pengolahan limbah karet.doc

17
1 PENGOLAHAN LIMBAH KARET (Dari berbagai sumber) Lateks merupakan cairan atau sitoplasma yang berisi ±30% partikel karet. Pada tanaman karet, lateks dibentuk dan terakumulasi dalam sel-sel pembuluh lateks yang tersusun pada setiap jaringan bagian tanaman, seperti pada bagian batang dan daun. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi lateks dalam penyadapan antara lain arah dan sudut kemiringan, panjang irisan sadap, letak bidang sadap, kedalaman irisansadap, ketabalan irisan sadap, frekuensi penyadapan dan waktu penyadapan. Waktu penyadapan yang baik adalah dilakukan sepagi mungkin sekitar pukul 05.00-07.30.Secara umum dalam lateks karet yang segar mengandung 20-60% karet, 0.3-0.7% abu, 1-2% protein, 2% resin atau lipid dan 33-75% air. Adapun menurut Tangpakdee(1998) lateks jika disentrifugasi pada 54.000 g (gravitasi) selama 1 jam akan terpisahkan menjadi beberapa komponennya yaitu fraksi karet, frey wyssling, serum C (sitosol) dan fraksi bawah yang terdiri atas partikel lutoid. Fraksi karet sebanyak 37% mengandung protein, fosfolipid, sterol ester, lemak dan resin, sedangkan frey wyssling mengandung karotenoid, plastokromanol, dan lipid. Fraksi frey wyssling ini berwarna kuning danmengandung partikel-partikel berbentuk spiral dengan diameter 3-6µm. Serum C adalah cairan bening yang merupakan sitosol dari sel pembuluh lateks, mengandung berbagai persenyawaan antara lain sukrosa, protein dan asam- asam organik.

Upload: lidya-sundari

Post on 27-Oct-2015

57 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pengolahan limbah karet

TRANSCRIPT

Page 1: PENGOLAHAN LIMBAH KARET.doc

1

PENGOLAHAN LIMBAH KARET

(Dari berbagai sumber)

Lateks merupakan cairan atau sitoplasma yang berisi ±30% partikel karet. Pada tanaman

karet, lateks dibentuk dan terakumulasi dalam sel-sel pembuluh lateks yang tersusun pada

setiap jaringan bagian tanaman, seperti pada bagian batang dan daun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi lateks dalam penyadapan antara lain arah dan

sudut kemiringan, panjang irisan sadap, letak bidang sadap, kedalaman

irisansadap, ketabalan irisan sadap, frekuensi penyadapan dan

waktu penyadapan. Waktu penyadapan yang baik adalah dilakukan sepagi mungkin sekitar

pukul 05.00-07.30.Secara umum dalam lateks karet yang segar mengandung 20-60% karet,

0.3-0.7% abu, 1-2% protein, 2% resin atau lipid dan 33-75% air. Adapun menurut

Tangpakdee(1998) lateks jika disentrifugasi pada 54.000 g (gravitasi) selama 1 jam akan

terpisahkan menjadi beberapa komponennya yaitu fraksi karet, frey wyssling, serum C

(sitosol) dan fraksi bawah yang terdiri atas partikel lutoid. Fraksi karet sebanyak 37%

mengandung protein, fosfolipid, sterol ester, lemak dan resin, sedangkan frey wyssling

mengandung karotenoid, plastokromanol, dan lipid. Fraksi frey wyssling ini berwarna

kuning danmengandung partikel-partikel berbentuk spiral dengan diameter 3-6µm. Serum C

adalah cairan bening yang merupakan sitosol dari sel pembuluh lateks, mengandung

berbagai persenyawaan antara lain sukrosa, protein dan asam-asam organik.

Fraksi bawah terdiriatas protein, fosfolipid, sterol, trigonolein, labikuinon dan argothionin.

