pengujian kemurnian fisik benih

12
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH “Pengujian Kemurnian Fisik Benih” OLEH: CINDRA ALIMRAN NIM. D1B1 13 005 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2015

Upload: cindraalimran

Post on 18-Nov-2015

166 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

aaaaaaa

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIHPengujian Kemurnian Fisik Benih

OLEH:CINDRA ALIMRAN

NIM. D1B1 13 005PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

20151. PENDAHULUAN

Telah kita ketahui bersama bahwa benih mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk melakukan pengujian kemurnian fisik benih agar diperoleh benih yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.Pengujian kemurnian fisik benih untuk mendapatkan benih bermutu tinggi diperlukan karena walaupun pertumbuhan dari suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan, namun pada umumnya benih bermutu tinggi akan memberikan hasil produksi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan benih bermutu rendah. Oleh sebab itu usaha pengembangan dan pengadaan benih bermutu tinggi sangat penting dan harus sampai pada petani tepat pada waktu yang dibutuhkan. Selain itu pemakaian benih bermutu tinggi adalah cara yang paling mudah diantara sekian banyak teknik-teknik untuk meningkatkan hasil tanaman.Pengujian benih ini dilakukan untuk menetapkan nilai setiap contoh benih yang diuji sehingga akan diketahui bagaimana keadaan faktor kualitas benihnya. Faktor kualitas benih ditentukan oleh persentase dari benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih.Ternyata usaha pengujian benih ini telah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang kita, walaupun hasilnya kurang memuaskan tetapi berhasil menyelamatkan usaha taninya. Pengujian yang mereka laksanakan biasanya menggunakan perasaan, melihat, meraba, mencium, dan menggigit benih-benih tersebut, dengan patokan-patokan tradisional. Hasil dari usaha pengujian-pengujian benih yang mereka lakukan adalah mereka dapat mempertahankan kelangsungan usaha taninya, serta mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dalam jangka waktu panjang (beratus-ratus tahun).

Dalam melakukan praktik untuk mendapatkan hasil benih yang bermutu, kami melakukan pengujian kemurnian fisik benih dengan memperhatikan beberapa faktor untuk mendapatkan persentase yang menunjukan hasil atau kualitas suatu benih.

Oleh karena itu, untuk lebih mengetahui teknik atau cara tersebut, sehingga tujuan dalam mendapatkan benih yang berkualitas, maka dilakukanlah praktikum pengujian kemurnian fisik benih.2. TUJUAN DAN KEGUNAANTujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pengujian kemurnian benih secara fisik dan mengetahui tingkat kemurnian benih yang diuji. Kegunaan dari praktikum ini yaitu untuk memahami cara pengujian kemurnian benih secara fisik dan mengetahui tingkat kemurnian benih yang diuji.

