pengolahan mete 2
DESCRIPTION
ini adalah tata cara pengolahan meteTRANSCRIPT
“PENGOLAHAN METE DI DAERAH NTB DAN SULSEL”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak
Manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji
mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete
semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete,
anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu
mete.Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Apabila
terkena udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat
digunakan untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu,
kulit batang pohon jambu Mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat
sariawan. Batang pohon mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan
perekat buku. Selain daya rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti
gengat yang sering menggerogoti buku. Akar jambu mete berkhasiat sebagai
pencuci perut. Daun Jambu mete yang masih muda dimanfaatkan sebagai
lalap, terutama di daerah Jawa Barat. Daun yang tua dapat digunakan untuk
obat luka bakar.
Industri merupakan barometer suatu Negara. Anggapan tentang
keberhasilan suatu Negara, salah satunya diakibatkan oleh faktor industri.
Negara maju mempunyai industri yang maju pula, demikian pula halnya
dengan Negara miskin, maka bisa dipastikan pendapatan dari industri sangat
kecil. Indonesia sebagai Negara berkembang sangat menyadari pentingnya
industrialisasi. Ini sejalan dengan peran penulis sebagai calon Tenaga
Penyuluh Lapangan (TPL) IKM yang diharapkan dapat membantu
pembangunan industri atau dengan kata lain industrialisasi di berbagai bidang
dan lapisan social. Untuk mewujudkan hal tersebut banyak hal yang perlu
1
diketahui oleh calon-calon Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL). Salah satu hal
yang penting dalam perkembangannya adalah mengathui permasalahan yang
di hadapi oleh para pelaku industri tersebut.
Untuk mengatahui permasalahan yang ada pada industry IKM, maka di
susunlah makalah ini, selain itu juga penulis ingin belajar bagaiamana
menganalisis permasalahn dan memecahkan masalah atau mencari solusinya.
Sehingga makalah ini kami beri judul “Belum Optimalnya Pengolahan Mete
Di Daerah NTB Dan Sulsel”
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengatahui bagaimana proses pengolahan mete menajdi kacang
mete.
2. Untuk mengatahui bagaimana permasalahan para pelaku Industri mete
khususnya di daerah NTB dan Sulsel
2
BAB II
TINJAUAN PROSES
2.1 PROSES PEMBUATAN
a. Pengolahan Gelondong
Diutamakan dalam peningkatan mutu dan peningkatan
keterampilan Pengkacipan. Hasil pengkacipan cukup baik yakni kacang
utuh sekitar 85-95%. Setelah pengkacipan dilanjutkan dengan penanganan
lanjutan berupa grading, sortasi, komposisi dan pengemasan serta pelabelan.
Kegiatan sortasi, dan grading ditujukan untuk memenuhi persyaratan yang
diminta pasar dalam perdagangan antara lain menentukan kelas kualitas
kacang yakni :
Kualitas I. Dengan karakter keutuhan kacang 95 % warna putih
Kualitas II. Dengan karakter keutuhan kacang 85 % warna putih
Kualitas III. Dengan karakter keutuhan kacang 65 % warna agak putih
Kualitas IV. Dengan karakter keutuhan kacang 50 %, banyak yang belah
warna agak putih
Gelondong buah semu jambu mete berbentuk ginjal berwarna
abu-abu hingga coklat tua. Besar gelondong bermacam- macam tergantung
varietas dan kesuburan tanaman. Gelondong yang baik diperoleh apabila buah
baru saja jatuh/masih segar dan segera dijemur dipanas matahari setelah
dipisahkan dari buah semunya. Pada saat panen kadar air gelondong mete
sebesar 22- 25% sehingga apabila disimpan cepat terserang oleh jamur dan
aromanya dapat berkurang. Penjemuran dapat dilakukan dengan
menggunakan alas anyaman bambu, tampah atau langsung di atas lantai.
Lama penjemuran dilakukan selama 3-4 hari dengan rata-rata setiap hari
dijemur selama 7 jam atau tergantung pada cuaca sehingga kadar airnya turun
menjadi ± 9%. Setelah kering dan dingin gelondong siap untuk dikemas
dalam karung disimpan di gudang atau siap untuk dipasarkan.