Fraksi ini banyak mengandung lutoid yang mengandung protein karet, lipid, ion Ca dan ion

Mg. Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses

vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut

dalam minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar 

dalam pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di

luar rumah Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat

molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 – 400.000. Sifat-sifat mekanik yang baik dari

karet alam menyebabkannya dapat digunakanuntuk berbagai keperluan umum seperti sol

sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhukamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan

juga tidak berbentuk cairan. Perbedaankaret dengan benda-benda lain, tampak nyata pada

sifat karet yang lembut, fleksibel danelastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam

adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan yang sangat

tinggi. Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus

Page 2: PENGOLAHAN LIMBAH KARET.doc

2

dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar menjadi lebih pendek. Proses mastikasi

ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses

selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Karet semakin banyak digunakan dalam

kehidupan manusia, dalam rumah tangga, perusahaan dan sebagainya. Hal ini

yang mendorong kegiatan industri karet semakin tinggi pula limbah yang akan dihasilkan dari

produksi tersebut. Baik itu limbah padatmaupun limbah cairnya. Pengelolaan limbah karet ini

harus ditangani dengan sebaik- baiknya, karena sangat berdampak pada lingkungan sekitar.

Limbah dari hasil produksi karet ada yang dapat di manfaatkan kembali dan ada pula yang

mana harus benar-benar di buang agar tidak mengganggu kualitas lingkungan.

 

Limbah dari hasil produksi karet harus ditangani secara baik dan benar. Semakin tinggi

produktivitas penghasil karet semakin tinggi pula limbah yang akan dihasilkan. Memang

sebagian limbah masih dapat digunakan manfaatnya, seperti limbah karet yang berunsur

bagus untuk menyuburkan tanaman. Dan ada pula limbah karet cair yang harus dibuang

sampai-sampai harus dibuat kolam limbah dari hasil produksi karet tersebut.

Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat

disukai dalam pembuatan barang- barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi

dilakukan.Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi

olehkaret sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan

solkaret yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung. Karet alam

mengandung beberapa bahan antara lain: karet hidrokarbon, protein, lipid netral, lipid polar,

karbohidrat, garam anorganik, dll. Protein dalam karet alam dapat mempercepat vulkanisasi

atau menarik air dalam vulkanisat. Beberapa lipid ada yang merupakan bahan pencepat atau

antioksidan. Protein jga dapat meningkatkan heat build up tetapi dapat juga meningkatkan

ketahanan sobek. Karet alam lama kelamaan dapat meningkat viskositasnya atau menjadi

keras. Ada jenis karet alam yang sudah ditambah bahan garam hidroksilamin sehingga

tidak  bisa mengeras dan disebut karet CV (contant viscosity). Karet alam bisa mengkristal

padasuhu rendah (misalkan -26°C) dan bila ini terjadi, diperlukan pemanasan karet

sebelumdiolah pabrik barang jadi karet.

Sumber Limbah Industri Karet

Apabila dilihat dari tahapan poduksi baik dari bahan baku berasal dari lateks dan bahan

olahan karet rakyat (bokar), maka limbah yang terbentuk pada industri karet dapat berupa

Page 3: PENGOLAHAN LIMBAH KARET.doc

3

limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Kualitas bahan baku berpengaruh

terhadap tingkat kuantitas dan kualitas limbah yang  akan terjadi

dengan rincian sebagai berikut :

1. makin kotor bahan karet olahan akan mkin banyak air yang diperlukan untuk

proses pembersihannya, sehingga debit limbah cairpun meningkat.

2. makin kotor dan makin tinggi kadar air dari bahan baku karet olahan, akan makinmudah

terjadinya pembusukan, sehingga kuantitas limbah gas/bau pun meningkat.

3. bahan baku karet olahan yang kotor menyebabkan kuantitas lumpur, tatal dan

pasir relatif tinggi.

Pembersihan dilakukan melalui pengecilan ukuran, proses ini jugabertujuan untuk memperbe

sar luas pemukaan karet agar waktu pengeringan relatif singkat. Dengandemikian, limbah

yang terbentuk dominan berbentuk limbah cair.

