pengukuran tegangan insitu
TRANSCRIPT
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 1/12
TUGAS MEKANIKA BATUAN
RESUME BAB 7
PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
DI DALAM MASSA BATUAN
Dosen Pembimbing : Drs. Raimon Kopa, MT.
Disusun Oleh:
Afdhal Husnuzan
NIM 1102364
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 2/12
PENGUKURAN TEGANGAN INSITUDALAM MASSA BATUAN
Pengukuran tegangan insitu tujuannya adalah untuk mengetahui keadaan
tegangan di dalam massa batuan dan dapat menentukan antara lain parameter-
parameter penting untuk mengetahui perilaku massa batuan di tempat asalnya.
Tegangan residual dan tektonik kemungkinan ada dalam massa batuan
dan dapat merubah keadaan tegangan yang ada. Oleh karena itu keadaan tegangan
yang sebenarnya dapat berbeda jauh sekali dengan keadaan tegangan yang
dihitung secara teoritis. Teori hanya dapat memberikan perkiraan besaran
intensitas dari tegangan yang ada, sedangkan hanya pengukuran tegangan insitu
yang dapat memberikan keterangan mengenai orientasi dan besarnya tegangan
pada massa batuan yang ada di bawah tanah.
Adapun klasifikasi dari berbagai metode pengukuran tegangan in-situ
adalah sebagai berikut:
1. Metode Rosette Deformasi : Metode yang didasarkan pada pengukuran yang
dilakukan di sebuah permukaan bebas di dinding batuan.
2. Metode Flat Jack : Metode yang didasarkan pada pengukuran tekanan yang
diperlukan untuk mengembalikan tegangan yang dibebaskan.
3. Metode yang didasarkan pada pengukuran di dalam lubang bor:
a. Metode Overcoring
1) sel yang mengukur tegangan;
2) sel yang mengukur perpindahan; radial;
3) Sel yang perpindahan radial dan longitudinal.
b. Metode Uji Rekah Hidrolik
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 3/12
Interpretasi semua hasil pengukuran tegangan in-situ untuk semua
metode tsb didasarkan pada hipotesa berikut:
1. Batuan di daerah pengukuran homogen, kontinu, isotropi & elastik linier.
2. Medan tegangan dianggap homogen di sekitar tempat pengukuran.
A. METODE ROSETTE DEFORMASI
1. Prinsip
Prinsip dari rosette deformasi adalah mengukur deformasi
superficial pada sebuah permukaan bebas di dinding massa batuan.Deformasi ini disebabkan oleh pembebasan tegangan atau variasi tegangan.
2. Hipotesa
Interpretasi dari hasil pengukuran tegangan dengan metode ini
berdasarkan pada hipotesa :
a. Tegangan bidang (plane stress), yaitu tegangan yang tegak lurus bidang
pengukuran sama dengan nol.
b. Pembebasan tegangan adalah total (seluruhnya). Perhitungan dengan
metode elemen hingga menunjukkan bahwa diperlukan pemotongan
sedalam 20 cm untuk memperoleh pembebasan tegangan total.
c. Perilaku (behaviour) batuan adalah elastik linier. Tegangan dihitung
langsung dari deformasi yang diukur dengan bantuan Hukum Hooke.
3. Pengukuran
Titik-titik pengukuran sebanyak delapan buah dipasang pada
lingkaran yang berdiameter 20 cm. Jarak antara titik-titik pengukuran
tersebut diukur sampai ketelitian 1 mikron. Kemudian batuan di sekitar
lingkaran digergaji dengan menggunakan gergaji intan sedalam 20 cm,
sehingga tegangan dibebaskan total.
Titik-titik pengukuran diukur lagi dan perpindahan yang
disebabkan oleh pembebasan tegangan dihitung. Tegangan didapat dari
(Bonvallet, 1976).
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 4/12
2oo2/2/
y)1(r
E.u.E.u
22/2/oo
x)1(r
E.u.E.u
)1(r E.uE.u 4/34/34/4/xy
Keterangan:
E i = Modulus deformasi untuk q = i (dari uji laboratorium)
ui = Perpindahan radial untuk q = i
r = Jari-jari Rosette = 10 cm
u = Nisbah Poisson (dari uji laboratorium)
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 5/12
Metode ini pelaksanaannya cepat, tidak perlu peralatan canggih dan
hasilnya mendekati sebenarnya. Selain itu, besar tegangan utama dapat
dihitung, demikian juga arahnya terhadap sumbu x dan y dapat ditentukan.
B. METODE FLAT JACK
1. Prinsip Kerja
a. Metode ini membebaskan sebagian tegangan yang ada di dalam massa
batuan dengan jalan membuat potongan pada batuan tersebut dengan
bantuan gergaji intan. b. Tegangan yang dibebaskan ini akan menyebabkan terjadinya deformasi
yang dapat berupa perpindahan dari titik-titik pengukuran yang dibuat.
c. Flat Jack dimasukkan ke dalam potongan tersebut agar perpindahan dari
titik-titik pengukuran menjadi nol. Tekanan di dalam Flat Jack yang
mengakibatkan perpindahan nol menggambarkan tegangan awal (initial
stress) di dalam massa batuan.