3. TINJAUAN PUSTAKAMenurut Undang-Undang Sistem Budidaya Tanaman, yang dimaksud dengan benih adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan untuk mengembangbiakan tanaman tersebut. Mutu benih dapat dilihat dari penampakannya seperti kebersihan benih, warna benih, campuran fisik benih, dan perkecambahan benih. Dengan cara ini dapat dibedakan benih bermutu tinggi dan benih bermutu rendah. Namun, cara ini masih banyak kekurangannya karena mutu benih tidak hanya dilihat dari sifat fisik, tetapi terkait dengan sifat genetik dan proses fisiologi benih (Purwono, 2010).Benih murni merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih. Benih murni sangat berguna untuk menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Selain itu, untuk pengujian daya berkecambah benih, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih ini dapat mempengaruhi nilai benih untuk tujuan penanaman (Nurma Ani, 2008).Uji kemurnian pada benih menunjukkan proporsi dari benih murni dari spesies yang bersangkutan. Dalam uji ini, analisis laboratorium juga seringkali dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi kotoran (benih tanaman lain dan gulma, materi lembam) yang mungkin terdapat dalam benih tersebut. Komponen kemurnian benih selalu dinyatakan sebagai persentase dari berat sampel benih yang dianalisis (Desmawan, 2010). Kemurnian benih adalah persentase berat benih yang terdapat dari suatu contoh benih. Kemurnian benih merupakan sebagai indikator seberapa besar campuran bahan yang terikut selain benih. Pengujian kemurnian benih sebaiknya dilakukan pertama kali sebelum dilakukan pengujian berikutnya. Contoh benih yang akan diuji pada dasarnya terdiri daari 3 komponen yaitu: 1.Benih murni; 2.Benih spesies lain; 3.Bahan lain (kotoran benih) (Sutopo, 2009).Pengujian kemurnian benih bertujuan untuk:1.Konsumen mengetahui kebenaran benih yang dibeli sesuai dengan sertifikatnya.2.Mengetahui komposisi benih, yaitu mengetahui apa saja yang tercampur didalam benih3.Mengetahui persentase kemurnian yang sesuai dengan persyaratann benih.Pecahanbenihdenganukuranlebihbesardariukuransemula.KhususuntukfamilyFabaceae(Leguminoceae),barassicaceae(Cruciferae),Cupressacea, Pinaceae,TexaceaedanTaxodiaceaeyang terkelupas kulit benihnya, termasuk kriteria kotoran benih. Padaleguminoceae,jika kotiledon terpisah, termasuk kriteria kotoran benih (Kuswanto, 2008)4. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Pengujian Kemurnian Fisik Benih dilaksanakan pada hari Jumat, Tanggal 6 Maret 2015. Pukul 13:30 WITA-selesai, di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

B. Bahan dan AlatBahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu benih kedelai, kacang tanah, jagung, kacang panjang, kacang hijau, padi sawah dan buncis. Sedangkan alat yang digunakan yaitu wadah (tempat plastic), pinset, kaca pembesar, timbangan.

C. Pelaksanaan1. Menimbang contoh kerja, dan contoh kerja ditimbang dengan satuan gram dengan tingkat ketelitian sebagai berikut :

Bobot contoh kerja (Gram)Jumlah decimal

< 14

1,0 9,9993

10 99,992

100 999,91

1000 atau lebih0

2. Menganalisis benih dengan memisahkan ke dalam 3 komponen, yaitu benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih. Analisis menggunakan analisis tunggal, yaitu menganalisis dengan menggunakan benih sebanyak satu kali seluruh contoh kerja.

3. Menimbang masing-masing komponen dalam satuan gram dengan tingkat ketelitian sesuai dengan yang ada pada contoh kerja.

4. Menghitung persentase masing-masing komponen benih. Untuk contoh bobot kerja kurang dari 25 gram, persentase bobot masing-masing komponen dihitung berdasarkan total bobot semua komponen, bukan berdasarkan bobot penimbangan awal. Kemudian membandingkan total bobot dengan bobot awal untuk mengecek adanya kehilangan atau kesalahan lain, dengan toleransi kesalahan 1 %. Kemudian untuk bobot kerja lebih besar dari 25 gram, persentase komponen benih tanaman lain, dan kotoran benih dihitung terhadap bobot awal contoh kerja.5. HASIL DAN PEMBAHASANA. HasilBerdasarkan data yang didapatkan dari praktikum dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1. kemurnian fisik benih Jenis benihBobot contoh kerja (g)Hasil analisis masing-masing komponen

Komponen benihBobot (g)Persentase (%)

Kacang panjang92,64Benih murniBenih tanaman lain

Kotoran benih92,600,02

099,950,02

0,0

Padi sawah74,48Benih murni

Benih tanaman lain

Kotoran benih69,490

4,9693,300,0

6,65

Sorgum104,3Benih murni

Benih tanaman lain

Kotoran benih104,10

0,2399,840,0

0,22

Kedelai228,8Benih murni

Benih tanaman lain

Kotoran benih212,30,66

15,6592,782,28

6,84

Jagung 150,7Benih murni

Benih tanaman lain

Kotoran benih149,60

1,2998,910,0

0,85

B. PembahasanBenih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau untuk mengembangbiakan tanaman dan juga merupakan hasil dari perkembangbiakan secara generativ maupun vegetatif yang akan dipakai untuk memperbanyak tanaman atau dipakai untuk usaha tani.Untuk mengetahui kualitas suatu benih, kita dapat menggunakan teknologi pengujian benih yaitu, dengan memperhatikan struktur fisik dan bagian-bagiannya. Hasil pengujian fisik dapat memberikan gambaran tentang mutu benih secara fisik.