Sumber limbah cair dapat dikategorikan dari proses produksi dengan rinciansebagai berikut:

1. Bahan baku olahan karet rakyat

Bahan baku karet rakyat berbentuk koagulum (bongkahan) yang telah dibubuhi asam semut,

dan banyak mengandung air dan unsur pengotor dari karet baik disengaja maupuntidak

disegaja oleh kebun rakyat. Sumber limbahnya antara lain:

a. penyimpanan koagulum 

b. sebelum produksi terlebih dulu karet disempot air sehingga menghasilkan limbah

c. pencacahan koagulum lalu di cuci dengan air lagid. proses peremahan dengan hammer mill

juga menghasilkan limbah cair, waaupun jumlahnya relatif kecil

2.  Bahan baku berasal dari lateks kebun

Dalam proses produksi untuk meghasilkan karet digunakan air lebih sedikit, tetapi

mempunyai bahan kimia didalam air limbahnya. Sumber limbahnya adalah dari

proses pencacahan dan peremahan.

Pengaruh tiap parameter terhadap lingukungan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. BOD

BOD merupakan salah satu parameter limbah yang memberi gambaran atas tingkat polusi air.

Semakin tinggi nilai BOD menunjukkan makin besar oksigen yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme merubah organik. Makin tinggi kandunganbahan organik akanmenyebabkan 

Page 4: PENGOLAHAN LIMBAH KARET.doc

4

makin berkurangnya konsentrasi oksigen terlarut di dalam air yang akhirnya berakibat

kematian berbagai biota air. Pengurangan konsentrasi oksigen terlarutmenyebabkan kondisi

aerob bergeser ke kondisi anaerob. 

b. COD

COD mirip dengan BOD, bedanya osigen yang diperlukan merupakan oksigenkimiawi 

seperti O2 atau oksidator lainnya untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik menjadi

senyawa lain seperti gas metan, amoniak, dan karbon dioksida. Nilai COD selalu lebih tinggi

daripada nilai BOD karena hampir seluruh jenis bahan organik dapat teroksidasi secara kimia

termasuk bahan organik yang teroksidasi secara biologis.

c. Padatan Terendap.

Padatan terendap menunjukkan jenis padatan yang terkandung di dalam cairan limbah yang

mampu mengendap di dasar cairan secara gravitasi dalam waktu paling lama sekitar 1 jam.

d. Padatan Tersuspensi.

Padatan tersuspensi adalah padatan yang membentuk suspensi atau koloid. Secara kasat mata

padatan ini terlihat mengapung atau mengambang serta mengeruhkan air karena berat

jenisnya relatif rendah.

e. Padatan Terlarut

Padatan ini bersama-samadengan suspensi koloid tidak dapat dipisahkan secara penyaringan.

Pemisahannya hanya dapat dilakukan dengan proses oksidasi biologis atau koagulasi kimia.

f. Kandungan Nitrogen Bentuk senyawa nitrogen yang paling umum adalah protein amonia,

nitrit dan nitrat.Ketiga jenis terakhir ini dihasilkan dari perombakan protein, sisa tanaman dan

pupuk yang tersisa di dalam cairan limbah.

g. Derajat Keasaman (pH) Suatu cairan dikatan bersifat normal bila pH = 7 . makin rendah

nilai pH artinya air makin bersifat asam, sebaliknya makin tinggi bersifat basa.

Karakteristik dan Dampak Limbah Cair

Karakteristik dan jumlah limbah yang dihasilkan dari proses produksi karet dipengaruhi oleh

bahan baku yang digunakan

1.Perkiraan Debit Limbah Cair 

Proses pengolahan karet tergolong proses basah, banyaknya kebutuhan

air untuk keperluan pengolahan akan menentukan banyaknaya limbah cair

Page 5: PENGOLAHAN LIMBAH KARET.doc

5

yang dihasilkan, sekaligus menetukan rancangan ukuran sarana pengolah limbah. Jumlah air

yang digunakan dalam proses produksi, hampir seluruhnya menjadi limbah, karena karet baik

berupa bahan baku maupun setengah jadi tidak menyerap air. Pengaruh kebutuhan air adalah

tingkat kotoran yang ada dalam bahan baku, serta efesiensi

kinerja sarana pengolahan. Nilai parameter limbah pada setiap bagian proses pengolahan

berbeda-beda. Nilai parameter BOD atau COD yang sangat besar dari air buangan

menunjukkan tingginya kadar bahan organiknya, peningkatan kadar  bahan organik akan

makin mengganggu ekosistem lingkungan yang menerima

air  buangan karena oksigen banyak digunakan oleh bakteri pengurai untuk menghancurkan 

bahan organik tersebut.