2. Hipotesa
a. Perilaku batuan adalah elastik reversible, tidak perlu linier dan batuan
homogen.
b. Tegangan pada dinding batuan tidak dipengaruhi oleh proses penggalian.
c. Tegangan yang diukur tegak lurus dengan potongan yang dibuat atau
tegak lurus dengan Flat Jack. Diharapkan bahwa arah tegangan ini
mendekati arah dari tegangan utama.
3. Pengukuran
a. Titik-titik pengukuran yang berupa baut besi dipasang dengan jarak 10
cm, masing-masing L 1, L 2 dan L 3.
b. Kemudian dibuat potongan pada batuan dengan bantuan gergaji intan
yang besarnya hampir sama dengan ukuran Flat Jack.
c. Ukur jaraknya titik pengukuran tsb. Jaraknya akan bertambah pendek
akibat adanya potongan (L1- ΔL1, L2- ΔL2, L3- ΔL3).
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 6/12
d. Masukkan Flat Jack ke dalam slot lalu dipompa sampai ΔL1, ΔL2 dan
ΔL3 menjadi nol, atau kembali ke posisi semula.
e. Dalam kondisi ini tekanan di dalam Flat Jack sama dengan tegangan
yang dibebaskan yang merupakan tegangan yang berada dalam massa
batuan.
f. Kekurangan utama dari metode Flat Jack adalah karena pengukuran
dilakukan pada batuan yang sudah tidak solid lagi karena pengaruh
proses penggalian sehingga hasil pengukuran yang didapat tidak
representatif. Tetapi kekurangan ini dapat diatasi dengan melakukan
pengukuran pada kedalaman tertentu artinya pada batuan yang solid.
g. Pengukuran dilakukan dua kali, yang pertama pada batuan yang tidak
solid kemudian dilakukan penggalian sampai kedalaman 30 cm dan
pengukuran yang kedua dilakukan.
h. Teknik yang digunakan tidak memungkinkan untuk melakukan
pengukuran selama penggergajian, oleh karena itu kurva D1 (kurva
pembebasan tegangan pada saat penggergajian) hanya dapat diduga.
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 7/12
Tekanan < 18 MPa, tebal plat = 0,6 mm
Tekanan > 18 MPa, tebal plat = 1,5 mm
L = I 1 + I2 + eL + ΔL = I 1 + ΔI1 + I2 + Δ I2 + e + Δe
Δe = perpindahan disebabkan oleh relaksasi batuan pada lubang gergajian
sesudah pembebasan tegangan
1 2 1
1 2 1
L; ;
L
regangan elastik b= atuan
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 8/12
C. METODE OVERCORING
Pengembalian regangan oleh pelepasan tegangan melalui “overcoring”dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada intinya semua muka batuan
tertekan akibat adanya tegangan yang bekerja padanya. Ketika sebuah muka
batuan dibor dan dikeluarkan dari massa batuannya ( overcored ), maka dinding
lubang bor akan mengkerut kedalam karena sifat elastisitasnya. Jika
pengembalian regangan elastiknya diukur ( elastic strain recovery ) dan sifat
elastik inti batuan tsb ( overcored ) ditentukan, maka tegangan yang bekerja
pada inti batuan tsb dapat dihitung melalui persamaan Hooke.
Overcoring adalah metode termudah untuk digunakan dan
menghasilkan data yang lengkap. Untuk mengukur pengembalian regangan
elastik ( elastic strain recovery ) selama massa batuan mengalami relaksasi,
peralatan ukurnya harus sangat sensitif untuk menangkap “ elastic strain
recovery ” karena deformasi yang terjadi sangat kecil.
Mengingat Modolus Elastik di maksimum di sekitar dinding lubang
biasanya tidak lebih dari 70 GPa, peralatan harus mampu mengukur deformasi
hingga 0.0005 mm agar dapat mengidentifikasi berbagai tingkat tegangan.
Untuk itu perlu electrical transducers canggih seperti strain gauges atau
linearly variable differential transducers (LVDT).
Metode overcoring adalah cara penentuan tegangan in-situ
berdasarkan pelepasan tegangan (stress relief) disekitar lubang bor dimana
overcoring dilakukan. Pelepasan gaya-gaya luar akibat overcoringmenyebabkan beberapa perubahan seperti;
1. Diameter lubang bor untuk "USBM deformation gage";
2. Regangan di dinding lubang bor untuk “triaxial strain cell",
3. Perubahan regangan pada permukaan yang rata di ujung lubang bor untuk
"Doorstopper".
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 9/12
Jika sifat elastisitas batuan disekitar lubang bor diketahui, maka
perubahan diameter atau regangan lubang bor dapat dikonversikan ke tegangan
in-situ yang bekerja pada massa batuan disekitar lubang bor dimaksud.