Pengujian kemurnian fisik dilakukan dengan memisahkan benih dari campuran kotoran berupa, pecahan-pecahan, batu, pasir, gulma dan sebagainya sesuai dengan ketentuan pengujian. Dalam praktikum pengujian kemurnian fisik benih, benih dianalisis dengan memisahkan kedalam tiga komponen. Yaitu benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih.

Dalam pengujian didapatkan bahwa komponen benih tanaman lain merupakan benih-benih tanaman yang belum diketahui, dan benih tanaman lain tersebut terdapat pada benih tanaman kedelai dengan berat 0,66 gram, namun untuk benih tanaman lain yang diuji tidak ditemukan benih tanaman lain yang terikut. Untuk kotoran-kotoran yang didapatkan dalam pengujian didapatkan bahwa kotoran-kotoran tersebut merupakan kotoran-kotoran sisa tanaman lain dan juga tanaman yang sedang diuji, ada juga beberapa pasir yang ikut melekat pada benih.

Persentase benih murni yang diperoleh dari praktikum sesuai dengan apa yang ditunjukan oleh tabel 1.1 yaitu kancang panjang dengan bobot kerja 92, 64 gram didapatkan 99,95 % , padi sawah dengan bobot kerja 74, 48 didapatkan 93,30 %, sorgum dengan bobot kerja 104,3 didapatkan 99,84 %, kedelai dengan bobot kerja 228,8 didapatkan 92,78 % dan jagung dengan bobot kerja 150, 7 didapatkan 98,91 %. Hasil ini didapatkan dengan menggunakan rumus :Komponen kotoran benih = berat kotoran benih / berat contoh kerja dan di kali dengan 100 %. Untuk mengetahui komponen benih tanaman lain yaitu berat benih tanaman lain / berat contoh kerja dan dikali 100 % dan untuk mengetahui benih murni, benih murni / bobot contoh kerja dan dikali 100 %.

Dari hasil diatas tersebut menunjukan bahwa semua benih yang diuji merupakan benih yang memiliki kualitas fisik baik dan secara fisik terekomendasi untuk didistribusikan pada para petani dan pasar. 6. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kancang panjang dengan bobot kerja 92, 64 gram didapatkan 99,95 % , padi sawah dengan bobot kerja 74, 48 didapatkan 93,30 %, sorgum dengan bobot kerja 104,3 didapatkan 99,84 %, kedelai dengan bobot kerja 228,8 didapatkan 92,78 % dan jagung dengan bobot kerja 150, 7 didapatkan 98,91 %. Kemudian semua benih yang diuji merupakan benih dengan keadaan fisik yang memiliki kualitas baik.B. SaranPerlu dilakukan lagi pengujian terhadap benih dengan menggunakan metode-metode lain untuk mengetahui kualitas suatu benih.DAFTAR PUSTAKADesmawan. 2010. Panduan Teknik Pemurnian. Fakultas Pertanian Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ir. Purwono,M.S. 2010. Bertanam Jagung Unggul. Swadaya . Bogor.

Kuswanto. 2008. Kemurnian Benih Panduan Pengelolaan Tanaman Budidaya. https://www.google.com/search?q=Kemurnian+Benih+Panduan+Pengelolaan+Tanaman+Budidaya&oq=Kemurnian+Benih+Panduan+Pengelolaan+Tanaman+Budidaya&aqs=chrome..69i57.861j0j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8. Diakses pada tanggal 9 Maret 2015. Nurma ani. 2008. Pengaruh Perendaman Benih dalam Air Panas Terhadap Daya Kecambahdan Pertumbuhan Bibit Lamtoro (Leucaena leucocephala). Universitas Al-Azhar.

Sutopo, 2009. Analisis Kuantitatif Pertumbuhan Tanaman Kedelai. Universitas Hassanudin. Makasar.