Totalpadatan merupakan bahan yang berasal dari pemecahan komponen

organik, sedangkan padatan tersuspensi merupakan bahan yang tidak larut dalam air dan

cenderung mengalami pembusukan jika suhu air meningkat (musim panas). Dampak negatif

juga timbul jika air limbah langsung dibuang ke sungai atau perairan umum. Bagi pabrik

yang berlokasi di areal perkebunan, penanganan limbah cair relatif mudah, bahkandapat

dimanfaatkan menjadi pupuk tanaman karetnya.

2. Karakteristik dan Dampak Limbah Padat

Secara umum limbah padat yang terbentuk pada pengolahan karet tidak tergolong limbah

beracun. Limbah biasanya hanya berupa tatal, lumpur, pasir rotan, kayu, daun, dan plastik

bekas kemasan. Bokar yang kotor merupakan sumber

utama pembawa limbah padat. Beberapa jenis padatan dalam jumlah yang sudahsedemikian

besar akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Limbah

tersebut jika dibuang ke sungai, dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan

pendangkalan badan air. Limbah padat akan dikirim ke TPA dalam keadaan sudah cukup

kering, lebih baik lagi jika sudah bersifat kompos, sehingga di TPA tinggal proses pelapukan

akhir.

Beberapa akibat merugikan yang disebabkan oleh adanya limbah produk karetalam adalah :

1. Gangguan terhadap kesehatan;

2. Gangguan terhadap kehidupan biotik;

3. Gangguan terhadap keindahan dan kenyamanan.

Page 6: PENGOLAHAN LIMBAH KARET.doc

6

Limbah padat ini karena tidak dapat didaur-ulang, maka biasanya dibiarkan

menumpuk  begitu saja, ditimbun atau dibakar. Hal ini disebabkan karena karat alam

merupakan bahan polimer yang bersifat termoset atau bahan polimer yang tidak dapat diolah

kembali dengan cara pemanasan dan pengepresan. Selain itu karat alam juga merupakan

bahan polimer yang sulit terdegradasi dialam, sehingga limbah karet alam tersebut akan

menumpuk di permukaan bumi.

Dalam mengatasi limbah produk karet alam, beberapa upaya telah dilakukan antara lain

pembakaran ataupun penimbunan, di mana hal ini menimbulkan masalah barukarena dengan

pembakaran (insenerasi) selain biayanya cukup mahal juga menghasilkan asap hitam yang

mengganggu pernafasan dan mengganggu kenyamanan. Sedangkan bila

ditimbun di dalam tanah, akan mengganggu masuknya unsur hara dan menghambat resapan

air kedalam tanah. Untuk mengantisipasi semakin menumpuknya limbah karet, saat ini

sedang dikembangkan bermacam-macam penelitian untuk menanggulangi limbah

tersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Pedoman Minimalisasi

Limbah

Limbah lateks pekat merupakan polutan yang potensial jika tidak  ditangani dengan baik.

Pengolahan limbah lateks untuk memenuhi persyaratan lingkungan semata akan

membutuhkan biaya yang cukup besar. Kini limbah lateks dapat dikonversi secara

mikrobiologis untuk menghasilkan berbagai produk yang bernilai tambah ekonomis tinggi

seperti: IAA (hormon tumbuhan), pupuk bio organik, dan biomassa mikroalga. Proses

biokonversi dapat dibuat berlangsung simultan dengan pengolahan

limbah,sehingga bisa mengurangi volume limbah dan sekaligus menghilangkan bau busuk.

