laporan resmi biofar insitu
DESCRIPTION
:)TRANSCRIPT
DATA PERCOBAANa. Nama Bahan Obat: Asetosalb. Medium: Dapar Asetat pH : 4,5c. Data Kurva Baku:NoAbsorbansiKonsentrasi
10,2745,6
20,3338,4
30,41211,2
40,48314
50,57716,8
60,65919,6
Persamaan Kurva Baku:a : 0,106b: 0,028r: 0,998y = a + bxy = 0,106 + 0,028xSehingga;
d. Identitas Penelitian:No. HewanBerat Tikus (gr)Panjang Usus (cm)Jari-jari (r) Usus (cm)Lama Alir Lart. Obat (detik)Kecpt. Alir (Q) (detik/cm)
1120200,4168084
21200,5121060,5
31000,532716,35
41000,51015,05
5900,3663,3
61300,55974,85
e. Data Penentuan Kadar Obat Secara SpektrofotometrisPercobaan dilakukan pada = 265 nmNo. HewanLarutan AwalLarutan AkhirFaktor PengenceranPapp
AbsorbansiKonsentrasi (C1) (mg%)AbsorbansiKonsentrasi (C2) (mg%)
10,71521,750,68320,60710x0,283
20,75323,107-0,183
30,87527,464-0,190
40,69020,8570,011
50,72622,1430,005
60,75123,036-0,013
ANALISA DATALarutan Kurva Baku:
Page | 5
1 ml
1,5 ml
2 ml
2,5 ml
3 ml
3,5 ml
Kecepatan Alir (Q):
Tikus 1
Tikus 2
Tikus 3
Tikus 4
Tikus 5
Tikus 6
Perhitungan Konsentrasi Larutan Awal (C1):
Perhitungan Konsentrasi Larutan Akhir (C0): Tikus 1
Tikus 2
Tikus 3
Tikus 4
Tikus 5
Tikus 6
PAPP:
Tikus 1
Tikus 2
Tikus 3
Tikus 4
Tikus 5
Tikus 6
PEMBAHASANPada dasarnya uji In Situ merupakan uji yang dilakukan dalam target tertentu yang masih berada dalam sistem organisme hidup. Namun pada praktikum, hewan uji (tikus) dikorbankan dahulu dengan eter. Hal ini dapat mempengaruhi data yang diperoleh antara hewan uji yang hidup dan yang mati, karena hewan uji hidup bisa dipengaruhi misal gerakan peristaltik saluran cerna, supply oksigen dan lain-lain.Kotoran pada usus dibersihkan menggunakan spuit karena dapat mempengaruhi absorbsi. Namun spuit juga dapat mempengaruhi data karena perbedaan kecepatan alir dan gravitasi.Papp menunjukkan tingkat permeabel dan membran, semakin tinggi maka waktu obat di dalam membran untuk absorbsi semakin lama, sebaliknya jika rendah maka obat akan cepat keluar dan efek yang diinginkan tidak tercapai.Pada perhitungan Papp tiap tikus, nilainya berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh nilai kecepatan alir (Q) dan lama alir. Lama alir tiap kelompok sendiri menunjukkan hasil yang terlalu jauh satu sama lain, ini bisa terjadi karena adanya kesalahan dalam praktikum (misal; saat menggunakan spuit, perhitungan waktu dan lain-lain).
KESIMPULANDari hasil perhitungan praktikum, nilai Papp dari kelompok 1 6 berturut-turut adalah 0,283; -0,183; -0,190; 0,011; -0,005 dan -0,013. Menunjukkan bahwa waktu obat paling lama dalam membran untuk diabsorbsi adalah kelompok 1, sebaliknya obat yang paling cepat keluar adalah kelompok 3.PUSTAKAAnonim. 1995. Farmakologi dan Terapi (Edisi IV). Jakarta: Universitas IndonesiaAnonim. 1997. Farmakope Indonesia (Edisi III). Jakarta: Departemen Kesehatan RIHerdwiani W. Ika P. 2014. Petunjuk Praktikum Biofarmasetika. Surakarta: Universitas Setia BudiCoretanfifi.wordpress.com/2011/01/10/studi-absorbsi-obat/ (diakses tanggal 9 November 2014)