi personil yang memadai
sesuai dengan ketentuan
Terdapat dokumen perencanaan pengelolaan dampak
terhadap tanah dan air tetapi tidak seluruhnya
diimplementasikan
Terdapat dokumen perencanaan pemantauan dampak
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 7 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
terhadap tanah dan air tetapi hanya sebagian yang
diimplementasikan
Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar
dan penting terhadap tanah dan air
3.4. Identifikasi spesies flora
dan fauna yang dilindungi
dan/atau langka (endangered),
jarang (rare), terancam punah
(threatened) dan endemik
SEDANG
(66.67%)
Tersedia prosedur identifikasi tetapi belum mencakup
seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemic yang terdapat di areal
kerja
Terdapat implementasi identifikasi flora dan fauna
tetapi belum mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemic
yang terdapat di areal kerja
3.5. Pengelolaan flora untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak.
b. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemic
SEDANG
(66.67%)
Tersedia prosedur pengelolaan flora tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemic yang
terdapat di areal kerja
Terdapat implementasi pengelolaan flora tetapi tidak
tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemic yang
terdapat di areal kerja
Terdapat gangguan terhadap kondisi sebagian spesies
flora dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemic yang terdapat di areal kerja
3.6. Pengelolaan fauna untuk :
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak.
b. Perlindungan terhadap
species fauna dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik
SEDANG
(75.00%)
Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang,
terancam punah dan endemic yang terdapat di areal
kerja
Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak
tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemic yang
terdapat di areal kerja
Terdapat gangguan terhadap kondisi sebagian spesies
fauna dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemic yang terdapat di areal kerja
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/unit manajemen
dengan kawasan masyarakat
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
SEDANG
(74.07%)
Auditee telah memiliki dokumen/ laporan yang lengkap
tentang pola penguasaan dan pemanfatan SDA/SDH
serta identifikasi hak-hak dasar masyarakat lokal dan
rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.
Auditee telah memiliki dokumen yang memuat
mekanisme penataan batas partisipatif dan
mekanisme penyelesaian konflik batas kawasan
Namun baru diketahui oleh para pihak.
Auditee telah memiliki mekanisme pengakuan hak-hak
dasar masyarakat hukum adat/masyarakat setempat
dalam perencanaan pemanfaatan SDH, namun tidak
lengkap dan tidak jelas
Auditiee memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang izin dengan sebagian masyarakat
hukum adat/setempat
Auditee telah memperoleh persetujuan oleh sebagian
para pihak mengenai batas areal kerjanya, dan masih
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 8 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
ada konflik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
SEDANG
(74.07%)
Auditee telah memilki dokumen yang lengkap
menyangkut tanggungjawab sosial sesuai dengan
peraturan perundangan yang relevan.
Auditee telah memiliki sebagian mekanisme
pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin terhadap
masyarakat.
Auditee telah memiliki bukti-bukti pelaksanaan
kegiatan sosialisasi mengenai hak dan kewajibannya
terhadap masyarakat dalam mengelola SDH, namun
hanya sebagian, dan belum lengkap
Terdapat sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Auditee telah memiliki laporan/ dokumen yang lengkap
terkait pelaksanaan tanggungjawab social masyarakat
termasuk dokumen tentang ganti rugi, namun masih
belum lengkap
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
SEDANG
(70.83%)
Auditee telah memiliki data dan informasi yang lengkap
dan jelas tentang keberadaan masyarakat lokal yang
terlibat, tergantung dan terpengaruh oleh aktivitas
Pemegang Izin dalam pengelolaan SDH, namun tidak
lengkap dan tidak jelas.
Auditee memiliki mekanisme yang legal mengenai peningkatan peran serta aktivitas ekonomi masyarakat,
namun belum lengkap.
Auditee memiliki dokumen rencana pemegang izin
mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan
aktivitas ekonomi masyarakat yang lengkap dan jelas.
Auditee memiliki bukti implementasi sebagian (<50%)
kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat setempat oleh Auditee yang tepat
sasaran.
Auditee telah memiliki dokumen/laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak
namun belum lengkap dan jelas.
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK
(88.89%)
Auditee telah memiiki mekanisme resolusi konflik yang
lengkap dan jelas.
Terdapat konflik dan tersedia peta konflik namun
belum lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya
manusia dan pendanaan yang kurang memadai untuk
mengelola konflik.