Pupuk bio organik yang dihasilkan terbukti dapat menghemat sampai 50% pupuk kimia pada

tanaman pangan, tanaman perkebunan, serta tanaman penutup tanah

Perusahaan harus menyadari bahwa apabila limbah yang dihasilkan dibuang

kelinkungan sekitarnya akan mempengaruhi keseimbangan alam atau lingkungan hidup

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek dapat dirasakan oleh

masyarakat setempat secara langsung maupun secara tidak langsung yang membuat respon

negatif terhadap perusahaan dan jangka menengah dan panjang akan mempengaruhi

lingkungan yang lebih luas. Pengolahan limbah dapat dikelompokkan edalam pengolahan

dari sumbernya yang disebut sebagai proses produksi bersih, dan pengelolaan saat limbah

tersebut keluar dari proses produksi.1.pengolahan limbah dari sumbernya pengolahan limbah

Page 7: PENGOLAHAN LIMBAH KARET.doc

7

dapat dilakukan mulai dari sumber limbah itu dihasilkan, yaitudengan meminimalisasi limbah

yang dihasilkan, reuse, reycling. Dalam industri karet meminimalisasi limbah cair dapat

dilakukan dengan cara

a. Gudang penyimpanan bahan baku sebaiknya beratap dan air yang keluar dari bahan baku

berupa limbah dialirkan langsung ke IPAL 

b.limbah yang berasal dari pencucian awal koagulum dan pencacahan dimesin  Pre Beaker,

dan di  Hammer Mill dipisahkan saluran airnya serta diarahkan langsung ke IPAL.

c. Air limbah yang berasal dari proses di tahap ke dua atau ketiga di

creper,tngkat kualitas air tersebut masih dapat digunakan pencucian tanpa pengolahan.

d. Pemisahan dari saluran air limbah yang haus diolah terpisah dengan air limbah yang masih

dapat digunakan

e. Air yang keluar dari IPAL dapat digunakan kembali sebagai pencuci dilantai gudang bahan

baku.

IPAL

Dalam pengolahan limbah cair ini perlu diperhatikan menajemen pengolahan limbah di

perusahaan seperti di bawah ini

Pengolahan limbah pendahuluan

Pengolahan limbah pendahuluan  bertujuan untuk memisahkan zat atau unsur  padatan kasar 

yang ada dalam air limbah dengan cara penyaringan untuk meminimalisasi gangguan dalam

proses pengolahan limbah berikutnya. Proses pengolahan awal ini juga disebut sebagai

pengolahan proses fisika

a. penyaringan bertujuan untuk memisahkan pengotor yang berupa padatan kasar atau

serpihan yang terbawa oleh limbah cair. 

b.sedimentasi

sedimentasi adalah proses pemisahan padatan dari cairannya dengan caramengendapkan

secara gravitasi. Proses ini juga dapat memisahkan jenis padatan berupa flok hasil proses

kimiawi dan hasil proses biologi

c. netralisasi limbah cair industri pengolahan karet bersifat asam, maka proses penetralan

perludilakukan terlebih daulu sebelum pengolahan lanjutan.

d.EqualisasiPross equalisasi sangat dibutuhkan agar aliran relatif konstan dan kinerja proses

operasi pada sistem pengolahan meningkat.

Page 8: PENGOLAHAN LIMBAH KARET.doc

8

Pengolahan limbah lanjutan

dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu :

a.pengolahan secara kimiawi 

b.pengolahan secara sistim kolam/flokulasi (aerob atau anaerob)

c.pengolahan secara lumpur aktif (biologi)

d.pengolahan secara pemanenan ganggang

pengolahan secara kimia

a. koagulasi 

Proses koagulasi adalah perlakuan kimiawi terhadap limbah cair dengan

cara penambahan bahan elektrolit yang berlawanan muatan dengan koloid. Bahan kimia

yang bisa digunakan sebagai koagulan adalah tawas/ alum, fero sulfat, ferisulfat dan feri

khlorida. 

b. flokulasiflokulasi adalah proses pengadukan lambat dan terus meneris terhadap air

yangdikoagulasikan dengan tujuan membentuk flok.

Pengolahan secara biologi

Pengolahan secara sekunder juga disebut pengolahan secara biologi yang bertujuan untuk

mengirangi senyawa organik terlarut dalam air limbah.