D. METODE UJI REKAH HIDROLIK
1. Prinsip Kerja
Metode ini dilakukan dengan menguji perilaku rekahan yang sudah
ada atau rekahan yang baru dibentuk dengan injeksi air atau fluida lain
sampai tekanan yang diperlukan untuk membuka kembali rekahan tersebutdi dalam sebuah lubang bor.
Analisa dari data yang didapat (debit air dan tekanan) dapat
menentukan besarnya tegangan normal yang ada pada rekahan yang diuji.
Dengan melakukan pengujian pada berbagai rekahan yang ada di dalam
massa batuan maka keadaan tegangan dalam massa batuan dapat diketahui.
Kelemahan uji ini adalah tidak dapat melakukan pengukuran
dengan ketelitian yang tinggi dan tidak dapat mengukur tegangan yang
kecil.
2. Peralatan yang Digunakan
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 10/12
Peralatan yang digunakan pada uji rekah hidrolik adalah double
packer di dalam lubang bor tanpa casing, yaitu mengisolasi bagian dari
lubang bor yang akan diuji dengan dua buah packer.
Panjang dari bagian lubang bor yang diisolasi biasanya antara 70
cm sampai dengan 1 m, tetapi dapat juga 5 atau 10 m. Diameter lubang bor
agar packer dapat dimasukkan adalah antara 60 sampai dengan 120 mm dan
batuan harus mempunyai kekuatan yang cukup. Packer tersebut dapat
bekerja sampai tekanan 40 MPa dan dikembangkan dengan pompa tekanan
tinggi (debit kecil).
Ke dalam lubang bor yang sudah diisolasi diinjeksikan fluida (pada
umumnya air) dengan menggunakan pompa tekan tinggi (pompa piston
tripleks). Tekanan air dapat mencapai puluhan MPa. Pengendalian rekahan
adalah dengan melihat debit dan tekanan yang diberikan oleh indikator
analogik atau numerik dan pencatatan di kertas (pencatat 6 jalur).
Analisis dari hasil yang diperoleh memerlukan keterangan dariorientasi rekahan yang sudah ada maupun rekahan yang baru dibuat.
Orientasi rekahan tersebut diketahui dengan cara mengambil gambar dengan
suatu alat (sistem Pajari) maupun memasukkan kamera TV ke dalam lubang
bor.
3. Kurva Tipe Perekahan
Beberapa tekanan yang diukur yaitu:
a. Tekanan perekahan ( fracturing – berkaitan dengan s t batuan), P fr .
b. Tekanan pertambahan besar, P e.
c. Tekanan penutupan sesudah pompa injeksi dihentkan, P f .
Saat pengujian dilakukan di tempat yang sudah ada rekahannya,
kurva memberikan puncak (peak) dari tekanan pembukaan kembali yang
kurang dari puncak tekanan perekahan, bahkan puncak tersebut tidak ada
seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 11/12
4. Interpretasi Dari Uji Rekah Hidrolik
7/22/2019 PENGUKURAN TEGANGAN INSITU
http://slidepdf.com/reader/full/pengukuran-tegangan-insitu 12/12
Pemboran mengakibatkan berubahnya distribusi tegangan di sekitar
lubang bor. Untuk keadaan di mana tegangan utama σ2, σ3 pada bidang yang
tegak lurus pada sumbu lubang bor (dengan σ2 > σ3), tegangan tangensial σθ
pada dinding lubang bor mempunyai nilai minimal 3 ( σ3 – σ2).
Dengan mengambil θ = 0 searah dengan σ2, maka σθ akan
bervariasi pada dinding lubang bor. Di lain pihak, untuk θ = 0 (tegangan
minimal) bertambah kecil sebagai fungsi dari σ2/σ3. Jika σθ = 2 σ2 = 2 σ3
dan untuk σ2/σ3 = 1. Pada kondisi σθ = 0 dan σ2/σ3 = 3, maka σθ mempunyai
nilai negatif (tegangan tarikan) untuk σ2/σ3 > 3.
Haimson memperkenalkan konsep tegangan efektif yang
dinyatakan dengan tekanan perekahan.
P fr – P o = (3 σ h – σ H + R T – 2 P o) K
Keterangan:
Pfr = Tekanan perekahan
Po = Tekanan pori air
σh = Tegangan horisontal minimum = σ 3
σH = Tegangan horisontal maksimum = σ2
R T = Kuat tarik dalam uji rekah hidrolik
K = Parameter yg menghubungkan efek tekanan air pori & compressibility .
Di dalam batuan yang permeabilitasnya sangat kecil, K dapat
dianggap 1 sehingga:
P fr = 3 σ h – σ H + R T – P o
Jika batuan tidak permeabel, P o = 0 dan,
P fr = 3 σ h – σ H + R T
Dengan membuka lagi rekahan maka (dengan menganggap P r = P fr - R T),
P r = 3 σ h – σ H
Dengan diketahuinya tekanan penutupan P f dan tekanan pembukaan P r yang
ditentukan pada saat uji, maka dapat ditentukan (paling tidak dari sudut
teori),
σ h = P f dan σ H = 3 P f – P r.