Auditee memiliki dokumen/laporan penangan konflik,
yang lengkap dan kurang jelas.
4.5. Perlindungan,
pengembangan dan
peningkatan kesejahteraan
tenaga kerja
BAIK
(83.33%)
Auditee telah merealisasikan sebagian besar hubungan
industrial dengan seluruh karyawan.
Auditee telah merealisasikan Seluruh rencana
pengembangan kompetensi bagi karyawan.
Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang karir
dan baru sebagian diimplementasikan kepada
karyawan.
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 9 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kesejahteraan karyawan dan telah diimplementasikan
seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen
hutan terletak di kawasan hutan
produksi
1.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK)
Memenuhi Auditee telah mendapat Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HTI) atas
nama PT Mitra Taninusa Sejati Atas Areal Hutan
Produksi Seluas ± 7.480 Hektar di Kabupaten
Pelalawan Provinsi Riau berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor SK.66/MENHUT-II/2007
tanggal 23 Februari 2007.
Auditee dapat menunjukkan Surat Perintah
Pembayaran (SPP) Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri nomor :
522.1/PR/XII/2002/2039 tanggal 31 Desember 2002
untuk luasan ± 7.300 Ha
Auditee telah melakukan identifikasi penggunaan
kawasan yang sah diluar IUPHHK-HTI PT MTS dan ada
Penggunaan kawasan yang sah di luar kegiatan
IUPHHK oleh kebun kelapa sawit KKPA Sari Lembah
Subur seluas 48 ha
2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki rencana
penebangan pada areal
tebangan yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
Memenuhi Kelengkapan dan keabsahan dokumen RKUPHHK
dan RKT beserta lampirannya dipenuhi seluruhnya.
Tersedia peta lokasi yang tidak boleh ditebang yang
dibuat dengan prosedur yang benar dan terbukti
keberadaannya di lapangan.
Peta blok/petak tebangan disahkan oleh Dinas
Kehutanan Provinsi Riau. Posisi blok tebangan benar
dan terbukti di lapangan.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang
sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
Memenuhi Auditee telah memiliki dokumen Revisi RKUPHHK-HTI
yang telah disetujui oleh Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan berdasarkan Keputusan Nomor :
Nomor: SK.64/VI-BUHT/2014 tanggal 19 Desember
2014 .
Auditee sudah memasuki daur ke-2, sehingga tidak
ada kegiatan penyiapan lahan dari hutan alam untuk
pembangunan hutan tanaman industri, sehingga
verifier 2.2.1.b ini tidak diterapkan (Not Applicable)
3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menjamin bahwa
semua kayu yang diangkut dari
Tempat Penimbunan Kayu (TPK)
hutan ke TPK Antara dan dari
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 10 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
TPK Antara ke industri primer
hasil hutan(IPHH)/pasar
mempunyai identitas fisik dan
dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
Not
Applicable
Selama periode bulan Januari sampai Oktober 2015,
Auditee tidak melakukan kegiatan penebangan
maupun pengangkutan kayu hasil penebangan,
sehingga verifier ini tidak diterapkan (Not Applicable)
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
Not
Applicable
Selama periode bulan Januari sampai Oktober 2015,
Auditee tidak melakukan kegiatan penebangan
maupun pengangkutan kayu hasil penebangan,
sehingga verifier ini tidak diterapkan atau masuk
dalam kategori Not Applicable (NA).
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari Pemegang
Izin/Hak Pengelolaan
IUPHHKHA/ IUPHHK-
HT/IUPHHK-RE/Pemegang Hak
Pengelolaan
Not
Applicable
Auditee merupakan pemegang Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
Industri (IUPHHK-HTI), sehingga verifier 3.1.3. a dan
3.1.3. b ini tidak diterapkan..atau masuk dalam
kategori Not Applicable (NA).
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
membuktikan adanya catatan
angkutan kayu ke luar TPK
Not
Applicable
Selama periode bulan Januari sampai Oktober 2015,
Auditee tidak melakukan kegiatan penebangan
maupun pengangkutan kayu hasil penebangan,
sehingga verifier ini tidak diterapkan (Not Applicable)
3.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah melunasi
kewajiban pungutan pemerintah
yang terkait dengan kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
Not
Applicable
Selama periode bulan Januari sampai Oktober 2015,
Auidtee tidak melakukan kegiatan penebangan
maupun pengangkutan kayu hasil penebangan,
sehingga verifier 3.2.1.a, 3.2.1 b, dan 3.2.1 c ini tidak
diterapkan atau masuk dalam kategori Not Applicable
(NA).