Pengolahan secara kolam fakultatif 

Pabrik karet yang terletak di lokasi dengan ketersediaan lahan terbuka yang

masihluas seperti di PT Perkebunan atau perkebunan swasta besar, sistem kolam

aerobik/anaerobik yang dilanjutkan dengan kolam fakultatif dinilai merupakan sistem

penanganan limbah yang paling memadai.

a. Proses aerob 

bahan-bahan organik terlarut akan masuk ke dalam sel secara absorpsi, sedangkan yang

bersifat koloid masuk secara adsorpsi. Proses respirasi sel mengoksidasi

senyawa organik dan menghasilan senyawa fosfat yang digunakan sebagaisumber tenaga.

1. kolam stabilisasi 

Proses pengolahan limbah cair dengan cara

Page 9: PENGOLAHAN LIMBAH KARET.doc

9

kolam stabilisasi berdasarkan konsep pemurnian di alam . Proses biologis dapat terjadi secara

aerobik aerobik, fakultatif dan anaerobik. Lumpur-lumpur yang mengendap dan organik

terlarut yang berada di bagian bawah akan didegradasi oleh bakteri anaerobik menghasilkan

bahan-bahan anorganik dan komponen-komponen lain yang berbau.

2. kolam aerasi

kolam aerasi merupakan pengolahan degan sistem aerasi dimana pelarut anoksigen diperoleh

dari alat-alat mekanis. Alat-alat untuk aerasi ada yang di permukaan dan ada pula

ditempatkan di dalam air. Pada bagian akhir kolam aerasi harus dilengkapi dengan alat

pengendapan untuk pemisahan lumpur yang dihasilkan dari proses. 

b. Proses anaerob

Pada kolam anaerobik berlangsung serangkaian reaksi seperti hidrolisis senyawa

organik organik oleh enzym ekstraselular menjadi organik terlarut, reaksi

aeidogenesis terhadpa produk hidrolisis oleh bakteri fakultatif/obligat anaerob menjadi

molekul – molekul.

Pengolahan secara lumpur aktif 

Proses lumpur aktif banyak diterapkan karena mempunyai efisiensi pengolahanyang tinggi

dan lahan yang diperlukan tidak seluas seperti pengolahan sistem kolam.Biomassa lumpur

dlam tangki sedimentasi akan terpisah dan cairan sebagai endapan.Sebagian lumpur tersebut

didaur ulang dan sisanya dibuang.

Konsentrasi oksigen terlarut dalam proses lumpur aktif diperlukan untuk kehidupan

mikroorganisme yaitu untuk melakukan oksidasi sumber karbon (BOD) dan oksidasi

senyawa nitrogen (nitrifikasi)

Perlakuan lumpur

Lumpur yang dikeluarkan dari unit pengolahan limbah cair dibedakan atas lumpur  primer

dan lumpur sekunder. Lumpur primer berasal dari hasil perlakuan fsika atau kimia,

sedangkan lumpur sekunder berasal dari perlakuan biologi. Lumpur

sekunder umumnya masih memiliki kadar air yang cukup tinggi. Perlakuan ini dengan 

pengurangan kadar air dan meningkatkan kestabilan sifat lumpur menjadi lebih baik

agar  penanganan selanjutnya tidak menimbulkan permasalahan baru dalam lingkungana.

Page 10: PENGOLAHAN LIMBAH KARET.doc

10

Pemanfaatan sludge

Sludge merupakan padatan hasil pengolahan limbah cai yang perlu dilakukan penangannya

atau tempat penyimpanan. Sludge ini selain mengandung berbagai jenismikroorganisme juga

mengandung berbagai jenis senyawa organik yang tidak dapat

diuraikan oleh mikroorganisme. Lumpur yang dibiarkan di tempat terbuka tanpa penanganan

lebih lanjut berpotensi sebagai sumber pencemar. Pemanfaatan lumpur sebagai pupuk

tanaman merupakan salah satu alternatif yangdapat dilakukan sebagai upaya untuk

pengelolaan lingkungan. Pemanfaatan limbah lumpur sebagai pupuk juga harus

memperhatikan kondisi yang mendukung aktivitas mikroorganisme dalam proses melepaskan

nutrien yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman, yaitu kondisi lembab dan hangat, serta

kecukupan bahan makanannya. Meski berpotensi sebagai pupuk, namun ”sludge”

mempunyai berbagai sifat yang kurang baik.