Apabila disimpan hendaknya memiliki ventilasi yang cukup dengan suhu
kamar 26-28ºC.
3
b. Kacang Mete
Kacang mete dapat diperoleh dari hasil pengupasan gelondong.
Dalam pemecahan gelondong secara manual sering terjadi kendala dimana
kacang yang dihasilkan tidak utuh (hancur). Disamping itu juga karena
kulit gelondong agak liat sehingga susah untuk dikupas dan sangat
tergantung pada keterampilan dari tenaga pengupasnya. Untuk mengatasi
hal tersebut diperlukan perlakuan terhadap gelondong sebelum dikupas.
Pada saat ini sudah ada alat pengupas gelondong (alat kacip model MM-
99). Sebelum dikacip gelondong dikukus terlebih dahulu selama 15-20
menit lalu didinginkan semalam baru dilakukan pengupasan/pengacipan.
Dengan alat ini kapasitas pengupasan gelondong per hari dan tingkat
keutuhan kacang sebesar 85-90%. Selanjutnya kacang dijemur pada suhu
80ºC selama 2-4 jam hingga kadar air ± 4%, kemudian disortir dan siap untuk
dikemas. Kacang mete dapat digunakan sebagai campuran kue-kue kering,
permen coklat dan es krim. Pada tingkat petani untuk mengupas kulit
gelondong dilakukan dengan menggunakan pisau tajam, tetapi hasilnya
sedikit, kacang tidak utuh serta memerlukan waktu yang lama. Untuk lebih
jelasnya, adapun proses pengolahan jambu mete menjadi kacang mete sebagai
berikut :
Pengolahan Gelondong
1. Glondongan dari buah yang baru saja jatuh/masih segar dipisahkan dari
buah semunya.
2. Dijemur dipanas matahari menggunakan alas anyaman bambu,
tampah atau langsung di atas lantai. Lama penjemuran dilakukan
selama 3-4 hari dengan rata-rata setiap hari dijemur selama 7 jam atau
tergantung pada cuaca sehingga kadar airnya turun menjadi ± 9%.
3. Setelah kering dan dingin gelondong siap untuk dikemas dalam
karung disimpan di gudang. Apabila disimpan hendaknya memiliki
ventilasi yang cukup dengan suhu kamar 26-28ºC. Namun apabila
gelondongan ingin di olah menjadi kacang mete, maka sebaiknya
langsung di olah, tanpa penyimpanan
4
Pengolahan gelondong menjadi Kacang Mete
1. Agar mempermudah pengkacipan glondong mete, kacang mete sebelum
dikacip, gelondong dikukus terlebih dahulu selama 15-20 menit lalu
didinginkan semalam.
2. Baru dilakukan pengupasan/pengacipan dapat digunakan alat kacip
seperti pada gambar.
3. Selanjutnya kacang dijemur pada suhu 80ºC selama 2-4 jam hingga
kadar air ± 4%.
4. kemudian disortir dan siap untuk dikemas.
Sedangkan untuk Flowchartnya akan penulis bahas pada subbab selanjutnya.
5
2.2 FLOWCHART
6
Buah segar jambu mete
Pemisahan gelondongan dari buah semu
Pengeringan dengan sinar matahari 3-4 hari
Cuaca buruk
Gelondongan metePengemasan atau tidak
Pengukusan 15-20 menit
pengupasan/
pengacipan
Pengeringan sampai kadar air 4%
Cuaca buruk
Sortir
Kacang mete
Pendinginan satu malam
BAB III
PERMASALAHAN UMUM
3.1 MASALAH DI TINGKAT IKM
Adapun masalah yang di hadapi oleh para pelaku IKM adalah sebagai berikut:
Sumber daya manusia
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang memproses gelondongan
mete agar menajadi mete yang berkualitas. Atau masalah sumber daya
manusia yang kurang terlatih.
b. Masih adanya manajemen tukang sate di dalam IKM, sehingga struktur
oraganisasi tidak jelas.
Modal
c. Kurangnya modal operasional, sehingga jumlah produk yang di hasilkan
kurang cukup. Atau masih adanya petani yang meminjam kepada
tengkulak.