3.3. Pengangkutan dan
perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim
kayu bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
Not
Applicable
Auditee bukan merupakan Pedagang Kayu Antar Pulau
Terdaftar (PKAPT), karena seluruh kayu yang dipanen
oleh Auditee dikirim kepada PT RAPP yang terletak di
Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau sehingga verifier ini
tidak diterapkan atau masuk dalam kategori Not
Applicable (NA).
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
Not
Applicable
Seluruh produksi kayu yang dipanen oleh Auditee
dikirim kepada PT RAPP yang terletak di Pangkalan
Kerinci, Provinsi Riau, sehingga sehingga verifier ini
tidak diterapkan atau masuk dalam kategori Not
Applicable (NA).
3.4 Pemenuhan penggunaan
tanda V-Legal
3.4.1. Implementasi Tanda V-
Legal
Not
Applicable
Tersedia dokumen Perjanjian kerjasama PT Equality
Indonesia dengan PT Mitra Taninusa Sejahtera tentang
sub lisensi penggunaan tanda V-legal No. 014/EQ-VLH-
PHPL/I/2015 tanggal 30 januari 2015 namun karena
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 11 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
untuk periode januari s/d Oktober 2015 tidak ada
produksi dan pengangkutan maka verifier ini Tidak
Dapat Diterapkan (Not Applicable)
4.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
AMDAL/DPPL/UKL dan UPL &
melaksanakan kewajiban yang
dipersyaratkan dalam dokumen
lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
Memenuhi Dokumen AMDAL Auditee disetujui dan disahkan oleh
Kepala Bapedalda Kabupaten Pelalawan selaku Ketua
Komisi Penilai AMDAL sesuai dengan Pengesahan
AMDAL Nomor : 04/Tahun/2003 tanggal 06 Januari
2003
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
Memenuhi Auditee telah memiliki Laporan RKL-RPL yang
penyusunannya mengacu pada dokumen AMDAL yang
telah disahkan oleh Ketua Komisi Penilai AMDAL
Nomor : 04/Tahun/2003 tanggal 06 Januari 2003
Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan sesuai dengan rencana dan
dampak penting yang terjadi di lapangan
5.1. Pemenuhan ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
Implementasi K3
Memenuhi Tersedia pedoman/ prosedur K3 dan personel yang
ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam
implementasi pedoman K3.
Tersedia peralatan K3 dan berfungsi baik.
Terdapat catatan setiap kejadian kecelakaan kerja
secara lengkap dan upaya menekan tingkat
kecelakaan kerja dalam bentuk program K3.
5..2. Pemenuhan hak-hak
tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
Memenuhi Auditee telah mempunyai dokumen Surat Pernyatan
Nomor 120/mts/pku-X/2015 tgl 8 Oktober 2015
Tentang Kebebasan Berkumpul Dan Berserikat Bagi
Karyawan PT MTS yang ditandatangani Direktur PT
MTS.
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
Memenuhi Auditee telah mempunyai Peraturan Perusahaan
yang telah disyahkan oleh Kepala Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Pelalawan
berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Pelalawan nomor
kpts 560/DTKT-HS/PP/2015/76 tgl 22 0ktober
2015 yang berlaku dari tanggal 2 Juli 2015 sampai
dengan 1 juli 2017
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
Memenuhi Dari dokumen laporan tenaga kerja per semester PT
MTS tahun 2015 yang telah didaftar di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pelalawan
dengan nomor pendaftaran 560/DTKT/2015/238,
EQI-F102.1.0/20120126 Halaman 12 dari 12
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tanggal 31 Juli 2015 dan telah ditandatangani oleh
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
kabupaten Pelalawan dan berdasarkan wawancara
dan observasi lapangan, tidak ada pekerja anak
dibawah umur atau dibawah 18 tahun dan dalam
sistem rekruitmennya, Auditee telah
mempersyaratkan bahwa batas umur minimal calon
karyawan adalah yang telah berumur lebih dari 18
tahun.