Metode kerja
a. Pengeringan yang kurang optmal, karena hanya menggunkan sinar
matahari, sehingga pada saat cuaca buruk, bisa menyebakan mutu mete
menjadi kurang baik.
Alat
a. Kurangnya teknologi untuk memecahkan gelondong mete, sehingga hasil
pemecahan masih ada yang kurang bagus.
Marketing/ pemasaran
a. Pemasaran yang belum optimal, yaitu masih ada petani yang menjaual
mete kepada para tengkulak. Dimana tengkulak adalah orang yang
memberi pinjaman uang tidak resmi dengan bunga tinggi. Pinjaman ini
tidak diberikan melalui badan resmi, misalnya bank, dan bila tidak dibayar
akan dipermalukan atau digebuki.
7
Produk
a. Kurangnya kesdaran terhadap pentingnya pengemasan yang menarik,
sehingga pengemasannya masih sederhana.
b. Belum ada pengolahan buah semu untuk menjadi produk baru, sehingga
buah semu di buang begitu saja, atau hanya di gunakan sebagai makanan
hewan.
8
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 PEMECAHAN MASALAH
Sumber daya manusia
a. Pemerintah setempat seperti Disperindag dan Dinas pertaniaan perlu
melakukan Diklat tentang proses pengolahan mete yang baik.
b. Diklat tentang manejemen produksi kepda para pelaku industry, agar
bisa menerapkan analisis jabatan, sehingga perusahaan bisa lebih
teratur dan disiplin.
c. Perlunya kerja sama yang baik antara dinas pertanian dengan Dinas
perindustrian setempat.
Modal
a. Agar pengusaha tidak meminjam uang kepada tengkulak, maka
seharusnya pemerintah memberikan pinjaman dana, atau bisa malalui
bank tertentu, dan apabila pengusaha akan meminjam dana di Bank,
agar di permudah pelaksanaannya, sehingga pengusaha tidak kesulitan
Metode kerja
a. Untuk mengatasi cuaca buruk, maka perlu di adakannya alat
pengeringan pengganti sinar matahri, seperti Oven, dan Dryer
Alat
a. Perlu bantuan alat dari pemerintah setempat, seprti alat pengkacipan
yang lebih modern sehingga hasil yang di dapat lebih baik dari
sebelumnya. Selain itu alat pengeringan berteknolgi juga sangat perlu
di adakan oleh pemerintah.
Marketing/ pemasaran
a. Pemerintah di harapakan untuk lebih tanggap kepada para pelaku
tengkulak, agar tidak melakukan aksinya lagi kepada pengusaha.
10
b. Perlu di adakannya analisis peluang pasar yang lebih luas., sehingga
pemasaran tidak hanya di lakukan oleh satu perusahaan besar,
melainkan perusahaan yang lain juga.
Produk
a. Agar pengemsannya lebih menarik, maka pengusaha perlu di sadarkan
bahwa pentingnya pengemsan ini dengan cara Diklat atau melakukan
semacam study banding kedareah yang pengolahan metenya lebih
maju, sehingga di harapkan para pengusaha termotivasi untuk
melakukan pengemasan yang lebih baik dari yang sebelumnya.
b. Pengusaha perlu di berikan pengetahuan tentang pengolahan buah
semu menjadi produk yang bermanfaat, seperti sirup, abon, anggur,
manisan dan lainnya.
4.2 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat di simpulakan bahwa pengolahan jambu
mete belum optimal, sehingga perlu pembinaan yang lebih optimal, dan
perhatian dari permerintah setempat khususnya Dinas Perindustrian Dan Dinas
Pertanian. Selain bantuan dari pemerintah, maka para pengusaha di harapkan
lebih memiliki kesadaran terhadap pentingnya pengembangan pengolahan
jambu mete untuk kemajuan kelangsungan dunia industry di Indonesia
umumnya dan di daerah NTB dan Sulsel pada khususnya..
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/jambu_mete.pdf
http://www.lomboktengahkab.go.id/potensi-industri
http://www.pangkep.go.id/industri
http://bimakab.go.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=328
12
Lampiran-lampiran
Gambar 01 : alat kacip sederhana
Gambar 02 : alat kacip lebih modern
13